Post on 31-Oct-2021
i
IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA
PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG DITEMUKAN
DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Hukum Program Sarjana
OLEH :
AHMAD MARZUKI NIM. 502016237
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
ii
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ahmad Marzuki
NIM : 502016237
Program Studi : Hukum Program Sarjana
Program Kekhususan : Hukum Pidana
Menyatakan bahwa karya ilmiah / skripsi saya yang berjudul:
IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA
PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG DITEMUKAN DI
TEMPAT KEJADIAN PERKARA.
Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun
keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Palembang, September 2020
Yang menyatakan,
Ahmad Marzuki
iv
ABSTRAK
IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA
PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG DITEMUKAN
DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA
Oleh
AHMAD MARZUKI
Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1)
Bagaimanakah cara mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana perampokan
melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) 2) Faktor-
faktor apakah yang menjadi penghambat dalam mengidentifikasi korban dan pelaku
pidana perampokan melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara
(TKP)
Selaras dengan tujuan yang bermaksud untuk mengetahui cara
mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana perampokan melalui sidik jari
yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP), serta untuk mengetahui faktor-
faktor penghambat dalam melakukan identifikasi korban dan pelaku perampokan
melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP). Maka jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknis
pengolahan data dilakukan dengan menerapkan cara analisis isi (Content Analisys)
untuk selanjutnya dikonstruksikan ke dalam suatu kesimpulan.
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: 1) Fungsi sidik jari dalam mengidentifikasi korban dan
pelaku tindak pidana sangat penting untuk mengungkap atau membuktikan korban
dan pelaku secara ilmiah. Identifikasi sidik jari berfungsi sebagai sarana atau alat
bukti pembantu alat bukti lain. Sedangkan fungsi lain dari identifikasi sidik jari
adalah termasuk dalam alat bukti keterangan ahli (yang memberikan keterangan
dari hasil identifikasi). Akibat hukum bagi pelaku / terdakwa (yang salah identitas
akibat salah dalam mengidentifikasi sidik jari pada saat penyelidikan dan
penyidikan) dalam persidangan yaitu dakwaan batal demi hukum (Pasal 143 ayal3
KUHAP) dan dikembalikan ke Kepolisian untuk dilakukan proses penyidikan ulang
terhadap kasus yang sama. 2) Faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi pihak
kepolisian dalam menggunakan sidik jari sebagai sarana identifikasi korban dan
mengungkap pelaku tindak pidana adalah : (1) faktor di TKP yang terdiri dari :
cuaca buruk, binatang buas atau mikroorganisme, masyarakat yang merusak TKP,
kecerobohan penyidik atau petugas identifikasi, tersangka yang merusak TKP,
kurangnya data warga/ masyarakat di kepolisian; dan (2) faktor di luar TKP.
Kata Kunci : Perampokan, Sidik Jari, dan Tempat Kejadian Perkara
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, serta
sholawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw, karena atas rahmat dan nikmat
Nya jualah skripsi dengan judul: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU
TINDAK PIDANA PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG
DITEMUKAN DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA.
Dengan segala kerendahan hati diakui bahwa skripsi ini masih banyak
mengandung kelemahan dan kekurangan. semua itu adalah disebabkan masih
kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis, karenanya mohon dimaklumi.
Kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dorongan dan bantuan, khususnya terhadap:
1. Bapak Dr. Abid Djazuli, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah
Palembang beserta jajarannya;
2. Bapak Nur Husni Emilson, SH., Sp.N., MH, Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Palembang beserta stafnya;
3. Bapak/Ibu Wakil Dekan I, II, III dan IV, Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Palembang;
4. Bapak Yudistira Rusyidi, SH., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Hukum
Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.
vi
5. Ibu Reny Okprianti, SH., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah banyak memberikan petunjuk-petunjuk dan arahan-arahan dalam
penulisan dan penyusunan skripsi ini;
6. Ibu Hj. Siti Mardiyati, SH., MH. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II dan
sekaligus selaku Pembimbing Akademik Penulis selama menempuh pendidikan
yang selalu memberikan inspirasi;
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Palembang;
8. Kedua orang tuaku tercinta dan saudara-saudaraku terkasih.
Semoga segala bantuan materiil dan moril yang telah menjadikan skripsi ini
dapat selesai dengan baik sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh ujian
skripsi, semoga kiranya Allah SWT, melimpahkan pahala dan rahmat kepada
mereka.
Wassalamu’alaikum, wr. wb.
