Post on 17-Jan-2020
i
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT-INTROVERT
DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING REMAJA PUTRI PADA
PRODUK FASHION
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi Program Studi
Psikologi
Oleh :
Viola Dena Halifah
NIM : 149114107
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.“
(Al-Insyirah, 6-8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya haturkan kepada Allah SWT atas
kebesaran-Nya yang telah memberikan rizki dan karunia-Nya kepada saya sehingga
pada akhirnya tugas akhir (skripsi) ini dapat diselesaikan dan Insha Allah di waktu
yang tepat. Tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik-
Nya, dengan segala kemampuan yang saya miliki, tangis, keluh dan kesah serta
ikhtiar, saya persembahkan skripsi ini kepada semua orang yang telah mendukung
saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT-INTROVERT
DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING REMAJA PUTRI PADA
PRODUK FASHION
Viola Dena Halifah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian ekstrovert-
introvert dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada produk fashion. Hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tipe
kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada produk
fashion. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri berusia 10 tahun sampai dengan 22 tahun
yang berjumlah 207 orang remaja putri. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala
kepribadian ekstrovert-introvert ( = 0,962 ) dan skala kecenderungan impulsive buying ( =
0,940) dalam model likert. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Spearman’s rho karena
sebaran data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal. Hasil uji
korelasi Spearman’s rho menunjukkan bahwa ada korelasi yang positif dan siginifikan antara
kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive buying pada produk fashion (r =
0,404; p = 0,000).
Kata Kunci : Kepribadian Ekstrovert-Introvert, Impulsive Buying, Produk Fashion, Remaja Putri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
A CORRELATION BETWEEN EXTROVERT-INTROVERT
PERSONALITY AND IMPULSIVEBUYINGTENDENCY OF FEMALE
ADOLESCENCE ON FASHION PRODUCTS
Viola Dena Halifah
ABSTRACT
The study aimed to determine the relationship between extrovert-introvert personality
and impulsive buying tendency of female adolescence on fashion products. The hypothesis
proposed in the study was that, there was a positive and significant relationship between
extrovert-introvert personality and impulsive buying tendency of female adolescence on fashion
products. Subjects in the study were 207 female adolescence aged 12 up to 22 years old. Tools
used in the study were extrovert-introvert personality scale ( = 0,962 )and impulsive buying
tendency scale ( = 0,940 ) in likert model. The data analysis technique used Spearman’s rho
correlation test because the data distribution obtained in the study were not distributed normally.
The result of Spearman’s rho correlation test showed that there was a positive and significant
correlation between extrovert-introvert personality and impulsive buying tendency on fashion
product (r = 0,404; p = 0,000).
Keywords: Extrovert-Introverted Personality, Impulsive Buying, Fashion Products, Female
Adolescence.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
Puji Syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah S.W.T atas berkat dan
rahmatNya yang telah membimbing saya selama proses pengerjaan tugas akhir
hingga selesai. Peneliti juga tak lupa kepada pihak lain yang turut membantu, oleh
karena itu, peneliti ucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyanti M.Psi, Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum M.App., Ph.D selaku Ketua
Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Paschedona Henrietta P.D.A.D.S , M.Si. selaku Wakil Ketua Program
Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sekaligus Dosen
Pembimbing Skripsi. Terimakasih telah sabar dalam membimbing serta
membantu saya sejak mata kuliah seminar hingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Terimakasih atas ilmu dan waktu yang luar biasa kepada saya selama
menimba ilmu di Fakultas Psikologi.
5. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Ayah saya, Bapak Drs. H. Jama’an, M.Si, Akt beserta Ibu saya Hj.
Hidayati yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materi
serta doa yang tanpa putus untuk kelancaran dan kesuksesan saya.
7. Kedua adik saya Azkabellajati Syefera dan Azzura Vellayati yang telah
memberikan dukungan secara moril serta doa kepada saya selama ini.
8. Yulius Galih Bagus Sujiwa, S.Pd , terimakasih atas waktu, doa, saran,
dukungan serta bantuannya selama ini dari awal perkuliahan hingga akhir
penulisan skripsi serta terimakasih sudah menemaniku baik suka maupun
duka.
9. Saudari-saudariku “Midnight” dan “Tapak Siten” Kak Ginna, Kak Hanna,
Iggy, Stephani, Agnes, Tara, Zaza dan Vivi, terimakasih atas canda, tawa,
semangat dan dukungan dari kalian selama ini. Terimakasih telah
membuat masa kuliahku lebih berwarna.
10. Teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa “Tutu Club” yang telah
memberiku kesempatan dan pengalaman yang luar biasa selama
bergabung.
11. Sahabat-sahabat ku Rika, Saniya dan Mala yang selama ini telah
memberikan dukungan moril serta doa tiada henti. Terimakasih selalu ada
dalam suka dan menemani ku dalam duka.
12. Kanca-kanca ku “Perancang Strategi” Anggie dan Pipin yang telah
memberikan dukungan, semangat serta doa selama ini. Terimakasih selalu
ada baik suka dan duka ku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
13. Teman-teman anggota Pendaftaran Insadha 2016 yang telah mengajariku
berbagai hal yaitu Mas Pram, Mbak Aci, Sesil, Vinny, Magda, Lita, Kiky,
Yohana dan Angel. Semoga pengalaman ku bersama kalian dapat menjadi
bekal di masa mendatang.
14. Teman-teman “Konkuk University Winter Program 2016” Dinda, Kaka,
Cencen, Nadya, Ajeng, dan lain-lain yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, terimakasih atas pengalaman berharga selama ini.
15. Teman-teman ku di “Masdha FM” Setyo, Juan, Nadet, Rena, Dinar, Bima,
Angjeli, Shelly, Bagas, Bram, Dinda dan lainnya yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu telah memberiku semangat selama ini.
16. Teman-teman Psikologi kelas A 2014, terimakasih untuk dinamikanya
selama ini. Senang berbagi pengalaman dengan kalian!
17. Teman-teman kost putri Sari Ayu 3 Roma, Krista, Dewi, Tara, Hanny,
Ima, dan lain-lain, terimakasih sudah menjadi temanku di awal
perkuliahan hingga saat ini.
18. dr. M. Khalimur Rouf dan segenap tim perawat ruang Orcid maupun poli
Utara dan Selatan rumah sakit “JIH” yang dengan telaten membantu serta
merawat saya sehingga saya menjadi sehat kembali dan dapat
menyelesaikan skripsi.
19. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
20. Bapak-bapak penjaga parkir dan karyawan Koperasi Mahasiswa Kampus
III Universitas Sanata Dharma yang selalu menyapa dan memberi ku
semangat sebelum mengawali perkuliahan.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, peneliti sangat terbuka dengan kritik dan saran yang membangun untuk
perkembangan penelitian selanjutnya. Terimakasih.
Peneliti,
Viola Dena Halfiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 14
C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................. 14
D. MANFAAT PENELITIAN .............................................................. 14
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 16
A. Impulsive buying .............................................................................. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Kepribadian ...................................................................................... 23
C. Remaja Putri ..................................................................................... 31
D. Dinamika Hubungan Antara Kepribadian Esktrovert-Introvert
Dengan Kecenderungan Impulsive Buying Terhadap Produk
Fashion Pada RemajaPutri ............................................................... 35
E. Kerangka Berpikir ............................................................................ 40
F. Hipotesis ........................................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 42
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 42
B. Variabel Penelitian ........................................................................... 42
C. Definisi Operasional......................................................................... 43
D. Subjek Penelitian .............................................................................. 44
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................... 45
F. Validitas dan Reabilitas.................................................................... 50
G. Metode Analisis Data ....................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 57
A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 57
B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................. 57
C. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 59
D. Hasil Penelitian ................................................................................ 62
E. Pembahasan ...................................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 71
A. Kesimpulan ...................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 71
C. Saran ................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 74
LAMPIRAN .......................................................................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sebaran Item Skala Kecenderungan Ekstrovert-Introvert
Sebelum Uji Coba .......................................................................... 47
Tabel 2. Skor Respon Pada Skala Kecenderungan
Ekstrovert-Introvert........................................................................ 48
Tabel3. Sebaran Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Sebelum Uji Coba .......................................................................... 49
Tabel 4. Skor Respon pada Variabel Kecenderungan Impulsive Buying ..... 50
Tabel 5. Sebaran Item Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert Setelah
Uji Coba ......................................................................................... 52
Tabel 6. Sebaran Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Setelah Uji Coba ............................................................................... 53
Tabel 7. Deskripsi Usia Subjek .................................................................... 58
Tabel 8. Deskripsi Pekerjaan Subjek ........................................................... 58
Tabel 9. Deskripsi Pendapatan/Uang Saku Subjek Per-Bulan ..................... 58
Tabel 10. Data Empirik Skala Tipe Kepribadian
Ekstrovert-Introvert ..................................................................... 60
Tabel 11. Hasil Uji Coba Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Tipe
Kepribadian Ekstrovert-Introvert ................................................ 60
Tabel 12. Data Empirik Skala Kecenderungan Impulsive Buying .............. 61
Tabel 13. Hasil Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empirik
Kecenderungan Impulsive Buying .............................................. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 14.Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 63
Tabel 15.Hasil Uji Linearitas ....................................................................... 65
Tabel 16.Kriteria Koefisien Korelasi ........................................................... 66
Tabel 16.Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Histogram Hasil Uji Normalitas ................................................ 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN ............................................................................................... 75
LAMPIRAN A Skala Uji Coba .................................................................. 76
LAMPIRAN B Hasil Reliabilitias Skala Uji Coba ..................................... 87
LAMPIRAN C Korelasi Item Total............................................................ 88
LAMPIRAN D Skala Penelitian ................................................................. 90
LAMPIRAN E Data Empirik ................................................................... 101
LAMPIRAN F Hasil Uji Normalitas ........................................................ 103
LAMPIRAN G Hasil Uji Linearitas ......................................................... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia
(http://bps.go.id), pada akhir tahun 2010 Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
Indonesia sudah mencapai Rp 2.471,8 triliun dengan pemasukan pendapatan
per-kapita penduduk sekitar Rp 27,1 juta. Pendapatan tersebut terus meningkat,
hingga berdasarkan data terbaru yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik
Indonesia, Pendapatan Domestik Bruto Indonesia pada triwulan II tahun 2017
sudah mencapai Rp 3.366,8 triliun. Namun, belum ada perhitungan resmi oleh
Badan Pusat Statistik mengenai pendapatan per-kapita untuk tahun 2017.
Kasali (2010:21) menyatakan bahwa para ekonom percaya bahwa dengan
angka pemasukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang besar dapat
menjadi penanda penting terjadinya perubahan gaya hidup. Penduduk dengan
pendapatan demikian akan mengkonsumsi apapun yang menandakan
perubahan dalam kehidupannya. Pendapatan yang terus tumbuh menyebabkan
perubahan gaya hidup yang berkembang di masyarakat. Perubahan gaya hidup
ini meliputi meningkatnya perilaku berbelanja masyarakat.
Gaya hidup masyarakat tidak terlepas dari kebutuhan dan keinginan yang
ingin dipenuhi. Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk dipenuhi antara
lain yaitu kegiatan belanja. Terdapat banyak alasan seseorang melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kegiatan belanja, yaitu antara lain entah untuk memenuhi kebutuhan pokok,
meningkatkan status sosial, gengsi, maupun hanya sekedar keinginans emata.
Nielsen (Syafputri, 2011) pada Desember 2010 hingga Januari 2011
melakukan survei pada 1804 responden dan ditemukan hasil bahwa 21%
konsumen yang berada di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar
melakukan pembelian secara spontan. Selain itu, 39% responden
menambahkan beberapa produk di luar daftar belanja secara spontan saat
melakukan pembelian. Pada bulan Juni 2013, Nielsen kembali melakukan
survei. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dilaporkan bahwa konsumen
di Indonesia berperilaku semakin impulsive dalam berbelanja berbagai produk.
Tercatat sekitar 85% pembelanjaan suatu produk yang dilakukan oleh
konsumen di Indonesia berdasarkan spontanitas (www.nielsen.com).
Selanjutnya, pada tahun 2015, Mastercard melakukan penelitian dengan
cara mewawancarai 2272 konsumen yang berasal dari 14 negara di Asia
Pasifik yang diantaranya Korea Selatan, Hongkong, Vietnam, Thailand, dan
Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut, sekitar 50% konsumen Indonesia
merupakan konsumen paling impulsive di Asia Pasifik. Setidaknya, setengah
dari pembelian produk dilakukan secara spontan diatas rata-rata regional, yaitu
sekitar 26%. (Primadhyta, 2015).
Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Frontier Consulting
Group di tahun 2012 ditemukan hasil bahwa sekitar 15% hingga 20%
konsumen Indonesia melakukan kecenderungan impulsive buying lebih tinggi
dibandingkan dengan konsumen Amerika. Hal ini dikarenakan konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Indonesia memiliki pola belanja yang tidak teratur dibandingkan konsumen
Amerika. Sebagian konsumen Indonesia menganggap bahwa belanja dan
rekreasi merupakan hal yang sama (Zoel, 2012).
Peneliti juga melakukan wawancara pada tanggal 13 dan 16 November
2017 kepada sepuluh orang remaja putri bertempat tinggal di Yogyakarta
dengan rentang usia 18 sampai dengan 22 tahun. Sembilan dari sepuluh orang
remaja putri tersebut tinggal di kost dan satu orang lainnya tinggal bersama
kedua orangtuanya. Berdasarkan hasil wawancara, didapatbahwa kesepuluh
remaja putri menyatakan bahwa mereka belum memiliki pendapatan lain selain
uang dari kedua orangtua mereka untuk keperluan selama satu bulan. Dalam
hal ini orangtua berharap uang yang diberikan kepada anak mereka dapat
cukup bahkan diharapkan pula anak-anak mereka dapat menyisihkan sebagian
uang yang telah diberikan. Akan tetapi, mereka cenderung menghabiskan uang
saku yang diberikan oleh kedua orangtua dalam jangka waktu kurang dari satu
bulan. Adapun alasan yang mereka berikan terkait hal tersebut ialah 8 dari 10
orang menyatakan bahwa mereka mengahabiskan uang saku yang diberikan
untuk membeli barang-barang yang seringkali diluar daftar belanja mereka
setiap bulan. Hal ini biasanya terjadi ketika mereka sedang berjalan di mall
atau toko-toko lalu spontan membeli produk yang mereka inginkan. 8 dari 10
membeli barang tersebut karena menarik perhatian mereka. Disisi lain, 10 dari
10 juga memiliki keinginan untuk selalu mengikuti tren yang ada.
Berdasarkan pemaparan asil wawancara tersebut, seharusnya remaja
yang belum memiliki pekerjaan dan hanya memiliki pemasukan uang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
orangtua mampu menahan diri untuk tidak membeli barang-barang yang
sebetulnya tidak ia butuhkan. Akan tetapi, pada kenyataannya mereka
cenderung menghabiskan uang yang diberikan oleh kedua orantuanya untuk
membeli barang-barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan dan hanya menarik
peratian mereka saja. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa
terdapat kemungkinan adanya kecenderungan pembelian impulsive yang
dilakukan oleh ke sepuluh remaja.
Keinginan yang cukup tinggi dalam rangka memenuhi berbagai macam
kebutuhan hidup, dapat berupa pembelian suatu barang. Pun barang yang dibeli
seringkali yang tidak dibutuhkan, namun tetap ada keinginan untuk membeli
barang tersebut. Misal, pada mulanya tidak ada keinginan untuk membeli suatu
barang tertentu, namun ketika masuk ke sebuah toko, tiba-tiba ada rasa
ketertarikan untuk membeli suatu barang. Pembelian ini biasanya dipengaruhi
oleh situasi dan kondisi pada saat itu.Tindakan pembelanjaan tanpa terencana
dapat pula dikatakan sebagai perilaku impulsive buying. Loudon dan Bitta
(1993) menyatakan bahwa impulsive buying adalah salah satu jenis perilaku
konsumen, dimana hal ini nampak melalui transaksi pembelian konsumen yang
spontan. Rook (1987) mendefinisikan impulsive buying sebagai perilaku
pembelian yang dilakukan oleh konsumen yang didorong oleh perasaan yang
kuat dan tiba-tiba untuk membeli sesuatu dengan segera. Hal serupa dinyatakan
oleh Fisher (dalam Samuel, 2007) menyatakan bahwa impulsive buying
merupakan suatu kecenderungan konsumen dalam membeli suatu produk
secara spontan yang didorong oleh aspek psikologis secara emosional terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
suatu produk, sehingga konsumen tergoda dengan kegiatan persuasi yang
dilakukan oleh pemasaran.
Impulsive buying dapat pula didefinisikan sebagai kecenderungan
seseorang untuk membeli produk secara spontan, kurang reflektif, atau kurang
melibatkan pikiran, segera, dan kinetik. Bagi individu yang sangat impulsif
lebih memungkinkan untuk mendapatkan stimulus pembelian spontan, daftar
belanja yang lebih terbuka, atau membeli produk diluar daftar belanjanya, serta
mendapatkan ide untuk membeli sesuatu yang tidak direncanakan sebelumnya
(Murray dalam Dholakia, 2000).
Menurut Kacen & Lee (2002) perilaku impulsive buying merupakan
suatu fenomena yang tak akan pernah surut. Perilaku ini melibatkan pembelian
berbagai macam produk dalam berbagai situasi dan kebudayaan. Akibatnya,
Perilaku impulsive buying akan cenderung terus meningkat.
Perilaku yang ditunjukkan oleh individu tidak dapat dilepas dari dampak,
baik secara positif maupun negatif. Rook (1987) menyatakan bahwa individu
yang melakukan impulsive buying akan mengalami konsekuensi negatif dari
perilaku tersebut. Misalnya, merasa kecewa atau menyesal setelah membeli
suatu produk, tidak mendapatkan dukungan atau persetujuan dari orang-orang
disekitarnya mengenai produk yang sudah di beli, dan permasalahan keuangan.
Adapun konsekuensi positif yang dirasa oleh konsumen setelah melakukan
pembelian adalah merasa senang dan puas setelah membeli produk yang
diinginkan (Verplanken &Herabadi, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berbanding terbalik, bagi pelaku industri tentu perilaku impulsive buying
memiliki dampak positif. Adanya perilaku pembelian produk secara spontan,
tanpa perencanaan matang sebelumnya, serta tidak mempertimbangkan resiko
atas pembelian suatu produk tertentu akan membawa keuntungan bagi
produsen maupun toko. Hal ini dikarenakan perilaku pembelian tersebut dapat
memberikan kontribusi pendapatan atau penghasilan pada toko (Sterns dalam
Bong, 2011).
Baumeister (2002) mengungkapkan bahwa perilaku impulsive buying
pada produk fashion terbilang tinggi. Menurut Cunningham, kontributor Forbes
untuk Asia Tenggara, pada tahun 2014 konsumen di Indonesia membelanjakan
sekitar Rp 1,9 triliun untuk membeli produk fashion. Handa dan Khare
(2011) menyatakan bahwa produk fashion merupakan produk yang dapat
mengkomunikasikan berbagai makna dalam membantu individu meningkatkan
karakteristik pribadi, citra diri dan memberi individu sanksi sosial untuk
menjadi kelompok konsumen yang berprestasi dan sukses. Produk Fashion
juga dapat mencerminkan kepribadian individu dan membantu individu dengan
harga diri rendah untuk dapat beradaptasi secara sosial. Sedangkan individu
yang memiliki harga diri tinggi menggunakan produk fashion sebagai alat
untuk mengekspresikan diri (Creekmore, 1974 dalam Handa & Khare, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Park, Kim, dan Forney (2006)
menemukan bahwa produk fashion memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap impulsive buying. Hal ini dikarenakan konsumen yang melakukan
impulsive buying terhadap produk fashion memiliki kesadaran terhadap fashion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
ability terkait dengan desain atau gaya yang inovatif. Dengan adanya fashion
abily tersebut, apabila konsumen melihat produk fashion terbaru, maka
konsumen akan terdorong untuk membelinya demi memenuhi keinginan
semata (Han, Morgan, Kotsiopulos, & Kang-Park, 1991).
Impulsive buying pada produk fashion dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Khan, Hui, Chen, dan Hoe (2016) ada
tiga faktor yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif pada produk fashion,
yaitu faktor demografi, eksternal dan internal. Faktor demografi yang
mempengaruhi impulsive buying yaitu jenis kelamin, pendapatan, dan usia
(Khan et al., 2016).
Berkaitan dengan usia, Wood (1998) dan Ghani, Imran, dan Jan (2011)
mengungkapkan bahwa individu dengan usia 18 tahun sampai 39 tahun
merupakan individu yang berpotensi dalam melakukan pembelian impulsif
daripada individu yang berusia diatas 39 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh
Chita, David, dan Pali (2015) menyatakan bahwa perilaku impulsive buying
terjadi pada masa remaja dengan rentang usia 18-21 tahun.
Definisi remaja menurut Santrock (2003), yaitu merupakan masa
perkembangan yang dimulai ketika seseorang telah melewati usia sepuluh
tahun hingga mencapai usia dua puluh tahun. Adapun batasan usia remaja
menurut Papalia et al. (2004), individu dikatakan masuk dalam masa remaja
apabila berusia 11 sampai dengan 20 tahun. Papalia (2008) membagi masa
remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir.
Masa remaja awal dimulai saat individu berusia 11 atau 12 tahun sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dengan 14 tahun. Sedangkan masa remaja akhir berlangsung sekitar usia 15
sampai dengan 20 tahun.
Remaja atau dalam bahasa aslinya disebut dengan adolescence berasal
dari bahasa latin adolescent (dalam kata benda disebut dengan adolescentia)
yang berarti remaja. Kata ini juga memiliki makna “tumbuh untuk mencapai
kematangan”. Sedangkan kata “adolescence” yang digunakan saat ini memiliki
arti yang lebih luas yaitu, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan
fisik (Hurlock, 2004).
Sedangkan menurut Hall (dalam Papalia, 1998) masa remaja merupakan
periode “badai dan tekanan” atau dikenal dengan “storm & stress“ yaitu suatu
masa dimana ketegangan emosi meningkat pada masa ini. Pada masa
perkembangannya, remaja akan melalui banyak perubahan, baik secara fisik,
kognitif, maupun sosial, sehingga wajar jika pada masa ini remaja memiliki
karakteristik labil, karena mereka masih dalam tahap pencarian jati diri
(Santrock, 2003).
Karakteristik dasar remaja yang cenderung labil dan mudah terpengaruh
oleh hal-hal yang ada disekitarnya dimanfaatkan oleh pihak produsen sebagai
sasaran utama dalam target pemasaran (Anin, dkk., 2008). Selain itu, dalam
penelitian yang dilakukan oleh Anin, dkk., (2008)menunjukkan bahwa remaja
lebih cepat dan mudah untuk melakukan impulsive buying dikarenakan oleh
dua karakteristik dasar yaitu cenderung labil dan mudah untuk dipengaruhi.
Pada tahun 2015, MARS (www.marsindonesia.com) melakukan riset
terhadap remaja Indonesia. Dalam riset yang dilakukan tersebut ditemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
bahwa terdapat perubahan nilai pada remaja yang cenderung semakin
meningkat dalam melakukan transaksi atau berbelanja di mall atau pusat
perbelanjaan. emaja bahkan tidak lagi hanya mengandalkan uang saku sekolah,
yang dapat dipastikan memiliki nilai yang lebih tinggi.
Lebih lanjut, pada penelitian yang dilakukan oleh Anin, dkk.., (2008)
dinyatakan bahwa remaja merupakan kelompok yang berorientasi pada
perilaku impulsive buying, karena kelompok perkembangan ini cenderung labil
dan mudah dipengaruhi. Penelitian ini didukung pula oleh hasil riset yang
dilakukan oleh MARS (2015) yang menyatakan bawa pada masa ini, remaja
berada dalam proses mencari identitas dirinya. Selain itu, remaja selalu ingin
menunjukkan eksistensi diri pada lingkungannya, maka tidak heran remaja
cenderung menunjukkan perilaku yang ingin memperlihatkan bahwa dirinya
berbeda dengan yang lain (www.marsindonesia.com).
Menurut Horney (dalam Sarwono 2001) remaja putri lebih mudah
terpengaruh dalam berbelanja. Zahir (2015) menyatakan bahwa remaja putri
cenderung memiliki keinginan untuk menunjukkan bahwa mereka mengikuti
tren yang sedang ada dalam berpenampilan di depan publik maupun di depan
teman-teman mereka.
Selain dipengaruhi oleh faktor demografi, impulsive buying dapat pula
dipengaruhi secara eksternal maupun internal. Menurut Kasbasivar dan
Yarahmadi (2011) faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku
impulsive buying pada diri seseorang adalah promosi atau iklan suatu produk,
situasi dalam toko, dan tampilan toko. Sedangkan menurut Verplanken dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Herabadi (2001) faktor kepribadian turut dipertimbangkan sebagai variabel
yang mempengaruhi pembelian. Kepribadian individu merupakan aspek
psikologis yang terkait dengan impulsive buying. Selain itu, kepribadian dapat
pula disebut sebagai faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri
individu. Hal ini selaras dengan pernyataan Suryabrata (dalam penelitian Erna
& Rahma, 2017) bahwa impulsive buying tidak dapat dipisahkan dari
kepribadian konsumen. Tiap konsumen memiliki kepribadian yang berbeda
satu dengan lainnya.
Ferrinadewi (2008) menyatakan bahwa konsumen cenderung
menampakkan karakter-karakter yang mampu merespon berbagai situasi yang
dihadapi. Sepanjang hidupnya, konsumen akan menghadapi berbagai situasi
yang berbeda dan secara alamiah konsumen akan membentuk seperangkat
karakteristik yang relatif tetap yang dapat membantu memberikan jawaban
bagaimana seharusnya individu merespon sesuatu. Dalam arti lain, kepribadian
merupakan panduan konsumen untuk mencari cara memenuhi tujuannya dalam
situasi yang berbeda. Hal serupa dikemukakan oleh Hawkins dkk (1986) yang
menyatakan bahwa kepribadian dapat mengarahkan konsumen pada perilaku
yang berbeda dalam setiap hal. Shahjehan et al., (2012) menyatakan bahwa
karakter kepribadian mempengaruhi pembelian impulsif. Individu yang bersifat
terbuka, cenderung lebih imanjinatif, penasaran dan berpikir luas
memungkinkan untuk cenderung berperilaku impulsive buying. Hal-hal seperti
ini merupakan ciri yang dapat meningkatkan individu dalam memanjakan
dirinya dalam pembelian impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menurut David Sparks & Tucker (1971), kepribadian merupakan salah
satu kunci penting yang dapat mempengaruhi individu dalam melakukan suatu
pembelian. Misalnya, orang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert
cenderung lebih banyak membeli barang daripada orang yang memiliki tipe
kepribadian introvert.
Tipe kepribadian ekstrovert-introvert pertama kali dikemukakan oleh
Carl Jung pada tahun 1993. Menurut Jung, kepribadian mencangkup seluruh
pikiran, perasaan dan perilaku baik yang disadari maupun tidak serta
mengarahkan individu dalam beriteraksi dengan lingkup sosial dan fisik (dalam
Hall & Lindzey, 1993). Jung juga berpendapat bahwa ada dua dimensi yang
mengarahkan individu pada perilaku. Dua dimensi tersebut berorientasi dan
mengarah pada aliran energi psikis, yaitu ekstraversi dan introversi. Ekstraversi
merupakan bentuk energi psikis yang diarahkan untuk mewujudkan dunia luar
atau sesuatu. Sedangkan introversi merupakan bentuk energi psikis yang
terfokus pada proses-proses psikis internal yang meliputi perasaan dan ide-ide
(dalam Ferrinadewi, 2008). Menurut Feist & Feist (2008), setiap individu tidak
ada yang memiliki sisi ekstrovert secara keseluruhan. Sisi introvert pasti ada
walau hanya sedikit dan berada di bawah kesadaran, begitupula sebaliknya.
Dengan demikian, semakin besar orientasi ekstrovert seseorang, maka semakin
kecil orientasi introvert orang tersebut, begitu sebaliknya.
Jung (1993) dalam Suryabrata (2008) mengungkapkan konsep jiwa
sebagai dasar pembagian tipe kepribadian. Manusia dibagi menjadi dua tipe
kepribadian, yaitu ekstrovert dan introvert. Individu yang memiliki kepribadian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dominan ekstrovert cenderung dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia
yang ada di luar dirinya. Orientasi individu dengan kepribadian ini tertuju pada
pikiran, perasaan, serta tindakan yang ditentukan oleh lingkungan sekitarnya
baik lingkungan sosial maupun tidak. Individu dengan kepribadian ekstrovert
bersikap lebih positif, terbuka, mudah bergaul, dan memiliki komunikasi yang
baik dengan orang sekitar. Sedangkan individu yang memiliki tipe kepribadian
dominan introvert dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia yang ada di
dalam dirinya. Orientasinya pun tertuju pada pikiran, perasaan, serta tindakan
yang dipengaruhi oleh faktor subjektif. Individu dengan tipe kepribadian
introvert cenderung tertutup, sukar bergaul, sukar behubungan dengan
oranglain, dan kurang dapat menarik hati oranglain (Suryabrata, 2008).
Lury (1998) menyatakan bahwa individu yang memiliki kepribadian
ekstrovert dalam memilih atau mengkonsumsi suatu produk seperti pakaian,
aksesoris, dll, disesuaikan dengan selera atau trend yang sedang terjadi di
masyarakat agar dapat memperoleh status sosial dikalangan tertentu. Swastha
(1987) menyatakan hal yang sejalan, bahwa individu dengan kepribadian
ekstrovert memiliki orientasi orang (people oriented) termasuk dalam
mengkonsumsi suatu produk. Hal ini menunjukkan bahwa individu dengan
kepribadian ekstrovert cenderung membeli sesuatu dengan tujuan dilihat oleh
orang lain dan cenderung mengabaikan esensi dasar dari kegunaan suatu
produk dan kebutuhan akan produk tersebut. Dengan kata lain, individu yang
memiliki tipe kepribadian ekstrovert dapat memiliki kecenderungan perilaku
impulsive buying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Selain itu, Taylor (dalam Ahmadian & Yadgari, 2011) menyatakan
bahwa salah satu ciri umum individu yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert
adalah cenderung bertindak tanpa berefleksi terlebih dahulu. Hal ini tentu dapat
memicu kecenderungan perilaku impulsive buying pada diri seseorang. Karena
perilaku impulsive buying merupakan suatu perilaku membeli barang
berdasarkan keinginan tanpa mementingkan kegunaan dan manfaat maupun
kebutuhannya.
Pada penelitian selanjutnya peneliti ingin melihat hubungan kepribadia
ekstrovert-introvert dengan kecenderungan impulsive buying pada remaja
putrid dengan rentang usia 10-22 tahun. Sasaran penelitian yang difokuskan
pada remaja putrid dengan rentang usia tersebut karena masih jarang
dilakukannya penelitian mengenai hubungan antara kepribadian ekstrovert-
introvert dengan kecenderungan perilaku impulsive buying pada remaja putri.
Selain itu juga dilihat dari fenomena impulsive buying cenderung dilakukan
oleh individu yang termasuk dalam perkembangan remaja yang secara teoretis
seharusnya mereka mampu mengendalikan diri, mengontrol emosi agar stabil
dan lebih berpikir dalam mengambil suatu keputusan. Disisi lain, remaja putrid
dengan kepribadian ekstrovert cenderung memiliki karakteristik yang mudah
berinteraksi, aktif, terbuka dan spontan memungkinkan untuk membeli apapun
yang ia suka, sehingga peneliti menduga dan ingin membuktikan bahwa
kemungkinan remaja putrid dengan kepribadian esktrovert dapat memiliki
kecenderungan impulsive buying yang tinggi benar adanya.
Berdasarkan permasalahan dan asumsi yang telah dipaparkan, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
merasa perlu melakukan penelitian lebih jauh mengenai hubungan antara tipe
kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive buying yang
terjadi pada remaja putri.mengingat tidak hanya faktor eksternal saja yang
memicu pembelian impulsif dan perilaku tersebut tidak hanya terjadi di
kalangan orang dewasa yang matang secara financial namun juga terjadi pada
remaja.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah apakah
terdapat hubungan antara kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan
perilaku impulsive buying pada remaja putri?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tipe
kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan perilaku impulsive buying
pada remaja putri.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah dapat
menyumbangkan dan memberikan informasi dalam bidang psikologi
perkembangan, dan khususnya psikologi konsumen mengenai tipe
kepribadian ekstrovert dan kecenderungan perilaku impulsive buying
pada remaja putri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Manfaat Praktis
Peneliti berharap melalui penelitian ini para remaja putri dapat
menggunakannya sebagai sebagai informasi, dan masukan sehingga
dapat mengevaluasi diri dan mengelokan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. IMPULSIVE BUYING
1. Definisi Impulsive Buying
Ketertarikan para ilmuwan penelitian pada pembelian impulsif telah
berlangsung selama enam puluh tahun terakhir (Clover, 1950; Stern,
1962; Rook, 1987; Peck & Childers, 2006). Sebelum studi yang
dilakukan oleh Rook (1987) deskripsi pembelian impulsif difokuskan
pada produk, tidak mencakup konsumen dan sifat pribadinya sebagai
faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif seperti penelitian yang
dilakukan oleh Cover (1950).
