Post on 23-Jul-2015
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur (patah tulang) adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi,
tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Jika kulit di
atasnya masih utuh, keadaan ini disebut fraktur tertutup (atau sederhana). Jika kulit
atau salah satu dari rongga tubuh di atasnya tertembus oleh tulang, keadaan ini disebut
fraktur terbuka (atau compound) yang cenderung mengalami kontaminasi dan infeksi. (1)
Fraktur lengkap adalah tulang benar-benar patah menjadi 2 fragmen atau
lebih. Jika fraktur bersifat melintang, fragmen itu biasanya tetap di tempatnya setelah
reduksi. Jika bersifat oblik atau spiral, fraktur cenderung bergeser dan berpindah lagi
sekalipun tulang itu dibebat. Pada fraktur impaksi, fragmen-fragmen terikat erat
bersama-sama dan garis fraktur tidak jelas. Fraktur kominutif adalah fraktur dengan
lebih dari 2 fragmen; karena ikatan sambungan pada permukaan fraktur tidak baik,
lesi ini sering tidak stabil. Fraktur tak lengkap adalah bila tulang terpisah secara tak
lengkap dan periosteumnya tetap menyatu.
Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di
bagian tulang yang patah, deformitas (angulasi, rotasi, diskrepansi), nyeri tekan,
krepitasi, gangguan fungsi muskuloskeletal akibat nyeri, putusnya kontinuitas tulang,
dan gangguan neurovaskuler. Apabila gejala klasik tersebut ada, secara klinis
diagnosa fraktur dapat ditegakkan walaupun jenis konfigurasi frakturnya belum dapat
ditentukan. (2)
Fraktur Condilus Femur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh
cedera langsung atau jatuh dari ketinggian, sehingga tibia terdorong naik ke fosa
interkondilus. Satu kondilus femur mungkin mengalami fraktur dan terdorong ke atas
atau kedua kondilus pecah terbelah. (1)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 1Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Reduksi tertutup sering berhasil pada penatalaksanaan fraktur condilus femur.
Reduksi terbuka diindikasikan kalau metode tertutup gagal mempertemukan fragmen-
fragmen kondilus. Cara ini juga dapat menjadi metode pilihan sebagai terapi utama
pada pasien yang muda dan sehat, yang ingin bangun dan bergerak secepat mungkin. (1)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 2Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
BAB II
ANATOMI
1. KOMPONEN TULANG FEMUR
Femur adalah tulang terkuat, terpanjang, dan terberat di tubuh dan amat
penting untuk pergerakan normal. Tulang ini terdiri atas tiga bagian, yaitu femoral
shaft atau diafisis, metafisis proximal, dan metafisis distal. Femoral shaft adalah
bagian tubular dengan slight anterior bow, yang terletak antara trochanter minor
hingga condylus femoralis. Ujung atas femur memiliki caput, collum, dan trochanter
major dan minor. (3)
Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola, ditutupi tulang rawan
sendi sehingga memungkinkan pergerakan area yang bebas dan berartikulasi dengan
acetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae. Pada pusat caput terdapat
lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamentum teres.
Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan
memasuki tulang pada fovea. Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada
batang femur, berjalan kebawah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang
125 derajat (pada wanita sedikit lebih kecil) dengan sumbu panjang batang femur.
Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit. Pengurangan dan
pelebaran sudut yang patologis masing–masing disebut deformitas coxa vara dan coxa
valga.
Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan
batang. Yang menghubungkan dua trochanter ini adalah linea intertrochanterica di
depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di bagian belakang, dan padanya
terdapat tuberculum quadratum. Bagian batang femur umumnya menampakkan
kecembungan ke depan. Ia licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada
bagian posteriornya terdapat rabung, linea aspera. Tepian linea aspera melebar ke atas
dan ke bawah. Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai crista supracondylaris
medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus medialis. Tepian lateral
menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan posterior
batang femur, di bawah trochanter major terdapat tuberositas glutealis, yang ke bawah
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 3Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung distal dan
membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut fascia
poplitea. (3)
Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di bagian
posterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus
dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut membentuk
articulatio genu. Di atas condylus terdapat epicondylus lateralis dan medialis.
Tuberculum adductorium berhubungan langsung dengan epicondylus medialis.
Gambar 1 : Anatomi Femur (tampak anterior, lateral, posterior, medial) (4)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 4Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Gambar 2 : Anatomi femur (tampak anterior dan posterior) (5)
2. SENDI LUTUT DAN LIGAMEN
Sendi lutut merupakan sendi yang terbesar pada tubuh manusia. Sendi ini
terletak pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi
lutut ini terdiri dari dua articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis,
lateralis dan condylus tibiae yang terkait dalam sebuah sendi pelana, diantara patella
dan fascies patellaris femoris. (6)
Ligamen mempunyai sifat yang cukup lentur dan jaringannya cukup kuat
yang berfungsi sebagai pembatas gerakan dan stabilitas sendi. Ada beberapa ligamen
sendi lutut yaitu :
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 5Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
A. LIGAMENTUM EXTRACAPSULAR
1. Ligamentum Patellae
Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada
tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya merupakan lanjutan dari
bagian pusat tendon bersama m. quadriceps femoris. Dipisahkan dari membran
synovial sendi oleh bantalan lemak intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh sebuah
bursa yang kecil. Bursa infra patellaris superficialis memisahkan ligamentum ini dari
kulit. (6)
2. Ligamentum Collaterale Fibulare
Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada condylus
lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae. Ligamentum ini
dipisahkan dari capsul sendi melalui jaringan lemak dan tendon m. popliteus. Dan
juga dipisahkan dari meniscus lateralis melalui bursa m. poplitei.
3. Ligamentum Collaterale Tibiae
Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat
dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat pada
margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus dinding capsul sendi dan
sebagian melekat pada meniscus medialis. Dibagian bawah pada margo
infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon m. semimembranosus dan a.
inferior medialis genu .
4. Ligamentum Popliteum Obliquum
Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari sendi
lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah. Sebagian dari
ligamentum ini berjalan menurun pada dinding capsul dan fascia m. popliteus dan
sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m. semimembranosus.
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 6Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
5. Ligamentum Transversum Genu
Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus , terdiri
dari jaringan connective, kadang- kadang ligamentum ini tertinggal dalam
perkembangannya , sehingga sering tidak dijumpai pada sebagian orang. (6)
B. LIGAMENTUM INTRA CAPSULAR
Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang sangat kuat,
saling menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari dua bagian yaitu
posterior dan anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibiae. Ligamentum ini
penting karena merupakan pengikat utama antara femur dan tibiae.
1. Ligamentum Cruciata Anterior
Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan kearah
atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian posterior permukaan medial
condylus lateralis femoris. Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan
akan menegang bila lutut diluruskan sempurna. Ligamentum cruciatum anterior
berfungsi untuk mencegah femur bergeser ke posterior terhadap tibiae. Bila sendi
lutut berada dalam keadaan fleksi ligamentum cruciatum anterior akan mencegah
tibiae tertarik ke posterior.
2. Ligamentum Cruciatum Posterior
Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris posterior dan
berjalan kearah atas , depan dan medial, untuk dilekatkan pada bagian anterior
permukaan lateral condylus medialis femoris. Serat-serat anterior akan mengendur
bila lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan
fleksi. Serat-serat posterior akan menjadi tegang dalam keadaan ekstensi.
Ligamentum cruciatum posterior berfungsi untuk mencegah femur ke anterior
terhadap tibiae. Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum
posterior akan mencegah tibiae tertarik ke posterior.
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 7Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Gambar 3 : Ligamentum sendi lutut (6)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 8Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
3. OTOT-OTOT TUNGKAI ATAS
A. Otot-otot pada bagian depan tungkai atas (M. Quadriceps Femoris)
a) M. Rectus Femoris
Origo : Spina iliaca anterior superior
Insertion : Tuberositas tibiae melalui ligament patella
Innervasi : N. Femoralis
Aksio : Ekstensi tungkai bawah
b) M. Vastus Medialis
Origo : Bagian paling caudal line intertrochanterica
Labium Mediale linea aspera
Insertion : Tepi medial tendon M. Rectus femoris bagian Lateral patella
Innervasi : N. Femoralis
Aksio : Ekstensi tungkai bawah
c) M. Vastus Intermedius
Origo : Permukaan anterior dan lateral femur
Insertion : Tendon M. Rectus femoris
Innervasi : N. Femoralis
Aksio : Ekstensi tungkai bawah
