Post on 28-Dec-2019
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 45
EVALUASI PENAMBANGAN PASIR TERHADAP KERUSAKAN LAHAN
(Studi kasus : di Kawasan Penambangan Pasir Desa Tuksono Kecamatan Sentolo
Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta)
Detri Susilowati1
Nasirudin2
Sri Yuniyarti3
Abstrak
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Mengetahui Kriteria baku kerusakan lingkungan
pada kegiatan penambangan pasir di area penelitian, Mengetahui tingkat kesuburan tanah yang terjadi di Sungai
Progo Kabupaten Kulon Progo akibat penambangan pasir, Mengetahui upaya yang harus dilakukan dalam mengendalikan kerusakan lahan penambangan pasir di Sungai Progo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif, yang dilakukan dengan
cara Pengambilan data primer yang berupa data infiltrasi, kemiringan lereng, dan pengambilan sampel tanah
yang kemudian di bawa ke laboratorium tanah, serta pengamatan secara langsung (visual) yang kemudian
dibandingkan dengan sesuai dengan parameter kriteria baku kerusakan lingkungan bagi usaha atau kegiatan
penambangan bahan galian golongan c.
Hasil yang di dapat dari empat (empat) variabel tersebut bahwa status kerusakan lahan yang
dibandingkan dengan Keputusan Gubenur No. 63 tahun 2003 bahwa kerusakan lahan pada daerah penambangan
pasir Desa Tuksono Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo masuk kedalam kategori Rusak Sedang,
karena pada salah satu variabel dalam keadaan baik, seperti pengangkutan bahan galian telah sesuai kerena
menggunakan alat yang manual untuk memindahkan pasir tersebut dalam truk pengangkut. Kerusakan lahan yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan dapat mengganggu unsur hara pada tanah, karena dari hasil
penelitian nilai N dan K memiliki Nilai unsur yang rendah karena tercucinya unsur nilai unsur N dan K yang
disebabkan terkikisnya lapisan tanah yang diakibatkan terbentangnya pipa penyedot di sekitar area penambangn.
Kata Kunci : Evaluasi, Penambangan, Pasir, Kerusakan, lahan
1 Mahasiswa STTL “YLH” 2 Pembimbing I 3 Pembimbing II
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 46
SAND MINING DAMAGE EVALUATION OF LAND
(Case Study: Sand Mining in Central Village District of Sentolo Tuksono
Kulon Progo, Yogyakarta)
Abstract
The objectives of this research are to know the environmental damage criteria on sand mining activities in the area of research, to know soil fertility that occurs in Progo River Kulon Progo due to sand mining,
Knowing the effort that must be done to control land degradation in Progo River sand mining.
The method used in this research is descriptive qualitative analysis, which is done by retrieval of
primary data is data infiltration, slope, and soil sampling were then taken to the laboratory the soil, as well as
direct observation (visual) which is then compared with the corresponding the parameters of standard criteria
for the environmental damage the business or mining minerals group c.
The results obtained from the four (4) variables that land degradation status compared with Governor
Decree No. 63 of 2003 that the area on the sand mining area Village Tuksono Sentolo District of Kulon Progo
Regency Damage in the category of Being, because on one of the variables is in good condition, such as the
transport of excavated materials are compliant because they use manual tools to move the sand in the truck.
Land damage caused by mining activities can interfere with nutrients in the soil, because of the research value
of N and K have a lower value because elements leached N and K values due to soil erosion caused sand suction pipe extends cleaners around the mining area.
Keywords : Evaluation, Sand, Mining, damage, land
I. PENDAHULUAN
Proses penambangan pasir di Desa
Tuksono Kabupaten Kulonprogo, beralih
dari aktivitas penambangan sederhana ke
cara modern dengan menggunakan pompa
sedot pasir yang memberikan tekanan
besar bagi perubahan kondisi alam di
kawasan kegiatan penambangan pasir.
Berbeda dari aktivitas penambangan yang
hanya mengandalkan tenaga manusia,
yang relatif lambat, mengunakan peralatan
seadanya dan memanfaatkan sebagian
besar material yang ada di sungai, maka
penambangan dengan menggunakan pipa
sedot pasir lebih cepat mengeruk,
menggali dan mengubah bentang alam.
Kegiatan penambangan tersebut
meninggalkan bekas yaitu, dapat
mengakibatkan erosi pada area
penambangan., terjadinya perubahan laju
aliran sungai, kerusakan lingkungan jalan
di sekitar penambangan, dan kerusakan
vegetasi di area penambangan. Kondisi
alam yang seperti itu, seharusnya
dilakukan rehabilitasi lahan dan
pemantauan secara berkala oleh dinas, baik
disekitar area penambangan maupun area
luar penambangan, akan tetapi dalam
kenyataannya kegiatan rehabilitasi belum
terlaksana, dan pemantauan oleh dinas
baru sampai ke tahap pemberian izin
penambangan.
A. Rumusan Masalah
1. Apakah kriteria kegiatan
penambangan yang dilakukan di
Sungai Progo telah sesuai peraturan
atau Perda yang telah di tetapkan?
2. Bagaimana Kesuburan tanah terdapat
pada lokasi penambangan pasir di
Sungai Progo Desa Tuksono?
3. Upaya apa yang harus dilakukan
untuk mengendalikan kerusakan
lahan yang terjadi di area kegiatan
penambangan pasir di sungai progo?
B. Batasan Masalah
1. Mengkaji kriteria penambangan
pasir yang sesuai dengan peraturan
pemerintah atau perda yang berlaku.
2. Evaluasi hasil penilaian kerusakan
vegetasi yang dilihat dari tingkat
kesuburan tanah akibat
penambangan pasir yang terjadi di
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 47
Sungai Progo Kabupaten Kulon
Progo.
3. Membahas tentang upaya yang
dilakukan untuk mengendalikan
kerusakan lahan pertambangan pasir
di Sungai Progo daerah Kabupaten
Kulon Progo Yogyakarta.
C. Tujuan
1. Mengetahui Kriteria baku kerusakan
lingkungan pada kegiatan
penambangan pasir di area
penelitian.
2. Mengetahui kerusakan vegetasi yang
terjadi di Sungai Progo Kabupaten
Kulon Progo akibat penambangan
pasir
3. Mengetahui upaya yang harus
dilakukan dalam mengendalikan
kerusakan lahan penambangan pasir
di Sungai Progo Kabupaten Kulon
Progo Yogyakarta.
D. Manfaat
1. Bagi pemerintah daerah :
Bagi pemerintah daerah, khususnya
Kabupaten Kulon Progo sebagai
salah satu acuan untuk menentukan
kebijakan dalam pengelolaan
lingkungan hidup khususnya dalam
menangani kerusakan lahan yang
diakibatkan oleh kegiatan
pertambangan.
2. Bagi peneliti :
Penelitian ini sebagai penyelesaian
tugas akhir atau skripsi untuk
memenuhi syarat kelulusan pada
Program S1 Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan
(STTL) Yogyakarta.
3. Bagi Sekolah Tinggi Teknik
Lingkungan (STTL) Yogyakarta :
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya dan dapat dikembangkan
lagi bagi pihak-pihak yang ingin
mengembangkan penelitian ini,
terutama bagi mahasiswa Sekolah
Tinggi Teknik Lingkungan (STTL)
Yogyakarta.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kegiatan manusia yang dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan atau
kelangkaan sumberdaya alam berlangsung
dalam tiga cara: (1). jika sumberdaya di-
eksploitasi dengan tingkat kecepatan yang
melebihi daya pulihnya; (2). kelangkaan
sumberdaya disebabkan oleh pertumbuhan
penduduk, dan (3). Dalam mengurangi
kerusakan lahan adalah dengan melakukan
reklamasi lahan Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan
lingkungan pada tahap reklamasi adalah
sebagai berikut:
1. Rencana reklamasi sebaiknya
dipersiapkan sebelum pelaksaan
penambangan
2. Luas areal yang direklamasi sama
dengan luas area penambangan.
3. Memindahkan dan menempatkan tanah
pucuk pada tempat tertentu dan
mengatur sedemikian rupa untuk
keperluan revegetasi.
4. Mengembalikan/memperbaiki pola
drainase alam yang rusak.
5. Menghilangkan/memperkecil
kandungan (kadar) bahan beracun (jika
ada) sampai ke tingkat yang aman
sebelum dibuang suatu tempat
pembuangan.
6. Mengembalikan lahan seperti semula
atau sesuai dengan tujuan penggunaan.
7. Memperkecil erosi selama dan setelah
proses reklamasi.
8. Memindahkan seluruh peralatan yang
sudah tidak digunakan lagi ke tempat
dianggap aman.
9. Permukaan tanah yang padat harus
digemburkan, atau ditanami dengan
tanaman pionir yang akarnya mampu
menembus tanah yang keras.
10. Jenis tanaman yang akan
dipergunakan untuk revegetasi harus
sesuai dengan rencana rehabilitasi
(dapat konsultasi dulu dengan dinas
terkait).
11. Mencegah masuknya hama dan gulma
yang berbahaya.
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 48
12. Memantau dan mengelola area
reklamasi sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. (Ariando, 2011).
III. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di area
penambangan pasir Sungai Progo Desa
Tuksono Kecamatan Sentolo Kabupaten
Kulon Progo, dilakukan pada 4 (empat)
lokasi penambangan. Objek penelitian
dalam tugas akhir ini adalah Area
Penambangan pasir. Waktu Penelitian
dilakukan pada tanggal 16 Juni 2014.
Penyusunan dan penelitian skripsi ini
dimulai pada bulan februari – juni 2014.
Bahan dan alat yang digunakan dalam
penelitian ini seperti pada tabel 3.5,
sedangkan sumber data didapat dengan
melakukan pengamatan dan pengukuran
langsung di lokasi penambangan. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah variabel bebas dan variabel terikat :
1. Variabel bebas adalah
a) Pengangkutan pasir,
b) Kondisi jalan umum
c) Perubahan laju aliran sungai
d) Kesuburan tanah
2. Variabel terikat yang digunakan
adalah Status kerusakan lahan dan
vegetasi.
A. Tahapan Penelitian
1. Melakukan tahapan Persiapan yang
terdiri dari survey lapangan
2. Melakukan penyusunan konsep
penelitian terdiri dari menentukan
parameter apa saja yang digunakan
untuk menunjang hasil penelitian
3. Pengambilan data primer yang
berupa data infiltrasi, kemiringan
lereng, dan pengambilan sampel
tanah yang kemudian di bawa ke
laboratorium tanah, serta
pengamatan secara langsung (visua)
4. Menggabungkan konsep penelitian
dengan data primer sehingga
mendapatkan hasil dari penelitian.
B. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
analisis kualitatif deskriptif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 4.1. Jumlah Truk Pengangkut
pada setiap titik pengamatan
No Lokasi Jumlah
Truk
1 Dusun Kaliwiru 10
2 Dusun Kalisono 15
3 Dusun Karang 20
4 Dusun Dusun
Giling
20
Sumber : Data Primer, 2014
Tabel 4.2. Perubahan Debit Aliran
Kalibantar 2010 – 2013 (m3/tahun)
Tahun 2011 2012 2013
Rata – rata
Maximum 0,55 1,62 1,15
Rerata
bulanan 0,38 0,84 0,54
Minimum 0,25 0,56 0,3
Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai
Serayu Sumber : data
Sekunder, 2014
Perubahan Debit Aliran sungai
kalibantar pertahun didapatkan data grafik
yang menyatakan bahwa tahun 2012 nilai
minimum, rerata bulanan dan nilai
maximum perubahan debit aliran sungai
kalibawang memiliki nilai tertinggi, yaitu
nilai minimum 0,56, nilai rerata bulanan
0,84 dan nilai maximum 1,62.
Tabel 4.3 Perubahan Debit Aliran
Kalibawang Pertahun (m3/tahun)
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 49
Perubahan Debit Aliran sungai
kalibawang pertahun didapatkan data
grafik yang menyatakan bahwa tahun 2012
nilai minimum, rerata bulanan dan nilai
maximum perubahan debit aliran sungai
kalibawang memiliki nilai terendah yaitu
nilai minimum 61,65, rerata bulanan
118,39, nilai maximum 264,68.
Tabel 4.4 Rata – Rata Perubahan
Debit Aliran Sungai Progo Kecamatan
Sentolo Pertahun (m3/tahun)
Tahun Satuan 2010 2012 2013
Rata – rata
Maximum m3/det 204,19 128,15 275,035
Rerata Bulanan
m3/det 108,01 59,61 125,36
Minimum m3/det 74,38 31,11 53,425
Sumber : Data Sekunder, 2014
Hasil tabel diatas menyatakan
bahwa rata-rata perubahan debit aliran
Sungai Progo mengalami kenaikan yang
tidak stabil, pada tahun 2011 nilai rata –
rata perubahan sungai memiliki nilai yang
paling rendah. 0,125 – 0,275.
Tahun 2010 2012 2013
Rata – rata
Maximum 408,38 254,68 548,92
Rerata
Bulanan 216,03 118,39 250,18
Minimum 148,76 61,65 106,55
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 50
Tabel 4.5. hasil pengamatan kondisi jalan, galian dan debit
No Variabe
l
Hasil pengamatan Kep gubernur
(Kepgub No 63 tahun
2003)
Ketererangan
1 Pengan
gkutan
bahan
galian
Jumlah bahan galian yang
diangkut perharinya adalah
1 ret = 4 – 6 m3, diserta cara
pengangkutan galian pasir
yang telah dikeluarkan dari
sungai secara otomatis dan
di angkut ke dalam truk
secara manual
Baik : bila kelebihan
tonase < 10% kelas jalan
Sedang : bila kelebihan
tonase 10-20% kelas
jalan.
Rusak : bila kelebihan
tonase >20% kelas jalan
Baik
2 Kondisi
jalan
kondisi jalan utama di
Kecamatan Sentolo
merupakan jalan dengan
beban maksimum 8 ton,
yang dilalui oleh truk
pengangkut adalah kurang
dari 8 ton, akan tetapi
kegiatan pengangkutan
tersebut berlangsung secara
kontinue maka
menyebabkan jalan tersebut
bergelombang, tetapi tidak
berlubang.
Baik bila, bila jalan tidak
belubang
Sedang bila, jalan ada
lubang dengan luas
sebaran lubang > 30%
dari sebelum ada
penambangan
Rusak, bila jalan
berlubang dengan
sebaran lubang > 30%
dari sebelum ada
penambangan
Sedang
3 Laju
aliran
sungai
Sungai Progo mengalami
kenaikan yang tidak stabil
setiap tahunnya hal tersebut
dikarena adanya kegiatan
diarea sungai yang dapat
mengubah debit arus aliran
sungai,
Baik, bila tidak terjadi
perubahan alur/ aliran
sungai
Sedang, bila terjadi
tanda-tanda perubahan
alur/ aliran sungai
Rusak, bila terjadi
perubahan alur/ aliran
sungai
Rusak
Sumber : Data Primer, 2014
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 51
Tabel 4.6. Hasil Analisis Kesuburan Tanah yang dibandingkan dengan Baku Kriteria
Penilaian Sifat Kimia Tanah
No Lokasi
Parameter Baku Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah
(LPT, 1983)
Ket
N Total
(%) P K BO SR R S T ST
1 Dsn.
Karang
0,09 40 18 2,87 N-
Total:
<0,10
N-Total:
0,10-0,20
N-
Total:
0,21-
0,50
N-total:
0,51-
0,75
N-Total:
>0,75
N-Tot:
SR
P : S
K : SR
BO : S
2 Dsn.
Giling
0,11 42 20 3,14 P:
<10
<4,4
P: 10-20
4,4-8,8
P: 21-
40
9,2-
17,5
P: 41-
60
20,1-
26,2
P: >60
>26,2
N-Tot:
R
P : T
K : R BO : T
3 Dsn.
Kalisono
0,08 41 19 2,75 K:
<10
<8
K: 10-20
4,4-8,8
K: 21-
40
18-33
K: 41-
60
34-50
K: >60
>26,2
N-Tot:
SR
P : T
K : R
BO : S
4 Dsn.
Kaliwiru
0,10 43 22 3,79 BO:
<1,00
BO:
1,00-2,00
BO:
2,01-
3,00
BO:
3,01-
5,00
BO:
>5,00
N-Tot:
R
P : T
K : S
BO : T
Sumber : Data Primer dan Data Sekunder, Hasil Analisis Tanah Laboratorium INSTIPER
Yogyakarta, 2014.
Ket : SR : Sangat Rendah
R : Rendah
T : Tinggi
ST : Sangat Tinggi
Tabel 4.7 nilai faktor Tutupan Lahan dan Tindakan konservasi lahan
Sumber: Data primer 2014
Dusun Nilai C Nilai P
Karang 0,006 0,40
Giling 0,004 1
Kalisono 0,005 1
Kaliwiru 0,005 1
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 52
Tabel 4.8.Tabel Kerusakan Lahan yang terjadi di Area Penambangan
Variabel Dampak Kerusakan
lahan
Keterangan Upaya yang harus
dilakukan
Pengangkutan
Bahan Galian
1. Tercecernya air
dari pasir sungai
ke jalan
2. Adanya asap dari
kenalpot
kendaraan yang
dapat
menyebabkan
polusi udara
Pasir dalam truk
yang dibawa ke
konsumen
1. Melakukan
pengeringan air
pasir terlebih
dahulu
2. Mengecek
kelayakan dari
kendaraan apakah
telah melakukan
uji emisi secara
berkala.
Kondisi Jalan
Bergelombangnya
jalan utama
Adanya truk yang
memasuki area
penambangan
Membatasi masukkan
truk ke area
penambangan
Perubahan Debit
Aliran Sungai
1. perubahan alur
sungai
2. Berubahnya
bentuk dasar
sungai
3. Tergerusnya tanah
di sekitar bibir
sungai sehingga
dapat
menyebabkan
erosi
1. Terbentangnya
pipa penyedot
pasir
Pengambilan pasir
menggunakan alat
tradisional seperti
yang ada dibeberapa
titik penambangan
Kesuburan
Tanah
1. Rendahnya
kandungan unsur
tanah N dan K
yang terdapat
dalam tanah.
Banyaknya
kandungan Pasir
dalam tanah
1. Melakukan upaya
penanaman
dengan
menggunakan
tanaman yang
sesuai dengan
faktor Nilai
tutupan lahan (C)
dan nilai tindakan
konservasi lahan
(P), seperti
contohnya pada
Dsn. Karang
tanaman yang
cocok adalah
tanaman rumput
gajah, seperti
design pada
lampiran.
Sumber : Analisis Data Primer, 2014
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 53
B. Pembahasan
Hasil yang di dapat dari 4 variabel
tersebut bahwa status kerusakan lahan
yang dibandingkan dengan Keputusan
Gubenur No. 63 tahun 2003 bahwa
kerusakan lahan pada daerah penambangan
pasir Desa Tuksono Kecamatan Sentolo
Kabupaten Kulonprogo masuk kedalam
kategori Rusak Sedang, karena pada salah
satu variabel dalam keadaan baik, seperti
pengangkutan bahan galian telah sesuai
kerena menggunakan alat yang manual
untuk memindahkan pasir tersebut dalam
truk pengangkut.
Hasil dari Kerusakan lahan tidak
hanya dilihat dari kondisi fisiknya saja,
tetapi unsur hara yang dimiliki oleh tanah
juga harus diperhatikan, karena unsur hara
tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman serta jenis tanaman yang cocok
untuk di daerah penambangan pasir
tersebut. Unsur hara yang di analisis
adalah unsur N, P, K dan BO, karena ke
empat unsur tersebut merupakan salah satu
nilai untuk kesuburan tanah. Kerusakan
lahan yang diakibatkan oleh kegiatan
penambangan dapat mengganggu unsur
hara pada tanah, karena dari hasil
penelitian nilai N dan K memiliki Nilai
unsur yang rendah karena tercucinya unsur
nilai unsur N dan K yang disebabkan
terkikisnya lapisan tanah yang diakibatkan
terbentangnya pipa penyedot di sekitar
area penambangan.
Upaya untuk penanggulangan
kerusakan lahan yang lebih berat maka
perlu adanya penanggulangan dan
melakukan rehabilitasi lahan, sehingga
lahan tersebut masih dapat berfungsi
dengan baik. Upaya yang dapat dilakukan
adalah seperti pada tabel 4.14, dimana
salah satunya adalah dengan pengambilan
bahan galian dengan menggunakan cara
tradisional, seperti menggunakan skop,
atau pun alat yang tidak merusakan lahan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kerusakan lahan di Area
Penambangan pasir Sungai Progo
Desa Tuksono Kecamatan Sentolo
Kabupaten Kulon Progo adalah
kerusakan sedang. 2. Unsur N, P, K dan BO yang ada
pada tanah di daerah tersebut yang
berarti bahwa tingkat kesuburan
tanah area tambang tersebut rendah.
3. upaya penanganan seperti,
penanaman pada bibir sungai,
penggunaan alat tradisional pada
semua area penambangan, akan
tetapi pada kenyataannya upaya
tersebut belum dijalankan pada
semua area penambangan, hanya
pada satu area saja.
B. Saran
1. melakukan pendataan kegiatan
penambangan di Desa Tuksono
Kecamatan Sentolo Kabupaten
Kulon Progo, baik yang illegal (tidak
memiliki ijin) maupun yang
memiliki ijin.
2. Melakukan pemantauan terhadap
perubahan alur aliran sungai secara
rutin dan kondisi lingkungan oleh
dinas terkait, sehingga apabila terjadi
kerusakan lahan yang lebih berat
dapat segera ditangani.
3. Melakukan pengendalian dengan
melakukan reklamasi pada area
penambangan dan area bekas
penambangan yang telah ditutup.
4. Apabila terjadi erosi pada daerah
penambangan perlu dilakukan
pengendalian dengan Memberi
kekasaran dinding saluran terhadap
air. hal ini menyebabkan aliran air
tertahan atau kecepatan aliran
berkurang, sehingga energi untuk
melepas dan memindahkan butiran
sedimen menjadi lebih lebih rendah,
saat aliran mengalir, tegangan geser
yang terjadi di dasar atau tebing
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 54
saluran/sungai berpindah mengenai
tumbuh – tumbuhan, akar tumbuh –
tumbuhan yang menyatukan massa
tanah memberikan perlindungan
mekanikal, sehingga energi aliran
yang lebih besar dibutuhkan untuk
melepaskan partikel tanah dari
saluran/sungai.
DAFTAR PUSTAKA
Ariando. 2011. Kajian Kerusakan Lahan
Akibat Penambangan Pasir
Kelurahan Kalampangan
Kecamatan Sabangau. (Online).
http://www.scribd.com/doc/100
296379/Kajian-Kerusakan-
Lahan-Akibat-Penambangan-
Pasir-Kelurahan-Kalampangan-
Kecamatan-Sabangau. diakses
tanggal 6 april 2014
Arsyad, S. 1989. Konservasi tanah dan air.
Institut Pertanian Bogor Press :
Bogor
As’ad. 2005. Pengelolaan Lingkungan
pada Penambangan Rakyat
(Studi Kasus Penambangan
Intan Rakyat di Kecamatan
Cempaka Kota Banjarbaru
Provinsi Kalimantan Selatan).
(Online).
http://eprints.undip.ac.id/15004/
1/2005L4K003017.pdf. diakses
tanggal 26 maret 2014.
Frida,dkk.2006.Pengelolaan Penambangan
Bahan Galian Golongan C di
KabupatenMarauke.(Online).Un
has.ac.id/jurnal.files/b737f3aaaf
2c2fbb2a9827bdd931cifi.pdf.
diakses tanggal 11maret 2014
Hardiyatmo Hary, C. 2012. Tanah Longsor
& Erosi Kejadian dan
Penanganan. UGM Press :
Yogyakarta.
Inarni. 2007. Kajian Dampak Lingkungan
Kegiatan Penambangan Pasir pada
Daerah Sabuk Hijau Gunung
Sumbing di Kabupaten
Temanggung.
(Online).http://eprints.undip.ac.id/1
7783/1/inarni_nur_dyahwanti.pdf.
diakses tanggal 29 maret 2014.
Irwan, Z., D. 2007. Prinsip-Prinsip
Ekologi Ekosistem, Lingkungan
dan Pelestariannya, PT. Bumi
Aksara : Jakarta.
Kennedy. 2013. Kerusakan Lingkungan
Berdampak Negatif bagi
Kehidupan
Manusia.(Online).http://www.sli
deshare.net/muhammadkennedy/
kerusakan-lingkungan-
pengetahuan-lingkungan-by-
muhammad-kennedy. diakses
tanggal 19 februari 2014.
Keputusan Gubernur Yogyakarta No. 63
tahun 2003. kriteria baku
kerusakan lingkungan bagi
usaha dan/atau kegiatan
penambangan bahan galian
golongan c di wilayah Propinsi
Daerah Istimewa
Yogyakarta.(online).http://blh.ba
ntulkab.go.id/documents/201005
26113900-dok_blh_112.pdf.
diakses tanggal 29 maret 2014
Kompas. Kamis, 22 maret 2012. (Online).
http://regional.kompasiana.com/
2012/03/22/pengelolaan-
tambang-galian-c-449030.html.
diakses tanggal 28 maret 2014
Mardi Wibowo.2006.Evaluasi kerusakan
lingkungan kawasan
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 55
Penambangan batupasir tufaan
di kec.Prambanan dan
sekitarnya, kab. Sleman.
(Online).
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/fil
es/b737f3aaaf2c2fbb2a9827bdd
931c1f1.pdf.diakses tanggal 5
april 2014
Masri, S & Sutriyono. 2012. Kajian
Pertambangan Bahan Galian
Golongan C di Kabupaten
Bengkulu Selatan. (Online).
http://repository.unib.ac.id/413/
1/SUANDI%20MASRI-7.pdf.
diakses tanggal 19 februari
2014.
Mitchel, B., B. Setiawan dan D.H. Rahmi.
2007. Pengelolaan Sumberdaya
Dan Lingkungan. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Peraturan Bupati Kulon Progo nomor 42
tahun 2011. Reklamasi
Tambang. Diakses tanggal 28
maret 2014.
Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun
2010. Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara. (online).
http://prokum.esdm.go.id/pp/20
10/PP%2023%20Tahun%20201
0.pdf. diakses tanggal 10 mei
2014
Rissamasu F, Rahim D, dan Ambo T.
2006. Pengelolaan
Penambangan Bahan Galian
Golongan C di Kabupaten
Merauke. (Online).
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/fil
es/b737f3aaaf2c2fbb2a9827bdd
931c1f1.pdf. diakses tanggal 5
april 2014
Syekfani. 2003. Peruntukan Lahan
Wilayah Pertambangan Bahan
Galian Golongan C (Sedimen
Lepas). (online).
http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.
id/files/2013/04/REKLAMASI-
BEKAS-TAMBANG-
SIRTU3.pdf . diakses tanggal 19
februari 2014.
Undang – undang No.32 tahun 2004.
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. diakses pada
tanggal 28 maret 2014
Undang – undang No. 4 tahun 2009.
Pertambangan Mineral dan
Batubara.(online).
http://prokum.esdm.go.id/uu/20
09/UU%204%202009.pdf.
diakses tanggal 29 maret 2014
Yudhistira, dkk. 2011. Kajian Dampak
Kerusakan Lingkungan Akibat
Kegiatan Penambangan Pasir Di
Desa Keningar Daerah Kawasan
Gunung Merapi. Jurnal Ilmu
Lingkungan. Volume 9, Issue 2:
76-84 (2011). (Online). diakses
dari
http://ejournal.undip.ac.id/index.
php/ilmulingkungan/article/view
/4072. 26 maret 2014
Sumber Internet :
http://www.pengertianahli.com/2014/03/pe
ngertian-evaluasi-apa-itu-
evaluasi. html.diakses tanggal
18 agustus 2014
http://fotokita.net/foto/761293018554_086
8488/pertambangan-pasir.
diakses tanggal 11 maret 2014
JURNAL REKAYASA LINGKUNGAN VOL.12/NO.2/Oktober 2012 Page 56