Selanjutnya, Stern (1962) dalam penelitian yang dilakukan
mengungkapkan bahwa impulsive buying merupakan sebuah perilaku
yang dalam pengambilan keputusan terjadi cepat dan ditandai dengan
individu yang mengalami dorongan tiba-tiba, kuat dan tidak
tertahankan untuk membeli suatu produk. Menurut Rook (1987)
Impulsive buying merupakan perilaku berbelanja yang melibatkan
perasaan emosional, sehingga pengambilan keputusan dilakukan
secara cepat dan spontan. Hal ini mengakibatkan konsumen merasa
tidak memiliki kendali saat berbelanja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Mowwen dan Minor (2001) mendefinisikan pembelian impulsif
sebagai tindakan membeli tanpa ada niat untuk membeli sebelum
memasuki toko. Hal senada dinyatakan oleh Astuti dan Filipa (2008),
impulsive buying merupakan bentuk perilaku konsumen dalam
berbelanja yang sama sekali tidak memiliki niat atau rencana
sebelumnya untuk melakukan pembelian suatu barang atau jasa
tertentu saat belum melakukan retail atau memasuki toko. Selain itu,
Rahayu, dkk., (2012) menambahkan bahwa impulsive buying
merupakan perilaku yang proses pengambilan keputusan pembeliannya
dilakukan setelah di dalam toko saat melihat produk dan dilakukan
secara spontan, sulit ditahan, tergesa-gesa, dan hanya mementingkan
kesenangan sesaat dengan tidak mementingkan guna dan akibat
pembelian yang dilakukan.
Rook dan Fisher (1995) mendefinisikan impulsive buying sebagai
kecenderungan individu dalam membeli produk secara spontan, tidak
reflektif, segera dan dirangsang oleh kedekatan fisik pada produk yang
diinginkan. Japrianto dan Sugiharto (2011) mmenambahkan bahwa
pembelian impulsif terjadi lebih disebabkan oleh pengalaman
emosional dari pada rasional, sehingga tidak dapat dilihat sebagai
suatu sugesti. Atas dasar ini, maka pembelian impulsif dipandang
sebagai keputusan irasional daripada rasional.
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan
impulsive buying merupakan perilaku pembelian yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
secara spontan dan tanpa perencanaan sebelumnya yang didorong oleh
perasaan emosional yang kuat daripada rasional, sehingga individu
cenderung tergesa-gesa tanpa memikirkan guna dan konsekuensi dari
pembelian yang dilakukan.
2. Aspek – aspek Impulsive Buying
Menurut Verplanken dan Herabadi (2001), terdapat dua elemen
penting dalam perilaku impulsive buying, yaitu:
a. Kognitif
Aspek ini melibatkan konflik yang terjadi pada kognitif
individu yang meliputi kurangnya perencanaan dan pertimbangan
saat membuat keputusan pembelian serta tidak melakukan
perbandingan produk terlebih dahulu terkait kualitas. Selain itu,
kurangnya ketelitian dalam melakukan evaluasi pembelian produk
juga menjadi bagian dari aspek ini.
Dawson dan Kim (2009) menyatakan, aspek kognitif mengacu
pada cara seseorang dalam berpikir, memahami, menafsirkan tiap
informasi yang masuk. Apabila individu mengabaikan aspek
kognitif tersebut, dengan kurangnya pertimbangan individu dan
mengabaikan konsekuensi, maka terjadi dorongan yang kuat untuk
membeli dan cenderung melakukan pembelian impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Emosi
Aspek ini merupakan kondisi emosional individu yang meliputi
timbulnya perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian.
Selain itu, timbul pula dorongan untuk segera melakukan pembelian.
Apabila tidak membeli suatu produk, individu tersebut akan merasa
resah. Akan tetapi, individu juga akan merasa menyesal setelah
membeli suatu produk. Selain itu, menurut Coley dan Burges (2003)
individu melakukan impulsive buying dikarenakan perasaan senang
pada suatu produk, bersemangat untuk memilikinya, serta merasa
harus membeli produk tersebut untuk memuaskan diri. Disisi lain,
individu akan merasa menyesal setelah menyadari bahwa bayang
uang yang habiskan untuk membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan
(Dittmar & Drury, 2000).
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
terdapat dua aspek yang dapat membentuk perilaku pembelian
impulsif seseorang, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek
kognitif didasarkan pada kurangnya perencanaan, pertimbangan, dan
cenderung membeli sesuatu secara spontan, serta mengabaikan
konsekuensi yang akan terjadi setelah membeli sesuatu. Sementara
itu, aspek afektif pada impulsive buying ditunjukkan dengan
perasaan senang dan puas saat melakukan pembelian, dorongan tiba-
tiba untuk segera membeli sesuatu, dan perasaan menyesal setelah
membeli sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Impulsive Buying
Menurut Verplanken dan Herabadi (2001), terdapat faktor internal
dan eksternal yang dapat mempengaruhi Impulsive Buying,
diantaranya:
a. Faktor Internal
Faktor demografi termasuk faktor internal individu yang dapat
mempengaruhi impulsive buying. Menurut Kollat dan Wallet (dalam
Muruganantham & Bhakat, 2013) salah satu karakteristik demografi
yang dapat mempengaruhi impulsive buying adalah usia. Wood
(1998) menyatakan bahwa individu yang berusia 18 tahun sampai
dengan 39 tahun lebih berpotensial dalam melakukan pembelian
impulsif. Hal ini dikarenan bahwa individu yang berusia lebih tua
cenderung mampu mengendalikan ekspresi emosional (Chien-Huang
& Chuang, 2005).
Bellenger et al., (1978) menambahkan, bahwa konsumen berusia
di bawah 35 tahun berprilaku lebih impulsif dalam membeli suatu
produk dibandingkan dengan konsumen yang berusia lebih dari 35
tahun. Wood (1998) menemukan bahwa terdapat hubungan terbalik
antara usia dengan pembelian impulsif. Pembelian impulsif
cenderrung naik pada rentang usia 18-39 tahun dan menurun setalah
usia tersebut. Lin dan chuang (2005) menyatakan bahwa bila dilihat
dari aspek psikologis, perilaku pembelian impulsif dapat dilihat
berdasarkan usia dan kecerdasan emosi. Individu yang lebih dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dari segi usia lebih mampu mengontrol emosi mereka daripada
individu yang lebih muda.
Adapun karakteristik demografi lain yang dapat mempengaruhi
impulsive buying yaitu jenis kelamin. Penelitian yang telah dilakukan
oleh Gasiorowska (2011) menemukan bahwa konsumen berjenis
kelamin perempuan memiliki tingkat impulsive buying yang lebih
tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan, konsumen
perempuan cenderung menghabiskan waktu lebih lama saat melihat-
lihat barang di sebuah toko dibandingkan dengan laki-laki. Selain
itu, konsumen perempuan lebih senang berbelanja dan menganggap
berbelanja sebagai aktivitas yang wajar.
Selain itu, faktor internal dapat pula meliputi kondisi mood dan
emosi konsumen. Keadaan mood dapat mempengaruhi perilaku
konsumen, misalnya kondisi mood konsumen saat sedang senang
atau sedih. Kepribadian individu pun turut menjadi variabel yang
mempengaruhi pembelian. Kepribadian merupakan aspek psikologis
yang terkait dengan kecenderungan konsumen untuk melakukan
pembelian impulsif (Verplanken dan Herabadi, 2001). Shahjehan et
al., 2012 dalam penelitiannya pun menemukan bahwa kepribadian
memang mempengaruhi pembelian impulsif. Lebih lanjut, Beatty
dan Ferrell tahun 1998 (dalam Rook & Fisher, 1995) menyatakan
bahwa kepribadian yang dimiliki individu dapat memberi gambaran
yang lebih pada perilaku pembelian impulsif dibandingkan sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
lainnya dan dapat membantu menentukan taraf kecendrungan
pembelian impulsif yang dimiliki oleh seseorang.
b. Faktor Eksternal
Sedangkan, faktor eksternal merupakan suatu stimulus yang
berada di luar kendali konsumen namun dapat mempengaruhi
pembelian impulsif secara langsung (Kacen et al., 2012). Menurut
Karbasivar dan Yarahmadi (2011) lingkungan toko merupakan
faktor penentu yang sangat penting dalam pembelian impulsif.
Situasi yang dimaksud berupa tampilan toko, musik, aroma, promosi
dalam toko, harga dan kebersihan toko. Selain itu, seseorang
melakukan pembelian impulsif dapat pula dipengaruhi oleh kategori
produk dan pengaruh toko. Faktor-faktor ini misalnya penampilan
toko, seperti tata ruang dan dekorasi toko. Selain itu, penampilan
produk juga dapat mempengaruhi pembelian impulsif, seperti bau
yang disukai konsumen dan warna yang menarik, serta cara
pemasaran produk (Verplanken & Herabadi, 2011).
4. Impulsive Buying Pada Produk Fashion
Fashion atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pakaian,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata benda yang
memiliki arti sebagai barang yang dapat dipakai atau digunakan oleh
manusia, seperti baju, celana, dan barang-barang lainnya yang
digunakan sebagai penunjang penampilan (www.kbbi.web.id).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Selain itu, fashion dapat pula diartikan sebagai mode, gaya, cara,
busana, dan pakaian (The Contemporary English-Indonesia
Dictionary, Peter Salim). Hal ini didukung pula oleh Chita, dkk.,
(2015) yang mengungkapkan bahwa produk fashion merupakan
mode pakaian yang mencangkup pula semua aksesoris seperti,
sepatu, ikat pingggang, topi, tas, kaus kaki, dan pakaian dalam.
Produk dalam pembelian impulsif pada umumnya adalah produk
yang di beli secara tidak terduga. Adapun barang-barang yang sering
di beli antara lain pakaian, perhiasan, atau barang-barang yang dapat
mendukung penampilan (Park, 2005). Selain itu, Produk yang
dibelisecaraimpulsif antara lain pakaian, perhiasan ataupun aksesoris
yang dekat dengan diri sendiri dan mendukung penampilan (Park,
2005).
B. Kepribadian Ekstrovert-Introvert
1. Definisi Kepribadian
Secara umum kepribadian (personality) merupakan suatu pola
watak yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang
memberikan konsistensi sekaligus individualis bagi perilaku seseorang
(Feist & Feist, 2006). Selain itu, Atkinson dkk. (1999) mendefinisikan
kepribadian sebagai pola perilaku dan cara berfikir yang khas, yang
menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Maka
dari itu, dapat dikatakan bahwa kepribadian merupakan tingkah laku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang dutempatkan sesuai dengan lingkungan sosial. Dengan kata lain,
tingkah laku yang ditunjukan merupakan kesan mengenai diri yang
diberikan oleh individu untuk ditangkap oleh lingkungan sosial
(Alwisol, 2004).
Hall dan Lindzey (1993) mendefinisikan kepribadian sebagai
sesuatu yang memberikan tata tertib dan keharmonisan dari seluruh
pola perilaku aktual maupun potensial dari tingkah laku individu.
Kepribadian sendiri mencakup usaha-usaha penyesuaian diri yang khas
dari tingkah laku individu.
Kepribadian menurut Eysenck (dalam Alwisol, 2004) merupakan
kesuluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari
organisme. Hal ini sebagaimana ditentukan dari keturunan dan
lingkungan. Selain itu, kepribadian juga didefinisikan sebagai pola
sifat dan karakteristik tertentu yang relatif permanen (menetap), baik
konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang (Feist &
Feist, 2008). Sedangkan menurut Jung (Suryabrata, 2008), kepribadian
merupakan totalitas segala peristiwa psikis baik disadari maupun tidak
atau disebut pula dengan psyche atau jiwa. Kesadaran mempunyai
peranan penting dalam orientasi manusia dengan lingkungannya.
Sedangkan jiwa, oleh Jung masih dibagi menjadi dua golongan, yaitu
ekstrover dan introvert (Suryabrata, 2008).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepribadian
merupakan suatu pola perilaku yang relatif permanen, unik, ditujukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
untuk memberi kesan pada lingkungan sosial baik yang disadari
maupun tidak oleh individu.
2. Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Jung (dalam Suryabrata, 2008) menggolongkan kepribadian
berdasarkan ativitas psikis dan arah orientasi manusia yang mengarah
ke dalam diri individu tersebut maupun sebaliknya. Jung
mengungkapkan konsep jiwa sebagai dasar pembagian tipe
kepribadian. Berdasarkan sikap jiwa tersebut, manusia dapat
digolongkan menjadi dua tipe kepribadian, yaitu ekstrovert dan
introvert. Adapun tokoh lain yang memperkuat teori Jung adalah
Eysenck yang dalam penelitiannya ditemukan dua faktor dasar, yaitu
neoroticism dan introversion-extraversion (dalam Suryabrata, 2008).
Eysenck menganggap teorinya mengenai ekstrovert dan introvert
sebagai kesesuaian dan pembuktian dari konsepsi teoritis yang telah
dikemukakan oleh Jung (Suryabrata, 1983).
Secara umum, individu yang tergolong introvert akan lebih
berorientasi pada stimulus internal dibandingkan dengan individu
yang tergolong ekstrovert. Individu yang tergolong introvert akan
cenderung lebih memperhatikan pikiran, suasana hati dan reaksi-
reaksi yang terjadi dalam diri mereka. Hal ini membuat individu yang
tergolong introvert cenderung lebih pemalu, memiliki control diri
yang kuat, dan memiliki keterpakuan terhadap hal-hal yang terjadi
dalam diri mereka serta selalu berusaha untuk mawas diri, tampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pendiam, tidak ramah, lebih suka menyendiri, dan mengalami
hambatan pada kualitas tingkah laku yang ditampilkan. Sedangkan
individu yang tergolong ekstrovert cenderung tampak lebih
bersemangat, mudah bergaul, terkesan impulsif dalam menampilkan
tingkah laku. Individu yang tergolong ekstrovert merupakan seseorang
yang berani melanggar aturan, memiliki rasa toleransi yang lebih
tinggi terhadap rasa sakit, dan lebih mudah terlibat dalam suatu relasi
(Burger, 2008).
Akan tetapi, Feist & Feist (1998), mengungkapkan bahwa setiap
individu tidak ada yang memiliki sisi ekstrovert secara keseluruhan.
Tiap individu masih memiliki sisi introvert walau hanya sedikit dan
berada di bawah kesadaran dan sebaliknya. Selain itu, apabila seorang
individu memiliki orientasi ekstrovert, maka semakin kecil orientasi
introvert orang tersebut, begitu sebaliknya.
a. Definisi Tipe Kepribadian Ekstrovert
Kepribadian ekstrovert didefinisikan sebagai, individu yang
memiliki pola perilaku yang mengarahkan kepribadian lebih
banyak ke luar daripada ke dalam dirinya. Karakteristik ekstrovert
adalah banyak bicara, ramah, suka bertemu dengan orang-orang,
suka mengunjungi tempat baru, aktif, menuruti kata hati, suka
berpetualang, mudah bosan, dan tidak suka hal-hal yang rutin dan
monoton (Larsen, 2002). Individu yang memiliki tipe kepribadian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
ekstrovert dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia yang berasal
dari luar dirinya. Orientasi yang tertuju keluar yaitu pikiran,
perasaan, serta tindakan yang ditentukan oleh lingkungan sosial
maupun non sosial. Individu yang ekstrovert bersikap positif, lebih
terbuka, mudah bergaul, dan memiliki kelancaran dalam
berhubungan (dalam Suryabrata, 2008).
Adapun karakteristik individu yang ektrovert antara lain;
keras hati, impulsif, cenderung santai, mencari sesuatu yang baru,
dan kinerja ditingkat melalui kesenangan, lebih senang dengan
lapangan pekerjaan yang melibatkan hubugan dengan oranglain,
tahan terhadap rasa sakit, dan suka mengambil resiko (Eysenck
dalam Alwisol, 2004). Hal serupa juga diungkapkan oleh Abdalla
(2010) bahwa individu dengan tipe kepribadian ekstrovert
cenderung ramah, asertif dan mampu mampu berkomunikasi secara
positif dengan orang lain.
b. Definisi Tipe Kepribadian Introvert
Sedangkan, individu yang memiliki tipe kepribadian
intorvert mengarah pada pola perilaku yang dipengaruhi oleh
dunia subjektif, yaitu dirinya sendiri. Orientasinya tertuju ke
dalam yaitu pikiran, perasaan, serta tindakan yang ditentukan oleh
faktor-faktor subjektif. Individu yang introvert kurang mampu
menyesuaikan diri dengan dunia luar, jiwanya tertutup, sukar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bergaul dan berhubungan dengan orang lain, serta kurang dapat
menarik perhatian orang lain (dalam Suryabrata, 2008).
Adapun sebelumnya, Hall dan Lindzey (1998) menyatakan
bahwa karakteristik introvert adalah pemalu, introspektif,
menyukai buku-buku daripada manusia, suka menyendiri dan
tidak ramah kecuali pada teman dekatnya. Mereka cenderung
merencanakan segala sesuatu dengan berhati-hati sebelum
melangkah dan tidak mudah percaya dengan kata hati. Mereka
tidak menyukai kegembiraan atau keramaian, menanggapi semua
masalah dalam hidup dengan serius, dan menyukai kehidupan
yang teratur. Mereka selalu menyembunyikan perasaannya, jarang
bertingkah agresif dan tidak mudah kehilangan kesabaran.
Mereka orang yang dapat dipercaya, agak pesimis.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
individu dengan tipe kepribadian ekstrovert adalah individu yang
cenderung dipengaruhi oleh dunia objektif di luar dirinya.
Individu yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderung mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan mudah
terpengaruh dengan lingkungannya. Sedangkan, individu yang
memiliki tipe kepribadian introvert lebih dipengaruhi oleh dunia
subjektif, yaitu dirinya sendiri. Individu dengan tipe kepribadian
introvert cenderung kurang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan, jiwanya tertutup, sukar bergaul dan berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan orang lain, serta kurang dapat menarik perhatian orang
lain.
3. Aspek – aspek Kepribadian Ekstrovert dan Introvert
Dalam penelitiannya, Costa dan McRae (1995) menyebutkan
beberapa sifat spesifik terkait kepribadian ekstrovert-introvert. Sifat-
sifat tersebut antara lain kehangatan (warmth), suka berkumpul
(gregoriousness), asertif (asertiveness), aktivitas (activity), mencari
kesenangan (excitmentseeking) dan emosi positif (positive emotions).
Pada awal tahun 1975 Eysenck menerbitkan sebuah self-asessment
yang merumuskan aspek-aspek kepribadian ekstrovert-introvert yaitu,
Eysenck Personality Profiler (EPP) (Eysenck & Wilson, 1991).
Terdapat tujuh aspek kepribadian ekstrovert-introvert d Menurut
Esynck (dalam Eysenck & Sybil. 1969) terdapat empat aspek dari
kepribadian ekstrovert dan introvert, yaitu Activity, Sociability,
Assertiveness, Expressiveness, Ambition, Dogmatisism, Agressiveness.
Lalu, pada tahun 1992, Eysenck, Barret, Wilson dan Jackson
mengganti serta mengubah kembali aspek kepribadian ekstrovert-
introvert dan membuat short-form dari EPP yang sekarang disebut
dengan Eysenck Personality Quessionaire-Revised (EPQ-R). Aspek-
aspek tersebut adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a. Sociabillity
Aspek ini menunjukkan penyesuaian diri dengan oranglain
yang baik, sehingga biasanya dimiliki oleh orang yang memiliki
tipe kepribadian ekstrovert. Mereka merasa nyaman dan suka bila
berinteraksi dengan oranglain sehingga memiliki banyak teman,
ramah, dan pemberani. Sebaliknya, individu yang introvert
cenderung memiliki sociability yang kurang baik. Mereka
menyukai kesendirian dan menarik diri dari pergaulan sosial.
b. Expressiveness
Apek ini menunjukkan individu yang ekstorvert lebih mudah
mengekspresikan perasaannya dengan baik dan jujur. Individu juga
cenderung memperlihatkan emosi secara kearah luar dan terbuka
dengan baik saat merasa sedih, marah, takut, jatuh cinta ataupun
benci. Sebaliknya, individu yang introvert cenderung kesulitan
dalam mengutarakan perasaannya.
c. Activity
Aspek ini menunjukkan bahwa individu memiliki tingkat
aktivitas yang tinggi biasanya aktif, enerjik, cenderung menyukai
aktifitas fisik, suka bangun lebih awal, bergerak cepat dari satu
aktifitas ke aktifitas lainnya dan mengejar berbagai macam
kepentingan serta minat yang berbeda. Sebaliknya, individu
dengan kepribadian introvert cenderung pasif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Pengukuran Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, tipe kepribadian
ekstrovert-introvert memiliki tiga aspek, yaitu Sociabillity,
Expressiveness, dan Activity. Pengukuran ketiga aspek tersebut
menggunakan skala kepribadian EPQR-Short Form yang
dikembangkan oleh Eysenck, Eysenck dan Barret (1985).
Semakin tinggi skor, maka remaja putri diasumsikan memiliki
tipe kepribadian ekstrovert. Sebaliknya, semakin rendah skor,
maka remaja putri diasumsikan memiliki tipe kepribadian
introvert.
C. REMAJA PUTRI
1. Definisi Remaja Putri
Remaja putri merupakan individu putri yang berada pada peralihan
masa anak-anak menuju dewasa. Masa remaja merupakan sebuah masa
yang menjadi bagian dari perubahan dan perkembangan yang dialami
sebagai bentuk peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa.
Perubahan dalam masa peralihan ini sama halnya pada masa anak-
anak, yaitu perubahan jasmani, kepribadian, intelektual, dan peranan
dalam lingkungan sosial (Gunarsa & Gunarsa, 1981).
Santrock (2007) masa remaja (adolosence) merupakan periode
transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Masa ini melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Perubahan yang
dialami remaja tersebut membuat mereka merasa bingung, sehingga
cenderung menunjukkan suatu kepekaan dan labilitas yang meningkat
pada setiap tindakannya (Remplein dalam Monks & Knoer, 2002).
Sedangkan, menurut Erikson (dalam Santrock, 2007) batasan usia
remaja dimulai pada usia 10 hingga 20 tahun. Namun, Santrock
mengatakan bahwa rentang usia remaja bervariasi terkait dengan
lingkungan budaya dan sejarahnya sehingga ia mengkategorian usia
remaja pada rentang 10 tahun hingga 22 tahun. Selain itu, ia juga
membagi masa remaja menjadi, remaja awal (10 hingga 13 tahun), dan
remaja akhir sekitar 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007).
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja putri
merupakan suatu masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa
yang mengalami perubahan dan perkembangan biologis, kognitif, dan
sosio-emosional yang terbagi pada masa remaja awal (10-13 tahun)
dan berakhir pada usia 22 tahun.
2. Aspek – aspek Perkembangan Remaja Putri
Pada umumnya, remaja putri memiliki perubahan dan
perkembangan yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki
(Santrock, 2007). Perkembangan merupakan suatu perubahan yang
terjadi selama rentang kehidupan seseorang (Papalia & Ols, 2001).
Terdapat aspek-aspek yang berbeda dalam perkembangan kehidupan
manusia. Menurut Santrock (2007) remaja putri yang memasuki usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
remaja akan mengalami perubahan fisik, kognitif, kepribadian dan
sosio-emosi.
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik yang dimaksudkan adalah perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan
keterampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai perubahan
yang paling menyolok dan mudah diamati adalah perubahan fisik
pada bagian tubuh, yaitu pertumbuhan pada tinggi tubuh,
pertumbuhan payudara, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi
yang ditandai dengan terjadinya haid, dan tanda-tanda seksual
sekunder yang tumbuh (sifat kewanitaan yang bisa nampak dari
luar) (Sarwono S. W., 1989).
b. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003), seorang remaja
termotivasi untuk memahami dunia karena adaptasi secara biologis
yang dialami mereka. Dalam hal ini remaja sudah mampu
membedakan hal-hal maupun ide-ide yang lebih penting
dibandingkan oleh ide lainnya. Remaja juga sudah dapat
menghubungkan satu ide dengan lainnya. Selain itu, seorang
remaja juga tidak hanya dapat menghubungkan satu ide dengan
lainnya, namun juga mampu mengolah cara berpikir sehingga dapat
menemukan suatu ide baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Perkembangan kognitif merupakan suatu perubahan
kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan
bahasa. Piaget (dalam Papalia dan Olds, 2001) menyatakan bahwa
pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari
struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang
semakin luas untuk bereksperimentasi sehingga sangat mungkin
seorang remaja dapat berpikir secara abstrak. Piaget menyebut
tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.
c. Perkembangan Kepribadian
Pun yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah
perubahan yang terjadi pada cara individu berhubungan dengan
dunia dan menyatakan emosi secara unik.
Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja
adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian
identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dan
memiliki peran penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia dan
Olds, 2001).
d. Perkembangan Sosial dan Emosi
Remaja putri merupakan individu yang membutuhkan relasi
dan komunikasi dengan orang lain. Selain itu, remaja putri juga
ingin dicintai, dikaui, dan dihargai, ingin dihitung dan
mendapatkan tempat serta status dalam kelompok sosial dan teman
sebaya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa remaja putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
lebih berani “berjuang” untuk melakukan eksplorasi serta
bereksperimen pada hidup baru (Kartini Kartono, 2006).
Kartini Kartono (2006) menyatakan bahwa perkembangan
emosi remaja putri ditandai dengan ledakan-ledakan tingkah laku.
Remaja putri akan mengalami dorongan yang sangat kuat untuk
menuntut pengakuan diri, disertai dengan emosi yang meluap,
amarah, maupun agresi yang kuat. Selain itu, remaja putri juga
memiliki dorongan sentimen yang intens dan kuat, kebingungan,
serta penentakan dan pemberontakan. Hal tersebut didasari oleh
jiwa yang labil dan belum menemukan nilai-nilai yang tetap.
Sehingga remaja putri lebih sensitive (peka) terhadap pengaruh-
pengaruh dari luar.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang
ada pada diri remaja putri adalah aspek fisik, aspek kognitif, aspek
kepribadian-sosial, dan aspek sosio-emosi. Setiap aspek tersebut
pun berpengaruh pada relasi remaja putri dengan oranglain.
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN
EKSTROVERT DENGAN KECENDERUNGAN IMPULSIF
BUYING TERHADAP PRODUK FASHION PADA REMAJA PUTRI
Secara umum kepribadian (personality) merupakan suatu pola watak
yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan
konsistensi sekaligus individualis bagi perilaku seseorang (Feist & Feist,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2006). Selain itu, Atkinson dkk. (1999) mendefinisikan kepribadian
sebagai pola perilaku dan cara berfikir yang khas, yang menentukan
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Maka dari itu, dapat
dikatakan bahwa kepribadian merupakan tingkah laku yang dutempatkan
sesuai dengan lingkungan sosial. Dari pemaparan definisi kepribadian
tersebut dapat dikatakan pula bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang
menggerakkan individu dalam berperilaku di lingkungan sosialnya.
Terdapat beberapa tokoh yang mengemukakan teori kepribadian,
salah satunya ialah Carl Jung. Menurut Jung, kepribadian merupakan
seluruh pikiran dan perilaku yang disadari maupun tidak disadari yang
mengarahkan individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial (Hall
& Lindzey, 1993).
Jung membagi kepribadian menjadi dua tipe, yaitu ekstrovert dan
introvert. Individu yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dipengaruhi
oleh dunia objektif (dunia luar dirinya), sehingga individu tersebut
bersikap lebih positif, terbuka, mudah bergaul, dan memiliki kemampuan
komunikasi yang baik dengan lingkungan sosial. Sedangkan, individu
yang memiliki tipe kepribadian introvert dipengaruhi oleh dunia subjektif
(dunia dalam dirinya), sehingga cenderung tertutup, sukar bergaul, sukar
berhubungan dengan oranglain, dan kurang dapat menarik hati orang lain
(Suryabrata, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Verplanken dan Herabadi
(2001), kepribadian individu dapat dipertimbangkan sebagai salah satu
variabel yang mempengaruhi pembelian. Hal ini dikarenakan, kepribadian
merupakan aspek psikologis yang terkait dengan kecenderungan
pembelian impulsif. Shajehan et al. (2012) menyatakan bahwa kepribadian
dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Individu yang bersifat terbuka,
cenderung imajinatif, memiliki rasa penasaran dan berpikiran luas
memiliki kemungkinan dalam berperilaku pembelian impulsif.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Taylor (dalam Ahmadian &
Yadgari, 2011) ditemukan bahwa terdapat kecenderungan individu untuk
tidak berefleksi dulu sebelum bertindak, sehingga individu yang memiliki
tipe kepribadian ekstrovert yang memicu pembelian impulsif. Lury (1998)
mengatakan bahwa konsumen yang memiliki kepribadian ekstrovert
cenderung membeli suatu produk seperti pakaian, aksesoris, dll,
disesuaikan dengan selera atau trend yang sedang ada untuk dapat meraih
status sosial, sehingga terkadang membeli tanpa pertimbangan lebih jauh.
Hal ini dapat disebabkan oleh karakteristik individu dengan
kepribadian ekstrovert yang cenderung Individu terbuka dan imajinatif
sehingga dapat dengan mudah menerima promosi atau iklan yang
menyebabkan adanya dorongan tiba-tiba untuk membeli produk atau
barang yang ditawarkan. Selain itu, individu dengan kepribadian ekstrovert
juga memiliki rasa penasaran dan berpikiran luas memiliki kemungkinan
dalam berperilaku pembelian impulsif. Rasa penasaran dan pikiran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
luas ini dapat menjadi pemicu, dimana individu merasa penasaran untuk
mencoba berbagai produk yang ditawarkan dan membelinya langsung saat
itu juga. Sedangkan individu dengan kepribadian introvert cenderung
bersifat reflektif sehingga lebih mampu menaan diri mereka untuk
membeli barang-barang yang ditawarkan sekalipun ada dorongan untuk
membeli barang tersebut.
Perilaku impulsive buying merupakan perilaku konsumen dalam
berbelanja yang terjadi tanpa perencanaan, tertarik karena emosional
daripada rasional. Proses keputusan pembelian pun terjadi secara cepat dan
konsumen merasa lepas kendali saat berbelanja (Rook 1987). Lebih lanjut,
Mowen dan Minor (2002) menyatakan bahwa impulsive buying dapat
terjadi pada konsumen yang memiliki perasaan kuat dan positif terhadap
suatu produk yang ingin ia beli, hingga ia memutuskan untuk membeli
produk tersebut.
Menurut Wood (1998) dan Ghani, Imran, dan Jan (2011)
mengungkapkan bahwa individu dengan usia 18 tahun sampai 39 tahun
merupakan individu yang berpotensi dalam melakukan pembelian impulsif
daripada individu yang berusia diatas 39 tahun. Lebih lanjut, penelitian
yang dilakukan oleh Chita, David, dan Pali (2015) menyatakan bahwa
perilaku impulsive buying terjadi pada masa remaja dengan rentang usia
18-21 tahun.
Remaja mempresentasikan diri mereka melalui penampilan. Oleh
karena itu, produk fashion merupakan hal yang penting bagi remaja. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
itu, produk fashion dapat memberikan pengetahuan baru mengenai trend
dan model baru yang membantu remaja untuk menemukan barang yang
baik dan bernilai bagi dirinya (Chita, dkk., 2015).
Kondisi ini membuat remaja tidak memikirkan segala sesuatu dengan
baik, sehingga berpengaruh pada proses pengambilan keputusan. Hal ini
lah yang mendorong remaja untuk membeli sesuatu secara spontan
terhadap apa yang ia suka. Apabila perilaku ini dilakukan secara kontinu,
maka dapat memicu perilaku impulsive buying. Berdasarkan penjelasan
tersebut, maka peneliti berasumsi bahwa remaja dengan tipe kepribadian
ekstrovert cenderung memiliki perilaku pembelian impulsif yang lebih
tinggi daripada remaja dengan kepribadian introvert.
Dilihat dari fenomena impulsive buying cenderung dilakukan oleh
individu yang termasuk dalam perkembangan remaja yang secara teoretis
seharusnya mereka mampu mengendalikan diri, mengontrol emosi agar
stabil dan lebih berpikir dalam mengambil suatu keputusan. Disisi lain,
remaja putri dengan kepribadian ekstrovert cenderung memiliki
karakteristik yang mudah berinteraksi, aktif, terbuka dan spontan
memungkinkan untuk membeli apapun yang ia suka untuk memberikan
“kesan” pada lingkungan sosialnya, sehingga peneliti menduga dan ingin
membuktikan bahwa kemungkinan remaja putri dengan kepribadian
esktrovert dapat memiliki kecenderungan impulsive buying yang tinggi
benar adanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. KERANGKA BERPIKIR HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN
EKSTROVERT-INTROVERT DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE
BUYING
Kepribadian
Remaja Ekstrovert
Terbuka
Spontan, memperilhatkan
emosi
Mengerjar minat/keinginan
Mudah menyatakan
Remaja Introvert
Cenderung
tertutup/menahan perasaan
Pasif
Cenderung menahan keinginan,
tidak langsung membeli apa
yang ia suka
Cenderung langsung membeli
apa yang ia suka
Pembelian Impulsif tinggi Pembelan Impulsif rendah
Mudah terpengaruh oleh iklan
atau promosi produk yang
ditawarkan
Tidak mudah terpengaruh oleh
iklan atau promosi produk
yang ditawarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
F. Hipotesis
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka hipotesis
yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan
yang positif dan signifikan antara tipe kepribadian ekstrovert-
introvert dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada
produk fashion. Apabila individu semakin memiliki tipe kepribadian
ekstrovert , maka kecenderungan impulsive buying pada produk
fashion akan semakin tinggi. Sebaliknya, apabila individu semakin
memiliki tipe kepribadian introvert, maka kecenderungan impulsive
buying pada produk fashion akan semakin rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal
(angka) yang diolah menggunakan metode statistika. Dengan metode
kuantitatif ini, akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau
signifikasi hubungan antar variabel yang akan diteliti (Azwar, 2014).
