Post on 28-Aug-2019
i
DUKUNGAN KELUARGA TIDAK BAIK SEBAGAI FAKTOR RISIKO
KETIDAKLENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) IBU
DI PUSKESMAS SUKAMAJU BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
AYU INDAH RACHMAWATI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ii
DUKUNGAN KELUARGA TIDAK BAIK SEBAGAI FAKTOR RISIKO
KETIDAKLENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) IBU
DI PUSKESMAS SUKAMAJU BANDAR LAMPUNG
Oleh
AYU INDAH RACHMAWATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran
Pada
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
POOR FAMILY SUPPORT AS A RISK FACTOR FOR THE
INCOMPLETENESS OF MOTHERS’S ANTENATAL CARE (ANC)
VISITS IN PUSKESMAS SUKAMAJU BANDAR LAMPUNG
By
AYU INDAH RACHMAWATI
Background: Maternal mortality (MMR) in Indonesia have not reached a predetermined
target. Complications of pregnancy and childbirth as the cause of maternal death can be
prevented by antenatal care (ANC) visits. One of the factor that suspected affecting the
completeness of an ANC visits is family support. This study aims to determine the
relationship between family support and the completeness of mother’s ANC visits in
Puskesmas Sukamaju Bandar Lampung .
Method: This study used a quantitative analytical research with case control method. The
sample in this study consisted of 60 mothers, divided into case and control group with 30
mothers in each group. The sampling technique that used in this research is the purposive
sampling technique. This research instruments are a family support questionnaire that
consists of 45 questions, and a list of maternal data from Puskesmas Sukamaju besides
KIA book’s that every mother had. The hypothesis test used in this study is chi square
test.
Result: The result showed that from 30 respondents in case group there were 21 mothers
(70%) who had poor family support and 9 mothers (30%) who had good family support.
While from 30 respondents in control group there were 7 mothers (23,3%) with poor
family support and 23 mothers (76,7%) with good family support. The result obtained in
chi-square test in p-value is 0,001 and odds ratio (OR) test is 7,7 with CI 95% 2,424-
24,245.
Conclusion: The risk of mother with poor family support for the incompleteness of an
ANC visits at the Puskesmas Sukamaju Bandar Lampung is 7.7 times greater than mother
with good family support.
Keywords: antenatal care (ANC), family support, pregnant mother.
iv
ABSTRAK
DUKUNGAN KELUARGA TIDAK BAIK SEBAGAI FAKTOR RISIKO
KETIDAKLENGKAPAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) IBU
DI PUSKESMAS SUKAMAJU BANDAR LAMPUNG
Oleh
AYU INDAH RACHMAWATI
Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih belum mencapai target
yang telah ditentukan. Komplikasi kehamilan dan persalinan sebagai penyebab kematian
ibu tersebut dapat dicegah dengan melakukan kunjungan antenatal care (ANC). Salah
satu faktor yang diduga dapat memengaruhi kelengkapan kunjungan ANC adalah
dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga terhadap kelengkapan kunjungan ANC di Puskesmas Sukamaju Bandar
Lampung
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan metode case
control. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 60 orang ibu, dengan masing-masing 30
orang ibu pada kelompok kasus dan kontrol. Pemilihan subjek menggunakan teknik
purposive sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dukungan keluarga yang
terdiri dari 45 pertanyaan, serta kartu ibu di Puskesmas Sukamaju dan buku KIA milik
ibu. Uji hipotesis yang digunakan adalah chi square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden kelompok kasus terdapat
21 orang (70%) mendapat dukungan keluarga tidak baik dan 9 orang (30%) mendapat
dukungan keluarga baik. Sedangkan dari 30 responden kelompok kontrol terdapat 7 orang
(23,3%) dengan dukungan keluarga tidak baik dan 23 orang (76,7%) dengan dukungan
keluarga baik . Hasil uji chi square didapatkan nilai p-value 0,001 dan odds ratio sebesar
7,7 dengan IK 95% 2,424-24,245.
Simpulan: Besar risiko dukungan keluarga yang tidak baik untuk terjadinya
ketidaklengkapan kunjungan ANC Ibu di Puskesmas Sukamaju Bandar Lampung adalah
7,7 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu dengan dukungan keluarga yang baik.
Kata kunci: antenatal care, dukungan keluarga, ibu hamil.
v
vi
vii
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro, Lampung pada tanggal 8 November 1995, sebagai
anak kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Mujiono (alm.) dan Ibu Tugirah,
M.Pd. Pedidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK ‘Aisyiyah
Yosomulyo Kota Metro pada tahun 2002, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD
Muhammadiyah 1 Metro pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
diselesaikan di SMP Negeri 1 Metro pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014. Semasa SMP
hingga SMA, penulis aktif dalam kepengurusan OSIS sebagai sekretaris umum.
Tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten
dosen Laboratorium Fisiologi, Biokimia dan Biomolekuler pada tahun 2016/2017.
Penulis aktif dalam kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Unila
dan menjadi sekretaris Dinas Pengabdian Masyarakat pada tahun kepengurusan
2015/2016 serta menjadi wakil kepala Dinas Pengabdian Masyarakat pada tahun
kepengurusan 2016/2017. Selain itu, penulis pernah menjadi Pengurus Harian
Wilayah (PHW) bidang Community Empowerment (CE) di Ikatan Senat
Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Wilayah 1 pada tahun 2015/2016.
ix
Pencapaian mimpi ini kupersembahkan untuk
Almarhum Bapak
Yang selalu mengajarkan kesabaran, kejujuran, dan mengingatkanku
untuk selalu melakukan hal-hal baik yang dapat bermanfaat bagi orang
lain
Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala
amalannya kecuali 3 perkara: sedekah yang mengalir, ilmu yang
bermanfaat dan doa anak yang soleh (Hadist Riwayat Muslim)
x
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT, Allah yang Maha Pengasih, Allah yang Maha
Penyayang, yang tiada habis memberikan kepada kita kasih dan sayang-Nya,
nikmat dan karunia-Nya, seingga penelitian ini dapat saya selesaikan. Shalawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebaik-baik
manusia di muka bumi dengan keteladanan yang abadi hingga kini. Alhamdulillah
atas kehendak, izin dan pertolongan Allah SWT, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dukungan Keluarga Tidak Baik sebagai
Faktor Risiko Ketidaklengkapan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas
Sukamaju Bandar Lampung” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.
Penulis meyakini penelitian skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan
bantuan dari banyak kalangan. Maka dengan ini penulis sampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung;
2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung;
xi
3. dr. Ratna Dewi Puspitasari, S.Ked., Sp.OG, selaku Pembimbing Utama
atas waktu dan kesediaannya untuk memberikan ilmu, bimbingan, saran,
dan kritik yang membangun dalam proses serta penyelesaian skripsi ini;
4. Bapak Sofyan Musyabiq Wijaya, S.Gz., M.Gizi., selaku Pembimbing
Kedua atas waktu dan kesediaannya untuk memberikan ilmu, bimbingan,
saran, dan kritik yang membangun dalam proses serta penyelesaian skripsi
ini;
5. dr. TA Larasati, S.Ked, M.Kes., selaku Pembahas yang telah meluangkan
waktunya dalam memberikan ilmu, masukan, dan saran dalam skripsi ini;
6. Dr. dr. Jhons Fatriyadi Suwandi, S.Ked, M.Kes., selaku Pembimbing
Akademik yang telah banyak memberi saran akademik hingga akhir
semester ini dan telah meluangkan waktu diantara kesibukannya;
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Kedokteran Unila atas ilmu,
waktu, dan bimbingan yang telah diberikan dalam proses perkuliahan;
8. Ummi, wanita luar biasa yang berjuang setiap hari, seorang ibu, guru, juru
masak, penasehat, serta penyemangat yang selalu ada untuk penulis. Rasa
terimakasih tak terhingga atas perjuangan, dukungan, perhatian dan do’a
yang selalu diberikan hingga saat ini dan seterusnya;
9. Eva Nurlindayanti, kakak terbaik yang selalu menjadi tempat curahan hati
penulis. Terima kasih atas do’a, perhatian, dukungan, semangat, saran dan
nasehat yang tak henti diberikan kepada penulis;
10. Nenek yang sudah pergi bahkan sebelum melihat penulis mendapat gelar
dokter, yang selalu menyebut nama penulis setiap hari bahkan ketika
penulis tidak ada dirumah. Kata terimakasih tidak akan cukup untuk
xii
menggantikan rasa sayangnya kepada penulis. Semoga nenek selalu
tenang dan bahagia disisi-Nya;
11. Keluarga besar Mbah Mansyur dan keluarga besar Mbah Ngatiyem atas
do’a, dukungan, semangat, nasihat yang menjadi sumber kekuatan bagi
penulis dalam menyelesaikan proses pembelajaran di FK Unila;
12. Teman seperjuangan yang menjadi keluarga kesekian di FK Unila, Nofia,
Rini, Entan, Ninis, Ari, Gita, dan Atika. Terimakasih atas bantuan,
dukungan, perhatian dan hal-hal kecil yang telah diberikan sampai hari ini.
