Post on 14-Mar-2019
1
HUBUNGAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA KANTOR KELURAHAN DOMPAK
KOTA TANJUNGPINANG
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
MARYANI
NIM : 090563201033
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
`UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI
TANJUNGPINANG
2015
i
HUBUNGAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA KANTOR KELURAHAN DOMPAK
KOTA TANJUNGPINANG
MARYANI
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP UMRAH
A B S T R A K
Kinerja sumber daya manusia adalah prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai seseorang. Agar kinerja pegawai dalam organisasi itu
dapat terus meningkat, maka perlu dilakukan berapa langkah untuk meningkatkan
kemampuan kerja sumber daya manusia yang dimiliki organisasi tersebut. Baik
itu berkenaan dengan motivasi kerja pegawai, sampai dengan disiplin kerja
pegawai. Disiplin berkaitan erat dengan kinerja pegawai dalam suatu organisasi.
Organisasi bisa diartikan sebagai suatu lingkungan dimana pegawai saling
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, tentu saja didalam
organisasi itu terdapat suatu aturan – aturan bersama yang harus dipatuhi dan
dijalankan di kantor itu, dimana didalamnya terangkum berbagai macam latar
belakang pendidikan dan juga cara pandang menghadapi suatu persoalan.
Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui seberapa
besar hubungan disiplin terhadap kinerja pegawai di kantor Kelurahan Dompak.
Dalam pembahasan skripsi ini adapun konsep operasional yang digunakan yaitu
dengan Variabel X yaitu Disiplin serta Variabel Y yaitu Kinerja. Dalam penelitian
ini sampelnya terdiri dari 17 orang pegawai. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis data asosiatif kuantitatif.
Setelah dilakukan penelitian, hasil akhir penelitian menyatakan bahwa
hubungan disiplin kerja pegawai Terhadap kinerja Pegawai Kelurahan Dompak
berjumlah 23,52 persen, Kemudian sisanya sebesar 76,48 persen karena adanya
faktor di luar penelitian ini.
Kata Kunci : Disiplin, Kinerja
ii
RELATIONSHIP WORK DISCIPLINE ON THE PERFORMANCE OF
EMPLOYEESOFFICE OF DOMPAK VILLAGE
TANJUNGPINANG CITY
MARYANI
Students of Administrative Science State, FISIP, UMRAH
A B S T R A C T
Performance of human resources is a term of the Job Performance bersal
means actual work performance or achievements accomplished person. For the
performance of employees in the organization can continue to increase, it is
necessary to how many steps to improve the employability of human resources
owned by the organization. Neither was related to employee motivation, employee
discipline up to. Discipline is closely related to the performance of employees in
an organization. Organization can be defined as an environment in which
employees interact with each other to achieve a common goal, of course, that
there is an organization within the rules - rules that must be complied with and
executed in the office, in which summarized a wide range of educational
backgrounds and perspectives confront a problem.
The purpose of this study is to basically to determine how much influence
the discipline of the employee's performance in office Dompak. In the discussion
of this paper as for the operational concept used is the variable X and variable Y
is discipline that is performance. In this study sample consisted of 17 employees.
Data analysis techniques used in this research is asosiatif quantitative data
analysis techniques.
After doing research, the end result of research states that discipline Effect
of employee against employee performance amounted to 23,52 percent Dompak
village, then the remaining amount of 76,48 percent due to factors outside of the
study.
Keywords: Discipline, Performance
1
HUBUNGAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA KANTOR KELURAHAN DOMPAK
KOTA TANJUNGPINANG
Disiplin sangat penting untuk
pertumbuhan organisasi, digunakan
terutama untuk memotivasi pegawai
agar dapat mendisiplinkan diri dalam
melaksanakan pekerjaan baik secara
perorangan maupun kelompok.
Disamping itu disiplin bermanfaat
mendidik pegawai untuk mematuhi
dan menyenangi peraturan, prosedur,
maupun kebijakan yang ada,
sehingga dapat menghasilkan kinerja
yang baik dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Output dari
pelaksanaan tugas adalah berupa jasa
pelayanan kepada masyarakat
sehingga pelayanan dikatakan efektif
apabila aparat berhasil dalam
melaksanakan tugasnya. Dengan kata
lain keberhasilan tugas pemerintah
dalam pembangunan nasional banyak
tergantung pada kerja dan
kemampuan pegawai negeri. Dalam
menjalankan fungsi pemerintahan,
memenuhi tuntutan pembangunan
dan pelayanan pada masyarakat di
era reformasi ini, pemerintah
dihadapkan pada tantangan yang
sangat berat dan kompleks dalam
berbagai tugas dan pekerjaan yang
dihadapinya. Tantangan tersebut
tidak bisa dihindari atau bahkan
diabaikan, melainkan perlu dihadapi
dengan segera dan dicari jalan
keluarnya sebaik-baiknya supaya
setiap masalah yang muncul dapat
diselesaikan secara tuntas.
