Post on 22-Feb-2020
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Memasuki abad ke-21, Indonesia menghadapi berbagai perubahan
dan tantangan strategis, baik dari segi eksternal maupun internal, yang
harus diperhatikan oleh para penentu kebijakan dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Untuk pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di Indonesia, pada tahun 1999 Departemen Kesehatan
Republik Indonesia telah merumuskan dan mencanangkan suatu visi
kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi
bagi bangsa Indonesia untuk pencapaian keberhasilan pembangunan
bangsa. Oleh karena itu perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan
secara menyeluruh dan berkesinambungan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi–
tingginya.
Dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dan
tercapainya kemampuan masyarakat untuk hidup sehat serta dapat
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal, pemerintah telah
membangun salah satu fasilitas pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan
masyarakat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Adapun fasilitas
yang dibangun pemerintah untuk memperluas pemerataan dan jangkauan
2
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di seluruh pelosok daerah di
Indonesia adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas).
Puskesmas yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
yang paling dasar dan terdepan di Indonesia perlu mendapat perhatian
khusus dari semua pihak, sehingga mutu pelayanannya terjaga.
Keberadaan puskesmas sangat diperlukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Puskesmas memiliki berbagai macam fungsi,
salah satu fungsi dan tugas pokok puskesmas adalah memberikan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di wilayah kerjanya yang
paling banyak dimanfaatkan oleh golongan masyarakat menengah ke
bawah.
Propinsi DKI Jakarta sebagai kota metropolitan yang harus
mensejajarkan dirinya dengan kota-kota besar lainnya di seluruh dunia,
memiliki masyarakat yang heterogen dan tingkat ekonomi yang beragam,
mulai dari golongan yang paling miskin sampai golongan yang paling
kaya, perlu mendapat perhatian khusus dari para pembuat kebijakan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Dinas Kesehatan Propinsi DKI
Jakarta yang mempunyai tugas pokok sebagai regulator untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat di wilayah Propinsi DKI Jakarta, perlu untuk
membuat suatu kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan di puskesmas sehingga derajat kesehatan
masyarakat yang optimal dapat tercapai.
3
Untuk mewujudkan hal diatas, Dinas Kesehatan telah membuat
berbagai kebijakan. Beberapa upaya yang telah dikembangkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, diantaranya melalui
pengembangan program jaminan mutu, pemenuhan kebutuhan
pembekalan, dan kemampuan manajerial petugas. Ternyata banyak faktor
yang berperan aktif dalam menunjang hal tersebut, seperti komitmen
manajemen, pengutamaan pada pelanggan, penetapan kebijakan mutu,
perencanaan mutu, tanggung jawab serta wewenang. Perwujudan hal
tersebut diatas tidak dapat dipisahkan dari sistem pembiayaan yang ada
di puskesmas, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
peningkatan mutu pelayanan di puskesmas.
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 38
tahun 1991 tentang Unit Swadana dan Tata Cara Pengelolaan
Keuangannya serta Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 92 tahun
1993 tentang Penetapan dan Penatausahaan serta Pertanggungjawaban
Keuangan Unit Swadana Daerah, kedua kebijakan tersebut memberi
peluang bagi puskesmas untuk dapat dikembangkan menjadi puskesmas
unit swadana. Karena upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan memerlukan peningkatan pembiayaan, maka dikeluarkanlah
Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
nomor 93A/Menkes.SKB/II/1996 dan nomor 17/1996 mengenai pemberian
kesempatan kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur pola tarif dan
segi pemanfaatannya.
4
Mengacu pada hal diatas, Gubernur Propinsi DKI Jakarta
mengeluarkan Keputusan nomor 39 tahun 2000 tentang Penetapan Uji
Coba Puskesmas sebagai Unit Swadana Daerah. Adapun maksud
dikeluarkannya keputusan tersebut adalah sebagai salah satu upaya
Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dalam membuat suatu kebijakan yang
bermanfaat bagi kepentingan masyarakat sebagai pengguna fasilitas
kesehatan dan bagi puskesmas itu sendiri sebagai pelaksana kebijakan.
Salah satu puskesmas swadana di Propinsi DKI Jakarta yang telah
berupaya dan berhasil memberikan mutu pelayanan bagi masyarakat di
wilayah kerjanya, serta memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 yang
dikeluarkan PT SGS Indonesia pada tahun 2003 adalah Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati, Kotamadya Jakarta Timur. Dengan melihat
keberhasilan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tersebut, kaitan
masalah pembiayaan yang diterapkan oleh puskesmas tidak dapat
diabaikan dengan upaya peningkatan mutu pelayanan di puskesmas.
Merujuk hal diatas, sangat perlu untuk menelaah lebih lanjut mengenai
manajemen yang telah digunakan puskesmas dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan sejauh mana kepuasan yang telah
dirasakan oleh semua pihak pengguna puskesmas, sehingga citra
puskesmas meningkat. Berikut ini ditampilkan angka pencapaian target
sasaran mutu yang telah dicapai oleh Puskesmas Kecamatan Kramat Jati
tahun 2004 (Tabel 1).
5
Tabel 1. Sasaran Mutu di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2004.
No
Unit Kerja
Variabel Mutu
Target
Realisasi
1 2 3 4 5 6
Seluruh Unit Kerja Loket Pelayanan 24 Jam Laboratorium Apotik Poli Anak, Umum, Gigi
Kepuasan Pelanggan Waktu Tunggu Jumlah Keluhan Waktu Tunggu Jumlah Keluhan Akurasi Data Stock Obat Obat kadaluarsa Waktu Tunggu Jumlah Keluhan Waktu Tunggu Jumlah Keluhan Akurasi Data Stock Obat Obat Kadaluarsa Waktu Tunggu Jumlah Keluhan Akurasi Data Stock Obat Obat Kadaluarsa
80% 8’ 10 keluhan 2’ 5 keluhan 100% 0% 12’ 8 keluhan 15’ 10 keluhan 100% 0% 40’s.d.45’ 10 keluhan 100% 0%
76,4% 11’07” 5 keluhan 4’08” 1 keluhan 100% 0% 25’02” tidak ada 11’53” tidak ada 100% 0% 22’08”s.d.72’03” 0 s.d. 3 keluhan 100% 0%
Sumber: Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur, 2005
Penerapan konsep swadana di tingkat puskesmas bukanlah
semata-mata untuk meningkatkan pendapatan sebesar-besarnya untuk
pembiayaan puskesmas, tetapi lebih bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan puskesmas melalui peningkatan manajemen
keuangan. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati telah memberikan citra yang baik bagi puskesmas
di mata masyarakat sebagai pengguna puskesmas. Mulai saat ini
masyarakat telah menaruh kepercayaan penuh terhadap semua
pelayanan yang diberikan oleh puskesmas sehingga jumlah masyarakat
yang berobat ke puskesmas meningkat setiap tahunnya seperti yang
disajikan pada data jumlah kunjungan pasien yang datang untuk berobat
6
ke Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tahun 2001 sampai dengan 2005
(Tabel 2).
Tabel 2. Jumlah Kunjungan Pasien Berobat ke Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2005.
No
Tahun
Jumlah Kunjungan (Orang)
1
2001
72.841
2
2002
81.552
3
2003
83.542
4
2004
96.584
5
2005
124.688
Sumber: Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Kodya Jakarta Timur, 2006
Meningkatnya jumlah masyarakat yang berobat ke Puskesmas
disebabkan karena semakin tingginya tingkat kepercayaan masyakat
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas, sehingga
masyarakat golongan menengah ke bawah tidak perlu lagi untuk
mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk dapat berobat ke rumah sakit
karena mutu pelayanan di puskesmas sudah sangat memadai dan
memuaskan. Data lainnya yang dapat dijadikan acuan untuk melihat
keberhasilan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati adalah data pendapatan
puskesmas.
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di puskesmas tidak luput
dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh para pembuat kebijakan
mulai dari tingkat pusat sampai tingkat puskesmas itu sendiri. Sejak krisis
moneter tahun 1998 sampai saat ini Negara Republik Indonesia sedang
giat–giatnya melakukan berbagai reformasi di segala bidang, termasuk
7
untuk instansi pemerintah. Sehubungan dengan bergantinya sistem
kepemimpinan nasional, maka salah satu kebijakan yang mendapat
perhatian khusus dari Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia
adalah mengenai penerapan konsep swadana di instansi pemerintah.
Untuk mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan keuangan di tingkat
instansi pemerintah, maka konsep swadana di tingkat puskesmas dalam
waktu dekat akan dihapuskan.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka penerapan konsep
unit swadana di tingkat puskesmas perlu diteliti lebih lanjut mengenai hal-
hal sebagai berikut:
(1) Sejauh mana dampak positif dan negatif yang telah diterima oleh
semua pihak pengguna puskesmas.
(2) Keunggulan yang telah diberikan oleh puskesmas bagi masyarakat.
(3) Peningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas, sehingga
derajat kesehatan masyarakat di Propinsi DKI Jakarta dapat
ditingkatkan.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari hasil penelusuran data sekunder, Puskesmas Kecamatan
Kramat Jati setiap tahun selalu melakukan evaluasi terhadap mutu
pelayanan kesehatan. Pada Tabel 1 diperlihatkan pencapaian sasaran
mutu yang telah dicapai puskesmas. Dampak dari semakin baiknya
sasaran mutu pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas kepada
8
masyarakat membuat angka kunjungan pasien setiap tahunnya meningkat
pula yang tertera pada Tabel 2.
Dengan mempertimbangkan tanggapan masyarakat pengguna
puskesmas dan pegawai puskesmas serta data sekunder yang ada, maka
identifikasi masalah yang dapat dikumpulkan adalah sebagai berikut:
1. Unit swadana yang telah diterapkan di tingkat puskesmas memberikan
berbagai dampak positif. Semula puskesmas hanya memiliki
pelayanan kesehatan umum saja, namun sekarang puskesmas telah
memberikan pelayanan kesehatan spesialis. Hal ini sangat sesuai
dengan tuntutan masyarakat di Propinsi DKI Jakarta yang
membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih baik namun sesuai
dengan kemampuan membayar masyarakat.
2. Sistem manajemen dan sistem kompensasi insentif yang telah
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas setelah diterapkannya konsep unit
swadana di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati telah menimbulkan
kepuasan kerja pegawai, sehingga terjadinya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan di puskesmas. Dikhawatirkan dengan
berubahnya sistem manajemen di tingkat puskesmas membuat kinerja
pegawainya menjadi turun.
3. Dengan adanyanya puskesmas unit swadana, membuat angka
kunjungan pasien setiap tahun meningkat karena mutu pelayanan
kesehatan cukup baik. Hal ini memberikan suatu asumsi bahwa
masyarakat cukup merasa puas terhadap pelayanan kesehatan di
puskesmas. Apabila kebijakan puskesmas unit swadana dihapus
9
dalam waktu dekat, maka perlu untuk dibuat suatu kebijakan yang
lebih baik sehingga mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dapat
dipertahankan.
4. Dalam waktu dekat pemerintah akan mengeluarkan suatu kebijakan
untuk menghapus konsep swadana di instansi pemerintah, sehingga
perlu dikaji lebih lanjut apakah telah terjadi penyimpangan dengan
diterapkan konsep swadana di tingkat puskesmas.
5. Mengingat berbagai kemajuan yang telah diberikan puskesmas dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Propinsi DKI
Jakarta, sangat disayangkan apabila sistem manajemen puskesmas
yang telah diterapkan saat ini dengan konsep puskesmas unit
swadana harus dihapuskan. Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
perlu mempertimbangkan dan membuat suatu kebijakan yang lebih
baik untuk mengantisipasi hal tersebut.
Mengacu pada berbagai masalah diatas, agar mutu pelayanan
kesehatan di tingkat puskesmas tetap terjaga sehingga derajat kesehatan
masyarakat tidak menurun diperlukan suatu kebijakan pelayanan publik
yang baik. Selain itu untuk mengantisipasi keluarnya keputusan
pemerintah yang menggantikan konsep swadana di tingkat puskesmas
dan sebagai bahan pertimbangan bagi para pembuat kebijakan, maka
perlu dilakukan penelitian ini.
10
1.3. Batasan Masalah
Timbulnya permasalahan perubahan kebijakan dalam penerapan
puskesmas unit swadana di lingkungan Dinas Kesehatan Propinsi DKI
Jakarta sangat terkait dengan berbagai macam factor dan memiliki
berbagai keterbatasan. Oleh karena itu untuk meneliti keunggulan-
keunggulan yang didapat oleh Puskesmas Kecamatan Kramat Jati,
batasan masalah yang dikaji oleh penulis dibatasi pada masalah-masalah
sebagai berikut:
(1) Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas
(2) Sarana dan Prasarana Puskesmas
(3) Kepuasan Pegawai Puskesmas
(4) Kepuasan Pelanggan Puskesmas
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan
masalah, maka berbagai permasalahan yang perlu mendapat perhatian
khusus dan dikaji lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah dampak positif dan negatif bagi puskesmas,
masyarakat, dan Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta dengan
diterapkannya konsep swadana ditingkat puskesmas?
2. Sejauh mana kepuasan masyarakat dan pegawai puskesmas terhadap
pelayanan dan manajemen puskesmas setelah diterapkannya konsep
unit swadana puskesmas?
11
3. Bagaimana rekomendasi atau kebijakan yang dapat diberikan kepada
Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta terhadap pelaksanan
peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas apabila penggunaan
konsep swadana ditingkat puskesmas dihapus?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dampak positif dan negatif yang diperoleh puskesmas,
masyarakat dan Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta dengan
diterapkannya konsep puskesmas swadana.
2. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat dan pegawai puskesmas
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan manajemen
puskesmas.
3. Merumuskan masukan bagi Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
sebagai regulator, dalam menetapkan suatu kebijkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi puskesmas di masa
yang akan datang.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Memberi masukan bagi Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta dalam
menentukan kebijakan yang tepat untuk pelaksanaan manajemen
puskesmas.
12
2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi puskesmas dalam
menentukan strategi pelaksanaan manajemen organisasi di unit
kerjanya.
3. Dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi penulis dan pihak lain
dalam melaksanakan tugas di Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta.