Post on 13-Dec-2014
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri dan vena),
dan darah. Darah yang kaya akan oksigen, nutrient, dan hormone mengalir melalui
pembuluh darah yang disebut arteri yang menyempit menjadi arteriole. Kapiler
mentranspor darah yang kaya akan zat gizi ke dalam sel-sel tubuh dan menyerap
produk pembuangan seperti karbondioksida, urea, kreatinin, dan amonia. Darah yang
terdeoksiogenasi bersama-sama dengan produk pembuangan dikembalikan kedalam
sirkulasi oleh venula untuk dibuang oleh paru-paru dan ginjal.
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di
rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum.
Jantung terdapat didalam sebuah kantung longgar berisi cairan yang berisi
pericardium. Keempat ruang jantung itu adalah atrium kiri, atrium kanan, ventrikel
kiri, ventrikel kanan. Atrium terletak diatas ventrikel dan saling berdampingan.
Atrium dan ventrikel dipisahkan satu dengan yang lain oleh katup satu arah. Sisi kiri
dan kanan jantung dipisahkan oleh sebuah dinding jaringan yang disebut septum.
Dalam keadaan normal tidak terjadi pertukaran darah antar atrium, maupun ventrikel
kecuali pada masa janin.
Sisi kiri jantung memompa darah ke seluruh sel tubuh kecuali sel-sel yang
berperan dalam pertukaran gas di paru. Ini disebut sirkulasi sistemik. Sisi kanan yang
memompa darah ke paru untuk mendapat oksigen. Disebut sirkulasi pulmoner (paru).
Obat-obat yang dapat mempengaruhi kontraksi jantung ialah kalsium, preparat
digitalis, dan quinidin dan preparat lainnya. Sistem saraf otonom (SSO), dan obat-
obat yang merangsang atau menghambatnya, akan mempengaruhi kontraksi jantung.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Obat Gagal Jantung
Gambaran Umum Gagal Jantung
Pada gangguan serius ini, jantung tidak mampu lagi memelihara selayaknya
peredaran darah, hingga volume per menit menurun dan arteri terlalu sedikit
mendapatkan darah, akibatnya darah terbendung di vena dan kaki yang
menimbulkan sesak dada dan udema pergelangan kaki. Pola keadaan parah dan
dapat terjadi udema paru yang sangat membahayakan, sehingga ginjal sedikit
mengekskresi natrium dan air. Penyebab penting dekompensasi adalah infark,
kerusakan katup, gangguan ritme dan hipertensi.
Gejala terpenting berupa sesak nafas yang awalnya pada waktu mengeluarkan
tenaga, tetapi pada kasus yang lebih berat juga pada saat istirahat. Begitu pula
udema dipergelangan kaki dengan vena memuai, karena darah balik terhambat
kembali ke jantung. Sering kali juga perasaan sangat letih dan kurang tenaga.
Karena penyembuhan fungsi pompa pada prinsipnya tidak bisa dicapai, maka
penanganan khususnya ditujukan pada prevensi memburuknya penyakit dan
meringankan gejalanya.
Obat-obat Gagal Jantung
A. Digitalis (Digoksin)
Glikosida jantung (digoksin) memperkuat daya kontraksi otot jantung
yang lemah, diuuretika dikombinasi dengan zat inotrop positif digoksin, yang
juga berdaya mengatasi resistensi diuretika dengan jalan memperbaiki
volume-menit jantung, dopaminergikan tidak dianjurkan karena memiliki efek
yang terlalu kuat. Contoh obat yaitu, Digoksin sandoz, Fargoxin, Lanoxin.
2
B. Diuretika
Diuretika mengeluarkan kelebihan cairan, sehingga pembebanan jantung
berkurang. Digunakan diuretik kuat furosemida (oral 3-4 s/d 80-500 mg) atau
bentuk efek cepat intravena 500 mg. Contoh obat yaitu, Afrosic, Edemin,
Farsiretic, Farsix, Furosemide.
C. Penghambat- ACE (ACE inhibitor :kaptopril, enalapril, lisinopril dll)
Banyak digunakan pada gagal jantung kronis, pengobatan gagal jantung
biasanya dimulai dengan senyawa-senyawa ini yang berdaya mengurangi
beban jantung yang sudah lemah dan gejala-gejalanya. Contoh obat yaitu,
golongan kaptopril (acendril, acepress, capoten, capozide, captopril),
golongan Lisinopril (Inhitril, interpril, linoxal, noperten), golongan Ramipril
(Ramixal, Redutens, Tenapril, Triatec)
3
D. AT-II-blockers (antagonis-angiotensin: losartan, vasartan, irbesartan, dll)
Berkhasiat vasodilatasi perifer dan mengurangi preload maupaun afterload
darah, yakni beban darah masing-masing sebelum dan sesudah mencapai
jantung. Contoh obat, golongan losartan (acetensa, kaftensar, losartan, tensar),
golongan valsartan (diovan, valsartan-NI), golongan irbesartan (Fritens,
Iretensa, Irtan Plus, Irvell, Losartan).
E. Vasodilator koroner juga berefek mengurangi beban jantung, seperti
nitroprosida (i.v) prazosin dan hidralazin. Menurunkan afterload dengan jalan
vasodilati arteri. Nitrat sebagai dilator vena mengurangi preload darah.
Contoh obat, Trenat, Trental, Trentox.
2.2 Obat AntiAritmia
Gambaran Umum
Jantung dapat diibaratkan sebagai suaru organ dengan empat rongga. Di
sebelah kanan, darah masuk dari pembuluh tubuh ke serambi, dipompa ke bilik kanan
dan lalu ke paru-paru (sirkulasi kecil). Dari paru-paru darah yang kaya oksigen
dikembalikan ke serambi kiri, yang memompanya ke bilik kiri dan seterusnya melalui
aorta ke semua organ tubuh.
Kontrkasi miokard diatur oleh aliran listrik kecil. Di dinding serambi kanan
terdapat suatu “pacemaker” alami (simpul sinus), yang secara teratur melepaskan arus
listrik kecil. Impuls ini menjalar melalui kedua serambi, terapi tidak bisa mencapai
bilik, karena kedua bilik terdapat suatu lapisan isolasi. Impuls dapat melalui batas ini
ke bilik hanya satu tempat, yakni di simpul AV (atrioventrikuler). Disini arus ditahan
sekadar sampai bilik terisi penuh oleh darah secara optimal, sehingga dicapai fungsi
yang seefisien mungkin. Impuls mungkin menjalar malalui saraf bandle dari HIS
kedua bilik. Dengan demikian, setiap kali sesudah serambi menguncup, segera bilik
akan berkontraksi. Ritme normal terletak antara 70 dan 80 denyut permenit.
4
Gangguan ritme dapat berupa kelainan dalam frekuensi denyut jantung,
dimana serambi atau bilik berdenyut lebih cepat atau lebih lambat dari normal. Begitu
pula penyaluran impuls dapat terganggu, karena hipertensi atau kebesaran katup
jantung dengan kemungkinan terjadi AV block. Karenanya, impuls tidak menyebar
dengan baik sehingga bisa dapat saling berlawanan dan juga ditempat lain dapat
terjadi impuls abnormal yang dapat menimbulkan kekacauan. Aritmia sering kali
berlangsung dengan selang-seling dan tidak terlalu dirasakan oleh pasien untuk
analisanya perlu analisa ECG (elektrocardiogram).
Fibrilasi serambi (atrium) bercirikan kontraksi secara tak teratur, sehingga
pengisian bilik dengan darah kurang baik dan terjadi sekedar pembendungan darah.
Pada umumnya, bilik tidak dipengaruhi banyak oleh kekacauan di serambi dan hanya
berdenyut sedikit kurang teratur dengan setiap denyut kurang darah yang dipompanya
tidak sama. Keadaan itu amat dirasakan tidak nyaman oleh pasien, tetapi tidak
membahayakan jiwanya. Pengobatan dapat dilakukan dengan beta-blocker flekainida
yang menghambat penerusan impuls melalui simpul AV.
Fibrilasi bilik (ventrikel) sering kali timbul sesudah suatu infark dan bersifat
sangat membahayakan, karena darah tidak dipompa lagi ke organ tubuh dengan
layak.
Tachycardia dan bradycardia adalah kerja jantung yang abnormal cepat atau
abnormal lambat dengan frekuensi di atas 100 dan di bawah 60 denyutan permenit.
Penanganan aritmia dapat dilakukan dengan cara seperti pembedahan dan
implantasi pacemaker (alat pacu jantung yang memberikan impuls ritmis buatan pada
jantung). Pengobatan gangguan ritme yang bertalian dengan infark jantung dilakukan
segera dengan antiaritmika karena sering kali berakibat fatal.
5
Antiaritmika
Gangguan irama jantung dapat ditimbulkan oleh pembentukan impuls
atau/dan penyaluran impuls abnormal. Antiaritmika dapat mencegah atau meniadakan
gangguan tersebut dengan jalan menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan jantung.
Kerjanya berdasarkan penurunan ferekuensi jantung (efek kronotop negatif);
pada umumnya obat-obat ini sedikit banyak juga mengurangi daya kontraksinya (efek
inotrop negatif). Perlu pula diperhatikan bahwa obat-obat ini juga dapat memperparah
atau justru menimbulkan aritmi. Oleh karena itu sebelum dimulai pengobatan perlu
dipertimbangkan dengan seksama risiko timbulnya pro-aritmi untuk menentukan obat
mana yang paling aman dan sesuai.
Obat-Obat Antiaritmia
Penggolongan antiaritmika berdasarkan sifat elektrofisiologinya yang diukur
di sel-sel myokard tertentu dalam 4 kelas, yakni:
Obat kelas I. Zat stabilisasi membran dengan efek kinidin (efek anestetik lokal).
Zat-zat ini sangat mengurangi kepekaan membran sel jantung untuk rangsangan
akibat Penghambatan pemasukan ion-Na ke membran (sodium-channel
blockers) dan perlambatan depolarisasinya. Efeknya ialah frekuensi jantung
berkurang dan ritmenya menjadi normal kembali. Dapat dibedakan 3 kelompok:
1.A. Kelompok kinidin: kinidin, disopiramida dan prokainamida. Zat-zat ini
memperpanjang masa refrakter dan aksipotensial sel-sel myocard.
Kunidin
Kunidin dapat menyebabkan mati mendadak, hipotensi, cinchinisme ringan
yang gejalenya meliputi tinitus, penglihatn kabur, dan keluhan saluran cerna.
Kunidin tersedia dalam bentuk oral namun dalam keadaan tertentu dapat
6
diberikan secara intramuskular atau intravena. Dosis yang biasa digunakan
adalah 200-300 mg yang diberiakn 3-4 kali sehari untuk pemeliharaan.
Prokainamid
Tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul (250 sampai 500 mg) dan sebagai
tablet lepas lambat (250 sampai 1000 mg). Suntikan prokainamid berisi 100
atau 500 mg/ml dan digunakan untuk suntikan intramuskular dan intravena.
Prokainamid dapat menyebabkan anoreksia, mual, muntah, diare, pusing,
psikosis, halusinasi, depresi, nyeri tenggorokan dan sebagainya.
Disopiramid
Berefek samping barupa mulut kering, konstipasi, penglihatan kabur, dan
hambatan miksi. Selain itu, dapat juga mengakibatkan mual, nyeri abdomen,
muntahatau diare. Tersedia dalam bentuk tablet 100 atau 150 mg basa. Dosis
total harian adalah 400-800 mg yang pemberiannya terbagi atas 4 dosis.
1. B. kelompok lidokain: lidokain, mexiletin, fenitoin, aprindin (fiboran) dan
tocainide. Zat-zat ini mempersingkat masa refrekter dan aksi potensial sel-sel
myocard; hanya efektif pada aritmia bilik. Obat epilepsi fenitoin khusus
digunakan pada aritmia akibat keracunan digoksin.
Lidokain
Tersedia dalan larutan untuk infus. Untuk memperoleh kadar yang efektif
denagn cepat, diberiakn dosis 0,7-1,4 mg/kg BB secara intra vena. Efek
samping berupa disosiasi, mengantuk, agitasi, tidak jelas terlihat, kejang, henti
nafas, kedutan otot.
7
Feniton.
Dapat diberikan peroral atau intravena yaitu 100 mg tiap 5 menit sampai
aritmia terkendali.Sedangkan dosis pemeliharaan umumnya antar 300-400
mg/hari. Efek samping berupa mengantuk, nistagmus, vertigo, ataksia, dan
mual.
Tokainid
Tersedia dalm bentuk oral 400-600 mg/8 jam. Efek saming berupa pusing,
ringan kepala dan tremor, dan gangguan saluran cerna.
Meksiletin
Tersedia dalm dosis oral 200-300 mg (maksimal 400 mg)tiap 8 jam denagn
makann. Efek golongan ini sam seperti efek tokainid.
1c. Kelompok propafenon: propafenon dan flecainida (tambocor) memperpanjang
sedikit masa refrakter dan aksipotensial.
Obat kelas II. Atenolol, metoprolol, asebutolol, bisoprolol, nadolol, carteolol, dll.
Mengurangi aktivitas adrenergik di myocard dengan penurunan ferkuensi dan
daya kontraksinya.
Obat kelas lll K-Channel blocker: amiodaron, sotalol, ibutilide (convert) dan
dofetilide (Tikosyn). Akibat blokade saluran kalium, masa refrakter dan lamanya
aksipotensial diperpanjang. Amiodaron efektif terhadap aritmia serambi dan bilik,
sotalol hanya terdapat arimia bilik.
Obat kelas IV. Antagonis kalsium:verapamil dan diltiazem. Akibat penghambatan
pemasukan ion Ca, penyaluran impuls AV diperlambat dan masa refrakter
diperpanjang.
8
Efek samping umum yang dapat terjadi ialah
- Dekompensasi, yang dapat diinduksi atau diperburuk akibat efek inotrop
negatif yang yang sedikit banyak dimiliki kebanyakan antiaritmika, khususnya
kinidin dan disopiramida.
- Efek aritmogen, yakni menimbulkan atau memperburuk aritmia (bilik),
khususnya zat-zat kelas I dan III (Flekainida).
- Gangguan penerusan impuls (AV block) dan bradycardia.
- Gangguan lambung usus; nausea, mual, diare, anoreksia, dll.
- Efek neurologis: neuropati perifer, tremor, nyeri kepala, lelah, sukar tidur,
impian, khayal, dll.
Pada umumnya kelompok 1c digunakan untuk teraspi penderits dengan
struktur jantung normal, sedangkan kelompok III bagi penderita jantung abnormal.
Wanita hamil yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan menggunakan
antiaritmika, karena dalam kebanyakan hal belum diketahui keamananya.
Pengecualian adalah lidokain yang dianggap aman selama ibu hamil, tetapi sedikit
mencapai air susu ibu.
Contoh obatnya ialah, cardarone, kendaron, mexitec, norpace, rytmilen.
2.3 Hipertensi
Gambaran umum Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan mekanisme
TD. Penyebab diketahui hanya lebih kurang dari semua kasus, antara lain akibat
penyakit ginjal dan penciutan aorta/artei ginjal jga akibat tumor di anak ginjal dengan
efek over produksi hormon-hormn tertentu yang berkhasiat meningkatjkan TD.
Namun dalam kebanyakan hal penyebabnya tidak diketahui, bentuk umum ini disebut
hipertensi esensial. Faktor keturunan berperan penting dalam hipertensi ini.
9
Klasifikasi tekanan darah orang dewasa
Klasifikasi sistol diastol
Mm/Hg Mm/hg
Normal
Normal tinggi
Hipertensi tingkat I
Hipertensi tingkat II
<120
120-139
149-159
>160
Dan <80
Atau 80-89
Atau 90-99
Atau >100
Faktor peningkatan TD
a. Garam. Ion natriun mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah
bertambah dan menyebabkan daya tahan tubuh meningkat juga
memperkuat efek vasokonstriksi noradrenalin.
b. Merokok. Nikotin dalam rokok berkhasiat vasokontriksi dan
meningkatkan TD.
c. Pil-antihamil mengandung hormon wanita estrogen yang bersifat
retensi garam dan air.
d. Stress. (ketegangan emosional) TD meningkat akibat pelepasan
adrenalin dan noradrenalin yang bersifat vasokonstriktif. Bila stres
hilang TD hilang lagi.
e. Drop. Sejenis gula-gula yang mengandung asam glizirinat dengan
khasiat retensi air yang meningkatkan TD.
10
Gejala hipertensi
Pasien merasakan gejala nyeri kepala pagi hari sebelum tidur; nyeri ini
biasanya hilang setelah bangun. Gangguan biasanya hanya dapat dikenali dengan
mengukur tekanan darah.
Obat-obat yang digunakan untuk terapi hipertensi
1. Diuretika, contoh afrosic, aldactone, dan aldazide.
2. Alfa-reseptor blockers, contoh cardura, detantol, hytrin.
3. Beta reseptor blockers, contoh beta one, betablok, biscor.
4. Obat-obat SSP
5. Antagonis kalsium, contoh Actapin, Amcor Amdixal.
6. Penghambat ACE, contoh obat acendril, acepress, carcade.
7. Vasodilator, contoh beclov, brainact, cercul, cialis.
8. AT-II-receptor blockers, contoh acetensa, aprovel, angioten.
Mekanisme kerja
Obat hipertensi dapat dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan macam dan kerjanya
yakni :
1. Diuretika meningkatkan pengeluaran air dari tubuh.
2. Beta-blockers memperlambat karja jantung.
3. Vasodilator (di/hidelazin, monoxidil), antagonis kalsium, penghambat
ACE dan AT II-reseptor blockers.
4. Menstimulasi SSP : agonis alfa-II sentral seperti klonidin dan
moxonidin, metildopa, guansapin dan reserpin.
5. Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh yakni:
11
- Alfa I blockers derifat quinazolin (prazosin, doxazosin, alfuzosin,
tamsulosin) ketanserin (ketansin).
- Alfa I dan II blockers fentolamin
- Beta blockkers propranolol, atenolol, metaprolol, pindolol,
disoprolol,timolol, dll.
- Alfa/beta blockers laabetolol dan carvedilol.
Efek samping
Hidung mampet dan mulut kering, bradichardia, rasa letih dan lesu, gangguan
penglihatan dan lambung-usus (mual, diare). Efek ini hanya sementara dan hilang
dalam waktu 1-2 minggu.
12
13
2.4 Obat Anti Angina
Gambaran Umum
Ialah suatu keadaan dimana suplai oksigen ke jantung berkurang. Gejala ini
ditandai dengan adanya reffered pain daerah dermatom yang dipersarafi oleh segmen
T1-T4, yaitu nyerio substernal menjalar kelengan kiri bagian medial. Bila iskemia
terjadi lama dan berat maka akan terjadi infark jantung.
Secar klinis dikenal 3 jenis angina pectoris :
Angina Klasik (Angina stabil kronik, effort-induced angina), yaitu iskemi
jantung yang terjadi karena adanya sumbatan anatomic berupa
aterosklerosisi koroner sehingga aliran koroner tidak dapt memenuhi
kebutuhan jantung yang meningkat. Angina ini termasuk dalam jenis
angina yang paling sering terjadi dan ditemukan saat pasien setelahmakan,
beraktifitas fisik , dan emosi.
Angina Varian (Angina Prinzmetal), yaitu angina yang terjadi karena
vasospasme koroner (sumbatan fungsional)dan timbul sewaktu istirahat,
yang mengakibatkan suplai oksigen ke jarinagn jantung berkurang.
Angina tidak stabil, yaitu angina yang dotandai denagn meningkatnya
frekuensi dan lam seranagn angina (crescendo), diinduksi oleh adanya
stimulus rinagn dan terjadi bila sewaktu istirahatmaupun kerja fisk.
Pemberian obat anti angina bertujuan untuk mengatasi atau mencegah seanagt
akut angina pectoris dan penceahan jangka panjang angina denagn cara
menyeimbangkankebutuhan oksigen jantung.
Obat-Obat Angina Pektoris
Nitrat Organik
Farmakodinamik
14
Nitrat Organik meninbulakan relaksasi otot polos dan pada dosis
tinggi akan menyebabkan venodilatasi dan dilatasi arteriol perifer sehinga
tekanan sistolik maupun distolik menurun, curah jantung berkurang, dan
takikardia. Penderitaakan mengalami pucat, lemah dan pusing karena kerja
jantung dan konsusnsi oksigen menjadi berkurang.
Farmakokinetik
Nitart organic mengalami denitrasi oleh enzim glutation-nitart organic
reduktase dalam hati. Ekskresinya terutama dalam bentuk glukuronid dari
metabolit denitrat, sebagian besar melalui ginjal.
Sediaan dan Posologi
15
Efek Samping perhatian dan kontraindikasi
Efek Samping:
Sakit kapla, ras lemah, takikardia, hipotensi, dan palpitasi.
Kontarindikasi:
Nitrat organic dikontraindikasikan pada penderiat yang hipersensitif pada
golongan obat ini.
Indikasi:
Diindikasikan untuk penderita angina pectoris, gagal jantung maupun
infark jantung.
Perhatian:
Golongan obat ini harus digunakan secara hati-hati pada penderita dengan
peningkatan tekanan intrakanial, hipotensi berat, hipovolemiayang belum
diatasi, kardiomiopati hipertrofik, stenosisi aorta, dan takiaritmia.
Kombinasi golongan ini dengan vasodilator dapat menimbulkan,
hipotensii berat.
Penghambat Adrenseptor Beta (Beta Bloker)
Mekanisme Anti Angina
Bekerja denagn cara mengurangi kebutuhan oksigen miokard danagn
cara mengurangi ferkuensi denyut jantung, kontarktilitas miokard dan tekanan
darah, lalu bekerja denagn cara meningkatkan suplai oksigen denagn cara
mengurangi tehganagn dinding ventrikel selama systole serta memperlambat
denyut jantung.
16
Sifat-sifat Farmakologik dan Dosis Antiangina
Efek Samping, Perhatian, Kontraindikasi
Efek Samping:
Bradikardi, blok AV, gagl jantung, bronkospasmen (efek kelanjutan
farmakologi). Efek bukan kelanjutan farmakologi berupa, mual, muntah,
diare, konstipasi, mimpi buruk, insomnia, halusinasi, depresi, demam, dan
rash.
17
Kontraindikasi:
Penyakit paru obstruktif kecuali asma ringan atau bronchitis kronis, Diasbetes
Miletus, Penyakit vaskuler perifer berat, blok AV derajat 2-3, Sick isnus
syndrome atau bradikardia.
Perhatian:
Diberikan secara hati-hatin pada penderita denagn Diabetes Miletus,
gangguan sirkulasim perifer rinagn, gagal jantung rinagn, gangguan konduksi
jantung rinagn. Pemberian beta bloker bersam digitalis dapat berefek aditif
dalam mendepresi nkonduksi AV singga dapat terjadi disosiasi AV dan henti
Jantung.
2.5 Hipolipidemik
Gambaran Umum
Hipolipidemik merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid
plasma untuk menurunkan resiko arterisklerosis yang dapat menyebabkan penyakit
jantung koroner, ganguan pembuluh darah sereberal, dan gangguan pembuluh darah
perifer.
Obat-Obat Hipolipidemik
Asam Fibrat, yaitu :
1. Klofibrat
Farmakodinamik
Efek penurunan koleserol denagn asam fibrat diduga berhubunagn
denagn meningkatnya bersihan VLDL da IDL dalam hati sehingga
produsi LDL menurun.
18
Farmakokinetik
Diabsorpsi didalam usus disertai pemecahan ikatan ester dan
puncaknay terjadi beberapa jam setelah pemberian oral.60%
diekskresikan melalui urin bersam klostiramin.
Efek Samping
Mual, mencret, kembung, ruam kulit, alopesia, impotensi, leucopenia,
anemia, barat badan bertambah, gangguan irama jantung.
Indikasi
Efektif digunakan untuk penderita hiperlipidemia tipe III, IV, dan V,
sedangkan terhadap hiperlipidemia tipe II hasilnya bervariasi.
Kontraindikasi
Tidak dianjurkan untuk anak-anak karena belum ada data yang mapan.
Posologi dan Sediaan
Tersedia sebagi kapsul 500 mg. Diberiakn 2-4 kali sehari denagn dosis
total sampai 2 gram. Penambahan dosis diatas 2 gram, tidak
menambah efek terapi tetapi memperbanyak efek samping.
2. Gemfibrozil
Farmakodinamik
Kolesterol LDL meningkat, Bersihan pertikel kaya trigliserid
meningkat, produksi VLDL dan apoprotein dalm hati menurun.
Farmakokinetik
19
Kadar puncak dalam plasma dapat dicapai dalam 1-2 jamdan keadaan
mantap tercapai dalam 714 hari pada pemberian 2 kali 600 mg sehari.
Mas paruh kira-kira 3/2 jam dan 70% obat ini diekskresikan secar utuh
dalam urin.
Efek Samping
Sakit perut, diare, mual.
Indikasi
Hiperlipidemia tipe III, IV, atau V yaitu pasien denagn kadar
trigliserid 750 mg/dl yang tidak bias diatasi denagn obat penurun
trigliserid lain dan diet.
Kontraindikasi
Tidak efektif untuk penderita hiperkilomikronemia karena defisiensi
lipoprotein lipase, gangguan fungsi ginjal anm empedu, wanita hamil
dan menyusui.
Posologi dan sediaan
Dosisi oral dewas ialah 600 mg 2x sehari dierikan ½ jam sebelum
makan pagi dn makan malam.
3. Resin, yaitu:
1. Kolestiramin
Farmakodinamik
Kolesterol LDL menurun dan kadar VLDL meningkat.
Efek Samping
20
Mual, muntah, konstipasi.
Kontraindikasi
Penderita hiperkilomikronemia, peninggian VLDL atau LDL.
Posologi dan sediaan
Dosis yang dianjurkan ialah 12-16 g sehari dibagi 2-4 bagian dan
dapat ditingkatkn sampai maksimum 3 kali 8 g. Ditelan sebagi larutan
atau ari buah untuk mengurangi iritasi, bau, dan ras yang mengganggu.
4. Penghambat HMGCOA Reduktase
Farmakodinamik
Menurunkan LDL, Kadar HDL meningkat.
Farmakokinetik
Diabsorpsi sebanyak 30%, 95% terikat metabolit plasma, kadar
puncaknya 2-4 jam setelah pemberian oral.
Efek Samping
Gangguan saluran cerna, sakit kepala, rash, katarak pada lensa anjing
gila.
Indikasi
Penderita denagn kadar resiko infark mokard tinggi karena
hiperkolesterolemia, termasuk pasien denagn total kolesterol lebih dari
30 mg/dl atau lebih dari 240 mg/dlyang juga menderita penyakit
koroner atau ada factor-faktor resiko lain.
21
Kontraindikasi
Wanita hamil karena mempunyai efek teratogenik pada hewan.
Posologi dan sediaan
Tersedia dalam bentuk tablet 20 dan 40 mg. Dosis dimulai dari 20-40
g per hari diberikan bersama makanan. Bila sesudah 4 minggu dosis
dapat ditingkaykan ampai maksimum 80 mg perhari.
5. Asam Nikotinat
Farmakodinamik
Menurunkan LDL, dan tidak memepengaruhi katabolisme VLDL,
sintesis protein total atau ekskresi asam empedu.
Efek Samping
Gatal dan kemerahan kulit terutama didaerah wajah dan tengkukyang
timbul dalam beberapa menit hingga beberap jam. Selain itu berefek
pula terhadap fungsi hati yang ditandai denagn kenaikan kadar
fosfatase alkali dan transaminase terutama pada dosis tinggi diatas 3
gram., Muntah, diare, dan ulkus lambung.
Indikasi
Penderita hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia kecuali tipe I.
Kontraindikasi
Penderita Hiperkolesterilemia tipe I..
22
Posologi dan sediaan
Diberiakn peroral 2-6 gram sehari terbagi dalam 3 dosisbersama
makan, mula-mula dalam dosis rendah (3 kali 100-200 mg sehari) lalu
dinaikkan setelah 1-3 minggu).
6. Probukol
Farmakodinamik
Menurunkan kadar LDL dan HDL tanpa perubahan kadar
trigliserid.
Efek Samping
Diare, flatus, nyeri perut,mual, eosinofilia, edema angioneorotik.
Indikasi
Penderita hiperkolesterolemia denagn peninggian LDL.
Posologi dan sediaan
Dosis biasa sebaiknya ditelan bersama makanan 2 kali sehari 250-500
mg dan dikombinasikan dengan obat hipolipidemk yang lain.
Contoh obat nya yaitu, belvas, cholvastin, ethical, evothil, grospid, detrovel,
hipolip, hyperchol.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler terdiri dari
gagal jantung, obat utamanya berupa obat dari golongan digoksin.
Aritmia, obatnya terdiri dari:
1.A. Kelompok kinidin: kinidin, disopiramida dan prokainamida.
1. B. kelompok lidokain: lidokain, mexiletin, fenitoin, aprindin (fiboran)
dan tocainide.
1c. Kelompok propafenon: propafenon dan flecainida (tambocor).
Obat kelas II. Atenolol, metoprolol, asebutolol, bisoprolol, nadolol,
carteolol, dll
Obat kelas lll K-Channel blocker: amiodaron, sotalol, ibutilide (convert)
dan dofetilide (Tikosyn)..
Obat kelas IV. Antagonis kalsium:verapamil dan diltiazem.
Obat Antihipertensi, terdiri dari:
Diuretika, contoh afrosic, aldactone, dan aldazide.
Alfa-reseptor blockers, contoh cardura, detantol, hytrin.
Beta reseptor blockers, contoh beta one, betablok, biscor.
Obat-obat SSP
Antagonis kalsium, contoh Actapin, Amcor Amdixal.
Penghambat ACE, contoh obat acendril, acepress, carcade.
Vasodilator, contoh beclov, brainact, cercul, cialis.
AT-II-receptor blockers, contoh acetensa, aprovel, angioten.
24
Obat Anti Angina, yaitu golongan nitrat organik, penghambat adrenoseptor
beta, penghambat kanal kalsium.
Obat Hipolipidemik, yaitu golongan obat asam fibrat,resin, asam nikotinat,
dan
probukol.
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar perawat yang merupakan bagian dari petugas
kesehatan, harus memperhatikan dan mendalami kaidah pemberian obat kepada
pasien. Selain itu, perawat juga harus selalu mengup-date ilmu pengetahuan tentang
farmakologi yang akan membantunya untuk membantu proses penyembuhan pasien.
25
DAFTAR PUSTAKA
Corwin,J. 2001. Patofisiologi. Kedokteran EGC: Jakarta.
Ganiswarna,S. 2006. Farmakologi dan Terapi. Gaya Baru: Jakarta.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2010. ISO Indonesia. ISFI: Jakarta
N,N. 2003. Obat-obat Penting, Departemen Kesehatan RI dan BPOM. Gaya
Baru: Jakarta
26