Semoga kita dapat selalu berjuang bersama hingga seterusnya;
13. Teman dekilku, para pejuang dan penyemangat yang selalu membawa
kebahagiaan apapun keadaannya, Bang Rian, Sekar, Ade, Nina, Theo,
Juju, Dicky. Terimakasih atas rasa, pengalaman, kekompakan, dan
dukungan yang tak terhingga. Semoga kita dapat terus melakukan hal-hal
baik dan bermanfaat bersama;
14. Keluarga kecil SMANSA, Mb Nurul, Ina, Septi, Ronna, Gusti, Rama,
yang selalu mengingatkanku akan kehangatan rumah dan Kota Metro;
15. Teman seperjuangan skripsi, Vika dan Aprina. Terimakasih karena telah
bersedia untuk berjuang bersama;
16. Teman sejawat 2014, CRAN14L yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Terima kasih atas segala suka duka, motivasi, dan kebersamaan selama 3,5
tahun ini;
17. Bopung 15 dan 16, para pejuang Pengmas masa depan. Terimakasih atas
dukungan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis. Semoga
tetap kompak dan tak pernah pamrih dalam membantu sesama;
xiii
18. Sahabat-sahabatku yang sedang mengejar mimpi ditempatnya masing-
masing, Nissa, Grace, Eldest. Terimakasih untuk segala do’a, semangat
dan dukungannya. Semoga ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat;
19. Responden penelitian, Kader, Bidan, Perawat, dan berbagai pihak di
Puskesmas Sukamaju yang telah bersedia membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian. Terkhusus untuk dr. Iwan, Kepala Puskesmas
Sukamaju yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian;
20. Dan semua pihak yang turut berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas segala
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Semoga segala
perhatian, kebaikan, dan keikhlasan yang diberikan selama ini mendapat balasan
dari Allah SWT. Terima kasih.
Bandar Lampung, 24 Januari 2018.
Penulis
Ayu Indah Rachmawati
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
1.4.1 Bagi Peneliti ....................................................................................... 5
1.4.2 Bagi Keluarga Ibu Hamil ................................................................... 5
1.4.3 Bagi Pelayanan Kesehatan ................................................................. 6
1.4.4 Bagi Ilmu Kedokteran ........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Antenatal Care ................................................................................................. 7
2.1.1 Pengertian Antenatal Care ................................................................. 7
2.1.2 Tujuan Antenatal Care ....................................................................... 8
2.1.3 Program Pelayanan Kesehatan Maternal di Indonesia .................... 10
2.1.4 Program Antenatal Care di Indonesia ............................................. 14
2.1.5 Kondisi Antenatal Care di Bandar Lampung .................................. 16
2.1.6 Faktor yang Memengaruhi Kelengkapan Kunjungan ANC ............ 16
2.2 Psikologi ........................................................................................................ 21
2.2.1 Pengertian Psikologi ........................................................................ 21
2.2.2 Psikologi Ibu Hamil ......................................................................... 22
2.2.3 Pengaruh Keluarga terhadap Psikologi Ibu Hamil .......................... 24
ii
2.3 Dukungan Keluarga ....................................................................................... 26
2.3.1 Pengertian Dukungan Keluarga ....................................................... 26
2.3.2 Fungsi Dukungan Keluarga ............................................................. 26
2.3.3 Bentuk Dukungan Keluarga ............................................................. 28
2.3.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Dukungan Keluarga .................. 29
2.4 Kerangka Teori .............................................................................................. 31
2.5 Kerangka Konsep ........................................................................................... 32
2.6 Hipotesis ........................................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 33
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 33
3.2 Tempat dan Waktu ......................................................................................... 34
3.2.1 Tempat ............................................................................................. 34
3.2.2 Waktu ............................................................................................... 34
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 34
3.3.1 Populasi ............................................................................................ 34
3.3.2 Sampel ............................................................................................. 34
3.4 Identifikasi Variabel ....................................................................................... 37
3.4.1 Variabel Bebas ................................................................................. 37
3.4.2 Variabel Terikat ............................................................................... 37
3.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 38
3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 38
3.7 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 39
3.7.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................. 41
3.8 Alur Penelitian ............................................................................................... 43
3.9 Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 44
3.9.1. Pengolahan Data .............................................................................. 44
3.9.2. Analisis data ..................................................................................... 44
3.10 Etika Penelitian .............................................................................................. 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 47
4.1. Hasil Penelitian .............................................................................................. 47
4.1.1. Karakteristik Responden di Wilayah Puskesmas Sukamaju Bandar
Lampung .......................................................................................... 49
4.1.1.1. Gambaran Umum Karakteristik Responden ...................... 49
4.1.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Kasus dan