Pembangunan aparatur negara
diarahkan pada peningkatan kualitas,
efisiensi dan efektifitas seluruh
tatanan administrasi pemerintahan,
termasuk peningkatan kemampuan
dan disiplin, pengabdian,
2
keteladanan dan kesejahteraan
aparatnya, sehingga secara
keseluruhan makin mampu
melaksanakan tugas pemerintahan
dan pembangunan dengan baik,
khususnya dalam melayani dan
menumbuhkan prakarsa,
meningkatkan peran aktif masyarakat
serta tanggap terhadap kepentingan
dan aspirasi masyarakat. Berkaitan
dengan hal tersebut maka salah satu
aspek penting yang perlu
diperhatikan dalam upaya
meningkatkan kualitas aparat
pemerintah dalam hal ini pegawai
negeri sipil khususnya mengenai
sumber daya manusia adalah
meningkatkan disiplin pegawai.
Kemampuan yang dimiliki oleh
manusia atau tenaga kerja tanpa
ditunjang dengan disiplin yang tinggi
maka tugas atau pekerjaan yang
dilaksanakan tidak akan mencapai
hasil yang maksimal, bahkan
mungkin mengalami kegagalan yang
dapat merugikan organisasi dimana
ia bekerja. Dalam hal ini pegawai
negeri sipil sangat perlu dipupuk dan
dipelihara disiplin yang baik, karena
apabila pegawai negeri sipil itu tidak
disiplin, maka disamping akan
melambatkan pelaksanaan tugas,
juga menimbulkan akibat-akibat
yang buruk terhadap negara dan
masyarakat.
Penerapan disiplin itu dalam
kehidupan organisasi ditujukan agar
semua pegawai yang ada dalam
organisasi bersedia dengan suka rela
mematuhi dan mentaati segala
peraturan dan tata tertib yang berlaku
dalam organisasi itu tanpa paksaan.
Apabila setiap orang dalam
organisasi itu dapat mengendalikan
diri dan mematuhi semua norma-
norma yang berlaku, maka hal ini
3
dapat menjadi modal utama yang
sangat menentukan dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Mematuhi peraturan berarti
memberikan dukungan positif pada
organisasi dalam melaksanakan
program-program yang telah
ditetapkan, sehingga akan lebih
memudahkan tercapainya tujuan
organisasi. Disamping itu disiplin
merupakan salah satu indikasi
adanya semangat dan kegairahan
kerja yang dapat mendukung
terwujudnya pencapaian tujuan, baik
tujuan organisasi maupun tujuan
pegawai itu sendiri serta tujuan
masyarakat. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah
kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin sedangkan
Pelanggaran disiplin adalah setiap
ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS
yang tidak menaati kewajiban
dan/atau melanggar larangan
ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar
jam kerja. Adapun kewajban dari
pegawai negeri sipil menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 yang tertuang pada pasal
3 dalam peraturan ini antara lain
yaitu :
1. mengucapkan sumpah/janji
PNS;
2. mengucapkan sumpah/janji
jabatan;
3. setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan
Pemerintah;
4. menaati segala ketentuan
peraturan
perundangundangan;
4
5. melaksanakan tugas
kedinasan yang dipercayakan
kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan
tanggung jawab;
6. menjunjung tinggi
kehormatan negara,
Pemerintah, dan martabat
PNS;
7. mengutamakan kepentingan
negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau
golongan;
8. memegang rahasia jabatan
yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus
dirahasiakan;
9. bekerja dengan jujur, tertib,
cermat, dan bersemangat
untuk kepentingan negara;
10. melaporkan dengan segera
kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau
merugikan negara atau
Pemerintah terutama di
bidang keamanan, keuangan,
dan materiil;
11. masuk kerja dan menaati
ketentuan jam kerja;
12. mencapai sasaran kerja
pegawai yang ditetapkan;
13. menggunakan dan
memelihara barang-barang
milik negara dengan sebaik-
baiknya;
14. memberikan pelayanan
sebaik-baiknya kepada
masyarakat;
15. membimbing bawahan dalam
melaksanakan tugas;
16. memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
17. menaati peraturan kedinasan
yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
Bertitik tolak dari arti
pentingnya disiplin kerja maka
Setiap Pegawai Negeri Sipil
berkewajiban untuk
melaksanakannya, sebagaimana
keberadaan Pegawai Negeri Sipil
yang mengemban tugas sebagai Abdi
Negara dan Abdi Masyarakat.
Demikian pula halnya pada
Kelurahan Dompak Kota
Tanjungpinang Kecamatan Bukit
Bestari Kota Tanjungpinang.
Kelurahan Dompak Kota
Tanjungpinang Kecamatan Bukit
Bestari Kota Tanjungpinang yang
memiliki tugas untuk melayani
masyarakat agar dapat disiplin dalam
bekerja sehingga dapat memberikan
pelayanan yang baik kepada
masyarakat khususnya masyarakat
Dompak Kota Tanjungpinang.
5
Untuk mewujudkan kinerja itu
maka dibutuhkan sumber daya
manusia yaitu para pegawai yang
punya tingkat kemampuan kerja
yang baik, yang sanggup
mengemban tugas sebagai abdi
masyarakat. Oleh sebab itu,
peningkatan kinerja pegawai secara
perorangan akan mendorong
produktivitas sumber daya manusia
secara keseluruhan dan memberikan
feed back yang tepat terhadap
perubahan prilaku, yang
direkflesikan dalam kenaikan tingkat
kinerja. Kinerja pegawai merupakan
kondisi yang harus diciptakan dan
direalisasikan dalam sistem
organisasi yang baik, dimana masing
– masing konsep tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya dan
saling berpengaruh dalam
pelaksanaannya. Dapat diketahui
bahwa keterkaitan antara Disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai
dikemukakan oleh Singodimendjo
dalam Edi Sutrisno (2011:96)
menyatakan bahwa: “Semakin baik
disiplin kerja seorang
pegawai/karyawan, maka semakin
tinggi hasil kerja (kinerja) yang akan
dicapai”.
Dalam penelitian ini
memfokuskan pada penilaian kinerja
berdasarkan disiplin pegawainya,
karena untuk mencapai tujuan
organisasi seperti yang diharapkan,
salah satunya adalah dari penaatan
kembali disiplin pegawai yang ada di
organisasi tersebut, agar seluruh
pegawai dapat melaksanakan tugas
secara efektif dan efisien sesuai
dengan standar kinerja dalam suatu
organisasi. Namun jika disiplin tidak
berjalan dengan efektif dan efisien
maka proses berjalannya kinerja itu
tidak maksimal.
6
Dari pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti, adapun
beberapa masalah yang akan
menghambat disiplin kerja pegawai
pada Kelurahan Dompak Kota
Tanjungpinang antara lain :
1. Dalam hal masuk kerja dan
pulang kerja, ada pegawai yang
tidak tepat waktu. Hal ini dapat
dilihat dari : pada jam kerja masih
ada pegawai tidak ada ditempat
pada jam kerja hal ini dimana
merujuk pada hasil inspeksi
mendadak Badan Kepegawaian
Daerah Kota Tanjungpinang
dalam pengawasan jam kerja yang
dilaksanakan mulai jam 09.00
WIB sampai dengan selesai di
seluruh SKPD di lingkungan Kota
Tanjungpinang termasuk pada
Kantor Kelurahan Dompak
ditemukan pegawai tidak berada
ditempat atau tidak hadir pada
saat pelaksanaan SIDAK. Sesuai
dengan aturan yang berlaku para
pegawai di lingkungan Kota
Tanjungpinang seperti kelurahan
memiliki jam kerja dari jam 08.00
hingga jam 16.00 wib. Ini berarti
tidak ada alasan bagi para
pegawai untuk keluar pada jam
tersebut kecuali pergi
meninggalkan kantor masih dalam
urusan pekerjaan kantor sendiri.
2. Masih adanya pegawai yang tidak
menggunakan atribut-atribut
kedinasan seperti pegawai tidak
menggunakan Papan Nama,
Lambang Korpri, dan lain-lain hal
ini menindak lanjuti hasil
pelaksanaan inspeksi mendadak
tim penegak disiplin dan integritas
pegawai negeri sipil/honor di
lingkungan pemerintahan Kota
Tanjungpinang ditemukan bahwa
PNS tidak menggunakan Name
7
Tage, Lambang Korpri, dan papan
nama, PNS/Honorer wanita yang
menggunakan PDH celana
panjang dan model tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku,
PNS Wanita yang menggunakan
sepatu hak tinggi dan runcing,
pegawai masih menggunakan
sendal pada jam kerja efektif,
sepatu baik wanita dan pria yang
menggunakan warna selain hitam
serta staff PNS/Honorer pria tidak
memasukan baju kedalam hal ini
juga berkaitan dengan surat
edaran nomor 065/083/ORG/2013
tentang pakaian dinas dan jam
kerja di lingkungan pemerintah
Kota Tanjungpinang.
