Post on 03-Jun-2018
8/12/2019 Gagal Napas Akut
1/16
1 #
Paper ini dibuat untuk melengkapi persyaratan mengikuti K epaniteraan Klinik Seniordi SMF Ilmu Anestesi dan Reanimasi RSU. Dr. Pirngadi Medan
DisusunOleh:
Indah Permata Sari- FK UMSU
Wahyuni R Hamid - FK UMSU
Cerly Dwi Septika - FK UMSU
Ade Arafah Nasution - FK UMSU
Dian Rafiantiska - FK UNBRAH
Muhammad Riezki - FK UNBRAH
Pembimbing
Dr. Syamsul Bahri Siregar, Sp. An
SMF ILMU ANESTESI DAN REANIMASI
RSU. DR. PIRNGADI MEDAN
2013
8/12/2019 Gagal Napas Akut
2/16
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, hanya karena
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul
GAGAL NAPAS AKUT dalam upaya memenuhi persyaratan
Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Anestesi dan Reanimasi
RSU.Dr.PIRNGADI MEDAN.
Dengan selesainya makalah ini Penulis mengucapkan rasa terima
kasih kepada dr. Syamsul Bahri Siregar, Sp.An yang telah memberikan
bimbingan dan arahannya kepada penulis dalam penyusunan paper ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh arena itu penulis mengharapkan dengan sepenuh hati saran dan kritik
yang bersifat membangun. Semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua dan
semoga Allah SWT selalu berkenan memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua, Amin
Wassalamualaikum wr.wb
Medan, 05 Mei2013
Penulis
i
8/12/2019 Gagal Napas Akut
3/16
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................. 1
BAB 2. PEMBAHASAN ..................................................................... 2
2.1. Definisi .................................................................................... 2
2.2. Epidemiologi ........................................................................... 2
2.3. Etiologi .................................................................................... 3
2.4. Patofisiologi ............................................................................ 4
2.5. Gejala klinis ............................................................................ 5
2.6 Klasifikasi ............................................................................... 6
2.7 Pemeriksaan penunjang .......................................................... 7
2.8 Diagnosis Banding .................................................................. 8
2.9 Diagnosis ................................................................................ 8
2.10 Penatalaksanaan ..................................................................... 9
2.11.Komplikasi ............................................................................. 10
2.12 Prognosis ................................................................................ 11
Bab 3. KESIMPULAN ........................................................................ 12
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................... 13
ii
8/12/2019 Gagal Napas Akut
4/16
4
BAB I
PENDAHULUAN
Kegagalan sistem pernapasan untuk mempertahankan suatu keadaan
pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-sel tubuh yang sesuai dengan kebutuhan
normal akan menyebabkan terjadinya gagal napas yaitu suatu keadaan dimana sistem
pulmoner tidak dapat mencukupi kebutuhan metabolisme yaitu eliminasi CO 2 dan
oksigenasi darah. 1,2
Gagal napas diklasifikasikan menjadi gagal napas hipoksemia dan gagal
napas hiperkapnia.Gagal napas hipoksemia (gagal napas tipe I) ditandai dengan
PaO 2< 60 mmHg PaCO2 normal atau rendah.Gagal napas hiperkapnia (gagal napas
tipe II) ditandai dengan PaCO 2> 45mmHg.Sedangkan menurut waktunya dapat
