Post on 12-Feb-2020
i
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS
HOTS PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS
JURNAL PENYESUAIAN KELAS X SMK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Rayneldis Nanga
NIM: 141334087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orangtua terkasih bapak Urbanus Kau dan Ibu Makrina Wula yang
senantiasa mendukung saya dalam doa dan yang selalu memberi kasih
sayang yang melimpah.
2. Adik saya Florenthyna Oli yang selalu membantu mengoreksi penelitian
dan mengingatkan untuk mengerjakan tugas akhir ini serta semua
dukungannya.
3. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang telah memberi dukungan dan semangat selama
kuliah.
4. Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.”
Mazmur 62:5
“Juara adalah pecundang yang bangkit dan mencoba lagi.”
Dennis DeYoung
“Berjuanglah seakan-akan nyawamu sedang dipertaruhkan.”
Dewa Eka Prayoga
“Salah satu kunci kebahagiaan adalah menggunakan uangmu untuk pengalaman
bukan untuk keinginan.”
B. J Habibie
“Kebahagiaan adalah segala ketika apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu
katakan, apa yang kamu lakukan berjalan dengan harmoni.”
Mahatma Gandhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Januari 2019
Penulis
Rayneldis Nanga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Rayneldis Nanga
Nomor Mahasiswa : 141334087
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS PADA
KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS JURNAL PENYESUAIAN
KELAS X SMK
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 30 Januari 2019
Yang menyatakan
Rayneldis Nanga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS
HOTS PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS
JURNAL PENYESUAIAN KELAS X SMK
Rayneldis Nanga
Universitas Sanata Dharma
141334087
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan instrumen penilaian
berbasis HOTS pada Kompetensi Dasar Menganalisis jurnal penyesuaian kelas X
SMK, (2) mengetahui kualitas pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS
pada Kompetensi Dasar Menganalisis jurnal penyesuaian kelas X SMK.
Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan pada
bulan April-Mei 2018 dengan menggunakan delapan langkah model
pengembangan tes hasil belajar Suryabrata, (2005), yaitu: 1) pengembangan
spesifikasi tes, 2) penulisan soal, 3) penelaahan soal, 4) perakitan soal, 5) uji coba
soal, 6) analisis butir soal, 7) seleksi dan perakitan soal, 8) pencetakan tes.
Instrumen yang dikembangkan adalah soal berbasis HOTS pada Kompetensi Dasar
Menganalisis jurnal penyesuaian. Uji coba soal dilaksanakan di SMK Negeri 1
Yogyakarta sebanyak 64 peserta didik, SMK Negeri 1 Bantul sebanyak 111 peserta
didik dan SMK Negeri 1 Tempel sebanyak 95 peserta didik. Data dianalisis
menggunakan program Quest.
Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa rata-rata skor
validasi uji coba soal dari ahli bahasa sebesar 52 dengan kategori “Sangat Baik”
dan dari ahli materi sebesar 52,575 dengan kategori “Baik”. Hasil analisis dari
program Quest diperoleh mean INFIT MNSQ 1,00 dan SD 0,09. Soal yang paling
sukar yaitu item nomor 17 yang paling mudah item nomor 4, 5 dan 6. Berdasarkan
analisis 39 item dinyatakan fit atau cocok sesuai dengan model Rasch dengan batas
penerimaan ≥0,77 sampai ≤ 1,30. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa
uji coba soal menganalisis jurnal penyesuaian layak menjadi instrumen penilaian
bagi pendidik dalam pembelajaran.
Kata kunci: Pengembangan instrumen, penelitian, HOTS dan Rasch
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF ASSESSMENT INSTRUMENTS
BASED ON HOTS IN BASIC COMPETENCY FOR
ANALYZING ADJUSTMENT JOURNAL, THE TENTH
GRADE OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL
Rayneldis Nanga
Sanata Dharma University
141334087
The objectives of this research are: (1) to develop the assesment instrument
based on HOTS in the basic competency by analyzing adjustment journal at the
tenth grade of vocational high school, (2) to know the quality of assessment
instrument development based on HOTS in the basic competency by analyzing
adjustment journal at the tenth grade of vocational high school.
This study is a research and development that held in April-May 2018 which
using eight steps of Suryabrata style development (2005): 1) the development of
test spesification, 2) writing test items, 3) analysis questions, 4) compilation of
questions, 5) simulation of question, 6) the analyzing the item of the test, 7)
selecting and compilating test items, 8) Printing of test items. The instrument that
had been developed was based on HOTS primary analysis compentency of journal
adjustment. Trying out of test items was held in SMK Negeri 1 Yogyakarta with 64
learners, SMK Negeri 1 Bantul with 111 learners and SMK Negeri 1 Tempel with
95 learners. The analysis data used Quest program.
The result of research and development shows that the average of simulation
validation score from linguistic expert is 52, it is at “very good” category and from
material expert is 52,575, it is at “good” category. The result of analysis of the Quest
program gained mean INFIT MNSQ 1,00 and SD 0,09. The of most difficult of
question is item number 17 and the easiest questions are items number 4,5,and 6.
Based on analysis, 39 items were stated fit and match with Rasch model with the
acceptance limit ≥0,77 to ≤ 1,30. Based on the result, researcher concludes that
trying out of test items of simulation applied posting is approviate to be assessment
instrument for the teacher in the learning process.
Key words: instrument development, research, HOTS and Rasch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat dan
bimbinganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis HOTS pada Kompetensi Dasar
Menganalisis Jurnal Penyesuaian Kelas X SMK”. Skripsi ini ditulis dan diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis mau mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.
3. Natalina Premastuti Brataniningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi.
4. Dr. Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Dosen
Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dalam membimbing, dan
memberi dukungan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf karyawan program studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
pelayanan selama perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. yang telah berkenan menjadi ahli
bahasa.
7. Ceacilia Kusumastuti, S.Pd. yang telah berkenan menjadi ahli materi.
8. Kepala sekolah, guru dan peserta didik SMK Negeri 1 Yogyakarta, SMK
Negeri 1 Bantul dan SMK Negeri 1 Tempel yang telah membantu peneliti
melakukan penelitian di sekolah.
9. Kedua orangtua tersayang, Urbanus Kau dan Makrina Wula yang senantiasa
mendoakan dan memberikan dukungan yang luar biasa.
10. Adik tercinta, Florentina Oli yang senantiasa memberi semangat dan
bantuannya.
11. Sahabat-sahabat seangkatan, mbak Santi, Asti Taeteti, Klodi Ganes, Rista
Sartika, Sumi, Rebana, yang senantiasa memberi bantuan dan semangat
serta dorongan positifnya.
12. Teman-teman sekelas Sinta, Monik, Ririn, Vista, Tere Wua, Ayu, Katarina,
Maria, Ellen, Siska, Astria, Tesa, Trisna, Mega, Rista Ratu, Desi, Avi,
Marsel, Tendry, Pace Tinus, Irwan, yang telah memberi semangat dan
pengalaman baru selama proses perkuliahan.
13. Teman-teman satu pembimbing, Lia, Novi, Fitri, Fatmi, Linda, Devi,
Dimas, Bayu, Rinto, Deyafajar yang senantiasa memberi dorongan positif
dan semangat selama proses penelitian.
14. Semua keluarga, Pater Yakobus Weke, kae Detha, Rian Kolin, Om Jhon,
Bapa Dami, Hipolitus, Melki, Kae Bartol, Rind Ngobe, Rini, Ongki, yang
selalu memberi semangat dan dukungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. Teman Oswin Coo yang sudah memberi semangat, solusi dan menjadi
pendengar serta semua dukungannya.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan, dukungan, saran dan semangat sehingga skripsi ini
dapat selesai dengan baik.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan.Penulis
berharap semoga hasil karya ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Penulis
Rayneldis Nanga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. iv
MOTTO ……………………………………………………………………... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………………………..
vii
ABSTRAK ……………………………………………………………………. viii
ABSTRACT ………………………………………………………………….. ix
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. x
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xiii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xvi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xvii
DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………… xviii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………... xix
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1
B. Batasan Masalah ……………………………………………………... 3
C. Rumusan Masalah …………………………………………………….... 3
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………………... 4
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 4
F. Spesifikasi Produk yang di Kembangkan ………………………………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………. 7
A. Kurikulum ……………………………………………………................. 7
1. Pengertian Kurikulum ……………………………………………… 7
2. Isi Kurikulum ……………………………………………………….. 8
3. Perubahan Kurikulum ..……………………………………………… 10
4. Struktur Kurikulum …………............................................................ 13
B. Penilaian ………………………………………………………………… 15
1. Pengertian Penilaian ………………………………………………… 15
2. Penilaian Ranah Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan …………… 17
a. Penilaian Ranah Pengetahuan …………………………………... 17
b. Penilaian Ranah Sikap ………………………………………… 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
c. Penilaian Ranah Keterampilan …………………………………. 20
3. Lower Order Thingking Skill (LOTS) ……………………………….. 22
4. Higher Order Thingking Skill (HOTS) ……………………………… 23
5. Kompetensi Inti ……………………………………………………... 25
6. Kompetensi Dasar …………………………………………………... 26
C. Taksonomi Bloom ……………………………………………………….. 27
1. Taksonomi Bloom sebelum revisi …………………………………... 27
2. Taksonomi Bloom setelah revisi (Anderson & Krathwohl) ………... 29
D. Validitas dan Reliabilitas ……………………………………………….. 33
1. Validitas ………………………………………………………........... 33
2. Reliabilitas ………………………………………………………….. 38
E. Classical Test Theory (CTT) ……………………………………………. 41
F. Item Respon Theory (IRT) ……………………………………………….. 45
G. Program Quest ……………………………………………………............. 52
H. Jurnal Penyesuaian ……………………………………………………….. 54
1. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa ……………………………….. 54
2. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang …………………………….. 61
I. Prosedur Penelitian Pengembangan ……………………………………… 62
1. Pengembangan Spesifikasi Tes ……………………………………… 62
2. Penulisan Soal ……………………………………………………….. 62
3. Penelaahan Soal ……………………………………………………... 63
4. Perakitan Soal ………………………………………………………. 64
5. Uji Coba Tes ………………………………………………………… 64
6. Analisis Butir Soal …………………………………………………... 65
7. Seleksi dan Perakitan Soal …………………………………………... 67
8. Pencetakan Soal ……………………………………………………... 69
9. Administrasi Tes Bentuk Akhir ……………………………………. 69
10. Penyusutan Skala dan Norma ……………….………………………. 69
J. Penelitian Relevan ……………………………………………………….. 71
K. Kerangka Berpikir ……………………………………………………...... 74
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………… 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
A. Jenis Penelitian …………………………………………………….......... 77
B. Sumber Data Penelitian …………………………………………………... 77
C. Populasi dan Sampel ……………………………………………………... 78
D. Pengembangan Instrumen ……………………………………………….. 78
E. Teknik Pengumpulan ……………………………………………………. 85
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……………………………….. 89
A. Hasil Penelitian dan Pengembangan ……………………………………. 89
1. Pengembangan Spesifikasi Tes ……………………………………… 89
2. Penulisan Soal ……………………………………………………….. 92
3. Penelaahan Soal ……………………………………………………….. 93
4. Perakitan Soal ………………................................................................. 100
5. Uji Coba Soal ……………………………………………………….. 101
6. Analisis Quest ……………………………………………………...... 101
7. Seleksi dan Perakitan Soal …………………………………………... 110
8. Pencetakan Tes …………………………………………………………. 113
B. Pembahasan …………………………………………………………….. 114
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………….. 121
A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 121
B. Keterbatasan Pengembangan ……………………………………………. 122
C. Saran …...…………………………………………………….................... 122
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 124
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP ............................................... 12
Tabel 2.2 mata pelajaran SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen ........... 13
Tabel 2.3 Kompetensi Inti .................................................................................... 25
Tabel 2.4 Kompetensi Dasar ................................................................................ 26
Tabel 2.5 Revisi Taksonomi Bloom .................................................................... 31
Tabel 3.1 Sampel Uji Coba .................................................................................. 80
Tabel 3.2 Kriteria kecocokan butir dengan pendekatan IRT ............................... 84
Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kesukaran Item ........................................................... 84
Tabel 3.4 Kriteria Kualitas Instrumen Penilaian oleh Ahli Bahasa ..................... 84
Tabel 3.5 Kriteria Kualitas Instrumen Penilaian oleh Ahli Materi ...................... 84
Tabel 3.6 Kriteria Kualitas Instrumen Penilaian oleh Peserta Didik .................... 84
Tabel 4.1 Kisi-kisi Soal Jenis Pilihan Ganda ....................................................... 91
Tabel 4.2 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda oleh Ahli Bahasa ... 95
Tabel 4.3 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda oleh Ahli Materi ..... 99
Tabel 4.4 Perbaikan Soal Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa ...............................100
Tabel 4.5 Perbaikan Soal Hasil Validasi oleh Ahli Materi ................................101
Tabel 4.6 Data Jumlah Peserta Didik pada Masing-masing Sekolah .................101
Tabel 4.7 Taraf Kesukaran dari 39 Butir Soal ..................................................110
Tabel 4.8 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda oleh Peserta Didik
Kelas X SMK ....................................................................................................112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tingkat proses kognitif menurut Anderson dan Krahwohl ............. 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda oleh Ahli Bahasa ... 94
Grafik 4.2 Validasi Penilaian Instrumen Tes Pilihan Ganda oleh Ahli Materi .... 97
Grafik 4.3 Hasil Penilaian Instrumen Tes Pilihan Ganda oleh Peserta Didik Kelas
X SMK ...........................................................................................110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Soal uji coba ................................................................................... 127
Lampiran 2 Lembar Jawaban ............................................................................. 150
Lampiran 3 Lembar penilaian oleh ahli bahasa ................................................. 151
Lampiran 4 Lembar penilaian oleh ahli materi .................................................. 157
Lampiran 5 Angket respon peserta didik ........................................................... 166
Lampiran 6 Surat perizinan penelitian ............................................................... 172
Lampiran 7 Silabus ............................................................................................ 180
Lampiran 8 RPP SMK Negeri 1 Tempel ........................................................... 183
Lampiran 9 RPP pembuatan soal berbasis HOTS .............................................. 208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu tuntutan dan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan
pada saat ini adalah pendidikan hendaknya mampu menghasilkan generasi
yang memiliki kompetensi yang utuh. Dalam rangka mewujudkan niat
tersebut, melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah
terus melakukan pembaharuan dan inovasi dalam bidang
kependidikan.Salah satunya adalah pembaharuan kurikulum yaitu
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diperbaharui untuk menjawab tantangan
dan pergeseran paradigma pembangunan. Kurikulum merupakan rencana
tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam
menempuh pendidikan di lembaga pendidikan (Kurniasih & Sani, 2014).
Tujuan dari kurikulum 2013 ialah untuk mempersiapkan generasi mudah
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia (Kunandar 2013:
16).
Penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan
mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang
dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik
seseorang atau objek. Penilaian sangat penting bagi seorang pendidik untuk
memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta
didik. Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang
sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik.
Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan
pencapaian belajar (ketercapaian kompetensi) dari peserta didik.
Ketercapaian suatu kompetensi tergantung pada terlaksananya kompetensi
dan instrumen penilaian. Didalam kurikulum 2013, instrumen penilaian
harus diterapkan dalam pembelajaran, diantaranya adalah kisi–kisi soal dan
soal. Soal dibuat guna mengukur tingkat pemahaman peserta didik. Ditinjau
dari tujuan kurikulum 2013 yaitu menciptakan generasi yang mampu
berkontribusi di masyarakat dan dunia luar serta unggul dalam mutu, maka
sudah seharusnya kategori soal yang dibuat diantaranya dikategori dalam
taraf HOTS (Higher Other Of Thinking Skill).
HOTS (Higher Other Of Thinking Skill) meliputi aspek kemampuan
berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan dalam
memecahkan masalah. Dalam penerapan instrumen soal berbasis HOTS
masih tergolong baru bagi kalangan pendidik dan belum semua tenaga
kependidikan menerapkan kategori penilaian HOTS ini. Pendidik terkadang
masih keliru dalam pembuatan komponen soal berbasis HOTS.
Berdasarkan hasil wawancara di SMK Negeri 7 Yogyakarta, pendidik
sendiri belum memahami maksud dari HOTS. Dalam penerapannya,
pendidik belum membuat penilaian tes hasil belajar peserta didik berbasis
HOTS. Tujuan peneliti melakukan penelitian yakni membantu pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dalam membuat instrumen penilaian berbasis HOTS pada kompetensi dasar
menganalisis jurnal penyesuaian kelas X Akuntansi SMK.
Berdasarkan latar belakang, peneliti melakukan penelitian dengan
judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis HOTS pada
Kompetensi Dasar Menganalisis Jurnal Penyesuaian Kelas X Akuntansi
SMK”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, peneliti membatasi masalah
dengan tujuan supaya lebih fokus dan mendalam, dengan demikian
permasalahan penelitian yang dibahas perlu dibatasi variabelnya.Penulis
membatasi diri hanya berkaitan dengan “Pengembangan Instrumen
Penilaian Berbasis HOTS Pada Kompetensi Dasar Menganalisis Jurnal
Penyesuaian Kelas X SMK”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS pada
Kompetensi Dasar Menganalisis jurnal penyesuaian kelas X SMK?
2. Bagaimana kualitas pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS
pada Kompetensi Dasar Menganalisis jurnal penyesuaian kelas X
SMK?
D. Tujuan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengembangkan produk Instrumen penilaian berbasis HOTS pada
Kompetensi Dasar Menganalisis transaksi jurnal penyesuaian kelas X
SMK.
2. Mengetahui kualitas Instrumenpenelitian berbasis HOTS pada
kompetensi Dasar Menganalisis jurnal penyesuaian kelas X SMK.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca, baik
secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini sebagai
barikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan bagi penelitian
dalam bidang yang sama dan bagi pendidik umum lainnya
mengenai instrumen penilaian berbasis HOTS.
b. Menjadi sumber referensi dan informasi bagi para penelitian
selanjutnya agar lebih baik.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
a. Bagi Pendidik
Menambah wawasan dan memperluas kajian tentang
pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS untuk
diterapkan dalam pembelajaran akuntansi dasar, khususnya
penilaian kompetensi dasar menganalisis jurnal penyesuaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Bagi Peserta didik
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi peserta didik
menganalisis materi pembelajaran khususnya Kompetensi Dasar
Menganalisis jurnal penyesuaian yang disampaikan oleh pendidik
selama pembelajaran berlangsung.
c. Peneliti lain
Penelitian ini sebagai bentuk sumbangan bagi peneliti lainnya
dengan tujuan supaya dapat mengembangkan penelitian lebih
lanjut berkaitan dengan masalah pengembangan instrumen
penilaian berbasis HOTS.
F. Spesifikasi Produk yang di Kembangkan
1. Instrumen penelitian ini dibuat berdasarkan soal-soal yang dapat
memacu kemampuan peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi.
2. Instrumen penilaian dibuat berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.10
menganalisis jurnal penyesuaian.
3. Instrumen penilaian dibuat berdasarkan kurikulum 2013 dengan
menggunakan taksonomi Anderson yang terdiri dari menganalisis,
menilai dan mengkreasi.
4. Instrumen penilaian ini disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda
yang berjumlah 40 butir.
5. Instrumen penilaian ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi soal
berbasis HOTS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6. Instrumen penilaian memiliki durasi waktu mengerjakan soal serta
terdapat petunjuk pengerjaan soal yang membantu peserta didik dalam
mengerjakan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Dalam dunia pendidikan kurikulum sangat tidak asing bagi seorang
pendidik. Ada beberapa pandangan tentang kurikulum dengan pendapat
yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa pengertian kurikulum:
a. Kurikulum adalah semua pembelajaran yang direncanakan sekolah
dan diarahkan oleh pihak sekolah untuk peserta didik, baik secara
berkelompok maupun perseorangan (Kerr, 2008 dalam Palupi).
Selanjutnya, Bobbit, (1918) dalam Palupi, menjelaskan
serangkaian pengalaman yang harus dilewati oleh peserta didik dan
pendidik guna memperoleh kemampuan sikap, kebiasaan dan
pengetahuan yang dibutuhkannya.
b. Kurikulum merupakan rencana mata pelajaran secara tertulis serta
program yang direncanakan dan dilaksanakan dengan nyata di
sekolah (Ladjid, 2005, p. 2).
c. Kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai
peserta didik di sekolah guna memperoleh ijazah (Arifin, 2011).
Selanjutnya, Arifin menjelaskan kurikulum adalah semua isi
kegiatan yang disusun secara secara ilmiah, baik di dalam kelas
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
maupun di luar kelas atas tanggungjawab sekolah untuk mencapai
tujuan pendidikan.
d. UU Nomor 20 tahun 2013 dalam Kurniasih, (2014), menjelaskan
kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
tujuan, isi dan bahan pelajaran sebagai pedoman
menyelenggarakan proses belajar guna mencapai tujuan
pendidikan.
e. Kurikulum adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai
pegangan dalam mewujudkan tujuan pendidikan (Nasution , 2006).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kurikulum merupakan sebuah perencanaan yang berisi tujuan dan isi
pengetahuan yang digunakan sebagai pedoman dalam mewujudkan
tujuan pendidikan. Dalam penerapannya baik di dalam kelas maupun di
luar kelas dengan bimbingan dari pihak sekolah.
2. Isi Kurikulum
Menurut (Ladjid, 2005, p. 5), isi suatu kurikulum di sekolah
dibedakan berdasarkan jenis bidang studi yang disajikan dan isi
program masing-masing bidang studi. Jenis bidang studi yang disajikan
di sekolah misalnya IPS, bahasa dan IPA. Dari jenis-jenis bidang studi
tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan institusional suatu sekolah. Isi
program bidang studi adalah bahan pengajaran setiap bidang studi yang
terdapat pada kurikulum biasanya dalam bentuk topik atau pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
bahasan disertai dengan sub pokok bahasan. Bahan pengajaran ini
ditetapkan berdasarkan pada tujuan instruksional.
Menurut UU Sisdiknas dalam Palupi, (2016), isi dan bahan
kurikulum merupakan materi pelajaran yang harus disampaikan oleh
pendidik kepada peserta didiknya dengan tujuan peserta didik
mempunyai kompetensi setelah menerima pembelajaran. Menurut
Hidayat, (2013), isi program kurikulum atau bahan ajar merupakan
sesuatu yang ditawarkan kepada peserta didik sebagai proses belajar
dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, Hidayat mengatakan isi
kurikulum terdiri dari mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik
dan isi program masing-masing mata pelajaran. Kriteria dalam
menentukan isi suatu kurikulum menurut (Hidayat, 2013) antara lain:
a. Isi kurikulum harus sesuai dan tepat serta bermakna bagi
perkembangan peserta didik.
b. Isi kurikulum mencerminkan kenyataan sosial.
c. Isi kurikulum mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
d. Isi kurikulum harus mendukung tujuan pendidikan.
Menurut Hilda Taba, (1962), dalam Hidayat, berpendapat bahwa
kriteria dalam menentukan isi materi kurikulum, antara lain:
1) Materi harus menggambarkan pengetahuan terbaru.
2) Materi yang disampaikan harus relevan dengan kenyataan sosial
dan kultur.
3) Seimbang antara kedalaman dan keluasan suatu materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4) Materi harus mencakup tujuan dan sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan dan minat serta pengalaman peserta didik.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa isi
kurikulum merupakan materi pelajaran yang disampaikan pendidik
kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik memiliki
kompetensi setelah mengikuti pembelajaran. Dalam isi kurikulum
terdapat jenis bidang studi yang disajikan beserta isi setiap bidang studi
yang disajikan dalam suatu pembelajaran di sekolah.
3. Perubahan Kurikulum
Kurikulum sistem pendidikan Indonesia bersifat dinamis.
Perubahan terjadi karena adanya perbedaan dalam satu komponen guna
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan tersebut
misalnya, tujuan pembelajaran yang tidak sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyebab terjadinya
perubahan kurikulum antara lain: (a) perluasan dan pemerataan
kesempatan belajar, (b) adanya peningkatan mutu pendidikan, (c)
adanya hubungan antara tujuan pendidikan dengan kemampuan yang
dibutuhkan di dunia kerja dan (d) adanya efektivitas dan efisiensi di
bidang pendidikan (Ladjid, 2005, p. 7). Perubahan kurikulum KTSP
menjadi kurikulum 2013 menimbulkan beberapa perbedaan.
Menurut (Kurniasih & Sani, 2014) ada beberapa perubahan
kurikulum sebelumnya dan kurikulum 2013, antara lain:
a. Perubahan Standar Kompetensi Lulusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Penyempurnaan standar kompetensi lulusan sangat memperhatikan
pengembangan nilai, pengetahuan dan keterampilan. Ada empat
kompetensi inti, yaitu penghayatan dan pengalaman agama, sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
b. Perubahan Standar Isi
Perubahan pada tahap ini, mengembangkan kompetensi dari mata
pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan
menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik-integratif
(standar proses).
c. Perubahan Standar Proses
Perubahan yang terjadi pada standar proses sama artinya
melakukan perubahan strategi pembelajaran. Seorang pendidik
harus merancang dan mengolah proses pembelajaran aktif dan
menyenangkan. Dimana peserta didik difasilitasi untuk
mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan
mencipta.
d. Perubahan Standar Evaluasi
Dalam standar evaluasi berhubungan dengan penilaian. Penilaian
otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan sesuai proses dan hasil. Dibandingkan kurikulum
sebelumnya, penilaian hanya mengukur hasil kompetensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Selanjutnya, Kurniasih & Sani menjelaskan perubahan kurikulum
2013 dan kurikulum sebelumnya mengakibatkan beberapa perbedaan.
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP
No KTSP Kurikulum 2013
1 Standar isi ditentukan
terlebih dahulu melalui
Permendiknas No 22
Tahun 2006, kemudiaan
menentukan SKL (Standar
Kompetensi Lulusan)
melalui Permendiknas No
23 Tahun 2006
SKL ditentukan terlebih dahulu,
melalui Permendikbud No 54
Tahun 2013 kemudiaan
menentukan Standar Isi yang
berbentuk Kerangka Dasar
Kurikulum, dan dituangkan
dalam permendikbud No 67, 68
dan 70 Tahun 2013
2 KTSP lebih menekankan
pada aspek pengetahuan
Aspek kompetensi lulusan ada
keseimbangan soft skills dan
hard skills meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan
dan pengetahuan
3 Jenjang SD tematik terpadu
untuk kelas I-III
Jenjang SD tematik terpadu
untuk kelas I-VI
4 Jumlah jam pelajaran lebih
sedikit dan jumlah mata
pelajaran lebih banyak
Jumlah jam per minggu lebih
banyak dan jumlah mata
pelajaran lebih sedikit
5 Standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari
eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi
Proses pembelajaran setiap tema
di jenjang SD dan semua mata
pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan
dengan pendekatan ilmiah
(saintific approach), yaitu
standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari
mengamati, menanya, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan dan
mencipta
6 TIK sebagai mata pelajaran TIK bukan sebagai mata
pelajaran tetapi sebagai media
pembelajaran
7 Penilaian lebih dominan
pada aspek pengetahuan
Standar penilaian menggunakan
penilaian otentik, yaitu adanya
kompetensi sikap, keterampilan
dan pengetahuan sesuai proses
dan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
No KTSP Kurikulum 2013
8 Pramuka bukan
ekstrakurikuler wajib
Pramuka menjadi ekstrakurikuler
wajib
9 Penjurusan mulai kelas XI Peminatan mulai kelas X untuk
jenjang SMA/MA
10 BK lebih pada
menyelesaikan masalah
peserta didik
BK lebih menekankan
pengembangan potensi siswa
Dari penjelasan di atas, maka disimpulkan perubahan kurikulum
terjadi diakibatkan adanya perbedaan suatu komponen kurikulum yang
ada. Salah satu penyebabnya adalah adanya peningkatan mutu
pendidikan. Perubahan kurikulum itu yaitu standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses dan standar evaluasi.
4. Struktur Kurikulum SMK
Struktur kurikulum SMA dan SMK pada umumnya sama.
Perbedaan terletak pada pengakomodasian minat peserta didik. Dalam
struktur kurikulum SMK, ada tiga kelompok mata pelajaran yaitu (1)
kelompok A (wajib), (2) kelompok B (wajib) dan (3) kelompok C
(peminatan) (Widyastono, 2014, p. 165). Untuk lebih jelas, lihat pada
tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Mata Pelajaran SMK
Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
Mata Pelajaran
Kelas dan Semester
X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran
2 2 2 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Mata Pelajaran
Kelas dan Semester
X XI XII
1 2 1 2 1 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan kesehatan
3 3 3 3 3 3
Kelompok C (Peminatan)
C-1. Dasar Bidang Keahlian
10 Pengantar ekonomi dan bisnis 2 2 2 2
11 Pengantar akuntansi 2 2 2 2
12 Pengantar administrasi
perkantoran
2 2 2 2
C-2 Dasar Program Keahlian 1
8
1
8
- -
C-3 Paket Keahlian - - 1
8
1
8
2
4
2
4
Total 48 48 48 48 48 48
Menurut (Sanjaya, 2005), struktur kurikulum SMK dibagi
beberapa komponen, yaitu (1) normatif berisikan kompetensi dengan
maksud agar peserta didik menjadi warga negara yang memiliki nilai-
nilai dalam hidup bermasyarakat, bangsa dan negara, (2) adaptif berarti
kompetensi dengan maksud peserta didik mampu beradaptasi dan
berkembang sesuai perkembangan masyarakat dan negara, budaya,
seni, ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai keahlian dan tuntutan
dunia kerja, (3) produktif berarti memiliki kompetensi dengan tujuan
peserta didik menjalankan tugas di dunia kerja menurut keahlian.
Kompetensi dari komponen produktif ialah standar kompetensi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berlaku di bidang keahlian yang menjadi bagian dari profesi, hasil
inventarisasi, konsekuensi dunia kerja serta pihak terkait.
Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa struktur kurikulum SMK di
bedakan menjadi tiga bagian mata pelajaran, yaitu kelompok A (wajib),
kelompok B (wajib) dan kelompok C (peminatan). Struktur kurikulum
juga di bedakan beberapa komponen, yaitu normatif, adaptif dan
produktif.
B. Penilaian
1. Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan semua kegiatan memperoleh, menganalisis
dan menafsirkan data mengenai proses dan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan guna memperoleh informasi yang
bermanfaat untuk mengambil keputusan (Sunarti & Rahmawati, 2014).
Menurut (Subali, 2012), penilaian adalah prosedur untuk mendapatkan
informasi guna mengetahui taraf pengetahuan dan keterampilan peserta
didik sehingga hasilnya dimanfaatkan sebagai evaluasi. Menurut
(Kurniasih & Sani, 2014, p. 47), penilaian adalah proses
mengumpulkan dan mengolah informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Menurut pendapat (Mardapi, 2008),
penilaian merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Penilaian
mencakup semua cara yang ditempuh untuk menilai unjuk kerja peserta
didik. Selanjutnya menurut (Permendikbud No. 104 Tahun 2014),
penilaian hasil belajar merupakan proses mengumpulkan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
peserta didik mengenai kompetensi sikap spiritual dan sikap soaial,
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang dilakukan
terencana dan sistematis selama dan setelah proses pembelajaran.
