Post on 15-Mar-2019
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Seknas FITRA Apung Widadi
Manajer Advokasi apung@seknasfitra.org
Kajian Hasil Audit BPK Semester I 2015
NAWACITA MASIH BELUM NYATA
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Lanjutan • FITRA membuat dan menyampaikan kajian untuk keperluan transparansi dan akuntabilitas publik.
• Karena Udak ada ruang pertanggungjawaban sosial (horizontal) antara Kementrian/Lembaga (K/L) dengan masyarakat.
• DPR belum opUmal dalam menindaklanjuU temuan BPK ke (K/L). Periode 2009-‐2014 ada alat kelengkapan DPR bernama Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) namun dibubarkan dalam UU MD3 tahun 2014.
• Penegak hukum dan BPK belum terbuka terkait dengan Undaklanjut hasil temuan hasil audit.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
) Nilai Permasalahan dan Penyetoran/ Penyerahan Aset
atas Ke4dakpatuhan yang Berdampak Finansial
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Da<ar En4tas yang Mengalami Penurunan Opini
Khusus Kemenpora selalu WDP
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Rapor Buruk Kerugian Negara K/L Paling Besar
1. Kementrian Keuangan : Rp 111,57 M 2. Kemenkumham : Rp. 32,45 M 3. Kementerian PU : Rp. 19,30 M 4. Kementerian Perhubungan : Rp. 16,35 M 5. Kementerian ESDM : Rp. 11, 49 M Lembaga 1. LPP TVRI : Rp. 46,8 M 2. BP KPBPB Sabang : Rp. 8,5 M 3. Lembaga Sandi Negara : Rp. 8,4 M
Ket : hasil audit bpk IHPS Smstr I 2015 diolah
Cdn : EnUtas yang telah menyetorkan uang/ menyerahkan aset tersebut di antaranya Kementerian Pekerjaan Umum senilai Rp11,36 miliar, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Rp8,61 miliar, dan Kementerian Keuangan senilai Rp6,44 miliar.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
) B. Rapor Kementrian
Potensi Kerugian Negara pada KL
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Rapor Kementrian Potensi Kerugian Negara pada KL
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Rapor Buruk Potensi Kerugian Negara K/L Paling Besar
1. Kementrian Sosial Rp. 267,95 M 2. Kemenkeu Rp. 248, 41 M 3. Kemendikbud Rp. 218,94 M 4. Kementerian Pertanian Rp. 65,33 M 5. Kementrian Luar Negeri Rp. 8,21 M Lembaga : 1. BPPT : Rp. 153,22 M 2. BPLS : Rp. 112,58 M 3. TVRI : Rp. 28,59 M
Cdn : EnUtas KL yang menyetor uang/ aset tersebut di antaranya Kementerian PU senilai Rp1,13 miliar, Kementerian Kesehatan senilai Rp1,39 miliar, dan Kementerian Perhubungan senilai Rp438,62 juta.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Rapor Buruk Kekurangan Penerimaan KL Paling Besar
1. Kementrian keuangan Rp. 3,745 Triliun 2. Kementrian ESDM Rp. 358,64 M 3. Kemenakertrans Rp. 116,23 M 4. Kementrian PU Rp. 16,36 M
Lembaga : 1. Lapan Rp. 11,29 M 2. Lembaga Sandi Negara Rp. 3,24 M
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Khusus BUMN : PMN Tidak Transparan Rawan Bancakan
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Khusus BUMN : PMN Tidak Transparan Rawan Bancakan
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Khusus BUMN : PMN Tidak Transparan Rawan Bancakan
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Penerimaan Dari BUMN Bank
TerdapatkekuranganpenerimaanRp10,93miliardanUS$6,87ribu atau total ekuivalen Rp11,03 miliar. Hal ini terjadi pada 4 BUMN, yaitu PT PNM, Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri, dan Jasindo.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Bank Indonesia :
• Permasalahan tersebut melipuU 7 kelemahan SPI dan 3 keUdakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-‐undangan senilai Rp. 4,91 miliar.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Otoritas Jasa Keuangan • Permasalahan keUdak patuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-‐undangan yang ditemukan dalam pemeriksaan LK OJK Tahun 2014 antara lain kebijakan tutup buku tahun 2014 yang Udak sesuai dengan kedudukan OJK sebagai satker sementara dan Udak dilakukan secara terUb. OJK melakukan pembayaran atas belanja Tahun 2014 sebesar Rp 30,54 miliar melewaU 31 Desember 2014. Hal ini Udak sesuai dengan periode anggaran dalam APBN Selain itu, terdapat penggunaan langsung kelebihan pembayaran sebesar Rp 812,01 juta yang Udak sesuai dengan Surat Edaran Dewan Komisioner OJK nomor I/SEDK.02/2014.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Lembaga Penjamin Simpanan : Bank MuUara-‐Century
• BPK memberikan opini WTP atas LK LPS Tahun 2014. Sebelumnya, selama periode 2009-‐2013, LK LPS berturut-‐turut memperoleh opini TMP karena pencatatan penyertaan modal sementara (PMS) pada Bank MuUara Tbk (d.h. PT Bank Century Tbk) sebesar harga perolehan yaitu Rp8,01 triliun yang Udak sesuai dengan standar akuntansi.
