Post on 15-Jan-2016
description
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
BAB II
PERENCANAAN BADAN BENDUNG
2.1 Data Perencanaan
a. Lebar dasar sungai pada lokasi bendung = 30 m
b. Tinggi/elevasi dasar sungai pada dasar bendung = + 181,00 m
c. Tinggi/elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh = + 182,80 m
d. Tinggi/elevasi muka tanah pada tepi sungai = + 124,00 m
e. Debit banjir rencana (Qd) = 225 m /dt
f. Kemiringan / slope dasar sungai = 0,0035
g. Tegangan tanah dasar yang diizinkan (σt) = - kg/cm2
h. Pengambilan satu sisi (Q1) = 3,0 m3/dt
2.2 Perhitungan Hidrolika Air Sungai
A) Menentukan Tinggi Air Maksimum pada Sungai
Data sungai :
Kemiringan/slope dasar sungai (I) = 0,0035
Lebar dasar sungai (b) = 30 m
Debit banjir rencana (Qd) = 225 m /dt
Persamaan :
Q = A . V3
V3 =
C =
dimana :
Q = debit (m /dt)
A = luas penampang (m2)
v3 = kecepatan aliran sungai di hilir (m/dt)
R = jari – jari basah (m)
I = kemiringan dasar sungai
γ = 1,3 (untuk dinding saluran yang terbuat dari tanah biasa)
C = koef. Chezy
12
Gambar 1
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Gambar 2.1 Penampang Sungai
Kedalaman maksimum air sungai dicari dengan cara coba – coba sampai didapat
Q = Qdesign.
Kemiringan tepi sungai dianggap 1 : 1
Tabel 2.1 Perhitungan tinggi air maksimum di hilir bendung
Bagian Perkiraan Tinggi Air ( d3 ) – meter ( m )
2,0000 2,1000 2,1318 2,2000
A = b.d3 + d32
64,0000 67,4100 68,4969 70,8400
P = b + 2 .d3 35,6569 35,9397 36,0295 36,2225
R = A/P 1,7949 1,8756 1,9011 1,9557
C = 39,6488 40,1241 40,2700 40,5762
I 0,0035 0,0035 0,0035 0,0035
V3 = C 3,1426 3,2510 3,2849 3,3570
Q = V3.A 201,1232 219,1484 225,0053 237,8118
Dari perhitungan tersebut, maka didapat tinggi air sungai maksimum di hilir bendung
d3 = 2,1318 meter.
Cek jenis aliran air dengan Bilangan Froude ( Fr )
Fr = 1 ......................aliran kritis
Fr > 1 ......................aliran super kritis
Fr < 1 ......................aliran sub kritis
13
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Fr = = < 1 aliran sub kritis
B) Menentukan Lebar Bendung
Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal – pangkalnya (abutment). Agar tidak
mengganggu sifat pengaliran setelah dibangun bendung dan untuk menjaga agar
tinggi air di depan bendung tidak terlalu tinggi, maka dapat dibesarkan sampai B
1,2 Bn
Menentukan Tinggi Jagaan
Untuk menentukan besarnya tinggi jagaan (freeboard) maka dapat dipergunakan
tabel berikut :
Tabel 2.2 : Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah
Q (m /dt) Tinggi Jagaan (m)
< 0,5 0,40
0,5 – 1,5 0,50
1,5 – 5,0 0,60
5,0 – 10,0 0,75
10,0 – 15,0 0,85
>15,0 1,00
Gambar 2.2 Penampang Sungai
14
Sumber : Kriteria perencanaan KP-03-hal 26
Tugas Irigasi dan Bangunan Air Lebar sungai rata – rata/lebar air normal (Bn)
Bn = b + 2 (1/2 d3)
= b + d3
= 30 + 2,1318
= 32,1318 m
Lebar maksimum/panjang bendung (B)
B = 6/5 Bn = 1,2 Bn
= 1,2 . 32,1318
= 38,5581 m
Tinggi jagaan (freeboard) = 1 m
C) Menentukan Lebar Efektif Bendung
Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk
melewatkan debit. Pada saat banjir, pintu pembilas ditutup, ujung atas pintu bilas tidak
boleh lebih tinggi dari mercu bendung, sehingga air bisa lewat diantaranya.
Kemampuan pintu bilas untuk mengalirkan air dianggap hanya 80% saja, maka
disimpulkan besar lebar efektif bendung :
Beff = L’ = B – Σb – Σt + 0,80. Σb
= B – Σt – 0,20. Σb
Dimana : Beff = lebar efektif bendung (m)
B = lebar seluruh bendung (m)
Σt = jumlah tebal pilar (m)
Σb = jumlah lebar pintu bilas (m)
Lebar pintu pembilas (b1)
Σb1 = = = 3,85581 m
Lebar maksimum pintu = 2,0 m
n = buah
b1 = m
Lebar pintu pembilas (b1) = 1,928 m
15
;dimana :
Bn = lebar air normal (m)
B = lebar bendung (m)
Tugas Irigasi dan Bangunan Air Tebal pilar (t) diambil = 1,5 m
Pengambilan air dari satu sisi, maka
Beff = L’ = B – Σt – 0,20. Σb
= 38,5581 – ( 2 . 1,5 ) – 0,20 ( 2 . 1,928)
= 34,79 m
Direncanakan 2 pintu pembilas dan 2 pilar.
