Post on 09-Mar-2019
HlJBUNGAN ANTARA FAKTOR-:l?AI(TOR MUNCULNYA l(ONFORMITAS KELOMPOK
SEBAYA DENGAN PERILAKU BULI,YINGPADA REMAJA DI SMP PGRI 35 SERPONG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat dalam meraih
gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Univers!tas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
104070002287
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIJDAYATULLAH
JAKARTA 1430 H / 2009 M
@!I'~~ @lj'(»'~@F~~ 9retd-u1,an,
mo/w~~~<j}/~1P?~
Xuyersem6afikan skri:]Jsi ini untuk kecfua orang tuaku,
6ayak :Mundlr dan i6u Warmi, serta untuk kakak
kakakku dan adlkl?u tersayang, yang teCtifi
mem6erikan do'a dan dukungannya ..... .
(A) Fakultas Psikologi (B)Januari 2009 (C)Wuriyanti Handayani
ABSTRAK
(D) Hubungan antara faktor-faktor muncutnya konformitas kelompok sebaya dengan perilaku bullying pada remaja
(E) 74 hal, 13 tabel, 10 Jampiran (F) Pada masa remaja perkembangan sosial yang dialami beirkaitan dengan perluasan pergaulan pada remaja yang menuntut remaja untuk melakukan banyak penyesuaian terhadap kelompok sosialnya yang sebaya. Penyesuaian perilaku yang dilakukan remaja karena adanya pengaruh dari teman sebaya merupakan bentuk konformitas. Tekanan kelompok dalam konformitas pada remaja bisa berpengaruh positif dan negatif. Salah satu pengaruh negatif dari konformitas adalah munculnya perilaku agresif seperti perilaku bullying yaitu penggunaan kekerasan dengan tujuan untuk menyakiti korban. Bentuk perilaku bullying dapat muncul pada remaja adalah bullying fisik, bullying verbal, bullying nonverbal langsung, bullying nonverbal tidak langsung, dan bullying yang berupa merusak benda milik orang lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubun!)an antara faktorfaktor munculnya konformitas kelompok sebaya dengan perilaku bullying pada remaja di SMP PGRI 35 Serpong dengan jumlah responden 30 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling dari 726 sis:wa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana data yan~1 dihasilkan berupa data yang berbentuk bilangan. Metode yang digunakan adalah rretode korelasional yaitu penelitian yang dirancang untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel yang berbeda dalam satu populasL Dan teknik statistiknya adalah Spearman's rank Corelation dalam SPSS 11.5 for windows.
Dari hasil uji korelasi didapatkan nilai r hitung 0.674 yang signifikan pada level 0.01 maka diperoleh l<esimpulan umum ada hubungan antara faktorfaktor munculnya konformitas kelompok sebaya dengan p1~rilaku bullying pada remaja.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan melaksanakan penelitian dengan pendekatan kualitatif mengenai perilaku bullying agar didapatkan hasil yang lebih rnendalam. (G) Bahan bacaan 33 buku + 6 internet
(G)Faculty of Psychology (H)Januari 2009 (I) Wuriyanti Handayani
ABSTRACT
(J) Corelation between Peer group Conformity and Ad•t>lescent Bullying Behavior
(K) 7 4 pages, 13 tables, 10 enclosures (L) During adolescent period, social development is related to behavior adaptation with their peer group. Behavior adaptation caused by peer group presure and it called conformity. Conformity have positive and negative influence. The negative influence of the conformity is aggnessive behavior, such as bullying. bullying is a form of aggressive behavior by one or more people against another people. Bullying behavior that possibly appear is physical bullying, verbal bullying, direct non-verbal bullyin9, indirect nonverbal bullying, and damage property.
The aim of this research is to find the corelation between peer group conformity and adolescent bullying behaviour at SMP PGRI 35 Serpong with 30 respondents selected from 726 students used purposive sampling technique.
The research used quantitative approach that produce r.ountable data. It used correlational method, to find the relationship between different variables in population. The statistical technique using Spearman's rank Corelation, SPSS 11.5 for windows.
The results of study show that r value is 0.674 (significant) in level 0.01. therefore it can be concluded that there is a significant rela1tionship between peer group conformity and adolescent bullying behavior.
For further research, the writer suggests to use qualitative approach about bullying behavior to get a descriptive result.
(G) Reading material 33 books + 6 internet
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
mencurahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Sholawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada
Rasulullah SAW, keluarganya, para sahabat dan pengikutnya.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang telah membantu dan berperan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kas.ih yang talc
terhingga kepada:
1. Dekan fakultas psikologi Bapak .Jahja Umar Ph.D dan seluruh staf
pengajar dan administrasi UlN Syarif Hidayatullah Jakarta serta Bapak
Chaidir dan Bapak Badawi atas fasilitas dan bimbingannya.
2. lbu Dra. Netty Hartati M.Si, pembimbing I dan lbu S. Evangelin I. Suaidy
M.Psi, Psi., pembimbing II dalam penulisan skripsi ini, yang telah sudi
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan saran dalam
penulisan skripsi ini.
3. Bapak M. Simanungkalit dan seluruh staf pengajar dan administrasi SMP
PGRI 35 SERPONG, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
4. Kedua orang tuaku Bapak Mundir dan lbu Warmi yang senantiasa
mendukung dan mendo'akan penulis untuk terus berusaha dan tidak
mudah menyerah dalam menyelesaikan skripsi.
5. Kakak-kakakku A' Agus & Mba Murti, Masto & lyu, Ka Aid & Teh Endang,
A' Dodo & Teh ljah, A' lzul & Teh Neng, A' Toyo & Tehi Irma, dan adikku
Tami, yang telah memberikan dukungan, semangat, dan saran yang
bermanfaat kepada penulis.
6. Keponakan-keponakanku Denok, Dewi, Aziz, Putri, Rirnah, atas do'a dan
sernangatnya serta Fauzan, Faris, lhsan, Fika, Syahid., Haya, dan Aizar,
yang rnemberikan keceriaan dengan cara yang unik.
7. Sahabatku Pipit, Putri, Riri, Fatima, Amay, Ade, Nirma, Selvi, Mila, Naila,
semoga persahabatan kita tidak lekang oleh waktu. T eman-teman KKL
Fadil dan Rozak, dan teman-teman seperjuanganku Inna, lpeh, Llmil,
Badr, ,dll serta teman-teman angkatan 2004 atas segala keceriaan,
semangat, do'a, dan kerjasarnanya selama studi dan penulisan skripsi ini.
Dan juga seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan semuanya dan penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. /I.mien.
Serpong, 28 Januari 2009
Penulis
DAFT ART ABEL
. Tabel 3.1 Blue Print faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya ............. .47
. Tabel 3.2 Blue Print perilaku bullying ......................................................................... .47
'· Tabel 3.3 Blue Print item faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya yang
valid .............................................................................................................................. 49
. Tabel 3.4 Blue Print item perilaku buffying yang valid ................................................. 50
'. Tabel 3.1 Blue Print faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya untuk
penelitian ...................................................................................................................... 51
i. Tabel 3.2 Blue Print perilaku bullying untuk penelitian ................................................. 52
'. Tabel 4.1 Gambaran umum Responden ...................................................................... 55
. Tabel 4.2 Hasil Spearman's Rank Corelation .............................................................. 56
'· Tabel 4.3 Korelasi faktor-faktor munculnya konformitas dengan aspek
bullying ......................................................................................................................... 58
0. Tabet 4.4 Korelasi fal<tor-fal<tor munculnya konfonnitas remaja laki-laki dengan
aspek bul/ying ............................................................................................................... 59
1. Tabel 4.5 Korelasi faktor-faktor munculnya konformitas remaja perempuan dengan
aspek bullying ............................................................................................................. 60
2. Tabel 4.6 Perilaku bullying yang muncul pada remaja ........................................... 61
3. Tabel 4.7 Hasil uji t faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya dan
perilaku bullying ........................................................................................................... 62
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil skoring skala faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya
2. Hasil skoring skala perilaku bullying
3. Hasil uji korelasi
4. Hasil korelasi faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya dengan
aspek-aspek buffying
5. Hasil uji crosstab
6. Hasil uji t faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya dan perilaku
bullying
7. Reliabilitas dan validitas skala faktor-faktor munculnya konformitas kelompok
sebaya dan skala perilaku bullying try out
8. skala penelitian
9. Surat izin penelitian
10. Surat keterangan tefah mefakukan penefitian di SMP PGRI 35 SERPONG
DAFTAR ISi
Abstrak ......................................................•............................... .i
Abstrac:t ..•......•...•...........................•.............•.......•..................... ii
Kata Pengantar ........................................................................... iii
Daftar tabel. .........................•........................•............................ v
Daftar lampiran ...........................................................•........... , ..• vi
Daftar isi .................................................................................... vii
BABIPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2.ldentifikasi Masalah ................................................................... 12
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 13
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 14
1.5.Sistematika Penulisan .............................................................. 15
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Perilaku"Bullying ..................................................................... 16
2.1.1. Pengertian perilaku bullying ... ............................................. 16
2.1.2. Ciri-ciri tindakan bullying ............................................. ........ 18
2.1.3. Jenis-jenis perilaku bullying .............................................. ... 19
2.1.4. Karakteristik pelaku bullying ............................................. .. 20
2.1.5. Terjadinya bullying ......................................................... .. 22
2.1.6. Sumber-sumber psikologis yang mendasari bullying ............. .. 23
2.1.7. Dampak perilaku bullying ................................................... 25
2.2. Konformitas kelompok sebaya ................................................... 25
2.2.1. Pengertian kelompok sebaya ............................................. 25
2.2.2. Pengertian konformitas ............................................................... 27
2.2.3. Hal-hal yang mempengaruhi konformitas .............................. 30
2.2.4. Faktor yang mendorong terjadinya konformitas ...................... 30
2.3. Remaja .................................................................................... 34
2.3.1. Pengertian Remaja ............................................................. 34
2.3.2. Ciri-ciri umum remaja ........................................................... 36
2.4. Kerangka Berpikir. ..................................................................... 38
2.5. Hipotesis Penelitian ................................................................ .41
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................. .42
3.2. Variabel Penelitian ................................................................... .42
3.3. Definisi Variabel dan Definisi Operasional.. ................................... .43
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... .44
3.5. lnsrumen Penelitian ................................................................................. 45
3.6. Teknik Uji lnstrumen .................................................................. .48
3.7. Teknik Analisis Data ................................................................... 53
3.8. Prosedur penelitian ................................................................... 53
BAB IV ANALISIS DATA
4.1. Gambaran Umum Responden ..................................................... 55
4.2. Hasil Penelitian ........................................................................ 56
4.3. Hasil Tambahan ....................................................................... 58
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 65
5.2. Diskusi ................................................................................... 66
5.3. Saran ..................................................................................... 69
Daftar Pustaka ................................................................................ 71
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan masa dimana individu tengah mengalami masa peralihan
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang mandiri. Pada masa ini
individu berjuang untuk mendapatkan pengakuan akan keberadaannya
ditengah orang dewasa lainnya. Karena di usia remaja ini merupakan
persiapan bagi remaja untuk menghadapi masa dewasanya. Pada masa
peralihan ini remaja mengalami perkembangan secara fisil<, kognisi, dan
sosial.
Perkembangan fisik pada usia remaja ini terutama pada pematangan organ
organ seksual yang mempengaruhi kondisi emosi yang memjadi tinggi.
Remaja juga mengalami kematangar kognisi dibandingkan pada mas.a
sebelumnya. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa
pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur
otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk
eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Sedangkan
dalam perkembangan sosial remaja berkaitan dengan perluasan pergaulan
pada remaja yang menuntut remaja untuk melakukan banyak penyesuaian
terhadap kelompok sosialnya yang sebaya. Hal ini merupakan yang
terpenting dan yang tersulit bagi remaja.
2
Perkembangan sosiaJ pada masa remaja Jebih melibatkan kelompok teman
sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Old::;, 2001). Dibanding
pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar
rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman
(Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001 ). Dengan demikian, pada masa remaja
peran kelompok teman sebaya adalah besar. Pada diri remaja, pengaruh
lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja
telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk
menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam
berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelornpok teman sebaya
(Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001 ).
Kelorr.pok teman sebaya diakui dapat rnempengaruhi pertimbangan dan
keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Mamm, et al., 1993;
Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001 ). Conger (1991) dan
Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya
merupakan sumber referensi utama bagi rernaja dalarn hal persepsi dan
sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Karena pada kelompok sebayanya
remaja berada dalam satu komunitas yang memiliki kesamaan karakteristik
usia dan statusnya dalam masyarakat.
3
Melalui kelompok sebaya atau peer group remaja mendapat kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan sosial, emosional, identitas diri dan juga
kemandirian (Heaven, 1994; dalam Maryanah, 2006). Pada satu studi
mengenai remaja, hubungan kelompok sebaya yang positif berkaitan dengan
penilaian sosial yang positif (Ryan & Patrick, 1996; dalam Santrock, 2005).
Remaja menganggap waktu dengan teman merupakan ba!~ian penting dalam
kesehariannya. Kebanyakan remaja menghabiskan lebih banyak waktunya
bersama peer groupnya khususnya dengan sebuah kelompok kecil yang
merupakan teman-teman terdekat mereka daripada berkurnpul bersama
orang tua, saudara kandung atau agen sosialisasi yang lainnya.
Banyaknya waktu yang dihabiskan bersama kelompok sebaya atau peer
group membuat semakin besar peluang remaja untuk terpemgaruh oleh
kelompoknya. Hubungan kelompok sebaya yang baik merupakan hal yang
penting untuk perkembangan sosial yang normal pada ma8a remaja
(Santrock, 2005). Judith Harris (1998, 2000) mengatakan bahwa anak-anak
diperkenalkan tentang banyak hal di kebudayaannnya dipengaruhi oleh peer
group. Selain itu, salah seorang pengamat remaja, Hans Sebald mengatakan
bahwa peers akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan
orang tua untuk isu-isu seperti gaya berpakaian, tentang klub, kegiatan
sosial, hobi, dan aktivitas rekreasional lainnya yang ingin rnereka pilih
(http://psychemate.blogspot.com).
4
Berkaitan dengan pengaruh yang diberikan oleh kelompok sebaya atau peer
group, dapat terbagi menjadi dua yaitu positif dan negatif. Efek dari peer
group pada tingkah laku remaja tergantung pada sikap dan aktifitas yang
biasa dilakukan dalam peer group tersebut dan pada kebutuhan-kebutuhan
individu itu sendiri. Ketika norma-norrna grup menekankani pada prestasi atau
sesuatu yang baik, kebanyakan anggota peer group tersebut akan mengikuti.
Sedangkan untuk hal-hal yang berhubungan dengan ketidaksetujuan mereka
terhadap norma-norma yang dibentuk para orang tua, mereka akan
menunjukkannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang akan menimbu!kan
kesenangan di diri mereka. Maksudnya adalah kelompok remaja ini dapat
membentuk suatu nilai-nilai atau norma-norma baru yang berlaku pada
kelompok sebayanya sebagai pengganti norma orang dewasa. Hal itu akan
mendorong remaja yang berada pada kelompok tersebut untuk melakukan
penyesuaian pada kelompoknya. Penyesuaian perilaku yang dilakukan
remaja karena adanya pengaruh dari teman sebaya merupakan bentuk
konformitas.
Konformitas menurut Santrock (2005) adalah perubahan sikap atau tingkah
laku baik yang nyata atau tidak karena adanya tekanan dari kelompok.
Sedangkan konformitas kelompok sebaya dapat disimpulkan sebagai
perubahan perilaku ata11 keyakinan yang terjadi karena adanya tekanan dari
kelompok dengan tujuan untuk memenuhi harapan dan diterima kelompok.
5
SeJama masa remaja, khususnya pada periode awaJ, remaja Jebih mengikuti
standar-standar teman sebaya daripada yang dilakukan pada masa l<anak
l<anal<. Para peneliti telah menemukan bahwa pada l<elas delapan dan
sernbilan, konforrnitas dengan ternan sebaya; khususnya dengan standar anti
sosial rnereka; mernuncal< (Berndt, 1979; dalarn Santrol<, "1995). Hal tersebut
dipicu oleh adanya tuntutan dan keinginan untuk diterima oleh kelompok
sebayanya, remaja bersedia merubah dirinya dalarn bentul< gaya berpakaian,
rambut, dan tingkah laku.
Mappiare (1982) menyatakan bahwa pada masa remaja awal kebutuhan
akan l<onforrnitas dengan teman- teman sebaya sangat besar, sehingga
remaja berusaha bersikap sesuai dengan norma-norrna kelompol<nya.
Tekanan untul< melakukan konformitas menjadi sangat l<uat selarna usia
remaja (Santrocl<, 2005). Tel<anan tersebut datang dari kelompok sebayanya.
Tekanan peers dalam berbagai hal biasanya berpengaruh sangat kuat pada
usia 13-15 tahun. Tel<anan kelompok dalam konformitas pada rernaja bisa
6
berpengaruh positif dan negatif (Santrock, 2005). Salah satu bentuk
konforrnitas yang positif pada remaja saat ini diantaranya banyak remaja
yang mulai mengikuti trend remaja dalam mengekpresikan diri mereka lewat
bermusik maupun membuat blog, friendster atau facebook. Selain itu, Conger
(1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa 'kelompok teman
sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi
dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-ternan
rnenjadi sumber informasi misalnya rnengenai bagaimana cara berpakaian
yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger,
1991).
Namun pengaruh negatif dari konforrnitas juga tidak kalah banyak. Menurut
penelitian yang dilakukan oieh Denise Kandel pada sekelompok remaja di
Amerika, dihasilkan bahwa jumlah remaja pengguna marijuana yang orang
tuanya juga mengi;,unakan tetapi temannya tidak adalah hanya 17%
sedangkan jika orang tuanya tidak menggunakan tetapi teman-temannya
adalah pengguna marijuana maka jumlahnya bertambah menjadi 56%. Dari
sini dapat disimpulkan bahwa dalam hal-hal tertentu, peer group mempunyai
pengaruh yang lebih besar daripada orang tua. Thomas Bt~rndt (1979)
menemukan bahwa konformitas yang diakibatkan tekanan dari peers untuk
tingkah laku prososial tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan
konforrnitas untuk tingkah laku antisosial.
http://psychernate.blogspot.com/2007
7
Dapat dikatakan pengaruh negatif berupa perilaku antisosial dari konforrnitas
kelornpok sebaya pada rernaja lebih besar dibandingkan dengan pengaruh
positifnya. Jika rnencerrnati kondisi yang terjadi belakangan ini, dapat dilihat
bagairnana pengaruh negatif dari kelornpok rernaja yan~1 te~lah terangkat di
media. Terdapat beberapa kasus kekerasan yang dilakukan oleh kelornpok
rernaja, diantaranya kekerasan yang dilakukan oleh geng NERO, kasus
senioritas di IPDN, dan banyak kasus tersebarnya video-video kekerasan
yang dilakukan oleh rernaja. Kekerasan tersebut belakangan ini lebih dikenal
dengan istilah bullying.
Bullying rnenurut Sullivan dkk. (2005) adalah perilaku nega1tive dan agresif
atau tindakan yang disengaja atau berulang yang dilakukan oleh satu orang
atau lebih terhadap orang lain, biasanya terjadi secara berlkala. Bullying juga
tidak hanya dilakukan oleh anak laki-laki saja akan tetapi anak perernpuan
juga terrnasuk dalarn pelaku bullying. Dari beberapa penelitian sebelumnya,
juga diternukan perbedaan umur dan gender yang dapat mempengaruhi
perilaku bullying. Pada usia 15 tahun, anak laki-laki ditemukan lebih
cenderung mem-bully dengan kontak fisik langsung, sementara anak
perernpuan lebih cenderung mem-bully dengan perilaku ticlak langsung.
8
Namun tidak ditemukan perbedaan dalam kecenderungan melakukan
bullying verbal langsung. Pada usia 18 tahun, kecenderungan anak laki-laki
mem-bully dengan kontak fisik menu run tajam, dan kecenderungannya untuk
menggunakan perilaku verbal langsung dan perilaku tidak langsung
meningkat, meskipun anak perempuan masih tetap lebih tinggi
kecenderungannya dalam hal ini (Riauskina, 2005).
Perilaku bullying di Indonesia saat ini sudah mulai eksis di dalam kehidupan
bermasyarakat, bahkan di dalam institusi pendidikan atau sekolah. Riauskina,
Djuwita, dan Soesetio (2005) mendefinisikan school bullying sebagai perilaku
agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok siswa yang
memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan
tujuan menyakiti orang tersebut (Rausakina dkk., 2005).
Kasus-kasus bullying yang terjadi di instansi pendidika1n seperti sekolah,
sebagian besar merupakan sebuah siklus. Yaitu para pelalku bullying bisa jadi
pada awalnya ada!ah korban. Maraknya praktek bullying biasanya terjadi
pada Masa Orientasi Siswa atau MOS, dimana pada rnasa ini menjadi satu
kesempatan para senior mem-bully para juniornya dengan alasan tradisi.
Lebih parahnya perilaku bullying pun sering berlanjut setelah MOS berakhir
dan akan terulang setiap tahunnya. Seperti insiden yang terjadi di lnstitut
9
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Selain itu kasus bullying di sekolah juga
ditemukan di sekolah-sekolah menengah.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di Jingkungan tempat linggal peneliti,
perilaku bullying ditemukan di SMP dan SMU. Seperti yan!J telah
dikemukakan diatas bahwa perilaku bullying, sering sekali dilakukan secara
berkelompok. Walaupun pada kenyataannya, tidak semua remaja dalam
kelompok melakukan bullying secara aktif, akan tetapi beberapa remaja
dalam kelompok menjadi pendukung perilaku bullying tersebut dengan alasan
kekompakkan atau kesetiaan pada kelompok. Dalam bullying terdapat
beberapa peran diantaranya bully (pelaku), asisten bully, n'1inforcer, victim,
defender, dan outsider(Salmivalli et al., 1996). Dan asisten dan reinfocer
adalah orang-orang yang menjadi pendukung dari bullying. Remaja tidak lagi
memperdulikan norma yang berlaku, yang terpenting mereka sesuai dengan
kelompok dan diakui dalam kelompok tersebut.
Peneliti pun telah mengamati salah satu sekolah menengah pertama (SMP)
disekitar tern pat tinggal peneliti yang sering terjadi bullying. Hal tersebut
berdasarkan cerita dari siswa dan alumni sekolah tersebut yaitu SMP PGRI
35 Serpong yang akan menjadi tempat dalam penelitian inii. Peneliti telah
melakukan wawancara singkat dengan siswa di sekolah tersebut berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasilnya siswa tersebut menyatakan
10
perilaku bullying memang ada di sekolahnya, terutama dilakukan oleh senior.
Dan yang biasanya menjadi sasaran adalah junior yang dianggap
menyebalkan oleh senior. Sayangnya, bagi mereka yang rnengalami atau
pernali dibu//y oleh kakak kelasnya akan membalasnya pada adik kelas
mereka.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan karena teman-teman yang lain juga
melakukan hal yang sama dan mereka menganggap itu merupakan suatu
tradisi. Oleh karena itu perilaku bullying terus terjadi di setiap tahunnya. Dari
penuturan siswa lain, bahwa disekolah ini ada geng yang terbentuk dan
terkadang terjadi kegiatan 'ngelabrak', yang ditujukan kepada orang yang
tidak disukai. 'ngelabrak' merupakan salah satu bentuk perilaku bullying yang
dilakukan dalam bentuk verbal. Perilaku bullying juga terjadi sesama
angkatan atau teman sekelas, seperti yang dikemukakan salah seorang
siswa berikut " ..... tapi kalo teman sekelas ya ... paling ngerjain anak yang
'cupu' (culun punya), ya gitu 1eh kan seru lagi! He .. he .. ". Maraknya praktek
bullying di sekolah merupakan hal yang sangat disayangkan.
Pada dasarnya perilaku bullying terjadi karena adanya ketidak seirnbangan
kekuatan, yang berarti bullying tidak hanya terjadi antara senior dan junior
tetapi bisa terjadi dalam satu angkatan, biasanya yang menjadi sasaran para
bully adalah anakyang lemah bisa secara fisiknya ataupun yang lainnya.
Bullying memang dapat disebabkan oleh beberapa sumber, secara garis
besar dari dalam individu (harga diri, dll) dan dari luar individu remaja itu
sendiri (lingkungan). Dalam hal lingkungan individu terutarna bagi remaja,
lingkungan yang sangat berperan adalah teman sebaya yang merupalcan
kelompok sosial remaja yang penting. Sebagai contoh perilaku bullying
11
terjadi karena dianggap sebuah tradisi dan membuat siswa menjadi mengikuti
tradisi tersebut sebagai bagian dari kelompok siswa. Dalam kelompok teman
sebaya sikap konformitas selalu dipertahankan seperti mengikuti nilai-nilai
baru dan aturan-aturan dalam pergaulan, walaupun hal tersebut dapat
menimbulkan pertentangan antara remaja dengan orang tuanya. Karena
pada masa ini remaja dihadapkan pada persoalan penerimaan dan
penolakan teman sebaya atas kehadirannya dalam pergaulan.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Staub (1996)
dalam Sarwono (1999) bahwa tekanan atau desakan dari l<elompok dan
identitas kelompok serta adanya deindividuasi (identitas SE!bagai individu
tidak akan dikenal) dapat mempengaruhi timbulnya perilaku agresif. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahawa perilaku bullying merupakan bentuk
perilaku agresif yang dapat muncul karena adanya pengaruh dari kelompok.
Peneliti berasumsi bahwa sikap konformitas terhadap kelompok sebaya yang
ditur.jukkan oleh remaja dapat berpengaruh negatif diantaranya munculnya
perilaku agresif seperti perilaku bullying.
Bullying memang dapat disebabkan oleh beberapa sumber, secara garis
besar dari dalam individu (harga diri, dll) dan dari luar individu remaja itu
sendiri (lingkungan). Dalam hal lingkungan individu terutama bagi remaja,
lingkungan yang sangat berperan adalah teman sebaya yang merupakan
kelompok sosial remaja yang penting. Sebagai contoh perilaku bullying
11
terjadi karena dianggap sebuah tradisi dan membuat siswa menjadi mengikuti
tradisi tersebut sebagai bagian dari kelompok siswa. Dalam kelompok teman
sebaya sikap konformitas selalu dipertahankan seperti mengikuti nilai-nilai
baru dan aturan-aturan dalam pergaulan, walaupun hal tersebut dapat
menimbulkan pertentangan antara remaja dengan orang tuanya. Karena
pada masa ini remaja dihadapkan pada persoalan penerimaan dan
penolakan teman sebaya atas kehadirannya dalam pergaulan.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Staub (1996)
dalam Sarwono (1999) bahwa tekanan atau desakan dari kelompok dan
identitas kelompok serta adanya deindividuasi (identitas SE~bagai individu
tidak akan dikenal) dapat mempengaruhi timbulnya peri!aku agresif. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahawa perilaku builying merupakan bentuk
perilaku agresif yang dapat muncul karena adanya pengaruh dari kelompok.
Peneliti berasumsi bahwa munculnya sikap konformitas terhadap kelompok
sebaya yang ditunjukkan oleh remaja dapat berpengaruh negatif diantaranya
munculnya perilaku agresif seperti perilaku bullying.
12
Hal tersebut menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian mengenai
faktor-faktor munculnya sikap konformitas para remaja terhadap
kelompoknya dalam kaitannya dengan perilaku bullying yang terjadi di
sekolah. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mencliti apakah ada hubungan
antara faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya dengan
perilaku bullying pada remaja di SMP PGRI 35 Serpon~1.
1.2. ldentifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, terdapat masalah-masalah yang muncul
yaitu:
a. Apakah ada hubungan antara faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya dengan perilaku bullying pada remaja?
b. Bagaimana hubungan faktor-faktor munculnya konformitas kelompok
sebaya dengan masing-masing aspek perilaku bullying yang pada
remaja?
c. Bagaimana hubungan faktor-faktor munculnya konformitas kelorr.pok
sebaya dengan masing-masing aspek perilaku bullying pada remaja
laki-laki dan remaja perempuan?
d. Bagaimana perilaku bullying yang muncul pada remaja?
e. Apakah ada perbedaan konformitas kelompok sebaya dan perilaku
bullying antara remaja laki-laki dan remaja perempuan?
1.3.Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
13
a. Konformitas yang dimaksud adalah perubahan sikap atau tingkah laku baik
yang nyata atau tidak karena mengikuti perilaku orang lain atau kelompol<.
b. Konformitas kelompok sebaya yang dimal<sud adalah perubahan perilaku
atau keyakinan yang terjadi karena adanya tekanan dari kelompok dengan
tujuan untuk memenuh: harapan dan diterima kelompok.
c. Faktor-faktor munculnya konformitas yang dimaksud adalah kurangnya
informasi, rasa takut terhadap penyimpangan, rasa takut terhadap celaan
sosial, kekompokan kelompok, kesepakatan kelompok, ukuran kelompok,
Kepercayaan terhadap kelompok dan Kepercayaan yang lemah terhadap
diri sendiri.
d. Bullying atau tindak kekerasan yang dimaksud adalah penggunaan agresi
dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental.
Dalam penelitian ini bentuk perilaku bullying yang digunakan yaitu, fisik, non
fisik (verbal, nonverbal langsung, dan nonverbal tidak lang$11nc), dan
merusak benda milik orang lain.
e. Remaja yang dimaksud adalah remaja laki-laki atau perempuan yang
berusia 12 -16 tahun atau rernaja yang berada pada tingkat pendidikan
sekolah menengah pertama.
1.3.2. Perumusan Masalah
Perumusan permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan antara faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya dengan perilaku Bullying pada remaja.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
14
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya dengan perilaku
Bullying pada remaja.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis : diharapkan dapat memberikan sumbangsih ilmiah bagi
pengembangan keilmuan bidang psikologi mengenai penyebab dan bahaya
bullying, serta dapat memberikan informasi tentang pergaulan remaja dalam
kelompoknya.
Manfaat praktis :
a. Bagi orang tua : diharapkan menjadi informasi dalam menjaga
pergaulan remaja, serta menjadikan orang tua .lebih memperhatikan
dengan lingkungan sosial remaja.
b. Bagi sekolah : diharapkan dapat menjadi gambaran untuk lebih
memperhatikan lagi kondisi siswa didiknya, tidak hanya sisi
akademisnya saja akan tetapi hal penting lainnya yang juga sangat
semakin meluas. Serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
mengevaluasi kegiatan-kegiatan sekolah.
15
c. Bagi remaja : diharapkan dapat lebih waspada pada pergaulannya dan
dapat menjaga diri dari pengaruh negatif di lingkungan sekolahnya.
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN : terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan rnanfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI : terdiri dari pengertian, jenis-jenis, karakteristik
pelaku, terjadinya, sumber-sumber psikologis yang mendasari, dan dampak
perilaku bullying; pengertian dan struktur kelompok sebaya; pengertian dan
jenis-jenis konformitas, dan kondisi yang mendorong terjadinya konformitas;
kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN : terdiri dari pend<~katan dan metode
penelitian, variabel penelitian, definisi variabel dan operasional, populasi dan
sampel, instrumen penelitian, teknik uji instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA : terdiri dari gambaran umum responden dan hasil
penelitian.
BAB V PENUTUP : terdiri dari kesimpulan, diskusi, dan saran.
2.1. Bullying
2.1.1. Pengertian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Definisi mengenai perilaku bullying menurut Sullivan dkk. (2005) adalah
perilaku negative dan agresif atau tindakan yang disengaja atau berulang
yang dilakukan oleh satu orang atau lebih terhadap orang lain, biasanya
terjadi secara berkala. Bullying diilhami dari kata bull (bahasa inggris) yang
berarti 'banteng' yang suka menanduk (SEJIWA, 2008).
Sedangkan David Elkind mendefinisikan bullying: " Children who consistently
try to control peers through verbal or physical aggression to relieve their own
feelings of inadequacy". Yang berarti bahwa bullying terjadli ketika seorang
anak yang konsisten mencoba mengontrol teman sebayanya dengan
menggunakan agresi baik secara verbal ataupun fisik untuk menutupi
perasaan inadekuat dalam dirinya. (dalam Sullivan, 2000)
Sharp dan Smith (1994) memberikan definisi bullying sebagai berikut:
"Bullying is a form of aggressive behaviour which usually hurtful and
deliberate; it is often persistent, sometimes continuing for weeks, mounths or
17
even years and it is difficult for those being bullied to defend themselves.
Most bullying behaviour is an abuse of power and a desire to intimidate and
dominate".
flu/lying adalah suatu bentuk perilaku agresif yang merugilcan dan dilakukan
dengan sengaja; terkadang berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan,
bahkan bertahun-tahun dan sangat sulit bagi korbannya untuk
mempertahankan diri mereka. Perilaku bullying sebagian besar adalah
penyalahgunaan kekuatan yang bertujuan untuk mengintimidasi dan
mendominasi orang lain.
