Post on 14-Mar-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TERHADAP KUALITAS
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU
DENGAN
KINERJA GURU DI SD NEGERI JUMANTONO
KARANGANYAR
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
TARYO
NIM S811102032
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TERHADAP KUALITAS
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU
DENGAN
KINERJA GURU DI SD NEGERI JUMANTONO
KARANGANYAR
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
TARYO
NIM S811102032
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Jika anda berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti anda sudah berada di jalan yang benar
menuju sukses. (Anonim)
Kau memperoleh kekuatan, keberanian, dan rasa percaya diri dari setiap perjalanan
yang membuatmu berhenti sejenak untuk menghadapi rasa takutmu. Kau dapat berkata pada dirimu sendiri “Aku telah tabah menghadapi
masalah ini, aku pasti mampu menghadapi hal berikutnya”.
(Eleanar Roosevelt)
Sukses biasanya hadir menyambangi justru ketika seseorang tidak terlalu sibuk menanti kedatangannya.
(Henry David Thareau)
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
* Isteriku tercinta
* Anakku tersayang
* Almamaterku
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Taryo, S811102032. Hubungan antara Persepsi Guru terhadap Kualitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru
di SD Negeri Jumantono Karanganyar. Komisi Pembimbing I: Prof. Dr. Joko
Nurkamto,M.Pd. Komisi Pembimbing II: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.Tesis:
Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta. 2012.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Adanya
hubungan antara persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar. (2) Adanya hubungan
antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono
Karanganyar. (3) Adanya hubungan antara persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama
dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jumantono yang ada di
Karanganyar. Dengan jumlah populasi sebanyak 249 guru. Sampel yang diambil
dalam penelitian ini menggunakan tabel Nomogram dengan taraf kesalahan 5%,
jadi besamya sampel yang diambil sebanyak 103 guru. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara proporsional random sampling.
Teknik analisis data dengan menggunakan uji persyaratan analisis (uji normalitas,
uji linearitas, dan uji independensi), analisis regresi linear berganda, uji
keberartian regresi linear ganda, uji koefisien determinasi dan koefisien korelasi
linear berganda, dan sumbangan prediktor (sumbangan relatif dan efektif).
Hasil penelitian ini adalah (1) Koefisien korelasi variabel Persepsi Guru
terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru adalah
sebesar 0,689. Sumbangan efektif variabel Persepsi Guru terhadap kualitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan kinerja guru adalah sebesar 31,2%, maka
angka tersebut dapat mencerminkan bahwa setiap Persepsi Guru terhadap kualitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah ditingkatkan sebanyak satu persen, maka
memberikan kontribusi dengan peningkatan kerja guru sebesar 31,2% dengan
konstanta tetap. (2) Koefisien korelasi variabel Motivasi Kerja dengan Kinerja
Guru adalah sebesar 0,613. Sumbangan efektif variabel motivasi kerja dengan
kinerja guru adalah sebesar 25,9%, maka angka tersebut dapat mencerminkan
bahwa setiap motivasi kerja ditingkatkan sebanyak satu persen, maka memberikan
kontribusi dengan peningkatan kinerja guru sebesar 25,9% dengan konstanta
tetap. (3) Koefisien korelasi variabel Persepsi Guru terhadap Kualitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan
Kinerja Guru. Uji keberartian dengan menggunakan uji F menghasilkan nilai F
hitung sebesar 66,575.
Kata kunci: Persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah,
motivasi kerja, dan kinerja guru.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Taryo, S811102032. The Correlation Between Teachers Perception to the
Leadership Quality of The School Principal and the Working Motivation of the
TeachersTowards the Teachers Performances of State Basic School Jumantono
Karanganyar. The First Comossion Supervison : Prof. Dr. Joko Nurkamto,M.Pd.
The Second Comossion Supervison: Dr. Nunuk Suryani, M.Pd .Thesis: Graduate
Program in Educational Technology Postgraduate Program, Sebelas Maret
Univercity Surakarta. 2012.
The aims of this research are to find out: (1) whether there is a correlation
between teacher’s consider with Teachers Perception to the leadership quality of
the school principal and the performance of the teachers of State Senior
Secondary School in Surakarta; (2) whether there is a correlation between the
working motivation and the performance of the teachers of State Senior
Secondary School in Jumantono Karanganyar; (3) whether there is a correlation
between teacher’s consider with Teachers Perception to the leadership quality of
the school principal and the working motivation of the teachers with the
performance of the teachers of Elementary School in Jumantono Karanganyar .
This research was conduced at Elementary School in Jumantono
Karanganyar. It’s samples consisted of 249 teachers. Its samples used nomogram
table with the level of error of 5%. The number of samples was 103 teachers. The
samples were taken by using a proportional random sampling technique. The data
of the research were analyzed by using pre-requisite analysis (normality test,
linearity test, and independention test), multiple linear regression analysis,
significance test multiple linear regression analysis, tests of determination
coefficient and multiple linear correlation coefficient, and preditor contribution
(relative and effective contribution). The results of the research are as follows: (1)
the correlation coefficient of the variable of teacher’s consider with the leadership
quality of the school principal with the working perfomance of the teachers is
0,689. The effective contribution of the variable of the leadership quality of the
school principal with the performance of the teachers is 3,2% indicating that every
increase of 1% in the leadership quality of the school principal will contribute
31,2% to the performance of the teachers with the fixed constant. (2) the
correlation coefficient of the variable of working motivation with the performance
of the teachers is 0,613. The effective contribution of the variable of the working
motivatien with the performance of the teachersis 25,9% pointing out that every
increase of 1 % in the working motivation will contribute 25,9% to the
performance of the teachers with the fixed constant. (3) there is simultaneous
coefficient correlation between the variable of the leadership quality of the school
principal and that of the working motivation with the performance of the teachers.
The significance test by using F test shows that F is 66,575.
Keywords: teacher’s consider with teachers perception to the leadership quality
of school principal, working motivation, and performance of teachers.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................ ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................ . iii
PERNYATAAN ............................................................................................ . iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ .. vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. .. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. . xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 10
A. Kajian Teori .................................................. ............................. 10
1. Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah.................................................................... 10
2. Motivasi Kerja Guru ............................................................ 18
3. Kinerja Guru......................................................................... 27
4. Penilaian Kinerja .................................................................. 31
5. Pengukuran Kinerja .............................................................. 36
B. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan .......................................... 47
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 48
D. Hipotesis ..................................................................................... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 52
A. Lokasi Penelitian ........................................................................ 52
B. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ..................................... 52
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 52
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 53
E. Definisi Operasional Variabel .................................................... 54
F. Instrumeri Penelitian .................................................................. 60
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 67
1.Uji Persyaratan Analisis ......................................................... 67
2.Analisis Regresi Linear Ganda ............................................... 68
3.Uji Keberartian Regresi Linear Ganda ................................... 69
4.Uji Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi Linear
Berganda ................................................................................. 70
5.Sumbangan Prediktor .............................................................. 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 73
A. Diskripsi Data Penelitian............................................................ 73
1.Data Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah .................................................................................... 73
2.Data Motivasi Kerja Guru ....................................................... 76
3.Data Kinerja Guru ................................................................... 78
B. Pengujian Hipotesis .................................................................... 81
1. Uji Prasyarat ......................................................................... 81
2. Uji Hipotesis ........................................................................ 83
C. Pembahasan ................................................................................ 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 97
A. Kesimpuian ................................................................................ 97
B. Implikasi ..................................................................................... 99
C. Saran-saran ................................................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 100
LAMPIRAN................................................................................................... 102
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas segala
nikmat,barakah dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan tesis yang berjudul Hubungan antara Persepsi Guru terhadap
Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan
Kinerja Guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yang terhormat Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr.Ir.Ahmad Yunus,MS, Direktur Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd., selaku Komisi Pembimbing I yang
memberikan arahan dalam penulisan tesis secara terinci, tertib dan disiplin.
5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., selaku Komisi Pembimbing II, yang telah
memberikan petunjuk dan saran-saran serta pengarahan hingga selesainya
penulisan tesis ini.
6. Seluruh Dosen Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah
memberikan ilmu selama perkuliahan.
7. Seluruh Staf dan Karyawan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah membantu kelancaran administrasi.
8. Seluruh Guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar yang selalu memberikan
dukungan dan dorongan semangat bagi penulis.
9. Rekan-rekan sesama mahasiswa yang telah memberikan dukungan doa,
bantuan dan semangat bagi penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran akan dapat menyempurnakan proposal ini sangat diharapkan.
Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Surakarta, 2 Agustus 2012
Penulis
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen BAB III Pasal 7 menyebutkan :” Profesi guru dan dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip
sebagai berikut :
a. memiliki bakat,minat,panggilan jiwa,dan idealisme
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan,keimanan,ketaqwaan,dan akhlaq mulia
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan profesi kerja
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan,dan
i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Kinerja guru merupakan syarat utama keberhasilan pendidikan pada
tingkat mikro dan sebagai cermin bagi keberhasilan pendidikan makro.Apabila
bagian yang terkecil dan sempit ini belum menunjukkan hasil yang signifikan
maka giliran secara nasional juga masih pada kesuraman yang perlu mendapat
sinar cemerlang jika hasil pendidikan secara nasional menjadi harapan dan
dambaan seluruh komponen pendidikan.Demikian juga jabatan guru
merupakan jabatan profesional, dan sebagai jabatan profesional, pemegangnya
harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional antara lain
bahwa jabatan itu melibatkan kegiatan intelektual, mempunyai batang tubuh
ilmu yang khusus, memerlukan persiapan lama untuk memangkunya,
memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, merupakan karier
hidup dan keanggotaan yang permanen, menentukan baku perilakunya,
mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional, dan mempunyai
kode etik yang ditaati oleh anggotanya.
Kompetensi dan Profesionalitas guru yang ditunjukkan dengan kinerja
guru dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan pendidikan. Hal ini
disebabkan karena keberadaan guru sangat berpengaruh terhadap semua
sumber pendidikan seperti sarana dan prasarana, biaya, teknologi informasi,
siswa dan orang tua siswa dapat berfungsi dengan baik apabila guru memiliki
kemampuan yang baik pula dalam menggunakan sumber yang ada.
Pengertian profesional seperti yang dikemukakan Uzer Usman (2005:
15), guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Para guru dalam memberikan layanan yang memuaskan masyarakat,
mereka harus selalu dapat menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya
dengan keinginan dan permintaan masyarakat, dalam hal ini selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat yang biasanya
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karenanya guru
selalu dituntut untuk secara terus menerus meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan mutu layanannya.
Guru profesional harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan secara terus menerus. Sasaran penyikapan itu meliputi
penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat,
peserta didik, tempat kerja, pemimpin, dan pekerjaan. Sebagai jabatan yang
harus dapat menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru
harus selalu dikembangkan dan dimutakhirkan. Dalam bersikap guru harus
selalu mengadakan pembaruan sesuai dengan tuntutan tugasnya. Sehingga
semakin hari kinerja guru semakin meningkat seiring dengan kebutuhan
kualitas pendidikan.
Kinerja guru dapat terukur dan terlihat dari rasa tanggungjawabnya
menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggungjawab moral
dipundaknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam
menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di
luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggungjawabnya
mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan
proses pembelajaran.
Guru juga harus mempertimbangkan pentingnya metodologi yang
akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat
penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.
Kinerja guru terutama berkaitan erat dengan tugas kepala sekolah
untuk selalu melakukan komunikasi yang berkesinambungan, melalui jalinan
kemitraan dengan seluruh guru di sekolahnya. Dalam mengembangkan
manajemen kinerja guru, didalamnya harus dapat membangun harapan yang
jelas serta pemahaman tentang fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para
guru yang meliputi: (1) Seberapa besar kontribusi pekerjaan guru bagi
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.melakukan pekerjaan dengan baik;
(2) Bagaimana guru dan kepala sekolah bekerja sama untuk mempertahankan,
memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja guru yang sudah ada
sekarang; (3) Bagaimana prestasi kerja akan diukur (Akhmad Sudrajad,
2008:1)
Wahjosumidjo (2005: 83), kepemimpinan kepala sekolah merupakan
kemampuan kepala sekolah untuk menggerakkan, mengerahkan,
membimbing, melindungi, memberi teladan, memberi dorongan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dan memberi bantuan terhadap sumber daya manusia yang ada di suatu
sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Standar kompetensi kepala sekolah yaitu
kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,
kompetensi supervise, dan kompetensi sosial (Permendiknas No. 13 Tahun
2007).
Dalam kaitannya dengan kompetensi supervisi, kepala sekolah
memegang peranan sebagai supervisor. Dimana supervisi pendidikan
bertujuan untuk membantu guru dalam memperbaiki proses belajar-mengajar
melalui peningkatan kompetensi guru itu sendiri dalam melaksanakan tugas
profesional mengajarnya, sehingga kinerja guru dapat ditingkatkan.
Peranan Kepala Sekolah dalam rangka mutu pendidikan sangat penting
karena dapat mempengaruhi berhasil dan tidaknya mutu pendidikan itu
sendiri. Kepala Sekolah sebagai tulang punggung mutu pendidikan dituntut
untuk bertindak sebagai pembangkit semangat, mendorong, merintis dan
memantapkan serta sekaligus sebagai administrator. Dengan perkataan lain
bahwa Kepala Sekolah adalah salah satu penggerak pelaksanaan manajemen
pendidikan yang berkualitas.Maka guru akan memiliki persepsi yang
diharapkan tidak terlalu hiterogen dalam merespon kualitas kepemimpinan
kepala sekolahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Wahjosumidjo (1999: 25) mengemukakan pengertian motivasi sebagai
konsep manejemen dalam kaitannya dengan kehidupan sekolah dan
kepemimpinan, adalah sebagai berikut :
Motivasi adalah dorongan kerja yang timbul pada diri sendiri untuk
berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Motivasi
merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna
mencapai tujuan peningkatan prestasi kerja dirinya.
Motivasi kerja guru merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dapat
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu
pimpinan harus senantiasa berupaya meningkatkan motivasi kerja guru serta
harus memiliki kemampuan di dalam memahami berbagai aspek yang
berkaitan dengan motivasi.
Terutama memahami kebutuhan yang dimanifestasikan melalui
perilaku guru dalam melaksanakan tugas. Perilaku guru muncul karena adanya
interaksi secara vertikal dan horizontal antara pimpinan dengan bawahan dan
antara bawahan dengan bawahan. Dengan demikian tinggi rendahnya motivasi
kerja yang dimiliki oleh guru kemungkinan berpengaruh terhadap kinerja
guru.
Data yang ada, beragamnya kinerja guru disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya adalah persepsi guru itu sendiri terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru.Persepsi guru terhadap
kualitas kepemimpinan kepala sekolah, walaupun kualitas kepemimpinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
yang satu dengan kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang lainnya
mempunyai perbedaan, perbedaan tersebut disebabkan oleh latar belakang dan
karakter, serta pengalaman kepala sekolah yang berbeda.
Maka termasuk persepsi guru pun memiliki perbedaan,demikian pula dengan
latar motivasi kerja guru, setiap guru mempunyai motivasi kerja yang berbeda,
beberapa guru menunjukkan motivasi kerja yang tinggi, tapi masih ada
beberapa guru yang kurang mempunyai motivasi dalam melaksanakan tugas.
Merujuk adanya permasalahan tersebut, peneliti ingin mengkaji sejauh
hubungan persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi
kerja guru dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SD Negeri
Jumantono Karanganyar?
2. Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja
guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar?
3.Apakah terdapat hubungan antara persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-
sama dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan yang hendak
dicapai melalui penelitian ini mencakup:
1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SD Negeri
Jumantono Karanganyar.
2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara motivasi kerja guru dengan
kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar.
3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-
sama dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar.
3. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai acuan dalam rangka mengambil kebijakan
dalam upaya peningkatan kinerja guru, khususnya guru SD Negeri
Jumantono Karanganyar.
b. Bagi kepala sekolah dan guru, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dan guru
SD Negeri Jumantono Karanganyar untuk dapat meningkatkan
kemampuannya dalam rangka meningkatkan kinerja guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Manfaat Teoritis
a. Untuk memperkaya khasanah pustaka di Universitas Sebelas Maret
Surakara.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan
memberikan sumbangan bagi penelitian sejenis, dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan dunia pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
a. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan,yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut proses
sensoris.(Bimo Walgito,2003:87).Namun proses itu tidak berhenti
begitu saja,melainkan stimulus tersebut diteruskan oleh proses
selanjutnya merupakan proses persepsi.Karena itu proses persepsi
tidak dapat lepas dari proses penginderaan,dan proses
penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses
persepsi.Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat,pada
waktu individu menerima stimulus melalui alat indera,yaitu
melalui mata sebagai alat penglihatan,telinga sebagai alat
pendengar,hidung sebagai alat pembauan,lidah sebagai alat
pengecapan,kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan,yang
kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk
menerima stimulus dari luar individu.Alat indera tersebut
merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya.
( Branca,1964;Woodworth dan Marquis,1957 ).
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Stimulus yang diindera itu kemudian oleh individu
diorganisasikan dan diinterprestasikan,sehingga individu
menyadari,mengerti tentang apa yang diindera itu,dan proses ini
disebut persepsi. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
stimulus diterima oleh alat indera,yaitu yang dimaksud dengan
penginderaan,dan melalui proses penginderaan tersebut stimulus
itu menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan
dinterprestasikan (Davidoff,1981).Persepsi merupakan proses yang
integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya
(Moskowitz dan Orgel,1969).Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian,penginterpretasian
terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu
yang berarti,dan merupakan respon yang integrated dalam diri
individu.Karena itu dalam penginderaan orang akan mengaitkan
dengan objek (Branca,1964).Dengan persepsi individu akan
menyadari tentang keadaan di sekitarnya dan juga keadaan di
sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri (Davidoff,1981).
Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar,tetapi juga
dapat datang dari dalam diri individu sendiri.Namun demikian
sebagaian besar stilumus datang dari luar individu yang
bersangkutan.Sekalipun persepsi dapat melalui macam-macam alat
indera yang ada pada diri individu,tetapi sebagian besar persepsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
melalui indera penglihatan.Karena itulah banyak penelitian
mengenai persepsi adalah persepsi yang berkaitan dengan alat
penglihatan.
Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam
diri individu,maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif
dalam persepsi.Berdasarkan hal tersebut,maka dalam persepsi
dapat dikemukakan karena perasaan,kemampuan
berpikir,pengalaman-pengalaman individu tidak sama,maka dalam
mempersepsi suatu stimulus,hasil persepsi mungkin akan berbeda
antara individu satu dengan individu lain.Persepsi bersifat
individual (Davidoff,1981;Rogers,1965).
Dari uraian tentang persepsi dapat diambil pengertian yaitu
adanya aktivitas aktif yang integrated dalam diri individu melalui
berbagai indera terutama penglihatan untuk diorganisasikan dan
diinterpretasikan menjadi respon pada individu tersebut,sehingga
bersifat sangat individu.
b. Kepemimipinan Kepala Sekolah dapat diartikan sebagai berikut:
Menurut Wahjosumidjo (2007: 104) kata “memimpin” mempunyai
arti memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan berjalan
di depan (precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu
organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan.
Pemimpin tidak berdiri di samping, melainkan mereka memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dorongan dan memacu (to prod), berdiri di depan yang
memberikan kemudahan untuk kemajuan serta memberikan
inspirasi organisasi dalam mencapai tujuan. Seorang pemimpin
dapat dibandingkan dengan seorang pemimpin orkes (orchestra).
Pemimpin orkes berfungsi menghasilkan bunyi yang terkoordinasi
dan tempo yang betul, melalui usaha terpadu dari para pemain
musik (instrumentalist). Kualitas kepemimpinan director orchestra
akan mengalunkan suara yang tidak menentu (desultory fashion)
atau dengan penuh kecermatan dan antusias.
Sedangkan kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam
rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif
merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi
kepemimpinan adalah kepengikutan (followeship), kemauan orang lain
atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin, itulah yang
rnenyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin
tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan.
Kepemimpinan kepala sekolah yang diharapkan adalah kepala
sekolah yang mampu :
1. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas
masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2. Memberikan bimbingan dan mengarahkan pada guru, staf dan para
siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi
kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan
(Wahjosumidjo, 2007: 104).
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam
praktik sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikkan
delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah.
1. Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan kepada
sikap para guru, staf dan para siswa yang mempunyai latar belakang
kehidupan, kepentingan serta tingkat sosial budaya yang berbeda
sehingga tidak mustahil terjadi konflik antar individu bahkan antar
kelompok.
2. Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh para bawahan dalam
melaksanakan tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah
hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah
sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan
meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam
melaksanakan tugas masing-masing (suggesting).
3. Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan dukungan.
4. Dana, sarana dan sebagainya. Demikian pula sekolah sebagai suatu
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan
memerlukan berbagai dukungan. Kepala sekolah bertanggungjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh
para guru, staf dan siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkan
suasana yang mendukung. Tanpa adanya dukungan yang disediakan
oleh kepala sekolah, sumber daya manusia yang tidak ada tidak
mungkin melaksanakan tugasnya dengan baik (supplying objectives).
5. Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang baik secara
individu maupun kelompok. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah
sebagai pemimpin harus dapat menciptakan rasa aman dalam
lingkungan sekolah, sehingga para guru, staf dan siswa dalam
rnelaksanakan tugasnya merasa aman, bebas dari segala perasaan
gelisah, kekhawatiran, serta memperoleh jaminan keamanan dan
kepala sekolah (providing security).
6. Seorang kepala sekolah selalu akan menjadi pusat perhatian, artinya
semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah sebagai orang
yang mewakili kehidupan sekolah di mana, dan dalam kesempatan
apapun. Oleh sebab itu, penampilan seorang kepala sekolah harus
selalu dijaga integritasnya, selalu terpercaya, dihormati baik sikap,
perilaku maupun perbuatannya (representing).
7. Kepala sekolah pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para
guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus selalu
membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan
siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
secara antusias, bekerja secara bertanggungjawab ke arah tercapainya
tujuan sekolah (inspiring).
8. Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun
kelompok, apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Untuk itu
kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apapun yang
dihasilkan oleh para mereka yang menjadi tanggungjawabnya.
Penghargaan dan pengakuan ini dapat diwujudkan dalam berbagai
bentuk, seperti kenaikan pangkat dan sebagainya (praising).
Wahjosumidjo (2007: 106) kepemimpinan kepala sekolah, adalah
salah satu perwujudan kepemimpinan nasional, yaitu kepemimpinan
Pancasila, satu potensi atau kekuatan yang mampu memberdayakan segala
daya sumber masyarakat dan lingkungan yang dijiwai oleh sila-sila dari
Pancasila untuk mencapai tujuan nasional dalam situasi tertentu.
Oleh sebab itu, kepemimpinan kepala sekolah sebagai salah satu
pelaksanaan kepemimpinan nasional yang bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa, harus mencerminkan diwujudkannya kepemimpinan
Pancasila yang memiliki watak dan berbudi luhur:
1. Pola pikir
Berorientasi jauh ke depan; pola pikir ilmiah, efisiensi dan efektif, dan
keterbukaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Asas
Kebersamaan atau integralistik, kekeluargaan dan gotong royong,
persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan, selaras, serasi dan
seimbang.
3. Watak dan kepribadian yang utuh
3.1.Trilogi kepemimpinan Pancasila: ing ngarsa sung tuladha;
ing madya mangun karsa; tut wuri handayani.
3.2.Ciri-ciri kepribadian universal: berwibawa, jujur, terpercaya,
bijaksana, mengayomi, beriman, mawas diri, mampu melihat ke
depan, berani dan mampu mengatasi kesulitan, wajar,
bertanggungjawab, sederhana, penuh pengabdian pada tugas,
berjiwa besar; dan sifat ingin tahu.
4. Sifat-sifat kepemimpinan:
Taqwa kepada Allah ,berjiwa Ing ngarsa sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani, memiliki hasthabrata,waspada,
prasaja,hemat, terbuka, legawa dan kesatria serta berwibawa.
5. Sikap dan perilaku
5.1.Sikap konsisten
5.2.Perilaku yang selalu berorientasi kepada nilai-nilai sila
Pancasila,norma dan karakter bangsa yang berbudaya.
Dari uraian di atas, maka dapat diperoleh indikator kualitas
kepemimpinan kepala sekolah adalah memberikan aspirasi kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bawahan, melakukan pengawasan, melaksanakan dan mengembangkan
pekerjaan, memberikan petunjuk pelaksanaan, komunikatif, menerima
tanggung jawab, koordinatif, dan kemampuan menyelesaikan persoalan.
c. Dari uraian persepsi dan kepemimpinan kepala sekolah dapat
dipadukan bahwa persepsi dapat diambil pengertian yaitu adanya
aktivitas aktif yang integrated dalam diri individu melalui berbagai
indera terutama penglihatan untuk diorganisasikan dan
diinterpretasikan menjadi respon pada individu tersebut,sehingga
bersifat sangat individu maka dalam mempersepsi kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan aspirasi kepada
bawahan, melakukan pengawasan, melaksanakan dan
mengembangkan pekerjaan, memberikan petunjuk pelaksanaan,
komunikatif, menerima tanggung jawab, koordinatif, dan
kemampuan menyelesaikan persoalan,maka guru dalam
memberikan persepsi secara individual sehingga hasilpun juga
bervariasi.Dari sinilah guru memiliki persepsi yang utuh terhadap
kualitas kepemimpinan kepala sekolahnya.
2. Motivasi Kerja Guru
Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar
terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan
sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi atau dorongan (driving force)
dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mempertahankan kehidupan. Menurut Liang Gie (Sadili Samsudin, 2006:
281), motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh manajer dalam
memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan kepada orang lain, dalam
hal ini karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu.
Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang atau
karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil yang
dikehendaki oleh orang-orang tersebut. (Sadili Samsudin, 2006: 281).
Ada kaitannya dengan motivasi ini, Handoko (T. Hani Handoko,
2003: 251), mengatakan bahwa:
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan,
dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang
penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja
dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang-orang
berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai
dengan yang diinginkan organisasi. Motivasi adalah juga subjek
membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara
langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.
Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat
prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat adalah kemampuan
individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk
mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi,
kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadi, bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun
faktor lainnya tinggi”.
Lain halnya Sondang P. Siagian (1995: 138) yang menyatakan
bahwa motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang
anggota organisasi mau dan rela untuk mengarahkan kmampuan dalam
bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya
dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Motivasi kerja karyawan terlihat dari keterlihatan karyawan dalam
melaksanakan tugas, dan keikutsertaan dalam suatu kompetisi dengan
karyawan lainnya, selain wujud nyata dari motivasi karyawan adalah
adanya kegiatan karyawan dalam upaya mencapai prestasi yang unggul,
hal ini seperti dinyatakan Hansen (2003) bahwa:
“Motivation is thought to econompass „personality factors, social
variabies and or cognitions that are assumed to come into play when a
person undertakes a task at which he or she is evaluates, enters into
competition with others, or attempts to attain some standard of excellence‟
(Motivasi adalah pemikiran yang meliputi faktor personal, variabel sosial
dan/ atau pengamatan yang mengasumsikan di mana orang ikut andil ketika
seseorang menyelesaikan suatu tugas yang dievaluasi, dan memasuki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kompetisi dengan yang lain, atau berusaha untuk rnencapai nilai standar
keunggulan)”.
Motivasi adalah proses yang dimulai dengan defisiensi fisiologis
atau psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan
untuk tujuan atau insentif. Dengan demikian, kunci untuk memahami
proses motivasi bergantung pada pengertian dan hubungan antara
kebutuhan, dorongan, dan insentif. Dalam konteks sistem, motivasi
mencakup tiga elemen yang berinteraksi dan saling tergantung adalah
sebagai berikut (Luthans, 2006: 270):
a. Kebutuhan
Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis
atau psikologis;
b. Dorongan
Terdapat beberapa pengecualian, dorongan, atau motif (dua
istilah yang sering digunakan secara bergantian), terbentuk
untuk mengurangi kebutuhan. Dorongan fisiologis dapat
didefinisikan sebagai kehilangan petunjuk. Dorongan fisiologis
dan psikologis adalah tindakan yang berorientasi dan
menghasilkan daya dorong dalam meraih insentif.
c. Insentif
Pada akhir siklus motivasi adalah insentif, didefinisikan
sebagai semua yang akan mengurangi sebuah kebutuhan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dorongan. Dengan demikian, memperoleh insentif akan
cenderung memulihkan keseimbangan fisiologis atau
psikologis dan akan mengurangi dorongan.
Menurut teori Maslow, setiap individu memiliki kebutuhan-
kebutuhan yang tersusun secara hierarki dari tingkat yang paling mendasar
sampai pada tingkatan yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada
tingkatan paling rendah telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain
yang lebih tinggi. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, kebutuhan-
kebutuhan tersebut diterjemahkan sebagai berikut (Sadili Samsudin, 2006:
283):
a. Kebutuhan fisiologis dasar, seperti makanan, pakaian, perumahan, dan
fasilitas-fásilitas dasar lainnya yang berguna untuk kelangsungan
hidup pekerja;
b. Kebutuhan akan rasa aman, seperti lingkungan kerja yang bebas dari
segala bentuk ancaman, keamanan jabatan atau posisi, status kerja
yang jelas, dan keamanan alat yang dipergunakan;
c. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, seperti interaksi dengan rekan
kerja, kebebasan melakukan aktivitas sosial, dan kesempatan yang
diberikan untuk menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain;
d. Kebutuhan untuk dihargai, seperti pemberian penghargaan (reward)
dan mengakui hasil karya individu;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
e. Kebutuhan aktualisasi diri, seperti kesempatan dan kebebasan untuk
merealisasikan cita-cita atau harapan individu, kebebasan untuk
mengembangkan bakat atau talenta yang dimiliki.
Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
menentukan perilaku seseorang, termasuk perilaku kerja. Untuk dapat
memotivasi seseorang diperlukan pemahaman tentang bagaimana proses
terbentuknya motivasi. Motivasi diartikan sebagai faktor-faktor yang
mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalarn bentuk usaha yang keras
atua lemah. Motivasi juga diartikan sebagai keinginan, tujuan, kebutuhan,
atau dorongan, dan sering dipakai secara bergantian untuk menjelaskan
motivasi seseorang (Mariot Tua Efendi Hariandja, 2007: 320).
Motivasi adalah perasaan atau keinginan seseorang yang berada
dan bekerja pada kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan
yang menguntungkan dilihat dari perspektif pribadi dan terutama
organisasi. Motivasi sebagai kekuatan kompleks yang membuat seseorang
berkeinginan memulai dan menjaga kondisi kerja dalam organisasi. Dan
motivasi merupakan kekuatan yang muncul dari dalam diri individu untuk
mencapai tujuan atau keuntungan tertentu di lingkungan dunia kerja atau
di pelataran kehidupan pada umumnya (Sudarwan Danim, 2004: 15).
Motivasi untuk berubah merupakan salah satu bagian yang sangat
penting dari setiap proses perubahan.Namun perspektif individu, tim atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
organisasi, jika motivasi untuk berubah begitu rendah, maka peluang
keberhasilannya menjadi sangat terbatas. Setiap orang juga mempunyai
pendekatan yang berbeda terhadap perubahan. Dalam kaitannya dengan
tahap-tahap perubahan di bawah ini, beberapa orang akan menjadi proaktif
apabila pendekatan yang lain-lainnya juga lebih ditekankan (Kaye, 2004:
45).
Menurut Sopiah (2008: 169) menyatakan bahwa motivasi
didefinisikan sebagai keadaan di mana usaha dan kemauan keras seseorang
diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil atau tujuan tertentu. Hasil-hasil
yang dimaksud bisa berupa produktivitas, kehadiran atau perilaku kerja
kreatif lainnya. Motivasi pada dasarnya mempunyai tiga karakteristik
pokok yaitu:
a. Usaha. karakteristik pertama dari motivasi, yakni usaha, menunjuk
kepada kekuatan perilaku kerja seseorang atau jumlah yang
ditunjukkan oleh seseorang dalam pekerjaannya. Tegasnya, hal ini
melibatkan berbagai macam kegiatan atau upaya baik yang nyata
maupun yang tidak kasat mata.
b. Kemauan keras karakteristik pokok motivasi yang kedua menunjukkan
kepada kemauan keras yang ditunjukkan oleh seseorang ketika
menerapkan usahanya kepada tugas-tugas pekerjaannya. Dengan
kemauan yang keras, maka segala usaha akan dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Kegagalan tidak akan membuatnya putus asa untuk terus berusaha
sampai tercapainya tujuan.
c. Arah atau tujuan. Karakteristik motivasi yang ketiga berkaitan dengan
arah yang dituju oleh usaha dan kemauan keras yang dimiliki oleh
seseorang.
Menurut Hamzah B. Uno (2007: 73) dimensi motivasi kerja
dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi kerja internal dan motivasi kerja
eksternal. Indikator untuk motivasi kerja internal adalah (1) selalu
berusaha untuk mengungguli orang lain, (2) diutamakan prestasi dari apa
yang dikerjakannya, (3) melaksanakan tugas dengan target yang jelas, (4)
memiliki tujuan yang jelas dan menantang, (5) ada umpan balik atas hasil
pekerjaannya, (6) tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan tugas.
Indikator motivasi kerja eksternal adalah :
(1) selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan
kerjanya, (2) senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya, (3)
bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif, dan (4) bekerja dengan
harapan ingin memperoleh perhatian dari teman dan atasan. Faustino
Cardoso Gomes (2003: 177) ada dua faktor utama yang mempengaruhi
motivasi kerja adalah (1) kesediaan atau motivasi dari pegawai untuk
kerja, yang menimbulkan usaha pegawai, dan (2) kemampuan pegawai
untuk melaksanakannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam maupun dari luar individu
dalam melakukan suatu tindakan yang dapat menguntungkan dirinya dan
dapat menimbulkan rasa puas, dengan dimensi dan indikator sebagai
berikut:
a. memiliki bakat,minat,panggilan jiwa,dan idealisme
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan,keimanan,ketaqwaan,dan akhlaq mulia
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan profesi
kerja
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan,dan
i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan
guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3. Kinerja Guru
Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas
maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan
penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Penampilan hasil
karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional
maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di
dalam organisasi. Penilaian kinerja secara reguler yang dikaitkan dengan
proses pencapaian tujuan kinerja setiap personel. Tindakan ini akan
membuat pesonel untuk senantiasa berorientasi terhadap tujuan yang
hendak dicapai (Yaslis Ilyas, 1999: 55).
Menurut Wibowo (2007: 7) kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,
kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan
demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut. Dan kinerja adalah tentang apa yang
dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai
berikut (Yaslis Ilyas, 1999: 112):
a. Karakteristik Pribadi
Karakteristik pribadi yang mempengaruhi kinerja meliputi umur,
pengalaman, orientasi kerja, dan persepsi tugas/kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Motivasi
Motivasi dapat juga didefinisikan sebagai kesiapan khusus seseorang
untuk melakukan atau melanjutkan serangkaian aktivitas yang
ditujukan untuk mencapai beberapa sasaran yang telah ditetapkan.
Akan halnya motivasi kerja adalah sesuatu hal yang berasal dari
internal individu yang menimbulkan dorongan atau semangat untuk
bekerja keras. Kinerja dipengaruhi oleh faktor motivator yang
dimanifestasikan pada keberhasilan, penghargaan, tanggung jawab,
pekerjaan, dan peningkatan diri. Kinerja dipengaruhi oleh motivasi dan
kemampuan.
c. Pendapatan dan Gaji
Evaluasi kinerja sering digunakan sebagai alat untuk menentukan
penyesuaian gaji dan juga untuk memperbaiki kinerja personel.
d. Keluarga
Pengaruh tanggung jawab keluarga berbeda antara pria dan wanita.
Pria dengan beban keluarga tinggi berhubungan dengan peningkatan
jam kerja yang lebib tinggi dibandingkan dengan pria yang beban
keluarganya rendah.
e. Organisasi
Terjadi kesenjangan antara apa yang sedang dikerjakan personel dan
apa yang seharusnya ditampilkan untuk memperbaiki kinerja personel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
perlu dilakukan observasi terhadap penyebab kinerja yang suboptimal
tersebut.
Untuk memberikan kesempatan kepada personel bekerja optimal,
organisasi harus menciptakan lingkungan yang berbeda untuk personel
profesional.
f. Supervisi
Proses yang memacu anggota unit kerja untuk berkontribusi secara
positif agar tujuan organisasi tercapai. Kemampuan penyelia
(supervisor) untuk secara efektif mempekerjakan personel agar
mencapai tujuan departemen adalah penting bagi kesuksesan penyelia.
g. Pengembangan karir
Penilaian kinerja seharusnya merupakan pengalaman positif yang
memberikan motivasi dan pengembangan personel. Kecenderungan
bisnis akhir-akhir ini telah mendorong banyak organisasi untuk mulai
mengenal manusia sebagai sumber daya penting yang strategis.
Penilaian personel harus mengidentifikasikan tujuan utama mereka
yang dapat dicapai dan memperhatikan juga kebutuhan personel untuk
tumbuh kembang secara profesional.
Kinerja adalah merupakan implementasi dari rencana yang telah
disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan kompetensi, motivasi, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kepentingan. Kinerja organisasi juga ditunjukkan oleh bagaimana proses
berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut.
Di dalam proses pelaksanaan aktivitas harus selalu dilakukan monitoring,
penilaian, dan review atau peninjauan ulang terhadap kinerja sumber daya
manusia. Melalui monitoring, dilakukan pengukuran dan penilaian kinerja
secara periodik untuk mengetahui pencapaian kemajuan kinerja dilakukan
prediksi apakah terjadi deviasi pelaksanaan terhadap rencana yang dapat
mengganggu pencapaian tujuan (Wibowo, 2007: 4).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja (Mahmudi, 2005: 21)
adalah:
a. Faktor personal/individual, meliputi: pengetahuan, keterampilan (skill),
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu;
b. Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan,
semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader;
c. Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,
kekompokan dan keeratan anggota tim;
d. Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja
dalam organisasi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat simpulkan bahwa kinerja adalah
suatu hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada
ekonomi. Dengan demikian, kinerja merupakan hasil diperoleh atau
dicapai oleh para pekerja dalam suatu organisasi.
4. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan
dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang. Penilaian kinerja
meliputi dimensi kinerja karyawan dan akuntabilitas. Dalam dunia
kompetitif yang mengglobal, perusahaan-perusahaan membutuhkan
kinerja tinggi. Pada waktu yang sama, para karyawan membutuhkan
umpan balik tentang kinerja mereka sebagai petunjuk untuk
mempersiapkan perilaku masa depan (Syafri Mangkuprawira, 2003: 223).
Menurut Syafri Mangkuprawira (2003: 224) manfaat penilaian
kinerja karyawan ditinjau dari beragam perspektif pengembangan
perusahaan, khususnya manajemen sumber daya manusia, yaitu sebagai
berikut:
a. Perbaikan Kinerja
Umpan balik kinerja bermanfaat bagi karyawan, manajer, dan spesialis
personal dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki kinerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b. Penyelesaian Kompensasi
Penilaian kinerja membantu pengambil keputusan menentukan siapa
yang seharusnya menerima peningkatan pembayaran dalam bentuk
upah dan bonus yang didasarkan pada sistem merit.
c. Keputusan Penempatan
Promosi, transfer, dan penurunan jabatan biasanya didasarkan pada
kinerja masa lalu dan antisipatif.
d. Kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan
Kinerja buruk mengindikasikan sebuah kebutuhan untuk melakukan
pelatihan kembali. Setiap karyawan hendaknya selalu mampu
mengembangkan diri.
e. Perencanaan dan Pengembangan karier
Umpan balik kinerja membantu proses pengambilan keputusan tentang
karir spesifik karyawan.
f. Defisiensi Proses Penempatan Staf
Baik buruknya kinerja berimplikasi dalam hal kekuatan dan kelemahan
dalam prosedur penempatan staf pada departemen sumber dayanya.
g. Ketidakakuratan Informasi
Kinerja buruk dapat mengindikasikan kesalahan dalam informasi
analisis pekerjaan, rencana sdm, atau hal lain dari sistem manajemen
personal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Hal demikian akan mengarah pada ketidakcapaian dalam keputusan
menyewa karyawan, pelatihan, dan keputusan konseling.
h. Kesalahan Rancangan Pekerjaan
Kinerja buruk mungkin sebagai sebuah gejala dari rancangan
pekerjaan yang keliru. Lewat penilaian dapat didiagnosis kesalahan-
kesalahan tersebut.
i. Kesempatan Kerja yang Sama
Penilaian kinerja yang akurat yang secara aktual menghitung kaitannya
dengan kinerja dapat menjamin bahwa keputusan penempatan internal
bukanlah sesuatu yang bersifat diskriminasi.
j. Tantangan-tantangan Eksternal
Kadang-kadang kinerja dipengaruhi faktor-faktor lingkungan
pekerjaan, seperti keluarga, finansial, kesehatan, atau masalah-masalah
lainnya. Jika masalah-masalah tersebut tidak diatasi melalui penilaian,
departemen SDM mungkin mampu menyediakan bantuannya.
k. Umpan Balik Pada SDM
Kinera yang baik dan buruk diseluruh organisasi mengindikasikan
bagaimana baiknya fungsi departemen SDM diterapkan.
Yaslis Ilyas (1999: 73) menyatakan penilaian kinerja adalah proses
menilai hasil karya personel dalam suatu organisasi rnelalui intrumen
penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian kinerja merupakan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
evaluasi terhadap penampilan kerja personel dengan membandingkannya
dengan standar baku penampilan.
Kegiatan penilaian kinerja ini membantu pengambilan keputusan bagian
personalia dan memberikan umpan balik kepada para personel tentang
pelaksanaan kerja mereka. Penilaian kinerja merupakan proses yang
berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personel dan usaha untuk
memperbaiki unjuk kerja personel dalam organisasi. Penilaian kinerja
adalah proses penelusuran kegiatan pribadi personel pada masa tertentu
dan menilai hasil karya yang ditampilkan terhadap pencapaian sasaran
sistem manajemen.
Menurut pendapat Yaslis llyas (1999: 86) metode penilaian
peringkat berdasarkan pembawaan (traid based evaluation) yang
ditampilkan oleh personel. Penilaian berdasarkan metode ini dianggap
lebih baik, karena keberhasilan pekerjaan yang dilaksanakan seorang
personel amat ditentukan oleh beberapa unsur ciri pembawaan (trait) yang
bersangkutan. Oleh sebab itu dalam metode ini yang dinilai adalah unsur-
unsur: kesetiaan, tanggung jawab, ketaatan, prakarsa, kerja sama,
kepemimpinan dan sebagainya.
Tata cara penilaian setiap unsur dalarn metode berdasarkan
peringkat ini dinyatakan dalam bentuk spektrum angka, yang masing-
masing spektrum ditetapkan sebutannya masing-masing.
Kelebihan metode peringkat ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
a. Mudah mempersiapkan model atau formatnya.
b. Dapat digunakan untuk menilai personel yang jumlahnya banyak.
c. Dapat digunakan oleh pimpinan pada peringkat manapun dalam
perusahaan.
Sebaliknya, kekurangannya terletak pada antara lain:
a. Sukar melepaskan penilai dari faktor subjektivitas.
b. Karena banyak spektrum angka, maka sering terjadi perbedaan
penafsiran (interprestasi).
c. Unsur yang dinilai kadang-kadang kurang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
Metode skala peringkat ini amat banyak digunakan oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia, bahkan lembaga-lembaga pemerintah
seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga menggunakan metode
ini. Hal ini dapat kita lihat dari tetapkannya cara Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 10 Tahun
1979 tanggal 15 Mei 1979. PP No. 10 Tahun 1979 ini mengatur tentang
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan atau lebih populer disebut dengan
DP3.
Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1979 menyebutkan
bahwa DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) adalah suatu daftar
yang memuat hasil Penilaian Pe1aksanaan Pekerjaan calon/pegawai yang
dilaksanakan sebagai usaha untuk lebih menjamin objektivitas dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pembinaan pegawai atau personel berdasarkan sistem karier dan prestasi
kerja.
Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut dituangkan dalam satu
daftar. Pejabat yang berwenang membuat penilaian ini adalah atasan
langsung dari personel yang bersangkutan.
5. Pengukuran Kinerja
Menurut Pasal 4 PP No. 10 Tahun 1979, kinerja pegawai diukur
dalam suatu Daftar Penilaian Prestasi Pekerjaan (DP3) adapun unsur-unsur
yang dinilai ada 8 macam, yaitu (Yaslis Ilyas, 1999: 92):
a. Unsur Kesetiaan
Unsur kesetiaan dalam DP3 merupakan unsur pertama yang harus
dinilai. Kesetiaan tersebut diarahkan kesetiaan kepada Pancasila, UUD
1945, Negara, dan Pemerintah. Dalam Penjelasan Pasal 4 PP No. 10
Tahun 1979 itu, unsur kesetiaan ini meliputi:
1) Kesetiaan, adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan,
dan mengamalkan sesuatu yang dipatuhi dengan penuh kesadaran
dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan itu harus dibuktikan
dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta dalam pelaksanaan
tugas.
2) Pengabdian, adalah sumbangan pemikiran dan tenaga secara ikhlas
dengan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan
golongan dan pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3) Kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian, timbul dari pengetahuan dan
pemahaman yang mendalam untuk memahami, melaksanakan dan
mengamalkan Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah.
b. Unsur Prestasi Kerja
Prestasi kerja, merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan yang dicapai
oleh seorang personel dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya. Prestasi kerja seorang personel ini dipengaruhi oleh
kecakapan, keterampilan, pengalaman, kesungguhan, dan lingkungan
kerja. Ciri-ciri prestasi kerja yang dituntut oleh DP3 antara lain:
1) Menguasai seluk-beluk bidang tugas dan bidang-bidang terkait.
2) Mempunyai keterampilan yang amat baik dalam melaksanakan
tugas.
3) Mempunyai pengalaman yang luas dalam bidang tugas dan bidang
lain yang terkait.
4) Bersungguh-sungguh dan tidak mengenal waktu dalam
melaksanakan tugas.
5) Mempunyai kesegaran jasmani dan rohani yang baik.
6) Melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna.
7) Hasil pekerjaan melebihi dari yang dituntut perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
c. Unsur Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan kesanggupan seorang personel dalam
menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik,
tepat waktu serta berani mengambil resiko untuk keputusan yang
dibuat atau tindakan yang dilakukan. Suatu tanggung jawab dalam
rnelaksanakan tugas akan terlihat pada ciri-ciri antara lain:
1) Dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
2) Berada di tempat tugas dalam segala keadaan yang bagaimanapun.
3) Mengutamakan kepentingan dinas dari kepentingan diri dan
golongan.
4) Tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yang dibuatnya
kepada orang lain.
5) Berani memikul resiko dari keputusan yang dibuatnya.
6) Selalu menyimpan dan atau memelihara barang-barang dinas yang
dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya.
d. Unsur Ketaatan
Ketaatan merupakan kesanggupan seorang personel untuk mentaati
segala peraturan kedinasan yang berlaku dan mentaati perintah dinas
yang diberikan atasan yang berwenang, serta sanggup tidak melanggar
larangan yang ditentukan. Ciri-ciri suatu ketaatan yang dituntut DP3
terlihat antara lain pada :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1) Mentaati segala peraturan perundang-udangan dan ketentuan yang
berlaku.
2) Mentaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang berwenag
dengan baik.
3) Selalu mentaati jam kerja yang sudah ditentukan.
4) Selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik-
baiknya.
e. Unsur Kejujuran
Kejujuran merupakan sikap mental yang keluar dari dalam diri
manusia sendiri. Ia merupakan ketulusan hati dalam melaksanakan
tugas dan mampu untuk tidak menyalahgunakan wewenang dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Ciri-ciri seorang personel
yang disebut mempunyai kejujuran dalam DP3 terlihat pada:
1) Selalu melaksanakan tugas dengan penuh keiklasan tanpa merasa
dipaksa.
2) Tidak pernah menyalahgunakan wewenang yang ada padanya.
3) Melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan menurut apa adanya.
f. Unsur kerja sama
Kerja sama merupakan kemampuan mental seorang personel untuk
dapat bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang telah ditentukan. Dengan melaksanakan kerja sama
itu maka hasilnya lebih berdaya guna dan berhasil untuk dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dari pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang. Oleh sebab itu, setiap
personel harus berusaha untuk menggalang kerja sama dengan sebaik-
baiknya. Ciri-ciri kerja sama yang dituntut DP3 antara lain terlihat
pada:
1) Berusaha mengetahui bidang tugas orang lain yang berkaitan erat
dengan tugasnya sendiri.
2) Dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain
dengan cepat, karena yakin bahwa pendapat orang lain yang benar.
3) Selalu menghargai pendapat orang lain, dan tidak mau
mendesakkan/memaksakan pendapat sendiri.
4) Bersedia mempertimbangkan dan menerima pendapat orang lain.
5) Mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu
dan bidang tugas yang ditetapkan.
6) Bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun ia
berbeda pendapat.
g. Unsur Prakarsa
Prakarsa merupakan terjemahan dari initiative. Ia merupakan
kemampuan seorang personel untuk mengambil keputusan, langkah-
langkah, serta melaksanakannya, sesuai dengan tindakan yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok, tanpa menunggu perintah
atasan. Ciri-ciri bahwa seorang personel mempunyai prakarsa terlihat
dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1) Mempunyai kemauan keras untuk melakukan tugas tanpa menungu
perintah.
2) Selalu berusaha mencari tata kerja yang berdaya guna dan berhasil
guna.
3) Berusaha memberi saran yang baik kepada atasan untuk melakukan
pelaksanaan tugas.
h. Unsur Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan seorang personel untuk
mempengaruhi dan menyakinkan orang lain, sehingga orang-orang
tersebut dapat digerakkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas-
tugas yang ada. Oleh sebab itu tidak semua personel dituntut
mempunyai kepemimpinan seperti ini. Menurut DP3, kepemimpinan
ini hanya dinilai pada personel yang menduduki posisi jabatan mulai
dari pangkat golongan II/a ke atas saja. Ciri-ciri bahwa seorang
personel itu mempunyai kepemimpinan terlihat dari:
1) Kemampuan mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
2) Kemampuan menentukan prioritas kerja yang tepat.
3) Kemampuan untuk mengemukakan pendapat yang jelas kepada
orang lain.
4) Menguasai bidang tugasnya dengan baik dan mampu memberi
keteladanan dengan baik kepada bawahan.
5) Berusaha memupuk dan mengembangkan kerja sama dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
6) Mampu melatih dan mengembangkan bawahan dengan baik.
7) Dapat menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam
melaksanakan pekerjaan.
8) Bersedia mempertimbangkan saran-saran bawahan dan
memperhatikan nasib serta mendukung bawahan untuk maju.
Tata cara penilaian DP3 menurut PP 10 tahun 1979 yang dimuat
dalam Pasal 5, dinyatakan dalam sebutan dan spektrum angka seperti
dimuat dalam tabel berikut:
Tabel II.1. Sebutan dan Spektrum Penilaian DP3
Sebutan Spektrum
a. Amat baik
b. Baik
c. Cukup
d. Sedang
e. Kurang
91 – 100
76 – 90
61 – 75
51 – 60
50 ke bawah
Menurut Wibowo (2007: 319) pengukuran hanya berkepentingan
untuk mengukur apa yang penting dan relevan. Untuk itu, perlu jelas
tentang apa yang dikatakan penting dan relevan sebelum menentukan
ukuran apa yang harus digunakan. Hal-hal yang diukur tergantung pada
apa yang dianggap penting oleh stakeholders dan pelanggan. Pengukuran
mengatur keterkaitan antara strategi berorientasi pelanggan dan tujuan
dapat dilakukan dengan tindakan. Pengukuran kinerja yang tepat dapat
dilakukan dengan cara:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
a. Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah
terpenuhi;
b. Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan;
c. Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja;
d. Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang
perlu prioritas perhatian;
e. Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas;
f. Mempertimbangkan penggunaan sumber daya;
g. Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan.
Pengukuran kinerja dapat diklasifikasikan (Wibowo, 2007: 325)
sebagai berikut:
a. Produktivitas
Produktivitas biasanya dinyatakan sebagai hubungan antara input dan
output fisik suatu proses. Oleh karena itu produktivitas merupakan
hubungan antara jumlah output dibandingkan dengan sumber daya
yang dikonsumsi dalam memproduksi output. Ukuran produktivitas
misalnya adalah output sebanyak 55 unit diproduksi oleh kelompok
yang terdiri dari empat orang pekerja dalam waktu seminggu.
b. Kualitas
Pada kualitas biasanya termasuk baik ukuran internal seperti susut,
jumlah ditolak, dan cacat per unit, maupun ukuran eksternal rating
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
seperti kepuasan pelanggan atau penilaian frekuensi pemesanan ulang
pelanggan.
c. Ketepatan waktu
Ketepatan waktu menyangkut persentase pengiriman tepat waktu atau
persentase pesanan dikapalkan sesuai dijanjikan. Pada dasarnya,
ukuran ketepatan waktu mengukur apakah orarg melakukan apa yang
dikatakan akan dilakukan.
d. Cycle time
Cycle time menunjukkan jumlah waktu yang diperlukan untuk maju
dari satu titik ke titik lain dalam proses. Pengukuran cycle time
mengukur berapa lama sesuatu dilakukan. Misalnya adalah berapa
lama waktu rata-rata diperlukan dari pelanggan menyampaikan
pesanan sampai pelanggan benar-benar menerima pesanan.
e. Pemanfaatan Sumber daya
Pemanfaatan sumber daya merupakan pengukuran sumber daya yang
dipergunakan lawan sumber daya tersedia untuk dipergunakan.
Pemanfaatan sumber daya dapat diterapkan untuk mesin, komputer,
kendaraan, dan bahkan orang. Tingkat pemanfaatan sumber daya
tenaga kerja 40% mengindikasikan bahwa sumber daya manusia baru
dipergunakan secara produktif sebesar 40° dari waktu mereka yang
tersedia untuk bekerja. Dengan mengetahui tingkat pemanfaatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
organisasi menemukan bahwa tidak memerlukan lebih banyak sumber
daya.
f. Biaya
Ukuran biaya terutama berguna apabila dilakukan kalkulasi dalam
pasar per unit. Namun, banyak perusahaan hanya mernpunyai sedikit
informasi tentang biaya per unit. Pada umumnya dilakukan kalkulasi
biaya secara menyeluruh.
Sementara itu, Amstrong (Wibowo, 2007: 327)
mengklasifikasikan ukuran kinerja dalam empat tipe ukuran, yaitu
sebagai berikut:
a. Ukuran uang, dipergunakan untuk mengukur memaksimalkan income,
meminimalkan pengeluaran dan meningkatkan tingkat pendapatan.
b. Ukuran waktu, mengekspresikan kinerja dengan jadwal waktu kerja,
jumlah jaminan simpanan dan kecepatan aktivitas.
c. Ukuran pengaruh, termasuk pencapaian standar, perubahan dalarn
perilaku (kolega, staf, atau pelanggan), pelengkap fisik kerja dan
tingkat penerimaan layanan.
d. Reaksi, menunjukkan bagaimana orang lain menilai pekerja dan oleh
karenanya kurang objektif. Reaksi dapat diukur dengan penilaian oleh
rekan kerja, pelanggan atau analisis terhadap keluhan.
Klasifikasi ukuran lain yang dapat dipergunakan untuk pengukuran
kinerja yang bersifat pelayanan, antara lain sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
a. Productivity indicators, yaitu indikator yang memfokuskan pada
jumlah pekerjaan yang diselesaikan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
b. Utilization rates, yaitu indikator yang menunjukkan jumlah jasa
tersedia yang dipergunakan, seperti pada tingkat penempatan sekolah.
c. Time targets, yaitu indikator yang menunjukkan rata-rata waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pesanan.
d. Volume of service, misalnya jumlah perbaikan rumah yang
diselesaikan.
e. Demand/sercvice provision, yaitu indikator yang menunjukkan seperti
jumlah sekolah juru rawat dibandingkan jumlah penduduk anak-anak.
Beragamnya ukuran kinerja maupun kelompok ukuran
menunjukkan adanya peluang fleksibilitas dalam penggunaannya, yang
dapat dipilih yang sesuai dengan jenis usaha masing-masing organisasi.
Pada dasarnya setiap unit kerja dapat menentukan ukuran yang relevan dan
signifikan bagi organisasinya. Dan pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya pengukuran dapat dilakukan secara fleksibel sesuai
dengan jenis usaha organisasi, adapun unsur-unsur penilaian kinerja antara
lain:
a. memiliki bakat,minat,panggilan jiwa,dan idealisme
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan,keimanan,ketaqwaan,dan akhlaq mulia
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan profesi
kerja
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan,dan
i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan
guru.
B. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Abdul Khafitz (2008),
penelitian yang berjudul Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan tuntutan
sertifikasi guru terhadap profesionalitas guru di SMA Negeri 1 Pemalang.
Penelitian dilakukan terhadap 72 guru. Untuk menguji hipotesis peneliti
menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa: (1) kepemimpinan kepala sekolah mempunyai
pengaruh terhadap profesionalias guru di SMA Negeri 1 Pemalang, (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
sertifikasi guru mempunyai pengaruh yang positif terhadap profesionalitas
guru di SMA Negeri 1 Pemalang; (3) secara bersama kepemimpinan kepala
sekolah dan tuntutan sertifikasi guru berpengaruh terhadap profesionalitas
guru di SMA Negeri 1 Pemalang.
Penelitian Purwanto (2007), penelitian yang berjudul Hubungan
kompetensi guru, kepemimpinan kepala sekolah, dan lingkungan sekolah
terhadap kinerja guru di SMA Negeri Karanganyar, penelitian dilakukan
terhadap guru-guru SMA Negeri Karanganyar. Teknik analisis data
menggunakan regresi linear berganda, hasil pene1itian menyimpulkan: (1)
kompetensi guru mernpunyai hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru
di SMA Negeri Karanganyar; (2) kepemimpinan mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap kinerja guru di SMA Negeri Karanganyar; (3) lingkungan
sekolah mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru di SMA
Negeri Karanganyar.
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar
2. Hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja
guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar
3. Hubungan antara persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-
sama dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Guru menjadi orang pertama dalam suatu lembaga pendidikan yang
mempunyai tugas membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik untuk
mencapai kedewasaan. Setelah proses pendidikan selesai, diharapkan anak
didik mampu hidup dan mengembangkan dirinya di tengah masyarakat dengan
berbekal pengetahuan dan pengalaman yang sudah melekat pada dirinya.
Proses belajar mengajar adalah suatu proses interaksi antara guru dengan
siswa dan sebaliknya dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Proses
tersebut akan berlangsung secara optimal dan efektif bila direncanakan dengan
baik dan dikelola dengan baik pula.
Guru dalam hal ini mau tidak mau harus memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan lebih mengembangkan kompetensi yang ada pada
dirinya untuk mewujudkan suatu bentuk pembelajaran yang efektif dan efisien
demi suksesnya penyelengaraan kurikulum yang ada. Kompetensi wajib
dimiliki guru mengingat tantangan yang begitu besar bagi guru untuk dapat
meningkatkan pembelajaran yang efektif dan efisien yang pada akhirnya
rneningkatkan kualitas output siswa. Hal ini tentunya akan mencerminkan
tingkat kua1its pendidikan secara luas menyangkut pengembangan
professional di dunia pendidikan.
Kepala sekolah merupakan pimpinan yang memimpin sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal, kepala sekolah berkewajiban memimpin
sekolahnya dengan cara menggerakkan, mengarahkan, dan memotivasi, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
senantiasa melakukan komunikasi dengan semua unsur yang ada di sekolah.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk
mengelola segala sesuatu yang berkenaan dengan eksistensi dan peningkatan
kinerja sekolah. Keberhasilan sekolah dapat dikatakan juga sebagai
keberhasilan kepala sekolah. Dengan keahlian yang dimiliki kepala sekolah,
maka kepala sekolah mampu menggerakkan semua komponen sekolah yang
ada khususnya guru agar dapat berfungsi secar efektif dan efisien, agar kinerja
guru dapat meningkat.
Dan uraian di atas peneliti berasumsi bahwa kinerja guru dipengaruhi
oleh banyak faktor. Beberapa faktor diantaranya adalah kualitas
kepemimpinan kepala sekolah, dan motivasi kerja guru. Dengan
kepemimpinan yang bagus guru akan bekerja secara profesional, sehingga
kinerja guru dapat dikatakan baik. Begitu juga dengan adanya motivasi kerja,
seorang guru bisa meningkat kinerjanya karena adanya tuntutan sebagai
tenaga profesional.
Untuk lebih memperjelas hubungan antara persepsi guru terhadap
kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap
kinerja guru, maka di bawah ini digambarkan bagan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori, penelitian sejenis, dan kerangka berpikir
tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini ditetapkan sebagai
berikut:
1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi guru terhadap
kualitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SD Negeri
Jumantono Karanganyar.
2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi kerja guru
dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar.
3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi guru terhadap
kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara
bersama-sama dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar.
Persepsi Guru thd Kualitas
Kepmpn. Kep. Sekolah
Motivasi Kerja
Guru
Kinerja Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di 12 SD Negeri Jumantono Karanganyar.
B. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari responden
melalui jawaban kuesioner.
2. Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner, yaitu melalui
penyebaran kuesioner kepada seluruh guru di 12 SD Negeri Jumantono
Karanganyar.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2003: 90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang ada di
SD Negeri Jumantono Karanganyar yang dengan jumlah populasinya
sebesar 249 guru yang terbagi dalam 29 sekolah dasar.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003: 91).
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 40% dari jumlah
populasi yang ada yaitu 103 guru. Dengan rincian sebagai berikut:
SD Negeri 01 Tugu 40% x 27 = 11 Guru
SD Negeri 02 Tugu 40% x 27 = 10 Guru
SD Negeri 01 Sambirejo 40% x 20 = 8 Guru
SD Negeri 02 Sambirejo 40% x 20 = 8 Guru
SD Negeri 01 Blorong 40% x 20 = 8 Guru
SD Negeri 02 Blorong 40% x 20 = 8 Guru
SD Negeri 01 Genengan 40% x 23 = 9 Guru
SD Negeri 02 Genengan 40% x 23 = 9 Guru
SD Negeri 01 Gemantar 40% x 20 = 8 Guru
SD Negeri 02 Gemantar 40% x 20 = 8 Guru
SD Negeri 01 Ngunut 40% x 20 = 8 Guru
SD Negeri 02 Ngunut 40% x 20 = 8 Guru +
Total = 103 Guru
3. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
proporsional radum sampling,dengan ditentukan oleh status SD Inti dan
SD Imbas,teknik proporsional radum sampling adalah pengambilan
sampel dari populasi dengan jumlah anggota yang hiterogen dan berstrata
secara proporsional (Sugiyono, 2007: 120).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Variabel Penelitian 54
1. Variabel tergantung (dependent variable)
Variabel dependent adalah variabel yang nilainya tergantung dan
dipengaruhi oleh variabel bebas (independent variable) yang biasanya
diberi notasi Y. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel
dependent adalah kinerja guru SD Negeri di Jumantono Karanganyar.
2. Variabel bebas (independent variable)
Variabel independen dalam penelitian mi adalah dua variabel bebas
yaitu Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah X1)
dan Motivasi Kerja Guru X2)
E. Definisi Operasional Variabel
Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan,yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris.(Bimo
Walgito,2003:87).Namun proses itu tidak berhenti begitu saja,melainkan
stimulus tersebut diteruskan oleh proses selanjutnya merupakan proses
persepsi.Karena itu proses persepsi tidak dapat lepas dari proses
penginderaan,dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari
proses persepsi.Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat,pada
waktu individu menerima stimulus melalui alat indera,yaitu melalui mata
sebagai alat penglihatan,telinga sebagai alat pendengar,hidung sebagai alat
pembauan,lidah sebagai alat pengecapan,kulit pada telapak tangan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
alat perabaan,yang kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan
untuk menerima stimulus dari luar individu.Alat indera tersebut
merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia
luarnya.(Branca,1964;Woodworth dan Marquis,1957).
Stimulus yang diindera itu kemudian oleh individu diorganisasikan dan
diinterprestasikan,sehingga individu menyadari,mengerti tentang apa yang
diindera itu,dan proses ini disebut persepsi. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa stimulus diterima oleh alat indera,yaitu yang
dimaksud dengan penginderaan,dan melalui proses penginderaan tersebut
stimulus itu menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan
dinterprestasikan (Davidoff,1981).Persepsi merupakan proses yang
integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya
(Moskowitz dan Orgel,1969).Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian,penginterpretasian
terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang
berarti,dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu.Karena
itu dalam penginderaan orang akan mengaitkan dengan objek
(Branca,1964).Dengan persepsi individu akan menyadari tentang keadaan
di sekitarnya dan juga keadaan di sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri
(Davidoff,1981).
Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar,tetapi juga dapat datang
dari dalam diri individu sendiri.Namun demikian sebagaian besar stilumus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
datang dari luar individu yang bersangkutan.Sekalipun persepsi dapat
melalui macam-macam alat indera yang ada pada diri individu,tetapi
sebagian besar persepsi
melalui indera penglihatan.Karena itulah banyak penelitian mengenai
persepsi adalah persepsi yang berkaitan dengan alat penglihatan.
Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri
individu,maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam
persepsi.Berdasarkan hal tersebut,maka dalam persepsi dapat dikemukakan
karena perasaan,kemampuan berpikir,pengalaman-pengalaman individu
tidak sama,maka dalam mempersepsi suatu stimulus,hasil persepsi
mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain.Persepsi
bersifat individual (Davidoff,1981;Rogers,1965).
Dari uraian tentang persepsi dapat diambil pengertian yaitu adanya
aktivitas aktif yang integrated dalam diri individu melalui berbagai indera
terutama penglihatan untuk diorganisasikan dan diinterpretasikan menjadi
respon pada individu tersebut,sehingga bersifat sangat individu.Dalam
penelitian ini persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dengan indikator sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 1. Kisi-Kisi Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah
No. Indikator Butir nomor/Item Jumlah
1 Memberikan aspirasi kepada
bawahan
A1, A2, A3, A4 4
2 Melakukan pengawasan A5, A6, A7, A8 4
3 Melaksanakan dan
mengembangkan pekerjaan
A9, A10, A11, A12 4
4 Memberikan petunjuk
pelaksanaan
A13, A14, A15, A16, 4
5 Komunikatif A17, A18, A19, A20 4
6 Menerima tanggungjawab A21, A22, A23, A24 4
7 Koordinatif A25, A26, A27,A28 4
8 Kemampuan menyelesaikan
persoalan
A29, A30, A31, A32 4
Jumlah 32
2. Motivasi Kerja Guru
Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan
interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada
diri seseorang (Wahjosumidjo, 2007: 174).Dipadukan dengan UU RI
Noomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen diperoleh indikator sebagai
berikut :
a. memiliki bakat,minat,panggilan jiwa,dan idealisme
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan,keimanan,ketaqwaan,dan akhlaq mulia
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan profesi
kerja
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan,dan
i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan
guru.
Untuk mengukur motivasi guru maka digunakan indikator sebagai
berikut:
Tabel 2. Kisi-Kisi Motivasi Kerja Guru
No. Indikator Butir nomor/Item Jumlah
1 Bakat dan minat B1, B2, B3, B4 4
2 Komitmen untuk maju B5, B6, B7, B8 4
3 Kualifikasi pendidikan B9, B10, B11, B12 4
4 Kompetensi tugas B13, B14, B15, B16 4
5 Tanggungjawab B17, B18, B19, B20 4
6 Mengembangkan profesional B21, B22, B23, B24 4
7 Anggota organisasi profesi B25, B26, B27, B28 4
Jumlah 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3. Kinerja Guru
Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Kinerja
guru juga ditunjukkan oleh bagaimana proses berlangsungnya kegiatan
untuk mencapai tujuan tersebut. Di dalam proses pelaksanaan aktivitas
harus selalu dilakukan monitoring, penilaian, dan review atau peninjauan
ulang terhadap kinerja sumber daya manusia. Untuk mengukur kinerja
guru maka digunakan indikator sebagai berikut:
Tabel 3. Kisi-Kisi Kinerja Guru
No. Indikator Butir nomor/Item Jumlah
1 Produktivitas C1, C2, C3, C4 4
2 Kualitas C5, C6, C7, C8 4
3 Ketepatan waktu C9, C10, C11, C12, C13, C14 6
4 Cycle time C15, C16 2
5 Pemanfaatan sumber daya C17, C18, C19 3
6 Biaya C20, C21, C22, C23, C24 5
7 Tanggung jawab C25, C26, C27, C28 4
8 Ketaatan C29, C30, C31 3
9 Kejujuran C32, C33, C34 3
10 Kerjasama C35, C36, C37, C38, C39, C40 6
Jumlah 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Instrumen
Penyusunan instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data guna
menguji hipotesis dan model kajian. Untuk memperoleh data tersebut
digunakan kuesioner yang bersifat tertutup, yaitu pertanyaan yang dibuat
sedemikian rupa hingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban
dan beberapa alternatif saja atau memilih pada satu jawaban. Adapun
penyusunan skala pengukuran digunakan metode Likert Summated
Ratings (LSR) dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 4 jawaban
pertanyaan untuk 2 variabel independen yaitu persepsi guru terhadap
kualitas kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan kinerja
guru yang masing-masing diberi skor sebagai berikut:
A.
B.
C.
D.
E.
selalu
sering
kadang-kadang
jarang
tidak pernah
diberi skor
diberi skor
diberi skor
diberi skor
diberi skor
5
4
3
2
1
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2. Analisis Instrumen
a. Uji Validitas butir
Dilakukan untuk menguji validitas pada setiap butir, maka skor
yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor secara
keseluruhan (skor total). Pengujian validitas daftar pertanyaan
dilakukan dengan mengkorelasikan skor pada masing-masing item
dengan skor totalnya. Untuk menghitung besarnya koefisien korelasi
digunakan formula koefsien korelasi moment produk (product
moment) Karl Pearson. Menurut Budiyono (2004: 268), kekuatan relasi
antara X dan Y dinyatakan dengan koefisien korelasi, koefisien
korelasi linear X dan Y disajikan dengan didefinisikan sebagai berikut:
2222xy
YYnXXn
YXXYnr
Keterangan:
Rxy = koefisien korelasi
X = Skor pertanyaan masing-masing butir
Y = Skor total
Untuk mengetahui apakah nilai korelasinya signifikan atau
tidak, diperlukan tabel signifikan nilai r Product Moment yang dapat
dilihat dalam tabel statistik. Kriteria pengujian validitas dilakukan
dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, bila nilai rhitung > rtabel,
maka butir pertanyaan dinyatakan valid, selain membandingkan nilai r
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
hitung, uji validitas dapat dilakukan dengan melihat nilai sig person
corelation hasil perhitungan SPSS. Atau dapat dilihat pada tanda
bintang (*) pada perhitungan SPSS. Tanda bintang satu (*)
menunjukkan valid untuk taraf signifikan 5%, dan bintang dua (**)
valid untuk taraf signifikan 1%. Hasil uji coba validitas yang dilakukan
terhadap 30 responden, dengan hasil sebagai berikut:
1) Uji Validitas Variabel Persepsi Guru terhadap Kualitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Hasil uji validitas yang dilakukan terhadap variabel kualitas
kepemimpinan yang terdiri dari 32 butir pertanyaan seperti tabel
4.sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 4. Uji Validitas butir variabel Persepsi Guru terhadap
Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
No Rhitung R0,05 Simpulan
1 0,448 0,355 Valid
2 0,408 0,355 Valid
3 0,377 0,355 Valid
4 0,375 0,355 Valid
5 0,446 0,355 Valid
6 0,386 0,355 Valid
7 0,486 0,355 Valid
8 0,475 0,355 Valid
9 0,588 0,355 Valid
10 0,366 0,355 Valid
11 0,484 0,355 Valid
12 0,451 0,355 Valid
13 0,417 0,355 Valid
14 0,407 0,355 Valid
15 0,423 0,355 Valid
16 0,434 0,355 Valid
17 0,398 0,355 Valid
18 0,470 0,355 Valid
19 0,479 0,355 Valid
20 0,525 0,355 Valid
21 0,382 0,355 Valid
22 0,478 0,355 Valid
23 0,478 0,355 Valid
24 0,448 0,355 Valid
25 0,408 0,355 Valid
26 0,401 0,355 Valid
27 0,378 0,355 Valid
28 0,446 0,355 Valid
29 0,373 0,355 Valid
30 0,556 0,355 Valid
31 0,475 0,355 Valid
32 0,588 0,355 Valid
Sumber: Data primer diolah (2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Dari tabel 4 dapat diketahui, bahwa korelasi sebanyak 32
butir dinyatakan valid,tidak pertnayaan yang dibuang atau didrop.
Dari 32 butir tersebut, maka validitas isi terpenuhi.
2) Uji Validitas Variabel Motivasi (X2)
Hasil uji validitas yang dilakukan terhadap variabel
motivasi yang terdiri dari 28 butir pertanyaan seperti tabel 5.
Tabel 5. Uji Validitas Butir Variabel Motivasi (X2)
No Rhitung R0,05 Simpulan
1 0,362 0,355 Valid
2 0,412 0,355 Valid
3 0,438 0,355 Valid
4 0,376 0,355 Valid
5 0,471 0,355 Valid
6 0,457 0,355 Valid
7 0,451 0,355 Valid
8 0,403 0,355 Valid
9 0,463 0,355 Valid
10 0,448 0,355 Valid
11 0,395 0,355 Valid
12 0,402 0,355 Valid
13 0,445 0,355 Valid
14 0,467 0,355 Valid
15 0,443 0,355 Valid
16 0,367 0,355 Valid
17 0,560 0,355 Valid
18 0,388 0,355 Valid
19 0,577 0,355 Valid
20 0,456 0,355 Valid
21 0,356 0,355 Valid
22 0,416 0,355 Valid
23 0,425 0,355 Valid
24 0,455 0,355 Valid
25 0,449 0,355 Valid
26 0,480 0,355 Valid
27 0,375 0,355 Valid
28 0,487 0,355 Valid
Sumber: Data primer diolah (2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dan tabel 5 dapat diketahui, bahwa korelasi antara ke 28 butir
semuanya dinyatakan valid tidak ada yang dibuang atau didrop.
Dari 28 butir tersebut, maka validitas isi terpenuhi.
b. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner disebut reliabel/handal jika jawaban-jawaban
responden konsisten. Reliabilitas dapat diukur dengan jalan mengulang
pertanyaan yang mirip pada nomor-nomor berikutnya atau dengan
jalan melihat konsistensinya (diukur dengan korelasi) dengan
pertanyaan lain.
Untuk mengukur reliabilitas seperti yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto (2002: 160), apabila pengukuran butir lebih dari 2
(dua) kategori, maka untuk mengukur besarnya reliabilitas dapat
digunakan koefisien alpha. Berdasar pada pendapat di atas, untuk
menguji reliabilitas masing-masing instrumen dalam penelitian ini
dilakukan dengan rumus Cronbach„S Alpha. Rumus ini dapat ditulis
sebagai berikut (Husen Umar, 2002: 93):
2
1
2
b1
1-k
kr
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Keterangan:
r = reliabilitas
k = banyak butir pertanyaan
2
1 = varians total
2
1 = jumlah varian butir
Dalam pengujian ini dilakukan dengan cara one shot atau
pengukuran sekali saja. Program SPSS memberikan fasilitas untuk
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60
(Imam Gozali, 2005: 59). Hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Uji Reliabilitas Angket
No Variabel Alpha Rkritis Hasil uji
1 Persepsi Guru terhadap
Kualitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X1)
0,9023 0,60 Reliabel
2 Motivasi (X2) 0,9045 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer diolah (2012)
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kuesioner yang terdiri dari
variabel kualitas kepemimpinan dan motivasi, semuanya reliabel
karena memiliki koefisien Alpha lebih besar dari 0,60. Dengan
demikian kuesioner yang telah diuji cukup memenuhi kelayakan
instrumen penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
berasal dari suatu populasi yang normal (Singgih Santoso, 2003: 379).
Asumsi tersebut diuji dengan menggunakan uji Kolmogorof Smirnov
dengan menggunakan komputer program SPSS 11 for Windows.
Apabila probalilitas (p) > 0,05, Ho diterima. Ho diterima berarti data
yang digunakan dalam penelitian tersebut mempunyai distribusi
normal. Apabila probabilitas (p) < 0,05, maka Ho ditolak. Ho ditolak
berarti data yang digunakan tersebut berdistribusi tidak normal. Model
yang baik adalah model yang dibentuk oleh variabel yang mempunyai
distribusi data normal atau mendekati normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi
model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang
digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear,
kuadrat, atau kubik. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi
apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat, atau kubik. Untuk
menguji linearitas dengan menggunakan uji LM (Lagrange Multiplier)
(Imam Ghozali, 2005: 118).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
c. Uji Independensi
Uji independensi digunakan untuk menguji apakah masing-
masing variabel bebas independen atau tidak. Prosedur uji
independensi atau uji kecocokan dengan menggunakan koefisien
korelasi moment produk (product moment) Karl Pearson. Menurut
Budiyono (2004: 268), kekuatan relasi antara X dan Y dinyatakan
dengan koefisien korelasi, koefisien korelasi linear X dan Y disajikan
dengan didefinisikan sebagai berikut:
2222xy
YYnXXn
YXXYnr
Keterangan:
Rxy = koefisien korelasi
X = Skor pertanyaan masing-masing butir
Y = Skor total.
Keputusan uji indepedensi bahwa variabel X dan Y disebut
indepedensi, jika nilai < 0,8.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Alasan menggunakan regresi linear ganda karena penelitian ini
bertujuan untuk mencari bentuk hubungan (relasi) linear antara satu
variabel terikat Y dan variabel bebas X (Budiyon, 2004: 275). Dengan
rumus sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
εXβXββY 22110
Keterangan:
Y = Kinerja guru
0β = Suku tetap
21 β,β = Koefisien regresi pada X
X1 = kualitas kepemimpinan kepala sekolah
X2 = motivasi kerja guru
ε = Galat random pada model regresi untuk populasi
3. Uji Keberartian Regresi Linear Ganda
Agar supaya regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk melakukan
prediksi secara cermat, koefisien-koefisien regresinya (yaitu b1 dan b2)
perlu diuji keberartiannya. Untuk menguji keberartian koefisien regresi b1
digunakan statistik uji dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Budiyono, 2004: 286):
1b
1
s
bt
yaitu variabel random berdistribusi t dengan derajat kebebasan n-k-1.
Untuk uji keberartian koefisien regresi ini yang diuji adalah pasangan
hipotesis berikut:
H0 : β1 = 0 (koefisien β1 tidak berarti)
H0 : β2 = 0 (koefisien β2 tidak berarti)
H1 : β1 ≠ 0 (koefisien β1 berarti)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
H1 : β2 ≠ 0 (koefisien β2 berarti)
Perhitungan nilai t tersebut di atas dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS.
4. Uji Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi Linear Berganda
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien korelasi ganda Y pada X1, X2, dan X3 disajikan
dengan rumus sebagai berikut (Budiyono, 2004: 287):
y.123y.123 RR
Perhitungan nilai koefisien korelasi determinasi di atas
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS.
b. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Berganda
Uji signifikansi koefisien korelasi ganda dilakukan dengan
menggunakan uji statistik F yang dirumuskan sebagai berikut
(Budiyono, 2004: 289):
1-k-n
R-1
k
R
F2
2
Untuk uji signifikansi koefisien korelasi berganda ini yang diuji
adalah pasangan hipotesis berikut:
H0 : ρ = 0 (tidak terdapat korelasi ganda antara X1 dan X2, dengan Y)
H1 : ρ > 0 (terdapat korelasi ganda antara X1 dan X2, dengan Y)
α = 0,01
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Statistik uji yang digunakan F = ~F (k, n-k-1)
Proses perhitungan analisis regresi linear berganda, uji
keberartian koefisien regresi linear berganda, dan uji koefisien
determinasi dan koefisien korelasi linear berganda dilakukan dengan
bantuan program SPSS. Adapun untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan cara
membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel pada uji satu sisi,
dengan ketentuan apabila Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak. Ini berarti
signifikan. Sebaliknya, apabila Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima yang
berarti tidak signifikan.
5. Sumbangan Prediktor
Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa
sumbangan (kontribusi) masing-masing variabel bebas. Ada dua jenis
sumbangan, yaitu sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Jumlah
sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koefisien
determinasi, sedangkan jumlah sumbangan relatif untuk semua variabel
bebasnya sama dengan 1 atau 100% (Budiyono, 2004: 293).
a. Sumbangan Relatif
1) Sumbangan relatif persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan
kepala sekolah
%100YXYX
YX%XSR
21
1
1
2) Sumbangan relatif motivasi kerja guru
%100YXYX
YX%XSR
21
1
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b. Sumbangan Efektif
1) Sumbangan efektif persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan
kepala sekolah
%100rβ%XSE xy1x11
2) Sumbangan efektif motivasi kerja guru
%100rβ%XSE xy2x22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data Penelitian
Program yang digunakan untuk menganalisis data adalah program
SPSS. Sesuai dengan hasil analisis statistik deskriptif, maka karakteristik
variabel penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Data Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1)
Tabel 7. Statistik Persepsi Guru terhadap Kualitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Statistics
X1
N Valid 103
Missing 0
Mean 100.21
Median 102.00
Mode 87
Std. Deviation 9.385
Variance 88.072
Range 29
Minimum 86
Maximum 115
Sum 10322
Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui data Persepsi Guru
terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah yang berasal dari
angket dengan skor terendah 86 dan tertinggi 115. Dengan demikian,
rentangan skor yang muncul adalah sebesar 29 dari 86 sampai 115. Angka-
angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah sebagai berikut:
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
(a) skor rata-rata (mean) sebesar 100,21; (b) simpangan bakunya (standard
deviasi/SD) sebesar 9,385; (c) median (me) sebesar 102; dan (d) modus
(mo) sebesar 87,00.
Kategori dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3 kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah, untuk mengelompokkan kategori tersebut
terlebih dahulu dicari kelas interval dengan rumus sebagai berikut
(Sutrisno Hadi, 2001: 12):
kelasJumlah
terendahNilai- tertinggiNilaii
67,93
29
3
86-115i dibulatkan menjadi 10
Selanjutnya distribusi frekuensi skor persepsi guru terhadap
kualitaskepemimpinankepala sekolah adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Distribusi Skor Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Interval Kategori Jumlah Persentase
86 – 96 Rendah 32 31,1%
97 – 107 Sedang 45 43,7%
108 – 115 Tinggi 26 25,2%
Jumlah 103 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 32
responden (31,1%) berada pada kategori rendah, 45 responden (43,7%)
berada pada kategori sedang, dan 28 responden (25,2%) berada pada
kategori tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Dari uraian tabel tersebut terlihat bahwa persepsi guru terhadap
kualitas kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Jumantono
Karanganyar sudah sangat baik dan tetap harus ditingkatkan lagi hal yang
berkaitan dengan kualitas kepemimpinan kepala sekolah, hal ini terlihat
dari angket tentang persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala
sekolah di mana 26 responden dengan hasil berada pada kategori tinggi.
Gambaran lebih jelas mengenai distribusi skor data variabel persepsi guru
terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah ini disajikan pada
histogram berikut:
Gambar 2. Histrogram Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Data Motivasi Kerja guru
Tabel 9. Statistik Motivasi Kerja Guru (X2)
Statistik
X2
N Valid 103
Missing 0
Mean 83.02
Median 83.00
Mode 73
Std. Deviation 7.379
Variance 54.451
Range 22
Minimum 72
Maximum 94
Sum 8551
Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui data motivasi
kerja yang berasal dari hasil angket dari skor terendah 72 dan tertinggi 94.
Dengan demikian, rentangan skor yang muncul adalah sebesar 22 dari 72
sampai 94. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah
sebagai berikut: (a) skor rata-rata (mean) sebesar 83,02; (b) simpangan
bakunya (standard deviasi/SD) sebesar 7,379; (c) median (me) sebesar 83;
dan (d) modus (mo) sebesar 73,00.
Kategori dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3 kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah, untuk mengelompokkan kategori tersebut
terlebih dahulu dicari kelas interval dengan rumus sebagai berikut
(Sutrisno Hadi, 2001: 12):
kelasJumlah
terendahNilai- tertinggiNilaii
33,73
22
3
72-94i dibulatkan menjadi 8
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Selanjutnya distribusi frekuensi skor motivasi kerja adalah sebagai
berikut:
Tabel 10. Distribusi Skor Motivasi Kinerja Guru
Interval Kategori Jumlah Persentase
72 – 80 Rendah 45 43,7%
81 – 89 Sedang 27 26,2%
90 – 94 Tinggi 31 30,1%
Jumlah 103 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 45
responden (43,7%) berada pada kategori rendah, 27 responden (26,2%)
berada pada kategori sedang, dan 31 responden (30,1%) berada pada
kategori tinggi. Dari uraian tabel tersebut terlihat bahwa motivasi kerja di
SD Negeri Jumantono Surakarta sudah sangat baik, namun masih harus
ditingkatkan lagi hal yang berkaitan dengan motivasi kerja, hal ini terlihat
dari angket langsung terhadap responden tentang motivasi kerja di mana
31 responden dengan hasil berada pada kategori tinggi. Gambaran lebih
jelas mengenai distribusi skor data variabel motivasi kerja ini disajikan
pada histogram berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Gambar 3. Histrogram Motivasi Kerja
3. Data Kinerja Guru
Tabel 11. Statistik Kinerja Guru (Y)
Statistik
Y
N Valid 103
Missing 0
Mean 38.9573
Median 40.0000
Mode 32.00a
Std. Deviation 4.10257
Variance 16.831
Range 17.10
Minimum 29.00
Maximum 46.10
Sum 4012.60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui data kinerja
guru yang berasal dari observasi langsung mulai dari skor terendah 29 dan
tertinggi 46,10. Dengan demikian, rentangan skor yang muncul adalah
sebesar 17,10 dari 29 sampai 46,10. Angka-angka ini kemudian dianalisis
dan hasilnya adalah sebagai berikut: (a) skor rata-rata (mean) sebesar
38,96; (b) simpangan bakunya (standard deviasi/SD) sebesar 4,10; (c)
median (me) sebesar 40,00; dan (d) modus (mo) sebesar 32,00.
Kategori dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3 kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah, untuk mengelompokkan kategori tersebut
terlebih dahulu dicari kelas interval dengan rumus sebagai berikut
(Sutrisno Hadi, 2001: 12):
kelasJumlah
terendahNilai- tertinggiNilaii
67,53
1,17
3
29-46,1i dibulatkan menjadi 6
Selanjutnya distribusi frekuensi skor kinerja guru adalah sebagai
berikut:
Tabel 12. Distribusi Skor Kinerja Guru
Interval Kategori Jumlah Persentase
29 – 35 Rendah 23 22,3%
35,01 – 42 Sedang 60 58,3%
42,01 – 46,1 Tinggi 20 19,4%
Jumlah 103 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 21
responden (20,39%) berada pada kategori rendah, 48 responden (46,60%)
berada pada kategori sedang, dan 34 responden (33,01%) berada pada
kategori tinggi. Dari uraian tabel tersebut terlihat bahwa kinerja guru di
SD Negeri Jumantono Karanganyar cukup baik, namun masih tetap
ditingkatkan lagi hal yang berkaitan dengan kinerja guru, hal ini terlihat
dari hasil angket di mana 48 guru dengan nilai berada pada kategori
sedang. Gambaran lebih jelas mengenai distribusi skor data variabel
kinerja guru ini disajikan pada histogram berikut:
Gambar 4. Histrogram Kinerja Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
B. Pengujian Hipotesis
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data yang digunakan dan yang digunakan untuk
menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan formula Jarqu Berra
(JB test) berikut (Setiaji, 2004: 27):
Skewness Kurtosis
Statistic Std. Error Statistic
Std. Error
Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan
-.094 .238 -1,209 .472
Motivasi Guru .031 .238 -1,499 .472
Valid N (listwise)
Tabel 13. Uji Normalitas
Berdasarkan tabel di atas dapat dilakukan perhitungan
normalitas dengan menggunakan rumus Jarqu Berra sebagai berikut :
76,18148
73815,00,001473103
24
3-1,209-
6
94,0-031X1 JB
22
24
3-K
6
SnJB
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Dan hasil perhitungan SPSS diperoleh hasil Jarqu Berra
sebesar 76,18148, sedangkan besarnya nilai Chi square untuk N. 103
dengan taraf signifikan 5% diperoleh nilai sebesar 129,56, yang
berarti JB lebih kecil dari nilai kritis Chi Square maka variabel
residual/error dari data yang diuji berdistribusi normal. Begitu pula
untuk untuk X2 mendapatkan nilai 88,517 (Setiaji, 2004: 27).
b. Uji Linearitas
ANOVA
Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 5369.360 50 107.387 1.545 .061
Within Groups 3613.940 52 69.499
Total 8983.301 102
ANOVA
Motivasi Guru
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 2953.455 50 59.069 1.181 .276
Within Groups 2600.506 52 50.010
Total 5553.961 102
Menurut Wahyu Widhiarso (2010) pada Blognya dalam penentuan
linearitas dapat digunakan dengan nilai f hitung. Hubungan linear antara variabel
tergantung dengan variabel bebas dapat dilihat dari nilai signifikansi uji f. Bila
nilai signifikansi (p > 0,05) maka dapat dikatakan mempunyai model yang linier.
Tabel diatas, menunjukkan bahwa antara X1 dan X2 terhadap Y mempunyai nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
signifikansi masing-masing 0,061 dan 0,276 maka kedua variabel tersebut dapat
dikatakan dalam model linier.
c. Uji Independensi
Uji independensi digunakan untuk menguji apakah dua variabel independen atau
tidak. Uji independensi dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi
moment produk (product moment) Karl Pearson. Hasil dari uji independensi
hubungan variabel persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah
dengan motivasi kerja guru.
Uji Independensi dengan nilai r Pearson
Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Motivasi Guru
Persepsi Guru terhadap
Kualitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Pearson Correlation (r
hitung)
1 0.385
Nilai independensi 0.8
N 103 103
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa besarnya
nilai r = 0,385. Hal ini menunjukkan bahwa r = 0,385 < 0,8, jadi
persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan (X1) independen dengan
motivasi kerja guru (X2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Uji Hipotesis
a. Korelasi Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)
1) Koefisien Regresi
Pengujian hipotesis yang pertama diajukan dalam penelitian
ini menyatakan bahwa terdapat korelasi antara persepsi guru
terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja
guru. Perhitungan analisis regresi sederhana adalah sebagai
berikut:
Tabel 14. Koefisien Regresi Persepsi Guru terhadap Kualitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) 18.953 3.895 4.866 .000
Persepsi Guru terhadap
Kualitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah
.200 .039 .457 5.158 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Berdasarkan dari perhitungan analisis regresi sederhana
yang terlihat pada tabel di atas, menghasilkan arah regresi b
sebesar 0,200 dan konstanta a sebesar 18,953. Dengan demikian
bentuk korelasi antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan
oleh persamaan regresi Y = 18,953 + 0,2X1.
84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
2) Koefisien Korelasi
Kekuatan hubungan antara persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru ditunjukkan
oleh koefisien korelasi product moment sebesar x1y =
0,457.Koefisien hubungan antara persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 15. Hubungan Persepsi Guru terhadap Kualitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru
Korelasi R thitung ttabel α = 0,05
X1Y
0,457
Sedang
5,158 1,660
3) Uji t
Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan
uji t didapat harga thitung sebesar 5,158 > 1 ,660. Berdasarkan hasil
pengujian signifikan dinyatakan bahwa hubungan persepsi guru
terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja
guru sangat signifikan. Dengan demikan hipotesis yang
menyatakan terdapat hubungan yang positif antara variabel
persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru teruji kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Hal ini berarti semakin tinggi persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah, akan semakin tinggi pula kinerja guru.
b. Korelasi Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja guru (Y)
1) Koefisien Regresi
Pengujian hipotesis yang pertama diajukan dalam penelitian
ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara motivasi kerja
guru dengan kinerja guru. Perhitungan analisis regresi sederhana
adalah sebagai berikut:
Tabel 16 Koefisien Regresi Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja
Guru
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.660 4.314 5.253 .000
Motivasi Guru .196 .052 .353 3.793 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Berdasarkan dari perhitungan analisis regresi sederhana
yang terlihat pada tabel di atas, menghasilkan arah regresi b
sebesar 0,196 dan konstanta a sebesar 22,660. Dengan demikian
bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan
oleh persamaan regresi Y = 22,660 + 0,196 X2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
2) Koefisien Korelasi
Kekuatan korelasi antara motivasi kerja guru dengan
kinerja guru ditunjukkan oleh koefisien korelasi product moment
sebesar X2Y = 0,353. Koefisien hubungan antara motivasi kerja
guru dengan kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 17. Hubungan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru
Korelasi R thitung ttabel α = 0,05
X2Y 0,353 3,793 1,660
3) Uji t
Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan
uji t didapat harga thitung sebesar 3,793 > ttabel 1,660. Berdasarkan
hasil pengujian signifikan dinyatakan bahwa hubungan antara
motivasi kerja guru dengan kinerja guru sangat signifikan. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang
positif antara variabel motivasi kerja guru dengan kinerja guru
teruji kebenarannya. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi kerja
guru, akan semakin tinggi pula kinerja guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
c. Hubungan Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Secara bersama-sama dengan
Kinerja Guru
1) Koefisien Regresi Jamak
Pengujian hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian
ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan
motivasi kerja guru dengan kinerja guru. Hasil perhitungannya
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 18. Koefisien Regresi Jamak
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.851 4.713 2.727 .008
Motivasi Guru .116 .052 .208 2.213 .029
Persepsi Guru terhadap Kualitas
Kepemimpinan Kepala Sekolah .165 .041 .377 4.001 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Perhitungan regresi jamak dari variabel kinerja guru
menghasilkan arah regresi b1 untuk variabel persepsi guru terhadap
kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah sebesar 0,165 dan b2
untuk variabel motivasi kerja guru sebesar 0,116, dan konstanta
sebesar 12,851.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Dengan demikian bentuk korelasi antara variabel bebas
dengan variabel terikat tersebut dapat digambarkan dengan
persamaan regresi Y = 12,851 + 0,165X1 + 0,116X2. Sebelum
digunakan untuk keperluan prediksi persamaan regresi ini harus
dilakukan uji keberartian regresi. Untuk. mengetahui derajat
keberartian persamaan regresi, dilakukan uji F dan hasilnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 19. Analisis Variansi Regresi Linear Ganda
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 214.031 1 214.031 14.385 .000a
Residual 1502.741 101 14.879
Total 1716.772 102
a. Predictors: (Constant), Motivasi Guru
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
2) Koefisien Korelasi Ganda
Perhitungan korelasi ganda antara variabel kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja dengan kinerja
guru, menghasilkan koefisien korelasi sebesar r = 0,353. Hal
tersebut memberikan makna bahwa variansi hubungan variabel
persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan
motivasi kerja guru sebesar 35,3% terhadap kinerja guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Uji keberartian dengan menggunakan uji F sebesar Fhitung =
14,385. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan persepsi guru
terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja
guru dengan kinerja guru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 20. Rangkuman Uji Korelasi Jamak X1, X2 dengan Y
Korelasi R Fhitung Ftabel α = 0,05
X1X2Y 0,353 14,385 3,09
Dari hasil pengujian signifikan dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasi jamak yang diperoleh dalam penelitian ini
signifikan, yang ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel (14,385 > 3,09).
Hipotesis yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama dengan
kinerja guru, teruji kebenarannya.
3) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi sebesar R2 = 0,125. Ini membuktikan
bahwa 12,5% variasi yang terjadi pada kinerja guru dapat
dijelaskan oleh persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi kerja guru, melalui regresi Y = 12,851
+ 0,165X1 + 0,116X2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
d. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
1) Sumbangan Relatif
Besarnya sumbangan relatif variabel persepsi guru terhadap
kualitas kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja
guru (X2) dengan variabel kinerja guru (Y) adalah sebagai berikut:
a) Variabel X1 dengan variabel Y.
Rumus:
YXYX
YX
21
1
%7,54
%1003342143,403910
3,403910
b) Variabel X2 dengan variabel Y
Rumus:
YXYX
YX
21
2
%3,45
%1003342143,403910
334214
2) Sumbangan Efektif
Besarnya sumbangan efektif variabel persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja guru (X2) dengan variabel
kinerja guru (Y) adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
a) Variabel X1 dengan variabel Y
Rumus:
Sumbangan efektif variabel persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah (X1) × R2
= 54,7% × 0,125
= 6,8%
b) Variabel X2 dengan variabel Y.
Rumus:
Sumbangan efektif variabel motivasi kerja guru (X2) × R2
= 45,3% × 0,125
= 5,7%
C. Pembahasan
Hasil analisis regresi memberikan hasil bahwa variabel bebas yang
dipergunakan dalam penelitian ini secara bersama-sama maupun secara
individu mempunyai korelasi yang positif dan signifikan dengan kinerja guru
di SD Negeri Jumantono Karanganyar. Analisis secara kualitatif tentang
masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Korelasi Variabel Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala
Kekolah dengan Kinerja guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Hubungan persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah
yang positif dan signifikan dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono
Karanganyar yang dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,200
dan besarnya nilai t sebesar 5,158 memberikan arti bahwa Persepsi Guru
terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah yang tinggi, maka akan
mempunyai kinerja yang baik, dibandingkan dengan Persepsi Guru
terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah rendah.
Sumbangan efektif variabel persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah sebesar 6,8% memberikan arti bahwa setiap
peningkatan persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah
sebesar 0% akan meningkatkan kinerja guru sebesar 6,8%, dengan asumsi
bahwa faktor kinerja guru lain dianggap tetap (ceteris paribus) dengan
demikian variabel kualitas kepemimpinan kepala sekolah mempunyai
hubungan positif dan signifikan dengan kinerja guru SD Negeri Jumantono
Karanganyar.
Adanya hubungan variabel persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru tesebut sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Wahjosumidjo (2007: 104) yang mengatakan
bahwa memimpin mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun,
mengarahkan dan berjalan di depan (precede). Pemimpin berperilaku
untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam
mencapai tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Salah satu kemampuan pemimpin adalah mendorong timbulnya kemauan
yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri pada guru, staf dan
siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.
Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Abdul Khafitz (2008), yang menyimpulkan bahwa: (1) kepemimpinan
kepala sekolah mempunyai pengaruh terhadap profesionalitas guru di SD
Negeri Jumantono, (2) Sertifikasi guru mempunyai pengaruh yang positif
terhadap profesionalitas guru di SD Negeri Jumantono; (3) Secara bersama
Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
tuntutan sertifikasi guru berpengaruh terhadap profesionalitas guru di SD
Negeri Jumantono.
2. Hubungan Variabel Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru
Hubungan motivasi kerja guru yang positif dan signifikan dengan
kinerja guru di SD Negeri Jumantono Karanganyar yang dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,196 dan besarnya nilai t sebesar
3,793 memberikan arti bahwa guru yang memiliki motivasi kerja yang
tinggi, maka akan mempunyai kinerja yang baik, dibandingkan dengan
dengan guru yang memiliki motivasi kerja rendah.
Sumbangan efektif variabel motivasi kerja sebesar 5,7%
memberikan arti bahwa setiap peningkatan motivasi kerja sebesar 0% akan
meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Jumanono Karanganyar sebesar
5,7%, dengan asumsi bahwa faktor kinerja lain dianggap tetap (ceteris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
paribus) dengan demikian variabel motivasi kerja mempunyai korelasi
positif dan signifikan dengan kinerja guru di SD Negeri Jumantono
Karanganyar.
Adanya hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru tersebut
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Menurut Sondang P. Siagian
(1995: 138) yang menyatakan bahwa motivasi adalah daya pendorong
yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
mengarahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga
dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya.
3. Hubungan Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru
Variabel persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama mempunyai hubungan
yang positif dan signifikan dengan kinerja guru. Hal ini ditunjukkan
dengan besarnya nilai Fhitung sebesar 14,385 dan nilai signifikan sebesar
0,000. Sumbangan efektif sebesar 12,5 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Dengan terbuktinya secara bersama-sama variabel persepsi guru
terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja
mempunyai hubungan dengan kinerja guru, dapat dimaknai bahwa
semakin tinggi persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dan motivasi kerja memiliki kecenderungan akan meningkatkan
kinerja guru. Namun sebaliknya apabila semakin rendah persepsi guru
terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja
memiliki kecenderungan akan menurunkan kinerja guru.
Adanya hubungan persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi kerja dengan kinerja guru tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh (Yaslis Ilyas, 1999: 112), yang
mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:
karakteristik pribadi, motivasi, pendapatan dan gaji, keluarga, organisasi,
supervisi, pengembangan karier.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Hubungan persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru terdapat kontribusi positif,variabel persepsi guru
terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah dengan variabel kinerja
guru teruji kebenarannya. Hal ini berarti semakin baik persepsi guru
terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah, akan semakin tinggi pula
kinerja guru.
2. Hubungan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru terdapat kontribusi
positif variabel motivasi kerja guru dengan variabel kinerja guru teruji
kebenarannya. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi kerja guru, akan
semakin tinggi pula kinerja guru.
3. Hubungan persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah
dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru terdapat
koefisien korelasi jamak yang diperoleh dalam penelitian ini signifikan.
Hipotesis yang mengatakan bahwa terdapat kontribusi positif persepsi
guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja
guru secara bersama dengan kinerja guru, teruji kebenarannya.
97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
B. Implikasi
Terbuktinya persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dengan kinerja guru, memberikan makna bahwa persepsi guru
terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang dapat memberikan
aspirasi kepada para guru , melakukan pengawasan secara intensif,
melaksanakan dan mengembangkan pekerjaan, memberikan petunjuk
pelaksanaan kepada para guru, memiliki kemampuan komunikasi yang baik,
bertanggung jawab, dapat mengkoordinir warga sekolah dengan baik dan
memiliki kemampuan menyelesaikan persoalan, dapat meningkatkan kinerja
guru. Dengan demikian semakin tinggi persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah, maka semakin tinggi kinerja guru.
Terbuktinya motivasi kerja guru dengan kinerja guru, mempunyai
makna bahwa pemberian kesempatan kepada guru untuk maju, terciptanya
perasaan aman, pemberian penghargaan kepada guru yang berprestasi, kondisi
kerja yang baik, perlakuan kepala sekolah terhadap guru secara wajar, dan
penghargaan terhadap nilai-nilai kepribadian guru serta kompensasi yang
diberikan guru memberikan kontribusi dengan kinerja guru, dengan demikian
semakin tinggi motivasi kerja guru, maka semakin tinggi kinerja guru.
Terbuktinya bahwa pengaruh persepsi guru terhadap kualitas
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama
dengan kinerja guru, memberikan makna bahwa persepsi guru terhadap
kualitas kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru yang tinggi
berdampak pada peningkatan kinerja guru .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
C. Saran-Saran
Kesimpulan dan implikasi tersebut di atas, maka untuk meningkatkan
kinerja guru SD Negeri Jumantono Karanganyar disarankan agar persepsi guru
terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah dapat terbangun baik ,maka
kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan
manajemen berbasis sekolah,dan meningkatkan kualitas kepemimpinannya,
dengan cara memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi.
Terkait dengan pemberlakuan sertifikasi guru, disarankan agar guru
mampu mengembangkan profesinya, sehingga guru semakin memiliki rasa
tanggung jawab, dan mampu bekerja lebih baik. Peningkatan profesionalis
guru dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah melakukan
berbagai penelitian, diklat, seminar, dan pendidikan lanjut,memiliki kualifikasi
akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas,
memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas,memiliki
tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan memperoleh
penghasilan yang ditentukan sesuai dengan profesi kerja,memiliki kesempatan
untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat, memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan adalah sebagai sumbangan untuk peningkatan kinerja
guru.
Untuk peneliti berikutnya disarankan untuk melakukan penelitian
tentang kinerja guru, dengan menggunakan variabel bebas selain variabel yang
telah ditetapkan dalam penelitian ini, misalnya pengaruh sertifikasi guru,
kecerdasan emosional guru, lingkungan keluarga guru,ini juga sebagai syarat
untuk peningkatan kinerja guru di masa mendatang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Uji Coba Validitas dan Reliabilitas .......................... 102
Diagram Grafik X1 .................................................................... 117
Diagram Grafik X2 ................................................................... 119
Diagram Grafik Y ...................................................................... 123
Data Hasil Penelitian .................................................................. 125
Validitas Data ............................................................................. 151
Deskripsi Statistik ...................................................................... 208
Korelasi ...................................................................................... 209
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
a. Program Pascasarjana UNS Surakarta
b.Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Karanganyar
c.Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Karanganyar
d.Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Karanganyar
e.Kepala UPT PUD NFI dan SD Kecamatan Jumantono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 1
KUESIONER UJI COBA VALIDITAS DAN RELIABILITAS
I. IDENTITAS RESPONDEN
Umur : _________________________________
Pendidikan : _________________________________
Jenis Kelamin : _________________________________
Masa Kerja : _________________________________
II. PETUNJUK
1. Tanggapan atau jawaban Bapak/Ibu Guru tidak mempengaruhi
terhadap proses kenaikan pangkat
2. Mohon Bapak/Ibu Guru memberikan tanggapan atau jawaban
terhadap pernyataan-pernyataan yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan kenyataan yang ada.
3. Jawaban Bapak/Ibu Guru mohon dilakukan dengan memberi tanda
contreng (√) pada salah satu dari lima pilihan jawaban yaitu,
5= selalu
4= sering
3= kadang-kadang
2= jarang
1= tidak pernah
102
No.Responden:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III. KUESIONER
A.Persepsi Guru terhadap Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1 Kepala sekolah memberikan bimbingan
kepada guru tentang tugas-tugasnya
2 Kepala sekolah berbagi pengalaman kerja
kepada guru
3 Kepala sekolah memberikan motivasi
kepada guru untuk berinovasi
4 Kepala sekolah memberi keteladanan
segala sikap kepada guru
5 Kepala sekolah membuat program
supervisi kepada guru
6 Kepala sekolah melaksanakan program
supervisi guru sesuai jadwal
7 Kepala sekolah melakukan evaluasi
supervisi guru
8 Kepala sekolah melakukan tindak lanjut
kegiatan supervisi guru
9 Kepala sekolah melakukan monitoring
kinerja guru
10 Kepala sekolah melakukan penilaian
kinerja guru secara rutin
11 Kepala sekolah melakukan kewajiban
mengajar sesuai ketentuan
12
Kepala sekolah membagi tugas-tugas
kepada guru sebagai praktik pembelajaran
pengalaman
13 Kepala sekolah melaksanakan tugasnya
dengan penuh tanggungjawab
103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
14 Kepala sekolah melakukan fungsinya
dengan baik
15
Kepala sekolah mengelola Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )
dengan baik
16
Kepala sekolah mengelola hubungan
sekolah dengan orangtua dan masyarakat
secara intensif
17 Kepala sekolah memiliki visi dan
memahami misi sekolah
18
Kepala sekolah jujur dalam hal apapun
terkait dengan pelaksanaan tugas dan
tanggungjawabnya
19 Kepala sekolah terbuka dalam hal apapun
yang terkait dengan pelaksanaan tugas
pokoknya
20 Kepala sekolah bertanggungjawab dalam
melaksanakan tugas
21 Kepala sekolah memiliki integritas
kepribadian sebagai pemimpin
22 Kepala sekolah memiliki rasa percaya diri
dalam melaksanakan tugasnya
23 Kepala sekolah memiliki kepekaan
terhadap masalah sosial
24 Kepala sekolah berpartisipasi dalam
kegiatan sosial
25
Kepala sekolah mengedepankan jiwa
kewirausahaan untuk kesejahteraan
sekolah
26
Kepala sekolah menerima
masukan,usul,saran dan kritik yang
membangun demi kemajuan sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27 Kepala sekolah memprioritaskan
musyawarah dalam mengambil keputusan
28 Kepala sekolah menguasai IT dengan baik
29
Kepala sekolah memiliki kualifikasi
pendidikan yang lebih tinggi daripada
guru-gurunya
30 Kepala sekolah memiliki kompetensi yang
relevan dengan bidang tugasnya
31 Kepala sekolah menjauhi sikap arogan
32
Kepala sekolah berusaha menciptakan
iklim sejuk di lingkungan sekolah yang
dipimpinnya
105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B.Motivasi Guru 106
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1 Guru berkesempatan untuk meningkatkan
kualifikasi pendidikan yang dimiliki
2
Guru berhak mengikuti diklat,seminar,dan
workshop yang relevan dengan bidang
tugasnya
3
Guru berhak mengikuti lomba guru
berprestasi dari tingkat sekolah sampai
nasional
4 Guru yang berprestasi berhak memperoleh
hak-hak untuk pengembangan karier
5 Guru berprestasi berhak mendapat
reward/penghargaan yang relevan
6 Guru berhak mendapat rasa aman dalam
wilayah kerjanya
7 Guru mendapatkan hak keselamatan kerja
di lingkungan tempat bekerja
8 Guru mendapat kenyamanan kerja karena
didukung lingkungan
9 Guru mendapat kesempatan untuk
mengembangkan profesinya
10
Guru berhak mendapat perhatian dari
kepala sekolah tentang kenaikan
pangkatnya
11
Guru berhak mendapat perlakuan adil
dalam tugas kedinasan dan di luar
kedinasan
12
Guru memiliki bakat,minat,panggilan
jiwa,dan idealisme yang mendukung
tugasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
13 Guru memiliki komitmen untuk
meningkatkan mutu pendidikan,keimanan,
ketaqwaan,dan khlaq mulia
14 Guru memiliki kualifikasi akademik dan
latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas
15 Guru memiliki kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas
16 Guru memiliki tanggungjawab atas
pelaksanaan tugas keprofesionalan
17 Guru memperoleh penghasilan yang
ditentukan sesuai dengan profesi kerja
18
Guru memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang
hayat
19 Guru memiliki jaminan perlindungan
hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
20
Guru memiliki organisasi profesi yang
mempunyai kewenangan mengatur hal-hal
yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru
21
Guru bersedia menjadi anggota organisasi
profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
tugas keprofesionalan guru
22 Guru berhak dihormati oleh seluruh
peserta didik
23
Guru mendapat perlakuan secara
manusiawi dari pejabat atasan langsung
dan tak langsung
24 Guru berhak mendapat tunjangan sesuai
dengan aturan yang berlaku
25 Guru wajib melaksanakan tugas sesuai
beban mengajar yang telah ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26 Guru guru berhak menerima gaji sesuai
dengan pangkat dan jabatannya
27 Guru menerima hak-hak sesuai dengan
aturan yang berlaku
28
Guru berhak mengajukan cuti sesuai
peraturan perundang – undangan yang
berlaku
108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B.PENILAIAN KINERJA GURU
1. DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)
R A H A S I A
DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
PEMERINTAH KABUPATEN
KARANGANYAR
JANGKA WAKTU PENILAIAN
BULAN : 01 JANUARI S/D 31 DESEMBER 2011
1 YANG DINILAI
a. N a m a
b. N I P
c. Pangkat, golongan ruang
d. Jabatan / Pekerjaan
e. Unit Organisasi
2 PEJABAT PENILAI
a. N a m a
b. N I P
c. Pangkat, golongan ruang
d. Jabatan / Pekerjaan
e. Unit Organisasi
3 ATASAN PEJABAT PENILAI
a. N a m a
b. N I P
c. Pangkat, golongan ruang
d. Jabatan / Pekerjaan
e. Unit Organisasi
109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 PENILAIAN
UNSUR YANG
DINILAI
NILAI KETERANGAN
ANGKA SEBUTAN
a. Kesetiaan
b. Prestasi Kerja
c. Tanggung Jawab
d. Ketaatan
e. Kejujuran
f. Kerjasama
g. Prakarsa
h. Kepemimpinan
i. JUMLAH
j. NILAI RATA-RATA
R A H A S I A
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
R A H A S I A 111
5. KEBERATAN DARI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI (APABILA ADA)
Tanggal …………………………
6. TANGGAPAN PEJABAT PENILAI ATAS KEBERATAN
Tanggal …………………………
7. KEPUTUSAN ATASAN PEJABAT PENILAI ATAS KEBERATAN
Tanggal …………………………
8. LAIN-LAIN
Tanggal …………………………
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. DIBUAT TANGGAL, 31 Desember 2011 PEJABAT PENILAI
.............................. NIP .................................. 10. DITERIMA TANGGAL, 5 Januari 2012 PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI .............................. NIP .................................. 11. DITERIMA TANGGAL, 6 Januari 2012 ATASAN PEJABAT PENILAI
........................................
NIP ..................................
R A H A S I A
112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.Kinerja 113
Nama Guru : _______________________________________________
Sekolah : _______________________________________________
No Faktor No Target Nilai
1 Produktivitas 1 Dapat mencapai hasil maksimal
2 Hemat dalam penggunaan bahan
3 Menyelesaikan pekerjaan sebelum
waktunya
4 Memiliki hasil kerja melebihi
target
Rata-rata nilai produktivitas
2 Kualitas 5 Bekerja sesuai standar kerja
6 Dapat melayani dengan baik
7 Selalu ramah dalam bekerja
8 Memiliki keterampilan yang baik
Rata-rata nilai kualitas
3 Ketepatan Waktu 9 Tidak pernah terlambat
10 Pulang tepat waktu
11 Menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu
12 Memberikan pelayanan tepat waktu
13 Selalu taat jam kerja yang telah
ditentukan
14 Berada di tempat tugas setiap hari
kerja
Rata-rata nilai ketepatan waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
4 Cycle time 15 Bekerja dengan cepat dan tepat
16 Tepat menyelesaikan tugas
Rata-rata nilai Cycle time
5 Pemanfaatan Sumber
Daya
17 Menggunakan peralatan dengan
benar
18 Mampu mengoperasikan semua
peralatan
19 Menggunakan fasilitas sesuai
kebutuhan
Rata-rata nilai pemanfaatan sumber daya
6 Biaya 20 Mampu menghemat biaya
operasional
21 Efisien dalam penggunaan bahan
22 Efisiensi penggunaan alat komunikasi
23 Efisiensi penggunaan listrik
24 Efisiensi penggunaan fasilitas
kendaraan baik milik pribadi
ataupun dinas
Rata-rata nilai biaya
7 Tanggung jawab 25 Mengutamakan kepentingan dinas
daripada pribadi dan golongan
26 Tidak pernah melemparkan kesalahan
yang telah diperbuat kepada orang lain
27 Berani menanggung resiko atas akibat
keputusan yang telah diambil
28 Mampu menyimpan barang milik
dinas dengan aman
Rata-rata nilai tanggung jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
8 Ketaatan 29 Taat segala peraturan dan
ketentuan yang berlaku
30 Patuh kepada perintah atasan
31 Selalu memberikan pelayanan
secara baik
Rata-rata nilai ketaatan
9 Kejujuran 32 Selalu melaksanakan tugas dengan
rasa ikhlas tanpa terpaksa
33 Tidak pernah menyalahgunakan
wewenang
34 Melaporkan hasil pekerjaan kepada
atasan sesuai kenyataan
Rata-rata nilai kejujuran
10 Kerjasama 35 Berusaha menguasai bidang
tugasnya sendiri dan dapat
berkolaburasi dengan orang lain
36 Dapat menyesuaikan pendapatnya
dengan pendapat orang lain yang
memang seide dan sejalan
37 Selalu menghargai pendapat orang
lain
38 Bisa mempertimbangkan dan
menerima pendapat orang lain
39 Mampu bekerjasama dengan orang
lain menurut porsi yang ada
40 Bersedia menerima keputusan yang
diambila secara sah walaupun beda
pendapat
Rata-rata nilai kerjasama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan : 116
Skor 5 : untuk nilai sangat baik
Skor 4 : untuk nilai baik
Skor 3 : untuk nilai cukup baik
Skor 2 : untuk nilai kurang
Skor 1: untuk nilai sangat kurang
Jumantono,31 Maret 2012
Mengetahui
Kepala UPT PUD NFI dan SD
Kecamatan Jumantono
AKHSAN RUSTAMADJI,S.Pd
NIP.19560905 198003 1 015
Kepala
SD Negeri 01 Sambirejo
TARYO,S.Pd.SD
NIP.19630719 198806 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user