Gambar 2.3 Pintu Bendung
d. Menentukan Tinggi Bendung
Kehilangan Energi Air :
1) Elevasi sawah yang tertinggi dan terjauh = +182,8 m
2) Ketinggian air di sawah = 0,10 m
3) Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 0,10 m
4) Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier = 0,10 m
5) Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 0,10 m
6) Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran = 0,15 m
7) Kehilangan tekanan pada alat-alat ukur = 0,40 m
8) Kehilangan tekanan dari sungai ke primer = 0,20 m
9) Kehilangan tekanan karena eksploitasi = 0,10 m
10) Kehilangan tekanan karena bangunan - bangunan = 0,25 m +
Elevasi dasar sungai pada dasar bendung (x) JUMLAH = +184,3 m
Elevasi dasar sungai pada dasar bendung (y) = +181 m
16
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Tinggi Mercu Bendung ( P) = x – y
= 184,3 m – 181 m
= 3,3 m
2.3 Perhitungan Tinggi Air Maksimum di Atas Mercu Bendung
Gambar 2.4
a. Menentukan Tinggi Total Air di atas Mercu (Peil) Bendung
Tinggi mercu bendung (P) = 3,3 m
Lebar efektif bendung (Beff) = 34,79 m
Dipakai Bendung type Ogee :
Q = C . Beff . He2/3
He3/2 =
He =
dimana :
Qd = debit banjir rencana (m3/dt)
Beff = lebar efektif bendung (m)
He = tinggi total air di atas bendung (m)
C = koefisien pelimpasan (discharge coefficient)
C1 = dipengaruhi sisi depan bendung
C2 = dipengaruhi lantai depan
C3 = dipengaruhi air di belakang bendung
Nilai C, C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge coefficient (pada
lampiran)
Untuk menentukan tinggi air di atas bendung digunakan cara coba – coba (Trial
and Error) dengan menentukan tinggi perkiraan He terlebih dulu.
17
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Dicoba He = 2,0 m maka :
= = 1,65
Dari grafik DC 12 (pada lampiran) didapatkan C1 = 2,108 (dengan upstream
face : vertical)
hd = P + He – d3 = 3,3 + 2,0 – 2,1318 = 3,1682 m
= = 2,65
Dari grafik DC 13A didapatkan C2 = 1,00
= = 1,584125
Dari grafik DC 13B didapatkan C3 = 1,00
Didapat C = C1 x C2 x C3 = 2,108
He` = = = 2,112 m
Perhitungan selanjutnya ditabelkan
Tabel 2.3 Perhitungan tinggi air di atas mercu bendung
Bagian
Tinggi perkiraan He (m)
2,02 2,04 2,03 2,112Qd
225 225 225 225P/He
1,6336634 1,6176 1,6256 1,5625hd = P + He – d3 3,1882 3,2082 3,1982 3,2802(hd + d3)/He
2,6336634 2,6176 2,6256 2,5625hd/He
1,5783416 1,5727 1,5755 1,5531C1
2,145 2,15 2,155 2,1067C2
1 1 11
C3 1 1 1
1
C = C1 x C2 x C3 2,145 2,15 2,155 2,1067Beff
34,79 34,79 34,79 34,79
He’ = 2,0872 2,0839 2,0807 2,112
Maka didapat tinggi total air di atas puncak/mercu bendung (He) = 2,112 m
18
Tugas Irigasi dan Bangunan Airb. Tinggi Air Maksimum di Atas Mercu Bendung
Tabel 2.4 Tinggi air maksimum di atas mercu bendung
Bagian
Tinggi perkiraan hv0 (m)
2 0,1188 0,059 0,0749H = He – hv0 0,112 1,9932 2,053 2,0371d0 = H + P
3,412 5,2932 5,353 5,3371A = Beff . d0 118,6930 184,1342 186,2145 185,6614v0 = Qd/A 1,8956 1,2219 1,2083 1,2119
Hv’ =0,1832 0,0761 0,0744 0,0749
Maka didapat :
hv0 = hv’ = 0,0749 m
H = 2,0371 m
d0 = 5,3371 m
A = 185,6614 m2
vo = 1,2119 m/dt
dimana :
hv0 = tinggi kecepatan di hulu sungai (m)
H = tinggi air maksimum di atas mercu (m)
d0 = tinggi muka air banjir di hulu bendung (m)
v0 = kecepatan aliran di hulu bendung (m/dt)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)
2.4 Perhitungan Ketinggian Energi pada Tiap Titik
a. Tinggi Energi pada Aliran Kritis
Menentukan hidrolic pressure of the weir (dc)
q = =
= m4/dt
19
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
dc =
= m
Menentukan harga Ec
vc =
=
hvc =
=
Ec = dc + hvc + P
= 1,6216 + 0, 8108 + 3,3
= 5,7325 mdimana :
dc = tinggi air kritis di atas mercu (m)
vc = kecepatan air kritis (m/dt)
hvc = tinggi kecepatan kritis (m)
Ec = tinggi energi kritis (m)
b. Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olakan
Tabel 2.5 Kecepatan aliran pada punggung bendung
BagianPerkiraan kecepatan ( v1 )
10 10,5 10,75 9,9883
d1=0,6468 0,6160 0,6017 0,6476
hv1 = 5,0968 5,6193 5,8900 5,0849
E1 = d1 + hv1 5,7436 6,2353 6,4917 5,7325
Maka didapat :
v1 = 9,9883 m/dt
20
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
d1 = 0,6476 m
hv1 = 5,0849 m
E1 = Ec = 5,7325 m
dimana :
d1 = tinggi air terendah pada kolam olakan (m)
v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)
hv1 = tinggi kecepatan (m)
E1 = tinggi energi (m)
c. Tinggi Energi (Air Tertinggi) pada Kolam Olakan
Fr =
=
d2 =
=
= 3,3198 m
v2 =
=
hv2 =
=
E2 = d2 + hv2
= 3,3198 + 0,1935 = 3,5133 mdimana :
Fr = bilangan Froude
d2 = tinggi air tertinggi pada kolam olakan (m)
v2 = kecepatan aliran ( m/dt )
hv2 = tinggi kecepatan (m)
E2 = tinggi energi (m)
d. Tinggi Energi di Hilir Bendung
21
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Pada perhitungan sebelumnya, telah didapat
d3 = 2,1318 m v3 = 3,2849 m/dt.
hv3 =
=
E3 = d3 + hv3
= 3,2849 + 0,5500 = 2,6817 mdimana :
v3 = kecepatan aliran di hilir bendung (m/dt)
d3 = tinggi air di hilir bendung (m)
hv3 = tinggi kecepatan di hilir bendung (m)
E3 = tinggi energi di hilir bendung (m)
e. Perhitungan Panjang dan Dalam Penggerusan
Dalam penggerusan ( Scouring Depth )
d0 = 5,3371 m; d3 = 3,2849 m.h = d0 – d3
= 5,3371 – 3,2849 = 3,2053 m
q = 6,4679 m4/dtd = diameter terbesar yang hanyut waktu banjir, diambil d = 300 mm
Schoklish Formula :
T =
=
dimana :
h = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir (m)
d = diameter terbesar yang hanyut waktu banjir (d = 300 mm)
T = dalam penggerusan (m)
Panjang penggerusan ( Scouring Length )
v1 = 9,9883 m/dtH = 2,0371 mP = 3,3 m
Angerholzer Formula :
22
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
L =
=
= 15,4154 m
dimana :
v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt)
H = tinggi air maksimum dari puncak mercu (m)
P = tinggi mercu bendung (m)
L = panjang penggerusan (m)
Elevasi Masing – Masing Titik :
Elev. dasar sungai = + 181,0000 m Elev. muka air normal (MAN) = 181,0000 + P = 181,0000 + 3,3
= + 184,3000 m Elev. muka air banjir (MAB) = 181,000 + do = 181,000 + 6,0471
= + 186,3371m Elev. energi kritis = 181,000 + Ec = 181,000 + 5,7325
= + 186,7325 m Elev. energi di hilir bendung = 181,000 + E3 = 181,000 +2,6817
= + 183,6817 m Elev. dasar kolam olakan = 181,000 – (T – d3)
= 181,000 – (2,8011 – 2,1318)
= + 180,3307 m Elev. sungai maksimum di hilir = 181,000 + d3 = 181,000 +2,1318
= + 190,0712 m
II.5 Perencanaan Bentuk Mercu Bendung
Tahap I
Menentukan bagian up stream (muka) bendung
23
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Untuk menentukan bentuk penampang kemiringan bendung bagian hulu,
ditetapkan berdasarkan parameter seperti H dan P, sehingga akan diketahui
kemiringan bendung bagian up stream seperti ketentuan Tabel 2.6.
Data :
H = 2,0371 mP = 3,3 m
= 1,6199 m
Tabel 2.6 Nilai P/H terhadap kemiringan muka bendung
P/H Kemiringan
< 0,40 1 : 1
0,40 – 1,00 3 : 2
1,00 – 1,50 3 : 1
> 1,50 Vertikal
Dari tabel, untuk P/H = 1,6199 diperoleh kemiringan muka bendung adalah vertikal.
Bentuk mercu yang dipilih adalah mercu Ogee.
Bentuk mercu Ogee tidak akan memberikan tekanan subatmosfer pada permukaan
mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana, karena mercu Ogee
berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Untuk debit yang
rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu.
Dari buku Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Hal 48 Gambar 4.9, untuk bendung
mercu Ogee dengan kemiringan vertikal, pada bagian up stream diperoleh nilai :
X0 = 0,175 H = 0,175 . 2,0371 = 0,356 mX1 = 0,282 H = 0,282 . 2,0371 = 0,574 mR0 = 0,5 H = 0,5 . 2,0371 = 1,019 mR1 = 0,2 H = 0,2 . 2,0371 = 0,407 m
Tahap II
Menentukan bagian down stream (belakang) bendung
24
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, U.S.Army Corps
of Engineers mengembangkan persamaan sebagai berikut :
..................................................(1)
Dimana :
- k dan n tergantung kemiringan up stream bendung
Harga – harga k dan n adalah parameter yang ditetapkan dalam Tabel 2.7.
- x dan y adalah koordinat – koordinat permukaan down stream
- H adalah tinggi air di atas mercu bendung
Tabel 2.7 Nilai k dan n untuk berbagai kemiringan
Kemiringan permukaan k n
1 : 1 1,873 1,776
3 : 2 1,939 1,810
3 : 1 1,936 1,836
Vertikal 2,000 1,850
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Hal 47
Bagian up stream : Vertikal, dari Tabel 2.6 diperoleh : k = 2,000
n = 1,850
Nilai k dan n disubstitusi ke dalam persamaan (1)
Persamaan down stream
Menentukan koordinat titik singgung antara garis lengkung dengan garis lurus
sebagian hilir spillway
Kemiringan bendung bagian down stream (kemiringan garis lurus)
(1 : 1)
25
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Persamaan parabola :
Turunan pertama persamaan tersebut :
m
=
= 0,7991m
Diperoleh koordinat titik singgung = (1,7867 ; 0,7991) m
Jadi perpotongan garis lengkung dan garis lurus terletak pada jarak :
y = 1,7867 m dari puncak spillway
x = 0,7991 m dari sumbu spillway
Lengkung Mercu Spillway Bagian Hilir
Persamaan :
Elevasi muka air normal = + 184,3 mElevasi dasar kolam olakan = + 180,331 m
= (1,7867 ; 0,7991) m
Tabel 2.8 Lengkung mercu bagian hilir (interval 0,2)
X (m) Y (m) Elevasi (m)0 0 184,300
0.2 0,0139 184,2860.4 0,0501 184,2500.6 0,1061 184,1940.8 0,1807 184,119
1 0,2731 184,027
26
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
1.2 0,3826 183,9171.4 0,5089 183,791
1.40008 0,5090 183,7911.40009 0,5090 183,7911,7867 0.7914 183,501
Bagian Hilir Spillway dengan Kemiringan 1 : 1
= 1 ;
persamaan
Elev. dasar kolam olakan = 180,331 m
Tabel 2.9 Bagian hilir dengan kemiringan 1 : 1 (interval 0,2)
X (m) Y (m)Elevasi (m)
0 0 183,5010.2 0.2 183,3010.4 0.4 183,1010.6 0.6 182,9010.8 0.8 182,701
1 1 182,5011.2 1.2 182,3011.4 1.4 182,1011.6 1.6 181,9011.8 1.8 181,701
2 2 181,5012.2 2.2 181,3012.4 2.4 181,1012.6 2.6 180,9012.8 2.8 180,701
3 3 180,5013,170 3,170 180,331
II.6 Perencanaan Lantai Depan ( Apron )
Untuk mencari panjang lantai muka, maka yang menentukan adalah ΔH
terbesar. ΔH terbesar ini biasanya terjadi pada saat air muka setinggi mercu
bendung, sedangkan di belakang bendung adalah kosong. Seberapa jauh lantai
muka ini diperlukan, sangat ditentukan oleh garis hidraulik gradien yang digambar
kearah upstream dengan titik ujung belakang bendung sebagai titik permulaan
dengan tekanan sebesar nol. Miring garis hidraulik gradien disesuaikan dengan
27
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah dasar tertentu, yaitu dengan
menggunakan Creep Ratio (c)
Fungsi lantai muka adalah menjaga jangan sampai pada ujung belakang
bendung terjadi tekanan yang bisa membawa butir – butir tanah.
a. Menentukan panjang lantai muka dengan rumus Bligh
ΔH =
L = c . ΔH
dimana : ΔH = Beda tekanan
L = Panjang creep line
cbligh = Creep ratio (diambil c = 5, untuk pasir kasar)
ΔH ab =
ΔH bc =
ΔH cd =
ΔH de =
ΔH ef =
ΔH fg =
ΔH gh =
ΔH hi =
ΔH ij =
ΔH = 2,6 mL = 2,6. 5 = 13 mFaktor keamanan = 20% . 13m = 2,6 mJadi Ltotal = 13 m + 2,6 m = 15,6 m
b. Menentukan Panjang Creep Line (Creep Length)
Panjang horizontal ( Lh ) = 1,5 + 1,5 + 1,5 + 2,5 + 14,41
= 21,41 mPanjang vertikal ( Lv ) = 2 + 1 + 1 + 1,5 + 0,5 + 0,67
= 6,670 mPanjang Total Creep Line ( ΣL ) = Lh + Lv
28
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
= 21,41 + 6,670
= 28,080 m
Cek :
L H . c
28,080 2,6 . 5 28,080 13............. (konstruksi aman terhadap tekanan air)
c. Pengujian Creep Line ada dua cara yaitu :
1) Bligh’s theory
L = Cc . Hb
dimana, L = Panjang creep line yang diijinkan
Cc = Koefisien Bligh (tergantung bahan yang dilewati, Cc diambil 5)
Hb = beda tinggi muka air banjir dengan tinggi air di hilir (m)
= P + H – d3 = 3,3 + 2,0371– 2,1318 = 3,2053 m
Maka, L = Cc . Hb
= 5 . 3,2053
= 16,02675 m
Syarat : L < ΣL
16,02675 m < 29,780 m …………………. (OK !)
2) Lane’s theory
L = Cw . Hb
dimana, Cw adalah koefisien lane (tergantung bahan yang dilewati,
Cw diambil 3)
maka, L = Cw . Hb
= 3 . 3,2053
= 9,61605 m
Ld = Lv + Lh
= 6,670 +
29
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
= 13,807 m Syarat : L < Ld
9,61605 m < 13,807 m ………………....... (OK !)
Tabel 2.10 Data Hasil Perhitungan
BAB III
ANALISA STABILITAS BENDUNG
Gaya–gaya yang bekerja pada tubuh bendung, akibat :
1. Tekanan air.
2. Tekanan lumpur.
3. Tekanan berat sendiri bendung.
4. Gaya gempa.
5. Gaya angkat (uplift pressure).
III.1. Tekanan Air
30
d32,1318v33,2849L’=Beff34,79P3,3He2,112hv00,0749d05,3371H2,0371v01,2119dc1,6216vc3
,9885hvc0,8108Ec5,7325
v19,9883d10,6476hv15,0849E1
5,7325d23,3198v21,9483hv20,1935E23,5133T2,8011L15,4154hv30,5500E32,6817ΣL28,080
Tugas Irigasi dan Bangunan AirIII.1.1.Tekanan Air Normal
= 1 ton/m3
Pa1 = = = 5,445 ton`
Tabel. 3.1 Perhitungan Tekanan Air Normal
Gaya (t) Lengan (m) Momen (tm)
V H x y Mr M0
Pa1 - 8,611 - 1,77 - 15,242
JUMLAH - 8,611 15,242
III.1.2.Tekanan Air Banjir (Flood)Pf1 = = = 5,445 ton
Pf2 = b . h . = 1,49 .(3,3).(1) = 4,917 ton
Pf3 = = = 3,92 ton
Pf4 = = = -3,92 ton
Tabel.3.2 Perhitungan Tekanan Air Banjir
BagianGaya (t) Lengan (m) Momen (tm)
V H x y Mr M0
Pf1 - 5,445 - 1,77 - 9,638
Pf2 4,917 - 6,25 - 30,731 -
Pf3 3,92 - 0,93 - 3,646 -
Pf4 - -3,92 - 0,93 -3,646 -
JUMLAH 8,837 1,525 30,731 9,638
31
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
III.2. Tekanan Lumpur
= 0,6 ton/m3
θ = 300
Ka = tan2 (450 – θ/2)
= tan2 (450 – 30o/2)
= 0,333
Keterangan :
γlumpur = berat volume lumpur (t/m3)
θ = sudut gesek dalam
Ka = tekanan lumpur aktif
PL1 = . Ka . . h2
= .(0,333).(0,6).(3,3)2
= 1.088 ton
Tabel Tekanan LumpurBagian berat (ton) lengan momen
V H x y Mr Mo
PL1 - 1,088 -
1,77 - 1,926
jumlah- 1,088
-
1,926
III.3. Tekanan Berat Sendiri Bendung
Berat volume pasangan batu = 2,2 t/m2
Pada badan bendung yang berbentuk parabola, luas penampang digunakan
pendekatan :
A = 2/3 . L . H
W1 = b . h . = 1,49 . 1,17 . 2,2 = 3,835 ton
W2 = b . h . = 0,57. 4,25 . 2,2 = 5,330 ton
W3 = b . h . = 0,43 . 4,4 . 2,2 = 4,162 ton
W4 = b . h . = 1,50 . 5,02 . 2,2 = 16,566 ton
W5 = b . h . = 1,50 . 2,51 . 2,2 = 8.283ton
W6 = b. h . = 1,50 . 2,00 . 2,2 = 6,600 ton
32
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
W7 = 2/3 . b. h . = 2/3 . 0,57 . 0,22 . 2,2 = 0,184 ton
W8 = 2/3 . b. h . = 2/3 . 0,43 . 0,07 . 2,2 = 0,044 ton
W9 = 2/3 . b. h . = 2/3 . 1,5 . 0,88 . 2,2 = 1,936 ton
W10 = 1/2 . b. h . = 1/2 . 1,50 . 1,50 . 2,2 = 2,475 ton
W11 = 1/2 . b. h . = 1/2 . 1,50 . 1,50 . 2,2 = 2,475 ton
Tabel 3.4 Perhitungan Tekanan Berat Sendiri Bendung
BagianGaya (ton)
Vertikal
Lengan (m) Momen (tm)
x y Mr M0
W1 3,835 6,250 0,080 23,970 0,307
W2 5,330 5,220 1,620 27,820 8,634
W3 4,162 4,720 1,700 19,647 7,076
W4 16,566 3,750 0,510 62,123 8,449
W5 8,283 2,250 0,260 18,637 2,154
W6 6,600 0,750 1,000 4,950 6,600
W7 0,184 5,120 3,820 0,942 0,703
W8 0,044 4,790 3,930 0,211 0,173
W9 1,936 4,010 4,040 2,030 7,821
W10 2,475 2,540 2,030 6,287 5,024
W11 2,475 0,940 0,330 2,327 0,817
∑ 51,890 168,942 47,757
III.4. Gaya Gempa
III.4.1. Gempa Horizontal
Gaya Horizontal (H) = Kh . ΣV1
= 0
Momen akibat gempa horizontal :
M0 = Mr = Kh . ΣM01
= 0
Keterangan :
H = gaya gempa horizontal (t)
Kh = koefisien gempa horizontal, (Pondasi batu : Kh = 0)
V1 = berat sendiri bendung (t)
M01 = momen guling akibat berat sendiri (tm)
III.4.2. Gempa Vertikal
Gaya Vertikal (V) = Kv . ΣW33
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
= 0,05 .( 51,890)
= 2,5945 ton
Momen akibat gempa vertikal :
Mr = Kv . ΣMr1
= 0,05. (168,942)
= 8,4471 tm
Keterangan :
V = gaya gempa vertikal (t)
Kv = koefisien gempa vertikal, (Pondasi batu : Kv = 0,05)
Mr1 = momen tahanan akibat berat sendiri (tm)
III.5. Gaya Angkat (Uplift Pressure)
III.5.1. Air Normal
ΣL = Lh + Lv
= 21,41 + 6,670
= 28,080 m
ΔH = 184,3000 – 181,0000 = 3,3 m
Ux = Hx – . ΔH
Ux = Hx – .(3,3)
Ux = Hx – 0,1175 Lx
Keterangan :
Hx = tinggi muka air dari titik yang dicari (m)
Lx = panjang rayapan (m)
ΣL = total rayapan (m)
ΔH = tinggi muka air normal (m)
Ux = uplift pressure di titik x (t/m2)
Tabel 3.5 Perhitungan Gaya Angkat Akibat Air Normal
Bagian Gambar Gaya angkat per 1 m panjang (t)
34
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
j-i
H = 0,5. (2,312 + 2,753).0,5 = 1,265 t
y =
= = 0,2427 m
y total = 0,5 – 0,2427 = 0,2573 m
i-h
V = 0,5. (2,46 + 2,753).2,5 = 6,5125 t
x =
= = 1,2268 m
x total = 2,5 – 1,2268 = 1,2732 m
h-g
H = 0,5. (2,46 + 3,78).1,5 = 4,68 t
y =
= = 0,697 m
y total = 1,5 – 0,697 = 0,803 m
35
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
g-f
V = 0,5. (3,61 + 3,78).1,5 = 5,5425 t
x =
= = 0,74425 m
x total = 1,5 – 0,74425 = 0,75575 m
f-e
H = 0,5. (2,49 + 3,61).1,0 = 3,05 t
y =
= = 0,4694 m
y total = 1,0 – 0,4694 = 0,5306 m
e-d
H = 0,5. (2,31 + 2,49).1,5 = 3,6 t
y =
= = 0,74 m
y total = 1,5 – 0,74 = 0,76 m
d-c
H = 0,5. (2,31 + 3,2).1,0 = 2,755 t
y =
= = 0,473 m
y total = 1,0 – 0,473 = 0,527 m
36
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
c-b
V = 0,5. (3,2 + 3,32).1,5 = 4,89 t
x =
= = 0,7454 m
x total =1,5 – 0,7454= 0,7546 m
b-a
H = 0,5. (0,78 + 3,02).2,0 = 3,8 t
y =
= = 0,8035 m
y total = 2,0 – 0,8035 = 1,1965 m
Tabel 3.6 Gaya Angkat Akibat Air Normal
Titik
Hx (m) Lx (m)Ux
(t/m2)Uplift Force (t) Lengan (m) Momen (tm)
V H x y Mr Mo
j 3,970 14,110 2,312
1,265 0,257 0,325
i 4,470 14,610 2,753
-6,513 1,273 8,292
h 4,470 17,110 2,460
-4,680 0,803 3,758
g 5,970 18,610 3,783
-5,543 0,756 4,189
f 5,970 20,110 3,607
3,050 0,531 1,618
e 4,970 21,110 2,490
-3,600 0,760 2,736
d 4,970 22,610 2,313
-2,755 0,527 1,452
c 5,970 23,610 3,196
37
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
-5 0,755 3,690
b 5,970 25,110 3,020
-3,8 1,197 4,547
a 3,970 27,110 0,785
JUMLAH -20,545 -6,920 9,757 20,850
Gaya Angkat :
H = fu . ΣH = 0,50 . (-6,920) = -3,46 t
V = fu . ΣV = 0,50 . (-20,545) = -10,2725 t
M0 = fu . ΣM0 = 0,50 . (20,850) = 14,4175 tm
Mr = fu . ΣMr = 0,50 . (9,757) = 4,8785 tm
Dimana : fu = koefisien reduksi untuk jenis tanah keras (50 %)
III.5.2. Air Banjir
Ux = Hx - . ΔH
ΔH = Hb = 186,3371 – 181,0000 = 6,3371 m
Ux = Hx - . 6,3371
Ux = Hx - 0,2257 Lx
Keterangan :
Hx = tinggi muka air banjir dari titik yang dicari (m)
Lx = panjang rayapan (m)
ΣL = total rayapan (m)
ΔH = beda tinggi M.A.B dengan muka air di hilir (m)
Ux = uplift pressure di titik x (t/m2)
Tabel 3.7 Perhitungan Gaya Angkat Akibat Air Banjir
Bagian Gambar Gaya angkat per 1 m panjang (t)
38
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
j-i
H = 0,5. (2,825 + 3,213).0,5 = 1,5095 t
y =
= = 0,244 m
y total = 0,5 – 0,244 = 0,256 m
i-h
V = 0,5. (2,648 + 3,213).2,5 = 7,326 t
x =
= = 1,209 m
x total = 2,5 – 1,209 = 1,291 m
h-g
H = 0,5. (2,648 + 3,81).1,5 = 4,8435 t
y =
= = 0,705 m
y total = 1,5 – 0,705 = 0,795 m
39
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
g-f
V = 0,5. (3,471 + 3,81).1,5 = 5,46 t
x =
= = 0,738 m
x total = 1,5 – 0,738 = 0,762 m
f-e
H = 0,5. (2,245 + 3,471).1,0 = 2,858 t
y =
= = 0,464 m
y total = 1,0 – 0,464 = 0,536 m
e-d
H = 0,5. (1,907+ 2,245).1,5 = 3,114 t
y =
= = 0,73 m
y total = 1,5 – 0,73 = 0,77 m
d-c
H = 0,5. (1,907+ 2,681).1,0 = 2,294 t
y =
= = 0,472 m
y total = 1,0 – 0,472 = 0,528 m
40
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
c-b
V = 0,5. (2,681 + 2,343).1,5 = 3,768 t
x =
= = 0,767 m
x total =1,5 – 0,767 = 0,733 m
b-a
H = 0,5. (0,109 + 2,343).2,0 = 2,452 t
y =
= = 0,696 m
y total = 2,0 – 0,696 = 1,304 m
Tabel 3.8 Gaya Angkat Akibat Air Banjir
Titik Hx (m) Lx (m)Ux
(t/m2)Uplift Force (t) Lengan (m) Momen
V H x y Mr Mo
j 6,010 14,110 2,825
1,5095 0,256 0,386
i 6,510 14,610 3,213
-7,326 1,291 9,458
h 6,510 17,110 2,648
-4,844 0,795 3,851
g 8,010 18,610 3,810
-5,460 0,762 4,161
f 8,010 20,110 3,471
2,858 0,536 1,532
e 7,010 21,110 2,245
-3,114 0,77 2,398
d 7,010 22,610 1,907
-2,294 0,528 1,211
c 8,010 23,610 2,681
-3,768 0,733 2,762
b 8,010 25,110 2,343
41
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
-2,452 1,304 3,197
a 6,010 27,110 0,109
JUMLAH -19,668 -5,222 8,259 20,696
Gaya angkat :
H = fu . ΣH = 0,50 . (-5,222) = -2,611 t
V = fu . ΣV = 0,50. (-19,668) = -9,834 t
M0 = fu . ΣM0 = 0,50 . (20,696) = 10,348 tm
Mr = fu . ΣMr = 0,50 . (8,259) = 4,1295 tm
Tabel 3.9 Akumulasi Beban-Beban pada Bendung
No BagianGaya (t) Momen (tm)
Vertikal Horisontal Mr Mo
1 2 3 4 5 6
Tekanan Air
a Air Normal 5,760 8,000 41,933 34,640
b Air Banjir 10,865 14,115 57,175 76,240
c Tekanan Lumpur 2,736 1,598 19,918 6,921
d Berat Sendiri Bendung 66,976 - 275,031 -
Gaya Gempa
e Gempa Horisontal - 6,860 21,561 21,561
f Gempa Vertikal 3,430 - 13,806 -
Gaya Angkat
g Air Normal -20,545 -6,920 9,757 20,850
h Air Banjir -19,668 -5,222 8,259 20,696
III.6. Kontrol Stabilitas Bendung
Kombinasi gaya-gaya yang bekerja pada bendung :
III.6.1. Tanpa Gempa 42
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Tegangan ijin tanah σ’= 15 t/m2
1. Keadaan Air Normal dengan Uplift Pressure
ΣH = a(4) + c(4) + g(4)
= 8,000+ 1,598 - 6,920 = 2,678 t
ΣV = a(3) + c(3) + d(3) + g(3)
= 5,760+ 2,736+ 66,976 – 20,545 = 54,927 t
ΣMr = a(5) + c(5) + d(5) + g(5)
= 41,933 + 19,918 + 275,031 + 9,757 = 352,639 tm
ΣM0 = a(6) + c(6) + g(6)
= 34,640 + 6,921 + 20,850 = 62,411 tm
Kontrol :
a) Terhadap guling (over turning)
SF = = .............. ≥ 1,50 (OK!)
b) Terhadap geser (sliding)
SF = = .......≥ 1,20 (OK!)
keterangan : f = koefisien geser``
c) Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
a = =
Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
e = =
Jarak e masih terletak di dalam ‘ Bidang Kern’
e = -1,284 m <
e < 1,333 m
Tegangan yang terjadi pada tanah akibat beban – beban pada bendung :
σ =
43
Tugas Irigasi dan Bangunan Air=
=
=
Tegangan izin tanah dasar (σ’) =1,5 kg/cm2 = 15 t/m2
Tegangan tanah dikontrol per 1 meter panjang bendung :
σmax = = 13,477 t/m2 < σ’= 15 t/m2.. (OK!)
σmin = = 0,552 t/m2 > 0 ........... (OK!)
2. Keadaan Banjir dengan Uplift Pressure
ΣH = b(4) + c(4) + h(4)
= 14,115 + 1,598 - 5,222 = 10,491 t
ΣV = b(3) + c(3) + d(3) + h(3)
= 10,865 + 2,736 + 66,976 – 19,668 = 60,909 t
ΣMr = b(5) + c(5) + d(5) + h(5)
= 57,175 + 19,918 + 275,031 + 8,259 = 360,383 tm
ΣM0 = b(6) + c(6) + h(6)
= 76,240 + 6,921 + 20,696 = 103,857 tm
Kontrol :
a) Terhadap guling (over turning)
SF = = ≥ 1,50 (OK !)
b) Terhadap geser (sliding)
SF = = ≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c) Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
44
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
a = =
Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
e = = < = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
σ =
σmax = = 8,822 t/m2 < σ’= 15 t/m2 (OK !)
σmin = = 6,405 t/m2 > 0 (OK !)
III.6.2. Dengan Gempa Horizontal
Tegangan ijin tanah (dengan gempa) σ’= 15 t/m2 x 1,3 = 19,5 t/m2
1. Keadaan Air Normal dengan Uplift Pressure
ΣH = a(4) + c(4) + e(4) + g(4)
= 8,000 + 1,598 + 6,860 - 6,920 = 9,538 t
ΣV = a(3) + c(3) + d(3) + g(3)
= 5,760 + 2,736 + 66,976 – 20,545 = 54,927 t
ΣMr = a(5) + c(5) + d(5) +g(5)
= 41,933 + 19,918 + 275,031 + 9,757 = 346,639 tm
ΣM0 = a(6) + c(6) + e(6) + g(6)
= 34,640 + 6,921 + 21,561 + 20,850 = 83,972 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
SF = = ≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
SF = = ≥ 1,20 (OK !)
45
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
a = =
Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
e = = < = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
σ =
σmax = = 10,9 t/m2 < σ’= 19,5 t/m2 (OK !)
σmin = = 2,84 t/m2 > 0 (OK !)
m
2. Keadaan Air Normal tanpa Uplift Pressure
ΣH = a(4) + c(4) + e(4)
= 8,201 + 1,639 + 0 = 9,84 t
ΣV = a(3) + c(3) + d(3)
= 5,832 + 2,770 + 68,602 = 77,204 t
ΣMr = a(5) + c(5) + d(5)
= 42,457 + 20,166 + 276,116 = 338,739 tm
ΣM0 = a(6) + c(6) + e(6)
= 35,510 + 7,097 + 0 = 42,607 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
SF = = ≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
SF = = ≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)46
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
a = =
Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
e = = < = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
σ =
σmax = = 10,838 t/m2 < σ’= 19,5 t/m2 (OK !)
σmin = = 8,463 t/m2 > 0 (OK !)
3. Keadaan Air Banjir dengan Uplift Pressure
ΣH = b(4) + c(4) + e(4) + h(4)
= 14,420 + 1,639 + 0 + 2,753 = 18,812 t
ΣV = b(3) + c(3) + d(3) + h(3)
= 10,922 + 2,770 + 68,602 – 11,134 = 71,160 t
ΣMr = b(5) + c(5) + d(5) + h(5)
= 57,584 + 20,166 + 276,116 + 23,550 = 377,416 tm
ΣM0 = b(6) + c(6) + e(6) + h(6)
= 76,956 + 7,097 + 0 + 32,918 = 116,971 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
SF = = ≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
SF = = ≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
47
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
a = =
Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
e = = < = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
σ =
σmax = = 11,163 t/m2 < σ’= 19,5 t/m2 (OK !)
σmin = = 6,627 t/m2 > 0 (OK !)
4. Keadaan Air Banjir tanpa Uplift Pressure
ΣH = b(4) + c(4) + e(4)
= 14,420 + 1,639 + 0 = 16,059 t
ΣV = b(3) + c(3) + d(3)
= 10,922 + 2,770 + 68,602 = 82,294 t
ΣMr = b(5) + c(5) + d(5) + e(5)
= 57,584 + 20,166 + 276,116 + 0 = 353,866 tm
ΣM0 = b(6) + c(6) + e(6)
= 76,956 + 7,097 + 0 = 84,053 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
SF = = ≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
SF = = ≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
48
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
a = =
Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
e = = < = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
σ =
σmax = = 15,850 t/m2 < σ’= 19,5 t/m2 (OK !)
σmin = = 4,724 > 0 (OK !)
III.6.3. Dengan Gempa Vertikal
Tegangan ijin tanah (dengan gempa) σ’= 15 t/m2 x 1,3 = 19,5 t/m2
1. Keadaan Air Normal dengan Uplift Pressure
ΣH = a(4) + c(4) + g(4)
= 8,201 + 1,639 + 1,093 = 10,933 t
ΣV = a(3) + c(3) + d(3) + f(3) – g(3)
= 5,832 + 2,770 + 68,602 + 3,430 – 11,134 = 69,500 t
ΣMr = a(5) + c(5) + d(5) + f(5) + g(5)
= 42,457 + 20,166 + 276,116 + 3,143 = 341,882 tm
ΣM0 = a(6) +c(6) + f(6) + g(6)
= 35,510 + 7,097 + 0 + 18,244 = 60,851 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
SF = = ≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
SF = = ≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
49
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
a = =
Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
e = = < = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
σ =
σmax = = 8,974 t/m2 < σ’= 19,5 t/m2 (OK !)
σmin = = 8,401 t/m2 > 0 (OK !)
2. Keadaan Air Normal tanpa Uplift Pressure
ΣH = a(4) + c(4)
= 8,201 + 1,639 = 9,84 t
ΣV = a(3) + c(3) + d(3) + f(3)
= 5,832 + 2,770 + 68,602 + 3,430 = 80,634 t
ΣMr = a(5) + c(5) + d(5) + f(5)
= 42,457 + 20,166 + 276,116 + 13,806 = 352,545 tm
ΣM0 = a(6) + c(6)
= 35,510 + 7,097 = 42,607 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
SF = = ≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
SF = = ≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
50
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
a = =
Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
e = = < = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
σ =
σmax = = 11,258 t/m2 < σ’= 19,5 t/m2 (OK !)
σmin = = 8,900 t/m2 > 0 (OK !)
3. Keadaan Air Banjir dengan Uplift Pressure
ΣH = b(4) + c(4) + h(4)
= 14,420 + 1,639 + 2,753 = 18,812 t
ΣV = b(3) + c(3) + d(3) + f(3) – h(3)
= 10,922 + 2,770 + 68,602 + 3,430 – 18,114 = 67,610 t
ΣMr = b(5) + c(5) + d(5) + h(5)
= 57,584 + 20,166 + 276,116 + 23,550 = 377,416 tm
ΣM0 = b(6) + c(6) + f(6) + h(6)
= 76,956 + 7,097 + 0 + 32,918 = 116,971 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
SF = = ≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
SF = = ≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
51
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
a = =
Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
e = = < = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
σ =
σmax = = 9,389 t/m2 < σ’= 19,5 t/m2 (OK !)
σmin = = 7,513 t/m2 > 0 (OK !)
4. Keadaan Air Banjir tanpa Uplift Pressure
ΣH = b(4) + c(4)
= 14,420 + 1,639 = 16,059 t
ΣV = b(3) + c(3) + d(3) + f(3)
= 10,922 + 2,770 + 68,602 + 3,430 = 85,724 t
ΣMr = b(5) + c(5) + d(5) + f(5)
= 57,584 + 20,166 + 276,116 + 13,806 = 367,672 tm
ΣM0 = b(6) + c(6)
= 76,956 + 7,097 = 84,053 tm
Kontrol :
a). Terhadap guling (over turning)
SF = = ≥ 1,50 (OK !)
b).Terhadap geser (sliding)
SF = = ≥ 1,20 (OK !)
keterangan : f = koefisien geser
c). Terhadap daya dukung tanah (over stressing)
Resultante beban vertikal bekerja sejarak a dari titik O.
52
Tugas Irigasi dan Bangunan Air
a = =
Resultante beban vertikal bekerja sejarak e dari pusat berat bendung.
e = = < = 1,333 m
Tegangan pada tanah dasar
σ =
σmax = = 16,277 t/m2 < σ’= 19,5 t/m2 (OK !!)
σmin = = 5,154 t/m2 > 0 (OK !!)
Tabel 3.10 Akumulasi Kombinasi Gaya-Gaya yang Bekerja pada Tubuh Bendung
Kombinasi gaya – gaya pada tubuh
bendung
SFTegangan Tanah
Tanpa Gempa Dengan Gempa
Guling
1,5
Geser
1,2
Max
< 15 t/m2
Min
> 0
Max
< 19,5 t/m2
Min
> 0
1.
Tanpa gempa
a. Air normal + gaya angkat 5.618 4,230 9,296 4,176 - -
b. Air banjir + gaya angkat 3,227 2,388 8,371 7,673 - -
2.
Dengan gempa horizontal
a. Air normal + gaya angkat 5,618 4,230 - - 9,826 6,692
b. Air normal 7,950 5,942 - - 10,838 8,463
c. Air banjir + gaya angkat 3,226 2,648 - - 11,163 6,627
d. Air banjir 4,210 3,587 - - 15,850 4,724
3.
Dengan gempa vertikal
a. Air normal + gaya angkat 5,618 4,450 - - 8,974 8,401
b. Air normal 8,274 5,736 - - 11,258 8,900
c. Air banjir + gaya angkat 3,226 2,516 - - 9,389 7,513
d. Air banjir 4,374 3,737 - - 16,277 5,154
53