Post on 28-Oct-2020
IMPLEMENTASI MODEL THINK TALK WRITE
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL
UNTUK PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA
KELAS III SDN NGIJO 01 SEMARANG
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
OCKTA DELVIA
1401411075
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ockta Delvia
NIM : 1401411075
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Implementasi Model Think Talk Write Menggunakan Media audio
visual Untuk Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa
Kelas III SDN Ngijo 01 Semarang
Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 08 Mei 2015
Ockta Delvia
1401411075
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul ”Implementasi Model Think Talk Write Menggunakan
Media Audio Visual Untuk Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa
Kelas III SDN Ngijo 01 Semarang”, oleh Ockta Delvia NIM 1401411075, telah
disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang pada:
hari : Kamis
tanggal : 21 Mei 2015
Semarang, 08 Mei 2015
Pembimbing
Drs. Mujiyono M.Pd
NIP 195306061981031003
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi dengan judul “Implementasi Model Think Talk Write
Menggunakan Media Audio Visual Untuk Peningkatan Keterampilan Menulis
Puisi Pada Siswa Kelas III SDN Ngijo 01 Semarang”, oleh Ockta Delvia NIM
1401411075, telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada :
hari : kamis
tanggal : 21 mei 2015
Panitia Ujian Skripsi:
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd Drs. Moch. Ichsan, M.Pd.
NIP 19560427 198603 1 001 NIP 19500612 198403 1 001
Penguji Utama
Dr. Ali Sunarso M.Pd.
NIP 196004191983021001
Penguji I Penguji II
Nugraheti Sismulyasih Sb, S.Pd., M.Pd. Drs. Mujiyono M.Pd.
NIP 198505292009122005 NIP 195306061981031003
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan
penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang. (R.A. Kartini)
Arah yang diberikan pendidikan untuk mengawali hidup seseorang akan
menetukan masa depannya (Plato)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ibuku Sri Rejeki dan Ayahku S.Irianto
Kakakku Irra Eka Ayuningtyas
Almamaterku
vi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat, hidayah serta karunianya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
dengan judul “Implementasi Model Think Talk Write Menggunakan Media Audio
Visual Untuk Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas III SDN
Ngijo 01 Semarang”.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan kesempatan studi dan menyelesaikan skripsi.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan persetujuan pengesahan skripsi ini.
3. Dra. Hartati, M.Pd. Ketua Jurusan PGSD UNNES yang telah memberikan
saran dan arahan dalam penyempurnaan skripsi.
4. Drs. Mujiyono, M.Pd. Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5. Dr. Ali Sunarso, M.Pd. Dosen Penguji Utama, yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan arahan yang berharga.
6. Nugraheti Sismulyasih SB, S.Pd., M.Pd. Dosen Penguji I yang telah
memberikan bimbingan dan nasehat sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan lancar.
vii
7. ST.Suhartono, S,Pd. Kepala Sekolah SD Negeri Ngijo 01 Semarang yang
telah memberikan ijin penelitian;
8. Lydi Loris N.N sebagai kolaborator penelitian, seluruh guru dan karyawan
SDN Ngijo 01 Semarang.
9. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat berkat dan karunia
yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 08 Mei 2015
Ockta Delvia
1401411075
viii
ABSTRAK
Delvia, Ockta. 2015. Implementasi Model Think Talk Write Menggunakan Media
Audio Visual Untuk Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa
Kelas III SDN Ngijo 01 Semarang. Sarjana Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Mujiyono, M. Pd.
Penelitian dilatarbelakangi oleh observasi awal di kelas III SDN Ngijo 01
Semarang. Dari hasil observasi diperoleh data yaitu 39,28% siswa kelas III
kurang terampil dalam menulis puisi. Hal ini dikarenakan guru kurang melatih
siswa, siswa kurang aktif dan siswa bosan dan kondisi kelas ramai. Sehingga
pencapaian hasil evaluasi siswa pada pokok bahasan menulis puisi kurang
maksimal, nilai terendah 62 dan nilai tertinggi 88.
Rumusan masalah yang muncul yaitu bagaimanakah cara meningkatkan
keterampilan menulis puisi menggunakan media audiovisual pada siswa kelas III
SDN Ngijo 01 Semarang dengan mengimplementasikan model Think Talk Write.
Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas III SDN Ngijo 01 Semarang.
Jumlah siswa sebanyak 28. Sedangkan variabel penelitian adalah (1) keterampilan
guru dalam mengelola pembelajaran menulis puisi; (2) aktivitas siswa dalam
pembelajaran menulis puisi; (3) hasil belajar siswa dalam menulis puisi .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran, aktivitas siswa dan keterampilan siswa dalam
menulis puisi. Keterampilan guru siklus I memperoleh skor 23 yang termasuk
kategori baik, siklus II memperoleh skor 27 termasuk kategori baik, siklus III
memperoleh skor 30 termasuk kategori sangat baik. Skor aktivitas siswa pada
siklus I 19,39 termasuk kategori baik, pada siklus II 24,83 termasuk kategori baik,
dan siklus III 28,97 termasuk kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata hasil
keterampilan menulis siklus I sebesar 64,1 dengan ketuntasan klasikal 60,7%,
siklus II sebesar 70,08 dengan ketuntasan klasikal 71,43% dan siklus III sebesar
80,13 dengan ketuntasan klasikal 85,72%.
Simpulan dari hasil penelitian adalah model pembelajaran Think Talk Write
dengan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis
puisi. Disarankan bahwa model pembelajaran Think Talk Write hendaknya
diterapkan untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci : Audiovisual; keterampilan; menulis; puisi; Think Talk Write
ix
DAFTAR ISI JUDUL ............................................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................................ iii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
PRAKATA .......................................................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xii
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................................. xiii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................................ xiv
DAFTAR DIAGRAM ............................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ..................................................................... 9
1.2.1 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 9
1.2.2 Pemecahan Masalah ........................................................................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................................ 13
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................. 14
1.4.1 Manfaat Teoretis .............................................................................................................. 14
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................................................... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI ................................................................................................................ 15
2.1.1 Hakitat Bahasa ................................................................................................................ 15
2.1.2 Kesusastraan .................................................................................................................... 23
2.1.3 Unsur-Unsur Pembentuk Puisi ........................................................................................ 27
2.1.4 Keterampilan Guru ......................................................................................................... 34
2.1.5 Aktivitas Siswa .............................................................................................................. 44
2.1.6 Hasil Belajar .................................................................................................................... 47
x
2.1.7 Pembelajaran kooperatif.................................................................................................. 47
2.1.7.1 Pengertian Pembelajaran kooperatif ............................................................................ 47
2.1.7.2 Pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk Write........................................................... 48
2.1.7.3 Komponen Pendukung Strategi Think Talk Write ....................................................... 53
2.1.7.4 Teknik Penyampaian Strategi Think Talk Write .......................................................... 54
2.1.7.5 Manfaat Strategi Think Talk Write dalam pembelajaran.............................................. 55
2.1.7.6 Kelebihan Strategi Think Talk Write ............................................................................ 55
2.1.8 Media Pembelajaran ........................................................................................................ 56
2.1.8.1 Pengertian Media Pembelajaran ................................................................................... 56
2.1.8.2 Media Audio Visual ...................................................................................................... 56
2.1.9 Teori Yang Mendasari Pembelajaran Think Talk Write berbantuan media
audio visual .............................................................................................................................. 59
2.1.9.1 Teori Belajar Behaviorisme ......................................................................................... 59
2.1.9.2 Teori Belajar Kognitivisme .......................................................................................... 60
2.1.10 Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Berbantuan Media Audio
Visual di Kelas ......................................................................................................................... 63
2.2 Kajian Empiris ................................................................................................................... 65
2.3 Kerangka Berfikir............................................................................................................... 74
2.4 Hipotesis Tindakan............................................................................................................. 76
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................................................... 77
3.1.1 Perencanaan..................................................................................................................... 78
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan ..................................................................................................... 78
3.1.3 Observasi ......................................................................................................................... 79
3.1.4 Refleksi ........................................................................................................................... 79
3.2 Perencanaan Tahap Penelitian............................................................................................ 79
3.2.1 Siklus Pertama ................................................................................................................. 79
3.2.2 Siklus kedua .................................................................................................................... 83
3.2.3 Siklus Ketiga ................................................................................................................... 88
3.3 Subyek Peneltian ................................................................................................................ 91
3.4 Tempat Penelitian............................................................................................................... 91
xi
3.5 Data Dan Cara Pengumpulan Data .................................................................................... 91
3.5.1 Sumber Data .................................................................................................................... 91
3.5.2 Jenis Data ........................................................................................................................ 92
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................. 93
3.6 Teknik Analis Data ............................................................................................................ 95
3.6.1 Data Kuantitatif ............................................................................................................... 95
3.6.2 Data Kualitatif ................................................................................................................. 96
3.7 Indikator Keberhasilan ....................................................................................................... 99
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................................ 100
4.1.1 Data Pelaksanaan Penelitian Siklus I ............................................................................ 101
4.1.2 Data Pelaksanaan Penelitian Siklus II ........................................................................... 123
4.1.3 Data Pelaksanaan Penelitian Siklus III ......................................................................... 148
4.1.4 Rekapitulasi Data Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I, II dan III ............................... 170
4.2 Pembahasan ...................................................................................................................... 174
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian ..................................................................................... 174
4.2.1.1 Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I, II dan III .................................................. 174
4.2.1.2 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I,II,dan III ......................................................... 185
4.2.1.3 Peningkatan keterampilan menulis puisi Siklus I, II dan III ...................................... 195
4.2.1.4 Uji Hipotesa ............................................................................................................... 201
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ............................................................................................. 202
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .......................................................................................................................... 204
5.2 Saran ................................................................................................................................. 205
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 207
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 211
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar ...................................................................................... 95
Tabel 3.2 Kategori Ketuntasan ................................................................................................. 97
Tabel 3.3 Kategori Penilaian Keterampilan Guru ................................................................... 97
Tabel 3.4 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa.......................................................................... 97
Tabel 3.5 Kategori Penilaian Keterampilan Siswa .................................................................. 98
Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterangan Guru Siklus I ........................................................... 105
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .............................................................. 110
Tabel 4.3 Hasil Keterampilan Siswa Menulis Puisi siklus I .................................................. 116
Tabel 4.4 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ....................................................... 128
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ............................................................. 134
Tabel 4.6 Hasil Keterampilan Siswa Menulis Puisi Siklus II ................................................ 140
Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ...................................................... 153
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ........................................................... 159
Tabel 4.9 Hasil Keterampilan Siswa Mnulis Puisi Siklus III................................................. 165
Tabel 4.10 Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I,II dan III ................... 170
Tabel 4.11 Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I,II dan III ......................................... 172
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus I .............................................. 118
Grafik 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus II ............................................ 144
Grafik 4.3 Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus III ........................................... 168
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ................................................................................................... 74
Bagan 3.1 Desain Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................................... 77
xv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I .................................................... 107
Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ......................................................... 112
Diagram 4.3 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ................................................... 129
Diagram 4.4 Perbandingan Keterampilan Guru Siklus I dan Siklus II ................................. 130
Diagram 4.5 Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ......................................................................... 136
Diagram 4.6 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ........................................ 137
Diagram 4.7 Perbandingan Keterampilan Menulis Puisi Siklus I dan Siklus II .................... 143
Diagram 4.8 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ................................................. 154
Diagram 4.9 Perbandingan Keterampilan Guru Siklus II dan Siklus III ............................... 155
Diagram 4.10 Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ...................................................................... 160
Diagram 4.11 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus II dan Siklus III ................................... 161
Diagram 4.12 Perbandingan Keterampilan Menulis Puisi Siklus II dan Siklus III ............... 167
Diagram 4.13 Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I, Siklus II dan Siklus III ................. 171
Diagram 4.14 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II dan Siklus III ....................... 173
Diagram 4.15 Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siklus I, Siklus II dan
Siklus III ......................................................................................................... 173
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 RPP SIKLUS 1, II, & III ............................................................................... 211
LAMPIRAN 2 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN ..................................................... 262
LAMPIRAN 3 HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU SIKLUS I,
II, III ............................................................................................................... 284
LAMPIRAN 4 HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS I, II, III ............. 288
LAMPIRAN 5 HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN SISWA SIKLUS I,
II, III ............................................................................................................... 295
LAMPIRAN 6 REKAP PENILAIAN KOGNITIF SIKLUS I, II, III .................................. 302
LAMPIRAN 7 HASIL KETERAMPILAN MENULIS SISWA SIKLUS I, II, III ............... 309
LAMPIRAN 8 REKAP CATATAN LAPANGAN SIKLUS I, II, III .................................. 316
LAMPIRAN 9 SURAT IZIN PENELITIAN DAN SURAT KETERANGAN ................... 326
LAMPIRAN 10 DOKUMENTASI SIKLUS I, II, III............................................................ 329
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran harus ada mata pelajaran bahasa Indonesia hal
ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 78 Tahun 2009. Sesuai dengan peraturan tersebut maka
dalam proses pembelajaran siswa harus diberikan mata pelajaran bahasa
indonesia. Dalam melaksanakan pembelajaran bahasa indonesia, tidak
lepas dari standar isi yang akan menjadi cakupan materi dalam
pembelajaran. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
tingkat SD/MI dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar bahwa
standar kompetensi bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik/siswa yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa
dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi siswa
untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan
global. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi.
Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
2
meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa
yang baik dan benar baik secara lisan maupun tertulis.
Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia dalam standar isi
KTSP mencakup empat aspek yaitu mendengarkan, berbicara, menulis dan
membaca (Permendiknas No. 22 tahun 2006). Keempat aspek berbahasa
ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan memiliki keterkaitan yang
sangat erat. Keterampilan berbahasa tersebut dapat melatih siswa
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulis. Untuk
kompetensi menulis yang diatur dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun
2006 adalah melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk
mengungkapkan pikiran, perasa-an, dan informasi dalam bentuk karangan
sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato,
laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak
berbentuk cerita, puisi, dan pantun.
Pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat aspek keterampilan
yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah
satu cabang pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang
mempunyai peranan penting adalah aspek keterampilan menulis.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
perlu dimiliki para siswa yang sedang belajar mulai tingkat pendidikan
dasar sampai perguruan tinggi. Sebelum sampai pada tingkat mampu
menulis, siswa harus mulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai
dari pengenalan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan
3
yang diperoleh pada tingkat permulaan pada pembelajaran menulis
itu, akan menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa
selanjutnya. Apabila dasar itu baik, maka dapat diharapkan hasil
pengembangannya akan lebih baik pula, dan apabila dasar itu kurang baik
atau lemah, maka dapat diperkirakan hasil pengembangannya pun kurang
baik juga. Dengan demikian keterampilan menulis khususnya menulis
puisi perlu diajarkan sejak awal pada siswa Sekolah Dasar.
Tujuan pelajaran bahasa Indonesia di SD adalah (Susanto,
2013:245) agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra
untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Adapun
tujuan khusus pengajaran bahasa Indonesia, antara lain agar siswa
memiliki kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk
meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan, perasaan, dan
memperluas wawasan kehidupannya. Pengajaran bahasa Indonesia melatih
keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang
masing-masing erat hubungannya. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.
Tarigan (2008: 22) menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
4
gambaran grafik itu. Keterampilan menulis ini tidak datang secara
otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Depdiknas (2007:13) hasil temuan kajian pelaksanaan kurikulum
bahasa indonesia bahwa hasil belajar bahasa indonesia masih rendah
terutama pada aspek keterampilan. Hal ini terjadi karena guru belum
menguasai penilaian yang sesuai dengan karakteristik keterampilan dan
masih belum menggunakan model pembelajaran yang variatif.
Berdasarkan pengertian dan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia
tersebut merupakan hasil pembelajaran bahasa Indonesia yang belum
sesuai dengan yang disarankan dalam KTSP. Peneliti bersama tim
kolaborasi melakukan refleksi melalui data observasi, catatan lapangan,
dan data dokumen, ditemukan masalah mengenai kurangnya keterampilan
menulis puisi pada siswa kelas III SDN Ngijo 01 Semarang. Permasalahan
tersebut terjadi karena guru belum menggunakan variasi model
pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai. Guru hanya sebatas
menjelaskan materi serta kurang melatih siswa terampil dalam membuat
puisi dan langsung memberikan tugas kepada siswa, sedangkan kosa kata
yang dimiliki siswa kelas III masih terbatas, sehingga mengakibatkan
siswa kesulitan mengembangkan tema dalam membuat puisi. Selain itu
siswa juga kesulitan mentransfer dan memilih kata yang tepat untuk
menggambarkan benda/tempat yang diamati menjadi sebuah bahasa tulis,
akibatnya hasil puisi yang siswa dikerjakan kurang variasi dan belum
menggunakan pilihan kata dan ejaan yang benar. Penilaian yang dilakukan
5
guru juga belum optimal karena penilaian yang dilakukan oleh guru hanya
pada hasil belajar saja, sedangkan dalam proses pembelajarannya tidak
dilakukan penilaian sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa
menjadi kurang bermakna.
Permasalahan tersebut juga didukung dari hasil observasi dan
evaluasi siswa kelas III semester 1 tahun pelajaran 2014 / 2015 banyak
siswa yang belum mencapai atau dibawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 66. Dari 28 siswa kelas III SDN 01
Ngijo 11 siswa (60,7%) yang mencapai KKM dan sisanya ada 17 siswa
(39,3%) belum terampil dalam membuat puisi. Dari data yang diperoleh,
maka perlu sekali dilaksanakan kegiatan pembelajaran yang inovatif untuk
meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan pemilihan kata yang
baik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Hasil kolaborasi dengan guru kelas III menunjukkan bahwa masih
banyak permasalahan dalam bidang tulisan siswa. Banyak siswa kelas III
yang belum mampu menulis puisi. Guru dalam pembelajaran masih
menganut model pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru dan
cenderung kurang melatih siswa untuk mengembangkan membuat puisi.
Selain itu media yang digunakan kurang menarik perhatian siswa,
sehingga siswa kurang antusias mengikuti pelajaran dan kurang
konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan pembelajaran tersebut, merupakan realita nyata yang
terjadi di SDN Ngijo 01 Semarang. Berdasarkan pembahasan pada
6
refleksi awal dengan tim kolaborasi bahwa masih sangat sedikit siswa
yang mampu membuat karangan puisi berdasarkan gambar yang ada
dengan baik dan benar. Siswa kurang termotivasi untuk menulis puisi
karena guru dalam menyampaikan pembelajaran kurang menggunakan
metode yang bervariasi dan penggunaan media pembelajaran juga masih
kurang sehingga siswa menjadi kurang antusias dalam mengikuti
pelajaran menulis puisi dengan gambar yang telah disajikan.
Berdasarkan hasil diskusi tim peneliti dengan guru kelas III SDN
Ngijo 01 Semarang untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis puisi, mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran dan
meningkatkan kreativitas guru serta menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan, maka peneliti mengimplementasikan salah satu model
pembelajaran Think Talk Write menggunakan media audio visual.
Model Think Talk Write adalah sebuah pembelajaran yang dimulai
dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan
alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi,
diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. (Hamdayama,
2014:217) sehingga sangat penting untuk peningkatan pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis puisi. sehingga model
Think Talk Write di gunakan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas
III SDN Ngijo 01 berbantu media audio visual. Pembelajaran yang
demikian diharap akan mampu menunjang perbaikan di dalam kelas.
7
Penelitian yang mendukung model pembelajaran dilakukan oleh
Mutakdir (2011) yang berjudul “Penerapan Metode Think, Talk, Write
(TTW) Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Eksposisi
Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia” pada siswa kelas V SDN 29 Kota
Bengkulu” menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think
Talk Write dalam meningkatkan keterampilan menulis dapat
meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa serta hasil belajar.
Aktivitas guru pada siklus I diperoleh rata-rata skor 22,5 dengan kriteria
cukup dan pada siklus II diperoleh rata-rata skor 25,5 dengan kriteria
baik. Aktivitas siswa pada siklus I diperoleh rata-rata skor 18,5 dengan
kriteria cukup dan pada siklus II diperoleh skor 23,5 dengan kriteria baik.
Hasil belajar siswa pada siklus I mendapat skor rata-rata kelas 68,75
dengan ketuntasan klasikan mencapai 60% dan untuk siklus II ketuntasan
klasikan mencapai 85%.
Proses pembelajaran didukung dengan penggunaan media
pembelajaran yaitu audio visual. Media ini dapat menampilkan unsur
gambar (visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat
mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media audio visual terbagi
dua macam, yakni : (1) audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun
unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset; dan (2) audio
visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari
sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur
gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari
8
tape recorder. Media video dapat diklasifikasikan sebagai media audio
visual walau bentuk fisiknya berbeda. Media ini memiliki kesamaan
dengan film, yakni sama-sama mampu menayangkan gambar bergerak.
(Asyhar,2012:73)
Alasan pemilihan media audio visual juga diperkuat oleh penelitian
yang dilakukan Sutrisnawati (2013) yang berjudul “Penggunaan Media
Audio Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyanyikan Lagu
Wajib Nasional Pada Siswa Sekolah Dasar” memperlihatkan bahwa
penggunaan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru
sebesar 21,42%, ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 30,5 % dan unjuk
kerja siswa meningkat 18,83%.
Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan pembelajaran
bahasa Indonesia tersebut perlu adanya suatu perubahan paradigma
pembelajaran diantaranya orientasi pembelajaran yang berpusat pada
guru (teacher centered) beralih berpusat pada siswa (student centered).
Guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan, agar dalam proses pembelajaran siswa tidak merasa
bosan dan antusias untuk menulis puisi.
Pembahasan pada latar belakang tersebut maka peneliti mengkaji
penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi Model Think Talk
Write Menggunakan Media Audio Visual Untuk Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas III SDN Ngijo 01
Semarang.”
9
1.2 Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah cara meningkatkan
keterampilan menulis puisi pada siswa kelas III SDN Ngijo 01
Semarang?
Perumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1. Bagaimanakah meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran bahasa Indonesia menulis puisi melalui model Think
Talk Write menggunakan model audio visual pada siswa kelas III
SDN Ngijo 01 Semarang?
2. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas siswa dalam menulis puisi
melalui model Think Talk Write menggunakan model audio visual
pada siswa kelas III SDN Ngijo 01 Semarang?
3. Bagaimanakah meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis
puisi melalui model Think Talk Write menggunakan model audio
visual pada siswa kelas III SDN Ngijo 01 Semarang?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti akan
mengimplementasikan model Think Talk Write menggunakan media
audio visual dalam pembelajaran menulis karangan puisi yang disajikan
dengan menggunakan ejaan yang benar dan lebih variatif. Melalui model
10
Think Talk Write berbantu media audio visual diharapkan keterampilan
menulis karangan puisi siswa dapat meningkat sehingga hasil belajarnya
optimal.
Sebagaimana namanya, strategi ini memiliki sintaks yang sesuai
dengan urutan di dalamnya, yakni think (berpikir), talk
(berbicara/berdiskusi), dan write (menulis).
Tahap 1: Think
1.2.2.1 Siswa membaca teks berupa soal (kalau mungkin dimulai dengan
soal yang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari atau
kontekstual). Pada tahap ini siswa secara individu memikirkan
kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan
kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan atau gambar, dan
hal-hal yang tidak perlu dipahami dengan menggunakan
bahasanya sendiri.
Tahap 2: Talk
1.2.2.2 Siswa diberi kesempatan untuk membicarakan hasil
penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa
merefleksikan, menyusun, serta menguji (negosiasi,sharing) ide-
ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi
siswa akan terlihat pada dialognya dalam berdiskusi, baik dalam
bertukar ide dengan orang lain ataupun refleksi mereka sendiri
yang diungkapkannya kepada orang lain.
11
Tahap 3: Write
1.2.2.3 Pada tahap ini, siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya dan
kegiatan tahap pertama dan kedua. Tulisan ini terdiri atas
landasan konsep yang digunakan, keterkaitan dengan materi
sebelumnya, strategi penyelesaian dan solusi yang diperoleh.
Pembelajaran sebaiknya dirancang sesuai dengan langkah-langkah
berikut ini :
No Langkah model
Think Talk Write
(Hamdayama,
2014:219)
Langkah media audio
visual (Susilana,dkk,
2009:133)
Langkah pembelajaran
model Think Talk Write
dengan media audio visual
Kegiatan guru Kegiatan siswa
1. Guru menerangkan
materi dengan
menunjukkan media
pada layar LCD
Langkah persiapan, mene
tapkan :
1. Tujuan pembelajaran 2. Sasaran
pembelajaran 3. Model pembelajaran
yang akan digunakan
Menjelaskan
tentang Think Talk
Write
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
2. Peserta didik
membuat catatan kecil
secara individu .ketika
peserta didik
membuat catatan kecil
inilah akan terjadi
proses berpikir (think)
pada peserta didik.
Membuat uraian pada
setiap frame atau slide.
Memberikan video,
audio, dan animasi.
Menjelaskan
materi
menggunakan
media audio visual
yang ditampilkan
di LCD
Siswa memperhatikan
dan berusaha
memahami materi
3. Guru membagi siswa
menjadi kelompok
kecil terdiri 3-5 siswa
secara heterogen.
pada tahap ini siswa
melihat, mendengar, dan
mengamati serta
mengikuti dengan
seksama proses yang
sedang berlangsung di
media.
Membentuk siswa
dalam kelompok
yang heterogen,
setiap kelompok
terdiri 4 siswa
Siswa mendengarkan
anggota kelompoknya
4. Siswa berinteraksi
dengan teman satu
grup untuk membahas
isi catatan dari hasil
catatan (talk). Dalam
kegiatan ini mereka
menggunakan bahasa
dan kata-kata mereka
sendiri dalam diskusi.
Follow up atau
mendiskusikan apa yang
sudah mereka dapat dari
tayangan tersebut.
Guru membagikan
LKS pada setiap
siswa. Siswa
membaca soal
LKS, memahami
masalah secara
individual, dan
dibuatkan catatan
kecil (think)
Menerima Dan
mencoba memahami
LKS kemudian
membuat catatan kecil
untuk didiskusikan
dengan teman
kelompoknya.
12
No Langkah model
Think Talk Write
(Hamdayama,
2014:219)
Langkah media audio
visual (Susilana,dkk,
2009:133)
Langkah pembelajaran
model Think Talk Write
dengan media audio visual
Kegiatan guru Kegiatan guru
5. Dari hasil diskusi,
peserta didik secara
individu merumuskan
pengetahuan dalam
bentuk tulisan (write)
dengan bahasanya
sendiri.
Mempersiapkan
siswa berinteraksi
dengan teman
kelompok untuk
membahas isi LKS
(talk). Guru
sebagai mediator
lingkungan belajar.
Siswa berdiskusi untuk
merumuskan
kesimpulan sebagai
hasil dari diskusi
dengan anggota
kelompoknya.
6. Perwakilan kelompok
menyajikan hasil
diskusi kelompok,
sedangkan kelompok
lain diminta
memberikan
tanggapan.
Mempersiapkan
siswa menulis
sendiri
pengetahuan yang
diperolehnya
sebagai
kesepakatan
dengan anggota
kelompoknya
(write)
Menulis secara
sistematis hasil
diskusinya untuk
dipresentasikan.
7. Kegiatan akhir
pembelajaran adalah
mengerjakan evaluasi
dan kesimpulan atas
materi yang dipelajari.
Guru meminta
masing-masing
kelompok
mempresentasikan
pekerjaannya.
Guru meminta
kelompok lain
untuk menanggapi
jawaban.
Siswa
mempresentasikan
hasil diskusinya.
Siswa menanggapi
jawaban temannya
1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan umum dari
penelitian adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada
siswa kelas III SDN Ngijo 01 Semarang melalui model Think Talk Write
menggunakan media audio visual dengan memfokuskan pada KBM
kurikulum KTSP tahun ajaran 2014/2015.
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran menulis puisi
dengan mengimplementasikan model Think Talk Write menggunakan
13
media audio visual pada siswa kelas III SDN Ngijo 01 Semarang.
2. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi
dengan mengimplementasikan model Think Talk Write menggunakan
media audio visual pada siswa kelas III SDN Ngijo 01 Semarang.
3. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi dengan
mengimplementasikan model Think Talk Write menggunakan media
audio visual pada siswa kelas III SDN Ngijo 01 Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian dapat memberikan manfaat pada
perkembangan teori pembelajaran bahasa Indonesia yang diharapkan
memberi kontribusi pada perkembangan pembelajaran di sekolah, serta
dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas III
SDN Ngijo 01 Semarang.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi siswa
Dengan mengimplementasikan Think Talk Write dengan media
audiovisual siswa dapat lebih kreatif dan terlatih dalam mengikuti
pembelajaran menulis puisi.
1.4.2.2 Bagi guru
Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang media
pembelajaran yang efektif dan efisien.
14
1.4.2.3 Bagi lembaga
Dengan mengimplementasikan model pembelajaran yang
inovatif, salah satunya Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakikat Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa
sifat yakni: sistematik, mana suka, ujar, manusiawi, dan komunikatif.
Bahasa disebut sebagai alat komunikasi karena fungsi bahasa sebagai
penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam segala kegiatannya.
Fungsi khusus bahasa Indonesia yaitu: (1) fungsi informasi yaitu untuk
menyampaikan informasi timbal balik antaranggota keluarga ataupun
anggota-anggota masyarakat; (2) fungsi ekspresi yaitu untuk
menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan
pembicaraan; (3) fungsi adaptasi dan integrasi yaitu untuk menyesuaikan
dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat; (4) fungsi kontrol
social (Santosa dkk, 2010:1.5-1.6).
Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak
terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa bagi manusia sangat
diperlukan. Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi, berkomunikasi
dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa sebagai media, baik
berkomunikasi menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi
menggunakan bahasa tulis. Keterampilan berbahasa yang dilakukan
16
manusia yang berupa menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang
dimodali kekayaan kosakata, yaitu aktivitas intelektual, karya otak
manusia yang berpendidikan. Kita mengetahui kemampuan manusia
berbahasa bukanlah instinct, tidak dibawa anak sejak lahir, melainkan
manusia dapat belajar bahasa sampai terampil berbahasa, mampu
berbahasa untuk kebutuhan berkomunikasi (Susanto, 2013:242).
2.1.1.1 Fungsi Bahasa Indonesia
Doyin dan Wagiran (2011:6) menjelaskan bahwa kedudukannya
sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi, yaitu
(1) sebagai bahasa yang digunakan dalam peristiwa kenegaraan, (2)
sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, (3) sebagai
alat perhubungan tingkat nasional, dan (4) sebagai alat pengembangan
kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Fungsi pertama berarti bahasa Indonesia dipakai di dalam segala
upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan
maupun dalam bentuk tulisan. Termasuk ke dalam kegiatan-kegiatan itu
adalah penulisan dokumen-dokumen dan putusan-[utusan serta surat-
surat yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Fungsi kedua berarti bahasa Indonesia digunakan oleh guru dan
siswa atau pelaku pendidikan lain dalam lembaga pendidikan, baik untuk
berkomunikasi, mentransfer ilmu, berdialog tentang berbagai persoalan
pendidikan, dan sebagainya. Selain itu, penggunaannya juga mencakupi
17
seluruh wilayah yang ada di Indonesia ini, juga mencakupi semua
tingkatan, mulai dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi.
Fungsi ketiga berati bahasa Indonesia digunakan dalam
perhubungan dalam segala kepentingan pada tingkat nasional, seperti
perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya.
Fungsi keempat berarti bahasa Indonesia digunakan untuk
mengembangkan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dalam
hal pengembangan kebudayaan bahasa Indonesia memiliki identitas
tersendiri yang berbeda dengan bahasa-bahasa daerah. Selain itu, bahasa
Indonesia juga dapat digunakan untuk menyatukan nilai-nilai budaya dan
nilai-nilai soaial yang kita miliki.
2.1.1.2 Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa menjadi empat komponen yang saling
memengaruhi. Keempat komponen tersebut adalah menyimak (listening
skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills) dan menulis
(writing skills). Keempat keterampilan berbahasa saling berhubungan
satu sama lain dan saling mempengaruhi (Tarigan, 2008:1).
2.1.1.2.1 Menyimak, menyimak dan berbicara merupakan kegiatan
komunikasi dua arah yang langsung. Dengan melatih
keterampilan menyimak akan melatih keterampilan
berpikir/bernalar siswa sehingga siswa dapat menerima,
memahami, mengidentifikasi, dan mereaksi informasi yang
diterimanya.
18
2.1.1.2.2 Berbicara, berbicara merupakan keterampilan berbahasa
yang prosuktif. Keterampilan ini sebagai implementasi dari
hasil simakan. Keterampilan berbicara sangat berkembang
pesat saat masa anak-anak, di masa ini anak-anak akan
mendapatkan penambahan kosa kata yang didapatkan dari
lingkungannya.
2.1.1.2.3 Membaca, dengan keterampilan membaca siswa dapat
menyerap berbagai pengetahuan yang sebagian besar
disampaikan melalui tulisan.
2.1.1.2.4 Menulis, merupakan keterampilan yang produktif dan
ekspresif karena menulis harus terampil menggunakan
grofologi, struktur bahasa dan memiliki pengetahuan bahasa
yang memadai (Santosa,2010:3.18-3.21).
2.1.1.3 Materi Ajar Bahasa Indonesia kelas III
Pembelajaran menulis di jenjang pendidikan dasar dapat
dibedakan menjadi dua tahap, yakni menulis permulaan di kelas I-II dan
menulis lanjut yang terdiri dari menulis lanjut tahap pertama dikelas III-
IV serta menulis lanjut tahap kedua di kelas VI hingga kelas IX (SMP)
(Susanto, 2013: 246).
Materi pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas III terdiri dari:
1) menggunakan tanda-tanda baca secara tepat; 2) mencatat kata-kata
sukar dari bacaan dan mencari artinya dari kamus; 3)
mendengarkan/membaca dongeng dan menceritakan kembali; 4)
19
membaca bacaan dan menyatakan pendapat/perasaan; 5) mencari dan
mengumpulkan label atau petunjuk-petunjuk dan menjelaskan isinya; 6)
membacakan puisi yang sesuai untuk anak didepan kelas; 7)
menceritakan pengalaman atau keinginan di depan kelas; 8) berdialog
dengan teman tentang pengalamannya waktu liburan; 9) menjawab atau
membuat teka teki; 10) menyususn kalimat dengan menggunakan kata-
kata yang baru dikenal; 11) menyusun kartu-kartu kalimat sehingga
menjadi cerita sederhana; 12) bermain peran; 13) membuat petunjuk
permainan yang ada di daerah (Mulyati, 2005:3.25).
2.1.1.4 Keterampilan Menulis
2.1.1.4.1 Pengertian
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi
tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan
suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa
(Tarigan, 2008:22).
Menulis pada hakikatnya menyampaikan ide atau gagasan dan
pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulisan) seperti halnya pada
pembelajaran membaca, pembelajaran menulis di SD juga
dikelompokkan menjadi dua, yaitu menulis permulaan dikelas rendah dan
20
menulis lanjutan dikelas tinggi. Gagasan atau pesan yang akan
disampaikan bergantung pada perkembangan dan tingkat pengetahuan
atau daya nalar siswa (Mulyati, 2005:2.44).
Pelaksanaan keterampilan menulis tidak dapat dipisahkan dari
keterampilan berbahasa lainnya, dari keterampilan menyimak, membaca
dan berbicara nantinya akan membantu siswa dalam menghimpun kata-
kata dan dapat menuangkannya dalam sebuah tulisan.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan dalam komunikasi tidak langsung. Menulis merupakan
keterampilan bahasa yang tidak bida di dapatkan secara alamiah, namun
melalui proses yang berkelanjutan dan proses berlatih. Sekurang-
kurangnya ada tiga komponen yang tergabung dalam keterampilan
menulis yaitu: (1) pengusaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai
media tulisan, antara lain meliputi kosakata, struktur kalimat, paragraf,
ejaan, dan pragmatik; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik
yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu
bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis
sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai,
artikel, cerita pendek, atau makalah (Doyin dan Wagiran, 2011:12).
2.1.1.4.2 Tujuan
Yang dimaksud dengan maksud atau tujuan penulis adalah
responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya
dari pembaca, tujuan menulis yaitu: (1) memberitahukan atau mengajar
21
disebut wacana informatif (informative discourse); (2) meyakinkan atau
mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse); (3)
menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik
disebut tulisan literer (literary discourse); (4) mengekspresikan perasaan
dan emosi yang kuat disebut wacana ekspresif (expressive discourse).
Hartig (dalam Tarigan, 2008-25) merangkumkan tujuan penulisan
suatu tulisan yaitu : (1) tujuan penugasan yaitu tulisan yang dibuat karena
penulis mendapatkan tugas untuk menuliskan sesuatu; (2) tujuan
aluristik, yaitu mempengaruhi emosi pembaca; (3) tujuan persuasif,
tulisan bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan;(4) tujuan informasional yaitu tulisan yang
bertujuan memberi informasiatau keterangan kepada pembaca; (5) tujuan
pernyataan diri, yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan diri atau
menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca, (6) tujuan kreatif,
yaitu tulisan yang bertujuan untuk mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai
kesenian;(7) tujuan pemecahan masalah, yaitu tulisan yang berisi tentang
penjelasan dari pemecahan suatu masalah.
2.1.1.4.3 Tahap-tahap menulis
Menurut Tompkins (dalam Doyin dan Wagiran, 2011:16) ada lima
tahapan dalam menulis yaitu :
a. Tahap pramenulis, kegiatan-kegiatan dalam tahap pramenulis
yaitu: (1) menulis topik berdasarkan pengalaman sendiri; (2)
melakukan kegiatan-kegiatan latihan sebelum menulis; (3)
22
mengidentifikasi pembaca tulisan yang akan mereka tulis; (4)
mengidentifikasi tujuan kegiatan menulis; (5) memilih bentuk
tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan yang telah
mereka tentukan.
b. Tahap pembuatan draf, kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini
adalah : (1) membuat draft kasar;(2) lebih menekankan isi dari
pada tata tulis.
c. Tahap merevisi, dalam tahap ini adalah: (1) berbagi tulisan
dengan teman-teman (kelompok); (2) berpastisipasi secara
konstruktif dalam diskusi tentang tulisan teman-teman
sekelompok; (3) mengubah tullisan dengan memperhatikan reaksi
dan komentar baik dari penulis maupun teman; (4) membuat
perubahan yang substantif pada draf pertama dan draf berikutnya,
sehingga menghasilkan draf akhir.
d. Tahap menyunting, yang perlu dilakukan dalam tahap ini adalah:
(1) membetulkan kesalahan bahasa tulisan sendiri, mulai
penggunaan ejaan, pilihan kata, penggunaan kalimat, sampai
pengembangan paragraf; (2) membetulkan kaidah tata tulis yang
melliputi kaidah penulisan paragraf, penulisan judul, penomoran,
kaidah pengutipan, dan kaidah kaidah lain yang diatur secara
teknis; (3) mengoreksi dan menata kembali isi tulisan, baik dari
segi sistematika, kelogisan,ketajaman pembahasan, kelengkapan
isi; (4) berbagi dengan teman untuk saling memberikan koreksi.
23
e. Tahap berbagi, tahap ini merupakan tahap terakhir dari kegiatan
menulis (publikasi). Yang dapat dilakukan dalam tahap ini
adalah: (1) memublikasikan (memajang) tulisan dalam suatu
suatu bentuk tulisan yang sesuai; (2) berbagi tulisan yang
dihasilkan dengan pembaca yang telah mereka tentukan dalam
forum diskusi atau seminar.
2.1.1.4.4 Menuliskan kembali
Proses menulisan kembali sangat erat kaitannya dengan
menyimak, karena saat siswa dapat menyimak dengan baik maka
informasi yang didapatkan akan lebih optimal, sehingga siswa dapat
menulisakan informasi yang di dapat dengan baik.
2.1.2 Kesusastraan
2.1.2.1 Pengertian
Kosasih (2008:1) berdasarkan asal-usulnya, istilah kesusastraan
berasal dari bahasa Sansekerta, yakni susastra. Su berarti „bagus‟ atau
„indah‟, sedangkan sastra berarti „buku‟, „tulisan‟, atau „huruf‟.
Berdasarkan kedua kata itu, susastra diartikan sebagai tulisan atau teks
yang bagus atau tulisan yang indah. Istilah tersebut kemudian
mengalaami perkembangan. Kesusastraantidak hanya berupa tulisan. Ada
pula yang berbentuk lisan. Karya semacam itu dinamakan sastra lisan.
Oleh karena itu, sekarang kesustraan meliputi karya lisan dan tulisan
dengan ciri khas pada keindahan bahasanya. Dalam Kamus Besar Bahasa
24
Indonesia bahwa yang dimaksud dengan kesusastraan adalah sebagai
berikut:
1. seni mencipta suatu karya tulis yang indah bahasanya;
2. karangan-karangan yang berupa karya sastra;
3. pengetahuan yang bertalian dengan seni sastra;
4. buku-buku yang termasuk lingkungan seni sastra.
2.1.2.2 Sastra sebagai Seni dan Ilmu
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan dalam KBBI, istilah
sastra mencakup dua hal, yakni sastra sebagai seni dan sastra sebagai
ilmu atau pengetahuan.
2.1.2.2.1 Seni Sastra
Sastra merupakan salah satu cabang seni di samping seni lukis,
seni tari, dan seni musik. Sebagaimana karya-karya seni lainnya, sastra
merupakan produk budaya yang mengutamakan keindahan. Bedanya,
bila seni lukis bermediumkan gambar, seni tari dangan gerakan, dan seni
musik dengan bunyi-bunyian, seni sastra mediumnya berupa
bahasa.berdasarkan uraian di atas, ciri-ciri sastra adalah menggunakan
bahasa sebagai mediumnya dan gaya penyajiannya “indah” atau tertata
dengan baik sehingga menimbulkan daya tarik dan berkesan di hati
pembacanya. Di samping itu, ada pula yang memberikan ciri bahwa seni
sastra bersifat imajinatif, yakni hasil renungan, khayalan, dan perasaan
yang diwujudkan dalam kata-kata yang menimbulkan pesona tertentu
bagi pembacanya.
25
2.1.2.2.2 Ilmu Sastra
Ilmu sastra adalah pengetahuan yang menyelidiki secara sistem
dam logis mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan karya sastra.
Dengan adanya karya sastra, seseorang dapat mempelajari dan menelaah
suatu karya sastra secara baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Ilmu
sastra terbagi menjadi empat cabang, yakni teori sastra,sejarah sastra,
kritik sastra, dan filologi.
2.1.2.3 Fungsi Sastra
Kosasih (2008:4) ada dua fungsi atau manfaat membaca karya
sastra, yaitu fungsi rekreatif dan funsi didaktif.
1. Fungsi rekreatif (delectare)
Dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh
kesenangan atau hiburan, yaitu bisa mengembara, berekreasi, dan
memperoleh suguhan kisah dan imajinasi pengarang mengenai berbagai
kehidupan manusia. Dari sana, seseorang dapat merasa terhibur, puas, dan
memperoleh pengalaman batin tentang tafsiran hidup dan kehidupan
manusia yang disajikan oleh pengarang.
2. Fungsi Didaktif (Decore)
Dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh
pengetahuan tentang seluk beluk kehidupan manusia dan pelajaran
tentang nilai-nilaikebenaran dan kebaikan yang ada di dalamnya. Dari
sana, orang tersebut terbangkitkan kreativitas dan emosinya untuk
berbuat sesuatu, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain.
26
Dalam kenyataannya, setiap karya sastra memiliki kandungan fungsi
yang tidak sama di antara keduanya. Ada karya sastra yang condong
kepada aspek hiburannya. Ada karya pula yang tertuju pada aspek
didaktis. Karya sastra yang lebih mengutamakan aspek hiburannya,
disebut sebagai sastra populer dan karya sastra yang menitikberatkan
pada fungsi didaktisnya disebut sastra serius.
2.1.2.4 Jenis Karya Sastra
Berdasarkan bentuknya, sastra terbagi menjadi tiga, jenis, yakni prosa,
puisi, dan drama.
2.1.2.4.1 Prosa adalah karya satra yang penyampaiannya berupa naratif
atau cerita. Prosa disebut juga sebagai karya cangkokan karena di
dalamnya tersaji monolog atau dialog. Dalam prosa terdapat seorang juru
bicara (tukang cerita) yang mewakilkan pula pembicaraannya kepada
pelaku-pelaku dalam cerita yang dibawakannya.
2.1.2.4.2 Puisi adalah karya sastra yang disajikan dengan bahasa singkat,
padat, dan indah. Puisi pada umumnya berupa monolog. Dalam puisi
hanya ada seorang yang berperan sebagai juru bicara.
2.1.2.4.3 Drama adalah karya sastra yang pada umumnya berupa dialog.
Dalam drama terdapat berbagai pelaku yang berbicara (Kosasih 2008:5).
27
2.1.3 Unsur-Unsur Pembentuk Puisi
2.1.3.1 Teori Penulisan Puisi
Secara umum orang mengatakan bahwa sebuah puisi dibangun
oleh dua unsur penting, yakni bentuk dan isi. Istilah bentuk dan isi
tersebut oleh para ahli dinamai berbeda-beda, diantaranya unsur tematik
atau unsur semantik puisi dan unsur sintaktik puisi,tema dan struktur,
bentuk fisik dan bentuk batin, hakikat dan metode (Jabrohim
dkk,2009:33).
Puisi adalah suatu sistem penulisan yang margin kanan dan
penggantian barisnya ditentukan secara internal oleh suatu mekanisme
yang terdapat dalam baris itu sendiri. Dengan demikian seberapa lebar
pun suatu halamantempat puisi itu ditulis, puisi selalu tercetak/tertulis
dengan cara yang sama. Dalam hal ini, penyair yang menentukan panjang
baris atau ukuran (Djojosuroto, 2005:9).
Pradopo (2005:3) mengungkapkan bahwa puisi sebagai salah
sebuah karya seni sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya.
Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya,mengingat bahwa puisi itu
adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-
sarana kepuitisan.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang tersaji secara monolog,
menggunakan kata-kata yang indah dan kaya akan makna, keindahan
puisi ditentukan oleh diksi, majas, rima, dan iramanya. Adapun kekayaan
makna yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala
28
unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang
digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, tetapi
maknanya sangat kaya. Kata yang digunakannya adalah kata konotatif
yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian (Kosasih, 2008:31).
2.1.3.1.1 Diksi
Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction yang oleh Hornby
diartikan sebagai choise and use of words. Oleh keraf disksi disebut pula
pilihan kata. Lebih lanjut tentang pilihan kata ini keraf mengatakan
bahwa ada dua kesimpulan penting. Pertama, pilihan kata atau diksi
adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Kedua, pilihan kata yang tepat
dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata
bahasa itu.
Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama
untuk mencapai keefektifan dalam penulisan suatu karya sastra. Untuk
mencapai diksi yang baik diksi yang baik seorang penulis harus
memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya, harus tahu
memperluas dan mengaktifkan kosa kata, harus mampu memilih kata
yang tepat, kata yang sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan harus
mengenali dengan baik corak gaya bahasa sesuai dengan tujuan penulisan
(Jabrohim dkk,2009:35).
29
Penyair hendak mencurahkan perasaan dan isi pikirannya dengan
setepat-tepatnya seperti yang dialami batinnya. Selain itu, juga ia ingin
mengekspresikannya dengan ekspresi yang dapat menjilmakan
pengalaman jiwanya tersebut, untuk itu haruslah dipilih kata setepatnya.
Pemilihan kata dalam sajak disebut diksi (Pradopo, 2005:54)
Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan
yang sangat cermat. Kata-katanya merupakan hasil pertimbangan, baik
makna, susunan bunyinya, maupun hubungan kata dengan kata-kata lain
dalam baris dan baitnya. Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif. Makna
kata-kata itu mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih hendaknya
bersifat puitis yang memunyai efek keindahan. Bunyinya harus indah dan
memiliki keharmonisan dengan kata-kata lainnya (Kosasih, 2008:33).
Dalam sebuah puisi, kata yang tepat dapat lebih mengungkapkan
sesuatu, juga memberikan imajinasi yang baik. Dengan demikian, kesan
yang timbul akan lebih jelas dan kuat (Aritonang, 2013:277).
2.1.3.1.2 Pengimajian
Untuk memberi gambaran yang jelas, menimbilkan suasana
khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam pikiran dan
penginderaan, untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental
atau bayangan visual penyair menggunakan gambaran-gambaran angan.
Gambaran-gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental atau
bayangan visual dan bahasa yang menggambarkannya biasa disebut
dengan istilah citra atau imaji (image). Sedangkan cara membentuk kesan
30
mental atau gambaran sesuatu biasa disebut dengan istilah citraan
(imagery). Hal-hal yang berkaitan dengan citra ataupun citraan disebut
pencitraan atau pengimajian.
2.1.3.1.3 Kata konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan
maksud mengbangkitkan imaji pembaca. Disini penyair berusaha
mengkonkretkan kata-kata, maksudnya kata-kata itu diupayakan agar
dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh. Dalam hubungannya
dengan pengimajian, konkret merupakan merupakan syarat atau sebab
terjadinya pengimajian.
2.1.3.1.4 Bahasa figuratif
Bahasa figuratif disebut pula majas. Bahasa figuratif dapat
membuat puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna
atau kaya akan makna. Bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk
penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun
rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu.
Dapat dikatakan bahwa pada umumnya bahasa figuratif dipakai untuk
menghidupkan lukisan, untuk lebih mengklonkretkan dan lebih
mengekspresifkan perasaan yang diungkapkan. Dengan demikian,
pemakaian bahasa figuratif menyebabkan konsep-konsep abstrak terasa
dekat pada pembaca karena dalam bahasa figuratif oleh penyair
diciptakan kekonkretan, kedekatan, keakraban, dan kesegaran.
31
Disamping itu, adanya bahasa figuratif memudahkan pembaca dalam
menikmati sesuatu yang disampaikan penyair (Jabrohim, 2009:44).
2.1.3.1.5 Versifikasi
Versifikasi meliputi ritma, rima, dan metrum. Ritma kata pungut
dari bahasa Inggris rhythm. Secara umum ritma dikenal sebagai irama tau
wirama, yakni pergantian naik turun, panjang pendek, keras lembut
ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Irama dalam puisi sebagai alunan
yang dikesankan oleh perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam
arus panjang pendeknya bunyi, keras lembutnya tekanan, dan tinggi
rendahnya nada. Karena sering bergantung pada pola matra, irama dalam
persajakan pada umumnya teratur. Ada satu hal penting perlu diingat,
yakni kenyataan bahwa keteraturan dalam ritma tidak berupa jumlah
suku kata yang tetap. Rima kata pungut dari bahasa Inggris yaitu rhyme,
yakni pengulangan bunyi didalam baris atau larik puisi, pada akhir baris
puisi, atau bahkan juga pada keseluruhan baris dan bait puisi. Adapun
metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap
menurut pola tertentu. Hal ini disebabkan oleh (1) jumlah suku kata yang
tetap, (2) tekanan yang tetap, dan (3) alun suara menaik dan menurun
yang tetap.
2.1.3.1.6 Sarana retorika
Sarana retorika adalah muslihat pikiran. Muslihat pikiran ini
berupa bahasa yang tersusun untuk mengajak pembaca berpikir. Sarana
retorika berbeda dengan bahasa kiasan atau bahasa figuratif dan citraan.
32
Bahasa figuratif dan citraan bertujuan memperjelas gambaran atau
mengkonkretkan atau menciptakan perspektif yang baru melalui
perbandingan, sedangkan sarana retorika adalah alat untuk mengajak
pembaca berpikir supaya lebih menghayati gagasan yang dikemukakan
(Jabrohim, 2009:57).
Dengan sarana retorika, sikap penyair terhadap objek tertentu atau
terhadap gagasan yang diekspresikan dalam puisi menjadi tampak jelas.
Jika diperhatikan secara cermat, sarana retorika membangun arti melalui
struktur sintaksis. Artinya, kata-kata tertentu disusun secara khas dalam
jalinan konteks pilihan agara penikmat puisi menjadi tertarik dan terpacu
daya pikirnya untuk menangkap makna yang dikemukakan penyair
(Sayuti, 2010:254).
2.1.3.2 Menulis Puisi
Kokasih (2008:50) menjelaskan berikut adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menulis puisi:
2.1.3.2.1 Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang intens yang
menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Dalam puisi,
seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif.
Hal itu berbeda dengan prosa yang pengarangnya tidak selalu
mengungkapkan dirinya sendiri, tetapi bisa juga berbicara tentang orang
lain dan dunianya yang lain.
a) Sebuah protes sosial dalam puisi harus kamu bedakan dengan protes
sosial dalam esai, berita, pidato, atau pamflet.
33
b) Hal yang sama juga berlaku untuk sajak cinta yang harus kamu
bedakan dengan surat cinta atau rayuan seseorang kekasih di taman
di belakang sekolah atau rayuan berbusa dari seorang jejaka dalam
telenovela.
c) Tema-tema ketuhanan yang diangkat dalam puisi berbeda dengan
khotbah atau doa-doa keagamaan yang dilantunkan oleh peminta-
minta di dalam bus atau terminal.
2.1.3.2.2 Puisi mendasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuh
kesadaran kamu sendiri. Tema yang kamu tulis berangkat dari inspirasi
diri sendiri yang khas,sekecil dan sesederhana apapun inspirasi itu.
2.1.3.2.3 Dalam menulis puisi kamu perlu memikirkan cara
penyampaiannya. Cara penyampaian ide atau perasaan dalam berpuisi
disebut gaya bahasa atau majas.
a) Gaya bahasa adalah perkataan yang terungkap karena perasaan
yang timbul atau hidup dalam hatimu dan mampu menimbulkan
oerasaan tertentu dalam hati pembaca.
b) Gaya behasa membuat kalimat-kalimat dalam puisi menjadi hidup,
bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberikan reaksi
tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan oleh
penyair.
2.1.4 Keterampilan Guru
Guru merupakan salah satu profesi yang menuntut keahlian
khusus dalam pelaksanaannya. Wrightman (dalam Usman:2013:4) peran
34
guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan
yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan
kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi
tujuannya.
Profesi guru dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan dalam
melaksanakan tuganya. Anitah (2008:7.2) keterampilan yang dimaksud
adalah (1) keterampilan bertanya dasar; (2) keterampilan bertanya
lanjutan; (3) keterampilan memberi penguatan; (4) keterampilan
mengadakan variasi; (5) keterampilan menjelaskan; (6) keterampilan
membuka dan menutup pelajaran; (7) keterampilan mengelola kelas; (8)
keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil; (9) keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan.
2.1.4.1 Keterampilan Bertanya Dasar
Djamarah (2010: 99) keterampilan bertanya merupakan kegiatan
universal yang akan selalu dilakuakan oleh guru dalam semua bentuk
pembelajaran. Guru dapat membuka pertanyaan untuk seluruh kelas,
kelompok atau individu, akan memiliki pengaruh yang sangat berarti
pada hasil belajar dan suasana belajar di kelas baik secara sosial maupun
emosional. Dengan bertanya dapat membantu siswa dalam menerima
informasi dan menggembangkan Keterampilan kognitif tingkat tinggi.
Komponen-komponen keterampilan bertanya antara lain penyusunan
kata-kata, struktur, pemusatan, pindah gilir, distribusi, pemberian waktu,
hangat atau antusia, dan perubahan tuntutan tingkat kognitif.
35
2.1.4.2 Keterampilan Bertanya Lanjutan
Untuk mengembangkan keterampilan berfikir kognitif dan tingkat
kekritisan siswa terhadap perkembangan masalah yang akan dihadapi di
dunia nyata, guru harus mengembangkan teknik bertanya. Keterampilan
bertanyan lanjut meningkatkan respon siswa, kemampuan berfikir siswa
dan kekritisan siswa. Komponen keterampilan bertanya lanjut antara lain
penguatan dalam kelas, variasi taksonomi, pertanyaan melacak,
pemberian waktu, dan meningkatkan interaksi antar siswa.
Kegiatan Tanya jawab harus dilakukan secara tepat, berkenaan
dengan memberikan pertanyaan yang baik menurut Usman (2013:75) ada
beberapa ciri, yaitu:
a. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
b. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
c. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
d. Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum
menjawab pertanyaan.
e. Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara
merata.
f. Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul
keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya.
g. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan
sendiri jawaban yang benar.
2.1.4.3 Keterampilan Memberi Penguatan
36
Rusman (2014:84) juga memberikan penjelasan tentang
keterampilan guru. Penguatan merupakan bentuk pemberian hadiah bagi
siswa. Penguatan akan memotivasi siswa dalam pembelajaran. Hasil
penelitian membuktikan bahwa pemberian penguatan
(reinforcemen/reward) lebih efektif dibandingkan dengan hukuman
(punishment). Reinforcement dapat berarti juga respons terhadap suatu
tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut. Tujuan dari pemberian ini adalah untuk :
a. meningkatkan perhatian siswa terhadap kegiatan
pembelajaran;
b. merangsang dan meningkatkan motivasi belajar;
c. meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku
siswa yang produktif;
d. menumbuhkan rasa percaya diri kepada siswa;
e. membiasakan kelas kondusif penuh dengan penghargaan dan
penguatan.
Ada empat cara dalam memberikan penguatan (reinforcement),
yaitu:
2.1.4.3.1 penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan dengan cara
menyebutkan nama agar jelas dan efektif.
2.1.4.3.2 Penguatan kepada kelompok siswa. Memberikan
penghargaan kepada kelompok yang menyelesaikan tugas
dengan baik.
37
2.1.4.3.3 Pemberian penguatan dengan cara segera. Diberikan
sesegera mungkin setelah adanya respons dari siswa.
2.1.4.4 Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan mengadakan variasi ini sangat penting untuk
pembelajaran, karena dengan keterampilan ini maka pembelajaran akan
menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Djamarah
(2013:167) menjelaskan variasi yang dilakukan dalam pembelajaran ini
terdiri dari tiga aspek, yaitu : variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam
menggunakan media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi
antara guru dengan siswa.
Komponen-komponen keterampilan variasi mengajar meliputi:
2.1.4.4.1 Variasi gaya mengajar
2.1.4.4.2 Variasi media
2.1.4.4.3 Variasi interaksi
2.1.4.5 Keterampilan Dasar Menjelaskan
Usman (2013:88) yang dimaksudkan dengan keterampilan
menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan
yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan
satu dengan yang lainnya, misalnya sebab dan akibat.
Komponen-komponen keterampilan menjelaskan yaitu:
2.1.4.5.1 Merencanakan
2.1.4.5.2 Menyajikan suatu penjelasan
38
2.1.4.6 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran
meliputi meningkatkan perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi
acuan melalui berbagai usaha, membuat kaitan atau hubungan diantara
materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan
yang telah dikuasai siswa, meninjau kembali penguasaan pelajaran
dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan
mengevaluasi.
Usman (2013:92) komponen itu di jelaskan sebagai berikut :
2.1.4.6.1 membuka pelajaran
a. Menarik perhatian siswa: banyak cara yang dapat digunakan guru
untuk menarik perhatian siswa antara lain dengan: gaya mengajar
guru, penggunaan alat bantu pelajaran, dan pola interaksi yang
bervariasi.
b. Menimbulkan motivasi dengan cara: disertai kehangatan dan
keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide
yang bertentangan, dan memperhatikan minat siswa.
c. Memberikan acuan melalui berbagai usaha seperti:
mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan
langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingat masalah pokok
yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan.
d. Membuat kaitan anatara materi yang dipelajari dengan
pengetahuan yang dikuasi oleh siswa.
39
2.1.4.6.2 menutup pelajaran
a. Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan mebuat
ringkasan.
b. Mengevaluasi: mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasi-
kan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa
sendiri, dan memberikan soal tertulis.
2.1.4.7 Keterampilan Mengelola Kelas
Djamarah (2013:173) menjelaskan pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
belajar-mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
mengajar. Prinsip-prinsip pengelolaan kelas akan diuraikan berikut ini :
2.1.4.7.1 Kehangatan dan keantusiasan
2.1.4.7.2 Tantangan
2.1.4.7.3 Bervariasi
2.1.4.7.4 Keluwesan
2.1.4.7.5 Penekanan pada hal-hal yang positif
2.1.4.7.6 Penanaman disiplin diri
2.1.4.8 Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
Siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil dibawah
pimpinan guru atau temannya untuk berbagai informasi, pemecahan
masalah, atau pengambilan keputusan. Diskusi tersebut berlangsung
40
dalam suasana terbuka. Setiap siswa bebas mengemukakan ide-idenya
tanpa merasa ada tekanan dari teman atau gurunya, dan setiap siswa
harus menaati peraturan yang ditetapkan sebelumnya.
Komponen keterampilan membimbing diskusi menurut Rusman
(2014:89):
2.1.4.8.1 memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
2.1.4.8.2 memperluas masalah atau urutan pendapat
2.1.4.8.3 menganalisis pandangan siswa
2.1.4.8.4 meningkatkan urunan siswa
2.1.4.8.5 menyebarkan kesempatan berpartisipasi
2.1.4.8.6 menutup diskusi
2.1.4.9 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ini
menuntut guru agar menguasai keterampilan yang lainnya. Dalam
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ini jumlah siswa
yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk
kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Hakikat pengajaran ini berdasarkan penjelasan Usman (2013:102):
2.1.4.9.1 Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa
dan juga siswa dengan siswa
2.1.4.9.2 Siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan
masing-masing
41
2.1.4.9.3 Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan
kebutuhannya
2.1.4.9.4 Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan belajar
mengajar.
Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa keterampilan
guru merupakan keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang
guru agar mampu menciptakan suasana kondusif dalam pembelajaran di
kelas, sehingga dengan menguasai keterampilan tersebut diharapkan guru
dapat mengoptimalkan peranannya untuk membantu siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian keterampilan guru, maka guru harus memiliki
sembilan keterampilan mengajar agar kegiatan pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik dan akan mencapai tujuan pembelajaran dengan
hasil yang maksimal. Indikator keterampilan guru yang diobservasi
terkait dengan penerapan model pembelajaran Think Talk Write dengan
media audio visual:
1. Membuka pembelajaran (keterampilan membuka pelajaran)
Keterampilan membuka pelajaran yang dilakukan guru meliputi;
pengkondisian kelas, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran.
2. Mengajukan pertanyaan kepada siswa (keterampilan bertanya)
Guru mengajukan pertanyaan secara jelas dan singkat kepada siswa,
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menyampaikan
42
pertanyaan, memberikan waktu berpikir, membimbing siswa dalam
menjawab pertanyaan.
3. Mengadakan variasi pembelajaran dengan model Think Talk Write
(keterampilan mengadakan variasi)
Guru melakukan variasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
kelas dengan menggunakan model Think Talk Write dengan bantuan media
audio visual sesuai dengan materi pembelajaran sehingga tercipta
pencapaian hasil belajar yang baik bagi siswa.
4. Memberikan penguatan pada siswa (keterampilan memberikan
penguatan)
Ketika guru memberikan penguatan kepada siswa, guru
memberikan penguatan secara verbal, memberikan penguatan kepada
individu tertentu secara jelas dengan menyebutkan namanya,
memberikan penguatan secara non verbal dan memberikan penguatan
dengan segera ketika muncul tingkah laku/respon siswa yang diharapkan.
5. Menjelaskan materi (keterampilan menjelaskan)
Guru menjelaskan materi yang disampaikan sesuai dengan
indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, menyampaikan
materi pembelajaran dengan urutan yang runtut dan umpan balik berupa
pertanyaan, menjelaskan materi secara lancar dan mengecek pemahaman
siswa dengan mengajukan pertanyaan atau ilustrasi yang relevan tidak
muncul karena kondisi siswa yang kurang kondusif sehingga guru lebih
43
focus pada pemusatan perhatian siswa terhadap video yang sedang
ditampilkan.
6. Mengajar dengan memperhatikan karakteristik dan perbedaan individu
(ketrampilan mengajar kelompok kecil atau perseorangan)
Dalam kegiatan ini bahan ajar di sesuaikan dengan karakteristik
siswa kelas III, mengadakan pendekatan secara pribadi belum tampak,
pengaturan waktu sudah maksimal dan guru belum dapat memperhatikan
kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
7. Membimbing siswa berdiskusi (keterampilan mengajar kelompok
kecil)
Keterampilan guru yaitu memberikan petunjuk kepada siswa
dalam pembentukan kelompok, memberikan siswa kebebasan dalam
memilih anggota kelompoknya, membimbing siswa dalam membuat
puisi secara individu dan melakukan pendekatan kepada siswa secara
menyeluruh belum nampak pada kegiatan ini.
8. Mengelola kelas (keterampilan mengelola kelas)
Ketika guru melaksanakan pengkondisian kelas selama
pembelajaran 1) guru melibatkan semua siswa secara optimal dalam
pembelajaran, 2) guru memberikan kesempatan siswa untuk bekerjasama
dengan kelompok, 3) suasana kelas terkondisi dengan baik dan 4)
suasana kelas menyenangkan.
9. Menutup pelajaran (keterampilan menutup pelajaran)
44
Dalam kegiatan menutup pembelajaran, guru melakukan kegiatan
menyimpulkan kegiatan pembelajaran bersama dengan siswa,
memberikan evaluasi, memberikan kesempatan bertanya pada siswa dan
memberikan tindak lanjut.
Keterampilan mengajar guru dijadikan patokan dalam proses
pembelajaran di kelas III SDN Ngijo 01 Semarang pada pembelajaran
bahasa Indonesia agar terjadi peningkatan hasil pembelajaran dalam
keterampilan menulis puisi.
2.1.5 Aktivitas Siswa
Menurut Hamalik (2010: 172) pengajaran yang efektif adalah
pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri. Kalaulah dalam pengajaran tradisional asas
aktifitas juga dilaksanakan namun aktivitas tersebut bersifat semu
(aktivitas semu). Proses belajar siswa haruslah bermakna bagi siswa itu
sendiri, itu berarti dalam proses belajar siswa juga harus ikut melakukan
kegiatan dan bekerja. Dengan bekerja maka siswa akan memperoleh
pengalaman, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta
mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di
masyarakat.
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa disekolah.
Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti
yang lazim terdapat disekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich
45
(dalam Sardiman 2011:101) membuat suatu daftar yang berisi 177
macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai
berikut:
1) Aktivitas melihat (visual activities), yang termasuk di dalamnya
misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain.
2) Aktivitas berbicara (oral activities), seperti: menyatakan,
merumuskan, bertanya, dan memberi saran, mengeluarkan
pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3) Aktivitas mendengarkan (listening activities), sebagai contoh
mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4) Aktivitas menulis (writing activities), seperti misalnya menulis
cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.
5) Aktivitas gerak (motor activities), yang termasuk di dalamnya
antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak.
6) Aktivitas emosional (emotional activities), seperti misalnya:
menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah,
berani, tenang, dan gugup.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
alah segala kegiatan yang dilakukan siswa saat kegiatan pembelajaran.
kegiatan ini dapat berupa kegiatan fisik maupun kegiatan verbal,
misalnya bertanya, memberikan mendapat, mendemostrasikan. Kegiatan
46
ini bertujuan untuk menumbuhkan pembelajaran yang bermakna bagi
siswa dan memberikan pemahaman dan pengetahuan yang lebih optimal
kepada siswa.
Adapun indikator aktivitas siswa dalam keterampilan menulis
puisi berdasarkan gambar yang akan diamati dalam penelitian ini adalah:
(1) Mempersiapkan diri menerima pelajaran; (2) Bertanya dan menjawab
pertanyaan dalam pembelajaran; (3) Memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru tentang materi pembelajaran; (4) Memperhatikan media
yang ditayangkan guru pada LCD (think); (5)Tertib ketika guru membagi
kelompok diskusi; (6) Aktif berdiskusi dengan kelompok (talk); (7)
Menulis hasil diskusi (write); (8) Membacakan hasil diskusi di depan
kelas; (9) Aktif dalam membuat simpulan materi; (10) Mengerjakan
evaluasi akhir.
2.1.6 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah keberhasilan siswa setelah mengikuti satuan
pembelajaran tertentu. (Poerwanti, 2008: 7-4). Jadi hasil belajar
merupakan segala seuatu yang didapatkan dari proses belajar. Hasil
belajar bisa berupa nilai, bertambahnya pengetahuan dan perubahan
tingkah laku.
Hasil belajar dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain)
yaiu: (1) domain kognitif yang meliputi pengetahuan atau mencakup
kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika; (2) domain afektif meliputi
47
sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antar pribadi dan
kecerdasan intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional; (3)
domain psikomotor yang meliputi keterampilan atau yang mencakup
kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal.
Jadi dalam kegiatan pembelajaran guru harus menilai ketiga ranah
tersebut agar mengetahui hasil belajar setiap siswa dengan maksimal.
Kombinasi penilaian hasil belajar siswa dari berbagai ranah tersebut juga
bisa menentukan sikap kita selanjutnya sebagai guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
2.1.7 Pembelajaran kooperatif
2.1.7.1 Pengertian Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas.
Pembelajaran kooperatif meliputi semua kerja kelonmpok termasuk
bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru
(Suprijono, 2013:54).
Huda (2014:32) menjelaskan pembelajaran kooperatif mengacu
pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok
kecil dan saling membantu dalam belajar. Pembelajaran kooperatif
umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan
kemampuan yang berbeda dan ada pula yang menggunakan kelompok
dengan ukuran yang berbeda-beda.
48
Jadi dalam pembelajarn kooperatif guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator saat kegiatan pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang ada saat kegiatan belajar. Dalam
pembelajarn kooperatif siswa dikelompokkan dalam kelompok kecil
sehingga akan membantu mereka dalam memecahkan masalah yang
dihadapi dengan berdiskusi.
2.1.7.2 Pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk Write
Model Think Talk Write menurut Hamdayama (2014:217) secara
etimologi, think diartikan dengan “berpikir”, talk diartikan “berbicara”,
sedangkan write diartikan “menulis”. Jadi think talk write bisa diartikan
sebagai berpikir,berbicara, dan menulis. Sedangkan strategi think talk
write adalah sebuah pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui
bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil
bacaannya dikomunikan dengan presentasi,diskusi, dan kemudian
membuat laporan hasil presentasi.
Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu
teks bacaan, suatu materi pelajaran kemudian membuat catatan apa yang
telah dibaca. Dalam tahap ini, siswa secara inidividu memikirkan
kemungkinana jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan apa
yang telah dibaca.dalam tahap ini, siswa secara individu memikirkan
kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang
telah dibaca, baik itu berupa apa yang diketahuinya, maupun langkah-
langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri.
49
Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya
“talk”, yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa
yang mereka pahami. Fase berkomunikasi (talk) pada strategi ini
memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Proses komunikasi
dipelajari siswa melalui kehiduannya sebagai individu yang berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah, proses
komunikasi dapat dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi
diharapkan dapat menghasilkan solusi atas masalah yang diberikan.
Diskusi pada fase talk ini merupakan sarana untuk
mengungkapakan dan merefleksikan pikiran siswa. Pada tahap talk, tugas
guru adalah sebagai fasilitator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru
senantiasa harus memberi arahan dan bimbingan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan, terutama dalam hal materi, baik itu diminta
maupun tidak diminta. Sebagai motivator, guru harus bisa memotivasi
siswa yang dalam kegiatan diskusi kurang aktif atau malah sangat pasif.
Guru harus memberikan semangat kepada siswa yang bersangkutan
bahwa kegiatan diskusi yang sedang berlangsung adalah penting untuk
dijalani, supaya mereka dapat memahami sendiri.
Fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi pada lembar yang
telah disediakan. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide,
karena setelah berdiskusi antarteman dan kemudian mengungkapkannya
melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat
hubungan dan memungkinkan guru melihat pengembangan konsep
50
siswa. Aktivitas siswa selama tahap (write) adalah (1) menulis solusi
terhadap masalah/pertanyaan yang doiberikan termasuk perhitungan,(2)
mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik
penyelesaiannya ada yang menggunakan grafik,diagram, ataupun tabel
agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, (3) mengoreksi semua pekerjaan
sehingga yakin tidak ada pekerjaan atau perhitungan yang ketinggalan,
(4) menyakini bahwa perkerjaannya yang terbaik, yaitu lengkap, mudah
dibaca dan terjamin keasliannya.
Tahap terakhir dari strategi ini adalah proses presentasi. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat berbagi pendapat dalam ruang lingkup
yang lebih besar, yaitu dengan teman satu kelas. Presentasi ini
disampaikan oleh salah seorang perwakilan kelompok yang dilakukan di
depan kelas, setelah sebelumnya siswa yang bersangkutan menuliskan
jawaban kelompoknya dipapan tulis. Setelah presentasi, kemudian dibuka
forum tanya jawab dimana semua siswa berhak mengajukan pertanyaan
dan atau pendapat yang sifatnya mendukung jawaban ataupun
menyanggah jawaban temannya yang presentasi. Setelah tanya jawab
selesai, dilakukan sebuah penyimpulan bersama tentang materi yang
dipelajari.
Think Talk Write adalah strategi yang memfasilitasi latihan
berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. (Huda,
2013:218) pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ini akan
mendorong siswa aktif dalam pembelajaran dan aktif dalam
51
kelompoknya. Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ini dapat
mengembangkan tulisan dengan lancar dan dapat melatih bahasa sebelum
dituliskan.
Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ini dibagi kedalam 3
tahapan pembelajaran, yaitu:
a. Tahap 1 :Think
Siswa membaca teks yang berhubungan dengan masalah sehari-hari
atau kontekstual. Pada tahap ini siswa secara individu memikirkan
kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan
kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal hal yang
tidak dipahami dnegan menggunakan bahasanya sendiri.
b. Tahap 2 : Talk
Siswa diberi kesempatan untuk membicarakan hasil penyelidikan
pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun,
serta menguji ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan
komunikasi siswa akan terlihat pada dialognya dalam berdiskusi,
baik dalam bertukar ide dengan orang lain ataupun refleksi mereka
sendiri yang diungkapkan kepada orang lain.
c. Tahap 3 : Write
Pada tahap ini siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya dan
kegiatan tahap pertama dan kedua. Tulisan ini terdiri atas landasan
konsep yang digunakan, berkaitan dengan materi sebelumnya,
strategi penyelesaian, dan solusi yang diperoleh.
52
Hamdayama 2014:219 menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe Think Talk Write ini antara lain :
1. Guru menerangkan materi dengan menunjukkan media pada layar
LCD
2. Peserta didik membaca masalah yang ada pada LCD dan membuat
catatan kecil secara individu .ketika peserta didik membuat catatan
kecil inilah akan terjadi proses berpikir (think) pada peserta didik.
3. Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil terdiri 3-5 siswa
secara heterogen.
4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup
untuk membahas isi catatan dari hasil catatan (talk). Dalam kegiatan
ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk
menyampaikan ide-ide dalam diskusi.
5. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan
pengetahuan berupa jawaban atas soal dalam bentuk tulisan (write)
dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu, peserta didik
menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusinya
6. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok,
sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.
7. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan
kesimpulan atas materi yang dipelajari.
2.1.7.3 Komponen Pendukung Strategi Think Talk Write
53
Dalam strategi ini terdapat beberapa komponen penting yang
bcukup berperan dalam memperlancar jalannya strategi Think Talk Write
pada pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
2.1.7.3.1 Guru yang berkompeten dan profesional.
2.1.7.3.2 Anak didik yang aktif dalam proses pembelajaran.
2.1.7.3.3 Buku bacaan yang sesuai dengan topik materi yang
diajarkan dengan jumlah yang namyak dan bervariasi.
2.1.7.3.4 Beberapa teknik pembelajaran yang mempunyai peranan
cukup penting dalam terlaksananya strategi Think Talk
Write dalam pembelajaran, agar dapat tercapai tujuan yang
telah ditentukan.
2.1.7.4 Teknik Penyampaian Strategi Think Talk Write
Telah dipaparkan sebelumnya bahwa strategi Think Talk Write ini
tidak semata-mata mengutamakan segi pelaksanaan atau aplikasi praktis,
namun teknik pengajarannya dengan bantuan penggunaan teknik
pengajaran yang lain, antara lain ceramah,diskusi,tanya jawab,resitasi,
dan lain-lain. Dalam pembelajaran Think Talk Write juga metode
pembelajarannya menonjolkan aspek kecepatan siswa dalam beraktivitas
(berpikir,berbicara,menulis, dan lain-lain). Teknik-teknik yang bisa
digunakan sebagai pengantar pelaksanaan strategi Think Talk Write
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
2.1.7.4.1 diskusi
2.1.7.4.2 ceramah
54
2.1.7.4.3 resitasi (pemberian tugas)
2.1.7.4.4 tanya jawab
2.1.7.4.5 penemuan
Untuk memilih teknik mana yang akan digunakan sebagai
pengantar pelaksanaan strategi Think Talk Write ini, tentu saja harus
diperhatikan dan menjadikannya sebagai acuan pada syarat pemilihan
metode atau teknik yang ada, agar tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan maksimal. Jika dilihat dari
alokasi waktu yang rata-rata diberikan oleh sekolah atau madrasah yakni
hanya dua jam pembelajaran tiap kali pertemuan, maka teknik yang baik
digunakan sebagai pengantar strategi Think Talk Write ini.
2.1.7.5 Manfaat Strategi Think Talk Write dalam pembelajaran
Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan starategi Think
Talk Write dapat membantu siswa dalam mengkonstruksikan
pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konseo siswa menjadi
lebih baik, siswa dapat mengklomunikasikan atau mendiskusikan
pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan
saling bertukar pikiran. Hal ini membantu siswa dalam memahami materi
yang diajarkan.
Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi Think
Talk Write dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke
bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami
55
materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam
bentuk tulisan.
2.1.7.6 Kelebihan Strategi Think Talk Write
2.1.7.6.1 kelebihan dari strategi think talk write ini adalah mempertajam
seluruh keterampilan berpikir visual.
2.1.7.6.2 Mengembangkan pemevahan yuang bermakna dalam rangka
memahami materi ajar.
2.1.7.6.3 Dengan memberikan soal open ended, dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa.
2.1.7.6.4 Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan
melibatkan siswa secara aktif dalam belajar.
2.1.7.6.5 Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan
teman,guru dan bahkan dengan diri mereka sendiri.
2.1.8 Media Pembelajaran
2.1.8.1 Pengertian Media Pembelajaran
Asyhar (2012:5) media memiliki peran yang sangat penting, yaitu
suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran
dalam suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan.
Media pembelajaran tidak hanya berupa alat atau benda seperti
radio, komputer namun juga dapat berupa manusia, lingkungan, sumber
belajar, dan sebagainya. Media pembelajaran akan membantu siswa
dalam memahami materi yang diberikan, selain itu media pembelajaran
juga dapat memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
56
2.1.8.2 Media Audio Visual
Media audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang
murah dan terjangkau. Sekali kita membeli tape dan peralatan seperti
taperecorder hampir hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan karena
tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam
kembali. Disamping itu, tersedia pula materi audio yang dapat digunakan
dan dapat disesuaikan dengan tingkat kempuan siswa. Uadio dapat
menampilkan pesan yang memotivasi. Audio tape recoreder juga dapat
dibaw kemana-mana. (Arsyad, 2014:141)
Media ini dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara
(audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau
informasi. Media audio-visual terbagi dua macam, yakni : (1) audio
visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari
satu sumber seperti video kaset; dan (2) audio visual tidak murni yaitu
unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda.
Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides
proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder. Media video
dapat diklasifikasikan sebagai media audio visual walau bentuk fisiknya
berbeda. Media ini memiliki kesamaan dengan film, yakni sama-sama
mampu menayangkan gambar bergerak. (Asyhar,2012:73)
Media pembelajaran dilihat dari jenisnya dikelompokkan ke
dalam 3 jenis (Djamarah dan Zain, 2013:124), yaitu:
57
a. Media Auditif. Merupakan media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.
b. Media Visual. Merupakan media yang hanya mengandalkan indera
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti film rangkai, film bingkai, gambar, cetakan. Selain itu juga
menampilkan simbol bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c. Media audio visual. Merupakan media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar.
Media audio visual menjadi pembelajaran tercipta lebih variasi,
Dale menunjukkan hubungan antara media dengan derajat
keabstrakannya dalam kerucut pengalaman (Sanjaya, 2014: 65).
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman
Kerucut pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui
proses perbuatan, mengamati dan mendengarkan melalui media, dan
58
mendengarkan melalui bahasa. Semakin nyata media yang di terima
siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia maka semakin banyak
pengalaman yang diperoleh, misalnya dalam memberi contoh dalam
pengalaman nyata/langsung, begitu sebaliknya. Penggunaan media audio
visual dalam kegiatan pembelajaran akan mempermudah proses belajar
karena dengan menggunakan media yang dapat didengar dan dilihat oleh
siswa, siswa lebih terpancing untuk fokus dalam memperhatikan materi
yang disampaikan oleh guru sehingga dapat pemahaman siswa terhadap
suatu materi dapat meningkat.
Berdasakan paparan diatas maka media audio visual akan
membantu siswa dalam menuliskan puisi yang dapat dilihat dan didengar
melalui media ini, sehingga pemahaman siswa tentang puisi tersebut
akan optimal.
2.1.9 Teori Yang Mendasari Pembelajaran Think Talk Write
berbantuan media audio visual
2.1.9.1 Teori Belajar Behaviorisme
Pembelajaran menurut aliran behaviorisme adalah upaya
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan, agar terjadi hubungan lingkungan dengan tingkah laku
siswa, karena itu juga disebut pembelajaran tingkah laku. (Rifa‟i dan
Anni, 2011:205)
Teori belajar beavioristik mendefinisikan bahwa belajar
merupakan perubahan berperilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa
59
untuk berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil
proses pematangan atau pendewasaan semata. (Winantaputra, 2008:2.4)
Prinsip penerapan pembelajaran berdasarkan teori belajar
behaviorisme tampak dalam langkha-langkah pembelajaran berikut :
2.1.9.1.1 Menentukan tujuan instruksional
2.1.9.1.2 Menganalisis lingkungan kelas, termasuk identifikasi entry
behavior siswa
2.1.9.1.3 Menentukan materi pelajaran
2.1.9.1.4 Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil
2.1.9.1.5 Menyajikan materi pelajaran
2.1.9.1.6 Memberikan stimulus yang mungkin berupa pertanyaan,
latihan, dan tugas-tugas
2.1.9.1.7 Mengamati dan mengkaji respon peserta didik
2.1.9.1.8 Memberikan penguatan (mungkin postif atau negatif)
2.1.9.1.9 Memberikan stimulus baru.
Penerapan teori behaviaorisme ini dalam penelitian tindakan kelas
yang menggunakan model pembelajaran Think Talk Write berbantuan
media audio visual dengan membiasakan siswa lebih aktif dalam
berdiskusi dan menuliskan apa yang telah meraka dapatkan. Dengan teori
behaviorisme yang menyatakan bahwa perubahan tingkah laku
merupakan hasil belajar siswa maka penelitian ini juga akan mengubah
perilaku pasif siswa dalam pembelajaran khusunya saat berdiskusi dan
keterampilan siswa dalam menulispun akan meningkat.
60
2.1.9.2 Teori Belajar Kognitivisme
Teori kognitivisme memandang bahwa belajar adalah proses
mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan
pengetahuan. Menurut Bruner (dalam Suprijono, 2012:24) pekembangan
kognitif akan melalui tiga tahapan, yaitu :
2.1.9.2.1 Tahap enaktif yaitu individu melakukan aktivitas-aktivitas
dalam upayanya memahami lingkungan sekitarnya. Memahami
dunia sekitarnya dengan pengetahuan motorik.
2.1.9.2.2 Tahap ikonik yaitu individu memahami objek-objek atau
dunianya melalui gambar dan visualisasi verbal. Memahami
dunia sekitarnya dengan bentuk perumpamaan dan
perbandingan.
2.1.9.2.3 Tahap simbolik yaitu individu telah mampu memiliki ide-ide
atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Memahami dunia
sekitarnya melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika,
dan sebagainya.
Menurut Piaget (dalam Rifa‟i dan Anni, 2011:27), perkembangan
kognitif (kecerdasan) anak dibagi menjadi empat tahap yaitu :
a. Tahap sensory-motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang
terjadi pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak mengatur
sensorinya (indranya) dan tindakan-tindakannya. Pada awal
periode ini anak tidak mempunyai konsepsi tentang objek-objek
61
secara permanen. Artinya anak belum dapat mengenal dan
menemukan objek, benda apa pun yang belum dapat dilihat,
tidak disentuh atau tidak didengar.
b. Tahap praoperasional, yakni perkembangan ranah kognitif yang
terjadi pada usia 2-7 tahun. Perkembangan ini bermula pada saat
anak telah memahami objek-objek secara sempurna. Artinya
anak sudah mempunyai kesadaran akan eksistensi suatu benda
yang ada atau biasa ada walaupun benda tersebut sudah tidak
dilihat atau didengarnya lagi.
c. Tahap operasional kongkrit, yaitu perkembangan kognitif yang
terjadi pada usia 7 sampai 11 tahun. Dalam tahap ini anak sudah
mulai melakukan operasi, mulai dapat berpikir rasional. Dalam
tahap ini anak mampu mengambil keputusan-keputusan secara
logis.
d. Tahap operasional formal, yaitu perkembangan kognitif yang
terjadi pada usia 11 sampai 15 tahun. Tahap ini dapat dikatakan
terjadi pada anak yang bernjak remaja. Dalam tahap ini anak
sudah mampu berpikir hipotetik, dan mampu mempelajari
materi-materi yang abstrak.
Dalam penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis
menggunakan model Think Talk Write berbantuan media audio visual
yang dilakukan juga berpedoman pada tahap-tahap berpikir siswa
menurut Piaget, yaitu pada tahap operasional kongkrit yang akan melatih
62
siswa dalam memecahkan masalah dengan logis dan konkret. Masalah
yang konkret akan memudahkan siswa dalam memahami dan
menemukan pemecahan masalahnya. Masalah yang diberikan juga akan
dipecahkan melalui diskusi kelompok sehingga kemampuan berpikir
logis siswa akan meningkat. Dengan meningkatnya kemampuan berpikir
logis siswa, keterampilan menulis siswa pun akan meningkat.
2.1.10 Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Berbantuan
Media Audio Visual di Kelas
Penerapan model pembelajaran Think Talk Write berbantuan
media audio visual pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas III
SDN Ngijo 01 Semarang dengan Kompetensi Dasar 8.2 Menulis puisi
berdasarkan gambar dengan pikiran kata yang menarik. Pembelajaran
seperti ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis puisi dan mengembangkan imajinasi siswa dalam berkarya.
No Langkah model
Think Talk Write
(Hamdayama,
2014:219)
Langkah media audio
visual (Susilana,dkk,
2009:133)
Langkah pembelajaran
model Think Talk Write
dengan media audio visual
Kegiatan guru Kegiatan
siswa
1. Guru menerangkan
materi dengan
menunjukkan media
pada layar LCD
Langkah persiapan,
menetapkan :
1. Tujuan
pembelajaran
2. Sasaran
pembelajaran
3. Model pembelajaran
yang akan digunakan
Menjelaskan
tentang Think
Talk Write
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
2. Peserta didik membuat
catatan kecil secara
individu .ketika
peserta didik membuat
catatan kecil inilah
akan terjadi proses
berpikir (think) pada
peserta didik.
Membuat uraian pada
setiap frame atau slide.
Memberikan video,
audio, dan animasi.
Menjelaskan
materi
menggunakan
media audio
visual yang
ditampilkan di
LCD
Siswa
memperhati-
kan dan
berusaha
memahami
materi
63
No Langkah model
Think Talk Write
(Hamdayama,
2014:219)
Langkah media audio
visual (Susilana,dkk,
2009:133)
Langkah pembelajaran
model Think Talk Write
dengan media audio visual
Kegiatan guru Kegiatan
siswa
3. Guru membagi siswa
menjadi kelompok
kecil terdiri 3-5 siswa
secara heterogen.
Langkah pelaksanaan,
pada tahap ini siswa
melihat, mendengar,
dan mengamati serta
mengikuti dengan
seksama proses yang
sedang berlangsung di
media
Membentuk
siswa dalam
kelompok yang
heterogen,
setiap kelompok
terdiri 4 siswa
Siswa
mendengarkan
anggota
kelompoknya
4. Siswa berinteraksi dan
berkolaborasi dengan
teman satu grup untuk
membahas isi catatan
dari hasil catatan
(talk). Dalam kegiatan
ini mereka
menggunakan bahasa
dan kata-kata mereka
sendiri untuk
menyampaikan ide-ide
dalam diskusi.
Follow up atau
mendiskusikan apa yang
sudah mereka dapat dari
tayangan tersebut.
Guru
membagikan
LKS pada setiap
siswa. Siswa
membaca soal
LKS,
memahami
masalah secara
individual, dan
dibuatkan
catatan kecil
(think)
Menerima
Dan mencoba
memahami
LKS
kemudian
membuat
catatan kecil
untuk
didiskusikan
dengan teman
kelompoknya.
5. Dari hasil diskusi,
peserta didik secara
individu merumuskan
pengetahuanberupa
jawaban atas soal
(berisi landasan dan
keterkaitan
konsep,metode, dan
solusi) dalam bentuk
tulisan (write) dengan
bahasanya sendiri.
Pada tulisan itu,
peserta didik
menghubungkan ide-
ide yang diperolehnya
melalui diskusinya
Mempersiapkan
siswa
berinteraksi
dengan teman
kelompok untuk
membahas isi
LKS (talk).
Guru sebagai
mediator
lingkungan
belajar.
Siswa
berdiskusi
untuk
merumuskan
kesimpulan
sebagai hasil
dari diskusi
dengan
anggota
kelompoknya.
6. Perwakilan kelompok
menyajikan hasil
diskusi kelompok,
sedangkan kelompok
lain diminta
memberikan
tanggapan.
Mempersiapkan
siswa menulis
sendiri
pengetahuan
yang
diperolehnya
(write)
Menulis
secara
sistematis
hasil
diskusinya
untuk
dipresentasi-
kan.
64
No Langkah model
Think Talk Write
(Hamdayama,
2014:219)
Langkah media audio
visual (Susilana,dkk,
2009:133)
Langkah pembelajaran
model Think Talk Write
dengan media audio visual
Kegiatan guru Kegiatan
siswa
7. Kegiatan akhir
pembelajaran adalah
membuat refleksi dan
kesimpulan atas materi
yang dipelajari.
Sebelum itu, dipilih
beberapa atau satu
orang peserta didik
sebagai perwakilan
kelompok
Guru meminta
masing-masing
kelompok
mempresentasik
an
pekerjaannya.
Guru memin
ta kelompok
lain untuk
menanggapi
jawaban.
Siswa
mempresentasi
kan hasil
diskusinya.
Siswa
menanggapi
jawaban
temannya
2.2 Kajian Empiris
Beberapa penelitian yang dapat digunakan sebagai pendukung antara
lain:
Lestari (2014) dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V SD Gugus IV Kecamatan Kuta Selatan”
menyimpulkan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia antara
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TTW
dengan yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V
SD Gugus IV Kecamatan Kuta Selatan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen menggunakan desain eksperimen semu yaitu
Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini
adalah kelas V SD Gugus IV Kecamatan Kuta Selatan. Sampel diambil
dengan teknik random sampling yaitu kelas VA SD No. 4 Jimbaran
sebagai kelompok eksperimen dan Kelas VA SD No. 10 Jimbaran
65
sebagai kelompok kontrol dengan jumlah masing-masing kelompok
sebanyak 36 orang siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan tes yang mencakup empat aspek keterampilan yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Analisis statistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji beda mean.
Analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar Bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran kooperatif tipe TTW dengan yang mengikuti pembelajaran
konvensional. Hal tersebut dibuktikan bahwa thitung =3,94 > ttabel (
=0,05, 70)= 2,00 dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar Bahasa
Indonesia kelompok eksperimen x = 75,92 > x = 68,03 kelompok
kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TTW berpengaruh terhadap hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Gugus IV Kecamatan Kuta Selatan.
Budiastuti (2014) yang berjudul “Peningkatan Motivasi Dan
Keterampilan Menulis Puisi Dengan Penerapan Pendekatan Kontekstual
Pada Siswa Sekolah Dasar” dapat disimpulkan bahwa Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus,
dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Sumber
data berupa peristiwa pembelajaran, informan, dan dokumen. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara
mendalam, tes, dan analisis dokumen. Validitas data yang digunakan
66
adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Data dianalisis dengan
teknik deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan
keterampilan menulis puisi siswa dari siklus I ke siklus II. Hal itu
ditunjukkan dengan adanya peningkatan: (1) motivasi siswa dari siklus I
ke siklus II yang cukup signifikan; (2) rata-rata nilai karya siswa, yaitu
dari 51,06 pada pratindakan menjadi 7,11 pada siklus I dan 80,57 pada
siklus II.
Sutrisnawati (2013) yang berjudul “Penggunaan Media Audio
Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyanyikan Lagu Wajib
Nasional Pada Siswa Sekolah Dasar” memperlihatkan bahwa
penggunaan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru
sebesar 21,42%, ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 30,5 % dan unjuk
kerja siswa meningkat 18,83%.
Utama (2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Dengan Strategi Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil
Belajar Ips Siswa Kelas V” menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil
penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan diketahui, terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran
think talk write dengan siswa yang belajar menggunakan model
konvensional di Gugus V Kecamatan Tegallalang tahun pelajaran
2013/2014. Perbedaan hasil belajar dapat diketahui berdasarkan skor
67
rata-rata yang diperoleh siswa. Skor rata-rata siswa yang belajar dengan
strategi pembelajaran think talk write lebih tinggi yaitu 20,59. Sedangkan
skor rata-rata siswa yang belajar dengan model pembelajaran
konvensional lebih rendah yaitu 17,4. Selain itu, berdasarkan uji
hipotesis yang telah dilakukan, diketahui nilai thitung lebih besar
dibandingkan dengan ttabel yaitu thitung = 2,54 dan ttabel = 2,00. Jadi,
terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar dengan
think talk write dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran
konvensional.
Suarjana (2013) penelitian berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Think Talk Write Berbantuan Media Gambar Terhadap
Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV Gugus 1 Kecamatan Tegallalang”
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran Think Talk Write dan siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di SD
Negeri 3 Tegallalang dan SD Negeri 5 Tegallalang tahun pelajaran
2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar IPA siswa kelompok
eksperimen dengan M = 51,13 tergolong pada kriteria tinggi dan hasil
belajar IPA siswa kelompok kontrol dengan M =39,54 tergolong pada
kriteria sedang. Adanya perbedaan yang signifikan ditunjukkan dengan
nilai uji-t = 12,46 ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran Think Talk Write lebih berpengaruh positif terhadap hasil
68
belajar IPA siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional.
Rasana (2013) dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran
Think Talk Write Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V
Semester II Di SD Gugus IX” menyimpulkan bahwa skor keterampilan
menulis puisi dan perbedaan skor rata-rata keterampilan menulis puisi
antara kedua kelompok sampel. Ditinjau dari kecenderungan skor,
sebaran data keterampilan menulis puisi siswa pada kelompok
eksperimen cenderung tinggi. Sebaliknya, sebaran data keterampilan
menulis puisi siswa pada kelompok kontrol cenderung rendah. Apabila
dilihat dari perbedaan rata-rata keterampilan menulis puisi, skor rata-rata
keterampilan menulis puisi siswa pada kelompok eksperimen adalah
92,88 (berada pada kriteria sangat tinggi), sedangkan skor rata-rata
keterampilan menulis puisi siswa pada kelompok kontrol adalah 59,47
(berada pada kriteria sedang). Hasil dari penelitian dengan menggunakan
strategi pembelajaran think talk write (TTW) terbukti berpengaruh
signifikan terhadap keterampilan menulis puisi siswa di kelas
eksperimen. Temuan di dalam penelitian ini membuktikan bahwa,
keterampilan siswa di dalam menulis puisi sangatlah baik. Unsur-unsur
puisi baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik puisi telah dipahami oleh
siswa. Di dalam pembelajaran dengan strategi think talk write siswa
sangat terlibat aktif untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga, nilai
siswa berkaitan dengan kegiatan menulis puisi sangatlah bagus. Temuan
69
ini dapat dilihat dari nilai siswa yang berada di atas kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Widiana (2013) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Paired Storytelling Berbantuan Media Audio Visual
Terhadap Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD”
dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak siswa yang belajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling
berbantuan media audio visual berbeda dengan siswa yang belajar
menggunakan model pembelajaran konvensional. Secara deskriptif,
kelompok yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
paired storytelling berbantuan media audio visual memiliki skor rata-rata
sebesar 21,10 yakni berada pada rentangan 17,5 < 21,10 < 22,5 dengan
kualifikasi tinggi, sedangkan kelompok yang belajar menggunakan
model pembelajaran konvensional memiliki skor rata-rata sebesar 17,28
yakni berada pada rentangan skor 12,5 < 17,28 < 12,5. Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan menyimak siswa yang belajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe paired storytelling
berbantuan media audio visual lebih baik dibandingkan keterampilan
menyimak siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Sugiarti (2014) yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran
Think Talk Write (TTW) Berbantuan Media Gambar Berseri Terhadap
keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Gugus 1
70
Kecamatan Kediri, Tabanan Tahun Ajaran 2013/2014” menunjukkan
bahwa penggunaan modelpembelajaran Think Talk Write peningkatan
hsil belajar bahasa indonesia secara signifikan, hal ini ditunjukkan
dengan data yang diperoleh dan diolah menggunakan metode statistik
inferensial (uji-t) yaitu Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh thit =
5,07 ≥ ttab = 2,000 pada taraf signifikansi 5%. hasil belajar bahasa
Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajara TTW (Think Talk Write) berbantuan media gambar berseri
dan yang dibelajarkan secara konvensional, dan dilihat dari nilai rata-rata
kelompok eksperimen = 84,17 > = 77,52 pada kelompok kontrol.
Zaheer Ahmad (2010) dengan judul “Effects of Cooperative
Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning
Experience and Achievement” (Pengaruh Pembelajaran Kooperatif vs
Tradisional Instruksi Calon Belajar Pengalaman dan Prestasi Guru) Data
dianalisis dengan menggunakan salah satu cara diulang tindakan analisis
varians (ANOVA) secara terpisah untuk kedua pengalaman belajar dan
prestasi. Hasil penelitian mengenai pertanyaan pertama "apakah ada
perubahan pengalaman belajar calon guru di bawah tiga berbeda kondisi
pembelajaran yaitu instruksi tradisional, CL longgar terstruktur dan
STAD model CL? "Mengungkapkan bahwa ada signifikan secara
statistik Perbedaan antara calon guru skor pengalaman belajar di tiga
kondisi (Wilks Lambda = .32, F (2, 28) = 29,26 p <0,01 multivariat eta
parsial kuadrat = .68). Sebagai perbedaan berarti pada pengalaman
71
belajar adalah signifikan pada p <0,01, perbandingan berpasangan
dijalankan untuk mengetahui efek perbandingan kondisi yang berbeda
pada pengalaman belajar siswa.
Sabra Brock (2011) penelitian yang berjudul “Empowering
PowerPoint: Slides and Teaching Effectiveness (Memberdayakan
PowerPoint: Slide dan Pengajaran Efektivitas) Penelitian ini
menggunakan observasi dari 17 kelas survei (total 353 siswa) informasi
mengelola-ment dilakukan di sebuah lembaga pasca-sekolah menengah
kecil di AS wilayah metropolitan utama. Hasil belajar dikumpulkan
melalui wawancara individu segera di usia kuliah tradisional kelas
selama periode waktu 2003 sampai 2009. Siswa sebagian besar diambil
dari Inggris (91,2% British) dan masing-masing siswa. Perempuan
mewakili 54,8% dari sampel. Jurusan sebelum dimasukkan bisnis
(48,0%), humaniora (33,1%), hukum (11,4%), dan lainnya (7,5%).
Sebanyak 144 siswa menyelesaikan wawancara untuk tingkat
penyelesaian 40,7%.Rata-rata jumlah slide yang digunakan per sesi 90
menit adalah 22,7 dengan rata-rata 27,8 kata per slide, terbagi atas 5,6
poin-poin. Instruktur melaporkan berubah slide dari waktu ke waktu,
kebanyakan dengan menambahkan elemen grafis seperti gambar.
Beberapa juga termasuk alamat web, grafik, suara, animasi, pertanyaan
diskusi, dan latihan. Pengujian statistik yang digunakan untuk mengukur
berbeda-ences digunakan instruktur dari PowerPoint dan hubungannya
dengan gaya mengajar.
72
Bobbette M. Morgan, EdD (2012) dengan judul “Teaching
Cooperative Learning with Children’s Literature (Mengajar
Pembelajaran Kooperatif dengan Sastra Anak) Fokus dari makalah ini
adalah untuk mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kenikmatan anak-
anak sastra. Struktur tujuan dan unsur-unsur pembelajaran kooperatif
disajikan dan didefinisikan berdasarkan model Johnson dan Johnson.
Ringkasan penelitian tentang kedua daerah, pembelajaran kooperatif dan
sastra mengajar anak-anak, dibagikan. Contoh sastra anak-anak dan
beberapa sumber daya untuk menarik dari dimasukkan.
Setting panggung untuk pembelajaran kooperatif di kelas
keaksaraan membantu siswa berpikir, berbicara, dan menulis lebih jelas,
lebih banyak mendengar dengan penuh perhatian dan hormat terhadap
ide-ide orang lain, bergiliran dalam percakapan, menggunakan teks untuk
mendukung ide-ide mereka, dan menjadi lebih tenggelam dalam bekerja
sama.
Penelitian dapat digunakan acuan oleh peneliti bahwa penerapan
model pembelajatan kooperatif tipe Think Talk Write merupakan salah
satu alternative dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi pada
siswa. Sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar siswa karena
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think Talk Write
inimemberikan peluang kepada siswa dalam menuangkan ide, kreatifitas,
aktif dan kooperatif dalam membuat tulisan khususnya menulis puisi.
73
2.3 Kerangka Berfikir
Bagan 2.1 Kerangka berfikir
Kondisi Awal
Pelaksanaan
Kondisi Akhir
1. Siswa
Rendahnya minat dan motivasi belajar pada diri siswa
dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi.
2. Guru
Guru kurang variatif melakukan pembelajaran dan
dalam melatih siswa mengembangkan keterampilan
menulis puisi
3. KBM
1. Pembelajaran kurang kondusif, karena siswa pasif
dalam pembelajaran
Pemilihan tindakan dengan menggunakan model Think Talk
Write dengan media audio visual, langkah-langkahnya yaitu :
1. Dengan menggunakan LCD guru menjelaskan materi tentang
puisi, jenis-jenis puisi dan contoh puisi.
2. Dari penjelasan tersebut siswa diberi pertanyaan mengenai
penjelasan guru
3. Secara individu siswa disuruh membaca dan membuat catatan
kecil tentang lembar kerja yang sudah mereka kerjakan untuk
di diskusikan. (think)
4. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang heterogen, setiap
kelompoknya terdiri dari 4 siswa.
5. Siswa secara berkelompok berinteraksi dan berkolaborasi
dengan teman untuk membahasa isi catatan.gru berperan
sebagai mediator lingkungan belajar. (talk)
6. Siswa mengkontruksikan secara individu dengan menulis
hasil diskusinya ke dalam bahasanya sendiri (write)
7. Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi kelompok,
sedangkan kelompok lain menanggapi.
8. Mengerjakan soal evaluasi
9. Bersama-sama membuat kesimpulan dari permasalahan yang
diberikan.
a. Keterampilan guru meningkat
b. Aktivitas siswa meningkat
c. Keterampilan menulis puisi siswa meningkat
74
Kondisi Awal : Guru hanya menggunakan motode ceramah
sehingga membuat siswa bosan pada pembelajaran bahasa Indonesia
khusunya dalam menulis puisi, dilihat dari antusias yang kurang dalam
pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan : Peneliti menggunakan model Think Talk
Write dengan media audio visual dalam pembelajaran. Model
pembelajaran Think Talk Write didasarkan pada pemahaman bahwa
belajar adalah sebuah perilaku sosial. Dalam model pembelajaran ini,
siswa didorong untuk berfikir, berbicara, dan kemudian menuliskan hal
yang berkenaan dengan topik yang dibahas.motode ini merupakan metode
yang dapat melatih kemampuan berfikir dan menulis siswa. Dengan
menerapkan model pembelajaran Think Talk Write dengan media audio
visual, maka siswa akan merasa senang dan tertarik akan pembelajaran
menulis puisi sehingga akan memudahkan siswa memahami materi
pembelajaran. Siswa akan mengetahui juga dapat mengetahui bagaimana
cara menulis puisi yang baik. Selain itu dengan model pembelajaran Think
Talk Write yang menggunakan media audio visual, proses pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya menulis puisi akan menjadi lebih
menyenangkan. Guru menjadi fasilitator sekaligus motivator yang bertugas
untuk memfasilitasi siswa dan membangkitkan motivasi siswanya dalam
menulis puisi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model Think
Talk Write dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan
75
menulis puisi sehingga hasil belajar siswa yang diperoleh juga akan
semakin meningkat.
