Post on 02-Mar-2018
7/26/2019 efek sedasi
1/6
efek sedatif
Penggolongan suatu obat ke dalam jenis sedative-hipnotik menunjukkan bahwa kegunaan
terapeutik utamanya adalah menyebabkan sedasi (dengan disertai hilangnya rasa cemas) atau
menyebabkan ngantuk. Sedative-hipnotik seringkali diresepkan untuk gangguan tidur karena
termasuk ke dalam obat-obatan penekan Sistem Saraf Pusat yang dapat menimbulkan depresi
(penurunan aktivitas fungsional) dalam berbagai tingkat dalam Sistem Saraf Pusat.
Sedatif adalah obat tidur yang dalam dosis lebih rendah dari terapi yang diberikan pada siang
hari untuk tujuan menenangkan. Sedatif termasuk ke dalam kelompok psikoleptika yang
mencakup obat0obat yang menekan atau menghambat sisem saraf pusat.
Sedatif berfungsi menurunkan aktivitas mengurangi ketegangan dan menenangkan
penggunanya. !eadaan sedasi juga merupakan efek samping dari banyak obat yang khasiat
utamanya tidak menekan Sistem Saraf Pusat misalnya antikolinergika.
Sedatif-hipnotik berkhasiat menekan Sistem Saraf Pusat bila digunakan dalam dosis yang
meningkat suatu sedatif misalnya fenobarbital akan menimbulkan efek berturut-turut
peredaan tidur dan pembiusan total (anestesi) sedangkan pada dosis yang lebih besar lagi
dapat menyebabkan koma depresi pernafasan dan kematian. "ila diberikan berulang kali
untuk jangka waktu lama senyawa ini la#imnya menimbulkan ketergantungan dan ketagihan.$ipnotika atau obat tidur adalah #at-#at yang dalam dosis terapeutik diperuntukkan untuk
mempermudah atau menyebabkan tidur. $ipnotika menimbulkan rasa kantuk mempercepat
tidur dan sepanjang malam mempertahankan keadaan tidur yang menyerupai tidur alamiah.
Secara ideal obat tidur tidak memiliki aktivitas sisa pada keesokan harinya. (%rs. &an $oan
&jay dan %rs. !irana 'ahardja 00)
fek hipnotik meliputi depresi sistem saraf pusat yang lebih kuat daripada sedasi hal ini
dapat dicapai dengan semua obat sedative dengan peningkatan dosis. %epresi sistemsaraf
pusat yang bergantung pada tingkat dosis merupakan karakteristik dari sedative-hipnotik.
%engan peningkatan dosis yang diperlukan untuk hipnotik dapat mengarah kepada keadaan
anestesi umum.
*asih pada dosis yang tinggi obat sedative-hipnotik dapat mendepresi pusat-pusat
pernafasan dan vasomotor di medulla yang dapat mengakibatkan koma dan kematian.
("ertram+. !at#ung 00)
"entuk yang paling ringan dari penekanan sistem saraf pusat adalah sedasi dimana
penekanan sistem saraf pusat tertentu dalam dosis yang lebih rendah dapat menghilangkan
http://ritariata.blogspot.co.id/2010/03/efek-sedatif.htmlhttp://ritariata.blogspot.co.id/2010/03/efek-sedatif.html7/26/2019 efek sedasi
2/6
respon fisik dan mental tetapi tidak mempengaruhi kesadaran. Sedatif terutama digunakan
pada siang hari dengan meningkatkan dosis dapat menimbulkan efek hipnotik. ,ika diberikan
dalam dosis yang sangat tinggi obat-obat sedatif-hipnotik mungkin dapat mencapai anestesi
sebagai contoh adalah barbiturat dengan masa kerja yang sangat singkat yang digunakan
untuk menimbulkan anestesi adalah natrium thiopental (Pentothal).
Penggolongan obat yang bekerja dengan mekanisme penekanan sistem saraf pusat dilihat
berdaasrkan efek terapeutiknya adalah
. %epresan sistem saraf pusat umum
fek dari obat ini bersifat mendepresi secara ridak selektif pada struktur sinaptik termasuk
pada jaringan prasinaptik dan pasca sinaptik. Penggunaan obat golongan depresi sistem saraf
pusat umum ini menstabilkan membran neuron dengan cara mendepresi struktur dari pasca
sinaps selain itu juga dengan mengurangi jumlah transmitter kimia yang dilepaskan oleh
neuron prasinaps.
. 'angsang sistem saraf pusat umum
/bat golongan ini juga bekerja secara tidak selektif seperti pada obat depresi umum namun
terdapat perbedaan mekanisme kerja dari obat golongan ini. ara kerjanya dalam tubuh
melalui salah satu tahap yaitu dengan mengurangi hambatanpada pasca sinaps atau
mengeksitasi neuron secara langsung. Proses terjadinya eksitasi dari neuron secara langsung
dapat dicapai dengan mendepolarisasi atau mengurangi kepolaran dari sel prasinaps. ara
lain adalah dengan meningkatkan pelepasan prasinaps akan transmitter selain itu juga dapat
dilakukan dengan menurunkan waktu paruh dari sinaptik.
1. /bat sistem saraf pusat selektif
/bat dari golongan in bekerja secara selektif dan efektif untuk suatu hal saja. Penggunaan
obat golongan ini biasanya untuk depresan dan juga sebagai perangsang. *ekanisme
kerjanya dapat melalui beberapa cara seperti dalam pengobatan anti kejang pelemas otot-otot
yang bekerja sentral secara analgetik dan obat psikofarmakologi.
/bat-obat penenang (antipsikotik) berbeda pengaruhnya dengan hipnotik sebab tidak
menimbulkan efek anetetik. Sebagai contoh klorpromasin dan reserpin penekanannya pada
SSP tidak terlalu dalam sehingga hanya menimbulkan efek sedasi. fek sedatif dapat
mempengaruhi kemampuan koordinasi motorik hewan uji. "esar kecilnya pengaruh terhadap
koordinasi motorik tersebut dapat menggambarkan besar kecilnya efek sedatif.
2isiologi &idur
!ebutuhan akan tidur dapat dianggap sebagai suatu perlindungan dari organisme untuk
7/26/2019 efek sedasi
3/6
menghindari pengaruh yang merugikan tubuh karena kurang tidur. &idur yang baik cukup
dan lama adalah mutlak untuk regenerasi sel-sel tubuh dan memungkinkan pelaksanaan
aktivitas pada siang hari dengan baik. fek terpenting yang mempengaruhi kualitas tidur
adalah penyingkatan waktu menidurkan perpanjangan masa tidur dan pengurangan jumlah
periode terbangun. Pasat tidur di otak (sumsum sambungan) mengatur fungsi fisiologi ini
yang sangat penting bagi kesehatan tubuh.
Pada waktu tidur aktifitas saraf parasimpatik meningkat dengan efek penyempitan pupil
perlambatan pernafasan dan sirkulasi darah serta stimulasi aktivitas saluran cerna dengan
penguatan peristaltic dan sekresi getah lambung-usus. Singkatnya proses-proses
pengumpulan energi dan pemulihan tenaga dari organisme.
Pada umumnya selama satu malam dapat dibedakan 3 sampai 4 siklus tidur dari kira-kira 4
jam. Setiap siklus terdiri dari stadia yaitu
a. &idur non-'*
%isebut juga Slow 5ave Sleep (S5S) berdasarkan registrasi aktivitas listrik otak (+ 6
elektro-encefalo-gram). 7on-'* bercirikan denyutan jantung tekanan darah dan
pernafaasn yang teratur serta relaksasi otot tanpa gerakan otot muka atau mata. S5S ini
berlangsung lebih kurang satu jam lamanya dan meliputi berturut-turut 3 fase di mana fase 1
dan 3 merupakan bentuk tidur yang terdalam juga penting bagi perbaikan (restorasi) alamiah
dari sel-sel tubuh.
b. &idur '* ('apid ye *ovement) atau tidur parakdosal
%engan aktivitas + yang mirip dengan keadaan sadar dan aktif bercirikan gerakan mata
cepat ke satu arah. %i samping itu jantung tekanan darah dan pernafasan turun-naik aliran
darah ke otak bertambah dan otot-otot sangat relaks. Selama tidur '* yang pada kedua
siklus yang pertama berlangsung 4-4 menit lamanya timbul banyak impian sehingga
disebut juga tidur-mimpi. "erangsur-angsur fase mimpi menjadi lebih panjang hingga pada
siklus terakhir dapat berlangsung antara 0-10 menit lamanya.
"ila tidur '* dirintangi dan menjadi lebih singkat misalnya akibat obat tidur maka pasien
mengalaminya sebagai tidur tidak nyenyak dan merasa tidak fit. $al ini akhirnya dapat
menimbulkan gangguan psikis dan mengganggu kesehatan. Saat berlangsungnya tidur
paradoks terjadi pembebasan nonadrenalin dengan cara aktivasi neuron locus soeruleus dan
ini menyebabkan desinkronisasi gelombang + dan gerakan mata diaktifkan. Pada waktu
yang sama pembebasan serotinin dihambat juga. 8lat pemacu yang menghambat bentuk
7/26/2019 efek sedasi
4/6
ritmik dari proses ini masih belum dikenal
2ase non-'* memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan restorasi jaringan tubuh.
Sedangkan fase '* berkaitan dengan kegiatan restorasi otak. /bat tidur pada umumnya
menekan fase 1 dan 3 dari S5S serta tidur '*. 5alaupun pada penggunaan kronis
penekanan tidur '* bersifat sementara tetapi bila terapi dihentikan akan terjadi '*-
rebound sebagai kompensasi (%rs. &an $oan &jay dan %rs. !irana 'ahardja 00)
Semua sedatif-hipnotika akan menyebabkan tidur jika diberikan pada dosis yang cukup
tinggi. fek sedatif-hipnotik terhadap tahapan tidur bergantung dari beberapa faktor
termasuk obat tertentu dosis dan frekuensi pemakaian. *eski ada pengecualian pengaruh
sedatif-hipnotik terhadap pola tidu normal adalah sebagai berikut
. lamanya mula tidur berkurang (waktu yang diperlukan untuk tidur)
. lamanya tidur non-'* tahap berkurang
1. lamanya tidur '* berkurang
3. lamanya tidur gelombang lambat berkurang.
&ranspor sedatif-hipnotik di dalam darah merupakan proses dinamis dimana molekul-molekul
obat masukdan keluar jaringan pada kecepatan yang bergantung pada aliran darah perbedaan
konsentrasi dan permeabilitas. !elarutan di dalam lipid memegang peranan penting dalam
menentukan kecepatan dimana sedatif-hipnotika tertentu memasuki sistem saraf pusat.
!elompok sedatif-hipnotik yang telah digunakan puluhan tahun adalah kelompok barbiturat.
"arbiturat pertama kali dikenalkan sebagai suatu sedatif pada awal tahun 990-an. "arbiturat
bekerja pada seluruh sistem saraf pusat walaupun pada setiap tempat tidak sama kuatnya.
!apasitas barbiturat membantu kerja +8"8 sebagian menyerupai kerja ben#adia#epin
namun pada dosis tinggi barbiturat menimbulkan depresi sistem saraf pusat yang berat.
"erdasarkan masa kerjanya turunan barbiturate dibagi menjadi 3 yaitu
. &urunan barbiturat dengan masa kerja panjang (: jam atau lebih)
ontohnya barbiturat metarbital fenobarbital
. &urunan barbiturat dengan masa kerja sedang (1-: jam)
ontoh alobarbital amobarbital aprobarbital dan butabarbital berguna untuk
mempertahankan tidur dalamjangka waktu yang panjang
1. &urunan barbiturat dengan masa kerja pendek (04-1 jam)
ontoh sekobarbital dan pentobarbital yang digunakan untuk menimbulkan tidur untuk
orang yang sulit jatuh tidur.
7/26/2019 efek sedasi
5/6
3. &urunan barbiturat dengan masa kerja sangat pendek (;04 jam)
ontoh thiopental yang digunakan untuk anestesi umum.
"arbiturat harus dibatasi penggunaannya hanya untuk jangka waktu pendek ( minggu atau
kurang) karena memiliki efek samping.
Selain barniturat senyawa lain yang digunakan sebagai obat tidur antara lain
. "en#odia#epin
"en#odia#epin dapat menekan tahap 3 dari tidur 7'* yang mengakibatkantimbulnya
mimpi yang jelas dan mimpi buruk tetapi obat-obatan ini tidak mempengaruhi tidur '*.
"en#odia#epin efektif pemakaiannya dalam gangguan tidur selama beberapa minggu lebih
lama daripada sedative-hipnotik lainnya tetapi obat-obatan ini tidak boleh dipakai lebih lama
dari 1-4 minggu sebagai hipnotik. +olongan ben#odia#epin memiliki sifat golongan alkohol
yang tinggi. !euntungan dari obat ini dibandingkan dengan barbital dan obat tidut lainnya
adalah tidak atau hamper tidak merintangi tidur '* dan setelah beberapa minggu tidak
kehilangan efektivitasnya dalam hal cepatnya menidurkan memperpanjang dan
memperdalam tidur.
7/26/2019 efek sedasi
6/6
1. "romida !alium natrium dan amonium bromida dan turunan-turunan urea karbonat dan
bromisavol
/bat ini hanya berkhasiat hipnotik lemah atau batu pada dosis yang mendekati dosis toksis.
Sehingga digunakan terutama sebagai pereda sakit. fek sedatif baru muncul setelah
beberapa hari sedangkan ekresinya lambat sehingga ada bahaya kumulasi dengan dengan
efek toksik akibatnya obat-obat jenis ini tidak digunakan lagi pada terapi modern.
3. Piperidindion dan meta>ualon
Piperidin menyerupai barbiturat. /bat sedatif-hipnotik yaitu berupa glutetimid dan
metiprilon yang mempunyai efek serupa dengan barbiturat dengan masa kerja singkat kedua
obat ini dipasarkan sebagai non aditif terapi obat-obat ini menimbulkan adiksi dan dapat
menimbulkanreaksi merugikan yang serius seperti kolaps vasomotor anemia aplastik yang
berat dan reaksi alergi. ?ritasi lambungkadang-kadang terjadi
(http==ritariata.blogspot.co.id=00=01=efek-sedatif.html )