Ciri penilaian ialah adanya program dan kriteria yang dinilai
sebagai pebanding antara kenyataan dengan kriteria (Sudjana, 2009).
Selanjutnya, menurut Sudjana, jenis penilaian ada beberapa macam,
yaitu:
a. Penilaian formatif, berarti penilaian yang dilakukan pada akhir
program belajar mengajar dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar. Penilaian formatif
berorientasi pada proses belajar mengajar, dengan tujuan pendidik
dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pembelajaran.
b. Penilaian sumatif, penilaian yang dilaksanakan pada akhir catur
wulan, akhir semester dan akhir tahun. Tujuan penilaian sumatif
ialah untuk melihat hasil yang dicapai peserta didik seperti sejauh
mana tujuan kurikuler dikuasai. Penilaian ini berorientasi pada
produk dan bukan proses.
c. Penilaian diagnostik, bertujuan untuk melihat kelemahan dan
factor penyebab dari peserta didik. Dilaksanakan untuk keperluan
bimbingan belajar, pengajaran remedial dan menemukan kasus-
kasus. Sehingga soal perlu disiapkan guna mengetahui kesulitan
belajar yang dihadapi peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d. Penilaian selektif, dilaksanakan untuk keperluan seleksi seperti
ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.
e. Penilaian penempatan, dilaksanakan untuk mengetahui
keterampilan prasyarat bagi suatu program belajar dan penguasaan
belajar. Penilaian ini berorientasi pada kesiapan peserta didik
dalam menghadapi program baru dan kecocokan program belajar
dengna kemampuan peserta didik.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian
merupakan bagian hasil dari evaluasi dimana proses yang ditempuh
untuk mendapat informasi tentang taraf pengetahuan dan keterampilan
peserta didik. Jenis-jenis penilaian, yaitu: penilaian normatif, penilaian
sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif dan penilaian
penempatan.
2. Penilaian Ranah Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan
Penilaian dapat dilaksanakan dalam berbagai teknik. Penilaian
merupakan bagian dari proses pembelajaran untuk mengetahui
pencapaian kompetensi peserta didik seperti pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Menurut (Sunarti & Rahmawati, 2014), berdasarkan
kompetensi yang dicapai, dimensi yang dinilai antara lain:
a. Penilaian Ranah Pengetahuan
Menurut (Sunarti & Rahmawati, 2014), teknik penilaian ranah
pengetahuan dibagi menjadi tiga, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1) Tes tulis, berarti tes yang menuntut peserta tes memberi
jawaban secara tertulis berupa pilihan atau isian. Tes yang
jawaban berupa pilihan seperti pilihan ganda, benar salah dan
menjodohkan. Sedangkan tes isian berupa isian singkat atau
uraian.
2) Tes lisan, merupakan tes yang dilaksanakan melalui kmunikasi
langsung antara pendidik dan peserta didik. pertanyaan dan
jawaban diberikan secara lisan.
3) Penugasan, berarti memberikan tugas kepada peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian
penugasan diberikan sebagai penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur, seperti praktik di
laboratorium, tugas rumah, portofolio, proyek dan produk.
b. Penilaian Ranah Sikap
Penilaian ranah sikap peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran mempunyai peran yang penting dalam menentukan
keberhasilan suatu proses belajar. Sikap menunjukan reaksi
seseorang dalam menghadapi suatu objek. Menurut (Sunarti &
Rahmawati, (2014)), dalam ranah sikap, dua hal yang dinilai, yaitu
(1) kompetensi afektif, meliputi tingkat memberi respons,
apresiasi, penilaian dan internalisasi, (2) sikap dan minat siswa
terhadap materi pelajaran serta proses belajar. Selanjutnya Sunarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
& Rahmawati, (2014), menjelaskan kemampuan peserta didik yang
dinilai antara lain:
a) Peserta didik memberi respon terhadap situasi yang dialami
b) Peserta didik menerima nilai dan norma yang mempunyai
etika dan estetika
c) Menilai dari segi baik-buruk dan adil-tidak adil dari suatu
fenomena
d) Peserta didik mempraktikkan nilai, norma, etika dan estetika
dalam hidup sehari-hari
e) Menilai peserta didik dari segi daya tarik, motivasi, minat,
ketekunan dalam belajar, dan sikap terhadap mata pelajaran
dan proses pembelajaran.
Untuk menilai ranah sikap dilakukan melalui observasi, yang
diperkuat dengan penilaian diri dan penilaian antarteman yang
dicatat dalam bentuk jurnal. Menurut (Kurniasih & Sani, 2014),
ranah sikap dapat dinilai dengan cara, yaitu:
1) Observasi
Teknik penilaian yang dilaksanakan secara
berkesinambingan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
format obsevasi yang didalamnya berisi sejumlah indikator
perilaku yang diamati. Penilaian observasi dapat dilakukan
ketika pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2) Penilaian diri
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan
dan kekurangan yang dihadapi ketika
pembelajaran.Penilaian jenis ini berupa lembar penilaian
diri.
3) Penilaian antar teman
Teknik penilaian yang dilaksanakan dengan meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait sikap dan
perilaku keseharian peserta didik. Penilaian jenis ini
berupa lembar penilaian antar peserta didik.
4) Jurnal
Penilaian yang dilakukan berupa catatan pendidik di dalam
dan di luar kelas tentang hasil pengamatan kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku. Jurnal merupakan catatan berkesinambungan dari
hasil observasi.
c. Penilaian Ranah Keterampilan
Penilaian ranah keterampilan berarti kemampuan peserta
didik dalam mengaplikasikan pengalaman belajar dalam dunia
nyata. Menurut Sudjana, (1990), menjelaskan ada beberapa
tingkatan keterampilan, yaitu gerakan refleks dimana didalamnya
merupakan keterampilan pada gerakan yang tidak sadar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Selanjutnya Sudjana, mengatakan adanya keterampilan pada
gerakan-gerakan dasar. Timbulnya kemampuan perseptual seperti
membedakan visual, auditif dan motoris. Terakhir Sudjana
menjelaskan, adanya kemampuan dalam bidang fisik, gerakan skill
dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Kemampuan keterampilan dalam pembelajaran akuntansi,
misalnya:
1) seorang peserta didik bisa membedakan akun-akun
bernominal debet dan akun-akun bernominal kredit
2) kemampuan untuk menjelaskan posisi normal akun-akun,
seperti akun Kas posisi normal berada di sebelah Debet,
secara mandiri, mencontohkan seperti penjelasan pendidik
maupun bisa melakukan setelah proses belajar yang berulang
3) peserta didik dengan keahliannya mempunyai sikap
moralnya, membantu teman berkesulitan
4) memiliki sikap cepat melakukan penyesuaian terhadap hal
baru
5) peserta didik berperilaku sesuai sikap yang dimiliki diri
sendiri. Teknik penilaian ranah sikap bisa dilakukan dengan
kinerja, produk, proyek dan portofolio.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan penilaian pada aspek
kompetensi meliputi penilaian ranah pengetahuan, ranah sikap dan
ranah pengetahuan. Pada ranah pengetahuan dapat berupa tes tertulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tes lisan dan penugasan. Ranah sikap dapat berupa observasi yang
diperkuat dengan penilaian diri dan penilaian antar teman dalam bentuk
jurnal. Sedangkan pada ranah keterampilan, dapat berupa keterampilan
dalam gerakan refleks, gerakan-gerakan dasar, kemampuan konseptual
dan kemampuan di bidang fisik serta gerakan skill.
3. Lower Order Thingking Skill (LOTS)
Berpikir tingkat rendah atau lower order thingking skill (LOTS)
adalah cara berpikir peserta didik menggunakan level rendah, yang
mana penerapan kemampuan peserta didik langsung menggunakan
informasi yang ada maupun sudah diketahui sebelumnya untuk
menyelesaikan masalah (Palupi, 2016, p. 107). Selanjutnya Palupi
menjelaskan aspek berpikir tingkat rendah yaitu: mengingat (C1),
memahami (C2) dan menerapkan (C3). Berikut maksud dari tiga aspek
tersebut:
a. Mengingat (C1) berarti proses mengambil pengetahuan secara
langsung atau yang sudah terjadi. Misalnya, peserta didik mampu
mengingat simbol atau istilah dalam pembelajaran.
b. Memahami (C2) berhubungan dengan memahami. Misalnya
peserta didik memahami pesan yang disampaikan pendidik dalam
pembelajaran.
c. Menerapkan (C3) berarti peserta didik menerapkan pengetahuan
dalam suatu situasi yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Berpikir tingkat rendah dikenal sebagai proses menyelesaikan
masalah. Dalam arti, proses penyelesaian masalah sementara dan
tidak mendalam karena berpikir tingkat rendah tidak melewati
proses berpikir kritis dari suatu peristiwa.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa
proses berpikir tingkat rendah atau LOTS merupakan proses berpikir
peserta didik dengan taraf dimensi yang rendah, yaitu mengingat,
memahami dan menerapkan.
4. Higher Order Thingking Skill (HOTS)
Berpikir tingkat tinggi atau higher order thingking skill (HOTS)
menurut Palupi, (2016), berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan
yang mengharuskan peserta didik untuk menalar lebih lanjut dari
informasi guna menyelesaikan masalah. Sedangkan menurut Saputra,
(2016), berpikir tingkat tinggi atau yang disebut HOTS merupakan
proses berpikir peserta didik dengan level kognitif lebih tinggi yaitu
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Saputra, 2016). Maksud
dari indikator berpikir tingkat tinggi, yaitu:
a) Menganalisis (C4) berarti membagi materi dalam beberapa bgaian,
menentukan hubungan secara keseluruhan dengan melakukan
penurunan dan pengelolaan. Dimana peserta didik dituntut agar
dapat menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian,
membedakan fakta dan pendapat dan menemukan hubungan sebab
akibat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b) Mengevaluasi (C5) merupakan kemampuan untuk mengambil
keputusan, menyatakan pendapat menurut suatu kriteria. Peserta
didik dituntut untuk menilai suatu situasi, keadaan atau pernyataan
menurut kriteria yang ada.
c) Mencipta (C6) berarti mengembangkan ide atau gagasan, produk
serta metode baru dengan cara menggabungkan unsur-unsur
membentuk fungsi secara keseluruhan dan menata kembali unsur
tersebut menjadi pola baru melalui perencanaan dan
pengembangan. Pada dimensi ini, pendidik dapat menguji
kemampuan peserta didik dengan memberikan tugas untuk
berkreasi seperti membuat sebuah cerita, peralatan, karya seni dan
eksperimen.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan berpikir tingkat
tinggi merupakan proses berpikir peserta didik dalam taraf kognitif
lebih tinggi. Dimana didalamnya berupa dimensi menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta.
5. Kompetensi Inti
Kompetensi inti adalah kompetensi bebas atau kompetensi tidak
terikat pada mata pelajaran (Palupi , 2016, p. 43).
Tabel 2.3 Kompetensi Inti
Bidang keahlian : bisnis dan manajemen
Program keahlian : akuntansi dan keuangan
Kompetensi keahlian : akuntansi dan keuangan lembaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kompetensi Inti 3
(Pengetahuan)
Kompetensi Inti 4
(Keterampilan)
3 Memahami, menerapkan,
menganalisis dan
mengevaluasi tentang
pengetahuan factual,
konseptual, operasional
dasar dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan
lingkungan kerja perbankan
dan keuangan mikro pada
tingkat teknis, spesifik, detil
dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan
humaniora dalam konteks
pengembangan potensi
dirisebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat
nasional, regional dan
internasional.
4 Melaksanakan tugas spesifik
dengan menggunakan alat,
informasi dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta
memecahkan masalah sesuai
dengan bidang perbankan dan
keuangan mikro. Menampilkan
kinerja di bawah bimbingan
dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan
manalar, mengolah dan
menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif dan
solutif dalam ranah
abstrakterkait dengan
pengembangan diriyang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik dibawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami
dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan diri
yang dipelajari di sekolah,
serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
6. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kompetensi setiap mata pelajaran yang
diturunkan dari sumber kompetensi inti yang didalamnya ada aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan (Endrayanto & Harumurti, 2014).
Tabel 2.4 Kompetensi Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Mata pelajaran : Akuntansi Dasar
Alokasi waktu : 180 Jam Pelajaran
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.1 Memahami pengertian,
tujuan, peran akuntansi dan
pihak–pihak yang
membutuhkan informasi
akuntansi.
4.1 Mengelompokan pihak –
pihak yang membutuhkan
informasi akuntansi sesuai
perannya.
3.2 Memahami jenis–jenis
profesi akuntansi (bidang–
bidang spesialisasi
akuntansi, pentingnya etika
profesi).
4.2 Mengelompokan profesi
akuntansi (bidang–bidang
spesialisasi akuntansi.
Pentingnya etika profesi).
3.3 Memahami jenis dan bentuk
badan usaha.
4.3 Mengelompokan jenis dan
bentuk badan usaha.
3.4 Memahami asumsi,
prinsip–prinsip dan konsep
dasar akuntansi.
4.4 Mengelompokan asumsi,
prinsip–prinsip dan konsep
dasar akuntansi.
3.5 Memahami tahapan siklus
akuntansi.
4.5 Mengelompokan tahapan
siklus akuntansi
3.6 Menerapkan persamaan
dasar akuntansi
4.6 Membuat persamaan
akuntansi
3.7 Memahami transaksi bisnis
perusahaan baik perusahaan
jasa, dagang dan
manufaktur.
4.7 Mengelompokan transaksi
bisnis perusahaan baik
perussahaan jasa, dagang
dan manufaktur.
3.8 Menerapkan buku jurnal,
konsep debet dan kredit,
saldo normal, sistematika
pencatatan dan bentuk
jurnal.
4.8 Melakukan pencatatan
buku jurnal, konsep debet
dan kredit, saldo normal,
sistematika pencatatan dan
bentuk jurnal.
3.9 Menerapkan posting 4.9 Melakukan posting
3.10 Menganalisis jurnal
penyesuaian.
4.10 Membuat jurnal
penyesuaian.
3.11 Menganalisis perkiraan
untuk menyususn laporan
keuangan.
4.11 Menyusun laporan
keuangan.
C. Taksonomi Bloom
1. Taksonomi Bloom sebelum revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Manurut (Kusaeri, 2014), taksonomi Bloom domain kognitif ada enam
kategori pokok dengan urutan jenjang paling rendah sampai jenjang
paling tinggi, yaitu: Pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis
(synthesis) dan evaluasi (evaluation) (Kusaeri, 2014, p. 32).
Menurut taksonomi Bloom (dalam Prihantoro, sebagai translator 2010)
dibagi menjadi beberapa aspek yaitu:
a. Pengetahuan
Aspek pengetahuan melibatkan proses mengingat dan menyebut.
Pengetahuan dikelompokan menjadi pengetahuan tentang fakta
yang spesifik, pengetahuan untuk menghadapi hal spesifik,
pengetahuan tentang konseptual dan pengetahuan metodologi.
b. Pemahaman
Pemahaman merupakan tingkat memahami terendah. Aspek
pemahaman dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) penerjemahan
berarti proses memahami secara teliti dan akurat guna menciptakan
suatu bentuk komunikasi ke bentuk komunikasi lain sesuai dengan
bentuk komunikasi aslinya, (2) penafsiran adalah ringkasan dari
sebuah komunikasi. Penafsiran melibatkan penataan ulang atau
pandangan baru tentang suatu fenomena. (3) ekstrapolasi berarti
kemampuan untuk menyikapi akibat sesuai kondisi terjadi.
c. Penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Aspek penerapan melibatkan proses menyiapkan, mengoperasikan,
mengubah, menghitung dan menghubungkan. Pada aspek
penerapan peserta didik dituntut mampu mengaplikasikan konsep,
metode dan prosedur dalam berbagai situasi. Misalnya, peserta
didik mampu mengaplikasikan perkalian dan pembagian bilangan
dua angka dalam konteks permasalahan matematika.
d. Analisis
Menganalisis berarti memecahkan suatu masalah ke bagian-bagian
kecil sehingga ide-ide menjadi jelas dan hubungan antar ide
menjadi eksplisit. Misalnya, peserta didik diberi naskah teks
pidato, peserta didik mampu menganalisis masalah sesuai fakta.
e. Sintesis
Sintesis berarti merancang bagian kecil menjadi satu kesatuan.
Dalam sintesis peserta didik dituntut untuk memadukan unsur yang
ada sedemikian membentuk pola baru. Misalnya, peserta didik
mampu membuat pemetaan potensi dari provinsi yang ada di pulau
Jawa beserta ciri-cirinya.
f. Evaluasi
Evaluasi adalah menilai materi dan metode suatu tujuan. Ada dua
bentuk evaluasi yaitu (1) evaluasi bukti internal, (2) evaluasi bukti
eksternal (Anderson & Krathwohl, 2010).
2. Taksonomi Bloom setelah revisi (Anderson & Krathwohl)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Taksonomi Bloom sudah digunakan sekian lama sebagai dasar
dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Untuk menyesuaikan dengan
perkembangan zaman, Anderson & Krathwohl, menelaah kembali
Taksonomi Bloom dan melakukan revisi. Yang menjadi perubahan
taksonomi Bloom yaitu dari dimensi kata benda menjadi kata kerja.
Menurut Anderson & Krathwohl, (dalam Prihantoro, sebagai translator
2010), perubahan tingkatan proses kognitif dari yang terendah sampai
yang paling tinggi antara lain:
a. Mengingat berarti proses mengambil pengetahuan dari kejadian
yang berlangsung atau sudah diketahui sebelumnya. Menurut
(Sani, 2016), mengingat berarti peserta didik dituntut untuk
mengingat fakta, konsep atau pengetahuan prosedural tanpa harus
memahami atau menerapkan.
b. Memahami berarti proses mengkonstruksi makna dari mata
pembelajaran maupun pesan yang disampaikan oleh pendidik.
Peserta didik mengetahui makna fakta, konsep atau prosedur yang
dipelajari. Dengan harapan bahwa peserta didik mampu
menyatakan atau memberikan contoh tentang fakta, konsep atau
prosedur menggunakan kalimat sendiri.
c. Mengaplikasikan berarti proses menggunakan prosedur dalam
menghadapi masalah, seperti peserta didik mengerjakan soal
latihan akuntansi dalam membuat jurnal umum. Peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dituntut untuk agar dapat menerapkan ide, konsep, prinsip,
prosedur, metode atau teori dalam situasi baru.
d. Menganalisis berarti proses memecahkan materi menjadi bagian
kecil dan menentukan hubungan antar bagiannya. Pada bagian ini,
pendidik dapat menguji kemampuan peserta didik dengan
menugaskan mereka untuk menguraikan informasi ke dalam
bagian kecil, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat
serta menemukan hubungan sebab akibat. Menganalisis dilakukan
guna mengkaji fakta, konsep, prosedur atau pengetahuan
metakognisi.
e. Mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria
dan standar, seperti ketika peserta didik menguji apakah data-data
yang digunakan mendukung atau menolak hipotesis atau menguji
apakah bahan pembelajaran berisikan bagian yang bertentangan.
Proses mengevaluasi berarti kemampuan untuk mengambil
keputusan, menyatakan pendapat atau memberi penilaian sesuai
kriteria-kriteria tertentu. Peserta didik dituntut agar dapat menilai
sebuah situasi, keadaan atau pernyataan menurut kriteria yang ada.
f. Mencipta berarti proses menyusun elemen-elemen baru menjadi
sebuah keseluruhan yang koheren. Tujuan dari mencipta ialah
peserta didik diminta untuk membuat produk baru mereorganisasi
sejumlah elemen yang belum pernah ada sebelumnya.
Mengembangkan ide, produk atau metode baru dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menggabungkan unsur-unsur menjadi pola atau struktur baru
melalui pengembangan, perencanaan dan produksi. Pendidik dapat
menguji peserta didik dengan menugaskan kepada mereka untuk
membuat sebuah cerita, peralatan, karya seni dan eksperimen.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.5 revisi Taksonomi
Bloom oleh Anderson & Krathwohl, (dalam Sani, 2016), sebagai
berikut:
Tabel 2.5 Revisi Taksonomi Bloom
Tingkatan Taksonomi Bloom
(1956)
Anderson & Krathwohl
(2000)
C1 Pengetahuan Mengingat
C2 Pemahaman Memahami
C3 Aplikasi Menerapkan
C4 Analisis Menganalisis
C5 Sintesis Mengevaluasi
C6 Evaluasi Mencipta
Berdasarkan tabel 2.5 dapat dilihat perubahan Taksonomi dari kata
benda (taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (taksonomi revisi
Anderson & Krathwohl). Perubahan tersebut sesuai dengan
tingkatan proses kognitif. Menurut Anderson & Krathwohl, (2000)
dalam Sani, (2016), tingkat proses kognitif di mulai dari tingkat
kognitif terendah sampai ke tingkat kognitif tertinggi. Untuk lebih
jelas, dapat di lihat pada gambar 2.1, sebagai berikut:
Mencipta
Mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 2.1 Tingkat proses kognitif menurut Anderson dan
Krathwohl (Sani, 2016, p. 104)
Revisi taksonomi oleh Anderson dan Krathwohl
mendeskripsikan perbedaan antara dimensi proses kognitif dan
dimensi pengetahuan (pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan
metakognitif) (Sani, 2016). Dari perbedaan tersebut didalamnya
termasuk kemampuan berpikir tingkat rendah dan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Untuk kemampuan berpikir tingkat rendah,
yaitu mengingat, memahami dan mengaplikasikan. Sedangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi suatu tingkat kognitif maka semakin kompleks
dimensi proses kognitifnya.
D. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
a) Pengertian validitas
Menganalisis
Mengaplikasikan
Memahami
Mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Menurut Sudjana, (1990), validitas merupakan ketepatan alat
penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul
menilai apa yang dinilai. Selanjutnya Sudjana, menjelaskan
validitas tidak berlaku umum dikarenakan bergantung pada situasi
dan tujuan penilaian. Sehingga suatu alat penilaian yang sudah
valid untuk penilaian tertentu belum tentu valid untuk tujuan lain
(Sudjana, 1990).Validitas merupakan salah satu ciri tes yang tidak
semata-mata valid dan tidak valid (Sunarti & Rahmawati, 2014).
Dimana adanya perbedaan tingkat dan kadar validitas dalam
bentuk kategori, seperti sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah.
b) Macam-macam validitas
Menurut Suryabrata, (2005), dalam bidang psikologi validitas atau
kesahihan dibagi menjadi tiga konteks, yaitu:
1) Validitas penelitian berarti kesesuaian antara hasil penelitian
dan keadaan yang sebenarnya atau sejauh mana hasil
penelitian mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
2) Validitas soal berarti derajat kesesuaian antara sesuatu soal
dengan perangkat soal-soal, dengan ukuran validitas soal yaitu
korelasi antara skor pada soal itu dengan skor pada perangkat
soal yang dihitung dengan korelasi biserial. Isi dari validitas
soal adalah daya pembeda soal. Menurut Suryabrata, (2005),
seseorang tidak dapat mengklaim bahwa dengan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kumpulan validitas soal berarti sudah memiliki validitas tes.
Selanjutnya Suryabrata, (2005), menjelaskan bahwa kumpulan
atau perangkat soal itu bersama-sama mengukur sesuatu.
Tetapi apakah sesuatu merupakan hal yang diukur oleh tes,
informasinya tidak ada (Suryabrata, 2005).
3) Validitas tes merupakan sejauh mana tes mengukur apa yang
diukur. Tujuannya untuk menunjukkan derajat fungsi
mengukurnya suatu tes atau derajat kecermatan ukurnya suatu
tes. Menurut Suryabrata, (2005), untuk mengkaji suatu alat
ukur, sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang dimaksud,
maka validitas tes dibedakan menjadi tiga, yaitu:
(a) Validitas Isi
Validitas isi tes menunjuk pada sejauh mana tes
mengukur apa yang dimaksud untuk diukur. Ukuran
sejauh mana ditentukan menurut derajat representatif isi
tes dengan hal yang akan diukur. Validitas tes ditentukan
melalui pendapat professional dalam proses telaah soal
menggunakan spesifikasi tes yang dikembangkan.
Menurut Purwanto, (2009), validitas isi merupakan
pengujian isi validitas guna memantau kebenaran tes hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
belajar agar sesuai dengan kenyataan, dan menggunakan
sampel butir dari suatu populasi butir. Tujuan pengujian
validitas butir adalah guna menjamin pengujian sampel
dari sebuah populasi, dimana sampel yang diambil
mewakili sifat dari suatu populasi. Uji validitas isi,
dilakukan dengan cara menelaah butir instrumen,
meminta pertimbangan ahli dan analisis korelasi butir-
total.
Apabila dilakukan pengembangan dari butir-butir tes
hasil belajar, harus berpetokan pada kisi-kisi yang
direncanakan. Dimana, uji validitas isi dilaksanakan
dengan menelaah butir (item review) agar sesuai dengan
isi pada perencanaan kisi-kisi dengan kata lain, materi
instrumen tes hasil belajar tidak menyimpang dari kisi-
kisi.Hal ini yang menjadikan kisi-kisi sangat penting
dalam pengujian validitas isi.
(b) Validitas Kriteria
Menurut Suryabrata, (2005), validitas alat ukur
dilihat dari sejauh mana hasil pengukuran dengan alat
yang dipersoalkan sama atau mirip dengan hasil
pengukuran alat lain sebagai kriteria. Kriteria yang
dimaksud ialah hasil pengukuran atribut yang sama
dengan alat lain yang dianggap sebagai alat ukur yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
baik atau memenuhi persyaratan akademik dan
professional. Validitas kriteria merupakan uji coba
validitas antara tes hasil belajar dan yang bukan tes hasil
belajar (Purwanto, (2009)). Uji coba instrumen valid
apabila sudah menguji hasil menggunakan hasil
pengukuran kriteria.
Validitas kriteria dibagi menjadi dua, yaitu: (1)
validitas konkuren, uji validitas dengan kriteria eksternal,
misalnya: tes hasil belajar akhir semester, menggunakan
hasil ulangan sebagai kriteria, (2) validitas prediktif, uji
validitas menggunakan kriteria eksternal, membanding
sebelum adanya tes hasil belajar, misalnya:
membandingkan nilai peserta didik baru sebelum dan
sesudah mengikuti pelajaran di kelas.
(c) Validitas Konstruk
Menurut Suryabrata, (2005), validitas konstruk
mempersoalkan sejauh mana skor-skor hasil pengukuran
dengan instrumen yang dipersoalkan menjadi suatu nilai
dari konstruk yang mendasari suatu penyusunan alat ukur.
Validitas konstruk menunjukkan apakah tes yang disusun
sesuai dengan konsep ilmu yang dites. Menurut Sunarti &
Rahmawati, (2014), validitas konstruk merupakan usaha
untuk menunjukkan skor yang dihasilkan benar-benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mencerminkan konstruk yang sama dengan sasaran
pengukuran. Validitas konstruk merupakan uji coba
validitas dengan melihat kesesuaian antara konstruksi
butir dengan kisi-kisi (Purwanto, 2009).
Menurut Sudjana, (1990), validitas konstruk
berhubungan dengan kesanggupan alat penilaian untuk
mengukur pengertian yang terkandung dalam materi yang
diukur. Pengertian itu dalam konsep kemampuan, minat,
sikap yang jelas untuk diukur. Untuk memudahkan dalam
pengukuran membutuhkan indikator dari setiap konsep.
Menurut Sudjana, suatu Indikator dapat dilakukan dengan
menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar
teori pengetahuan ilmiah dan menggunakan pengalaman
empiris seperti kejadian dari kehidupan nyata.
2. Reliabilitas
a) Pengeritan Reliabilitas
Menurut (Sudjana, 2009), reliabilitas alat penilaian adalah
keajengan alat dalam menilai apa yang dinila dengan maksud
apabila alat penilaian tersebut digunakan secara terus menerus dan
pada objek yang sama tetapi memberi hasil yang relatif sama.
Menurut (Purwanto, 2009), reliabilitas berarti kemampuan alat
ukur dalam melakukan pengukuran yang tepat. Selanjutnya
Purwanto, menjelaskan reliabilitas merupakan keakuratan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dihasilkan oleh alat ukur suatu pengukuran. Suatu alat ukur yang
reliabel dapat menghasilkan ukuran sebenarnya atau memberikan
hasil yang relatif stabil dan konsisten akibat hasil pengukuran galat
minimal.
b) Jenis-jenis Reliabilitas
1) Reliabilitas tes ulang
Menurut Sudjana, (1990), tes ulang merupakan penggunaan
alat penilaian terhadap subjek yang sama, namun dilakukan
dua kali pada waktu yang berbeda. Menurut Sunarti &
Rahmawati, (2014), tes-retes merupakan teknik yang
ditempuh untuk mengujikan instrumen tes yang sama dua kali
pada subjek yang sama dalam rentang waktu yang berbeda.
Rentang skor yang diperoleh pengujian pertama dan kedua
dikorelasi guna melihat korelasi koefisiennya. Sehingga
besarnya korelasi dinyatakan sebagai indeks reliabilitas.
Apabila koefisien korelasi yang diperoleh cukup tinggi maka
tes yang dilakukan dinyatakan reliable.
2) Reliabilitas pecahan setara
Sudjana, (1990), menjelaskan teknik ini dilakukan dengan
menggunakan hasil dari bentuk tes yang sebanding atau setara
yang diberikan pada subjek yang sama dan pada waktu sama.
Menurut Sunarti & Rahmawati, (2014), menjelaskan bahwa
teknik dilaksanakan dengan mengembangkan tes lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sejenis namun karakteristiknya sama, yaitu memiliki
kesejajaran dalam bentuk, panjang, tingkat kesulitan alokasi
waktu menyelesaikan tes. Selanjutnya Sudjana, (1990),
menjelaskan teknik ini memerlukan dua perangkat tes yaitu
untuk melihat kesamaan dan kesetaraan, dari segi isi, tingkat
kesukaran, abilitas yang diukur, jumlah pertanyaan, bentuk
pertanyaan maupun segi teknis lainnya. Apabila dilakukan
secara optimal maka teknik ini dianggap paling baik
dibandingkan tes ulang.
Untuk kesulitannya, terletak pada penyusunan perangkat
tes yang benar-benar mengandung derajat kesetaraan yang
tinggi. Cara menguji tingkat reliabilitas ialah dengan
mengujicobakan kedua perangkat tes kepada subjek yang
sama. Sehingga dapat melihat korelasinya, tinggi rendahnya
koefisien korelasi mencerminkan tinggi rendahnya reliabilitas
dari kedua perangkat.
