Post on 10-Apr-2016
Disampaikan pada: Rapat Kerja Nasional
Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2014Jakarta, 12 Februari 2014
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
1
dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPHMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Kebijakan Pembangunan Kesehatan 2014-2015 Untuk Penguatan
Program KB Nasional di Era JKN
2
SISTEMATIKA PENYAJIAN SISTEMATIKA PENYAJIAN
1. PENDAHULUAN
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
4. PELAYANAN KB DALAM PENYELENGGARAAN JKN
6. KESIMPULAN
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2014-2015 DALAM PENGUATAN PROGRAM KB
5. ISU-ISU STRATEGIS DAN TINDAK-LANJUTNYA
3. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
TARGET DAN CAPAIAN PROGRAM KKB NASIONAL
No Indikator
CapaianTarget RPJMN
2014
Target MDGs2015
2007(SDKI)
2012(SDKI)
1 Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR)
2,6 2,6 2,1
2 Angka Penggunaan Kontrasepsi Modern (Contraceptive Prevalence Rate/CPR)
57,4% 57,9% 65%
3 Angka Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)
9,1% 8,5% 5%
4 Kelahiran Remaja (Age Specific Fertility Rate/ASFR) 15-19 tahun
51 48 30
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
4
Sumber: BPS, SDKI 1991 - 2012
Target MDGs 2015: CPR = 65Sangat Sulit Tercapai Target MDGs 2015: Unmet Need = 5
Sangat Sulit Tercapai
67 61 62 51 51 48
0
20
40
60
80
1991 1994 1997 2002 2007 2012
Target MDGs 2015: ASFR = 30 Sangat Sulit Tercapai
ASFR 15 – 19 thn
TFR
Target RPJMN 2014: TFR = 2,1 Sangat Sulit Tercapai
TFR
ASFR 15-19 th masih tinggi, CPR naik tidak signifikan, Unmet Need hanya turun sedikit
TREN TFR DAN INDIKATOR PENDUKUNGNYA
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
TANTANGAN PROGRAM KB 2014-2015
Masih rendahnya permintaan atas pelayanan KB akibat terjadinya perubahan nilai tentang jumlah anak ideal dalam keluarga
Masih tingginya kejadian kehamilan yang tidak diinginkan akibat tingginya unmet need dan ketidaksinambungan penggunaan kontrasepsi.
Masih tingginya kejadian kehamilan dan persalinan pada remaja perempuan usia 15-19 tahun
6
7
2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DALAM PENGUATAN PROGRAM KKB
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN/STRATEGI 2014-2015 (1)
1. Penguatan komitmen para pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non pemerintah, dalam penyelenggaraan Pelayanan KB
2. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas Pelayanan KB, termasuk pelayanan KIE dan konseling
3. Peningkatan permintaan Pelayanan KB melalui perubahan nilai tentang jumlah anak ideal dalam keluarga Promosikan : “DUA ANAK CUKUP” dan “CEGAH KEHAMILAN 4 TERLALU”
8
KEBIJAKAN/STRATEGI 2014-2015 (2)
4. Penurunan unmet need melalui peningkatan akses, konseling dan penguatan KB pasca-persalinan serta penurunan ketidakberlangsungan penggunaan kontrasepsi melalui peningkatan penggunaan MKJP dan pembinaan KB
5. Penurunan kejadian kehamilan pada remaja usia 15-19 tahun melalui pendewasaan usia nikah dan peningkatan pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja agar melahirkan pada rentang usia aman yaitu 20–35 tahun
9
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MEMPERKUAT PROGRAM KB
10
Masalah Kesehatan remaja KOMPLEKS (seks pranikah, pernikahan dini, kehamilan dini, aborsi, IMS, HIV/AIDS) apabila tidak ditangani : - Penurunan kualitas penduduk - Peningkatan AKI/AKB dan TFR
KEBERHASILAN PROGRAM KB DITENTUKAN OLEH PELAYANAN KESEHATAN
SEPANJANG SIKLUS USIA REPRODUKSI
Promosi KB pasca persalinan
Pelayanan KB Pasca Persalinan Pendidikan
kespro remaja
Promosi & Pelayanan KB
PUS & WUS
11
Keberhasilan program KB ditentukan oleh pelayanan kesehatan yang diberikan sepanjang siklus usia reproduksi, termasuk: 1) pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan konseling calon pengantin, 2) konseling dan pelayanan KB pada WUS/PUS, 3) promosi KB pasca persalinan, 4) pelayanan KB pasca persalinan
UPAYA-UPAYA KESEHATAN YANG MENDUKUNG PROGRAM KB
12
1.Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) untuk KIE Kespro/KB
2.792
2. Puskesmas yang menyediakan pelayanan KB 9.510
3. RS Pemerintah memberikan pelayanan KB 838
4. Puskesmas dengan kelas ibu hamil untuk KIE KB pasca persalinan
7.461
5. Puskesmas/RS terlatih KB Pasca Persalinan/ AKDR pasca plasenta
1.361
6. Desa yang melaksanakan P4K untuk promosi dan persiapan KB pasca persalinan
62.982
BKKBN dapat mengoptimalkan sarana pendukung ini untuk mendukung keberhasilan Program KB
PENTAHAPAN FOKUS PROVINSI DALAM PERCEPATAN PENURUNAN AKI, AKB & TFR
No Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 51 Sumut Kepri Aceh Sumbar Jambi2 Sumsel Jogja Babel Riau Gorontalo3 Lampung NTB Kalsel Bengkulu Malut4 DKI Bali Sulut Kalteng Papua 5 Banten Kalbar Sulbar Kaltim Papua Barat6 Jabar Sultra Kaltim Maluku Kaltara 7 Jateng 8 Jatim 9 Sulsel
10 NTT
13
Sasaran provinsi penyangga BKKBN bersinergi dengan fokus provinsi Kementerian Kesehatan
15
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
9 Prinsip SJSN
JAMINAN KESEHATAN DIPERLUKAN SELURUH PENDUDUK
1. Kehidupan manusia berpotensi mengalami risiko
2. Manusia bersifat short sighted
PelayananKesehatanterkendali
Mutu & Biaya
www.jpkm-online.net
DISAIN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DISAIN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
PROVIDER PESERTA/PASIEN
BPJS KES
Pelayanan KesehatanKOMPREHENSIF
ProspektifPembayaran
iuran Paket Benefit
Regulasi FASKES YANG MEMBERIKAN PELAYANAN
KB
MENTERI KESEHATAN
16
CALON/AKSEPTOR KB
JAMINAN KESEHATAN TERKENDALI
KEPESERTAAN
PBI = Penerima Bantuan Iuran
Peserta Iuran
17
Untuk mendapatkan pelayanan JKN, Masyarakat Non-PBI Non Penerima Upah
harus mendaftar ke BPJS dan membayar iuran
18
4. PELAYANAN KB DALAM PENYELENGGARAAN JKN
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
Konseling Kontrasepsi Dasar Vasektomi & Tubektomi
Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perorangan mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,
PAKET MANFAAT JKN
Manfaat Medis Manfaat Non Medis
Akomodasi & Ambulan
MENTERI KESEHATAN
21
Termasuk dalam manfaat pelayanan promotif dan preventif
PAKET MANFAAT JKN UNTUK PELAYANAN KB
Penyuluhan Kes Perorangan
Imunisasi Dasar
Keluarga Berencana
Skrining Kesehatan
Konseling Kontrasepsi dasar Vasektomi Tubektomi
MENTERI KESEHATAN
20
Alokon disediakan oleh BKKBN bagi seluruh PUS Peserta JKN
NO FASKES TK I JUMLAH
1 PUSKESMAS 9.133
2 DOKTER UMUM 3.715
3 KLINIK PRATAMA 1.724
4 KLINIK TNI 799
5 KLINIK POLRI 558
TOTAL 15.929
FASKES PEMBERI LAYANAN KB
21
MENTERI KESEHATAN
Semua Faskes wajib memberikan pelayanan KB dan harus segera diregistrasi oleh BKKBN/SKPD-KB Kab/Kota untuk pendistribusian alokon
NO FASKES RUJUKAN TK LANJUTAN JUMLAH
1 RS PEMERINTAH 641
2 RS SWASTA 919
3 RS TNI 108
4 RS POLRI 45
5 KLINIK UTAMA/BALKES 37
TOTAL 1750
Faskes yang Sudah Bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
23
NO ISU STRATEGIS TINDAK LANJUT1 Belum semua faskes
teregistrasi oleh BKKBN belum bisa mendapatkan alokon dan penunjang pelayanan lainnya
Semua faskes yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus segera diregistrasi oleh BKKBN /SKPD-KB setempat
2 Mekanisme distribusi alokon belum menjangkau seluruh pelayanan KB sehingga masih terjadi kesenjangan distribusi
Distribusi alokon melalui “one gate policy”
3 Belum semua kelompok Pra Sejahtera (miskin) masuk dalam data PBI
BKKBN melalui SKPD-KB, dapat mengadvokasi Pemda setempat agar dimasukkan dalam Jamkesda
MENTERI KESEHATAN
ISU STRATEGIS & TINDAK-LANJUTNYA
24
NO ISU STRATEGIS TINDAK LANJUT4. Pelayanan KB mobile tidak
dapat diakomodir dalam JKN karena JKN hanya meng-cover pelayanan kesehatan untuk peserta pada faskes yang telah bekerjasama dengan BPJS dan pada faskes statis.
Pelayanan mobile diupayakan melalui pendanaan BKKBN
5 Masih kurangnya pemberian konseling dan pelayanan kesehatan pada remaja
Kerjasama antara Pusat Informasi Kesehatan Remaja (PIK-R) yang dikembangkan BKKBN dengan Puskesmas PKPR yang dikembangkan Kemenkes
MENTERI KESEHATAN
ISU STRATEGIS & TINDAK-LANJUTNYA
25
NO ISU STRATEGIS TINDAK LANJUT
6. Belum kuatnya komitmen para pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan Program KB
Meningkatkan komitmen melalui harmonisasi hubungan internal dan eksternal jajaran kesehatan dan KB di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
7. Kurangnya petugas di lapangan dalam KIE dan pembinaan peserta KB
Pemberdayaan kader-kader yang telah ada selama ini
MENTERI KESEHATAN
ISU STRATEGIS & TINDAK-LANJUTNYA
• Dalam pelayanan KB, khususnya konseling KB, penting untuk diperhatikan permasalahan dari hulu yaitu mulai dari remaja dengan peningkatan pengetahuan remaja dan masyarakat tentang pendewasaan usia menikah/perencanaan yang matang untuk melahirkan di usia ideal.
• JKN diselenggarakan dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang.
• Penyelenggaraan JKN dalam SJSN dilakukan dengan prinsip Asuransi Sosial dan prinsip equity dengan pelayanan kesehatan terkendali (biaya dan mutu) dan manfaat yang komprehensif. Kepesertaan bertahap dan tahun 2019 mencapai UHC.
KESIMPULAN (1)MENTERI
KESEHATAN
27
• Dalam upaya pelaksanaan JKN, perlu sosialisasi tentang JKN sampai ke masyarakat, sehingga masyarakat memahami hak dan kewajibannya sebagai peserta JKN.
• JKN Pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu paket manfaat promotif dan preventif dalam JKN yang meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi dengan alokon disediakan oleh BKKBN.
KESIMPULAN (2)MENTERI
KESEHATAN
28