Post on 23-Oct-2021
IMPLEMENTASI TIDERNA (Teknologi Informasi Sederhana Dan Bermakna)
DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER SISWA DI MI NURUL HUDA
KOTA KEDIRI
Oleh : Boedi Santosa, S.Pd.I
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
1
Pengantar
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran di setiap jenjang
sekolah ataupun madrasah bukanlah hal yang baru dan sudah banyak
diterapkan di sekolah diperkotaan, pedesaan bahkan pedalaman. Namun
penerapan dan pemanfaatan teknologi tersebut belum merata karena
akses internet dan sumber daya manusia adalah faktor utama penentu
dan teknologi informasi pendidikan masih memerlukan budget/ biaya yang
besar sehingga banyak sekolah yang belum mampu memenuhinya.
Di era globlalisasi sekarang sudah menjadi kebutuhan yang sangat
vital dan kemajuan teknologi telah mempermudah pekerjaan manusia,
khususnya dalam hal akses informasi. Internet kini sudah menjadi
kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat modern. Internet membantu
manusia mendapatkan informasi secara cepat. Hal ini yang sangat
memudahkan bagi guru dan siswa untuk memperoleh sumber belajar lain,
disamping dari buku dan penjelasan guru. Namun arus deras globlalisasi
teknologi informasi pendidikan juga terkena imbas, maraknya berita yang
mencoreng dunia pendidikan akhir-akhir ini membuat pemerintah
berupaya membentengi derasnya globlalisasi tersebut dengan pendidikan
karakter di sekolah sehingga penumbuhan karakter juga merupakan
tanggung jawab yang besar di sekolah yang diamanahkan undang-
undang selain kebutuhan media IT tersebut.
Tugas guru sebagai pendidik sebaiknya menyajikan pembelajaran
yang menarik agar siswa dengan giat dan tekun mengikuti pembelajaran
yang disajikan , namun kenyataan dilapangan masih banyak yang tidak
sesuai dengan harapan tersebut sehingga tujuan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) belum tercapai seperti tabel dibawah ini merupakan contoh
capaian hasil belajar Mata Pelajaran IPS kelas 4 di M Nurul Huda
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
2
Tabel Nilai IPS Materi Kenampakan Alam Kelas 4 MI Nurul Huda Kota Kediri
No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Kriteria
1. 40 - 50 5 33 % Tidak Tuntas
2. 51 – 70 7 43 % Tuntas
3. 71 – 90 4 24 % Tuntas
Dari perolehan hasil belajar diatas 12 siswa dari 16 siswa kelas 4
masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar
yaitu 70. Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat motivasi, minat
dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah sehingga
terlihat banyak siswa kurang siap dalam menerima materi kenampakan
alam disebakan oleh beberapa faktor:
1. Siswa kesulitan menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru dan
siswa tidak suka menghafal materi yang disampaikan begitu banyak
dan beragam tanpa alat bantu atau media ajar.
2. Siswa merasa bosan dengan model pembelajaran karena tidak ada
variasi dalam metode pembelajarannya terutama dalam penggunaan
media dan sumber belajar yang tidak pernah ada pembaruan atau
variasi hanya memusatkan pada guru dan buku teks pelajaran.
3. Peran guru sebagai pusat sumber belajar baik sebagai pendidik
maupun sebagai media belajar. Guru belum bisa berinovasi dalam
membuat media yang menarik minat belajar siswa, misalnya
penggunaan Teknologi Informasi sebagai media pembelajaran atau
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajarnya.
4. Media atau alat bantu pembelajaran di sekolah yang belum tersedia
atau tidak memadai, misalnya akses internet dan fasilitas laboratorium
yang memadai untuk menunjang guru mengembangkan metode
pembelajarannya.
Hasil belajar sangat dipengaruhi proses belajar dan media yang
digunakan, proses pembelajaran secara efektif dan memberikan
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
3
pengalaman yang riil kepada siswa agar pelajaran menjadi lebih konkrit
dan tidak verbalistik adalah pembelajaran yang ingin disajikan dan
digalakan penulis yang menjabat sebagai Kepala MI Nurul Huda. Untuk
memberikan pengalaman riil kepada siswa dalam pembelajaran maka
Penggunaan media berbasis teknologi mulai diterapkan.
