Post on 08-Aug-2015
FILSAFAT DIRI MELALUI TIGA SUDUT PANDANG
1. Ontologis : Apa sesungguhnya hidup saya?
Hidup saya merupakan amanah dari Allah SWT. Yang suatu saat akan dimintai
pertanggung jawabannya dengan apa yang saya lakukan dengan hidup saya. Melalui indera
saya hidup dan mencoba melakukan hal benar untuk bermanfaat bagi hidup saya sebagai
makhluk Tuhan dan orang lain sebagai Makhluk sosial, dengan melihat, mendengar, dan
merasakan dalam hidup saya mencoba mencari kebenaran hakiki untuk menuju bahagia
dunia dan akhirat kelak.
Hidup yang sekarang saya jalani sebagai bagian dari masyarakat belajar (Mahasiswa),
dalam kesehariannya menggali ilmu baik ilmu alam maupun ilmu social & agama, saya
mencoba dengan indera yang Allah anugerahkan untuk, melihat dan memahami keberartian
dari hidup yang sekarang saya jalani.
“Melihat.”
Pencarian sebuah kebenaran hidup dengan melihat sekeliling dan terus menghubungkan
berbagai fenomena-fenomena untuk mengetahui arti hidup yang sebenarnya. Dengan melihat
saya bisa mengetahui berbagai sisi dari kehidupan sebagai insan pembelajar untuk selalu
merefleksi diri dari berbagai sisi kehidupan, dengan melihat saya bisa tahu mana yang harus
saya lakukan dan mana yang tidak harus saya lakukan, dengan melihat saya dapat
mensyukuri karena mampu membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik,
dengan melihat saya tahu betapa pentingnya sebuah ilmu untuk hajat hidup orang banyak,
dengan melihat kelebihan dan kekurang dalam hidup, saya dapat menjadikan ini tonggak
untuk berbagi bersama orang lain dengan ilmu saya.
“Memahami”
Dengan mendengar dan melihat sebuah keberartian hidup, saya dapat memahami siapa
diri saya dan untuk apa saya hidup di dunia ini.memahami betapa rapuh hidup saya tanpa
adanya ilmu, betapa lemah hidup saya tanpa adanya Kepercayaan, betapa Dzalim hidup saya
tanpa adanya manfaat, dan betapa hina diri saya dengan hanya menilai orang lain tanpa
menilai diri saya pribadi, dan betapa sia-sia hidup saya jika melalaikan amanah saya sebagai
seorang pembelajar.
Dengan menjadi makhluk yang mencoba memahami saya mencoba untuk melakukan
semua dengan ikhlas menskipun sukar dan sebagai seorang peserta didik yang sedang
mencari ilmu kadang saya bertanya dalam diri, tuluskah saya menjalani hidup sebagai
seorang peserta didik sekarang atau ada hasrat untuk kepentingan duniawi, ya Allah hamba
selalu berdoa semoga dalam perjalanan hidup hamba jauh dari artinya kesia-siaan. Amin ya
Rabb
2. Epistmologi : Darimana asal usul saya?
Secara historis, saya yakin bahwa saya merupakan turunan dari Nabi Adam dan Siti
Hawa, dan saya bersal dari tanah, itu yang saya yakini sebagai Muslim.
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kamijadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging,dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
ituKami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Secara harfiah saya berasal dari seorang Ayah dan Ibu yang bertanggung jawab merawat,
menjaga, serta mendidik saya sehingga sampai bisa dewasa seperti ini.
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.Sesungguhnya seorang diantara
kamu dikumpulkannya pembentukannya(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh
hari. Kemudianselama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama
itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslahbeberapa malaikat
untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) :
rezekinya, ajal (umurnya),amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim).
Secara ilmu kealaman, yang dimaksud dengan diciptakan dari tanah merupakan subtansi
unik yaitu protein sebagai substansi dasar penyusun makhluk hidup. Maka dengan
mengetahui dari mana asal usul hidup saya, saya bisa mengetahui apa sebenarnya tujuan hidu
saya.
3. Aksiologis : Kemana akhir segala hidup saya dan apa tujuan hidup saya?
Sebagai manusia, tentunya saya menyadari akhir dari segala hidup saya merupakan akhir
dari semua proses yang saya lakukan didunia dan akan melakukan pertanggung jawaban di
akherat kelak dan tujuan hidup saya adalah memberikan yang terbaik sebagai makhluk
Tuhan, sebagai makhluk social, dan sebagai makhluk pembelajar.
Sebagai makhluk Tuhan, saya mencoba untuk menjadikan setiap kegiatan yang saya
lakukan untuk menjadi sarana ibadah saya kepada Tuhan, selalu menjadi makhluk yang
bersyukur, dan mencoba menjalakan amanah saya sebagai manusia di muka bumi sesuai
dengan anjuran Al Quran.
Sebagai makhluk sosial, saya berusaha menyadari bahwa saya tidak akan bisa menuju
tujuan hidup dunia dan akherat saya tanpa adanya kehadiran orang lain, tolong menolong,
tenggang rasa, dan selalu bergotong royong dalam segala hal akan menjadikan hidup lebih
bermakna bersama orang disekitar.
Sebagai makhluk pembelajar atau seseorang yang sedang belajar menuntut ilmu
diperguruan tinggi, saya berharap tujuan saya sesuai dengan amandemen UU 45 dalam ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan sesuai dengan Kepercayaan saya untuk menjadi
makhluk yang berpikir untuk membedakan dengan makhluk yang lainnya.
Berangkat dari semua penjelasan tadi, maka inti dari tujuan hidup saya adalah untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akherat. Amin.