dibagi menjadi gagal napas akut dan gagal napas kronik.Gagal napas akut merupakan
salah satu kegawatdaruratan, sehingga membutuhkan penanganan yang cepat dan
tepat. 1,2,3
Mengenali dengan cepat dan tepat gejala dan tanda dari gagal napas akut,
memberikan pengobatan awal sedini mungkin, mencari penyakit/penyebab yang
mendasari gagal napas dan penggunaan ventilator mekanik merupakan hal yang
sangat penting pada manajemen penatalaksanaan dari gagal napas.Prinsip penatalaksanaan pada gagal napas adalah mengoptimalisasi pertukaran gas dan
oksigenasi jaringan.Pengoptimalisasian pertukaran gas dapat dilakukan dengan
meningkatkan konsentrasi oksigen yang dihirup, dan penyediaan ventilator,
sedangkan pengoptimalisasian oksigenasi jaringan dapat dilakukan dengan
meningkatkan aliran darah ke jaringan yaitu dengan adekuasi CO ( cardiac output )
dan konsentrasi hemoglobin. 3
8/12/2019 Gagal Napas Akut
5/16
8/12/2019 Gagal Napas Akut
6/16
6
2.3.Etiologi
Penyebab Gagal Nafas Hipoksemia (Tipe I). 3,4
Edema Paru- Kardiogenik- Non-Kardiogenik
- ALI ( Acute Lung Injury )- ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrome )
PneumoniaAsmaEmfisemaFibrosis paruCa paruEmboli paruPneumotoraksEfusi pleuraLain-lain
- Pneumokoniosis- Proteinosis alveolar- Kontusio paru- Pneumonia hipersensitivitas
Penyebab Gagal Nafas Hiperkapnia (Tipe II) 3,4
Abnormalitas/kelainan sistem saraf pusat- Cerebrum- Midbrain- Overdosis obat
Kelainanmedulla spinalis
Kelainan otot respirasi
-
Paralisis diafragma- Distrofi otot- Miastenia gravis- Obat-obatan yang mempengaruhi fungsi neuromuscular
Obesitas
Obstruksi saluran nafas atas- Benda asing- Tumor- Trauma
8/12/2019 Gagal Napas Akut
7/16
7
2.4.Patofisiologi
Tiga mekanisme patofisiologi yang mendasari terjadinya gagal napas akut
yaitu: 3,5
1.Hipoventilasi
Hipoventilasi didefinisikan sebagai keadaan dengan kadar CO 2arteri > 45
mmHg akibat berkurangnya udara yang mencapai alveolus, dengan perkataan
lain ventilasi alveolus menurun.
2.Gangguan difusi
Gangguan difusi gas terjadi akibat penebalan membran alveolus kapiler,
misalnya pada keadaan fibrosis interstisial, pneumonia interstisial, penyakit
kolagen seperti skleroderma dan penyakit membran hialin. Kapasitas difusi
CO 2 adalah 20 kali lebih besar dari kapasitas difusi O 2, sehingga pada
ganguan difusi gejala yang pertama kali timbul adalah hipoksemia, biasanya
diikuti oleh kompensasi berupa hiperventilasi berakibat PaCO 2 menjadi
rendah, apabila kompensasi tersebut gagal maka PaCO 2menjadi normal atau
tinggi. Jadi keadaan hipoksemia dapat disertai hipokarbia, normokarbia atau
hiperkarbia.Sebaliknya bila hiperkarbia hampir selalu diikuti dengan
hipoksemia.
3. Pintasan intra pulmoner, ruang rugi dan gangguan perbandingan ventilasi
perfusi ( V/Q mismatch ). Pintasan intrapulmoner diartikan sebagai darah yang
memperfusi paru tidak mengalami pertukaran gas karena alveolusnya tidak
terventilasi, misalnya pada atelektasis.Ruang rugi merupakan keadaan yang
sebaliknya yaitu alveolus yang terventilasi tidak dapat melakukan pertukaran
gas karena bagian paru tersebut tidak diperfusi oleh darah, contohnya pada
emboli paru.Pada paru normal perbandingan ventilasi atau perfusi adalah
8/12/2019 Gagal Napas Akut
8/16
8
0.85.Pada gangguan ventilasi atau perfusi perbandingan tersebut dapat
menjadi besar, contohnya pada paru yang mengalami hipoperfusi misalnya
pada renjatan, sebaliknya pada keadaan hipoperfusi parsial atau asma ada
bagian paru yang mengalami hipoventilasi sehingga perbandingan ventilasi
atau perfusi menjadi kecil.
