Post on 15-Mar-2019
Redaksi Account menerima artikel penelitian untuk
dimuat pada terbitan
berikunya yang sesuai dengan ruangl lingkup jurnal ac-
count.
Kirim artikel anda ke
akunjurnal2013@gmail.com.
Sesuaikan format tulisan an-
da dengan format yang terse-
dia di halaman belakang, atau kirim email dengan isi
request for format ke email
diatas
Account
Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan
ISSN 2338-9753
Implementasi Standard Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SKA-ETAP) dalam Proses Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keu-
angan Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal 90-96,
Nedsal Sixpria Titi Suhartati, Sabar Warsini.
Pengaruh Krisis Subprime Mortgage Terhadap Kinerja Keuangan Indi-
kator Return Saham Industri Konsumsi Yang Terdaftar di BEI. Hal 97-
106. Ridwan Zulpi Agha
Studi Terhadap Implementasi Kurikulum Program Studi Komputerisasi
Akuntansi di Indonesia. Hal 107-117, Ali Masjono.
Kajian Kualitas Audit Terhadap Kualitas Informasi dalam Laporan Keu-
angan. Hal 118-125, Eli Suhayati.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Con-
cern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hal 126-135, Sharlita Sara Izzati, Lana Sularto.
Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsilbility pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2013. Hal 136-143, Shinta Nur Amalia, Lana
Sularto.
Optimalisasi Dana Bergulir dalam Meningkatkan Perekonomian Masyara-
kat Miskin (Studi Kasus Dana PNPM Mandiri Perkotaan di Provinsi Su-
matera Barat). Hal 144-150, Veriyetmi Wira, Gustati.
Apakah Mahasiswa di Kelas Pengauditan Mendukung Penggunaan Cross-
word Puzzle?, Hal 151-157, Yanto Darmawan, Yudi Santara Setyapurnama.
Pengaruh Anggaran Partisipatip terhadap Kinerja Manajerial dengan Lo-
cus of Control sebagai Variabel Moderating (studi Perguruan Tinggi Swasta
di Kota Bandung). Hal 158-163, Dena Adilla Gunawan, Ivan A. Setiawan.
Profile Demografis Nasabah E-Banking. Hal 164-169, Petrus Hari Kuncoro
Seno, Ali Masjono.
Volume 1 No 2 Desember 2014
Ruang Lingkup: Account merupakan jurnal yang diterbitkan untuk memberikan ma-
sukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi, keuangan dan per-
bankan. Artikel yang dimuat di jurnal ini merupakan kajian teoritis dan hasil riset
terapan dibidang akuntansi, keuangan dan perbankan
Redaksi Account
menerima artikel penelitian untuk dimuat
pada terbitan berikutnya
yang sesuai dengan ruang lingkup jurnal account.
Kirim artikel anda ke akunjurnal2013@gmail.com.
Sesuaikan format tulisan an-da dengan format yang terse-
dia di halaman belakang,
atau kirim email dengan isi request for format ke email
diatas
Volume 1 No 2 Desember 2014
ISSN 2338-9753
Susunan Redaksi:
Pengarah: Abdillah, Fachrudin Mukhtar, Agus Supriadi, Lenny Brida, Zainal Nur Arifin
Penangung Jawab :
Elly Mirati
Pimpinan Redaksi Ali Masjono
Tim Redaksi:
Agus Purwaji, Titi Suhartati, Petrus Hari Kuncoro Seno, Nur Hasyim, Ah-mad Abror, Bambang Waluyo , Chaterina Somangungsong, Silvia Roza, Supriatnoko
Mitra Bestari:
Dr Cipto Wardoyo SE. M.Pd. M.Si., Ak. CA. (Universitas Negeri Malang) Dr. Lana Sularto SE. M.M.Si. (Universitas Gunadharma) Utami Puji Lestari. Ph.D. (Politeknik Negeri Jakarta
Layout dan sirkulasi : Darwin dan Afriza Wijaya
Artikel yang dimuat di Account, jurnal akuntansi, keuangan dan perbankan berupa
hasil penelitian sesuai dengan ruang lingkup jurnal yang ditulis oleh dosen, praktisi,
mahasiswa, pelaku ekonomi, dan siapa saja yang berminat dalam pengembangan
bidang akuntansi, keuangan dan perbankan.
Tujuan dari penerbitan jurnal ini untuk menyediakan forum khusus untuk publikasi
hasil penelitian bagi para praktisi, dosen atau siapa saja yang berminat. Untuk
menyalurkan berbagai pemikiran baru dan tujuan lainnya yang relevan.
Volume 1 No 2 Desember 2014
ISSN 2338-9753
Dari Redaksi
Syukur Alhamdulillah, jurusan akuntansi Politeknik Negeri Jakarta dapat mener-
bitkan jurnal ilmiah yang kedua “Account” dengan No ISSN 2338-9753. Dalam
kesempatan terbitan kedua ini (Vol 1 No 2 Edisi Desember 2014) diturunkan tuli-san hasil penelitian para dosen program studi akuntansi, program studi keuangan
dan perbankan konvensional dan syariah dimana pada edisi ini ada sumbangan
artikel dari Perguruan Tinggi lain, redaksi mengucapkan terima kasih atas
partisipasinya.
Pada edisi kedua ini diterbitkan tulisan mengenai implementasi standar Akuntansi
SAK-ETAB, studi implementasi kurikulum program studi komputerisasi, kajian
kualitas informasi dalam laporan keuangan, faktor factor yang mempengaruhi pen-
erimaan opini audit going concern di BEI, Analisis pengaruh kinerja keuangan ter-
hadap pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan farmasi yang
terdaftar di BEI dan beberapa kajian lainnya yang telah tersaji pada terbitan kali ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada tim editor yang telah bekerja sama da-
lam menyukseskan terbitan kedua ini. Besar harapan dari redaksi bahwa para
dosen dari seluruh Indonesia yang berkepentingan dengan publikasi hasil penelitian
dapat berpartisipasi dengan mengirimkan artikelnya ke redaksi.
Semoga bermanfaat
Depok 1 Desember 2014
Pimpinan Redaksi
Account: Ely Suhayati
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 118
Kajian Kualitas Audit Terhadap
Kualitas Informasi dalam Laporan Keuangan
Ely Suhayati
Program Studi Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia
elysuhayati@yahoo.co.id
Abstract The phenomenon as stated by Anwar Nasution (2007) that the information which is not accurate is the
worthless junk information for decision making. Then Sri Mulyani (2006) states that "there are companies who
do deviantpractices with multiple financial statements such as providing different financial statements to banks
and tax, and criticizing Public Accountant who carelessly make the audit report". The existence of the
phenomenon, the author would like to learn about the problems of Audit Quality on the Quality Information in
Financial Statements.
The research method in this article is analyticdescriptive with qualitative approach. The discussion of
the phenomenon is Audit Quality is a major factor in the practice of auditing, Audit Quality can not actually be
separated with Public Accountant as the executor of the Audit, so that Audit Quality is highly dependent on
judgment and integrity of the public accountanthimself, if the public accountant is a high quality one and does
the job according to his function, it will generate quality information to the Financial Statements.
Keywords : Audit Quality, Quality Information, and Financial Statements
Abstrak Adanya fenomena seperti yang dinyatakan oleh Anwar Nasution (2007) bahwa informasi yang tidak
akurat, adalah informasi sampah yang tidak ada manfaatnya bagi pengambilan keputusan. Kemudian Sri
Mulyani (2006) menyatakan bahwa “ada perusahaan yang melakukan praktek menyimpang dengan membuat
laporan keuangan ganda seperti memberikan laporan keuangan yang berbeda untuk bank dan pajak, serta
mengkritik Akuntan Publik yang asal-asalan membuat laporan audit”. Adanya fenomena, maka penulis ingin
mengkaji tentang permasalahan Kualitas Audit terhadap Kualitas Informasi dalam Laporan Keuangan
Metode penelitian dalam artikel ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Adapun
pembahasan terhadap fenomena tersebut diatas adalah Kualitas Audit merupakan faktor utama dalam praktek
audit, Kualitas Audit sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan Akuntan Publik sebagai pihak pelaksana dari
Audit, sehingga Kualitas Audit sangat tergantung pada judgement dan integritas dari akuntan publik itu sendiri,
jika akuntan publik adalah seorang yang berkualitas tinggi dan melakukan pekerjaan sesuai dengan fungsinya,
maka akan menghasilkan Informasi yang berkualitas terhadap Laporan Keuangan.
Kata-kata kunci : Kualitas Audit, Informasi yang berkualitas, dan Laporan Keuangan
Pendahuluan
Akuntansi sering disebut juga sebagai
“Bahasanya dunia usaha” karena informasi
ekonomi yang dihasilkan umumnya berbentuk
angka-angka, sedangkan suatu usaha dalam suatu
perusahaan outputnya berupa angka juga.
Perusahaan yang menggunakan informasi secara
efektif akan mendapatkan kesempatan untuk
melakukan sesuatu lebih dahulu (lebih cepat), lebih
benar (efektif) dan lebih murah (efisien) dibanding
pesaingnya, karena informasi merupakan
kebutuhan user sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Huang et al (1999) menyatakan bahwa
“Informasi yang tidak berkualitas dapat
mengakibatkan keputusan-keputusan yang diambil
oleh user tidak berkualitas sehingga dapat
menimbulkan kerugian.
Senada dengan Huang et al., (1999), Kieso
et al., (2007:3) menyatakan bahwa bila informasi
tidak berkualitas maka investor tidak mempercayai
informasi tersebut dan akibatnya investor akan
mengalokasikan dananya ke investasi lain. Kieso et
al., (2007:1) menyebutkan bahwa Enron, Global
Crossing, Kmart, Worldcom, Williams Cos dan
Xerox diperiksa oleh Securities and Exchange
Commision (SEC) karena adanya informasi yang
tidak berkualitas. Harga saham perusahaan tersebut
turun secara drastis, Enron mengalami
kebangkrutan, dan pasar saham secara keseluruhan
terkena „enronitis‟ yaitu ketidakpercayaan pada
kualitas informasi sehingga menyebabkan
anjloknya pasar saham secara keseluruhan. Kasus-
kasus dunia yang dipublikasikan tersebut dapat
menjadi bukti bahwa kualitas informasi yang buruk
dapat menyebabkan kerugian.
Account: Ely Suhayati
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 119
Maka dapat dipahami bahwa informasi
yang berkualitas sangat penting, karena akan
mempengaruhi capital providers dan stakeholder
lain dalam membuat keputusan investasi, maupun
kredit (Beest et al. 2009:3). Selain itu informasi
yang berkualitas tentunya sangat diperlukan
investor untuk menciptakan pasar yang efisien
(Kieso et al., 2007:3).
Latar Belakang
Output dari Akuntansi adalah Laporan
Keuangan, Laporan keuangan merupakan suatu
informasi tentang kinerja suatu perusahaan dalam
satu periode yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam
proses pengambilan keputusan (Sofyan Syafri
Harahap,2007:201). Harus disadari bahwa terdapat
banyak pihak yang akan mengandalkan informasi
dalam laporan keuangan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan, oleh karena itu informasi
dalam laporan keuangan harus berkualitas
(Mahmudi, 2010:9).
Laporan keuangan dikatakan berkualitas
apabila informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan tersebut dapat dipahami, memenuhi
kebutuhan pemakainya dalam pengambilan
keputusan, bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material serta dapat
diandalkan sehingga laporan keuangan tersebut
dapat dibandingkan dengan periode-periode
sebelumnya (Yosefrinaldi,2013).
Laporan keuangan yang buruk dapat
menimbulkan implikasi negatif antara lain: (a)
Menurunkan kepercayaan masyarakat kepada
pengelola dana publik (pemerintah), (b) Investor
akan takut menanamkan modalnya karena laporan
keuangan tidak dapat diprediksi yang berakibat
meningkatnya resiko investasi, (c) Pemberi donor
akan mengurangi atau menghentikan bantuannya,
(d) Kualitas keputusan menjadi buruk, dan (e)
Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan
kinerja aktual (Mardiasmo,2002:174).
Untuk mengetahui apakah laporan
keuangan yang telah disusun wajar atau belum
sesuai dengan standar dalam laporan keuangan,
tentunya diperlukan pihak ketiga yang independen
untuk melakukan pemeriksaan (Silviana, 2012).
Seorang akuntan publik dalam
melaksanakan audit bukan hanya semata untuk
kepentingan klien, melainkan juga untuk pihak lain
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
auditan (Simamora, 2000:8).Pihak-pihak lain
perusahaan, yang biasanya terdiri beberapa pihak
seperti: pemilik perusahaan, karyawan, investor,
kreditor, badan pemerintah, organisasi nirlaba,
dan masyarakat(Simamora, 2000:8).
Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi kualitas audit tergantung dari sudut
mana masing-masing pihak memandangnya.
Kualitas audit merupakan hal yang sulit untuk
diukur sehingga membuatnya menjadi suatu hal
yang sensitif bagi perilaku individual yang
melakukan audit. Artikel ini akan mengkaji kualitas
audit salah satu caranya dapat dilihat dari dua sudut
pandang, sudut pandang pertama dapat dilihat dari
orang yang melaksanakan audit dan sudut pandang
yang kedua adalah proses ketika melaksanakan
audit.
Hasil audit yang berkualitas dapat
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan, oleh
karena itu laporan keuangan dijadikan dasar untuk
keputusan investasi, investor dapat menuntut
pertanggungjawaban auditor bila terjadi kegagalan
audit yang merugikan investor (Sri wahyuni, 2013).
Menurut Zerni (2009) terdapat potential
conflict of interests antara auditor dan insiders
perusahaan yang diaudit, yang muncul karena klien
ingin merepresentasikan perusahaan dengan baik,
sedangkan auditor harus menyediakan reasonable
assurance atas informasi mengenai kondisi
keuangan perusahaan yang dipresentesikan dengan
wajar.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penulisan artikel ini
adalah untuk mengkaji kualitas audit dilihat dari
sudut pandang, orang yang melakukan audit beserta
proses dalam melaksanakan audit, sehingga akan
menghasilkan informasi dalam laporan keuangan
yang berkualitas.
Metode Penelitian Suatu artikel harus memiliki tujuan seperti tujuan
secara umum yaitu untuk memecahkan suatu
masalah, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk
mengembangkan dan mengaplikasikan teori, juga
memecahkan masalah berdasarkan teori-teori yang
telah ada. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
maka metode penelitian/berdasarkan karakteristik
masalah dalam artikel ini adalah Deskriptif dengan
pendekatan Kualitatif. Deskriptif Kualitatif
merupakan penelitian yang memberikan gambaran
karakteristik variable yang diteliti dalam suatu
situasi dengan memberikan solusi berdasarkan
teori-teori yang sudah ada.
Permasalahan Kualitas audit merupakan faktor utama
dalam praktek audit, Kualitas audit sebenarnya
tidak dapat dipisahkan dengan akuntan publik
Account: Ely Suhayati
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 120
sebagai pihak pelaksana dari audit, sehingga
kualitas audit sangat tergantung pada judgement
dan integritas dari akuntan publik itu sendiri, jika
akuntan publik adalah seorang yang berkualitas
tinggi dan melakukan pekerjaan sesuai dengan
fungsinya, maka dia akan menghasilkan output
yang berkualitas pula, karena diasumsikan mampu
mencegah dan mendeteksi praktek – praktek
akuntansi yang dipertanyakan, dan melaporkan
error serta irregularities dalam sistem akuntansi
klien. Tetapi kenyataannya seperti yang
diungkapkan oleh Sri Wahyuni (2013) banyaknya
skandal kegagalan audit telah menimbulkan
pertanyaan, apakah investor masih menganggap
penting kualitas auditor, selanjutnya Sri Mulyani
(2006) menyatakan ”Banyak perusahaan
melakukan praktek menyimpang dengan membuat
laporan keuangan ganda seperti memberikan
laporan keuangan yang berbeda untuk bank dan
pajak serta mengkritik Akuntan Publik yang telah
memberikan pendapat terhadap laporan keuangan
ganda tersebut”, kemudian Anwar Nasution (2006)
mengkritik perilaku Akuntan Publik, dimana beliau
menyatakan ”Banyak kantor akuntan publik yang
asal-asalan membuat laporan audit, banyak
pekerjaan kantor akuntan publik yang hanya
sebagai pembenar penyimpangan yang dilakukan
kliennya”.
Anwar Nasution (2007) menyatakan
bahwa informasi yang tidak akurat, adalah
informasi sampah yang tidak ada manfaatnya bagi
pengambilan keputusan. Kemudian Anwar
Nasution (2007) menjelaskan pula bahwa
akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan
dan dunia usaha di Indonesia masih belum
mengalami banyak kemajuan, dikarenakan
lambannya perbaikan sistem informasi akuntansi
nasional. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena
mengenai kualitas informasi dalam laporan
keuangan di Indonesia masih belum baik.
Fenomena lain yang menunjukkan kurang
berkualitasnya informasi keuangan adalah masih
banyaknya perusahaan swasta yang laporan SPT
Tahunan PPh Badan-nya tidak sama dengan
laporan keuangan audited, sehingga masih perlu
dilakukan penyelidikan investigasi atas
perusahaan-perusahaan tersebut (Darmin nasution,
2007). Kemudian kasus Great River yang
terindikasi adanya konspirasi dalam penyajian
laporan keuangan perusahaan. Hasil pemeriksaan
menunjukkan adanya indikasi penipuan dalam
penyajian laporan keuangan dimana Bapepam
menemukan kelebihan pencatatan atau
overstatement penyajian account penjualan dan
piutang dalam laporan tersebut (Fuad Rahmany:
2006). Selanjutnya mengenai kasus bank Century
yang merupakan kasus rekayasa akuntansi.
Penilaian tersebut tergambar dari
banyaknya manipulasi pembukuan neraca bank,
sehingga mendapat fasilitas penyertaan modal
sementara sebesar Rp 6.7 triliun (Hasan Bisri:
2012)
Review Pustaka Di dalam Review Pustaka akan dikaji
Kualitas Audit dan Kualitas Informasi dalam
Laporan Keuangan Dalam “Kamus Besar Bahasa
Indonesia” (2008;744) mengartikan kualitas
sebagai berikut:
“Tingkat baik/buruknya sesuatu”
Sedangkan Quality menurut
Wikipedia.com
“Quality is a perceptual, conditional and
somewhat subjective attribute and may be
understood differently by different
people”
Dari kedua definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa kualitas adalah keadaan tentang
tingkat baik/buruknya atau taraf/derajat sesuatu.
Berikutnya pengkajian tentang Audit
Arens, et al (2012 : 4) mendefinisikan auditing
sebagai berikut :
”Auditing is the accumulation and
evaluation of evidence about information
to determine and report on the degree of
correspondence between the information
and established criteria. Auditing should
be done by a competent, independent
person”.
Sukrisno Agoes (2007 : 3) mendefinisikan Auditing
sebagai berikut :
”Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut”.
Dari kedua definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa secara umum auditing adalah
suatu proses sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi. Tujuan dari hal tersebut untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-
pernyataan tersebut dengan kriteria-kriteria yang
telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.
Auditing harus dilakukan secara kritis dan
dipimpin oleh seorang yang mempunyai gelar
Akuntan (registered accountant) dan mempunyai
izin praktik sebagai Akuntan Publik dari Menteri
Keuangan. Pelaksana pemeriksaan haruslah
seorang yang mempunyai pendidikan, pengalaman
Account: Ely Suhayati
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 121
dan keahlian di bidang akuntansi, perpajakan,
sistem akuntansi dan pemeriksaan akuntan. Apabila
Akuntan Publik dan staff audit tidak memiliki
keahlian, tidak mungkin pemeriksaan dilakukan
secara kritis (cermat, hati-hati dan waspada
terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya
penyimpangan atau kesalahan).
Definisi dari Akuntan Publik menurut Sukrisno
Agoes (2007 : 47) menyatakan bahwa :
“Akuntan Publik adalah akuntan yang
memiliki izin dari menteri keuangan atau
pejabat yang berwenang lainnya untuk
menjalankan praktik Akuntan Publik”.
Menurut peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik,
menyatakan bahwa :
“Akuntan Publik adalah akuntan yang
telah memperoleh izin dari menteri
keuangan untuk memberikan jasa
sebagaimana diatur dalam peraturan
Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
Publik.”
Dari kedua definisi tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa Akuntan Publik adalah
seseorang yang telah memperoleh izin dari menteri
keuangan untuk menjalankan praktik Akuntan
Publik, sebagaimana diatur dalam peraturan
Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik untuk memenuhi
kebutuhan para pemakai informasi keuangan.
Definisi Kantor Akuntan Publik menurut Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik menyatakan :
“Kantor Akuntan Publik adalah Badan usaha yang
telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan
sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam
memberikan jasanya”.
Kemudian pengkajian tentang Kualitas Audit
DeAngelo (1981) menyatakan bahwa :
”Audit quality is as the joint probability
that an auditor will both discover and
report a breach in the client‟s accounting
system. The discovery of a misstatement
measures quality in term of auditor‟s
knowledge and ability, while the reporting
of the misstatement is dependent upon the
auditor‟s incentives to disclose”.
Wooten (2003) menyatakan bahwa :
”The term quality audit means different
things to different people. Measuring
audit quality is also problematic. The
outcome of audit quality is not directly or
immediately observable. Audit quality
control procedure attempt to maintain
high standards of control over the process
of an audit, but an audit failure usually
becomes known in the context of a
business failure. When a major company
experiences an audit failure, the business
press will broadcast it. It is imposible to
know the number of poor quality audits
that simply go undetected and
unpublicized. A firm may perform a poor
quality audit but, without knowledge of the
planning and fieldwork, there could be no
indication of it if the financial statements
are not materially misstated. Similarly, if
a poor quality audit were performed and a
material misstatement overlooked, there
may have been no negative repercussion”.
Basuki (2006) menyatakan bahwa :
”Secara teoritis kualitas pekerjaan akuntan
publik biasanya dihubungkan dengan
kualifikasi keahlian, ketepatan waktu
penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti
pemeriksaan yang kompeten pada biaya
yang paling rendah serta sikap
independensinya dengan klien.
Boon & Mc Kinnon (2008) menyatakan bahwa :
“Audit quality is an increasingly
important area of examination”
Kesimpulan dari keempat pendapat
tersebut diatas, kualitas audit diartikan sebagai
probabilitas seorang auditor dapat menemukan dan
melaporkan penyelewengan dalam sistem
akuntansi klien. Probabilitas penemuan
penyelewengan ini akan bergantung pada
kemampuan teknis seorang auditor seperti
pengetahuan, kemampuan, perencanaan audit,
ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan,
kecukupan bukti pemeriksaan yang kompeten pada
biaya yang paling rendah, sikap independensi
dengan klien, kesesuaian audit dengan standar
pengauditan, internal control auditee serta review
dari pihak ketiga.
Di dalam praktek audit, mutu merupakan
keutamaan karena KAP tidak akan berkembang
apabila tidak memperhatikan kualitas dari audit,
seperti disampaikan dalam Standar Profesional
Akuntan Publik SPM Seksi 100 Point1:
”Setiap KAP wajib memiliki sistem pengendalian
mutu dan menjelaskan unsur-unsur pengendalian
mutu dan hal-hal yang terkait dengan implementasi
secara efektif sistem tersebut”.
Account: Ely Suhayati
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 122
Selanjutnya akan dikaji, kualitas informasi dalam
laporan keuangan, terdapat beberapa pengertian
mengenai Kualitas Laporan Keuangan, diantaranya
adalah sebagai berikut :
Menurut Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas
Hertianti (2011:44),
“Kualitas laporan keuangan adalah
ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya, agar
dapat meemenuhi kualitas yang
dikehendaki laporan keuangan harus
memenuhi empat karakteristik yaitu
relevan, andal, dapat dibandingkan dan
dapat dipahami.”
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:146),
“Kualitas laporan keuangan merupakan
kriteria persyaratan laporan akuntansi
keuangan yang dianggap dapat memenuhi
keinginan para pemakai atau pembaca
laporan keuangan”.
Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa, kualitas informasi dalam laporan keuangan
merupakan ukuran-ukuran yang digunakan agar
informasi yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi
penggunanya, yaitu yang memenuhi empat
karakteristik seperti relevan, andal, dapat
dibandingkan dan dapat dipahami, hal tersebut
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
(Mc.Leod, 2007:35), Baltzan (2012:217) serta
Romney dan Steinbart (2006:6). Dapat dijelaskan
bahwa informasi mampu membuat suatu perubahan
dalam pengambilan keputusan sesuai dengan tujuan
user (Obaidat et al., 2007:27). Informasi yang
relevan juga merupakan informasi yang secara
signifikan mampu mempengaruhi suatu keputusan
(Moehrle dan Moehrle, 2008:6).Informasi yang
relevan juga merupakan informasi yang memiliki
relevansi jika informasi tersebut berhubungan
dengan masalah yang sedang dihadapi pengguna
(Mc Leod, 2007:43).Sementara itu Kieso et al.
(2007:43) menegaskan bahwa informasi yang
relevan harus memiliki nilai prediksi ke depan
(predictive value), dan memiliki nilai umpan balik
(feedback value).
Kriteria informasi berkualitas lainnya
adalah informasi harus akurat. Informasi yang
akurat adalah informasi yang memiliki tingkat
presisi yang cukup dan mendekati pada kenyataan
(reality) sebenarnya (Eppler, 2003: 68).Tingkat
presisi yang „cukup‟ mendekati kenyataan
disebabkan karena fitur-fitur yang memberikan
kontribusi kepada tingkat akurasi akan menambah
biaya karena itu pengguna seringkali terpaksa
menerima tingkat akurasi kurang dari 100%
(Mc.Leod, 2007:43).
Informasi yang tepat waktu, berkenaan
dengan ketersediaan pengungkapan informasi pada
saat dibutuhkan dalam membuat keputusan yang
berguna (Beest et al, 2009:16). Dijelaskan lebih
lanjut oleh Mc.Leod (2007:43) bahwa informasi
hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan
sebelum situasi yang buruk berkembang atau
hilangnya peluang yang ada, sehingga informasi
yang diperoleh setelah keputusan diambil tidak
akan memiliki nilai yang bermanfaat.
Ditegaskanoleh Moehrle dan Moehrle (2008:8)
bahwa Informasi dikatakan tepat pada waktunya
adalah apabila user menerima informasi melewati
waktu yang dibutuhkan maka informasi yang
diberikan tidak berguna, jika diterima dan diproses
pada waktunya maka hal itu dapat meningkatkan
kegunaan informasi.
Informasi yang lengkap merupakan
informasi yang mencakup semua informasi yang
diperlukan yang disajikan secara tepat (Moehrle
dan Moehrle, 2008:8). Lengkap dalam arti tidak
ada penghilangan informasi yang signifikan atau
tidak ada informasi yang tidak dicantumkan yang
akan menyebabkan informasi menjadi menyesatkan
(Moehrle dan Moehrle, 2008:8). Namun
hendaknya informasi yang diberikan tidak overload
yang dapat memberikan kerugian pada pengguna,
informasi yang lengkap jika memiliki agregasi
yang tepat dan mendukung semua area keputusan
yang akan diambil (Mc.Leod, 2007:43).
Pembahasan Pada setiap profesi sangat penting untuk
menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap
kualitas jasa yang diberikan profesi tersebut, selain
itu pula profesi yang melayani kepentingan
masyarakat hanya bisa mempertahankan
eksistensinya, jika masyarakat menghargai profesi
yang bersangkutan dan penghargaan tersebut hanya
akan diberikan oleh masyarakat jika ada usaha dari
anggota profesi untuk bekerja dengan penuh
tanggungjawab, seperti menjaga kualitas audit agar
dapat meningkatkan informasi di dalam laporan
keuangan.
Kualitas Audit dalam artikel ini,
ditentukan oleh dua hal, yang pertama yaitu orang
yang melaksanakan audit. Audit harus dilakukan
oleh auditor yang memiliki kompetensi,
profesionalisme dan independensi agar laporan
audit yang dihasilkan handal dan dapat dipercaya
(Mahmudi,2010:37). Dalam menjalankan tugasnya
seorang audit harus memenuhi persyaratan
kemampuan atau keahlian sebagai seorang auditor
(Indra Bastian,2014:26).
Orang yang melaksanakan audit harus
memiliki kompetensi artinya memelihara
pengetahuan dan keahlian profesional yang
dibutuhkan untuk menjamin pemberian jasa
profesional yang kompeten kepada klien atau
pemberi kerja (Ikatan Akuntan Publik
Indonesia,2011:11). Pemeriksa yang ditugasi untuk
melaksanakan pemeriksaan menurut standar
pemeriksaan harus secara kolektif memiliki
pengetahuan tentang standar pemeriksaan yang
dapat diterapkan terhadap jenis pemeriksaan yang
Account: Ely Suhayati
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 123
ditugaskan serta memiliki latar belakang
pendidikan, keahlian dan pengalaman untuk
menerapkan pengetahuan tersebut dalam
pemeriksaan yang dilaksanakan (Indra
Bastian,2014:27).
Yang kedua proses pelaksanaan audit. Akuntan
Publik di dalam melakukan audit, harus memenuhi
tiga tahap audit yaitu : tahap perencanaan audit
seperti memahami bussiness clien, pemahaman
struktur pengendalian internal, menetapkan resiko
dst, tahap pelaksanaan audit seperti pengujian
pengendalian internal, pengujian substantif
transaksi dan pengujian detail transaksi, tahap
pelaporan seperti evaluasi dan kesimpulan,
komunikasi dengan klien, penerbitan laporan audit
dst (SK Ketua Umum Ikatan Akuntan Publik
Indonesia Nomor : Kep 0.24/IAPI/ VII/2008)
Nor dan Smith (2009) menyebutkan
bahwa kualitas audit merupakan hal yang sangat
penting, tidak hanya bagi klien ataupun bagi KAP
itu sendiri, tetapi juga bagi publik. Kualitas audit
merupakan elemen fundamental yang menjelaskan
demand untuk jasa audit (Nor dan Smith, 2009).
Kualitas audit tidak didefinisikan dalam
standar auditing. Proses audit secara normal hanya
menghasilkan audit report yang minimal berupa
bentuk standar tetapi tidak berisi informasi yang
lebih banyak mengenai kualitas audit (Zerni,
2009). Selanjutnya Buletin Akuntan Publik (2010)
juga menyatakan bahwa pedoman standar auditing
hanya mengatur apa yang harus dilakukan dalam
audit dan kepatuhan terhadap standar akan
menunjukkan bahwa audit telah dilakukan pada
tingkat kualitas yang dapat diterima.
Oleh karena itu, keadaan tentang tingkat
baik/buruknya laporan keuangan tergantung dari
informasi yang dihasilkan dalam laporan keuangan
suatu perusahaan. Informasi tersebut merupakan
kebutuhan user yang digunakan sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan. Menurut Gelinas et
al., (2012:19) “Kualitas informasi merupakan
informasi yang berguna bagi para pengambil
keputusan, pengguna informasi akan menentukan
keputusan yang berkualitas dengan memberikan
penekanan tambahan pada relevansi, ketepatan
waktu, akurasi dan kelengkapan”. Kualitas
informasi memiliki ciri khas yaitu memenuhi atau
bahkan dapat melebihi harapan pelanggan atau
pengguna dari informasi yang tersedia.
Informasi berkualitas sangat penting,
karena akan mempengaruhi capital providers dan
stakeholder lain dalam membuat keputusan
investasi, maupun kredit (Beest et al. 2009:3), dan
sangat diperlukan investor untuk menciptakan
pasar yang efisien (Kieso et al., 2007:3). Oleh
karena itu kriteria yang dibutuhkan agar laporan
keuangan berkualitas, salah satunya adalah laporan
keuangan tersebut harus sudah diaudit oleh kantor
Akuntan Publik. Informasi berkualitas merupakan
kriteria informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan, sehingga apabila karakteristikinformasi
berkualitas (relevan, akurat, lengkap dan tepat
waktu (Mc. Leod, 2007:43)) tidak terpenuhi maka
informasi akuntansi tersebut menjadi tidak berguna
(Kieso et al, 2007: 41).
Kesimpulan Kualitas audit dalam artikel ini, dapat dilihat dari
dua sudut pandang, sudut pandang yang pertama
yaitu dilihat dari orang yang mengerjakan audit,
auditing harus dilakukan secara kritis dimana
pelaksana pemeriksaan haruslah seorang yang
mempunyai pendidikan, pengalaman dan keahlian
di bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi
dan pemeriksaan akuntansi, sedangkan untuk sudut
pandang yang kedua bagaimana proses audit
tersebut dilaksanakan, seperti sebelum
dilaksanakan audit dilakukan perencanaan audit
terlebih dahulu seperti memahami business klien,
memahami process business auditee, membuat
audit program, mampu mengaudit sesuai dengan
audit program, ketepatan waktu di dalam
menyelesaikan pekerjaan, cukupnya bukti ketika
melakukan pemeriksaan dengan biaya paling
rendah, kesesuaian dengan standar pengauditan,
melakukan pengecekan terhadap internal control
auditee dan yang terakhir untuk menjaga mutu dari
kantor akuntan public adalah dilakukan review dari
rekan sejawat atau pihak ketiga untuk kantor
akuntan public tersebut, sehingga apabila kedua hal
tersebut dilakukan pada saat mengaudit maka akan
meningkatkan informasi dalam laporan keuangan
karena menghasilkan 4 karakteristik informasi
yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat
dipahami.
Daftar Pustaka Anwar Nasution. 2007. BPK : Krisis Keuangan
Global harus Jadi pelajaran. Jakarta,
http://www.tempo.co.id/hg/
Ekbis/2007/08/17/brk, 20070817n-
05773.id.html, Jumat 17 Agustus 2007.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder., and Mark S.
Beasley. 2012. Auditing & Assurance
Services An integrated Approach.
14th
Edition. Pearson Prentice Hall.
Azhar Susanto. 2004. Sistem Informasi Akuntansi :
Konsep dan pengembangan Berbasis
Komputer. Cetakan Pertama. Lingga Jaya
Bandung.
Beest, Ferdy van, et al. 2009.Quality of Financial
Reporting: measuring qualitative
characteristics. Netherland: Nijmegen
Center for Economics NiCE Working
Paper 09-108 April2009 Institute for
Management Research, Radboud
University Nijmegen, HK Nijmegen.
Buletin Akuntan Publik. 2010. Menjaga
Kepercayaan Atas Kualitas Audit. Edisi
06/TahunII/Juni2010, Hal 26-28.
Basuki, Krisna Yunika Mahardani. 2006. Pengaruh
Tekanan Anggaran Waktu terhadap
Account: Ely Suhayati
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 124
Perilaku Disfungsional Auditor dan
Kualitas Audit pada Kantor Akuntan di
Surabaya. Jurnal Maksi. Volume 6 No. 2
Agustus 2006 : 203-223.
Boon, Kym., Jill Mc Kinnon and Philip Ross.
2008. Audit Service Quality in
Compulsory Audit Tendering. Accounting
Research Journal Vol. 21 No. 21 pp 93-
122. Group Publishing Limited.
Baltzan, paige. 2012. Business Driven Information
System. Third Edition. New York : Mc
Graw Hill. International Edition.
Darmin Nasution. 2007. Jangan Tunggu Kami
Datang.
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsi
p/2007/05/21/
WAW/mbm.20070521.WAW123953.id.ht
ml 21 Mei 2007
De Angelo, L.E, 1981. Auditor Size and audit
quality. Journal of Accounting &
Economics.
Deddi Nordiawan & Ayuningtyas hertianti.(2011).
Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:Salemba
Empat.
Eppler, M. J. 2003.Managing Information Quality:
Increasing the Value of Information in
Knowledge-Intensive Products and
Processes: Springer.
Ely Suhayati. 2012. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Perilaku Disfungsional
Akuntan Publik dan Implikasinya pada
Kualitas Audit. Desertasi. Unpad-2012.
Fuad Rahmany. 2006. Bapepam: Akuntan dan
Great River Terlibat Konspirasi.
www.tempo.co.id. 08 Desember 2006
Gellinas, Ulrich., and Dull, B. Richard. 2012.
Accounting Information System. Ninth
Edition. South Western Cengage
Learning. 5191 Natorp Boulevard Mason,
USA.
Huang, K. T., et al. 1999. Quality Information and
Knowledge. Upper Saddle River New
Jersey 07458 : Prentice Hall PTR.
Hasan Bisri. 2012. Century Kasus Rekayasa
Akuntansi. Akuntanonline, 1 februari 2012
Henry Simamora. 2000, Akuntansi Basis
Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta:
Salemba Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar
Profesional Akuntan Publik, Jakarta :
Salemba Empat.
Indra Bastian. (2014). Audit Sektor
Publik:Pemeriksaan Pertanggungjawaban
Pemerintahan. Edisi ke-3. Jakarta:Salemba
Empat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Gramedia
Pusaka Utama, Edisi Keempat,
Depdiknas, 2008.
Kieso, Donald E.,et al. 2007.Intermediate
Accounting, Twelve Edition, John Wiley
and Sons Inc.
Moehrle Stephen R.,and Moehrle, Jennifer A.
Reynorld. 2008.The Proposed Conceptual
Framework semantics or Sea Change in
financial reporting? , CPA Journal
November 2008: 78. 11; ABI/ INFORM
Global
Mahmudi. (2010). Analisis Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah:Panduan Bagi
Eksekutif,DPRD dan Masyarakat Dalam
Pengambilan Keptusan Ekonomi,Sosial dan
Politik.Edisi ke-2.Yogyakarta:UPP STIM
YKPN.
Mardiasmo.(2002). Akuntansi Sektor Publik.
Cetakan ke-4. Yogyakarta:Andi.
Menteri Keuangan Republik Indonesia. Keputusan
Menteri Keuangan (KMK) No.
17/PMK.01/2008 tantang Jasa Akuntan
Publik.
Mc. Leod, Raymond and Schell, George P. 2007.
Management Information Systems, Tenth
Edition, Upper Saddle River New Jersey
07458: Pearson/Prentice Hall
Nor. Mohd nazli Mohd, Smith, Malcom and Ismail.
Zubaidah. 2009. Auditors‟ Perception of
Time Budget Pressure and Reduced Audit
Quality Practices : A Preliminary Study
from Malaysian Context.
www.international conference.com.my
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002.
Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Cetakan
Kedua, BPFE UGM Yogyakarta.
Obaidat, Ahmad. 2007.Accounting Information
Qualitatif Characteristics Gap: Evidence
from Jordan, International Management
Review. Vol 3 No.2
Sri Mulyani dan Anwar Nasution. 2006. Banyak
Perusahaan Buat Laporan Keuangan
Ganda.
TempoInteraktif.com.mhtml:file://F:\cont
ohkasus\ tempointeraktif 15.mht!http://
www.tempointeraktif.com / hg/ek…5 /
8/2008
Sri Wahyuni/Humas UGM-Agung. 2013. Telitu
Kualitas Auditor ; Sri Wahyuni Raih
Doktor. http://ugm.ac.id/id/berita8001
Surat Keputusan Ketua Umum Institut Akuntan
Publik Indonesia Nomor :
KEP.024/IAPI/VII/2008 Tentang
Kebijakan Penentuan Audit Fee
Sofyan Syafri Harahap. 2007. Analisis Kritis atas
Laporan Keuangan. Edisi Kesatu Cetakan
Ketiga. Jakarta: PT. Raya Grafindo
Persada.
Sukrisno Agoes. 2007. Pemeriksaan Akuntan oleh
Kantor Akuntan Publik, Edisi ke Tiga Jilid
1, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Account: Ely Suhayati
Politeknik Negeri Jakarta, 2014 Halaman 125
Silviana. 2012. Pengaruh Komitmen Kepala
Daerah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi
Jawa Barat. Seminar Nasional Akuntansi
dan Bisnis. ISSN:2252-3936. Universitas
Widyatama.
Tempointeraktif.com. 2006. Banyak Perusahaan
Buat Laporan Keuangan Ganda. mhthml :
file ://F :\contoh kasus tempo interaktif15.
mhtlhttp : //www. tempo interaktif
F.com/hg/ekb 5/8/2008
Wooten, Thomas C. 2003. The CPA Journal
Research About Audit Quality.
Yosefrinaldi. 2013. Pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan pemanfaatan teknologi
informasi terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah dengan
variabel intervening sistem pengendalian
intern pemerintah (studi empiris pada dinas
pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Se-Sumatera Barat). Universitas Negeri
Padang :skripsi.
Zerni, Mikko. 2009. Essay on audit Quality. Acta
Univ. Oul.G 39, 2009. ISBN 978-951-42-
9292-7 (PDF)
http://herkules.oulu.fi/isbn978951429292/
Romney, Marshall, and Steinbart, Paul. 2006.
Accounting Information Systems, Tenth Edition.
Upper Saddle River, New Jersey, 07458 : Pearson
Education, Inc.
http://en.wikipedia.org/wiki
Volume 1 No 2 Desember 2014
ISSN 2338-9753
Format Penulisan Artikel
Judul
Nama Penulis Pertama
Program studi, Nama PT,
alamat email
Nama Penulis Kedua
Program studi, Nama PT,
alamat email
Abstract (bhs Inggris)
Abstrak (bhs Indonesia) Pendahuluan
Latar belakang Tujuan
Permasalahan
Review Pustaka
Metode Penelitian
Pembahasan Kesimpulan
Daftar Pustaka
Ketentuan:
Item Ketentuan
Ukuran kertas A4
Judul : Huruf Time New Roman 14 Point, Centre. Ti-tle Case
Nama Penulis, Nama Program studi, nama Perguruan Tinggi:
Times New Roman 12 Point, Italic
Abstract Bahasa Inggris Time New Roman, Italic 10 point.
Abstrak Bahasa Indonesia Times New Roman, Italic, 10 point
Sub judul Time New Roman, Bold, 11 Point, Title Case
Konten Dua Kolom, Times New Roman, 10 Point, satu spasi dan garis diantara dua kolom
Daftar Pustaka Sesuai standard, lihat contoh di artikel terbitan kali ini.
Jumlah Halaman Maksimum 10 halaman
Tabel dan grafik Wajib menyebutkan judul dan sumbernya
Secara menyeluruh Lihat sample pada terbitan kali ini
Volume 1 No 2 Desember 2014
ISSN 2338-9753
Diterbitkan oleh Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta
Jln Prof. Dr. Ir. G.E. Siwabessy. Kampus UI Depok.
Gedung F Lantai 2, Telp 021-7862537, Fax 021-7863537
akunjurnal2013@gmail.com