Kondisi Akhir : Melalui penerapan model pembelajaran Think Talk
Write yang menggunakan media audiovisual didapatkan bahwa
keterampilan guru meningkat, aktivitas siswa meningkat dan keterampilan
siswa membuat puisi meningkat.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan bahwa :
1. Penerapan model Think Talk Write menggunakan media audio visual
mampu meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran
bahasa Indonesia pada kelas III SDN Ngijo 01 Semarang
2. Penerapan model Think Talk Write menggunakan media audio visual
mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia pada kelas III SDN Ngijo 01 Semarang
3. Penerapan model Think Talk Write menggunakan media audio visual
mampu meningkatkan keterampilan siswa menulis puisi pada kelas
III SDN Ngijo 01 Semarang
76
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut
Arikunto, dkk (2014:16-19) pelaksanaan PTK meliputi empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Keempat tahap penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam
bagan sebagai berikut :
77
Bagan 3.1 Desain model Penelitian Tindakan Kelas
Berikut adalah pemaparan mengenai langkah-langkah dalam penelitian
tindakan kelas menurut Arikunto dkk. (2014:17-19)
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Observasi
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Observasi
Siklus I
Siklus II
dst
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Observasi Siklus III
78
3.1.1 Perencanaan
Kegiatan perencanaan antara lain sebagai berikut: (1) identifikasi
masalah;(2) perumusan masalah dan analisis penyebab masalah; dan (3)
pengembangan intervensi dan solusi. Dalam penelitian ini akan menggunakan
3 siklus dalam pelaksanaannya.
Tahap perencanaan sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah yang terjadi di kelas;
b. Merumuskan masalah dan menganalisis penyebab masalah;
c. Mencari solusi dari masalah;
d. Menelaah SK dan KD mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III yang akan
dilakukan tindakan penelitian;
e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator;
f. Menyiapkan media pembelajaran berupa audiovisual ;
g. Menyiapkan lembar observasi, alat evaluasi, menyiapkan lembar catatan
lapangan dan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, aktivitas
dan keterampilan siswa;
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan penelitian
dikelas. Dalam tahap pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan pembelajaran
sesuai rencana yang dibuat. Selama melaksanakan tindakan, guru sebagai
pelaksana tindakan berperan sebagai pengajar dan pengumpul data.
Penelitian dilaksanakan tiga siklus, tiap siklus terdapat satu pertemuan.
Materi yang diajarkan adalah menulis puisi dengan Kompetensi Dasar 8.2
79
Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.
3.1.3 Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan sengan pelaksanaan
tindakan, kolaboratif bersama teman sejawat untuk mengamati aktivitas siswa,
tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis puisi
melalui model Think Talk Write menggunakan media audiovisual.
3.1.4 Refleksi
Kegiatan refleksi, mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dalam menulis puisi, hasil pengamatan
aktivitas siswa dan ketercapaian indikator maka peneliti malakukan perbaikan
pada siklus kedua dan ketiga agar pelaksanaanya lebih optimal. Penelitian
direncanakan dalam tiga siklus, apabila belum mencapai indikator maka
dilanjutkan siklus berikutnya.
3.2 PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 3 siklus dengan masing-masing
siklus terdiri dari 1 pertemuan.
3.2.1 Siklus Pertama
3.2.1.1 Perencanaan
1. Membuat RPP dengan materi :
Muatan
Pembelajaran
B.Indonesia-IPS
80
Standar Kompetensi B.Indonesia
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi dalam karangan sederhan dan puisi
IPS
2.Memahami jenis pekerjaan dan jenis
penggunaan uang
Kompetensi Dasar B.Indonesia
8.2 Menulis Puisi berdasarkan gambar dengan
pikiran kata yang menarik
IPS
2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan.
Materi Pembelajaran 1. Penentuan tema Puisi
2. Jenis-jenis pekerjaan yang ada di desa.
Indikator B.Indonesia
8.2.1. Membaca puisi dengan lafal dan intonasi
yang tepat.
8.2.2. Menulis puisi berdasarkan gambar dengan
bahasa sendiri
IPS
2.1.1 Menyebutkan jenis pekerjaan penduduk
yang tinggal di desa.
2. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa audiovisual
3. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
81
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru,
dan proses pembelajaran.
3.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan awal
a. Pengkondisian kelas, salam, do‟a, dan presensi.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru memberi motivasi pada siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa memperhatikan tayangan materi pada LCD tentang jenis jenis
pekerjaan yang ada didesa (eksplorasi)
b. Siswa membuat catatan kecil berupa hal yang diketahui dan tidak
diketahui (think)(elaborasi)
c. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri masing masing
kelompok 4 siswa. (elaborasi).
d. Secara berkelompok siswa berinteraksi dengan teman untuk mebahasa
isi catatan yang sudah mereka buat. (talk) (elaborasi)
e. Siswa mengkontruksikan secara individu dengan menulis hasil
diskusinya kedalam bahasanya sendiri. (write) (elaborasi)
f. Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi kelompok, sedangkan
kelompok lainnya menanggapi. (konfirmasi)
g. Guru diberikan pujian pada kelompok yang terbaik.(konfirmasi)
3. Kegiatan akhir
82
a. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi yang telah di
pelajari.
b. Siswa mengerjakan evaluasi membuat puisi dengan tema jenis-jenis
pekerjaan yang ada di desa.
c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang pelajaran yang belum
dipahami.
d. Guru menutup pelajaran.
3.2.1.3 Observasi
Pengamatan terhadap proses pembelajaran malalui model pembelajaran
Think Talk Write dengan media audiovisual dilakukan peneliti bersama teman
sejawat, kegiatan observasi yang dilakukan pada siklus I meliputi :
a. Pengamatan terhadap aktivitas siswa saat ini pembelajaran menulis puisi
melalui model Think Talk Write menggunakan media audiovisual.
b. Melakukan penilaian terhadap keterampilan menulis siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Think Talk
Write menggunakan media audiovisual.
3.2.1.4 Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan dan observasi siklus I, maka refleksi pada
siklus I diantaranya sebagai berikut :
1. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I
2. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus I
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I
4. Menyiapkan pelaksanaan siklus II.
83
3.2.2 Siklus kedua
3.2.2.1 Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus kedua adalah memperbaiki dan
menyempurnakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus pertama.
Dalam penelitian ini, perencanaan yang dilakukan oleh peneliti meliputi :
1. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi berikut
penetapan alternatif pemecahannya.
2. Menyusun RPP dengan materi :
Muatan Pembelajaran B.Indonesia-IPS
Standar Kompetensi B.Indonesia
8.Mengungkapkan pikiran,perasaan dan informasi
dalam karangan sederhana dan puisi
IPS
2.Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
Kompetensi Dasar B.Indonesia
8.2 Menuliskan puisi berdasarkan gambar dengan
pilihan kata yang menarik
IPS
2.2. Memahami pentingnya semangat kerja
Materi Pembelajaran 1. menulis puisi dengan kata yang menarik
2. memahami pentingnya memiliki semangat kerja
Indikator B.Indonesia
84
8.2.1. Membaca puisi dengan lafal dan intonasi
yang tepat.
8.2.2. Menulis puisi berdasarkan gambar dengan
bahasa sendiri
IPS
2.2.4. Menjelaskan pentingnya memiliki semangat
dalam bekerja.
2.2.5. Menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki
semangat kerja.
3. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi.
4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
5. Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati
aktivitas siswa, guru, dan proses pembelajaran.
6. Pengembangan program tindakan yang perlu untuk mengatasi masalah yang
muncul atau yang belum teratasi melalui tindakan pada siklus I.
3.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan awal
a. Pengkondisian kelas, salam, do‟a, dan presensi
b. Apersepsi: Guru menanyakan pelajaran yang sudah dibahas pada
pertemuan sebelumnya.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Guru memberi motivasi pada siswa.
85
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi tentang pentingnya memiliki semangat kerja
dengan menayangkan sound slide pada LCD (eksplorasi)
b. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dan membuat catatan dari
materi yang di pelajari (think)(eksplorasi)
c. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri
dari 4 siswa. (elaborasi)
d. Secara berkelompok siswa berinteraksi dengan teman untuk membahas
isi catatan yang sudah mereka buat (talk) (elaborasi)
e. Siswa mengkontruksikan secara individu dengan menulis hasil
diskusinya ke dalam bahasanya sendiri. (write) (elaborasi)
f. Perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi kelompok, sedangkan
kelompok lain bertugas untuk menanggapi. (konfirmasi)
g. Guru memberikan pujian pada kelompok yang terbaik. (konfirmasi)
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi yang telah di pelajari.
b. Siswa diberi kesempatan untukl bertanya tentang pelajaran yang belum
dipahami.
c. Guru menutup pelajaran.
3.2.2.3 Observasi
86
Pengamatan terhadap proses pembelajaran malalui model pembelajaran
Think Talk Write dengan media audiovisual dilakukan peneliti bersama teman
sejawat, kegiatan observasi yang dilakukan pada siklus II meliputi :
a. Pengamatan terhadap aktivitas siswa saat ini pembelajaran menulis
puisi melalui model Think Talk Write menggunakan media audiovisual.
b. Melakukan penilaian terhadap keterampilan menulis siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Think Talk
Write menggunakan media audiovisual.
3.2.2.4 Refleksi
1. Bersama tim kolaborator mengkaji proses pelaksanaan tindakan pada
siklus II melalui lembar hasil observasi dan catatan lapangan.
2. Menganalisis proses dan hasil pembelajaran pada siklus II berdasarkan
hasil pengamatan dan studi dokumentasi.
3. Mengkaji hasil penelitian tindakan pada siklus II dan mengidentifikasi
indikator keberhasilan tindakan siklus II sesuai indikator keberhasilan
yang telah disusun.
4. Mengkaji permasalahan yang muncul pada siklus II bersama tim
kolaborator.
5. Merencanakan solusi pemecahan masalah yang muncul pada siklus II.
6. Menyusun rencana tindak lanjut jika belum mencapai indikator
keberhasilan yang diharapkan.
3.2.3 Siklus Ketiga
87
3.2.3.1 Perencanaan
1. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus II dan belum teratasi
berikut penetapan alternatif pemecahannya.
2. Menyusun RPP dengan materi :
Muatan
Pembelajaran
B.Indonesia-PKn-SBK
Standar Kompetensi B.Indonesia
8.Mengungkapkan pikiran,perasaan dan
informasi dalam karangan sederhana dan puisi
PKn
4. Memiliki kebanggaan sabagai bangsa
Indonesia
SBK
9. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar B.Indonesia
8.2 Menuliskan puisi berdasarkan gambar
dengan pilihan kata yang menarik
PKn
4.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti
kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.
SBK
9.1 Mengekspresikan diri melalui gambar
88
imajinatif mengenai alam sekitar
Materi Pembelajaran 1. Menulis puisi dengan kata yang menarik dan
mendengarkan puisi teman secara bergilir
2. Menjelaskan cara memelihara dan
melestarikan alam
3. Gambar imajinatif alam sekitar
Indikator B.Indonesia
8.2.1 menulis puisi dengan bahasa semdiri yang
menarik
PKn
4.1.1 Mengidentifikasi cara manusia dalam
memelihara alam
4.1.2 menyebutkan cara manusia melestarikan
alam
SBK
9.1.1 Membuat gambar imajinatif mengenai alam
sekitar
3. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi.
4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
5. Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk
mengamati aktivitas siswa, guru, dan proses pembelajaran.
89
6. Pengembangan program tindakan yang perlu untuk mengatasi
masalah yang muncul atau yang belum teratasi melalui tindakan pada
siklus II.
3.2.3.2 Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan Awal
a. Pengkondisian kelas, salam, do‟a dan presensi
b. Apersepsi : guru menanyakan pelajaran yang sudah dibahas pada
pertemuan sebelumnya
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru memberikan motivasi kepada siswa
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi tentang cara menulis puisi dengan
pemilihan kata yang menarik dan berdasarkan gambar dengan
menayangkan sound slide pada LCD. (eksplorasi)
b. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang keindahan
alam yang ada di Indonesia. (eksplorasi)
c. Secara individu siswa membuat catatan kecil tentang materi
pelajaran yang di tayangkan pada LCD . (think) (elaborasi)
d. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 4 siswa. (elaborasi)
e. Secara berkelompok siswa berinteraksi dengan teman untuk
membahas isi catatan yang sudah mereka buat sebelumnya.
(talk)(elaborasi)
90
f. Siswa mengkontruksikan secara individu dengan menuliskan hasil
diskusinya dalam bahasanya sendiri. (write)(elaborasi)
g. Perwakilan kelompok mewakili kelompoknya untuk membacakan
hasil diskusinya, sedangkan kelompok lain mananggapi.
(konfirmasi)
h. Guru memberikan pujian pada kelompok yang terbaik.
(konfirmasi)
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama dengan guru menyimpilkan materi
b. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelajaran
yang belum dipahami
c. Guru menutup pelajaran
3.2.3.3 Observasi
Pengamatan terhadap proses pembelajaran malalui model pembelajaran
Think Talk Write dengan media audiovisual dilakukan peneliti bersama teman
sejawat, kegiatan observasi yang dilakukan pada siklus II meliputi :
a. Pengamatan terhadap aktivitas siswa saat ini pembelajaran menulis
puisi melalui model Think Talk Write menggunakan media
audiovisual.
b. Melakukan penilaian terhadap keterampilan menulis siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Think
Talk Write menggunakan media audiovisual.
91
3.2.3.4 Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III secara umum sudah berjalan
baik dan sesuai dengan sintaks pembelajaran yang menggunakan model Think
Talk Write dengan bantuan media audiovisual yang lebih inovatif. Aktivitas
yang ditunjukkan siswa sudah meningkat. Siswa lebih aktif dan antusias dalam
pembelajaran dengan bantuan media audiovisual yang berupa sound slide yang
ditayangkan pada layar LCD. Dikarenakan aktivitas siswa dan keterampilan
menulis puisi sudah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian
dicukupkan pada siklus ketiga tetapi apabila masih ada kekurangan dapat
dilakukan siklus selanjutnya.
3.3 SUBYEK PENELTIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ngijo 01 Kecamatan Gunungpati
Semarang. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SDN Ngijo 01
Semarang yang terdiri dari 28 siswa, meliputi 14 siswa perempuan dan 14
siswa laki-laki.
3.4 TEMPAT PENELITIAN
Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas
III SDN Ngijo 01 Semarang. Jalan Raya Ngijo kelurahan Ngijo Kecamatan
Gunungpati Semarang. (024) 6932341.
92
3.5 DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA
3.5.1 Sumber Data
3.5.1.1 Guru
Dari data guru diperoleh melalui lembar observasi keterampilan guru
dalam pembelajaran menulis puisi melalui model Think Talk Write dengan
media audio visual.
3.5.1.2 Siswa
Data dari siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa selama
pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ketiga dan hasil evaluasi.
3.5.1.3 Data Dokumen
Sumber data dokumen berupa data skor awal sebelum dilakukan
tindakan atau solusi terhadap pembelajaran, data skor setelah tindakan.
Sehingga data berupa daftar nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran puisi
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III SDN Ngijo 01 Semarang.
3.5.1.4 Catatan Lapangan
Peneliti juga menggunakan catatan lapangan, dicatat sesuai proses
pembelajaran, mengenai kegiatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis
puisi melalui model Think Talk Write dengan media audio visual.
3.5.2 Jenis Data
3.5.2.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar dari keterampilan menulis
puisi yang sudah dilakukan secara individu. Data kuantitatif diperoleh melalui
penghitungan atau pengukuran. Data yang didapatkan adalah nilai hasil belajar
93
yang diperoleh melalui instrumen tes pada setiap akhir siklus. Sehingga data
kuantitatif ini didapatkan dari hasil pengambilan skor siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia setelah menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write
dengan media audio visual.
3.5.2.2 Data Kualitatatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan
lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan catatan lapangan
pembelajaran bahasa Indonesia sengan menggunakana model pembelajaran
Think Talk Write dengan media audio visual.
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data
3.5.3.1 Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek dapat berupa ke-
cakapan peserta didik, minat, motivasi, dan sebagainya (Widoyoko, 2013: 45).
Metode tes ini dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Dalam pene-
litian ini, tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes dilaksanakan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan sejauh mana keterampilan siswa
dalam menulis puisi setelah dilakukan tindakan selama siklus yang akhirnya
akan diperoleh data hasil belajar siswa atau tingkat keberhasilan siswa selama
mengikuti pelajaran.
Dalam penelitian ini teknik tes berupa tes tertulis yaitu dengan
menggunakan alat pengumpulan data berupa soal evaluasi yang diberikan
kepada siswa pada setiap akhir pertemuan dalam setiap siklus. Tes dalam
94
penelitian ini digunakan untuk mengukur atau memberi angka terhadap proses
pembelajaran ataupun pekerjaan siswa sebagai hasil belajar yang merupakan
cerminan tingkat penguasaan terhadap materi yang diajarkan.
3.5.3.2 Observasi
Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan dengan menggunakan
berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang di amati
(Poerwanti 2008:3.22). observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
menggambarkan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan model Think Talk Write dengan media audio visual.
3.5.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumenen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2014:201).
Dalam penelitian ini metode dokumen digunakan untuk memperoleh data
nama-nama siswa subyek penelitian dan nilai atau hasil evaluasi siswa yang
digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa.
3.5.3.4 Catatan Lapangan
Catatan lapangan yaitu catatan yang digunakan oleh peneliti untuk
mendiskripsikan hasil rekaman peristiwa yang terjadi dilapangan. Catatan ini
dibuat selama pembelajaran menggunakan model Think Talk Write dengan
media audiovisual. Apabila ada hal-hal yang muncul dalam proses
pembelajaran, catatan lapangan berguna untuk memperkuat data yang
95
diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan
refleksi.
3.6 Teknik Analis Data
3.6.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa data hasil belajar kognitif
yang diperoleh melalui tes yang kemudian dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif . Aspek-aspek yang di analisa berupa jumlah jawaban
yang benar, jumlah jawaban yang salah, nilai rata-rata kelas, ketuntasan
belajar secara individu dan ketuntasan belajar secara klasikal. Poerwanti
(2008:6.3) analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar
siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya,
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi atau tes akhir siklus berupa soal
tes tertulis, dihitung menggunakan rumus:
1) Data hasil belajar siswa dianalisa dengan menggunakan rumus:
(Poerwanti, 2008:6-3)
Keterangan:
B = banyak butir yang dijawab benar
N = banyaknya butir soal
2) Data nilai rata-rata dianalisa dengan rumus :
Keterangan:
Skor = 𝐵
𝑁 x 100
X = ∑𝑋
∑𝑁
96
X = nilai rata-rata
∑X = jumlah semua nilai siswa
∑N = jumlah siswa
3) Data ketuntasan belajar dianalisa dengan rumus:
Ada dua ketuntasan belajar yaitu secara perseorangan dan secara
klasikal. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal,
digunakan rumus sebagai berikut:
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan
belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu tuntas
dan tidak tuntas sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar
3.6.2 Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil obeservasi, serta hasil catatan lapangan
dan dokumentasi dengan analisis deskriptif kualitatif. Dengan cara
diorganisasikan, diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang menjadi fokus
analisis menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Kriteria Ketuntasan
Klasikal
Kriteria Ketuntasan
Individual
Kualifikasi
≥ 80% ≥ 66 Tuntas
< 80% < 66 Tidak Tuntas
% ketuntasan belajar = jumlah siswa yang tuntas
jumlah seluruh siswa× 100%
(Aqib,2011:41)
97
Adapun data keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan
menulis dianalisis berdasarkan kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang
berdasarkan skor yang telah ditetapkan.
Untuk menentukan letak kuartil, dapat dilakukan dengan cara berikut.
1) Menentukan skor maksimal dan skor minimal.
2) Menentukan median.
Skor maksimal+skor minimal
Median =
2
( Poerwanti, 2008 :6.9)
3) Membagi setiap rentang nilai menjadi 4 kategori (sangat baik, baik,
cukup, kurang). Jika:
R = skor terendah
T = skor tertinggi
n = banyaknya skor
Q1 = kuartil pertama
Letak Q1 = ( n +2 ) untuk data genap atau Q1 = ( n +1 ) untuk
data ganjil.
Q2 = median
Letak Q2 = ( n+1 ) untuk data ganjil atau genap
Q3 = kuartil ketiga
98
Letak Q3 = (3n +2 ) untuk data genap atau Q3 = ( n +1 ) untuk
data ganjil.
Q4= kuartil keempat = T
Maka akan di dapat:
Tabel 3.2 Kategori Ketuntasan
Skala penilaian Kategori penilaian
Q3 ≤ skor ≤ T Sangat Baik
Q2 ≤ skor < Q3 Baik
Q1 ≤ skor < Q2 Cukup
R ≤ skor < Q1 Kurang
(Herrhyanto, 2009 :5.3)
Deskripsi kualitatif keterampilan guru, aktivitas siswa dan
keterampilan menulis siswa disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.3 Kategori Penilaian Keterampilan Guru
Skor Kategori
28≤skor<36 Sangat Baik
19≤skor<28 Baik
9,5≤skor<19 Cukup
0≤skor<9,5 Kurang
99
Tabel 3.4 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa
Skor Kategori
28≤skor<36 Sangat Baik
19≤skor<28 Baik
9,5≤skor<19 Cukup
0≤skor<9,5 Kurang
Tabel 3.5 Kategori Penilaian Keterampilan Siswa
Skor Kategori
13≤skor≤16 Sangat Baik
9≤skor≤13 Baik
4,5≤skor≤9 Cukup
0≤skor≤4,5 Kurang
3.7 Indikator Keberhasilan
Penerapan model pembelajatan Think Talk Write dengan media
audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas III
SDN Ngijo 01 Semarang dengan indikator sebagai berikut:
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan
model pembelajaran Think Talk Write menggunakan media
audiovisual meningkatkan kriteria sekurang-kurangnya baik.
2. Aktivitas siswa meningkat dalam pembelajaran bahasa Indonesia
dengan penerapan model pembelajaran Think Talk Write
menggunakan media audiovisual dengan kriteria sekurang-kurangnya
baik.
100
3. Keterampilan siswa dalam menulis puisi menggunakan model Think
Talk Write menggunakan media audiovisual berhasil meningkat
dengan ketuntasan belajar individual sebesar ≥66 dengan ketuntasan
belajar klasikal sebesar 80% (22 siswa)
205
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan model Think Talk Write berbantuan media audiovisual pada
siswa kelas III SDN Ngijo 01 Semarang, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Keterampilan guru pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan
model Think Talk Write berbantuan media audiovisual mengalami
peningkatan. Pada siklus I jumlah skor yang diperoleh sebesar 23 dengan
kategori baik, pada siklus II meningkat menjadi 27 dengan kategori baik dan
jumlah skor 30 dengan kategori sangat baik pada siklus III. Hasil penelitian
tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dengan
kategori sekurang-kurangnya baik.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan
model Think Talk Write berbantuan media audiovisual menunjukan adanya
peningkatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia pada siklus I mendapatkan rata-rata skor 19,39
dengan kriteria baik, rata-rata skor meningkat pada siklus II menjadi 24,76
dengan kriteria baik dan pada siklus III rata-rata skor meningkat menjadi 28,82
dengan kriteria sangat baik. Hasil penelitian telah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan dengan kategori sekurang-kurangnya baik.
206
Hasil keterampilan siswa menulis puisi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia menggunakan model Think Talk Write berbantuan media
audiovisual juga menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I persentase
ketuntasan siswa sebesar 60,7% dengan rata-rata 64,1. Ketuntasan hasil belajar
klasikal pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 71,43% dengan rata-
rata 70,08. Kemudian diperoleh data pada siklus III, ketuntasan belajar klasikal
mengalami peningkatan menjadi 85,72% dengan rata-rata 80,13 yang termasuk
kategori sangat baik. Berdasarkan perolehan data tersebut, hasil belajar siswa
telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan
klasikal sekurang-kurangnya dengan kategori baik dan ≥80%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan
penelitian ini telah terbukti yaitu dengan pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan model Think Talk Write berbantuan media audiovisual dapat
meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa
menulis puisi kelas III SDN Ngijo 01 Semarang.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas yang
dilakukan pada siswa kelas III SDN Ngijo 01 Semarang, peneliti memberikan
saran sebagai berikut.
207
5.2.1 Bagi guru
Penerapan model Think Talk Write berbantuan media audiovisual
terbukti dapat meningkatkan kualitas keterampilan menulis puisi pada
pembelajaran bahasa Indonesia yaitu pada keterampilan guru, aktivitas siswa,
dan keterampilan menulis puisi. Oleh karena itu, model Think Talk Write
berbantuan media audiovisual dapat dijadikan acuan guru sebagai solusi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran yang lain. Selain itu
diharapkan guru dapat senantiasa mengembangkan model pembelajaran
inovatif dan memaksimalkan penggunaan media pembelajaran sehingga tujuan
pembe lajaran dapat tercapai.
5.2.2 Bagi siswa
Melalui penerapan model model Think Talk Write berbantuan media
audiovisual terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan
menulis siswa karena dalam pembelajaran tersebut siswa dapat terlibat aktif
dalam pembelajaran, suasana pembelajaran di kelas lebih menyenangkan dan
siswa lebih mudah memahami materi melalui media yang digunakan.
5.2.3 Bagi Sekolah/Lembaga
Penelitian melalui model Think Talk Write berbantuan media
audiovisual ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga dapat
meningkatkan mutu akreditasi sekolah. Hasil Penelitian melalui model Think
Talk Write berbantuan media audiovisual dapat digunakan sebagai
pertimbangan untuk menaikkan KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas III SDN Ngijo 01 Semarang.
208
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Zaheer. 2013. Effects Of Cooperative Learning Vs. Traditional
Instruction On Prospective Teachers’ Learning Experience And
Achievement. http://dergiler.ankara.edu.tr/dergiler/40/1342/15555.pdf
Anitah, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi dkk.2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara
Aritonang, Keke Taruli. 2013. Catatan Harian Guru: Menulis itu Mudah.
Yogyakarta: CV. Andi Offset
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Asyhar, Rayandra. 2012.Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi Jakarta
Budiastuti,2014.Skripsi: Peningkatan Motivasi Dan Keterampilan Menulis
Puisi Dengan Penerapan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Sekolah
Dasar :
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bhs_indonesia/article/view/4054
Bobbette M. Morgan, EdD.2012. Teaching Cooperative Learning with
Children‟s Literature. National Forum Of Teacher Education Journal
22(3): 1-12
http://www.nationalforum.com/ElectronicJournalVolumes/Bobbette,
MorganTeachingCooperativeLearningwithChildrenLiteratureNFTEJ/
V22N32012.pdf
Brock, Sabra,Yogini Joglekar.2011. Empowering PowerPoint: Slides and
Teaching Effectiveness. Interdisciplinary Journal of Information,
Knowledge, and Management. 6(2): 1-10
http://www.ijikm.org/Volume6/IJIKMv6p085-094Brock545.pdf
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas
209
Depdiknas .2006. Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta: BP. Cipta Jaya
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
,Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Djojosuroto, Kinayati. 2009. Puisi Pendekatan dan Pembelajaran.Bandung:
Penerbit Nuansa
Doyin, Mukh dan Wagiran. 2011. Bahasa Indonesia, Pengantar Penulisan
Karya Ilmiah. Semarang: UNNES press
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
. 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: CV Pustaka Setia
Hamdayama, Jumanta.2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia
Herrhyanto, Nar dan H.M Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta:
Universitas Terbuka
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
.2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jabrohim, dkk. 2009.Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kosasih, E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia.Yogyakarta: Nobel Edumedia
210
Lestari, I Made Ayu Murni. 2014. Skripsi: Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TTW Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa
Kelas V SD Gugus IV Kecamatan Kuta Selatan:
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1888
Mulyati, Yeti. 2005. Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka
Mutakdir, Abdul. 2011. Skripsi : Penerapan Metode Think, Talk, Write (TTW)
dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Eksposisi Pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Surabaya:
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal_wacana/article/view/5221
vol 6
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009 tentang Sekolah Bertaraf Internasional
pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
Poerwanti, Endang. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas
Pradopo, Rachmat Djoko. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Rasana, Pt. Raka, dkk. 2013. Skripsi. Pengaruh Strategi Pembelajaran Think
Talk Write Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V
Semester II di SD Gugus IX.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1494/Vo
l1
211
Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan.
Semarang: UNNES Press
Rusman.2014. Model-model pembelajaran-mengembangkan profesionalisme
guru. Jakarta: Rajawali Pers
Santosa, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Sayuti. Suminto A. 2010. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media
Slameto. 2010. Belajar danFaktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta
Suarjana,Md, dkk. 2013. Skripsi. Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk
Write Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa
Kelas IV Gugus 1 Kecamatan Tegallalang.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/856/728
/vol1
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susilana, Rudi, dkk. 2009. Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung : CV Wacana Prima. (online).
https://books.google.co.id/ media+pembelajaran.
Sutrisnawati. 2013. Jurnal Ilmiah : “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYANYIKAN
LAGU WAJIB NASIONAL PADA SISWA SEKOLAH DASAR”.
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-
pgsd/article/view/3176 vol6 no 2
212
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis, Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011. Belajar & Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
UUD‟45. 2009. Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemennya. Bandung:
Nuansa Aulia
Usman, Moh. Uzer. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Widiana, I wayan, dkk. 2013. Skripsi. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Paired Storytelling Berbantuan Media Audio Visual
Terhadap Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia Siswa Kelas V
SD
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/826/vol
1
Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka
Widoyoko, Eko Putro. 2013. Evaluasi Program pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
213
LAMPIRAN 1
RPP SIKLUS 1, II, & III
214
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Sekolah : SDN Ngijo 01 kota Semarang
Kelas/ semester : III / 2
Mata Pelajaran :BAHASA INDONESIA-IPS
Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (3 X 35 menit)
JARING-JARING TEMATIK
Tema : Pedesaan
Kelas/Semester : III / 2
PEDESAAN
IPS
2.1 Mengenal jenis –
jenis pekerjaan
Bahasa Indonesia
8.2 Menulis puisi
berdasarkan gambar
dengan pikiran kata yang
menarik
215
A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
8 Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam karanga sederhana
dan puisi
IPS
2. Memahami jenis pekerjaan dan jenis penggunaan uang
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pikiran kata yang menarik
IPS
2.1 Mengenal jenis – jenis pekerjaan
C. Indikator
8.2.1. Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
8.2.2. Menulis puisi berdasarkan gambar dengan bahasa sendiri
IPS
2.1.1 Menyebutkan jenis pekerjaan penduduk yang tinggal di desa
D. TUJUAN PELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar, siswa dapat menetukan tema untuk membuat
puisi
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan langkah
pembuatan puisi
3. Dengan mengamati tempat sekitar, siswa dapat menemukan inspirasi
untuk dijadikan tema tema puisi
216
4. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menuliskan kembali puisi
menggunakan bahasanya sendiri dengan baik dan benar
5. Dengan membuat think talk write, siswa dapat membuat puisi dengan baik.
E. MATERI POKOK
- Kenampakan Alam
- Penentuan tema
- Teks Puisi berdasarkan bahasa anak
-
F. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
- Diskusi
- Tanya jawab
- Ceramah
- Model Pembelajaran : Think Talk Write
G. Persiapan
1. Sebelum Pembelajaran dimulai, guru mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam pembelajaran
2. Lembar Kerja Siswa ( LKS ) setiap kelompok 1 lembar
3. Lembar Tugas Siswa ( LTS ) setiap siswa 1 lembar
H. Langkah – langkah Pembelajaran / Skenario Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan
Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
Prinsip
Pakem
Pengelolaan
Kelas
Awal 1. Menuliskan judul materi
di papan tulis dan
menyampaikan tujuan
sesuai indikator yang
akan di capai
2. Guru menggali materi
prasyarat dengan
menanyakan beberapa
35 menit Komunikasi
interaksi
guru dengan
siswa
Klasikal
Klasikal/Indivi-
du
217
hal pada siswa antara lain
:
a. Siapa yang pernah ikut
lomba membaca puisi ?
b. Penulisan judul puisi itu
bagaimana ?
3. Guru menyampaikan
masalah kontekstual .Pak
bani kesulitan untuk
mencari pekerjaan.Pak
bani hidup di pedsaan
Bagaimana caranya
untuk memecahkan
masalah pekerjaan pak
bani ini ?
Siapa yang bisa
membantu masalah pak
bani ini ?
4. Guru memberi
kesempatan kepada siswa
untuk menyelesaikan
masalah tersebut
Klasikal
Klasikal/Indivi-
du
Inti 1. guru menjelaskan materi
tentang berbagai jenis
pekerjaan yang ada didesa
dengan menanyangkan
malalui LCD (eksplorasi)
2. siswa memperhatikan
penjelasan guru (eksplorasi)
3. siswa mencatat hal-hal yang
penting dari materi pelajaran
yang di tayangkan (think)
35 menit Komunikasi
interaksi
guru dengan
siswa
Klasikal
Kelompok
Kelompok
Kelompok
218
(elaborasi)
4. siswa dibagi menjadi 7
kelompok yang heterogen,
setiap kelompok terdiri dari
4 siswa. (elaborasi)
5. secara berkelompok siswa
berinteraksi dengan teman
untuk membahasa isi catatan
yang sudah mereka buat.
(talk)(elaborasi)
6. siswa mengkontruksikan
secara individu dengan
menulis hasil diskusinya ke
dalam bahasanya sendiri
(write) (elaborasi)
7. perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi
kelompok, sedangkan
kelompok lain menanggapi.
(konfirmasi)
8. guru memberikan pujian
pada kelompok yang terbaik
(konfirmasi)
Individu
Kelompok
Klasikal
Klasikal
Penutup 1. Siswa memajangkan hasil
karya kelompoknya pada
papan pajangan
2. Menekankan kembali
simpulan sebagai konsep
pemecahan masalah
kontekstual
3. Evaluasi ( post test )
4. Tindak lanjut berupa PR
35 menit Komunikasi
interaksi
guru dengan
siswa
Kelompok
Klasikal
Individu
219
I. Penilaian
1. Prosedur tes
a. Tes dalam proses
b. Tes hasil / tes akhir
2. Jenis tes
a. Tes dalam proses: pengamatan pada kerja kelompok saat diskusi.
b. Tes hasil/tes akhir: Tes tertulis.
3. Bentuk tes
Tes tertulis: isian singkat dan uraian.
220
J. Sarana Pembelajaran
1. Sumber Materi
- Buku Bahasa Indonesia kelas III ( BSE ) penerbit CV zpratama Mitra Aksara
halaman 126 – 127
- Buku IPS kelas III ( BSE ) halaman 52 – 55 ) penerbit CV zpratama Mitra
Aksara
Semarang,
Kolaborator Peneliti
Lydi Loris N.N Ockta Delvia
NIM 1401411075
Diketahui oleh,
Kepala SDN Ngijo 01
St.Suhartono, S.Pd.
NIP 19591228 197802 1 002
221
MATERI AJAR
222
223
224
225
MEDIA
226
LEMBAR KERJA SISWA
I . Lengkapilah puisi berdasarkan gambar berikut. Pilihlah kata yang ada dalam
kotak untuk melengkapi puisi.
II. Untuk menulis puisi, kamu dapat mencari ide dari benda-benda di sekitarmu
atau dari
NAMA :
KELAS :
227
keadaan di sekililingmu. Sebutkan jenis pekerjaan yang ada di desa yang bisa
menjadi tema membuat Puisi !
3. 2. 1.
6. 5. 4.
9. 8. 7.
228
LEMBAR TUGAS KELOMPOK
I. Perhatikan baik – baik gambar di bawah ini. Kemudian coba tuliskan sebuah
puisi yang isinya menceritakan gambar yang dimaksud !
KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
229
II. Kalian sudah membuat kalimat berdasarkan gambar. Sekarang, daftarlah kata-
kata yang menurutmu indah atau sesuai dengan gambar! Kata-kata yang
dirangkai akan menjadi sebuah puisi.
III. Tulislah Puisi berdasarkan pemikiran kelompokmu !
230
231
EVALUASI
1. ............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
NAMA :
KELAS :
232
2.PETANI
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
233
KUNCI JAWABAN LKS
KUNCI JAWABAN LKK
I. Kebijaksanaan guru
II. Kebijaksanaan guru
III.Kebijaksanaan guru
Nilai = skor I + II+III = 10
3
EVALUASI
PENILAIAN
No Unsur yang dinilai Skor Maksimum Skor Siswa
1. Pilihan kata dalam menulis puisi
25
2. Ketepatan ejaan
25
3. Kreatif dalam menyusun kalimat 25
4. Kerapian tulisan 25
Jumlah 100
234
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1I
Sekolah : SDN Ngijo 01 kota Semarang
Kelas/ semester : III / 2
Mata Pelajaran :BAHASA INDONESIA-IPS
Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (3 X 35 menit)
JARING-JARING TEMATIK
Tema : Pekerjaan
Kelas/Semester : III / 2
PEKERJAAN
IPS
2.2 Memhami pentingnya
semangat kerja
Bahasa Indonesia
8.2 Menulis puisi
berdasarkan gambar
dengan pikiran kata yang
menarik
235
A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
8. Menggungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam karangan
sederhana dan puisi.
IPS
2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
8.2. Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.
IPS
2.2. Memahami pentingnya semangat kerja
C. Indikator
Bahasa Indonesia
8.2.1. Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
8.2.2. Menulis puisi berdasarkan gambar dengan bahasa sendiri
IPS
2.2.4. Menjelaskan pentingnya memiliki semangat dalam bekerja.
2.2.5. Menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja.
D. Sarana Pembelajaran
1. Sumber Materi : - Buku Bahasa Indonesia Kelas III ( BSE )
Penerbit CV Grahadi, karangan Kaswan
Darmadi Rita Nirbaya
236
Halaman 77 - 79
- Buku Bahasa Indonesia Kelas III.
Penerbit PT Intan Pariwara, karangan Nunung
Yuli Eti, Wendi Widya R. D, dan Y. Budi
Artati. Halaman 79 – 80.
- Buku IPS Kelas III
Penerbit: Pusat Perbukuan, karangan : M. Saleh
Muhamad, dkk. Munajat. Halaman 59 – 61.
2. Alat dan Bahan : Gambar jenis-jenis pekerjaan
3. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi
Model : Think Talk Write
E. Persiapan
1. Sebelum pembelajaran dimulai guru mempersiapkan semua peralatan dan
bahan yang diperlukan dalam pembelajaran.
2. Lembar Kerja Siswa ( LKS ) setiap kelompok 1 lembar.
3. Lembar Tugas Siswa ( LTS ) atau Evaluasi setiap siswa 1 lembar.
237
F. Langkah-langkah Pembelajaran / Skenario Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan Pengalaman belajar
Alokasi
waktu
Prinsip
pakem
Pengelolaan
kelas
Awal
1. Memberi ucapan salam dan
mengajak siswa untuk berdoa
sesuai agama masing-masing.
2. Mengecek kehadiran siswa.
3. Mengajak siswa bersama-
sama bernyanyi lagu “Becak-
becak”.
4. Menuliskan judul materi di
papan tulis dan
menyampaikan tujuan sesuai
indikator yang akan dicapai.
5. Guru menggali materi
prasyarat dengan menanyakan
pelajaran yang lalu.
6. Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
menyelesaikan masalah
tersebut.
35 menit Komunik
asi
interaksi
guru
dengan
siswa
Klasikal
Klasikal/Indi-
vidu
Klasikal
Individu/
Kelompok
Individu
Inti
1. Guru menunjukkan video
berbagai jenis pekerjaan di
LCD pada semua siswa.
(eksplorasi)
2. Siswa diminta untuk
mencermati atau
memperhatikan video yang
disediakan guru. (eksplorasi)
3. Guru memberi contoh
105
menit
Komunik
asi
interaksi
guru
dengan
siswa
Klasikal
Individu
Klasikal
238
membuat puisi berdasarkan
gambar. (eksplorasi)
4. Sebelum membuat puisi,
siswa bisa memilih,
menentukan judul terlebih
dahulu atau langsung
membuat puisi dengan
merangkai kata-kata.
(elaborasi)
5. Siswa dapat membuat catatan
kecil tentang pilihan kata
yang menarik dan enak
dirasakan dan siswa dapat
menentukan sendiri jumlah
baris/larik puisi.(think)
(elaborasi)
6. Siswa dibagi menjadi 7
kelompok yang anggotanya
heterogen, setiap kelompok
terdiri dari 4 siswa.
(elaborasi).
7. Siswa berkumpul sesuai
kelompoknya. Dalam
kelompok mereka berdiskusi
dengan teman untuk
membahas isi catatan yang
sudah mereka buat .(talk)
(elaborasi)
8. Guru mengadakan tanya
jawab tentang video yang
sudah ditampilkan tadi.
Individu
Individu
Individu
Kelompok
Kelompok
Klasikal
Klasikal
Klasikal
239
(eksplorasi).
9. Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai
semangat misalkan saja
tukang becak guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
(elaborasi).
10. Dari video ”Tukang Becak”
tersebut siswa mampu
membuat puisi dengan bahasa
mereka sendiri. (elaborasi).
11. Siswa secara berkelompok
mendiskusikan ”pentingnya
semangat kerja dan ciri-ciri
orang yang memiliki
semangat kerja sesuai video”.
(elaborasi)
12. Siswa mengkonstruksikan
secara individu dengan
menuliskan hasil diskusinya
kedalam bahasanya sendiri
(write)(elaborasi)
13. Salah satu perwakilan
kelompok mempresentasikan
dan kelompok lain
menanggapi. (konfirmasi)
14. Tanya jawab / diskusi
kegiatan yang telah dilakukan
secara kelompok (konfirmasi)
15. Guru membimbing siswa
sekaligus sebagai penguatan
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Klasikal
Klasikal
Individu
240
mengaplikasikan konsep hasil
simpulan untuk
menyelesaikan permasalahan
kontekstual. (konfirmasi))
16. Siswa mencatat hasil
kesimpulan.
Penutup
1. Siswa memajangkan hasil
karya kelompoknya pada
papan pajangan.
2. Menekankan kembali
simpulan sebagai konsep
pemecahan masalah
kontekstual.
3. Evaluasi ( Post Test )
35 menit Komunik
asi
interaksi
guru
dengan
siswa
dan
refleksi
komunik
asi.
Kelompok
Klasikal
Individu
I
241
Penilaian :
1. Jenis tagihan : Tes lisan.
2. Bentuk instrumen : Uraian.
3. Instrumen soal : Terlampir
G. Lampiran-lampiran
1. Lembar Kerja siswa ( LKS ).
2. Kunci jawaban LKS.
3. Kunci jawaban LTS / Evaluasi dan Skore Penilaian
4. Lampiran petunjuk melakukan sesuatu
Semarang,
Kolaborator Peneliti
Lydi Loris N.N Ockta Delvia
NIM 1401411075
Diketahui oleh,
Kepala SDN Ngijo 01
St.Suhartono, S.Pd
NIP 19591228 197802 1 002
242
MATERI AJAR
243
244
245
MEDIA PEMBELAJARAN
JENIS-JENIS PEKERJAAN
246
LEMBAR KERJA KELOMPOK
I. Buatlah puisi dari gambar dibawah ini !
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
247
II. Perhatikan puisi dibawah ini.
Padaku
248
EVALUASI
I. Pilihlah salah satu tema pekerjaan yang akan kamu kembangkan menjadi
sebuah karangan puisi !
NAMA :
KELAS:
249
PENILAIAN
No Unsur yang dinilai Skor Maksimum Skor Siswa
1. Pilihan kata dalam menulis puisi
25
2. Ketepatan ejaan
25
3. Kreatif dalam menyusun kalimat 25
4. Kerapian tulisan 25
Jumlah 100
250
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Sekolah : SDN Ngijo 01 kota Semarang
Kelas/ semester : III / 2
Mata Pelajaran :BAHASA INDONESIA-PKn-SBK
Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (3 X 35 menit)
JARING-JARING TEMATIK
Tema : Keindahan Alam
Kelas/Semester : III / 2
KEINDAHAN
ALAM
SBK
9.1 Mengekspresikan diri
melalui gambar imajinatif
mengenai alam sekitar
PKn
4.1 Mengenal kekhasan
bangsa Indonesia, seperti
kebhinekaan, kekayaan
alam, keramahtamahan.
Bahasa Indonesia
8.2 Menulis puisi
berdasarkan gambar
dengan pikiran kata yang
menarik
251
A. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
8. Menggungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam karangan
sederhana dan puisi.
PKn
4. Memiliki kebanggaan sabagai bangsa Indonesia
SBK
9. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
B. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
8.2. Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.
PKn
4.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan
alam, keramahtamahan.
SBK
9.1 Mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif mengenai alam sekitar
C. Indikator
Bahasa Indonesia
8.2.1. Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
8.2.2. Menulis puisi berdasarkan gambar dengan bahasa sendiri
PKn
4.1.1 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara alam
252
4.1.2 menyebutkan cara manusia melestarikan alam
SBK
9.1.1 Membuat gambar imajinatif mengenai alam sekitar
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati video, siswa dapat mengindentifikasi cara
memelihara alam
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan cara
melestarikan alam
3. Dengan mengamati tempat sekitar, siswa dapat membuat gambar alam
sekitar
4. Dengan membuat puisi, siswa dapat membaca puisi dengan intonasi
dan lafal yang tepat.
E. Sarana Pembelajaran
1. Sumber Materi : Bse Bahasa Indonesia (Mei Sulistyaningsih)
Buku PKn (Prayoga)
2. Alat dan Bahan : video keindahan alam di Indonesia
3. Metode : Ceramah, tanya jawab dan diskusi.
Model Pembelajaran : Think Talk Write
F. Persiapan
1. Sebelum Pembelajaran dimulai, guru mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam pembelajaran
2. Lembar Kerja Kelompok ( LKK ) setiap kelompok 1 lembar
3. Lembar Evaluasi setiap siswa 1 lembar
253
G. Langkah – langkah Pembelajaran / Skenario Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan
Pengalaman Belajar Alokasi
Waktu
Prinsip
Pakem
Pengelolaan
Kelas
Awal 1. Berdoa bersama dan
guru mengabsen siswa.
2. Menuliskan judul materi
dipapan tulis dan
menyampaikan tujuan
sesuai dengan indikator
yang akan dicapai.
3. Guru melakukan
apersepsi kepada siswa
“siapa yang pernah
pergi liburan?”
“Jalan-jalan kemana
saja anak-anak ?”
4. Menuliskan judul
materi di papan tulis dan
menyampaikan tujuan
sesuai indikator yang
akan dicapai.
5. Guru menggali materi
prasyarat dengan
menanyakan pelajaran
yang lalu.
6. Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
15
menit
Komunikasi
interaksi
antara guru
dengan
siswa
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal /
individu
254
menyelesaikan masalah
tersebut.
Inti 1. guru menjelaskan materi
tentang keadaan alam di
Indonesia dengan
menanyangkan malalui
LCD (eksplorasi)
2. siswa memperhatikan
penjelasan guru dan
mengamati video
(elaborasi)
3. siswa mencatat hal-hal
penting yang di dapat dari
tampilan LCD
(think)(elaborasi)
4. siswa dibagi menjadi 7
kelompok yang heterogen,
setiap kelompok terdiri
dari 4 siswa. (elaborasi)
5. secara berkelompok siswa
berinteraksi dengan teman
untuk membahasa isi
catatan yang sudah mereka
buat. (talk)(elaborasi)
6. siswa mengkontruksikan
secara individu dengan
menulis hasil diskusinya
ke dalam bahasanya
sendiri (write) (elaborasi)
7. perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi
kelompok, sedangkan
kelompok lain
75
menit
Komunikasi
interaksi
antara guru
dengan
siswa
Kelompok
Individu
Individu
Kelompok
Kelompok
Individu
Kelompok
Klasikal
255
menanggapi. (konfirmasi)
8. guru memberikan pujian
pada kelompok yang
terbaik (konfirmasi)
Penutup 1. Siswa memajangkan
hasil karya kelompok
pada pajangan.
2. Menekankan kembali
simpulan sebagai
konsep pemecahan
masalah.
3. Evaluasi.
15
menit
Komunikasi
interaksi
antara guru
dengan
siswa
Kelompok
Klasikal
Individu
256
H. Penilaian
1. Tagihan : Tes lisan
2. Bentuk Instrumen : Uraian
3. Instrumen soal : Terlampir
I. Lampiran - lampiran
1. Lembar Kerja Kelompok ( LKK )
2. Lembar Evaluasi
3. Kunci Jawaban Evaluasi
Semarang,
Kolaborator Peneliti
Lydi Loris N.N Ockta Delvia
NIM 1401411075
Diketahui oleh,
Kepala SDN Ngijo 01
St.Suhartono, S.Pd
NIP 19591228 197802 1 002
257
MATERI AJAR
258
259
260
MEDIA PEMBELAJARAN
261
LEMBAR KERJA KELOMPOK
I. Bacalah puisi dibawah ini dan pahamilah artinya.
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini !
1. Apa yang bergulung-gulung di laut ?
2. Apa yang di lempar ombak ke tepi pantai ?
3. Apa pesan yang disampaikan oleh ombak ?
4. Tuliskan hasil diskusi kelompokmu dan ceritakan sesuai bahasa kalian
sendiri!
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
...............................................................................................................
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
262
KISI – KISI SOAL
Idikator Ranah Kognitif Bentuk soal No. Soal
4.1.1Mengidentifikasi cara
manusia dalam memelihara
alam
C1
Isian singkat 1,3,5
4.1.2 Menyebutkan cara
manusiamelestarikan alam
C1 Isian singkat 2,4
9.1.1 Membuat gambar
imajinatif mengenai alam
sekitar
C6 Unjuk kerja LKS
8.2.1 membaca puisi
dengan lafal dan intonasi
yang tepat
C6 Unjuk Kerja LKS
8.2.2 Menulis puisi
berdasarkan gambar dengan
bahasa sendiri
C6 Unjuk kerja LKS
263
EVALUASI
1. Mengapa bisa terjadi bencana ?
2. Bagaimana cara melestarikan alam agar tidak terjadi bencana ?
3. Apa saja dampak dari terjadinya bencana ?
4. Sebutkan bencana yang kamu ketahui!
5. Apa yang harus kamu lakukan ketika temanmu tertimba bencana ?
NAMA :
KELAS:
264
Gambarlah kenampakan alam kemudian buatlah puisi dari gambar mu
tersebut!
265
KUNCI JAWABAN
I.
1. Karena manusia sering lalai tidak menjaga lingkungan
2. Tidak menebang pohon sembarangan, tidak membuang sampah disungai
,malukukan reboisasi, penanaman secara terasering
3. Kehilangan harta benda, pekerjaan, nyawa
4. Banjir, kebakaran,gunung meletus,longsor
5. Ikut membantu , menyumbang sebisa mungkin , menghibur.
II. Kebijakan guru
266
KRITERIA PENILAIAN
Bahasa indomesia
PENILAIAN
No Unsur yang dinilai Skor Maksimum Skor Siswa
1. Pilihan kata dalam menulis puisi
25
2. Ketepatan ejaan
25
3. Kreatif dalam menyusun kalimat 25
4. Kerapian tulisan 25
Jumlah 100
Nilai =
100
SBK
Kriteria Penilain Skor
1 2 3 4
Gambar Rapi
Gambar berhubungan dengan
puisi
Keterangan.
Skor : 4. Rapi dan gambar besar
3. Rapi tapi kurang jelas.
267
2. Kurang rapi tapi kertas bersih
1. Tidak rapi dan kertas kotor
Skor: 5. Gambar berhubungan dengan tema dan rapi.
4. Gambar berhubungan dengan tema tapi tidak rapi.
3. Gambar berhubungan dengan tema tapi kurang jelas
2. Gambar sedikit berhubungan dengan tema.
1. Gambar tidak sesuai dengan tema
Nilai =
x 100
268
LAMPIRAN 2
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
269
PEDOMAN PENETAPAN
INDIKATOR KETERAMPILAN GURU
Judul: IMPLEMENTASI MODEL THINK TALK WRITE
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS III SDN
NGIJO 01 SEMARANG
Kegiatan Belajar
Siswa
Sintaks Model Think Talk
Write dengan Media Audio
Visual
Indikator
Keterampilan
Guru melalui Model
Think
Talk Write dengan
Media
Audio Visual
1. Keterampilan
membuka dan
menutup
pelajaran
1. Guru Membuka pelajaran;
2. Menyampaikan indikator
yang akan di capai
1. Melaksanakan
prapembelajaran.
2. Keterampilan
bertanya
3. Guru memberi pertanyaan
kepada siswa tentang puisi
2. Menggali pengetahuan
siswa.
3. Keterampilan
memberi
penguatan
4. Guru menjelaskan materi
pembelajaran dengan
menggunakan media
audiovisual;
3. Menyajikan materi
Pembelajaran
5. Keterampilan
mengadakan
variasi
5.Siswa melihat media video
yang ditampilkan dan
membuat catatan kecil berupa
hal yang diketahui dan tidak
4. Menggunakan media
audio visual
270
diketahuinya (think).
6. Guru membentuk kelas
menjadi 7 kelompok diskusi
(tiap kelompok 4 siswa) dan
membagikan lembar kerja
kelompok;
1. Keterampilan
menjelaskan
7. Siswa berinteraksi dan
berkolaborasi dengan teman
satu kelompoknya untuk
membahas isi catatan (talk);
5. Membimbing siswa
berkelompok.
2. Keterampilan
membimbing
diskusi
8. Siswa mengkontruksi sendiri
pengetahuan yang memuat
pemahaman ke dalam
tulisan berbentuk laporan
pengamatan (write);
6. Membimbing jalannya
diskusi.
3. Keterampilan
mengelola
kelas
9. Perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan laporan
pengamatannya dan
kelompok yang lain
memberikan tanggapan;
7. Mengajari siswa
mengerjakan LKS.
4. Keterampilan
mengajar
kelompok
kecil dan
perorangan
10. Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil diskusi
8. Mengelola presentasi
kelompok siswa.
11. Siswa mengerjakan Evaluasi 9. Memberikan
penguatan
kepada siswa.
12. Guru menutup pelajaran. 10. Menutup pelajaran.
271
PEDOMAN PENETAPAN
INDIKATOR AKTIVITAS SISWA
Judul: IMPLEMENTASI MODEL THINK TALK WRITE
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS III SDN
NGIJO 01 SEMARANG
Kegiatan
Belajar Siswa
Sintaks Model Think
Talk Write
dengan Media
audiovisual
Indikator Aktivitas
Siswa
melalui Model Think
Talk
Write dengan Media
audiovisual
1. Kegiatan visual 1. Guru Membuka
pelajaran;
1. Mempersiapkan diri
dalam menerima
pelajaran (kegiatan
visual dan
mendengarkan).
2. Kegiatan lisan 2. Guru menjelaskan
materi
pembelajaran dengan
menggunakan media
audio visual;
2. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan dalam
pembelajaran (kegiatan
visual dan kegiatan
mental).
3. Kegiatan
mendengarkan
3. Siswa melihat media
video
yang ditampilkan dan
membuat catatan kecil
berupa hal yang diketahui
dan tidak diketahuinya
3. Memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
guru tentang materi
pembelajaran (kegiatan
mendengarkan dan
visual).
272
(think).
4. Kegiatan
menulis
4. Guru membentuk kelas
menjadi 7 kelompok
diskusi
(tiap kelompok 4 siswa)
dan
membagikan lembar kerja
kelompok;
4. Memperhatikan media
sound slide yang
ditayangkan guru (think)
(kegiatan visual).
5. Kegiatan
menggambar
5. Siswa berinteraksi dan
berkolaborasi dengan
teman
satu kelompoknya untuk
membahas isi catatan
(talk);
5. Tertib ketika guru
membagi kelompok
diskusi (kegiatan
emosional, mental,
mendengarkan, lisan,
dan visual).
6. Kegiatan
metrik
6. Siswa mengkontruksi
sendiri pengetahuan yang
memuat pemahaman ke
dalam tulisan
6. Aktif berdiskusi
dengan
kelompok (talk)
(kegiatan lisan,
emosional, dan mental).
7. Kegiatan
mental
7. Perwakilan setiap
kelompok
mempresentasikan
laporan pengamatannya
dan kelompok yang lain
memberikan tanggapan;
7. Menulis hasil diskusi
(write) (kegiatan
menulis, dan metrik).
8. Kegiatan
emosional
8. Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
diskusi
8. Membacakan hasil
diskusi di depan kelas
(kegiatan lisan,
emosional, mental dan
visual).
273
9. Siswa mengerjakan
evaluasi
9. Aktif dalam membuat
simpulan materi
(kegiatan lisan, dan
tulisan).
10. Guru menutup
pelajaran.
10. Mengerjakan soal
evaluasi (kegiatan
menulis, mental,
emosional, dan visual).
274
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN DATA
JUDUL:
IMPLEMENTASI MODEL THINK TALK WRITE MENGGUNAKAN
MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS III SDN NGIJO 01 SEMARANG
No. Variabel Indikator Sumber
Data
Alat /
Instrumen
Pengumpul
Data
1. Aktivitas guru
dalam
pembelajaran
menulis puisi
melalui model
Think Talk
Write dengan
media
audiovisual.
1. Membuka
pembelajaran.
2. Mengajukan
pertanyaan
3. Mengadakan
variasi
4. Memberi
Penguatan.
5. Menjelaskan
materi.
6. Mengajar dengan
memperhatikan
karakteristik dan
perbedaan individu.
7. Membimbing siswa
berdiskusi.
8. Mengelola kelas.
9. Menutup
pembelajaran
- Guru
- Foto
- Catatan
lapangan
- Observasi
- Catatan
lapangan
275
2. Aktivitas siswa
dalam
pembelajaran
menulis puisi
melalui model
think talk write
dengan media
audiovisual.
1. Menyiapkan diri
dalam menerima
pelajaran. (emotional
activities )
2. Mendengarkan
penjelasan guru
(listening activities)
3.Menganalisis/mempel
ajari gambar pada layar
LCD (visual activities)
4. Tertib ketika guru
membagi kelompok
diskusi (mental
activities)
5. aktif dalam
kelompok (oral
activities)
6. menulis hasil diskusi
kelompok (writing
activities)
7. membacakan hasil
diskusi di depan kelas
(motor activities)
8. mengerjakan soal
evaluasi (writing
activities)(mental
activity)
9. Mengikuti kegiatan
akhir (mental activity
)
- Siswa
- Foto
- Catatan
lapangan
- Observasi
- Catatan
lapangan
3. Keterampilan 1. Pemilihan kata - Siswa - Tes unjuk
276
siswa dalam
pembelajaran
menulis puisi
melalui model
Think Talk
Write dengan
Media
audiovisual.
dalam membuat
puisi
2. Ketepatan Ejaan
3. Kreatif dalam
menyusun
kalimat
4. Kerapian tulisan
- Foto kerja
- Observasi
277
Instrumen Penelitian
Lembar Pengamatan Keterampilan Mengajar Guru dalam Pembelajaran
Menulis Puisi Melalui Model Think Talk Write dengan Media audio visual
Siklus .......
Nama Guru :
Nama Sekolah : SDN Ngijo 01 Kota Semarang
Kelas : III
Hari/Tanggal :
Petunjuk :
1) Cermati indikator keterampilan guru.
2) Berilah tanda check ( ) pada kolom jika deskriptor tampak.
3) Skor penilaian:
Jika tidak ada satupun deskriptor yang tampak : skor 0
jika satu deskriptor yang tampak : skor 1
jika dua deskriptor yang tampak : skor 2
Jika tiga deskriptor yang tampak : skor 3
jika empat deskriptor yang tampak: skor 4
4) Hal – hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam
catatan lapangan
278
Isilah lembar pengamatan keterampilan guru sesuai petunjuk !
No Indikator Deskriptor Tampak Skor
1. Membuka
Pelajaran
1. Mengondisikan siswa agar duduk
di tempat masing-masing
2. Melakukan apersepsi
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Memotivasi siswa untuk belajar
2. Mengajukan
pertanyaan
1. Pemindahan giliran menjawab
bagi siswa
2. Memberikan waktu berfikir
3. Pemberian informasi/acuan saat
bertanya pada siswa
4. Mengungkapkan pertanyaan
secara jelas
3. Mengadakan
variasi
1. Menggunakan model yang sesuai
materi
2. Memberikan siswa kesempatan
untuk berpartisipasi
3. Menggunakan ilustrasi dan
contoh untuk memperjelas materi
4. Memberikan penekanan pada hal
yang penting
4. Memberikan
penguatan
1. Memberikan penguatan secara
verbal
2. Memberikan penguatan secara non
verbal
3. Memberikan penguatan kepada
individu tertentu secara jelas
279
dengan menyebutkan namanya
4. Memberikan penguatan dengan
segera ketika muncul tingkah
laku/respon siswa yang
diharapkan
5. Menjelaskan
materi
1. Menggunakan ilustrasi yang
relevan
2. Menjelaskan materi pembelajaran
sesuai dengan indicator
3. Menyampaikan materi
pembelajaran dengan urutan yang
runtut
4. Umpan balik berupa pertanyaan
6. Mengajar
dengan
memperhati-
kan
karakteristik
dan perbedaan
individu.
1. Pengaturan waktu sudah
maksimal.
2. Bahan ajar disesuaikan dengan
karakteristik siswa kelas III.
3. Guru memperhatikan kegiatan
siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
4. Guru memberi perhatian khusus
pada siswa yang tertinggal.
7. Membimbing
siswa
berdiskusi
1. Membimbing siswa saat
pembentukan kelompok
2. Membimbing siswa saat
berdiskusi secara merata
3. Membimbing siswa dalam
membuat karangan secara
individu
4. Melakukan pendekatan kapada
280
siwa secara menyeluruh
8. Mengelola
kelas
1. Guru melibatkan semua siswa
secara optimal dalam
pembelajaran
2. Suasana kelas terkondisi dengan
baik
3. Suasana kelas menyenangkan
4. Guru memberikan kesempatan
siswa untuk bekerjasama dengan
kelompok
9. Menutup
pelajaran
1. Menyimpulkan hasil
pembelajaran bersama siswa
2. Memberikan evaluasi
3. Memberikan kesempatan
bertanya pada siswa
4. Memberikan tindak lanjut
Jumlah skor ............................ kategori .......................................
R= Skor minimal : 0
T= Skor maksimum :36
n= Banyaknya skor = 36 – 0 +1 =37
Q2= median
Letak =
(n+1)=
(37+1)
= 9,5
281
Nilai = letak Q1 + R
= 9,5 + 0
= 9,5
Letak =
(n+1)=
(37+1)
= 19
Nilai Q2 = Letak Q2+R
= 19+0
= 19
Letak =
(3n+1) =
(111+1)
= 28
Nilai = Letak +R
= 28+0
= 28
Skor Kategori
28≤skor<36 Sangat Baik
19≤skor<28 Baik
9,5≤skor<19 Cukup
0≤skor<9,5 Kurang
Semarang, ………………………
Pengamat
_______________________
282
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Melalui Model Think Talk Write dengan Media Audio Visual
Siklus .......
Nama Siswa :
Nama Sekolah : SDN Ngijo 01 kota Semarang
Kelas : III
Hari/Tanggal :
Petunjuk :
1. Cermati indikator aktivitas siswa
2. Berilah tanda check ( ) pada kolom jika deskriptor tampak.
3. Skor penilaian:
Jika tidak ada satupun deskriptor yang tampak : skor 0
jika satu deskriptor yang tampak : skor 1
jika dua deskriptor yang tampak : skor 2
Jika tiga deskriptor yang tampak : skor 3
jika empat deskriptor yang tampak: skor 4
4. Isilah lembar pengamatan akrivitas siswa sesuai petunjuk !
No Indikator Deskriptor Tampak Skor
1. Kesiapan
belajar siswa
(emotional
activities)
1. Tidak terlambat memasuki kelas
2. Menempati tempat duduk
3. Menyiapkan buku, alat tulis
4. Siswa tertib dan rapi
283
2. Menyimak
penjelasan dari
guru. (listening
activities)
1. Siswa tidak gaduh/ramai sendiri.
2. Siswa memperhatikan penjelasan
guru.
3. siswa mencatat poin – poin
penting dari penjelasan guru.
4. Siswa mengajukan pertanyaan
katika ada penjelasan yang tidak
dimengerti.
3. Menganalisis/
mempelajari
gambar pada
layar LCD
(visual
acticities)
(Think)
1. Siswa memperhatikan video
dengan sikap duduk yang baik
2. Siswa tidak berbicara dengan
temannya
3. Siswa tidak bermain sendiri
4. Siswa mencatat hal-hal penting
4. Tertib ketika
guru membagi
kelompok
diskusi (mental
activities)
1. Bersedia dibentuk kelompok
2. Tertib saat berkelompok
3. Menyusun tempat duduk
kelompok dengan rapi
4. Tidak mengganggu kelompok lain
5. Aktif
berdiskusi
dengan
kelompok
(talk) (oral
activities)
1. Siswa aktif dalam berkelompok
2. Siswa memberi pendapat dalam
kelompok
3. Siswa dapat bekerja sama dengan
kelompok
4. Siswa tertib bekerja dalam
kelompok lain
284
6. Menulis hasil
diskusi (write)
(writing
activities)
1. Siswa menyiapkan alat tulis
2. Menulis tanpa membuat
kegaduhan
3. Siswa menulis ide hasil diskusi
dengan teman sekelompok
4. Siswa tidak mencontek hasil kerja
kelompok
7. Membacakan
hasil diskusi di
depan kelas
(motor
activities)
1. Siswa berani maju ke depan kelas
2. Ketepatan intonasi membaca
3. Suara terdengar lantang dan keras
4. Tidak membuat gaduh saat di
depan kelas
8. Mengerjakan
soal evalusi
(writing
activity dan
mental
activity)
1. Siswa mengerjakan soal evaluasi
secara mandiri.
2. Mengerjakan evaluasi sesuai
dengan petunjuk soal.
3. Siswa menyelesaikan soal evaluasi
tepat waktu.
4. Siswa tertib dan tenang saat
mengerjakan evaluasi dan
lengkap.
9. Mengikuti
Kegiatan akhir
(mental
activity)
1. Menyampaikan pendapat
2. Menyimpulkan kegiatan belajar
3. Menjawab pertanyaan umpan dari
guru
4. Duduk dengan tenang dan rapi
Jumlah skor = ............. kategori=....................
285
Banyaknya tanda cek = skor= 36
Skor tertinggi (T) = 36
Skor terendah (R) = 0
Nilai =
x 100
Jadi terdapat data (n) = (36-0)+1= 37
Letak =
(n+1)=
(37+1)
= 9,5
Nilai = letak Q1 + R
= 9,5 + 0
= 9,5
Letak =
(n+1)=
(37+1)
= 19
Nilai Q2 = Letak Q2+R
= 19+0
= 19
Letak =
(3n+1) =
(111+1)
= 28
Nilai = Letak +R
= 28+0
286
= 28
Skor Kategori
28≤skor<36 Sangat Baik
19≤skor<28 Baik
9,5≤skor<19 Cukup
0≤skor<9,5 Kurang
Semarang, ………………………
Pengamat
_______________________
287
Lembar Penilaian Keterampilan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi
Melalui Model Think Talk Write dengan Media audiovisual
Siklus .......
Nama Siswa :
Nama Sekolah : SDN Ngijo 01 kota Semarang
Kelas : III
Hari/Tanggal :
No Indikator Deskriptor
Tampak Skor
1. Pilihan kata
1. Pilihan kata yang digunakan
sesuai dengan tema
2. Pemilihan kata yang dapat
memancing kesan citra menjiwai
3. Kejelasan dalam menggambarkan
keadaan
4. Kata mudah di pahami dan tidak
bersifat ambigu
2. Ketepatan
ejaan
1. Menggunakan kata-kata baku
2. Tepat dalam penggunaan tanda
baca
3. Tepat dalam penggunaan awalan
dan akhiran
4. Tepat dalam penggunaan huruf
kapital
3. Gaya bahasa 1. ketepatan dalam menyusun kata
2. Kalimat yang satu dan yang lain
288
saling berhubungan
3. Mengunakan kalimat yang dapat
dipahami orang lain
4. Kesesuaian Tema dalam kalimat
4. Kerapian
Tulisan
1. Tidak terdapat coretan
2. Tulisan dapat dipahami orang lain
3. Tulisan tersusun rapi
4. Tulisan berukuran sama tidak
besar kecil
Jumlah skor ............................ kategori .......................................
R= Skor minimal : 0
T= Skor maksimum :16
n= Banyaknya skor = (16 – 0 )+1 =17
Q2= median
Letak =
(n+1)=
(17+1)
= 4,5
Nilai = letak + R
= 4,5 + 0
= 4,5
Letak =
(n+1)=
(17+1)
= 9
Nilai = Letak +R
= 9+0
= 9
Letak =
(3n+1) =
(51+1)
= 13
289
Nilai = Letak +R
= 13+0
= 13
Skor Kategori
13≤skor≤16 Sangat Baik
9≤skor≤13 Baik
4,5≤skor≤9 Cukup
0≤skor≤4,5 Kurang
Semarang, ……………...
Pengamat
_______________________
290
CATATAN LAPANGAN
IMPLEMENTASI MODEL THINK TALK WRITE MENGGUNAKAN
MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS III SDN NGIJO 01 SEMARANG
siklus .............
Ruang Kelas : III
Hari/tanggal :
Pukul :
Petunjuk : Catatlah secara singkat hal – hal yang terjadi selama pelajaran
Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis Puisi pada siswa kelas III SDN
Ngijo 01 kota Semarang dengan model think talk write berbantu media
audiovisual.
a. Kegiatan Awal
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
b. .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
c. .............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
291
LAMPIRAN 3
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN
GURU
SIKLUS I, II, III
292
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I
No. Indikator Keterampilan Guru 1 2 3 4 Skor
1. Membuka pembelajaran dengan
pengkondisian kelas, apersepsi, penyampaian
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
√ √ √ √ 4
2. Mengajukan pertanyaan kepada siswa √ √ √ 3
3. Mengadakan variasi pelajaran menggunakan
model Think Talk Write
√ √ 2
4. Memberikan penguatan verbal, non verbal,
secara individu dan respon siswa
√ √ 2
5. Menyampaikan materi melalui media
audiovisual
√ √ √ 3
6. Membimbing siswa secara individu dan
memperhatikan karakteristik siswa
√ √ 2
7. Membimbing siswa berdiskusi kelompok √ √ 2
8. Pengkondisian kelas selama pembelajaran √ √ 2
9. Menutup pelajaran √ √ √ 3
Jumlah skor yang diperoleh 23
Rata-rata skor 2,6
Kategori Baik
Skor Kategori
28≤skor<36 Sangat Baik
19≤skor<28 Baik
9,5≤skor<19 Cukup
0≤skor<9,5 Kurang
Semarang , 17 Maret 2015
Guru Kelas III
Loris Lydi N.N
293
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II
No. Indikator Keterampilan Guru 1 2 3 4 Skor
1. Membuka pembelajaran dengan
pengkondisian kelas, apersepsi, penyampaian
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
√ √ √ √ 4
2. Mengajukan pertanyaan kepada siswa √ √ √ 3
3. Mengadakan variasi pelajaran menggunakan
model Think Talk Write
√ √ √ 3
4. Memberikan penguatan verbal, non verbal,
secara individu dan respon siswa
√ √ 2
5. Menyampaikan materi melalui media
audiovisual
√ √ √ 3
6. Membimbing siswa secara individu dan
memperhatikan karakteristik siswa
√ √ √ 3
7. Membimbing siswa berdiskusi kelompok √ √ √ 3
8. Pengkondisian kelas selama pembelajaran √ √ √ 3
9. Menutup pelajaran √ √ √ 3
Jumlah skor yang diperoleh 27
Rata-rata skor 3
Kategori Baik
Skor Kategori
28≤skor<36 Sangat Baik
19≤skor<28 Baik
9,5≤skor<19 Cukup
0≤skor<9,5 Kurang
Semarang, 19 Maret 2015
Guru Kelas III
Loris Lydi N.N
294
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III
No. Indikator Keterampilan Guru 1 2 3 4 Skor
1. Membuka pembelajaran dengan pengkondisian
kelas, apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa
√ √ √ √ 4
2. Mengajukan pertanyaan kepada siswa √ √ √ 3
3. Mengadakan variasi pelajaran menggunakan model
Think Talk Write
√ √ √ 3
4. Memberikan penguatan verbal, non verbal, secara
individu dan respon siswa
√ √ √ √ 4
5. Menyampaikan materi melalui media audiovisual √ √ √ 3
6. Membimbing siswa secara individu dan
memperhatikan karakteristik siswa
√ √ √ 3
7. Membimbing siswa berdiskusi kelompok √ √ √ 3
8. Pengkondisian kelas selama pembelajaran √ √ √ 3
9. Menutup pelajaran √ √ √ √ 4
Jumlah skor yang diperoleh 30
Rata-rata skor 3,33
Kategori Sangat
Baik
Skor Kategori
28≤skor<36 Sangat Baik
19≤skor<28 Baik
9,5≤skor<19 Cukup
0≤skor<9,5 Kurang
Semarang, 24 Maret 2015
Guru Kelas III
Loris Lydi N.N
295
LAMPIRAN 4
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I, II, III
296
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jml Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D
1. AW 1 1 2 2 2 2 2 2 2 16
2. MI 0 0 1 0 1 1 1 1 1 6
3. AD 1 1 2 2 2 2 2 1 1 14
4. AN 2 2 2 2 2 2 2 3 3 20
5. AM 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
6. BI 4 4 4 4 4 4 3 4 3 34
7. DI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
8. DA 1 1 2 2 2 2 2 1 1 14
9. DS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
10. DC 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
11. DA 4 3 3 2 2 3 3 3 3 26
12. EW 1 2 2 2 2 2 1 2 2 16
13. FN 1 1 2 2 2 1 1 2 2 14
14. FN 1 1 2 2 2 1 1 2 2 14
15. FB 2 3 3 1 3 2 2 2 2 20
16. IDFU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
17. IS 0 0 1 0 0 1 1 1 1 5
18. JN 2 2 2 1 3 2 2 2 2 18
19. NDA 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7
20. ON 1 1 1 1 3 2 2 2 2 15
21. RS 3 3 3 2 2 2 2 3 3 23
297
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jml Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D
22. RA 4 4 4 3 3 3 3 4 3 31
23. TS 1 2 2 1 3 2 2 2 2 17
24. TA 3 3 3 3 3 2 2 3 3 25
25. VO 3 3 3 3 3 2 3 3 3 26
26. AH 2 3 3 3 3 2 3 3 3 25
27. RK 2 3 3 1 2 2 1 3 3 20
28. OB 1 2 2 1 2 1 1 2 2 14
Jumlah 54 60 67 53 66 58 57 66 64 545
Skor Kategori
28≤skor<36 Sangat Baik
19≤skor<28 Baik
9,5≤skor<19 Cukup
0≤skor<9,5 Kurang
Skor rata-rata aktivitas siswa :
=
= 19,42 ( termasuk kategori
baik).
Semarang,17 Maret 2015
Observer
Saras Yuniar P
1401411545
298
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jml Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D
1. AW 3 3 2 2 2 2 3 2 2 21
2. MI 1 1 1 1 1 2 2 1 2 12
3. AD 3 3 2 2 2 2 3 2 3 22
4. AN 3 3 2 3 2 3 3 3 3 25
5. AM 4 3 3 3 3 3 3 3 3 28
6. BI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
7. DI 3 3 2 3 2 3 3 2 2 23
8. DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
9. DS 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35
10. DC 4 4 4 4 3 4 4 3 4 34
11. DA 3 3 3 3 3 4 3 2 3 27
12. EW 3 3 2 4 4 4 3 2 2 27
13. FN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
14. FN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
15. FB 3 3 3 4 3 4 3 3 3 29
16. IDFU 2 1 2 1 2 2 2 2 2 16
17. IS 1 1 1 1 1 2 2 1 1 11
18. JN 3 4 3 4 4 4 3 3 3 31
19. NDA 2 1 2 2 1 2 3 2 2 17
20. ON 2 2 2 2 2 2 3 2 3 20
299
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jml Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D
21. RS 4 3 3 4 3 4 3 3 3 30
22. RA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
23. TS 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26
24. TA 4 3 3 3 3 4 4 4 4 32
25. VO 4 3 3 4 3 3 3 3 4 30
26. AH 4 3 3 3 2 2 3 3 4 27
27. RK 3 3 2 3 2 2 3 2 3 23
28. OB 3 2 2 2 2 2 3 2 3 21
Jumlah 83 76 70 79 72 81 83 72 80 696
Skor Kategori
28≤skor<36 Sangat Baik
19≤skor<28 Baik
9,5≤skor<19 Cukup
0≤skor<9,5 Kurang
Skor rata-rata aktivitas siswa :
=
= 24,83 ( termasuk kategori
baik).
Semarang,19 Maret 2015
Observer
Isyana Shali
1401411233
300
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus III
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jml Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D
1. AW 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28
2. MI 2 1 2 2 1 2 2 3 2 17
3. AD 3 3 3 4 3 4 4 4 4 32
4. AN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5. AM 3 3 4 3 4 4 4 4 4 33
6. BI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
7. DI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
8. DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
9. DS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
10. DC 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
11. DA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
12. EW 3 3 3 3 3 4 4 4 4 31
13. FN 3 2 2 2 2 2 2 3 3 21
14. FN 3 2 2 2 2 2 2 3 3 21
15. FB 3 3 3 3 4 4 3 4 4 31
16. IDFU 3 3 2 2 2 3 2 3 2 22
17. IS 2 1 2 1 1 2 2 2 1 14
18. JN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
19. NDA 3 3 2 2 3 3 3 3 2 24
20. ON 3 3 2 2 3 3 3 4 4 27
21. RS 4 4 4 4 3 4 4 4 4 35
301
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jml Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D
22. RA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
23. TS 3 3 3 3 4 4 3 3 3 29
24. TA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
25. VO 4 4 3 4 3 4 4 4 4 34
26. AH 4 3 3 3 3 4 4 4 4 32
27. RK 4 3 3 3 3 4 3 4 4 31
28. OB 3 3 2 2 3 3 3 4 3 26
Jumlah 92 86 84 85 86 95 91 99 94 812
Skor Kategori
28≤skor<36 Sangat Baik
19≤skor<28 Baik
9,5≤skor<19 Cukup
0≤skor<9,5 Kurang
Skor rata-rata aktivitas siswa :
=
= 28,97 ( termasuk kategori
Sangat Baik).
Semarang,24 Maret 2015
Observer
Arum Dwi H
1401411236
302
LAMPIRAN 5
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN SISWA
DALAM MENULIS PUISI
SIKLUS I, II, III
303
Hasil Pengamatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Puisi
pada Siklus I
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jumlah
Kriteria
1 2 3 4 A B C D
1. AW 3 3 3 4 13
2. MI 1 0 1 1 3
3. AD 3 3 3 4 13
4. AN 4 3 3 3 13
5. AM 3 3 4 4 14
6. BI 4 4 4 4 16
7. DI 2 2 1 2 7
8. DA 2 0 1 2 5
9. DS 4 4 4 4 16
10. DC 4 4 4 4 16
11. DA 3 3 3 4 13
12. EW 3 2 2 3 10
13. FN 2 1 1 2 6
14. FN 2 1 1 2 6
15. FB 3 3 3 4 13
16. IDFU 1 0 1 2 4
17. IS 1 0 1 1 3
18. JN 4 4 4 4 16
19. NDA 1 0 1 1 3
20. ON 2 2 2 3 9
304
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jml Kriteria
1 2 3 4 A B C D
21. RS 3 3 3 4 13
22. RA 4 4 4 4 16
23. TS 2 1 1 2 6
24. TA 3 3 3 4 13
25. VO 3 3 3 4 13
26. AH 3 3 4 4 14
27. RK 3 2 2 3 10
28. OB 2 2 2 3 9
Jumlah 75 63 70 87 295
Skor Kategori
13≤skor≤16 Sangat Baik
9≤skor≤13 Baik
4,5≤skor≤9 Cukup
0≤skor≤4,5 Kurang
Skor rata-rata keterampilan siswa dalam menulis puisi :
=
= 10,52 (termasuk dalam kategori baik).
Semarang,17 Maret 2015
Observer
Saras Yuniar P
1401411545
305
Hasil Pengamatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Puisi
pada Siklus II
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jumlah
Kriteria
1 2 3 4 A B C D
1. AW 2 2 3 3 10
2. MI 1 1 1 2 5
3. AD 3 3 4 3 13
4. AN 3 3 4 4 14
5. AM 3 3 4 4 14
6. BI 4 4 4 4 16
7. DI 2 2 2 2 8
8. DA 3 3 2 2 10
9. DS 4 4 4 4 16
10. DC 4 4 4 4 16
11. DA 4 4 4 4 16
12. EW 2 2 4 4 12
13. FN 2 2 3 2 9
14. FN 2 2 3 2 9
15. FB 4 4 4 4 16
16. IDFU 2 1 1 2 6
17. IS 1 1 1 2 5
18. JN 4 4 4 4 16
19. NDA 2 1 1 2 6
20. ON 2 2 2 3 9
306
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jumlah
Kriteria
1 2 3 4 A B C D
21. RS 3 3 3 4 13
22. RA 4 4 4 4 16
23. TS 2 1 1 2 6
24. TA 3 3 3 4 13
25. VO 3 4 4 4 15
26. AH 3 3 3 4 13
27. RK 3 3 3 4 13
28. OB 2 2 3 3 10
Jumlah 77 75 83 90 325
Skor Kategori
13≤skor≤16 Sangat Baik
9≤skor≤13 Baik
4,5≤skor≤9 Cukup
0≤skor≤4,5 Kurang
Skor rata-rata keterampilan siswa dalam menulis puisi :
=
= 11,59 (termasuk dalam kategori baik).
Semarang,19 Maret 2015
Observer
Isyana Shali N
1401411233
307
Hasil Pengamatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Puisi
pada Siklus III
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jumlah
Kriteria
1 2 3 4 A B C D
1. AW 3 3 3 4 13
2. MI 2 2 1 1 6
3. AD 3 3 3 3 12
4. AN 4 4 4 4 16
5. AM 4 4 4 4 16
6. BI 4 4 4 4 16
7. DI 3 3 3 3 12
8. DA 2 2 3 2 9
9. DS 4 4 4 4 16
10. DC 4 4 4 4 16
11. DA 3 4 4 4 15
12. EW 3 4 4 4 15
13. FN 2 3 3 2 10
14. FN 2 3 3 3 11
15. FB 4 4 4 4 16
16. IDFU 2 2 2 2 8
17. IS 2 2 2 2 8
18. JN 4 4 4 4 16
19. NDA 2 2 2 2 8
20. ON 3 3 3 3 12
308
No Nama
Siswa
Aspek yang Diamati Jumlah Kriteria
1 2 3 A B C D
21. RS 3 3 4 4 14
22. RA 4 4 4 4 16
23. TS 3 3 3 4 13
24. TA 3 3 4 4 14
25. VO 4 4 4 4 16
26. AH 4 4 4 4 16
27. RK 3 4 4 4 15
28. OB 3 3 3 3 12
Jumlah 87 92 94 94 367
Skor Kategori
13≤skor≤16 Sangat Baik
9≤skor≤13 Baik
4,5≤skor≤9 Cukup
0≤skor≤4,5 Kurang
Skor rata-rata keterampilan siswa dalam menulis puisi :
=
= 13,08 (termasuk dalam kategori sangat baik).
Semarang,24 Maret 2015
Observer
Arum Dwi H
1401411236
309
LAMPIRAN 6
REKAP PENILAIAN KOGNITIF
SIKLUS I, II, III
310
HASIL KETERAMPILAN MENULIS SISWA SIKLUS 1
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Sekolah : SD Negeri Ngijo 01
Tema : Pedesaan
Kelas/ semester : III
KKM : 66
No Nama Siswa Nilai Kualifikasi Hasil
Penilaian
1 AW 56,25 Tidak Tuntas
2 MI 25 Tidak Tuntas
3 AD 50 Tidak Tuntas
4 AN 87,5 Tuntas
5 AM 75 Tuntas
6 BI 75 Tuntas
7 DI 68,75 Tuntas
8 DA 87,5 Tuntas
9 DS 87,5 Tuntas
10 DC 93,5 Tuntas
11 DA 81,25 Tuntas
12 EW 75 Tuntas
13 FN 31,25 Tidak Tuntas
14 FN 31,25 Tidak Tuntas
15 FB 68,75 Tuntas
16 IDFU 37,5 Tidak Tuntas
311
17 IS 56,25 Tidak Tuntas
18 JN 87,5 Tuntas
19 NDA 43,75 Tidak Tuntas
20 ON 75 Tuntas
21 RS 81,25 Tuntas
22 RA 81,25 Tuntas
23 TS 31,25 Tidak Tuntas
24 TA 81,25 Tuntas
25 VO 68,75 Tuntas
26 AH 50 Tidak Tuntas
27 RK 68,75 Tuntas
28 OB 37,5 Tidak Tuntas
Rata-rata 64,1
Nilai tertinggi 93,5
Nilai terendah 25
Jumlah siswa tidak tuntas 11
Jumlah siswa tuntas 17
312
HASIL KETERAMPILAN MENULIS SISWA SIKLUS II
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Sekolah : SD Negeri Ngijo 01
Tema : Pekerjaan
Kelas/ semester : III
KKM : 66
No Nama Siswa Nilai Kualifikasi Hasil
Penilaian
1 AW 75 Tuntas
2 MI 31,25 Tidak Tuntas
3 AD 68,75 Tuntas
4 AN 87,5 Tuntas
5 AM 81,25 Tuntas
6 BI 75 Tuntas
7 DI 68,75 Tuntas
8 DA 81,25 Tuntas
9 DS 87,5 Tuntas
10 DC 93,75 Tuntas
11 DA 81,25 Tuntas
12 EW 37,5 Tidak Tuntas
13 FN 62,5 Tidak Tuntas
14 FN 62,5 Tidak Tuntas
15 FB 75 Tuntas
16 IDFU 43,75 Tidak Tuntas
313
17 IS 56,25 Tidak Tuntas
18 JN 87,5 Tuntas
19 NDA 50 Tidak Tuntas
20 ON 75 Tuntas
21 RS 75 Tuntas
22 RA 81,25 Tuntas
23 TS 68,75 Tuntas
24 TA 81,25 Tuntas
25 VO 75 Tuntas
26 AH 75 Tuntas
27 RK 50 Tidak Tuntas
28 OB 75 Tuntas
Rata-rata 70,08
Nilai tertinggi 93,75
Nilai terendah 31,25
Jumlah siswa tidak tuntas 8
Jumlah siswa tuntas 20
314
HASIL KETERAMPILAN MENULIS SISWA SIKLUS III
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Sekolah : SD Negeri Ngijo 01
Tema : Keindahan Alam
Kelas/ semester : III
KKM : 66
No Nama Siswa Nilai Kualifikasi Hasil
Penilaian
1 AW 81,25 Tuntas
2 MI 37,5 Tidak Tuntas
3 AD 75 Tuntas
4 AN 81,25 Tuntas
5 AM 87,5 Tuntas
6 BI 87,5 Tuntas
7 DI 75 Tuntas
8 DA 87,5 Tuntas
9 DS 93,75 Tuntas
10 DC 93,75 Tuntas
11 DA 87,5 Tuntas
12 EW 81,25 Tuntas
13 FN 68,75 Tuntas
14 FN 75 Tuntas
15 FB 87,5 Tuntas
16 IDFU 56,25 Tidak Tuntas
315
17 IS 62,5 Tidak Tuntas
18 JN 93,75 Tuntas
19 NDA 62,5 Tidak Tuntas
20 ON 81,25 Tuntas
21 RS 87,5 Tuntas
22 RA 87,5 Tuntas
23 TS 87,5 Tuntas
24 TA 93,75 Tuntas
25 VO 87,5 Tuntas
26 AH 81,25 Tuntas
27 RK 75 Tuntas
28 OB 87.5 Tuntas
Rata-rata 80,13
Nilai tertinggi 93,75
Nilai terendah 37,5
Jumlah siswa tidak tuntas 4
Jumlah siswa tuntas 24
316
LAMPIRAN 7
HASIL KETERAMPILAN MENULIS
SISWA SIKLUS I, II, III
317
318
319
320
321
322
323
LAMPIRAN 8
REKAP CATATAN LAPANGAN
SIKLUS I, II, III
324
CATATAN LAPANGAN
IMPLEMENTASI MODEL THINK TALK WRITE MENGGUNAKAN
MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS III SDN NGIJO 01 SEMARANG
Siklus I
Nama SD : SD Negeri Ngijo 01
Kelas : III
Subyek : Guru, Siswa, dan Proses pembelajaran
Hari/tanggal : Selasa, 17 Maret 2015
Petunjuk : Catatlah kejadian yang terjadi sesuai dengan keadaan
sesungguhnya di lapangan!
Catatan :
Sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah diberikan dan
dikonsultasikan dengan guru, pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri
Ngijo 01 dimulai pada pukul 07.00 WIB.Setelah bel tanda selesai dibunyikan,
guru mulai mengkondisikan siswa untuk memasuki ruangan kelas. Setelah
semua siswa memasuki ruangan kelas,kegiatan awal atau pendahuluam dimulai
dengan guru memberikan salam kepada siswa dan melanjutkan dengan ketua
kelas memimpin doa untuk mengawali kegiatan pelajaran. Selanjutnya,guru
mulai melakukan presensi kemudian menulis tanggal dipapan tulis.Guru juga
menuliskan materi yang akan dipelajari.
325
Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa “anak-
anak apakah pekerjaan orang tua kalian?” siswa menjawab “petani bu,
pedagang, tukang bangunan”. Kemudian guru bertanya lagi “coba kalian
sebutkan jenis-jenis pekerjaan apa saja yang ada di lingkungan desa”. Setelah
melakukan apersepsi siswa di ajak untuk belajar menggunakan model Think
Talk Write dengan berbantu media audiovisual.
Setelah melakukan kegiatan awal, selanjutnya yang dilakukan guru
yaitu menunjukkan media yang berupa video tentang jenis-jenis pekerjaan
yang ada di desa. Pada saat video di putar, siswa memperhatikan pada layar,
tetapi ada beberapa siswa yang masih tidak bisa duduk diam dan mengganggu
teman-temannya yang lain sehingga mengganggu konsentrasi temannya.
Video yang ditampilkan berisi penjelasan tentang jenis pekerjaan yang
ada di desa misalnya petani, pedagang, nelayan, tukang bangunan, petugas
kebersihan, guru, dan sebagainya. Dari tayangan video tersebut diharapkan
siswa untuk memilih salah satu jenis pekerjaan yang akan dijadikan tema
dalam menulis puisi. Pada saat ini proses berpikir (think) sedang berlangsung.
Kemudian guru membagi siswa menjadi 7 nkelompok yang heterogen dimana
setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Setiap kelompok boleh memberi nama
sesuai keinginan kelompok tersebut. Setelah itu, guru memberikan lembar
kerja kelompok yang akan di diskusikan dan di jawab bersama-sama dengan
anggota kelompok.
Saat diskusi berjalan, proses berbicara (talk) untuk bertukar pendapat
sedang berlangsung. Setelah mereka bertukar pendapat, mereka menuliskan
pendapat mereka pada lembar kerja (write). Guru memantau proses diskusi
yang berlangsung dan sesekali memberi bimbingan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan dalam menuliskan pendapat. Guru juga memberikan
penguatan bagi kelompok-kelompok yang sudah baik melakukan diskusi
dengan mengucapkan “ya pintar”, “lanjutkan sudah benar”, “ya pintar”. Hal ini
326
dilakukan agar siswa termotivasi dan merasa pembelajaran yang dilakukan
menyenangkan.
Pada saat diskusi ini berlangsung, masih ada siswa yang gaduh dan
ramai sendiri. Siswa itu tidak mau aktif dalam diskusi kelompoknya. Guru
memberikan teguran kepada siswa untuk tidak gaduh dan ikut dalam diskusi.
Setelah diskusi selesai, guru memberikan kesempatan kepada setiap perwakilan
kelompok untuk maju dan membacakan hasil diskusi mereka.
Sebagian besar kelompok sudah aktif untuk maju dan membacakan
hasil diskusi mereka. Tetapi pada saat perwakilan anggota kelompok
membacakan hasil diskusi, susasana kelas cenderung gaduh karena siswa
masih pasif untuk mendengarkan pendapat dari kelompok lain.
Guru membagikan soal evaluasi kepada setiap siswa. Soal evaluasi
terdiri dari gambar yang akan dijadikan tema untuk menulis puisi. Siswa di beri
waktu untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada kegiatan ini,beberapa siswa
terlihat serius dalam mengerjakan dan masih ada beberapa siswa yang
mengganggu temannya. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa
merefleksi hasil pembelajaran yang baru dilaksanakan,kemudian guru
menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama dengan siswa.
Semarang, 17 Maret 2015
Observer
Ockta Delvia
1401411075
327
CATATAN LAPANGAN
IMPLEMENTASI MODEL THINK TALK WRITE MENGGUNAKAN
MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS III SDN NGIJO 01 SEMARANG
Siklus II
Nama SD : SD Negeri Ngijo 01
Kelas : III
Subyek : Guru, Siswa, dan Proses pembelajaran
Hari/tanggal : Kamis, 19 Maret 2015
Petunjuk : Catatlah kejadian yang terjadi sesuai dengan keadaan
sesungguhnya di lapangan!
Catatan :
Sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah diberikan dan
dikonsultasikan dengan guru, pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri
Ngijo 01 dimulai pada pukul 07.00 WIB.Setelah bel tanda selesai dibunyikan,
guru mulai mengkondisikan siswa untuk memasuki ruangan kelas. Setelah
semua siswa memasuki ruangan kelas,kegiatan awal atau pendahuluam dimulai
dengan guru memberikan salam kepada siswa dan melanjutkan dengan ketua
kelas memimpin doa untuk mengawali kegiatan pelajaran. Selanjutnya,guru
mulai melakukan presensi kemudian menulis tanggal dipapan tulis.Guru juga
menuliskan materi yang akan dipelajari.
Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa “anak-
anak kemarin kita sudah mempelajari tentang apa?” siswa menjawab
“pekerjaan yang ada di desa bu”. Kemudian guru bertanya lagi “ hari ini kita
akan belajar tentang pentingnya memiliki semangat kerja dan jenis pekerjaan ”.
328
Setelah melakukan apersepsi siswa di ajak untuk belajar menggunakan model
Think Talk Write dengan berbantu media audiovisual.
Setelah melakukan kegiatan awal, selanjutnya yang dilakukan guru
yaitu menunjukkan media yang berupa soundslide yang berisi apa itu semangat
kerja, bagaiaman pentingnya semangat kerja ,akibat tidak memiliki semangat
kerja. Guru juga menayangkan video yang berisi berbagai jenis pekerjaan yang
ada di dunia. Misalnya dokter, polit, penyanyi, atlit, astronot, presiden,
pemadam kebakaran, guru, peternak, pegawai kantor, dan masih banyak lagi
pekerjaan yang ada. Pada saat video di putar, siswa memperhatikan pada layar,
tetapi ada beberapa siswa yang masih tidak bisa duduk diam dan mengganggu
teman-temannya tetapi pada siklus II ini siswa yang gaduh saat pembelajaran
semakin sedikit.
Sama seperti kegiatan pada siklus I, di siklus II juga anak akan menulis
puisi. Dari tayangan video tersebut diharapkan siswa untuk memilih salah satu
jenis pekerjaan yang akan dijadikan tema dalam menulis puisi. Pada saat ini
proses berpikir (think) sedang berlangsung. Kemudian guru membagi siswa
menjadi 7 kelompok yang heterogen dimana setiap kelompok terdiri dari 4
siswa. Setiap kelompok boleh memberi nama sesuai keinginan kelompok
tersebut. Setelah itu, guru memberikan lembar kerja kelompok yang akan di
diskusikan dan di jawab bersama-sama dengan anggota kelompok.
Saat diskusi berjalan, proses berbicara (talk) untuk bertukar pendapat
sedang berlangsung. Setelah mereka bertukar pendapat, mereka menuliskan
pendapat mereka pada lembar kerja (write). Guru memantau proses diskusi
yang berlangsung dan sesekali memberi bimbingan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan dalam menuliskan pendapat. Guru juga memberikan
penguatan bagi kelompok-kelompok yang sudah baik melakukan diskusi
dengan mengucapkan “ya pintar”, “lanjutkan sudah benar”, “ya pintar”. Hal ini
dilakukan agar siswa termotivasi dan merasa pembelajaran yang dilakukan
menyenangkan.
329
Pada saat diskusi ini berlangsung, masih ada siswa yang gaduh dan
ramai sendiri. Siswa itu tidak mau aktif dalam diskusi kelompoknya. Guru
memberikan teguran kepada siswa untuk tidak gaduh dan ikut dalam diskusi.
Setelah diskusi selesai, guru memberikan kesempatan kepada setiap perwakilan
kelompok untuk maju dan membacakan hasil diskusi mereka.
Sebagian besar kelompok sudah aktif untuk maju dan membacakan
hasil diskusi mereka. Tetapi pada saat perwakilan anggota kelompok
membacakan hasil diskusi, susasana kelas cenderung gaduh karena siswa
masih pasif untuk mendengarkan pendapat dari kelompok lain.
Guru membagikan soal evaluasi kepada setiap siswa. Soal evaluasi
terdiri dari gambar yang akan dijadikan tema untuk menulis puisi. Siswa di beri
waktu untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada kegiatan ini,beberapa siswa
terlihat serius dalam mengerjakan dan masih ada beberapa siswa yang
mengganggu temannya. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa
merefleksi hasil pembelajaran yang baru dilaksanakan,kemudian guru
menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama dengan siswa.
Semarang, 19 Maret 2015
Observer
Ockta Delvia
1401411075
330
CATATAN LAPANGAN
IMPLEMENTASI MODEL THINK TALK WRITE MENGGUNAKAN
MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS III SDN NGIJO 01 SEMARANG
Siklus III
Nama SD : SD Negeri Ngijo 01
Kelas : III
Subyek : Guru, Siswa, dan Proses pembelajaran
Hari/tanggal : Selasa, 24 Maret 2015
Petunjuk : Catatlah kejadian yang terjadi sesuai dengan keadaan
sesungguhnya di lapangan!
Catatan :
Sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah diberikan dan
dikonsultasikan dengan guru, pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri
Ngijo 01 dimulai pada pukul 07.00 WIB.Setelah bel tanda selesai dibunyikan,
guru mulai mengkondisikan siswa untuk memasuki ruangan kelas. Setelah
semua siswa memasuki ruangan kelas,kegiatan awal atau pendahuluam dimulai
dengan guru memberikan salam kepada siswa dan melanjutkan dengan ketua
kelas memimpin doa untuk mengawali kegiatan pelajaran. Selanjutnya,guru
mulai melakukan presensi kemudian menulis tanggal dipapan tulis. Guru juga
menuliskan materi yang akan dipelajari.
Selanjutnya, guru mulai melakukan presensi dan menanyakan siapakah
yang hari itu tidak masuk sekolah. Guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan kepada siswa “anak-anak kemarin kita sudah mempelajari tentang
apa?” siswa menjawab “jenis-jenis pekerjaan dan pentingnya memiliki
331
semangat bekerja bu”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran “
hari ini kita akan belajar tentang keindahan alam yang ada di Indonesia dan
bagaimana cara menjaga dan melestarikan alam Indonesia yang sangat indah ”.
Setelah melakukan apersepsi siswa di ajak untuk belajar menggunakan model
Think Talk Write dengan berbantu media audiovisual.
Setelah melakukan kegiatan awal, selanjutnya yang dilakukan guru
yaitu menunjukkan media yang berupa soundslide dan video yang berisi apa itu
penjelasan tentang bagaimana cara melestarikan alam, apasaja keindahan alam
yang ada di Indonesia. Guru juga menayangkan video yang berisi berbagai
macam keindahan alam di Indonesia. Misalnya gunung, airu terjun, hutan,
taman pantai dan sebagainya. Pada saat video di putar, siswa memperhatikan
pada layar dengan tenang dan senang.
Dari tayangan video tersebut diharapkan siswa untuk memilih salah
satu keindahan alam yang akan dijadikan tema dalam menulis puisi. Pada saat
ini proses berpikir (think) sedang berlangsung. Kemudian guru membagi siswa
menjadi 7 kelompok yang heterogen dimana setiap kelompok terdiri dari 4
siswa. Setiap kelompok boleh memberi nama sesuai keinginan kelompok
tersebut. Setelah itu, guru memberikan lembar kerja kelompok yang akan di
diskusikan dan di jawab bersama-sama dengan anggota kelompok.
Saat diskusi berjalan, proses berbicara (talk) untuk bertukar pendapat
sedang berlangsung. Setelah mereka bertukar pendapat, mereka menuliskan
pendapat mereka pada lembar kerja (write). Guru memantau proses diskusi
yang berlangsung dan sesekali memberi bimbingan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan dalam menuliskan pendapat. Guru juga memberikan
penguatan bagi kelompok-kelompok yang sudah baik melakukan diskusi
dengan mengucapkan “ya pintar”, “lanjutkan sudah benar”, “ya pintar”. Hal ini
dilakukan agar siswa termotivasi dan merasa pembelajaran yang dilakukan
menyenangkan.
332
Pada saat diskusi ini berlangsung, masih ada siswa yang gaduh dan
ramai sendiri. Siswa itu tidak mau aktif dalam diskusi kelompoknya. Guru
memberikan teguran kepada siswa untuk tidak gaduh dan ikut dalam diskusi.
Setelah diskusi selesai, guru memberikan kesempatan kepada setiap perwakilan
kelompok untuk maju dan membacakan hasil diskusi mereka.
Sebagian besar kelompok sudah aktif untuk maju dan membacakan
hasil diskusi mereka. Mereka dengan aktif mendengarkan perwakilan
kelompok menyampaikan pendapatnya. Setelah itu mereka diberi kesempatan
untuk mengomentari hasil pekerjaan kelompok yang maju. Guru
menyempurnakan jawaban dari masing-masing kelompok yang kurang tepat
dan memberikan reward kepada kelompok yang berani membacakan hasil
diskusinya di depan kelas.
Guru membagikan soal evaluasi kepada setiap siswa. Soal evaluasi
terdiri dari gambar yang akan dijadikan tema untuk menulis puisi. Siswa di beri
waktu untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada kegiatan ini,beberapa siswa
terlihat serius dalam mengerjakan meski masih ada beberapa siswa yang
menyontek temannya. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa merefleksi
hasil pembelajaran yang baru dilaksanakan,kemudian guru menyimpulkan hasil
pembelajaran bersama-sama dengan siswa. Memberikan penguatan di akhir
pembelajaran dan memotivasi siswa untuk pembelajaran selanjutnya.
Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
bersama siswa.
Semarang, 24 Maret 2015
Observer
Ockta Delvia
1401411075
333
LAMPIRAN 9
SURAT IZIN PENELITIAN DAN SURAT
KETERANGAN PENELITIAN
334
335
336
LAMPIRAN 10
DOKUMENTASI SIKLUS I, II, III
337
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN SIKLUS I
Guru membuka Pelajaran
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
338
Mengadakan variasi dalam proses pembelajaran
M,emberi Penguatan
339
Menjelaskan Materi
Mengajar dengan memperhatikan karakteristik
dan perbedaan individu.
340
Membimbing siswa berdiskusi
Mengelola Kelas
341
Menutup Pembelajaran
Siswa mengerjakan evaluasi
Siswa memperhatikan maedia pembelajran
342
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN SIKLUS II
Guru membuka pembelajaran
343
Mengajukan pertanyaan kepada siswa
Mengadakan variasi dalam pembelajaran
344
Memberikan Penguatan kepada siswa
Menjelaskan materi
345
Mengajar dengan memperhatikan karakteristik
dan perbedaan individu.
Membimbing siswa berediskusi
Mengelola kelas
346
Menutup Pelajaran
Memperhatikan media pelajaran
347
Mengerjakan soal evaluasi
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN SIKLUS III
348
Membuka pelajaran
Mengajukan pertanyaan
Mengadakan variasi pelajaran
349
Memberikan penguatan
Menjelaskan materi
350
Membimbing siswa berdiskusi
Mengelola Kelas
Guru menutup pelajaran
351
Siswa memperhatikan media pelajaran
Membacakan hasil diskusi