2.5 Gejala klinis
Gagal napas hipoksemia jauh lebih sering dijumpai daripada gagal
napas hiperkapnia, dan dapat terjadi pada semua jenis penyakit parenkim
paru dan pembuluh darah.Pasien dengan gagal nafas tipe ini mempunyai nilai
PO 2 arterial yang rendah, tetapi PaCO 2 normal atau rendah, PaCO 2 tersebut
membedakannya dari gagal napas hiperkapnia yang masalah utamanya ialah
hipoventilasi alveolar.Pasien dengan gagal napas hipoksemia menunjukkan
gejala sesak napas, sianosis sentral dapat timbul pada gagal napas
hipoksemia, tetapi dapat terlihat jika terjadi hipoksemia berat dimana nilai
PaO 2< 50mmHg. 2,4,6,7
Gejala pada gagal napas hiperkapnia dapat tumpang tinding dengan
gejalagagal napas hiperkapnia dan bergantung pada penyakit yang
mendasarinya, kehilangan/penurunan kesadaran pada keadaaan overdosis
obat, gejala neurologis pada trauma kepala dan tulang belakang dan gejala
disfungsi otot respirasi pada penyakit neuromuskular, asteriks, tremor dan
papiledema dapat terjadi pada nilai PaCO 2> 80mmHg.2,4,6
8/12/2019 Gagal Napas Akut
9/16
9
Manifestasi klinis gagal napas hipoksemia dan gagal napas hiperkapnia (6)
2.5. Klasifikasi
Gagal napas diklasifikasikan menjadi gagal napas hipoksemia (gagal napas
tipe I; PO 2 arterial (PaO 2) < 60 mmHg) dan gagal napas hiperkapnia (gagal napas
tipe II; PCO 2 arterial (PaCO 2) > 45 mmHg ).1,2,6
Sedangkan menurut waktunya dapat dibagi menjadi gagal napas dan akut
gagal napas kronik. Gagal napas akut berkembang dalam waktu menit sampai jam,
pH darah kurang dari 7.3. Gagal napas kronik berkembang dalam beberapa hari atau
lebih lama, terdapat waktu untuk ginjal mengkompensasi dan meningkatkan
konsentrasi bikarbonat, oleh karena itu biasanya pH hanya sedikit menurun. 2
Hipoksemia Hiperkapnia
Ansietas SomnolenTakikardia LetargiTakipnea KomaDiaforesis AsteriksAritmia TremorPerubahan status mental Bicara kacauBingung Sakit kepalaSianosis Edema papilHipertensi
HipotensiKejangAsidosis laktat
8/12/2019 Gagal Napas Akut
10/16
8/12/2019 Gagal Napas Akut
11/16
11
2.8. Diagnosis banding 2
- ARDS / Acute Respiratory Distress Syndrome
- Asma
- Atelektasis
- Kor pulmonal
- Emfisema
- Infark Miokard
- Pneumonia
- Pneumotoraks
- Edema paru
- Emboli paru
- Fibrosis paru
- Paralisis diafragma
- Overdosis obat
- Trauma tulang belakang
- Obstruksi saluran napas atas
2.9. Diagnosis
Gagal napas akut memberikan tanda dan gejala yang tidak spesifik
dan diagnosis yang spesifik hanya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan
analisis gas darah. Pemeriksaan sepertipemeriksaan darah rutin dan elektrolit,
foto thoraks, tes fungsi paru, EKG, dan CT-scan dapat dilakukan untuk
mencari penyebab/penyakit yang mendasari terjadinya gagal napas. 4
http://emedicine.medscape.com/article/165139-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/165139-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/296468-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/298283-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/155919-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/360796-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/300901-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/300901-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/360796-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/155919-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/298283-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/296468-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/165139-overview8/12/2019 Gagal Napas Akut
12/16
12
2.7. Penatalaksanaan
Gagal napas akut merupakan salah satu kegawatdaruratan.Untuk itu
penanganannya tidak bisadilakukan pada area perawatan umum (general care
area) di rumah sakit.Perawatan dilakukan di Intensive Care Unit (ICU),
dimana segala perlengkapan yang diperlukan untuk menangani gagal napas
tersedia. 2,3,4
Mengenali dengan cepat dan tepat gejala dan tanda dari gagal napas akut,
memberikan pengobatan awal sedini mungkin, mencari penyakit/penyebab
yang mendasari gagal napas dan penggunaan ventilator mekanik merupakan
hal yang sangat penting pada manajemen penatalaksanaan dari gagal
napas.Prinsip penatalaksanaan pada gagal napas adalah mengoptimalisasi
pertukaran gas dan oksigenasi jaringan.Pengoptimalisasian pertukaran gas
dapat dilakukan dengan meningkatkan konsentrasi oksigen yang dihirup, dan
penyediaan ventilator, sedangkan pengoptimalisasian oksigenasi jaringan
dapat dilakukan dengan meningkatkan aliran darah ke jaringan yaitu dengan
adekuasi CO ( cardiac output ) dan konsentrasi hemoglobin. 3,4,8
Penanganan awal kondisi gagal napas akut meliputi penanganan ABCs
melalui adekuasi suplementasi oksigen dan bantuan ventilator serta
penanganan status hemodinamik.3
Pengobatan berdasarkan penyebab/penyakit yang mendasari seperti,
Antibiotik pada infeksi sistem pernapasan, antibiotik yang tepat diberikan
berdasarkan guideline yang ada dan hasil kultur. 8
Bronkodilator seperti salbutamol dan aminofilin intravena dan
kortikosteroid pada obstruksi saluran napas serta agen inotropik, diuretik,
vasodilator dapat digunakan untuk memperbaiki fungsi jantung. 8
8/12/2019 Gagal Napas Akut
13/16
8/12/2019 Gagal Napas Akut
14/16
14
Komplikasi ke sistem renal yang paling sering pada gagal napas akut
adalah gagal ginjal akut,gangguan keseimbangan elektrolit, dan gangguan
keseimbangan asam-basa. 2
Gagal ginjal akut pada pasien dengan gagal napas akut memiliki
prognosis yang buruk dan angka kematian yang tinggi. 2
2.12 Prognosis
Angka mortalitas pada gagal napas bervariasi, bergantung pada
etiologinya, angka kematian untuk ARDS berkisar 40-45%, pasien dengan
usia muda memiliki angka ketahanan hidup yang lebih baik dibandingkan
usia tua, kira-kira 1/3 dari penderita ARDS yang dapat bertahan hidup
memilki perburukan fungsi paru satu tahun setelah penyembuhan. Pada
pasien dengan COPD dan gagal napas akut, angka kematian menurun dari
26% menjadi 10%, sedangkan angka kematian yang disebabkan oleh
penyakit lainnya belum dilaporkan. Suatu studi oleh Noveanu et al
menyatakan adanya hubungan kuat antara angka kematian 1 tahun dengan
penggunaan b-bloker pada penderita gagal napas akut. 2
8/12/2019 Gagal Napas Akut
15/16
15
BAB III
KESIMPULAN
Gagal nafas akut diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu gagal napas
hipoksemia, gagal napas hiperkapnea, dan kombinasi antara keduanya.Gagal
napas hiperkapnia dicirikan dengan inadekuat dari fungsi neuromuskular
sedangakan gagal napas hipoksemia menunjukkan kelainan dari parenkim paru-
paru. Gagal napas akut memberikan tanda dan gejala yang tidak spesifik dan
diagnosis yang spesifik hanya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan analisis gas
darah. Pengobatan pada gagal napas akut adalah berdasarkan penyakit yang
mendasarinya, pada gagal napas akut tipe hipoksemia tujuan pengobatan adalah
untuk mencapai oksigenasi yang adekuat, sedangkan pada gagal napas
hiperkapnia dukungan ventilasi merupakan hal yang sangat penting. 4
8/12/2019 Gagal Napas Akut
16/16