Palembang, September 2020
Penulis,
Ahmad Marzuki
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................ iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 6
C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian .................................... 6
D. Kerangka Konseptual .............................................................. 7
E. Metode Penelitian .................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 10
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Klasifikasi Sidik Jari ...................................... 12
B. Jenis-Jenis Identifikasi Forensik ............................................. 20
C. Pengertian dan Metode Identifikasi Sidik Jari ........................ 26
D. Sejarah Hukum Identifikasi Sidik Jari .................................... 29
E. Tinjauan Umum Terhadap Tindak Pidana .............................. 33
viii
F. Tindak Pidana Perampokan ..................................................... 37
G. Ilmu-ilmu Pembantu dalam Hukum Acara Pidana ................. 39
H. Alat-alat Bukti Dalam Perkara Pidana .................................... 40
I. Pengertian Tempat Kejadian Perkara ...................................... 48
BAB III : PEMBAHASAN
A. Identifikasi Korban dan Pelaku Tindak Pidana Perampokan
melalui Sidik Jari yang Ditemukan di Tempat Kejadian
Perkara (TKP) ......................................................................... 52
B. Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat dalam
Mengidentifikasi Korban dan Pelaku Tindak Pidana
Perampokan melalui Sidik Jari yang Ditemukan
di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ......................................... 56
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 62
B. Saran-saran .............................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang berkembang di mana dalam
perkembangannya juga memegang tinggi hukum sebagai alat pengawas atau
pembatas. Hal ini juga berarti di Indonesia tidak menginginkan adanya negara
yang berdasarkan kekuasaan semata-mata. Penegasan tersebut sengaja
dituangkan dalam berbagai peraturan-peraturan dan norma-norma yang
dimaksudkan agar setiap warga negara Indonesia menjadi warga yang sadar dan
taat hukum, dan mewajibkan negara untuk menegakkan dan menjamin
kepastian hukum kepada setiap masyarakat.1
Sebagai konsekuensi ketentuan-ketentuan tersebut, maka asas
kesadaran hukum merupakan asas yang harus diprioritaskan dalam
pembangunan. Asas kesadaran hukum berarti menyadarkan setiap warga untuk
selalu taat kepada hukum, di samping itu mewajibkan pula bagi negara beserta
aparatnya untuk menegakkan dan menjamin berlakunya kepastian hukum di
Indonesia. Namun hal yang selalu terjadi dengan adanya peraturan-peraturan
atau norma-norma hukum yang baru, dapat dipastikan akan terjadi sebuah
pelanggaran akan hal tersebut. Dengan kata lain, sebuah kejahatan berawal dari
adanya peraturan. Di sinilah peranan aparatur pemerintah terutama instansi
yang bertanggung jawab langsung akan hal penegakan hukum untuk perlu
1 Satjipto Raharjo, 2006. Penegakan Hukum: Suatu Tinjauan Sosiologis, Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, hlm. 3
2
meningkatkan pola kerja dan pelayanan kepada masyarakat agar dapat tercipta
apa yang dinamakan stabilitas hukum dan penegakan hukum di Indonesia.
Tinjauan yuridis yang menggunakan dasar-dasar hukum, teori dan
perundang-undangan dalam mengkaji suatu masalah, menjadi sangat penting
dalam menemukan solusi hukum atas suatu masalah yang hendak dikaji. Hal
ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Paul Scholten bahwa “hukum
itu ada namun harus ditemukan”. Dengan semakin maju dan kompleksnya
zaman dan perubahan yang terjadi di segala penjuru, secara tidak langsung
memunculkan berbagai hal dalam kehidupan. Mulai dari hal yang positif,
tentunya bukan merupakan suatu hambatan dalam kehidupan, namun hal yang
negatif merupakan masalah yang butuh sesegera mungkin untuk diselesaikan,
mulai dari hal yang terkecil seperti pencurian, perkelahian, penganiayaan serta
pembunuhan, karena hal ini pemicu atau penyebab dari semua kejadian yang
ada di masyarakat.2
Masalah hukum seolah menjadi salah satu fenomena yang tidak pernah
surut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seiring
meningkatnya fenomena masalah hukum maka meningkat pula kajian yuridis
yang bertujuan untuk menggali berbagai masalah dari perspektif hukum dan
perundang-undangan yang ada. Menurut Aristoteles menyatakan bahwa
kemiskinan menimbulkan kejahatan dan pemberontakan3.
2 Satjipto Raharjo, Ibid, 2006. hlm. 6 3 Topo Susanto dan Eva Achjani Zufa, 2009. Kriminologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, hlm. 3
3
Situasi dan kondisi yang sedemikian rupa inilah, kiranya kejahatan yang
terjadi dapat diperhatikan lebih serius lagi baik bagi aparat yang berwenang
maupun partisipasi masyarakat, yang secara operasional di dalam
penyelesaiannya belumlah memuaskan.
