Post on 13-Apr-2018
7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat
1/9
4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat
https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 1/9
RUMAH FILSAFAT
BERANDA BIODATA PENULIS KARYA-KARYA KAMI MENGAPA PERLU BELAJAR FILSAFAT?
MORALITAS ITU BERBAHAYA
zerobulletin.com
November 30, 2015 by Reza A.A Wattimena
KAMU ADALAH PENGUNGSI
Oleh Reza A.A Wattimena
Usiamu 29 tahun. Kamu punya
seorang istri, dan dua orang anak
kecil. Kamu punya pekerjaan yang
bagus di kota tempat tinggalmu.
Gajimu cukup. Kamu bisa menabung,
dan hidup dengan nyaman. Kamu
punya rumah kecil di pinggir kota.
Tiba-tiba, keadaan politik di
negaramu berubah. Dalam waktu
beberapa bulan, banyak tentara lalu lalang di depan rumahmu. Mereka
memaksamu untuk ikut berperang bersama mereka. Jika kamu tidak mau,
kamu akan ditembak. Salah seorang tetanggamu berani melawan mereka. Iaditembak. Mati.
Salah seorang tentara mengancam untuk memperkosa istrimu. Kamu tidak
merasa aman lagi di rumahmu sendiri. Daerah perumahanmu sudah nyaris
rata dengan tanah, karena dibom. Hampir tidak ada gedung yang utuh.
Kamumemutuskan untukmembawaseluruh keluargamu keluar kota,
kembali ke rumah orang tuamu di kota lain. Namun, rumah itu sudah tidak
ada. Orang tuamu juga sudah mati tertembak. Tidak ada mayat. Tidak ada
kabar.
Mereka bilang: Namun, para pengungsi itu punya banyak barang bagus.
Mereka punya Smartphone mewah! Baju mereka pun bagus-bagus!
Dalam keadaan panik, kamu dan keluargamu segera berkemas. Kamu
https://rumahfilsafat.com/https://rumahfilsafat.com/biodata/https://rumahfilsafat.com/karya-fakultas-filsafat-unika-widya-mandala-surabaya/https://rumahfilsafat.com/mengapa-kita-perlu-belajar-filsafat1/https://rumahfilsafat.com/https://rumahfilsafat.com/author/rezaantonius/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/https://rumahfilsafat.com/moralitas-itu-berbahaya/https://rumahfilsafat.com/mengapa-kita-perlu-belajar-filsafat1/https://rumahfilsafat.com/karya-fakultas-filsafat-unika-widya-mandala-surabaya/https://rumahfilsafat.com/biodata/https://rumahfilsafat.com/https://rumahfilsafat.com/7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat
2/9
4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat
https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 2/9
memasukan semua pakaian yang kiranya dibutuhkan untuk perjalanan. Apa
yang akan kamu bawa? Kamu mungkin tidak akan kembali ke tanah airmu
lagi. Bagaimana kamu bisa mendengar kabar dari mereka? Dengan terburu-
buru, kamu memasukkan smartphone yang kamu punya ke dalam tas. Kamu
uga membawa beberapa baju, beberapa makanan, dan boneka kesayangan
anakmu.
Mereka bilang: Para pengungsi itu punya banyak uang. Mereka bisa kabur
buktinya!
Kamu sudah tahu sebelumnya, bahwa krisis akan datang. Kamu menarik
semua uang yang kamu punya dari bank, dan menjual semua hartamu. Uang150 juta Rupiah pun terkumpul. Untuk bisa mengungsi ke negara lain, kamu
harus membayar 50 juta rupiah untuk satu kepala. Dengan sedikit
keberuntungan, kamu bisa pergi sebagai satu keluarga. Jika tidak, kamu
harus merelakan istrimu untuk pergi bersama kedua anakmu. Akhirnya,
semua uangmu habis. Yang ada hanya tas berisi pakaian. Kamu harus
berjalan kaki selama dua minggu untuk mencapai pelabuhan.
Perutmu lapar. Selama seminggu terakhir, kamu nyaris tidak makan.
Tubuhmu lemah. Tubuh istrimu pun juga lemah. Namun, setidaknya, kedua
anakmu mendapatkan cukup makan dan minum. Mereka terus menangis
sepanjang perjalanan. Kamu juga harus menggendong anakmu yang paling
kecil. Usianya baru 21 bulan. Dua minggu lagi, kamu akan tiba di pelabuhan.
Di malam yang gelap, kamu dan keluargamu masuk ke dalam kapal bersama
para pengungsi lainnya. Kamu beruntung, bahwa seluruh keluargamu bisa
pergi mengungsi. Kapal laut itu terlalu kecil, dan penumpang terlalu banyak.
Semoga ia tidak tenggelam. Orang-orang di sekitarmu berteriak dan
menangis.
Beberapa anak kecil sudah meninggal, karena kehausan. Mayat mereka
dibuang ke laut begitu saja. Istrimu duduk di pinggir kapal. Dia tidak makan
dan minum selama dua hari ini. Setelah beberapa waktu, kamu harus
berpisah dengan mereka. Istrimu dan anak tertuamu di satu kapal, dan kamu
bersama anak terkecilmu di kapal lain.
Kamu dipaksa untuk tetap diam sepanjang perjalanan, supaya kapalmu tidak
dicurigai tentara. Anak tertuamu mengerti. Namun, anak terkecilmu terus
7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat
3/9
4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat
https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 3/9
menangis. Para pengungsi lainnya tampak prihatin. Mereka meminta kamu
untuk menenangkan anakmu. Salah seorang dari mereka merebut anakmu
darimu, dan membuangnya ke laut. Kamu melompat untuk menyelamatkan
dia. Namun, cahaya terlalu gelap. Udara dan air terlalu dingin. Kamu tidak
bisa menemukannya. Kamu tidak akan pernah bisa melihat dia lagi. Padahal,
tiga bulan lagi, usianya dua tahun.
Mereka bilang: Tapi, para pengungsi itu hanya menjadi parasit disini! Mereka
mengemis, tanpa mau berusaha!
Sampai detik ini, kamu tidak tahu, kemana kamu akan pergi. Kamu duduk
sendiri. Istrimu dan anak tertuamu ada di kapal lain. Kamu beruntung,akhirnya, kamu bisa bertemu lagi dengan mereka. Istrimu hanya terdiam,
ketika kamu bercerita tentang anak terkecilmu. Anak tertuamu memeluk
boneka adiknya yang telah meninggal. Ia tampak membeku
Akhirnya, kamu tiba di daratan. Tempat ini disebut kamp pengungsi darurat.
Orang-orang dengan berbahasa asing berteriak mengatur keadaan. Ada 500
tempat tidur yang saling berdempetan satu sama lain.
Lebih dari tiga hari, kamu tidak makan dan minum. Tubuhmu lemas. Kamu
berharap untuk mati saja. Lalu, kamu melihat istri dan anakmu. Kamu
memeluk mereka ke dalam dekapanmu. Kamu tertidur bersama mereka.
Mereka bilang: Mereka sudah enak hidupnya disini. Tidak perlu kerja, tapi
dapat makan! Mereka harus merasa bahagia!
Esok paginya, kamu mendapat makan dan minumnya untuk pertama kalinya
setelah beberapa hari. Kamu memeriksa teleponmu, menantikan kabar dari
keluargamu di tanah air. Tidak ada kabar apapun.
Segerombolan orang datang dan berteriak, Kembali ke rumahmu! Kamu
tidak diinginkan disini!
Kamu adalah pengungsi
Jutaan pengungsi dari Suriah dan beragam negara di Timur Tengah lainnya
mengalami nasib semacam ini setiap harinya. Apakah kita sudah membantu?
Dimana Indonesia? Dimana Arab Saudi? Dimana Qatar? Dimana negara-
7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat
4/9
4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat
https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 4/9
negara tetangga di Timur Tengah yang mengaku beragama dan beriman?
Bukankah kita seharusnya saling membantu? Mau berapa mayat lagi dibuang
di laut? Mau berapa anak kecil dan orang tak bersalah lagi yang harus jadi
korban?
Diolah dari tulisan Faz Ali dan John Vibes dari media independen
TrueActivist.com
Bagikan ini:
Twitter Surat elektronik Cetak Facebook Google LinkedIn
Suka
8 bloggermenyukai ini.
Terkait
Ikuti
Ikuti Rumah
Filsafat
Kirimkan setiap pos baruke Kotak
Masuk Anda.
Bergabunglah dengan 1.665pengikut lainnya
Masukkan alamat email Anda
http://en.gravatar.com/chynthiarizkyhttp://en.gravatar.com/kelanalanahttp://en.gravatar.com/hikmahyahyahttp://en.gravatar.com/fathonymuhammadhttp://en.gravatar.com/fadelismehttps://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=twitter&nb=1https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=email&nb=1http://void%280%29/http://en.gravatar.com/dinangultomhttp://en.gravatar.com/arnoldprashttp://en.gravatar.com/ryssaydhttp://en.gravatar.com/fadelismehttp://en.gravatar.com/fathonymuhammadhttp://en.gravatar.com/hikmahyahyahttp://en.gravatar.com/kelanalanahttp://en.gravatar.com/chynthiarizkyhttps://wordpress.com/about-these-ads/https://googleads.g.doubleclick.net/aclk?sa=L&ai=BG8FyHuYcV7OvDIyaoAPxtIuQC-CtxoQIAAAAEAEgADgAWMDczM2_AmDp0uODjA6CARdjYS1wdWItMzQ0MzkxODMwNzgwMjY3NrIBEXJ1bWFoZmlsc2FmYXQuY29tugEJZ2ZwX2ltYWdlyAEC2gE7aHR0cHM6Ly9ydW1haGZpbHNhZmF0LmNvbS8yMDE1LzExLzMwL2thbXUtYWRhbGFoLXBlbmd1bmdzaS_AAgLgAgDqAhMvOTI0MDc5Mi9ob3VzZV9tcmVj-ALw0R6QA_QImAOsAqgDAcgDmQTQBJBO4AQB0gUFEODtzlGQBgGgBhTYBwHgBws&num=0&cid=CAASEuRopVAfMF-WWy_y0g5fbVD4zA&sig=AOD64_1B-Uo21CYI1WDejKpyLNHAWUGs-Q&client=ca-pub-3443918307802676&adurl=https://wordpress.com/create%3Futm_campaign%3Dhouseads%26utm_source%3Dcreate-website_passion_mrec_en.pnghttps://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=linkedin&nb=1https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=google-plus-1&nb=1https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=facebook&nb=1https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=email&nb=1https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=twitter&nb=17/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat
5/9
4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat
https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 5/9
ADU DOMBA RAINER FORST DAN HAK
ATAS JUSTIFIKASI
4 THOUGHTS ON KAMU ADALAH PENGUNGSI
Langkah Manusiaberkata:
Desember 2, 2015 pukul 10.16
Rasanya berhenti bernafas,setelah baca tulisan iniam i a human with valeuless,meaningless to let this
misery goes by?
Balas
Reza A.A Wattimenaberkata:
Desember 2, 2015 pukul 10.16
Kita hanya bisa membantu sesuai dengan kemampuan kita, sambil berusaha mencegah hal yangsama terulang lagi, minimal di tempat kita tinggal sekarang ini
Balas
Dinan Gultomberkata:Januari 26, 2016 pukul 10.16
suka bgt bang tulisan2nya
Balas
This entry was tagged pengungsi, politik. Bookmark the permalink.
Para Pengungsi dan Manusia
Politis
Empati, Kemanakah Dirimu? Antara Kita dan Dunia
Daftarkan saya
Buatsitus dengan WordPress.com
https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?replytocom=4803#respondhttps://id.wordpress.com/?ref=lofhttps://rumahfilsafat.com/2014/01/25/antara-kita-dan-dunia/https://rumahfilsafat.com/2013/09/28/empati-kemanakah-dirimu/https://rumahfilsafat.com/2012/06/08/para-pengungsi-dan-manusia-politis/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/https://rumahfilsafat.com/tag/politik/https://rumahfilsafat.com/tag/pengungsi/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?replytocom=4949#respondhttps://dinangultomjr.wordpress.com/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?replytocom=4803#respondhttp://rumahfilsafat.com/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?replytocom=4802#respondhttp://langkahmanusia.wordpress.com/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?like_comment=4949&_wpnonce=bf8061a138https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?like_comment=4803&_wpnonce=cdbab7930bhttps://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?like_comment=4802&_wpnonce=8dce9203dahttps://rumahfilsafat.com/2015/12/05/rainer-forst-dan-hak-atas-justifikasi/https://rumahfilsafat.com/2015/11/28/logika-adu-domba-dan-sikap-kritis-kita/7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat
6/9
4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat
https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 6/9
Reza A.A Wattimenaberkata:
Januari 26, 2016 pukul 10.16
terima kasih. Salam kenal
Balas
BERIKAN BALASAN
IKUTI RUMAH FILSAFAT
Enter your email address
to follow this blog and
receive notifications of
new posts by email.
Bergabunglah dengan
1.665 pengikut lainnya
Masukkan alamat email
Follow
Cari
TULISAN LAMA
Pilih Bulan
TULISAN-TULISAN
TERAKHIR
Supir Taksi, Globalisasidan Pencarian Identitas
yang Sejati
Ketikkan komentar di sini...
https://rumahfilsafat.com/2016/04/21/supir-taksi-globalisasi-dan-pencarian-identitas-yang-sejati/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?replytocom=4950#respondhttp://rumahfilsafat.com/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?like_comment=4950&_wpnonce=2f83c52ad27/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat
7/9
4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat
https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 7/9
Pikiran dan Pencerahan
Mencipta Masyarakat
Terbuka
Dunia Macam Apa?
Mengurai Epistemologi
Koruptor
Supir Taksi, Globalisasidan Rekonsiliasi?
Tentang Prioritas
Jalan Hidup Zen
Ketika Tersesat
Kota dan Ilusinya
Aku Berpikir, Maka
Aku Menderita
Buku Filsafat Terbaru:
Tentang Manusia
Paradoks Kejernihan
Menggoyang Akal,
Menggapai Intuisi
Mengapa Kita Tidak
Perlu Belajar Filsafat?
Rumah
Filsafat dan
Kemandirian Berpikir
Penderitaan dan
Peradaban
Karya Filsafat: Zwischen
kollektivem Gedchtnis,
Anerkennung
und Vershnung
PencerahanParadoks Perdamaian
Berpikir itu Bermimpi
Filsafat Manajemen
Bisnis
Antara Hidup, Kejernihan
dan Keputusan
Kematian dan
KesalahpahamanRainer Forst dan Hak
atas Justifikasi
Kamu adalah
Pengungsi
Adu Domba
Mendidik Dendam
Paris
Otak, Neuroplastisitasdan Hidup Kita
Demokrasi, Sebuah
https://rumahfilsafat.com/2015/11/08/demokrasi-sebuah-refleksi/https://rumahfilsafat.com/2015/11/12/otak-neuroplastisitas-dan-hidup-kita/https://rumahfilsafat.com/2015/11/14/paris/https://rumahfilsafat.com/2015/11/21/mendidik-dendam/https://rumahfilsafat.com/2015/11/28/logika-adu-domba-dan-sikap-kritis-kita/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/https://rumahfilsafat.com/2015/12/05/rainer-forst-dan-hak-atas-justifikasi/https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematian-dan-kesalahpahaman/https://rumahfilsafat.com/2015/12/19/antara-hidup-kejernihan-dan-keputusan/https://rumahfilsafat.com/2015/12/26/filsafat-manajemen-bisnis/https://rumahfilsafat.com/2015/12/27/berpikir-itu-bermimpi/https://rumahfilsafat.com/2016/01/03/paradoks-perdamaian/https://rumahfilsafat.com/2016/01/10/pencerahan/https://rumahfilsafat.com/2016/01/14/karya-filsafat-zwischen-kollektivem-gedachtnis-anerkennung-und-versohnung/https://rumahfilsafat.com/2016/01/16/penderitaan-dan-peradaban/https://rumahfilsafat.com/2016/01/23/filsafat-dan-kemandirian-berpikir/https://rumahfilsafat.com/2016/01/29/rumah/https://rumahfilsafat.com/2016/02/06/mengapa-kita-tidak-perlu-belajar-filsafat-2/https://rumahfilsafat.com/2016/02/13/menggoyang-akal-menggapai-intuisi/https://rumahfilsafat.com/2016/02/13/paradoks-kejernihan/https://rumahfilsafat.com/2016/02/15/buku-filsafat-terbaru-tentang-manusia/https://rumahfilsafat.com/2016/02/20/3895/https://rumahfilsafat.com/2016/02/27/kota-dan-ilusinya/https://rumahfilsafat.com/2016/03/06/ketika-tersesat/https://rumahfilsafat.com/2016/03/11/jalan-hidup-zen/https://rumahfilsafat.com/2016/03/20/tentang-prioritas/https://rumahfilsafat.com/2016/03/24/supir-taksi-globalisasi-dan-rekonsiliasi/https://rumahfilsafat.com/2016/03/31/mengurai-epistemologi-koruptor/https://rumahfilsafat.com/2016/04/07/dunia-macam-apa/https://rumahfilsafat.com/2016/04/14/mencipta-masyarakat-terbuka/https://rumahfilsafat.com/2016/04/19/pikiran-dan-pencerahan/7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat
8/9
4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat
https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 8/9
Refleksi
Buku Filsafat Terbaru:
Bahagia, Kenapa Tidak?
Dua Sayap Pendidikan
Kita Sudah Lelah
Apa Yang Terpenting?
Kebohongan, Media
dan Propaganda
Pendidikan dan
Kemajuan Ekonomi
Hubungan yang
Memisahkan
Kejahatan dari Kebaikan
Melampaui Dogmatisme
Tiga Buku
Filsafat Terbaru
Taoisme dan Zen: Dasar
Filsafat Timur
Teknologi, Ekonomi
dan Ekologi
Penjajahan Mainstream
Zen: Substansi Manusia
dan Alam Semesta
Filsafat Politik sebagai
Filsafat Kesadaran
Mengapa Indonesia
Miskin?
Akar dari
Segala Kecanduan
Zen dalam Lukisan, Puisi
dan Bela DiriSekali Lagi: Tentang
Pikiran Manusia
Omong Kosong
Ciri dan Gerak
Pikiran Manusia
Rasa Takut
Satu Paket?
Agama, Alam dan Alat
Zen dan Keadaan
Alamiah Manusia
Zen dan Filsafat
Kenyataan dan Moralitas
Zen: Antara Kekosongan
dan Kebebasan
Dekonstruksi dan
Kebenaran
Filsafat sebagai
Terapi Depresi
https://rumahfilsafat.com/2015/05/20/filsafat-sebagai-terapi-depresi/https://rumahfilsafat.com/2015/05/26/dekonstruksi-dan-kebenaran/https://rumahfilsafat.com/2015/05/28/zen-antara-kekosongan-dan-kebebasan/https://rumahfilsafat.com/2015/06/06/kenyataan-dan-moralitas/https://rumahfilsafat.com/2015/06/09/zen-dan-filsafat/https://rumahfilsafat.com/2015/06/22/zen-dan-keadaan-alamiah-manusia/https://rumahfilsafat.com/2015/06/25/agama-alam-dan-alat/https://rumahfilsafat.com/2015/06/27/satu-paket-sengsara-membawa-nikmat-dan-sebaliknya/https://rumahfilsafat.com/2015/06/28/rasa-takut/https://rumahfilsafat.com/2015/07/18/ciri-dan-gerak-pikiran-manusia/https://rumahfilsafat.com/2015/07/25/omong-kosong/https://rumahfilsafat.com/2015/08/01/sekali-lagi-tentang-pikiran-manusia/https://rumahfilsafat.com/2015/08/07/zen-dalam-lukisan-puisi-dan-bela-diri/https://rumahfilsafat.com/2015/08/08/akar-dari-segala-kecanduan/https://rumahfilsafat.com/2015/08/16/mengapa-indonesia-miskin/https://rumahfilsafat.com/2015/08/22/filsafat-politik-sebagai-filsafat-kesadaran/https://rumahfilsafat.com/2015/08/27/zen-substansi-manusia-dan-alam-semesta/https://rumahfilsafat.com/2015/08/30/penjajahan-mainstream/https://rumahfilsafat.com/2015/09/05/teknologi-ekonomi-dan-ekologi/https://rumahfilsafat.com/2015/09/06/taoisme-dan-zen-dasar-filsafat-timur/https://rumahfilsafat.com/2015/09/11/tiga-buku-filsafat-terbaru/https://rumahfilsafat.com/2015/09/12/melampaui-dogmatisme/https://rumahfilsafat.com/2015/09/20/kejahatan-dari-kebaikan/https://rumahfilsafat.com/2015/09/26/hubungan-yang-memisahkan/https://rumahfilsafat.com/2015/10/01/pendidikan-dan-kemajuan-ekonomi/https://rumahfilsafat.com/2015/10/08/kebohongan-media-dan-propaganda/https://rumahfilsafat.com/2015/10/17/apa-yang-terpenting/https://rumahfilsafat.com/2015/10/24/kita-sudah-lelah/https://rumahfilsafat.com/2015/10/30/3579/https://rumahfilsafat.com/2015/11/04/buku-filsafat-terbaru-bahagia-kenapa-tidak/https://rumahfilsafat.com/2015/11/08/demokrasi-sebuah-refleksi/7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat
9/9
4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat
Media, Citra dan Realita
Tentang Keputusan
Apa yang
Sesungguhnya Ada
Menyamaratakan
Ilmu Pengetahuan dan
Tantangan Global
Tetralema
Kebebasan
Berpendapat, dan
Kebebasan
dari Pendapat
Buku Baru: Matamatika,
Taktik Menemukan
Karakterdalam Matematika
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.Tema Untitled.
https://wordpress.com/themes/untitled/https://id.wordpress.com/?ref=footer_websitehttps://rumahfilsafat.com/2015/04/01/buku-baru-matamatika-taktik-menemukan-karakter-dalam-matematika/https://rumahfilsafat.com/2015/04/04/kebebasan-berpendapat-dan-kebebasan-dari-pendapat/https://rumahfilsafat.com/2015/04/12/tetralema/https://rumahfilsafat.com/2015/04/19/ilmu-pengetahuan-dan-tantangan-global/https://rumahfilsafat.com/2015/04/27/menyamaratakan/https://rumahfilsafat.com/2015/05/02/apa-yang-sesungguhnya-ada/https://rumahfilsafat.com/2015/05/12/tentang-keputusan/https://rumahfilsafat.com/2015/05/14/media-citra-dan-realita/