Kopling Mobil Ertiga Elmes 2 Fix
Click here to load reader
-
Upload
muhammad-ardiansyah-super -
Category
Documents
-
view
157 -
download
53
Transcript of Kopling Mobil Ertiga Elmes 2 Fix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis tugas Elemen Mesin II ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis tugas ini bertujuan untuk menambah ilmu dalam bidang teknik,
khususnya jurusan teknik mesin dalam perencanaan kopling kendaraan bermotor.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan,baik moril maupun materi
khususnya kepada :
1. Bapak DR. Rustan Tarakka, ST, MT Sebagai dosen pembimbing tugas elemen
mesin II.
2. Rekan-rekan Mahasiswa yang turut membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan bimbingan dan petunjuk
demi kesempurnaan mendatang.
Demikian penulisan tugas elemen mesin II ini dibuat, kiranya dapat dijadikan
bahan referensi dan manfaat bagi dunia pendidikan khususnya di Jurusan Mesin
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Makassar, 12 Desember 2013
1
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. I. Pengertian
Kopling adalah satu bagian yang diperlukan pada mobil bensin, diesel dan
mobil lainnya, dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasill pembakaran dari
silinder mesin. Motor bensin dan diesel tidak dapat hidup sendiri seperti mesinn uap
dan motor listrik. Walaupun motor ini dapat dihidupkan, tenaganya belum dapat
dimanfaatkann. Pada waktu mesi hidup, mesin akan menghasilkan sejumlah tenaga
atau moment. Kerena itu tahap pertama mesin-mesin dapat berputar hidup dahulu
kemudian memindahkan tenaganya berlahan-lahan melalui kopling kegigi trasmisi
dan diteruskan oleh roda-roda belakang sehingga kendaraan akan bergerak secara
perlahah-lahan dan mesin akan bebas dari tenaga yang dipindahkan)bila mengganti
atau memindahkan gigi trasmisi.
Oleh karena hal tersebut di atas maka diperlukan pemanasan kopling diletakkan
di antara mesin transmisi yang berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan
tenaga dari mesin dan trasmisi yang berfungsi untuk menghubungkan dan
melepaskan tenaga dari mesin. Bila tenaga dari suatu mesin yang berputar
dipindahkan pada roda-roda penggerak pada waktu kendaraan sedang berhenti,
kendaraan akan melompat apabila tenaga itu terlalu besar dari mesin akan mati bila
tenaga mesin terlalu kecil, juga kendaraan tidak dapat bergerak dengan lembut.
Untuk memungkinkan mesin dapat hidup dengan lembut dan tidak mati
diperlukan kopling untuk memindahkan tenaga dengan perlahan-lahan. Sesudah
2
tenaga sebagian besar pindah, maka pemindahan tenaga akan berlangsung tanpa
terjadi slip, maka kopling akan bekerja dengan berlahantetapi pasti
1. 2. Pemilihan Jenis kopling
Kopling berfungsi sebagai sambungan dua buah poros atau sebagai sambungan
poros dengan elemen mesin yang dengan elemen mesin yang dengan trus menerus
dengan kadang-kadang harus ikut berputar dengan poros tersebut, Elemen mesin
seperti itu adalah puli sabut, puli tali dan puli rantai, roda gigi serta tromol.
Sehubungan dengan tujuannya terdapat bermacam-macam prinsip kopling yaitu :
1. Jika harus dibuat suatu sambungan mati dipergunakan kopling lekat.
2. Jika kopling harus menghubungkan gerakan poros yang satu dengan poros
yang lain dalam arah memanjang sebagai akibat perubahan yang
diakibatkan oleh perubahan temperatur dalam arah radial sebagai akibat
ketidak telitian ketika memasang dan sebagainya maka dipasang kopling
yang dapat bergerak atauyang fleksibel.
3. Suatu sambungan yang megurangi tumbukan lewat akumulasi kerja dan
melalui kerja menjadi kalor dan yang banyak atau sedikit meredam
getaran, dinamakan kopling eolastis, kopling ini sekaligus memiliki
keuntungan kopling fleksibel.
4. Apabila sambungan dapat dibuat bekerja kalau sedang berhenti, tetapi
dapat dilepaskan selama sedang bergerak, maka jenis kopling yang
digunakan adalah kopling yang dapat dilepaskan. Kopling ini biasanya
disebut kopling cakar.
3
5. Apabila sambungan sembarang waktu selama sedang bergerak harus dapat
dihubungkan dan dilepaskan : kopling gesek, kopling hidrolit atau kopling
induksi electromagnetik.
6. Untuk pekerjaan yang berat atau pekerjaan yang peka diprgunakan kopling
agar aman untuk menghindari tumbukan dalam bagian yang pekah dalam
perkakas yang digerakkan atau beban terlampau besar dalam mesin
penggerak, motor dan sebagainya. Untuk belakangan ini juga diterpakan
kopling stater.
Untuk lebih memahami pembagian jenis-jenis kopling dapat dilihat
Kopling terdiri atas :
I. Kopling tetap terdiri atas :
1. Kopling tetap kaku :
A. Kopling box
a. Dengan pasak tirus melintang.
b. Dengan sambungan pasak tanam membujur diberi baut
pengaman.
c. Dengan sambungan bergigi yang sebelah bersatu dengan
porosnya
B Kopling jepit
C. Kopling flens :
a. Flens biasa
b. Dengan cincin sentries
c. Yang flensnya ditempa dengan poros
4
2. Kopling fleksibel terdiri atas :
A. Kopling Oldham.
B. Gear kopling.
C. Universal kopling
D. Elastis kopling.
II. Kopling tidak tetap terdiri atas :
1. Kopling cakar
2. Kopling friwil
3. Kopling kerucut
4. Kopling gesek
Berdasarkan fungsi dari masing-masing kopling ini, maka kopling yang
digunakan untuk sebuah mobil adalah kopling gesek (clutch). Fungsi dari suatu
kopling secara umum ialah untuk menghubungkan poros serta meneruskan daya dari
poros penggerak ke poros yang digerakkan. Tetapi pada clutchini kopling dapat
dihubungkan atau dilepaskan dalam keadaan diam atau beroprasi.
Karasteristik dari kopling ini adalah poros-porosnya harus segaris besar, jika
tidak maka efesiensi kopling akan turun dan kopling cepat rusak.Adapun klasifikasi
dari clutchadalah sebagai berikut :
1. Menurut penyambungan
a. Jaw and toothed
b. Friction
5
c. Elektomegnetic fluid and power
2. Menurut permukaan yang bergerak :
a. Disc
b. Cons
c. Block
d. Band And spring
3. Menutut operasinya
a Lever
b. Elektromagnetic
c. Pneumatic
d. Hydroulic
1. 3. beberapa Pegertian Pokok gerakan Kopling
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas tentang pembagian jenis kopling
maka kita dapat megetahui bahwa kopling yang digunakan pada mobil adalah
kopling tidak tetap.
Ada empat pokok tahapan gerakan kopling gesek yitu :
Tahap I, Engagement : Diman bidang permukaan kerja dari kopling ditarik
bersama-sama dan ditekan poros yang digerakkan
dipercepat sehingga mencapai kecepatan poros
penggerak.
Tahap II, Clutch is engaed : Poros penggerak yang digerakkan berotasi dengan
kecepatan yang sama.
6
Tahap III, Disengagement : Dalam keadaan ini permukaan kerja clutch akan
tertarik sebagian sehingga putaran dari yang
digerakkan akan turun dan akhirnya berhenti.
Tahap IV, The clutch is enguged: Pada keadaan ini dimana permukaan gesek akan
terpisah oleh suatu clearances dimana poros yang
digerakkan tidak berputar lagi, sedang poros
penggerak tetap putar kontinyu.
Ditinjau dari pokok gerakan kopling gesek, maka yang harus diperhatikan
sewaktu mendesain adalah bentuk dan luas bidang gesek, bahanuntuk bagian
bidang gesek dan cara menghubungkan kedua bidang gesek.
Bahan untuk bidang gesek, dilihat dari segi fungsi bidang gesek harus dapat
memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
1. Mempunyai koefisien gesek yang besar, akan tetapi cukup keras tidak mudah
cacat dan tahan terhadap keausan.
2. Kuat dan tahan panas
3. Mempunyai koefisisen kalor yang tinggi, agar panas yang ditimbulkan oleh
gesekann dsapat segerah tersalurkan.
1. 4. Cara Kerja Kopling
Adapun cara kerja koping dapat dibagi sebagai berikut :
1. Urutan pemindahan tenaga bila kopling dihubungkan.
Tutup kopling (clutch cover) yang dipasangkan pada roda penerus
akan turun bersama-sama. Di antara roda penerusdan plat penekan (pressure
7
plate) terdapat plat kopling yang clutchnya dipasangkan pada alur-alur poros
input trasmisi, sehingga poros dan plat kopling dapat berputar bersama-sama.
Plat penekan dipasangkan pad tutup kopling (clutch cover) dan
diantaranya diberi pegas-pegas sehingga plat penekan dapat tertekan secara
konstant dan kuat terhadap plat kopling dengan adanya tekanan pegas-pegas
ini. Karenaitu, tenaga mesin yang dipindahkan keporos input trasmisi dengan
gaya gesek antara roda penerus , plat penekan dan plat kopling.
2. Urutan pemindahan tenaga bila kopling dibebaskan.
melalui batan mekanisme (link mechanicsm), penekanan yang
berlaku pada pedal kopling akan mendesak bantalan pembebes (release
bearing) melalui ruas-ruas penekan. Tekanan udara tuas-tuas penekan ada
lebih besar daripada tekanan pegas-pegas kopling dan akan menarik plat
penekan kebelakang. Karena itu gesekan yang bekerja diantara plat kopluing
dan plat penekan akan hilang dengan demikian tenaga mesin hanya
berpindah ke plat penekan (pressure plate), akan menyebebkkan poros input
trasmisi berhenti berputar.
8
BAB II
PERENCANAAN
Perencanaan dari kopling mobil Krista (Kijang) ,3 Sebagai berikut :
1. Daya Maksimum = 95 PS
2. Putaran poros = 6000 rpm
3. Torsi maksimum = 130 N.m/4000 rpm
4. Bahan untuk poros = St. 60 (direncanakan) dan beroperasi kering.
2.1 Perhitungan Momen
1. Momen puntir pada poros (Mp)
Mp = 71620 N/n (Kg.cm)……………….(1)
Dimana : N = Daya
= 95 PS
n = Banyaknya putaran
= 6000 rpm
Mp = 71620 . (Kg.cm)
= 1133.9 Kg . m Momen puntir yang direncanakan (Mpd)
Mpd = V x Mp
Dimana V = factor kelebihan beban
= 1 6
= 1 (direncanakan)
Mpd = 1 x 1133.9
9
= 1133.9 Kg.m
2.Momen Gesek (Mfr)
(Mfr) = x Mpd …………………….(2)
dimana = factor penyambungan
= 1,2 1,5
= 1,5 (direncanakan)
Mfr = 1,5 x 1133.9
= 1700.975 kg.m
2.2 pemilihan bahan
bahan poros yang digunakan dalam perencanaan ini adalah ST.60. ini berarti
bahwa tegangan tariknya adalah :
= 60 kg/mm2 = 6000 kg/cm2
1. besarnya tegangan tarik yang diizinkan ( bol II)
( bol II) = ……………………(3)
dimana s = factor keamanan
s = 5 8
= 8 (direncanakan )
( bol II) = 6000 / 8
= 750 kg / cm2
2. besarnya tegangan geser yang diizinkan ( bol II)
( bol II) = (1000 / 1,73)
= 578,03 kg / cm2
10
3. diameter poros (dp)
dp = 3
= 3 = 2.45 cm
berdasarkan normalisasi 161 (1930) maka dp yang direncanakan = 2.5 cm
2.2 Perhitungan ukuran kopling / plat gesek
berdasarkan data-data yang dikemukakan diatas (untuk desain poros) dari V.
Dorovolsky hal. 503 diperoleh data-data sebagai berikut :
f = 0,3 (koefisien gesek)
P = 2 3 kg/cm2 (tekanan) , 2 kg/cm2
Top = (150 250)0 C (temperatur operasi)
Dari V. Dorovolsky halaman 513 diketahui :
rin / rout = 0,6 0,8 = 0,8 (direncanakan)
b / rin = rout – rin = 0,2 0,5 0,5 (rout – rin)
= 0,2 (dipilih)
dimana rin = jari-jari dalam bidang gesek
rout = jari-jari luar bidang gesek
rm = jari-jari rata-rata permukaan plat gesek
= 0,5 (rout + rin)
b = lebar disk
misalkan kita pilih b / rin = 0,2
11
pembuktian :
rin / rout = 0,8
rin = 0,8 rout
b/ rin = rout - rin / 0,5 (rout + rin)
= rout – 0,8 rout / 0,5 (rout + 0,8 rout)
= 0,22 (pemilihan memenuhi)
1. Momen gesek yang bekerja pada kopling (Mrf)
Mrf = f . P . rm
= f. P . Ffr . rm …………………………(6)
= Z . f . P . (2b)/rm . rm3
dimana Z = jumlah plat gesek
= 1 ( direncanakan)
P = gaya gesek
= P . Ffr
= luas permukaan gesek
= 2 . . rm . b . Z
Tabel 67 ( V. Dobrovolsky), friction material in wide use
Material of
friction surface
Operation
condution
Coefficient of
friction
Unit pressure
(kg / cm2)
Maximum
operation
temperatur (0C)
12
Presed asbestos Dry 0,3 23 150 250
Jadi rm = 3
= 3
=14,56 cm
Dari perbandingan :
b/ rm = 0,5
b = 6,6
rm = 0,5(rout – 0,8rout)
= 0,9 rout
rout = 14,56 0.9 = 16,18 cm
rin = 0,8 rout
= 0,8 . 16,18
= 12,94 cm
jadi Dout = 2 x rout
= 2 x 16,18
= 32,36 cm
Din = 2 x rin
= 2 x 12,94
13
= 25,88 cm
Dm = 2 x rm
= 2 x 14,56
= 29,12 cm
BAB III
PERENCANAAN SEPLAIN
14
3.1 Perencanan Seplain
Seplain merupakan pasak yang dibuat menyatu dengan poros sesuai
dengan lubang alur pasaknya pada naf. Seplain poros berfungsi sebagai key antara
poros dan naf sehingga momen puntir dari cakra
direncanakan jumlah seplain 10 buah
dari tabel 10, hand book kent formula untuk proporsi seplain
No of
Seplain
W for all fit Permanent fitt To slide underload
H d H d
10 0150 D 0.045 D 0.910 D 0.095 D 0.81 D
W = b = lebar seplain
h = tinggi seplain
= 0,095 D
h = 0,356
D = diameter seplain
= ds / 0,8 = 3 / 0,8 = 3,75
Jadi rata-rata (rm)
rm = = = 1,7 cm
Diameter rata-rata (Dm)
Dm = 2 . rm
= 2 . 1,7
15
= 3,4 cm
W for all fitt = 0,150 . 3,75
= 0,563 cm
Bahan seplain dipilih dari St. 55 ( tegangan tarik = 5500 Kg/cm2) tegangan geser
yang diizinkan (bol II) = 397,39 Kg/cm2) maka tegangan yang terjadi :
g = Mfr
rm . f . z …………………..(8)
dimana f = 0,8 Dm /z . l …………………... (9)
l = panjang seplain = 3 (direncanakan)
f = 0,8 . 3,4 /10 . 3
= 0,82 cm2
= 0,72
maka
g =
= 231,913 kg / cm2
g yang terjadi = 231,913 Kg / cm2 529,86 jadi seplain aman karena
g = yang terjadi bol ii
3.2 Pemeriksaan hasil perhitungan
1. Perhitungan berat kopling (plat dan kampas kopling)
a) Berat kampas (G1)
G1 = / 4 x ( Dout2 - Din
2) . t ………………(10)
Dimana t = tebal asbes ( 0,2 0,5)
= 0,5 (direncanakan)
16
= berat jenis = 2,1 2,8 (gram / cm3)
= 2,6 (direncanakan)
G1 = 3,14 / 4 x ((32,362 – (25,882) . 0,5 . 2,6
= 3,14 / 4 x (1047,17– 669,77) . 0,5 . 2,6
= 385,136 gram
G1 = kampas 2 sisi
= 2 . 385,136
= 770,272 gram
b. berat plat tengah (G2)
G2 = / 4 x (Dout2 – Din
2) . t .
Dimana t = tebal asbes = (0,2 0,5)
= 0,5 cm (direncanakan)
= berat jenis = 7,6 7,89 (besi tempa)
= 7,7 gram / cm2 (direncanakan)
maka :
G2 = 3,14 / 4 x ((32,36)2 – (25,88)2) . 0,5 . 7,7
= 1140,597 gram
c. Poros
G3 = / 4 . dp2 . l .
Dimana dp = diameter poros = 3,2 cm
l = panjang poros = 25 cm (direncanakan)
= berat jenis = 7,7 gram / cm3
17
G3 = 3,14 / 4 (3,2)2 x 25 x 7,7
= 1547,392 gram
d. Seplain
G4 = π/4 * ds2 *l *y
Dimana :
ds = Diameter Seplain
l = Panjang Seplain
y = Berat Jenis ( 7,8 gram / cm3 )
G4 = 3,14 / 4 (3,72)2 3 7,8
= 285,31 gram
Jadi Berat Total (G) adalah :
G = G1 + G2 + G3 + G4
= 770,272 + 1140,597 + 1547,392 + 285,31
= 3743,571 gram
2. Perhitungan lendutan
a. lendutan akibat beban poros (Y1)
l/2 l/2
18
Q = l/2
Y1 = 5 . W . l4 / 384 EI ………………………….(12)
Dimana Q = W / l
W = G3 = 1547,392 gram
= 1,54 Kg.
l = panjang poros
= 25 cm
E = Modulus elastisitas
= 2,15 x 105 Kg / cm2
I = momen inersia
= d4 / 64
= 3,14 . (3,2)4 /64
= 5,14 cm4
Sehingga :
Y1 = 5 x 1,60 x (25) 4 384 x 3,15 .106 x 5,14 = 7,09 x 10-4
cm
b. lendutan akibat kampas kopling (Y2)
Rrot
19
P
Y2 = P . L 3 48 EI ……………………….(11)
Berat plat gesek = G1 + G2 = 1,9 Kg
Y2 = 1,9 x 25 3 48 x 2,15.106 x 5,14
= 5,63 . 10-5
maka defleksi lendutan total yang terjadi adalah :
Y = Y1 + Y2
= 7,09 . 10-4 + 0,563 . 10-5
= 7,653 . 10-4 cm
3. Pemeriksaan terhadap putaran kritis
ncr = 300 1 / Y
= 300 1 / 7,653. 10-4
= 10844,4 rpm
ncr 10844,4
rpm
1,2 nncr
7200rpm
20
n normal 6000
rpm
0,8 nncr 4800
rpm
Putaran operasi putaran kritis yaitu 6000 10844,4 rpm. Maka poros aman
terhadap putaran kritis.
4. Perhitungan terhadap putaran momen lentur
a. Momen lentur akibat beban poros (M1)
ql2
8
M1 = ql2 / 8 ……………………..(12)
= w . l / 8
= 1,54 . 25 / 8
= 4,81125 Kg . cm
b. Momen lentur akibat plat gesek
l/2 P l/2
21
pl/4
M2 = P. l / 4
P = 1,910 kg
M2 = 1,910 . 25 / 4
= 11,94 kg . cm
Jadi momen lentur (M) adalah
M = M1 + M2
= 4,8125 + 11,94
= 16,753 Kg . cm
5. Pemeriksaan diameter poros
Mred2 = M1
2 + ( Mp)2 ………………(14)
Dimana Mred = momen reduksi
M1 = M = momen lentur total
= 16,753 Kg. Cm
Mp = Momen puntir yang direncanakan
= 1551,77 kg . cm
= faktor koreksi
= 0,8 (untuk bahan poros St. 60)
sehingga:
Mred = (M)2 + ( . Mp)2
22
= (16,753)2 + (0,8 x 1551,77)2
= 1241,53 Kg . cm
Diameter ko reksi ( d koreksi)
( d koreksi) = 3 Mred / 0,1 bol III
Dimana :
bol III = 1 / S
S = faktor keamanan
= 12 (direncanakan)
bol III = 6000 / 12
= 500 Kg / cm2
Sehingga :
d koreksi = 3 1241,53 0.1 x 500
= 3 24,8306
= 2,92 cm
Jadi d koreksi d terpakai
= 2,92 3,2
Maka Poros aman
23
BAB IV
SUHU, UMUR DAN EFISIENSI KOPLING
Suhu Kopling
Suhu kopling terjadi saat bekerja saat gesekan dan sangat berpengaruh
terhadap ketahanan kopling itu sendiri, oleh karena itu perhitungan temperatur
kopling sangat penting untuk mengecek apakah kopling beroperasi pada
temperatur operasi yang diizinkan atau tidak.
1. perhitungan temperatur operasi
Q = Fm .k t
Sehingga t = Q / Fm . k
24
Dimana t = kenaikan temperatur
Q = kalor yang timbul akibat gesekan
= 75 / 427 x 3600 Nfr
= 632 . Nfr . kejl / hr
Fm = luas bidang gesek
= 2 . rm . b – z
= 2 . 3,14 . 0,1456 . 0,063 . 1
= 0,0576 m2
k = Faktor perpindahan panas
= 70 Keal/ m2hr0 c
Nfr = Daya yang hilang akibat gesekan
Nfr = Afr . W / 75 . 3600 …………………(17)
Dimana Afr = Mfr x x t / 2
Dimana Afr = energi gesek
= 2327,66 Kg . cm
= 23,2766 Kg . m
= putaran poros
= 2 n / 60
= 2 x 3,14 x 6000 / 60
= 628 rad / det
t = waktu penyambungan kopling
= 2 detik (direncanakan)
W = kerja kopling perjam
25
= 20 (direncanakan)
Maka energi gesek adalah :
Afr =
= 14613,56 kg cm
Nfr = 14613,56 x 20 75 x 3600
= 1,0824 dk
Jadi t = 632 . 1,0824 0,0576 . 70
= 169,660 C
Temperatur operasi = t + suhu kamar
= 169,66 + 27
= 196,660 C
Berarti temperatur berada dalam range temperatur yang diizinkan untuk
bahan asbestos yaitu (150 250)0C
Umur kopling
Penentuan umur kopling berguna untuk mengetahui sampai dimana
ketahanan dari kopling tersebut bila telah mencapai umurnya. Umur
kopling bergantung dari pemakaian kopling apakah kontinu atau tidak.
Perhitungan umur kopling :
Ld = a . Ak . Ffr / Nfr (jam) ……………….(19)
Dimana : Ld = lama pemakaian plat gesek
26
A = tebal plat gesek
= (0,2 0,5) cm
= 0,3(direncanakan)
Ak = Kerja yang dihasilkan lat gesek
= (5 8) dk
= 8(direncanakan)
maka Ld = 0,3 x 8 x 5,76/1,0824
= 12,77 jam
banyaknya pemasangan :
S = Ld x 3600 / (2+2)
S = 12,77 x 3600 / (2+2)
= 11493 kali pemasangan tiap jam
(dimana (2+2) = waktu penyambungan dan pelepasan
banyaknya penyambungan dan pelepasan tiap jam :
M =11493 / 2 = 5746,5 kali/jam
Banyyaknya pemeliharaan tiap jam(t0)
t0 = M . 4 / 3600 (detik/jam)
= 5746,5 x 4 / 3600
= 6,385 kali
misalkan dalam sehari kopling digunakan selama N = 7 jam maka
pemeliharaannya dalam sehari adalah
P = 7 x 6,385 kali = 44,695 kali
Umur kopling :
27
L = Ld . 3600 / 56
Ld = 12,77
= 12,77 . 3600 / 44,695
= 1028,57 hari
jadi umur kopling dalam tahun adalah
L = 1028,57 / 356 x 1 tahun
= 2,82 tahun
Efisiensi Kopling
Penentuan efisiensi kpling dimaksudkan untuk mengetahui sampai
dimana kemampuan kerja kopling tersebut untuk memindahkan daya
maksimum ke bagian transmisi lainnya.
= Nm – Nfr / Nm x 100 % ……………..(21)
dimana Nm =
dengan Nmax = Mfr . n / 71620
=
= 195 dk
Nm =
= 75,013 dk
28
Efisiensi kopling
=
= 98,557 %
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan perencanaan dapat disimpulkan :
I. Perhitungan momen
1. Bahan yang digunakan untuk poros adalah St 60
2. Momen puntir pada poros yang direncanakan (Mpd) = 1133.9 kg
cm
3. Momen gesek (Mfr) = 1700.97 kg m
II. Pemilihan bahan :
1. Besar tegangan tarik yang diizinkan (bol) = 750 kg/cm2
2. Besar tegangan geser yang diizinkan (bol II ) = 578,03 kg/cm2
3. Diameter poros yang diinginkan ( dp ) = 2,45 cm
III. kopling / plat gesek
29
1. Diameter rata-rata permukaan plat gesek (Dm) = 29,12 cm
2. Diameter dalam bidang gesek (Din) = 25,88 cm
3. Diameter luar bidang gesek (Dout) = 32,36 cm
4. Temperature operasi kopling top = 196,660C
5. Umur kopling = 2,82 tahun
6. Efisiensi kopling (kop) = 98,557 %
IV. Seplain
1. Bahan seplain St 55
2. Diameter seplain (D) = 3,75 cm
3. Jari-jari rata-rata (rm) = 1,7 cm
4. Berat kampas (G1) = 770,272 gram
5. Berat plat tengah (G2) = 1140,597 gram
6. Berat poros (G3) = 1547,392 gram
7. Berat seplain (G4) = 285,31 gram
8. Tegangan yang terjadi (g) = 231,913 kg/cm2
9. Tegangan yang diizinkan (bol II) = 529,86 kg/cm2
5.2 Saran-saran
Untuk mendapatkan hasil yang maksimum dari perencanaan dari kopling ini
diperlukan perhitungan yang berulang- ulang dan pemilihan bahan yang sesuai,
menjaga ketahanan dan keuletan dari kopling gesek yang digunakan disarankan
untuk menggunakan dan memperhatikan jenis pelumas yang digunakan.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Ir.H. Ilyas Renreng,Kuliah Elemen Mesin II
2. Ir. Buchary Dullah,MS, Kuliah Mekanika Kekuatan Material
3. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Elemen Mesin
31
TUGAS ELEMEN MESIN II
KOPLING MOBIL ERTIGA
MUH. ARDIANSYAH ML
D21109282
32
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2013
33