Kelompok Kontrol ............................................................. 52
4.1.2. Analisis Univariat ............................................................................ 55
4.1.2.1. Gambaran Umum Dukungan Keluarga Responden .......... 55
4.1.2.2. Gambaran Dukungan Keluarga pada Setiap Dimensi
Kuesioner ........................................................................... 56
iii
4.1.3. Analisis Bivariat .............................................................................. 57
4.1.3.1. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan
Kunjungan ANC ................................................................ 57
4.2. Pembahasan .................................................................................................... 59
4.2.1. Gambaran Umum Karakteristik Responden .................................... 59
4.2.2. Gambaran Dukungan Keluarga Responden ..................................... 61
4.2.3. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kelengkapan Kunjungan
ANC ................................................................................................. 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 71
5.1. Simpulan ........................................................................................................ 71
5.2. Saran ......................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Prevalensi K1-K4 di Bandar Lampung Tahun 2016. ........................................ 16
2. Definisi Operasional Penelitian......................................................................... 38
3. Skor Alternatif Jawaban. ................................................................................... 40
4. Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................................... 41
5. Nilai Besar Risiko (Odds Ratio/OR) Paparan Terhadap Kasus. ....................... 46
6. Gambaran Umum Karakteristik Responden. ................................................... 49
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Kasus dan Kelompok
Kontrol. ............................................................................................................. 52
8. Gambaran Umum Dukungan Keluarga Responden. ......................................... 56
9. Gambaran Dukungan Keluarga pada Setiap Dimensi Kuesioner. .................... 56
10. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Kunjungan ANC Ibu di
Cakupan Wilayah Puskesmas Sukamaju Bandar Lampung. ............................ 58
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori Penelitian................................................................................. 31
2. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................................. 32
3. Paradigma Penelitian ......................................................................................... 37
4. Alur Penelitian .................................................................................................. 43
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu permasalahan yang
dijadikan fokus oleh pemerintah Indonesia dalam pengambilan kebijakan di
bidang kesehatan. Hal ini dikarenakan AKI di Indonesia masih cukup tinggi
untuk dapat memenuhi target Millenium Development Goals (MDGs). Dari
31 indikator MDGs terkait sektor kesehatan, terdapat 7 indikator yang belum
dapat dicapai, salah satunya adalah tujuan yang ke-5, yakni meningkatkan
kesehatan ibu. Dalam pencapaiannya, Indonesia harus menurunkan AKI
sebesar tiga perempat rata-rata AKI tahun 1990 hingga 2015 (Bappenas,
2010).
Angka kematian ibu di Provinsi Lampung berdasarkan SDKI tahun 2012
adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup yang masih berada dibawah target
yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak
berdasarkan data yang didapat dari profil kesehatan Lampung tahun 2014
adalah perdarahan yaitu sebanyak 47 kasus dan diikuti oleh preeklampsi yaitu
sebanyak 46 kasus (Gufron, 2014). Untuk memenuhi target Sustainable
Development Goals (SDGs) sebagai kelanjutan dari MDGs, pemerintah
mengupayakan berbagai program untuk menurunkan angka kematian ibu.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu hamil melalui antenatal care (ANC).
Dalam pelaksanaannya, ANC dilakukan minimal 4 kali selama masa
kehamilan ibu. Kunjungan pertama (K1) dilakukan pada trimester 1,
kunjungan kedua pada trimester 2, serta kunjungan ke-3 dan ke-4 pada
trimester 3 (K4). Standar waktu tersebut diatur untuk mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan akibat komplikasi kebidanan maupun hal lain
yang dapat membahayakan kehamilan melalui deteksi dini faktor risiko serta
penanganan dini saat terjadi komplikasi sehingga menjamin perlindungan
terhadap ibu dan janinnya (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Angka cakupan K1 dan K4 di Provinsi Lampung cenderung naik turun setiap
tahunnya. Hingga tahun 2014, Provinsi Lampung belum pernah mencapai
angka target nasional yang telah ditetapkan (Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung, 2014). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung
tahun 2016, Puskemas dengan angka kunjungan K1 dan K4 paling rendah di
Bandar Lampung terdapat di Puskemas Sukamaju Bandar Lampung dengan
angka kunjungan K1 sebesar 82,54% dan K4 sebesar 67,13% dimana
keduanya belum memenuhi target kota Bandar Lampung yaitu sebesar 95% .
Menurut Syamsiah dan Pustikasari (2014) dalam penelitiannya mengenai
faktor-faktor yang memengaruhi kunjungan ANC, didapatkan hasil yaitu
pengetahuan, sikap, dan dukungan sosial. Dukungan sosial yang dimaksud
dapat berasal baik dari lingkungan, teman, orangtua, keluarga, suami maupun
tenaga kesehatan (Syamsiah dan Pustikasari, 2014). Komunikasi yang efektif
antara ibu hamil dan suaminya serta dengan keluarganya dapat memengaruhi
psikologi ibu hamil, sehingga hal ini sangat dibutuhkan untuk membangun
motivasi ibu dalam merawat janin yang dikandungnya (Susanti, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alawiyah (2014) tentang
hubungan dukungan suami dengan kelengkapan kunjungan ANC pada ibu
hamil trimester III di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta tahun 2014,
terdapat hubungan antara dukungan suami dengan kelengkapan kunjungan
ANC. Begitu juga dengan penelitian oleh Aryastuti (2013) tentang hubungan
dukungan suami dengan kelengkapan kunjungan ANC pada ibu hamil TM III
di Puskesmas Jetis II Bantul tahun 2013 yang menyebutkan hal yang sama.
Dari kedua hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara dukungan suami dengan keteraturan ANC seorang
ibu hamil. Kemudian, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Komariyah (2010) tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
ibu hamil dalam pemeriksaan ANC di Puskesmas Banyu Biru Kabupaten
Semarang, mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil dalam
pemeriksaan ANC.
Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai
hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan kunjungan ANC ibu pada
saat hamil dengan menggunakan metode yang berbeda dari penelitian
sebelumnya, yaitu case control. Rencana penelitian yang akan dilakukan
penulis berjudul “Dukungan Keluarga Tidak Baik Sebagai Faktor Risiko
Ketidaklengkapan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu di Puskesmas
Sukamaju Bandar Lampung”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penelitian ini yaitu
apakah dukungan keluarga tidak baik merupakan faktor risiko
ketidaklengkapan kunjungan ANC ibu di Puskesmas Sukamaju Bandar
Lampung
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar risiko
dukungan keluarga tidak baik untuk terjadinya ketidaklengkapan
kunjungan ANC ibu di Puskesmas Sukamaju Bandar Lampung
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran umum responden;
2. Mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap ibu pada saat hamil
di wilayah kerja Puskesmas Sukamaju Bandar Lampung;
3. Mengetahui adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan
kelengkapan kunjungan ANC ibu di Puskesmas Sukamaju Bandar
Lampung.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan
memperkaya ilmu pengetahuan penulis serta menjawab pertanyaan penulis
mengenai dukungan keluarga tidak baik sebagai faktor risiko
ketidaklengkapan kunjungan ANC ibu di Puskesmas Sukamaju Bandar
Lampung.
1.4.2 Bagi Keluarga Ibu Hamil
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong keluarga ibu untuk dapat
memberi dukungan sosial, fisik, dan psikologis kepada ibu pada saat hamil
agar dapat terus menjaga kandungannya dan rutin memeriksakannya di
fasilitas pelayanan kesehatan untuk ibu hamil.
1.4.3 Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data mengenai salah
satu faktor risiko ketidaklengkapan kunjungan ANC ibu yaitu dukungan
keluarga tidak baik. sehingga kedepannya petugas kesehatan tidak hanya
memberikan edukasi kepada ibu hamil namun juga kepada keluarga ibu
hamil yang bersangkutan.
1.4.4 Bagi Ilmu Kedokteran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi mengenai
pentingnya dukungan sosial dari keluarga terhadap psikologis ibu pada
saat hamil. Sehingga, perlu dipertimbangkan adanya pertanyaan mengenai
kondisi keluarga dan dukungan keluarga pada saat petugas melakukan
anamnesis ataupun sebagai pelengkap data di rekam medis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antenatal Care
2.1.1 Pengertian Antenatal Care
Antenatal care (ANC) atau pelayanan antenatal adalah pelayanan
kesehatan untuk ibu hamil yang sesuai dengan standar pelayanan antenatal
dan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang dimaksud
harus kompeten dan profesional di bidang kesehatan, seperti dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, pembantu bidan atau perawat bidan
(Gufron, 2014).
Pelayanan antenatal sesuai standar yang termasuk dalam fokus program
pemerintah dalam meningkatkan kesehatan ibu maternal adalah melalui
ANC terpadu. Antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.
Implementasi pelayanan ANC terpadu telah diperkuat dengan
dikeluarkannya kebijakan Menteri Kesehatan yang tertuang dalam pasal 6
ayat 1 huruf b Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan
anak, dimana salah satunya dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan janin
dalam kandungan dilaksanakan melalui pemeriksaan antenatal pada ibu
hamil dan pelayanan terhadap ibu hamil tersebut dilakukan secara berkala
sesuai standar yaitu paling sedikit 4 (empat) kali selama masa kehamilan
(K1-K4) (Mikrajab dan Rachmawati, 2016).
Dalam pemeriksaan antenatal, selain kuantitas (frekuensi kunjungan),
perlu diperhatikan pula kualitas pemeriksaannya (Departemen Kesehatan
RI, 2007). Jenis pemeriksaan pelayanan ANC terpadu adalah sebanyak 18
jenis pemeriksaan yaitu keadaan umum, suhu tubuh, tekanan darah, berat
badan, lingkar lengan atas (LILA), tinggi fundus uteri (TFU), presentasi
janin, denyut jantung janin (DJJ), kadar hemoglobin (Hb), golongan darah,
kadar protein urin, kadar gula darah/reduksi, pemeriksaan darah malaria,
pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA), pemeriksaan darah sifilis, tes
serologi HIV, dan ultrasonografi (USG) (Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional, 2012).
2.1.2 Tujuan Antenatal Care
Berdasarkan Buku Pedoman Pelayanan Antenatal yang diterbitkan oleh
Depkes RI tahun 2007 disebutkan bahwa terdapat beberapa tujuan
diadakannya program ANC di Indonesia, yaitu:
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin;
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu;
c) Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan;
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin;
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif;
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal;
g) Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian
neonatal;
h) Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.
Selain itu, terdapat beberapa fokus pencapaian yang diungkapkan oleh
World Health Organization (WHO) mengenai fokus pencapaian dari
pelayanan antenatal secara menyeluruh. Diantaranya adalah:
a) Mengidentifikasi dan melakukan pengawasan pada wanita hamil
serta janin yang dikandungnya;
b) Mendeteksi dan mengatasi komplikasi dalam kehamilan, terutama
pre-eklampsi;
c) Mendeteksi dan mengobati penyakit yang mendasari kemungkinan
terjadinya komplikasi pada ibu hamil;
d) Mendeteksi adanya ganguan anemia, infeksi HIV, masalah kesehatan
mental, dan atau gejala stres serta kekerasan dalam rumah tangga;
e) Melakukan upaya pencegahan, meliputi imunisasi tetanus toxoid
(TT), pemberian obat cacing, pemberian tablet besi dan asam folat,
pencegahan terhadap malaria dalam kehamilan dengan
menggunakan profilaksis atau dengan kelambu;
f) Menyarankan dan mendukung setiap wanita dan keluarganya untuk
membangun kebiasaan sehat dalam rumah tangga (Lincetto dkk,
2013).
2.1.3 Program Pelayanan Kesehatan Maternal di Indonesia
Sebagai upaya untuk menurunkan AKI, pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan sejak tahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood
initiative, sebuah program yang memastikan semua wanita mendapatkan
perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan
dan persalinannya (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Dalam melakukan
kebijakan ini, dikenal adanya intervensi strategis yang dinyatakan sebagai
empat pilar safe motherhood, yaitu:
1. Keluarga Berencana (KB)
Pemerintah melalui tenaga kesehatan di setiap daerah memastikan
bahwa setiap orang atau pasangan mempunyai akses yang mudah
untuk mendapatkan informasi dan pelayanan dalam merencanakan
KB sehingga orang atau pasangan tersebut dapat merencanakan
waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak
yang diinginkan. Perencanaan ini nantinya akan menentukan alat
kontrasepsi yang akan digunakan oleh pasangan tersebut. Dengan
demikian, melalui program ini pemerintah berharap tidak ada
kehamilan yang tidak diinginkan serta menurunnya angka kehamilan
yang masuk dalam kategori “4 Terlalu”, yaitu terlalu muda atau
terlalu tua untuk kehamilan, terlalu sering hamil dan terlalu banyak
anak.
2. Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Melalui program ANC, pemerintah mengharapkan adanya
pencegahan komplikasi obstetri jika memunginkan dan memastikan
bahwa komplikasi tersebut dapat dideteksi sedini mungkin serta
ditangani secara memadai secara profesional oleh petugas kesehatan
di setiap daerah.
3. Persalinan yang Aman
Pemerintah memastikan bahwa semua penolong persalinan, yaitu
tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan alat
untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih, serta
memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.
4. Pelayanan Obstetri Esensial
Dalam hal ini pemerintah memastikan bahwa pelayanan obstetri
untuk menangani risiko tinggi kehamilan dan komplikasi yang terjadi
pada kehamilan selalu tersedia bagi ibu hamil yang
membutuhkannya.
Untuk mempercepat penurunan AKI, diperlukan adanya keterlibatan dari
sektor lain di samping kesehatan. Sehingga, pada tahun 1996 Kantor
Menperta atas dukungan Presiden Republik Indonesia merilis suatu
program yang dinamakan Gerakan Sayang Ibu (GSI). Ruang lingkup
kegiatan GSI meliputi advokasi dan mobilisasi sosial. Dalam
pelaksanannya, GSI mempromosikan kegiatan yang berkaitan dengan
Kecamatan Sayang Ibu dan Rumah Sakit Sayang Ibu. Hal ini bertujuan
untuk mencegah adanya keterlambatan yang tidak diinginkan, yaitu:
a) Keterlambatan di tingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya
dan membuat keputusan untuk segera mencari pertolongan;
b) Keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan;
c) Keterlambatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapat
pertolongan yang dibutuhkan (Saifudin dan Adriaansz, 2009).
Upaya lain yang juga telah dilakukan yaitu strategi Making Pregnancy
Safer (MPS) yang dicanangkan pada tahun 2000. Program ini
menyampaikan 3 poin penting, yaitu:
1) Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih;
2) Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat;
3) Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan
dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan
penanganan komplikasi keguguran.
Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini
dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan
neonatal yang menyumbang angka terbesar untuk Indonesia, yaitu
Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Sulawesi Selatan. Sehingga, dengan menurunkan angka kematian ibu di
enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka
kematian ibu di Indonesia secara signifikan. Program EMAS berupaya
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal dengan
cara:
1) Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru
lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan 300
Puskesmas/Balkesmas PONED); dan
2) Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antarpuskesmas
dan rumah sakit. Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan
dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan
kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu
hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di
fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu
dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi,
kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan
keluarga berencana.
2.1.4 Program Antenatal Care di Indonesia
Pelayanan antenatal yang bermutu merupakan pelayanan medis dasar yang
tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Melalui program-program pemerintah yang ada mengenai
kebijakan dalam pelayanan kesehatan maternal, pelayanan antenatal atau
ANC di Indonesia terbukti menjadi salah satu fokus pemerintah di setiap
kebijakannya.
Di Indonesia, akses terhadap pelayanan antenatal sebagai pilar kedua dari
intervensi Safe Motherhood sudah cukup baik meskipun belum mencapai
angka target yang diinginkan. Terutama dari segi mutunya, pelayanan
antenatal di Indonesia masih perlu ditingkatkan kembali. Dalam
pelaksanaan operasionalnya, dikenal standar minimal pelayanan antenatal
yaitu “7T” yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan;
2. Ukur Tekanan darah;
3. Ukur Tinggi fundus uteri;
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap;
5. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 hari selama kehamilan;
6. Test terhadap penyakit menular seksual, HIV/AIDS dan malaria;
7. Temu wicara atau konseling dalam rangka persiapan rujukan.
Pemeriksaan ANC sebaiknya dilakukan segera mungkin setelah seorang
wanita merasa dan meyakini dirinya hamil. Selama masa kehamilan,
seorang ibu sebaiknya melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali sesuai
standar waktu yang telah ditentukan, yaitu:
1. Minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama = K1;
2. Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua = K2;
3. Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga = K3 dan K4.
Namun, ketentuan waktu tersebut hanya disarankan untuk setiap
kehamilan normal. Sehingga, apabila terdapat suatu kelainan atau penyulit
kehamilan pada ibu hamil seperti mudah mual dan muntah, keracunan,
perdarahan, kelainan letak dan lain-lain, jumlah frekuensi kunjungan dapat
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan (Departemen Kesehatan RI, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian Onwuhafua (2016) tentang pengaruh
frekuensi kunjungan ANC terhadap kehamilan seorang ibu, didapatkan
hasil bahwa ibu dengan frekuensi kunjungan antenatal sedang atau
moderate (4-6 kali kunjungan) selama masa kehamilannya, memiliki
perbedaan yang cukup signifikan dalam kondisi diri serta janinnya dengan
ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali selama masa
kehamilannya. Sedangkan, untuk tingkat kunjungan yang tinggi (lebih
dari 6 kali) tidak memberikan perbedaan hasil yang berarti dibandingkan
dengan ibu yang melakukan kunjungan sedang. Sehingga, ketika seorang
ibu mematuhi angka kunjungan minimal yang telah ditetapkan oleh
pemerintah Indonesia yaitu 4 kali kunjungan, maka hal tersebut dapat
meningkatkan kondisi kesehatan ibu hamil dan janinnya.
2.1.5 Kondisi Antenatal Care di Bandar Lampung
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
Bandar Lampung tahun 2016, dari 20.364 ibu hamil yang ada di Kota
Bandar Lampung, sebanyak 19.844 (97,45%) ibu hamil yang melakukan
K1 dan hanya 18.810 (92,37%) ibu hamil yang melanjutkan hingga K4.
Meskipun angka K1-K4 yang ada di Bandar Lampung cukup tinggi,
namun angka K4 masih berada dibawah target nasional. Berikut ini
merupakan puskesmas yang memiliki angka kunjungan K1-K4 terendah di
Bandar Lampung.
Tabel 1. Prevalensi K1-K4 di Bandar Lampung Tahun 2016.
No Puskesmas K1 K4
Jumlah % Jumlah %
1. Sukamaju 332 82,54 % 270 67,13 %
2. Kupang Kota 408 72,98 % 395 70,65 %
3. Panjang 1408 91,11 % 1303 84,32 %
Sumber: Data Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung tahun 2016
Berdasarkan data, Puskesmas Sukamaju merupakan puskesmas dengan
prevalensi jumlah kunjungan K4 paling rendah, yaitu 67,13%. Sedangkan,
untuk prevalensi kunjungan K4 paling tinggi terdapat di Puskesmas
Kedaton, yaitu 95,07%.
