GAGAL GINJAL

Post on 05-Dec-2015

59 views 3 download

description

2015

Transcript of GAGAL GINJAL

GAGAL GINJALAKUT / AKI

DefinisiPenurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam yaitu berupa

kenaikan kadar ureum kreatinin serum 0,3 mg/dL

dan pengurangan produksi urin.

Pengurangan produksi urin oliguria yang tercatat 0,5 ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6 jam.

Diagnosisa. Kadar kreatinin serum.b. Kadar cystatin C serum indikator

tahap awal.c. Volume urin anuria akut atau

oluguria berat ; GGA pre-renal disertai oliguria.

d. Kelainan analisis urin.e. Petanda biologis mampu dideteksi

sebelum ada kenaikan kadar kreatinin disertai dengan kemudaahan teknik pemeriksaan.

KRITERIA RIFLE

Kriteria LFG Kriteria Jumlah Urin

Risk Peningkatan serum kreatinin 1,5 x

<0,5 ml/kgBB/jam selama 6 jam

Injury Peningkatan serum kreatinin 2 x

<0,5 ml/kgBB/jam selama 12 jam

Failure Peningkatan serum kreatinin 3 x atau kreatinin 355 mmol/L

<0,5 ml/kgBB/jam selama 24 jam atau anuria selama 12 jam

Loss GGA persisten, kerusakan total fungsi ginjal selama 4 minggu

End Stage Renal Disease

GGA ginjal terminal > 3 bulan

Oliguria : urin < 500 cc/24 jamAnuria : urin < 100 cc / 24 jamAnuria total : tidak ada produksi

Gambaran Klinisa. AKI Pre-renal hipovolemik,

contoh : dehidrasi, perdarahan.b. AKI renal kelainan vaskuler

vaskulitis, hipertensi malignant, glomerulus nefritis akut, nefritis intersitial akut.

Gambaran Klinisa. AKI Post-renal :

obstruksi intra-renal : deposisi kristal dan protein. obstruksi ekstra-renal : pelvis ureter o/obstruksi instrinsik, pelvis ureter o/obstruksi ekstrinsik, kandung kemih, urethra. obstruksi akut terjadi pada urethra, buli-buli, ureter bilateral, ureter unilateral (ginjal satu tidak berfungsi).

Perbedaan AKI PreRenal & RenalPemeriksaan Prerenal Renal

Albuminuria - +

Oliguria +++ +++

BJ Urin > 1,020 1,010-1,012

Sedimen Normal Silinder

Osmolaritas >400 Isoosmotik

Ureum Urine / Ureum Serum

>10 <10

Na Urine < 20 >20

Ureum serum / kreatinin serum

> 10 : 1 <10 : 1

Pengelolaan

1. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Manajemen tekanan darah.3. Pencegahan dan pengobatan infeksi.4. Pengelolaan nutrisi.5. Pemberian obat-obatan yang tidak

bersifat nefrotoksik.

GAGAL GINJALKRONIK / CKD

CKDderajatetiologi

LFG

RUMUS LFG : Cockcroft-Gault

LFG (ml/mnt1,73m2) =

(140 – umur ) x BB

72 x kreatinin plasma (mg/dL)

pada wanita : *0,85

KLASIFIKASI

ETIOLOGI

Penyakit Sistemik : DM, HT, penyakit imun.

Penyakit Glomerular : Kronik Glomerulonefritis.

Penyakit Tubulointersitial. AKI yang tidak terobati.

PATOFISIOLOGI Massa ginjal berkurang hipertrofi

struktural dan fungsional nefron (mekanisme kompensasi) hiperfiltrasi, diikuti peningkatan tekanan kapiler & aliran darah glomerulus fungsi nefron berkurang progresif.

GAMBARAN KLINIS

Azotemia peningkatan level serum urea-kreatinin.

Sindrom uremia hipertensi, anoreksia, nausea, vomit, diare atau konstipasi, malnutrisi dan penurunan berat, pruritus, oedem, anemia, penyakit kardiovaskuler, perubahan pada tulang.

Pasien dengan CKD biasanya asimptomatik sampai penyakit berkembang ke tahap berat (CKD grade 4).

GAMBARAN LABORATORIUM Sesuai dengan penyakit yang mendasari. Penurunan fungsi ginjal peningkatan

ureum dan kreatinin serum, penurunan LFG.

Kelainan biokimiawi darah : penurunan kadar Hb, peningkatan kadar asam urat, hiper/hipokalemia, hiponatremia, hiper/hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik.

Kelainan urinanalisis : proteinuria, hematuria, leukosuria.

Penatalaksanaan

1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya (sebelum terjadi penurunan LFG).

2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid (pemberat).

3. Memperlambat perburukan fungsi ginjal.4. Pencegahan dan terapi terhadap

penyakit kardiovaskular.5. Pencegahan dan terapi komplikasi.6. Terapi pengganti ginjal : hemodialisis,

peritoneal disesase, atau transplantasi. LFG < 15 ml/mnt.

Memperlambat Perburukan Fungsi Ginjal

Faktor utama perburukan fungsi ginjal : Hiperfiltrasi Glomerulus.

2 cara penting mengurangi hiperfiltrasi glomerulus : pembatasan asupan protein dan terapi farmakologis.

Pembatasan asupan protein dimulai pada LFG 60 ml/mnt Protein 0,6-0,8/kgBB/hari ; Jumlah Kalori 30-35 kkal/kgBB/hari.

3

Terapi Farmakologis mengurangi HT Glomerulus dipakai obat antihipertensi.

Obat antihipertensi ACE inhibitor dan ARB

ACE INHIBITOR

Captopril : awal 12,5 mg 3x/hari, naikkan bertahap hingga 25 mg 3x/hari.

Enapril : awal 5 mg/hari lalu naikan bertahap jadi 10-40 mg/hari dosis tunggal. Dosis dewasa dgn kelainan ginjal 2,5-5 mg/hari.

Lisinopril. Ramipril. Quinapril. Imidapril.

ARB

Losartan : awal 50 mg 1x/hari lalu naikkan s/d 100 mg/hari. Beri dalam 1-2 dosis.

Valsartan : HT 80 mg/hari dapat dinaikkan sampai 160 mg/hari ; CHF 40 mg 2x/hari, naikkan jadi 80,160 2x/hr ; Pasca IMA 20 mg/hr, naikkan jadi 40,80,160 2x/hari.

Irbesartan : 150-300 mg. Telmisartan. Olmesartan.

KOMPLIKASI GAGAL GINJAL KRONIK

Anemia : defisiensi eritropoietin, evaluasi dimulai pada kadar Hb 10g% atau Ht 30%, sebaiknya diberikan EPO (eritropoietin), transfusi harus hati-hati sasaran Hb 11-12 g/dL.

Osteodistrofi Renal : atasi hiperfosfatemia dan pemberian hormon kalsitriol (1,25(OH)2D3).

5

Pembatasan Cairan dan Elektrolit Mencegah edema dan komplikasi

kardiovaskular. Air yang masuk = air yang keluar. Pembatasan Kalium dan Natrium harus

diperhatikan mencegah aritmia jantung, hipertensi , dan edema.

Indikasi Inisiasi Dialisis (segera) :

Sindrom uremia : mual, muntah, gelisah. Kesadaran menurun. Hiperhidrasi. Asidosis (pH darah < 7,2 yang tidak

berhasil dikoreksi). Hiperkalemia (lebih dari 7 mEq/L) Kadar ureum 200 mg% atau lebih. Kadar kreatinin serum mg% atau lebih. Anuria > 3 hari atau lebih.