3) Reliabilitas belah dua
Menurut Sunarti & Rahmawati, (2014), teknik yang dilakukan
ialah dengan mengujikan seperangkat tes satu kali pada sekali
pengujian terhadap kelompok subjek. Setelah skor didapat,
butir-butir soal dibagi menjadi dua bagia yang sama. Cara
untuk membaginya dilakukan dengan membagi dua bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
atas dasar nomor dasar ganjil dan genap. Selanjutnya kedua
jumlah skor dikorelasikan untuk mendapatkan koefisiennya.
4) Kesamaan rasional
Teknik ini dapat dilakukan dengan menghubungkan setiap
butir dalam satu tes dengan butir-butir lainnya secara
keseluruhan tes itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan ada beberapa
validasi, yaitu validasi isi, validasi kriteria dan validasi konstruk.
Sedangkan reliabilitas dibedakan menjadi, yaitu raliabilitas tes ulang,
reliabilitas pecahan setara, reliabilitas belah dua dan reliabilitas
kesamaan rasional.
E. Classical Test Theory (CTT)
Classical Test Theory (CTT) adalah metode pertama yang
dikembangkan untuk pengukuran. Teori-teori CTT mendominasi
pengembangan rumus reliabilitas dan validitas yang dikenal dewasa ini
(Suryabrata, 2005). Model dari pendekatan teori tes klasik ini disebut
sebagai model skor murni (true score model). Pendekatan ini telah
berhasil meletakkan dasar-dasar konsep dalam analisis karakteristik
psikometri perangkat ukur psikologi (Crocker & Algina, (1986), dalam
Suryabrata, (2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Pendekatan CTT ini juga telah berkontribusi dalam
pengembangan pengukuran psikometri dan pendekatan ini dianggap
sebagai model yang sederhana dan kuat. Fokus utama dari pendekatan ini
adalah informasi pada level tes dan juga menyediakan informasi
mengenai item-item yang digunakan (Coaley, 2010), dalam Suryabrata,
(2005). Selain itu, teori tes klasik ini juga praktis dan tidak memerlukan
perhitungan yang rumit (Kaplan & Saccuzo, 2005) dalam Suryabrata,
(2005).
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam teori uji klasik, yaitu
tingkat kesukaran butir, daya beda butir, penyebaran pilihan jawaban dan
reliabililtas skor tes (Safari, 2000), dalam Suryabrata, (2005).
1. Tingkat Kesukaran Butir (P)
Tingkat kesukaran butir soal merupakan peluang untuk menjawab
benar pada suatu tingkat yang dinyatakan dalam bentuk indeks.
Indeks kesukaran pada umumnya dalam bentuk proporsi dengan
besaran antara 0,00 – 1,00. Perhitungan indeks tingkat kesukaran
dapat dilihat dengan rumus berikut:
𝑝 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑠
Semakin besar nilai p maka semakin besar pula proporsi peserta
tes dalam menjawab benar, sehingga soal tersebut dianggap mudah.
Semakin kecil nilai p, maka soal tersebut dianggap sukar. Pada teori
ini, tingkat kesulitan butir soal tergantung pada kemampuan peserta
tes. Bagi peserta tes yang berkemampuan sedang, maka suatu butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
soal menjadi sukar. Sedangkan bagi peserta tes yang berkemampuan
tinggi, tingkat kesukarannya rendah. Sehingga pada butir soal yang
mudah, memperlihatkan kemampuan peserta tes yang tinggi
sedangkan pada butir soal yang sukar, kemampuan peserta tes dalam
menjawab menjadi rendah.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat
kesukaran butir soal tidak sepenuhnya menggambarkan ukuran
karakteristik butir soal yang sebenarnya, melainkan menggambarkan
kemampuan rata-rata kelompok peserta tes. Klasifikasi tingkat
kesukaran soal dalam Nitko, (1996), dalam Suryabrata, (2005)
sebagai berikut:
Jika nilai p diantara 0,00 – 0,30 soal tergolong sukar.
Jika nilai p diantara 0,31 – 0,70 soal tergolong sedang.
Jika nilai p diantara 0,71 – 1,00 soal tergolong mudah.
2. Daya Pembeda (DP)
Daya pembeda soal merupakan nilai indeks butir soal yang
membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan
peserta tes yang berkemampuan rendah. Daya pembeda suatu butir
soal didasari oleh hasil tes itu sendiri. Sehingga hasil dari suatu tes
tidak berlaku untuk kelompok lain. Indeks daya pembeda berkisar
antara -1,00 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi nilai daya pembeda
soal, maka semakin baik soal tersebut. Daya pembeda soal untuk
bentuk pilihan ganda, menggunakan rumus berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
𝐷𝑃 =2(𝐵𝐴 − 𝐵𝐵)
𝑁
DP = daya pembeda soal
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
N = jumlah siswa yang mengerjakan tes
Crocker & Algina, (1896) dalam (Sudaryono, 2013), daya
pembeda diklasifikasikan sebagai berikut:
Jika DP ≥ 0,4 maka butir soal/diterima.
Jika 0,3 ≤ DP < 0,4 maka butir soal cukup baik.
Jika 0,2 ≤ DP < 0,3 maka butir soal perlu diperbaiki.
Jika DP < 0,2 maka soal ditolak.
Selain menggunakan rumus di atas, untuk mengetahui daya pembeda
soal bentuk pilihan ganda, dapat menggunakan rumus korelasi
biserial sebagai berikut:
rbis=𝑋𝑏−𝑋𝑠
𝑋𝑏√𝑝𝑞
Keterangan:
rbis = koefisien biserial
Xb = rata-rata skor kriteria peserta yang memilih jawaban benar
Xs = rata-rata skor kriteria peserta yang memilih jawaban salah
P = proporsi peserta yang menjawab benar terhadap semua peserta
q = proporsi jawaban salah terhadap semua jawaban peserta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Semakin tinggi nilai korelasi biserial maka semakin baik soal
tersebut.
3. Penyebaran Pilihan Jawaban
Penyebaran pilihan jawaban merupakan salah satu bagian langkah
pengembangan dari penulisan soal.Pedoman penulisan soal bentuk
pilihan ganda (Suryabrata, 2005, p. 110), menjelaskan buatlah semua
pengecoh masuk akal dan menarik bagi peserta tes yang kurang tahu
atau yang kurang mampu tentang hal yang diukur oleh soal yang
tersebut. Suatu pilihan jawaban (pengecoh) dapat dikatakan
berfungsi apabila kurang lebih dipilih oleh 5% peserta tes dan paling
banyak dipilih oleh peserta tes yang belum memahami materi
(Safari, 2000), dalam Suryabrata, (2005).
4. Reliabilitas Skor Tes
Tujuan dari reliabilitas skor tes ialah untuk mengetahui tingkat
ketepatan (precision) dan kekonsistenan skor tes.Indeks reliabilitas
antara 0 – 1. Sehingga semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes
atau mendekati 1 , maka samikin tinggi juga ketepatannya.
F. Item Respon Theory (IRT)
Teori tes modern didasari oleh sifat-sifat atau kemampuan yang laten,
berupa kinerja (performance) atau respons subjek terhadap butir soal
tertentu. Dimana teori ini menggunakan model sifat laten (latent traits
model). Sehingga teori ini dikenal sebagai teori respons butir soal atau Item
Response Theory (IRT) (Suryabrata, 2005). Menurut Hambleton, (1991),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
(dalam Suryabrata, 2005), teori respon butir dilandasi oleh kinerja yang
menjadi subjeknya. Kinerja subjek pada suatu butir soal dapat diprediksi
atau dijelaskan dari segi faktor berupa sifat dan kemampuan.Kinerja subjek
lainnya berupa fungsi meningkat secara monotonik atau fungsi karakteristik
butir soal yang terlihat pada Item Characteristic Curveatau (ICC). Dimana
semakin baik performance subjek akan semakin banyak respon (jawaban
pada item tes) yang benar.
1. Asumsi Teori Respon Butir
Suatu asumsi yang digunakan dalam model IRT ialah hanya satu
kemampuan yang diukur oleh butir-butir soal yaitu perangkat tes.
Menurut Hambleton, (1991), (dalam Suryabrata, 2005), teori respon
butir mempunyai beberapa asumsi, antara lain, yaitu
unidimensionalitas, local independece dan fungsi karakteristik butir
soal yang menyatakan hubungan sebenarnya (true relationship) antara
variabel yang tak dapat diobservasi (kemampuan) dengan variabel yang
dapat diobservasi, yaitu respons butir soal. Asumsi unidimensionalitas
menggambarkan bahwa hanya satu kemampuan yang diukur oleh
sekumpulan butir-butir soal dalam tes. Dimana adanya faktor-faktor
dominan yang mempengaruhi hasil suatu tes. Faktor-faktor tersebut
yang disebut kemampuan yang diukur oleh suatu tes.
Sedangkan local independence atau ketidaktegantungan local
menyatakan bahwa sikap kemampuan yang mempengaruhi suatu tes
ialah konstan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa asumsi ini tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
ada korelasi antara respon peserta tes pada butir soal yang berbeda.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa kemampuan yang dinyatakan dalam
model ini adalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi respon
peserta tes pada butir-butir soal.
2. Model Teori Respon Butir
Model teori respon butir dapat dikategorikan berdasarkan
jumlah respon yang diskor, yaitu dikomotomi dan politomi. Pada
model dikotomi, respon aitem diskor ke dalam dua kelompok yang
menunjukkan sukses (1) atau gagal (2). Item pilihan berganda juga
termasuk ke dalam model dikotomi karena walaupun memiliki
banyak pilihan jawaban, namun jawaban tetap di skor sebagai benar
atau salah (Embretson, 2000)dalam Suryabrata, (2005). Pada model
politomi, sebuah aitem memiliki lebih dari dua pilihan respon
jawaban. Masing-masing respon tersebut memiliki nilai skor yang
berbeda-beda pula. Contohnya seperti item model Likert yang mana
setiap pilihan jawaban di skor dari rentang 1 sampai 5 (Embretson,
2000) dalam Suryabrata, (2005).
Teori respon butir memiliki 4 model fungsi distribusi logistik,
yaitu model logistik 1 parameter, model logistik 2 parameter, model
logistik 3 parameter dan 4 model logistik parameter (Naga, 1992)
dalam Sudaryono, (2013). Perbedaan empat model ini terletak pada
jumlah parameter yang digunakan.
a) Model Logistik 1 Parameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Model paling sederhana dalam teori respon butir adalah
model logistik 1 parameter yang dikenal sebagai model Rasch.
Model Rasch hanya menggunakan parameter b atau kesulitan
item untuk membedakan antar item. Variabel independen dalam
model ini adalah trait score (Өs) dan tingkat kesulitan item (βi).
Sedangkan variabel dependennya adalah respon dikotomi
(sukses atau gagal, benar atau salah) dari orang tertentu tentang
suatu item. Terdapat dua versi variabel dependen, yaitu log odds
dan probability (Embretson, 2000) dalam Suryabrata, (2005).
Pada log odds dalam Rasch model, odds menunjukkan
rasio jumlah benar dengan jumlah berhasil (Embretson, 2000)
dalam Suryabrata, (2005). Rasio ini terlihat dari perbedaan
antara trait score (Өs) dengan tingkat kesulitan aitem (βi).
Sehingga rasio kemungkinan berhasil untuk subjek s pada item
i, yaitu Pis, terhadap kemungkinan gagal, yaitu 1- Pis,
ditunjukkan seperti berikut ini:
In [Pis / (1 - Pis)] = Өs - βi (1)
Ketika tingkat kesulitan item meningkat, maka log odds akan
menurun. Ketika tingkat kesulitan item sama dengan trait level,
log odds akan bernilai 0. Jika trait level lebih besar daripada
tingkat kesulitan item, maka orang tersebut akan lebih mungkin
untuk berhasil. Sebaliknya, jika tingkat kesulitan item lebih
besar daripada trait level, maka orang tersebut lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
berkemungkinan untuk gagal (Embretson, 2000) dalam
Suryabrata, (2005).
Terdapat beberapa ciri dari Rasch model seperti di bawah
ini (Embretson, 2000) dalam Suryabrata, (2005).
(1) Estimasi trait level dapat dilakukan pada item manapun
yang telah diketahui tingkat kesulitan itemnya.
(2) Kedua properti item dan trait level berkaitan dengan
perilaku karena pada subjek dan item terdapat parameter-
parameter yang terpisah.
(3) Trait level dan properti item merupakan variabel
independen yang dapat diestimasi secara terpisah.
(4) Probabilitas respon akan meningkat dengan menjumlahkan
nilai konstan ada trait level atau dengan membagi kesulitan
item dengan nilai konstan tersebut.
b) Model Logistik 2 Parameter
Model logistik 2 parameter mempunyai dua elemen dalam
bentuk, yaitu parameter kesulitan item dan parameter daya beda.
c) Model Logistik 3 Parameter
Model logistik 3 parameter memiliki dengan elemennya, yaitu
parameter kesulitan item, daya pembeda, dan peluang tebakan
yang ditunjukkan pada item pilihan ganda.
d) Model Logistik 4 Parameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Model logistik 4 parameter untuk menganalisis dengan melihat
parameter kesulitan item, parameter daya beda, parameter
peluang tebakan dan penyebab lain.
Pada penelitian ini, model yang dipilih adalah model logistik 1
parameter untuk melihat parameter kesulitan aitem pada sub tes RA
dengan alasan lebih praktis dan lebih mudah untuk dilakukan oleh
peneliti. Metode estimasi yang akan digunakan adalah metode
kemungkinan maksimum marginal. Metode ini disarankan karena
membantu mengurangi pengaruh panjang tes maupun sampel dengan
asumsi bahwa distribusi kemampuan adalah normal.
3. Parameter Teori Respon Butir
Pada teori respon butir terdapat tiga unsur parameter yaitu
paramater item, parameter peserta dan parameter respon (Naga,
1992). Ketiga unsur ini berhubungan sehingga menghasilkan fungsi
atau Kurva Karakteristik Item. Hal ini tampak dari respon peserta
terhadap item yang berhubungan dengan atau dapat ditentukan oleh
ciri item atau ciri peserta yang bersangkutan. Dalam hubungan ini,
ciri peserta dinyatakan melalui parameter peserta (Ө), ciri item
dinyatakan melalui tiga parameter item a, b, dan c, serta ciri respon
dinyatakan dalam bentuk probabilitas jawaban benar (P(Ө)).
Parameter peserta (Ө) hanya bisa diukur melalui respon subjek
terhadap suatu item yang membentuk suatu kontinum. Secara teoritis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
nilai baku untuk parameter peserta membentang dari minus tak
terhingga sampai positif tidak terhingga. Namun secara praktis, nilai
baku yang dianggap berguna hanya terletak antara -4 sampai +4.
Parameter item a adalah parameter item yang berkaitan dengan
daya beda yaitu kemampuan item untuk mempertegas perbedaan
subjek yang mampu menjawab dengan benar dan yang tidak. Nilai
parameter item a bergerak dari 0 sampai dengan +2. Kemudian,
parameter item b adalah parameter item yang berkaitan dengan
kesulitan item yaitu sulit atau mudahnya item tersebut untuk dijawab
oleh subjek. Nilai parameter item b bergerak dari -2 sampai +2.
Sedangkan parameter item c adalah parameter yang berkaitan dengan
peluang tebakan semu subjek yakni peluang yang dapat
menyebabkan subjek secara kebetulan menjawab item tersebut
dengan benar. Nilai responsi atau jawaban benar dari subjek terhadap
item tersebut terletak di antara 0 dan 1.
4. Dikotomus
Pada pengukuran pendidikan, kesehatan, psikolog dan lainnya,
penskoran sering dilakukan secara dikotomi. Misalnya pada
pendidikan, evaluasi hasil belajar, peserta didik menjawab benar
diberi skor 1 dan menjawab salah diberi skor 0. Jumlah skor tersebut
akan dijadikan sebagai skor total. Dalam pendekatan teori respon
butir terdapat dua alternatif yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Alternatif tersebut yaitu prinsip relativitas dan prinsip
probabilitas. Prinsip relativitas, unit dasar pengukuran berfokus pada
performance peserta didik relatif terhadap butir. Menurut Keeves dan
Alagumalai, dalam Retnawati, (2014, p. 13), jika kemampuan peserta
didik melampau tingkat kesukaran butir, maka respon peserta didik
diharapkan benar, jika kemampuan peserta didik kurang dari tingkat
kesukaran butir maka respon peserta didik diharapkan salah.
5. Politomus
Menurut Van Der Linder dan Hambelton, dalam Retnawati,
(2014), model politomi antara lain Nominal Respon Model (NRM),
Rating Scale Model (RSM), Partial Credit Model (PCM), Graded
Respons Model (GRM) dan Generalized Partial Credit Model
(GPCM). Model respon butir politomi dikategorikan model respon
butir nominal dan ordinal. Butir dengan hasil jawaban tidak berurutan
dan memiliki tingkat kemampuan yang diukur, maka penskorannya
menggunakan model respon butir nominal. Sedangkan, model respon
butir ordinal digunakan pada jawaban dengan kategori tertentu secara
tersusun. Penskoran yang sering digunakan yaitu GRM, PCM dan
GPCM. Skala Likert merupakan contoh dari penskoran ordinal model
GRM.
Dalam Ratnawati, (2014), pada skala Likert, peserta dapat
menjawab Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju
(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Penskoran dibedakan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pernyataan positif dan pernyataan negatif. Skor pernyataan positif,
Sangat Setuju diberi skor 5, Setuju skor 4, Netral skor 3, Tidak Setuju
skor 2 dan Sangat Tidak Setuju skor 1. Sedangkan, skor pada
pernyataan negatif, Sangat Setuju skor 1, Setuju skor 2, Netral skor
3, tidak Setuju skor 4 dan Sangat Tidak Setuju skor 5.
G. Program Quest
Analisis item menggunakan program QUEST memberikan informasi
hasil analisis item menurut teori tes klasik (classical test theory atau CTT)
dan menurut teori tes modern atau teori respons item (item response theory
atau IRT). Item response theory (IRT) hasil program QUEST mengacu
kepada model logistic satu parameter (1-parameter logistic) atau disingkat
model1-PL atau disebut model Rasch. Hasil analisis satu parameter yang
dimaksud adalah tingkat kesulitan item. Model ini dikenal dengan model
Rasch untuk data dengan skala dikotomus (kategori-1 bila memiliki skor 0
dan kategori-2 bila memiliki skor 1). Untuk data dengan skala politomus
(lebih dari dua kategori (misalnya kategori-1 bila memiliki skor 0, kategori-
2 bila memiliki skor 1, kategori-3 bila memiliki skor 2, dan dapat ditambah
kategori selanjutnya sesuai dengan penambahan skor yang dimiliki).
Program QUEST dapat menganalisis data skala politomus sampai 10
kategori (kategori terendah yakni kategori-1 yakni berskor 0 karena salah
atau melewatinya, dan kategori tertinggi adalah kategori-10 yakni kategori
berskor 9 karena tidak mengerjakan akibat kehabisan waktu). Syarat dari
prinsip IRT ialah semua item bersifat unidimensi, yaitu: mengukur aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
yang sama dan indek kemampuan pada satu garis yang sama dengan tingkat
kesulitan item. Program analisis atau program kalibrasi menggunakan IRT
dapat dilakukan kalibrasi menurut satu parameter yaitu didasarkan pada
tingkat kesulitan (diberi simbol β atau b) sehingga disebut model satu
parameter logistik atau model 1-PL atau disebut Model Rasch. Ada yang
mendasarkan pada dua parameter, yakni: daya beda (diberi simbol a) dan
tingkat kesulitan (b) sehingga disebut model 2-PL. Ada pula yang
mendasarkan pada tiga parmeter, yakni daya pembeda, tingkat kesukaran,
dan guessing (diberi simbol c), sehingga disebut Model 3-PL.
Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa pada analisis butir
soal kognitif dengan program Quest menggunakan model Rasch atau model
1-PL, data yang dimasukan berupa data dikotomi pada soal pilihan ganda.
Untuk instrumen yang jawabannya dikotomi dapat dinyatakan dengan huruf
mulai dari A sampai dengan I atau dengan angka dari 0 sampai dengan 9.
H. Jurnal Penyesuaian
Menurut (Sucipto, Moelyati, & Sumardi, 2011), jurnal penyesuaian
adalah proses penyesuaian tentang catatan atau fakta yang sebenarnya pada
akhir periode akuntansi. Tujuan penyesuaian adalah menetapkan saldo
catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga setiap perkiraan saldo
rill, khususnya perkiraan saldo kewajiban dan harta menunjukan jumlah
yang sebenarnya dan menghitung setiap perkiraan nominal (perkiraan
pendapatan dan beban) yang sebenarnya selama periode yang bersangkutan.
Selanjutnya Sucipto, Moelyati & Sumardi, (2011), menjelaskan jurnal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
penyesuaian dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu jurnal penyesuaian
perusahaan jasa dan jurnal perusahaan dagang. Berikut uraian dari dua jenis
jurnal penyesuaian, yaitu:
1. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa
Transaksi-transaksi jurnal penyesuaian perusahan jasa antara lain,
yaitu:
a. Perlengkapan
Perlengkapan yang sudah dipakai merupakan perlengkapan yang
sudah habis dipakai oleh perusahaan, seperti kertas atau bolpoin
yang sudah digunakan. Jurnal penyesuaian yang perlu
disesuaikan apabila nilai akun Perlengkapan pada neraca saldo
lebih besar dari nilai fisik perlengkapan. Maka yang perlu dicatat
penyesuaiannya adalah dengan mendebet akun Beban
Perlengkapan dan mengkredit akun Perlengkapan.
b. Beban yang Masih Harus Dibayar
Jurnal penyesuaian dalam transaksi ini misalnya, perusahaan
membayar upah pegawai minggunan setiap Sabtu. Tarif upah Rp
60.000,00 per hari. Pembayaran upah terakhir tanggal 28
Desember 2018. Dengan demikian, upah karyawan tanggal 30
dan 31 Desember belum dibayar karena baru akan dibayar pada
hari sabtu tanggl 5 Januari tahun berikutnya. Ini berarti sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
akhir periode akuntansi terdapat upah yang belum dibayar selama
2 hari @Rp 60.000,00 = Rp 120.000,00. Maka perlu adanya
jurnal penyesuaian yaitu dengan mendebet akun Beban Gaji dan
mengkredit akun Utang Gaji sebesar Rp 120.000,00.
c. Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi ini, misalnya
perusahaan menyimpan uang di Bank Pasifik Rp 1.000.000,00
pada tanggal 1 September 2010. Suku bunganya 18% per tahun
dan bunga diterima setiap enam bulan sekali (1 Maret dan 1
September). Sehingga jelas bahwa bunga akan diterima pada 1
Maret 2011 dan pada akhir periode terdapat bunga yang belum
diterima yaitu selama empat bulan (1 September–31 Desember)
sebesar Rp 60.000,00 dari 4/12 x 18% x Rp 1.000.000,00. Maka,
jurnal penyesuaian yang perlu dicatat dengan mendebet Piutang
Dagang dan mengkredit Pendapatan Bunga.
d. Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan aktiva tetap merupakan beban yang terjadi akibat
pemakaian aktiva tetap. Diantaranya pemakaian gedung, tanah,
peralatan dan kendaraan bagi usaha yang bergerak bagian jasa.
Misalnya, akun peralatan kontor memperlihatkan jumlah Rp
20.000.000,00. Diputuskan oleh manajemen, tarif penyusutan
10%. Sehingga besarnya penyusutan Rp 200.000,00. Maka jurnal
penyesuaian yang perlu dicatat adalah mendebit akun Beban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Penyusutan Peralatan dan mengkredit Akumulasi Penyusutan
Peralatan sebesar Rp 200.000,00.
e. Beban Dibayar Dimuka
Transaksi beban dibayar dimuka merupakan kegiatan
membayar premi asuransi untuk masa tertentu. Misalnya pada
tangga 1 April 2010 perusahaan membayar premi asuransi untuk
satu tahun sebesar Rp 300.000,00. Untuk mencatat jurnal
penyesuaian pada transaksi ini dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi.
Untuk pendekatan neraca dapat dicatat dengan mendebet akun
Beban Asuransi dan mengkredit akun Asuransi Dibayar Dimuka
sebesar Rp 225.000,00. Dimana, premi asuransi dianggap sebagai
aset. Sedangkan untuk pendekatan laba rugi dapat dicatat dengan
mendebit akun Asuransi Dibayar Dimuka dan mengkredit akun
Beban Asuransi sebesar Rp 75.000,00. Dimana, premi asuransi
dianggap sebagai beban.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 asuransi yang
sudah dimanfaatkan (sudah menjadi beban tahun 2010) adalah
sembilan bulan (1 April–31 Desember 2010) : 9/12 x Rp
300.000,00 = Rp 225.000,00. Jika menggunakan pendekatan
neraca, jumlah yang sudah menjadi beban tersebut dipindahkan
dari akun asuransi dibayar di muka ke akun asuransi dengan
mengkredit akun asuransi dibayar di muka Rp 225.000,00 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
mendebit beban asuransi dalam jumlah yang sama. Jika
menggunakan pendekatan laba rugi, jumlah yang belum menjadi
beban (3 bulan) : 3/12 x Rp 75.000,00 dipindahkan dari akun
beban asuransi dibayar di muka Rp 75.000,00. Untuk lebih
jelasnya, perhitungan yang menjadi beban dapat dilihat pada
ilustrasi berikut:
2010 2010 2011
1 Apr 31 Des 1 Apr
9 bulan sudah menjadi
beban
2 bulan belum menjadi
beban
f. Pendapatan Diterima di Muka
Pada umumnya penerimaan pendapatan dicatat dalam akun
pendapatan (pendekatan laba rugi). Namun, apabila pendapatan
yang diterima untuk masa lebih dari satu periode dicatat dalam
akun diterima dimuka (pendekatan neraca). Misalnya, pada
tanggal 1 Juli 2010 diterima sewa untuk dua tahun sebesar Rp
2.000.000,00. Maka pada akhir periode 31 Desember 2010
mencatat jurnal penyesuaian dengan menggunakan dua
pendekatan. Pendekatan laba rugi dicatat dengan mendebet
Pendapatan Sewa dan mengkredit Sewa Diterima Di Muka
sebesar Rp 1.500.000,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Sedangkan pendekatan neraca dicatat dengan mendebet
Sewa Diterima Di Muka dan mengkredit Pendapatan Sewa
sebesar Rp 500.000,00. Dimana, pada akhir perode 31 Desember
2010 yang sebenarnya sudah merupakan pendapatan adalah enam
bulan yaitu dihitung mulai 1 Juli-31 Desember 2010 (6/24 x Rp
2.000.000,00 = Rp 500.000,00). Jika menggunakan pendekatan
laba rugi, jumlah yang belum merupakan pendapatan sebesar Rp
1.500.000,00. Sehinggah dipindahkan dari akun Pendapatan
Sewa ke akun Sewa Diterima Di Muka. Sedangkan pendekatan
neraca jumlah yang sudah menjadi pendapatan sebesar Rp
500.000,00. Dipindahkan dari akun sewa diterima di muka ke
akun pendapatan sewa.
g. Piutang Tak Tertagih
Piutang tak tertagih merupakan peristiwa yang terjadi
apabila debitor tidak bisa membayar utangnya karena usahanya
bangkrut. Penyebab lainnya, bisa saja seorang debitor dengan
sengaja berpindah tempat dengan tujuan orang tidak mengetahui
alamatnya. Guna keperluan keuangan maka perusahaan harus
mencatat jurnal penyesuaian akibat kerugian tersebut dalam akun
piutang tak tertagih. Ada dua metode yang digunakan, yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung (metode cadangan).
Untuk metode langsung, dicatat apabila kerugian piutang tak
tertagih pada saat piutang usaha tersebut benar-benar tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
ditagih. Kerugian tersebut langsung dicatat dalam akun kerugian
piutang tak tertagih. Sedangkan metode tidak langsung (metode
cadangan) kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode
terjadinya piutang. Kerugian tersebut dicatat pada jurnal
penyesuaian dengan mendebet kerugian piutang tak tertagih dan
mengkredit cadangan piutang tak tertagih.
h. Pembetulan Kesalahan
Jurnal penyesuaian juga dibuat untuk mencatat kesalahan
yang mungkin dibuat saat pencatatan transaksi. Misalnya selisih
antara rekening koran dan catatan pada perusahaan, kesalahan
nama akun dan kombinasi dari beberapa kesalahan. Sehingga
perlu dibuat pembetulan dengan membuat jurnal penyesuaian.
Beberapa transaksi yang perlu disesuaikan, yaitu:
1) Menerima pelunasan piutang usaha sebesar Rp 750.000,00
dicatat sebagai pelunasan piutang usaha sebesar Rp
570.000,00. Maka pembetulannya dengan mendebet akun
Kas dan mengkredit akun piutang usaha sebesar Rp
180.000,00.
2) Membayar sewa kantor Rp 1.300.000,00 dicatat sebagai
membayar sewa kantor sebesar Rp 1.800.000,00. Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pembetulannya dengan mendebet akun Kas dan mengkredit
Beban Sewa sebesar Rp 500.000,00.
3) Membayar beban bunga Rp 500.000,00 dicatat sebagai
membayar beban gaji. Sehingga pembetulannya dicatat
dengan mendebet akun Beban Bunga dan mengkredit akun
Kas sebesar Rp 500.000,00.
4) Membayar beban sewa sebesar Rp 500.000,00 dicatat
sebagai membayar beban bunga Rp 50.000,00. Maka
pembetulannya dengan mendebet akun Beban Sewa Rp
500.000,00 dan mengkredit akun Beban Bunga sebesar Rp
50.000,00 dan akun Kas sebesar Rp 450.000,00.
5) Menerima pendapatan sewa Rp Rp 750.000,00 dicatat
sebagai membayar beban asuransi Rp 150.000,00. Sehingga
dicatat pembetulan dengan mendebet akun Kas sebesar Rp
900.000,00 dan mengkredit akun Beban Asuransi Rp
150.000,00 dan akun Pendapatan Sewa Rp 750.000,00.
2. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang
Jurnal penyesuaian yang dibuat pada perusahaan dagang
menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan Ikhtisar laba rugi dan
pendekatan harga pokok penjualan / harga perolehan. Jika
menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi yang perlu diperhatikan
adalah penyusunan ayat penyesuaian untuk persediaan barang dagang.
Persediaan barang dagang awal periode (yang terdapat pada neraca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
saldo) dipindahkan ke akun ikhtisar laba rugi yaitu dengan mendebet
akun Ikhtisar laba rugi dan mengkredit persediaan barang dagang.
Sedangkan persediaan akhir periode (menurut perhitungan fisik) jurnal
penyesuaian dengan mendebet persediaan barang dagang dan
mengkredit ikhtisar laba rugi. Sedangkan, pendekatan harga pokok
penjualan, maka jurnal penyesuaian dapat dicatat dengan mendebet
akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan Barang
Dagang (Awal), akun Pembelian dan akun Beban Angkut Pembelian;
mendebet lagi akun Persediaan Barang Dagang (Akhir), akun Retur
Pembelian, akun Potongan Pembelian dan mengkredit akun Harga
Pokok Penjualan.
I. Prosedur Penelitian Pengembangan
Menurut (Suryabrata, 2005, p. 68), prosedur penelitian pengembangan
meliputi langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar. Ada sepuluh
langkah pengembangan instrumen penilaian menurut Suryabrata, yaitu 1)
pengembangan spesifikasi tes, 2) penulisan soal, 3) penelaahan soal, 4)
perakitan soal, 5) uji coba tes, 6) analisis butir soal, 7) seleksi dan perakitan
soal, 8) pencetakan tes, 9) administrasi tes bentuk akhir dan 10) penyusunan
skala dan norma. Berikut ini penjelasan dari masing-masing langkah, yaitu:
1. Pengembangan Spesifikasi Tes
Spesifikasi tes yang dibuat harus menyeluruh, lengkap dan
menunjukkan kepada karakteristik tes itu sendiri. Tes hasil belajar
sendiri minimal memiliki beberapa spesifikasi antara lain: a) wilayah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
yang akan dikenai pengukuran, b) subjek yang akan dites, c) tujuan
testing, d) materi tes, e) tipe soal yang akan digunakan, f) jumlah soal
untuk keseluruhan tes dan untuk masing-masing bagian, g) taraf
kesukaran soal dan distribusi, h) kisi-kisi tes, i) cara perakitan dan j)
rancangan penugasan pada penulisan soal.
2. Penulisan Soal
Penulisan soal merupakan hal yang lazim dilakukan pada tes
psikologis, yang terdiri dari soal yang disusun menurut sistem tertentu.
Setiap soal dalam tes akan menghasilkan informasi tertentu mengenai
orang yang mengerjakan tes tersebut. Tes yang baik haruslah terdiri dari
soal–soal yang ditulis dengan baik. Menulis soal membutuhkan
kemampuan–kemampuan khusus, kemampuan–kemampuan khusus
tersebut ialah:
a) Penugasan akan mata pengetahuan yang di tes
b) Kesadaran akan tata–nilai yang mendasari pendidikan
c) Pemahaman akan karakteristik individu–individu yang di tes
d) Kemampuan membahas gagasan,
e) Penugasan akan teknik penulisan soal, dan
f) Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan dalam menulis soal.
Kemampuan menulis soal yang baik akan berkembang apabila melalui
pengalaman dan praktik, yaitu dengan berlatih menulis soal.
3. Penelaahan Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Setelah penulisan soal selesai, langkah selanjutnya adalah menguji
kualitas soal tersebut. Pengujian secara teoritis ini disebut penelaahan
soal. Untuk menelaah soal ini diperlukan beberapa keahlian,
diantaranya: a) keahlian dalam bidang studi yang diuji, b) keahlian
dalam bidang pengukuran, dan c) keahlian dalam pembahasan gagasan.
Untuk dua keahlian yang pertama jelas ada pendidikan pendidikan
formal yang menyiapkannya, sedangkan untuk keahlian ketiga tidak.
Banyak ahli bahasa yang dapat memikul tugas ini. Penelaah soal adalah
evaluasi terhadap soal–soal yang telah ditulis berdasarkan pendapat
professional.
Evaluasi tersebut dilihat dari tiga bidang, yaitu: 1) dari segi bidang
studi yang diuji, 2) dari segi format dan pertimbangan teknik penulisan
soal, 3) dari segi penerjemah gagasan ke dalam bahasa. Penelaahan ini
menuntut kematangan dan kemendalaman penguasaan materi bidang
studi dan kejelian melihat kesesuaian cakupan antara kumpulan soal
dengan spesifikasi tes, kejelasan akan konsep dasar, proses
fundamental, saling hubungan antara fakta dan kejadian sangat
diperlukan.
4. Perakitan Soal
Setelah soal–soal ditelaah langkah selanjutnya, soal tersebut
digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu: a) soal–soal yang dianggap
baik, maka soal diterima, b) soal yang dianggap tidak baik, maka soal
ditolak, dan c) soal–soal yang kurang baik, setelah direvisi lalu dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
diterima. Soal–soal yang diterima langsung maupun revisi merupakan
kumpulan soal yang perlu ditata dengan cara tertentu. Hasil perakitan
soal ini adalah tes yang secara teori baik dan siap diujicobakan.
5. Uji Coba Tes
Langkah berikut setelah sejumlah butir soal ditulis dan dikaji dalam
penelaahan soal, maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan data
empiris melalui uji–coba sebagai dasar untuk memperbaiki soal–soal
dan memilih soal–soal terbaik untuk disusun menjadi tes dalam bentuk
akhir sesuai dengan tujuan pengembangan tes.
6. Analisis Butir Soal
Untuk memberi gambaran yang lebih jelas biasanya karakteristik
soal–soal itu dikuantifikasikan ke dalam indeks–indeks statistik. Ada
beberapa teknis dan indeks yang digunakan yaitu taraf kesukaran soal,
daya pembeda soal (indeks diskriminasi) dan teknik analisis
konfensional, yaitusebagai berikut:
a. Taraf kesukaran soal
Taraf kesukaran soal yaitu banyaknya soal untuk masing–
masing taraf kesukaran, berapa rata–rata taraf kesukaran yang
diinginkan. Taraf kesukaran pada tes disusun berdasarkan tujuan
tes yang sedang disusun itu, misalnya tes yang diujikan bertujuan
untuk membedakan taraf kemampuan peserta didik dari yang
rendah sampai yang tinggi. Oleh karena itu sebaran taraf kesukaran
soal yang disusun lebih luas agar peserta didik yang pandai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
tertantang (karena ada soal yang sukar) dan peserta didik yang
belum mampu, masih ada kesempatan untuk mengerjakan (karena
ada soal yang mudah). Indeks kesukaran soal yang paling banyak
digunakan adalah taraf kesukaran p, yaitu proporsi banyaknya
jawaban benar terhadap semua jawaban (biasanya dalam persen).
Rumus indeks kesukaran soal adalah
P = B / T
Keterangan:
P = Indeks kesukaran soal
B = banyaknya subjek yang menjawab benar
T = banyaknya subjek yang mengerjakan soal
Indeks kesukaran soal P ini terdapat banyak kelemahan, yaitu
a) P sebenarnya ukuran kemudahan soal, semakin tinggi P maka
soal semakin mudah begitu sebaliknya semakin rendah P maka soal
semakin sukar, dan b) P tidak berhubungan secara linear dengan
skala kesukaran soal, namun P sangat berguna untuk
memperkirakan rata–rata skor tes, maka P harus dihitung.
b. Daya pembeda soal
Daya pembeda soal diukur dari kesesuaian soal dengan
keseluruhan tes dalam membedakan peserta didik yang tinggi
kemampuannya dan siswa yang rendah kemampuannya yang
diukur dalam tes yang bersangkutan. Teknik yang banyak
digunakan untuk mengukur daya pembeda adalah korelasi antara
skor pada soal tertentu yang merupakan data kontinu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
didiktomisasikan menjadi benar dan salah, atau 1 dan 0 dengan
skor soal (data kontinu). Rumus korelasi biserial ialah:
rbis = 𝑋𝑏−𝑋𝑠
𝑆𝑡 x
𝑝(1 − 𝑝)
𝑦
atau
rbis = 𝑋𝑏−𝑋𝑡
𝑆𝑡 x
𝑝)
𝑦
atau
rbis = 𝑋𝑏−𝑋𝑠
𝑋𝑏 x √pq
Keterangan:
𝑋𝑏= rata–rataskor kriteria subjek yang memilih jawaban benar
𝑋𝑠 = rata–rata skor kriteria subjek yang memilih jawaban salah
𝑆𝑡 = simpangan baku skor kriteria semua subjek
𝑝 = proporsi subjek yang menjawab benar terhadap semua subjek
𝑦 = ordinat dalam kurva normal yang membagi menjadi p dan – p
q = 1 – p.
Bagian yang ensensial pada rumus diatas adalah perbedaan
antara kedua rata–rata dalam perbandingan dengan simpangan baku.
Semakin besar perbedaan kedua rata-rata maka semakin tinggi
korelasi biserial, itu berarti semakin tinggi daya pembeda soal.
7. Seleksi dan Perakitan Soal
Setelah statistik soal selesai dihitung maka tahap selanjutnya adalah
seleksi soal, yaitu memilih soal–soal mana saja yang akan digunakan
dalam perangkat tes bentuk akhir, dan soal mana yang terpaksa
disisihkan. Menurut model klasik pemilihan soal ini bisa menggunakan
dua parameter, yaitu taraf kesukaran (p) dan indeks diskriminatif (rbis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Selain dua parameter tersebut bisa juga menggunakan prosedur yang
lain, yaitu:
a. Penggunaan kelompok 27% teratas dan 27% terbawah
Banyaknya pengembangan tes yang menggunakan metode
analisis soal yang didasarkan hanya pada sebagian dari subjek uji
coba, misalnya kelompok atas (27% tertinggi) dan kelompok bawah
(27% terendah) dan kelompok tengah / sedang (46%) tidak
dianalisis. Dalam metode 27% teratas dan 27% terbawah dibuat
perbandingan antara kelompok atas dan kelompok bawah dalam
pemilihan berbagai kemungkinan jawaban.
b. Galat baku indeks diskriminasi
Indeks diskriminasi soal dipengaruhi oleh variasi sampel. Oleh
karena itu, sangat penting penembangan tes mengetahi besarnya
fluktuasi agar dapat menentukan besarnya sampel yang diperlukan
agar diperoleh stabilitas sampel dalam kaitan dengan indeks
diskriminasi itu. Rumus untuk galat baku koefisien biserial yaitu;
SErbis=√
𝑝 (1− 𝑝)
𝑦 − 𝑟 𝑏𝑖𝑠
2
√𝑁
Keterangan:
SErbis = galat baku (standard error of measurement) rbis
𝑝 = proporsijawaban benar terhadap semua jawaban
𝑦 = ordinat yang memisahkan distribusi normal menjadi p dan 1 – p
rbis = koefisien korelasi biserial
𝑁 = besarnya sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Interpretasi galat baku pengukuran koefisien korelasi biserial ini sama
dengan interpretasi galat baku pada pengukuran yang lain. Jadi, jika
digunakan taraf alpha = 0,05, maka rbis adalah 95 dari setiap 100
kejadian.
8. Pencetakan Tes
Setelah soal diseleksi berdasarkan hasil analisis butir soal,
langkah selanjutnya disusun berdasarkan pertimbangan–pertimbangan
tertentu, maka pengembangan tes secara substantive telah selesai. Yang
perlu dilakukan selanjutnya adalah mencetak tes dengan cara yang baik
dan menjamin mutunya.
9. Administrasi Tes Bentuk Akhir
Setelah data hasil tes masuk, pengolahan data serta interpretasi
hasil pengolahan itu juga perlu dibakukan. Kesulitan yang sering terjadi
ialah menginterpretasikan skor hasil tes adalah beragamnya skala yang
digunakan untuk menyatakan hasil tes tersebut. Persyaratan pertama
untuk menerjemahkan skor ialah mendefinisikannya ke dalam skala
tertentu, proses ini disebut penskalaan. Persyaratan kedua adalah
penyediaan norma untuk acuan interpretasi. Proses ini disebut
penormaan tes.
10. Penyusutan Skala dan Norma
a. Penyusunan skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dalam penyusunan skala terdapat beberapa metode, yaitu:
1) Skala skor mentah
Skala skor mentah adalah skala yang tidak mempunyai makna
inheren dan tidak dapat diinterpretasikan tanpa bantuan data
pendukung.
2) Skala persentase penguasaan
Skor yang dilaporkan dalam skala persentase penguasaan ini
merupakan pendapat absolut (tidak relative) bahwa subjek
menguasai sekian persen dari bahan belajar yang sedang
dipersoalkan.
Misalnya peserta didik mendapat skor penguasaan 90, berarti
siswa tersebut telah menguasai 90% dari bahan yang diujikan.
3) Skala jenjang presentil
Skala jenjang persentil adalah salah satu skala yang sangat luas
penggunaannya. Banyak hasil tes yang diselenggarakan dalam
skala besar dilaporkan dalam skala jenjang presentil ini. Skala
jenjang persentil menunjukan berapa persen individu – individu
dari kelompok tertentu yang mempunyai skor di bawah titik
tengah setiap skor atau interval skor.
4) Skor baku
Dalam menghitung simpangan baku bisa menggunakan rumus:
Sb = Sbz + Xb
Keterangan:
Sb = skor baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Sbz = simpangan baku yang diinginkan
Xb = rata – rata yang diinginkan
b. Penyusunan norma
Pedoman umum dalam penyusunan norma ialah:
1) Karakteristik yang diukur oleh tes hendaknya memungkinkan
penentuan urutan para pengambilan tes dalam suatu continum
dari rendah ke tinggi.
2) Tes yang digunakan harus mencerminkan definisi operasional
karakteristik yang dipersoalkan.
3) Sebaran skor yang dihasilkan oleh tes, dari yang terendah sampai
ke yang tinggi, hendaknya mengevaluasi karakteristik psikologis
yang sama.
4) Kelompok yang digunakan sebagai dasar penyusunan statistic
deskriptif harus sesuai dengan tesnya dan tujuan tes.
5) Data hendaknya tersedia untuk kelompok–kelompok yang
relevan.
Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan ada beberapa
langkah pengembangan instrumen penilaian, yaitu pengembangan
spesifikasi tes, penulisan soal, penelaahan soal, perakitan soal, uji
coba tes, analisis butir soal, seleksi dan perakitan soal, pencetakan
tes, administrasi tes bentuk akhir dan penyusunan skala serta norma.
J. Penelitian Relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Penelitian tentang pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS
yang peneliti kembangkan sama halnya dengan penelitian terdahulu yang
dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan.
1. Penelitian yang pertama oleh Edi Istiyono (2013) dengan judul
“Pengembangan Instrumen untuk Mengukur Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi dalam Mata Pelajaran Fisika di SMA”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengadakan perbaikan pembelajaran berkaitan dengan
model tes dan sistem penskorannya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada tahap uji coba dan tahap pengukuran berdasarkan kriteria
mean INFIT MNSQ 1,0 dan simpangan baku 0,0 terbukti tes fit dengan
PCM. Berdasarkan kriteria batas terendah dan tertinggi INFIT MNSQ
0,77 dan 1,30, semua item sebanyak 44 dari dua set tes semuanya fit
dengan model. Tingkat kesulitan item antara -0,86 sampai 1,06.
Reliabilitas tes terhadap uji coba adalah 0,95. Dengan demikian
instrumen PhysTHOT memenuhi syarat digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi Fisika peserta didik SMA Kelas XI
(Istiyono, 2013).
2. Penelitian yang kedua oleh Kusuma Wardany (2015) dengan judul
“Penyusunan Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill pada Materi
Ekosistem SMA Kelas X”. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun
instrumen tes higher order thinking skill pada materi ekosistem yang
akan diujikan pada peserta didik SMA Kelas X. Berdasarkan hasil
penelitian dari penyusunan hasil instrumen tes higher order thinking
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
skill pada peserta didik kelas X SMA menunjukkan bahwa 45% item
dengan 9 butir soal diterima, 40% item dengan 8 butir soal direvisi, dan
15% item dengan 3 butir soal ditolak. Indikator kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang digunakan telah memenuhi syarat sebagai indikator
yang baik untuk dikembangkan lagi dalam bentuk item tes guna
menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik(Wardani,
2015).
3. Penelitian yang ketiga, (Julianingsih, Rosidin, & Wahyudi, 2017),
dengan judul “Pengembangan Instrumen HOTS Untuk Mengukur
Dimensi Pengetahuan IPA Siswa Di SMP”. Tujuan dari penelitian ini
yaitu mengembangkan instrumen asesmen HOTS sebagai instrumen
alternatif untuk penilaian keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam
pembelajaran IPA di SMP, serta mengetahui KD, Indikator yang
digunakan untuk mengembangkan instrumen asesmen HOTS dan
karakteristik instrumen HOTS yang dikembangkan. Penelitian
dilakukan di SMP N 22 Bandarlampung dengan menggunakan metode
penelitian Research and Development (R&D). Hasil analisis soal yang
telah diuji yaitu soal memiliki reliabilitas sebesar 0,64% untuk soal
pilihan jamak 0,82% untuk uraian dikategorikan ke dalam soal yang
memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dan memiliki daya pembeda
yang baik pada setiap butir soalnya. Instrumen HOTS yang
dikemabngkan juga memiliki karakteristik HOTS yang bersifat
kontekstual yang berkaitan dengan kehidupan nyata (realistis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
K. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian pengembangan instrumen dengan
produk berupa soal berbasis HOTS, diuraikan dalam beberapa langkah,
yaitu:
1. Analisis kebutuhan instrumen HOTS, dalam proses analisis dilakukan
melalui wawancara pendidik pengampuh mata pelajaran akuntansi.
Hasil wawancara yang dilakukan adalah semua pendidik belum
mengerti secara mendalam tentang maksud dari penilaian berbasis
HOTS. Sedangkan pada kompetensi tertentu seperti KD 3.10 yaitu
menganalisis jurnal penyesuaian sudah menerapkan penilaian berbasis
HOTS. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa belum semua
pendidik menerapkan atau membuat instrumenpenilaian berbasis
HOTS. Untuk KD 3.10 Menganalisis jurnal penyesuaian, pendidik
sudah membuat instrumen penilaian yang berbasis HOTS namun
pelaksanaannya belum secara mendalam tentang penilaian HOTS itu
sendiri. Hal ini disebabkan karena pendidik itu sendiri tidak mempunyai
panduan terstruktur sebagai pedoman.
2. Penyusunan soal HOTS
Proses penyusunan soal HOTS dilakukan dengan beberapa langkah,
yaitu: a) menyusun spesifikasi tes, yaitu dengan menentukan mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pelajaran dan jenjang peserta didik, menentukan siswa yang akan di tes,
menentukan materi yang akan diujicobakan, menentukan tipe tes, dan
menentukan jumlah soal; b) membuat kisi-kisi soal, yaitu kisi-kisi yang
dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang sudah ditentukan; c)
penulisan soal, yaitu dilakukan sesuai dengan kisi-kisi yang telah
disusun.
3. Pengujian soal
Langkah selanjutnya setelah penyusunan soal adalah a) penilaian oleh
dosen ahli bahasa dan pendidik mata pelajaran akuntansi. Tujuan
dilakukan penilaian oleh ahli bahasa ialah guna mengetahui apakah soal
yang sudah dibuat sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar
menurut tata bahasa, tidak ambigu dengan menggunakan format
penulisan soal yang benar. Sehingga ketika soal diujicobakan pada
peserta didik , tidak salah dalam menafsir maksud dari soal itu sendiri.
Penilaian oleh pendidik mata pelajaran akuntansi, tujuannya adalah
untuk mengetahui soal yang dibuat sudah dipelajari oleh peserta didik
sesuai dengan kompetensi dasar yang dipelajari dalam pembelajaran.
Pada langkah ini, soal yang dibuat harus melewati revisi oleh ahli
bahasa dan pendidik mata pelajaran akuntansi sesuai saran dan
komentar yang diperoleh. Setelah melewati proses revisi soal siap diuji
cobakan, b) uji validitas, yaitu dilakukan sesuai skor penilaian dari
dosen ahli bahasa dan pendidik mata pelajaran akuntansi, c) menguji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
cobakan taraf kesukaran item, taraf kesukaran soal menggunakan
program quest model 1-PL (Model Rasch).
4. Hasil instrumen
Proses selanjutnya, hasil dari pengujian soal yang diperoleh adanya fit
dan tidak fit menurut model Rasch. Apabila ada soal yang tidak fit maka
soal tersebut harus dihapus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembanga atau Research &
Development (R&D). Penelitian pengembangan atau (R&D) adalah penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono,2012;297).
Dengan ini sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu
mengembangkan sebuah produk berupa instrumen tes. Instrumen tes yang
dimaksud berupa soal pilihan ganda dengan jumlah soal 40 butir. Instrumen
yang dibuat dilaksanakan sesuai prosedur sehingga memperoleh hasil akhir
guna mengukur pengetahuan kognitif peserta didik khususnya pada mata
pelajaran Akuntansi Dasar.
B. Sumber Data Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 3 sekolah yaitu:
a. SMK Negeri 1 Yogyakarta, dengan alamat Jl. Kemetiran Kidul
No.35, Pronggokusuman, Gedong Tangen, Yogyakarta.
b. SMK Negeri 1 Bantul, dengan alamat Jl. Parangtritis Km 11
Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta.
c. SMK Negeri 1 Tempel, dengan alamat Jl. Magelang Km. 17,
Margorejo, Tempel, Kabubaten Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah peserta didik
kelas X Akuntansi dan Keuangan Lembaga SMK tahun ajaran 2017/2018.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 270 peserta didik SMK Akuntansi
kelas X.
D. Pengembangan Instrumen
Menurut Suryabrata, (2005), pengembangan tes secara substantif telah
selesai dan dilanjutkan dengan mencetak tes apabila soal sudah melewati
proses seleksi dan perakitan soal menurut langkah-langkah pengembangan tes
hasil belajar. Sehingga pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan semua
langkah pengembangan menurut Suryabrata, (2005). Prosedur pengembangan
disesuaikan dengan penelitian yaitu mengembangkan instrumen penilaian
berbasis HOTS dengan produk menggunakan soal. Berikut ini pengembangan
instrumen yang dilakukan, yaitu: 1) pengembangan spesifikasi tes, 2) penulisan
soal, 3) penelaahan soal, 4) perakitan soal, 5) uji coba tes, 6) analisis butir soal,
7) seleksi dan perakitan soal dan 8) pencetakan tes.
1. Pengembangan Spesifikasi Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Spesifikasi tes menunjukan karakteristik tes yang disusun secara
menyeluruh dan lengkap. Spesifikasi tes hasil belajar terdiri atas, a)
Wilayah yang akan dikenai pengukuran, b) Subjek yang akan dites, c)
Tujuan testing, d) Materi tes, e) Tipe soal yang digunakan, f) Jumlah soal
untuk keseluruhan tes dan untuk masing-masing bagiannya, g) Taraf
kesukaran soal dan distribusinya, h) Kisi-kisi tes.
2. Penulisan Soal
Penulisan soal yang baik pada dasarnya adalah penguasaan mata
pelajaran yang akan dites, kesadaran akan tata nilai yang mendasari
pendidikan, pemahaman karakteristik individu-individu yang dites,
pengetahuan membahasakan gagasan dan penguasaan terhadap teknik
penulisan soal, serta kesadaran akan kekuatan dan kelemahan dalam
menulis soal. Penulisan soal dilakukan oleh dua orang yaitu Novi dan
Relly di Universitas Sanata Dharma. Jumlah soal sebanyak 40 butir,
disetiap butir soal terdapat 5 pilihan jawaban. Soal yang dibuat ditujukkan
untuk mata pelajaran akuntansi dasar SMK kelas X Akuntansi Keuangan
dan Lembaga dengan waktu pengerjaan soal 100 menit.
3. Penelaahan Soal
Penelaahan soal berarti proses mengevaluasi oleh pihak profesional
terhadap soal-soal yang sudah dibuat. Mengevaluasi dilihat dari tiga
bidang yaitu segi bidang studi yang diuji, segi format dan pertimbangan
teknik penulisan soal serta segi penerjemah gagasan ke dalam bahasa.
Dalam mengevaluasi dari ketiga bidang memerlukan beberapa keahlian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yang mendukung setiap bidangnya antara lain keahlian dalam bidang studi
yang diuji, keahlian dalam bidang pengukuran dan keahlian dalam
pembahasan gagasan. Sehingga dalam tahap penelaahan soal menuntut
penguasaan materi bidang studi dan melihat kesesuaian cakupan antara
kumpulan soal dengan spesifikasi tes, kejelasan akan konsep dasar, saling
berhubungan antara fakta dan kejadian.
4. Perakitan Soal
Setelah soal-soal ditelaah, langkah berikutnya adalah perakitan soal.
Dimana soal-soal digolongkan kedalam tiga bagian, yaitu soal-soal yang
dianggap baik, maka soal tersebut diterima; soal-soal yang tidak baik,
maka soal ditolak dan soal-soal yang kurang baik, direvisi dan kemudian
diterima. Soal-soal yang diterima langsung maupun yang melewati revisi
merupakan kumpulan soal yang perlu ditata dengan baik.
5. Uji Coba Soal
Uji coba soal dilaksanakan di tiga sekolah yaitu: SMK N 1
Yogyakarta, SMK N 1 Bantul dan SMK N 1 Tempel.
Tabel 3.1 sampel uji coba
No. Nama Sekolah Siswa
1 SMK Negeri 1 Yogyakarta 64
2 SMK Negeri 1 Bantul 111
3 SMK Negeri 1 Tempel 95
Jumlah siswa 270
6. Analisis Butir Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
a. Penyiapan File Perintah Dan File Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan program
QUEST model 1-PL atau Model Rasch. Parameter yang diuji ialah
indeks kesukaran butir (b) dalam menganalisis butir soal dengan
program QUEST, yaitu: 1) file perintah ditulis dalam program
Notepad; 2) file data dari hasil jawaban ditulis dalam Notepad; 3)
Software program Quest. Dari ketiga file tersebut harus disimpan
dalam satu folder. Untuk tes pilihan ganda data ditulis
menggunakan huruf dengan langkah-langkah berikut:
File perintah
title PRESTASI (50 ITEM PG dengan 5 alternatif)
data_file prest.txt
codes 0ABCDE9
format id 1-4 items 5-54
key
DCADCEDABAEAEAAAADEEABCECEDBDBBDEDBC
BCEB
set width=107 ! page
estimate
show ! scale=all>>dprestsh.out
show items>>prestit.out
show cases>>prestca.out
itanal ! scale=all>>presttn.out
quit
Keterangan:
1) Title PRESTASI (50 ITEM PG dengan 4 alternatif) →
menunjukkan nama identitas file
2) data_file prest.txt→ menunjukkan nama file data.
3) Codes 0ABCDE → kode bahwa data ditulis dalam bentuk
huruf A, B, C, D dengan 0 bila dilewati dan 9 bila tidak
dikerjakan (omit)
4) Format id 1-4 items 5-54 → spasi 1 sampai 4 untuk identitas
testi (dalam hal ini hanya menggunakan nomor), dan spasi 5
sampai 54 adalah untuk data sebanyak 50 item
5) Key
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DCADCEDABAEAEAAAADEEABCECEDBDBBDEDBC
BCEB → kunci jawaban
6) Set width=107! Page → lebar halaman kertas
7) Estimate → diestimasi secara otomatis menurut program
QUEST
8) Show ! scale=all >>prestsh.out → hasil analisis secara
simultan
9) Show items >>prestit.out → hasil analisis menyajikan
informasi tentang item secara singkat (estimasi tingkat
kesukaran, nilai INFIT MNSQ, nilai INFIT t)
10) Show cases >>prestca.out hasil analisis menyajikan informasi
testi (skor mentah, estimasi skor kalibrasi, nilai INFIT MNSQ,
nilai INFIT t)
11) Itanal ! scale=all >>presttn.out → hasil analisis menyajikan
informasi tentang item secara lengkap hasil analisis menurut
CTT dan IRT
12) Quit → kode perintah diakhiri
Catatan:
Dengan menulis angka 0 dan 9 pada code di file perintah maka testi
yang tidak mengerjakan dengan cara melompati soal yang
bersangkutan diberi skor 0, sedangkan yang tidak mengerjakan
atau omit diberi skor 9. Setelah selesai simpan dengan
extensi..CTL→ beri nama prest.ctl (jangan lupa gunakan menu
all file saat menyimpan supaya tidak ganda ekstensinya).
Catatan:
beri nama dengan nama depan yang konsisten agar tidak
bermasalah ketika dieksekusi. Misalnya, dengan nama file perintah
prest.ctl maka file data diberi nama prest.txt dan hasil diawali pula
dengan prestit.out dan seterusnya seperti contoh diatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
File data
1. DCADCEDABAEDEAAAADEEABCECEDBDBBDEDB
2. DCADCEDABAEDEAAAADEEABCECEDBDBBDEDB
3. DCADCEDABAEDEAAAADEEABCECEDBDBBDEDB
4. DCADCEDABAEDEAAAADEEABCECEDBDBBDEDB
… DST
b. Perintah Analisis
Langkah untuk menganalisis sebagai berikut:
1. Klik QUEST
2. Ketik submit spasi kemudiaan NAMA FILE PERINTAH
LENGKAP kode exstensinya. Jika nama File perintah
prest.ctl maka perintahnya sebagai berikut:
→ SUBMIT PREST.CTL
Atau
→ Submit prest.ctl
3. Kemudiaan tekan tombol ENTER
Jangan lupa, jarak 1 spasi antara tulisan submit dan nama
file perintah
c. Analisis Data Dikotomus
Hasil data program Quest dianalisis menurut Item Respons
Theory (IRT). Estimasi butir dan responden dilakukan dengan
prosedur PROX (normal approximation estimation). Kecocokan
antara kemampuan responden (Ɵ) dan indeks kesukaran butir (b)
akan menghasilkan akurasi dalam pengukuran, akurasi maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
terjadi saat P (Ɵ) = 0,5. Kualitas butir ditentukan dari kecocokan
butir model Rasch dan indeks kesukaran butir. Butir yang baik
harus memenuhi syarat dari IRT, dan dianalisis kecocokannya
dengan nilai INFIT Mean Square.
Tabel 3.2 Kriteria kecocokan butir dengan pendekatan IRT
Infit Mean Square Kriteria
0,77 ≤ infit meansquare ≤ 1,30 Baik
infit meansquare < 0,77 atau infitmeansquare > 1,30 Tidak baik
Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kesukaran Item
Indeks Kesukaran (b) Kriteria
b > 2 Sukar
-2 ≤ b ≤ 2 Sedang
b < -2 Mudah
Tabel 3.4 Kriteria Kualitas Instrumen Penilaian oleh Ahli Bahasa
Interval Kualitas Instrumen Kriteria
14 – 24,5 Kurang Baik
24,5 – 35 Cukup Baik
35 – 45,5 Baik
45,5 – 56 Sangat Baik
Tabel 3.5 Kriteria Kualitas Instrumen Penilaian oleh Ahli Materi
Interval Kualitas Instrumen Kriteria
19 – 33,25 Kurang Baik
33,25 – 47,5 Cukup Baik
47,5 – 61,75 Baik
61,75 – 76 Sangat Baik
Tabel 3.6 Kriteria Kualitas Instrumen Penilaian Oleh Peserta Didik
Interval kualitas instrumen Kriteria
8 – 14 Kurang Baik
14 – 20 Cukup Baik
20 – 26 Baik
26 – 32 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
7. Seleksi Dan Perakitan Soal
Setelah statistik soal sudah dihitung maka tahap selanjutnya adalah
seleksi soal, yaitu memilih soal-soal yang akan digunakan dalam
perangkat tas bentuk akhir dan soal mana yang perlu disisihkan. Pada
tahap seleksi soal dianalisis berdasarkan analisi Quest dan tahap
perakitan soal yaitu merakit soal-soal yang akan dimasukan ke
perangkat tes bentuk akhir.