Secara khusus, penelitian ini menggunakan metode korelasi, yaitu metode
yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu variabel
berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lainnya (Azwar,
2014)
B. VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas
biasanya bersifat negatif dan positif (Zulganef, 2008). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah kepribadian ekstrovert-introvert.
2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung merupakan variabel yang nilai-
nilainya terikat oleh nilai-nilai variabel lainnya (Zulganef, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah impulsive buying
(pembelian impulsif).
C. DEFINISI OPERASIONAL
Menurut Azwar (2004) definisi operasional merupakan
pengertian terkait variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik
yang dimiliki suatu variabel yang hendak diamati. Adapun definisi
operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Kecenderungan Impulsive Buying
Kecenderungan impulsive buying merupakan kecenderungan
pembelian remaja putri yang dilakukan secara spontan dan tanpa
perencanaan sebelumnya yang didorong oleh perasaan emosional
yang kuat, sehingga remaja putri tidak memikirkan konsekuensi yang
terjadi setelah pembelian. Impulsive buying akan diukur oleh peneliti
menggunakan skala impulsive buyingyang dibuat sendiri oleh peneliti
dengan menggunakan aspek dari impulsive buying yaitu aspek
koginitif dan emosi. Semakin tinggi skor skala, maka semakin tinggi
kecenderungan impulsive buying. Sebaliknya, semakin rendah skor
skala maka semakin rendah kecenderunganimpulsive buying.
2. Kepribadian Ektrovert-Introvert
Kepribadian eksrovert merupakan pola perilaku remaja putri yang
dipengaruhi oleh dunia objektif di luar dirinya. Remaja putri yang
memiliki kepribadian ekstrovert digambarkan sebagai individu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
bersikap positif, lebih terbuka, mudah bergaul, dan memiliki
kelancaran dalam berhubungan.
Sedangkan tipe kepribadian introvert lebih dipengaruhi oleh dunia
subjektif, yaitu dirinya sendiri. Remaja putri dengan kepribadian
introvert kurang mampu menyesuaikan diri dengan dunia luar,
jiwanya tertutup, sukar bergaul dan berhubungan dengan orang lain,
serta kurang dapat menarik perhatian pada oranglain.
Tipe kepribadian ekstrovert-introvert memiliki tiga aspek, yaitu
Sociabillity, Expressiveness, dan Activity. Untuk mengukur ke tiga
aspek tersebut peneliti menggunakan skala kepribadian EPQR-Short
Form yang dikembangkan oleh Eysenck, Eysenck dan Barret (1985).
Semakin tinggi skor,maka remaja putri diasumsikan memiliki tipe
kepribadian ekstrovert. Sebaliknya, semakin rendah skor, maka remaja
putri diasumsikan memiliki tipe kepribadian introvert.
D. SUBJEK PENELITIAN
Menurut Azwar (2004) populasi merupakan keseluruhan
individu yang dimaksudkan untuk diteliti dan yang nantinya akan
digeneralisasikan. Adapun yang dimaksud dengan subjek penelitian ialah
orang-orang yang menjadi sumber data dari suatu penelitian yang
memiliki karakteristik yang sesuai dengan variabeldan yang akan dikenai
kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 2011). Subjek yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berusia sekitar 10-22 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Subjek dipilih berdasarkan batas usia Remaja menurut Erikson (Santrock,
2007). Penelitian ini menggunakan teknik convience sampling dalam
menentukan sampel. Convience sampling merupakan pemilihan sampel
berdasarkan pada ketersediaan sampel dan kemudahan sampel untuk
diperoleh (Creswell, 2014).
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data merupakan proses yang dilakukan
dalam suatu penelitian untuk mengumpulkan data (Siregar, 2013). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran skala. Penyebaran
skala merupakan bentuk pengumpulan data dalam wujud laporan diri
berisi daftar atau pernyataan-pernyataan yang harus diisi oleh individu
(Azwar, 2009).
Metode skala yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah skala nominal untuk mengukur kepribadian ekstrovert-introvert.
Skala nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori
atau kelompok suatu subjek. Skala ini menempatkan angka sebagai atribut
objek, dan hanya menempatkan angka ke dalam kategori tanpa struktur,
tidak memiliki tingkat maupun jarak (Noor, 2011). Sedangkan skala likert
merupakan skala yang berisi tentang pernyataan subjek terkait
pengindikasiannya pada tingkat setuju atau tidak setuju pada masing-
masing pernyataan (Noor, 2011). Dalam skala ini, peneliti memberikan
empat pilihan jawaban berupa respon, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Menurut
Supratiknya (2014) sebagai bentuk penghindaran adanya central tendency
effect pada respon subjek, maka peneliti tidak memasukkan pilihan
jawaban netral (N). Penelitian ini akan menggunakan dua skala, yaitu
skala kepribadian ekstrovert-introvert dan skala impulsive buying pada
produk fashion.
1. Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Penelitidalammengukur kepribadian ekstrovert-introvert
pada penelitian ini mengadaptasi skala kepribadian EPQR-Short
Form yang dikembangkan oleh Eysenck, Eysenck dan Barret
(1985). Peneliti mengambil item yang berisi pernyataan-pernyataan
mengenai tingkat kecenderungan ekstrovert-introvert seseorang.
Item-item tersebut tersusun dari tiga aspek, yaitu Sociability,
Expressiveness, dan Activity.
Skala kepribadian ekstrovert-introvert merupakan skala
dalam bahasa asing yang kemudian diadaptasi oleh peneliti dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan bantuan
profesional. Dalam menerjemahkan skala ini, peneliti menggunakan
back translation technique atau teknik penerjemahan kembali
dengan menggunakan bantuan ahli. Teknik ini dikembangkan oleh
Brislin (Brislin, 1970). Dimana hasil terjemahan skala asli ke dalam
bahasa Indonesia diubah kembali ke dalam bahasa Inggris untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
melihat konsistensi makna dalam proses terjemahan yang sudah
dilakukan. Selanjutnya, peneliti membandingkan skala asli dengan
skala yang sudah diterjemahkan oleh profesional di bidang bahasa
Inggris. Dalam menerjamahkan skala ini terdapat dua orang
penerjemah, satu orang sebagai penerjemah bahasa Inggris ke ke
bahasa Indonesia dan satu orang lainnya menerjemahkan kembali
kebahasa Inggris. Hal ini dilakukan untuk menekan kemunculan bias
yang dapat terjadi (Matsumoto&Juang, 2008).
Tabel 1. Sebaran Item Skala Kecenderungan Ekstrovert-Introvert
Sebelum Uji Coba
Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total
Eksrovert-
Introvert
Sociability
3, 7, 11, 23,
32 27 6
Expressiveness 44 41 2
Activity
19, 15, 36,
48 5
Total 10 2 12
Skala ini terdiri dari 12 pernyataan mengenai masing-masing aspek
dalam variabel kepribadian eksrovert-introvert. Item dalam intrument
ini terdiri dari 2 jenis, yatu favorable yang bersifat mendukung,
memihak, atau menunjukkan ciri variabel yang hendak diukur, dan
unfavorable merupakan item yang bersifat tidak mendukung atau
tidak memihak ciri variabel yang hendak diukur (Supratiknya, 2014).
Dalam penelitian ini tiap pernyataan menggunakan alternatif
jawaban “Ya” dan “Tidak” sesuai dengan EPQR-Short Form.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pernyataan favorable dengan skor tinggi akan mengindikasikan subjek
memiliki kecenderungan tipe kepribadian ekstrovert yang tinggi,
sedangkan pernyataan unfavorable mengindikasikan bahwa subjek
memiliki kecenderungan tipe kepribadian yang rendah. Semakin
tinggi skor,maka subjek diasumsikan memiliki tipe kepribadian
ekstrovert. Sebaliknya, semakin rendah skor, maka remaja putri
diasumsikan memiliki tipe kepribadian introvert.
Tabel 2. Skor Respon Pada Skala Kecenderungan Ekstrovert-Introvert
Respon Subjek Favorable Unfavorable
Ya 2 1
Tidak 1 2
2. Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Skala yang digunakan untuk mengumpulkan
kecenderungan impulsive buying dalam penelitian ini merupakan skala
yang disusun sendiri oleh peneliti. Adapun landasan penyusunan skala
ini berdasarkan dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.
Model yang digunakan dalam skala ini adalah skala likert yang
digunakan untuk melihat kecenderungan impulsive buying pada diri
seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3. Sebaran Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Sebelum Uji Coba
Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total
Kecenderungan
Aspek
7, 24, 34, 8,
17, 30, 37,
1,
10, 20, 19, 13,
4, 2, 9, 12, 28, 20
Kognitif 27, 29 28, 15
Impulsive Buying
Aspek
22, 18, 40,
11, 36, 32,
16, 23,
33, 31, 35, 39,
26, 5, 21, 38, 3 20
Afektif 6, 14 25
Total 20 20 40
Skala ini terdiri dari 40 pernyataan mengenai masing-
masing aspek dalam variabel kecenderungan impulsive buying.
Jawaban subjek atas setiap pernyataan merupakan respon atas
pengalaman subjek. Item di dalam intrument terdiri dari 2 jenis,
yaitu favorable yang bersifat mendukung, memihak, atau
menunjukkan ciri variabel yang hendak diukur, dan unfavorable
merupakan item yang bersifat tidak mendukung atau tidak
memihak ciri variabel yang hendak diukur (Supratiknya, 2014).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pernyataan dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Peneliti
hanya menggunakan empat kategori tanpa adanya kategori respon
“Netral” digunakan dengan pertimbangan bahwa penyajian titik
tengah hanya memberikan kemudahan bagi subjek yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bersedia mengerjakan tugas dengan serius dalam menunjukkan
karakteristik pribadinya (Friendenberg, 1995).
Tingginya skor favorable pada skala ini menunjukkan
tingginya tingkat kecenderungan impulsive buying yang dimiliki
subjek, sedangkan tingginya skor unfavorable pada skala ini
menunjukkan rendahnya tingkat kecenderungan impulsive buying
yang dimiliki subjek.
Tabel 4. Skor Respon pada Variabel Kecenderungan Impulsive
Buying
Respon Subjek Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak
Setuju 1 4
F. VALIDITAS DAN REABILITAS
1. Validitas
Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur apa yang ingin dikukur (valid measure if it successfully
measure the phenomenon) (Siregar, 2013). Azwar (2010) menyatakan
bahwa alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur
tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya dan akurat dalam melakukan
pengukuran pada variabel yang diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Setelah proses penerjemahan dan perancangan skala selesai, dilakukan
pengujian validitas isi. Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu
instrumen alat ukur untuk mengukur isi (konsep) yang harus diukur
(Siregar, 2013).Validitas ini dapat diperoleh melalui analisis logis atau
empiris terhadap seberapa memadai isi alat ukur mewakili ranah isi dari
konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Validitas isi dilakukan oleh
peneliti dengan bantuan dari orang yang lebih ahli atau expert untuk
memberikan penilaian atas konten dari setiap item agar sesuai dengan
tujuan konstruk yang akan diukur (expert judgement). Pada penelitian ini,
peneliti meminta bantuan dosen pembimbing skripsi untuk menjadi expert
judgement dimana dosen pembimbing skripsi memberikan penilaian pada
keseluruhan item skala.
Seleksi item dilakukan untuk menguji karakterisik item-item yang
akan digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian (Azwar, 2009).
Sebelum melakukan seleksi item, peneliti melakukan uji validitas setelah
melakukan try-out dan item telah diuji dengan validitas isi. Seleksi item
bertujuan untuk memilih item-item yang dapat membentuk sebuah skala
yang homogen dan berdaya diskriminasi tinggi (Supratiknya, 2014).
Seleksi item dilakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang
menghasilkan korelasi item total (rix) (Supratiknya, 2014). Suatu skala
dinyatakan baik ketika memiliki daya diskriminasi dimana seluruh item
skala mampu berkorelasi positif satu sama lain dan juga berkorelasi secara
positif dengan skor total skala (Gregory, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Azwar (2009) menyatakan bahwa pemilihan item berdasarkan
korelasi item total yang memiliki batasan rix > 0,3. Apabila tiap item
memiliki korelasi kurang dari 0,3 maka item tersebut memiliki daya
diskriminasi yang rendah.
Uji coba skala dilaksanakan pada tanggal 25 November hingga
tanggal 30 November dengan jumlah responden 67 orang. Hasil uji coba
skala dianalisis menggunakan program SPSS for Windows versi 24.
Adapun hasil uji coba skala sebagai berikut:
a. Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Pada skala kepribadian ekstrovert-introvert memiliki item
sejumlah 12 buah, ditemukan hasil seluruh item dinyatakan lolos
(rix=0,962).
Tabel 5. Sebaran Item Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Setelah Uji Coba
Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total
Eksrovert-
Introvert
Sociability
3, 7, 11,
23, 32 27 6
Expressiveness 44 41 2
Activity
19, 15, 36,
48 5
Total 10 2 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Dari 40 item hasil uji coba skala kecenderungan impulsive
buying menunjukkan bahwa seluruh item dinyatakan lolos
(rix=0,940).
Tabel 6 Sebaran Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying Setelah Uji
Coba.
Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total
Kecenderungan
Aspek 7, 24, 34, 8, 17 10, 20, 19, 13, 4, 20
Kognitif 30, 37, 1, 27, 29 2, 9, 12, 28, 15
Impulsive
Buying Aspek 22, 18, 40, 11 33, 31, 35, 39
20
Afektif
36, 32, 16, 23, 6,
14
26, 5, 21, 38, 3,
25
Total 20 20 40
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil dari suatu alat tes yang
dapat menunjukkan sejauh mana suatu alat tes dapat dipercaya atau
diandalkan (Supratiknya, 2014). Selain itu, sebagai salah satu syarat tes
yang baik adalah memiliki reliabilitas yang tinggi (Supratiknya, 2014).
Azwar (2012) menjelaskan, realibilitas tes penting untuk dilakukan dan
diketahui karena jika pengukuran tidak reliabel, maka skor yang dihasilkan
juga tidak dapat dipercaya.
Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien
konsistensi internal dalam menguji reliabel atau tidaknya suatu skala yang
dibuat oleh peneliti. Adapun yang dimaksud konsistensi internal, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
konsistensi antar bagian dalam tes (Klein; dalam Supratiknya, 2014).
Koefisien konsistensi internal memiliki nilai minimum r > 0,70
(Supratiknya, 2014). Menurut Azwar(2009) nilai reliabilitas yang
dihasilkan berada pada rentan 0 sampai dengan 1. Reliabilitas yang baik
ditunjukkan dengan skor yang mendekati 1. Sebaliknya, reliabilitas yang
kurang baik ditunjukkan dengan skor yang semakin mendekati 0.
Reliabilitas dalam skala ini adalah koefisien alpha cronbach dikarenakan
dapat diterapkan dalam mengestimasikan koefisien konsistensi internal
tiap item yang diskor (Supratiknya, 2014). Adapun seluruh peritungan
reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSSfor Windows
versi 24.
a. Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Reliabilitas pada skala kepribadian ekstrovert-introvert
dalam uji coba penelitian ini memiliki nilai koefisien alpha
cronbach sebesar 0,962. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala
kepribadian ekstrovert-introvert tergolong reliabel.
b. Skala Kecencerungan Impulsive Buying
Reliabilitas pada skala kecenderungan impulsive buying
pada 40 item uji coba menunjukkan nilai koefisien alpha cronbach
sebesar 0,940. Hal ini menunjukkan skala kecenderungan impulsive
buying tergolong reliabel karena memiliki nilai reliabilitas >70.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
G. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah data yang didapat berasal dari populasi yang
normal. Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan
statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran
(Santoso, 2010). Apabila dalam uji normalitas hasil yang
didapat p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data yang
dimiliki berbeda secara signifikan dengan data yang normal.
Sebaliknya, apabila p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
data yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan dengan data
yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data tidak
normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui kekuatan
hubungan antara dua variabel. Uji ini menyatakan bahwa
hubungan antar variabel yang hendak dianalisis bergaris lurus,
sehingga apabila terjadi penurunan maupun peningkatan di
satu variabel akan diikuti secara linear oleh penurunan atau
peningkatan kuantitas variabel lainnya. Dengan menggunakan
SPSS, peneliti menggunakan Tes for Linearity dengan taraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
spesifikasi sebesar 0,05 untuk menguji linearitas antar dua
variabel. Suatu hubungan dinyatakan linear apabila memiliki
nilai p< 0,05 (Santoso, 2010).
c. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini akan digunakan analisis korelasi untuk
menguji hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti. Analisis
korelasi yang digunakan dalam penelitian yaitu, korelasi
Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS apabila data
yang diperoleh terdistribusi secara normal (p>0,05).
Apabiladata dalam penelitian tidak terdistribusi secara normal
(p<0,05), makakorelasi yang digunakan yaitu korelasi
Spearman (rho) menggunakan program perhitungan SPSS for
Windows 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penlitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2018 sampai
dengan 9 Desember 2018. Peneliti melakukan pengambilan data dengan dua
skala yang disebarkan dengan cara membagikannya melalui Google Forms
(online) dan membagikannya secara langsung dalam bentuk hardcopy. Pada
cara online, peneliti menyebarkan link Google Forms melalui media dan
jejaring sosial seperti Line, Whatsapp, Facebook dan melalui Story Instagram
kepada konsumen remaja putri. Cara ini dilakukan karena media sosial
memiliki jangkauan yang lebih luas dan cepat dalam memperoleh subjek.
Melalui proses tersebut, peneliti berhasil mendapatkan subjek sebanyak 207
orang.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen remaja putri berusia 10
taun sampai 22 tahun. Jumlah total subjek yang terlibat dalam penlitian ini
berjumla 207 orang. Adapun data demografi subjek yang terlibat dalam
penlitian ni dapat dideskripsikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 7. Deskripsi Usia Subjek
Usia Jum
lah Persentase
10 - 15 tahun 40 16,80%
16 - 18 tahun 39 16,40%
19 - 22 tahun 159 66,80%
Total 238 100%
Tabel 8. Deskripsi Pekerjaan Subjek
Pekerjaan Jumlah Presentase
Pelajar 66 27,73%
Mahasiswa 141 59,24%
Karyawan 31 13,02
Total 238 100%
Tabel 9. Deskripsi Pendapatan/Uang Saku Subjek Per-Bulan
Pendapatan/Uang Saku Per-Bulan Jum
lah Persantase
< Rp 100.000,00 29 12,18%
RP 100.000,00 - Rp 500.000,00 44 18,48%
Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00 35 14,70%
Rp 1.000.000,00 - Rp
1.500.000,00 57 23,95%
> Rp 1.500.000,00 73 30,67%
Total 238 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
C. Deskripsi Data Penelitian
Pada sub bab ini akan dipaparkan terkait data yang diperoleh dari 207
subjek.Adapun deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui tinggi
rendahnya tipe kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive
buying pada produk fashion. Deskripsi data ini dilakukan dengan mencari
mean empiris dan mean teoritis. Mean teoritis merupakan hasil dari
perhitungan manual skor terendah dan skor tertinggi dari perhitungan sebuah
skala. Hal itu dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sedangkan, yang dimaksud dengan mean empiris merupakan rata-rata
dari skor yang dimiliki oleh subjek. Apabila mean empiris lebih tinggi dari
mean teoritis pada penelitian maka menunjukkan bawa subjek memiliki tipe
kepribadian ekstrovert dan kecenderungan impulsive buying yang cenderung
tinggi, begitupula sebaliknya. Selain itu, deksripsi data pada penelitian ini
menggunakan uji One-Sample Test yang bertujuan untuk mengetahui apakah
ada perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dengan mean empiris. Skor
empiris dan uji One-Sample Test ini didapat dari perhitungan menggunakan
SPSS for Windows versi 24.
Berdasarkan skala penelitian yang digunakan, maka didapatkan hasil
perhitungan mean teoritis dan mean empiris tipe kepribadian ekstrovert-
introvert sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 10. Data Empirik Skala Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert
One-Sample Statistics
N Mean Std.
Deviation
Std.
Error Mean
Tipe
Kepribadian
Ekstrovert-
Introvert
2
07
19,71 2,6
92
,18
7
Tabel 11. Hasil Uji Coba Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Tipe Kepribadian
Ekstrovert-Introvert
Pada tabel asil uji coba beda mean One-Sample Test skala tipe
kepribadian ekstrovert-introvert diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000.
Nilai tersebut menunjukkan bawa terdapat perbedaan yang signifikan antara
One-Sample Test
Test Value = 30
t
d
f
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
95%
Confidence Interval
of the Difference
L
Lower
Upper
Tipe
Kepribadian
Ekstrovert-Introvert
1
05,310
2
06
,000 19,705 1
9,34
2
0,07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mean teoritis dengan mean empirik dari skala tipe kepribadian ekstrovert-
introvert. Mean teoritis pada skala tipe kepribadian ekstrovert-introvert sebesar
30 dan mean empiris sebesar 19,705 (SD= 26,92). Hasil ini menunjukkan bawa
mean empiris lebih tinggi daripada mean teoritik, sehingga dapat disimpulkan
bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki kecenderungan tipe kepribadian
ekstrovert.
Berdasarkan skala penelitian yang digunakan, maka diperoleh hasil
perhitungan mean teoritis dan mean empiris kecenderungan impulsive buying
sebagai berikut:
Tabel 12. Data Empirik Skala Kecenderungan Impulsive Buying
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation Std. Error Mean
Kecenderungan
Impulsive Buying
2
38
8
1,55
16,723 1,084
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 13. Hasil Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiriks Kecenderungan
Impulsive Buying
Pada tabel hasil uji beda mean One SampleTest skala kecenderungan
impulsive buying diperoleh nilai signifikansi 0,000. Nilai ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dengan mean
empiris skala kecenderungan impulsive buying. Mean teoritis yang didapat
pada skala ini sebesar 180 dan mean empiris sebesar 81,55 (SD 16,72). Hal
ini menunjukkan bahwa meanempiris secara signifikan lebi rendah daripada
mean teoritik, sehingga mengindikasikan bawa subjek pada penelitian ini
memiliki kecenderungan impulsive buying yang rendah.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan untuk melihat apakah data dalam penelitian ini
memenuhi syarat untuk dianalisis menggunakan teknik analisis korelasi
One-Sample Test
Test Value = 180
t
d
f
Ssig
. (2-tailed)
Mean
Difference
95%
Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Kecenderungan
Impulsive Buying
5
,232
2
37
,000 81
,550
7
9,41
8
3,69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tertentu. Adapun uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji normalitas
dengan menggunakan Kolmogorof-Smirnov dan uji linearitasdengan
menggunakan test of linearity dengan bantuan SPSS for Windows versi 24.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dalam penelitian dilakukan untuk
mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi sebaran data yang
didapat terdistribusi secara normal atau tidak (Santoso, 2010). Apabila
data yang diuji memiliki nilai p > 0,05, maka data yang diuji terdistribusi
secara normal. Sebaliknya, jika data yang diuji memiliki nilai p < 0,05 ,
maka data yang diuji tidak terdistribusi secara normal (santoso, 2010).
Untuk mengetahui hasil uji normalitas dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan Lilliefors Significance Correction pada Kolmogorov-
Smirnov melalui SPSS for Windows versi 24. Hasil dari uji normalitas
data penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Kepribadian Ekstrovert-
Introvert
,284 207 ,000
Kecenderungan Impulsive
Buying
,148 207 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 1.Histogram Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas, didapatkan hasil bahwa data
penelitian skala tipe kepribadian ekstrovert-introvert (p = 0,000 )
memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pada data penlitian skala
kecenderungan impulsive buying (p = 0,000) memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua data penilitian
pada masing-masing skala terdistribusi secara tidak normal. Dengan
demikian, uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi
non-parametrik Spearman’s rho.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan
antarvariabel dependent dan variabel independent memiliki hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yang linear atau berbeda dalam satu garis lurus (Siregar, 2013). Suatu
hubungan variable dapat dikatakan linear apabila memimiliki nilai p <
0,05. Sementara itu, jika nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa hubungan
antar variable tersebut tidak linear. Hasil uji linearitas pada data
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15. Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Kecenderung
an Impulsive
Buying *
Kepribadian
Ekstrovert-
Introvert
Between
Groups
(Combined) 27001,584 5 5400,317 50,853 ,000
Linearity 15468,131 1 15468,13
1
145,659 ,000
Deviation
from
Linearity
11533,454 4 2883,363 27,152 ,000
Within Groups 8757,452 21345,
024
201 106,194
Total 60779,433 48346,
609
206
Berdasarkan uji linearitas, diketahui bahwa data penelitian memiliki
pola hubungan yang linear (lurus) hal ini dikarenakan nilai signifikansi
kurang dari 0,05 (p = 0,000). Nilai ini menunjukkan bahwa tipe
kepribadian ekstrovert-introvert memiliki hubungan yang linear dengan
kecenderungan impulsive buying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan melalui analisis non parametric dengan uji
korelasi, karena data yang diperoleh terdistribusi secara normal.
Koefisien yang dihasilkan bergerak dari -1 hingga +1 untuk melihat
apakah hubungan antar variable possitif atau negative (Sarwono, 2006).
Apabila nilai signifikansi atau p < 0,05, maka hubungan antar variable
signifikan. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi atau p > 0,05 maka
hubungan antar variable tidak siginifikan (Sarwono, 2006). Uji
Spearman’s rho diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan
SPSS for Windows versi 24. Budi (2006) membagi criteria koefisien
korelasi sebagai berikut :
Tabel. 16 Kriteria Koefisien Korelasi
KOEFISIEN KORELASI KATEGORI
0,100 - 0,200 Sangat Lemah
0,201 – 0,400 Lemah
0,401 – 0,600 Cukup Kuat
0,601 – 0,800 Kuat
0,801 – 0,1 SangatKuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 17. Hasil Pengujian Hipotesis
Correlations
EI IB
Spear
man's
rho
EI Correlation Coefficient 1,000 ,404**
Sig. (1-tailed) . ,000
N 207 207
IB Correlation Coefficient ,404** 1,000
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 207 207
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan teknik korelasi, diketahui
bahwa tipe kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive
buying memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,404 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tipe kepribadian
ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive buying secara
keseluruhan. Jadi, semakin tinggi kecenderungan kepribadian ekstrovert,
maka semakin tinggi pula kecenderungan impulsive buying remaja putri
putri pada produk fashion. Sebaliknya, apabila remaja putri cenderung
memiliki kepribadian introvert, maka kecenderungan impulsive buying
pada produk fashion akan semakin rendah. Dengan demikian, maka
hipotesis dalam penelitian ini diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
E. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan antara tipe kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan
impulsive buying remaja putri pada produk fashion. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa tipe kepribadian ekstrovert-introvert dan
kecenderungan impulsive buying memiliki hubungan yang positif dan
signifikan (r = 0,404;p = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi tinggi kecenderungan kepribadian ekstrovert, maka kecenderungan
impulsive buying yang dilakukan konsumen remaja putri pada produk
fashion semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi kecenderungan tipe
kepribadian introvert pada remaja putri, maka semakin rendah pula
kecenderungan impulsive buying pada produk fashion yang dilakukan.
Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan peneliti yaitu, tipe
kepribadian ekstrovert-introvert memiliki hubungan yang positif dan
signifikan.
Tipe kepribadian ekstrovert dan introvert memiliki peranan yang
cukup penting dalam menentukan tinggi-rendahnya kecenderungan
impulsive buying. Kepribadian merupakan kumpulan dari sifat dan
tingkah laku yang dapat membedakan tiap masing-masing individu.
Remaja putri yang memiliki kecenderungan kepribadian ekstrovert
memiliki karakteristik mudah berinteraksi, aktif, terbuka, spontan dan
memperlihatkan emosi, serta mengejar minat atau keinginannya. Selain
itu, Taylor (dalam Ahmadian & Yadgari, 2011) menyatakan bahwa salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
satu ciri umum individu yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert adalah
cenderung bertindak tanpa berefleksi terlebih dahulu. Berdasarkan
karakteristik dan salah satu ciri umum tersebut, maka tentu dapat
memicu kecenderungan perilaku impulsive buying pada diri remaja putri.
Hal ini dikarenakan perilaku impulsive buying merupakan suatu perilaku
konsumen dalam membeli barang yang didasari oleh keinginan tanpa
mementingkan kegunaan dan manfaat maupun kebutuhannya.
Disisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Suliyanto & Wulandari
(2012) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki tipe kepribadian
ekstrovert merupakan individu yang cenderung suka berbelanja. Individu
yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert cenderung ingin memenuhi
apa yang diinginkan dan diharapkan oleh orang-orang yang ada di luar
dirinya (Sharp, 1987). Salah satu yang dimaksud dalam hal ini adalah
fashion. Produk fashion dapat berkaitan dengan kecenderungan
iimpulsive buying. Keinginan untuk menjadi apa yang diinginkan dan
diharapkan oleh orang lain yang salah satunya melalui fashion ini
didukung dengan perubahan yang terjadi pada masa remaja. Masa remaja
merupakan masa transisi yang mengakibatkan beberapa perubahan
seperti fisik, kognitif, sosial dan emosi (Santrock, 2007).
Pada masa ini, juga terdapat perubahan kepribadian, yang
dimaksud dengan perubahan ini yaitu proses dalam pencarian identitas
diri (Erikson dalam Papalia dan Olds, 2014). Pencarian identitas dalam
diri ini didukung dengan kesadaran terhadap fashionability terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
desain dan gaya yang inovatif (Park et al., 2005). Tren ini menjadi suatu
siklus fashion yang terus berubah dan secara tidak langsung mendorong
remaja untuk mengkonsumsi produk fashion sehingga menjadikan
mereka sebagai diri yang selalu up to date atau tidak ketinggalan jaman
terhadap trend fashion terkini. Hal ini terjadi karena ketika remaja putri
melihat produk fashion terbaru dan sesuai dengan tren saat ini, maka
konsumen tersebut merasakan dorongan tidak tertahankan untuk segera
membeli produk fahion yang mereka inginkan guna memenuhi tren saat
ini (Han, Morgan, Kotsiopolus & Kang-Park, 1991).
Selain itu, remaja putri juga berusaha untuk menjadikan diri
mereka sebagai diri ideal, sehingga hal ini pula yang menyebabkan
mereka mudah terpengaruh terhadap promosi-promosi produk yang
dipasarkan. Hal ini juga dapat terjadi karena mereka percaya bahwa
produk fashion memiliki makna simbolis yang dapat menyampaikan
kesan mengenai identitas diri mereka kepada orang lain. Selain itu,
mereka juga memiliki kepercayaan bahwa melalui fashion mereka dapat
meningkatkan pribadi dan citra diri (Setiadi &Warmika, 2015; Handa &
Khare, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tipe kepribadian
ekstrovert dengan kecenderungan impulsive buying pada produk fashion (r =
0,404; p = 0,000) sehingga dapat dikatakan hipotesis diterima. Hal ini
meunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan tipe kepribadian ekstrovert
maka semakin tinggi pula kecenderungan impulsive buying pada produk
fashion. Begitu pula sebaliknya, apabila individu cenderung memiliki
kepribadian introvert maka kecenderungan impulsive buying pada produk
fashion akan semakin rendah.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan yang kiranya dapat
menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dengan topik yang sama. Dalam
penelitian ini data yang didapat tidak terdistribusi secara normal.
Selain itu, dalam penelitian ini subjek yang didapat kurang dalam hal
frekuensi masing-masing karakteristik. Sehingga apabila dikategorisasikan
berdasarkan kelompok usia, pendapatan, dan pekerjaan terjadi ketimpangan
dalam jumla frekuensi masing-masing kategori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
C. Saran
a. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja putri dengan
kecenderungan kepribadian ekstrovert memiliki hubungan yang signifikan
dengan kecenderungan impulsive buying pada produk fashion, maka bagi
konsumen remaja putri diharapkan mampu berefleksi dan mengevaluasi
kembali berbelanja mereka. Sehingga diharapkan remaja putri mampu
lebih cermat dan berpikir lebih reflektif sebelum membeli serta tidak
hanya mempertimbangkan aspek emosional.
