Post on 29-Mar-2018
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah singkat Bank ABC
PT. Bank ABC (persero) Tbk berdiri lebih dari 50 tahun yang
lalu dan merupakan bank yang digagas dan diinisiasi oleh pemerintah
Indonesia. Pada perkembangannya Bank ABC mulai diijinkan
pemerintah menjadi bank devisa dan menjadi salah satu bank
terkemuka di Indonesia. Selanjutnya dengan ditetapkannya Undang-
undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan berbentuk hukum, Bank
ABC kemudian diubah menjadi perseroan.
2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari Bank ABC adalah menjadi Bank yang menunjukkan
kinerja unggul untuk memberikan nilai investasi bagi para pemegang
saham. Sedangkan misinya adalah memberikan layanan prima dan
solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan pemangku
kepentingan mitra pilihan utama.
3. Kantor Cabang Bank ABC Pangkalpinang
Kota Pangkalpinang merupakan ibukota Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Bank ABC Pangkalpinang termasuk 3 bank
pemerintah selain Bank Mandiri dan BRI yang pertama buka di Kota
Pangkalpinang. Bank ABC Pangkalpinang telah berdiri sejak 50 tahun
dan terletak di pusat Kota Pangkalpinang.
Bank ABC Pangkalpinang secara positioning cukup memiliki
nama yang baik di mata masyarakat dan telah memiliki banyak
nasabah dan debitur loyal, karena selaku Kantor Cabang Utama, Bank
ABC Pangkalpinang memiliki beberapa outlet/kantor yang mendukung
bisnisnya dibeberapa kota dan kabupaten di provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Outlet Bank ABC di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
No Nama Outlet Lokasi Status Outlet
1 Sungai Liat Kab. Bangka Kantor Layanan
2 Tanjung Pandan Kep. Belitung Kantor Layanan
3 Koba Kab. Bangka Tengah Kantor Layanan
4 Bangka TC Pangkal Pinang Kantor Kas
5 Muntok Kab. Bangka Barat Kantor Kas
6 Toboali Kab. Bangka Selatan Kantor Kas
7 Kas Mobil Kota Pangkalpingang Layanan Gerak
38
Bank ABC Pangkalpinang merupakan Cabang Stand Alone yakni
satu-satunya Kantor Cabang Utama Bank ABC yang ada di Provinsi
Bangka Belitung, sehingga merupakan cabang yang memiliki bisnis
perbankan cukup lengkap diantaranya produk dana, kredit dan jasa
perbankan lainnya seperti bancassurance, eABCport, haji, pajak dan
lain-lain yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis nasabah dan
debiturnya.
4. Struktur Organisasi Bank ABC
Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan merupakan
perwujudan dari organisasi itu sendiri yang didukung oleh para
pegawai dan pemimpin perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi
yang tepat, maka masing-masing bagian mengetahui dengan jelas
wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan adanya pembagian tugas
dan wewenang yang baik, maka setiap pekerjaan dapat dilakukan
dengan efektif dan efisien.
5. Budaya Kerja Bank ABC
Budaya perusahaan disebut juga budaya kerja, yaitu serangkaian
anggapan-anggapan, nilai-nilai dan norma-norma yang membimbing
melaksanakan tugas. Budaya perusahaan memadukan kepentingan
karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan serta pengembangan karir
dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Budaya kerja perusahaan
ini diformulasikan dalam lima pilar sebagai berikut :
a. Bank ABC adalah bank umum milik negara berstatus perseroan
b. Bank ABC berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional
c. Bank ABC membina hubungan saling menguntungkan dengan
nasabah dan mitra usaha lainnya.
d. Bank ABC mengakui dan menghargai kepentingan setiap pegawai.
e. Bank ABC mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya secara profesional.
4.1.2 Produk Pinjaman Bank ABC
Bank ABC dalam melayani masyarakat untuk mengelola dana
nasabah menawarkan banyak sekali jenis pinjaman, di antaranya :
1. Kredit untuk Pembelian Rumah
Adalah fasilitas kredit untuk pembelian rumah tinggal, apartemen,
rumah susun, ruko/ rukan, rumah peristirahatan (villa), dan pembelian
kavling/tanah matang di real estate yang konstruksinya dibiayai oleh
Bank, pembangunan/renovasi, refinancing dan Take Over. Fasilitas
adalah minimal kredit Rp 15 juta dan maksimal Rp 5 miliar.
2. Kredit Griya Multiguna
Manfaatkan rumah tinggal anda untuk memperoleh kredit yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan (multiguna) dengan manfaat yang
diperoleh nasabah dapat memilih metode fasilitas penarikan yang
diinginkan sebagai berikut :
a. Dual Facility (sistem penarikan terbagi dua), yaitu:
39
Sebesar 60% dari maksimum kredit ditarik sekaligus dan kredit
bersifat aplopend.
Sisanya sebesar 40% dari maksimum kredit dapat ditarik sesuai
kebutuhan debitur dan kredit bersifat Rekening Koran/RC
terbatas.
b. Single Facility, yaitu sistem penarikan kredit sebesar 100% dari
maksimum secara sekaligus dan bersifat aplop
Persyaratan
a. Warga Negara Indonesia.
b. Berpenghasilan, untuk pegawai tetap masa kerja minimal 2 tahun,
profesional dan pengusaha minimal 5 tahun telah menjalankan
profesi/usahanya.
c. Maksimal kredit 80% dari nilai transaksi tanah dan bangunan yang
diagunkan.
d. Plafon Kredit :
Untuk Multiguna Single Facility minimal kredit sebesar Rp
50.000.000 dan maksimal Rp 2.500.000.000
Untuk Multiguna Dual Facility minimal kredit sebesar Rp
250.000.000 dan maksimal Rp 2.500.000.000
e. Jangka Waktu Kredit :
Untuk fasilitas kredit yang bersifat aplopend maksimal 10
(sepuluh) tahun.
Untuk fasilitas kredit bersifat rekening Koran (R/C terbatas),
maksimal 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang (revolving).
f. Self financing minimal sebesar 20% dari nilai taksasi
3. Kredit Fleksi
Produk layanan Bank ABC memberikan kemudahan
memperoleh kredit tanpa agunan dengan fasilitas kredit Rp5 juta s/d
Rp50 juta (apabila payroll tidak melalui Bank ABC) dan Rp100 juta
(apabila payroll melalui Bank ABC) dengan manfaat yang diperoleh
sebagai berikut : (a) Leluasa dalam pemanfaatan dan (b) Fleksibel
jangka waktu pembayaran maksimal 5 tahun atau disesuaikan dengan
kemampuan.
4. Kredit Mobil
Kredit mobil merupakan fasilitas kredit untuk pembelian
kendaraan bermotor roda 2 dan roda 4 dengan jaminan berupa
kendaraan bermotor yang dibiayai tersebut dengan fasilitas minimal
kredit Rp 5 juta dan maksimal Rp1 miliar. Manfaat yang diperoleh
nasabah leluasa dalam penggunaan dana, misalnya untuk :
a. Pembelian kendaraan roda empat baru (segala jenis/merek)
b. Pembelian kendaraan roda dua baru (hanya untuk merek Yamaha,
Honda dan Suzuki).
c. Fleksibel, jangka waktu pembayaran maksimal 5 (lima) tahun atau
disesuaikan dengan kemampuan.
d. Bunga kompetitif dan bebas propisi.
40
5. Kredit Instant
Produk dan layanan ini memfasilitasi kredit bagi para pemegang
Deposito, Tabungan dan Giro. Manfaat yang diperoleh sebagai berikut:
a. Dana segar bebas pakai tanpa pencairan Deposito, Tabungan atau
Giro.
b. Suku bunga Deposito, Tabungan atau Giro tetap diterima.
c. Fleksibel, maksimal 12 bulan.
d. Multy currency (penerimaan kredit dalam Rupiah atau USD.
e. Cepat, proses dapat ditunggu.
6. Kredit bagi wirausaha
Kredit bagi wirausaha adalah fasilitas kredit diatas Rp.50 Juta
s/d Rp.1 Milyar yang diberikan untuk usaha produktif dalam bentuk
kredit modal kerja dan kredit investasi dengan jangka waktu kredit
maksimal s/d 5 tahun. Keunggulan yang diberikan oleh Bank ABC
adalah:
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan mudah
b. Suku bunga bersaing dengan jangka waktu hingga 5 tahun
c. Plafond hingga maksimal Rp.1 Milyar
d. Dapat take over dari bank lain
Persyaratan Umum :
a. Warga Negara Indonesia (WNI)
b. Usaha telah berjalan minimal 1 tahun
c. Mengisi formulir aplikasi dengan melampirkan fotokopi :
Kartu keluarga (KK) dan KTP suami isteri
Surat Nikah (bagi yang telah menikah)
Surat ijin usaha (SIUP, TDP, HO dan SITU) atau surat
keterangan kelurahan/ kecamatan untuk kredit s/d Rp.150 Juta
NPWP
Sertifikat Jaminan dan PBB tahun terakhir, BPKB dan SHPTU
4.1.3 Kredit Usaha Rakyat
Kredit Usaha Rakyat (KUR) ABC adalah fasilitas kredit s/d Rp500
juta yang diberikan untuk usaha produktif dalam bentuk kredit modal kerja
dan kredit investasi dengan jangka waktu kredit maksimal s/d 5 tahun.
Keunggulan yang diberikan oleh Bank ABC adalah :
a. Proses lebih cepat dengan persyaratan mudah
b. Suku bunga bersaing dengan jangka waktu hingga 5 tahun
c. Plafond hingga maksimal Rp500 juta
Persyaratan umum :
a. Warga Negara Indonesia (WNI)
b. Usaha telah berjalan minimal 1 tahun
c. Mengisi formulir aplikasi dengan melampirkan fotokopi :
Kartu keluarga (KK) dan KTP suami isteri
Surat Nikah (bagi yang telah menikah)
Surat ijin usaha (SIUP, TDP, HO dan SITU) atau surat keterangan
kelurahan/ kecamatan
NPWP untuk kredit di atas Rp50 Juta.
41
4.2 Pola Penyaluran KUR Bank ABC
Berdasarkan hasil observasi kepada bank dan wawancara kepada pelaku
usaha penerima dana KUR dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pola penyaluran dana KUR yang dilakukan oleh bank ABC
Bank ABC terus mendukung pemberdayaan usaha kecil di berbagai
pelosok daerah dengan menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). KUR
merupakan produk kredit Bank ABC dengan plafond hingga Rp500 juta
untuk usaha kecil yang feasible, namun belum bankable. Pembiayaan
mendapat fasilitas penjaminan dari perusahaan penjamin yang telah
ditunjuk pemerintah, yaitu PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo)
dan Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo).
Menurut Pimpinan Cabang Bank ABC, penyaluran kredit usaha
kecil ini merupakan bentuk keseriusan Bank ABC dalam membantu dalam
memberdayakan usaha kecil di Bangka Belitung sekaligus untuk
meningkatkan porsi kredit Bank ABC untuk segmen usaha mikro, kecil
dan menengah. Harapannya bahwa fasilitas KUR ini akan dapat menjadi
salah satu rangsangan bagi pengembangan perekonomian daerah dengan
berbasis pada pengembangan usaha mikro dan kecil serta pemberdayaan
wirausahawan baru.
Bank ABC menyalurkan KUR dengan tiga pola penyaluran, yaitu
disalurkan langsung kepada debitur, disalurkan melalui koperasi, dan
disalurkan melalui perusahaan inti untuk usaha plasma/binaan. Selain itu,
bagi debitur yang berhasil dalam meningkatkan kapasitas usahanya, bank
ABC memberikan penghargaan untuk kepada debitur untuk memperoleh
kredit yang lebih besar, yang dinamakan kredit Wirausaha.
Penyaluran kredit melalui channeling atau linkage program
merupakan salah satu strategi Bank ABC dalam meningkatkan kredit
usaha kecil, terutama untuk menjangkau usaha mikro, serta menggiatkan
perkembangan lembaga keuangan yang ada di masyarakat, yaitu Koperasi
dan BPR.
Selain melalui pola linkage program BPR dan koperasi, Bank ABC
juga memiliki pola penyaluran kredit kepada para usaha mikro melalui
pola inti plasma dan melalui penyaluran kredit dan pembinaan oleh
lembaga perguruan tinggi atau institusi lain. Penyaluran kredit dengan pola
inti plasma bekerjasama dengan perusahaan inti (avalis) yang ikut
berperan sebagai pembina usaha sekaligus sebagai penjamin usaha.
2. Sistem Pembiayaan KUR
a. Agunan dan Agunan Tambahan
Jaminan atas KUR yang diperoleh debitur adalah barang atau
objek yang dibiayai dari pencairan kredit tersebut ditambah dengan
agunan tambahan berupa tanah/bangunan minimal 30% dari
maksimum kredit. Persyaratan penyediaan nilai agunan sebesar 30%
dari nilai kredit sebagai bentuk komitmen dari debitur atas
pembiayaan yang dilakukan.
Agunan dan agunan tambahan menjadi permasalahan dalam
penyaluran KUR, hal ini disebabkan adanya benturan kepentingan
yang berbeda antara pemerintah, perusahaan penjamin kredit,
42
perbankan dan debitur. Pemerintah menginginkan agar penyaluran
KUR sebanyak mungkin sebagai indikator kunci keberhasilan
pemerintah. Dari sisi perusahaan penjamin kredit, penyaluran KUR
maksimum dapat memberikan penerimaan premi penjaminan semakin
besar, juga jumlah Non Performing Loan (NPL) kecil merupakan
indikator kesuksesan program penjaminan. Bagi perbankan,
penyaluran KUR yang besar dengan NPL rendah merupakan bisnis
menguntungkan. Sedangkan dari sisi debitur memperoleh kredit
dengan mudah dan tanpa agunan adalah harapan dari pelaku UMKM.
Oleh karena itu, pemerintah telah memberikan jaminan melalui
perusahaan penjamin hingga 70% dari plafond kredit, dengan harapan
perbankan akan lebih berani menyalurkan pinjaman. Namun demikian,
jika tujuan pemerintah hanya pada besarnya nilai penyaluran kredit,
maka seharusnya nilai penjaminan tidak hanya 70% namun perlu
hingga 100%. Hal ini yang dapat memperkuat komitmen perbankan
untuk menyalurkan kredit tanpa agunan tambahan. Jika ini yang
dilakukan pemerintah maka UMKM dan perbankan akan sangat
diuntungkan. Agunan tambahan ini bukan dimaksudkan untuk
mempersulit proses kredit, namun semata-mata untuk memitigasi
resiko. Apabila menurut analis, ternyata bank belum yakin dengan
kemampuan dan keseriusan debitur untuk mengembalikan kredit,
khususnya terkait dengan karakter debitur, maka bank memerlukan
komitmen dari calon debitur dalam bentuk agunan tambahan.
b. Bunga Kredit
Pembiayaan KUR dengan suku bungan tetap dinilai lebih sesuai
dibandingkan pola bunga mengambang atau anuitas, karena jumlah
kewajiban bunga yang harus dibayar oleh debitur bersifat tetap
(Fixed). Dalam hal ini debitur tidak perlu lagi menghitung berapa
kewajiban dan berapa besar bunga yang harus dibayarkan ke bank
setiap bulannya. Debitur juga dapat diuntungkan apabila dalam masa
kredit terjadi masalah ekonomi yang mengakibatkan naiknya suku
bunga pinjaman.
Hasil wawancara dengan manajer kredit bahwa suku bunga yang
diterapkan KUR masih belum sesuai dengan harapan debitur. Hal ini
dikarenakan ada keinginan dari debitur agar menggunakan sistem bagi
hasil, suku bunga bersifat rate minded, yaitu menginginkan adanya
pengenaan suku bunga terendah, sehingga apabila ada bank lain yang
menawarkan suku bunga lebih kecil memungkinkan untuk beralih
bank lain. Oleh karena itu, kenyataan ini harus menjadi perhatian
perbankan dan pemerintah jika ingin meningkatkan penyaluran KUR.
Saat ini suku bunga KUR berkisar 14% per tahun sedangkan suku
bunga acuan (BI Rate) berkisar 7% speed yang diperoleh berarti
mencapai 7%. Oleh karena itu, pernyataan yang kurang menarik dinilai
wajar apabila mengacu pada speed ideal yang kurang 2-3% maka suku
bunga untuk KUR ideal diangka 9-11%.
43
c. Angsuran Pokok/Bunga dan Jangka waktu kredit
Pembayaran yang dilakukan oleh UMKM terhadap kewajiban
KUR umumnya telah sesuai menggunakan pola pembayaran tetap
selama jangka waktu tertentu sesuai dengan akad dan tidak tergantung
kepada cash flow dan laba/rugi (3 tahun). Hal tersebut mudah
diterapkan, karena sesuai dengan karakteristik UMKM yang lemah
dari sisi manajerial, sehingga berdampak terhadap laporan keuangan
yang dihasilkan.
Namun demikian perlu diperhatikan tidak semua pelaku UMKM
cocok dengan sistem tersebut, diantaranya ada yang menginginkan
sistem pembayaran secara rekening koran, yaitu pembayaran dilakuan
hanya bunga atas plafond pinjaman yang digunakan dan pokok dibayar
diakhir masa kredit atau memperpanjangnya untuk masa satu tahun
berikutnya. Hal demikian dikarenakan beberapa debitur menghendaki
adanya kesesuaian dengan jenis usaha yang dijalani dengan kebutuhan
modal kerja berulang.
3. Hambatan dalam penyaluran kredit
a. Sosialisasi KUR
Sebagian besar debitur mendapatkan informasi KUR justru dari
petugas bank pada saat mengajukan permohonan kredit. Pelaku
UMKM banyak belum mengerti, bahkan diantaranya belum
mengetahui mengenai KUR. Setelah mendapat penjelasan dan
diarahkan oleh petugas bank, pelaku UMKM mengerti tentang manfaat
KUR.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Koperasi dan UKM
bahwa debitur menyatakan mendapatkan informasi KUR dari televisi
diantaranya dan juga mendapatkan informasi dari teman yang telah
mengajukan KUR. Banyak diantara UMKM yang belum mempunyai
keberanian untuk bermitra dengan bank. Kondisi ini harus disikapi
oleh semua pihak, perbankan yang sudah mulai kompetitif
menyalurkan kredit harus lebih agresif untuk mendapatkan nasabah
berprospek, agar kemajuan pemenuhan target kredit lebih terarah dan
tetap menjaga kinerja kredit secara umum. Demikian juga pemerintah
disamping terus melakukan sosialisasi dan edukasi juga dari sisi
regulasi harus pro UMKM, sedangkan para pelaku UMKM harus terus
membekali kemampuan teknis dan manajerial.
b. Pemprosesan permohonan KUR
Standar waktu yang diperlukan untuk memproses permohonan
KUR (form lengkap disampaikan ke bank sampai keluar surat
keputusan kredit) adalah 6 (enam) hari kerja. Hasil wawancara dengan
manajer kredit diperoleh bahwa debitur menyatakan telah
mendapatkan perlakuan baik dari bank ABC dan memproses
permohonan KUR cukup cepat, namun demikian terdapat juga debitur
yang menunggu proses lebih dari 2 minggu.
Keterlambatan proses permohonan kredit disebabkan oleh
banyak hal, diantaranya, pertama tidak terkontrolnya jumlah pemohon
44
dengan pekerjaan dari petugas kredit. Kedua, pemprosesan lama
disebabkan oleh kurang lengkapnya pemenuhan syarat administrasi
(seperti KTP jatuh tempo, belum memiliki NPWP dan sebagainya).
Ketiga, permohonan disampaikan kepada outlet layanan bank ABC
(bukan outlet pemprosesan kredit) sehingga permohonan akan
diteruskan ke cabang stand alone yang memiliki kewenangan
memproses kredit dan keempat karakteristik UMKM pada umumnya,
yaitu lemah dalam menuangkan konsep dan perencanaan usaha,
sehingga petugas bank memerlukan waktu lebih dalam menggali detil
nasabah dan prospek usaha.
Walaupun KUR dijamin oleh pemerintah sehingga relatif aman,
namun dalam pelaksanaannya petugas bank juga dihadapkan pada
aturan internal yang harus mengedepankan asas kehati-hatian. Hal ini
ini karena ada anggapan di masyarakat bahwa KUR adalah dana hibah
dari pemerintah.
c. UMKM belum berkelompok
KUR adalah produk pembiayaan perbankan bersifat mass
product yang diperuntukan bagi UMKM dalam jumlah sangat banyak
sehingga strategi perbankan dalam menjangkau UMKM adalah melalui
linkage atau pihak ketiga agar dalam pelaksanaanya lebih efektif dan
efisien. Strategi perbakan tersebut belum optimal karena rataan
UMKM masih banyak yang belum tergabung dalam asosiasi atau
kelompok diantaranya karena merasa nyaman kalau mengurus usaha
sendiri.
Oleh karena itu, diperlukan intensifikasi sosisalisasi dan edukasi
dari pemerintah atau dinas terkait termasuk perbankan dalam
memberikan pemahaman kepada UMKM untuk dapat lebih
berkomunikasi, menjalin kerjasama dengan sesama UMKM,
kooperatif dan terbuka dengan petugas bank untuk berdiskusi dalam
menjalankan usaha sehingga petugas bank dapat memantau dan
menyusun strategi pengembangan permodalan terkait perkembangan
usahanya.
4.3 Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal
perusahaan yang berpengaruh terhadap peningkatan penyaluran KUR. Melalui
kuesioner yang telah diisi dan wawancara dengan Kepala Cabang dan Manajer
Kredit, dan Dinas Koperasi dan UMKM Pangkalpinang yang dianggap
memiliki kapasitas sebagai pengambil keputusan program KUR, kemudian
dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode paried comparison
(perbandingan berpasangan) sehingga diperoleh bobot dari masing-masing
variabel internal. Demikian pula dengan pemberian peringkat (rating),
penentuan peringkat dilakukan oleh tiga responden kunci yang sama dan data
yang diambil adalah data rataan dari ketiga responden tersebut, sehingga
didapatkan nilai terboboti dari faktor-faktor tersebut.
45
1. Analisis faktor penentu internal
Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan
kelemahan sebagai faktor strategis internal, selanjutnya diberikan
bobot serta peringkat (rating) untuk setiap faktor (Lampiran 8), maka
dapat diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 10. Hasil evaluasi
matriks ini selanjutnya digabungkan dengan hasil evaluasi matrik
eksternal dan dengan menggunakan Matriks Internal-Eksternal
kemudian matriks tersebut akan dipetakan posisi perusahaan dalam
suatu diagram untuk mempermudah merumuskan formulasi alternatif
strategi bisnisnya.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat bahwa
persyaratan kredit cukup mudah dan cepat diakui sebagai faktor paling
penting dalam kegiatan penyaluran KUR dengan nilai skor 0,467 dan
merupakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk memberikan
yang terbaik bagi debitur, hal ini terkait dengan adanya Positioning
Bank ABC diantara Bank lainnya (nilai skor 0,399). Namun demikian,
Perusahaan memiliki kelemahan pada kegiatan proses kredit yang
hanya dapat dilakukan di Kantor Cabang (tidak dilayani di kantor
cabang pembantu) dengan nilai skor 0,264.
Tabel 10. Faktor Strategis Internal
2. Analisis faktor penentu eksternal
Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal
perusahaan berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang
berpengaruh terhadap peningkatan penyaluran KUR. Dengan
memasukkan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor
Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
Persyaratan kredit cukup mudah dan cepat 0,127 3,67 0,467
Positioning Bank ABC diantara Bank
lainnya 0,109 3,67 0,399
Teknologi online system Bank ABC 0,120 3,00 0,361
Tingkat kesehatan bank secara umum
berada pada kondisi sehat dan memiliki
tingkat likuiditas yang baik
0,097 3,67 0,357
Dukungan SDM secara kualitatif cukup
memadai 0,113 3,00 0,340
Loyalitas nasabah dan debitur Bank ABC 0,102 3,00 0,306
Kelemahan
Proses kredit hanya dapat dilakukan di
Kantor Cabang 0,132 2,00 0,264
Jumlah tenaga analis kredit yang terbatas 0,095 1,67 0,158
Terbatasnya jumlah outlet bank ABC 0,104 1,33 0,139
Jumlah 1,000 2,791
46
strategis, kemudian memberikan bobot serta peringkat (rating)
(Lapiran 9) maka dapat diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Faktor Strategis Eksternal
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
Dukungan pemerintah daerah terhadap
KUR 0,170 3,33
0,567
Perekonomian dan pendidikan masyarakat
terus meningkat 0,146 3,33 0,488
Pangsa pasar (market share) untuk
pembiayaan masih terbuka luas 0,150 3,00 0,451
Ancaman
Pesaing usaha sejenis yang semakin ketat
(Bank & BPR) 0,138 3,00 0,415
Fluktuatifnya daya beli masyarakat 0,150 2,67 0,401
Adanya program bantuan kredit langsung
dari pemerintah dan BUMN (seperti
program CSR) 0,118 3,00 0,355
Situasi politik, hukum dan peraturan
daerah yang kurang kondusif 0,126 2,67 0,338
Jumlah 1,000 3,014
Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat bahwa dukungan
pemerintah daerah terhadap KUR (skor 0,567) merupakan kesempatan
atau peluang yang dapat diraih oleh perusahaan dalam peningkatan
penyaluran KUR. Karakteristik yang dibangun adalah kepercayaan
dari mitra perusahaan (koperasi dan avalis) termasuk UMKM sebagai
debitur. Selain itu, perusahaan juga memiliki ancaman, yaitu bank
daerah yang ikut berpartisipasi dalam penyaluran KUR (skor 0,415)
dan secara umum akan berpengaruh terhadap penyaluran KUR bank
ABC dalam meningkatkan pangsa pasarnya.
4.4 Analisis Strategi Peningkatan Penyaluran KUR
Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, selanjutnya akan
dilakukan analisis internal eksternal yang menghasilkan matriks Internal-
Eksternal (IE) sehingga dapat diketahui posisi perusahaan untuk memper-
mudah dalam pemilihan alternatif strategi.
Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi pemilihan alternatif
strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam
penyaluran KUR. Dengan total nilai pada matriks internal sebesar 2,791 maka
Bank ABC memiliki faktor internal yang tergolong sedang atau rataan dalam
melakukan kegiatan penyaluran KUR di Pangkalpinang. Total nilai matriks
eksternal sebesar 3,014 memperlihatkan respon yang diberikan oleh Bank ABC
kepada lingkungan eksternal tergolong tinggi. Secara lengkap matriks dan
47
posisi Bank ABC dalam penyaluran KUR relatif terhadap bank yang
menyalurkan KUR dapat dilihat dalam Gambar 6.
I
Growth
II
Growth
III
Retrenchment
IV
Stability
V
Growth and
stability
VI
Retrenchment
VII
Growth
VIII
Growth
IX
Retrenchment
Gambar 6. Matriks IE Bank ABC
Apabila masing-masing total skor dari faktor internal maupun eksternal
dipetakan dalam matriks, maka posisi perusahaan saat ini adalah pada kotak di
kuadran kedua yang berarti inti strategi yang diterapkan perusahaan adalah
strategi pertumbuhan. Dengan posisi tersebut maka strategi tingkat perusahaan
yang dapat dikembangkan adalah Intensive Strategy dan paling tepat yang
dapat dilakukan adalah market penetration dan market development.
4.5 Analisis Matriks SWOT
Setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dan diperoleh inti strategi
perusahaan, maka selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi bagi
perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 12.
a. STRATEGI S – O
Kolom strategi S–O adalah strategi yang menggunakan kekuatan
untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Beberapa strategi
yang dapat digunakan berkenaan dengan strategi ini adalah :
1. Memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada
Pada tahun 2012, jumlah debitur KUR Bank ABC Cabang
Pangkalpinang terus bertambah. Hal ini didukung dengan data yang
diperoleh di Bank ABC pada Tabel 13. Untuk itu, bank ABC
melakukan strategi perluasan pasar secara berkala dan terus menerus
melalui program penyaluran kredit channeling atau linkage program
bekerjasama dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Selain melalui
pola linkage program koperasi, Bank ABC juga memiliki pola
penyaluran kredit kepada para usaha mikro melalui pola inti plasma
bekerjasama dengan perusahaan inti (avalis) yang ikut berperan
sebagai pembina usaha sekaligus sebagai penjamin.
Kuat Rata-rata Lemah 4.0 3.0 2.0
Tinggi
Menengah
Rendah
1.0
1.0
2.0
3.0
Tota
l S
kor
Eval
uas
i F
akto
r E
kst
ernal
Total Skor Evaluasi Faktor Internal
48
Tabel 12. Matriks SWOT Bank ABC
Internal
Eksternal
STRENGTH – S
S1. Persyaratan kredit
cukup
mudah dan cepat
S2. Dukungan SDM
memadai
S3. Positioning Bank
ABC diantara Bank
lainnya
S4. Tingkat kesehatan
bank
S5. Teknologi online
system Bank ABC
S6. Loyalitas nasabah dan
debitur Bank ABC
WEAKNESS – W
W1. Jumlah tenaga
analis kredit yang
terbatas
W2. Proses kredit
hanya dapat
dilakukan di
Kantor Cabang
W3. Terbatasnya
jumlah outlet
Bank ABC
OPPORTUNITIES – O
O1. Dukungan pemerintah
daerah terhadap KUR
O2. Pangsa pasar (market
share) untuk
pembiayaan masih
terbuka luas
O3. Perekonomian dan daya
beli masyarakat terus
meningkat
STRATEGI S – O
1. Memperluas dan
mempertahankan pasar
yang sudah ada (O1,
O2,O3,S1,S2,S3)
2. Mempertahankan
komitmen terhadap
mutu layanan produk
dan mensosialisasikan-
nya kepada seluruh
pegawai (O1,O2,O3,
S1,S3,S6)
STRATEGI W – O
1. Melakukan
promosi dengan
efektif dan efisien
(O2,O3,W1, W3)
2. Meningkatkan
kinerja pemasaran
dalam menganali-
sis permintaan
pasar (O1,O2,
W2,W3)
THREATS – T
T1. Fluktuatifnya daya beli
masyarakat
T2. Pesaing usaha sejenis
semakin ketat T3. Situasi politik, hukum
dan peraturan daerah
yang kurang kondusif
T4. Adanya program
bantuan kredit langsung
dari pemerintah dan
BUMN
STRATEGI S-T
1. Mempertahankan dan
menjaga mutu layan-
an bank ABC
(T1,T2,T4, S1,S2,S3)
2. Meningkatkan kerja-
sama dengan koperasi
dan perusahaan avalis
(T2,T4,S1,S4,S5,S6)
STRATEGI W-T
1. Mempertahankan
bunga kredit dan
angsuran
(T1,T2,T4,W1,W3)
2. Memperbaiki
jaringan pemasaran
(T2,T4,W1,W2,
W3)
Keterangan : - (Oi ; Si) atau (Oi ; Wi) atau (Ti ; Si) atau (Ti ; Wi)
menunjukkan kombinasi lingkungan eksternal dengan internal dalam
menghasilkan pilihan strategi
- i = 1,2,……..n
Tabel 13. Pertumbuhan debitur KUR
KETERANGAN Tahun
2010 2011 2012
Jumlah Debitur 54 115 152
Growth (%) 0 113 32
Sumber : Bank ABC (2012)
49
2. Mempertahankan komitmen pihak manajemen terhadap mutu
layanan produk dan terus berusaha melakukan sosialisasi kepada
seluruh pegawai.
Perhatian manajemen terhadap mutu layanan saat ini sudah
cukup baik, yang perlu ditingkatkan adalah sosialisasi kepada
pegawai di tingkat bawah terutama terhadap petugas kredit yang
berhubungan langsung dengan pemprosesan kredit. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan memanfaatkan struktur organisasi yang
ada sampai kebijakan perusahaan tersebut benar-benar dimengerti
dan dilaksanakan di lapangan. Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah memberikan penjelasan mengenai pentingnya menjaga
mutu layanan dan alasan mengapa pegawai harus melakukan hal
tersebut. Dengan cara itu diharapkan pegawai maupun petugas
kredit dapat menjaga mutu layanan kredit pada setiap tahapan
proses pelayanan kredit atas dasar kesadaran sendiri.
b. STRATEGI W - O
Kolom strategi W–O adalah strategi yang dipakai oleh
perusahaan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan
dengan memanfaatkan peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat
dilakukan adalah :
1. Melakukan promosi dengan efektif dan efisien
Program KUR merupakan program nasional dengan
melibatkan bank pelaksana penyalur KUR terdiri atas lima bank
umum konvensional, dua bank umum syariah, dan 26 Bank
Pembangunan Daerah (BPD). Namun demikian, banyak nasabah
atau debitur yang tidak mengetahui pasti pola-pola penyaluran
KUR sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, Bank
ABC berinisatif untuk melakukan promosi melalui website,
majalah, media surat kabar lokal dan berkunjung ke pelaku-pelaku
UMKM.
2. Meningkatkan kinerja pemasaran dalam menganalisis permintaan
pasar.
Kinerja pemasaran penyaluran KUR oleh Bank ABC
memang tidak semasif BRI. Hal ini disadari oleh Bank ABC masih
mencari simpul-simpul kekuatan UMKM di Pangkalpinang beda
dengan BRI yang memang memiliki core bisnis di UMKM.
Kondisi Baki debet yang makin meningkat dari tahun ke tahun
dapat dilihat pada Tabel 14.
c. STRATEGI S – T
Kolom strategi S-T adalah strategi yang menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari ancaman-
ancaman yang ada. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah :
1. Mempertahankan dan menjaga mutu layanan produk yang
dihasilkan untuk meningkatkan loyalitas debitur
50
Penyaluran KUR maupun kredit usaha kecil dan menengah,
Bank ABC telah didukung dengan jaringan yang tersebar di
seluruh pelosok Tanah Air, yaitu 51 sentra kredit kecil (SKC), 114
unit kredit kecil (UKC), 20 sentra kredit menengah (SKM), 64
kantor cabang tunggal, 57 cabang syariah dan didukung 980 kantor
layanan.
Untuk meningkatkan layanan kepada debitor kredit usaha
kecil, Bank ABC telah mengimplementasikan teknologi secara
online sehingga memungkinkan proses aplikasi kredit usaha kecil
menjadi lebih cepat dan mudah. Selain KUR Bank ABC, Bank
ABC juga memiliki produk kredit lainnya yang ditujukan para
usaha kecil, yaitu kredit Bank ABC Wirausaha, kredit Bank ABC
Usaha Berkembang, dan kredit Bank ABC Usaha Maju.
Dengan dukungan teknologi dan pelayanan petugas kredit di
SKC maupun UKC diharapkan debitur merasa kenyamanan dan
keamanan dalam memilah dan memilih layanan kredit yang cocok
dengan kebutuhan.
2. Meningkatkan kerjasama dengan koperasi dan perusahaan avalis
Program KUR telah digulirkan pada awal bulan November
tahun 2007. Sedangkan tujuan pembentukan program KUR adalah
untuk mempercepat pembangunan sektor riil dan pemberdayaan
usaha mikro, kecil dan menengah, peningkatan akses pembiayaan
kepada UMKM dan koperasi serta penanggulangan kemiskinan
melalui perluasan kesempatan kerja.
Pemerintah dalam melakukan program KUR telah
menganggarkan dana yang cukup besar yakni mencapai Rp 20
miliar untuk setiap tahunnya. Khusus penyaluran dengan pola
linkage program, penyaluran kredit melalui channeling atau
linkage program merupakan salah satu strategi Bank ABC dalam
meningkatkan kredit usaha kecil, terutama untuk menjangkau
usaha mikro, serta menggiatkan perkembangan lembaga keuangan
yang ada di masyarakat, yaitu Koperasi dan BPR. Selain itu, pola
penyaluran kredit kepada para usaha mikro melalui pola inti
plasma bekerjasama dengan perusahaan inti (avalis) yang ikut
berperan sebagai pembina usaha sekaligus sebagai penjamin usaha.
Tabel 14. Pertumbuhan Baki Debet KUR
KETERANGAN Tahun
2010 2011 2012
Baki Debet 3,323 7,494 11,497
PL (Performing Loan) 3,323 7,494 11,497
NPL (Non Performing
Loan) - - -
Kolektibility 100 100 100
Growth (%) 0 126 53
Sumber : Bank ABC (2012)
51
d. STRATEGI W – T
Kolom strategi W-T adalah strategi perusahaan untuk berusaha
meminimalkan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan untuk
berusaha menghindar dari ancaman yang ada. Beberapa strategi yang
dapat dilakukan adalah :
1. Mempertahankan bunga kredit dan lamanya angsuran
Keberhasilan KUR tak lepas dari kualitas konsep skema
penjaminan, dengan adanya penjaminan ini, dari sisi penetrasi
KUR menjadi lebih kencang sebab nasabah yang tadinya tidak
bankable tapi usahanya maju sekarang boleh dapat kredit.
Pemerintah menerapkan sistem bunga baru pada KUR, yaitu
pemberian bunga tetap (flat) dan akan dikenakan per bulan.
Besarannya 0,95% untuk usaha mikro dan 0,57% untuk usaha ritel.
Bunga KUR ritel sebesar 13-15 % per tahun kini menjadi
6,84% setahun. Sementara bunga KUR mikro dari semula 22-24 %
menjadi hanya 11,4% per tahun. Lama angsuran kredit adalah 3
(tiga) tahun.
2. Memperbaiki jaringan pemasaran
Program penyaluran KUR oleh bank ABC melalui beberapan
jalur distribusi, baik pola langsung ke debitur, lingkage programe
(koperasi, BPR dan perusahan Avalis). Hal-hal yang perlu
diperbaikan dalam penyaluran kredit adalah melalui kantor Cabang
dan jarak UMKM yang masih jauh dengan SKC maupun UKC.
Bank ABC berupaya untuk menjemput bola, yaitu berkunjung ke
debitur/nasabah memperkenalkan pola penyaluran dana KUR.
4.6 Prioritas Strategi
Berdasarkan hasil analisis SWOT, didapatkan delapan alternatif strategi
yang dapat digunakan oleh perusahaan. Selanjutnya adalah penentuan prioritas
strategi. Prioritas strategi merupakan tahap akhir dari analisis formulasi
strategi. Pemilihan strategi untuk menentukan strategi yang terbaik menurut
prioritas dilakukan dengan menggunakan alat bantu analisis QSPM.
Pembobotan dilakukan pada masing-masing faktor penentu internal dan
eksternal yang dipergunakan sama dengan bobot yang digunakan pada matriks
IFE dan EFE. Penilaian Alternative Score (AS) digunakan sebagai penentu
daya tarik relatif dari berbagai alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis
SWOT, didasarkan pada sejauhmana faktor tersebut mempengaruhi strategi
yang dibuat. Responden dari alat analisis ini adalah Kepala Cabang, Manajer
Kredit dan Dinas Koperasi dan UKM. Nilai AS dari ketiga pakar tersebut dapat
dilihat pada Lapiran 10.
Strategi yang diperoleh dari hasil matriks SWOT adalah sebagai berikut :
Strategi 1 : Memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada
Strategi 2 : Mempertahankan komitmen terhadap mutu layanan produk dan
mensosialisasikannya kepada seluruh pegawai
Strategi 3 : Melakukan promosi dengan efektif dan efisien
52
Strategi 4 : Meningkatkan kinerja pemasaran dalam menganalisis permintaan
pasar
Strategi 5 : Mempertahankan dan menjaga mutu layanan bank ABC
Strategi 6 : Meningkatkan kerjasama dengan koperasi dan perusahaan
Avalis
Strategi 7 : Mempertahankan bunga kredit dan lamanya waktu angsuran
Strategi 8 : Memperbaiki jaringan pemasaran
Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat terlihat bahwa strategi terbaik
yang diserahkan untuk dilakukan perusahaan adalah mempertahankan bunga
kredit dan lamanya waktu angsuran dengan nilai TAS tertinggi, yaitu 7,380.
Seluruh alternatif strategi dapat diperingkatkan sebagai berikut :
a. Teknis administratif (skim kredit dan layanan)
1. Mempertahankan bunga kredit dan lamanya waktu angsuran (TAS;
7,380)
2. Mempertahankan komitmen terhadap mutu layanan produk dan
mensosialisasikannya kepada seluruh pegawai (TAS;7,126)
3. Mempertahankan dan menjaga mutu layanan bank ABC (TAS; 6,896)
b. Pasar (analisis dan promosi)
1. Memperluas dan mempertahankan pasar yang sudah ada (TAS; 6,866)
2. Meningkatkan kinerja pemasaran dalam menganalisis permintaan pasar
(TAS; 6,762)
3. Memperbaiki jaringan pemasaran (TAS; 6,761)
4. Melakukan promosi dengan efektif dan efisien (TAS; 6,696)
c. Manajerial (kemitraan)
1. Meningkatkan kerjasama dengan koperasi dan perusahaan Avalis
(TAS; 6,199)
Peringkat tersebut menunjukkan urutan prioritas strategi setelah
dilakukan pembobotan. Strategi yang memiliki bobot yang paling besar adalah
yang menjadi prioritas utama yang dapat dilaksanakan. Tetapi, apabila strategi
yang menjadi prioritas utama belum atau tidak dapat dilaksanakan, maka dapat
menggunakan strategi lain yang nilainya lebih rendah dari strategi utama dan
seterusnya.
Prioritas strategi tersebut dibuat sebagai langkah awal untuk memulai
pelaksanaan strategi-strategi yang ada pembobotanya dilakukan oleh suatu
perusahaan. Strategi pertama bukan menjadi penentu sukses untuk strategi
setelahnya, tetapi memiliki hubungan yang saling mendukung. Keterbatasan
yang dimiliki perusahaan menyebabkan semua strategi tidak dapat diterapkan
dalam waktu yang bersama-sama.
4.7 Implikasi Manajerial
Skema Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah skema kredit atau
pembiayaan khusus diperuntukkan bagi UMKM dan Koperasi yang usahanya
layak namun tidak mempunyai agunan yang cukup sesuai persyaratan yang
ditetapkan perbankan. Tujuan akhir diluncurkan Program KUR adalah
meningkatkan perekonomian, pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga
kerja.
53
Berdasarkan pada prioritas strategi yang telah dikembangkan oleh Bank
ABC Cabang Pangkalpinang. Strategi dikelompokkan berdasarkan pada teknis
administratif, pasar dan manajerial. Dari hasil penelitian ini, terdapat beberapa
implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh manajemen dalam menetapkan
strategi peningkatan penyaluran KUR. Implikasi-implikasi manajerial tersebut
meliputi:
1. Mempertahankan bunga kredit.
Program kredit yang dijalankan pemerintah merupakan program
kredit yang bersubsidi. Bentuk subsidi tersebut adalah penetapan suku
bunga kredit program yang lebih rendah dari suku bunga di pasar umum.
Dalam penetapan suku bunga KUR, pemerintah melalui agen bank-bank
pemerintah menetapkan suku bunga 14 persen per tahun. Pembebanan
bunga KUR 14% per bulan sangat rendah karena tidak adanya provisi
(biaya yang dipungut dari Bank). Ada berbagai faktor yang menjadi
pertimbangan bagi pihak bank dalam melakukan seleksi pengajuan kredit.
Dua jenis prinsip yang biasa diterapkan dalam mempertimbangkan
pengajuan kredit (analisis kredit), yaitu prinsip 5C dan prinsip 6A.
2. Meningkatkan mutu layanan produk KUR
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh Bank ABC dalam meningkatkan
mutu layanan produk KUR diawali dengan peningkatan kapasitas account
officer (AO), proses persetujuan, syarat pemberian kredit dan proses
pengendalian kredit. Indikator, kebutuhan, tindakan dan waktu
pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Indikator, kebutuhan, tindakan dan waktu pelaksanaan
Indikator
Prioritas
Kebutuhan
(Need)
Tindakan
(Action)
Waktu
Pelaksanaan
Kapasitas
Account
Officer(AO)
Memiliki account
officer yang
berkapasitas dalam
menilai kredit
Melakukan pelatihan
kepada AO untuk
mempertajam analisis
kredit
Jangka
pendek
Proses
Persetujuan
Kredit
Persetujuan kredit
tidak berbelit-belit
Menjamin bahwa
proses pengajuan dan
pencairan kredit yang
cepat
Jangka
pendek
Syarat
Pemberian
Kredit
Persetujuan kredit
yang mudah
Menjamin bahwa
syarat pemberian
kredit yang mudah
Jangka
pendek
Proses
Pengendalian
Kredit
Sistem internal
control
terhadap pekerjaan
AO
Merancang sistem
pelaporan yang jelas
untuk menghindari
dan mengendalikan
terjadinya penyele-
wengan pemberian
kredit
Jangka
pendek
54
3. Mempertahankan dan memperluas pasar dan meningkatkan kinerja
pemasaran
Selain peningkatan mutu layanan produk KUR, yang perlu dilakukan
oleh Bank ABC untuk meningkatkan penyaluran KUR adalah memperluas
pasar dan meningkatkan kinerja pemasaran. Memperluas pasar dapat
dilakukan dengan melakukan pendekatan kepada pelaku-pelaku usaha
yang direkomendasi oleh Dinas Koperasi dan UKM. Kinerja pemasaran ini
dimaksudkan untuk memperoleh target yang diinginkan oleh Bank ABC
cabang Pangkalpinang.