d) M. Vastus Lateralis
Origo : Permukaan anterior dan caudal trochanter mayor
Insertion : Tepi lateral tendon M.Rectus femoris
Innervasi : N. Femoralis
Aksio : Ekstensi tungkai bawah
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 9Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Gambar 4 : M. Quadriceps Femoris (6)
B. Otot-otot pada bagian belakang tungkai atas (M. Hamstring)
a) M. Adductor Magnus
Origo : Ramus ossis ischii
Insertion : 2/3 proximal linea aspera
Innervasi : N. Obturatorius dan N. ischiadicus
Aksio : adduksi-hip
b) M. Piriformis
Origo : Os sacrum, facies pelvic (plexus scaralis)
Insertion : Tepi patella, tuberositas tibia
Innervasi : N. Femoralis
Aksio : Exorotasi dan adduksi hip
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 10Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
c) M. SartoriusOrigo : Sias
Insertion : Tuberositas tibia
Innervasi : N. Femoralis
Aksio : Fleksi-knee dan abduction-hip
d) M. Gracilis
Origo : Ramus inferior ossis pubis
Insertion : Mediale tuberositas tibiaeInnervasi : N. Obturatorius
Aksio : Adduksi-hip dan fleksi
e) M.Gastrocnemius
Origo : - Caput mediale : epicondylus medialis femoris
- Caput laterale : epicondylus lateralis femoris
Insertion : - Tuber calcanei dengan perantara tendo calcanei achilles
- Facies posterior fibulae dan Linea poplitea tibiae
Innervasi : N. Tibialis
Aksio : Fleksi tungkai bawah
f) M. Biceps femoris
Origo : - Caput longum : Tuber ischiadicum
- Caput brevis : Labium lateral linea aspera
Insertion : - Capitulum fibulae
- Condylus lateralis tibiae
Innervasi : - N. Tibialis
- N. Peroneus Communis
Aksio : Fleksi pada articulation coxae
g) M. Semitendinosus
Origo : Tuber ischiadicum
Insertion : Tuberositas tibiae (medial)
Innervasi : N. Tibialis
Aksio : Fleksi-knee dan endorotasi-knee
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 11Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
h) M. Semi membranosus
Origo : Tuber ischiadicum
Insertion : Condylus medial tibiae dan lig. Popliteum oblicum
Innervasi : N. Tibialis
Aksio : Flexi-knee dan endorotasi
Gambar 5 : M. Hamstring (6)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 12Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
4. VASKULARISASI SENDI LUTUT
- Regio femoralis anterior (A. femoralis)
Di regio femoralis anterior dibungkus oleh selubung yang merupakan lanjutan
dari jaringan ikat ektraperitonial dan dinamakan femoral sheat yang dibungkus
oleh fascialatae sedangkan dasarnya merupakan lekukan yang dibentuk oleh
mm.iliopsoas dan pectineus. (6)
- Regio femoralis posterior
Di regio femoralis posterior terdapat a. perforantes yang dipercabangkan dari
a. profunda femoris.
- Regio genu anterior
Di regio genu anterior tidak terdapat saraf dan pembuluh darah yang besar. Pada
sisimedial kira-kira selebar tangan, di sebelah dorsal patella terdapat v. saphena
magna.
- Regio posterior
Arteri genu superior lateralis berjalan ke lateral proksimal terhadap condylus
lateralisfemoris tertutup oleh tendon M. biceps femoris menuju M. vastus
lateralis.
Gambar 6 : Sirkulasi tungkai (6)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 13Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
BAB III
FRAKTUR KONDILUS FEMUR
Cedera pada lutut dapat menyebabkan fraktur femur bagian distal. Macam-
macam fraktur pada regio ini yang menyinggung bagian kondilus antara lain : fraktur
suprakondilus, fraktur-separasi pada epifisis femur distal, fraktur interkondiler atau
fraktur kondilus femur.
Gambar 7 : Fraktur distal femur (7)
III.1 Fraktur Suprakondilus
Fraktur suprakondilus dapat terjadi pada orang dewasa semua umur yang
mengalami cedera cukup hebat, ini sering terjadi pada tulang osteoporotik pada
manula. Fraktur ini relatif lebih jarang dibandingkan dengan fraktur batang femur.
Bila pasien masih muda, traksi terus menerus dapat dilaksanakan, sedangkan pada
manula mobilisasi dini sangat penting, sehingga fiksasi internal diperlukan. (1,2)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 14Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Penyebab yang lazim adalah benturan langsung. Garis fraktur tepat di atas
kondilus, tetapi dapat meluas diantara kondilus. Bila fragmen bagian bawah tetap
utuh, tarikan gastroknemius dapat mengekstensikannya, sehingga membahayakan
arteri popliteus. (1,2)
III.1.1 Gambaran klinik
Lutut mengalami pembengkakan dan deformitas; gerakan terlalu nyeri bila
dicoba. Nadi tibialis harus selalu dipalpasi.
III.1.2 Sinar-X
Fraktur tepat di atas kondilus femoris dan bersifat melintang atau kominutif.
Fragmen distal sering miring ke belakang.
III.1.3 Terapi
Seperti halnya patah tulang batang femur, fraktur suprakondiler dapat dikelola
secara konservatif dengan traksi skelet dengan lurus dalam posisi fleksi 90 derajat.
Traksi ini juga memerlukan masa istirahat di tempat tidur yang lama sehingga ORIF
dengan pelat suprakondiler yang kokoh lebih disukai. Mobilisasi segera denagn
menggerak-gerakkan sendi lutut bisa langsung dimulai pascabedah. Mobilisasi dini
sangat penting karena dapat mencegah kekakuan sendi akibat perlekatan otot dan atau
perlekatan denagn jaringan lunak sekitar sendi lutut.
Jika fraktur hanya sedikit bergeser, atau jika dapat tereduksi dengan mudah
dengan posisi lutut berfleksi, fraktur ini dapat diterapi dengan amat memuaskan
dengan traksi melalui tibia proksimal; tungkai dibungkus bebat Thomas dengan posisi
fleksi lutut, dan dianjurkan melakukan gerakan. Kalau fragmen distal bergeser akibat
tarikan gastroknemius, pen kedua di atas lutut, dan traksi vertikal, akan mengoreksi
pergeseran ini.
Setelah 4-6 minggu saat fraktur mulai menyatu, traksi dapat diganti dengan
gips-penyangga dan pasien diperbolehkan bangun dan menahan beban sebagian
dengan kruk penopang.
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 15Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Kalau reduksi tertutup gagal, reduksi terbuka dan fiksasi internal dengan alat
kompresi bersudut, meskipun sukar, dapat berhasil. Hal ini tidak selalu
mengakibatkan mobilisasi lebih awal karena tulang sering mengalami osteoporosis
dan pasien itu mungkin tua dan lemah, tetapi perawatan di tempat tidur lebih mudah
dan gerakan lutut dapat dimulai lebih awal. Penahanan beban yang tak terlindungi
tidak diperbolehkan sebelum fraktur berkonsolidasi (biasanya sekitar 12 minggu). (1)
III.1.4 Komplikasi
Dini :
- Kerusakan kulit sering ditemukan dan diperlukan pembersihan luka.
- Kerusakan arteri kadang terjadi, dan terdapat bahaya gangren.
Belakangan :
- Kekakuan lutut hampir tak dapat dihindari. Diperlukan masa latihan yang lama,
tetapi gerakan penuh jarang didapatkan kembali.
- Non-union dapat disertai kekakuan lutut dan mungkin sesungguhnya diakibatkan
oleh gerakan lutut yang dipaksakan terlalu awal. Fraktur sulit diterapi dan kecuali
kalau dilakukan dengan amat cermat, batas rentang gerakan lutut mungkin lebih
sedikit daripada rentang gerakan saat terjadi fraktur.
III.2 Fraktur-Separasi Pada Epifisis Femur Distal
Pada anak-anak atau remaja, seperti pada fraktur suprakondiler, epifisis femur
bagian bawah dapat bergeser ke satu sisi (biasanya ke lateral) karena daya angulasi
saat lutut lurus atau ke depan karena suatu cedera hiperekstensi. Meskipun tidak
sesering fraktur fisis pada siku atau pergelangan kaki, cedera ini penting karena
berpotensi untuk menyebabkan pertumbuhan abnormal dan deformitas pada lutut.
Fraktur biasanya merupakan lesi Salter-harris tipe II, yakni separasi fisis
dengan fragmen tulang metafisis yang besar dan berbentuk segitiga. Meskipun tipe
fraktur ini biasanya mempunyai prognosis yang baik, penghentian pertumbuhan
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 16Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
secara asimetris sering terjadi dan anak dapat berakhir dengan deformitas valgus atau
varus. Cedera pada tipe IV atau V dapat mengakibatkan pemendekan femur.
III.2.1 Tipe Fraktur Lempeng Epifisis (Salter-Harris)
Karena pada anak-anak masih ada lempeng pertumbuhan (lempeng epifisis),
dapat terjadi fraktur pada lempeng epifisis yang oleh Salter-Harris dibagi menjadi
lima tipe. (2)
A. Tipe I
Terjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa adanya patah tulang. Sel-sel
pertumbuhan epifisis masih melekat pada epifisis. Fraktur ini terjadi akibat adanya
gaya potong (shearing force) pada bayi baru lahir atau anak-anak kecil. Fraktur ini
cukup diatasi dengan reduksi tertutup karena masih ada perlekatan periosteum
yang intak. Prognosis biasanya baik bila direposisi dengan cepat.
B. Tipe II
Jenis fraktur yang sering ditemukan. Pada tipe ini, garis fraktur berjalan
disepanjang lempeng epifisis dan membelok ke metafisis sehingga membentuk
suatu fragmen metafisis seperti segitiga yang disebut tanda Thurston-Holland. Sel-
sel pertumbuhan pada epifisis juga masih melekat. Trauma yang menghasilkan
jenis fraktur ini biasanya adalah trauma bergaya potong dan bengkok pada anak-
anak yang lebih tua. Periosteum mengalami robekan pada daerah konveks tetapi
tetap untuh pada daerah konkaf. Reposisi secepatnya tidak begitu sulit dilakukan.
Bila reposisi terlambat, harus dilakukan pembedahan. Prognosis fraktur epifisis
tipe II baik, kecuali jika terjadi kerusakan pembuluh darah.
C. Tipe III
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 17Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Fraktur lempeng epifisis tipe III merupakan fraktur intra-artikuler. Garis fraktur
berjalan dari permukaan sendi menerobos lempeng epifisis lalu memotong
sepanjang garis lempeng epifisis. Jenis fraktur intra-artikuler ini biasanya
ditemukan pada epifisis os tibia bagian distal. Karena intra-artikuler, fraktur ini
harus direduksi secara akurat. Sebaiknya dilakukan operasi terbuka dan fiksasi
interna dengan pin.
D. Tipe IV
Fraktur lempeng epifisis tipe IV juga merupakan fraktur intra-artikuler yang garis
frakturnya menerobos permukaan sendi ke epifisis, ke lapisan lempeng epifisis,
hingga ke sebagian metafisis. Contoh tersering fraktur jenis ini adalah fraktur
kondilus lateralis humeri pada anak-anak. Pengobatannya adalah reduksi terbuka
dan fiksasi interna karena fraktur tidak stabil akibat tarikan otot. Prognosisnya
jelek bila reduksi tidak dilakukan dengan baik.
E. Tipe V
Fraktur lempeng epifisis tipe V merupakan fraktur akibat hancurnya epifisis yang
diteruskan ke lempeng epifisis. Biasanya terjadi pada sendi penopang badan, yaitu
sendi pergelangan kaki dan sendi lutut. Diagnosis fraktur jenis ini sulit karena
secara radiologic tidak tampak kelainan. Prognosis jelek karena dapat terjadi
kerusakan sebagian atau seluruh lempeng pertumbuhan.
Gambar 8 : Klasifikasi Salter-Harris (7)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 18Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Gambar 9 : Classicification of growth plate injuries (7)
(Types 1-5 are those of Salter and Harris, white types 6 and 7 have been added by
Ogden).
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 19Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Gambar 10 : Salter 2 fracture of the distal femur. The fracture goes through the
lateral part of the growth plate and extends into the metaphysis. (7)
Gambar 11 : Follow-up of Salter 5 fracture of the left knee (7)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 20Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
III.2.2 Gambaran Klinik
Lutut membengkak dan mungkin mengalami deformitas. Nadi kaki harus
dipalpasi karena bila ada pergeseran ke depan pada epifisis, arteri popliteus dapat
terhalang oleh femur bagian bawah. (1)
III.2.3 Terapi
Fraktur biasanya dapat direduksi secara manual dengan sempurna, tetapi
pemeriksaan lebih lanjut dengan sinar-X diperlukan dalam beberapa minggu
berikutnya untuk memastikan bahwa reduksi tetap dipertahankan. Jika terdapat
kecenderungan pergeseran ulang, fragmen dapat distabilkan dengan kawat Kirschner
perkutan atau pen Steinmann. Tungkai diimobilisasi dalam gips dan pasien boelh
diberi pembebanan sebagian dengan kruk penopang. Gips dapat diganti dengan bebat
posterior setelah 4 minggu.
III.2.4 Komplikasi
Dini :
- Terdapat bahaya gangren kecuali kalau cedera hiperekstensi direduksi tanpa
penundaan.
Belakangan :
- Kerusakan fisis sering terjadi dan deformitas yang tersisa dapat memerlukan
osteotomi korektif di akhir masa pertumbuhan. Pemendekan jika tampak jelas
dapat diterapi dengan pemanjangan femur.
III.3 Fraktur Femur Interkondiler/Kondiler
Fraktur kondilus femur adalah fraktur pada femur bagian distal dimana satu
kondilus femur dapat mengalami fraktur secara oblik dan bergeser ke atas, atau kedua
kondilus dapat pecah terbelah sehingga garis fraktur berbentuk T atau Y. (1)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 21Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Fraktur ini relatif jarang dan biasanya terjadi sebagai akibat jatuh dengan lutut
dalam keadaan fleksi dari ketinggian. Cedera langsung atau jatuh dari ketinggian
dapat mendorong tibia naik ke fosa interkondilus. Satu kondilus femur mungkin
mengalami fraktur dan terdorong ke atas atau kedua kondilus pecah terbelah.
Permukaan belakang patela yang berbentuk baji melesak ke dalam sendi lutut dan
mengganjal diantara kedua kondilus yang retak. Pada bagian proksimal, kemungkinan
terdapat komponen melintang sehingga didapati garis fraktur berbentuk seperti huruf
T atau Y. secara klinis, sendi lutut bengkak akibat hemartrosis dan biasanya disertai
goresan atau memar pada bagian depan lutut yang menunjukkan adanya trauma.
Patella juga dapat mengalami fraktur. (1)
Untuk fraktur kondilus tunggal lateral atau medial, paling baik dilakukan
ORIF dengan sekrup tulang spongiosa. Pada patah tulang kondilus ganda, yaitu
fraktur kondilus T atau Y juga dilakukan ORIF pada kedua kondilus dan pada
komponen melintang bila sarananya tersedia. Pada fraktur kominutif berat di
interkondiler, tindakan terbaik adalah traksi skelet kontinu yang memungkinkan nyeri
gerak sendi lutut menghilang. Hal ini dapat dijadikan patokan untuk menilai apakah
fragmen sendi sudah pada posisi yang diinginkan atau belum. Pada lansia, fraktur
femur interkondiler femur umumnya lebih baik ditangani secara konservatif dengan
traksi skelet.
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 22Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Gambar 13 : Klasifikasi fraktur condiler (7)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 23Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
III.3.1 Gambaran Klinik
Lutut membengkak dan mungkin mengalami deformitas. Terdapat rasa nyeri
dan ditemukan hemartrosis. Lutut terlalu nyeri untuk digerakkan, tetapi kaki harus
diperiksa untuk menyingkirkan kerusakan saraf. (1)
III.3.2 Diagnosa
Diagnosis fraktur ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yaitu radiologis. Pada anak biasanya diperoleh dengan
alloanamnesis dimana ditemukan adanya riwayat trauma dan gejala-gejala seperti
nyeri, pembengkakan, perubahan bentuk dan gangguan gerak. Pada pasien dengan
riwayat trauma yang perlu ditanyakan adalah waktu terjadinya, cara terjadinya, posisi
penderita dan lokasi trauma. Bila tidak ada riwayat trauma berarti merupakan fraktur
patologis.
Pada pemeriksaan fisik dilakukan :
· Look (Inspeksi)
- Deformitas : angulasi ( medial, lateral, posterior atau anterior), diskrepensi (rotasi,
perpendekan atau perpanjangan).
- Bengkak atau kebiruan.
- Fungsio laesa (hilangnya fungsi gerak)
· Feel (Palpasi)
- Tenderness (nyeri tekan) pada derah fraktur.
- Krepitasi.
- Nyeri sumbu.
· Move (Gerakan)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 24Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
- Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.
- Gerakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya.
· Pemeriksan trauma di tempat lain seperti kepala, thorak, abdomen, tractus urinarius
dan pelvis.
· Pemeriksaan komplikasi fraktur seperti neurovaskular bagian distal fraktur yang
berupa pulsus arteri, warna kulit, temperatur kulit, pengembalian darah ke kapiler
(Capillary refil test), sensasi motorik dan sensorik.
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pemeriksan Radiologi.
Untuk melengkapi deskripsi fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya. Foto
rontgen minimal harus dua proyeksi yaitu AP dan lateral.
Sinar-X
Satu kondilus femur dapat mengalami fraktur secara oblik dan bergeser ke
atas, atau kedua kondilus dapat pecah terbelah sehingga garis fraktur berbentuk T atau
Y. (1)
III.3.3 Terapi
Fraktur Batang Femur Pada Anak
Fraktur batang femur pada bayi tidak jarang terjadi akibat trauma persalinan.
Secara klinis, bayi yang bersangkutan tidak mau menggerakkan tungkai yang patah
sehingga kadang dianggap lumpuh (psuedoparalisis). Tindakan terbaik adalah
membidai kedua tungkai dengan pembalut ke abdomen seperti posisi intrauteri selama
10 hari. (2)
Penanganan fraktur batang femur untuk anak di bawah tiga tahun adalah traksi
kulit menurut Bryant. Kedua tungkai ditraksi ke atas dengan paha dalam posisi fleksi
90 derajat dan abduksi sedikit. Traksi dilakukan dengan pita plester lebar. Beban
traksi dianggap cukup jika pantat anak persis terangkat. Untuk anak di atas tiga tahun
dilakukan traksi kulit menurut Hamilton Russel. Traksi dikenakan pada tungkai yang
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 25Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
patah, dengan panggul dalam posisi fleksi 40 derajat dan lutut dalam fleksi 40 derajat.
Dapat juga dilakukan traksi menurut Buck, yaitu traksi dengan tungkai bawah dalam
keadaan ekstensi. Traksi dipasang selama 3-4 minggu dan penderita dipulangkan
dengan gips spika panggul selama 3-4 minggu. Aliran darah tungkai yang digantung
dengan traksi kulit pada anak perlu dipantau setiap hari untuk menghindari iskemia.
Iskemia tungkai akan mengakibatkan anak sangat kesakitan dan ekstremitas menjadi
pucat, kebiruan, dan denyut nadi menghilang. Bila terjadi iskemia, traksi harus segera
dihentikan.
