ELMES II

Post on 30-Jun-2015

310 views 6 download

Transcript of ELMES II

ELEMEN MESINPERTEMUAN IISAMBUNGAN

Yopa Eka Prawatya, S.T.,M.Eng.

SAMBUNGAN

Sambungan merupakan bagian yang banyak terdapat pada konstruksi mesin dimana jumlahnya tergantung dari kompleksitas elemen mesin itu sendiri dalam konstruksi mesin tersebut.

Sebagai perbandingan : mobil memiliki kurang lebih 16.000 sambungan sedangkan mesin frais universal memiliki 20.000 sambungan.

Umumnya Sambungan Dibuat Dengan Maksud Membentuk konstruksi menurut yang dikehendaki. Memudahkan waktu pemasangan, pemeliharaan

dan pergantian bagian-bagian yang rusak. Memungkinkan membentuk konstruksi dari

bermacam-macam jenis dan ukuran bahan sesuai kebutuhan.

Mendapatkan bagian yang dapat bergerak, diam, dapat dibuka atau tertutup.

Berdasarkan Fungsi,Sambungan Dibedakan Menjadi

1. Sambungan yang dapat bergerak, Seperti : sambungan pada poros gardan.

2. Sambungan Mati, Seperti : sambungan blok mesin, sambungan pada badan ketel uap, tangki dll.

Berdasar KonstruksinyaSambungan Dibedakan Menjadi

1. Sambungan Tetap

Adalah sambungan yang tidak dapat dibuka kecuali dengan merusaknya, termasuk jenis ini adalah : Sambungan kelingan Sambungan las dan solder Sambungan flens/lipat Sambungan susut panas dan susut dingin Sambungan tekan (paksa) Sambungan dengan perekat kimia

Sambungan ini dibuat untuk bagian-bagian yang dianggap tidak perlu dibuka.

2. Sambungan Yang Dapat Dilepas/Dibuka

Adalah sambungan yang dapat dibuka dengan bantuan alat perkakas, termasuk jenis ini adalah : Sambungan mur-baut (bolt-nutt) Sambungan pasak, pen, ring pegas dll

Sambungan ini dibuat agar dapat dibuka untuk perawatan, perakitan, pergantian dan pemindahan bagian-bagian mesin.

Sambungan Kelingan

Berkembangnya teknologi pengelasan, pada waktu belakangan ini sambungan kelingan sudah sangat berkurang digunakan. Sambungan kelingan masih digunakan antara lain untuk konstruksi dari logam-logam ringan yang kurang baik kualitas dan kekuatannya jika di las seperti alumunium dan logam paduan alumunium.

Industri pesawat udara modern banyak menggunakan logam alumunium dan paduan alumunium sehingga masih memerlukan sekitar 30% dari jumlah pekerjaan untuk menggunakan sambungan paku keling.

Sambungan kelingan juga digunakan untuk konstruksi yang mendapat getaran dan memerlukan kerapatan pada tekanan tinggi.

Sambungan Kelingan Dibedakan Menjadi1. Sambungan Kuat : Sambungan yang hanya

memerlukan kekuatan saja seperti sambungan keling kerangka bangunan, jembatan dll.

2. Sambungan Kuat dan Rapat : Sambungan yang memerlukan kekuatan dan kerapatan, seperti : sambungan ketel uap, tangki-tangki muatan tekanan tinggi serta dinding kapal.

3. Sambungan Rapat : Sambungan yang hanya memerlukan kerapatan bagian-bagian mesin saja, seperti pada tangki-tangki zat cair serta bejana bertekanan rendah.

Bahan baku keling umumnya dibuat dari baja karbon rendah, tembaga, alumunium. Untuk keperluan khusus dibuat dari paduan baja.

Cara mengeling atau membentuk kepala penutup paku keling dapat dilakukan dalam keadaan panas atau dingin tergantung dari bahan atau besar kecilnya bahan dan diameter paku.

Kelemahan

Hanya satu kelemahan bahwa ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang paku kelingnya di samping kemungkinan terjadi karat di sekeliling lubang tadi selama paku keling dipasang. Adapun pemasangan paku keling bisa dilakukan dengan tenaga manusia, tenaga mesin dan bisa dengan peledak (dinamit) khususnya untuk jenis-jenis yang besar.

Keuntungan

Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu banyak dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.

Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan yang besar, misalnya peralatan rumah tangga, furnitur, alat-alat elektronika, dll

Menurut Bentuk KepalaPaku Keling dibedakan menjadi :

øα

h

L

d

Paku Keling Kepala Bulat

Jenis Ad = 2±37mmØα = 1,6 ± 1,7 dh = 0,6 ± 0,7 dl = 3d ± 10 d

Jenis Bd = 2±37mmØα = 1,7 ± 1,8 dh = 0,7 ± 0,8 dl = 3d ± 10 d

øα

h

L

d

Paku Keling Kepala Tirus

d = 26 ± 31mmØα = 1,6 ± 1,8 dh = 0,6 ± 0,7 dl = 3d ± 10 d