Madrasah Ibtidaiayah Nurul Huda yang terletak di perbatasan antara
wilayah Kota Kediri dan Kabupaten Kediri, memiliki gedung yang memadai
meski banyak kerusakan yang diakibatkan letusan Gunung Kelud
beberapa tahun yang lalu. Siswa yang belajar di MI Nurul Huda bersal dari
sebagian wilayah Kabupaten Kediri dan masyarakat sekitar madrasah.
Sebagian besar dari siswa kami berasal dari keluarga tidak mampu.
Dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki MI Nurul
Huda tidak menyurutkan semangat pendidik dan siswa dalam belajar. Dari
sinilah kita belajar memanfaatkan segala kemampuan pendidik untuk
mengatasi masalah media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
setiap hari. Saya sebagai pendidik sekaligus kepala sekolah tidak pernah
berkecil hati dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki
untuk membekali pengetahuan teknologi informasi dan menumbuhkan
karakter untuk siswa kami. Sebagai kepala sekolah/ madrasah , menuntut
tanggung jawab untuk mengatasi masalah dan berupaya memanfaatkan
segala sesuatu untuk dijadikan media sederhana berbasis teknologi
tersebut. Sehingga masalah media pembelajaran berbasis IT dan upaya
menumbuhkan kararkter siswa dapat segera terpenuhi sehingga bekal
pengetahuan siswa kami tidak ketinggalan jaman. Lalu “Bagaimanakah
implementasi Tiderna ( Teknologi Informasi Sederhana dan
Bermakna ) dalam upaya menumbuhkan karakter siswa di MI Nurul
Huda Kota Kediri ?”
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
4
Pembahasan
Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein, yang berarti
to engrave atau mengukir. Menurut Sigmund Freud (dalam Zaenal Abidin
2011: 30) “character is a striving system which underly behaviour.
Karakter diartikan sebagai kumpulan tata nilai yang mewujud dalam suatu
sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi pemikiran, sikap dan
perilaku yang akan ditampilkan secara mantap.” Menurut Gordon W.
Allport (dalam Sri Marwanti 2011: 2) karakter merupakan suatu organisasi
yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku
dan pemikiran individu secara khas. Interaksi psikofisik mengarahkan
tingkah laku manusia. Karakter bukan sekedar sebuah kepribadian
(personality) karena karakter sesungguhnya adalah kepribadian yang
ternilai (personality evaluated).
Menurut Hardiman (2001: 70) pendidik dan psikolog yang terlibat
dalam pendidikan karakter mendefinisikan karakter sebagai sifat-sifat
suatu keperibadian yang tunduk pada sanksi-sanksi moral dari
masyarakat.
Karakter merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan internalisai
nilai-nilai moral dari luar agar menjadi bagian dari kepribadian. Karakter
merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri melalui pendidikan, pola
asuh, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan sehingga
menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku seseorang.
Karakter tidak datang sendirinya melainkan harus dibentuk,
ditumbuhkembangkan dan dibangun dengan sadar dan sengaja. Menurut
Mendiknas (2011: 8), terdapat sembilan pilar karakter yaitu:
a. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya.
b. Kemandirian dan tanggung jawab.
c. Kejujuran/ amanah dan diplomatis.
d. Hormat dan santun.
e. Dermawan dan suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama.
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
5
f. Percaya diri dan pekerja keras.
g. Kepemimpinan dan keadilan.
h. Baik dan rendah hati.
i. Karakter toleransi, kedamaian dan kesatuan.
Pendidikan karakter bukanlah sebuah wacana yang baru dalam dunia
pendidikan. Sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru
dan sampai masa reformasi sekarang ini sudah diakukan dengan
berbagai macam bentuk. Namun hingga saat ini belum membuahkan hasil
yang optimal, terbukti masih marakanya kasus kasus seperti yang telah
disinggung di depan.
Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian
pendidikan karakter. T. Ramli (Sri Narwanti, 2011: 15), mengemukakan
bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan
pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang
mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu
membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan perilaku
guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, cara guru
bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Zainal Aqib (2011:38), mengemukakan bahwa pendidikan karakter
merupakan keseluruhan dinamika relasional antar pribadi dengan
berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Agar
pribadi itu semakin dapat menghayati kebebasannya sehingga ia dapat
semakin bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya sendiri sebagai
pribadi dan perkembangan orang lain dalam hidup mereka. Singkatnya,
pendidikan karakter bisa diartikan sebagai sebuah bantuan sosial agar
individu itu dapat bertumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam
hidup bersama dengan orang lain di dunia.
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
6
Menurut Kemendiknas (2011: 21), secara praktis pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (YME). Diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun,
kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus,yaitu yang
melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan
tindakan (action). Menurut Thomas Lickona (dalam Kemendiknas 2011:
7), tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan tidak akan efektif.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, atau
pendidikan akhlak yang bertujunnya mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, dan mewujudkan
kebaikan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Kehidupan seorang anak sangat bergantung kepada orang tuanya,
dirinya sendiri, dan lingkungan di mana anak itu lahir dan dibesarkan.
Orang tua menurunkan faktor gen, berupa karakter, kepribadian, serta
keinginannya terhadap anak mereka di kemudian hari. Pertanyaannya
yang biasa muncul di sini ialah apakah setiap anak dalam perkembangan
fisik, intelektual, dan psikologisnya akan menyerupai orang tuanya atau
karena hal tersebut terjadi atas kemauan orang tuanya? Ternyata, banyak
kenyataan menunjukkan bahwa tidak selamanya seperti itu terjadi. Lalu
apa penyebabnya?
Menarik untuk memetakan dan menjawab pertanyaan seperti di
atas. Pertanyaan tersebut di atas ternyata bisa dijawab melalui riset yang
dilakukan Toshitaka Nomi (2009) dan kawan-kawannya bahwa karakter
yang akan membentuk kepribadian anak di kemudian hari dalam
kehidupannya adalah ditentukan oleh golongan darah anak itu sendiri. Ini
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
7
penting diketahui oleh kita. Jadi, melalui golongan darahlah, kita bisa
membaca karakter seseorang termasuk anak didik.
Pilar utama pendidikan karakter pada prinsip dasarnya adalah bahwa
setiap orang tak terkecuali anak didik memiliki aspek yang datang dari
dirinya sendiri dan aspek yang datang dari luar dirinya. Kedua hal tersebut
kadang ada kesesuaian, tapi tidak tertutup kemungkinan terjadi
pertentangan dengan apa yang ada dalam dirinya sendiri. Karakter adalah
watak dasar setiap orang yang bisa diubah dan dibentuk. Pembentukan
karakter anak didik melalui pendidikan dengan menggunakan berbagai
cara atau metode. Cara atau metode ini diharapkan mampu meningkatkan
mutu pendidikan anak didik
Komitmen nasional tentang perlunya pendidikan karakter, secara
imperatif tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 3 yang menyatakan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Kementerian Pendidikan Nasional dalam naskah akademik
Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, telah
merumuskan lebih banyak nilai-nilai karakter (18 nilai) yang akan
dikembangkan atau ditanamkan kepada anak-anak dan generasi muda
bangsa Indonesia. Nilai-nilai karakter tersebut dapat dideskripsikan dalam
tabel sebagai berikut:
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
8
No. Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang dilaksanakan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
10. Semangat Kebangsaan Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
9
No. Nilai Deskripsi
untuk menghasilkan sesuai yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kekrusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli social Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber: Kementerian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, halaman 10 – 11.
Berdasarkan uraian di atas, maka perilaku-perilaku positif tersebut
perlu secara dini diberikan kepada para peserta didik agar mereka dapat
memahami manfaatnya dan segera mempraktikannya. Sesuai rencana,
kegiatan dan evaluasi pembentukan karakter siswa, dengan
memperkenalkan aspek-aspek kejujuran, tanggung jawab, menghargai
orang lain dan bersikap adil. Penyajian materi dan evaluasi dilakukan
melalui metoda ceramah, simulasi, diskusi, praktik dan evaluasi yang
dilakukan di sekolah dan juga di rumah. Seperti kurikulum akademis
lainnya, maka keberhasilan pelaksanaan “kurikulum pembentukan
karakter” ini, juga sangat ditentukan oleh peran aktif orang tua.
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
10
Implementasi TIDERNA (Teknologi Informasi Sederhana dan
Bermakna) Menumbuhkan Karakter Siswa di Mi Nurull Huda
Perkembangan peradaban manusia seiring dengan perkembangan
cara penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah
teknologi informasi), mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di
dinding-dinding gua, peletakan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti,
sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang dikenal dengan nama
internet. Teknologi informasi sebelumnya dikenal dengan sebutan
teknologi komputer atau pengolahan data elektronis (PDE). Komputer
yang mampu dengan mudah dan canggih mengolah data sehingga
menghasilkan informasi sangatlah dibutuhkan sebagai pembantu kerja
manusia untuk keberlangsungan hidup.
Secara bahasa menurut kbbi edisi iii teknologi adalah keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia, sedangkan informasi
adalah pemberitahuan kabar atau berita tentang sesuatu. Jadi teknologi
informasi adalah hasil pemrosesan alat atau perangkat tertentu yang bisa
membantu manusia untuk mengolah, mengorganisasikan data atau pesan
untuk di sampaikan kepada suatu objek yang di tuju.
(Lucas, 2000) mengatakan teknologi informasi adalah segala bentuk
teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi
dalam bentuk elektronis.
Kehadiran teknologi informasi di butuhkan dalam dunia pendidikan.
Karena Ia memiliki kenggulan yang kuat dan harus dimanfaatkan oleh
tenaga pendidik terutama guru, sebagai sarana siswa untuk mendapatkan
ilmu dan meningkatkan kemampuan belajar mereka.
Teknologi informasi berkembang semakin pesat dan tanpa batas.
Namun perkembangan teknologi informasi yang pesat itu tak semua guru
dan siswa mampu mengikuti perkembangan teknologi tersebut dengan
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
11
baik dan lancar, karena perlu kita sadari bersama syarat mutlak adanya
teknologi informasi adalah dengan mengadakan sarana dan prasarana,
seperti tenaga listrik, alat elektronik dan alat-alat yang berbasis komputer.
Penulis berfikir terasa berat jika kita sebagai guru dituntut untuk
menghadirkan sarana dan prasarana yang di sebutkan di atas di tengah
kondisi sekolah yang anggaran dana serba pas-pasan. Berawal dari latar
belakang tersebut penulis menyampaikan gagasan jika kembali pada
tujuan awal dibuatnya teknologi adalah untuk memudahkan dan
membantu kerja manusia maka adakan cara lain untuk menghadirkan
teknologi informasi sederhana dan bermakna. Yaitu dengan melakukan
inovasi pembelajaran dengan menggunakan beberapa metode belajar
serba IT tersebut.
TIDERNA (Teknologi Informasi Sederhana dan Bermakna) adalah
penggunaan IT dalam pembelajaran di MI Nurul Huda secara sederhana
yaitu teknologi yang mudah dipelajari dan digunakan guru dan siswa agar
motivasi dan hasil belajar siswa meningkat, serta bermakna yaitu guru dan
siswa mampu mengaplikasikan/menggunakan media berbasis teknologi
agar tujuan pembelajaran tercapai.
Penerapan TIDERNA dalam pembelajaran telah dilaksanakan dalam 2
tahun berjalan yaitu mulai tahun pembelajaran 2015/2016 hingga
sekarang berhasil meningkatkan hasil belajar serta menumbuhkan
karakter siswa di MI Nurul Huda selain itu penggunaan teknologi
sederhana dan bermakna yang telah dilakukan dituangkan dalam laporan
penelitian yang di ikutkan dan menang dalam berbagai lomba tingkat
nasional antara lain : Penggunaan GOSEMAP dan CD Peta Tematik,
Penggunaan MERAMAR dan KIT IPA, Kolase dengan Herbarium, LCD
Proyektor, Internet dll. ( lihat lampiran)
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
12
Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi
Menurut (Ildaf Oke : 2011) Kelemahan tersebut diantaranya:
1. Komputer cenderung mengisolasi. Komputer dianggap merupakan
media yang mengisolasi pengguna dengan orang lain. Media ini
cenderung individualis. Belajar dengan komputer berarti melakukan
kegiatan secara mandiri. Padahal, orang belajar paling baik bukan
dengan menyendiri, melainkan lewat interaksi dengan orang lain
dalam konteks dunia nyata.
2. Komputer cenderung membuat orang pasif secara fisik. Orang yang
menyusun program pembelajaran berdasarkan-teknologi sekarang ini
cenderung masih menganggap pembelajaran bersifat verbal, linear,
rasionalistis, dan hanya merupakan kerja "otak". Mereka tampaknya
tidak tahu tentang segala penelitian atas peranan tubuh dalam
pembelajaran. Dengan tidak mengajak orang terlibat secara fisik, CBT
dan WBT hanya memanfaatkan sebagian dari seluruh sumber daya
seseorang.
3. Komputer cenderung hanya cocok dengan satu gaya belajar.
Sebagian orang memang dapat duduk dan belajar melalui komputer
dengan tenang. Namun, kebanyakan orang yang merupakan
pembelajar kinestetis, bersifat fisik, dan nonlinier sering menganggap
bentuk pembelajaran berdasar komputer itu lamban, membosankan,
dan tidak efektif.
Namun pembelajaran berbasis Teknologi tersebut mempunyai
keunggulan yang luar biasa dari kelemahan yang dimiliki menurut
(Ramdani :2012) adalah sebagai berikut :
1. Teknologi Informasi dapat mengakomodasi siswa yang lamban
menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih
bersifat efektif dengan cara lebih individual, tidak pernah lupa, tidak
pernah bosan, dan sangat sabar dalam menjalankan instruksi
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
13
seperti yang diinginkan program yang digunakan.
2. TI dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan
kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi
grafik, warna dan musik yang dapat menambah realisme.
3. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar
siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan
kata lain, komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara
perorangan misalnya bertanya dan menilai jawaban.
4. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu
program pembelajaran memberi kesempatan lebih baik untuk
pembelajaran secara perorangan dan perkembangan setiap siswa
selalu dapat dipantau.
5. Dapat berhubungan dengan dan mengendalikan peralatan lain seperti
compact disc, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali
dari komputer-komputer
Dari beberapa hasoil penelitian yang telah dilakukan dan pendapat
beberapa ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa:
1. Media Pembelajaran berbasis IT sangat membantu kegiatan belajar
guru dan siswa dalam pembelajaran.
2. Terciptanya generasi unggul dengan pemahaman ilmu yang cukup,
konkrit dan tidak verbalistik
3. Meski Media berbasis IT sangat baik dan komplit di semua materi
namun penananam pilar-pilar karakter ke peserta didik masih
diperlukan sehingga peran IT dalam pembelajaran akan lebih
bermakna.
4. Penggunaan IT dalam pembelajaran di SD/MI jika tidak di barengi
penanaman karakter ke peserta didik maka nilai karakter siswa
tidak akan terbentuk dan terjadi pergeseran tingkah laku yang
membahayakan meskipun banyak faktor yang berpengaruh seperti
keluarga, masyarakat dan lingkungan.
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
14
Kesimpulan dan Harapan
Simpulan
Globalisasi telah membawa perubahan pada semua aspek
kehidupan khususnya dalam dunia pendidikan. Teknologi informasi
membawa perubahan positif di dunia pendidikan kearah yang lebih maju
namun dapat memberikan dampak negatif di dunia pendidikan jika
menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri.
Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan internet, telah
membawa perubahan yang luar biasa dalam dunia pendidikan dan sudah
menjadi pemandangan biasa dalam praktik pembelajaran di sekolah di
Indonesia. Maka sudah sepantasnya hal tersebut lebih dikembangkan dan
dimanfaatkan namun perlu juga ditananamkan karakter akhlak mulia
sesuai amanat undang-undang. Penanaman karakter sangat vital untuk
membentuk pondasi generasi bangsa Indonesia karena saat ini banyak
terjadi peristiwa yang diakibatkan rusaknya tersebut.
TIDERNA ( Teknologi Informasi Sederhana dan Bermakna )
merupakan alternative yang penulis telah penulis lakukan di MI Nurul
Huda selama 2 tahun berjalan dan berhasil menjawab problem
pembelajaran berbasis IT yang sedang marak di dunia pendidikan.
Harapan
Apa yang penulis lakukan mungkin sangat sederhana , semoga yang
telah penulis teliti akan memberikan inspirasi akan arti pentinganya media
dan teknologi sebagai media pembelajaran. Dalam hal ini penulis
merokomendasikan :
1. Kepada Kepala Sekolah / Madrasah untuk memberikan porsi dana
untuk pengembangan ICT di tiap sekolah/ madrasah dan
memberikan diklat penggunaan ICT dalam pembelajaran.
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
15
2. Kepada Guru Kelas untuk terus berupaya mengasah diri , berinovasi
dan berkreasi dalam membuat media pembelajaran untuk membekali
peserta didik dengan pemahaman yang cukup.
3. Kepada Kementrian Agama/ Kementrian Pendidikan untuk segera
mengalokasikan dana untuk pembangunan Lab. Komputer/ ICT
/internet serta memberikan diklat penggunaan ICT dalam
pembelajaran bagi guru di tiap satuan pendidikan se-Indonesia.
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
16
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1982. Educational Theorya Quranic Outlook. Makkah: Um al-Qura.
Budi Hardiman. 2001. Pendidikan Moral sebagai Pendidikan Keadilan dalam Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman. Yogyakarta: Kanisius
Ditpais. 2009. PP RI No. 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Jakarta: Ditpais.
Fatchul Mu’in. 2011. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ildaf Oke, 2011. Kelemahan Pembelajaran Menggunakan Komputer
(http://www.kompasiana.com/ildaf_oke/kelemahan-pembelajaran-menggunakan-komputer_550ab254a333119e712e3a69 akses 11 11 16)
Majid, Abdul. 2010. Peranan Pendidik dalam Upaya Membentuk karakter Peserta Didik dalam Prosiding “Kualitas Manusia Indonesia: Upaya Peningkatan Pendidikan Karakter Bangsa” Pertemuan Majelis Guru Besar/Dewan Guru Besar. Yogyakarta: UGM (2010).
Majid, Abdul. 2011. Takwa Dasar Pembentukan Karakter dalam Buku Pendidikan Karakter: Nilai inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widaya Aksara Press.
Nomi, Toshitaka dan Holy Setyowati. 2009. Membaca Karakter Melalui Golongan Darah. Jakarta: Elek Media Komputindo.
Syamsudin, Aziz. 2009. 23 KarakterPemuda Pilihan. Jakarta: RMBOOKS.
TP. 2003. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Beserta Penjelasannya. Bandung: Citra Umbara.
TP. 2006. UUD 45 dan Perubahannya. Bandung: Kawan Pustaka.
TP. 2009. Undang-undang Sisdiknas Edisi Lengkap. Bandung: Fokusmedia.
Sekretariat Direktoral Jendral Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Mencari Karakter Terbaik dari Belajar Sejarah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Sekretariat Direktoral Jendral Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran PKn. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Sri Narwanti. 2011. Pendidikan Karakter (Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter Dalam Mata Pelajaran). Yogyakarta: Familia.
Zainal Aqib. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: CV. YRAMA WIDYA.
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
17
Lampiran 1
PENGGUNAAN TIDERNA ( TEKNOLGI INFORMASI SEDERHANA DAN
BERMAKNA) DALAM PEMBELAJARAN MENUMBUHKAN KARAKTER
SISWA DI MI NURUL HUDA
A. Penggunaan Google search/image dan MS Office Sway untuk
menumbuhkan Karakter cinta tanah air dengan mencintai dan
bangga akan Peninggalan Sejarah Peninggalan Agama Hndu
Budha Dan Islam di kelas 5 MI Nurul Huda , penelitian ini berhasil
menjadi pemenang di Simposium Guru 2015
Menemukan Gambar Peninggalan Sejarah Dan Mempresentasikan
Penguatan materi di akhir mampu meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkan
karakter siswa di MI Nurul Huda
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
18
B. Pembelajaran menggambar menggunakan Ms Paint siswa kelas 2
untuk menumbuhkan karakter kreatif mencipta dan berkreasi pada
materi Pengenalan Bangun Datar serta kelas 4 materi membaca
dan membuat puisi dengan Ms. Word 2007
Menggambar dengan Ms Paint dan Membuat Puisi dengan Ms
Word berhasil menumbuhkan karakter siswa MI Nurul Huda
C. Pembelajaran Kolase dengan Herbarium (menggunakan tumbuhan
sebagai karya seni) dengan memanfaatkan sampah daun
menumbuhkan karakter cinta lingkungan
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
19
D. Memotret dengan HP untuk materi jenis tulang daun merupakan
pengenalan teknologi sederhana dan bermakna sekaligus
menanamkan karakter siswa untuk menjaga lingkungan di kelas 3
MI Nurul Huda
E. Penggunaan Gosemap ( Google Maps and Street View ) dan CD
tematik materi kenampakan alam kelas 4 dengan model
pembelajaran Inkuiri meningkatkan hasil belajar dan menanamkan
karakter siswa dan penelitian ini telah meraih Hibah Penelitian
Seamolec 2016
Mengambil gambar daun secara berkelompok menananmkan banyak karakter
Mengenalkan materi ajar secara riil membekali siswa berpikir lebih kongkrit
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
20
F. Meramar media bermakna pembelajaran rangkaian listrik dengan
memanfaatkan barang bekas guru menciptakan media maket
rumah rangkaian listrik ( Meramar) materi rangkaian listrik dikelas 5
MI Nurul Huda , penelitian ini berhasil memenangkan Research
Grants 2016 SEAMEO QITEP In Science ( SEAQIS)
Media Maket Rumah Rangkaian Listrik memudahkan siswa memahami materi
Media pembelajaran tidak harus mahal dan buatan pabrik, kreatif guru itu perlu
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
21
Lampiran 2
BIODATA PENELITI
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap (dengan Gelar) Boedi Santosa, S.Pd.I
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Tempat Tanggal Lahir Kediri, 23 Nopember 1972
4 NUPTK 8452750652200003
5 NRG 140282159045
6 NPWP 463367854622000
7 Jabatan Kepala MI Nurul HUda
8 Email boedis2@gmail.com
9 Nomor Telephone/HP 085649141654
10 Alamat Kantor Jln Raya Ngletih 5 Pesantren Kota kediri
64137
11 Nomor Telephone 0354-767741/ 0856
B. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
NO Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml ( Juta Rp).
1 2013
Peningkatan Motivasi Belajar
Siswa Kelas IV MI Nurul Huda
Kota Kediri Mata Pelajaran
IPA Materi Kerangka Manusia
dengan Menggunakan Media
torso Kerangka Manusia
Metode Inkuiri
Pribadi Rp. 5.000.000,-
2 2015
Klipping Gambar Digital
“Microsoft Sway”
Meningkatkan Motivasi Dan
Hasil Belajar IPS Pada
Siswa Kelas 5 MI Nurul Huda
Simposium
Guru
Kemdikbud
Rp.5.000.000,-
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
22
Kota Kediri
3 2016
Penerapan Inkuiri Learning
menggunakan Software CD
Peta Tematik dipadu
GOSEMAP( Google Maps &
Street View) meningkatkan
motivasi dan hasil belajar
Materi Kenampakan Alam
Dan Buatan Indonesia Siswa
Kelas 4 MI Nurul Huda Kota
Kediri
SEAMOLEC Rp. 7.500.000,-
4 2016
Penerapan Inkuiri Learning
dengan MERAMAR ( Media
Rangkaian Listrik Maket
Rumah ) Dari Barang Bekas
Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Pada Siswa Kelas 5 MI
Nurul Huda Kota Kediri
SEAMEO
QITEP IN
SCIENCE
Rp.15.000.000,-
BOEDI SANTOSA, S.Pd.I NASKAH LOMBA KARYA GURU SIMPOSIUM GURU DAN GTK 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
23
Lampiran 4
BBBOOOEEEDDDIII SSSAAANNNTTTOOOSSSAAA,,, SSS...PPPddd
NNNAAASSSKKK AAAHHH LLLOOOMMMBBBAAA KKK AAARRRYYYAAA GGGUUURRRUUU SSSIIIMMMPPPOOOSSSIIIUUUMMM GGGUUURRRUUU DDDAAANNN GGGTTTKKK 222000111666
KKKEEEMMMEEENNNTTTEEERRRIII AAANNN PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN DDDAAANNN KKKEEEBBBUUUDDD AAAYYYAAAAAANNN
24
Lampiran 5