3. Dalam pembuatan surat menyurat
di Kantor Kelurahan selalu
ditemukan keterlambatan-
keterlambatan, hal ini tentunya
berdampak terhadap kinerja
pegawai Kelurahan Dompak Kota
Tanjungpinang.
Dari uraian-uraian tersebut
diatas, tentang arti pentingnya
Disiplin Kerja Pegawai dalam
pelaksanaan kerja pada Kelurahan
Dompak Kota Tanjungpinang maka
penulis tertarik untuk meneliti sebab-
sebab timbulnya gejala-gejala diatas,
maka judul penelitian yang diambil
adalah : “Hubungan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Kantor Kelurahan Dompak Kota
Tanjungpinang”.
B. Landasan Teoritis
1. Disiplin kerja
Menurut Sedarmayanti (2007:339)
“Disiplin diri adalah suatu ciri atau
tanda dari kematangan pribadi yang
begitu luas”. Pendapat diatas
mengandung makna kepribadian
manusia terdiri dari sejumlah aspek
yang masing-masing mengandung
8
banyak unsur atau elemen yang harus
dijaga, karena dirilah (manusia) yang
memegang peranan dalam mengatur
kehidupan sehari-hari. Salah satu
bentuk peraturan yang dibuat atau
cara yang ditempuh adalah dengan
penerapan disiplin kerja.
Disiplin adalah kegiatan
manajemen untuk menjalankan
standar- standar organisasional. Dari
pendapat beberapa ahli dapat
disimpulkan disiplin kerja adalah
suatu usaha dari manajemen
organisasi perusahaan untuk
menerapkan atau menjalankan
peraturan ataupun ketentuan yang
harus dipatuhi oleh setiap karyawan
tanpa terkecuali.
Berikut ini adalah Faktor-faktor
pendorong timbulnya perilaku
disiplin menurut Emile Durkheim
yaitu:
1. Tanggungjawab
(responsibility). Orang yang
memiliki rasa tanggungjawab
yang besar atas
terselesaikannya suatu tugas
(pekerjaan), maka orang
tersebut akan terdorong dan
berusaha mengatur dirinya
dan orang lain agar
bertanggungjawab untuk
dapat menyelesaikan
pekerjaan tersebut dengan
baik. Tanggungjawab akan
menyebabkan orang taat dan
patuh terhadap peraturan-
peraturan yang ada secara
sadar dan ikhlas serta
bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan tugas.
Berperilaku disiplin bagi
orang yang memiliki rasa
tangungjawab akan
kepentingan diri dan
kepentingan orang lain
merupakan suatu
kebahagiaan dan meruapakan
moralitas yang sehat.
2. Harapan diri (self gain).
Seseorang terdorong untuk
disiplin karena adanya
harapan dan keinginan untuk
memperoleh atau
menghindari sesuatu harapan
diri ini berkaitan erat dengan
kepentingan dan tujuan yang
ingin dicapai. Sulit bagi
seseorang untuk melakukan
tinakan-tindakan disiplin bila
orang tersebut tidak memiliki
kepentingan dan harapan
dengan sesuatu yang
dikerjakan. Harapan-harapan
tersebut bisa berkaitan
dengan kepentingan pribadi,
orang lain maupun hal-hal
tertentu.
3. Harapan orang lain. Harapan
yang berasal dari orang lain
9
akan mendorong seseorang
melakukan perilaku taat
(disiplin).
Dari uraian di atas menunjukkan
bahwa nilai-nilai disiplin dalam
kehidupan sehari-hari dapat
ditunjukkan dengan perilaku-
perilaku: kepatuhan dan ketaatan
secara sadar terhadap nilai-nilai,
norma atau kaidah peraturan yang
berlaku baik peraturan yang tertulis
maupun yang tidak tertulis. Hal
tersebut dapat tercapai melalui
kesadaran diri terhadap perilaku
jujur, amanah, bertangungjawab,
menjunjung tinggi nilai kebenaran,
tepat waktu, patuh serta taat pada
peraturan atau norma yang berlaku.
Dari pengertian jika dikaitkan
dengan kegiatan-kegiatan organisasi
maka fasilitas yang ada saja tidak
mencukupi apabila tidak dibarengi
dengan kecakapan, kemampuan,
pengetahuan dan kemampuan
pegawai itu sendiri dalam
melaksanakan tugas organisasi.