Penjatuhan pidana bukan semata-mata sebagai pembalasan dendam
melainkan tujuan untuk mempengaruhi perilaku manusia yang sesuai dengan
aturan-aturan hukum, yang paling penting adalah pemberian bimbingan dan
pengayoman. Pengayoman sekaligus kepada masyarakat dan kepada terpidana
sendiri agar menjadi insaf dan dapat menjadi anggota masyarakat yang baik.
Kejahatan merupakan gejala sosial yang selalu dihadapi oleh masyarakat.
Adapun usaha manusia untuk menghapus secara tuntas kejahatan tersebut,
sering kali dilakukan namun hasilnya lebih kepada kegagalan. Sehingga usaha
yang dilakukan oleh manusia yakni hanya menekan atau mengurangi laju
terjadinya kejahatan.4
Di zaman modern seperti sekarang ini, seiring dengan berkembangnya
peralatan canggih yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan
pekerjaannya, maka semakin mudah pula seseorang dalam melaksanakan
tugasnya yang terhitung sulit, misalnya saja tugas seorang polisi dalam
mengungkap suatu kejahatan, salah satu kecanggihan teknologi yang
berkembang saat ini adalah alat pemindai sidik jari. Fungsi dan peranan sidik
jari sangatlah penting bagi seorang penyidik dalam mengungkap suatu tindak
4 Niniek Suparni, 2007. Eksistensi Pidana Denda Dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan,
Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 3
4
pidana, oleh karena itu sidik jari sangatlah berperan selain sebagai untuk
mengidentifikasi korban, juga untuk mengungkap seseorang yang disangka
melakukan tindak pidana, sidik jari sebenarnya adalah kulit yang menebal dan
menipis membentuk suatu “punggungan” pada telapak jari yang membentuk
suatu pola, sidik jari tidak akan hilang sampai seorang meninggal dunia dan
busuk, goresan atau luka biasanya pada waktu kulit berganti akan membentuk
pola yang sama. Kecuali kulit tersebut mengalami luka bakar yang parah.
Identifikasi Sidik jari dikenal dengan daktiloskopi. Daktiloskopi adalah
merumus pola sidik jari pada telapak tangan yang sama, kiri maupun kanan.
Metodenya dikenal dengan metode Henry, Rocher dan Vucetich. Metode Henry
diciptakan di India dan dipakai di hampir semua negara di Eropa, Metode
Rocher digunakan di negara Jerman dan Jepang, sedangkan Metode Vucetich
digunakan pada negara-negara berbahasa Spanyol. Indonesia sendiri
menggunakan Metode Henry. Fungsi dari sidik jari ialah bisa digunakan untuk
pengungkapan kejahatan, misalnya dari sidik jari laten (pengambilan sidik jari
menggunakan serbuk kimia) yang didapat dari barang-barang di TKP, atau
barang-barang yang digunakan untuk “melakukan kejahatan” seperti pistol,
pisau, tang obeng dan sebagainya.5
Seperti halnya di Kota Palembang, di mana sidik jari dijadikan sebagai
daftar barang bukti oleh pihak Kepolisian Resort Kota Besar (POLRESTABES)
Palembang guna menetapkan seorang tersangka, pada kasus tindak pidana
5 Supardi, 2002. Sidik Jari dan Peranannya Dalam Mengungkapkan Suatu Tindak
Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 5
5
pencurian, barang bukti berupa sidik jari tersangka dijadikan barang bukti
dengan nomor registrasi barang bukti BB / 143 /XII / 2011 / Reskrim, Tanggal
17 Desember 2011. Pada kasus lain di mana sidik jari dijadikan sebagai daftar
barang bukti oleh pihak Polrestabes Palembang guna mengungkap seorang
korban, pada kasus tindak pidana pembunuhan tersebut, barang bukti berupa
sidik jari korban dijadikan barang bukti dengan nomor registrasi barang bukti
BB / 298 / VI / 2012 / Reskrim, Tanggal 08 Juni 2012.
Letak krusialnya, dari sidik jari laten yang ditemukan polisi di TKP
tersebut, polisi melakukan pemotretan sidik jari lalu dibandingkan dengan data
sidik jari dalam file kepolisian. pada waktu seseorang membuat SKKB (Surat
Keterangan Kelakuan Baik) itulah sumber data yang berharga bagi polisi untuk
mencari data guna membandingkan sidik jari di TKP dengan sidik jari orang-
orang yang polisi curigai. Dalam ilmu daktiloskopi sidik jari dikatakan identik
apabila mempunyai minimal 12 titik yang sama dalam satu ruas jari, dan tidak
perlu lengkap semua, bisa kelingking saja atau bisa ibu jari saja.6
Berdasarkan uraian di atas, mendorong keingintahuan penulis untuk
mengkaji lebih jauh mengenai fungsi dan peranan sidik jari, sehingga penulis
memilih judul “IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK
PIDANA PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG
DITEMUKAN DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA”.