8. Pencetakan Tes
Setelah soal diseleksi berdasarkan hasil analisis butir soal maka soal-
soal tersebut disusun menjadi satu untuk diterbitkan sebagai kumpulan
soal berbasis HOTS pada mata pelajaran akuntansi dasar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian (Widoyoko, 2014).
Teknik pengumpulan data terdiri dari tes dan non tes.
1. Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar peserta didik. Tes merupakan pertanyaan yang diberikan kepada
peserta didik (Sudjana, 1990).Tes ini sudah dilaksanakan, dengan tujuan
untuk melakukan uji coba soal berbasis HOTS dengan kompetensi dasar
menganalisis jurnal penyesuaian. Tes yang dilaksanakan berupa soal
pilihan ganda berjumlah 40 butir soal, dengan 5 alternatif jawaban. Soal
tersebut diujicobakan kepada peserta didik kelas X akuntansi di tiga SMK,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
yaitu SMK Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 1 Bantul dan SMK Negeri
1 Tempel. Dengan jumlah seluruh peserta tes sebanyak 270 peserta didik.
2. Non tes
Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara dan angket.
a) Wawancara
Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui
pendapat, aspirasi, harapan, prestasi dan keinginan antara
pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang
diwawancarai (interviewee) dengan tujuan untuk mengetahui
informasi yang dibutuhkan. Kelebihan dari wawancara ialah bisa
kontak langsung dengan orang yang diwawancara. Sehingga bisa
mengungkapkan jawaban secara bebas dan mendalam (Sudjana,
1990). Selanjutnya Sudjana, menjelaskan ada dua jenis wawancara,
yaitu wawancara berstruktur dan wawancara bebas (tidak
berstruktur).
Wawancara terstruktur kemungkinan jawaban sudah disiapkan
namun yang perlu diingat adalah dengan jawaban yang sudah ada
interviewee tinggal mengelompokkan ke dalam alternatif jawaban
yang sudah dibuat. Keuntungan dari jenis ini ialah mudah diolah dan
dianalisis kesimpulannya. Sedangkan wawancara bebas atau tidak
berstruktur, jawaban tidak disiapkan sehingga interviewee secara
bebas mengungkapkan pendapatnya. Keuntungan dari jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
wawancara ini adalah informasi lebih padat dan lengkap sehingga
membutuhkan kerja keras dalam menganalisisnya dikarenakan
jawaban yang sangat beragam. Hasil atau jawaban tidak ditafsir
secara langsung, namun perlu analisis ke bagian kategori dimensi-
dimensi jawaban, sesuai dengan aspek yang diungkapkan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti menggunakan
jenis wawancara tidak berstruktur. Dimana peneliti tidak berpatuk
pada pedoman atau tidak menggunakan pertanyaan yang sudah
disiapkan. Melainkan secara langsung dalam menggali informasi,
sehingga informasi yang diperoleh lebih luas dan padat. Peneliti
melakukan wawancara kepada pendidik di SMK Negeri 7
Yogyakarta. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui informasi
keadaan awal yang berkaitan dengan pengembangan dan kebutuhan
penelitian.
b) Angket
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden guna mengetahui respon sesuai
dengan permintaan pengguna (Widoyoko, 2014). Menurut Sudjana,
(1990), kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
sifatnya sangat praktis. Namun ada kelemahannya seperti jawaban
sering tidak objektif, apalagi jenis pertanyaan atau pernyataannya
kurang spesifik yang memungkinkan jawaban yang kurang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Selanjutnya Sudjana, (1990), menjelaskan angket ada dua jenis,
yaitu angket berstruktur yaitu angket yang jumlah atau alternatif
jawabannya sudah ditentukan tinggal memilih sesuai dengan
keadaan dan angket terbuka merupakan angket yang jawabannya
secara bebas oleh responden.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup. Dimana responden hanya memilih alternatif pilihan yang
sudah disediakan oleh peneliti sesuai dengan keadaanya yang
sebenarnya. Namun, peneliti juga menyediakan jawaban secara
bebas kepada validator berupa komentar dan saran dengan tujuan
peneliti dapat merevisi produk setelah divalidasi.
Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti memberikan
kuesioner kepada validator yaitu validator ahli bahasa dan validator
ahli materi. Peneliti juga memberikan angket kepada 270 peserta
didik kelas X Akuntansi, yaitu SMK Negeri 1 Yogyakarta, SMK
Negeri 1 Bantul dan SMK Negeri 1 Tempel sebagai subjek uji coba.
Hasil validasi yang diperoleh dari angket, digunakan sebagai
masukan dan saran perbaikan dari produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Pengembangan
1. Pengembangan Spesifikasi Tes
Spesifikasi tes yang dilaksanakan secara menyeluruh, lengkap dan
menunjukkan kepada karakteristik tes yang disusun. Spesifikasi tes
mencakup beberapa hal, yaitu:
a. Wilayah yang Dikenai Pengukuran
Spesifikasi tes harus memuat jenis mata pelajaran, jenjang peserta didik
dan tahun pembelajaran. Wilayah yang menjadi pengukuran ialah
akuntansi kelas X SMK semester genap tahun pelajaran 2017/2018.
b. Subjek yang akan Dites
Subjek tes adalah peserta didik SMK kelas X Akuntansi.
c. Tujuan Testing dan materi yang terangkum dalam Silabus dan Rencana
Proses Pembelajaran (RPP)
Tujuan dari testing ialah mengembangkan soal tes berbasis HOTS yang
dikemukakan oleh Anderson (perbaikan dari taksonomi Bloom) yang
mencakup dari C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi) dan C6
(mencipta) dan juga sebagai evaluasi penilaian hasil belajar peserta
didik. Materi yang terangkum dalam silabus dan RPP di SMK Negeri I
Tempel pada KD 3.10 yaitu menganalisis jurnal penyesuaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan
dengan tujuh puluh enam KBM dengan alokasi waktu 20 jam. Indikator
pencapaian kompetensi sebagai berikut:
1) Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian;
2) Mengidentifikasi informasi atau data keuangan yang
membutuhkan penyesuaian;
3) Menjelaskan langkah-langkah pencatatan transaksi penyesuaian;
4) Mencatat jurnal penyesuaian.
Tujuan pembelajaran yang dicapai ialah peserta didik mampu
menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian, menjelaskan prosedur
membuat jurnal penyesuaian, mengidentifikasi jurnal penyesuaian,
menganalisis transaksi jurnal penyesuaian dan melakukan pencatatan
jurnal penyesuaian. Materi pelajaran yang digunakan bersumber pada
buku Pengantar Akuntansi dan Akuntansi Perusahaan Jasa, penulis
Hendi Somantri. Penilaian yang digunakan oleh pendidik terhadap
peserta didik ialah penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan dan
penilaian sikap. RPP SMK Negeri I Tempel Yogyakarta terdapat pada
Lampiran 8.
d. Materi tes
Materi tes yang diujikan adalah jurnal penyesuaian.
e. Tipe Soal yang akan Digunakan
Tipe soal yang digunakan adalah soal pilihan ganda.
f. Jumlah Soal yang digunakan dalam tes dan masing-masing bagiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Jumlah soal yang digunakan dalam tes ialah sebanyak 40 butir soal
dengan masing-masing soal memiliki 5 jawaban alternator yaitu A-E.
g. Taraf kesukaran soal dan distribusi
Rentang dan distribusi kesukaran soal akan dipengaruhi oleh tujuan tes.
Tes yang dimaksudkan berupa tes diagnostik sehingga perlu adanya
rentang taraf kesukaran p adalah 0,5.
h. Kisi-kisi Soal Tes
Tabel. 4.1 Kisi-Kisi Soal Jenis Pilihan Ganda
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Soal Bentuk
Soal
Nomor
Soal
3.10
Menganalisisju
rnal
penyesuaian
1. Pengertian
penyesuaian
1. Menganalisis
pengertian
penyesuaian yang
tepat.
PG 1
2. Tujuan
penyesuaian
dan alasan
penyesuaian
2. Memilih
manakah yang
merupakan tujuan
dilakukan
penyesuaian.
PG 2
3. Memilih alasan
perlunya jurnal
penyesuaian.
PG 3
3. Akun yang
perlu
disesuaikan
4. Memilih akun-
akun yang perlu
disesuaikan.
PG 4
4. Transaksi
jurnal
penyesuaian
perusahaan
jasa
5. Mengidentifikasi
transaksi jurnal
penyesuaian pada
perusahaan jasa
untuk akun yang
didebit dan
dikredit.
PG 5, 6, 7,
8, 9,
10, 11,
12, 13,
14
5. Transaksi
jurnal
penyesuaian
perusahaan
dagang
6. Mengidentifikasi
transaksi jurnal
penyesuaian pada
perusahaan
dagang untuk
PG 15, 16,
17, 18,
19, 20,
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Soal Bentuk
Soal
Nomor
Soal
akun yang didebit
dan dikredit.
6. Transaksi
jurnal
penyesuaian
perusahaan
jasa
7. Menganalisis
jurnal
penyesuaiandan
mencatat akun
yang didebit dan
dikredit dengan
jumlah rupiah
yang sebenarnya
pada perusahaan
jasa.
PG 22, 23,
24, 25,
26, 27,
28, 29,
30, 31
7. Transaksi
jurnal
penyesuaian
perusahaan
dagang
8. Menganalisis
jurnal
penyesuaian dan
mencatat akun
yang didebit dan
dikredit dengan
jumlah rupaih
yang sebenarnya
pada perusahaan
dagang.
PG 32, 33,
34, 35,
36, 37,
38, 39,
40
2. Penulisan Soal
Proses penulisan soal berarti membuat soal sesuai dengan kisi-kisi.
Soal yang baik dalam prosesnya harus menguasai mata pelajaran yang akan
dites, kesadaran akan tata nilai yang mendasari pendidikan, pemahaman
karakteristik individu-individu yang dites, pengetahuan membahasakan
gagasan dan penguasaan terhadap teknik penulisan soal, serta kesadaran
akan kekuatan dan kelemahan dalam menulis soal. Penulisan soal di buat
oleh peneliti (Rayneldis Nanga dan Fransiska Novita) yang dilaksanakan
di Universitas Sanata Dharma. Jumlah soal yang dibuat sebanyak 40 butir
soal dengan setiap butir soal terdapat 5 pilihan jawaban.Soal yang disusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
ditujukkan pada mata pelajaran akuntansi dasar SMK kelas X Akuntansi
Keuangan dan Lembaga dengan waktu pengerjaan soal 100 menit.
3. Penelaahan Soal
Penelaah soal merupakan evaluasi terhadap soal-soal yang sudah di
tulis berdasarkan pendapat para ahli. Evaluasi tersebut dilihat dari tiga arah,
yaitu segi bidang stusi yang diuji (ahli materi), segi format dan
pertimbangan teknik penulisan soal (ahli materi dan ahli bahasa) dan segi
penerjemahan gagasan ke dalam bahasa (ahli bahasa).
a. Ahli Bahasa
Penilaian instrumen oleh bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,
M.Pd selaku dosen (ahli bahasa). Produk divalidasi sebanyak satu
kali pada tanggal 19 Maret 2018. Penilaian instrumen tersebut
berdasarkan aspek konstruksi dengan 14 kriteria penilaian sebagai
berikut: 1) Setiap soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia, 2) Menggunakan bahasa kominikatif,
sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik, 3) Setiap soal
dan pilihan jawaban tidak mengandung kalimat bermakna ganda, 4)
setiap soal dan pilihan jawaban menggunakan kosakata baku, 5)
bahasa yang digunakan dalam petunjuk soal dirumuskan dengan
bahasa yang jelas dan mudah dimengerti oleh peserta didik, 6)
rumusan setiap indikator soal menggunakan kata kerja operasional,
7) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat atau tabu, 8)
Setiap soal harus mempunyai satu jawaban benar atau paling benar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
9) Pokok soal harus dirumuskan secara tegas dan jelas, 10) Pokok
soal jangan memberikan petunjuk kearah yang benar, 11) Panjang
rumusan pilihan jawaban harus relative sama, 12) Pilihan jawaban
jangan mengandung pernyataan semua pilihan jawaban diatas salah
atau semua jawaabn diatas benar, 13) pilihan jawaban berbentuk
waktu harus disusun berdasarkan kronologi waktunya, 14) Waktu
yang digunakan untuk mengerjakan sesuai dengan jumlah soal yang
diberikan. Hasil penilaian instrumen tes pilihan ganda dari dosen
sebagai ahli bahasa dideskripsikan dalam grafik-grafik sebagai
berikut:
Grafik 4.1 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda oleh Ahli
Bahasa
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
aspek1
aspek2
aspek3
aspek4
aspek5
aspek6
aspek7
aspek8
aspek9
aspek10
aspek11
aspek12
aspek13
aspek14
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
Soal 6 Soal 7 Soal 8 Soal 9 Soal 10
Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14 Soal 15
Soal 16 Soal 17 Soal 18 Soal 19 Soal 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Pada grafik 4.1 di atas, diketahui hasil skor penilaian oleh ahli bahasa untuk
produk berupa soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 40 butir
soal. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, dapat diketahui rata-rata skor
yang diperoleh dari penilaian oleh ahli bahasa. Berikut rata-rata skor dari
penilaian ahli bahasa:
Tabel 4.2 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda oleh Ahli
Bahasa
No.
Soal
Jumlah
Skor
Kriteria No.
Soal
Jumlah
Skor
Kriteria
1 52 Sangat Baik 21 52 Sangat Baik
2 52 Sangat Baik 22 52 Sangat Baik
3 52 Sangat Baik 23 52 Sangat Baik
4 52 Sangat Baik 24 52 Sangat Baik
5 52 Sangat Baik 25 52 Sangat Baik
6 52 Sangat Baik 26 52 Sangat Baik
7 52 Sangat Baik 27 52 Sangat Baik
8 52 Sangat Baik 28 52 Sangat Baik
9 52 Sangat Baik 29 52 Sangat Baik
10 52 Sangat Baik 30 52 Sangat Baik
11 52 Sangat Baik 31 52 Sangat Baik
12 52 Sangat Baik 32 52 Sangat Baik
13 52 Sangat Baik 33 52 Sangat Baik
14 52 Sangat Baik 34 52 Sangat Baik
15 52 Sangat Baik 35 52 Sangat Baik
0
1
2
3
4
5
aspek1
aspek2
aspek3
aspek4
aspek5
aspek6
aspek7
aspek8
aspek9
aspek10
aspek11
aspek12
aspek13
aspek14
Soal 21 Soal 22 Soal 23 Soal 24 Soal 25 Soal 26 Soal 27
Soal 28 Soal 29 Soal 30 Soal 31 Soal 32 Soal 33 Soal 34
Soal 35 Soal 36 Soal 37 Soal 38 Soal 39 Soal 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No.
Soal
Jumlah
Skor
Kriteria No.
Soal
Jumlah
Skor
Kriteria
16 52 Sangat Baik 36 52 Sangat Baik
17 52 Sangat Baik 37 52 Sangat Baik
18 52 Sangat Baik 38 52 Sangat Baik
19 52 Sangat Baik 39 52 Sangat Baik
20 52 Sangat Baik 40 52 Sangat Baik
⅀ / 40 =
2.080 / 40 = 52
Hasil skor instrumen penilaian tes pilihan ganda yang diperoleh dari
ahli bahasa menghasilkan skor rata-rata sebesar 52 dengan maksud
bahwa soal-soal yang sudah dibuat tergolong “Sangat Baik”. Sesuai
dengan kriteria, menunjukkan bahwa semua item 40 butir soal
tersebut tergolong “Sangat Baik”. Namun ada beberapa soal yang
perlu diperhatikan seperti kesalahan ketik, kurang huruf dan
penggunaan huruf kapital dan tanda baca. Instrumen penilaian yang
dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan/uji coba lapangan
dengan revisi sesuai saran.
b. Ahli Materi
Penilaian instrumenoleh ibu Ceacilia Kusumastuti, S.Pd selaku guru
mata pelajaran akuntansi sebagai ahli materi.Produk di validasi satu
kali pada tanggal 23 April 2018 dan melewati revisi sebelum
divalidasi sebanyak tiga kali. Penilaian instrumen di golongkan
menjadi tiga aspek yaitu aspek materi, aspek konstruksi dan aspek
bahasa. Dalam aspek materi kriteria yang dinilai antara lain, yaitu:
1) Soal sesuai dengan kompetensi dasar yang terdapat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
kurikulum, 2) isi materi benar mengenai jurnal penyesuaian, 3) soal
menggunakan stimulus yang menarik (baru, mendorong siswa untuk
membaca), 4) Soal menggunakan stimulus yang kontekstual (teks,
visualisasi sesuai dengan dunia nyata), 5) Soal mengukur kognitif
penalaran (menganalisis, mengevaluasi dan mencipta), 6) jawaban
tersirat pada stimulus. Aspek konstruksi kriteria yang dinilai, yaitu:
a) Rumusan setiap indikator soal sudah menggunakan kata kerja
operasional, b) Butir-butir soal sesuai dengan indikator, c) Butir-
butir pengecoh berfungsi dengan baik, d) Soal di rumuskan dengan
jelas, e) Pokok soal tidak mengarah ke jawaban benar, f) Pilihan
jawaban dirumuskan dengan jelas, g) Antar butir soal tidak
bergantung satu sama lain, h) Pilihan jawaban berbentuk waktu
harus disusun berdasarkan kronologis waktunya, i) Waktu yang
digunakan untuk mengerjakan sesuai dengan jumlah soal yang
diberikan, j) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan semua
pilihan jawaban di atas salah atau semua pilihan jawaban di atas
benar. Pada aspek bahasa aspek yang dinilai antara lain:
menggunakan bahasa yang komunikatif, sederhana dan mudah
dipahami, kalimat tidak bermakna ganda dan menggunakan kosa
kata baku. Hasil penilaian instrumen tes pilihan ganda oleh guru
(ahli materi) dideskripsikan pada grafik berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Grafik 4.2 Validasi Penilaian Instrumen Tes Pilihan Ganda oleh Ahli
Materi
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7
Soal 8 Soal 9 Soal 10 Soal 11 Soal 12 Soal 13 Soal 14
Soal 15 Soal 16 Soal 17 Soal 18 Soal 19 Soal 20
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Soal 21 Soal 22 Soal 23 Soal 24 Soal 25 Soal 26 Soal 27
Soal 28 Soal 29 Soal 30 Soal 31 Soal 32 Soal 33 Soal 34
Soal 35 Soal 36 Soal 37 Soal 38 Soal 39 Soal 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Hasil skor pada grafik 4.2 dari penilaian ahli materi untuk soal pilihan
ganda dengan jumlah soal sebanyak 40 butir. Dari penilaian diatas dapat
menentukan rata-rata skor yang diperoleh, yaitu:
Tabel 4.3 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda oleh Ahli
Materi
No.
soal
Jumlah
skor
Skor No.
soal
Jumlah
skor
Skor
1 63 Sangat Baik 21 54 Baik
2 63 Sangat Baik 22 59 Baik
3 63 Sangat Baik 23 59 Baik
4 56 Baik 24 57 Baik
5 57 Baik 25 57 Baik
6 57 Baik 26 45 Cukup Baik
7 57 Baik 27 45 Cukup Baik
8 37 Cukup Baik 28 49 Baik
9 37 Cukup Baik 29 54 Baik
10 59 Baik 30 19 Kurang Baik
11 57 Baik 31 53 Baik
12 37 Cukup Baik 32 56 Baik
13 56 Baik 33 60 Baik
14 56 Baik 34 57 Baik
15 37 Cukup Baik 35 60 Baik
16 36 Cukup Baik 36 57 Baik
17 59 Baik 37 57 Baik
18 32 Kurang Baik 38 57 Baik
19 60 Baik 39 59 Baik
20 53 Baik 40 57 Baik
⅀ / 40 =
2103/ 40 = 52,575
Perolehan hasil skor instrumen penilaian tes pilihan ganda dari ahli
materi menghasilkan skor rata-rata sebesar 52,575 dengan maksud bahwa
soal-soal yang sudah dibuat tergolong “Baik”. Berdasarkan kriteria,
menunjukkan bahwa yang tergolong item soal kurang baik berjumlah dua
item, cukup baik ada tujuh item, baik sebanyak dua puluh delapan item dan
sangat baik berjumlah tigaitem. Namun ada beberapa soal yang perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
diperbaiki seperti penulisan jurnal penyesuaian masih belum konsisten
debet dan kredit dan ada salah satu soal yang perlu diganti yaitu soal nomor
30 dikarenakan soal tersebut bukan termasuk jurnal penyesuaian.
Instrumen penilaian yang dikembangkan dinyatakan layak untuk
digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.
4. Perakitan Soal
Pada tahap ini, soal-soal yang sudah ditelaah dikelompokan kedalam
beberapa bagian, yaitu a) soal-soal yang dianggap baik, diterima; b) saol –
soal yang dianggap tidak baik, maka ditolak; dan c) soal-soal yang kurang
baik, setelah direvisi lalu dapat diterima.
Tabel 4.4 Perbaikan Soal Hasil Validasi oleh Dosen Ahli Bahasa.
Sebelum diperbaiki Sesudah diperbaiki
13 Kerugian iutang tak tertagih
dicatat pada saat piutang usaha
tersebut nyata-nyata tidak dapat
tertagih. Jika menggunakan
metode langsung, kerugian
piutang tak tertagih pada
perusahaan jasa dapat dijurnal
dengan….
A. mendebit kerugian piutang
tak tertagih dan mengredit
piutang usaha Rp xx
B. mendebit kerugian iutang
tak tertagih dan mengkredit
Cadangan piutang tak
tertagih Rp xx
C. mendebit piutang usaha dan
mengkredit cadangan
kerugian piutang Rp xx
D. mendebit kas dan
mengkredit piutang usaha
Rp xx
13 Kerugian piutang tak tertagih
dicatat pada saat piutang usaha
tersebut benar-benar tidak
dapat tertagih. Jika perusahaan
jasa menggunakan metode
langsung, kerugian piutang tak
tertagih dapat dijurnal dengan
….
A. Mendebit Kas dan
Mengkredit Cadangan
kerugian piutang
B. Mendebit Beban kerugian
piutang tak tertagih dan
Mengkredit Piutang
C. Mendebit Piutang Usaha
dan Mengkredit Cadangan
Kerugian Piutang
D. Mendebit Cadangan
kerugian piutang Kas dan
Mengkredit Beban
kerugian piutang
E. Mendebit Beban kerugian
piutang tak tertagih dan
Mengkredit Piutang usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel 4.5 Perbaikan Soal Hasil Validasi oleh Ahli Materi
Sebelum diperbaiki Sesudah diperbaiki
10 Dengan menggunakan
pendekatan laba rugi pada
perusahaan jasa beban dibayar
di muka pada kasus di atas
dapat disesuaikan dengan
membuat menjurnal ….
A. beban asuransi (D) kas (K)
Rp xx
B. asuransi dibayar di muka
(D), beban asuransi (K) Rp
xx
C. beban asuransi (D),
asuransi bibayar di muka
(K) Rp xx
D. asuransi dibayar di muka
(D), kas (K) Rp xx
10 Jika menggunakan pendekatan
laba rugi, beban asuransi
dibayar di muka pada
perusahaan jasa dapat
disesuaikan dengan menjurnal
....
A. Asuransi Dibayar Di
Muka (D), Beban
Asuransi (K)
B. Beban Asuransi (D),
Asuransi Bibayar Di
Muka (K)
C. Asuransi Dibayar Di
Muka (D), Kas (K)
D. Beban Asuransi (D),
Kas (K)
E. Kas (D), Beban
Asuransi (K)
5. Uji Coba Soal
Uji coba soal dilaksanakan di tiga sekolah menengah kejuruan, yaitu: SMK
Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 1 Bantul dan SMK Negeri1 Tempel.
Tabel 4.6 Data Jumlah Peserta Didik pada Masing-Masing Sekolah
No. Nama sekolah Peserta didik
1 SMK Negeri 1 Yogyakarta 64
2 SMK Negeri 1 Bantul 111
3 SMK Negeri 1 Tempel 95
Jumlah peserta didik 270
6. Analisis Quest
Hasil uji coba produk pengembangan penilaian instrumen berbasis
HOTS pada kompetensi dasar menganalisis jurnal penyesuaian kelas X
SMK Akuntansi dengan hasil bervariasi. Hasil uji coba diperoleh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
lembar kerja peserta didik dan dianalisis menggunakan program Quest
dengan file output antara lain, yaitu: file datasiswash.out (sh dari
singkatan show), menampilkan hasil dalam bentuk informasi secara
keseluruhan beserta grafiknya; file datasiswait.out (it singkatan dari
item), menampilkan file item secara global; dan file datasiswatn.out (tn
singkatan dari item analisis) memberi informasi detail analisis item.
Berikut ini disajikan hasil analisis data menggunakan program Quest:
datasiswa (40 ITEM PG dengan 5 alternatif)
----------------------------------------------------------------------------------------
Current System Settings 7/ 6/18 20: 1
all on all (N = 270 L = 39 Probability Level= .50)
----------------------------------------------------------------------------------------
Data File = datasiswa.txt
Data Format = id 1-4 items 5-43
Log file = LOG not on
Page Width = 107
Page Length = 65
Screen Width = 78
Screen Length = 24
Probability level = .50
Maximum number of cases set at 60000
VALID DATA CODES 0 A B C D E 9
GROUPS
1 all ( 270 cases ) : All cases
SCALES
1 all ( 40 items ) : All items
DELETED AND ANCHORED CASES:
No case deletes or anchors
DELETED AND ANCHORED ITEMS:
No item deletes or anchors
RECODES
SCORING KEYS
Score = 1 DCADCEDABAEAEAAAADEEABCECEDBD9BDEDBCBCEB
Maksud dari analisis current system settings ialah terdapat data
sebanyak 270 testi yang dianalisis sebanyak 40 dengan peluang 0,5 sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
dengan prinsip Likehood Maximum. Tidak ada case (testi), item maupun
anchor yang dihapus atau tidak disertakan dalam analisis. Anchor atau
common item ialah item yang ada pada dua set yang hasilnya dianalisis
secara bersamaan dalam sekali analisis guna mendapat hasil estimasi
kemampuan testi dan tingkat kesulitan item (kedua pengukuran tersebut
menjadi satu skala). Sehingga hasil kedua tes dapat diperbandingkan, baik
itu kesulitan item maupun kemampuan testi.
datasiswa (40 ITEM PG dengan 5 alternatif)
----------------------------------------------------------------------------------------
Item Estimates (Thresholds) 7/ 6/18 20: 1
all on all (N = 270 L = 40 Probability Level= .50)
----------------------------------------------------------------------------------------
Summary of item Estimates
=========================
Mean .00
SD 1.26
SD (adjusted) 1.25
Reliability of estimate .98
Fit Statistics
===============
Infit Mean Square Outfit Mean Square
Mean 1.00 Mean .97
SD .09 SD .27
Infit t Outfit t
Mean .13 Mean -.12
SD 1.64 SD 1.38
1items with zero scores
0 items with perfect scores
Nilai reliabilitas tes (untuk Norm-Reference) berdasarkan
estimasiitem Wrigh & Master (1982) disebut reliabilitas sampel. Semakin
tinggi nilainya semakin meyakinkan bahwa sampel uji coba sesuai dengan
item yang diujikan. Semakin rendah semakin banyak sampel untuk uji
coba yang tidak memberikan informasi yang diharapkan (tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
mengerjakan atau mengerjakan secara asal-asalan). Dengan kata lain
mengerjakan namun sebagian besar testi benar semua atau salah semua,
karena dengan mengikuti kurva logistik yang identik dengan kurva normal
maka testi yang memiliki skor sempurna dan yang memiliki skor nol tidak
dimasukan dalam analisis.
Menurut analisis item Estimates (Thresholds) menghasilkan mean
INFIT MNSQ 1,00 dan SD 0,09 dimana dari keseluruhan item, 39 item
sesuai dengan model Rasch, satu item yaitu butir soal nomor 30 tidak
termasuk model Rasch dikarenakan soal tersebut memiliki skor nol. Pada
hasil tes ini berupa pilihan ganda, maka menggunakan data dengan skala
dikotomus.
datasiswa (40 ITEM PG dengan 5 alternatif)
---------------------------------------------------------------------------------------
Case Estimates 7/ 6/18 20: 1
all on all (N = 270 L = 40 Probability Level= .50)
---------------------------------------------------------------------------------------
Summary of case Estimates
=========================
Mean 1.42
SD .80
SD (adjusted) .66
Reliability of estimate .69
Fit Statistics
===============
Infit Mean Square Outfit Mean Square
Mean 1.00 Mean .97
SD .22 SD.50
Infit t Outfit t
Mean .02 Mean .02
SD 1.15 SD .95
0 cases with zero scores
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
0 cases with perfect scores
====================================================
Nilai realibilitas menurut estimasi case atau testi oleh Wrigh &
Master (1982) disebut dengan reliabilitas tes. Semakin tinggi nilainya
semakin meyakinkan bahwa pengukuran memberikan hasil yang
konsisten. Hasil ini juga ditentukan oleh karakteristik sampel. Semakin
rendah berarti juga semakin banyak sampel untuk uji coba yang tidak
memberikan informasi yang diharapkan (tidak mengerjakan atau
mengerjakan secara asal-asalan). Bahkan mengerjakan tetapi sebagian
besar testi benar semua atau salah semua, karena sesuai kurva logistik yang
identik dengan kurva normal maka testi yang memiliki skor sempurna dan
memiliki skor nol tidak dimasukan dalam analisis.
Pada hasil analisis Case Estimates menghasilkan mean INFIT
MNSQ 1,00 dan SD 0,22 yang berarti keseluruhan item sesuai dengan
model rasch, dikarenakan hasil tes ini pilihan ganda, makaberupa data
dengan skala dikotomus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Pada grafik diatas, menunjukkan nilai threshold. Khusus untuk skala
dikotomus sama besar dengan tingkat kesulitan item dalam pengertian
sebagai dari difficulties index. Grafik diatas dapat diperoleh informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
mengenai item yang paling sukar ialah item nomor 17, sedangkan item
soal paling mudah yaitu nomor 4, 5 dan 6. Setiap tanda X mewakili 2
testi/person.
Maksud dari grafik di atas adalah berdasarkan 40 butir soal terdapat
39itemfit atau cocok menggunakan model Rasch atau model 1-PL dan
satuitem soal tidak fit atau tidak sesuai dengan model Rasch yaitu pada butir
soal nomor 30. Pada butir soal nomor 30 menunjukkan posisi melewati
≤1,30, sehingga sesuai dengan batas penerimaan menurut model Rasch
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
yaitu≥0,77 sampai ≤1,30, inilah yang menjadi alasan butir soal nomor 30
tidak cocok dengan model Rasch.
Berikut hasil analisis data dengan keterangan datasiswait.out.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
SCORE dan MAXSCR (maximum score) tergabung menjadi satu
diakibatkan karena banyaknya testi, namun yang harus diingat ialah data
yang dianalisis sebanyak 270 testi, dimana angka 232270 adalah 232 dan
270, yang berarti skor untuk 1 item sebanyak 232 dari skor maksimum 270,
yang mana soal nomor satu (1) ada 232 peserta didik yang mampu
mengerjakan dengan benar dari 270 peserta didik yang mengerjakan.
Tabel 4.7 Taraf Kesukaran dari 39 Butir Soal
No. Taraf
kesukaran
Keterangan No. Taraf
kesukaran
Keterangan
1 -0,57 Sedang 21 1,57 Sedang
2 1,82 Sedang 22 0,44 Sedang
3 1,30 Sedang 23 -0,54 Sedang
4 -2,05 Mudah 24 -0,42 Sedang
5 -,2,41 Mudah 25 -0,93 Sedang
6 -2,15 Mudah 26 -0,39 Sedang
7 -0,07 Sedang 27 -1,10 Sedang
8 1,02 Sedang 28 1,32 Sedang
9 0,04 Sedang 29 1,30 Sedang
10 -0,44 Sedang 31 -1,31 Sedang
11 1,51 Sedang 32 0,06 Sedang
12 1,25 Sedang 33 0,87 Sedang
13 1,27 Sedang 34 1,75 Sedang
14 -1,10 Sedang 35 1,38 Sedang
15 0,83 Sedang 36 -0,17 Sedang
16 -0,89 Sedang 37 -1,48 Sedang
17 2,38 Sukar 38 -0,47 Sedang
18 -0,33 Sedang 39 -1,31 Sedang
19 -1,77 Sedang 40 0,80 Sedang
20 -1,01 Sedang
7. Seleksi dan Perakitan Soal
Pada proses ini, penilaian instrumen diberikan kepada peserta didik
kelas X. Produk divalidasi sebanyak 40 lembar. Aspek penilaian instrumen
terdiri atas beberapa kategori, antara lain: a) Menyajikaan soal sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
dengan materi yang telah dipelajari, b) menggunakan bahasa Indonesia
yang baku, komunikatif/tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mudah
dipahami, c) soal dan gambar yang disajikan menarik, d) petunjuk
pelaksanaan tes jelas dan mudah dipahami, e) soal mudah dipahami dengan
membaca kalimat pernyataan dan pertanyaan, f) semua butir soal dapat
dengan mudah dikerjakan, g) waktu yang disediakan sesuai dengan jumlah
butir soal yang ada, dan h) soal-soal tesnya memiliki tantangan dalam
mengerjakannya. Perolehan hasil penilaian instrumen tes pilihan ganda
yang diperoleh dari peserta didik kelas X dideskripsikan kedalam grafik
sebagai berikut:
Grafik 4.3 Hasil Penilaian Instrumen Tes Pilihan Ganda oleh Peserta
Didik Kelas X SMK
0
1
2
3
4
5
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8
Peserta didik 1 Peserta didik 2 Peserta didik 3 Peserta didik 4
Peserta didik 5 Peserta didik 6 Peserta didik 7 Peserta didik 8
Peserta didik 9 Peserta didik 10 Peserta didik 11 Peserta didik 12
Peserta didik 13 Peserta didik 14 Peserta didik 15 Peserta didik 16
Peserta didik 17 Peserta didik 18 Peserta didik 19 Peserta didik 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Grafik 4.3 menunjukkan hasil skor yang diperoleh dari validasi penilaian
oleh peserta didik. Dari grafik diatas, dapat disimpulkan jumlah rata-rata
skor yang diperoleh dari penilaian peserta didik. Rata-rata skor
dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 4.8 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda oleh
Peserta Didik Kelas X SMK
No. Jumlah
skor
Kriteria No. Jumlah
skor
Kriteria
1 26 Baik 21 26 Baik
2 26 Baik 22 22 Baik
3 25 Baik 23 24 Baik
4 25 Baik 24 25 Baik
5 27 Sangat Baik 25 30 Sangat Baik
6 24 Baik 26 27 Sangat Baik
7 21 Baik 27 26 Baik
8 25 Baik 28 25 Baik
9 20 Cukup Baik 29 27 Sangat Baik
10 24 Baik 30 25 Baik
11 24 Baik 31 25 Baik
12 25 Baik 32 23 Baik
13 25 Baik 33 27 Sangat Baik
14 22 Baik 34 25 Baik
15 24 Baik 35 20 Baik
0
1
2
3
4
5
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8
Peserta didik 21 Peserta didik 22 Peserta didik 23 Peserta didik 24
Peserta didik 25 Peserta didik 26 Peserta didik 27 Peserta didik 28
Peserta didik 29 Peserta didik 30 Peserta didik 31 Peserta didik 32
Peserta didik 33 Peserta didik 34 Peserta didik 35 Peserta didik 36
Peserta didik 37 Peserta didik 38 Peserta didik 39 Peserta didik 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
No. Jumlah
skor
Kriteria No. Jumlah
skor
Kriteria
16 21 Baik 36 23 Baik
17 26 Baik 37 23 Baik
18 26 Baik 38 26 Baik
19 22 Baik 39 24 Baik
20 22 Baik 40 24 Baik
⅀ / 40 =
977/ 40 = 24,425
Rata-rata skor perolehan instrumen tes pilihan ganda oleh peserta
didik kelas SMK sebesar 24,425. Rata-rata skor tersebut menunjukkan
bahwa soal tergolong “Baik”. Ada beberapa soal yang perlu diperhatikan
seperti ukuran huruf terlalu besar sehingga terjadi pemborosan, tidak
adanya animasi pada soal, pada soal gambar kurang menarik dan
pernyataan pada soal masih membingungkan peserta didik dalam
mengerjakan soal. Pengembangan instrumen penilaian dinyatakan layak
untuk digunakan setelah melewati revisi sesuai saran dan dilanjutkan
dengan pencetakan tes.
8. Pencetakan Tes
Setelah soal-soal diseleksi dan disusun, maka secara substantif
pengembangan tes sudah selesai dan dilanjutkan dengan pencetakan
produk (tes) secara baik dan menjamin mutunya. Dari segi substantif
pencetakan tes terdiri dari kisi-kisi, soal, lembar jawaban, pencetakan tes
menggunakan ukuran kertas A4, dan huruf Times New Roman 12 pt dengan
cetakan tes secara bolak balik. Segi manajerial, penerbitan tes harus
menjamin keamanan (kerahasiaan) tes serta ketepatan waktu sesuai dengan
jadwal yang sudah direncanakan. Pada tahap ini, segala upaya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
dilakukan dengan cermat agar tidak ada kesempatan dari pihak lain untuk
mengakses tes itu sendiri, terkecuali pihak-pihak yang menurut rencana
memang boleh mengetahui tes tersebut.
B. Pembahasan
Pengembangan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah
pengembangan tes hasil belajar dari Suryabrata (2005:68). Ada delapan
langkah yang digunakan dalam mengembangkan produk yaitu pengembangan
spesifikasi tes, penulisan soal, penelaahan soal, perakitan soal, uji coba soal,
analisis butir soal menggunakan analisis Quest, seleksi dan perakitan soal serta
pencetakan tes. Peneliti tidak menggunakan sepuluh langkah pengembangan
menurut Suryabrata, (2005), karena pengembangan tes secara subtantif telah
selesai, dilanjutkan dengan pencetakan tes setelah dilakukan proses seleksi dan
perakitan soal (Suryabrata, 2005). Sebelum melakukan penelitian, peneliti
melakukan wawancara dengan Ibu Lembah Srigati, S.Pd selaku pendidik mata
pelajaran akuntansi dasar kelas X SMK N 7 Yogyakarta. Selain itu juga,
melakukan kajian pustaka sebagai landasan dalam mengembangkan produk.
Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa pendidik dan peserta didik
membutuhkan tes hasil belajar bentuk tes pilihan ganda berbasis HOTS yang
mana dapat digunakan sebagai penilaian hasil belajar peserta didik dan
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik dalam
menganalisis materi pelajaran. Pendidik juga menyetujui dengan adanya
pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS pada kompetensi dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
menganalisis jurnal penyesuaian. Dimana, pendidik belum membuat penilaian
tes hasil belajar peserta didik berbasis HOTS.
Instrumen penilaian yang dikembangkan didasari oleh kurikulum
2013.Peneliti mengambil salah satu Kompetensi Dasar (KD) dari kurikulum
2013 yang diterapkan pada kelas X SMK yaitu: Kompetensi Dasar (KD) 3.10
Menganalisis jurnal penyesuaian. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut,
penulis membuat soal-soal yang berisi tentang analisis jurnal penyesuaian.
Adanya instrumen penilaian berbasis HOTS pada KD Menganalisis jurnal
penyesuaian cocok digunakan sebagai bahan evaluasi hasil belajar peserta
didik kelas X SMK.
Sebelum produk diujicobakan, instrumen penilaian divalidasi oleh dosen
ahli bahasa dan pendidik mata pelajaran akuntansi dasar sebagai ahli materi.
Penilaian instrumen pertama dilakukan oleh ahli bahasa yaitu Bapak Apri
Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Produk divalidasi sebanyak satu kali pada
tanggal 19 Maret 2018. Hasil validasi oleh ahli bahasa pada umumnya
menunjukkan semua soal termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan skor
rata-rata 52. Akan tetapi, ada komentar dan saran kepada penulis sebagai
perbaikan, seperti: kesalahan ketik, kurang huruf dan penggunaan huruf capital
serta tanda baca. Instrumen penilaian yang dikembangkan dinyatakan layak
untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.
Penilaian instrumen kedua diberikan oleh ahli materi yaitu Ibu Ceacilia
Kusumastuti, S.Pd. Produk divalidasi satu kali pada tanggal 23 April 2018 dan
sebelum divalidasi produk direvisi sebanyak dua kali. Hasil validasi oleh ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
materi pada umumnya semua soal tergolong “Baik” dengan skor rata-rata
52,575. Namun, ada komentar dan saran sebagai perbaikan antara lain:
penulisan jurnal penyesuaian masih belum konsisten debet dan kredit dan
untuk soal nomor 30 perlu diganti dikarenakan soal tersebut bukan termasuk
jurnal penyesuaian. Instrumen penilaian yang dikembangkan dinyatakan layak
untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.
Setelah melewati proses validasi dan revisi dari ahli bahasa dan ahli materi,
tahap selanjutnya dilakukan pencetakan soal sebanyak seratus dua puluh
delapan dan 270 lembar jawaban. Tahap berikutnya, peneliti melakukan uji
coba pada tiga sekolah yaitu SMK Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 1 Bantul
dan SMK Negeri 1 Tempel. Uji coba di SMK Negeri 1 Yogyakarta dibantu
oleh Ibu Dra. A. W. Widowati dengan peserta didik sebanyak 64 dari dua kelas,
sedangkan SMK Negeri 1 Bantul dibantu oleh Ibu Margiyati, M.Pd dengan
peserta didik berjumlah 111 dari empat kelas dan SMK Negeri 1 Tempel
dibantu oleh ibu Dra. Yatimatun Nafi’ah dengan peserta didik berjumlah 95
yang terdiri dari tiga kelas.
Hasil uji coba dari peserta didik yang ada pada lembar jawaban dimasukan
ke notepad dengan item nomor 001 sampai dengan 270 dan dilanjutkan dengan
analisis menggunakan program QUEST. Pengujian fit tes keseluruhan
dikembangkan oleh Adam & Khoo (Subali & Suyata, (2012)),dalam (Fadillah,
2017), diperoleh dari nilai rerata INFIT Mean of Square (Mean INFIT MNSQ)
dan simpangan baku atau mengamati nilai rata-rata INFIT t (Mean INFIT t)
serta simpangan bakunya. Jika rata-rata INFIT MNSQ sekitar 1,00 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
simpangan baku 0,00 atau rata-rata INFIT t mendekati 0,00 dan simpangan
bakunya 0,00 maka keseluruhan tes fit dengan model Rasch atau model 1-PL
dalam Fadillah, (2017). Berdasarkan hasil analisis program QUEST, nilai mean
INFIT MNSQ 1,00 (sekitar 1,00) dan SD 0,09 (sekitar 0,00), artinya secara
keseluruhan item sesuai dengan model Rasch 1-PL, dengan hasil tes pilihan
ganda berupa data dengan skala dikotomus.
Suatu butir fit terhadap model jika nilai INFIT MNSQ antara 0,77 sampai
dengan 1,30. Sesuai dengan batas penerimaan butir menggunakan INFIT
MNSQ atau fit menurut model antara 0,77 sampai dengan 1,30 dan
menggunakan INFIT t dengan batas -2,00 sampai 2,00, maka diperoleh butir-
butir yang cocok (Subali & Suyata, 2012) dalam (Fadillah, 2017). Berdasarkan
batas penerimaan butir menggunakan INFIT MNSQ atau fit menurut model
Rasch, maka semua butir sebanyak 39 fit atau cocok dengan model Rasch atau
model 1-PL. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu (Fadillah, 2017),
menghasilkan nilai INFIT MNSQ antara 0,86 sampai dengan 1,29 dengan
semua 23 butir fit semua menurut model Rasch.
Selain untuk menguji kecocokan, output program QUEST juga
menampilkan estimasi reliabilitas dari instrumen tes. Berdasarkan hasil analisis
program QUEST, reliabilitas tes berdasarkan item estimates sebesar 0,98 yang
tergolong kategori sangat tinggi, sedangkan reliabilitas menurut case estimates
sebesar 0,69 yang tergolong cukup tinggi. Berdasarkan penelitian terdahulu,
(Fadillah, 2017), analisis QUEST memperoleh hasil realibilitas tes berdasarkan
item (indeks aparasi item) sebesar 0,76 tergolong cukup tinggi dan reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
tes berdasarkan testi (indeks sparasi person) sebesar 0,80 yang tergolong sangat
tinggi (Fadillah, 2017). Sedangkan analisis hasil data validitas butir soal terdiri
dari 39 butir soal valid dan 1 soal tidak valid. Hal ini sesuai dengan batas
penerimaan analisis program Quest model 1-PL atau model Rasch, terdapat 39
item soal diterima menurut model Rasch atau model 1-PL dan satu butir soal
tidak valid atau tidak cocok dengan model Rasch yaitu item soal nomor 30.
Berdasarkan hasil analisis program QUEST, tingkat kesukaran butir-butir
terletak dari -2,41 sampai dengan 2,38. Butir dikatakan baik jika nilai tingkat
kesukarannya lebih dari -2,00 dan kurang dari 2,00 (Fadillah, 2017). Jadi
berdasarkan perhitungan nilai tingkat kesukaran dari 39 butir soal, terdapat 3
soal dengan kriteria mudah yaitu item soal nomor 3 sampai 5 dan 35 butir soal
dengan kriteria sedang serta 1 soal dengan kriteria sukar yaitu pada item soal
nomor 17. Berdasarkan penelitian terdahulu Fadillah, (2017) data yang
diperoleh dikategorikan kedalam skor yaitu mudah, sedang dan tinggi (sukar).
Tingkat kesukaran yang dihasilkan antara -1,47 sampai dengan 1,59 dengan
rata-rata 0,00 dan simpangan baku 0,87. Tingkat kesukaran yang diperoleh dari
23 butir soal, terdapat 11 soal dengan kriteria mudah, 7 soal dengan kriteria
sedang dan 5 soal dengan kriteria sukar.
Berdasarkan hal di atas, instrumen penilaian dalam kegiatan pembelajaran
sangat penting sebagai evaluasi hasil belajar peserta didik. Instrumen penilaian
yang dikembangkan adalah penilaian berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thingking Skill (HOTS). Berpikir tingkat tinggi yang dimaksud yaitu peserta
didik dalam proses belajar tidak hanya mengingat, memahami dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
mengaplikasikan pelajaran melainkan mampu menganalisis, mengevalusi dan
mencipta.
Proses berpikir tingkat tinggi pada instrumen ini, dalam taraf menganalisis
misalnya peserta didik mampu menganalisis pengertian jurnal penyesuaian
yang tepat. Pada taraf mengevaluasi misalnya peserta didik mampu
mengelompokkan akun-akun yang perlu disesuaikan, sedangkan taraf
mencipta misalnya peserta didik mampu membuat jurnal penyesuaian pada
transaksi penyusutan aktiva tetap. Dengan adanya latihan berpikir tingkat
tinggi, kemampuan peserta didik dilatih untuk tidak hanya menghafal
melainkan harus melewati proses menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Penerapan proses berpikir tingkat tinggi sangat baik digunakan dalam
penilaian hasil belajar peserta didik. Dengan adanya penilaian ini peserta didik
dilatih untuk berpikir kritis. Pendidik dituntut menjadi pendamping yang
mempunyai wawasan maju dan luas menggali pemahaman peserta didik.
Dalam penerapannya, pendidik sangat membutuhkan instrumen sebagai
pengukur dalam mengevaluasi hasil belajar.
Instrumen yang dimaksudkan yaitu instrumen yang memuat kumpulan soal-
soal yang berbasis HOTS seperti instrumen pada penelitian ini. Instrumen soal
berbasis HOTS yang disajikan dalam penelitian ini sudah melewati proses
validasi dan revisi sesuai saran. Instrumen ini merupakan instrumen yang
reliabel dan valid untuk digunakan sebagai evaluasi. Hal ini dikarenakan
instrumen ini cocok atau sesuai dengan model Rasch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Instrumen ini bisa digunakan bagi Sekolah Menengah Kejuruan yang mau
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didiknya. Soal-soal pada
instrumen ini, sudah tergolong soal dari materi jurnal penyesuaian dan sudah
bertaraf berpikir tingkat tinggi. Instrumen ini sangat cocok digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik kelas X SMK
Akuntansi Kompetensi Dasar 3.10 Menganalisis Jurnal Penyesuaian.
Instrumen ini digunakan untuk menguji pemahaman peserta didik, sehingga
pendidik mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didiknya.
Apabila peserta didik belum bisa membuat jurnal penyesuaian, maka
pendidik memberikan pendampingan pembelajaran kepada peserta didik
dengan melakukan remidial dan tugas individu. Tujuannya guna mencapai
keberhasilan pembelajaran. Pendidik juga dapat menggunakan instrumen
penilaian untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang tercermin pada
tujuan pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Sehingga
instrumen soal yang dibuat ini dikatakan sebagai alat keberhasilan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
120
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instumen penilaian berbasis HOTS yang dikembangkan dari model
pengembangan dan penelitian menurut Suryabrata, (2005). Hasil
penerapan tersebut terdapat delapan langkah pengembangan, yaitu: 1)
pengembangan spesifikasi tes dilakukan dengan membuat kisi-kisi soal, 2)
penulisan soal dilakukan dengan menyusun soal sebanyak 40 butir soal, 3)
penelaahan soal dilakukan dengan proses validasi ahli materi dan ahli
bahasa, 4) perakitan soal dilakukan dengan memperbaiki hasil dari validasi
materi dan bahasa, 5) uji coba tes terhadap 270 peserta didik, 6) analisis
butir soal menggunakan analisis quest, 7) perakitan dan seleksi soal, 8)
pencetakan tes dilakukan dengan mencetak hasil produk yang telah
dikembangkan.
2. Kualitas instrumen penilaian berupa uji coba soal ditentukan berdasarkan
validasi penilaian dari ahli bahasa dan ahli materi. Hasil uji coba soal dari
ahli bahasa memiliki total rata-rata skor sebesar 52 dengan kategori
“Sangat Baik”, sedangkan total rata-rata dari ahli materi sebesar 52,575
dengan kategori “Baik”. Hasil uji coba soal sesuai atau cocok dengan
model Rasch yaitu batas penerimaan 0,77 sampai dengan 1,30.
Pelaksanaan uji coba soal dengan kompetensi dasar menganalisis jurnal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
penyesuaian kelas X SMK ini sudah layak menjdi instrumen penilaian bagi
seorang pendidik dalam pembelajaran.
B. Keterbatasan Pengembangan
Produk yang dikembangkan ini mempunyai beberapa keterbatasan antara
lain, yaitu:
1. Penulis membatasi pengembangan produk (soal) berbasis HOTS pada taraf
kognitif C4 (menganalisis). Tujuannya supaya pengembangan produk ini
lebih fokus pada taraf menganalisis tentang jurnal penyesuaian.
2. Prosedur penelitian dan pengembangan hanya berhenti pada langkah ke
delapan yaitu pencetakan tes. Dimana kondisi di lapangan tidak
memungkinkan untuk dilakukan penelitian sampai langkah kesepuluh.
3. Uji coba soal dilaksanakan di luar jam pembelajaran. Hal ini disebabkan
karena pelaksanaan penelitian mendekati ulangan akhir semester, sehingga
pihak pendidik tidak mengizinkan untuk melakukan penelitian pada jam
pembelajaran dengan alasan mengejar materi yang tertinggal.
4. Pihak sekolah maupun pendidik sulit menentukan waktu pelaksanaan
ujicoba tes, dikarenakan adanya kegiatan di sekolah tersebut.
5. Keterbatasan waktu dan dana dalam melakukan ujicoba kurang memadai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
C. Saran
Saran untuk penulis selanjutnya yang akan mengembangkan uji coba soal
materi menganalisis jurnal penyesuaian sebagai berikut:
1. Pengembangan produk (soal) berbasis HOTS tidak hanya pada taraf
kognitif C4 (menganalisis) melainkan mencakup taraf kognitif C5
(mengevaluasi) dan C6 (mencipta) sehingga produk yang dihasilkan
menjadi lebih baik.
2. Prosedur penelitian dan pengembangan menurut Suryabrata sebaiknya
dilakukan sampai pada langkah kesepuluh sehingga dapat mengembangkan
produk yang lebih baik.
3. Ujicoba soal sebaiknya dilaksanakan tidak mendekati waktu ulangan akhir
semester, sehingga pihak sekolah khususnya pendidik bisa dengan mudah
mengatur jadwal pelaksanaan ujicoba dan peserta didik bisa memanfaatkan
waktu dengan baik tanpa menambah waktu diluar jam pembelajaran.
4. Pelaksanaan ujicoba, sebaiknya dikonfirmasi lebih awal pada pihak
sekolah beberapa bulan sebelum dilaksanakan ujicoba produk.
5. Bagi peneliti lain, sebaiknya melakukan ujicoba dengan populasi yang
lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Daftar Pustaka
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.). (2010). Kerangka Landasan untuk
PEMBELAJARAN, PENGAJARAN dan ASESMEN. (A. Prihantoro, Trans.)
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Endrayanto, H. Y., & Harumurti, Y. W. (2014). Penilaian Belajar Siswa di
Sekolah. (C. E. Setiyowati, & Y. B. Anangga, Eds.) Yogyakarta: PT
Kanisius.
Fadillah, E. N. (2017). Pengembangan Instrumen Penilaian Untuk mengukur
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Diakses pada tanggal 02 Oktober
2018, dari http://jurnal.um-palembang.ac.id/dikbio/article/view/770.
Hidayat, S. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Istiyono, E. (2013). Pengembangan Instrumen untuk Mengukur Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi dalam Mata Pelajaran Fisika di SMA.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/viewFile/2120/1765Di
akses pada tanggal 7 Agustus 2018.
Julianingsih, S., Rosidin, U., & Wahyudi, I. (2017). Pengembangan Instrumen
HOTS Untuk Mengukur Dimensi Pengetahuan IPA Siswa di SMP.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF/article/view/12786Di akses
pada tanggal 7 Agustus 2018.
Kurniasih, I., & Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum: Konsep & Penerapan.
(A. Pamungkas, Ed.) Surabaya: Kata Pena.
Kusaeri. (2014). Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam
Kurikulum 2013. (A. Safa, Ed.) Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Ladjid, H. (2005). Pengembangan Kurikulum. Padang: Quantum Teaching.
Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia Press.
Nasution , S. (2006). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Palupi , D. T. (2016). cara mudah Memahami Kurikulum. (S. Rochmaida, Ed.)
Surabaya: Jaring Pena.
Permendikbud No. 104 Tahun 2014. (n.d.).
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. (B. Santoso, Ed.) Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Retnawati, H. (2014). Teori Respons Butir dan Penerapannya. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sani, R. A. (2016). Penilaian Autentik. Jakarta.
Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Saputra, H. (2016). Pengembangan Mutu Pendidikan menuju Era Global
penguatan mutu pembelajaran dengan penerapan HOTS. Bandung:
Smile's Indonesia Institute.
Subali, B. (2012). Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY
Press.
Sucipto, T., Moelyati, & Sumardi. (2011). Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa dan
Perusahaan Dagang. Bogor: Yudhistira.
Sudaryono. (2013, Januari 2018). Retrieved from Implementasi Teori Responsi
Butir (Item Response Theory) pada Penilaian Hasil Belajar Akhir di
Sekolah: https://sudaryono.ilearning.me/2013/01/18/implementasi-teori-
responsi-butir-item-response-theory-pada penilaian-hasil-belajar-akhir-di-
sekolah/
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sunarti, & Rahmawati, S. (2014). Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
CV Andi Offset.
Suryabrata, S. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: ANDI.
Wardani, K. (2015). Penyusunan Instrumen Tes Higher Order Thingking Skill
pada Materi Ekosistem SMA Kelas X.
https://media.neliti.com/media/publications/171303-ID-penyusunan-
instrumen-tes-higher-order-th.pdf (Di akses pada tanggal 8 agustus 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Widyastono, H. (2014). Perkembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari
Kurikulum 2004, 2006, ke Kurikulum 2013. (Suryani, Ed.) Jakarta: Bumi
Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran I
(Soal Uji Coba)
Soal Akuntansi
Materi Jurnal Penyesuaian
Alokasi Waktu: 100 Menit
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X)
pada lembar jawab yang telah disediakan!
1. Perusahaan Angkutan Express dan PD Rahmat Sejati membuat laporan
keuangan pada akhir periode. Namun laporan yang dibuat tidak menunjukan
keadaan yang sebenarnya seperti yang terjadi di perusahaan. Setelah diteliti
lebih lanjut, ternyata ada beberapa penyesuaian yang belum disesuaikan oleh
perusahaan pada akhir periode. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa
jurnal penyesuaian adalah ....
A. Proses pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan
B. Proses pencatatan untuk menyesuaikan debit dan kredit
C. Proses pencatatan yang wajib dilakukan perusahaan agar memperoleh laba
D. Proses penyesuaian tentang catatan atau fakta yang sebenarnya pada akhir
periode akuntansi
E. Proses penyesuaian tentang catatan atau fakta pada akhir periode untuk
mengetahui apakah perusahaan mengalami laba atau rugi
2. Berikut ini merupakan tujuan dilakukan penyesuaian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
1. Menentukan akun yang didebit dan dikredit seimbang pada akhir periode
sehingga perusahaan dapat melaporkan saldo yang sebenarnya.
2. Menentukan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga
setiap perkiraan saldo rill, khususnya perkiraan saldo kewajiban dan harta
menunjukan jumlah yang sebenarnya.
3. Menghitung setiap perkiraan nominal (perkiraan pendapatan dan beban)
yang sebenarnya selama periode yang bersangkutan.
4. Untuk menyesuaikan akun-akun yang salah.
Tujuan penyesuaian yang paling tepat ....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
3. Berikut ini alasan diperlukannya penyesuaian:
1. Beberapa transaksi belum dilakukan jurnal karena belum saatnya.
2. Beberapa transaksi harus disesuaikan pada akhir bulan.
3. Beberapa transaksi selama periode tersebut sudah digunakan.
4. Beberapa transaksi belum bersaldo nol.
5. Beberapa transaksi belum dibayar.
Alasan diperlukannya jurnal penyesuaian yang tepat adalah ….
A. 1, 2 dan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
B. 1, 3 dan 4
C. 1, 4 dan 5
D. 2, 3 dan 4
E. 2, 4 dan 5
4. Perhatikan beberapa akun di bawah ini:
1. Beban angkut pembelian
2. Piutang tak tertagih
3. Pendapatan yang masih harus diterima
4. Potongan pembelian
5. Akumulasi penyusutan
Akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode adalah ….
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 3 dan 4
C. 1, 4 dan 5
D. 2, 3 dan 5
E. 2, 4 dan 5
5. Pada perusahaan jasa, perlengkapan yang telah dipakai dapat dijurnal dengan
....
A. Mendebit Perlengkapan dan Mengkredit Kas
B. Mendebit Beban Perlengkapan dan Mengkredit Kas
C. Mendebit Beban Perlengkapan dan Mengkredit Perlengkapan
D. Mendebit Beban Perlengkapa, Utang Perlengkapan dan Mengkredit
Perlengkapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
E. Mendebit Perlengkapan, Beban Perlengkapan dan Mengkredit Utang
Perlengkapan
6. Jurnal penyesuaian yang dibuat atas beban gaji yang masih harus dibayar pada
perusahaan jasa adalah ....
A. Mendebit Beban Gaji dan Mengkredit Kas
B. Mendebit Kas dan Mengkredit Utang Gaji
C. Mendebit Utang Gaji dan Mengkredit Kas
D. Mendebit Beban Gaji dan Mengkredit Pendapatan
E. Mendebit Beban Gaji dan Mengkredit Utang Gaji
7. Pada perusahaan jasa pendapatan yang masih harus diterima pada akhir periode
dapat di sesuaikan dengan menjurnal ....
A. Pendapatan Bunga (D), Kas (K)
B. Piutang Bunga (D), Beban Bunga (K)
C. Piutang Pendapatan (D), Beban Bunga (K)
D. Piutang Bunga (D), Pendapatan Bunga (K)
E. Pendapatan Bunga (D), Piutang Pendapatan (K)
8. Penyusutan aktiva tetap pada akhir periode dalam perusahaan jasa dapat
disesuaikan dengan jurnal ....
A. Beban Penyusutan Peralatan (D), Akumulasi Penyusutan Peralatan (K)
B. Akumulasi Penyusutan Peralatan (D), Beban Penyusutan Peralatan (K)
C. Beban Penyusutan (D), Akumulasi Penyusutan (K)
D. Beban Penyusutan Peralatan (D), Kas (K)
E. Kas (D), Pendapatan Kantor (K)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
9. Jika menggunakan pendekatan neraca, beban asuransi dibayar dimuka pada
perusahaan jasa dapat disesuiakan dengan menjurnal ....
A. Asuransi Dibayar Di Muka (D), Beban Asuransi (K)
B. Beban Asuransi (D), Asuransi Dibayar Di Muka (K)
C. Asuransi Dibayar Di Muka (D), Piutang Asuransi (K)
D. Beban Asuransi Dibayar Di Muka (D), Asuransi Dibayar Di Muka (K)
E. Asuransi Dibayar Di Muka (D), Piutang Asuransi Di Bayar Di Muka (K)
10. Jika menggunakan pendekatan laba rugi, beban asuransi dibayar di muka pada
perusahaan jasa dapat disesuaikan dengan menjurnal ....
E. Asuransi Dibayar Di Muka (D), Beban Asuransi (K)
F. Beban Asuransi (D), Asuransi Bibayar Di Muka (K)
G. Asuransi Dibayar Di Muka (D), Kas (K)
H. Beban Asuransi (D), Kas (K)
I. Kas (D), Beban Asuransi (K)
11. Jika perusahaan jasa menggunakan pendekatan laba rugi, pendapatan sewa
diterima di muka dapat disesuaikan dengan ....
A. Mendebit Kas dan Mengkredit Pendapatan sewa
B. Mendebit Pendapatan sewa dan Mengkredit Kas
C. Mendebit Sewa Diterima Di Muka dan Mengkredit Pendapatan sewa
D. Mendebit Sewa diterima di muka dan mengkredit Piutang pendapatan
E. Mendebit Pendapatan Sewa dan Mengkredit Sewa diterima di muka
12. Jika perusahaan jasa menggunakan pendekatan neraca, pendapatan sewa
diterima di muka dapat disesuaikan dengan ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
A. Mendebit Sewa diterima di muka dan Mengkredit Pendapatan sewa
B. Mendebit Pendapatan sewa dan Mengkredit Sewa diterima di muka
C. Mendebit Kas dan Mengkredit Sewa diterima di muka
D. Mendebit Kas dan Mengkredit Pendapatan sewa
E. Mendebit pendapatan sewa dan Mengkredit Kas
13. Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada saat piutang usaha tersebut benar-
benar tidak dapat tertagih. Jika perusahaan jasa menggunakan metode
langsung, kerugian piutang tak tertagih dapat dijurnal dengan ....
A. Mendebit Kas dan Mengkredit Cadangan kerugian piutang
B. Mendebit Beban kerugian piutang tak tertagih dan Mengkredit Piutang
C. Mendebit Piutang usaha dan Mengkredit Cadangan kerugian piutang
D. Mendebit Cadangan kerugian piutang dan Mengkredit Beban kerugian
piutang
E. Mendebit Beban kerugian piutang tak tertagih dan Mengkredit Piutang
usaha
14. Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada saat piutang usaha tersebut benar-
benar tidak dapat tertagih. Jika perusahaan jasa menggunakan metode tidak
langsung, kerugian piutang tak tertagih dapat dijurnal dengan ....
E. Mendebit Beban kerugian piutang tak tertagih dan Mengkredit Cadangan
piutang tak tertagih
F. Mendebit Beban kerugian piutang tak tertagih dan Mengredit Piutang
usaha
G. Mendebit Utang usaha dan Mengkredit Cadangan kerugian piutang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
H. Mendebit Kas dan Mengkredit Piutang usaha
I. Mendebit Piutang usaha dan Mengkredit Kas
15. Jika perusahaan dagang menggunakan akun ikhtisar laba rugi, maka jurnal
penyesuaian atas persedian barang dagang akhir dapat dibuat dengan ....
A. Mendebit Persediaan barang dagang dan Mengkredit Ikhtisar laba rugi
B. Mendebit Ikhitsar laba rugi dan Mengkredit Persediaan barang dagang
C. Mendebit Persediaan barang dagang dan Mengkredit Utang dagang
D. Mendebit Utang dagang dan Mengkredit Persediaan barang dagang
E. Mendebit Persedian barang dagang dan Mengkredit Piutang dagang
16. Pada perusahaan dagang beban perlengkapan toko disesuaikan dengan
menjurnal ....
A. Beban perlengkapan toko (D), dan Perlengkapan (K)
B. Kas (D), Beban perlengkapan toko dan Beban perlengkapan kantor (K)
C. Perlengkapan (D), Beban perlengkapan toko dan Beban perlengkapan
kantor (K)
D. Beban perlengkapan toko, Beban perlengkapan kantor (D), dan Piutang
perlengkapan (K)
E. Beban perlengkapan toko, Beban perlengkapan kantor (D), dan Persedian
perlengkapan (K)
17. Jurnal penyesuaian yang perlu dibuat perusahan dagang atas beban iklan
dibayar di muka yang telah digunakan dengan menggunakan pendekatan laba
rugi adalah ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
A. Mendebit beban iklan dan Mengkredit iklan dibayar di muka
B. Mendebit iklan dibayar di muka dan Mengkredit beban iklan
C. Mendebit iklan dibayar di muka dan Mengkredit kas
D. Mendebit beban iklan dan Mengkredit utang iklan
E. Mendebit beban iklan dan Mengkredit kas
18. Jika perusahaan dagang menggunakan pendekatan laba rugi, jurnal
penyesuaian untuk asuransi dibayar di muka adalah ....
A. Beban asuransi (D), Kas (K)
B. Beban asuransi (D) Asuransi dibayar di muka (K)
C. Asuransi dibayar di muka (D) Piutang asuransi (K)
D. Asuransi dibayar di muka (D), Beban asuransi (K)
E. Beban asuransi di bayar di muka dan Beban asuransi (K)
19. Jurnal penyesuaian atas penyusutan kendaraan yang akan dibuat perusahaan
dagang pada akhir periode adalah ....
A. Mendebit Beban penyusutan kendaraan dan Mengkredit Kendaraan
B. Mendebit Akumulasi penyusutan kendaraan dan Mengkredit Kendaraan
C. Mendebit Akumulasi penyusutan kendaraan dan Mengkredit Piutang
kendaraan
D. Mendebit Akumulasi penyusutan kendaraan dan Mengkredit Beban
penyusutan kendaraan
E. Mendebit Beban penyusutan kendaraan dan Mengkredit Akumulasi
penyusutan kendaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
20. Jika pada akhir periode masih ada beban pajak, maka perusahaan dapat
menjurnal ....
A. Mendebit Pajak penghasilan dan Mengkredit Kas
B. Mendebit Utang pajak dan Mengkredit Piutang pajak
C. Mendebit Utang pajak dan Mengkredit Pajak penghasilan
D. Mendebit Pajak penghasilan dan Mengkredit Piutang pajak
E. Mendebit Pajak penghasilan dan Mengkredit Utang pajak
21. Jika menggunakan akun harga pokok penjualan, persediaan barang dagang
akhir dapat disesuaikan dengan cara ....
A. Mendebit Persediaan barang dagang dan Mengkredit Harga pokok
penjualan
B. Mendebit Harga pokok penjualan dan Mengkredit Persediaan barang
dagang
C. Mendebit Persediaan barang dagang dan Mengkredit Utang dagang
D. Mendebit Persediaan barang dagang dan Mengkredit Kas
E. Mendebit Harga pokok penjualan dan Mengkredit Kas
22. Diketahui sewa kantor Rp 8.000.000 dibayar tanggal 1 Juli 2017 untuk 2 tahun,
perusahaan Angkutan Exspress menggunakan pendekatan neraca maka jurnal
penyesuaian yang dibuat oleh perusahaan Angkutan Exspress adalah ....
A. Sewa dibayar di muka Rp 2.000.000
Kas Rp 2.000.000
B. Beban sewa Rp 2.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Sewa dibayar di muka Rp 2.000.000
C. Sewa dibayar di muka Rp 8.000.000
Beban sewa Rp 8.000.000
D. Beban sewa Rp 8.000.000
Sewa dibayar di muka Rp 8.000.000
E. Beban sewa Rp 8.000.000
Piutang sewa di terima di muka Rp 8.000.000
23. Diketahui persediaan perlengkapan pada awal periode sebesar Rp 6.500.000.
Jika pada akhir periode persediaan perlengkapan yang tersisa hanya sebesar Rp
1.200.000 maka ayat jurnal penyesuaian yang akan dicatat adalah ....
A. Beban perlengkapan Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
B. Perlengkapan Rp 5.300.000
Beban perlengkapan Rp 5.300.000
C. Beban perlengkapan Rp 5.300.000
Perlengkapan Rp 5.300.000
D. Beban perlengkapan Rp 5.300.000
Piutang perlengkapan Rp 5.300.000
E. Beban perlengkapan Rp 6.500.000
Perlengkapan Rp 6.500.000
24. Diketahui harga perolehan kendaraan adalah sebesar Rp 250.000.000 dan
akumulasi penyusutan kendaraan sebesar Rp 25.000.000, jika kendaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
disusut 10% dari harga perolehan, maka perusahaan Angkutan Express dapat
mencatat penyusutan kendaraan dengan menjurnal ....
A. Beban penyusutan kendaraan Rp 25.000.000
Kas Rp 25.000.000
B. Beban penyusutan kendaraan Rp 25.000.000
Kendaraan Rp 25.000.000
C. Kendaraan Rp 25.000.000
Beban penyusutan kendaraan Rp 25.000.000
D. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 25.000.000
Beban penyusutan kendaraan Rp 25.000.000
E. Beban penyusutan kendaraan Rp 25.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 25.000.000
25. Diketahui harga perolehan peralatan servis sebesar Rp 12.000.000 dan
akumulasi penyusutan peralatan servis sebesar Rp 1.200.000, peralatan servis
disusut sebesar 10% dari harga perolehan, maka jurnal penyesuaian yang
dibuat oleh perusahaan angkut exspress adalah ....
A. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 1.200.000
Beban peralatan yang disusut Rp 1.200.000
B. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 1.200.000
Beban penyusutan peralatan Rp 1.200.000
C. Beban penyusutan peralatan Rp 1.200.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp 1.200.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
D. Beban penyusutan kendaraan Rp 1.200.000
Kendaraan Rp 1.200.000
E. Beban penyusutan kendaraan Rp 1.200.000
Kas Rp 12.000.000
26. Diketahui pendapatan sewa kendaraan yang masih harus diterima sebesar Rp
1.600.000, maka jurnal penyesuaian yang dibuat oleh perusahaan angkutan
exspress adalah ....
A. Pendapatan Rp 1.600.000
Kas Rp 1.600.000
B. Kas Rp 1.600.000
Pendapatan Rp 1.600.000
C. Kas Rp 1.600.000
Piutang pendapatan sewa Rp 1.600.000
D. Pendapatan sewa Rp 1.600.000
Piutang pendapatan sewa Rp 1.600.000
E. Piutang pendapatan sewa Rp 1.600.000
Pendapatan sewa Rp 1.600.000
27. Jika gaji bulan Desember yang masih harus dibayar Rp 1.300.000, maka jurnal
penyesuaian yang dicatat oleh Perusahaan Angkutan Exspress untuk
menyesuaikan beban gaji pada akhir periode adalah ....
A. Utang gaji Rp 1.300.000
Kas Rp 1.300.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
B. Beban gaji Rp 1.300.000
Kas Rp 1.300.000
C. Utang gaji Rp 1.300.000
Beban gaji Rp 1.300.000
D. Beban gaji Rp 1.300.000
Utang gaji Rp 1.300.000
E. Beban gaji Rp 1.300.000
Piutang gaji Rp 1.300.000
28. Diketahui beban asuransi sebesar Rp 1.500.000. Asuransi dibayar tanggal 1
April 2010 untuk satu tahun (1 April 2010–31 Maret 2011). Perusahaan
Angkutan Exspress menggunakan pendekatan neraca untuk menyesuaikan
beban asuransi tersebut, maka dapat mencatat dengan menjurnal ....
A. Asuransi dibayar di muka Rp 1.125.000
Beban asuransi Rp 1.125.000
B. Beban asuransi Rp 1.125.000
Asuransi dibayar di muka Rp 1.125.000
C. Beban asuransi Rp 1.500.000
Asuransi dibayar di muka Rp 1.500.000
D. Asuransi dibayar di muka Rp 1.500.000
Kas Rp 1.500.000
E. Beban asuransi Rp 1.500.000
Kas Rp 1.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
29. Diketahui beban iklan pada awal periode adalah sebesar Rp 2.400.000. Jika
pada akhir periode terdapat beban iklan yang telah kadaluwarsa sebesar Rp
900.000 maka Jurnal penyesuaian yang akan dicatat oleh perusahaan angkutan
exspress adalah ....
A. Beban iklan Rp 900.000
Kas Rp 900.000
B. Iklan dibayar di muka Rp 900.000
Beban iklan Rp 900.000
C. Iklan dibayar di muka Rp 1.500.000
Kas Rp 1.500.000
D. Iklan dibayar di muka Rp 1.500.000
Beban iklan Rp 1.500.000
E. Beban iklan Rp 2.400.000
Iklan dibayar di muka Rp 2.400.000
30. Berikut ini aktivitas Delta Car Rental dengan Nasi Uduk Catering!
Nasi Uduk Catering NOTA
Jl. Condong Catur No.01
Telp: (0274) 636462. Fax(0274) 636264 Tanggal: 2/12/2017
Kepada Yth. Delta Car Rental
Jl. Mozes G>, Mrican, Sleman
No. Menu/Paket Jumlah
Harga
Persatuan Jumlah
1 Paket Ayam Bakar
(1 minggu) 15 orang Rp 15.000,00
Rp
225.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Catatan: Uang muka -
1
Makanan yang tidak sesuai dengan
menu yang sepakati akan
mendapatkan ganti senilai menu
pesanan
Kurang bayar -
Total Rp 225.000,00
Hormat kami,
2 Keterlambatan pengiriman yang disebabkan
oleh faktor manusia akan mendapatkan
penggantian senilai menu yang dipesan Abdul A.
Berdasarkan informasi, paket Nasi Uduk yang terpakai sebanyak 10 paket.
Kemudiaan yang belum digunakan sebesar 5 paket di bebankan untuk bulan
Januari.
DELTA CAR RENTAL
Jl. Mozes Gatotkaca No.1, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta
55002
Telp. 081806274145, Fax. (0274) 542385, Website: www.
DCRjogja.blogspot.com
No. : 02 BUKTI MEMORIAL
Kepada Yth.
Saudara : Adelitia B.
Bagian Akuntansi : Delta Car Rental
Memo : Biaya catering tanggal 2 Desember 2017 yang
belum terpakai.
Yogyakarta, 31 Desember 2017
Dibuat oleh: Dibukukan oleh:
Kepala bagian keuangan bagian pembukuan
Dewa Suryo Adelitia B.
Jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember 2017 adalah ….
A. Biaya catering dibayar di muka Rp 75.000,00
Biaya catering Rp 75.000,00
B. Biaya catering Rp 75.000,00
Biaya catering dibayar di muka Rp 75.000,00
C. Biaya catering Rp 150.000,00
Biaya catering dibayar di muka Rp 150.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
D. Biaya catering dibayar di muka Rp 150.000,00
Biaya catering Rp 150.000,00
E. Biaya catering dibayar di muka Rp 225.000,00
Biaya catering Rp 225.000,00
31. Diketahui pajak untuk tahun 2017 ditaksir Rp 2.500.000 belum dibayar,
perusahaan angkutan exspress menyesuaikan pajak penghasilan dengan
menjurnal ....
A. Beban pajak Rp 2.500.000
Piutang pajak Rp 2.500.000
B. Beban pajak Rp 2.500.000
Utang pajak Rp 2.500.000
C. Beban pajak Rp 2.500.000
Kas Rp 2.500.000
D. Kas Rp 2.500.000
Beban pajak Rp 2.500.000
E. Kas Rp 2.500.000
Utang pajak Rp 2.500.000
32. Diketahui kas pada awal periode sebesar Rp 1.900.000, sedangkan laporan
rekening koran yang diterima dari bank menunjukan saldo kredit Rp 1.910.000
perbedaan tersebut terjadi karena bank mendebit PD Rahman Sejati Rp 15.000
untuk beban administrasi dan mengkredit Rp 25.000 untuk jasa giro.
Berdasarkan laporan rekening koran tersebut, jurnal penyesuaian yang dicatat
oleh PD Rahmat Sejati adalah ....
A. Pendapatan bunga Rp 25.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Kas Rp 10.000
Beban administrasi bank Rp 15.000
B. Kas Rp 15.000
Beban administrasi bank Rp 10.000
Pendapatan bunga Rp 25.000
C. Pendapatan bunga Rp 25.000
Kas Rp 15.000
Beban administrasi bank Rp 10.000
D. Kas Rp 10.000
Beban administrasi bank Rp 15.000
Pendapatan bunga Rp 25.000
E. Kas Rp 25.000
Beban administrasi bank Rp 15.000
Pendapatan bunga Rp 10.000
33. Diketahui persediaan barang dagang pada akhir periode sebesar Rp 7.750.000,
jurnal untuk menyesuaikan persediaan barang dagang pada akhir periode
dengan menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi adalah ....
A. Ikhtisar laba rugi Rp 7.750.000
Persediaan barang dagang Rp 7.750.000
B. Persediaan barang dagang Rp 7.750.000
Kas Rp 7.750.000
C. Kas Rp 7.750.000
Persediaan barang dagang Rp 7.750.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
D. Piutang dagang Rp 7.750.000
Persediaan barang dagang Rp 7.750.000
E. Persediaan barang dagang Rp 7.750.000
Ikhtisar laba rugi Rp 7.750.000
34. Diketahui persediaan perlengkapan pada awal periode sebesar Rp 1.150.000.
perlengakpan yang telah terpakai selama periode berjalan sebesar Rp 350.000,
dari perlengkapan yang masih tersisa 75% dibebankan ke toko dan 25%
dibebankan ke kantor. Maka pada akhir periode jurnal penyesuaian yang dibuat
oleh PD Rahmat Sejati adalah ....
A. Beban perlengkapan toko Rp 262.500
Beban perlengkapan kantor Rp 87.500
Perlengkapan Rp 350.000
B. Beban perlengkapan toko Rp 862.500
Beban perlengkapan kantor Rp 287.500
Perlengkapan Rp 1.150.000
C. Perlengkapan Rp 800.000
Beban perlengkapan toko Rp 600.000
Beban perlengkapan kantor Rp 200.000
D. Beban perlengkapan toko Rp 600.000
Beban perlengkapan kantor Rp 200.000
Perlengkapan Rp 800.000
E. Beban perlengkapan toko Rp 1.125.000
Beban perlengkapan kantor Rp 375.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Perlengkapan Rp 1.500.000
35. Diketahui asuransi dibayar di muka pada awal periode sebesar Rp 720.000,
asuransi dibayar pada tanggal 1 Maret 2017 untuk 1 tahun. Untuk asuransi yang
sudah dijalani, dibebankan kepada toko 60% dan kantor 40%. Untuk
menyesuaikan beban asuransi yang sudah di pakai, maka jurnal penyesuaian
yang dibuat oleh PD Rahmat Sejati Sejati adalah ....
A. Beban asuransi toko Rp 432.000
Beban asuransi kantor Rp 288.000
Asuransi dibayar di muka Rp 720.000
B. Beban asuransi toko Rp 360.000
Beban asuransi kantor Rp 240.000
Asuransi dibayar di muka Rp 600.000
C. Asuransi dibayar di muka Rp 600.000
Beban asuransi toko Rp 360.000
Beban asuransi kantor Rp 240.000
D. Asuransi dibayar di muka Rp 600.000
Beban asuransi toko Rp 360.000
Beban asuransi kantor Rp 240.000
E. Asuransi dibayar di muka Rp 720.000
Beban asuransi toko Rp 432.000
Beban asuransi kantor Rp 288.000
36. Diketahui harga perolehan gedung sebesar Rp 20.000.000 dan akumulasi
penyusutan gedung sebesar Rp 1.000.000, gedung disusutkan 5% dari harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
perolehan. Untuk menyesuaiakan penyusutan gedung tersebut, jurnal
penyesuaian yang dibuat adalah ....
A. Beban penyusutan gedung Rp 1.050.000
Akumulasi penyusutan gedung Rp 1.050.000
B. Beban penyusutan gedung Rp 1.000.000
Gedung Rp 1.000.000
C. Beban penyusutan gedung Rp 1.000.000
Akumulasi penyusutan gedung Rp 1.000.000
D. Beban penyusutan gedung Rp 1.000.000
Kas Rp 1.000.000
E. Beban penyusutan gedung Rp 1.100.000
Akumulasi penyusutan gedung Rp 1.100.000
37. Diketahui harga perolehan peralatan kantor sebesar Rp 1.500.000, diperkirakan
peralatan kantor disusutkan sebesar 10% dari harga perolehan. Jurnal
penyesuaian yang dibuat oleh CV Abadi adalah ....
A. Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp 150.000
Beban penyusutan peralatan kantor Rp 150.000
B. Beban penyusutan peralatan kantor Rp 150.000
Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp 150.000
C. Beban penyusutan peralatan kantor Rp 150.000
Kas Rp 150.000
D. Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp 1.500.000
Beban penyusutan peralatan kantor Rp 1.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
E. Beban penyusutan peralatan kantor Rp 1.500.000
Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp 1.500.000
38. Diketahui harga perolehan peralatan toko PD Rahmat Sejati sebesar Rp
1.000.000 dan taksiran nilai sisa sebesar Rp 150.000, diperkirakan peralatan
tersebut mempunyai umur manfaat selama 4 tahun. Maka jurnal penyesuaian
yang dibuat oleh PD Rahmat Sejati adalah ....
A. Beban penyusutan peralatan toko Rp 62.500
Akumulasi penyusutan peralatan toko Rp 62.500
B. Beban penyusutan peralatan toko Rp 125.000
Peralatan toko Rp 125.000
C. Beban penyusutan peralatan toko Rp 212.500
Akumulasi penyusutan peralatan toko Rp 212.500
D. Peralatan toko Rp 637.500
Beban penyusutan peralatan toko Rp 637.500
E. Beban penyusutan peralatan toko Rp 850.000
Akumulasi penyusutan peralatan toko Rp 850.000
39. Diketahui gaji bulan Desember yang belum dibayar adalah gaji bagian kantor
Rp 150.000 dan bagian toko Rp 50.000. Jurnal untuk mencatat penyesuaian
atas gaji bulan Desember yang masih terutang adalah ....
A. Beban gaji Rp 200.000
Utang gaji Rp 200.000
B. Beban gaji Rp 200.000
Kas Rp 200.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
C. Beban gaji kantor Rp 150.000
Beban gaji toko Rp 50.000
Kas Rp 200.000
D. Utang gaji Rp 200.000
Beban gaji kantor Rp 150.000
Beban gaji toko Rp 50.000
E. Beban gaji kantor Rp 150.000
Beban gaji toko Rp 50.000
Utang gaji Rp 200.000
40. Diketahui utang pajak pada awal periode sebesar Rp 500.000, jika pada akhir
periode perusahaan memperoleh pajak penghasilan sebesar Rp 750.000, maka
perusahaan mencatat penyesuaian atas pajak yang masih terutang sebesar ....
A. Beban pajak Rp 250.000
Piutang pajak Rp 250.000
B. Pajak penghasilan Rp 250.000
Utang pajak Rp 250.000
C. Utang pajak Rp 500.000
Pajak penghasilan Rp 500.00
D. Pajak penghasilan Rp 750.000
Utang pajak Rp 750.000
E. Beban pajak Rp 1.250.000
Kas Rp 1.250.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Kunci Jawaban
1. D 11. E 21. A 31. B
2. C 12. A 22. B 32. D
3. A 13. E 23. C 33. E
4. D 14. A 24. E 34. D
5. C 15. A 25. C 35. B
6. E 16. A 26. E 36. C
7. D 17. A 27. D 37. B
8. A 18. B 28. B 38. C
9. B 19. E 29. D 39. E
10. A 20. E 30. B 40. B
Petunjuk Penskoran
1. Jika dijawab benar skor 1
2. Jika dijawab salah/tidak menjawab skor 0
3. Jumlah skor total adalah 40
Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100
4. Batas KKM nilai akuntansi dasar peserta didik kelas X adalah 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 2
(Lembar Jawaban)
LEMBAR JAWABAN UJI COBA SOAL
HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)
Nama peserta didik : No. peserta
didik:
Kelas :
Nama sekolah :
1. A B C D E 21. A B C D E
2. A B C D E 22. A B C D E
3. A B C D E 23. A B C D E
4. A B C D E 24. A B C D E
5. A B C D E 25. A B C D E
6. A B C D E 26. A B C D E
7. A B C D E 27. A B C D E
8. A B C D E 28. A B C D E
9. A B C D E 29. A B C D E
10. A B C D E 30. A B C D E
11. A B C D E 31. A B C D E
12. A B C D E 32. A B C D E
13. A B C D E 33. A B C D E
14. A B C D E 34. A B C D E
15. A B C D E 35. A B C D E
16. A B C D E 36. A B C D E
17. A B C D E 37. A B C D E
18. A B C D E 38. A B C D E
19. A B C D E 39. A B C D E
20. A B C D E 40. A B C D E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 3
(lembar penilaian oleh ahli bahasa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 4
(lembar penilaian oleh ahli materi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 5
(Angket respon peserta didik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 6
(Surat izin penelitian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 7
(Silabus)
SILABUS
KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS JURNAL PENYESUAIAN
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Pembelajar
an
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.10 Mengan
alisis
jurnal
penyesu
aian
Pengertia
n jurnal
penyesuai
an
Data
informasi
jurnal
penyesuai
an
Langkah
pencatata
n jurnal
penyesuai
an
Mengamati
Peserta
didik
mempelajari
buku teks,
bahan
tayang
maupun
sumber lain
tentang
jurnal
penyesuaian
dan
prosedur
membuat
jurnal
penyesuaian
Menanya
Peserta
didik
mengajukan
pertanyaan
untuk
mengidentif
ikasi
masalah
tentang
jurnal
penyesuaian
Mengekspl
orasi
Peserta
didik
mengumpul
kan data
Tugas
Individu/
kelompok
Mendiskus
ikan
materi
Observasi
Peserta
didik
mengamat
i proses
peserta
didik
dalam
mengump
ulkan
informasi.
Portofolio
Pendidik
menilai
laporan
dari
peserta
didik.
Tes
Tes tertulis
bentuk
uraian atau
pilihan
ganda.
20 jp Buku
pengantar
akuntansi
dan
keuangan,
Yudistira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Pembelajar
an
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
atau
informasi
dari
berbagai
sumber
informasi
terpercaya
tentang
pengertian
jurnal
penyesuaian
dan
prosedur
dalam
membuat
jurnal
penyesuaian
Asosiasi
Peserta
didik
mendiskusi
kan tentang
pengertian
jurnal
penyesuaian
dan
prosedur
membuat
jurnal
penyesuaian
.
Peserta
didik secara
bersama-
sama
menyimpul
kan dari
keseluruhan
materi.
Komunikas
i
Peserta
didik
menuliskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Pembelajar
an
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
laporan
kerja
kelompok
tentang
jurnal
penyesuaian
dan
prosesur
membuat
jurnal
penyesuaian
Peserta
didik
mempresent
asikan hasil
kerja
kelompok di
depan kelas
sedangkan
kelompok
lain
menanggapi
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Lampiran 8 (RPP SMK Negeri 1 Tempel)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Tempel
Bidang Keahlian : TIK/Bisman
Program Keahlian : TKI/BP/MP/AK
Komp. Keahlian : TKJ/BDP/OTKP/AKL
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar No. RPP 10
Materi Pembelajaran : Membuat Jurnal Penyesuaian
Kelas : X Akuntansi Semester genap
KBM : 76 (Tujuh Puluh Enam)
Alokasi Waktu : 20 Jam
Pertemuan ke : 17,18,19,20
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Pengetahuan Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10Menganalisis transaksi jurnal penyesuaian
3.10.1 Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian
3.10.2 Mengidentifikasi informasi atau data keuangan yang membutuhkan penyesuaian
3.10.3 Menjelaskan langkah-langkah pencatatan transaksi
No. : F2/U04/KBM/24.0
Tgl. : 11 Nov. 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
penyesuaian
2. Keterampilan
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.10Membuat jurnal
penyesuaian
4.10.1 Mencatat jurnal penyesuaian
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pengetahuan a. Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian
b. Menjelaskan prosedur membuat jurnal penyesuaian c. Mengdentifikasi jurnal penyesuaian
d. Menganalisis transaksi jurnal penyesuaian
2.Keterampilan
a. Melakukan pencatatan jurnal penyesuaian
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual Pengertian Jurnal penyesuaian Pada akhir periode akuntansi, banyak saldo akun di buku besar yang dapat dilaporkan tanpa perubahan apapun dalam laporan keuangan. Meskipun begitu, pada akuntansi berbasis akrual beberapa akun dalam buku besar memerlukan pemutakhiran (updating). Analisis dan pemutakhiran akun-akun pada akhir periode sebelum laporan keuangan disiapkan disebut denganproses penyesuaian (adjusting process). Sedangkan ayat jurnal yang memutakhirkan saldo akun pada akhir periode akuntansi disebut dengan ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries).
2. Konseptual
Jenis akun yang memerlukan penyesuaian - Ada empat akun yang memerlukan ayat jurnal penyesuaian. Golongan
pertama adalah golongan yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di awal, yaitu beban dibayar dimuka (prepaid expense) dan pendapatan diterima dimuka (unearned revenues). Golongan ini sering disebut dengan akun tangguhan (deferral). Golongan kedua adalah golongan yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas dibelakang, yaitu akruan pendapatan (accrued revenues) dan akruan beban (accrued expense).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
- Beban dibayar dimuka (prepaid expense) yang kadang disebut juga beban yang ditangguhkan (deffered expense) adalah akun yang awalnya dicatat sebagai aset karena kasnya telah dibayarkan, padahal jasa atau barangnya belum diterima. Aset ini kemudian berubah menjadi beban seiring dengan berlalunya waktu atau melalui operasi normal usaha. Bahan habis pakai (supplies), sewa dibayar dimuka, dan asuransi dibayar dimuka adalah dua contoh beban dibayar dimuka yang memerlukan penyesuaian pada akhir periode akuntansi.
- Pendapatan diterima dimuka (unearned revenues), kadang disebut juga pendapatan yang ditangguhkan (deffered revenues) adalah akun yang awalnya dicatat sebagai kewajiban karena kasnya telah diterima dimuka padahal jasa atau barangnya belum diberikan kepada pelanggan. Kewajiban ini berubah menjadi pendapatan seiring dengan berlalunya waktu atau melalui operasi normal usaha. Contoh pendapatan diterima dimuka dan sewa diterima dimuka. Contoh transaksi yang masuk sebagai pendapatan diterima dimuka adalah menerima pendapatan dimuka atas pesanan barang yang terjadi dibulan yang akan datang.
- Akruan pendapatan (accrued revenues) atau piutang pendapatan adalah pendapatan yang telah dihasilkan, tetapi belum dicatat di akun pendapatan. Contohnya adalah imbalan jasa yang telah diberikan oleh seorang pengacara, namun belum ditagihkan ke kliennya pada akhir periode.
- Akruan beban (accrued expense) atau beban yang masih harus dibayar adalah beban yang telah terjadi tetapi belum dicatat ke akun beban. Contoh akruan beban adalah utang gaji kepada karyawan pada akhir periode, contoh lain utang bunga wesel, utang bunga, dan utang pajak
3. Prosedural
Pada penyesuaian Persediaan Barang Dagang dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu: a) Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi
Pada akhir periode akuntansi , jumlah persediaan barang dagang awal disesuaikan menjadi persediaan barang akhir menggunakan akun ikhtisar laba rugi (termasuk akun nominal) sebagai perantara. Hal ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1) Memindahkan saldo akun persediaan barang dagang awal ke akun
ikhtisar laba rugi Ikhtisar laba rugi XXX Persediaan barang dagang XXX
2) Memunculkan saldo akun persediaan barang dagang akhir Persediaan barang dagang XXX Ikhtisar Laba rugi XXX
b) Pendekatan Harga Pokok Penjualan Perhitungan harga pokok penjualan (HPP) melibatkan akun – akun persediaan barang dagang awal dan akhir, pembelian, retur pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
dan pengurangan harga, serta potongan pembelian. Jika persediaan dagang disesuaikan menggunakan pendekatan harga pokok penjualan maka seluruh akun tersebut akan ikut terlibat. Penyesuaian persediaan barang dagang menggunakan pendekatan harga pokok penjualan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Persediaan dagang awal
Harga pokok penjualan XXX Persediaan barang dagang XXX
2) Pembelian barang dagang Harga Pokok Penjualan XXX Pembelian XXX
3) Retur Pembelian dan pengurangan harga Retur pembelian dan pengurangan harga XXX Harga Pokok Penjualan XXX
4) Potongan Pembelian Potongan Pembelian XXX Harga Pokok Penjualan XXX
5) Potongan Pembelian Potongan Pembelian XXX Harga Pokok Penjualan XXX
6) Persediaan barang dagang akhir Persediaan barang dagang XXX Harga pokok Penjualan XXX
4 Metakognitif
E. Pendekatan, Model dan Metode
1. PendekatanPembelajaran : Scientific Learning
2.Strategi/Model Pembelajaran : Model pembelajaran discovery learning
3. MetodePembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan
penugasan
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alikasi Waktu
Pendahuluan ( 10 menit)
Orientasi : Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran, mengecek kebersihan kelas dan lingkungan sekitarnya serta mengondisikan kesiapan peserta didik dalam belajar
(2 menit)
Apersepsi :Guru melakukan apersepsi tentang materi pada pertemuan sebelumnya yaitu prinsip dasar dalam melakukan posting buku besar
(2 menit)
Motivasi :Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan manfaat mempelajari materi tentang mengamati dan menganalisis prinsip dan prosedur transaksi jurnal penyesuaian
(3 menit)
MemberiAcuan : Guru menyampaikan garis besar materi tentang mengamati dan menganalisis prinsip dan prosedur transaksi jurnal penyesuaian dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas tentang mengamati dan menganalisis prinsip dan prosedur transaksi jurnal penyesuaian
(3 menit)
Inti (115 menit)
Mengamati 1. Guru menugaskan peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah utama yaitu mengenai prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
2. Peserta didik mengidentifikasi masalah utama yaitu mengenai prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca sald
3. Peserta didik membuat pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam
(115menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
Menanya 1. Guru menugaskan peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah utama yaitu mengenai pengertian jurnal penyesuaian, informasi atau data keuangan yang dibutuhkan dalam jurnal penyesuaian, serta langkah-langkah pencatatan transaksi penyesuaian
2. Peserta didik mengidentifikasi masalah utama yaitu mengenai pengertian jurnal penyesuaian, informasi atau data keuangan yang dibutuhkan dalam jurnal penyesuaian, serta langkah-langkah pencatatan transaksi penyesuaian
3. Peserta didik membuat pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas tentang pengertian jurnal penyesuaian, informasi atau data keuangan yang dibutuhkan dalam jurnal penyesuaian, serta langkah-langkah pencatatan transaksi penyesuaian
MengumpulkanInformasi 1. Peserta didik mengumpulkan data dan
informasi tentang pengertian jurnal penyesuaian, informasi atau data keuangan yang dibutuhkan dalam jurnal penyesuaian, serta langkah-langkah pencatatan transaksi penyesuaian
2. Peserta didik membuat kelompok untuk berdiskusi tentang pengertian jurnal penyesuaian, informasi atau data keuangan yang dibutuhkan dalam jurnal penyesuaian, serta langkah-langkah pencatatan transaksi penyesuaian
Mengasosiasi 1. Peserta didik menukarkan hasil diskusi
ntar kelompok untuk mendapatkan masukan atau tanggapan secara tertulis atau lisan
2. Menyimpulkan dari keseluruhan materi 3. Peserta didik merevisi hasil kerja
berdasarkan masukan dari kelompok lain.
Mengkomunikasikan 1. Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi, melaporkan kesimpulan hasil diskusi yang telah direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
2. Peserta didik menanggapi presentasi kelompok lain
Penutup (10 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran
3. Guru menginformasikan kegiatan dan garis besar materi pada pertemuan berikutnya,
4. 10 menit sebelum pelajaran diakhiri guru mengajak peserta didik mengecek kembali kebersihan kelas, laci, merapikan meja dan kursi, mematikan kipas angin, LCD dan lampu kelas
5. Pembelajaran ditutup salam
(10 menit)
2. Pertemuan 18
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alikasi Waktu
Pendahuluan ( 10 menit)
Orientasi : Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran, mengecek kebersihan kelas dan lingkungan sekitarnya serta mengondisikan kesiapan peserta didik dalam belajar
(2 menit)
Apersepsi : Guru melakukan apersepsi tentang materi pada pertemuan sebelumnya yaitu pengertian Jurnal Penyesuaian
(2 menit)
Motivasi : Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan manfaat mempelajari materi tentang Data informasi jurnal penyesuaian
(3 menit)
MemberiAcuan : Guru menyampaikan garis besar materi tentang Data informasi jurnal penyesuaiandan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas tentang Data informasi jurnal penyesuaian
(3 menit)
Inti (70 menit)
Mengamati 1. Peserta didik melihat bahan tayangan
tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku
(70 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
2. Peserta didik membaca dan menggali dari berbagai macam buku sumber tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo.
Menanya 1. Guru menugaskan peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah utama yaitu mengenai prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
2. Peserta didik mengidentifikasi masalah utama yaitu mengenai prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
3. Peserta didik membuat pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
MengumpulkanInformasi 1. Peserta didik mengumpulkan data dan
informasi tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo melalui buku siswa dan hasil diskusi
2. Peserta didik membuat kelompok untuk berdiskusi tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo melalui buku siswa dan hasil diskusi
Mengasosiasi 4. Peserta didik menukarkan hsil diskusi antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
kelompok untuk mendapatkan masukan atau tanggapan secara tertulis atau lisan Menyimpulkan dari keseluruhan materi
5. Peserta didik merevisi hasil kerja berdasarkan masukan dari kelompok lain.
Mengkomunikasikan 1. Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi, melaporkan kesimpulan hasil diskusi yang telah direvisi
2. Peserta didik menanggapi presentasi kelompok lain
Penutup (10 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran
3. Guru menginformasikan kegiatan dan garis besar materi pada pertemuan berikutnya,
4. 10 menit sebelum pelajaran diakhiri guru mengajak peserta didik mengecek kembali kebersihan kelas, laci, merapikan meja dan kursi, mematikan kipas angin, LCD dan lampu kelas
5. Pembelajaran ditutup salam
(10 menit)
3. Pertemuan 19
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alikasi Waktu
Pendahuluan ( 10 menit)
Orientasi : Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran, mengecek kebersihan kelas dan lingkungan sekitarnya serta mengondisikan kesiapan peserta didik dalam belajar
(2 menit)
Apersepsi : Guru melakukan apersepsi tentang materi pada pertemuan sebelumnya yaitu pengertian Data informasi jurnal penyesuaian
(2 menit)
Motivasi : Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan manfaat mempelajari materi tentang Langkah pencatatan jurnal penyesuaian
(3 menit)
MemberiAcuan : Guru menyampaikan garis besar materi tentang Langkah pencatatan jurnal penyesuaiandan menjelaskan kegiatan
(3 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas tentang Langkah pencatatan jurnal penyesuaian
Inti (115 menit)
Mengamati 1. Peserta didik melihat bahan tayangan tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
2. Peserta didik membaca dan menggali dari berbagai macam buku sumber tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo.
(115menit)
Menanya 1. Guru menugaskan peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah utama yaitu mengenai prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
2. Peserta didik mengidentifikasi masalah utama yaitu mengenai prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
3. Peserta didik membuat pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
MengumpulkanInformasi 1. Peserta didik mengumpulkan data dan
informasi tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
dan prosedur penyusunan neraca saldo melalui buku siswa dan hasil diskusi
2. Peserta didik membuat kelompok untuk berdiskusi tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo melalui buku siswa dan hasil diskusi
Mengasosiasi 1. Peserta didik menukarkan hasil diskusi
antar kelompok untuk mendapatkan masukan atau tanggapan secara tertulis atau lisan Menyimpulkan dari keseluruhan materi
2. Peserta didik merevisi hasil kerja berdasarkan masukan dari kelompok lain.
Mengkomunikasikan 1. Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi, melaporkan kesimpulan hasil diskusi yang telah direvisi
2. Peserta didik menanggapi presentasi kelompok lain
Penutup 10 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari
2. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran
3. Guru menginformasikan kegiatan dan garis besar materi pada pertemuan berikutnya,
4. 10 menit sebelum pelajaran diakhiri guru mengajak peserta didik mengecek kembali kebersihan kelas, laci, merapikan meja dan kursi, mematikan kipas angin, LCD dan lampu kelas
5. Pembelajaran ditutup salam
(10 menit)
4.Pertemuan 20
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alikasi Waktu
Pendahuluan ( 10 menit)
Orientasi : Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran, mengecek kebersihan kelas dan lingkungan sekitarnya serta mengondisikan kesiapan peserta didik dalam
(2 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
belajar
Apersepsi :Guru melakukan apersepsi tentang materi pada pertemuan sebelumnya yaitu pengertian melakukan posting jurnal ke buku besar dua kolom, tiga kolom dan empat kolom.
(2 menit)
Motivasi : Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan manfaat mempelajari materi tentang mengamati dan menganalisis prinsip dan prosedur melakukan penyusunan neraca saldo
(3 menit)
MemberiAcuan : Guru menyampaikan garis besar materi tentang mengamati dan menganalisis prinsip dalam melakukan penyusunan neraca saldo dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas tentang mengamati dan menganalisis prinsip dan prosedur penyusunanneraca saldo.
(3 menit)
Inti (70 menit)
Mengamati 1.Peserta didik melihat bahan tayangan tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo 2.Peserta didik membaca dan menggali dari berbagai macam buku sumber tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo.
(70 menit)
Menanya 1. Guru menugaskan peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah utama yaitu mengenai prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
2. Peserta didik mengidentifikasi masalah utama yaitu mengenai prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
3. Peserta didik membuat pertanyaan mengenai hal-hal yang belum jelas tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo
MengumpulkanInformasi 1. Peserta didik mengumpulkan data dan
informasi tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo melalui buku siswa dan hasil diskusi
2. Peserta didik membuat kelompok untuk berdiskusi tentang prinsip dan prosedur posting jurnal ke buku besar, informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan buku besar, serta prinsip dan prosedur penyusunan neraca saldo melalui buku siswa dan hasil diskusi
Mengasosiasi 1. Peserta didik menukarkan hsil diskusi antar
kelompok untuk mendapatkan masukan atau tanggapan secara tertulis atau lisan
2. Menyimpulkan dari keseluruhan materi 3. Peserta didik merevisi hasil kerja
berdasarkan masukan dari kelompok lain.
Mengkomunikasikan 1.Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi, melaporkan kesimpulan hasil diskusi yang telah direvisi 2.Peserta didik menanggapi presentasi kelompok lain
Penutup (10 menit)
1.Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari 2.Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran 3.Guru menginformasikan kegiatan dan garis besar materi pada pertemuan berikutnya,
10 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
4.10 menit sebelum pelajaran diakhiri guru mengajak peserta didik mengecek kembali kebersihan kelas, laci, merapikan meja dan kursi, mematikan kipas angin, LCD dan lampu kelas 5.Pembelajaran ditutup salam
G. Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran
1. Alat : Laptop, alat tulis, penghapus, lembar diskusi kelompok, tayangan langkah posting jurnal ke buku besar
2. Bahan: teks eksposisi 3. Media Pembelajaran: papan tulis, LCD, dan Buku
H. Sumber Belajar
1. Buku: a. Pengantar Akuntansi, Hendi Somantri
b.Akuntansi Perusahaan Jasa, Hendi Somantri
2. Modul: Modul Akuntansi 1 A untuk SMK dan MAK, Dwi Hartati, 2011
3. Internet: http://trytogoblog.blogspot.co.id/2014/08/cara-mendebit-dan-
mengkredit-akun.html
I. PenilaianPembelajaran, Remedial danPengayaan
1. InstrumendanTeknikPenilaian a. Pengetahuan
KompetensiDasar
Indikator IndikatorSoal JenisSoal
Soal
3.10 Menganalisis transaksi jurnal penyesuaian
3.10.1 Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian
3.10.2 Mengiden
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian
2. Peserta
Tes Tertulis
1. Asuransi yang dibayar 1 oktober 2003 untuk satu tahun adalah sebesar Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
tifikasi informasi atau data keuangan yang membutuhkan penyesuaian
3.10.3 Menjelaskan langkah-langkah pencatatan transaksi penyesuaian
didik
dapat menjelas
kan
informasi dan data
keuangan yang
membutuhkann
penyesua
ian 3. Peserta
didik dapat
menjelas
kan langkah-
langkah pencatata
n transaksi
penyesua
ian
1.200.000 dicatat dalam metode harta. Ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2003 adalah .....
2. Dalam neraca sisa terdapat akun perlengkapan kantor di debit sebesar Rp 650.000. Pada akhir periode, menurut data keuangan, nilai perlengkapan kantor masih ada Rp 200.000 maka ayat jurnal penyesuaianyaadalah ......
3. Pada awal periode akuntansi (1 Januari 2003) saldo akun persediaan barang dagang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
adalah Rp 31.000.000. Menurut data akhir periode (31 Desember 2003) saldo persediaan barang dagang adalah Rp 4.500.000 maka ayat jurnal penyesuaiannya adalah ....
4. Akun kendaraan (D) senilai Rp 6.000.000 setiap akhir tahun disusutkan 10%. Ayat jurnal penyesuaiannya adalah ......
5. Pada tanggal 1 Mei 2003, penndapatan bunga untuk satu tahun sebesar Rp 120.000 dicatat dalam akun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
bunga diterima di muka. Pada akhir Desember 2003, ayat jurnal penyesuaiannya adalah .....
KunciJawabanSoal:
1. Asuransi yang dibayar 1 oktober 2003 untuk satu tahun adalah sebesar Rp 1.200.000 dicatat dalam metode harta. Ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2003 adalah ..... a. Beban Asuransi Rp 300.000 (D); asuransi dibayar dimuka Rp
300.000 (K) b. Beban Asuransi Rp 900.000 (D); asuransi dibayar di muka Rp
900.000 (K) c. Beban Asuransi Rp 1.200.000 (D); asuransi dibayar dimuka Rp
1.200.000 (K) d. Beban Asuransi Rp 1.200.000 (D); Kas Rp 1.200.000 (K) e. Asuransi dibayar di muka Rp 300.000 (D); beban asuransi Rp
300.000 (K)
2. Dalam neraca sisa terdapat akun perlengkapan kantor di debit sebesar Rp 650.000. Pada akhir periode, menurut data keuangan, nilai perlengkapan kantor masih ada Rp 200.000 maka ayat jurnal penyesuaianny adalah ...... a. Beban perlengkapan Rp 200.000 (D); Perlengkapan kantor Rp
200.000 (K) b. Beban Perlengkapan Rp 650.000 (D); Kas Rp 650.000 (K) c. Beban Perlengkapan Rp 850.000 (D); Perlengkapan Rp 850.000
(K) d. Beban perlengkapan Rp 450.000 (D); Perlengkapan Kantor Rp
450.000 (K) e. Beban Perlengkapan Rp 450.000 (D); Perlengkapan Kantor Rp
450.000 (K)
3. Pada awal periode akuntansi (1 Januari 2003) saldo akun persediaan barang dagang adalah Rp 31.000.000. Menurut data akhir periode (31 Desember 2003) saldo persediaan barang dagang adalah Rp 4.500.000 maka ayat jurnal penyesuaiannya adalah .... a. Persediaan barang dagang Rp 2.100.000 (D); Ikhtisar L/R Rp
3.100.000 (K)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
b. Persediaan barang dagang Rp 4.500.000 (D); Ikhtisar L/R Rp 4.500.000 K)
c. Ikhtisar L/R Rp 4.500.000 (D); Persediaan Barang Dagang Rp 4.500.000 (K)
d. Ikhtisar L/R Rp 4.500.000 (D); Persediaan barang dagang Rp 4.500.000 (K); Persediaan barang dagang Rp 3.100.000 (D); Ikhtisar L/R Rp 3.100.000 (K)
e. Ikhtisar L/R Rp 3.100.000 (D); Persediaan barang dagang Rp 3.100.000 (K); Persediaan barang dagang Rp 4.500.000 (D); Ikhtisar L/R Rp 4.500.000 (K)
4. Akun kendaraan (D) senilai Rp 6.000.000 setiap akhir tahun disusutkan 10%. Ayat jurnal penyesuaiannya adalah ...... a. Beban penyusutan kendaraan Rp 600.000 (D); Akumulasi
penyusutan kendaraan Rp 600.000 (K) b. Beban Penyusutan kendaraan Rp 54.000 (D); akumulasi
penyusutan kendaraan Rp 54.000 (K) c. Bbeban penyusustan kendaraan Rp 600.000 (D); Kendaraan Rp
600.000 (K) d. Beban penyusutan kendaran Rp 12.000.000 (d); akumulasi
penyusutan kendaraan Rp 12.000.000 (K) e. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 600.000 (D); beban
penyusutn kendaraan Rp 600.000 (K)
5. Pada tanggal 1 Mei 2003, penndapatan bunga untuk satu tahun sebesar Rp 120.000 dicatat dalam akun bunga diterima di muka. Pada akhir Desember 2003, ayat jurnal penyesuaiannya adalah ..... a. Bunga diterima di muka Rp 80.000 (D); Pendapatan bunga Rp
80.000 (K) b. Pendapatan bunga Rp 96.000 (D); bunga diterima di muka Rp
96.000 (K) c. Pendapatan bunga Rp 96.000 (D); Kas Rp 96.000 (K) d. Pendapatan bunga Rp 120.000 (D); Kas Rp 96.000 e. Pendapatan bunga Rp 24.000 (D); buga diteria di muka Rp
24.000 (K)
Kunci Jawaban
1. A 2. D 3. E 4. A 5. A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
b. Keterampilan
KompetensiDasar
Indikator IndikatorSoal
JenisSoal Soal
4.10 Membuat jurnal penyesuaian
4.10.1 Mencatat jurnal penyesuaian
1. Peserta didik dapat mencatat jurnal penyesuaian
Soal latihan Data Penyesuaian per 31 Desember 2004:
1. Persediaan barang dagang Rp 7.500.000
2. Asuransi jatuh tempo Rp 400.000
3. Perlengkapan Toko habis terpakai sebesar Rp 600.000
4. Penyusutan peralatan toko 10% dari harga
PenskoranJawabandanPengolahanNilai
1. Nilai 90-100 : jikasesuaikuncijawabandanadapengembanganjawaban 2. Nilai 75-89 : jikajawabansesuaikuncijawaban 3. Nilai 60-74 : jikajawabankurangsesuaidengankuncijawaban 4. Nilai 0-59 :jikajawabantidaksesuaidengankuncijawaban
ContohPengolahanNilai
IPK No
Soal SkorPenilaian 1,2,3 dan 4
Nilai
1. 1 75 Nilaiperolehan KD pengetahuan : reratadarinilai IPK
(75+80) / 2 = 77,5 2. 2 80
Jumlah 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
perolehan
5. Gaji karyawan yang belum terbayar Rp 120.000
Diminta:
Buatlah ayat jurnal penyesuaian dengan Pendekatan ikhtisar laba rugi
Kunci jawaban soal:
Data Penyesuaian per 31 Desember 2004:
PD ASOKA NERACA SALDO
PER 31 DESEMBER 2004 No. Akun Nama Akun Debit Kredit
102 Asuransi Dibayar di Muka Rp 600.000 103 Persediaan Barang Dagang Rp 6.000.000 104 Perlengkapan Toko Rp 800.000 105 Peralatan Toko Rp 4.000.000 201 Hutang Dagang Rp 2.400.000 301 Modal Asoka Rp 9.150.000 302 Prive Asoka Rp 400.000 401 Penjualan Rp 8.000.000 402 Retur Penjualan dan PH Rp 200.000 501 Pembelian Rp 4.500.000 502 Retur Pembelian dn PH Rp 300.000 503 Potongan Pembelian Rp 150.000
Rp 200.000.000 Rp 200.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
1. Persediaan barang dagang Rp 7.500.000 2. Asuransi jatuh tempo Rp 400.000 3. Perlengkapan Toko habis terpakai sebesar Rp 600.000 4. Penyusutan peralatan toko 10% dari harga perolehan 5. Gaji karyawan yang belum terbayar Rp 120.000
Diminta: Buatlah ayat jurnal penyesuaian dengan :
a. Pendekatan ikhtisar laba rugi
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit 2003 31 Ikhtisar laba rugi 6.000.000 Des Persediaan barang dagang 6.000.000 Persediaan barang dagang 7.500.000 Ikhtisar Laba Rugi 7.500.000 31 Beban Asuransi 400.000 Asuransi dibayar dimuka 400.000 31 Beban perlengkapan toko 600.000 Perlengkapan toko 600.000 31 Beban Peny. Peralatan toko 400.000 Akm. Peny. Peralatan Toko 400.000 31 Beban Gaji karyawan 120.000 Hutang Gaji 120.000 15.020.000 15.020.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
c. Penilaian Sikap 1) Penilaian Sikap Spiritual
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Tempel
Kelas/Semester : X/2
Tahun pelajaran : 2018/2019
Nama Wali Kelas : .................................
No Hari, Tanggal
Nama siswa
Catatan Perilaku Butir Sikap
1 Kamis, 1 Maret 2018
Indra Mengingatkan temannya untuk melaksanakan sholat Dzuhur di sekolah
Toleransi beragama
2
3
4
5
2) Penilaian Sikap Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Tempel
Kelas/Semester : X/2
Tahun pelajaran : 2018/2019
Nama Wali Kelas : .................................
No Hari, Tanggal
Nama siswa
Catatan Perilaku Butir Sikap
1 Kamis, 1 Maret 2018
Irma Menyerahkan dompet yang ditemukan di halaman sekolah kepada satpam sekolah.
Kejujuran
2
3
4
5
3) Penilaian Sikap Observasi
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Tempel Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar
Bidang Keahlian : TIK/Bismen Kelas : X Akuntansi
Program Keahlian : TKI/BP/MP/AK Semester : 2
Komp. Keahlian : TKJ/BDP/OTKP/AKL
No. Nama Peserta Didik
Pertemuan Jml Sko
r
Nilai
% ketercapaian
Pedikat
Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skor maksimum setiap pertanyaan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
1.
2.
3.
4.
4) Lembar Penilaian Diri Siswa
Nama : ........................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Kelas : ........................
Semester : ........................
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Saya mencotek pada saat mengerjakan penilaian.
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya pada saat mengerjakan tugas.
3 Dll
5) Lembar Penilaian Antarteman
Nama teman yang dinilai : ........................
Nama penilai : .......................
Kelas : ........................
Semester : ........................
No. Pernyataan Ya Tidak
1 Teman saya tidak mencotek pada saat mengerjakan ujian.
2 Teman saya tidak melakukan plagiat (menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya) dalam mengerjakan setiap tugas.
3 Dll
2. Rencana Pembelajaran Pengayaan dan Remidi
KOMPETENSI DASAR
RENCANA REMIDI RENCANAPENGAYAAN
3.10 Menerapkan posting
Menjelaskanulangmateri yang belumpaham
Mengerjakanulang No soal yang belum KKM untuksoalpengetahuan
Melakukantesulangpraktiksampaimencapainilai KKM
Memberitugasuntukmembacareferensidanmembuat
4.10 Melakukan Posting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Tempel, Mei 2018 Mengetahui,
Kepala Sekolah, Dra. Nuning Sulastri, M.M. NIP 19610828 198803 2 010
WKS 1 Dra. Rr. Ratna Wiwara N. NIP 1968115 199412 2 006
Guru Mata Pelajaran
Sumiyati, S.Pd NIP 19731207 200604 2 012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 9
(RPP pembuatan soal berbasis HOTS)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan
Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar
Materi Pelajaran : Membuat Jurnal Penyesuaian
Kelas / Semester : X Akuntansi / 1 (satu)
Alokasi Waktu : 20 JP
A. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual,
konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kejadian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyajikan dalam ranah konkret dan
ranah anstrak terkait dengan pengetahuan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
Pengetahuan
3.10 Menganalisis jurnal penyesuaian
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Pengetahuan:
3.10.1 Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
3.10.2 Mengidentifikasi informasi atau data keuangan yang membutuhkan
penyesuaian.
3.10.3 Menganalisis transaksi jurnal penyesuaian
D. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
a. Menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian
b. Menjelaskan prosedur membuat jurnal penyesuaian
c. Mengidentifikasi jurnal penyesuaian
d. Menganalisis transaksi jurnal penyesuaian
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian jurnal penyesuaian
2. Akun perlengkapan dalam jurnal penyesuaian
3. Akun beban yang masih harus dibayar dalam jurnal penyesuaian
4. Akun pendapatan yang masih harus diterima dalam jurnal penyesuaian
5. Penyusutan aktiva tetap
6. Beban dibayar dimuka dalam jurnal penyesuaian
7. Pendapatan diterima di muka
8. Piutang tak tertagih
9. Pembetulan kesalahan
F. Pendekatan, Model dan Metode
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientifik Learning
2. Strategi/Model Pembelajaran : Model pembelajaran discoveri
Learning
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya jawab, diskusi dan
penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Pendidik memasuki kelas, mengucapkan
salam dan menyalami peserta didik
2. Pendidik mengajak peserta didik untuk
bersikap berdoa dan di lanjutkan dengan doa
sebelum memulai KBM
3. Pendidik mengajak peserta didik untuk
memeriksa kebersihan kelas dan
mempersilahkan untuk membuang sampah
pada tempatnya.
4. Pendidik mengisi agenda kelas dan melakukan
presensi kelas, dilanjutkan dengan paparan
pentingnya disiplin dan tanggung jawab yang
berkaitan dengan kehadiran peserta didik.
5. Pendidik mengawali pembelajaran dengan
menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik selama proses
pembelajaran.
6. Dilanjutkan dengan menjelaskan strategi
pembelajaran yang digunakan.
7. Memberikan motivasi kepada peserta didik.
8. Memberi pre tes kepada peserta didik.
10
menit
Inti 1. Memberi rangsangan (stimulation) :
Pendidik mempersilahkan peserta didik untuk
membaca buku sumber tentang jurnal
penyesuaian.
2. Identifikasi masalah (Problem Statement) :
1) Peserta didik dipersilahkan oleh pendidik
untuk mencatat berbagai
persoalan/masalah yang dihadapi selama
membaca buku sumber yang berkaitan
dengan jurnal penyesuaian.
2) Peserta didik dipersilahkan untuk bertanya
mengenai apa saja yang belum dipahami
dan pendidik menampung pertanyaan
peserta didik dengan menulis di papan
tulis sesuai dengan materi yang dipelajari
tentang jurnal penyesuaian.
3. Pengumpulan data (Data Collection) :
a) Pendidik mempersilahkan peserta didik
untuk membentuk kelompok belajar.
b) Pendidik memberikan tugas kepada
peserta didik untuk mencari jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
dengan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber belajar terpercaya
mengenai masalah yang telah
diidentifikasi yaitu tentang jurnal
penyesuaian.
4. Pembuktian (Verification) :
a) Peserta didik dipersilahkan untuk
mendiskusikan dalam kelompok
mengenai jawaban yang dianggap paling
benar yang berkaitan dengan masalah
yang teridentifikasi.
b)
5. Menarik kesimpulan/generalisasi
(Generalization) :
a) Pendidik mempersilahkan peserta didik
untuk menyampaikan hasil diskusi
kelompok berdasarkan masalah yang
diidentifikasi sebelumnya.
b) Peserta didik secara bersama-sama
membuat kesimpulan tentang jurnal
penyesuaian dengan panduan oleh
pendidik.
115
menit
Penutup 1. Pendidik mengembalikan konsentrasi peserta
didik ke depan kelas dengan meminta peserta
didik untuk kembali duduk menghadap ke
depan kelas dan mendengarkan arahan
pendidik.
2. Peserta didik melakukan refleksi dengan
bantuan pendidik untuk memperjelas hal yang
belum dipahami sehingga informasi yang
diperoleh menjadi jelas.
3. Pendidik memberikan tugas kepada peserta
didik untuk mengerjakan soal latihan pada
buku sumber sebagai penguatan hasil
pembelajaran.
4. Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memberikan pesan untuk tekun dalam
belajar sebagai upaya dalam mempersiapkan
kegiatan pembelajaran berikutnya.
5. Pendidik mengajak peserta didik untuk
mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan
doa bersama sebagai rasa syukur kepada Yang
Maha Kuasa dan dilanjutkan dengan
mengucapkan salam.
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
H. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian pengetahuan : soal praktik dan penugasan
2. Penilaian sikap : observasi
I. Alat, Metode Pembelajaran dan Sumber Belajar
1. Alat : Laptop, alat tulis, penghapus, lembar diskusi kelompok, layanan
langkah posting jurnal ke buku besar
2. Media Pembelajara : papan tulis, LCD dan buku.
3. Sumber Belajar : Sucipto, t., Moelyati, & Sumardi. (2011). Siklus
Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang. Bogor. Yudhistira.
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Soal Bentuk
Soal
Nomor
Soal
3.10 Menganalisis
jurnal
penyesuaian.
1. Pengertian
penyesuaian
1. Menganalisis
pengertian
penyesuaian
yang tepat
PG 1
2. Tujuan
penyesuaian
dan alasan
penyesuaian
2. Memilih
manakah
yang
merupakan
tujuan
dilakukan
penyesuaian
PG 2
3. Memilih
alasan
perlunya
jurnal
penyesuaian
PG 3
3. Akun yang
perlu
disesuaikan
4. Memilih
akun-akun
yang perlu
disesuaikan
PG 4
4. Transaksi
jurnal
penyesuaian
perusahaan
jasa
5. Mengidentifi
kasi transaksi
jurnal
penyesuaian
pada
perusahaan
jasa untuk
PG 5, 6, 7,
8, 9,
10, 11,
12, 13,
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Soal Bentuk
Soal
Nomor
Soal
akun yang
didebit dan
dikredit
5. Transaksi
jurnal
penyesuaian
perusahaan
dagang
6. Mengidentifi
kasi transaksi
jurnal
penyesuaian
pada
perusahaan
dagang untuk
akun yang
didebit dan
dikredit
PG 15, 16,
17, 18,
19, 20,
21
6. Transaksi
jurnal
penyesuaian
perusahaan
jasa
7. Menganalisis
jurnal
penyesuaian
dan mencatat
akun yang
didebit dan
dikredit
dengan
jumlah
rupiah yang
sebenarnya
pada
perusahaan
jasa
PG 22, 23,
24, 25,
26, 27,
28, 29,
30, 31
7. Transaksi
jurnal
penyesuaian
perusahaan
dagang
8. Menganalisis
jurnal
penyesuaian
dan mencatat
akun yang
didebit dan
dikredit
dengan
jumlah
rupaih yang
sebenarnya
pada
perusahaan
dagang.
PG 32, 33,
34, 35,
36, 37,
38, 39,
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI