Post on 23-Oct-2015
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dikenal di
kalangan bangsa-bangsa di dunia dan termasuk jenis ternak yang akrab dengan
sistem usahatani di Indonesia. Ternak kambing cukup populer di kalangan
masyarakat sebagai usaha sampingan untuk menambah sumber penghasilan
keluarga.Ternak kambing dengan sifat alaminya sangat cocok dibudidayakan di
daerah pedesaan yang sebagian besar penduduknya adalah petani berpenghasilan
rendah.Sebab ternak kambing sendiri memiliki sifat dapat beranak kembar dan fasilitas serta
pengelolaannya lebih sederhana dibandingkan dengan ternak ruminansia besar
I.2 Tujuan
a. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sumber Daya Gen dan
Pengembangan Ternak Lokal
b. Mengetahui Potensi Kambing Peranakan Ettawa di desa Gumelar
I.3 Rumusan Masalah
a. Potensi apa saja yang dimiliki kambing Peranakan Ettawa ?
b. Bagaimana proses produksi kambing Peranakan Ettawa ?
II. PEMBAHASAN
II.1 Potensi Kambing Peranakan Ettawa
Kambing peranakan Etawa (P.E) merupakan kambing keturunan Etawa asal negara India
yang dibawa oleh penjajah Belanda. Kambing tersebut kemudian dikawin silangkan dengan
kambing lokal di Kaligesing. Saat ini kambing Peranakan Etawa dikenal sebagai ras kambing
Peranakan Etawa asli Kaligesing, Purworejo. Hingga saat ini kambing Etawa terus
dikembangbiakkan. Kambing Peranakan Etawa diminati oleh banyak orang terutama di
sekitar Jawa Tengah sehingga kambing ini menyebar pesat ke berbagai wilayah di Kabupaten
Purworejo bahkan hingga ke luar Purworejo seperti ke Kulon Progo, Kendal, Sidoarjo-Jatim.
Kambing Peranakan Etawa ini memiliki ciri khas pada bentuk mukanya yang cembung,
bertelinga panjang-mengglambir, postur tubuh tinggi (gumla) antara 90-110 cm, bertanduk
panjang dan ramping.
Kambing jenis ini mudah berkembang dengan baik di daerah berhawa dingin, berbadan
besar warna bulu beragam; belang putih, merah coklat, bercal, bercak hitam atau kombinasi
ketiganya dan pada bagian belakang terdapat bulu yang lebat dan panjang. Panggemar
kambing Peranakan Etawa umumnya sangat menyukai keindahan bulu dan bentuk mukanya.
Karena itu sangat jarang jenis kambing ini dijadikan kambing semblihan (potong) untuk
dimakan, mereka lebih memfungsikannya sebagai “klangenan atau piaraan” untuk koleksi.
Bahkan konon jaman dulu, bagi yang memiliki kambing Etawa akan terlihat “selera” dan
“siapa” orang itu di mata masyarakat. Saat ini pengembangan terpadu kambing Etawa
ditawarkan kepada investor oleh Pemerintah Daerah. Diharapkan tawaran ini mendapat respon
positif mengingat potensi pasarnya yang masih belum tergarap optimal. Investor tentu tak
akan rugi membisniskan kambing ini.
Beternak kambing sudah tidak hanya sebagai ternak sampingan saja, tetapi terdapat
banyak potensi di dalamnya, seperti penjualan susu kambing, penjualan anakan kambing,
penjualan pupuk kambing, penjualan kambing di saat idul adha, dan penjualan paket wisata.
Terdapat banyak sekali potensi yang terdapat didalam usaha peternakan ini. Setidaknya ada 3
target tujuan yang bisa di tempuh, tujuan jangka pendek/harian yakni berupa susu kambing,
tujuan jangka menengah/bulanan pupuk kambing, dan tujuan jangka panjang/tahunan yaitu
berupa daging dan bibit kambing. Jika diseriusi maka tidak mustahil keuntungan besar akan
ada di depan mata. Dengan waktu yang singkat dan sekmentasi pasar yang jelas, maka
semuanya akan bisa tercapai.
II.2 Produksi kambing Ettawa
Dalam beternak kambing PE yang berkosentrasi kepada produksi susu, setidaknya ada 4
faktor utama yang harus diperhatikan agar supaya hasil susu yang didapat bisa maksimal.
Ketiga hal tersebut antara lain;
a. Usia Kambing
Seekor kambing Peranakan Ettawa akan berproduksi maksimal di usia laktasi ke 3
sampai laktasi ke 7. Dibawah laktasi ke 3, produksi susu yang dihasilkan biasanya belum
maksimal. Hasil terbanyak selama ini kisaran 1 liter/ekor/hari. Sedangkan apabila kambing
telah mencapai usia diatas 7 kali masa laktasi biasanya hasil yang diperoleh juga akan mulai
menurun. Hal ini lebih disebabkan karena faktor usia pada masing-masing ternak. Bagi
peternak yang ingin segera mendapatkan hasil yang maksimal, maka disarankan untuk
membeli kambing pada usia laktasi yang ke 2, sehingga tidak akan menunggu waktu terlalu
lama untuk bisa mendapatkan hasil susu yang maksimal.
b. Makanan Kambing.
Selain faktor usia pada kambing PE, faktor makanan ternyata juga memegang peranan
sangat penting dalam usaha budidaya ini. Faktor makanan memegang kendali hampir 90% dari
usaha ini. Makanan yang bisa menjadikan hasil susu bisa maksimal terdiri dari makanan yang
bersifat alami atau makanan tambahan (ekstra fooding). Makanan alami biasanya terdiri dari
berbagai macam daun, yaitu daun Turi, daun Dadap, daun Pepaya ataupun daun Katuk. Ketiga
daun ini sangat efektif untuk meningkatkan jumlah produksi susu harian pada kambing PE.
Pemberian daun ini tidak usah terlalu banyak, tetapi harus ada disaat pemberian makanan
kambing. Selain daun, makanan eksternal (ekstra fooding) yang bisa mendongkrak produksi
susu terdiri dari makanan yang memiliki kandungan berprotein tinggi, seperti kedelai, kulit
kedelai, ampas bir, ampas tahu dan kulit gandum (polard). Semakin banyak pemberian
makanan ini maka semakin banyak pula jumlah produksi susu yang akan dikeluarkan kambing
PE. Kambing akan berproduksi susu secara maksimal di usia laktasi hari pertama sampai hari
ke 60. setelah hari ke 61 maka peningkatan jumlah produksi susu akan bersifat lambat dan
biasanya hanya akan stabil.
c. Lokasi Peternakan
Kandang diusahakan senyaman mungkin. Atap yang di gunakan tidak boleh
menggunakan atap seng, karena jika atap yang digunakan adalah atap dari seng, maka akan
panas di saat siang dan akan bising di saat hujan. Ini akan memancing kambinng untuk
mudah menjadi stress. Kalau kambing stress maka hasil yang akan diperoleh juga akan
semakin sedikit. Selain factor atap, usahakan suasana disekitar kandang juga harus sepi.
Hanya petugas pemerah saja yang diperbolehkan untuk masuk ke kandang perah. Hal ini
tentunya akan membuat si kambing bisa beristirahat dengan tenang dan maksimal.
d. Anak Kandang
Peran anak kandang disini memiliki andil yang besar. Anak kandang yang sayang ke
ternak akan bisa mendongkrak pendapatan susu harian. Selain itu waktu perah juga akan
semakin lama. Rata-rata di peternakan kami, seekor kambing perah bisa kita perah minimal
1,5 tahun tanpa berhenti, dengan hasil rata-rata per ekor per hari bisa mencapai 1,3 sampai
1,6 liter. Disini dituntuk kepiawaian si peternak dalam memilih anak kandang. Dibutuhkan
rasa sayang ke hewan. Terutama pada saat proses pemerahan. Pemijatan ambing susu yang
bagus diikuti rasa sayang akan membuat si kambing merasa nyaman saat diperah. Sehingga
saat proses pemerahan terjadi, posisi kambing akan merasa nyaman. Ini ditandai dengan
gunyaman di kambing disaat proses pemerahan terjadi. Kambing tdk bergerak apalagi
berteriak. Dengan membuat kambing merasa nyaman maka kualitas dan kuantitas pada
proses pemerahan akan menunjukkan hasil yang maksimal.
II.3
III. KESIMPULAN
3.1