. Selain itu, berdasarkan temuan penelitian yang diperoleh, remaja
yang dengan kecenderungan kepribadian ekstrovert disarankan agar dapat
membatasi dan mengontrol diri sehingga dalam melakukan suatu
pembelian produk dapat bermanfaat dengan baik. Untuk memberi kesan
pada lingkungan social tidak harus melalui mode, namun dapat disalurkan
kehal-hal lain. Dengan demikian remaja dengan kepribadian introvert
mampu menahan atau mengendalikan keinginan dalam melakukan suatu
pembelian dan dapat mempertimbangkan sebelumnya sehingga
menurunkan resiko impulsive buying. Adapun yang dapat dilakukan oleh
remaja salah satunya yaitu membuat anggaran belanja dan daftar belanja
sebelum memasuki kesebuah toko. Remaja juga dapat membuat tabel di
buku untuk memonitor pengeluaran sehingga dapat memperkirakan
anggaran belanja pada bulan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dikarenakan dalam penelitian ini data yang di dapat tidak
terdistribusi secara normal, maka diharapkan bagi peneliti selanjutnya
mampu memperluas subjek yang ingin diteliti. Hal ini diperuntukkan
agar data yang diperoleh mampu digeralisasikan pada keseluruhan
populasi. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya dapat memfokuskan
penelitian kepada factor-faktor maupun tipe kepribadian lainnya sehingga
mampu memberikan sumbangan lebih besar bagi ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadian, Musa and Hamid Reza Yadgari, The Relationship between
Extraversion/Introversion and the Use of Strategic Competence in
Oral Referential Communication, Journal of English Language
Teaching and Learning, Vol. 53, No. 222 /2011.
Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press Anwar, A. A. 2005.
Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. Bandung: PT RefikanAditama.
Anin, A., Rasimin, B., &Atamimi, N. 2008. Hubungan Self Monitoring dengan
Impulsive Buying terhadapProduk Fashion
padaRemaja.JurnalPsikologi, 181-193
Astuti & Filippa (2008). Perbedaan Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan
Tingkat Kecenderungan, Kategori Produk dan Pertimbangan
Pembelian. Jurnal Ichsan. Gorontalo.
Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, S. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik Indonesia http:/bps.go.id
Baumeister, R. F. (2002). Yielding to temptation: Self-control failure, impulsive
purchasing, and consumer behavior. Journal of consumer research,
28(4), 670-676.
Bellenger, D., Robertson D. H., and Hirschman E. C. (1978).A Impulse Buying
Varies by Product. Journal of Advertising Research, Vol. 18,
December, pp. 15-18.
Budi, T. P. (2006). SPSS 13.0 Terapan: RisetStatistikParametrik. Yogyakarta:
ANDI -CV Andi Offset.
Bong, S. (2011). Pengaruh in-store stimuli terhadap impulse buying behavior
konsumen Hypermarket di Jakarta.Ultima Manajemen, 3(1), 31-52.
Brislin, R. (1970). Back-Translation for Cross-Cultural Research.Journal of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Cross-Cultural Psychology, 1(3), pp.185-216.
Chien-Huang, L., & Chuang, S.-C. (2005). The effect of individual differences on
adolescents’ impulsive buying behavior. Adolescence, 40(159), 551.
Chita, R. C., David, L., & Pali, C. (2005). Hubungan antara Self Control dengan
Perilaku KOnsumtif Online Shopping Produk Fahion pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011.
Journal e-Biomedik (eBM), 297-302.
Coley, A., & Burgess, B. (2003). Gender differences in cognitive and affective
impulse buying. Journal of Fashion Marketing and Management: An
International Journal, 7(3), 282–295.
Hall, C. S. &Lindzey, G. 1998.Teori-teoriHolistik (Orgabismik-Fenomenologis,
Penerjemah: Yustinus. JudulAsliTheories of Personality. Yogyakarta:
Kanisius.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed (3 ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dawson, S., & Kim, M. (2009).External and Internal Trigger Cues of Impulse
Buying Online. Direct Marketing: An International Journal, 3 (1), 20-
34.
Dholakia, U. M. (2000).Tempation and resistance: An Integrated model of
consumption impulse formation and enactment. Psychology
&Marketring, 17(11), 955-982.
Dittmar, H., & Drury, J. (2000). Self-image–is it in the bag? A qualitative
comparison between “ordinary” and “excessive” consumers.
Eysenck, H. & Sybil, E. (1969). Personality Structure and Measurement. London:
Western Printing Service Ltd.
Eysenck, S. B. G., Eysenck, H. J., & Barrett, P. (1985). A Revised version of the
psychoticsmscale.Personality Individual Differences, 6, 21-29.
Eysenck, H.J., Barrett, P, Wilson, G., & Jackson, C. (1992). Primary trait
measurement of the 21 components of the P-E-N system.European
Journal of Psychological Assessment, 8, 2, 109-117.
Eysenck, H.J. and Wilson, G.D. (1992). Know Your Own Personality.
Anglesburg: Pelican Book, Hasel Watson and Viney, Ltd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Feist, J. & Gregory J. Feist. (2008). Theories of Personality (Edisi Keenam).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ferrinadewi, Erna. (2008). Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Friedenberg, L. (1995). Psychological testing: Design, Analysis, and use. USA:
Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.
Gasiorowska, A. (2011). Gender as a Moderator of Temperamental Causes of
Impulse Buying Tendency. Journal of Custumer Behavior. Vo. 10. No. 2.
siorowska, A. (2011). Gender as a moderator of temperamental causes of
impulse buying tendency. Journal of Customer Behaviour, 10(2),
119–142.
Ghani, U., Imran, M., & Jan, F. A. (2011). The impact of demographic
Characteristics on impulse buying behaviour of urban consumers in
Peshawar. International Journal of Academic Research, 3(5), 286–
289.
Gregory, R. J. (2007). Psychological Testing. History, Principles, and Application
(5th
ed.). Boston: Pearson.
Gunarsa, D. S. (1986).PsikologiRemajaCetakan 8. Jakarta: GunungMulia.
Hall, Calvin S. & Lindzey, Garner. 1993. Teori-teori Psikodinamik
(Klinis).Yogyakarta: Kanisius.
Hall, C. S. &Lindzey, G. 1998.Teori-teoriHolistik (Orgabismik-Fenomenologis,
Penerjemah: Yustinus. JudulAsliTheories of Personality. Yogyakarta:
Kanisius.
Han, Y. K., Morgan, G. A., Kotsiopulos, A., & Kang-Park, J. (1991). Impulse
buying behavior of apparel purchasers. Clothing and Textiles
Research Journal, 9(3), 15–21.
Handa, M., & Khare, A. (2011). Gender as a moderator of the relationship
between materialism and fashion clothing involvement among Indian
youth. International Journal of Consumer Studies, 37(1), 112–120.
Hawkins, D., Mothersbaugh, & Best, R. (2007). Consumer behavior building
marketing strategy. New York: Mc Graw Hill.
Herabadi. (2003). Perbedaan Individual dalam Kecenderungan Belanja Impulsif:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Saraf Emosi dan Pendek Pikir. Jurnal Psikologi.Vol 12. No. 2.
September 2003.
http://www.nielsen.com. Diakses pada 15 September 2017
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1236084&Fmt=3clientId=63928/Journal_of
_Marketing_Reaseach_Vol_8,No_1(Feb_,1971),pp_67-
70_Files,24,258-70.15/03.13. 15 September 2017
http://www.marsindonesia.com. Diakses pada 15 September 2017
Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (edisi kelima). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Japarianto, E. & Sugiharto, S. (2011). Pengaruh Shopping Life Style dan Fashion
Involment Terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat High
Income Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6, No.1.
Kacen, Jacqueline J. & Lee, Julie Anne. (2002) The Influence Of Culture on
Consumer Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer
Psychology, 12(2), 163-176. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Kacen, J. J., Hess, J. D., & Walker, D. (2012). Spontaneous selection: The
influence of product and retailing factors on consumer impulse
purchases. Journal of Retailing and Consumer Services, 19(6), 578–
588.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Pakaian. Diambil pada 2 Maret
2018, dari www.kbbi.wed.id
Karbasivar, A., & Yarahmadi, H. (2011). Evaluating effective factors on
consumer impulse buying behavior. Asian Journal of Business
Management Studies, 2(4), 174–181.
Kartono, Kartini. (2006). Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta: CV. Rajawali.
Kasali, Rhenald. (2010). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan
Postioning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Khan, N., Hui, L. H., Chen, T. B., & Hoe, H. Y. (2016). Impulse buying
behaviour of generation Y in fashion retail. International Journal of
Business and Management, 11(1), 144–151.
Kollat, D. T., & Willett, R. P. (1967). Customer impulse purchasing behavior.
Journal of marketing research, 21–31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lin, C. H., & Lin, H. M. (2005). An Exploration of Taiwanese Adolosence
Impulsive Buying Tendency. Adolosece, 40 (157), 215-223.
Loudon, D.L dan Bitta, Albert J.D. (1993). Consumer Behavior Concepts and
Applications (4th ed.). New York : McGraw-Hill.
Lury, C. (1998). Budaya Konsumen. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Matsumoto, D., & Juang, L. (2008). Culture and Psychology (4 ed.). Canada:
Nelson Education.
Maulana, A. (2016). Nilai Transaksi E-commerce di Indonesia Menggiurkan.
Diambil 25 Juni 2018, dari
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160122170755-185-
106096/nilai-transaksi-e-commerce-di-indonesia-menggiurkan.
Mittal, S., Sondhi, N., &Chawla, D. (2015). Impulse Buying Behavior: An
Emerging Market Perspective. International Journal of Marketing,
47(10), 1711-1732.
Monks, F., Knoers, A., &Haditono, S. R. (2001).PsikologiPerkembangan:
PengantarDalamBerbagaiBagiannya. Yogyakarta: GadjahMada
University Press.
Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta: Erlangga.
Muruganantham, G., & Bhakat, R. S. (2013). A review of impulse buying
behavior. International Journal of Marketing Studies, 5(3), 149-160.
Noor, S. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Rawamangun, Jakarta: Kencana.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2004). Human Development (9th
ed.). USA: McGraw Hill.
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami perkembangan manusia.
Jakarta: Salemba.
Park, Eun J., Kim Young, E., & Forney Cardona, J. (2005). A Structural Model of
Fashion-Oriented Impulse buying Behavior. Journal of Marketing and
Management, 10 (4) pp: 443-446.
Primadhyta, S. (2015). Generasi Millenial RI Paling Impulsif Belanja Barang
Mewah. Diambil 23 November 2017, dari
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20151102182452-92-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
88999/generasi-millenial-ri-paling-impulsif-belanja-barang-mewah/.
Rahayu, JeaniNoviana, ElysFauziah, danAminah HM Ariyani.2012.
PreferensiKonsumenTerhadapBuahApelImpor di
TokoBuahHokkydanPasarTradisionalAmpelSurabaya.Agriekonomika
1(1): 52-67.
Rook, D. W. (1987). The buying impulse. Journal of consumer research, 14(2),
189–199.
Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative influences on impulsive buying
behavior. Journal of consumer research, 22(3), 305–313.
Samuel, Hatane. (2007). Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia Dan
Gender Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif (Studi
Kasus Produk Pariwisata). Jurnal Manajemen Pemasaran, 2(1), hal:
31- 42.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Bloog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence. PerkembanganRemaja. EdisiKeenam.
Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, J. (2006). MetodePenelitianKuantitatifdanKualitatif. Yogyakarta:
GrahaIlmu.
Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta Utara: CV. Rajawali.
Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2014). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
Setiadi, I. M. W., &Warmika, I.G.K. (2015). Pengaruh Fashion
InvolmentTerhadap Impulse Buying Konsumen Fashion yang
Dimediasi Positive Emotion di Kota Denpasar.E-
JurnalManajemenUnud, Vol. 4, No. 6. ISSN: 2302-8912.
Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012).The effect of
personlality on impulsive and compulsive buying behaviors. African
Jornal of Business Managemenet, 6(6), 2187-2194.
Sharp, Daryl. (1987). Personality Types: Jung’s Model of Typology. Canada:
Thistle Printing Company Ltd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.
Sparks, David L., & W.T. Tucker. (1971). A Multivariate Analysis of Personality
And Product Use.
Stern, H. (1962). The significance of impulse buying today. The Journal of
Marketing, 26 (2) 59–62.
Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Suliyanto & Siti Z. W. (2012). Orientasi Berbelanja Pakaian di Distro.
Trikonomika, 11(1), 40-48.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Suryabrata, S. (2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persaka.
Swastha, B. D., & Handoko, T. H. (1987). Manajemen Pemasaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Susilawati, Erna, & Rahma Wahdiniwaty. (2017). Pengaruh Kepribadian dan
Harga Terhadap Impulsive Buying Pada Produk Novel Di Toko Buku
Bandung Book Center Wilayah Bandung. Jurnal Ilmiah Magister
Managemen UNIKOM, 1(1), 12-24.
Syafputri, E. (2011). Pebelanja Indonesia Makin Impulsif. Diambil 8 April 2018,
dari /berita/264058/pebelanja-indonesia-makin-impulsif Tendai, M.,
& Crispen, C. (2009). In-store shopping environment and impulsive
buying. African Journal of Marketing Management, 1(4), 102–108.
Tangney, J.P., Baumeister, R.F., & Boone, A.L. (2004). High Self-Control Predict
Good Adjustment, Less Pathology, Better Grades, and Interpersonal
Success. Journal of Personality. 72(2). 271-282.
Verplanken, B. & Herabadi, A. 2001. Individual differences in impulse buying
tendency: Felling and no thinking. European Journal of Personality,
15, 71- 83.
Wood, M. (2005). Disrectionary Unplanned Buying in Consumer Society. Journal
of Consumer Behavior, 4(4), 268-281. Doi:10.1002/cb14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Wood, M. (1998). Socio-economic status, delay of gratification, and impulse
buying. Journal of economic psychology, 19(3), 295–320.
Wulandari, Sri. 2004. Psikologi Umum II. Pusat Pengembangan Bahan Ajar:
Universitas Mercu Buana.
Zahir, E.F.M. (2015). Hubungan Tingkat Konformitas Dengan Perilaku Shopping
Addiction Pada Remaja Perempuan.
Zebua, A & Nurdjayadi, R. 2001. Hubungan Antara Konformitas dan Konsep Diri
dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri. Phronesis, 3 (6), 72-
82.
Zoel. (2012). Maybe Yes! Maybe No!. http://www.marketing.co.id/maybe-yes-
maybe-no/. Diunduhpada 19 Agustus 2017, pukul 13.24 WIB.
Zulganef. (2008). Metode Penelitian Sosial & Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
LAMPIRAN A. SKALA UJI COBA
SKALA UJI COBA
Sebagai Bagian Dalam Penyusunan Skripsi
Program StudiPsikologi
DisusunOleh :
Viola Dena Halifah
149114107
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Yogyakarta, November 2018
Salam Sejahtera!
Perkenalkan nama saya Viola Dena Halifah mahasiswi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian untuk
tugas akhir dengan topic Kecenderungan Impulsive Buying Remaja Putri pada
Produk Fashion. Berkenaan dengan hal tersebut, dengan rendah hati, saya
meminta kesediaan teman-teman untuk mengisi skala ini.
Adapunkriteria yang diperlukanyakni:
1. Remaja putri usia 10-22 Tahun
2. Pernah melakukan kegiatan berbelanja produk Fashion.
Jawaban dari skala ini bersifat rahasia. Atas kesediaan teman-teman, saya ucapkan
terimakasih.
Hormat Saya
Peneliti,
Viola Dena Halifah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bersedia secara suka rela tanpa paksaan
menjadi partisipan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Semua respon
yang saya berikan dalam skala ini , benar-benar mewakili apa yang saya alami
dalam kehidupan sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat. Saya juga
memberikan izin atas jawaban yang saya berikan untuk dapat dipergunakan
sebagai data penelitian ilmiah ini.
Yogyakarta, 2018
Menyetujui,
.................................
(Tanda Tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PETUNJUK PENGISIAN SKALA BAGIAN PERTAMA
Skalabagian pertama ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai
dengan kondisi teman-teman saat ini. Teman-teman dimohon untuk membaca
setiap pernyataan dengan seksama. Kemudian teman-teman diminta untuk
memilih pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi diri teman-teman saat
ini dengan member tandacentang (v).
Terdapat dua (2) pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu "YA" dan
"TIDAK"
Tidak ada jawaban benar atau salah, oleh sebab itu harap diisi dengan jujur sesuai
dengan kondisi teman-teman.
Selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
SKALA BAGIAN PERTAMA
No. Item
YA TIDAK
1 Apakah orang lain menganggap kamu sangat
bersemangat?
2 Apakah kamu lebih banyak diam saat kamu dengan
orang lain?
3 Apakah kamu biasanya mengambil inisiatif dalam
mencari teman baru?
4 Apakah kamu dapat menikmati pesta yang meriah
5 Apakah kamu suka banyak kesibukan dan kegembiraan di
sekitarmu?
6 Apakah kamu bisa membuat pesta berjalan lancar?
7 Apakah kamu orang yang senang bicara?
8 Apakah kamu lebih hidup/bersemangat?
9 Apakah kamu nyaman bertemu orang-orang baru?
10 Apakah kamu dengan mudah menghidupkan suasana
di pesta yang membosankan?
11 Apakah kamu cenderung menghindari sorotan di acara
sosial?
12 Apakah kamu suka berbaur dengan orang-orang?
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan! Selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN KEDUA
Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai dengan kondisi
teman-teman saatini. Teman-teman dimohon untuk membaca setiap pernyataan
dengan seksama. Kemudian teman-teman diminta untuk memilih pilihan jawaban
yang paling sesuai dengan kondisi diri teman-teman saa tini.
Terdapat empat (4) pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu:
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Tidak Setuju (TS)
4 .Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak ada jawaban benar atau salah, oleh sebab itu harap diisi dengan jujur sesuai
dengan kondisi teman-teman.
Adapun yang dimaksuddenganproduk fashion padaskala di bawahini, yaitu:
1. Pakaian
2. Aksesoris
3. Tas
4. Sepatu
Selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
SKALA BAGIAN KEDUA
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan! Selamat mengerjakan!
No. Item SS S TS STS
1
Saya langsung membeli produk fashion yang
menarik perhatian saya.
2
Saya mempertimbangkan terlebih dahulu
manfaat produk fashion yang akan saya beli.
3
Saya hanya membeli produk fashion saat
merasa benar-benar membutuhkannya.
4
Saya tidak langsung membeli saat melihat
produk fashion yang saya sukai.
5
Saya mampu menunda keinginan untuk
membeli produk fashion yang saya inginkan
meski sedang ada promosi.
6
Saya merasa puas setelah membeli produk
fashion yang sayasukai.
7
Saya tidak pernah merencanakan produk
fashion yang akan sayabeli
8
Seringkali saya memutuskan membeli
produk fashion yang sedang diskon saat itu
juga.
9
Saya cenderung mempertimbangkan telebih
dahulu sebelum memutuskan untuk membeli
suatu produk fashion.
10
Saya biasanya berpikir hati-hati sebelum
membeli produk fashion
11
Saya menyesal telah membelanjakan uang
saya untuk membeli produk fashion yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
sebenarnya tidak saya butuhkan.
12
Saya membeli produk fashion setelah
mempertimbangkannya dengan matang.
13
Saya tidak pernah membeli produk fashion
di luar yang sudah saya rencanakan.
14
Saya tidak dapat mengontrol hasrat untuk
membeli produk fashion yang sayasukai.
15
Saya membeli produk fashion sesuai
perencanaan sebelumnya.
16
Saya sangat terdorong untuk segera membeli
produk fashion yang saya inginkan
walaupun tidak membutuhkannya.
17
Saya tidak pernah memikirkan
konsekuensinya ketika membeli produk
fashion.
18
Saya membeli produk fashion yang
sayasukai, bukan karena membutuhkannya
19
Seringkali saya berpikirhati-hati sebelum
membeli produk fashion yang saya inginkan.
20
Saya bukan tipe orang yang suka membeli
produk fashion di luar apa yang telah saya
rencanakan.
21
Saya tidak menyesal karena tidak membeli
produk fashion yang saya sukai meskipun
sedang ada diskon.
22
Saya merasa senang saat membeli produk
fashion yang saya inginkan.
23
Saya akan langsung membeli produk fashion
yang saya sukai berapapun harganya.
24
Saya tidak pernah mempertimbangkan
terlebih dahulu produk fashion yang akan
saya beli.
25 Saya kurang suka membeli produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
fashion yang tidak saya butuhkan
26
Saya mampu menahan diri untuk tidak
tergoda dan langsung membeli produk
fashion yang sayasukai.
27
Saya sering membeli produk fashion
melebihi yang sudah direncanakan.
28
Saya berpikir jangka panjang sebelum
membeli produk fashion yang saya sukai.
29
Seringkali saya membeli produk fashion
secara spontan
30
Saya tidak pernah berpikir cermat tentang
produk fashion yang saya beli.
31
Saya tidak harus membeli produk fashion
yang saya sukai saat itu juga.
32
Seringkali saya menyesal setelah membeli
produk fashion di luar kebutuhan saya.
33
Saya dapat menahan keinginan untuk
membeli produk fashion yang menarik
perhatian saya
34
Seringkali saya tidak berpikir panjang saat
membeli produk fashion.
35
Saya kurang suka membeli produk fashion
yang tidak saya butuhkan meskipun sedang
diskon.
36
Saya merasa senang ketika membeli produk
fashion yang menarik walau saya tidak
membutuhkannya.
37
Saya tidak pernah memikirkan manfaat dari
produk fashion yang akan saya beli.
38
Saya tidak langsung membeli produk
fashion hanya karena saya menyukai produk
tersebut.
39
Saya mampu menahan diri untuk tidak
langsung membeli produk fashion yang saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
SILAHKAN PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA, JANGAN SAMPAI
ADA YANG TERLEWATKAN.
-TERIMA KASIH-
sukai.
40
Saya tidak dapat menahan keinginan untuk
membeli produk fashion yang menarik
perhatian saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN B. HASIL RELIABILITAS SKALA UJI COBA
Hasil Reliabilitas Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 51 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 51 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,962 12
Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 51 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 51 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,940 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN C. KORELASI ITEM TOTAL
Korelasi Item Total Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
i1 35,0588 144,176 ,974 ,954
i2 34,4118 165,607 ,544 ,965
i3 34,8824 149,386 ,864 ,957
i4 34,6471 157,913 ,681 ,962
i5 34,6471 157,553 ,695 ,962
i6 34,9412 147,416 ,907 ,956
i7 35,0588 144,176 ,974 ,954
i8 35,0000 145,800 ,939 ,955
i9 35,2941 147,692 ,811 ,959
i10 34,9412 147,776 ,895 ,956
i11 35,1765 152,428 ,685 ,962
i12 35,2353 151,504 ,704 ,962
Korelasi Item Total Skala Kecenderungan Impulsive buying
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
i1 77,92 257,354 ,528 ,938
i2 78,69 260,900 ,590 ,938
i3 78,35 261,433 ,429 ,939
i4 78,33 260,227 ,509 ,938
i5 78,29 260,052 ,456 ,939
i6 77,92 257,354 ,528 ,938
i7 77,92 257,354 ,528 ,938
i8 77,92 257,354 ,528 ,938
i9 78,63 262,478 ,512 ,938
i10 78,69 262,580 ,469 ,939
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
i11 78,24 255,824 ,616 ,937
i12 78,65 262,673 ,442 ,939
i13 77,86 260,321 ,437 ,939
i14 78,10 255,250 ,537 ,938
i15 78,35 265,273 ,345 ,939
i16 78,25 249,714 ,801 ,935
i17 78,24 255,824 ,616 ,937
i18 78,22 257,453 ,560 ,938
i19 78,37 262,078 ,395 ,939
i20 78,00 257,880 ,541 ,938
i21 77,88 254,586 ,593 ,937
i22 78,25 249,714 ,801 ,935
i23 78,57 264,210 ,401 ,939
i24 78,45 265,213 ,334 ,939
i25 78,04 255,158 ,642 ,937
i26 78,29 256,292 ,609 ,937
i27 78,02 259,780 ,438 ,939
i28 78,24 255,824 ,616 ,937
i29 77,98 261,260 ,401 ,939
i30 78,20 261,441 ,407 ,939
i31 78,08 263,594 ,315 ,940
i32 78,57 264,210 ,401 ,939
i33 78,25 255,674 ,682 ,937
i34 78,27 260,723 ,421 ,939
i35 77,78 261,173 ,512 ,938
i36 78,02 262,620 ,384 ,939
i37 78,51 262,055 ,430 ,939
i38 78,18 257,268 ,590 ,938
i39 78,33 257,347 ,614 ,937
i40 78,31 259,820 ,515 ,938
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN D. SKALA PENELITIAN
SKALA PENELITIAN
Sebagai Bagian Dalam Penyusunan Skripsi
Program StudiPsikologi
DisusunOleh :
Viola Dena Halifah
149114107
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Yogyakarta, Desember 2018
Salam Sejahtera!
Perkenalkan nama saya Viola Dena Halifah mahasiswi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian untuk
tugas akhir dengan topic Kecenderungan Impulsive Buying Remaja Putri pada
Produk Fashion. Berkenaan dengan hal tersebut, dengan rendah hati, saya
meminta kesediaan teman-teman untuk mengisi skala ini.
Adapun kriteria yang diperlukan yakni:
1. Remaja putri usia 10-22 Tahun
2. Pernah melakukan kegiatan berbelanja produk Fashion.
Jawaban dari skala ini bersifat rahasia. Atas kesediaan teman-teman, saya ucapkan
terimakasih.
Hormat Saya
Peneliti,
Viola Dena Halifah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bersedia secara suka rela tanpa paksaan
menjadipartisipan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Semua respon
yang saya berikan dalam skala ini , benar-benar mewakili apa yang saya alami
dalam kehidupan sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat. Saya juga
memberikan izin atas jawaban yang saya berikan untuk dapat dipergunakan
sebagai data penelitian ilmiah ini.
Yogyakarta, 2018
Menyetujui,
.................................
(Tanda Tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
IDENTITAS RESPONDEN
Nama/Inisial :
Usia :
Pekerjaan :
UangSaku/GajiTiapBulan :
< Rp 100.00,00
Rp 100.000,00 – Rp 500.000,00
Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00
Rp 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00
>Rp 1.500.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PETUNJUK PENGISIAN SKALA BAGIAN PERTAMA
Skalabagian pertama ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai
dengan kondisi teman-teman saat ini. Teman-teman dimohon untuk membaca
setiap pernyataan dengan seksama. Kemudian teman-teman diminta untuk
memilih pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi diri teman-teman saat
ini dengan member tandacentang (v).
Terdapat dua (2) pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu "YA" dan
"TIDAK"
Tidak ada jawaban benar atau salah, oleh sebab itu harap diisi dengan jujur sesuai
dengan kondisi teman-teman.
Selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
SKALA BAGIAN PERTAMA
No. Item
YA TIDAK
1 Apakah orang lain menganggap kamu sangat
bersemangat?
2 Apakah kamu lebih banyak diam saat kamu dengan
orang lain?
3 Apakah kamu biasanya mengambil inisiatif dalam
mencari teman baru?
4 Apakah kamu dapat menikmati pesta yang meriah
5 Apakah kamu suka banyak kesibukan dan kegembiraan di
sekitarmu?
6 Apakah kamu bisa membuat pesta berjalan lancar?
7 Apakah kamu orang yang senang bicara?
8 Apakah kamu lebih hidup/bersemangat?
9 Apakah kamu nyaman bertemu orang-orang baru?
10 Apakah kamu dengan mudah menghidupkan suasana
di pesta yang membosankan?
11 Apakah kamu cenderung menghindari sorotan di acara
sosial?
12 Apakah kamu suka berbaur dengan orang-orang?
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan! Selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN KEDUA
Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai dengan kondisi
teman-teman saatini. Teman-teman dimohon untuk membaca setiap pernyataan
dengan seksama. Kemudian teman-teman diminta untuk memilih pilihan jawaban
yang paling sesuai dengan kondisi diri teman-teman saa tini.
Terdapat empat (4) pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu:
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Tidak Setuju (TS)
4 .Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak ada jawaban benar atau salah, oleh sebab itu harap diisi dengan jujur sesuai
dengan kondisi teman-teman.
Adapun yang dimaksuddenganproduk fashion padaskala di bawahini, yaitu:
1. Pakaian
2. Aksesoris
3. Tas
4. Sepatu
Selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
SKALA BAGIAN KEDUA
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan! Selamat mengerjakan!
No. Item SS S TS STS
1
Saya langsung membeli produk fashion yang
menarik perhatian saya.
2
Saya mempertimbangkan terlebih dahulu
manfaat produk fashion yang akan saya beli.
3
Saya hanya membeli produk fashion saat
merasa benar-benar membutuhkannya.
4
Saya tidak langsung membeli saat melihat
produk fashion yang saya sukai.
5
Saya mampu menunda keinginan untuk
membeli produk fashion yang saya inginkan
meski sedang ada promosi.
6
Saya merasa puas setelah membeli produk
fashion yang sayasukai.
7
Saya tidak pernah merencanakan produk
fashion yang akan sayabeli
8
Seringkali saya memutuskan membeli
produk fashion yang sedang diskon saat itu
juga.
9
Saya cenderung mempertimbangkan telebih
dahulu sebelum memutuskan untuk membeli
suatu produk fashion.
10
Saya biasanya berpikir hati-hati sebelum
membeli produk fashion
11
Saya menyesal telah membelanjakan uang
saya untuk membeli produk fashion yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sebenarnya tidak saya butuhkan.
12
Saya membeli produk fashion setelah
mempertimbangkannya dengan matang.
13
Saya tidak pernah membeli produk fashion
di luar yang sudah saya rencanakan.
14
Saya tidak dapat mengontrol hasrat untuk
membeli produk fashion yang sayasukai.
15
Saya membeli produk fashion sesuai
perencanaan sebelumnya.
16
Saya sangat terdorong untuk segera membeli
produk fashion yang saya inginkan
walaupun tidak membutuhkannya.
17
Saya tidak pernah memikirkan
konsekuensinya ketika membeli produk
fashion.
18
Saya membeli produk fashion yang
sayasukai, bukan karena membutuhkannya
19
Seringkali saya berpikirhati-hati sebelum
membeli produk fashion yang saya inginkan.
20
Saya bukan tipe orang yang suka membeli
produk fashion di luar apa yang telah saya
rencanakan.
21
Saya tidak menyesal karena tidak membeli
produk fashion yang saya sukai meskipun
sedang ada diskon.
22
Saya merasa senang saat membeli produk
fashion yang saya inginkan.
23
Saya akan langsung membeli produk fashion
yang saya sukai berapapun harganya.
24
Saya tidak pernah mempertimbangkan
terlebih dahulu produk fashion yang akan
saya beli.
25 Saya kurang suka membeli produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
fashion yang tidak saya butuhkan
26
Saya mampu menahan diri untuk tidak
tergoda dan langsung membeli produk
fashion yang sayasukai.
27
Saya sering membeli produk fashion
melebihi yang sudah direncanakan.
28
Saya berpikir jangka panjang sebelum
membeli produk fashion yang saya sukai.
29
Seringkali saya membeli produk fashion
secara spontan
30
Saya tidak pernah berpikir cermat tentang
produk fashion yang saya beli.
31
Saya tidak harus membeli produk fashion
yang saya sukai saat itu juga.
32
Seringkali saya menyesal setelah membeli
produk fashion di luar kebutuhan saya.
33
Saya dapat menahan keinginan untuk
membeli produk fashion yang menarik
perhatian saya
34
Seringkali saya tidak berpikir panjang saat
membeli produk fashion.
35
Saya kurang suka membeli produk fashion
yang tidak saya butuhkan meskipun sedang
diskon.
36
Saya merasa senang ketika membeli produk
fashion yang menarik walau saya tidak
membutuhkannya.
37
Saya tidak pernah memikirkan manfaat dari
produk fashion yang akan saya beli.
38
Saya tidak langsung membeli produk
fashion hanya karena saya menyukai produk
tersebut.
39
Saya mampu menahan diri untuk tidak
langsung membeli produk fashion yang saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
SILAHKAN PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA, JANGAN SAMPAI
ADA YANG TERLEWATKAN.
-TERIMA KASIH-
sukai.
40
Saya tidak dapat menahan keinginan untuk
membeli produk fashion yang menarik
perhatian saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN E. DATA EMPIRIK
A. Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
EI 207 19,71 2,692 ,187
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
EI 105,310 206 ,000 19,705 19,34 20,07
B. Skala Kecenderungan Impulsive Buying
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Kecenderungan Impulsive
Buying
238 139,52 16,014 1,038
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kecenderungan
Impulsive Buying
134,40
4
237 ,000 139,517 137,47 141,56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN F. HASIL UJI NORMALITAS
A.Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Kepribadian Ekstrovert-Introvert ,188 238 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
B. Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Kecenderungan Impulsive
Buying
,284 207 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
C. Histogram Hasil Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN G. HASIL UJI LINEARITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Kecenderunga
n Impulsive
Buying *
Kepribadian
Ekstrovert-
Introvert
Between
Groups
(Combine
d)
27001,584 5 5400,317 50,853 ,000
Linearity 15468,131 1 15468,13
1
145,659 ,000
Deviation
from
Linearity
11533,454 4 2883,363 27,152 ,000
Within Groups 8757,452 21345,
024
201 106,194
Total 60779,433 48346,
609
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN H. HASIL UJI Hipotesis
Correlations
EI IB
Spearman's rho EI Correlation Coefficient 1,000 ,404**
Sig. (1-tailed) . ,000
N 207 207
IB Correlation Coefficient ,404** 1,000
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 207 207
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI