Post on 25-Oct-2020
INOVASI PROGRAM PATTASAKI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PESISIR PANTAI KOTA MAKASSAR
ELLA HASTURI RAYANINGSI
Nomor Stambuk : 105640 201914
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
i
INOVASI PROGRAM PATTASAKI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PESISIR PANTAI KOTA MAKASSAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diusulkan Oleh :
ELLA HASTURI RAYANINGSI
Nomor Stambuk : 105640 201914
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
i
i
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ella Hasturi Rayaningsi
Nomor Stambuk : 10564 02019 14
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa benar karya Ilmiah ini adalah Hasil kerja saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan
plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
sesuai aturan yang berlaku.
Makassar, September 2018
Yang Menyatakan,
Ella Hasturi Rayaningsi
v
ABSTRAK
Ella Hasturi Rayaningsi. 2018 Inovasi Program Pattasa’ki dalamPengelolaan Sampah di Pesisir Pantai Kota Makassar ( dibimbing oleh RudiHardi dan Muchlas Tahir).
Inovasi Pattasa’ki (Perahu Angkat dan Angkutan sampah kita) merupakansebuah program yang diluncurkan pemerintah walikota Makassar dengan artimembersihkan atau membenahi. Dengan analogi Pattasa’ki diandalkan untukmenjaga gengsi pantai losari sebagai icon Makassar. Berdasarkan hal tersebutpeneliti terdorong untuk mencoba mengambarkan dan menjelaskan inovasiPattasa’ki dalam pengelolaan sampah di pesisir pantai. Tujuan penelitian ini yaituuntuk mengetahui Program Pattasa’ki dalam pengelolaan sampah dipesisir pantailosari kota Makassar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif,sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalahwawancara,dokumentasi, dan observasi. Sementara informan dalam penelitian inisebanyak 7 orang adalah kalangan Dinas perikanan dan pertanian, KecamatanUjung pandang, driver pattasaki dan masyarakat, Sumber data yang digunakanadalah data primer dan skunder, teknik analisa data yang digunakan adalah datakualitatif, dan pengabsahan data yang digunakan adalah perpanjangan masapenelitian, pencematan pengamatan dan triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inovasi program pattasa’ki dalampengelolaan sampah di pesisir pantai kota Makassar sudah berjalan dan memilikikeuntungan dalam pengoperasian, hal ini terlihat dari sampah yang ada dipesisirpantai mulai berkurang. akan tetapi dalam pencapaian inovasi belum efektifdengan baik. Karena kurangnya pengawasan pemerintah terhadap inovasipattasaki, Standar operasional prosedur kurang jelas, kurangnya armada pattasakidan SDM yang tidak seimbang dengan sampah yang ada serta kurangnyakerjasama dengan semua element masyarakat agar tidak membuang sampahsembarang di pesisir pantai kota Makassar.
Kata kunci :Inovasi Pemerintahan daerah, Inovasi, Smart city, Inovasi Pattasaki
v
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Alhamdullilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Inovasi Program Pattasa’ki dalam Pengelolaan Sampah di
Pesisir Pantai Kota Makassar” .
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Rudi Hardi, S.Sos,M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Muchlas
Tahir, S.Sos.M.Si selaku pembimbing II yang senangtiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, dalam kesempatan ini
dengan sepenuh hati yang tulus penulis ucapkan terima kasih yang tak
terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
vi
2. Ibu Dr.Hj.Ihyani Malik.S.Sos.M.Si selau Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Andi Luhur Prianto, S.Ip.M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik dan Para Staf
Fakultas yang menberikan ilmu an pengalaman serta informasi akademik.
5. Kepada Dinas Perikanan dan pertanian, Kecamatan Ujung pandang dan
tokoh masyarakat yang senatiasa membantu penulis untuk memberikan
infomasi yang menjadikan skripsi bisa terselesaikan.
6. Secara khusus dan teristimewa penulis menyampaikan terima kasih yang
tulus kepada Kedua orang tua saya, Andi Sanrang dan Nurkaya yang
selalu mendoakan dan memberikan semnagat untuk menjadi orang sukses
dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dorongan
serta bantuan, baik moril maupun material.
7. Kepada teman dekat saya, team Krs, team Squad Elite, team Gembel
Elite, HPMN-Kaltara, Kelas D, kanda Vikky, ipah iccank, memi men dan
oenni yang selalu berada di sampingku, membantu, menyemangati dan
mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
8. Kepada senior-senior dan teman-teman seangkatan yang selalu
memberikan motivasi dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi. Terima kasih banyak bantuannya, kebersamaan kita akan selalu
kukenang.
vii
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifat
mendidik, membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini
bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak
yang membutuhkan.
Makassar, Juli 2018
Ella Hasturi Rayaningsi
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Halaman Persetujuan ............................................................................................... ii
Halaman Penerimaan Tim........................................................................................ iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ........................................................... iv
Abstrak..................................................................................................................... v
Kata Pengantar ......................................................................................................... vi
Daftar Isi .................................................................................................................. ix
Daftar Tabel ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 8
BAB II TINJAUN PUSTAKA ................................................................................ 10
A. Inovasi Pemerintahan Daerah ..................................................................... 10
B. Smart City (Kota Cerdas)............................................................................ 17
C. Inovasi Pattasa’ki ........................................................................................ 21
D. Kerangka Pikir ............................................................................................ 24
E. Fokus Penelitian.......................................................................................... 26
F. Deskriptif Fokus Penelitian......................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 28
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................................... 28
B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................ 29
C. Sumber Data ............................................................................................... 39
D. Informan Penelitian..................................................................................... 30
x
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data................................................................................... 32
G. Pengabsahan Data ....................................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 35
A. Deskriptif Lokasi Penelitian.............................................................. 36
B. Inovasi Program Pattasa’ki dalam Pengelolaan Sampah di Pesisir
Pantai Kota Makassar....................................................................... 40
BAB V PENUTUP........................................................................................ 64
A. Kesimpulan ....................................................................................... 64
B. Saran.................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 70
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1Informan............................................................................................ 31
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk kota yang tinggi serta meningkatnya kegiatan
pembangunan di berbagai sektor menimbulkan berbagai masalah di wilayah-
wilayah perkotaan yang antara lain urbanisasi, permukiman kumuh, persampahan
dan sebagainya. Permasalahan yang dialami hampir diseluruh kota di Indonesia
adalah persampahan. Pesatnya perkembangan pembangunan wilayah perkotaan di
Indonesia,di ikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota
dengan anggapan akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Hal ini tentunya
sangat berdampak pada peningkatan jumlah penduduk kota yang juga sebanding
dengan limbah yang akan dihasilkan, permasalahan lingkungan yang umum
terjadi di perkotaan adalah pengelolaan sampah perkotaan yang kurang baik.
Sampah yang merupakan bagian sisa aktifitas manusia perlu dikelola dengan baik
agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan terhadap kehidupan manusia
maupun gangguan pada lingkungan seperti pencemaran lingkungan, penyebaran
penyakit (Fahmi, 2013).
Masalah sampah sepertinya menjadi masalah yang tidak pernah selesai
hampir di setiap kota di Indonesia. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor
pembangunan kota-kota besar di Indonesia ditandai dengan berbagai macam
fenomena dan diikuti oleh tidak sedikit dampak negatif yang dihasilkan.
2
Salah satu bidang pelayanan publik yang disediakan oleh Pemerintah adalah
pelayanan pengelolaan sampah. Dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah pada pasal 11 dijelaskan setiap orang berhak
mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan
lingkungan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau pihak lain yang diberi
tanggung jawab untuk itu (Nurelsan, 2016).
Selain itu pada pasal 5 Undang-undang yang sama dijelaskan, Pemerintah
dan Pemerintahan Daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan
sampah yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan tujuan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemeritahan Daerah pada Bab III Pasal 14 ayat (1) ditetapkan
bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah untuk
kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala Kabupaten/Kota meliputi
penyediaan sarana dan prasarana umum (point d) dan pengendalian lingkungan
hidup (point j), tujuan utama pelayanan publik adalah memenuhi kebutuhan
warga pengguna agar dapat memperoleh pelayanan yang diinginkan dan
memuaskan (Dwiyanto, 2014).
Keberadaan pemerintah daerah di mana pun juga adalah dimaksudkan untuk
menghasilkan Output. Output penyelenggaraan pemerintahan oleh daerah adalah
berupa percepatan kesejahteraan masyarakat yang dicapai melalui pemberdayaan
masyarakat, peran serta masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah. Oleh
3
karena itu inovasi kelembagaan atau inovasi dalam bidang organisasi menjadi
penting dalam praktek pennyelenggaraan pemerintahan daerah. Perkembangan
teknologi yang semakin pintar membuat konsep smart tak hanya diterapkan pada
berbagai perangkat, tetapi pada berbagai sistem atau tatanan.
Salah satunya yang mencuat akhir-akhir ini adalah konsep smart city. Konsep
yang disebut sebagai kota pintar ini adalah konsep yang mengetengahkan sebuah
tatanan kota cerdas yang bisa berperan dalam memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi secara cepat dan tepat. Selain itu, konsep kota pintar ini
juga memang dihadirkan sebagai jawaban untuk pengelolaan sumber daya secara
efisien. Bisa dibilang, konsep kota cerdas ini adalah integrasi informasi secara
langsung dengan masyarakat perkotaan. Kota-kota besar di Indonesia sebenarnya
sangat berpotensi besar terhadap gagasan atau konsep Smart City, beberapa kota
besar yang sudah mengarah tentang konsep smart city ini antara lain : Jakarta,
Bandung, Surabaya, dan Bogor. Modal dari kota-kota ini terbilang sudah
mewakili untuk arah yang dimaksud, apalagi ditopang dengan banyaknya sarana
penunjang dan dibantu operator selular akan mempercepat tercapainya sebuah
kota untuk menuju smart city dalam arti sesungguhnya, bukan hanya pintar dalam
kecanggihan teknologi, namun bagaimana mengedepankan sosil-budaya akan
beriringan dengan kemajuan kota itu sendiri (M.Tahir, 2016).
Secara umum Inovasi memiliki atribut yang digunakan dalam menilai
Inovasi yaitu : Relative Advantage atau Keuntungan Relatif, Compatibility atau
4
Kesesuaian, Complexity atau Kerumitan, Triability atau Kemungkinan dicoba,
Observability atau Kemudahan diamati, dengan atribut seperti ini maka sebuah
inovasi merupakan cara baru menggantikan cara lama dalam mengerjakan atau
memproduksi sesuatu. Menurut Rogers (dalam Suparno, 2017). Menurut
wijayanti (dalam Anggraeny, 2013) Inovasi seringkali di terjemahkan sebagai
penemuan baru, namun sebenarnya aspek “Kebaruan” dalam Inovasi sangat
ditekankan untuk inovasi di sektor swasta atau sektor industri. Sedangkan, inovasi
pada sektor publik lebih ditekankan pada aspek “Perbaikan” yang dihasilkan dari
kegiatan Inovasi tersebut, yaitu Pemerintah mampu memberikan pelayanan publik
secara lebih efektif, efisien, berkualitas, murah dan terjangkau.
Kota Makassar memiliki Jumlah penduduk yang terus mengalami
peningkatan setiap tahun. Hal tersebut terlihat dari data yang dilansir Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Tahun 2015 jumlah penduduk Kota
Makassar berada diangka 1.653.386. Angka tersebut mengalami penambahan
sebesar 5.117 ditahun 2016 menjadi 1.658.503 jiwa, sedang tahun 2017 angka ini
kembali mengalami meningkatan yang cukup signifikan sebesar 111.417.
Sehingga, jumlah penduduk di Kota Daeng hingga Maret 2017 mencapai
1.769.920 (Sul-Sel.com, 2017). Kota Makassar dinobatkan sebagai salah satu
kota peraih Smart City Award 2017, pada acara malam penghargaan Gerakan
Menuju 100 Smart City 2017 oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
5
(Kemkominfo) Republik Indonesia, di Hotel Santika Premiere (Tribunnews.com,
2017).
Pemerintah Kota Makassar melakukan berbagai Inovasi menuju Kota Smart
City salah satu dari inovasi itu adalah dalam Penanggulagan sampah di kota,
tetapi ketika dilihat dari banyaknya inovasi penanggulangan sampah, “Kota
Makassar banjir program, banjir sampah” artinya Inovasi Pemerintahan Daerah
dalam penanggulagan sampah mulai dari: Lihat Sampah Ambil (LISA), Makassar
Tidak Rantasa (MTR), Sampah Tukar Beras, dan masih banyak Inovasi lainnya.
Kota Makassar tetap banjir sampah yang bertumpuk di tempat pembuangan
sementara, Pemerintah Kota Makassar seperti seolah tak berdaya menghadapi 700
ton sampah perhari. Kota Makassar banjir sampah di tengah banyaknya program-
program yang dirancangkan dalam penanggulangan sampah. Manusia dan sampah
tidak bisa dipisahkan, mengurus sampah berarti menugurus manusia maka
mengatasi sampah tak cukup dengan program yang enak didengar telinga. Tak
cukup dengan program terdengar cangih dan mengesankan, mengatasi sampah tak
perlu dengan perencanaan banyak program tapi kurang maksimalkan (Tribun-
Timur.com, 2016).
Merujuk hasil penelitian terdahulu dari Nurelsan (2016) terkait dengan
responsivitas pelayanan persampahan di Dinas Pertamanan dan Kebersihan di
Kota Makassar yang rendah dalam pelayanan publik khususnya persampahan
menunjukkan bahwa adanya ketidakselarasan antara kebutuhan masyarakat
dengan pelayanan yang disediakan oleh pemerintah menunjukkan kegagalan
6
suatu organisasi pemerintah dalam hal pemberian pelayanan hingga pencapaian
tujuan organisasinya. Mendukung penelitian di atas Selintung (2015) terkait judul
studi pengelolaan sampah terpadu di tingkat Kelurahan Kota Makassar (studi
kasus : Kelurahan Paropo Kecamatan Panakkukang) dimana menunjukkan
bahwa, karasteriktik sampah kantor dan pasar di Kelurahan Paropo untuk jenis
sampah yang paling banyak adalah sampah kering, sistem pengelolaan sampah
terbagi atas timbulan sampah, perwadahan pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan, dan pembuangan akhir sampah.
Pemerintah Kota Makassar melakukan berbagai inovasi dalam
penanggulangan sampah landasan atau dasar peraturan daerah (Perda) Nomor 4
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah Kota Makassar dikota salah satunya di
pesisir pantai losari yang dimana pantai losari adalah identitas Makassar yang
sarat sejarah masa lampau, keberadaan objek wisata andalan Kota Makassar sejak
dulu sudah populer hingga kemacanegara. Seiring pesatnya pembangunan kota
makassar, pantai losari sudah memiliki fasilitas penunjang yang sangat lengkap
mengingat kawasan ini seringkali dimanfaatkan sebagai tempat even- even besar
dan acara kenegaraan. Seiring dengan itu pula, kondisi pantai pun mengalami
pencemaran limbah yang semakin parah, sampah- sampah yang semakin tak
terbendung dan lingkungan sanitasinya diambang kerusakan dalam tingkat yang
mengkhawatirkan (SuaraLidik.com, 2016).
Program perahu pemungut sampah pun diluncurkan pemerintah kota
Makassar dengan nama Pattasaki, singkatan dari perahu angkut dan angkutan
7
samapah kita dalam bahasa Makassar Pattassaki berarti membersihkan atau
membenahi. Dengan analogi itu, Pattasaki diandalkan untuk menjaga gengsi
pantai losari sebagai ikon Kota Makassar. Perahu angkat dan angkutan sampah
kita mencuri perhatian Kementrian Riset, Teknologi , Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia (Kemenristek RI) saat tampil di acara Soft Launching Hari
Kebangkitan Teknologi Nasional (Hateknas). Diketahui Patassaki merupakan
inovasi yang digagas oleh Wali Kota Makassar melalui Dinas Perikanan dan
Pertanian (DP2) Kota Makassar (Cakrawala.com, 2017).
Salah satu penyebab utama buruknya kondisi lingkungan di Pantai Losari
karena limbah-limbah domestik yang selain berasal dari hotel-hotel dan industri
yang berada sekitar Losari, juga berasal dari limbah rumah tangga yang
terdistribuskan melalui sejumlah kanal yang berhilir di pantai. Belum lagi
rendahnya tingkat kesadaran ratusan pedagang kaki lima yang berjualan di Losari.
Penanganan limbah tentu membutuhkan perhatian dan konsentrasi khusus
sehingga perlu waktu yang cukup lama mengatasinya, namun penanganan sampah
pantai sudah semestinya menjadi perioritas. Sampah yang berada di pesisir pantai
Losari ini tidak hanya datang dari kota Makassar melainkan kabupaten tetangga
seperti Kabupaten Gowa,Maros, dan Kabupaten Takalar yang jumlahnya lumayan
banyak (Rakyatku.com, 2017). Inilah yang mendorong penulis untuk melakukan
Penelitian dengan Judul “Inovasi Progam Pattasaki dalam Pengelolaan Sampah
di Pesisir Pantai Losari kota Makassar”
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, inovasi Program Pattasaki ( perahu angkat
dan angkuntan sampah kita ) beroperasi di laut di pesisir pantai dengan ide
sederhana namun aplikatif dapat membantu dalam meringankan kegiatan
pembersihan dipesisir pantai kota makassar, maka selanjutnya di rumuskan
permasalahan pokok dalam Penelitian yaitu: ”Bagaimana Program Pattasaki
dalam pengelolaan sampah dipesisir pantai losari kota makassar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Program Pattasaki
dalam pengelolaan sampah dipesisir pantai losari kota makassar dengan
menganalisis atribut-atribut Inovasi yang di gunakan dalam Menilai Pelaksanaan
Inovasi.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan
dan dapat digunakan dalam pengembangan teori inovasi Pemerintah Daerah.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis bagi penelitian adalah :
a. Manfaat bagi peneliti
Hasil penelitian ini semoga menambah wawasan bagi peneliti mengenai
inovasi Pemerintahan Daerah dan dapat menjadi bahan informasi dan
referensi bagi peneliti lain yang berminat mengadakan penelitian yang sama
dalam rangka Inovasi Pemerintahan Daerah dalam segala bidang.
9
b. Manfaat bagi Pemerintah
Mudah-mudahann dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan
konstribusi atau masukan untuk pemerintah Kota Makassar dalam
menciptakan Inovasi Pemerintah Daerah dalam mewujudkan Smart City
dalam segala bidang.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inovasi Pemerintahan Daerah
1. Inovasi
Inovasi adalah proses kreatif dalam menemukan hal-hal atau cara baru yang
berbeda. Memodifikasi hal yang sudah ada juga termasuk dalam bagian inovasi,
secara etimologi, Inovasi berasal dari bahasa latin “ innovare” atau “ innovation”.
Lalu di adaptasi dalam bahasa inggris dengan kata innovation, yang mempunyai arti
perubahan atau pembaharuan, sedangkan kata kerjanya adalah “innovo” yang
mempunyai definisi mengubah dan memperbaharui (supriyanto,dkk. 2017:13).
Inovasi menurut West dan Far (Ancok, 2012:34) adalah pengenalan dan
penerapan dengan sengaja gagasan, proses, produk dan prosedur yang baru pada
unit yang menerapkannya, yang dirancang untuk memberikan keuntungan bagi
individu, kelompok, organisasi dan masyarakat luas. Sedangkan Inovasi menurut
Suryana, yaitu sebagai kemampuan untuk menerap-kan kreativitas dalam rangka
memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya
kehidupan.
Menurut Olso dalam (Zuhal, 2013:58) Inovasi memiliki aspek yang luas
karena dapat berupa barang maupun jasa, proses, dan metode pemasaran atau
metode organisasi yang baru atau telah mengalami pembaharuan yang menjadi
jalan keluar dari permasalahan yang pernah di hadapi oleh organisasi.
11
Schumpeter (dalam Nurjannah, 2015:28) merupakan ahli yang pertama kali
mengemukakan konsep Inovasi. Ia mendefinisikan “inovasi” sebagai kombinasi
baru dari faktor-faktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran
inovasi adalah kekuatan pendorong yang penting (critical driving force) dalam
pertumbuhan ekonomi.
Manajemen Inovasi merupakan alat yang digunakan oleh manajer atau
Organisasi atau perusahaan untuk mengembangkan produk dan inovasi organisasi
atau dengan kata lain manajemen inovasi adalah pengelolaan dan pengorganisasian
sebuah proses. Melalui penelitian dan pengembangan (Research & Development),
perusahaan melakukan respon terhadap kesempatan eksternal atau internal dan
mengunakan upaya kreatif untuk memperkenalkan ide-ide baru, proses, atau
produk. Sedangkan inovasi manajemen adalah implementasi dari sebuah aplikasi,
proses dan struktur manajemen baru yang mewakili sebuah awal penting bagi
perusahaan untuk bertransformasi kearah yang lebih baik (Dhewanto, 2014 : 23).
Ada tiga kunci sukses organisasi untuk melakukan inovasi secara efektif yang
di sebutkan oleh saleh dan wang (dalam Ilham, 2016:7) adalah :
a. Enterprenueral strategis yaitu berani mengambil resiko, melakukan
pendekan bisnis yang proaktif dan komitmen manajemen.
b. Struktur organisasi yaitu dengan struktur yang lebih fleksibel adanya
disiplin interfunsional dan orientasi pada tim kerja lintas fungsional.
12
c. Iklim organisasi, yaitu iklim yang promotif dan terbuka, kekuatan dan
kekuasaan dalam organisasi di sebarkan tidak terpusat pada jenjang atas
dan memberikan sistem imbalan yang efektif
Penerapan Inovasi memiliki atribut-atribut yang melekat didalam Inovasi
tersebut. Atribut Inovasi yang dimaksud dapat mengukur pelaksanaan Inovasi
(Rogers dalam Suparno, 2017:5) yaitu :
a. Relative advantage atau keuntungan Relatif, sebuah inovasi harus
mempunyai keunggulan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi
sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam
inovasi yang menjadi ciri membedakan dengan yang lain.
b. Compatibility atau kesesuaian inovasi juga mempunyai sifat kompatibel
atau sesuai dengan inovasi yang digantikannya. Hal ini dimaksudkan agar
inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena
alasan faktor biaya yang tidak sedikit, namun juga inovasi yang lama
menjadi bagian proses transisi ke inovasi terbaru. Selain itu juga dapat
memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhaadap inovasi
itu secara lebih cepat.
c. Complexity atau kerumitan dengan sifatnya yang baru maka inovasi
mempunyai tingkat kerumitan yang boleh menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena
sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik, maka
tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.
13
d. Triability atau kemungkinan dicoba, inovasi hanya bisa diterima apabila
telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih
dibandingkan dengan inovasi lama. Sehingga sebuah produk inovasi
harus melewati fase “uji coba”, dimana setiap orang atau pihak
mempunyai kesempatan untuk memuji kualitas sebuah inovasi.
e. Observability atau kemudahan diamati sebuah inovasi harus juga dapat
diamati dari segi bagaimana ia berkerja dan menghasilkan sesuatu yang
lebih baik.
2. Pemerintahan Daerah
Sesuai dengan amanat Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah. Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan Pemerintahan
menjadi kewenangannya, kecuali Pemerintahan yang menjadi urursan Pemerintah.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
tersebut, Pemerintahan Daerah menjalakan otonimi seluas-luasnya untuk mengatur
dan mengurus sendiri urursan Pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan. Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urursan
Pemerintahan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah ( Muin, 2014:73 ).
Pemerintah Daerah merupakan ujung tombak untuk keberhasilan otonomi
daerah. Kedudukan Pemerintah Daerah yang sangat strategis ini membutuhkan
birokrasi yang berkualitas untuk mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang
baik (Desiana, 2014 :9 ).
14
Kewenangan dalam pelaksanaan Pemerintah Daerah meliputi kewenangan
membuat Peraturan Daerah dan penyelenggaraan Pemerintahan yang di emban
secara demokratis. Pelimpahan atau penyerahan wewenang dari Pemerintah Pusat
kepada daerah-daerah otonom bukanlah karena hal itu di tetapkan dalam
konstitusinya, melainkan di sebabkan oleh hakikat Negara kesatuan itu sendiri.
Prinsip Negara kesatuan ialah bahwa yang memegang tampuk kekuasaan tertinggi
atas urusan Negara adalah Pemerintah Pusat tanpa ada gangguan oleh suatu
delegasi atau pelimpahan kekuasaan kepada Pemerintah Daerah (Brama, 2016 :30).
Inovasi Pemerintahan Daerah adalah dalam rangka peningkatan kinerja
penyelenggaraan Pemerintahan daerah dapat melakukan inovasi. Inovasi adalah
semua bentuk Pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerimtah
Daerah ( Pratiwi, 2015:16).
Menurut Metcalfe (dalam M.Tahir, 2016:282) Inovasi Pemerintahan Daerah
merupakan sistem yang menghimpun institusi – institusi berbeda yang
berkontribusi secara bersama maupun individu, dalam pengembangan dan difusi
teknologi-teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja ( framework ) dimana
Pemerintah membentuk dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk
mempengaruhi proses inovasi. Dengan demikian, sistem inovasi merupakan suatu
sistem dari lembaga-lembaga yang paling berkaitan untuk menciptakan,
menyimpan, mengalihkan (mentransfer) pengetahuan, dan keterampilan yang
menentukan teknologi baru.
15
Sistem Inovasi Daerah ternyata tidak hanya terjadi Pada tingkat
Nasional (Negara), tetapi juga pada tingkat Daerah. Fromhold – Eisebith
(dalam Putera, 2013:86) menjabarkan konsep sistem Inovasi Daerah harus
memperhintungkan secara eksplisit peran sentral dari institusi lokal dan
interaksinya.
Kebijakan Inovasi Daerah menurut Suharto (dalam Putera.dkk, 2014:24)
dalam mendefinisikan masalah kebijakan, menyarakan empat parameter masalah
strategi, yaitu :
a. Faktor, yang mempertayakaan apakah masalah tersebut merupakan
faktor penentu dalam mengatasi masalah lain yang lebih luas dan dapat
diukur.
b. Dampak, apakah respons dalam kebijakan akan memberikan impak
kepada masyarakat.
c. Kecenderuangan, yaitu apakah masalah seiring dengan kencenderungan
terkini, yaitu kecenderungan global.
d. Nilai, apakah masalah tersebut sesuai dengan nilai dan harapan
masyarakat setempat.
Majunya suatu bangsa sangat ditentukan oleh inovasi yang dilakukan oleh
bangsa tersebut. Untuk itu di perlukan adanya perlindungan terhadap kegiatan
yang bersifat inovatif yang dilakukan oleh aparatur sipil Negara di Daerah dalam
memajukan daerahnya. Perlu upaya memacu kreatifitas daerah untuk
meningkatkan daya saing daerah, untuk itu perlu adanya kriteria yang objektif
16
yang dapat menjadi pegangan bagi pejabat daerah untuk melakukan kegiatan yang
bersifat inovatif. Dengan cara tersebut inovasi akan terpacu dan berkembang tanpa
ada kekhawatiran menjadi obyek pelanggaran hukum. Maka dari itu pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017
Tentang Inovasi Daerah ( Pratiwi, 2015: 223).
Inovasi Pemerintah tidak lain adalah untuk menjaga perubahan aspirasi
masyarakat yang cepat bagi sebuah Pemerintahan yang efektif dan mampu
merespon kebutuhan perubahan dari masyarakat modern. Inovasi harus lebih dari
sekedar ide, inovasi adalah ide-ide baru dan bisa diimplementasikan, inovasi
berbeda dengan penemuan. Inovasi dipahami dan diimplementasikan pada level
organisasi dan melibatkan jaringan organisasi. Inovasi ini tidak hanya berfokus
pada perubahan nyata dalam proses produksi tertentu, tetapi juga pada cara-cara di
mana kegiatan produktif dibiayai (atau lebih luas, sumber daya), proses yang
digunakan untuk memutuskan apa yang akan diproduksi, dan standar normatif
yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari sistem produksi dalam konteks
sosial (Moore, 2010:52-57).
Inovasi bisa berarti menggunakan cara kreatif dan cara yang tidak biasa dalam
menyelesaikan masalah seperti misalnya dalam pelayanan dengan mengenalkan
cara-cara pelayanan baru, merevisi visi misi, membentuk organisasi baru, dan
mengembangkan proses-proses baru sebagai bentuk terobosan terhadap kebuntuan
penyelesaian persoalan dan pelayanan (Septi, 2016 : 7).
17
B. Smart City ( Kota Pintar )
Smart city readiness terdiri atas 5 elemen penting, yaitu: (1) nature sebagai
elemen dasar (enabler), (2) structure , (3) infrastructure dan (4)
suprastructure sebagai pilar strategis pembangunan (driver), (5) culture sebagai
mediator untuk mewujudkan sebuah ekosistem smart city. Idealnya, Pemerintah
pusat haruslah mengetahui kesiapan dari kota-kotanya untuk menjadi smart city
agar dapat mengetahui positioning masing-masing daerah terhadap daerah lain
secara nasional dan jika perlu dilakukan benchmarking dengan kota-kota smart
city di berbagai belahan dunia. Smart city bukanlah suatu konsep pembangunan
yang bisa copy paste dari daerah lain atau dari negara lain. Implementasi smart city
haruslah mempertimbangkan berbagai aspek dan nilai-nilai kearifan lokal
(Subkhan,dkk. 2016 : 4).
Smart city adalah kota dimana investasi pada manusia dan modal sosial dan
juga infrastruktur komunikasi tradisional, transportasi dan modern (ICT)
Menghasilkan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi
dengan manajemen yang bijak sumber daya alam, melalui tata kelola
partisipatif ( Almanda,dkk. 2016 : 6).
Smart city dapat digambarkan sebagai konsep pengembangan, penerapan, dan
penerapan teknologi untuk wilayah geografis, terutama di daerah perkotaan,
karena merupakan interaksi kompleks antara berbagai sistem yang ada di dalam
wilayah tersebut. Smart city mencakup 3 dimensi utama : manusia, teknologi dan
kelembangan. Salah satu aspek penting dari smart city adalah menekankan tentang
18
perencanaan dan pengendalian seluruh kota melalui pemanfaatan teknologi
infomasi dan komunikasi (TIK), sistem digital, yang memungkinkan kita
mengumpulkan dan mengamgambil data dari sumber heterogen seperti sistem
saluran pembuangan, tempat parkir, kamera kaeamanan dan lampu lalu lintas.
(Cahyaningrum,dkk. 2016:76).
Kota-kota yang disebut Smart City adalah Kota yang ada awalnya memiliki
terobosan baru dalam penyelesaian masalah di kota dan sukses dalam
meningkatkan performa Kotanya. Salah satu dimensi terpenting dari smart city
adalah memberikan pelayanan menggunakan teknologi terkini dan membangun
infrastruktur yang pintar, sehingga dapat memberikan pelayanan yang efektif
kepada seluruh masyarakat yang tinggal di kota (Sudaryono, 2014:26).
Konsep Smart city akan tercapai jika dapat dipahami dan didukung pada level
tertinggi pemerintah kota dan mempunyai kontribusi terhadap kebutuhan
masyarakat sehari-hari. Menurut Cohen (dalam Insani, 2017 : 27). Kota cerdas
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar lebih cerdas dan
efisien dalam penggunaan sumber daya, menghasilkan penghematan biaya dan
energi, penyampaian layanan dan kualitas hidup yang lebih baik, dan pengurangan
jejak lingkungan semua inovasi pendukung dan karbon rendah ekonomi
Konsep Smart City (dalam Kurnaedi, 2017:20 ) yaitu :
1. Sebuah kota berkinerja baik dengan berpandangan ke dalam
ekonomi, penduduk, pemerintahan, mobilitas, dan lingkungan hidup.
19
2. Sebuah kota yang mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur
termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara,
pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan pengelolaan gedung. Dengan
begitu dapat mengoptimalkan sumber daya yang di milikinya serta
merencanakan pencegahannya. Kegiatan pemeliharaan dan keamanan
dipercayakan kepada penduduknya.
3. Smart city dapat menghubungkan infrastuktur fisik, infrastruktur IT,
infrastruktur sosial, dan bisnis infrastruktur untuk meningkatkan
kecerdasan kota.
4. Smart city membuat kota lebih efisien dan layak huni.
5. Penggunaan smart computing untuk membuat smart city dan fasilitasnya
meliputi pendidikan, kesehatan, keselamatan umum, transportasi yang
lebih cerdas, saling berhubungan dan efisien.
Smart city sendiri dapat diartikan sebagai perwujudan suatu kota menjadi kota
pintar dengan tujuan menciptakan suatu pelayanan yang prima bagi masyarakat,
dan menciptakan keterbukaan kepada masyarakat dengan mengandalkan
kecanggihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Widodo, 2016 :228).
Sebuah proyek untuk menyoroti upaya Pemerintah Daerah untuk mengunakan
teknologi baru yang menghubungkan terobosan dalam pengunaan analisis data
yang besar dengan masukan masyarakat untuk membentuk kembali hubungan
antara Pemerintah dan warga Negara (Stepen, 2014:9).
20
Salah satu ahli Smart City, Boy Cohen (dalam Muliarto, 2015:5) memcoba
membagi Smart City kedalam 6 indikator utama untuk menjelaskan bahwa
perwujudan suatu konsep smart city dalam implementasi terhadap suatu tolak ukur
yang menghitung mengenai keberadaan Smart City yaitu:
1. Smart Living atau hidup yang cerdas : yaitu mengacu pada kualitas hidup
dan kebudayaan masyarakat faktor yang paling mempengaruhi adalah
tersedianya kebutuhan-kebutuhan, adanya keamanan, keselamatan,
kemudahan dan kenyamanan hidup.
2. Smart Governance atau tata kelola pemerintahan yang cerdas: paradigm
pemerintahan yang mengeluarkan kebijakan yang mengindahkan prinsip-
prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi,
transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas serta efektifitas dan
efesiensi kebijakan.
3. Smart Economy atau Ekonomi cerdas : yaitu tingginya tingkat
perekonomian dan kesejahteraan finansial masyarakat dengan
pertumbuhan ekonomi yang baik dan pendapatan perkapita yang tinggi.
4. Smart Mobility atau Mobilitas cerdas : yaitu sistem pergerakan yang
memungkinkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan
seminim mungkin dan secepat mungkin.
5. Smart Environment atau Lingkungan cerdas : yaitu lingkungan yang
memberikan kenyamanan dimasa kini dan masa mendatang dengan kata
lain keberlanjutan lingkungan baik keadaan fisik maupun non fisik.
21
6. Smart People atau Masyarakat cerdas : yaitu modal manusia yang weel
educated baik secara formal maupun non formal dan terwujud dalam
individu atau komunitas-komunitas yang kreatif.
Gagasan Kota cerdas menjadi identik dengan visi pembangunan perkotaan di
masa depan, yang ditandai dengan meluasnya penggadaan layanan (song,dkk.
2017:24). Smart City memiliki Visi dan Misi Yaitu (Kompasiana.com, 17 januari
2017) :
VISI : Sebagai sebuah wadah kolaborasi dalam implementasi smart city yang
terpercaya di Indonesia.
MISI :
1. Menyediakan Smart City Knowledge Center
2. Menyediakan alat pengukuran performa,evaluasi,dan rekomendasi
untuk kota.
3. Berkolaborasi dengan pihak industri, komunitas, pemerintah dan
lembaga pendidikan dalam menyediakan layanan smart city.
C. Inovasi Pattasa’ki
Program perahu pemungut sampah diluncurkan pemerintah Kota Makassar
dengan nama “PATTASA’KI” yang berarti membereskan atau membenahi
mengunakan anggaran APBD Kota Makassar. PATTASA’KI (Perahu Angkat dan
Angkutan Sampah Kita) adalah hasil modifikasi perahu tradisional yang
22
menggunakan motor tempel. Desainnya berupa 2 buah perahu sepanjang 7 meter
yang ditautkan dimana pada bagian tengahnya terdapat jaring dan bak penampung
sampah. Perahu ini dioperasikan dengan cara yang sederhana yaitu dengan
menelusuri dan berkeliling di kawasan pantai. Sampah yang berada di permukaan
dan kolong air akan terjaring dan dimasukkan di bak penampung untuk kemudian
dikemas dalam kantong plastik lalu dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Sebelum tahun 2015, penanganan sampah di perairan Kota Makassar
khususnya disekitar anjungan pantai Losari dilakukan dengan memasang jaring
dibawah jembatan CPI namun tidak dapat bertahan lama karena hilang/robek
akibat sampah dengan volume yang besar dan disinyalir juga dilakukan oleh
nelayan yang merasa terganggu karena jalur perahu mereka semakin menyempit.
Cara ini juga masih mempunyai kekurangan yaitu jaring yang terpasang sifatnya
hanya menahan saja, jadi kalau arusnya pasang maka akan terdorong lagi ke kanal,
kalau surut sampah -sampah itu terdampar lagi diPantai Losari. Pembersihan
sampah dilaut saat itu dilakukan dengan menggunakan “sero” sampah yang terbuat
dari jaring yang diikat pada kayu sebagai pegangan. Cara ini selain membutuhkan
energi yang besar juga kemampuan mengambil sampah masih sangat terbatas
hanya pada tepi pantai saja dan membutuhkan waktu yang lama (IGA, 2017:10-11)
Pantai Losari merupakan salah satu pantai yang sangat terkenal di Indonesia
dan merupakan salah satu tempat terindah untuk menikmati pemandangan
matahari terbenam atau sunset di dunia, setidaknya predikat inilah yang menjadi
alasan - alasan banyak turis asing menjadikan Pantai Losari masuk kedalam tempat
23
yang harus dikunjungi begitu berada di Makassar atau Sulawesi. Tidak heran,
karena keindahan sunset, Anjungan Pantai Losari selalu ramai riuh dipenuhi oleh
orang - orang setiap sorenya. Selain matahari terbenam, pengunjung dapat
menikmati beberapa patung -patung yang tersebar di seluruh anjungan yang
menyimbolkan kebudayaan-kebudayaan masyarakat Sulawesi Selatan pada
umumnya.
Pengoperasian PATTASA’KI mampu meningkatkan kenyamanan masyarakat
yang ingin menikmati pantai Losari. Bagi pemerintah, keberadaan perahu
PATTASA’KI memberikan solusi inovatif untuk menyelesikan masalah
persampahan di pantai Losari. Secara tidak langsung, meningkatnya kebersihan di
pantai Losari dapat memberikan nilai tambah terhadap kawasan pantai khususnya
dan kota Makassar pada umumnya.
Model PATTASA’KIdapat dengan mudah direplikasi dengan
pertimbanganberikut ini :
1. Gagasan PATTASA’KI mudah dipahami baik dari segi konsep maupun
implementasinya karena tidak menggunakan teknologi tinggi dan baru,
melainkan lebih pada modifikasi sederhana.
2. Tidak membutuhkan biaya pengadaan yang besar. Peralatan yang dibutuhkan
adalah 2 perahu dengan panjang 8,5meter yang digabungkan dan dilengkapi
dengan jaring.
24
3. Pengoperasiannya relatif mudah karena kemampuan dasar yang dibutuhkan
adalah keterampilan mengoperasikan perahu berukuran kecil yang mudah di
dapatkan di wilayah pesisir.
4. Pada aspek manajerial dan kelembagaan relatif mudah dilakukan karena tidak
melibatkan banyak orang sehingga dapat terkelola dengan prosedur yang
sederhana
Inovasi Pat’tasaki merupakan Inovasi yang digagas oleh wali kota Makassar
Mohammad Ramdhan Pomanto melalui Dinas Perikan dan Pertanian (DP2) Kota
Makassar perahu yang dirancang khusus berfunsi untuk membersihkan sampah
dipermukaan pantai. Pattasa’ki menarik perhatian pentinggi Kementrian
kemenristek Dikti RI serta Kemertian coordinator bidang kemarintiman Republik
Indonesia ( Kemenko Maritim RI) saat tampil diacara Soft Lauching hari
Kebangkitan Teknologi Nasional (Hateknas), mereka terkesan dan mengapresiasi
ide pembuatan perahu tersebut karena dinilai sederhana namun aplikatif . Menurut
Rahman Bando (Kepala Dinas Perikanan dan pertanian ) Alhamdullilah meskipun
sederhana tapi Pattasa’ki sangat membantu. Khususnya dalam membersihkan
sampah di pantai losari (Rakyatku.com, 2017)
D. Kerangka Pikir
Peran Pemerintah Daerah dalam memberikan Pelayanan Publik, berdasarkan
dari Undang-Undang Peraturan Daerah No.4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Sampah Kota Makassar, maka Pemerintah Daerah Makassar diwajibkan
memberikan pelayanan publik dalam pengelolaan sampah. Pemerintah dan
25
Masyarakat berkerjasama dalam menjaga kebersihan lingkungan,banyaknya
penduduk perkotaan yang sebanding dengan sampah yang dihasilkan, Pemerintah
daerah Kota Makassar memberikan sebuah terobosan Inovasi Pattasa’ki ( Perahu
angkat dan angkutan sampah kita ) yang bertujuan memaksimalkan kebersihan
sampah di permukaan pantai losari kota Makassars. Atribut Inovasi jelas menjadi
indikator yang sangat penting dalam mengukur pelaksanaan Inovasi hal ini,
Relative advantage atau keuntungan Relatif,Compatibility atau
kesesuaian,Complexity atau kerumitan ,Triability atau kemungkinan , dan
Observability atau kemudahan. Untuk lebih jelasnya dijelaskan pada bagan
kerangka pikir berikut ini:
Bagan Kerangka Pikir
Undang-Undang No.4Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Sampah KotaMakassar
Atribut inovasi dalam mengukurpelaksanaan inovasi menurut Rogers :
1. Relative advantage atau keuntunganRelatif.
2. Compatibility atau kesesuaian3. Complexity atau kerumitan4. Triability atau kemungkinan5. Observability atau kemudahan
Memaksimalkan Berkurangnya sampahdi Permukaan Pantai Losari Kota
Makssar
Inovasi Pengelolaan sampah Pattasa’ki dipesisir Pantai Losari Kota Makassar
26
E. Fokus Penelitian
Berdasarkan pada Bagan Kerangka Pikir yang menjadi fokus penelitian
terhadap Program Inovasi Pattasa’ki dalam Pengelolaan Sampah di pesisir Pantai
kota Makassar dengan Mengunakan atribut Inovasi yaitu : Relative advantage atau
keuntungan Relatif, Compatibility atau kesesuaian, Complexity atau kerumitan,
Triability atau kemungkinan , dan Observability atau kemudahan dalam mencapai
tujuan memaksimalkan Berkurangnya Sampah di permukaan Pantai Losari Kota
Makassar.
F. Deskriptif Fokus Penelitian
1. Relative advantage atau keuntungan Relatif, adalah sebuah Pattasaki
harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih dari inovasi sebelumnya.
Inovasi Pattasaki Kota Makassar memiliki cara yang berbeda dari
pengelolaan sampah sebelumnya sehingga dapat membedakan dengan
Inovasi yang lama yang dimaksud inovasi yang dulu nya hanya
mengunakan manual yaitu Sero’ yang dioperasikan dengan mengambil
sampah setiap titik – titik sampah berbeda dengan inovasi pattasaki ,
pengopersian mengunakan perahu yang mengelilingi pesisir pantai losari
dan sampah angkat di angkat lansng mengunakan jaring-jaring yang ada
di sisi kanan, kiri dan tengan perahu.
2. Compatibility atau kesesuaian adalah Inovasi Pattasaki yang dikeluarkan
Pemerintah Daerah Kota Makassar memiliki sifat transisi dengan dengan
Inovasi yang digantikan sebelumnya yaitu perahu manual mengunakan
27
sero’, sehingga Inovasi yang lain tidak serta merta ditinggalkan karna
Inovasi Pattasaki memiliki Inovasi ter- Upgrade dan berkelanjutan
dengan begitu dapat memudahkan proses adaptasi dan proses
pembelajaran terhadap Inovasi Pattasaki di Kota Makassar.
3. Complexity atau kerumitan adalah Pemerintah Daerah Kota Makasar
memberikan sebuah Inovasi Pattasaki terbaru dengan model baru tetapi
dengan tujuan yang sama. Inovasi Pattasa’ki memiliki tingkat kerumitan
dari inovasi yang di gantikan mulai dari kurangnya fasilitas armada dan
kurangnya SDM .
4. Triability atau kemungkinan adalah sebuah Inovasi Pattasaki Kota
Makassar sudah diterima oleh Pemerintah Kota Makassar dengan melihat
kinerja dari inovasi ini. Inovasi pattasa’ki telah teruji dan terbukti
mempunyai keuntungan dan nilai lebih dibandingkan inovasi sebelumnya
5. Observability atau kemudahan,sebuah Inovasi Pemerintah Kota Makassar
terkait Inovasi Pattasaki harus dipahami oleh masyarakat luas sehingga
inovasi Pattasa’ki dapat dikenal oleh kalangan masyarakat dalam hal
pengelolaan sampah dapat dipahami oleh masyarakat umum dan diamati
dari segi bagaimana dia menghasilkan pelayanan yang lebih baik dari
inovasi sebelumnya sehingga masyarakat juga tidak membuang sampah
sembarangan.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Adapun waktu dalam pelaksanaan ini adalah dilakukan mulai bulan
Mei sampai Juli tahun 2018 selama dua (2) bulan setelah pelaksanaan ujian
proposal penelitian dan lokasi bertempat di Dinas Perikanan dan pertanian dan
Kecamatan Ujung Pandang. Adapun alasan memilih obyek lokasi penelitian
tersebut adalah karena lokasi tersebut telah di tugaskan dalam menjalankan
Program Inovasi Pattasa’ki dalam pengelolaan sampah di pemukiman pantai
di Kota Makassar dan karena lokasi tersebut dimana Inovasi Pattasa’ki
dijalankan.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini, penulis mengunakan metode penelitian kualitatif
(Herdiansyah, 2013:131-132). Hal ini dikarenakan penelitian ini berupaya
untuk memahami pelaksanaan Program Inovasi Pattasa’ki di Kota
Makassar. Sebuah inovasi pengelolaan sampah yang dilakukan di pesisir
pantai losari Kecamatan Ujung Pandang.. Penggunaan lebih dari satu
pendekatan pengumpulan dan mengijinkan evaluator mengganbungkan
kegiatan dan kebenaran dari suatu sumber data.
29
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian merupakan studi kasus yang mengfokuskan pada
Inovasi Pattasaki dalam hal Pengelolaan Sampah di pesisir Pantai Kota
Makassar. Tipe penelitian ini studi kasus digunakan karena penelitian ingin
mendapatkan gambaran serta informasi yang sejelas-jelasnya mengenai
pengelolaan sampah di pesisir pantai Losari yang bertujuan
memaksimalkan berkurangnya sampah di Pantai Losari yang berpengaruh
pada meningkatnya kenyamanan pengunjung Pantai Losari. Studi kasus
didefinisikan sebagai fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks
yang terbatasi. Kasus tersebut dapat berupa individu, peran, kelompok
kecil, organisasi, dan komunitas. Pendekatan studi kasus membuat peneliti
dapat memperoleh pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi
berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus tersebut (Sugiyono, 2014:45).
C. Sumber Data
1. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil, wawancara dan
observasi atau pengamatan lansung terhadap objek yang diteliti yaitu :
pelaksanaan pengelolaan Inovasi Pattasa’ki di Kota Makassar.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh penulis dari Buku-buku,
beberapa dokumen berupa laporan-laporan tertulis dan peraturan yang ada
hubungannya dengan aspek – aspek pelaksanaan Inovasi Pattasa’ki dalam
Pengelolaan sampah di pesisir pantai kota Makassar.
30
D. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mangambil sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto (2010:183) menjelaskan
bahwa “purposive sampling” dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, rondom atau daerah tetapi didasarkan atas adanya
tujuan tertentu. Begitu pula menurut Sugiyono (2012:85) purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbang tertentu. Artinya setiap
subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan
dan pertimbangan tertentu. Tujuan dan pertimbangan pengambilan
subjek/sampel penelitian ini adalah sampel tersebut yang
ditugaskan/menjalakan Inovasi Pattasaki, serta sampel tersebut yang
beroperasi dalam program Inovasi Pattasa’ki dan sampel tersebut merasakan
terlaksananya ProgramInovasi Pattasaki. Sehingga dapat dirumuskan pada
table dibawah ini yaitu :
Tabel 1. Informan Penelitian
1 2 3 4 5
No Nama Informan Inisial Jabatan Instansi Keterangan
1. Rahman Bando RB Kepala Dinas perikanan dan pertanian KotaMakassar
1 Orang
2. Andi Pattiware AP Kepala Pemerintahan Kecamatan Ujung
Pandang
1 Orang
31
1 2 3 4 5
3. Fadly FY Penanggung Jawab Operasional Pattasa’ki
(Sub perencanaan dan Pelaporan Dinas
Perikanan dan Pertanian Kota Makassar)
1 Orang
4. Nawir NR Driver Pattasa’ki (Perahu angkat dan angkutan
sampah kita )
1 Orang
5. Uni UI Masyarakat 1 Orang
6. Alamsyah AH Masyarakat 1 Orang
7. Sitti Nurauliah SN Masyarakat 1 Orang
Total Informan 7 Orang
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumen, sebagai penjelasannya berikut ini :
1. Observasi (pengamatan), yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara pengamatan dan pencatatan terhadap Inovasi Pattasa’ki
dalam penggelolaan sampah di pesisir pantai kota Makassar.
2. Interview ( wawancara), dimana peneliti akan berkomunikasi dengan
informan sehingga mendapatkan informasi-informasi sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.
32
3. Dokumen merupakan teknik untuk mengumpulkan data yang diambil
dari beberapa buku bacaan maupun dokumen dan yang lainnya
berhubungan dengan objek penelitian di lokasi penelitian untuk
melengkapi data tentang Inovasi Pattasa’ki dalam Penggelolaan
sampah di pesisir Pantai.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012: 246) penelitian
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlansung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu data reducation, data display, dan data conclusion drawing/verification,
setelah peneleti melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan
anticipatory sebelum melakukan reduksi data,setelah data direduksi maka
langkah selanjutnya adalahmendisplaykan data dengan penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,hubungan antar kategori, dan
sejenisnya. Setelah itu adalah penarikan kesimpulan dan vertifikasi yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti yang valid dan konsisten.
G. Keabsahan Data
Data penelitian yang dikumpulkan diharapkan dapat menghasilkan
penelitian yang bermutu atau data yang kredibel, oleh karena itu peneliti
melakukan pengabsahan data dengan berbagai hal sebagai berikut (Sugiyono,
2012:270) :
33
1. Perpanjangn Masa Penelitian
Peneliti akan melakukan perpanjangan masa pengamatan jika data
yang dikumpulkan dianggap belum cukup, maka dari itu peneliti
dengan melakukan pengumpulan data, pengamatan dan wawacara
kepada informan baik dalam bentuk pengecekan data maupun
mendapatkan data yang belum diperoleh sebelumnya. Oleh karena itu,
peneliti menghubungi kembali para informan dan mengumpulkan data
sekunder yang masih diperlukan.
2. Pencematan Pengamatan
Data yang diperoleh peneliti dilokasi penelitian akan diamati secara
cermat untuk memperoleh data yang bermakna. Oleh karena itu,
peneliti akan memperhatikan dengan secara cermat apa yang terjadi
dilapangan sehingga dapat memperoleh data yang seseungguhnya.
3. Triangulasi
Untuk keperluan triangulasi maka dilakukan tiga cara yaitu :
a. Triangulasi sumber yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengecek pada sumber lain keabsahan data yang telah
diperoleh sebelumnya.
b. Triangulasi teknik yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
satu sumber dengan menggunakan bermacam-macam cara atau
teknik tertentu untuk diuji keakuratan dan ketidakakuratan.
34
c. Triangulasi waktu yaitu waktu berkenan dengan waktu
pengambilan data yang berbeda agar data yang diperoleh lebih
akurat dan kredibel dari setiap hasil wawancara yang telah
dilakukan pada informan. ( PERJELAS)
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Lokasi Penelitian
Sebelum memulai pembahasan hasil penelitian mengenai inovasi
PATTASA’KI dalam pengelolaan sampah dipesisir pantai Kota Makassar,
penulis akan memaparkan lokasi penelitian di kecamatan Ujung Pandang
dan Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar yaitu
1. Kecamatan Ujung Pandang
Kecamatan Ujung Pandang merupakan salah satu dari 14 kecamatan
di Kota Makassar. Kecamatan Ujung Pandang berada dipesisir pantai
bagian barat kota Makassar yang memmiliki potensi, yaitu diperdangangan
dan jasa msupun di bidang parawisata. Terkait dengan studi ini pantai
losari berada dikecamatan ujung pandang, tepatnya kelurahan losari.
Secara adminiastrasi kawasan pantai losari berada kecamatan ujung
pandang, dikelurahan losari. Kecamatan ujung pandang memiliki 10
kelurahan yaitu kelurahan lae-lae, kelurahan losari , kelurahan mangkura,
kelurahan pisang selatan,kelurahan lajangiru, kelurahan sawerigading,
kelurahan maloku, kelurahan bulogading, kelurahan baru,dan kelurahan
pisang utara.
a. Sebelah Utara : Kecamatan Wajo
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Mariso
c. Sebelah Timur : Kecamatan Makassar dan
d. Gowa Sebelah Barat : Selat Makassar
36
a. Luas Wilayah
Kecamatan Ujung Pandang terdiri dari 10 kelurahan dengan
luas wilayah 2,63 Km2. Dari luas wilayah tersebut tercatat, tampak
bahwa kelurahan sawerigading memiliki wilayah terluas yaitu 0,41
km2, terluas kedua adalah Kelurahan Mangkura dengan luas
wilayah 0,37 km2, sedangkan yang paling kecil luas wilayahnya
adalah Kelurahan Pisang Selatan yaitu 0,18 km2. Selain dari pada
itu terdapat 4 kelurahan yang berada di pesisir pantai dan 6
kelurahan tidak berada di pantai.
b. Ruang Publik Pantai Losari
Ruang Publik Pantai Losari merupakan ruang publik yang
memiliki 3 buah ajnungan dan pedestrian. Ruang Publik Pantai
Losari memiliki panjang ±950 meter dengan potensi seperti lokasi
ruang publik yang strategis dan berada di pesisir pantai Kota
Makassar yang memiliki keindahan pantai. Selain itu terdapat pula
aktivitas ekonomi baik itu perdagangan maupun jasa. Produk yang
akan dihasilkan dari penelitian yaitu diidentifikasi fasilitas ruang
publik untuk pengembangan ruang publik pantai losari.
Pantai Losari ibarat jendela Kota Makassar dimana
masyarakat kota dapat melepaskan pandangannya sejauh mungkin
ke laut, dan juga sebagai pintu gerbang Kota Makassar, para
pendatang yang berlabuh di Makassar akan langsung melihat wajah
Kota Makassar secara utuh di Pantai Losari. Sebagai salah satu
37
penggalan lahan di Kota Makassar, Pantai Losari dapat menjadi
representasi karakter Kota Makassar. Aktifitas pengunjung Ruang
Publik Pantai Losari kesehariannya hanya berlangsung selama dua
periode waktu, yaitu: pada pagi hari, dengan aktivitas utama adalah
olahraga dan aktivitas pendukung adalah pusat jajan pagi,
sedangkan pada sore hari sampai dengan malam hari terbentuk
aktivitas jajan sore dan menikmati panorama sunset, sehingga
menjadi destinasi utama Kota Makassar, Puncak aktifitas di ruang
publik yaitu pada minggu pagi. Tingginya aktifitas di ruang publik
losari menandakan tingginya sampah yang di hasilkan oleh
pengunjung ruang publik, sedangkan tempat penampungan sampah
di ruang publik sangat kurang sehingga sampah yang dihasilkan
oleh pengunjung tidak tertampung dengan baik dan menyebabkan
konsisi ruang publik losari tampak kumuh atau kotor. Selain dari
pada itu kondisi fisik ruang publik tampak tidak terawat karena
banyaknya fasilitas yang telah rusak.
2. Dinas Perikanan dan Pertanian
Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar merupakan salah
satu instansi pada pemerintah kota Makassar yang berlokasi di Jl. Baji
Minasa No.12 Makassar dan resmi berdiri sejak tahun 1942. Pada
Tahun 2005 intansi mengalami perubahan nama menjadi Dinas
Kelautan dan Perikanan Kota Makassar, kemudian pada Tahun 2008
terjadi perubahan nama intansi menjadi Dinas kelautan danKetahanan
38
Pangan Kota Makassar. Pada Tahun 2009 kembali terjadi perubahan
nama instansi dari dinas kelautan, perikanan, pertanian, dan
perternakan kota Makassar namun seiring dikeluarkannya Undang –
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah dimana
salah satu pasalnya berbunyi bahwa urusan kelautan pada
pemerinatah kota ditarik kewenangannya ke Pemerintah Provinsi,
sehingga pada tahun 2016 terjadilah perubahan nama instansi dari
dinas kelautan, perikanan,pertanian dan perternakan kota Makassar
menjadi Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar.
Tugas Dinas Perikanan dan Pertanian adalah membantu Walikota
untuk melaksanakan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan
pembangunan di sektor perikanan, pertanian, perternakan, serta sektor
kelembagaan dan pengembangan usahayang menompang
pembangunan Pemerintah Kota Makassar Tahun2014-2019. Sesuai
dengan tugas dan funsinya susunan struktur Dinas Perikanan dan
pertanian Kota Makassar diatur berdasarkan peraturan walikota
Nomor 102 Tahnu 2016 Tentang kedudukan, susunanan organisasi,
tugas dan fungsi serta tatakerja Dinas Perikanan dan Pertanian Kota
Makassar yang terdiri dari :
1) Kepala Dinas
2) Sekretariat
3) Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Usaha
4) Bidang Perikanan
39
5) Bidang Padi, Palawija dan Hortikultur
6) Bidang perternakan dan Kesehatan Hewan
7) Unit Pelaksanan Teknis Dinas (UPTD) Pangkalan Pendaratan
Ikan(PPI) Paotere
8) Unit Pelaksanan Teknis Dinas (UPTD) Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) Rajawali
9) Unit Pelaksanan Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih Ikan (BBI)
Parang Tambung
10) Unit Pelaksanan Teknis Dinas (UPTD) Pusat Kesehatan
Hewan.
Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar di pimpin olelh
Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Walikota Makassar.
Kepala Dinas dibantu oleh seorang seketaris , 3 ( tiga) orang kepala
subbagian, 4 (empat) orang kepala bidang, dan 4 (empat) orang
kepala UPTD , dalam melaksanakan tugasnya seketaris dibantu oleh 3
(tiga) subbagian keuangan dan kepala subbagian perencanan dan
pelaporan, sedangakan kepala bidang lainnya dibantu masing-masing
3 (tiga) orang kepala seksi, kepala UPTD poetere, UPTD Rajawali,
UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Parang Tambung dan UPTD Pusat
Kesehatan Hewan masing-masing dibantu 1 (satu) orang kepala sub
bagian Tata Usaha.
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar 2018
40
B. Inovasi Program Pattasa’ki dalam Pengelolaan Sampah di Pesisir
Pantai Kota Makassar
Pantai Losari adalah ikon yang paling penting sebagai identitas
Makassar. Keberadaan pantai Losari sebagai objek wisata andalan kota
Makassar sejak dulu sudah populer hingga ke mancanegara. Seiring
pesatnya pembangunan kota Makassar, pantai Losari sudah memiliki
berbagai fasilitas penunjang yang sangat lengkap mengingat kawasan ini
seringkali dimanfaatkan sebagai tempat perhelatan even-even besar dan
acara kenegaraan.
Pada sisi yang lain, pantai Losari yang berada di bagian barat kota
Makassar berada dalam kawasan yang ramai dan sibuk dengan terdapatnya
pelabuhan, hotel dan bangunan-bangunan pantai lainnya. Dinas Perikanan
dan Pertanian memperkirakan bahwa volume sampah di pantai Losari
setiap harinya adalah 0,5 ton, yang terdiri dari plastik, botol, karton, gabus,
kayu dan lain sebagainya. Selain bersumber dari buangan pengunjung dan
pedagang di pantai, sampah di pantai Losari juga berasal dari limbah
buangan warga kota Makassar, restoran, dan hotel yang masuk ke laut
melalui kanal dan saluran pembuangan lainnya. Selain itu sampah dari laut
yang masuk ke perairan pantai juga menambah volume sampah yang ada
di pantai Losari.. Mamalia laut, burung laut, ikan, kerang, penyu, bahkan
plankton dapat tersangkut atau tak sengaja menelan sampah plastik yang
terapung sehingga mengganggu pergerakan dan pencernaan, menghambat
pertumbuhan, bahkan menyebabkan kematian.
41
Penanganan limbah tentu membutuhkan perhatian dan konsentrasi
khusus sehingga perlu waktu yang cukup lama mengatasinya, namun
penanganan sampah pantai sudah semestinya menjadi prioritas. Persoalan
sampah di laut, bukan hanya terjadi di kota Makassar tetapi juga
berlangsung di tempat-tempat lain di bumi ini. Hal ini menjadikan sampah
menjadi persoalan global bagi masyarakat maupun pemerintah kota-kota
yang memiliki pantai di dunia. Berbagai sumber sampah tersebut
memperlihatkan bahwa setiap hari sampah di pantai Losari akan semakin
banyak sehingga membutuhkan penganganan yang efektif.
Volume sampah yang kian bertambah di pantai Losari seiring dengan
meningkatnya aktifitas perkotaan, jumlah pengunjung di pantai Losari,
hingga sampah kiriman dari laut akan berpengaruh pada pemanfaatan
pantai Losari sebagai ikon dan salah satu destinasi wisata kota. Upaya
penanganan sampah sebenarnya telah dilakukan pada waktu sebelumnya
dengan berbagai metode. Sebelum Perahu PATTASA’KI dioperasikan,
sampah sampah diperairan diambil dengan menggunakan perahu
menyusuri pantai. Pengambilan sampah dilakukan dengan menggunakan
sero’ (peralatan yang terbuat dari kayu pendek dan jarring).
Alat ini dioperasikan seperti penggunaan timba untuk mengambil
sampah di perairan). Peralatan ini kemudian dianggap tidak efektif karena
penggunaannya yang cenderung sulit dimana perahu harus selalu berhenti
pada spot-spot dimana terdapat sampah, sementara keberadaan sampah
semakin meningkat seiring waktu. Cara ini selain membutuhkan energi
42
yang besar juga kemampuan mengambil sampah masih sangat terbatas dan
membutuhkan waktu yang lama.
Selanjutnya, penanganan sampah kemudian dilakukan dengan
memasang jaring di bawah jembatan Centre Point of Indonesia (CPI). Hal
ini bertujuan untuk menahan sampah yang berasal dari kota yang masuk ke
perairan pantai melalui kanal. Sampah-sampah tersebut kemudian diangkat
dan selanjutnya diangkut ke TPA. Namun metode ini mempunyai
kelemahan dan tantangan. Jaring yang dipasang tidak bertahan lama
karena mudah robek dan mengganggu perahu nelayan yang melintas.
Selain itu, metode jaring ini tidak menahan sampah dari laut yang terbawa
arus ke pantai Losari.
Sumber Data : Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar 2018
a. Maksud dan tujuan dari Inovasi Pattasaki
1) Mendorong terdapatnya proses pengangkatan dan pengangkutan
sampah di laut yang efektif dan efesien
2) Berkurangnya sampah yang terdapat di permukaan dan kolong air
di pantai Losari
3) Meningkatkan tingkat kebersihan dan kenyamanan pengguna di
kawasan pantai Losari
b. Waktu Penyelenggaraan
Perahu PATTASA’KI mulai dioperasikan tahun 2016 hingga saat
ini dengan tahapan sebagai berikut :
1) Pembuatan Desain awal Perahu :
Pembuatan desain perahu dilakukan dengan melakukan
pencocokan kondisi pantai, dan jenis sampah yang ada.
43
Informasi tersebut kemudian digunakan untuk membuat desain
sederhana perahu.
2) Pelaksanaan Pengadaan Perahu dan uji coba:
Pengadaan perahu sebanyak 1 (satu) unit dimaksudkan untuk
uji coba agar dapat melihat fungsi perahu sebagai pengangkat
dan pengangkut sampah berjalan secara maksimal.
3) Evaluasi, Desain Final dan pengadaan perahu:
Setelah melakukan uji coba dan dilihat hal-hal yang dianggap
masih belum maksimal maka dilakukan kembali pemantapan
desain. Setelah itu dilaksanakan kembali pengadaan sebanyak 3
(tiga) unit perahu yang diharapkan dapat menjangkau kegiatan
pembersihan sampah di pesisir Makassar khususnya Anjungan
Losari.
4) Perekrutan Pelaksana lapangan:
Pelaksana lapangan meliputi driver perahu dan operator yang
bertugas mengarahkan perahu, mengontrol sampah yang masuk
kejaring, dan menaikkan jaring yang telah penuh ke atas
perahu.
5) Monitoring pelaksanaan dan evaluasi:
Monitoring ini dimaksudkan untuk memastikan pelaksanaan
kegiatan operasional PATTASA’KI berjalan dengan baik
dengan melibatkan personil dari Dinas Perikanan dan
Pertanian Kota Makassar dan berkoordinasi dengan Pemerintah
44
Kecamatan Ujung Pandang yang bertugas untuk mengangkut
sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sedangkan
kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk menilai kekurangan-
kekurangan yang masih ada seperti perlunya penambahan
jaring yang ditempatkan disamping perahu. Salah satu poin
selama monitoring dan evaluasi dilakukan adalah
mengembangkan desain perahu dengan menambahkan sayap
berupa jaring pada sisi kiri dan kanan perahu yang berfungsi
untuk menangkap sampah lebih banyak dan mempersingkat
waktu operasi. Menunjukkan bahwa inovasi dapat berkembang
seiring dengan meningkatnya tantangan penanganan sampah di
pantai Losari.
c. Indikator Keberhasilan
1) Output
Terdapatnya 3 unit perahu PATTASA’KI yang telah
dimodifikasi untuk mengumpulkan sampah di pantai Losari..
2) Outcome
a) Meningkatnya kemampuan mengangkat dan mengangkut
sampah dalam volume yang lebih besar. Jumlah sampah
yang mampu diangkat dengan menggunakan 1 unit perahu
PATTASA’KI selama 1 jam adalah sebanyak 2 bak sampah
sejumlah 6 meter kubik. Sebelum penggunaan perahu
PATTASA’KI, pengangkatan sampah dilakukan dengan
45
menggunakan sero’ volume sampah yang diangkat hanya 3
meter kubik selama 3 jam proses pengangkatan.
Perbandingan tersebut memperlihatkan bahwa perahu
PATTASA’KI yang dioperasikan mampu mengangkat
sampah lebih banyak dengan durasi operasi yang lebih
singkat.
b) Terdapatnya kemudahan dalam proses penanganan sampah
di pantai Losari. Perahu dioperasikan cukup dengan 1
orang operator saja dengan menyusur lokasi dimana
terdapat sampah yang perlu diangkat, sementara jika
menggunakan sero’, petugas berjumlah 2 orang harus selalu
berhenti untuk mengambil sampah pada titik-titik
terdapatnya sampah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perahu PATTASA’KI lebih efesien dalam penggunaannya
jika dibandingkan dengan metode pengangkatan sampah
yang dilakukan sebelumnya.
d. Dampak
Berkurangnya sampah di pantai losari yang berpengaruh pada
meningkatnya kenyamanan pengunjung pantai Losari.
e. Memberi manfaat bagi daerah dan/atau masyarakat
Pengoperasian PATTASA’KI mampu meningkatkan kenyamanan
masyarakat yang ingin menikmati pantai Losari. Bagi pemerintah,
keberadaan perahu PATTASA’KI memberikan solusi inovatif untuk
46
menyelesikan masalah persampahan di pantai Losari. Secara tidak
langsung, meningkatnya kebersihan di pantai Losari dapat memberikan
nilai tambah terhadap kawasan pantai khususnya dan kota Makassar
pada umumnya.
Perahu PATTASA’KI dalam pengoperasiannya tidak membebani
dan atau membatasi masyarakat karena :
1) Tidak terdapatnya pungutan bagi masyarakat yang
menggunakan pantai Losari baik pengunjung maupun
pengguna lainnya seperti pedagang maupun pelaku usaha lain
disekitarnya.
2) Tidak membatasi kegiatan usaha wisata air yang berlangsung di
pantai Losari.
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah. Dalam hal ini pemerintah Kota Makassar sudah menemukan
suatu teknik dalam mengurangi dan menangani sampah yang ada di
area publik (wisata). Adanya perahu PATTASA’KI menjadi inovasi
yang sangat memenuhi kebutuhan dalam penanganan sampah di
Perairan Pantai Losari Kota Makassar. Sampah yang selama ini
menjadi persoalan di Perairan Pantai Losari, dengan adanya perahu
PATTASA’KI semua sudah tertangani dengan baik dalam
menciptakan lingkungan yang indah, bersih dan nyaman untuk
masyarakat pengunjung Pantai Losari.
47
f. Kerjasama Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) dan Kecamatan
Ujung Pandang pengelolaan Inovasi Pattasa’ki
Kerjasama Pemerintah Kecamatan Ujung pandang dengan Dinas
perikanan dan pertanian dalam pengelolaan sampah di pesisir pantai
losari yang dimana pembuatan perahu atau inovasi Pattasaki di rancang
di dinas perikanan dan pertanian (DP2) dan perahu pattasa’ki
ditempatkan di pesisir pantai losari yang bertempat di Kecamatan
Ujung pandang. Kecamatan Ujung Pandang diberikan 1 unit Perahu
Pattasaki dalam membersihakan sampah dipesisir pantai losari dan di
bantu oleh dinas perikanan dan pertanian dalam pengelolaan sampah.
Kecamatan Ujung pandang diberi tanggung jawab dalam pengambilan
sampah di lokasi dan dibawah ke TPA.
Dinas perikanan dan pertanian kota Makassar di tunjuk lansung
oleh walikota Makassar dalam SK kepala dinas kelautan, perikanan,
pertanian dan perternakan kota Makassar, Nomor :
018/3120/S.KEP/DKPPP/IV/2015 Tanggal 07 April 2015 Tentang
Penunjukan Penanggung Jawab Operasional dan Petugas Kebersihan
Perahu Angkat dan Angkut Sampah Kita
Keputusan kepala dinas kelutan, perikanan , pertanian dan
pertenakan kota Makassar memutuskan penunjukan penanggung jawab
operasional dan petugas kebersihan perahu angkat sampah kita yaitu
Fadly,S.st.Pi,M.Si sebagai Kasubag perlengkapan selaku
penanggungjawab oprasional, Muh. Nawir sebagai Petugas Kebersihan
48
sampah laut dan Indra Lesmana sebagai Petugas kebersihan sampah
laut.
Adapun tugas dan tanggungjawab sebagaimana tercantum pada
SK yaitu :
1) Melakukan pementauan terhadap pengambilan dan
pembersihan sampah di daerah/sekitar wilayah pantai losari
sebanyak 3 (kali) seminggu apabila ada kegiatan urgent akan
diatur lebih lanjut.
2) Merawat, menjaga serta bertanggungjawab terhadap perahu
angkat dan angkutan sampah kita (PATTASAKI).
3) Bertanggungjawab terhadap operasional perahu angkat dan
angkutan sampah kita (PATTASAKI)
4) Melaporkan setiap pekerjaan yang dilakukan oleh dinas
kelautan,perikanan ,pertanian dan pertenakan kota Makassar.
5) SOP ( standar operasional prosedur ) inovasi pattasa’ki terbagi
menjadi laut satu dan laut 2 yang ditugaskan laut satu
mengambil pagi dan laut 2 mengambil sore. Untuk lokasi
wilayah pengambilan. Untuk para pekerja dari Dinas Perikanan
dan Pertanian mengambil di wilayah di sekitar masjid terapung
sedangkan untuk driver dari kecamatan mengambil sampah
diwilayah beda arah ke hotel MGH dan sekitarnya.
49
Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat. Amanat Undang-Undang Dasar
tersebut memberikan konsekuensi bahwa pemerintah wajib memberikan
pelayanan publik dalam pengelolaan sampah. Pemerintah WAJIB
memberikan jaminan terwujudnya hak setiap orang untuk mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat. Pengelolaan sampah adalah kegiatan
yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. (Pasal 1 Butir 5 UU 18/2008).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kota Makassar Nomor 4 Tahun
2011 Tentang Pengelolaan Sampah Kota Makassar, salah satunya di pesisir
pantai losari yang dimana pantai losari adalah identitas Makassar yang sarat
sejarah masa lampau, keberadaan objek wisata andalan Kota Makassar
sejak dulu sudah populer hingga kemacanegara.
1. Program Pattasa’ki dalam Pengelolaan Sampah di Pesisir Pantai
Losari Kota Makassar
a. Relative advantage atau Keuntungan Relatif
sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih
dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai
kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri membedakan
dengan yang lain. Inovasi Pattasa’ki harus mempunyai keunggulan dan
nilai lebih dari inovasi sebelumnya. Inovasi Pattasaki Kota Makassar
50
memiliki cara yang berbeda dari pengelolaan sampah sebelumnya
sehingga dapat membedakan dengan Inovasi yang lama.
Untuk mengetahui bagaimanan keuntungan dari Inovasi Pattasa’ki
dalam pengelolaan sampah dipesisir pantai Kota Makassar, dapat dilihat
dari hasil wawancara dengan Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian Kota
Makassar.
“Seperti yang kita lihat 5 tahun yang lalu luarbiasatumpukan sampah yang terombang ambing di pesisir pantailosari, sehingga kadang-kadang kita seleranya mencicipimakanan-makanan disana di PK5 akhirnya berkurang karnakotor nya pantai losari, sekarang alhamdullilah dengan adanyainovasi Pattasa’ki kita bisa nikmati suasanan pantai losari yangbersih. Tapi memang sampah ini tidak bisa dihilangkan tapi bisadikurangi” ( Hasil Wawancara dengan RB ,17 Mei 2018)
Selanjut nya Pernyataan serupa juga dikemukakan Oleh FY, selaku
Sub Perencanaan dan Pelaporan di dinas Perikanan dan Pertanian Kota
Makassar :
“inovasi Pattasa’ki sangat membantu dalam membersihkansampah yang ada di pesisir pantai, sebelum ada inovasiPattasa’ki kami mengunakan sero’ dan jaring yang disimpan dibawah masjid terapung , tetapi tidak berjalan maksimal, kalausero’ kami kewalahan dengan tenaga yang ada dengan sampahyang ada sedangkan jarring hanya bertahan sampai 3 tahunsaja” (Hasil wawancara dengan FY, 18 Mei 2018)
Selanjutnya Pernyataan dari AP, Selaku seketaris Kecamatan Ujung
Pandang Makassar :
“Pengoperasian yang dilakukan dalam pengambilansampah di pesisir pantai itu mengunakan sero’ tapi para pekerjakualahan mengambil sampah satu persatu , alhamdullilah denganadanya program/inovasi yang dikeluarkan Dinas Perikanandengan kerja sama dengan Kecamatan Ujung pandang sampahyang ada di pesisir pantai losari mulai berkurang. Kamibertanggung jawab dalam mengambil sampah yang sudah di
51
kantongi dalam plastik sampah dan dibawah ke TPA” (Hasilwawancara AP, 24 Mei 2018)
Dari pernyataan diatas terlihat bahwa inovasi Pattasa’ki
memberikan dampak positif bagi masyarakat, Program ini merupakan
tanggung jawab yang diberikan kepada Dinas Perikanan dan pertanian
yang beroperasi di pesisir pantai losari yang dimana inovasi ini
sebelumnya mengunakan jaring yang disimpan dibawah CPI tetapi tidak
disertai dengan pengawasan sehingga sampah menumpuk pada jaring
dan menganggu para nelayan beraktivitas. Inovasi Pattasa’ki memiliki
keuntungan yang lebih maksimal dari inovasi sebelumnya. Yang dapat
kita lihat sampah yang ada dipantai losari mulai berkurang dan inovasi
ini tidak menganggu aktivitas masyarakat. Inovasi Pattasaki tidak dapat
menghentikan sampah yang ada qdi pesisir pantai tapi megurangi karna
selama masih ada aktivitas manusia sampah akan selalu ada.
Mendukung pernyataan dari aparat Pemerintah Kota keuntungan
dari Pattasaki juga dikemukakan oleh UI, selaku Masyarakat pengujung
Pantai Losari Kota Makassar :
“Baguslah dengan adanya Program Pemerintah yaituinovasi Pattasa’ki kita bisa melihat pemendangan yang indahapalagi ini pantai losari adalah icon Makassar. Kita sebagaiwarga Makassar mungkin bisa dimaklumi tapi bagaimana denganpegunjung wisawatan yang datang kesini melihat pantai losarikota Makassar” ( Hasil Wawancara dengan UI, 19 Juni 2018 )
Berdasarkan beberapa pendapat diatas mulai dari pihak pemerintah,
driver dan masyarakat sebagai pengunjung dapat disimpulkan bahwa
program Pemerintah inovasi Pattasa’ki berkerja maksimal dari inovasi
52
sebelumnya. Inovasi Pattasa’ki sangat membantu pemerintah dalam
penaganan sampah dipesisir pantai. Sehingga pantai losari memiliki
lingkungan bersih yang dapat di minati setiap pengunjung.
Hal ini didukung dari pengamatan penulis, inovasi Pattasa’ki
berkerjasama setiap stakeholders mulai dari pemerintah, pemerintah
kecamatan dan masyarakat. Inovasi Pattasa’ki ( Perahu Angkat dan
Angkuta Sampah Kita ) sudah sesuai menurut Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan sampah Kota Makassar dalam
mewujudkan lingkungan sehat dan bersih dari sampah sebagai wujud
keuntungan dari inovasi pattasaki.
b. Compatibility atau Kesesuaian
Kesusaian (compatibility), yaitu tingkat kesesuaian dengan nilai ,
pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi Pattasa’ki yang
dikeluarkan pemerintah daerah kota Makassar memiliki sifat sesuai
dengan inovasi yang digantikan, sehingga inovasi yang lain tidak serta
merta dibuang karna inovasi Pattasa’ki memiliki inovasi ter-upgrade dan
berkelanjutan dengan begitu dapat memudahkan proses adaptasi dan
proses pembelajaran terhadap inovasi Pattasa’ki Kota Makassar.
Kesesuaian berpengaruh pada hasil inovasi terhadap penerima konsumen,
kesusaian adalah suatu inovasi yang dapat mempunyai sifat kecocokan
dengan inovasi yang digantikan.
53
Hasil wawancara dari RB, selaku Kepala Dinas Perikanan dan
Pertanian Kota Makassar :
“sebelum adanya ini inovasi kami memasang Jaring dibawah CPI atau masjid terapung, tetapi tidak bertahan lama,hanya 3 tahuanan saja , karna bukan hanya sampah plastic tetapisampah keras seperti kayu,bambu, kasur dan lain-lain. Sehinggajaring yang dipasang menjadi robek. Tidak hanya itu paranelayan juga sengaja memotong jaring tersebut karnamenghalangi jalan keluar nelayan. Dengan itu kami berinisiatifmendesain perahu Pattasa’ki dengan sedemikian rupa sehinggainovasi yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan yangdiperlukan dalam penanganan sampah” ( Hasil wawancara RB ,17 Mei 2018)
Pernyataan senada dengan FY, selaku Sub Bagian Perencanan dan
Pelaporan Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar :
“Inovasi Pattasaki ini menurut saya sudah cocok dalampengelolaan sampah dipesisir pantai. Inovasi memberikan kinerjayang lebih gampang dari ide yang dulu. Karna dulu nya hanyamengunakan sero’ yang dilakukan dengan manual sehinggatenaga tidak sebading dengan sampah yang ada”( Hasilwawancara FY, 18 Mei 2018)
Selanjut nya pernyataan serupa dari AP, selaku seketaris kecamatan
Ujung Pandang Kota Makassar :
“dulu kami menggunakan sero’ dalam mengambil sampahdi pesisir sampah karna pantai losari masuk diwilayah kecamatanujung pandang jadi kami melakukan pembersihan pantai losaritapi sero dan ton yang digunakan para pekerja tidak maksimaldan kewalahan dalam mengambil sampah sampai ketika bapakwalikota memberikan kewenangan dinas perikanan dan pertaniandalam pengelolaan sampah dipesisir pantai sehingga inovasiyang dikeluarkan menurut saya sudah sesuai , karna bisa kitalihat sekarang dulunya sampah sangat banyak sekarang mulaiberkurang, inovasi ini sudah sesuai dengan apa yang menjadisoluasi dari sampah di pesisir pantai losari” (Hasil wawancaraAP, 24 Mei 2018)
54
Program Pemerintah dalam penanganan sampah di pesisir pantai
dari hasil wawancara , inovasi ini memiliki sifat sesuai dengan apa yang
dibutuhkan, menjadikan pantai losari bersih dari sampah. Dari inovasi
sebelumnya sero’ dan jaring yang di simpah di bawa CPI sebenarnya
sesuai dengan tujuan yaitu inovasi pattasa’ki, dengan mendesain perahu
mengunakan jaring-jaring di sisi kanan dan kiri dengan di tengahnya ada
seperti sero’ yang mengangkat keatas. Dengan itu inovasi yang lama
menjadi bagian proses transisi ke inovasi saat ini. Dan menurut
pengamatan dari penulis desain inovasi Pattasa’ki sangat kreatif dan
simple dengan memodifikasi 2 perahu dapat membersihkan pantai losari
dengan hasil yang menurut penulis sangat bagus dalam pembersihan
pantai.
c. Complexity atau Kerumitan
Pemerintah Daerah Kota Makassar memberikan sebuah inovasi
pattasa’ki terbaru dan model baru. Setiap inovasi di keluarkan pasti
memiliki masalah yang berbeda tetapi inovasi menawarkan cara yang
baru dan lebih baik maka tingkat kerumitan tidaklah penting. Tetapi
setiap gangguan bagaimanapun kecilnya, pada akhirnya akan
mempengaruhi segala sesuatu yang ada pada sistem tersebut. Sifatnya
yang baru maka inovasi mempunyai tingkat kerumian yang boleh menjadi
lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi sebelumnya.
Untuk mengetahui kerumitan dari inovasi Pattasa’ki dapat dilihat
dari hasil wawancara driver Pattasa’ki :
55
“ Kerumitan dari kami disini dalam mengoperasikanpattasa’ki itu, kami sebagai driver kewalahan dalam mengambilsampah. Sampah di pantai losari disini sangat banyak apalagisampah ini dari setiap kanal- kanal yang ada di dekat pantailosari sedangkan kami hanya ber 4 dan perahu nya ada 3 unit ,dalam 1 unit ada 1 orang dan untuk di kecamatan diberikan 1 unitdan driver nya 2 orang. Kami harapkan driver untuk pengelolaansampah dipesisir pantai losari di tambah dan perahu pattasaki’ki,saya juga kadang sedih ketika waktu tertentu sampah losari tiba-tiba muncul banyak karena terbawa arus dari wilayah lainataupun kanal dan goring-goring yang bermuara dipantai losari,saya sangat berharap kerjasama masyarakat yang bermukimdidarat agar kesadaran yang tinggi tidak membuang sampahsembarangan” (hasil wawancaran NR,20 Mei 2018)
Selanjut nya pernyataan senada dari SN, selaku masyarakat
pengujung pantai losari kota Makassar :
“menurut saya, pekerjaan pengamabilan sampah itu tidaklah mudah apalagi di laut. pasti sangat susah yah, karna kita liat,inovasi dari pemerintah sudah ada. Jadi alhamdullilah sekarangmulai berkurang walaupun masih ada. Sebenarnya untukmembantu mengatasi sampah itu bukan hanya dari inovasi tetapidari diri kita masing-masing jangan membuang sampahsembarangan. Tapi kalau dilihat hanya ada 3 unit perahu pastidrivernya kewalahan” (Hasil Wawancara SN,19 Juni 2018)
Pernyataan juga dari AH, selaku masyarakat pengunjung pantai
losari Kota Makassar :
“dengan adanya ini perahu Pattasa’ki akan menguragisampah yang ada di pantai losari, Cuma bisa kita lihat sekarangsampah masih saja banyak di bibir-bibir pantai. Jadi kita sebagaipengujung merasa tindak nyaman dengan melihat sampah yangada. Sebenarnya pemerintah harus lebih memaksimalkan lagi iniinovasi. Disini hanya ada 3 unit perahu, pasti kewalahanmengambil sampah yang setiap hari selalu ada. Dan saya sudah 4kali kesini setiap harinya saya belum pernah melihatpengoperasiannya ,padahal ini inovasi sudah bagus. Tinggalbagaimana pemerintah bagaimana caranya menjalakan lebihefektif lagi” (Hasil Wawancara AH,19 juni 2018)
56
Masalah sampah tidak akan pernah ada habis nya ketika kita sebagai
manusia tidak sadar akan larangan membuang sampah sembarangan.
Bukan karna pemerintah tidak becus dalam mengatasi sampah yang ada
tapi karna pemerintah butuh bantuan dari masyarakat yang ada agar tidak
membuang sampah. Pengoperasian dilakukan 2 kali seminggu dan
mengambilan sampah pagi dan sore tetapi ketika sampah datang dan
bertumpuk driver pattasaki lansung mengambil tanpa melihat waktu,
karna sampah dipesisir pantai tidak di ketahui kapan datangnya.
`Pernyataan dari RB, selaku Dinas perikanan dan pertanian Kota
Makassar:
“ketika kita berbicara sampah harus komperensif seluruhelemen masyarakat, kesadaran masyarakat harus lebih menjaminmemanilisir sampah dilakukan dari darat dulu. Kita yang adadidarat harus sadar akan habitat dan ekosistim yanga ada dilautsalah satu yang dapat merusak ekosistim itu adalah sampahplastik. Kebijakan baru UU 23 Kewenangan pengelolaan ruanglaut ada di provinsi makasar. Maka dari itu kami tidak bisa lagimenambah unit Pattasa’ki, jadi saya sebagai Kepala dinasperikanan sangat mengharapkan bagian Provinsi dapatmemperbanyak lagi unit perahu karna sekarang masyarakattahunya hanya menyalahkan walikota Makassar karna ini pantainya Makassar padalah ini bukan lagi menjadi tanggung jawabkota makasar tapi maki sebagai pemerintah Makassar tetapmengawasi ” (Hasil wawancara RB,17 Mei 2018)
Selanjutnya pernyataan senada dari FY , selaku sub bagian
perencanaan dinas perikanan dan pertanian :
“Kerumitan kami disini dalam inovasi pattasa’ki yangkurang nya armada pattasa’ki dan driver. Karna saya kasiandengan driver yang hanya 4 orang dengan mengelola sampahyang ada di pesisir pantai yang setiap hari selalu banyak.Sekarang kewenangan pengelolaan di ambil alih provinsi jadisaya sangat mengharapkan pihak provinsi dapat menambaharmada. Kami tetap mengawasi karna ini perahu kami karna saya
57
lihat pihak provinsi tidak membersihkan, jadi kalau bukan kamiyang menghandel siapa lagi, masalah nya lagi, wartawan yangmembuat berita selalu mengarah sama pemerintah karna bisajadi setiap dia datang pasti sampah bertumpuk lagi, karnasampah dilaut tidak terjadwal ki datang nya, jadi bisa jadi drivernya sudah mengambil terus sampah nya datang lagi baruwartawan meliput” (Hasil wawancara FY, 18 Mei 2018)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
kerumitan dari inovasi ini yaitu kurang nya armada Pattasa’ki dengan
melihat sampah terlalu banyak di pesisir pantai. Tetapi pihak dinas
perikanan dan pertanian tidak dapat menambah perahu pattasaki lagi,
karena kebijakan baru UU 23 kewenangan pengelolaan ruang laut di
ambil alih oleh provinsi dan pusat jadi untuk pengelolaan sampah dilaut
bukan lagi tanggung jawab kabupaten kota. Untuk radius Nol sampai 12
mil laut itu menjadi kewenangan provinsi.
Disini juga, diharapkan kesadaran semua masyarakat agar tidak
membuang sampah sembarangan, karna sampah yang di buang dari setiap
kanal-kanal akan keluar kelaut sehingga hasil penelitian menyatakan
bahwa terdapat mikro plastik didalam tubuh ikan ,bukan hanya itu
sampah plastik dapat merusak terumbu- terumbu karang yang ada dilaut
dan limbah-limbah yang berasal dari hotel dan lain-lain dapat merusak
ekosistim laut. Usaha kinerja pemerintah untuk menjadikan pesisir pantai
losari menjadi bersih sangat membutuhkan kerja sama seluruh element
masyarakat dan di harapkan pemerintah Provinsi dapat mereplikasikan
armada pattasaki agar inovasi ini dapat berkerja secara efektif.
58
Hal ini pula Hasil pengamatan penulis inovasi ini sangat keren
tetapi karna kurangnya aramada dan armada yang ada sering rusak karna
mengangkut sampah yang berat seperti kayu,kasur,bambu dan lain-lain
sehingga inovasi ini tidak telalu efektif jadi sangat di harapkan
penambahan armada. Tidak hanya itu wartawan juga harus menjadi lebih
cerdas memilah dan memilih dalam membuat berita sehingga berita yang
di publikasikan dapat memberikan kesadaran bagi kita semua, bukan
hanya pemerintah tetapi bagi semua masyarakat, tidak mengkucilkan
sepihak. Pemerintah juga harus meningkatkan pengawasan terhadap
Inovasi Pattasaki dan untuk meningkatkan Inovasi Pattasa’ki di perlukan
SOP (Standar Operasional Prosedur ) yang jelas agar pelaksanaan inovasi
dapat berjalan secara terarah dan lebih berkualitas.
d. Triability atau Kemungkinan
Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti
mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi
lama. Inovasi pattasa’ki telah melewati fase uji coba dan sekarang inovasi
itu telah beroperasi di pesisir pantai losari. Sampah- sampah yang ada di
pantai losari mulai berkurang dengan adanya ini inovasi.
Hasil Wawancara dari dari RB, selaku Kepala Dinas Perikanan dan
Pertanian Kota Makassar :
“inovasi ini di apresiasikan dari Menteririset teknologi danpendidikan tinggi (Menristekdikti) dan sektor kemaritiman,mengkontrak ini inovasi mereka akan merepilikasikan inipattasa’ki dibeberapa wilayah Indonesia salah satu di NTT, danakan juga di beri nama Pattasa’ki dan kita akan menpatengkan
59
nama pattasa’ki ini sehingga kita mendapatkan hak kekayaankeelektronannya akan menjadi milik pemerintah Kota Makassardan nanti orang-orang dari provinsi manapun mereplikasi akanmengunakan nama pattasa’ki”( Hasil wawancara RB,17 Mei 292018)
Selanjutnya pernyataan serupa dari FY, selaku sub bagian
Perencanaan dan pelaporan dinas perikanan dan pertanian :
“ide ini dari walikota makassar dan di realisasikan atauditugaskan kepada Dinas perikanan dan pertanian, kamimendesain sedemikian rupa sehingga inovasi pattasa’ki dapat digunakan dan dimanfaat kan dalam pengambilan sampah. Inovasiini sudah dapat dikatakan inovasi smart city” (hasil wawancaraFY,18 Mei 2018)
Inovasi Pattasa’ki menarik perhatian pada saat acara soft louncing
hari kebangkitan teknologi nasional (Hakteknas), hasil kapal
pattasaki’telah beroperasi membantu meringankan kegiatan pembersihan
pantai losari. Saat display acaara soft louncing Hakteknas, inovasi
Pattasa’ki menarik perhatian Kemenristek, Dikti, serta Kemenko
Kemaritiman dan pengunjung.
Hasil wawancara dari AP, selaku seketaris kecamatan ujung
pandang Makassar :
“dengan adanya ini inovasi pattasaki dari pemerintahwalikota Makassar sangat membantu dalalm pengelolaan sampahdi pesisir pantai, sebelum adanya ini inovasi sampah yang ada dipesisir pantai sangat bertumpuk di bibir pantai losari. Maka dariitu , inovasi pattasaki sangat bermanfaat dan membantu dalampengambilan sampah dilaut” (Hasil wawancara AP, 24 Mei2018)
Selanjutnya pernyataan dari NR , selaku driver Inovasi Pattasa’ki :
60
“saya disini berkerja sebagai driver pattasaki dan sayajuga berkerja sampingan bebek, sebelum saya berkerja sebagaidriver pattasa’ki, saya hanya pekerja bebek-bebek, sampah yangada di pinggir-pingggir pantai sangat menganggu usaha kami.Dengan adanya ini inovasi pengelolaan sampah dilaut sangatmembantu bagi kami dan menjadikan pesisir pantai ini bersihjuga dan saya sangat terharu, saya mendapat kan piagampenghargaan dari walikota dalam menjaga kebersihan pantai”(Hasil wawancara NR,20 Mei 2018)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan inovasi
Pattasa’ki dapat dikatakan inovasi karna telah melewati fase uji coba dan
sosialisasi. Inovasi ini dioperasikan di pesisir pantai losari dan sangat
membantu pemerintah dengan menwujudkan Smart city. Inovasi ini juga
menjadi trend untuk daerah- daerah lain, dan dapat di replikasikan dengan
mengunakan nama PATTASA’KI . Pengamatan Penulis inovasi
pattasa’ki telah menperlihatkan hasil mengurangi sampah di pesisir pantai
losari, maka dari itu Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang
pengelolaan sampah Makassar sudah sesuai dengan inovasi Pattasaki.
e. Observability atau Kemudahan diamati
Dapat dia diamati (Observability ) , yaitu mudah diamati atau
tidaknya suatu hasil inovasi oleh penerima. Kemanpuan untuk diamati
adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain.
Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar
kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Sebuah
inovasi pemerintah Kota Makassar terkait inovasi Pattasa’ki dalam hal
pengelolaan sampah dapat dipahami oleh masyarakat umum dan diamati
61
dari segi bagaimana dia menghasilkan pelayanan yang lebih baik dari
inovasi sebelumnya.
Hasil Wawancara dari RB, selaku Kepala Dinas Perikana dan
Pertanian Kota Makassar :
“pengenalan dari inovasi Pattasaki ini , kami sudahlaunching di tahun 2015, dan para media pun sudah menpublikasikan tentang ini inovasi Pattasaki tidak hanya itu pada puncakperayaan HUT 410 Kota Makassar bapak Nawir driver Pattasakimendapat kan penghargaan yang sudah banyak berkontribusi,dan walikota Makassar memaparkan 24 inovasi yang ada dimakassar di hadapan dewan adipura salah satunya InovasiPattasa’ki dan armada Pattasaki ada di pantai losari” (Hasilwawancara RB,17 Mei 2018)
Pernyataan senada dari FY, selaku Sub Bagian Perencanaan dan
Pelaporan Dinas Perikanan dan Pertanian :
“inovasi Pattasaki saya kira sudah dikenal olehmasyarakat apalagi ini inovasi sudah di paparkan oleh walikotaMakassar pada HUT Kota Makassar, dan apa lagi armadaPattasaki ada di pinggir pantai losari dan mungkin setiappengujung pasti melihatnya dan sudah jelas nama PATTASA’KIdi sebuah perahu dengan kepanjangan Perahu angkut danangkutan sampah kita”( Hasil wawancara FY,18 Mei 2018 )
Pengenalan Inovasi Pattasa’ki sudah terpublikasi oleh masyarakat
umum mulai dari media, sosialisasi, dan melihat lansung armada di
pesisir pantai menurut dinas perikanan dan pertanian. Inovasi Pattasa’ki
juga gampang di pahami oleh masyrakat umum dengan nama Pattasa’ki
dengan kepanjangan Perahu angkut dan angkutan sampah kita, bisa
lansung dimengerti. Maka dari itu wawancara dengan masyarat tentang
inovasi Pattasa’ki tesebut :
62
Hasil wawancara dari SN, selaku pengunjung Pantai Losari Kota
Makassar :
“jujur saya baru tahu ini tentang inovasi pemerintah (PATTASA’KI), kalau memang ini inovasi untuk mengambilsampah di pesisir pantai berarti sangat bagus pemikiran daripemerintah dalam penanganan sampah di pesisir pantai losari.Tapi ketika dilihat- lihat sampah yang ada di pesisir pantai losariini mulai berkurang, berarti inovasi pattasaki dapatmenghasilakan apa yang kita inginkan”( Hasil wawancara SN,19Juni 2018 )
Pernyataan senada dari UI , selaku pengungjung Pantai losari kota
Makassar :
“saya kurang tahu tentang inovasi Pattasa’ki yangdikeluarkan oleh pemerintah, Cuma kalau memang ini inovasiuntuk pengelolaan sampah di pesisir pantai berarti inisiatifpemerintah ingin membersihkan pantai losari apalagi ini pantailosari kan icon Makassar, jadi perlu keindahan dari segilingkungannya” (Hasil wawancara UI, 19 juni 2018)
Pernyataan terbalik dari AH, selaku pengunjung pantai losari Kota
Makassar :
“inovasi pattasa’ki ini saya sudah tahu, mulai daripemerintah mempublikasikan di media dan dari berita-berita dariwartawan. Cuma disini saya belum tahu bagaimana diamengoperasikan ini pattasa’ki. Dan kita lihat masih ada ajasampah di pesisir pantai losari” ( Hasil wawancara AH, 19 juni2018)
Berdasarkan dari pendapat diatas dan hasil pengamatan penulis
dapat disimpulkan bahwa inovasi ini belum terpublikasikan dan
tersosialisasikan dengan masyrakat, mereka tidak mengetahui inovasi
pattasaki dan mereka juga tidak mengerti pengoperasian dan manfaatnya
inovasi ini. Memperkenalkan inovasi pattasaki kemasyarakat juga
sebagain dari memberikan sosialisai kesadaran bagi masyarakat agar
63
tidak membuang sampah sembarangan. Dengan mereka mengatahui
inovasi pattasaki dan bagaimana pengoperasian pengambilan sampah
yang sangat susah, mereka akan sadar tidak membuang sampah dilaut
atau pun dikanal-kanal lagi.
64
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
program pemungut sampah yang diluncurkan Pemerintah Kota
Makassar disebut PATTASA’KI yang berarti membereskan atau
membenahi. Inovasi Pattasa’ki (Perahu Angkut dan Angkutan Sampah
Kita ) ini memiliki keuntungan dalam pengoperasian, hal ini terlihat dari
sampah yang ada dipesisir pantai mulai berkurang. akan tetapi dalam
pencapaian inovasi belum efektif dengan baik.
Pelaksanaan inovasi pattasa’ki dapat diukur atau dianalisis
mengunakan indicator inovasi menurut Rogers yaitu : Relative advantage,
compatibility, complexity, triability dan observability dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Dilihat dari sisi relative advantange, Inovasi Pattasa’ki memiliki
keuntungan dari inovasi sebelumnya, yang dimana inovasi dapat
mengurangi sampah yang ada dipesisir pantai.
2. Compatibility, upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah
dalam bentuk inovasi pattasaki sudah sesuai dengan visi dan misi
inovasi yang digantikan.
3. Triability, apresiasi terhadap inovasi Pattasa’ki dalam
pengelolaan sampah dipesisir pantai Sudah sesuai dengan
Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
sampah Kota Makassar.
65
4. Melihat dari indikator complexity inovasi Pattasa’ki memiliki
tingkat kerumitan berbeda dari inovasi sebelumnya dilihat dari
pelaksanaan inovasi pattasaki memiliki kerumitan yang tinggi
terutama dari segi pembagian zona pembersihan dimana tidak
didukung oleh SOP yang jelas serta fasilitas yang memadahi
dalam hal ini armada Pattasa’ki dan juga sumber daya manusia
yang kurang.
5. Observability menunjukkan bahwa sosialisasi tentang inovasi
pattasa’ki kepada masyarakat sangat kurang sehingga inovasi
pattasa’ki tidak terlalu dikenal oleh masyarakat umum disamping
itu larangan membuang sampah disembarang tempat masih
cukup minim. Hal ini malah bertolak belakang dengan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di
Kota Makassar pada Pasal 3 terkait Asas dan Tujuan.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan
diatas, maka dapat diberikan saran – saran yang nantinya di harapkan
dapat memperbaiki ataupun menyempurnakan Inovasi Pattasa’ki dalam
membenahi atau membereskan pesisir pantai agar mewujudkan lingkungan
sehat dan bersih dari sampah.
Saran-saran dimaksud adalah :
1. Perlunya Sosialisasi oleh pemerintah tentang inovasi
Pattasa’ki, kesadaran masyarakat tentang larangan
66
membuang sampah sembarangan, fasilitas symbol-simbol
larangan membuang sampah disepanjang pesisir pantai
losari dalam meningkatkan kesadaran kepada masyarakat
agar tidak membuang sampah sembarangan, Perlunya
Benchmarking dan pentingnya menjaga ekosistim dibawa
laut.
2. Perlunya memperindah dan pertegas lagi agar memberikan
sanksi bagi masyarakat yang membuang sampah
sembarangan dan melanggar Undang – Undang No. 4
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah.
3. Perlunyaa Pemerintah Kota Makassar atas penambahan
fasilitas armada Pattasa’ki oleh pemerintah dengan melihat
banyaknya sampah yang ada dipesisir pantai tidak
seimbang dengan armada yang ada.
4. Perlunya SOP (Standar Operasional Prosedur ) yang jelas
pada Inovasi Pattasa’ki agar pelaksanaan inovasi dapat
berjalan secara terarah dan lebih efektif.
5. Meningkatkan controlling / pengawasan yang lebih oleh
pemerintah kota agar inovasi pattasa’ki dapat berjalan terus
dan terlaksana lebih efektif.
67
DAFTAR PUSTAKA
Alamanda ,dkk. 2016. The Roles of M2M Technology on The Realization of Bandung Smart City.Diakses tanggal 9 Maret 2018, pada jurnal Business and Globalisation.https://sharingaddicted.com/wp-content/uploads/X-PRABOWO-1.pdf
Ancok,Djamaludin.2012.Psikologi Kepemimpinan & Inovasi. Jakarta :Erlangga.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik ( Edisi Revisi). Jakarta: RinekaCipta
Anggraeny, Cindy. 2013. Inovasi pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kualitas pelayanandi pukesmas Jagir Kota Surabaya. Diakses pada 20 Maret 2018. Pada jurnal Kebijakan danManajemen Publik. Vol 1. No 1, ISSN :2303-3419.http://journal.unair.ac.id/filerPDF/11%20Cindy_KMP%20V1%20N1%20Jan-April%202013.pdf
Cahyaningrum, dkk. 2016. Study of Enterpreneurship Programs in Bandung Bassed on RidwanKamil’s Twittwer account(@ridwankamil). Diakses pada 9 Maret 2018, pada jurnal IOSRJournal of Business and Management (IOSR-JBM). Vol 18. N0.4.https://www.researchgate.net/publication/314595783_Study_of_Entrepreneurship_Programs_in_Bandung_Based_on_Ridwan_Kamil%27s_Twitter_Account_ridwankamil
Desiana, Ayu. 2014. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah menuju Good Governance. Diaksespada 9 Maret 2018. pada jurnal JMP. Vol 1. No 1. https://online-journal.unja.ac.id/index.php/jmp/article/view/2092
Dhewanto,Wawan.2014.Manajemen Inovasi.Yogyakarta : CV Andi Offset.
Dwiyanto,Agus.2014.Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Fahmi, Rizky Hadijah. 2015. Analisa rute jalan pengangkutan sampah di kota makassar (studikasus: Kecamatan tamalanrea ). Diakses pada 12 Maret 2018. Pada jurnal In The 18thFSTPTInternationalSymposium.http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:kUXN2L_G7XMJ:fstpt.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/T206.docx+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-ab
Goldsmith, Stepen. 2014. The Responsive City: Engaging Communities Through DataSmartGovernance. Ebook. Wiley.
Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara Observasi dan Fokus Groups Sebagai InstrumenPenggalian Data Kualitatif, Jakarta : Rajawali Press
Ilham. 2016. Inovasi pelayanan dalam pengurusan kendaraan bermotor pada UPTD Samsat KotaBukuttinggi. Diakses pada 9 Maret 2018. jurnal pada JOM FISIP. Vol 3. No 2.https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/11393
68
Insani, Priskadini April. 2017. mewujudkan Kota Responsif melalui Smart City. Diakses pada 13April 2018. Pada jurnal PUBLISIA. Vol 2. No 1.http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkpp/article/view/1423
Kurnaedi, Didi. 2017. Penerapan “live” Smart City Kota Tanggerang. Diakses pada 13 Maret2018. Pada jurnal Jurnal TAM. Vol 8. No 1, e-ISSN : 2579-4221.http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:by0UwXSlwiwJ:ojs.stmikpringsewu.ac.id/index.php/JurnalTam/article/download/83/77+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-ab
Lubis, Hidayahtullah. 2017. Penyedian pelajaran publik dalam persoalan sampah di KotaPekanbaru Tahun 2014-2016. Diakses pada 12 Maret 2018. Pada jurnal JOM FISIP. Vol 4.No 2. https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/viewFile/14634/14183
M. Tahir, Muchlas, 2015.Inovasi pemerintah daerah dalam pelaksanaan program smart carddikota Makassar. di akses pada 12 maret 2018. Prosiding seminar nasional for paper. Vol 1.https://www.researchgate.net/publication/292151368_Inovasi_Pemerintah_Daerah_Dalam_Pelaksanaan_Program_Smart_Card_di_Kota_Makassar
Moore, Mark and Jean Hartley, 2010. “Innovations in Governance”, in Stephen P. Osborne, TheNew Public Governance ? Emerging Perspective on the Theory and Practice of PublicGovernance, London & New York: Routledge.
Muin, Fatkhul. 2014. Otonomi Daerah dalam prespektif pembagian urursan Pemerintah-Pemerintah Daerah dan keuangan Daerah. Diakses pada 10 Maret 2018. Pada jurnal FIATJUSTISIA.Vol 8. No 1, ISSN:1978-5186.http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/view/288
Muliarto, H. (2015). Konsep Smart City; Smart Mobility. Bandung: School of ArchitecturePolicy Planning and Development-Master of Urban and Regional Planning.
Nurelsan. 2016. Responsivitas Pelayanan Persampahan di Dinas Pertamanan dan KebersihanKota Makassar. Diakses pada 13 Maret 2018. Pada jurnal Universitas Hasanuddin.Makassar. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/19121
Nurjannah, siti. 2015. Peranan Manajemen Inovasi Dalam Meningkatkan Kinerja OrganisasiPendidikan. Diakses pada 12 Maret 2018. Pada jurnal Unissula. Vol 2. No 1. Issn:2302-9791. http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/cbam/article/view/288
Pratiwi,Fitria,2015,Undan-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah danPerubahannya.Jakarta Selatan :Transmedia Pustaka.
Pratiwi. (2015). Tingkat Kesiapan Kota Surakarta terhadap Dimensi Mobilitas Cerdas (SmartMobility) sebagai Bagian dari Konsep Kota Cerdas (Smart City). Di akses pada 15 Maret2018.https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:teKScnsmaygJ:https://jurnal.uns.ac.id/region/article/download/8482/7620+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-ab
69
Putera, Prakoso Bhairawa. 2012. Prespektif sistem Inovasi dalam konten kebijakan Daerah JawaTimur Bidang Iptek dan Inovasi Periode 2000-2011. Di akses pada 15 Maret 2018. Padajurnal Warta Kebijakan Iptek dan Manajemen Litbang. Vol 10. No 2.http://www.stipmjournal.org/index.php/stipm/article/view/2
Putera,Prakoso Bhairawa.2014.Kebijakan Inovasi di Daerah dalam tatanan Undang-UndangNo.18 Tahun 2002. Jakarti :LIPPI PRESS.
Selintung, dkk. 2015. Studi Pengelolaan Sampah Terpadu Di Tingkat Kelurahan Kota Makassar(Studi Kasus: Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakkukang). Diakses pada 14 Maret 2018.https://core.ac.uk/download/pdf/77623913.pdf
Septi, Winarsih A. (2016). Inovasi Pemerintahan Daerah Dalam Mewujudkan SistemMeritokrasi Sdm Aparatur Berbasis Tehnologi Informasi. Diakses pada 14 Maret 2018.http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/13636
Song,H.,Ravi,S.,Taming,S.,&Sabina,J.,Smart Cities Foundation,Principles and APPLICATIONS:WILLEY
Subkhan, A, dkk. 2016. Cuplikan Buku Smart City menuju Smart Nation.Bandung:ELEX MediaKoputindo.
Sudaryono. 2014. Perilaku Konsumen Dalam Prespektif Pemasaran. Jakarta: Lentera IlmuCendekia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif R&D Cetakan 20. Bandung:Cv.Alfabeta
Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,Jakarta: PenerbitBumi Aksara.
Suparno. 2017. Inovasi Daerah untuk meningkatkan iklim investasi. Diakses pada 9 Maret 2018.Pada jurnal Member administrasi. Vol 1. No 1, ISSN:9772581101001.https://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/mia/article/view/567
Supriyanto,Andry.T,Adi,2017,Mencipta Inovasi,Jakarta :PT Temprint.
Widodo, Nurjati. 2016. Pengembangan E-Government di Pemerintahan Daerah dalam rangkamewujudkan Smart City (Studi di Pemerintah Daerah Kota Malang. Di akses pada 8 Maret2018. Pada jurnal JIAP FIA UB. Vol 2. No 2, e-ISSN:2503-2887.http://www.ejournalfia.ub.ac.id/index.php/jiap/article/view/624
Zuhal.2013. Gelombang Ekonomi Inovasi :Kesiapan Indonesia Berselancar di Era EkonomiBaru,Jakarta :PT.Gramedia Pustaka Utama.
Dokumen
70
Sumber data Dinas Perikanan dan Pertanian
Sumber data Kecamatan Ujung Pandang Makassar
Internet :
Alamanda,2017,kumpulanpenelitiansmartcityBandung.https://sharingaddicted.com/2017/09/kumpulan-penelitian-mengenai-smart-city-bandung/.diakses 12 Maret 2018
Arsyad,M.Iqbal, 2016, Makassar banjir Program banjir sampah.http://makassar.tribunnews.com/2016/01/05/makassar-banjir-program-banjir-sampah.Diakses 13 Maret 2018
Berita Sulsel, 2017, ini data jumlah penduduk Makassar tahun 2015 hingga 2017.http://berita-sulsel.com/2017/03/31/data-jumlah-penduduk-makassar-tahun-2015-hingga-2017/.diakses 12 Maret 2018
Cakrawala.2017. atasi masalah sampah laut rahman bando pantai losari dapat kiriman darikabupaten tentangga. https://www.cakrawala.co/2017/09/11/atasi-masalah-sampah-laut-rahman-bando-pantai-losari-dapat-kiriman-sampah-dari-kabupaten-tetangga/. Diaksespada 13 Maret 2018
Darwis. 2016. Pattasaki perahu pencari sampah dipantai losari Makassar.https://www.suaralidik.com/pattasaki-perahu-pencari-sampah-di-pantai-losari-makassar/.Diakses pada 14 Maret 2018
Fahrizal. 2017. Kota Makassar raih penghasrgaan smart city award 2017.http://www.tribunnews.com/regional/2017/11/16/kota-makassar-raih-penghargaan-smart-city-award-2017. Diakses pada 12 Maret 2018
Marzuki, Sartika. 2017. Perahu Pattasa’ki curi perhatian Komenristek Dikti RI,http://makassar.rakyatku.com/post/perahu-pattasaki-curi-perhatian-kemenristek-dikti-ri.html. Dikases pada 14 Maret 2018
Nurfalaq,Aryadi,2017,MasalahsampahKotaMakassar.https://www.kompasiana.com/aryadinurfalaq/masalah-sampah-kota-makassar_551230188133116c54bc61ca. diakses 13 Maret 2018
Struktur Penanggung Jawab Operasional dan Petugas Kebersihan
Perahu angkut dan Angkutan Sampah Kita
PEMBINAKepala Dinas Perikanan dan Pertanian Makassar
PENANGGUNG JAWAB OPERASIONALFadly, S.St.Pi, M.Si
PETUGAS KEBERSIHAN SAMPAHLAUT I
Muh. Nawir
PETUGAS KEBERSIHAN SAMPAHLAUT II
Indra Lesmana
PENANGGUNG JAWAB PENGANGKUTANSAMPAH KE TPA
Petugas Kecamatan Ujung Pandang
STRUKTUR ORGANISASI
kECAMATAN UJUNG PANDANG
CAMAT
ANDI ZULKIFLY NANDA,S.STP.,M,Si
SEKRETARIS
ANDI PATIWARE,S.STP.,M,Si
SUB BAGIANKPERENCANAAN &
KEUANGAN
N A S T I,AMD.
SUB BAGIANUMUM DAN
KEPEGAWAIAN
NURIMNAFADLIAH,S.Sos.
SEKSIPEMBERDAYAAN
TUMPAKSUCININGTYAS,S.Sos
SEKSIPENGELOLAANKEBERSIHAN &PERTANAMAN
MUH.GUNTUR,S.STP.
SEKSIPEREKONOMIAN,PEMBAN
GUNAN &PENGEMBANGAN
A SURYANITENRIBALI,S.STP.,M.Si
SEKSI KETENTRAMAN,KETERTIBAN & PENEGAKAN
PERDA
DRS. MUH BASITH
SEKSI PEMERINTAHAN,KINERJA LURAH & RT/RW
DRS. ANSHAR SYAFRIE
10 KELURAHAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
Kondisi sampah dimalam hari.
proses pengantongan sampah yangsudah dimbil dengan cara manual
Wawancara Kepala Dinas Perikanandan Pertanian Kota Makassar.
Wawancara Sub bagianPerencanaan/ Penanggung jawab inovasi Pattasa’ki
Wawancara Seketaris KecamatanUjung Pandang
wawancara salah satu drivepattasa’ki dan melihat lansung ke lokasi.
Wawancara dengan masyarakat pengunjung,
Wawancara dengan masyarakat pengunjung,
RIWAYAT HIDUP
Ella Hasturi Rayaningsi., Lahir pada tanggal
01 Desember 1996, di Sebatik Kabupaten
Nunukan Povinsi Kalimantan Utara. Penulis
Merupakan Anak ke 2 dari 4 bersaudara, dari
pasangan Andi Sanrang dan Nur Kaya.Penulis
pertama kali masuk pendidikan formal di SD
NEGERI 013 Sebatik pada tahun 2002 dan tamat
pada tahun 2008.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1 Sebatik
Barat dan tamat pada tahun 2011. Setelah tamat di SLTP. Penulis melanjutkan
SMA Negeri 1 Nunukan Selatan dan tamat pada tahun 2014 dan pada tahun yang
sama penulis terdaftar sebagai Mahasiswi di Universitas Muhammadiyah
Makassar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Pemerintahan
melalui selesksi penerimaan Mahasiswa Baru. Pada tahun 2018 penulis
mendapatkan gelar S.1 jurusan ilmu pemerintahan dengan judul Inovasi Program
Pattasaki dalam Pengelolaan Sampah di Pesisir Pantai Kota Makassar, semoga
dengan hasil penelitian ini dapat memberikan kontrubusi bagi pemerintah dan
penulis dapat mengimplementasikan di masyarakat apa yang penulis dapat dari
selama belajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.