6 Supardi, Ibid, hlm. 5
6
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan uraian tersebut di atas dan untuk membatasi pokok
kajian, maka berikut ini diidentifikasi beberapa permasalahan dalam penelitian
ini :
1. Bagaimanakah cara mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana
perampokan melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara
(TKP)?
2. Faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat dalam mengidentifikasi
korban dan pelaku tindak pidana perampokan melalui sidik jari yang
ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP)?
C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian
Untuk membahas ruang lingkup pembahasan serta guna terarahnya
pembahasan dan agar tidak menyimpang dari permasalahan di atas, maka
penulisan hanya membahas permasalahan yang berkaitan dengan Fungsi Sidik
Jari Dalam Mengidentifikasi Korban Dan Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan.
Tujuan penelitian dimaksudkan untuk mengetahui:
a. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana
perampokan melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara
(TKP).
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam mengidentifikasi
korban dan pelaku tindak pidana perampokan melalui sidik jari yang
ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
7
D. Kerangka Konseptual
Hukum pidana merupakan aturan hukum yang mengikatkan kepada
suatu perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu suatu akibat yang berupa
pidana. Tindak pidana pembunuhan merupakan suatu fenomena kejahatan
yang mengakibatkan penderitaan, melanggar suatu aturan hukum yang
juga disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi siapa yang
melanggar larangan larangan tersebut.7
Pidana adalah suatu penderitaan yang bersifat khusus. Yang telah
dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang untuk menjatuhkan pidana atas
nama Negara sebagai penanggung jawab dari ketertiban hukum umum bagi
seorang pelanggar, yakni semata-mata karena orang tersebut telah melanggar
suatu peraturan hukum yang harus ditegakkan oleh Negara. Sementara itu,
Simons berpendapat, pidana adalah suatu penderitaan yang oleh undang-
undang pidana telah dikaitkan dengan pelanggaran terhadap suatu norma, yang
dengan suatu putusan hakim telah dijatuhkan bagi seseorang yang bersalah.8
1. Identifikasi (penelaahan) berasal dari kata Inggris Identify yang artinya
meneliti, menelaah. Identifikasi adalah kegiatan yang mencari,
menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan
informasi dari “kebutuhan” lapangan. Secara intensitas kebutuhan dapat
dikategorikan (dua) macam yakni kebutuhan terasa yang sifatnya mendesak
dan kebutuhan terduga yang sifatnya tidak mendesak.9
7 Sudarto, 1995, Hukum Pidana IA. Semarang: Penerbit FH UNDIP, hlm. 18. 8 P.A.F Lamintang, 1997, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Citra Aditya
Bakti, hlm. 69 9 https://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi diakses pada tanggal 13 Agustus 2020
8
2. Tindak Pidana adalah tindakan yang tidak hanya dirumuskan dalam
undang-undang pidana sebagai kejahatan atau tindak pidana, tetapi juga
dilihat dari pandangan tentang kejahatan, deviasi (penyimpangan dari
peraturan Undang-Undang Dasar 1945) dan kualitas kejahatan yang
berubah-ubah.10
3. Perampokan adalah suatu tindak kriminal di mana sang pelaku perampokan
(disebut perampok) mengambil kepemilikan seseorang/sesuatu melalui
tindakan kasar dan intimidasi. Karena sering melibatkan kekasaran,
perampokan dapat menyebabkan jatuhnya korban.11
4. Sidik jari sebenarnya adalah kulit yang menebal dan menipis membentuk
suatu "punggungan" pada telapak jari yang membentuk suatu pola, sidik jari
tidak akan hilang sampai seorang meninggal dunia dan busuk, goresan-
goresan atau luka biasanya pada waktu kulit berganti akan membentuk pola
yang sama, namun sidik jari dapat rusak oleh karena kulit tersebut terkena
luka bakar yang parah.12
5. Tempat Kejadian Perkara yang selanjutnya disingkat TKP adalah tempat di
mana suatu tindak pidana dilakukan atau terjadi dan tempat-tempat lain di
mana tersangka dan/atau korban dan/atau barang-barang bukti yang
berhubungan dengan tindak pidana tersebut dapat ditemukan.13
10 Arif Gosita, 1983. Hukum dan Hak Anak-anak, Rajawali, Bandung, hlm. 42 11 https://id.wikipedia.org/wiki/Perampokan diakses pada tanggal 13 Agustus 2020 12 Supardi, Op.Cit, hlm. 5 13 https://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_kejadian_perkara diakses pada tanggal 7
Agustus 2020
9
E. Metode Penelitian
1. Sifat/Materi Penelitian
Sehubungan dengan pembahasan permasalahan, maka jenis penelitian ini
tergolong penelitian deskriptif, yaitu dengan menjelaskan fungsi sidik jari
dalam mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana pembunuhan.
2. Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui wawancara
dengan pihak (kepolisian Kanit Identifikasi POLRESTABES
Palembang).
b. Data sekunder didapat dari peraturan perundang-undangan, tulisan atau
makalah-makalah, buku-buku, dan dokumen atau arsip serta bahan lain
yang berhubungan dan menunjang dalam penulisan skripsi ini.
3. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian, peneliti turun langsung ke lapangan (Kantor Kepolisian
Resort Kota Besar Palembang Palembang) untuk mengumpulkan data
dengan cara :
a. Wawancara, untuk menjaring data-data yang terkait dengan penelitian
ini, maka dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten
dengan penelitian ini, di Kanit Identifikasi POLRESTABES
Palembang.
b. Studi Dokumentasi, mempelajari berkas-berkas, dokumen-dokumen
penyelidikan, penyidikan, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang terkait
10
dengan penelitian ini.
4. Analisis Data
Data yang diperoleh baik secara data primer maupun data sekunder
dianalisis dengan teknik kualitatif kemudian disajikan secara deskriptif
yaitu menjelaskan, menguraikan, dan menggambarkan sesuai dengan
permasalahan yang erat kaitannya dengan penelitian ini.
F. Sistematika Penulisan
Rencana penulisan skripsi ini akan tersusun secara keseluruhan dalam 4
(empat) Bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup dan
tujuan penelitian, kerangka konseptual, metode penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang pengertian dan klasifikasi sidik jari, metode
identifikasi sidik jari, pengertian tindak pidana perampokan, tinjauan
umum terhadap tindak pidana pembunuhan, ilmu-ilmu pembantu
dalam hukum acara pidana pembunuhan, alat-alat bukti dalam perkara
pidana pembunuhan dan pengertian tempat kejadian perkara.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisikan (a) cara identifikasi korban dan pelaku tindak pidana
perampokan melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian
perkara (TKP), dan (b) faktor-faktor penghambat dalam
11
mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana perampokan
melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dari masalah- masalah yang
dirumuskan dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Afiah, Ratna Nurul, 1998, Barang Bukti Dalam Proses Tindak Pidana, Jakarta:
Sinar Grafika.
Arif Gosita, 1983, Hukum dan Hak Anak-anak. Rajawali, Bandung.
Bambang Poenomo, 2006, Asas-asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia,
Yogyakarta,
Bawengan, G.W, 1989, Penyidikan Perkara Pidana dan teknik Interogasi, PT
Pradnya Paramita, Jakarta
Bawengan, G.W, 1999, Hukum Pidana di Dalam Teori dan Praktek, Pradnya
Paramita, Yogyakarta
Hadiman, et., al., 1984, Alamanak Kepolisian Republik Indonesia 1984-1986, P.T.
Dutarindo Adv., Yogyakarta
John Z. Loudoe, 1988, Beberapa Aspek Hukum Materiil dan Hukum Acara Dalam
Praktek, Bina Aksara, Jakarta
Lamintang, P.A.F, 1997, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Citra
Aditya Bakti.
M. Karjadi, 2001, Tindakan dan Penyidikan Pertama di Tempat Kejadian Perkara,
Politea, Bogor
Moeljatno, 1998, Azas-azas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta
Niniek Suparni, 2007, Eksistensi Pidana Denda Sistem Pidana dan Pemidanaan,
Jakarta: Sinar Grafika.
Sasangka, Hari & Lily Rosita, 2003. Hukum Pembuktian Dalam Perkara Pidana,
Bandung: Mandar Maju
Satjipto Raharjo, 2006, Penegakan Hukum: Suatu Tinjauan Sosiologis, Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti.
Soesilo R., 2006, Kriminalistik (Ilmu Penyidikan Kejahatan), Politea, Bogor
Sudarto, 1995, Hukum Pidana I.A, Semarang: Penerbit FH UNDIP.
Supardi, 2002, Sidik Jari dan Peranannya Dalam Mengungkap Suatu Tindak
Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Topo Susanto dan Eva Achjani Zulfa, 2009, Kriminologi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
B. Undang-Undang
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
C. Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Perampokan
https://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi