Post on 03-Jul-2015
MATA KULIAH CIRI UNIVERSITAS (MKCU)
MATA KULIAHETIKA BERWARGA NEGARA
BAGIAN 8
GEOPOLITIK
Oleh:
DADAN ANUGRAH, M.Si.
UNIVERSITAS MERCU BUANAJAKARTA
2008
BAGIAN 8
GEOPOLITIK
A. PEGANTAR
Geopolitik berasal dari kata Geographical Politic. Istilah ini dicetuskan
oleh Rudolph Kjellen(1864-1922), dalam buku "Staten Som Lisform" atau The
State as an Organism yang terbit tahun 1916. Geopolitik mempelajari fenomena
geografi dari aspek politik.
Geo-politik pada dasarnya merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
relatif baru, dimana pada awalnya dicurigai sebagai satu “ilmu” yang memberikan
pembenaran pada konsepsi Liebensraum di era Hitler, sehingga menimbulkan
semacam “kecurigaan” akan kemanfaatannya secara ilmiah. Lepas dari hal itu,
satu hal yang sudah pasti yaitu bahwa para pakar dibidang ilmu politik
berpendapat bahwa geografi politik merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
melandasi lahirnya geo-politik.
Secara faktual, banyak variabel yang terkait dengan geopolitik. Di
samping letak geografis suatu negara, geopolitik juga dipengaruhi oleh hubungan
internasional, bilateral, multilateral, dan hubungan diplomatik lainnya. Masih
hangat dalas ingatan kita, bagaimana kita “dipermalukan” oleh Malayasia dalam
perebutan Pulau Ligitan dan Sipadan. Kita juga kehilangan Timor Timur yang
sekarang menjelma menjadi negara tetangga Timor Leste. Dari dua kasus ini,
betapa geopolitik kita sangat lemah. Belum lagi, hamper setiap saat kapal-kapal
asing memasuki perairan Indonesia mencuri ikan, dan setumpuk lagi yang
berkaitan dengan geopolitik.
Indonesia adalah Negara kepulauan yang merupakan suatu kesatuan
utuh wilayah, yang batas-batasnya ditentukan oleh laut, dalam lingkungan mana
terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau, atau merupakan gugusan pulau-
pulau dengan perairan di antaranya dan angkasa di atasnya sebagai kesatuan
utuh, dengan unsur air sebagai penghubung.
Istilah geopolitik secara mendasar tidak bisa dipisahkan dari istilah
geografi. Geografi berasal dari kata bahasa Yunani “geographia”, terdiri dari dua
kata, geo yang berarti „bumi‟ dan graphein artinya „citra‟ atau „gambaran‟.
Perkataan geografi diambil dari perkataan Inggris yang berasal dari perkataan
Greek hê gê (”bumi”) dan graphein (”menulis” atau “menggambarkan”). Geografi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB Dadan Anugrah S.Sos, MSiPendidikan Kewarganegaraan
juga merupakan pelbagai buku sejarah berkenaan bidang ini, khususnya
Geographia oleh Klaudios Ptolemaios pada abad ke-2.
Dari asal-usul kata ini dapatlah dikatakan bahwa geografi berarti ilmu
pengetahuan yang menggambarkan keadaan bumi. Obyek kajian geografi
adalah lapisan- lapisan bumi atau tepatnya fenomena geosfer, meliputi lapisan
atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer.
Dalam mengkaji obyek-obyek studi geografi tersebut diperlukan
pengetahuan dari disiplin ilmu-ilmu lain seperti klimatologi, geologi, hidrologi,
antropologi dan sebagainya. Koleksi geografi yang dimaksudkan di sini adalah
koleksi peta. Peta adalah gambaran konvensional secara selektif dari permukaan
bumi dengan segala fenomenanya yang diperkecil dengan skala tertentu dan
ditampilkan pada bidang datar. Dalam peta, daerah atau wilayah yang sangat
luas dengan segala kenampakannya ditampilkan dalam sebidang kertas.
Istilah Geopolitik pertama kali digunakan oleh Rudolf Kjéllen, seorang ahli
politik dari Swedia pada tahun 1905. sebagai cabang dari geografi politik,
geopolitik fokus pada perkembangan dan kebutuhan akan ruang bagi suatu
negara. Geopolitik mengkombinasikan teorinya Friedrich Ratzel‟s tentang
perkembangan alami sebuah negara dengan Heartland Theory (teori kawasan
inti) dari Sir Halford J. Mackinder‟s untuk membenarkan praktek-praktek yang
bersifat ekspansionis dari beberapa negara.
B. GEOPOLITIK MODERN
John Agnew, bersama dengan rekannya, Corbridge, mencoba
memberikan teorema-teorema umum geopolitik yang akan memposisikannya
sebagai ide sekaligus praksis. Hasilnya adalah sebuah teori hibrida dari
geopolitik dan ekonomi politik, Ekonomi Geopolitik. Ekonomi Geopolitik
didapatkan dengan cara menggabungkan pemikiran Lefebvre dari Perancis
tentang Aktivitas Keruangan (Spatial Practice) dan Gambaran Keruangan
(Representation of Space) dengan pemikiran Gramsci dari Italia tentang
hegemoni. Geopolitik Modern yang tersifati secara ekonomi ini diyakini sebagai
hasil aktivitas manusia, bukan sekedar given. Ia disadari sebagai filosofi negara,
sebuah teknologi mental untuk memerintah.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB Dadan Anugrah S.Sos, MSiPendidikan Kewarganegaraan
Henry Lefebvre mendefisiniskan Spatial Pratices sebagai Aliran, interaksi
dan pergerakan material fisik, ke dalam dan melintasi ruang; sebagai ciri
fundamental dari produksi ekonomi dan reproduksi sosial. Sedangkan
Representation of Space merupakan keseluruhan konsep, dan kode geografis
yang digunakan untuk membicarakan dan memahami aktivitas keruangan.
Mudahnya, aktivitas keruangan adalah bersifat material dan gambaran
keruangan adalah wacana atas aktivitas keruangan.
Anthonio Gramsci menggunakan konsep hegemony untuk menambal
kekurangan analisa Karl Marx. Marx meramalkan bahwa revolusi proletariat
menuju masyarakat sosialis akan terjadi di negara kapitalis paling maju.
Sementara kenyataannya, revolusi tersebut malah terjadi di negara agraris,
Rusia. Gramsci dari penjara Italia mempertanyakan, mengapa revolusi tersebut
sulit dilakukan di Eropa Barat? Hegemoni yang merupakan konsep keunggulan
kepemimpinan adalah jawabannya. Hegemoni dapat dipahami sebagai langkah
eksploitasi dan alienasi struktural, bisa juga sebagai kondisi statis hubungan
antar negara.
Dari pembedaan Lefebvre dan konsep hegemoni Gramsci, Agnew dan
Corbridge mencoba menjembataninya dengan relasi dialektis antara materi dan
wacana, yang kemudian diatasnya dibangun dua istilah baru, yakni Orde
Geopolitik dan Wacana Geopolitik. Orde geopolitik adalah aktivitas keruangan
dalam ekonomi politik Dunia. Order sebagai rutinitas aturan, institusi, aktivitas
dan strategi, dimana ekonomi politik internasional bekerja dalam periode sejarah
yang berbeda-beda; memerlukan karakteristik geografis. Antara lain, derajat
relatif sentralitas teritorial negara atas aktivitas ekonomi dan sosial, hirarkhi
negara, jangkauan ruang aktivitas negara-negara dan aktor lain, keterhubungan
atau keterputusan ruang antar aktor, aktivitas keruangan yang didukung oleh
teknologi informasi dan militer, dan peringkat kawasan tertentu ataupun negara-
negara dominan tertentu dalam hal ancaman dominasi ataupun keamanan militer
dan ekonomi.
Dari karakteristik ini dapat kita simpulkan bahwa ada empat Orde
Geopolitik semenjak istilah geopolitik sendiri lahir, yaitu Orde Inggris, Orde
Persaingan antar Kerajaan, Orde Perang Dingin, Orde Liberalisme
Transnasional. Dalam masing-masing orde tersebut terdapat hubungan
hegemonik. Boleh jadi Orde geopolitik tidak memiliki satu negara hegemon,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB Dadan Anugrah S.Sos, MSiPendidikan Kewarganegaraan
contohnya adalah Orde terakhir. Pasca Perang Dingin, dunia tidak dihegemoni
oleh satu negara, akan tetapi beberapa negara kuat seperti Amerika Serikat,
Jepang, dan Jerman, yang disatukan oleh Pasar Dunia dan institusi/organisasi
transnasional semacam Uni Eropa, WTO, IMF dan Bank Dunia. Orde Liberalisme
Transnasional menjelaskan bahwa dunia sedang mengalami perkembangan
universal, yaitu perluasan dan penambahan Pasar Kapitalis di seluruh dunia.
Istilah kedua, Wacana geopolitik, merupakan Gambaran keruangan atas
hegemoni yang terjadi di dunia. Gambaran tersebut didapat sebagai hasil
pewacanaan para intelektual negara baik teoritisi maupun praktisi atas
pembacaan maupun penulisan geografis dalam ekonomi politik internasional.
Ada empat karakteristik Wacana geopolitik yang berupa mentalitas geopolitik.
Pertama, adalah Visualisasi global, dimana dunia dipandang sebagai satu
gambar yang dilihat dari satu sudut yang menguntungkan. Kedua, waktu
dipahami dalam konsep ruang, diamana blok/kompleks ruang dipisahkan dan
diberi label sesuai atribut periode waktu, relatif terhadap pengalaman sejarah
ideal salah satu blok/komplek. Tiga, negara menjadi gambaran utama keruangan
global, dengan asumsi bahwa negara memiliki power eksklusif atas wilayahnya
(kedaulatan), bahwa hubungan domestik dan luar negeri merupakan bidang yang
berbeda, bahwa batasan negara menjelaskan batasan masyarakat. Empat,
pengejaran keunggulan oleh negara-negara dominan dalam sistem antar negara,
dengan asumsi, bahwa power didapat dari keuntungan lokasi geografis, besar
populasi, dan sumber daya alam, bahwa power adalah atribut yang digunakan
untuk memonopoli dalam kompetisinya dengan negara lain.
Senada dengan Orde geopolitik, Wacana geopolitik, berdasarkan
karakteristiknya, juga terperiode dalam empat Wacana, yaitu Wacana Peradaban
(abad 19), Wacana Alami (akhir abad 19 hingga akhir Perang Dunia II), Wacana
Ideologi (Perang Dingin), dan Wacana Perbesaran (Post Cold War). Wacana
perbesaran ini dapat dilihat pasca Perang Teluk II, dimana pemerintahan Clinton,
sebagai salah satu hegemon dunia melakukan perluasan atas komunitas negara
yang menerapkan demokrasi pasar. Hal tersebut dilakukan dengan
mewacanakan konsep Liberalisme Transnasional dalam diskusi-diskusi pakar,
perkuliahan para mahasiswa, dan pemberitaan media massa.
Geopolitik Modern adalah pendekatan yang lebih relevan atas kondisi
geopolitik dunia saat ini. Dimana negara-negara terkonsentriskan dalam
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB Dadan Anugrah S.Sos, MSiPendidikan Kewarganegaraan
hegemoni tersendiri, dengan satu rumpun wacana yang sama, globalisasi
ekonomi kapitalis. Dimana negara-negara berusaha mencari power relatifnya
atas negara lain/hegemon lain, yang terdiri dari komponen fisik dan komponen
ide/wacana.
C. GEOPOLITIK POSTMODERN
Posmodern didefinisikan oleh Lyotard sebagai keraguan atas meta-narasi
(kisah-kisah besar). Tokohnya antara lain Michel Foucault yang mengatakan
bahwa power dan pengetahuan memiliki hubungan yang determinis. Ia juga
menganggap bahwa tidak ada kebenaran diluar rezim kebenaran, aforismanya
adalah “bagaimana sebuah sejarah memiliki nilai kebenaran, apabila kebenaran
itu sendiri memiliki sejarah?” Tokoh lainnya adalah Jacques Derrida yang
mengkonsepkan dekonstruksi dan pembacaan ganda atas wacana dan teks.