Dalam menegakkan disiplin setiap
pelanggaran harus ditindak, maka
tindakan yang diambil adalah
tindakan pendisiplinan. Disini
terdapat beberapa macam tindakan
pendisiplinan yang dikemukakan
oleh sejumlah ahli manajemen.
Disiplin mengandung pengertian
yang luas, kedisiplinan lebih tepat
kalau diartikan sebagai suatu sikap
tingkah laku dan perbuatan yang
sesuai dengan peraturan dari suatu
lembaga, baik yang tertulis maupun
tidak”. Berdasarkan pendapat
tersebut, dapat dipahami bahwa
unsur penting dari disiplin adalah
sikap dan prilaku yang selalu
mencerminkan adanya ketaatan
terhadap aturan-aturan yang telah
ditetapkan. Ketetapan tersebut tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu,
10
artinya bahwa dimana dan kapanpun
atau dalam kondisi apapun, peraturan
harus tetap dipenuhi dan dijalankan.
Dari pendapat di atas tersebut,
disiplin kerja dapat diartikan sebagai
suatu kesadaran pribadi untuk
bersedia mentaati peraturan dengan
senang hati dan tanpa rasa
keterpaksaan melakukannya,
selanjutnya kesemua itu untuk
mencapai hasil yang lebih baik.
Dalam hal penerapan disiplin kerja
tidak akan berhasil sekaligus,
melainkan melalui tahapan yang
sesuai dengan yang sudah digariskan
pada tata tertib ataupun aturan-aturan
yang wajib ditaati.
Mengenai sanksi pelanggaran
disiplin yang dapat dikenakan
kepada Pegawai Negeri Sipil, diatur
dalam Peraturan Pemerintah No.53
tahun 2010 yang menyatakan:
1. Hukuman disiplin ringan
berbentuk seperti: teguran
lisan, tertulis, dan pernyataan
tidak puas secara tertulis.
2. Hukuman disiplin sedang
berbentuk seperti: penundaan
kenaikan gaji berkala paling
lama satu tahun, penundaan
gaji sebesar satu kali
kenaikan berkala untuk
paling lama satu tahun,
penundaaan kenaikan
pangkat untuk paling lama
satu tahun.
3. Hukuman diiplin berat
berbentuk seperti: penurunan
pangkat yang setingkat lebih
rendah untuk paling lama
satu tahun, pembebasan dari
jabatan, pemberhentian
dengan hormat atas
permintaan sendiri sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
Beberapa kriteria disiplin diatas
dalam prakteknya dilaksanakan
secara bertingkat atau bertahap dari
yang ringan sampai dengan yang
tergolong berat, yang dilakukan atas
keterangan pimpinan organisasi dan
diperkuat dengan putusan pimpinan
paling atas dalam suatu wilayah kerja
yang ada. Dengan demikian,
ketentuan disiplin kerja bagi Pegawai
Negeri Sipil tersebut merupakan
suatu kewajiban yang harus diikuti
11
dan dilaksanakan dalam menjalankan
Tugas dan Tanggung jawab terhadap
segi pelayanan kepada masyarakat
maupun terhadap kepentingan
organisasi.
Disiplin kerja sangat penting
bagi pegawai yang bersangkutan
maupun bagi organisasi karena
disiplin kerja akan mempengaruhi
produktivitas kerja pegawai. Oleh
karena itu, pegawai merupakan
motor penggerak utama dalam
organisasi. Disiplin kerja yang baik
mencerminkan besarnya rasa
tanggung jawab sesorang terhadap
tugas-tugas yang diberikan
kepadanya. Menurut Hasibuan
(2005:193) menyatakan bahwa
“Disiplin adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku”.
Sedangkan menurut Sutrisno
(2009:115) menyatakan “Disiplin
menunjukkan suatu kondisi atau
sikap hormat yang ada pada diri
karyawan terhadap peraturan dan
ketepatan perusahaan”.
Selanjutnya, menurut Wursanto
(2000) menyatakan bahwa “Disiplin
adalah suatu ketaatan karyawan
terhadap suatu aturan atau ketentuan
yang berlaku dalam perusahaan atas
dasar adanya suatu kesadaran atau
keinsyafan bukan adanya unsur
paksaan”. Kemudian, menurut
Sinungan (2003:146) menyatakan
“Disiplin adalah sebagai sikap
mental yang tercermin perbuatan
atau tingkah laku perorangan,
kelompok atau masyarakat berupa
ketaatan (obedience) terhadap
peraturan-peraturan atau ditetapkan
pemerintah atau etika, norma, dan
kaidah yang berlaku dalam
masyarakat untuk tujuan tertentu”.
12
Sedangkan menurut
Sastrohadiwiryo (2003:291)
menyatakan bahwa “Disiplin kerja
dapat didefinisikan sabagai suatu
sikap menghormati, menghargai,
patuh, dan taat terhadap peraturan-
peraturan yang berlaku baik yang
tertulis maupun tidak tertulis serta
sanggup menjalankannya dan tidak
mengelak untuk menerima sanksi-
sanksinya apabila ia melanggar tugas
dan wewenang yang diberikan
kepadanya”.
Kemudian, menurut Fathoni
(2006:126) menyatakan bahwa
“Disiplin adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-
norma sosial yang berlaku”.
Sedangkan menurut Heidjrachman
dan Husnan (2002:15) menyatakan
bahwa “Disiplin adalah setiap
perorangan dan juga kelompok yang
menjamin adanya kepatuhan
terhadap perintah dan berinisiatif
untuk melakukan suatu tindakan
yang diperlukan seandainya tidak
ada perintah”.
Berdasarkan pengertian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa disiplin
kerja adalah suatu keadaan tertib
dimana keadaan seseorang atau
sekelompok orang yang tergabung
dalam organisasi tersebut
berkehendak mematuhi dan
menjalankan peraturan-peraturan
perusahaan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis dengan
dilandasi kesadaran dan keinsyafan
akan tercapainya suatu kondisi antara
keinginan dan kenyataan dan
diharapkan agar para pegawai
memiliki sikap disiplin yang tinggi
dalam bekerja sehingga
produktivitasnya meningkat.
Selanjutnya, Tujuan disiplin kerja
adalah untuk meningkatkan efisiensi
kerja semaksimal mungkin dengan
cara mencegah pemborosan waktu
dan energi. Disiplin kerja dibutuhkan
untuk tujuan organisasi yang lebih
13
jauh, guna menjaga efisiensi dan
mencegah dan mengoreksi tindakan-
tindakan individu dalam itikad tidak
baik terhadap kelompok.
Sastrohadiwiryo (2003:292)
menyatakan bahwa secara khusus
tujuan disiplin kerja para pegawai,
antara lain :
1. Agar para pegawai
menepati segala peraturan
dan kebijakan
ketenagakerjaan maupun
peraturan dan kebijakan
organisasi yang berlaku,
baik tertulis maupun tidak
tertulis, serta
melaksanakan perintah
manajemen dengan baik,
2. Pegawai dapat
melaksanakan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya
serta mampu memberikan
pelayanan yang
maksimum kepada pihak
tertentu yang
berkepentingan dengan
organisasi sesuai dengan
bidang pekerjaan yang
diberikan kepadanya,
3. Pegawai dapat
menggunakan, dan
memelihara sarana dan
prasarana, barang dan
jasa organisasi dengan
sebaik-baiknya,
4. Para pegawai dapat
bertindak dan
berpartisipasi sesuai
dengan norma-norma
yang berlaku pada
organisasi,
Pegawai mampu menghasilkan
produktivitas yang tinggi sesuai
dengan harapan organisasi, baik
dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
2. Kinerja
Soeprihanto (2001:7)
berpendapat “Kinerja pegawai
adalah suatu sistem yang digunakan
untuk menilai dan mengetahui
apakah seorang pegawai telah
melaksanakan pekerjaannya masing–
masing secara keseluruhan”. Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan
kinerja pegawai adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seorang
pegawai atau sekelompok dalam satu
unit kerja dalam organisasi, sesuai
dengan tugas, fungsi, wewenang dan
tanggung jawab yang diberikan
kepada mereka, dalam upaya untuk
14
mencapai tujuan–tujuan yang telah
ditetapkan oleh organisasi.
Sedarmayanti (2003:147)
menyatakan “Kinerja pegawai
adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau oleh sekelompok
orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung
jawab mereka miliki masing–
masing, dalam upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika
yang berlaku”. Sedangkan Triton
(2005:95) menyatakan “Kinerja
merupakan evaluasi terhadap
kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan,
kerjasama, loyalitas, dedikasi dan
partisipasi sebagai kontribusi
keseluruhan yang diberikan oleh
individu bagi organisasi”.
Mathis dan Jackson
(2002:78), menyatakan bahwa
“Kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau apa yang tidak
dilakukan karyawan”. Kinerja
karyawan adalah yang
mempengaruhi seberapa banyak
mereka memberikan kontribusi
kepada organisasi yang antara lain
termasuk:
(1) Kuantitas output.
(2) Kualitas output.
(3) Jangka waktu output.
(4) Kehadiran ditempat kerja.
(5) Sikap kooperatif.
Berdasarkan pendapat
tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa kinerja pegawai itu pada
hakikatnya adalah suatu kondisi
yang mencerminkan atau
menunjukkan adanya tingkat
keberhasilan atau kegagalan dalam
melaksanakan tugas–tugas pokok
dan fungsi yang telah dirumuskan
secara jelas dan tegas, agar setiap
individu atau pegawai dapat
menjalankan peranan atau
15
kewajibannya selaras dengan visi,
misi serta tujuan dari organisasi
dimana mereka bekerja.
Maka unsur-unsur yang
terdapat dalam kinerja dari definisi
yang telah disebutkan diatas adalah:
hasil-hasil fungsi pekerjaan, faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi kerja seperti peranan,
kecakapan, persepsi, motivasi dan
sebagainya.
Menurut Hasibuan (2002:56)
kinerja dapat dinilai dari beberapa
faktor, yakni:
1. Kedisiplinan.
2. Prestasi kerja.
3. Kesetiaan seseorang
pegawai.
4. Kreatifitas kemampuan
pegawai.
5. Kecakapan.
6. Kerja sama.
7. Tanggung jawab.
Menurut Mangkunegara
(2007:67) mendefinisikan kinerja
yaitu “Hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya”.
Menurut Nawawi (2006:66)
mendifinisikan “kinerja dapat
diartikan sebagai apa yang
dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh
seorang karyawan dalam
melaksanakan tugas–tugas
pokoknya”. Lebih lanjut lagi
menurut Nawawi (2006:62) “Kinerja
dikatakan tinggi apabila suatu target
kerja dapat diselesaikan pada waktu
yang tepat atau tidak melampaui
batas waktu yang disediakan,
sebaliknya kinerja menjadi rendah
jika diselesaikan melampaui batas
waktu yang disediakan atau sama
sekali tidak terselesaikan”.
Lebih lanjut lagi dalam
Triton (2009:94-98) ada tujuh tipe
pekerja yang gagal dalam mencapai
16
kinerja yang diharapkan oleh
perusahaan :
1. The Time Bomb. Sesuai
dengan istilahnya, yaitu
bom waktu, maka pekerja
pada kelompok ini terdiri
dari orang–orang yang
temperamental dan
senang mengacaukan
suasana.
2. The Wet Blanket.
Kontradiksi mungkin kata
yang tepat untuk
menggambarkan tipe
pekerja ini. Pekerja
semacam ini akan
tersinggung dan merasa
harga dirinya diturunkan
apabila tidak dilibatkan
dalam aktifitas yang
berskala kelompok,
misalnya proses–proses
diskusi dan pengambilan
keputusan lainnya.
3. The Really Nice Person.
Pekerja dengan tipe ini
cenderung kharismatik
dan sangat sopan dalam
persahabatan.
4. The isolate. Tipe kinerja
rendah sering didapati
pada tipe ini, yaitu orang–
orang yang cenderung
pendiam, menyimpan
rahasia, dan miskin
komunikasi.
5. The Excuse Maker. Tipe
pekerja yang tergolong
sering menghambat
kinerjanya sendiri
maupun kinerja
organisasi akibat
kebiasaanya
menggunakan alasan.
6. The Loose Cannon.
Pekerja tipe ini memiliki
ciri–ciri terlalu tekun,
berbicara keras, jarang
mempertimbangkan
kinerjanya yang rendah,
salah dalam
pertimbangan dan
berlebihan atau salah arah
akibat antusiasmenya.
7. The Employe With
Paralysis of Indecision.
Tipe ini sepintas mirip
dengan tipe The Loose
Cannon yaitu menguasai
hampir dalam semua
aspek pekerjaan, dan
bahkan memiliki
beberapa kelebihan
dibandngkan The Loose
Cannon.
Dari pendapat para ahli tersebut
maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kinerja adalah prestasi
ataupun hasil kerja yang telah
dicapai oleh para pegawai kelurahan
pada periode waktu tertentu dalam
melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang telah
diberikan rakyat kepadanya dalam
rangka menapai tujuan bersama.
17
C. Hasil Penelitian
1. Disiplin kerja pegawai
Kantor Kelurahan Dompak
sudah baik ini dapat dilihat
dari pegawai sudah mematuhi
jam kerja yang sudah
ditentukan oleh peraturan
yang ada seperti hadir dan
pulang tepat waktu kemudian
pegawai juga tidak berada di
luar kantor pada jam kerja
dan selalu ada di kantor untuk
memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Kemudian para pegawai
sudah oatruh terhadap
instruksi yang ada, taat
terhadap peraturan
kedinassan dengan mengikuti
apel pagi dan selalu mengisi
absen setiap masuk dan
keluar kantor sebagai bukti
bahwa pegawai berada
dikantor. Pegawai Kelurahan
Dompak juga dalam
memberikan pelayanan
kepada masyarakat sudah
sangat tertib dalam memakai
atribut kedinasan seperti
menggunakan papan nama
dan berpenampilan rapi,
pegawai di Kelurahan
Dompak juga tidak
melanggar peraturan yang
telah ditetapkan dengan
mampu menjaga peralatan
kantor yang ada kemudian
dapat melayani masyarakat
sesuai dengan prosedur dan
tata cara yang telah
ditetapkan.
2. Kinerja pegawai sudah sangat
baik hal ini dapat dilihat dari
pegawai sudah mengikuti
cara kerja yang telah
ditentukan, mampu
18
menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu, dan mampu
mendayagunakan seluruh
kemampuannya agar hasil
kerja yang diciptakan
menjadi baik, pegawai
Kelurahan Dompak juga
memiliki kesetian kepada
instansinya dengan
memberikan seluruh
kemampuannya untuk
instansi dan menjalankan
tugas dengan sungguh-
sungguh. Untuk
meningkatkan kinerja
pegawai, pimpinan juga
memberikan kesempatan
pegawai mengikuti pelatihan
dan diklat secara bergantian
sesuai dengan bidang
tugasnya dan para pegawai
diberikan keleluasaan untuk
mngembangkan ide
terbaiknya untuk kemajuan
instansi. Para pegawai juga
sudah ditempatkan di bidang
kerja masing-masing yang
sudah sesuai dengan jenjang
pendidikannya, walaupun
masih ada yang belum
memenuhi syarat tersebut
namun para pegawai sudah
dapat menguasai bidang
kerjanya. Dalam hal
bekerjasama dalam
meningkatkan kinerja
pegawai juga sudah sangat
baik para pegawai
mengupayakan iklim kerja
yang kondusif dengan cara
bekerjasama membantu
teman yang mengalami
kesulitan dalam
melaksanakan tugas.
Pegawai di Kelurahan
Dompak juga sudah
19
bertanggungjawab dengan
pekerjaannya dan
menyelesaikannya dengan
sungguh-sungguh.
3. Bahwa ada hubungan antara
disiplin kerja pegawai
terhadap kinerja pegawai di
kantor Kelurahan Dompak
Kota Tanjungpinang.
Berdasarkan hasil
perhitungan dari jawaban
responden yang menunjukkan
bahwa disiplin kerja dan
kinerja pegawai memiliki
hubungan sebesar 23,52%,
dimana hal ini menunjukkan
tingkat hubungan yang lemah
antara disiplin kerja dengan
kinerja pegawai.
D. Penutup
1. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan antara
disiplin kerja pegawai terhadap
kinerja pegawai di kantor
Kelurahan Dompak Kota
Tanjungpinang. Berdasarkan
hasil perhitungan dari jawaban
responden yang menunjukkan
bahwa disiplin kerja dan kinerja
pegawai memiliki hubungan
sebesar 23,52%, dimana hal ini
menunjukkan tingkat hubungan
yang lemah antara disiplin kerja
dengan kinerja pegawai
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan
pada penelitian ini yaitu :
1. Seharusnya pimpinan selalu
melakukan pengawasan agar
lebih meningkatkan lagi
kedisiplinan pegawai dalam
hal masuk dan pulang kantor.
Sehingga tidak ada pegawai
yang mangkir dari
pekerjaannya.
20
2. Pemberian diklat seharusnya
lebih merata kepada setiap
pegawai, agar dalam
pelaksanaan pekerjaanya
pegawai dapat lebih baik lagi.
3. Penempatan pegawai
seharusnya menyesuaikan
jenjang pendidikan yang
diperoleh pegawai saat di
bangku pendidikan formal
agar kinerja pegawai dapat
lebih baik lagi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka
Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatran Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Handoko, T. Hani. 1994. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.
Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Bumi Aksara: Jakarta
Hasibuan, Melayu S. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Heidjrachman Dan Husnan,Suad. 2002. Manajemen Personalia. Penerbit: BPFE
UGM, Yogyakarta
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Edisi
Pertama. Cetakan Pertama, Jakarta : Bumi Aksara
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika
Aditama.
Sinungan, Muchdasyah, (2003). Produktivitas Apa dan Bagaimana, Cetakan
Kedua, Bina Aksara, Jakarta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta.
Sutrisno, Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Kencana,
Jakarta
Wursanto, I. G. 1998. Dasar-Dasar Manajemen Personalia. Jakarta: Pustaka
Dian.
Dokumen – Dokumen :
22
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil