Post on 07-Jul-2015
PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya teknologi maka pola konsumsi masyarakat dunia pun menjadi serba
instan.Hal ini mengakibatkan meningkatnya jumlah limbah di dunia khususnya di Indonesia
terutama limbah plastik yang merupakan wadah yang paling praktis yang sering ditemukan pada
produk-produk pada zaman sekarang ini.Sebenarnya bahan baku plastik tidak hanya digunakan
pada kemasan suatu produk tetapi digunakan juga pada bahan-bahan material bahkan peralatan
militer, jadi tidak semua barang yang berbahan baku plastik merupakan limbah dalam jangka
pendek.
Berdasarkan data produksi plastik di Amerika dari mulai PET sampai HDPE atau dari wadah
plastik yang benomor 1 sampai 7 jumlah produksi per-tahun nya mencapai puluhan juta ton dan
diperkirakan 30 % dari jumlah tersebut akan menjadi limbah, tentu dalam skala global angka ini
akan bertambah besar, sehingga perlu sebuah upaya untuk mendaur ulang limbah plastik ini, para
pakar di seluruh dunia telah membuat sebuah proses daur ulang limbah plastik akan tetapi
hasilnya hanya 5 % yang dapat benar-benar di daur ulang dari limbah plastik ini.
Oleh karena itu, perlu suatu upaya tambahan untuk menambah pemanfaatan dari limbah plastik
ini, salah satunya yang telah dikembangkan adalah dengan mengubah limbah wadah plastik yang
berupa PP (kantong kresek), PET (botol aqua), HDPE (botol oli) menjadi bahan bakar berupa
bensin dan kerosin (minyak tanah).
PEMBAHASAN
Dewasa ini, plastik merupakan barang yang sangat banyak dan sering kita jumpai.Hal ini
mengakibatkan jumlah limbah plastik di seluruh dunia, sebagai contoh salah satu kota di Jepang
limbah plastik menempati urutan ketiga terbesar jumlahnya, sesuai kurva berikut :
Sumber : google image 1
Dalam skala global tentu angka ini akan bertambah besar bahkan sampai puluhan juta ton tiap
tahun nya limbah plastik dihasilkan, baik oleh industri, perkantoran, rumahan dan lain-
lain.Sehingga diperlukan adanya beberapa upaya untuk mengolah limbah plastik yang sulit
terurai dalam tanah ini menjadi barang atau produk yang dapat digunakan kembali.
Beberapa upaya sudah dilakukan oleh para ahli adalah sebagai berikut :
1.Dengan mengubah limbah PET menjadi botol kemasan yang baru dengan langkah daur ulang
secara monomerisasi.
2.Dengan cara kimia, yaitu dengan ‘coke oven chemical recycling’ sehingga dihasilkan tiga
produk yaitu bahan bakar, jelaga dan gas.
3.Dengan gasifikasi yaitu mengubah seluruh limbah plastik menjadi produk berupa gas seperti
gas ammonia, gas hydrogen dan lain-lain.
Tetapi metode di atas hanya bisa dilakukan dalam skala besar sehingga diperlukan biaya yang
mahal untuk operasionalnya.Dengan demikian diperlukan suatu metode praktis yang dapat
mendaur ulang limbah plastik menjadi suatu produk yang hanya memerlukan biaya yang ringan,
salah satunya yaitu dengan mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar.
Metoda ini sebenarnya bentuk penyederhanaan dari ‘pyrolysis process flow’ yang dimodifikasi
oleh beberapa ahli kimia di seluruh dunia menjadi sebuah set alat yang dapat digunakan secara
rumahan, dengan bagan sebagai berikut :
Terutama di Indonesia telah dibuat sebuah set alat yang yang dapat digunakan secara rumahan
dan dapat dibeli untuk mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar yang berupa minyak tanah,
solar dan bensin, dengan bagan sebagai berikut :
Sumber : google image 2
Untuk mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar, maka langkah pertama yang perlu kita
perhatikan adalah suhu dari fraksi bahan bakar yang kita mungkin akan kita peroleh dari
pengubahan limbah plastik sehingga kita dapat memperkirakan hasil bahan bakar yang kita
peroleh dengan kemurnian yang rendah tentunya.Hal ini perlu dilakukan karena tiap plastik
merupakan polimer dari monomer-monomer yang berbeda, seperti dalam keterangan tabel
berikut :
Dari bagan di bawah ini kita dapat mengetahui suhu yang cukup tepat untuk memisahkan produk
bahan bakar yang kita inginkan dari produk minyak mentah.Demikian juga dalam membuat
bahan bakar dari limbah plastik, kita dapat membuat sebuah fraksi dengan menggunakan dua
kondensor seperti pada proses destilasi bertingkat.Sehingga hasil ‘cracking’ pada kondensor 1
adalah bahan bakar pada fraksi bawah yang dihasilkan pada suhu sekitar 3000C yaitu campuran
solar dan minyak tanah, sedangkan hasil pada kondensor 2 yaitu berupa bensin dan naftalen
seperti pada gambar google image 2 di atas.
Sumber : google image 3
Kemudian kita kelompokkan limbah plastik sesuai jenisnya dan sifatnya agar lebih baik hasilnya
dan kita bersihkan serta di potong atau dihancurkan terlebih dahulu limbah plastiknya, berikut ini
beberapa jenis plastik beserta simbolnya serta sifat fisikanya :
Sumber : google image 4
sumber : Kadir 1
Langkah berikutnya yaitu kita membakar limbah plastik untuk dijadikan bahan bakar di dalam
reaktor pembakaran.Setelah terbentuk produk pada hasil ‘cracking’ maka kita dapat mengujinya
dengan alat termometer infra merah untuk mengetahui temperature nyala api pelelehan, seperti
pada tabel berikut :
sumber : Kadir 2
Setelah mengujinya barulah kita melakukan proses pemurnian baik dengan fraksi bertingkat
penambahan aditif dan lain-lain, karena tingkat kemurnian bahan bakar dari ‘cracking’ limbah
plastik diperkirakan hanya berkisar 30%.
KESIMPULAN
Limbah plastik dapat di daur ulang menjadi beberapa produk daur ulang terutama bahan bakar
yang berupa solar, minyak tanah, bensin dan residu lain yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi alternatif.Hasil bahan bakar yang diperoleh dari ‘cracking’ limbah plastik ini
masih memiliki kemurnian yang rendah perlu untuk di destilasi kembali atau diperlukan
beberapa tahap lagi untuk benar-benar dapat digunakan sebagai bahan bakar.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir.Dinamika Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Haluoleo, Kendari/2012.
www.plastic waste management institute.com/2009.
www.4sustainability.com