Menurut Andrew Mellor dari Antibullying Network University of Edinburgh,
bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain,
dan ia takut bila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi, dan merasa tak
berdaya untuk mencegahnya (LIN, 2008).
Menurut Theresia Kaunang seorang psikolog anak dan remaja yang juga
mengamati perilaku bullying di sekolah, berpendapat bahwa bullying adalah
suatu keadaan kekerasan baik secara emosional maupun fisik yang
dilakukan oleh murid terhadap teman sekelas atau teman di dalam sekolah
yang lebih lemah, merugikan dengan sengaja dan dapat menimbulkan
trauma psikis bagi korbannya. (Kaunang, 2007)
18
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bullying adalah suatu perilaku
agresif yang dilakukan individu atau kelompok yang memiliki kekuatan
terhadap individu atau kelompok yang lebih lemah baik fisik maupun psikis
secara berulang atau dalam periode tertentu, yang bertujuan untuk menyakiti
korban serta menimbulkan ketakutan pada diri korban.
2.1.2. Ciri-ciri tindakan Bullying
Sullivian (2000) mengatakan ada beberapa elemen di dalam bullying yaitu:
1. Adanya niat melukai atau merugikan orang lain.
2. Adanya ketidak-seimbangan kekuatan (imbalance of power).
3. Dilakukan secara terorganisir dan sistematis.
4. Dilakukan secara berulang-ulang.
5. Pengalaman yang menyakitkan bagi korban yang b•3rbentuk fisik
(eksternal) dan psikologis (internal).
Menurut Olweus (1993), ketidak-simbangan kekuatan ini merupakan ciri
khusus dari perilaku bullying (dalam Sumarhudoyo, 2004). Ketidak
seimbangan kekuatan antara pelaku dengan korban dapat berbentuk macam
macam, misalnya ketidak-seimbangan yang berkaitan den!gan keadaan
tubuh, kapasitas mendominasi orang lain secara verbal, maupun
mengucilkan seseorang dari kelompok tertentu.
2.1.3. Jenis-jenis Bullying
Perilaku bullying dapat terjadi dalam bentuk bullying fisik, non fisik, dan
termasuk perusakan benda. Adapun penjabaran secara khususnya adalah
sebagai berikut:
• Bullying fisik adalah bentuk perilaku bullying yang paling nyata dan
terjadi ketika seseorang terluka secara fisik, yaitu meliputi menggigit,
memukul, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan,
mencubit, mencakar, mendorong, menjambak, atau bentuk serangan
fisik yang lainnya.
• Bullying nonfisik dalam bentuk verbal dan nonverbal.
o Bullying verbal meliputi : telefon ancaman, meminta uang atau
barang dengan paksa, mengancam, mempermalukan,
merendahkan, mengintimidasi, memberi pan!~gilan nama
(name-calling), mencela/mengejek ras, memaki, dan
menyebarkan gosip.
19
o Bullying non-verbal langsung meliputi : gerak tubuh yang kasar,
melihat dengan sinis, menampilkan ekspresi muka yang jahat.
o Bullying non-verbal tidak langsung meiiputi : mendiamkan
seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi
retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan
surat kaleng, dan membuat orang dibenci oleh orang lain.
20
• Merusak benda milik orang lain , meliputi : menyobek pakaian,
merusak buku, menghancurkan, dan mengambil benda milik orang lain
(Sullivan, Cleary, Ginny Sullivan, 2005).
Bullying dapat dilakukan dalam salah satu bentuk diatas atau kombinasi dari
beberapa bentuk perilaku Bullying. Pada perilaku Bullying tidak
memperhitungkan alasan pelaku melakukan Bullying. Terkadang pelaku
hanya mencari alasan yang dapat diterima atas tindakan yang ia lakukan.
2.1.4. Karakteristik Pelaku Bullying
Para pelaku Bullying memiliki karakteristik umum menurut Olweus (1993)
dalam Sumarhudoyo (2004) yaitu :
1. Memiliki kebutuhan yang besar untuk mendominasi orang lain
2. Menggunakan orang lain untuk mendapatkan hal yang diinginkan
3. Hanya memperhatikan kesenangan dan kebutuhan diri sendiri, serta
mengabaikan kebutuhan, hak serta perasaan orang lain.
4. Apabila merupakan anak laki-laki, maka memiliki fisnk yang lebih kuat
dibandingkan anak laki-laki pada umumnya.
5. Memiliki sikap positif terhadap kekerasan.
6. Populer dalam pergaulan di sekolah.
7. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Sedangkan Stephenson dan Smith (1989; dalam Sullivan, 2000),
mengatakan bahwa ada tiga tipe pelaku Bullying, yaitu :
1. Pelaku dengan tipe percaya diri. Memiliki karakteristik: kuat secara
fisik, menikmati agresivitas, merasa aman dan biasanya populer.
2. Pelaku dengan tipe pencemas. Memiliki karakteristik: lemah secara
akademik, lemah dalam berkonsentrasi, kurang populer dan kurang
merasa aman.
3. Pelaku/korban. Memiliki karakteristik: seseorang yang terkadang
menjadi pelaku, terkadang menjadi korban, tergantung situasi.
21
Menurut beberapa psikolog dan psikiatris, individu yang berperilaku agresif
dan memiliki kekuatan sebenarnya rnerupakan individu yang mernpunyai sifat
cemas dan tidak arnan di dalam diri mereka akan tetapi rnE~reka mempunyai
rasa percaya diri yang tinggi. Tidak semua bully yang berk13lompok terdiri dari
orang-orang yang selalu memberikan ir.isiatif atau bully akitif. Hal itu
dikarenakan adanya pelaku Bullying yang terdiri dari beberapa orang yang
saling mendukung satu sama lain sehingga satu kelompok ada bully aktif dan
ada bully pasif atau pengikut. Ada juga kelompok bully yang semua aktif.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa karakter utama dari pelaku bullying
dapat dijelaskan sebagai seseorang yang memiliki perilaku agresif yang
dikaitkan dengan fisik yang kuat (Olweus, 1993; dalam Sunivan, 2000).
2.1.5. Terjadinya Bullying
Terjadinya bullying di sekolah rnenurut Salmivalli dan kawan-kawan (1996)
rnerupakan proses dinarnika kelornpok dan di dalarnnya ada pernbagian
peran. Peran-peran tersebut adalah bully, asisten bully, reinforcer, victim,
defender, dan outsider.
22
Bully, yaitu siswa yang dikategorikan sebagai pemirnpin. Berinisiatif dan aktif
terlibat dalarn perilaku bullying.
Asisten bully juga terlibat al<tif dalam perilaku bullying, narnun ia cenderung
bergantung atau rnengikuti perintah bully.
Reinforcer adalah mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi, ikut
rnenyaksikan, mentertawakan korban, mernprovokasi bully, mengajak siswa
lain untuk menonton dan sebagainya.
Defendei · adalah orang-orang yang berusaha membela dan rnernbantu
korban. Seringkali rnereka akhirnya rnenajdi korban juga.
Outsider adalah orang-orang yang tahu bahwa hal itu terjadi, namun tidak
melakukan apapun, seo!ah-olah tidak peduli.
Victim adalah orang yang seringkali menjadi sasaran bully.
23
Dalam skema kognitif korban yang diteliti oleh Riauskina dkk., (2005) korban
mempunyai persepsi bahwa pelaku melakukan bullying karena :
• Tradisi
• Balas dendam karena dia dulu diperlakukan sama (menurut korban
laki-laki)
• lngin menunjukkan kekuasaan
• Marah karena korban tidak berperifaku sesuai dengan yang
diharapkan
• Mendapatkan kepuasan (menurut korban perempuan)
• lri hati (menurut korban perempuan)
Adapun korban juga mempersepsikan dirinya sendiri menjadi korban bullying
karena:
• Penampilan menyolok
• Tidak berperilaku dengan sesuai
• Perilaku dianggap tidak sopan
• Tradisi
2.1.6. Sumber-Sumber Psikologis Yang Mendasari BuUying
Olweus (1993) rnengungkapkan sumber psikologis yang rnendasari
rnunculnya perilaku bullying, yang sebagian berkaitan den9an motif, sumber
sumber psikologis tersebut adalah:
1. Para bully mempunyai keinginan yang kuat untuk kekuasaan dan
dominasi. Mereka terlihat sangat menikrnati dalam mengontrol orang lain
dan adanya keinginan untuk memiliki orang lain dalam maksud yang tidak
baik.
24
2. Bagaimana para bully ini dibesarkan di lingkungan keluarganya. Bully yang
dibesarkan dalam keluarga yang authoritarian dengan tingkat kepaduan
yang rendah dan menunjukkan sikap bermusuhan, oran(J tua menganggap
bahwa pendapat orang tualah yang benar dan tidak menghargai pendapat
anak.
3. Adanya keuntungan atas perilaku para bully. Mereka mendapatkan
sesuatu yang menguntungkan bagi mereka secara materil maupun non
materil. (dalam Sumarhudoyo, 2004)
Adapun karakteristik korban bullying dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Korban Pasif : biasanya pendiam, amat peka dan mudah menangis,
kurang mampu bergaul, pasif, sulit mengungkapkan perasaannya, mudah
gagap, dan memiliki kekurangan secara fisik sehingga menjadi bulan
bulanan.
2. Korban Provokatif : mudah sekali marah, dianggap hiperaktif, canggung,
dianggap tidak dewasa, sulit diterima dalam pergaulan, s.iswa/i yang pandai,
disukai guru dan lawan jenis/populer, 'ngocol, dan menyebaikan pembuli
(Tim SEJIWA, 2008).
25
2.1. 7. Dampak Bullying Terhadap Korban
Salah satu dampak dari bullying yang paling jelas terlihat adalah kesehatan
fisik. Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit
kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada.
Dampak lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka panjang adalah
menurunnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan
penyesuaian sosial yang buruk. Kesulitan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial juga muncul pada para korban. Mereka ingin pindah ke
sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun rnereka masih berada
di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akadernisnya atau sering
sengaja tidak masuk sekolah. Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini
adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis pada korban
bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin
bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic
stress disordei). (Riauskina, 2005)
2.2. Konformitas Kelompok Sebaya
2.2.1. Pengertian Kelompok Sebaya
Chaplin (1999) mengartikan peer group atau kelompok sebaya adalah satu
kelompok, dengan mana anak mengasosiasikan dirinya. S13dangkan definisi
kelompok sebaya menurut Santrock (2005) adalah sebagai berikut:
"Peers are children or adolescents who are about the same age or maturity
level".
Yang berarti kelompok sebaya adalah anak atau remaja yang berada pada
usia atau tingkat kematangan yang sama.
Kelompok teman sebaya atau peer group adalah sekelompok remaja yang
memiliki kesamaan dalam usia atau tingkat kematangan, latar belakang
sosial serta sikap dalam memilih aktivitas sekolah dan waktu luang (Muss,
1990, dalam Santrock, 2005).
26
Horrock dan Benimoff (dalam Hurlock, 1998), menyatakan bahwa Kelompok
sebaya memberikaan sebuah dunia tempat kawula muda dapat melakukan
sosialisasi dalam suasana dimana nilai-nilai yang berlaku bukanlah nilai-nilai
yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman-teman seusianya.
Pada satu studi pada remaja oleh Ryan & Patrick (1996), rnenyatakan bahwa
hubungan kelompok sebaya yang positif diasosiasikan dengan penilaian
sosial yang positif pula. Hubungan kelompol< sebaya pada anak dan remaja
selalu behubungan dengan perkembangan mereka berikutnya. Pada studi
lain, kurangnya hubungan kelompok sebaya pada masa anak-anak teleh
diasosiasikan dengan dikeluarkan dari sekolah dan kenakalan pada remaja
awal (Roff, Sells, & Golden, 1972 dalam Santrock, 2005).
27
Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok ti~man sebaya
merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan
sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Walaupun rernaja telah mencapai
tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya
sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi
oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991). Bagi remaja,
teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara
berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya
(Conger, 1991 ).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelompok sebaya
adalah kelompok remaja yang memiliki kesamaan usia atau tingkat
kematangan serta adanya kesamaan dalam aktivitas yang dilakukan.
2.2.2. Pengertian Konformitas
Dalam kamus Chaplin (1999). konformitas diartikan sebagai kecenderungan
untuk memperbolehkan satu tingkah laku seseorang dikuasai oleh silcap dan
pendapat yang berlaku. Konformitas menurut Santrock (2005) adalah
perubahan sikap atau tingkah laku baik yang nyata atau ticlak karena adanya
tekanan dari kelompok.
Kiesler & Kiesler (1969) mendefinisikan "Conformity is a change in behavior
or belief as a result of real or imagined group of pressure". Konformitas tidak
PERPU-S-f /\~"~/\-"\"! , 'r 1\A,1/\
UIN SY,l\.HlD ··k"'·h''
hanya bertindak atau bertingkah laku seperti yang orang la1in lakukan tetapi
juga terpengaruh bagaimana orang lain bertindak. Menurut Jon M Shepard
Conformity sebagai "the type of social interaction in which an individual
behaves toward others in ways expected by the group". Jadi konformitas
adalah seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai clengan harapan
28
merupakan bentuk interaksi yang di dalamnya kelompok. ( Kamanto Sunarto,
2004; dalam http://psychemate.blogspot.com/2007 )
Willis (dalam Sarwono, 2002) mengemukakan perilaku konformitas yang
murni adalah usaha terus-menerus yang dilakukan oleh individu untuk selalu
selaras dengan norman-norma yang diharapkan kelompok. Menurut Willis
definisi l<onformitas mengandung dua unsur yaitu selaras (congruence) yang
berarti persetujuan/kesamaan antara respons oleh individu dengan respons
yang secara sosial dianggap "benar". Unsur yang satu lagii adalah gerak
(movement) yaitu perubahan respons dalam kaitannya dengan standar
sosial. Dari kedua unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa konformitas
adalah perubahan respons yang dilakukan agar selaras dengan standar
sosial yang dianggap "benar".
Soerjono Soekanto (2000),mengartikan konformitas berarti penyesuaian diri
dengan masyarakat dengan cara mengindahkan norma dan nilai masyarakat.
Sedangkan menurut M. Sherif (1966) yang dikutip oleh Zanden (1979),
29
konformitas berarti keselarasan,kesesuaian perilaku individu-individu anggota
masyarakat dengan harapan-harapan masyarakatnya, sejalan dengan
kecenderungan manusia dalam kehidupan berkelompok membentuk norma
sosial. http://psychemate.blogspot.com/2007
Myers (2005) mendefinisikan "Conformity is change in behavior or belief to
accord with others ". Konformitas adalah perubahan pada tingkah laku atau
kepercayaan agar sesuai dengan yang lain. Menurut Feldman (1995)
konformitas adalah perubahan perilaku atau sikap karena adanya keinginan
untuk mengikuti keyakinan atau standar tertentu yang dimiliki orang lain.
Sedangkan Sears, Freedman, dan Peplau (2000) mengun9kapkan, bila
seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang lain
menampilkan perilaku tersebut, maka hal tersebut disebut konformitas.
Berdasarkan beberapa definisi yang diungkapkan oleh beberapa tokoh
diatas, dapat disimpulkan bahwa konformitas adalah perubahan perilaku atau
keyakinan yang terjadi karena adanya tekanan dari kelompok dengan tujuan
untuk memenuhi harapan dan diterima kelompok.
Dapat disimpulkan bahwa definisi konformitas kelompok sebaya adalah
perubahan perilaku atau keyakinan yang terjadi karena adanya tekanan dari
kelompok dengan tujuan untuk memenuhi harapan dan diterima kelompok.
30
2.2.3. Hal-hal yang mempengaruhi konformitas
Terkadang kita melakukan konformitas tanpa keyakinan yang dalam dengan
apa yang kita lakukan. Kita menerima perintah untuk melakukan sesuatu
walaupun kita tidak menyukai hal terseout. Konformitas yang tidak didasari
ketulusan ini disebut compliance. konformitas ini terjadi dengan tujuan untuk
diterima dalam kelompok atau menghindari penolakan. Konformitas
compliance adalah suatu bentuk konformitas dimana inclividu bertingkah laku
sesuai dengan tekanan yang diberikan oleh kelompok sementara secara
pribadi ia tidal< menyetujui perilaku tersebut.
Terkadang kita benar-benar meyakini dengan apa yang diyakinkan kelompok
kepada kita.konformitas yang didasari ketulusan ini disebut acceptance.
Konformitas acceptance adalah suatu bentuk konformitas dimana tingkah
laku maupun keyakinan individu sesuai dengan tekanan kelompok yang
diterimanya. Myers menyebutkan bahwa konformitas ini terjadi karena
kelompok meyediakan informasi yang dibutuhkan indiviclu {Myers, 2005).
2.2.4. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya konformitas
Campbell dan Fairey (dalam Sears, Peplau & Taylor, 1991) mengatakan
bahwa pada dasarnya seseorang akan melakukan konforrnitas untuk dua
alasan, yaitu agar benar (to be right) dan agar disukai (to be liked). Baron dan
Byrne (2000) mengungkapkan bahwa tujuan seseorang melakukan
31
konformitas agar disukai (to be liked) karena adanya pengaruh sosial normatif
(normative social influence), sedangkan tujuan melakukan konformitas agar
benar (to be right) karena adanya pengaruh sosial informa:si (informational
social influence).
Dapat dikatakan bahwa konformitas terjadi karena adanya pengaruh sosial
atau adanya tekanan kelompok. Untuk memahami mengapa orang
melakukan konformitas terhadap tekanan kelompok, psikolog sosial
membedakan dalam dua tipe tekanan sosial yaitu: pengaruh sosial normatif
dan pengaruh sosial informasi (Deutsch & Gerard, 1995; Kaplan & Miller,
1987; Campbell & Fairey,1989, Dalam Feldman, 1995).
1. Pengaruh sosial normatif merupakan tekanan yang menggambarkan
norma kelompok, yang memiliki harapan rnengenai tin~1kah laku yang
sesuai dengan norma yang dibuat oleh anggota kelompok tersebut.
T ekanan norma sosial dapat burlaku karena adanya keinginan agar
disukai dan untuk mendapatkan pengakuan oleh orang lain. Serta agar
terhindar dari konsekuensi yang diberikan oleh kelompok apabila tidak
mengikuti ketentuan kelompok.
2. Pengaruh sosial lnformasi merupakan tekanan untuk rnelakukan
konformitas berdasarkan asumsi kita bahwa orang lain memiliki informasi
yang tidak kita ketahui. Konformitas terjadi karena kita berpikir bahwa
32
anggota kelompok memilki atau menyediakan informasii yang bermanfaat
mengenai situasi yang tidak kita ketahui.
Lebih lanjut Sears, Freedman, Peplau (2000) menjabarkan kondisi yang
dapat mendorong terjadinya konformitas, yaitu:
1. Kurangnya lnformasi
Alasan yang pertama seseorang melakukan konformitas adalah karena
kurangnya informasi yang dimiliki sedangkan kelompol< menyediakan
informasi yang sebenarnya tidak diketahui kebenarannya. Akan tetapi
karena individu tidak memiliki alasan yang untuk menilainya, maka individu
tersebut akan memutuskan untuk mengikuti kelompok.
2. Rasa takut terhadap celaan sosial
Alasan utama orang melakukan konformitas adalah untuk memperoleh
persetujuan, atau menghindari celaan, kelompok. Orang akan berusaha
tar.1pil sesuai dengan kelompok agar dapat menghindari celaan dari
kelompok.
3. Rasa takut terhadap penyimpangan
Rasa takut dipandang sebagai orang yang menyimpang, merupakan faktor
dasar hampir semua situasi sosial. Hal ini diperkuat oleh tanggapan
kelompok terhadap perilaku menyimpang. Konformitas ak:an terjadi pada
orang yang berada dalam situasi yang membuat rasa takut terhadap
penyimpangan kelompok muncul.
4. Kekompakan kelompok
Konformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara individu
dengan kelompoknya. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas
yang semakin tinggi.
5. Kesepakatan Kelompok
33
Faktor yang sangat penting bagi timbulnya konformitas adalah kesepakatan
pendapat kelompok. Orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok
yang sudah bulat akan mendapat tekanan yang kuat untuk menyesuaikan
pendapatnya.
6. Ukuran Kelompok
Pada penelitian yang dilakukan oleh Mann (1977) dalam sebuah antrian,
menghasilkan bahwa jumlah orang yang mengantri mempengaruhi
banyaknya orang yang ikut mengantri. Hal tersebut berarti bahwa
peningkatan konformitas terjadi bila ukuruan kelompok meningkat.
7. Kepercayaan terhadap kelompok
Kepercayaan individu terhadap informasi yang diberikan kelompok
merupakan faktor utama. Apabila kepercayaan terhadap informasi yang
diberikan kelompok meningkat maka kecenderungan untuk mengikuti
kelompok juga akan semakin besar.
8. Kepercayaan yang lemah terhadap diri sendiri
Salah satu faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri clan tingkat
konformitas adalah tingkat keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri
34
untuk menampilkan satu reaksi. Tingkat konformitas akan menurun apabila
rasa percaya diri individu meningkat.
Selain itu terdapat dua hal yang dapat menurunkan i<onforrnitas yang
diungkapkan oleh Sears, Freedman, dan Peplau (2000), yaitu:
1. Keterikatan pada penilaian bebas
Orang yang secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat suatu
penilaian bebas akan lebih enggan menyesuaikan diri terhadap penilaian
kelompok yang berlawanan. Keterikatan yang sernakin kuat akan sernakin
rnenurunkan konformitas.
2. Keterikatan terhadap nonkonformitas
Apabila tanggapan dikemukakan secara terbuka, rnaka mereka akan
rnengetahui orang itu menunjukkan konformitas atau tidak. lni akan
rneningkatkan keterikatan pada konformitas atau kemanclirian. Orang yang
menunjukkan konformitas maka ia akan mempertahankannya, dan bagai
orang yang tidak menunjukkan konformitas pada umurnnya juga akan tetap
rnandiri.
2.3. Remaja
2.31. Pengertian
Dalam perkembangan kepribadian seseorang, remaja rnempunyai arti yang
khusus, namun begitu rnasa rernaja rnempunyai ternpat yang tidak jelas
35
dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Remaj.a tidak termasuk
golongan anak, tetapi tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau tua.
Remaja ada diantara anak dan orang dewasa.
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah ma1sa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhi!r pada usia akhir
belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Sedangkan Hlurlock (1990)
membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hin!ma 16 atau 17
tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 1B tahun). Masa
remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja
akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati
masa dewasa. http://rumahbelajarpsikologi.com
Namun pada saat ini memberikan batasan usia berapa dapat disebut remaja
adalah hal yang tidak dapat dipastikan. k arenu pada dasarnya seseorang
sudah masuk dalam usia remaja dihubungkan dengan perl<embangan secara
fisik terutama organ-organ seksualnya. Anna Freud (dalarn Hurlock, '1990)
berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan
psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua
dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses
pembentukan orientasi masa depan.
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html
36
Adapun menurut Harvighurts (1955) mengemukakan bahwa terdapat tugas
tugas yang khas pada setiap masa seseorang, yang disebut tugas
perkembangan (development task) yaitu tugas yang harus dilakukan oleh
seseorang dalam masa hidup tertentu sesuai dengan nom1a masyarakat dan
norma kebudayaan. Dan tugas perkembangan pada masa remaja sebagai
berikut:
../ Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman
sebaya baik pria maupun wanita
../ Mencapai peran sosial baik pria dan wanita
../ Menerima keadaan fisik dan menggunakan tubulmya secara efektif
../ Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
../ Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya
v' Oii. (dalam Hurlock, 1998)
2.3.2. Ciri-Ciri Umum Remaja
Menurut Hurlock (1998) ciri-ciri masa remaja adalah sebanai berikut:
1. Masa remaja adalah periode yang penting.
37
Pada masa ini perkembangan fisik yang cepat dan pentring disertai degan
perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja akan
membutuhkan penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai,
dan minat baru.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
Dalam priode peralihan, masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas
dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Remaja tidak
termasuk golongan anak, tetapi tidak pula termasuk golongan orang
dewasa atau tua.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Terdapat lima perubahan yang hampir
bersifat universal, yaitu: meningginya emosi, perubahan tubuh, ambivalen
terhadap perubahan, perubahan minat dan pola perilaku.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Masa remaja menjadi masalah hampir sebagian besar remaja. Hal
tersebut disebabkan karena dua alasan, yaitu: masalah yang dihadapi
pada masa anak-anak diselesaikan oleh orang dewasa dan remaja
merasa mandiri sehingga tidak ingin dibantu oleh oran~1 dewasa.
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Pada periode ini remaja memiliki beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi
bagi remaja, adapun objek tuntutan pemenuhan kebutuhan pada remaja
adalah:
38
./ Kebutuhan kepada peer group : yaitu kebutuhan-kebut• 1han untuk
diterima oleh peer group dan kebutuhan untuk menghindari penolakan
peer group .
./ Kebutuhan kepada orang tua : yaitu kebutuhan yang menonjol berupa
pengakuan sebagai orang yang mampu untuk menjadi dewasa,
perhatian dan kasih sayang. (Mappiare, 1982)
2.4. Kerangka Berpikir
Di Indonesia, sejak 5 tahun terakhir, gejala bullying di sekolah mulai
diperhatikan media massa, walau dengan istilah yang beragam. Dalam
bahasa pergaulan kita sering mendengar istilah gencet-gencetan atau juga
senioritas. Masih banyak bentuk bullying yang tidak terlihat langsung,
padahal dampaknya sangat serius (Ratna Djuwita, 2007).
Berita mengenai peristiwa bullying di institusi pendidikan diawali dari
terkuaknya kasus kekerasan yang terjadi di IPDN. Dimana terdapat lebih dari
30 kasus kematian tak wajar yang dicurigai disebabkan oleh penganiayaan.
lronis memang, di tengah maraknya pemberantasan kekerasan dalam
pendidikan seperti di IPDN, para oknum pelajar itu ma:sih saja melakukan
39
ritual kesenangan mereka dengan mengintimidasi, memu~:ul, memalak junior
mereka. Kasus-kasus bullying di sekolah yang melibatkan remaja belakangan
ini sering terdengar mulai dari kasus SMAN 34 sampai kasus geng NERO.
Perilaku bullying yang dilakukan oleh para pelajar dap'ilt disebabkan oleh
banyak faktor. Diantaranya dipengaruhi oleh kelompok sebayanya. Suatu
penelitian menunjukkan bahwa tekanan kelompok berhubungan dengan
masalah-masalah dalam kehidupan remaja. Masalah-masalah ini meliputi
perilaku bullying, pencurian, penggunaan obat-obatan terlarang, membolos
dan rasisme {Miles Coverdale Primary School, 2002; dalam Chairani, 2005).
Usia remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan. Pada
masa ini, remaja mengalami banyak perubahan dalam hal perkembangan
dari segi fisik yaitu remaja mengalami pematangan organ-organ tubuh
terutaman organ seksual. Dimana perkembangan tersebut mempengaruhi
perkembangan emosi remaja yang mengalami peningkatan seiring dengan
perkembar.gan secara fisik maupun psikologis remaja. Selain itu remaja juga
mengalami perubahan dalam hal minat dan peran yang diharapkan oleh
kelompok sosial yang dapat menimbulkan masalah bagi remaja. Yang
terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya
pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilkau sosial,
pengelompokkan sosial baru dan nilai-nilai baru dalam dukungan dan
penolakan sosial.
40
Terjadinya peningkatan dalam pengaruh kelompok sebaya adalah karena
remaja lebih banyak berada diluar rumah bersama teman-teman sebaya
sebagai kelompok. Sehingga tidak heran jika teman-teman sebaya memiliki
pengaruh yang lebih besar daripada keluarga dalam hal bersikap dan
perilaku (Hurlock, 1998). Hal tersebut dilakukan remaja agar dapat sesuai
dengan norma-norma yang ada dalam kelompok. Memang salah satu tugas
perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan
penyesuaian sosial. Dan remaja perlu melakukan banyak penyesuaian agar
dapat mencapainya.
Penyesuaian terhadap kelompok sebaya merupakan bentuk konformitas
yang dipertahankan agar dapat diterima oleh kelompok. Mappiare (1982)
menyatakan bahwa pada masa remaja awal kebutuhan akan konformitas
dengan teman-teman sebaya sangat besar, sehingga remaja berusaha
bersikap sesuai dengan norma-norma kelompoknya. Tekanan untuk
melakukan konformitas menjadi sangat kuat selama usia remaja (Santrock,
2005). Menurut Staub (1996) dalam Sarwono (1999), tel<anan atau desakan
dari kelompok, identitas kelompok serta adanya deindivivuasi dapat
mempengaruhi timbulnya perilaku agresif. Dapat dikatakan perilaku agresif
ditimbulkan salah satunya karena terjadinya konformitas terhadap kelompok.
Bullying merupakan salah satu bentuk perilaku agresif yang dilakukan
dengan tujuan untuk menyakiti korbannya baik secara fisik maupun mental.
Perilaku bullying sendiri biasanya dilakukan secara berkelompok. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa konformitas kelompok sebaya
berhubungan dengan timbulnya perilaku bullying pada remaja. Adapun
kerangka berpikir pada penelitian ini digambarkan melalui skema berikut:
Remaja
2.5. Hipotesis
Kelompok sebaya
Perilaku
I bully._in_g---'
Konformitas: ~ krn adanya
tekanan
Ho : Tidak ada hutiungan yang signifikan antara faktor-faktor munculnya
konformitas kelompok sebaya dengan perilaku bullying pacla remaja.
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara faktor-faktor munculnya
konformitas kelompok sebaya dengan perilaku bullying pada remaja.
41
BAB Ill
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu
pendekatan dimana data yang dihasilkan dari hasil penelitian adalah
berwujud data kuantitatif atau berbentuk bilangan (Arikunto,2002).
Sedangkan metode yang digunakan adalah metode koreiasional, yaitu
melihat hubungan antara dua fenomena atau lebih. Dimana penelitian ini
mencari permasalahan dan bagaimana hubungan antara fenomena satu
dengan fenomena yang lain (Arikunto,2002).
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau
sifat yan'g berdiri sendiri-sendiri. Kerlinger (1973) menyebut variabel sebagai
konstruk atau sifat (properties) yang diteliti (dalam Sevilla, 1993).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu:
a. variabel bebas (independent variabel) : faktor-faktor munculnya
konformitas kelompok sebaya
b. variabel terikat (dependent variabel) : perilaku bullying
3.3. Definisi variabel dan definisi operasional variabel
3.3.1. Definisi variabel
43
a. Konformitas menurut Sears, Freedman, dan Peplau (2000) adalah apabila
seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang lain
menampilkan perilaku tersebut.
b. Perilaku bullying menurut Sullivan dkk. (200£5) adalah perilaku negative dan
agresif atau tindakan yang disengaja atau berulang yang dilakukan oleh
satu orang atau lebih terhadap orang lain, biasanya terjadi secara berkala.
3.3.2. Definisi operasional variabel
a. Faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya yang dimaksud
adalah hal-hal yang mendorong perilaku konformitas pada siswa, dengan
indikator: kurangnya informasi, rasa takut terhadap penyimpangan aturan
kelompok, rasa takut terhadap celaan teman sebaya, kekompakan kelompok,
kesepakatan kelompok, ukuran kelompol< (banyaknya siswa yang
melakul<an), Kepercayaan terhadap kelompok dan Kepercayaan yang lemah
terhadap diri sendiri.
b. Perilaku bullying yang dimal<sud adalah perilaku agresif atau tindal<
kekerasan yang dilal<ukan oleh siswa yang berl<aitan dengan fisik, non fisil<
(verbal, nonverbal langsung, dan nonverbal tidak langsung), dan merusak
benda milik orang lain.
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
44
Populasi menurut Arikunto (2002) adalah keseluruhan subj,ek penelitian.
Suatu populasi adalah kelompok yang oleh peneliti dapat clipakai untuk
mengeneralisasikan hasil studi (Sukadji, 2000). Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa/i SMP PGRI 35 Serpong yang berjumlah 72!5 siswa pada tahun
ajaran 2008/2009.
3.4.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (/l.rikunto, 2002).
Sedangkan sampling menurut Sukadji (2000) adalah proses memilih
sejumlah individu untuk riset sedemikian rupa sehingga individu-individu
tersebut mewakili kelompok darimana mereka dipilih. Untuk menentukan
ukuran sampel dari populasi, Gay (1976, dalam Sevilla, 1993) menawarkan
beberapa ukuran sampel minimum yang dapat diterima untuk per.elitian
korelasi yaitu sebanyak 30 orang. Berdasarkan pertimban!ian biaya dan
waktu, maka peneliti akan mengambil jumlah sampel sebanyak 30 siswa dari
populasi sebanyak 726 siswa yang dianggap memenuhi karakteristik sampel
penelitian.
Adapun karakteristik sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Merupakan siswa/i SL TP Negri 1 Serpong .
45
• Remaja laki-laki dan perempuan yang berada da!am rentang usia 12-
16 tahun.
• Pernah atau teridentifikasi melakukan bullying.
3.4.3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling atau sampel bertujuan yang dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
berdasarkan atas adanya tujuan (Arikunto, 2002). Purposive sampling atau
sampling berdasar pertimbangan, dasarnya berkaitan den1~an pemilihan
sampel yang dipercayai representatif untuk populasi tertentu (Sukadji, 2000).
Sampel yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga
relevan dengan rancangan riset. Peneliti akan berusaha a1~ar dalam sampel
terdapat wakil-wakil segala lapisan populasi. Dengan demi:kian, di usahakan
agar sampel tersebut memiliki cirri-ciri yang esensial, strata apa yang harus di
wakili, tergantung pada penilaian atau pertimbangan pene11iti. Oleh karena itu,
purposive sampling ini disebut juga judgmental sampling (Sumarsono, 2004).
3.5. lnstrumen Penelitian
lnstrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala. Kerlinger (1973; dalam sevilla, 1993) mendefinisikan
46
skala sebagai suatu perangkat simbol atau angka-angka dalam bentuk simbol
atau angka yang ditetapkan menurut aturan individu (atau tingkah laku
mereka) dimana skala diterapkan, penetapan dinyatakan melalui pernilikan
individu skala apa saja yang dianggap perlu diukur.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala model Likert yang
dimodifikasi yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu :sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Dalam penelitian ini terdapat dua
skala, yaitu :
Skala faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya
Skala faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya berdasarkan
teori yang dikemukakan oieh Sears, Freedman, Peplau (2000) mengenai hal-
hal yang mendorong timbulnya perilaku konformitas yang disesuaikan
dengan tujuan penelitian ini yaitu konformitas pada kelompok sebaya, yang
• terdiri dari indikator-indikator : kurangnya informasi, rasa takut terhadap '
celaan sosial, rasa takut terhadap penyimpangan, kekompakkan kelompok,
kesepakatan kelornpok, ukuran kelornpok, kepercayaan terhadap kelornpok,
dan kepercayaan yang lernah terhadap diri sendiri. Berikut ini adalah blue
print dari skala faktor-faktor rnunculnya konformitas kelornpok sebaya:
47
Tabel 3.1 BLUEPRINT
SKALA FAKTOR-FAKTOR MUNCULNYA KOl~FORMITAS KELOMPOK SEBA YA -lndikator Favorable Unfavorable Jumlah
Kurangnya informasi 1,2, 3,4,5,6, 7 8, 10, 11, 14, 15 12
Rasa takut terhadap celaan sosial 9, 13, 16, 18 19,20,21 7
Rasa takut terhadap 17, 22, 23, 25, 24,26,28,29 8 oenvimoanaan Kekompakkan kelompok 27,31, 33 30, 32 5
Kesepakatan kelompok 37,39,41,43 34,35 6
Ukuran kelompok 36,47,49 38,40,44 6
Kepercayaan terhadap kelompok 45,46 42,51, 52 5 --
Kepercayaan yang lemah 12,53,54 48, 50, 5!), 56 7 terhadap diri sendiri
Jumlah 30 26 56
Skala perilaku bullying
Skala perilaku bullying berdasarkan teori bentuk-bentuk perilaku bullying
yang dikemukakan oleh Sullivan, dkk., (2005), yang terdiri dari aspek-aspek:
bullying fisik, bullying nonfisik verbal, bullying nonfisik nonverbal langsung,
bullying nonfisik nonverbak tidak langsung, dan merusak benda milik orang
lain. Adapun blue print dari skala perilaku bullying adalah sebagai berikut: )
Tabel 3.2 BLUEPRINT
SKALA PERILAKU BULL YING Aspek lndikator Favorable T Unfavorable
!lying Fisik menggigit, memukul, menendang, 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, :26, 28, 30, 32, 34, mencubit; mencakar, mendorong, 15, 17, 43, 45, 36, menjambak, atau bentuk serangan fisik yang lainnya.
flying . telefon ancaman, meminta uang 19, 21, 23, 25, 27, 38, 40, 42, 44, ifisik: atau barang dengan paksa 29, 31, 33, 35, 37, rbal ('memalak'), mengintimidasi, 39, 41,
rnemberi panaailan nama (name-
Jumlah
17
16
48
calling), mencela/mengejek ras, memaki, dan menvebarkan aosio.
I lying gerak tubuh yang kasar, melihat 47, 49, 51, 46, nfisik: dengan sinis, menampilkan mimik inverbal muka yang jahat. 1gsung 11/ying menjauhi seseorang, 2, 4, 6, 53, 55, 57, 48, 50, 52, 54, 56, nfisik: memanipulasi persahabatan 59, 61. 63, in verbal sehingga menjadi retak, sengaja ak mengucilkan atau mengabaikan, 1gsung mengirimkan surat kaleng, dan
membuat orang dibenci oleh orana lain.
erusak menyobek pakaian, merusak 8, 10, 12, 14, 16, 18, 58,60,62 ~nda milik buku, menghancurkan dan 20, 22, 24, ang lain menaambil benda milik orana lain
Jumlah 44 19
3.6. Telmik Uji fnstrumen
3.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti
sebenarnya yang diukur (Sevilla, 1993). Pengujian validitas dilakukan untuk
mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan dci+" ~·3r~1 akurat
sesuai dengan tujuan ukurnya (dalam Az:.Nar, 2005). Dalam uji validitas skala
yang digunakan dalam penelitian ini akan dihitung koefisien korelasi diantara )
skor-skor skala dengan program SPSS 11.5 menggunakan formula korelasi
product-moment, yaitu:
D<Y - (EX)(EY)/ n
2 2 2 2 ,/(D< -{LX) )I n { r.v -{EV) }/ n
keterangan:
X dan Y = skor masing-masing skala
n = banyaknya subjek
4
14
12
63
49
Item-item yang dapat dikatakan valid adalah item -item yang memiliki
koefisien validitas minimal 0,30. Sesuai dengan yang dikatakan oleh
Cronbach dalam Azwar (2005), dikatakannya bahwa koefisien yang berkisar
antara 0,30 sampai dengan 0,50 telah dapat memberikan k.ontribusi yang
baik terhadap efisiensi suatu lembaga pelatihan.
Setelah dilakuk.an uji coba pada skala fak.tor-faktor munculnya k.onformitas
kelompok sebaya, maka diperoleh item-item yang valid sebanyak 37 item dari
56 item yang ada.
Tabel 3.3
BLUEPRINT
ITEM FAKTOR-FAKTOR MUNCULNYA SKALA KONFORMITAS KELOMPOK SEBAYA
lndikator Favorable Unfavorable Jumlah
Kurangnya informasi 1*, 2*, 3•, 4, 5*, 6'\ 7* 8*, 10, 11', 14, 15 12
Rasa takut terhadap ceJaan sosial 9*, 13', 16, 18 19*, 20, 21 * 7 -
Rasa takut terhadap 17, 22, 23*, 25*, 24, 26*, 28*, 29 8 oenvimoanaan Kekompakkan kelompok 27, 3·1·, 33* 30*, 32* 5
Kesepakatan kelompok 37, 39*, 41, 43 34*, 35* 6
Ukuran kelompok 36*, 47', 49 :i8*. 40'\ 44 * 6
' Kepercayaan terhadap kelompok 45*, 46* 42, 51*, 52* 5
Kepercayaan yang lemah 12*, 53*, 54* 48*, 50, 55*, 56 '7 terhadao diri sendiri
Jumlah 30 26 56
* item yang valid
Sedangkan pada skala perilaku bullying terdapat 50 item yang valid dari 63
item yang ada.
Aspek
11/ying Fisik
11/ying nfisik : 'rbal
11/ying nlisik: mverbal 1QSUJ1Q 1llying nfisik: mverbal ak 1gsung
~rusak
:nda milik ana lain Jumlah
Tabel 3.4
BLUE PRINT ITEM SKALA PERILAKU BULL YING
lndikator Favorable
menggigit, memukul, menendang, 1 *, 3*, 5, 7•, 9*, 11'", mencubit, mencakar, mendorong, 13*, 15*, 17*, -43*, menjambak, atau bentuk 45*, seranaan fisik yana lainnva. telefon ancaman, meminta uang 19', 21·. 23', 25·, atau barang dengan paksa 2r, 29, 31 '. 33'. 35', ('memalak'), mengintimidasi, 37*, 39*, 41 *, memberi panggilan nama (name-calling), mencela/mengejek ras, memaki, dan menvebarkan qosip. gerak tubuh yang kasar, melihat 47*, 49*, 51*, dengan sinis, menampilkan mimik muka yang jahat.
menjauhi seseornng, 2*, 4*, 6'", 53*, 55*, memanipulasi persahabatan 57', 59, 61 *, 63*, sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng, dan membuat orang dibenci oleh oranq lain. menyobek pakaian, merusak 8*, 10', 12, 14*, 16*, buku, menghancurkan dan 18, 20*, 22, 24*, menaambil benda milik orana lain -
44 * item yang valid
3.6.2. Uji Reliabilitas
Unfavorable
26*, 28*, 30, 32, 34" 36*,
38*, 40, 42*, 44*,
46,
48, 50', 52*, 54, 56"',
58·, 60, 62*
19
Reliabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ' ,
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Sevilla, 1993). Pada penelitian ini
pengukuran reliabilitas akan dihitung dengan cara menghitung koefisien
reliabilitas alpha Cronbach, dengan program SPSS 11.!) menggunakan
rumus koefisien alpha Cronbach (Az:war, 2005), yaitu:
a = 2 [1 - s,2 + s,2 J
s 2 x
50
Jumlah
17
16
4
14
12
63
keterangan:
S,2 dan S/ = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
= Varians skor skala
Setelah dilakukan uji coba diperoleh koefisien alpha untuk skala faktor-fator
munculnya konformitas kelompok sebaya sebesar 0,8836 dan untuk skala
perilaku bullying sebesar 0,9316. Dalam Kuncono (2005) terdapat kaidah
reliabilitas (r) menurut Guilford yaitu sebagai berikut:
Sangat reliabel
Reliabel
Cukup reliabel
Kurang reliabel
Tidak reliabel
: > 0.9
: 0.7 - 0.9
: 0.4 - 0.7
: 0.2-0.4
: < 0.2
Oleh karena itu dapat ditafsirkan bahwa untuk koefisien reliabilitas skala
faktor-faktor rnunculnya konforrnitas kelornpok sebaya sebesar 0.8836
dikatakan reliabel. Sedangkan untuk i<oefisien reliabilitas ska la perilaku
bullying sebesar 0.9316 dikatakan sangat reliabel.
Berikut ini adalah blue print kedua skala yang akan digunakan dalarn
penelitian yang sesungguhnya :
Tabel 3.5
BLUEPRINT
51
SKALA FAKTOR-FAKTOR MUNCULNYA KONFORMITAS KELOMPOK SEBAYA UNTUK
PENELITIAN
lndikator Favorable Unfa
Kurangnya informasi 1, 2, 3,4, 5,6 7,9
Rasa takut terhadap 14, 15 16, 17 4 oenvimoanqan Kekompakkan kelompok 19,21 18,20 4
Kesepakatan kelompok 26 22, 23 3
Ukuran kelompok 24, 31 25, 27, 2B 5
Kepercayaan terhadap kelompok 29, 30 33, 34 4
Kepercayaan yang lemah 10,35, 36 32,37 5 terhadap diri sendiri ·---- ·---- ·------·------------·-
Jumlah 20 17 37
Aspek
/lying Fisik
/lying nfisik : rbal
r/Jying nfisik: mverbal lQSUnq 1/Jying nfisik: mverbal ak 1gsung
:;n.:sak rnda milik ano lain Jumlah ------
Tabel 3.6
BLUE PRINT
I
SKALA PERILAKU BULL YING UNTUK PENELITIAN - - --
lndikator Favorable Unfavorable
menggigit, memukul, menendang, 1, 3, 6, 8, 10, 11, 13, 22,24,27,29 mencubit, mencakar, mendorong, 15, 35, 37 menjambak, atau bentuk seranoan fisik vano lainnva. -telefon ancaman, meminta uang 16, 18, 19, 21, 23, 31,34,36 atau barang dengan paksa 25, 26, 28, 30, 32, 33 ('memalak'), mengintimidasi, memberi panggilan nama (name-calling), mencela!mengejek ras, memaki, dan menyebarkan qosio. gerak tubuh yang kasar, melihat 38, 39,41 dengan sinis, menampilkan mimik muka yang jahat.
menjauhi seseorang, 2, 4, 5, 43, 44, 46, 40,42,45 memanipulasi persahabatan 48, 50, sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng, dan membuat orang d1benci oleh orana lain. rr:Gnycbck rakaian, merusak 7, 9, 12, 14, 17, 20 47, 49 buku, menghancurkan dan menaambil benda milik orana lain
38 12
52
·-Jumlah
14
---14
3
11
'
8
50 I
53
3.7. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa statistik untuk melihat
hubungan antara dua variabel penelitian. Perhitungan statistik menggunakan
program komputer SPSS 11.5 den!]an rum us Speannan 's Rank Corelation
dalam Reksoatmodjo (2007), sebagai berikut:
rs = 1 -
keterangan:
r, : koefisien antar jenjang (rank)
n : jumlah subjek
l:D2 : jumlah kuadrat beda antar jenjang setiap subjek
3.8. Prosedur Penelitian
a. Tahap persiapan penelitian
> Alat penelitian : (a) membuat skala penelitian untuk mengukur
konformitas kelompok sebaya dan perilaku bullying (b) melakukan uji /
coba skala kepada kelompok try out sebanyak 30 responden (c). '
analisa item yang telah di uji coba (d) menyusun da:n merapikan skala.
yang telah di uji coba untuk penelitian yang sesungguhnya.
> Subyek penelitian : (a) meminta izin kepada pihak SMP PGRI 35
Serpong (b) melakukan diskusi dengan guru BK untuk mengetahui
54
subyek yang memiliki karakteristik sebagai pelaku bullying untuk
menjadi sampel penelitian.
b. Tahap pelaksanaan penelitian
Pelal<sanaan penelitian diadal<an pada tanggal 21 Januari 2009 dengan
tahapan pelal<sanaan sebagai berikut : (a) mengumpulkan responden
dalam satu ruangan yang telah ditentukan oleh guru (b) membagikan
skala penelitian kepada responden (c) rnenjelaskan petunjuk pengisian (d)
memberikan kesempatan kepada responden yang ingin bertanya (e)
meminta responden untuk memeriksa kembali sebelum mengumpulkan
skala penelitian.
• ,
BAB IV
ANALISIS DAT A
4.1. Gambaran Umum Responden
Responden pada penelitian ini sebanyak 30 orang yang memenuhi
karakteristik penelitian. Adapun gambaran responden secara umum akan
dilihat dalam dua kategori yaitu jenis kelamin dan tingkatan kelas responden.
Berikut tabel gambaran responden :
Tabel 4.1
Gambaran umum responden
Kategori ,Jumlah Persentase
Jenis kelamin :
Laki-laki 16 53.33 %
Perempuan 14 46.67 %
Jumlah 30 100 % -
Tingkatan kelas :
Kelas VII 4 13.33 %
Kelas VIII 18 60%
Kelas IX 8 26.67 %
Jumlah 30 100 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 16
orang dan responden perempuan sebanyak 14 orang. Dalam bentuk
presentase, jumlah responden lal<i-laki sebanyak 53.33% sedangl<an jumlah
responden perempuan sebanyak 46.67%. Hal tersebut menggambarkan
bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada siswa perempuan.
Berdasarkan tingkatan kelas, jumlah responden dengan tingkatan kelas VII
sebanyak 4 orang, kelas VIII sebanyak 18 orang, dan kEilas IX sebanyak 8
orang. Dalam persentase, jumlah responden kelas VII sebanyak 13.33 %,
responden kelas VIII sebanyak 60 %, dan jumlah responden kelas IX
56
sebanyak 26.67 %. Dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak i:esponden berasal
dari tingkatan kelas VIII, diikuti jumlah responden kelas IX, dan jumlah
responden yang paling sedikit adalah kelas VII.
4.2. Hasil Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan pada bab I, bahwa tujuan penelitian ini
adal.ah untuk mengetahui apakah ada hubungan nntara konformitas
kelompok sebaya dengan perilaku bullying pada remaja. Berikut hasil
penghitungan SPSS 11.5 dengan rumus Spearman's Rank Core/ation :
Tabel 4.2 Hasil Spearman's Rank Correlations
I I KONFORMI BULLYING Spearman's rho FKTRMNCL Correlation 1.000 .674( .. )
KONFORMITAS Coefficient KELOMPOK Sig. (2-tailed) .000 SEBA YA N 30 30 BULLYING Correlation .674( .. ) 1.000 Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
•• Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
57
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa besarnya nilai koefisien korelasi antara
variabel faktor-faktor munculnnya konformitas kelompok sebaya dengan
variabel perilaku bullying yaitu sebesar 0.67 4 cangan tingf;at :;ig.>ifi:;:ansi a =
0.01. Sehingga dapat dinyatakan bahwa :
1. Terdapat hubungan antara faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya dengan perilaku bullying, karena nilai koefisien
korelasi 0.674 mendekati nilai r = +1. Yakni bila nilai r = 0 berarti tidak
ada korelasi, jika r = +1 atau r = -1 berarti terdapat korelasi yang
sempurna (dalam Reksoatmodjo, 2007).
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor munculnya
konformitas kelompok sebaya dengan perilaku bullying, karena jika
nilai r yang .berada antara :!:: 0.60 sampai dengan :!:: 0. 79 menunjukkan
adanya korelasi yang cukup tinggi (signifikan) (dalam Sevilla, 1993).
3. Terdapat korelasi yang positif antara faktor-faktor rnunculnya
konformitas kelompok sebaya dengan perilaku bullying. Yaitu sem?kin
tinggi konformitas maka semakin tinggi pula perilaku bullying dap
sebaliknya, jika semakin rendah konformitas maka :semakin rendah
pula perilaku bullying.
Kemudian dari tabel 4.2 dapat dilihat nilai p untuk menguji hipotesis penelitian
yang diajukan oleh peneliti. Dinyatakan bahwa jika p > O.Oti maka Ho :
58
diterima dan jika p < 0.05 maka Ho : ditolak. Adapun nilai p yang diperoleh
adalah sebesar 0.000, sehingga nilai p < 0.05 yang berarti Ho yang
menyatakan bahwa tidak ada hubunganyang signifikan antara faktor-faktor
munculnya konformitas kelompok sebaya dengan perilal<u bullying pada
remaja, ditolak. Dan Ha yang menyatakan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya
dengan perilaku bullying pada remaja, diterima.
4.3, Hasil Tambahan
Selain hasil penelitian utama yang telah diperoleh, penelitijuga melihat
permasalahan yang mungkin muncul pada penelitian ini sebagaimana yang
telah diungkapkan pada identifikasi masalah, diantaranya:
Bagaimana hubungan antara faktor-faktor munculnya lkonformitas
kelompok sebaya dengan masing-masing aspek perilaku bullying?
Untuk melihat hubungan antara faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya dengan aspek bullying yang terdiri dari Hrna aspek, yaitu
bullying fisik, bullying verbal, bullying nonverbal langsung, bullying nonverbal
tidak langsung, dan bullying merusak benda milik orang lain. Maka peneliti
menggunakan rumus korelasi dari Speatman yang dihitunu menggunakan
program SPSS 11.5. Berikut ini adalah tabel nilai r yang diperoleh :
59
Tabel 4.3 Hasil korelasi antara faktor-faktor munculnya konformitas kelompok
sebaya dengan aspek-aspek bullying
Bullying Bullying Bullying Bullying Bullying Fisik Verbal Nonverbal Nonverbal Merusak
langsung tdk langsung benda milik oranq lain
Fktr mncl 0.691
I 0.546 0.287 0.598 0.670
Konformitas
slompok sebaya I
Dari tabel nilai r yang diperoleh di atas, maka hubungan antara konformitas
kelompok sebaya dengan aspek perilaku bullying adalah s.ebagai berikut:
Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor munculnya
konformitas kelompok sebaya dengan bullying fisik. Terdapat hubungan
yang signifikan antara faktor-faktor munculnya ko'lformitas kelompok sebaya
dengan bullying merusak benda rnilik orang lain. Terdapat hubungan yang
signifikan antara faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya
dengan bullying nonverbal tidak langsung. Terdapat hubungan yang·
signifikan antara konformitas faktor-faktor munculnya kelompok sebaya )
dengan bullying verbal. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antar'il
faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya dengan bullying
nonverbal langsung.
60
Bagaimana hubungan antara faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya dengan masing-masing aspek perilaku bullying pada
remaja laki-laki?
Tabel 4.4 Hasil korelasi antara faktor-faktor munculnya konformitas kelompok
sebaya dengan aspek-aspek bullying pada remaja laki-laki
Bullying Bullying Bullying Bullying Bullying Fisik Verbal Nonverbal Nonverbal Merusak
langsung tdk langst:~g C;Dnda milik orang lain
Fktr mncl 0.815 0.753 0.603 0.1'16 0.704
Konfonnitas
ilompok sebaya
Dari tabel nilai r yang diperoleh di atas. maka hubungan antara faktor-faktor
munculnya konformitas kelompok sebaya dengan aspek perilaku bullying
pada remaja laki-laki adalah sebagai berikut: Terdapat hubungan yang
signifikan antara faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya
dengan bullying fisik. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor )
munculnya konformitas kelompok sebaya dengan bullying verbal. Terdapat
hubungan yang signifikan antara faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya dengan bullying nonverbal tidak langsun9. Terdapat
hubungan yang signifikan antara faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya dengan bullying merusak benda milik orang lain. Terdapat
61
hubungan yang signifikan antara faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya dengan bullying nonverbal langsung.
Bagaimana hubungan antara faktor-faktor munculnya l<onformitas
kelompok sebaya dengan masing-masing aspek perilaku bullying pada
remaja perempuan?
Tabel 4.5 Hasil korelasi antara faktor-faktor munculnya konformitas kelompok
sebaya dengan aspek-aspek bullying pada remaja perempuan
Bullying Bullying Bullying Bullying Bullying Fisik Verbal Nonverbal Nonverbal Merusak
langsung tdk Jangsung benda milik orana lain
Fktr mncl 0.661 0.353 0.080 0.569 0.500
Konformitas
elompok sebaya
Dari tabel nilai r yang diperoleh di atas, maka hubungan antara faktor-faktor
rnunculnya konformitas kelornpok sebaya dengan aspel< perilaku bullying
pada rernaja perernpuan adalah sebagai berikut: Terdapat hubungan yang
signifil<an antara faktor-faktor munculnya konforrnitas kelompok sebayc;i
dengan bullying fisil<. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor
munculnya konforrnitas kelompok sebaya dengan bullying nonverbal tidak .
langsung. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor
munculnya konforrnitas kelompok sebaya dengan bullying rnerusak benda
rnilik orang lain. Tidak ter:lapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor
62
munculnya konformitas kelompok sebaya dengan bullying verbal. Tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor munculnya
konformitas kelompok sebaya dengan bullying nonverbal langsung.
Bagaimana perilaku bullying yang muncul pada remaja?
Selain melihat bagaimana hubungan antara konformitas demgan aspek-aspek
bullying, peneliti juga melakukan uji crosstab untuk melihat persentase
perilaku bullying yang muncul pada responden. Peneliti akan melihat
persentase tersebut berdasarkan jenis kelamin dan tingkatan kelas
responden. Hasil uji crosstab adalah sebagai berikut :
Tabet 4.6
Perilaku bullying yang muncul pada responden
Subjek Bullying Bullying Bullying Bullying Bullying Total fisik verbal nonverbal nonverbal merusak
Langsung Tidal< benda milik larigsung orang lain
(%) (%) (%) (O~ (%) (%) 1nis kelamin:
~
ki-laki 23,3 6,7 16,7 0 6,7 53,3
1rempuan 10,0 0 33,3 3,3 0 46,7
1mlah 33,3 6,7 50 3,3 6,7 100
~gkatan kelas :
ilas VII 3,3 3,3 6,7 0 0 13,3
63
ilas VII 20,0 0 30,0 0 6,7
~las IX 10,0 3,3 13,3 ~1,3 0
1mlah 33,3 6,7 50 3,3 6,7
--~
Dari label di atas dapat disimpulkan bahwa pada remaja laki-laki persentse
perilaku bullying yang terbesar adalah 23,3 % untuk bullying fisik dengan
persentase total perilaku bullying sebesar 53,3 %. Pada remaja perempuan
persentase perilaku bullying yang terbesar adalah 33,3 % untuk bullying
nonverbal langsung dengan persentase total perilaku bullying sebesar 46,7%.
Sedangkan berdasarkan tingkatan kelas total persentase perilaku bullying di
kelas VII sebesar 13,3 %, kelas VII sebesar 56,7 %, dan kelas IX sebesar
30 %. Persentase tertinggi di ketiga tingkatan kelas adalah sama yaitu pada
perilaku bullying nonverbal langsung; pada kelas VII sebesar 6,7 %, kelas Viii
sebesar 30,0 %, dan kelas IX sebesar 13,3 %.
Apakah ada perbedaan faktor-faktor munculnya konformitas kelompo'k
sebaya dan perilaku bullying antara remaja laki-laki dan remaja
perempuan?
Untuk melihat apakah ada perbedaan konformitas kelompok sebaya dan
perilaku bullying antara remaja laki-laki dengan rerr.aja perempuan, maka
dilakukan uji t dengan hasil sebagai berikut:
56,7
30
100
Fktr mncl Konformitas kelompok sebava Bullying
Tabel 4.7
Hasil uji t
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
64
T df Sig.
0, 102 28 0,919
0,105 25,277 0,917
-~28 0,047
-2, 133 26,814 0,042
Dari hasil uji t yang telah dilakukan, pada faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya didapatkan nilai t sebesar 0, 102 dan nilai p sebesar 0, 919.
Dimana jika nilai p < 0.05, maka Ho yang menyatakan ada perbedaan faktor-
faktor munculnya konformitas kelompok sebaya antara remaja laki-laki dan
perempuan, ditolak. Dan nilai p yang diperoleh > 0.05, maka berarti Ho yang
menyatakan tidak ada perbedaan faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya antara remaja laki-laki dan perempuan, diterima.
Sedangkan pada perilaku bullying didapatkan nilai t sebesar -2,083 dan nilai
p sebesar 0.047. Dimana jika nilai p < 0.05, maka Ho yang menyatakan ada
perbedaan perilaku bullying antara remaja laki-laki dan perempuan, ditolak.
Dan nilai p yang diperoleh > 0.05, maka berarti Ho yang menyatakan tidak
ada perbedaan perilaku bullying antara remaja laki-laki dan perempuan,
diterima.
BABV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara faktor-faktor
munculnya konformitas kelompok sebaya dengan perilaku bullying pada
remaja.
Dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab IV, maka diperoleh
kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor munculnya
konformitas kelompok sebaya dengan perilaku bullying pada remaja.
Berdasarkan hasil temuan tambahan diperoleh kesimpulan bahwa diantara
aspek··aspek perilaku bullying, faktor-faktor munculnya konformitas kelompok
sebaya memiliki hubung2n yang paling signifikan dengan aspek perilaku • '
< bullying fisik. Begitupula dengan konformitas kelompok sebaya pada remaja
laki-laki dan remaja perempuan juga memiliki hubungan yang paling
singnifikan dengan aspek perilaku bullying fisik.
66
Kemudian perilaku bullying yang muncul dengan persenta:se tertinggi pada
remaja laki-laki adalah perilaku bullying fisik. Dan pada rernaja perempuan ·
diperoleh persentase tertinggi pada perilaku bullying nonverbal langsung.
Sedangkan persentase berdasarkan tingkatan kelas, baik di kelas VII, kelas
VIII, dan kelas IX menghasilkan persentase tertinggi pada perilaku bullying
nonverbal langsung. Peneliti juga melakukan uji t terhadap faktor-faktor
munculnya konformitas kelornpok sebaya dan perilaku bullying pada remaja
laki-laki dan perempuan yang hasilnya adalah tidak ada perbedaan faktor
faktor munculnya konformitas kelompok sebaya dan perilaku bullying antara
remaja laki-laki dan remaja perempuan.
5.2. Diskusi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dinyatakan terdapat
hubungan antara faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya
dengan perilaku bullying pada remaja.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Di~a
Chairani (2005) mengenai gambaran proses kelompok pada sebuah geng
pelaku bullying. Dalam hal ini proses kelompok yang dimaksud oleh peneliti
adalah melihat pengaruh sosial (konformitas, compliance, dan obdiance)
yang manakah yang muncul, serta peneliti ingin melihat bagaimana peran
anggota geng tersebut dalam konteks perilaku bullying. Didapatkan hasil
bahwa pengaruh sosial yang terlihat pada anggota geng dalam melakukan
•'I UT 67
perilaku bullying berupa konformitas. Dimana anggota geng melakukannya
agar mereka tetap sejalan dengan keinginan kelompok dan diakui bahwa
dirinya masih menjadi bagian dari kelompok.
Secara teoritis menurut Santrock (2005), tekanan untuk melakukan
konformitas menjadi semakin kuat selama usia remaja. Dan tekanan
kelompok dalam konformitas pada remaja bisa berpengaruh positif dan
negatif. Hal tersebut didukung oleh Berndt (1979; dalarn Santrock, 1995),
bahwa pada usia remaja, konformitas dengan teman sebaya; khususnya
dengan standar anti sosial mereka; memuncak.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Staub (1996)
dalam Sar'wono (1999) bahwa tekanan atau desakan dari kelompok dan
identitas kelompok serta adanya deindividuasi (identitas sebagai individu
tidak akan dikenal) dapat mempengaruhi timbulnya perilaku agresif. Dapat
dikatakan bahwa perilaku bullying merupal<.an bentuk perilaku agresif yang
dapat muncul karena adanya pengaruh dari kelompok.
Pada penelitian ini juga dapat dilihat bahwa secara umum, korelasi yang
signifikan terdapat pada faktor-faktor munculnya konformitas kelompok
sebaya dengan aspek bullying fisik. Faktor-faktor munculnya konformitas
kelompok sebaya pada remaja laki-laki terdapat korelasi yang signifikan
• ,.
dengan aspek bullying fisik. Begitupula pada remaja perempuan faktor-faktor
68
munculnya konformitas kelompok sebaya berkorelasi signifikan dengan
aspek bullying fisik. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku bullying fisik
yang muncul pada remaja berkaitan erat dengan perilaku konformitas mereka
terhadap kelompok sebayanya. Dapat dikatakan perilaku bullying fisik yang
belakangan ini sering muncul pada remaja karena mengikuti perilaku remaja-
remaja yang lainnya.
Pada hasil uji crosstab yang dilakukan menunjukkan bahwa remaja laki-laki
memiliki persentase yang tinggi pada perilaku bullying fisik dan remaja
perempuan memiliki persentase tinggi pada perilaku bullying nonverbal tidak
langsung. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang diungkapkan oleh
Smith (1999) dan Smith dan Sharp (1994) dalam Sullivan (2000), bahwa anak
laki-laki lebih menyukai membully secara fisik dari pada anak perempuan,
dan anak perempuan lebih memilih bullying yang tidak lan9sung seperti
dengan sengaja menyebarkan gossip yang buruk.
• '
Berbeda dengan teori yang diungkapkan oleh Smith & Sharp diatas. Hasil uji t
yang diperoleh pada penelitian ini adalah tidal< ada perbeclaan perilaku
bullying antara remaja laki-laki dan remaja perempuan. Disimpulkan oleh
peneliti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku
bullying yang dimunculkan oleh remaja laki-laki dan remaja perempuan. Yang
berarti bahwa baik remaja laki-laki maupun remaja perempuan keduanya
memunculkan perilaku bullying yang tidak jauh berbeda.
69
Hasil uji t pada faktor-faktor munculnya konformitas kelompok sebaya
dihasilkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan faktor-faktor
munculnya konformitas kelompok sebaya antara remaja lal<i-laki dan remaja
perempuan. Sedangkan dalam Feldman (1995), dinyatakan bahwa
perempuan lebih l<onform daripada lal<i-laki. Artinya perempuan cenderung.
untuk melakul<an konformitas daripada laki-laki. Perbedaan antara teori dan
hasil uji t yang telah dilaksanakan, dapat disebabkan oleh jumlah sampel
yang kurang banyak padc: penelitian ini ataupun adanya perbedaan latar
belakang dan kebudayaan masyarakat di luar negeri dengan masyarakat
Indonesia.
5.3. Saran
Berdasarl<an hasil penelitian yang telah dilakul<an, peneliti sadar bahwa pada
penelitian ini terdapat keterbatasan. Terutama dalam hal sampel penelitian,
peneliti merasa bahwa sampel yang diambil sangat terbatas. Oleh karena itu
peneliti mengungkapl<an beberapa hal yang dapat dipe1timbangkan sebagai
saran. Diantaranya sebagai berikut:
Saran untuk penelitian selanjutnya :
Bagi peneliti mendatang : diharapkan untul< penelitian selanjutnya dapat
memperbanyak sampel penelitian serta bagi peneliti yang berminat untuk
70
melakukan penelitian lanjutan diharapkan dapat melaksanakan penelitian
kualitatif mengenai perilaku bullying untuk mendapatkan informasi yang lebih
mendalam, baik mengenai penyebab terjadinya bullying maupun hal-hal yang
dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi bullying.
Saran praktis :
a. Bagi orang tua : agar lebih menjaga pergaulan remaja, serta dapat
lebih memperhatikan lingkungan sosial remaja yan~1 ternyata rentan
terpengaruh oleh teman sebayanya.
b. Bagi sekolah : diharapkan dapat untuk lebih memperhatikan lagi
kondisi siswa didiknya, seperti kondisi emosi serta perilaku siswa agar
proses pendidikan dapat berjalan lebih baik lagi. Selain itu diharapkan
dapat menjadi antisipasi bagi pihak sekolah agar bullying di sekolah
tidak semakin rneluas. Sebagai contoh, pihak sekolah lebih
memperhatikan dan mengawasi jalannya kegiatatan-kegiatan siswa
' yang memungkinkan munculnya tindakan bullying, seperti pelantikan
pada kegiatan ekstrakuril<uler dan kegiatan masa orientasi sisw~
(MOS).
c. Bagi remaja : diharapkan dapat lebih waspada pada pergaulannya
dan dapat menjaga diri dari pengaruh negatif di lingkungan sosialnya,
khususnya di sel<olah.
DAFT AR PUST AKA
Andy Mappiare,.(1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Baron, Robert A. and 5yrne, Donn. (2000). Social psychology ninth edition.
Boston: Allyn and Bacon.
Chaplin, J.P.(1999). Kamus Lengkap Psikologi, Kartini Kartono (Telj.).
Jakarta : Rajawali.
71
Disa Chairani,. (2005). Gambaran proses kelompok pada sebuah peer group
pelaku builying di SMA ,,"Z". Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
Feldman, Robert S. (1995). Social Psychology. New Jersey: Prentice Hall.
Greta L. Sumarhudoyo, (2004). Hubungan po/a attachment dan intensi untuk
melakukan perilaku bullying. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
HM. Sonny Sumarsono. (2004). Metode Riset Sumber Da)la Manusia.
Jakarta: Graha llmu.
Hurlock, Elizabeth.(1998). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Erlangga.
Kuncono. (2005). Aplikasi komputer psikologi, diktat kuliah dan panduan
praktilwm. Jakarta: Universitas Persada Indonesia.
Myers, David G. (2005). Social Psychology eight ed. New York: Mc Graw Hill.
Saifudin Azwar,. (2005). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saifudin Azwar,. (2005). Penyusunan ska/a psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
72
Salmivalli et al. (1996). Bullying as a group process: participant roles and their
relations to social status within the group. Journal of aggressive behaviour
22, 1-15.
Santrock, John W. (1995). Life-span development: perkembangan masa
hidup, edisi 5 jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santrock, John W. (2005). Adolescence tenth edition. Boston: Mc Graw Hill,
USA.
Sarlito W Sarwono,. (2002). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sarlito W Sarwono,. (1999). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Sears, Freedman, and Peplau.(2000). Psiko/ogi Sosialjilid 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sears, Peplau, anJ Taylor.(1991). Social Psychology. 7th 1~dition. USA:
Prentice Hall International Ltd.
SEJIWA. (2008). Mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar
anak. Jakarta: PT. Grasindo.
Sevilla, C. G., et.al. (1993). Pengantar metode penelitian. ,Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Sharp, Sonia, and Smith, Peter K. (1994). Tackling Bullying in your school. A
practical handbook fbr teachers. New York: Routledge.
Siti Maryanah,. (2006). Hubungan Konfonnitas Kelompok Sebaya Dengan
Kenakalan Remaja Awai Siswa Mts. Al hidayah Depok. Skripsi. Jakarta:
Fakultas Psikologi UIN.
73
Soetarlinah Sukadji,. (2000). Menyusun dan mengeva/uasi /aporan penelitian.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Suharsini Arikunto,. (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Penelitian.
Jakarta : Rineka Cipta.
Sullivan, Keith. (2000). The anti-bullying handbook. Oxford University Press.
Sullivan, Keith; Cleary, Mark, and Sullivan, Ginny. (2005). Bullying in
secondary schools: what it looks like and how to managei it. Paul Chapman
Publshing & Corwin Press.
Tedjo N. Reksoatmodjo.(2007). Statistika untuk psikologi clan pendidikan.
Bandung: PT Refika Aditama.
Theresia Kaunang,. (18 November 2007). "Bullying" Pn~man Keci/ Di
Sekolah. Jakarta: Suara Pembaruan.
Tim SEJIWA. (17 Mei 2008). Berbagai Upaya Penangan Bullying: laporan
hasi/ riset & penerapan sistem sekolah damai (SEMAI). ,lakarta.
Internet:
Conger, J.J. (1991). Adolescence and youth (4th ed). New York: Harper
Collins. retrived from:
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html
Hurlock, E. (1990). Developmental psychology: a lifespan approach.
Boston: McGraw-Hill. retrived from:
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html
LIN. (2008). Hati-hati Bullying di Sekolah. retrived from:
http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/17115195762/
74
Papalia, DE., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. (2001). Human development
(8th ed.). Boston: McGraw-Hill. retrived from:
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja. html
Riauskina, I. I., Djuwita, R., dan Soesetio, S. R. (2005). "Gencet-gencetan" di
mata siswalsiswi kelas 1 SMA: Naskah kognitif ientang arti, skenario, dan
dampak ''gencet-gencetan". Jumal Psiko/ogi Sosial, 12 (01), 1 -13. retrived
from: http://popsy.wordpress.com/20
http://psychemate.blogspot.com/2007 /12/remaja.html.
2 2 4 2 2 2 322141 1 3 4 4 4 2 1 4 3 3 1 4 2 1 3 1 2 4 3 3 1 2 1 4 3 1 90 3 1 3 3 2 3 4334322 1 1 2 4 2 1 2 1 2 1 3 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 75 4 3 2 1 2 2 3112322 3 1 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 3 1 74 5 3 21234231 3 2 2 1 1 2 4 2 1 2 1 2 2 3 2 1 4 4 1 3 1 3 1 1 4 2 1 1 78 6 2 3 4 1 3 3222422 2 2 4 3 2 1 2 2 2 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 86 7 2 2 3 2 3 3222322 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 81 8 2 1 2 1 2 114241 1 4 4 1 4 1 1 2 1 1 2 2 2 3 4 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 73 9 1 2 1 2 3 3132422 2 3 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 2 2 1 1 1 3 2 1 67
10 2 2 1 3 3 2132332 2 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 75 11 3 3 2 2 3 2223322 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 91
c: 12 2 3 2 1 4 3222342 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 1 89 ~ 13 2 3 2 2 4 3222322 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 2 91 c: g_ 14 3 2 1 2 3 423121 3 2 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 4 4 3 2 3 2 3 1 2 3 2 3 2 84 (/) 15 2 ~ 3 2 2 3 4 2 3 1 1 2 4 2 3 4 1 1 4 1 1 2 1 2 2 4 3 4 1 3 1 3 1 2 3 2 3 1 84 ~ 16 3 0 2 3 1 2 2 2 2 1 3 3 1 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 1 1 4 2 3 1 94 E 17 3 2 2 2 2 3113312 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 88 g 18 1 3 3 3 3 2233424 4 3 2 1 2 1 3 1 1 2 1 1 3 2 2 2 2 2 3 1 1 3 2 2 1 81
19 2 2 2 2 3 3114221 1 2 3 2 1 2 2 3 2 1 2 2 4 1 4 3 3 2 4 1 4 3 2 4 1 84 20 4 1 1 1 3 1212421 2 1 4 1 1 1 3 1 3 1 1 3 2 3 2 2 4 4 4 1 1 2 2 3 1 76 21 3 2 2 2 3 212341 1 1 1 4 1 1 1 3 1 2 1 2 3 1 1 2 1 2 2 3 1 1 2 3 2 1 69 22 2 3 3 2 3 4 1 3 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 2 1 3 2 1 2 2 3 3 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 77 23 2 3 2 2 3 3333321 1 2 3 4 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 1 84 24 2 3 3 3 2 3123322 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 1 78 25 3 2 3 1 3 3111421 1 1 2 3 2 1 3 1 2 1 1 3 3 1 3 1 2 3 3 1 1 2 2 3 1 72 26 3 3 2 2 2 3142422 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 2 4 2 2 3 3 3 1 1 2 4 3 1 83 27 4 3 2 2 3 423331 1 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3 3 2 • 2 3 3 2 1 3 3 2 < 83 I ' 28 3 2 2 2 2 411341
.., ' ~ .., ..,
" 3 3 " " .., ..,
" 0 0 0 0 0 0 .., 0 0 2 0 3 2 87 " " " "- " " " 4 " " 4 v " v v ' v ' ' ' v
29 1 3 3 2 3 3231442 1 1 3 1 1 1 4 3 2 3 2 4 2 4 3 2 2 2 1 1 2 1 4 1 2 84 30 1 3 3 2 3 3333442 1 2 3 1 1 1 4 2 2 3 2 4 2 4 3 1 2 2 1 1 1 1 4 1 1 84
2426
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 o 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 26 29 30 31 ;:iz 33 34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 2 2 2 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 2 2 4 2 4 2 3 1 3 4 2 4 2 3 1 3 4 1 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 3 1 2 4 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 4 2 2 1 2 3 1 2 2 2 3 5 3 1 4 2 2 4 1 1 1 4 3 2 3 1 1 4 2 3 1 1 3 1 4 2 3 2 1 2 1 2 1 3 2 2 6 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 7 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 8 2 1 2 1 2 1 2 4 1 1 2 1 2 4 1 4 2 1 1 3 1 1 3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 4 9 1 1 1 1 2 1 3 3 1 1 2 1 3 2 1 2 2 1 1 1 2 1 3 2 4 2 1 2 2 1 1 2 2 1
10 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 4 3 2 4 2 4 2 11 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2
c: 12 1 1 1 1 1 1 2 2 4 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 3 4 ~ 13 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 c: g_ 14 4 2 3 1 1 2 2 1 2 2 4 3 3 2 3 1 1 2 1 2 3 3 4 2 4 2 2 1 2 4 2 3 2 1 !/) 15 4 ~ 4 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 4 3 3 4 2 2 1 2 4 2 3 2 1 ~ 16 3 0 3 4 1 2 1 2 1 3 4 2 3 4 1 2 2 3 3 3 4 1 2 2 1 4 1 3 2 2 1 4 4 3 3 ~ 17 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 4 3 1 2 2 2 1 2 2 4 4 2 3 2 3 2 4 2 4 2 1 2 c: 18 3 2 3 2 1 4 2 3 4 4 2 2 3 4 1 2 1 3 3 1 4 3 3 2 2 3 2 3 1 2 2 3 3 2
19 3 1 2 2 1 4 4 3 4 4 2 2 4 2 1 2 3 3 2 1 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 4 2 4 20 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 4 2 1 2 1 4 2 3 2 1 2 2 1 21 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1 4 3 1 2 2 4 2 3 2 1 3 1 1 22 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 3 2 3 1 3 2 2 1 4 4 3 3 23 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 2 3 2 3 4 1 3 2 3 2 24 1 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 4 3 2 4 2 3 3 25 4 2 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 4 2 3 1 1 3 2 3 1 2 3 1 2 2 2 2 1 3 2 26 2 2 2 2 1 3 1 1 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 3 2 4 2 2 3 2 3 4 2 3 2 1 2 27 3 2 2 2 1 1 3 3 4 2 2 1 2 2 3 3 2 3 2 1 2 3 1 2 2 2 4 2 2 2 3 3 3 1 28 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 4 4 1 1 2 2 1 2 2 3 4 2 3 2 1 2 3 2 3 2 1 2 29 1 4 2 3 3 3 2 3 1 4 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 4 1 4 1 4 3 1 4 3 3 2 3 3 3 30 1 4 1 3 2 3 2 3 4 4 2 3 3 3 1 3 2 2 3 1 4 1 1 1 1 3 2 4 3 3 2 3 3 3
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 4 7 48 49 50 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 62 3 2 2 3 4 2 3 1 3 3 1 4 4 2 2 3 134 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 77 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 87 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 96 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 1 3 2 4 3 2 110 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 126 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 84 3 1 3 3 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 4 1 87 2 4 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 96 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 120 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 120 3 2 4 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 110 2 1 2 4 1 2 2 1 2 1 4 1 1 2 2 1 106 3 3 4 2 1 3 4 1 2 2 1 1 1 2 2 1 104 4 1 3 1 3 1 2 4 4 2 2 4 2 2 4 4 127 2 2 4 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 4 1 3 120 3 1 3 4 4 2 4 4 3 1 1 2 3 2 1 2 125 4 2 1 4 4 3 4 2 1 1 1 2 2 3 1 2 134 3 1 1 4 2 1 3 1 2 3 3 3 4 1 1 1 92 3 1 2 2 2 1 3 1 1 2 2 1 4 1 1 1 89 4 1 2 1 3 1 2 4 1 2 2 2 3 1 3 4 109 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 1 3 4 3 4 127 3 1 3 3 3 1 3 3 1 2 2 2 3 3 1 3 126 2 2 1 4 4 2 4 1 1 1 1 3 1 1 1 3 111 2 1 3 3 3 3 3 1 2 2 4 2 3 2 4 2 113 3 2 2 3 2 4 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 107 2 2 4 1 3 2 3 1 2 2 1 1 3 4 1 3 113 3 2 3 4 4 2 4 2 2 4 2 2 3 2 2 2 134 3 2 4 4 4 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 128
3274
I Spearman's rho
Hasil uji korelasi Nonparametric Correlations
Correlations
I KONFORMI
KONFORMI Correlation 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed)
N 30 BULLYING Correlation .674(**)
Coefficient Sig. (2-tailed) .000
N 30
•• Correlation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-tailed).
Nonparametric Correlations
BULLYING
.674(**)
.000
30
1.000
30
Korelasi konformitas kelompok sebaya dengan aspek-aspek bullying
Correlations
I I KONFORMI B.FISIK Spearman's rho KONFORMI Correlation
1.000 .691(**) Coefficient Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
B.FISIK Correlation .691(**) 1.000 Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
~ Correlabon 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I I KCNFORMI B.VERBAL Spearman's rho KONFORMI Correlation
1.000 .546(**) Coefficient Sig. (2-tailed) .002 N 30 30 Correlation
.546(**) 1.000 Coefficient B.VERBAL
Sig. (2-tailed) .002 N 30 30
~ Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I I KON FORM I B.~IVLNG
Spearman's rho KON FORM I Correlation 1.000 .287 Coefficient Sig. (2-tailed) .124 N 30 30
B.NVLNG Correlation .287 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .124 N 30 30
Correlations
I I KONFORMI B.NVTLNG Spearman's rho KONFORMI Correlation 1.000 .598('')
Coefficient Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
B.NVTLNG Correlation .598("'} 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
• Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I I KONFORMI B.MBND Spearman's rho KONFORMI Correlation 1.000 .670( .. )
Coefficient Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
B.MBND Correlation .670(*') 1.000 Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
* Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Korelasi konformitas kelompok sebaya dengan aspek-aspiek bullying pada remaja perempuan
CorreJations
I I KNFPR --
BFSKP Spearrnan's rho KNFPR Correlation
1.000 .661(') Coefficient Sig. (2-tailed) .010 N 14 14
BFSKP Correlation .661(*) 1.000 Coefficient
Sig. (2-tailed) .010 N 14 14 ·-' Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
I I KNFPR BVRBLP Correlation 1.000 .353 Coefficient
Spearman's rho KNFPR
Sig. (2-tailed) .2.16 N 14 14
BVRBLP Correlation .353 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .216 N 14 14
Correlations
--I I KNFPR BNVLP Spearrnan's rho KNFPR Correlation 1.000 .080
Coefficient Sig. (2-tailed) .787 N 14 ·14
BNVLP Correlation .080 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .787
I N 14 '14
Correlations
I I KNFPR BNVT~!:_ ' Speannan's rho KNFPR Correlation
1.000 .56()(*) Coefficient Sig. (2-tailed) .034 N 14 14
BNVTLP Correlation .569(*) 1.000 Coefficient
Sig. (2-tailed) .034 N 14 14 ·-• Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
I I KNFPR ·-
BMBNJ~ Spearrnan's rho KNFPR Correlation
1.000 .!500 Coefficient Sig. (2-tailed) .069 N 14 14
BMBNDP Correlation .500 1.000 Coefficient
Sig. (2-tailed) .069 N 14 14
Korelasi konformitas kelompok sebaya dengan aspek-aspiek bullying pada remaja laki-laki
Correlations
·-I I KNFLK BFSKL ·-Correlation 1.000 .815(*') Coefficient
Spearman's rho KNFLK
Sig. (2-tailed) .000 N 16 11)
BFSKL Correlation .815(**) 1.001) Coefficient Sig. (2-tailed) .000 N 16 1!3
'* Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I I KNFLK BVRBLK ·-Correlation Coefficient 1.000 .753( .. ) Spearman's rho KNFLK
Sig. (2-tailed) .001 N 16 16
BVRBLK Correlation .753(**) 10:J
Coefficient Sig. (2-tailed) .001 N 16 16
• Correlation is significant al the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I I KNFLK BNVLK Spearrnan's rho KNFLK Correlation
1.000 .603(*) Coefficient Sig. (2-tailed) 01:l N 16 1()
BNVLK Correlation .603(*) 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .013 N 16 1()
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
I I KNFLK BNVTLK Spearrnan's rho KNFLK Correlation
1.000 .716('~) Coefficient Sig. (2-tailed) .002 N 16 16
BNVTLK Correlation .716(**) 1.000 Coefficient
Sig. (2-tailed) .002 N 16 '16
• Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
--I I KNFLK BMBNDL Correlation 1.000 .704("*) Coefficient
5pearrnan's rho KNFLK
Sig. (2-tailed) .002 N 16 16
BMBNDL Correlation .704('*) 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .002 N 16 16 ·-' Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Crosstab
Hasil crosstab perilaku bullying berdasarkan jenis kelamin
Case Processing Summary
'---· -~--
Cases
Valid Missina Total ---- .. ·--
N Percent N Percent N "'"rcent jenis kelamin • bullying 30 100,0% 0 ,0% 30 100,0%
jenis kelamin * bullying Crosstabulation
bullvina
b.fisik b.verbal b.nvlna 'U!.vtlna b.mrsk bnd Total 1in laki-laki Count 7 2 5 0 2 16
% of Total 23,3% 6,7o/o 16,7% ,0°/o 6,7°/o 53,3% perempuan Count 3 0 10 1 0 14
% of Total 10,0% ,Oo/o 33,3% 3,3% ,Oo/o 46,7% Count 10 2 15 1 2 30 % of Total 33,3% 6,7% 50,0% 3,3% 6,7% 100,0%
Hasil crosstab perilaku bullying berdasarkan tingkatan kelas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missina Total
N Percent N Percent N Percent tingkatan kelas * bullying 30 100.0% 0 .Oo/o 30 100.0%
tingkatan kelas * bullying Crosstabulation
··~
bullying -b.tisik b.verbal b.nvlnn b.ntvlnn b.mrskbnd Total
tingkatan VII Count 1 1 2 0 0 4 kelas o/o of
Total 3.3% 3.3% 6.7% .0% .Oo/& 13.3%
VIII Count 6 0 9 0 2 17 0/o Qf
20.0% .Oo/o 30.0% .0°/o 6.7% 56.7% Total IX Count 3 1
133': I 1 0 9
0/o of 10.0% I 3.3% 3.3% .Oo/o 30.0% Total
Total Count 10 2 15 1 2 30 %of
33.3% 6.7% 50% 3.3% 6.7% 100.0% Total
Hasil uji t
Group Statistics
ienis kelamin N I Mean i I Std. Error
Std. Deviation Mean konformitas laki-laki 15 I 81.0000 9.07744 2.26936
perempuan 14 80.7143 5.56678 1.48778 bullying laki-laki 16 102.8750 20.13248 5.03312
perempuan 14 116.2857 14.10635 3.77008
Independent Samples Test
Levene's Test for Eaualitv of Variances Hest for Eaualitv of Means
95% Confidence Interval of the Difference
Mean Std. Error F Sig. t di Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower LJnner
konformitas Equal variances 4.7861 .1021 assumed .037 28 .919 .2857 2.79981 ·5.44943 6.02086
Equal variances ) I ! I I not assumed .105 25.277 .917 .2857 2.71358 ·5.29990 5.87132
bullying Equal variances 2.027 assumed .166 ·2.083 28 .047 -13.4107 6.43846 ·26.59931 .. 22212
Equal variances ·2.133 j 26.814 not assumed .042 I ·13.4107 6.288541 ·26.317921 -.50351
' ' '
'AR00042 118,4333 278,7368 '1108 ,8851 'AR0004 3 118' 7000 275,1828 ,2916 ,8821 'AR00044 118,5000 270,7414 ,4372 ,8802 Clill00045 118,5333 272,8092 ,3651 ,8812 'AR00046 118 ,2000 273,5448 ,3514 ,8814 'AR00047 118,7333 262,6851 ,7353 ,8761 Clill00048 119,1333 273,0161 ,4349 ,8806 'AR00049 118, 8333 278, 0747 ,2109 ,8830 'AR00050 119, 0000 279,1034 '1315 ,8842 •AR00051 119,2000 275 ,2690 ,4538 ,8810 •AR00052 118,1000 271, 6793 ,3475 ,8814 'AR00053 118,6000 273,0759 ,3289 ,8817 •AR00054 118,2333 271,0816 ,6239 ,8791 •AR00055 119 ,3333 274,0230 ,5393 ,8803 'AR00056 118, 8333 289,2471 -,2578 ,8887
teliability Coefficients
I of Cases 30,0 N of Items 56
>lpha ~ ,8836
;KALA PERILAKU BULLYING TRY OUT
<ELIABILITY A N A L Y S I S SCl\LE (A L P ! A) :tern-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if :tern
Deleted Deleted Correlatior1 Jeleted
TAR00001 119.0333 373.0678 .4054 .9307 TAR00002 119.4333 374.7368 • 546"1 . 9299 TAR00003 119.4667 379.1540 .3153 .9311 TAR00004 119.6333 380.2402 . 3634 .9309 /AR00005 119.0000 383.4483 .0979 .9331 TAR00006 119.5000 380.5345 .3163 .9311 TAR00007 119. 2667 372.6851 .4812 .9301 TAR00008 119.1000 371.3345 .5355 • 9297 TAR00009 119.2000 376.5103 .5405 .9301 rAROOOlO 119.1667 381.6609 .1827 .9321 TAR00011 119.0667 369.8575 .5391 .9297 IAR00012 119.3333 380.5057 .2608 .9315 TAR00013 119.2000 379.6828 .3380 . 9310 1AR00014 119.2667 376.1333 .4583 .9303 1AR00015 118.8333 359.9368 .7754 .9277 l'ARDDD16 119.0667 377.3057 .3429 .9310
7AR00017 119.6000 375.1448 .5528 . 9299
IAR00018 119.3333 384.5747 .1153 .9322 7AR00019 119.0000 370.2759 .5315 . 9297 7AR00020 119. 2667 367 .1678 .7148 .9286 7AR00021 118.8667 369.0851 .6828 . 9289 1AR00022 119.1667 380.6954 .2317 .9317 7AR00023 119.5333 377.0851 .4240 .9305 7AR00024 119.4333 377.0126 .5009 .9302 7AR00025 118.8667 371.8437 .5036 . 9299 l'AR00026 119.0667 372.3402 .4154 .9306 7AR00027 118.6667 377.1264 .3114 .9?13 7AR00028 119.3000 376.3552 .4350 .9305 IAR00029 119.0333 383.2057 .1737 .9319 IAR00030 119.4000 382.6621 .1852 .9318 l'AR00031 119.1000 375.0586 .4360 .9304 1AR00032 119.3000 382.8379 .1369 .9325 7AR00033 118.9000 372.2310 .4046 .9307 rAR00034 119.6333 370.6540 .5499 . 9296 7AR00035 118.9333 373.2368 .5465 .9298 7AR00036 119.1000 368.6448 .5100 .9299 7AR00037 119.3000 376.6310 .4666 .9303 TAR00038 119.0000 371.1724 .5025 .9299 7AR00039 119.0667 376.8230 .3876 .9307 IAR00040 119. 2333 390.5989 -.1115 .9342 TAR00041 119.1000 370.5069 .6032 .9294 TAR00042 119.2000 374.3034 .5249 . 9300 TAR00043 118.8667 368.3264 .6633 . 9289 TAR00044 119.2000 375.4759 .4768 .9302 7AR00045 118.9000 374.4379 .4230 .9305 IAR00046 119.6333 386.4471 .0296 .9328 IAP.00047 118.9000 371.3345 .6081 . 9294 TAR00048 118.9667 380.4471 .2991 .9312 TAR00049 119.0333 366.4471 .7119 .9286 TAR00050 119.3333 367.9540 .585El .9293 171R00051 119.0000 381.4483 . 357!1 .9310 TAR00052 119.5333 373.8437 .5139 .9300 1AR00053 119.2667 381.1678 .3170 .9311 TAR00054 119.3667 381. 4816 .2003 .9319 TAR00055 119.3667 374.7230 . 4 7 6JJ .9302 TAR00056 119.5667 378.8057 .3193 .9311 l'AR00057 119.2667 373 . .9954 .5475 . .92.98 7AR00058 119.3333 371.3333 .5384 . 9297 1AR00059 119.7667 382.4609 .2269 .9315 rAR00060 119.0000 376.5517 .2591 .9321 TAR00061 119. 0667 377.2368 .3231 .9312 TAR00062 119.4333 380.1161 .3113 .9311 171R00063 119.5000 374.1897 .5522 . 9298 teliabili ty Coefficients
I of Cases = 30.0 N of Items 63
<lpha = .9316
:rpong, 14 Januari 2009
!pada siswa/siswi SMP PGRI 35 Serpong
;salamu'alaikum Wr.Wb.
tlam persahabatan kami sampaikan, semoga kesuksesan selalu menyertai hari-hari teman
man semua, amin.
tya Wuriyanti Handayani, adalah mahasiswi fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah
karta yang sedang melakukan penelitian tentang "hubungan antara konformitas kelompok
baya dengan perilaku bullying pada remaja".
dapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas akhir atau skripsi. Untuk
J kami meminta kesediaan teman-teman untuk turut serta membantu penelitian ini dengan
engemukakan pcndapat dengan sejujur-jujumya mengenai pemyataan yang terdapat pada
mbar yang telah kami sediakan. Pemyataan yang teman-teman berikan akan dijamin
~rahasiaannya dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian.
ami mengharapkan teman-teman tidak melewatkan satupun pemyataan demi lengkapnya
formasi yang diperoleh. Sebelum diserahkan sudilah kiranya teman-teman untuk
emeriksa kembali kelengkapan jawaban teman-teman.
tas kerjasama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.
'assalamu'alaikum Wr. Wb.
eneliti
entitas Responden
isial
Ha
nis kelamin
etas
etunjnk pengisiau:
tahun
:L/P
ngket ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama dan bagian kedua. Diharapkan
:pada teman-teman sekalian untuk mengisi semua pernyataan yang tertera sesuai dengan
:tunjuk pengisian berikut ini:
Bacalah pernyataan dibawah ini dengan cermat.
Kemudian berilah tanda silang (X) pada salah satu kolom :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak setuju
yang paling sesuai dengan jawaban teman-teman.
~ontoh :
lo Pemyataan
saya suka makan mi ayam
Saya tidak hobi bermain sepakbola
BAGIAN PERTAMA
lo Pernyataan
Karena saya kurang mengetahui soal fashion terbaru saya lebih suka
mengikuti gaya teman-teman saya yang sudah umum.
Saya lebih sering mengetahui informasi tentang libur sekolah dari
teman-teman saya.
Biasanya saya baru ingat bahwa ada tugas dari guru, jika teman-
teman saya sudah terlihat sibuk mengerjakan tugas.
SS s TS
x x
SS s TS
STS
STS
) Pernyataan SS s TS STS
Terkadang saya telat mengumpulkan tugas karena tidak tahu kapan
harus mengumpulkannya.
Walaupun saya tidak tahu alasannya, saya malas jajan disalah satu
tempat yangjarang dikunjungi teman saya.
Jika saya tidak mengerti tentang hal yang sedang didiskusikan, saya
akan mengikuti jawaban mayoritas di kelas.
Meskipun teman-teman saya tidak setuju, saya akan bertahan dengan
jawaban saya karena saya tahu bahwa saya benar.
Saya setuju dengan pendapat teman-teman saya bahwa anak yang
tidak tahu perkembangan gossip di sekolah adalah anak yang 'kuper'.
Saya biasanya tahu lebih awal jika ada perubahan waktu
pengumpulan tugas.
I Bersama teman-teman atau geng saya membuat saya bisa lebih
berekspresi.
Saya akan berusaha mengikuti apa saja yang dilakukan oleh teman-
teman saya agar saya tidak dijauhi oleh mereka.
! Saya tidak takut dijauhi karena tidak 'bergaul'.
I Saya tidak peduli d~jauhi oleh teman-teman saya karena berbeda gaya
dalam berpenampilan.
~ Setiap pulang sekolah saya selalu ikut 'nongkrong' bersama teman-
teman walaupun saya sering merasa bosan.
; Saya sering mengikuti apapun yang dilakukan oleh teman-teman saya
sebagai wujud solidaritas.
) Saya tidak keberatan jika dijuluki 'cupu' oleh teman-teman saya hanya
karena tidak bergaya seperti teman-teman saya.
r Menurut saya, tidak perlu memaksakan diri untuk selalu bersama-
sama dengan teman satu kelompok.
~ I Menurut saya lcekompakkan kelompok tidak diukur dari gaya
berpakaian yang sama.
) Pemyataan SS s TS STS
Menurut saya memiliki barang-barang yang sama dengan teman satu
geng/kelompok adalah ha! yang penting.
Saya pikir, walaupun saya sering ikut berkumpul teman-teman saya,
saya tidak perlu mengikuti gaya berbicara mereka.
Saya mengikuti gaya berbicara teman-teman saya yang gaul, agar
sesuai dengan mereka.
Saya pikir 'nongkrong' bersama teman sepulang sekolah bukanlah ha!
yang penting.
Saya tidak setuju jika harus memaksakan diri untuk mengikuti aturan
kelompok.
Cara berpakaian teman-teman saya cukup mempengaruhi saya dalam
berpenampilan.
Saya tidak tertarik untuk menjadi anggota sebuah geng/ke!ompok.
Menurut saya 'nongkrong' bersama teman-teman sepulang seko!ah
adalah hat penting untuk mengakrabkan persahabatan.
Saya merasa risih jika berjalan bergerombolan, walaupun dengan
teman-teman kelompok saya.
Saya tidak akan terpengaruh untuk mengubah gaya saya, walaupun
sebagian besar teman saya melakukannya.
Saya berpikir untuk mengganti gaya rambut saya karena menurut
teman-teman saya, saya akan terlihat lebih keren.
Saya tertarik untuk menggunakan suatu barang karena teman-teman
saya mengatakan barang itu bagus.
Menurut saya, menjadi anggota geng/ kelompok yang besar disekolah
adalah ha! yang membanggakan.
Saya lebih percaya diri jika tampil dengan gaya saya sendiri.
Saya memiliki penilaian sendiri da!am membeli sesuatu.
Saya pikir, saya tidak perlu meminta pendapat teman-teman saya
dalam memutuskan suatu ha!.
-11
DEP ARTEMEN AGAr.1A UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDAY A TULLAR JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI JI. Kerta Mukti No.5 Cirendeu Jakarta Selatnn 15419 Telp. (021) 7430060 Fnx. 74714714
Un.O l/F7/KM.O1.3/ :Z.4D 12009 Jakarta, 19 Januari 2009
Permohonan /zin Penelitian
Kepada Yth. Kepala Sekolah SMP PGRI 35 Serpong Tangerang
Assalamu 'a/aikum Wr. Wh.
Dengan hormat, kami sampaikan bahwa:
Nam a Nomor Pokok Semester Tahun Akademik Program
Wuriyanti Handayani 104070002287 IX (Sembi!~n) 2008/2009 Strata 1 (S-1)
Mahasiswa tersebut sedang menulis skripsi yang berjudul : "Hubungan Antara Konformitas Kelompok Sebaya Dengan Pcrilaku Bullying Pada Remaja", yang bersangkutan perlu melakukan Penelitian di lembaga yang Bapak/lbu/Saudara pimpin.
Sehubungan dengan itu kami mengharapkan kesediaannya untuk memberikan data maupun informasi yang diperlukan oleh mahasiswa tersebut.
Demikian atas perhatian dan kerja sama yang baik kami uc.apirnn terima kasih.
Wassalamu 'a/aikum Wr. Wb.
-n Nihayah, M.Si p
8 773
Tembusan: Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta