Post on 16-Apr-2017
Industri Kreatif Jawa Barat
Dr. Togar M. SimatupangSekolah Bisnis dan Manajemen
ITBMasukan Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Barat 2007
2
Daftar Isi• Pengantar• Industri Kreatif• Asal-usul Industri Kreatif• Kasus Industri Kreatif di Hong Kong• Potensi Jabar Kreatif• Tantangan Industri Kreatif• Penentu Daya Saing Industri Kreatif• Indikator Daya Saing• Arah Kebijakan• Rencana Strategis Pengembangan Industri Kreatif Jawa
Barat• Kesimpulan
3
Pengantar• Pembangunan industri di Jawa Barat masih bernuansa pertanian
dan pengolahan (manufaktur), belum banyak menyentuh kegiatan ekonomi berbasis pengetahuan.
• Jawa Barat yang kaya dengan keanekaragaman sumberdaya manusia seyogyanya menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan industri.
• Pembangunan industri dengan mengandalkan kreativitas manusia dan budaya termasuk sumberdaya Jawa Barat yang dapat mensejahterakan masyarakat disebut industri kreatif.
• Industri kreatif bersifat strategis dalam membangun sumber daya manusia Jawa Barat dan terutama Kota Bandung.
• Pengembangan industri kreatif mendorong Jabar menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan kualitas yang dapat diandalkan.
• Tujuan paparan ini adalah untuk memperkenalkan nilai strategis industri kreatif dan saran kebijakan pengembangan industri kreatif di Jawa Barat.
4
Industri Kreatif• Industri yang unsur utamanya adalah kreativitas,
keahlian dan talenta yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual.
• Industri kreatif terdiri dari penyediaan produk kreatif langsung kepada pelanggan dan pendukung penciptaan nilai kreatif pada sektor lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan pelanggan.
• Produk kreatif mempunyai ciri-ciri: siklus hidup yang singkat, risiko tinggi, margin yang tinggi, keanekaragaman tinggi, persaingan tinggi, dan mudah ditiru.
5
Industri Kreatif
Pelanggan
Produk dengan Unsur Kreatif
Produk Kreatif Langsung Ke Pelanggan:
• Filem• Musik
• Permainan• Media
• Pertunjukan
Jasa Kreatif ke Industri Lainnya: desain,
Periklanan, arsitektur,Sineas, dll.
INDUSTRI KREATIF
6
Industri Kreatif
Industri Kreatif:Modal Intelektual
TEKNOLOGI SENI
BISNIS BUDAYA
7
Asal-usul Istilah Industri Kreatif• Istilah “industri kreatif” pertama kali digunakan oleh
Partai Buruh Australia pada tahun 1997.• Analisis pertama dari dampak ekonomi yang ditimbulkan
sektor kreatif di Inggris dilakukan tahun 1998 oleh Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga Inggris.
• Industri kreatif Inggris ini menyumbang sekitar 8,2 persen penerimaan nasionalnya pada tahun 2003.
• Pemerintah Inggris menetapkan 13 sektor usaha yang tergolong sebagai industri kreatif, yakni (1) periklanan, (2) kesenian dan barang antik, (3) kerajinan tangan, (4) desain, (5) tata busana, (6) filem dan video, (7) perangkat lunak hiburan interaktif, (8) musik, (9) seni pertunjukan, (10) publikasi, (11) jasa komputer, (12) televisi, dan (13) radio.
Sumber: UK Creative Industries Fact File
8
Jenis Industri Kreatif di Malaysia1. Creative content (graphic design, multimedia,
branding, architectural, arts, others)2. Animation3. Mobile content4. Post production and film5. Creative institute (universities, colleges, etc.)6. IT Solution7. E-Learning8. Games9. VR Simulation
Sumber: http://cmc.msc.com.my/industry.php
9
Jenis Industri Kreatif di Hong Kong1. Periklanan (advertising)2. Arsitektur (architecture) 3. Kesenian dan barang antik (art and antiques)4. Komik (comics)5. Desain (design)6. Tata Busana (designer fashion) 7. Filem (film) 8. Permainan komputer (game software)9. Musik (music)10.Seni Pertunjukan (performing arts)11.Penerbitan (publishing)12.Perangkat lunak dan jasa teknologi informasi (software and IT
services)13.Televisi (television)
Sumber: http://www.tdctrade.com/econforum/tdc/tdc020902.htm
10
Statistik Industri Kreatif di Hong Kong
• Jumlah pekerja total 90.575 orang pada Maret 2002.• Pekerja industri kreatif sekitar 3,7% dari pekerja total• Perkerja industri jasa sekitar 4,5%.• Laju pertumbuhan tenaga kerja rata-rata 3,7%,
sementara pertumbuhan lapangan kerja total adalah -0,8 per tahun.
• Lapangan kerja berbasis IT bertumbuh sekitar 22,7% per tahun selama 5 tahun terakhir.
• Eskpor industri kreatif adalah HK$ 10 juta, sebanding dengan 3,1% dari ekspor total dari industri jasa.
• Sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto Hong Kong adalah ~2%.
Sumber: http://www.tdctrade.com/econforum/tdc/tdc020902.htm
11
Komposisi Pekerja Industri Kreatif di Hong Kong (Maret 2002)
Sumber: http://www.tdctrade.com/econforum/tdc/tdc020902.htm
12
Perbandingan Industri Kreatif di Beberapa Negara
Pangsa PDB Pangsa Tenaga Kerja
Hong Kong ~ 2% 3,7%
New Zealand 3,1% 3,6%
Australia 3,3% 3,7%
United Kingdom 7,9% 4,1%
Sumber: http://www.tdctrade.com/econforum/tdc/tdc020902.htm
13
Perbandingan Potensi Industri Kreatif di Beberapa Kota (hipotesis)
• Bandung desain, fashion, arsitektur, filem dan video, radio, musik, perangkat lunak
• Yogyakarta barang antik, seni pertunjukan• Surabaya perangkat lunak hiburan interaktif• Denpasar barang antik, seni pertunjukan• Jakarta periklanan, filem dan video,
televisi dan radio, musik, percetakan
14
Peta
Pro
Peta
Pro
vv ins
i Jaw
a Ba
rat
insi
Jaw
a Ba
rat
15
Potensi Jabar Kreatif• Kota Bandung dikenal sebagai Parij Van Java dan pusat
kebudayaan sunda.• Sudah dikenal sejak dulu kala sebagai pusat tekstil dan mode.• Pusat promosi karya budaya termasuk perintis perfileman nasional
(mis. Lutung Kasarung).• Trend setter pakaian mode di kalangan anak muda.• Sebagai daerah tujuan wisata penduduk dari Jakarta dan kota-kota
lainnya.• Menempatkan diri sebagai kota jasa yang menawarkan berbagai
produk distro, rumah produksi sinetron, kuliner, dan produk seni rupa.
• Dikenal dengan generasi mudanya yang kreatif dan berani bereksperimen dengan gagasan-gagasan yang inovatif.
• Sumberdaya pendukung industri kreatif tersedia dengan baik.• Pusat pendidikan tinggi teknologi, bisnis, desain, dan komunikasi
visual.
16
Tantangan Industri Kreatif• Relatif baru dan belum diakui sebagai penggerak roda
pembangunan• Tidak ada data nilai ekonomi dan perkembangan industri kreatif.• Tidak ada kebijakan yang mendukung iklim kreatif: perijinan,
investasi, dan perlindungan hak cipta.• Kegiatan kreatif masih terkontak-kotak dan belum ada kajian rantai
nilai yang utuh mulai dari kegiatan kreasi, produksi, dan distribusi.• Pengembangan sumberdaya manusia di perguruan tinggi tidak
memberdayakan industri kreatif.• Belum ada perumusan sistem karir yang unik untuk para pekerja
kreatif.• Peluang kerja belum sepenuhnya bebas gender baik dalam proses
rekrutmen, penggajian, promosi, dan pengakuan.• Tidak ada penanganan yang sistematik untuk meningkatkan
peluang bisnis kreatif baik di Bandung, Jakarta, dan kota-kota di luar negeri.
17
Penentu Daya Saing Industri Kreatif
Jaminan Regulasi & Hukum
PengakuanEkonomi
Gagasan Kreasi Produksi Distribusi Pemasaran
Penciptaan Nilai Penyampaian Nilai Komunikasi Nilai
Rantai Nilai Industri Kreatif
DukunganBudaya dan Sosial
IKLIM INDUSTRI KREATIF
Industri Pendukung dan Terkait
RANTAI PENAWARAN RANTAI PERMINTAAN
18
Daya SaingPENENTU DAYA SAING:
• Iklim industri kreatif yang kondusif: regulasi (kebijakan) yang mendukung, regulator yang visioner, dan penerimaan masyarakat
• Daya dukung permodalan• Daya dukung pendidikan dan pelatihan
pekerja kreatif• Daya dukung riset teknologi dan pasar
industri kreatif• Daya perlindungan terhadap pekerja
kreatif• Daya Cipta Produk Kreatif• Daya Distribusi dan Pemasaran
Produk Kreatif• Daya Permintaan• Kemampuan industri pendukung dan
terkait
INDIKATOR DAYA SAING:
Keunggulan Bersaing (competitive advantage):
• Mutu dan Kecepatan• Keanekaragaman• Ekonomis
Kontribusi (contribution):• Lapangan Kerja• Pendapatan Daerah• Nilai Ekspor• Nilai Investasi Dalam dan Luar Negeri• Pengentasan Kemiskinan
Keberlanjutan (sustainability):• Pertumbuhan (growth) • Pembaharu• Citra kepeloporan
19
Arah Kebijakan• Menciptakan iklim yang mendorong kreativitas
– Komisi Bandung Kreatif– Pusat Informasi Industri Kreatif (survei teratur) untuk mendukung riset dan
pengembangan industri kreatif– Pengakuan kepeloporan dan prestasi dalam industri kreatif– Perlindungan hasil karya kreatif (hal cipta dan perijinan)– Layanan investasi yang berkualitas internasional
• Mengembangkan kemampuan penciptaan nilai kreatif– Integrasi kegiatan kreatif, bisnis, dan teknologi– Relevansi lembaga pendidikan dengan bisnis kreatif– Layanan investasi yang berkualitas internasional – Akses modal kerja atau pembiayaan bisnis kreatif– Perlindungan terhadap karir pekerja kreatif dan penyetaraan gender
• Meningkatkan peluang atau permintaan terhadap produk kreatif– Expo Industri Kreatif– Kawasan atau Pasar Kreatif– Duta Bandung Kreatif di manca negara– Cinta budaya bangsa
20
2008-2011
Rencana Jangka Pendek
2012 2013 2014
Rencana Jangka Menengah
2015
Jangka Panjang
• Peletakan Dasar Industri kreatif• Identifikasi Potensi Industri Kreatif Jawa Barat• Penyusunan kebijakan Industri Kreatif
Tuju
anTu
juan
• Peningkatan Permintaan Produk Kreatif
• Peningkatan Investasi Dalam dan Luar Negeri
• Pemantapan Pendidikan dan Pelatihan Pekerja untuk Industri Kreatif
• Pengembangan lebih lanjut• Peningkatan kemitraan strategis• Pencitraan Ikon Nasional Industri Kreatif
• Lingkup Industri Kreatif Jabar• Pembentukan Komisi Kreatif• Usulan Regulasi Industri Kreatif• Pemetaan Potensi Industri Kreatif• Statistik Industri Kreatif • Kebijakan Industri Kreatif• Sosialisasi Industri Kreatif
Has
il ya
ng
Has
il ya
ng
diha
rapk
andi
hara
pkan
• Pasar Kreatif• Ekspo Industri Kreatif• Duta Jabar• Cinta Produk Jabar• Perijinan • Akses permodalan atau dukungan lembaga keuangan• Konsorsium Pendidikan dan Pelatihan
• Keunggulan Daya Saing Jabar• Jabar Ikon Nasional• Penghargaan Kepeloporan Industri Kreatif
Rencana Strategis Pengembangan Industri Kreatif Jawa Barat
21
Kesimpulan• Industri kreatif adalah industri masa depan yang bertumpu
pada daya kreasi manusia.• Beberapa negara sudah mengembangkan industri ini sejak
tahun 1997.• Jawa Barat terutama Kota Bandung secara historis dan de
fakto telah banyak melakukan kegiatan ekonomi yang termasuk dalam Industri Kreatif.
• Penentu daya saing dan indikator daya saing memerlukan pemantapan dan studi lebih lanjut.
• Arah kebijakan bertumpu pada: iklim yang kondusif, kemampuan penciptaan nilai kreatif, dan peningkatan permintaan.
• Rencana strategis perlu diuji dan disosialisasikan melalui studi lebih lanjut dan seminar dengan berbagai asosiasi dan dinas terkait.
22
Terima Kasih