Menurut Robert Rich, di era globalisasi dan transnasionalisme, geometri
ekonomi ia gambarkan sebagai jaring-jaring global (Global Webs). Kebangsaan
sebuah perusahaan tidak menjadi relevan; power dan kemakmuran mengalir
cepat dalam jaring-jaring ekonomi tersebut, melalui efisiensi telekomunikasi dan
transportasi. Teknologi informasi yang menciptakan hyper-reality menjadi sangat
penting dalam geometri power yang baru.
Lebih jauh, Manuel Castells menyatakan bahwa fungsi dan proses
dominan di era informasi adalah jaringan kerja sosial baru (new network society).
Jaringan tersebut menentukan morfologi sosial, dan tentu saja merubah secara
substansial hasil dan proses bekerjanya produksi, pengalaman, power, dan
kebudayaan. Ia juga menyebutkan bahwa kini dunia terskemakan dalam flows-
webs-connectivity-network.
Sedikit berbeda dengan teori jaringan Castells, Bruno Latour
mengkonsepkan teori Aktor-Jaringan. Menurutnya, dunia ditinggali oleh
kolektivitas manusia dan bukan manusia, yang membentuk lebih dari jaringan
teknik ataupun sosial. Ilmu geografi, pemetaan, pengukuran, triangulasi, menurut
teori aktor-jaringan, tidaklah berguna lagi. Ukuran universal atas kedekatan, jauh,
dan skala tidak lagi berdasarkan ukuran-ukuran fisik, akan tetapi konektivitas
jaringan. Jika geografi dikonsepkan ulang sebagai konektivitas, bukan lagi ruang,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB Dadan Anugrah S.Sos, MSiPendidikan Kewarganegaraan
maka ruang sebenarnya yang berasal dari pemikiran tradisional hanyalah salah
satu jaringan dari keseluruhan jaringan.
Sementara itu T. Luke mencoba memperiodisasi narasi hubungan
manusia dan alam serta perubahan lingkungan dan order. Menurutnya ada tiga
periode, yaitu First nature, Second nature, dan Third nature. Dalam first nature,
hubungan manusia dan alam tidak dimediasi oleh sistem teknologi yang
kompleks. Orde keruangan bersifat organik dan corporeal/hajatul udhowiyyah
(sekedar memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh). Hubungan selanjutnya
adalah manusia membuat teknologi artifisial melalui industri kapitalisme modern
semenjak abad ke 18. Orde keruangan merupakan hasil rekayasa, yang ditandai
dengan banyaknya kompleks perangkat keras yang senantiasa berevolusi. Di
masa ketiga, orde keruangan dihasilkan oleh sistem saibernetis, segalanya
menjadi elektronik dan digital. Hal ini disebabkan oleh kapitalisme yang
berkembang cepat dan struktur informasi yang mengglobal. Geografi modern
menjadi info-graf posmodern, yang bersifat telemetrik.
Untuk mengkonsepkan Geopolitik Posmodern, Gearód Ó Tuathail
mencoba menggabungkan keempat pandangan tersebut guna menjawab lima
pertanyaan berikut :
a. Bagaimana menggambarkan ruang global?
Kini dengan kemajuan teknologi yang ada, dunia dapat digambarkan
melalui simulasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Geografis dan
teknologi visualisasi dan simulasi telemetrik lainnya. Kejadian di suatu
tempat yang jauh dapat dilihat didengar dan dirasa oleh manusia dan
pembuat kebijakan di tempatnya secara langsung. Hal ini disebabkan
oleh konektivitasnya dengan teknologi. Kecepatan, kuantitas, dan
intensitas informasi menjadi perhitungan utama dalam refleksi dan
pembuatan kebijakan luar negeri.
b. Bagaimana ruang global dipisahkan dalam blok indentitas dan perbedaan
lainnya?
Pandangan dunia Eucidian yang membatasi dunia dengan batasan fisik,
kini tidak relevan lagi, terlebih dengan adanya globalisasi pasar dunia.
Dunia hanya bisa dipisahkan berdasarkan glokalisasi jaringan ekonomi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB Dadan Anugrah S.Sos, MSiPendidikan Kewarganegaraan
produksi dan konsumsi. Hirarki keruangan modern digantikan binaritas
keruangan wacana, yaitu liberal dan non-liberal (fundamentalis, revivaris).
c. Bagaimana mengkonsepkan power global?
Power di jaman modern terdiri dari GPS (Geografi, Populasi, dan
Sumberdaya Alam). Melalui revolusi teknologi informasi, semuanya
berubah menjadi telemetrik. Akhirnya dikenal konsep ISR (Informasi
intelejen, Surveilance [observasi detail dari jarak jauh], dan
Reconnaissance [Pengenalan ulang obyek]) dan C4I (Command, control,
communications, computer processing, dan intelejen) untuk mendapatkan
power relatif. Paradoks yang terjadi adalah hal ini akan mendekonstruksi
keberadaan negara secara solid, sebab organisasi-organisasi hingga
pribadi-pribadi mampu memiliki power tersebut.
d. Bagaimana ancaman global diruangkan dan bagaimana strategi reaksi
atas ancaman tersebut dikonsepkan?
Pasca Perang Dingin, makna keamanan dan ancaman ditinjau kembali. Ia
bukan lagi berasal dari musuh teritorial dimana konsep containment dan
deterrence yang kaku diberlakukan. Ancaman-ancaman yang ada
menjadi tidak pasti dan menyebar cepat. Ia muncul bukan dari teritorial,
tapi muncul dalam bentuk terrorisme tanpa negara, sabotase, narco-
terrorism, korupsi global, wabah penyakit, krisis kemanusiaan, kerusakan
lingkungan, proliferasi senjata pemusnah massal, dll. Doktrin geostrategis
telah berubah dalam acuan fleksibilitas dan kecepatan, akan tetapi ia
masih harus dikompromikan dengan konsep teritorial. Dalam menghadapi
ancaman tersebut, diambil kasus Amerika Serikat, dimana ia menerapkan
dua konsep strategi pertahanan utama, yaitu kehadirannya diseluruh
lautan, dan pameran/peragaan militer. Kedepan, strategi bionik, bahkan
cyborgtik akan dikembangkan untuk menangani masalah ini.
e. Bagaimana aktor-aktor utama membentuk identitas dan konsep
geopolitik?
Geopolitik kontemporer menggunakan para pemimpin dan elit
pemerintahan untuk membentuk kebijakan yang nantinya membentuk
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB Dadan Anugrah S.Sos, MSiPendidikan Kewarganegaraan
identifikasi dan konsep atas geopolitik, yaitu konsep geopolitical-man. Di
masa kecanggihan teknologi, dunia akan menyaksikan bahwa kebijakan-
kebijakan penting akan diambil oleh kolektif manusia dan bahkan kolektif
cyborg dalam sebuah network ekonomi, sosial, dan politik.
Hemat penulis, geopolitik posmodern akan dirasakan oleh kebanyakan
orang, hanya ada di awang-awang alias abstrak, ketimbang geopolitik modern
yang memang berdasarkan penilaian rasional. Hal ini disebabkan oleh beberapa
hal, antara lain, posmodern terlalu membesar-besarkan runtuhnya ekonomi
negara, dan globalisasi. Selain itu, ia juga terlalu deterministik dalam menilai
perkembangan teknologi, sehingga tidak menilai moral dan nilai dasar manusia
yang didapatkannya dalam kehidupan intrapersonal maupun interpersonal.
Konsep network pun terlalu dibesar-besarkan apabila ditempatkan diluar konteks
ekonomi dan sosial. Atas hal inilah geopolitik modern kemudian banyak
dirasakan lebih „nyata‟ ketimbang pendekatan kalangan posmodern.
REFERENSI:
Graham Evans. 1999. The Penguin Dictionary of International Relations. NewYork : Penguin Books
Alva Myrdal. 1978. The Game of Disarmament. New York : Pantheon Books
Keith B. Payne dan C. Dale Walton. 2001. Deterrence in the Post Cold WarWorld.
Gearód Ó Tuathail. 1998. Postmodern Geopolitics
Steve Smith dan John Baylis.2001. The Globalization of World Politics. NewYork: Oxford University Press.
Muhadi Sugiono. 1998. Kritik Antonio Gramsci terhadap Pembangunan DuniaKetiga. Yogyakarta : Putaka Pelajar.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB Dadan Anugrah S.Sos, MSiPendidikan Kewarganegaraan