• Pada tahun 2014, LPS melakukan pelepasan PMS pada PT Bank MuUara Tbk dengan harga penjualan sebesar Rp 4,45 triliun, dan mengakui selisih antara harga perolehan dengan harga penjualan sebagai biaya pelepasan PMS sebesar Rp 3,55 triliun. Atas LK LPS Tahun 2014 yang memperoleh opini WTP tersebut, BPK memberikan paragraf penjelasan terkait dengan perubahan metode perhitungan Cadangan Klaim Penjaminan berdasarkan riskexposure bank.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
• BPK mengungkapkan 9 temuan yang memuat 13 permasalahan SPI dan 5 permasalahan ke4dak patuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-‐undangan.
• Permasalahan keUdak patuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-‐undangan yang ditemukan dalam pemeriksaan LK LPS Tahun 2014 antara lain LPS menerima dan mengelola hibah piutang dari Bank MuUara Tbk (PT Bank Century Tbk) yang bukan merupakan pelaksanaan tugas operasional. Selain itu, belum terdapat kejelasan penyelesaian escrow account atas nama Menteri Keuangan qq Dirjen Perbendaharaan sebesar US$17,27 juta, hingga mengakibatkan pemerintah belum dapat memanfaatkan dana tersebut. Permasalahan itu terjadi antara lain karena pemindah bukuan dana pada escrow account tersebut ke kas umum negara Udak segera dilaksanakan dan Dewan Komisioner serta paniUa penjualan saham Udak berpedoman pada UU No. 24 Tahun 2014 yang mengatur penerimaan hibah piutang.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
SKK Migas • BPK memberikan opini WTP terhadap laporan hasil pemeriksaan LK SKK Migas
2014. Dengan demikian, SKK Migas mendapatkan opini WTP selama 4 tahun berturut-‐turut sejak diperiksa BPK. Selain opini di atas, hasil pemeriksaan BPK mengungkapkan 25 temuan yang memuat 20 permasalahan SPI dan 12 permasalahan ke4dak patuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-‐undangan senilai Rp195,15 miliar.
• SKK Migas mengakibatkan potensi pemborosan keuangan negara sebesar Rp 273,01 miliar. Permasalahan itu terjadi karena SKK Migas terlambat mengajukan usulan dan kajian terhadap rencana perpindahan gedung baru dan Kementerian Keuangan Udak melanjutkan pembahasan secaraintensif dengan SKK Migas.
• Permasalahan keUdak patuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-‐undangan yang ditemukan dalam pemeriksaan LK SKK Migas Tahun 2014 antara lain terdapat sisa dana kas 2011-‐2014 sebesar
• Rp136,85 miliar dan US$3.301,84 ribu yang belum disetorkan ke kas negara. Selain itu, terdapat kas dan bank sebesar Rp102,10 miliar dan US$599,42 ribu yang Udak dapat dijelaskan peruntukannya, sehingga berpotensi disalahgunakan. Hal tersebut terjadi karena SKK Migas melakukan pembentukan dana di luar mekanisme anggaran.
• • Atas permasalahan itu, BPK merekomendasikan agar Kepala SKK Migas mereviu
pedoman akuntansi terhadap pengakuan beban dan Udak melakukan pembentukan dana diluar mekanisme anggaran, menyetorkan sisa dana kas tahun 2011-‐2014 sebesar Rp136,85 miliar dan US$3.301,84 ribu ke kas negara setelah memperhitungkan kewajiban yang masih harus dibayar, dan menyetorkan sebesar Rp102,10 miliar dan US$599,42 ribu yang Udak jelas peruntukannya ke kas negara.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Penyelenggaraan Haji 2014 • BPK memberikan opini WDP atas LK Penyelenggara Ibadah Haji
tahun 1432 H/ 2011 M sampai dengan 1435 H/ 2014 M. Pengecualian kewajaran diberikan pada penyajian aset tetap dan saldo Utang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)-‐terikat yang belum memadai, seperU karena:
• Aset tetap yang dilaporkan dalam neraca senilai Rp1,13 triliun belum secara lengkap, belum diinventarisasi, Udak sesuai dengan dagar perinciannya, dan belum dihitung penyusutannya, serta
• Saldo Utang BPIH sebesar Rp 69,87 triliun Udak jelas kewajarannya disebabkan Udak ada rekonsiliasi data antara sistem komputerisasi haji terpadu (siskohat) dan data bank penerima setoran (BPS).
• Selain opini di atas, hasil pemeriksaan BPK mengungkapkan 10 temuan yang didalamnya memuat 11 permasalahan SPI dan 1 permasalahan ke4dak patuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-‐undangan.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Lanjutan • Permasalahan keUdakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-‐
undangan yang ditemukan di antaranya kebijakan penetapan BPIH belum memperUmbangkan prinsip keadilan bagi calon jemaah haji. Selain itu, Kementerian Agama belum mempunyai sistem yang mampu menghitung nilai manfaat/ hasil opUmalisasi dari masingmasing calon jemaah haji yang mendagar. Dengan Udak adanya sistem itu, calon jemaah haji yang masa tunggunya lebih lama mendapatkan distribusi nilai manfaat dalam bentuk indirect cost yang sama dengan calon jemaah haji yang masa tunggunya lebih singkat.
• Hal tersebut mengakibatkan nilai manfaat/ hasil opUmalisasi dari setoran awal calon jemaah haji wai?ng list terpakai dalam indirect cost untuk jemaah haji tahun 2014. Secara prinsip, asas keadilan dalam penyelenggaraan ibadah haji menjadi Udak terpenuhi. Selain itu, penetapan indirect cost tahun 2014 sebesar Rp 2,77 triliun oleh DPR dan Kementerian Agama RI belum sepenuhnya memperhaUkan prinsip keadilan distribusi nilai manfaat yang seharusnya diterima oleh jemaah haji, baik yang yang berangkat tahun 2014 maupun yang masih dalam dagar tunggu.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Dana Abadi Umat • BPK mengungkapkan 5 temuan yang memuat 4 permasalahan SPI
dan 3 permasalahan ke4dak patuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-‐undangan.
• Permasalahan SPI yang ditemukan dalam pemeriksaan LK DAU Tahun 2014 di antaranya pengelolaan investasi DAU belum opUmal dan terdapat pengendapan nilai manfaat pada rekening antara BI antara 3-‐125 hari tanpa mendapatkan jasa giro. Akibatnya, BP DAU kehilangan potensi pendapatan minimal sebesar Rp 868,01 juta.
• Permasalahan keUdak patuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-‐undangan yang ditemukan dalam pemeriksaan LK DAU Tahun 2014 antara lain penempatan DAU tahun 2014 sebesar Rp1,13
• triliun pada giro dan deposito bank konvensional Udak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-‐undangan yang berlaku, yakni DAU seharusnya ditempatkan pada bank syariah.
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
) Hasil Pemeriksaan pada Pemerintah Daerah dan BUMD : Kerugian Rp. 14,39 T
Indo
nesia
Forum
for B
udget T
ransparency (FITRA
)
Rekomendasi
1. Temuan temuan tersebut harus diUndaklanjuU oleh Jokowi dengan mengevaluasi kinerja menteri-‐menterinya.
2. Pemerintah daerah menindaklanjuU temuan dengan perbaikan kinerja.
3. Penegak hukum memproses temuan kerugian negara.
4. DPR perlu menghidupkan lagi BAKN. 5. BPK harus lebih independen.