Kamu Adalah Pengungsi… _ Rumah Filsafat

Post on 13-Apr-2018

224 views 0 download

Transcript of Kamu Adalah Pengungsi… _ Rumah Filsafat

  • 7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat

    1/9

    4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat

    https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 1/9

    RUMAH FILSAFAT

    BERANDA BIODATA PENULIS KARYA-KARYA KAMI MENGAPA PERLU BELAJAR FILSAFAT?

    MORALITAS ITU BERBAHAYA

    zerobulletin.com

    November 30, 2015 by Reza A.A Wattimena

    KAMU ADALAH PENGUNGSI

    Oleh Reza A.A Wattimena

    Usiamu 29 tahun. Kamu punya

    seorang istri, dan dua orang anak

    kecil. Kamu punya pekerjaan yang

    bagus di kota tempat tinggalmu.

    Gajimu cukup. Kamu bisa menabung,

    dan hidup dengan nyaman. Kamu

    punya rumah kecil di pinggir kota.

    Tiba-tiba, keadaan politik di

    negaramu berubah. Dalam waktu

    beberapa bulan, banyak tentara lalu lalang di depan rumahmu. Mereka

    memaksamu untuk ikut berperang bersama mereka. Jika kamu tidak mau,

    kamu akan ditembak. Salah seorang tetanggamu berani melawan mereka. Iaditembak. Mati.

    Salah seorang tentara mengancam untuk memperkosa istrimu. Kamu tidak

    merasa aman lagi di rumahmu sendiri. Daerah perumahanmu sudah nyaris

    rata dengan tanah, karena dibom. Hampir tidak ada gedung yang utuh.

    Kamumemutuskan untukmembawaseluruh keluargamu keluar kota,

    kembali ke rumah orang tuamu di kota lain. Namun, rumah itu sudah tidak

    ada. Orang tuamu juga sudah mati tertembak. Tidak ada mayat. Tidak ada

    kabar.

    Mereka bilang: Namun, para pengungsi itu punya banyak barang bagus.

    Mereka punya Smartphone mewah! Baju mereka pun bagus-bagus!

    Dalam keadaan panik, kamu dan keluargamu segera berkemas. Kamu

    https://rumahfilsafat.com/https://rumahfilsafat.com/biodata/https://rumahfilsafat.com/karya-fakultas-filsafat-unika-widya-mandala-surabaya/https://rumahfilsafat.com/mengapa-kita-perlu-belajar-filsafat1/https://rumahfilsafat.com/https://rumahfilsafat.com/author/rezaantonius/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/https://rumahfilsafat.com/moralitas-itu-berbahaya/https://rumahfilsafat.com/mengapa-kita-perlu-belajar-filsafat1/https://rumahfilsafat.com/karya-fakultas-filsafat-unika-widya-mandala-surabaya/https://rumahfilsafat.com/biodata/https://rumahfilsafat.com/https://rumahfilsafat.com/
  • 7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat

    2/9

    4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat

    https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 2/9

    memasukan semua pakaian yang kiranya dibutuhkan untuk perjalanan. Apa

    yang akan kamu bawa? Kamu mungkin tidak akan kembali ke tanah airmu

    lagi. Bagaimana kamu bisa mendengar kabar dari mereka? Dengan terburu-

    buru, kamu memasukkan smartphone yang kamu punya ke dalam tas. Kamu

    uga membawa beberapa baju, beberapa makanan, dan boneka kesayangan

    anakmu.

    Mereka bilang: Para pengungsi itu punya banyak uang. Mereka bisa kabur

    buktinya!

    Kamu sudah tahu sebelumnya, bahwa krisis akan datang. Kamu menarik

    semua uang yang kamu punya dari bank, dan menjual semua hartamu. Uang150 juta Rupiah pun terkumpul. Untuk bisa mengungsi ke negara lain, kamu

    harus membayar 50 juta rupiah untuk satu kepala. Dengan sedikit

    keberuntungan, kamu bisa pergi sebagai satu keluarga. Jika tidak, kamu

    harus merelakan istrimu untuk pergi bersama kedua anakmu. Akhirnya,

    semua uangmu habis. Yang ada hanya tas berisi pakaian. Kamu harus

    berjalan kaki selama dua minggu untuk mencapai pelabuhan.

    Perutmu lapar. Selama seminggu terakhir, kamu nyaris tidak makan.

    Tubuhmu lemah. Tubuh istrimu pun juga lemah. Namun, setidaknya, kedua

    anakmu mendapatkan cukup makan dan minum. Mereka terus menangis

    sepanjang perjalanan. Kamu juga harus menggendong anakmu yang paling

    kecil. Usianya baru 21 bulan. Dua minggu lagi, kamu akan tiba di pelabuhan.

    Di malam yang gelap, kamu dan keluargamu masuk ke dalam kapal bersama

    para pengungsi lainnya. Kamu beruntung, bahwa seluruh keluargamu bisa

    pergi mengungsi. Kapal laut itu terlalu kecil, dan penumpang terlalu banyak.

    Semoga ia tidak tenggelam. Orang-orang di sekitarmu berteriak dan

    menangis.

    Beberapa anak kecil sudah meninggal, karena kehausan. Mayat mereka

    dibuang ke laut begitu saja. Istrimu duduk di pinggir kapal. Dia tidak makan

    dan minum selama dua hari ini. Setelah beberapa waktu, kamu harus

    berpisah dengan mereka. Istrimu dan anak tertuamu di satu kapal, dan kamu

    bersama anak terkecilmu di kapal lain.

    Kamu dipaksa untuk tetap diam sepanjang perjalanan, supaya kapalmu tidak

    dicurigai tentara. Anak tertuamu mengerti. Namun, anak terkecilmu terus

  • 7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat

    3/9

    4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat

    https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 3/9

    menangis. Para pengungsi lainnya tampak prihatin. Mereka meminta kamu

    untuk menenangkan anakmu. Salah seorang dari mereka merebut anakmu

    darimu, dan membuangnya ke laut. Kamu melompat untuk menyelamatkan

    dia. Namun, cahaya terlalu gelap. Udara dan air terlalu dingin. Kamu tidak

    bisa menemukannya. Kamu tidak akan pernah bisa melihat dia lagi. Padahal,

    tiga bulan lagi, usianya dua tahun.

    Mereka bilang: Tapi, para pengungsi itu hanya menjadi parasit disini! Mereka

    mengemis, tanpa mau berusaha!

    Sampai detik ini, kamu tidak tahu, kemana kamu akan pergi. Kamu duduk

    sendiri. Istrimu dan anak tertuamu ada di kapal lain. Kamu beruntung,akhirnya, kamu bisa bertemu lagi dengan mereka. Istrimu hanya terdiam,

    ketika kamu bercerita tentang anak terkecilmu. Anak tertuamu memeluk

    boneka adiknya yang telah meninggal. Ia tampak membeku

    Akhirnya, kamu tiba di daratan. Tempat ini disebut kamp pengungsi darurat.

    Orang-orang dengan berbahasa asing berteriak mengatur keadaan. Ada 500

    tempat tidur yang saling berdempetan satu sama lain.

    Lebih dari tiga hari, kamu tidak makan dan minum. Tubuhmu lemas. Kamu

    berharap untuk mati saja. Lalu, kamu melihat istri dan anakmu. Kamu

    memeluk mereka ke dalam dekapanmu. Kamu tertidur bersama mereka.

    Mereka bilang: Mereka sudah enak hidupnya disini. Tidak perlu kerja, tapi

    dapat makan! Mereka harus merasa bahagia!

    Esok paginya, kamu mendapat makan dan minumnya untuk pertama kalinya

    setelah beberapa hari. Kamu memeriksa teleponmu, menantikan kabar dari

    keluargamu di tanah air. Tidak ada kabar apapun.

    Segerombolan orang datang dan berteriak, Kembali ke rumahmu! Kamu

    tidak diinginkan disini!

    Kamu adalah pengungsi

    Jutaan pengungsi dari Suriah dan beragam negara di Timur Tengah lainnya

    mengalami nasib semacam ini setiap harinya. Apakah kita sudah membantu?

    Dimana Indonesia? Dimana Arab Saudi? Dimana Qatar? Dimana negara-

  • 7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat

    4/9

    4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat

    https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 4/9

    negara tetangga di Timur Tengah yang mengaku beragama dan beriman?

    Bukankah kita seharusnya saling membantu? Mau berapa mayat lagi dibuang

    di laut? Mau berapa anak kecil dan orang tak bersalah lagi yang harus jadi

    korban?

    Diolah dari tulisan Faz Ali dan John Vibes dari media independen

    TrueActivist.com

    Bagikan ini:

    Twitter Surat elektronik Cetak Facebook Google LinkedIn

    Suka

    8 bloggermenyukai ini.

    Terkait

    Ikuti

    Ikuti Rumah

    Filsafat

    Kirimkan setiap pos baruke Kotak

    Masuk Anda.

    Bergabunglah dengan 1.665pengikut lainnya

    Masukkan alamat email Anda

    http://en.gravatar.com/chynthiarizkyhttp://en.gravatar.com/kelanalanahttp://en.gravatar.com/hikmahyahyahttp://en.gravatar.com/fathonymuhammadhttp://en.gravatar.com/fadelismehttps://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=twitter&nb=1https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=email&nb=1http://void%280%29/http://en.gravatar.com/dinangultomhttp://en.gravatar.com/arnoldprashttp://en.gravatar.com/ryssaydhttp://en.gravatar.com/fadelismehttp://en.gravatar.com/fathonymuhammadhttp://en.gravatar.com/hikmahyahyahttp://en.gravatar.com/kelanalanahttp://en.gravatar.com/chynthiarizkyhttps://wordpress.com/about-these-ads/https://googleads.g.doubleclick.net/aclk?sa=L&ai=BG8FyHuYcV7OvDIyaoAPxtIuQC-CtxoQIAAAAEAEgADgAWMDczM2_AmDp0uODjA6CARdjYS1wdWItMzQ0MzkxODMwNzgwMjY3NrIBEXJ1bWFoZmlsc2FmYXQuY29tugEJZ2ZwX2ltYWdlyAEC2gE7aHR0cHM6Ly9ydW1haGZpbHNhZmF0LmNvbS8yMDE1LzExLzMwL2thbXUtYWRhbGFoLXBlbmd1bmdzaS_AAgLgAgDqAhMvOTI0MDc5Mi9ob3VzZV9tcmVj-ALw0R6QA_QImAOsAqgDAcgDmQTQBJBO4AQB0gUFEODtzlGQBgGgBhTYBwHgBws&num=0&cid=CAASEuRopVAfMF-WWy_y0g5fbVD4zA&sig=AOD64_1B-Uo21CYI1WDejKpyLNHAWUGs-Q&client=ca-pub-3443918307802676&adurl=https://wordpress.com/create%3Futm_campaign%3Dhouseads%26utm_source%3Dcreate-website_passion_mrec_en.pnghttps://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=linkedin&nb=1https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=google-plus-1&nb=1https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=facebook&nb=1https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=email&nb=1https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?share=twitter&nb=1
  • 7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat

    5/9

    4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat

    https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 5/9

    ADU DOMBA RAINER FORST DAN HAK

    ATAS JUSTIFIKASI

    4 THOUGHTS ON KAMU ADALAH PENGUNGSI

    Langkah Manusiaberkata:

    Desember 2, 2015 pukul 10.16

    Rasanya berhenti bernafas,setelah baca tulisan iniam i a human with valeuless,meaningless to let this

    misery goes by?

    Balas

    Reza A.A Wattimenaberkata:

    Desember 2, 2015 pukul 10.16

    Kita hanya bisa membantu sesuai dengan kemampuan kita, sambil berusaha mencegah hal yangsama terulang lagi, minimal di tempat kita tinggal sekarang ini

    Balas

    Dinan Gultomberkata:Januari 26, 2016 pukul 10.16

    suka bgt bang tulisan2nya

    Balas

    This entry was tagged pengungsi, politik. Bookmark the permalink.

    Para Pengungsi dan Manusia

    Politis

    Empati, Kemanakah Dirimu? Antara Kita dan Dunia

    Daftarkan saya

    Buatsitus dengan WordPress.com

    https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?replytocom=4803#respondhttps://id.wordpress.com/?ref=lofhttps://rumahfilsafat.com/2014/01/25/antara-kita-dan-dunia/https://rumahfilsafat.com/2013/09/28/empati-kemanakah-dirimu/https://rumahfilsafat.com/2012/06/08/para-pengungsi-dan-manusia-politis/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/https://rumahfilsafat.com/tag/politik/https://rumahfilsafat.com/tag/pengungsi/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?replytocom=4949#respondhttps://dinangultomjr.wordpress.com/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?replytocom=4803#respondhttp://rumahfilsafat.com/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?replytocom=4802#respondhttp://langkahmanusia.wordpress.com/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?like_comment=4949&_wpnonce=bf8061a138https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?like_comment=4803&_wpnonce=cdbab7930bhttps://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?like_comment=4802&_wpnonce=8dce9203dahttps://rumahfilsafat.com/2015/12/05/rainer-forst-dan-hak-atas-justifikasi/https://rumahfilsafat.com/2015/11/28/logika-adu-domba-dan-sikap-kritis-kita/
  • 7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat

    6/9

    4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat

    https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 6/9

    Reza A.A Wattimenaberkata:

    Januari 26, 2016 pukul 10.16

    terima kasih. Salam kenal

    Balas

    BERIKAN BALASAN

    IKUTI RUMAH FILSAFAT

    Enter your email address

    to follow this blog and

    receive notifications of

    new posts by email.

    Bergabunglah dengan

    1.665 pengikut lainnya

    Masukkan alamat email

    Follow

    Cari

    TULISAN LAMA

    Pilih Bulan

    TULISAN-TULISAN

    TERAKHIR

    Supir Taksi, Globalisasidan Pencarian Identitas

    yang Sejati

    Ketikkan komentar di sini...

    https://rumahfilsafat.com/2016/04/21/supir-taksi-globalisasi-dan-pencarian-identitas-yang-sejati/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?replytocom=4950#respondhttp://rumahfilsafat.com/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/?like_comment=4950&_wpnonce=2f83c52ad2
  • 7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat

    7/9

    4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat

    https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 7/9

    Pikiran dan Pencerahan

    Mencipta Masyarakat

    Terbuka

    Dunia Macam Apa?

    Mengurai Epistemologi

    Koruptor

    Supir Taksi, Globalisasidan Rekonsiliasi?

    Tentang Prioritas

    Jalan Hidup Zen

    Ketika Tersesat

    Kota dan Ilusinya

    Aku Berpikir, Maka

    Aku Menderita

    Buku Filsafat Terbaru:

    Tentang Manusia

    Paradoks Kejernihan

    Menggoyang Akal,

    Menggapai Intuisi

    Mengapa Kita Tidak

    Perlu Belajar Filsafat?

    Rumah

    Filsafat dan

    Kemandirian Berpikir

    Penderitaan dan

    Peradaban

    Karya Filsafat: Zwischen

    kollektivem Gedchtnis,

    Anerkennung

    und Vershnung

    PencerahanParadoks Perdamaian

    Berpikir itu Bermimpi

    Filsafat Manajemen

    Bisnis

    Antara Hidup, Kejernihan

    dan Keputusan

    Kematian dan

    KesalahpahamanRainer Forst dan Hak

    atas Justifikasi

    Kamu adalah

    Pengungsi

    Adu Domba

    Mendidik Dendam

    Paris

    Otak, Neuroplastisitasdan Hidup Kita

    Demokrasi, Sebuah

    https://rumahfilsafat.com/2015/11/08/demokrasi-sebuah-refleksi/https://rumahfilsafat.com/2015/11/12/otak-neuroplastisitas-dan-hidup-kita/https://rumahfilsafat.com/2015/11/14/paris/https://rumahfilsafat.com/2015/11/21/mendidik-dendam/https://rumahfilsafat.com/2015/11/28/logika-adu-domba-dan-sikap-kritis-kita/https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/https://rumahfilsafat.com/2015/12/05/rainer-forst-dan-hak-atas-justifikasi/https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematian-dan-kesalahpahaman/https://rumahfilsafat.com/2015/12/19/antara-hidup-kejernihan-dan-keputusan/https://rumahfilsafat.com/2015/12/26/filsafat-manajemen-bisnis/https://rumahfilsafat.com/2015/12/27/berpikir-itu-bermimpi/https://rumahfilsafat.com/2016/01/03/paradoks-perdamaian/https://rumahfilsafat.com/2016/01/10/pencerahan/https://rumahfilsafat.com/2016/01/14/karya-filsafat-zwischen-kollektivem-gedachtnis-anerkennung-und-versohnung/https://rumahfilsafat.com/2016/01/16/penderitaan-dan-peradaban/https://rumahfilsafat.com/2016/01/23/filsafat-dan-kemandirian-berpikir/https://rumahfilsafat.com/2016/01/29/rumah/https://rumahfilsafat.com/2016/02/06/mengapa-kita-tidak-perlu-belajar-filsafat-2/https://rumahfilsafat.com/2016/02/13/menggoyang-akal-menggapai-intuisi/https://rumahfilsafat.com/2016/02/13/paradoks-kejernihan/https://rumahfilsafat.com/2016/02/15/buku-filsafat-terbaru-tentang-manusia/https://rumahfilsafat.com/2016/02/20/3895/https://rumahfilsafat.com/2016/02/27/kota-dan-ilusinya/https://rumahfilsafat.com/2016/03/06/ketika-tersesat/https://rumahfilsafat.com/2016/03/11/jalan-hidup-zen/https://rumahfilsafat.com/2016/03/20/tentang-prioritas/https://rumahfilsafat.com/2016/03/24/supir-taksi-globalisasi-dan-rekonsiliasi/https://rumahfilsafat.com/2016/03/31/mengurai-epistemologi-koruptor/https://rumahfilsafat.com/2016/04/07/dunia-macam-apa/https://rumahfilsafat.com/2016/04/14/mencipta-masyarakat-terbuka/https://rumahfilsafat.com/2016/04/19/pikiran-dan-pencerahan/
  • 7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat

    8/9

    4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat

    https://rumahfilsafat.com/2015/11/30/kamu-adalah-pengungsi/ 8/9

    Refleksi

    Buku Filsafat Terbaru:

    Bahagia, Kenapa Tidak?

    Dua Sayap Pendidikan

    Kita Sudah Lelah

    Apa Yang Terpenting?

    Kebohongan, Media

    dan Propaganda

    Pendidikan dan

    Kemajuan Ekonomi

    Hubungan yang

    Memisahkan

    Kejahatan dari Kebaikan

    Melampaui Dogmatisme

    Tiga Buku

    Filsafat Terbaru

    Taoisme dan Zen: Dasar

    Filsafat Timur

    Teknologi, Ekonomi

    dan Ekologi

    Penjajahan Mainstream

    Zen: Substansi Manusia

    dan Alam Semesta

    Filsafat Politik sebagai

    Filsafat Kesadaran

    Mengapa Indonesia

    Miskin?

    Akar dari

    Segala Kecanduan

    Zen dalam Lukisan, Puisi

    dan Bela DiriSekali Lagi: Tentang

    Pikiran Manusia

    Omong Kosong

    Ciri dan Gerak

    Pikiran Manusia

    Rasa Takut

    Satu Paket?

    Agama, Alam dan Alat

    Zen dan Keadaan

    Alamiah Manusia

    Zen dan Filsafat

    Kenyataan dan Moralitas

    Zen: Antara Kekosongan

    dan Kebebasan

    Dekonstruksi dan

    Kebenaran

    Filsafat sebagai

    Terapi Depresi

    https://rumahfilsafat.com/2015/05/20/filsafat-sebagai-terapi-depresi/https://rumahfilsafat.com/2015/05/26/dekonstruksi-dan-kebenaran/https://rumahfilsafat.com/2015/05/28/zen-antara-kekosongan-dan-kebebasan/https://rumahfilsafat.com/2015/06/06/kenyataan-dan-moralitas/https://rumahfilsafat.com/2015/06/09/zen-dan-filsafat/https://rumahfilsafat.com/2015/06/22/zen-dan-keadaan-alamiah-manusia/https://rumahfilsafat.com/2015/06/25/agama-alam-dan-alat/https://rumahfilsafat.com/2015/06/27/satu-paket-sengsara-membawa-nikmat-dan-sebaliknya/https://rumahfilsafat.com/2015/06/28/rasa-takut/https://rumahfilsafat.com/2015/07/18/ciri-dan-gerak-pikiran-manusia/https://rumahfilsafat.com/2015/07/25/omong-kosong/https://rumahfilsafat.com/2015/08/01/sekali-lagi-tentang-pikiran-manusia/https://rumahfilsafat.com/2015/08/07/zen-dalam-lukisan-puisi-dan-bela-diri/https://rumahfilsafat.com/2015/08/08/akar-dari-segala-kecanduan/https://rumahfilsafat.com/2015/08/16/mengapa-indonesia-miskin/https://rumahfilsafat.com/2015/08/22/filsafat-politik-sebagai-filsafat-kesadaran/https://rumahfilsafat.com/2015/08/27/zen-substansi-manusia-dan-alam-semesta/https://rumahfilsafat.com/2015/08/30/penjajahan-mainstream/https://rumahfilsafat.com/2015/09/05/teknologi-ekonomi-dan-ekologi/https://rumahfilsafat.com/2015/09/06/taoisme-dan-zen-dasar-filsafat-timur/https://rumahfilsafat.com/2015/09/11/tiga-buku-filsafat-terbaru/https://rumahfilsafat.com/2015/09/12/melampaui-dogmatisme/https://rumahfilsafat.com/2015/09/20/kejahatan-dari-kebaikan/https://rumahfilsafat.com/2015/09/26/hubungan-yang-memisahkan/https://rumahfilsafat.com/2015/10/01/pendidikan-dan-kemajuan-ekonomi/https://rumahfilsafat.com/2015/10/08/kebohongan-media-dan-propaganda/https://rumahfilsafat.com/2015/10/17/apa-yang-terpenting/https://rumahfilsafat.com/2015/10/24/kita-sudah-lelah/https://rumahfilsafat.com/2015/10/30/3579/https://rumahfilsafat.com/2015/11/04/buku-filsafat-terbaru-bahagia-kenapa-tidak/https://rumahfilsafat.com/2015/11/08/demokrasi-sebuah-refleksi/
  • 7/26/2019 Kamu Adalah Pengungsi _ Rumah Filsafat

    9/9

    4/24/2016 Kamu adalah Pengungsi | Rumah Filsafat

    Media, Citra dan Realita

    Tentang Keputusan

    Apa yang

    Sesungguhnya Ada

    Menyamaratakan

    Ilmu Pengetahuan dan

    Tantangan Global

    Tetralema

    Kebebasan

    Berpendapat, dan

    Kebebasan

    dari Pendapat

    Buku Baru: Matamatika,

    Taktik Menemukan

    Karakterdalam Matematika

    Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.Tema Untitled.

    https://wordpress.com/themes/untitled/https://id.wordpress.com/?ref=footer_websitehttps://rumahfilsafat.com/2015/04/01/buku-baru-matamatika-taktik-menemukan-karakter-dalam-matematika/https://rumahfilsafat.com/2015/04/04/kebebasan-berpendapat-dan-kebebasan-dari-pendapat/https://rumahfilsafat.com/2015/04/12/tetralema/https://rumahfilsafat.com/2015/04/19/ilmu-pengetahuan-dan-tantangan-global/https://rumahfilsafat.com/2015/04/27/menyamaratakan/https://rumahfilsafat.com/2015/05/02/apa-yang-sesungguhnya-ada/https://rumahfilsafat.com/2015/05/12/tentang-keputusan/https://rumahfilsafat.com/2015/05/14/media-citra-dan-realita/