Traksi pada anak berupaya agar posisi fragmen fraktur menjadi segaris, rotasi
tungkai bagian distal fraktur terkoreksi, dan perpendekan tungkai tidak lebih dari satu
sentimeter. Perpendekan ini nantinya akan terkoreksi oleh pertumbuhan berlebih
femur yang patah. Pertumbuhan berlebih ini terjadi karena adanya hyperemia relatif
pada cakram pertumbuhan tungkai yang patah. (2)
Fraktur batang femur dewasa
Pada patah tulang diafisis femur biasanya perdarahan dalam cukup luas dan
besar sehingga dapat menimbulkan syok. Secara klinis penderita tidak dapat bangun,
bukan saja karena nyeri tetapi juga karena tidak kestabilan fraktur. Biasanya seluruh
tungkai bawah terotasi keluar, terlihat lebih pendek, dan bengkak pada bagian
proksimalsebagai akibat perdarahan ke dalam jaringan lunak. Pertautan biasanya
diperoleh dengan penanganan secara tertutup. Normalnya diperlukan waktu 20
minggu atau lebih. Fraktur yang dapat diatasi dengan traksi ialah fraktur intertrokanter
dan subtrokanter, diafisi oblik, segmental, dan komunitif, fraktur suprakondiler tanpa
dislokasi berat, dan fraktur kondilus femur. Yang tidak dapat ditangani dengan traksi
adalah dislokasi berat tertentu. Pada orang dewasa, fraktur ditangani secara
konservatif dengan traksi skelet pada tuberositas tibia maupun suprakondiler. Cara ini
biasanya berhasil mempertautkan fraktur femur. Yang penting ialah latihan otot dan
gerakan sendi terutama m. kuadriseps otot tungkai bawah, lutut, dan pergelangan
kaki. Traksi skelet memerlukan waktu istirahat di tempat tidur yang lama sehingga
untuk mempercepat mobilisasi dan memperpendek masa istirahat di tempat tidur,
dianjurkan dilakukan ORIF. Fiksasi interna biasanya berupa pin kuntscher
intramedular. Untuk fraktur yang tidak stabil seperti fraktur batang femur yang
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 26Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
kominutif atau fraktur batang femur bagian distal, pin intramedular dapat dikombinasi
dengan pelat untuk netralisasi rotasi.
Gambar 14 : Various types of traction and suspension.(7)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 27Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Gambar 15 : Traksi Bryant
Reduksi tertutup sering berhasil; sesungguhnya fraktur mungkin tidak selalu
bergeser hebat dan posisi hampir dapat diterima. Traksi rangka dipasang melalui tibia
proksimal dan fraktur direduksi dengan kompresi manual. Traksi dipertahankan
selama 4-6 minggu dan kemudian diganti dengan gips penyangga yang dipakai hingga
fraktur menyatu dengan kuat. (1)
Reduksi terbuka diindikasikan kalau metode tertutup gagal mempertemukan
fragmen-fragmen kondilus. Cara ini juga dapat menjadi metode pilihan sebagai terapi
utama pada pasien yang muda dan sehat, yang ingin bangun dan bergerak secepat
mungkin. Fraktur dibuka melalui insisi lateral; fragmen direduksi dan dipertahankan
bersama-sama dengan plat (blade-plate) atau (lebih baik lagi) dengan sekrup dan plat
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 28Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
kondilus dinamis. Asalkan fiksasi berjalan aman pasien dapat memulai latihan pada
lutut dan bangun dari tempat tidur dalam satu atau dua hari, tetapi pembebanan pada
kakinya harus sangat ringan hingga fraktur berkonsolidasi.
Gambar 16 : Reduksi fraktur kondilus femur (1)
Terapi Operatif
a. Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup dengan bimbingan radiologis (image
intensifier, C-arm) :
1. Reposisi tertutup-Fiksasi eksterna
Setelah reposisi baik berdasarkan kontrol radiologis intraoperatif maka dipasang alat
fiksasi eksterna.
2. Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi interna
Misalnya : reposisi fraktur tertutup supra condylair pada anak diikuti dengan
pemasangan paralel pins. Reposisi tertutup fraktur collum pada anak diikuti pinning
dan immobilisasi gips.
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 29Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Cara ini sekarang terus dikembangkan menjadi “close nailing” pada fraktur femur dan
tibia, yaitu pemasangan fiksasi interna intra meduller (pen) tanpa membuka
frakturnya.
b. Terapi operatif dengan membuka frakturnya :
Reposisi terbuka dan fiksasi interna / ORIF (Open Reduction and Internal Fixation)
Keuntungan cara ini adalah :
- Reposisi anatomis.
- Mobilisasi dini tanpa fiksasi luar.
Sesuai tujuan pengobatan fraktur yaitu untuk mengembalikan fungsi maka
sejak awal sudah harus diperhatikan latihan-latihan untuk mencegah disuse atropi otot
dan kekakuan sendi, disertai mobilisasi dini. Pada anak jarang dilakukan operasi
karena proses penyembuhannya yang cepat dan nyaris tanpa komplikasi yang berarti.
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 30Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Gambar 17 : Contoh fraktur femur yang dapat dan tidak dapat ditangani dengan traksi
- yang tidak dapat ditangani dengan traksi: (A) Epifisiolisis kaput femur, (B) Patah colum femur impaksi.
Traksi dapat menyebabkan distraksi. Penderita dapat dimobilisasi setelah tidak terlalu nyeri. (C) Dislokasi
bagian proksimal akibat tonus dan kontraksi m.iliopsoas yang mengakibatkan eksorotasi, adduksi, dan fleksi.
Bagian distal akan pindah ke kranial karena otot paha, (D) Patah tulang diafisis femur distal dengan fleksi
bagian distal karena gastroknemius, (E) Epifisiolisis femur distal, (F) Epifisiolisis dengan patah tulang
kondilus (tipe 3); kondilus terputar sehingga letaknya terbalik.
- yang umumnya dapat ditangani dengan traksi dan menghasilkan reposisi bila terdapat pemendekan kemudian
dilanjutkan dengan imobilisasi untuk pertautan: (G) Patah tulang intertrokanter, (H) Patah tulang
subtrokanter, (I) Patah tulang miring/segmental, (J) Patah tulang kominutif, (K) Patah tulang suprakondiler,
(L) Patah tulang kondilus bentuk Y atau T, (M) Patah tulang kondilus lateral atau medial.)
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 31Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
Tabel 1 : Komplikasi fraktur kondilus femur
Tabel 2 : Prognosis
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 32Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
KESIMPULAN
Fraktur condilur femur adalah fraktur pada femur bagian distal dimana satu
kondilus femur dapat mengalami fraktur secara oblik dan bergeser ke atas, atau kedua
kondilus dapat pecah terbelah sehingga garis fraktur berbentuk T atau Y.
Fraktur ini relatif jarang dan biasanya terjadi sebagai akibat jatuh dengan lutut
dalam keadaan fleksi dari ketinggian. Cedera langsung atau jatuh dari ketinggian
dapat mendorong tibia naik ke fosa interkondilus. Satu kondilus femur mungkin
mengalami fraktur dan terdorong ke atas atau kedua kondilus pecah terbelah.
Fraktur ini bisa bersifat unicondiler maupun bicondiler dimana gambaran
kliniknya didapatkan lutut membengkak dan mungkin mengalami deformitas.
Terdapat rasa nyeri dan ditemukan hemartrosis. Lutut terlalu nyeri untuk digerakkan,
tetapi kaki harus diperiksa untuk menyingkirkan kerusakan saraf.
Reduksi tertutup sering berhasil; sesungguhnya fraktur mungkin tidak selalu
bergeser hebat dan posisi hampir dapat diterima. Reduksi terbuka diindikasikan kalau
metode tertutup gagal mempertemukan fragmen-fragmen kondilus. Cara ini juga
dapat menjadi metode pilihan sebagai terapi utama pada pasien yang muda dan sehat,
yang ingin bangun dan bergerak secepat mungkin.
Komplikasinya antara lain infeksi, avaskular nekrosis, pemendekan
ekstremitas, kelemahan ligamentum collateral lateral dan cruciate anterior, serta
kekakuan sendi lutut.
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 33Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011
Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )
DAFTAR PUSTAKA
1. A p l e y A G , S o l o m o n L . B u k u A j a r O r t o p e d i d a n
F r a k t u r S i s t e m A p l e y . Jakarta: Widya Medika. 1995.
2. Sjamsuhidajat R, de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong Edisi
3. Jakarta : EGC, 2007 : 1040-1074.
3. Anonim. Biomechanics Lecture Outline: Lower Extremity.
4. Omar Faiz, David Moffat. Anatomy at Glance. Cardiff University,
2002. Page 93.
5. P u t z , R . , P a b s t . R . Atlas Anotomi Manusia Sobotta Jilid 2. Edisi
21.Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. 2000. Hal. 276,278.
6. Anonim. Anatomi Dan Fisiologi Sendi Lutut. 2009. Available at :
http://scienceblog.com/aferensis/femur, diunduh 11 Desember 2011.
7. Anonim. Paediatric Musculoskeletal Radiology Skeletal Trauma. 2010.
Available at :
http://www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter14/14_4.aspx?p=1,
diunduh 12 Desember 2011.
Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 34Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011