2.1.6 Faktor yang Memengaruhi Kelengkapan Kunjungan ANC
Hubungan erat antara kondisi ibu dan janin dengan angka kunjungan ANC
membuat banyak peneliti yang tertarik untuk mencari faktor-faktor yang
memengaruhi frekuensi kunjungan ANC ibu pada saat hamil. Menurut
Lawrence Green (1984) dalam Notoatmodjo (2012), faktor yang dapat
memengaruhi perilaku seseorang dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan yaitu berasal dari faktor perilaku (behavior causes) dan faktor
diluar perilaku (non-behavior causes). Faktor-faktor yang memengaruhi
keteraturan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC dilihat dari
konsep dan perilaku seseorang yang dikemukakan oleh Green adalah
sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi
a. Usia
Pola berfikir seseorang dapat dipengaruhi oleh seberapa matang
orang tersebut dilihat dari usianya. Ibu dengan usia produktif
akan lebih dapat berpikir rasional dan memiliki motivasi dalam
memeriksakan kehamilannya (Agus dan Horiuchi, 2012).
b. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik tingkat
pengetahuannya. Sehingga ibu hamil yang berpendidikan,
memiliki pengetahuan lebih mengenai pentingnya pelayanan
antenatal. Tingkat pendidikan yang tinggi berkaitan dengan
pemahaman mengenai masalah kesehatan dan kehamilan yang
memengaruhi sikap terhadap kehamilannya sendiri maupun
pemenuhan gizinya selama hamil (Notoatmodjo, 2012).
c. Pekerjaan
Status pekerjaan seorang ibu, apakah sebagai seorang ibu rumah
tangga atau sebagai wanita yang disibukkan oleh pekerjaannya
juga memengaruhi sikap ibu terhadap kepatuhannya dalam
melakukan kunjungan ANC. Semakin tinggi aktivitas seorang
ibu, maka semakin menurun kepatuhannya terhadap kunjungan
ANC. Hal ini dikarenakan seseorang yang tidak bekerja memiliki
waktu yang lebih banyak untuk melakukan kunjungan ANC
dengan optimal (Salmah, Ikhsan, dan Nurlaelah, 2012). Namun,
pekerjaan tersebut justru memberikan akses yang lebih baik
terhadap berbagai informasi termasuk kesehatan maternal, hal ini
akibat adanya interaksi dengan orang lain dengan pengetahuan
lebih mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan.
d. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dialami oleh
seorang wanita. Jumlah paritas memengaruhi seorang ibu hamil
untuk tidak melakukan kunjungan ANC. Dibuktikan pada
penelitian yang dilakukan Agus dan Horiuchi (2012) bahwa
wanita yang memiliki jumlah paritas 2 atau lebih melakukan
kunjungan ANC kurang dari 4 kali. Sedangkan, bagi ibu yang
baru pertama kali hamil, ANC merupakan sesuatu yang baru
sehingga ibu memiliki motivasi yang tinggi dalam
pelaksanaannya.
e. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan
suatu tindakan. Tingkat pengetahuan seorang ibu hamil mengenai
pentingnya pelayanan antenatal dalam mencegah dan mendeteksi
secara dini masalah kesehatan obstetri, memengaruhi pola
berpikirnya tentang kunjungan ANC. Bagi ibu yang yang
memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, kunjungan antenatal
bukanlah sekadar untuk memenuhi kewajiban, melainkan menjadi
sebuah kebutuhan. Sehingga semakin tinggi tingkat pengetahuan
ibu hamil, maka semakin tinggi pula frekuensi kunjungan ANC
yang dilakukan (Salmah, Ikhsan dan Nurlaelah, 2012).
f. Sikap
Sikap positif atau negatif ibu hamil terhadap layanan pemeriksaan
kehamilan memengaruhi keteraturan antenatal care. Adanya
sikap atau respon yang baik terhadap pelayanan antenatal
mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan diri dan
janinnya.
2. Faktor pemungkin
a. Jarak tempat tinggal
Akses ke fasilitas kesehatan memengaruhi motivasi ibu dalam
melakukan kunjungan ANC. Kurang tersebar atau tidak adanya
fasilitas kesehatan di tempat tinggal ibu hamil membuat mereka
sulit memeriksakan kehamilannya. Tidak adanya transportasi
untuk menjangkau fasilitas kesehatan juga memengaruhi
kepatuhan ibu hamil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Agus dan Horiuchi (2012), wanita yang tidak menggunakan
transportasi dan harus berjalan kaki untuk menuju ke tempat
pelayanan kesehatan kebanyakan memiliki jumlah kunjungan
ANC kurang dari 4 kali.
b. Penghasilan keluarga
Rendahnya penghasilan keluarga menjadi salah satu hambatan ibu
hamil untuk mendapatkan prioritas kesehatan, hal ini akibat
tingginya prioritas keuangan dalam pemenuhan kebutuhan pokok
untuk keluarganya, sehingga menjadi terabaikan.
c. Media informasi
Informasi mengenai ANC dapat merubah pola fikir seorang ibu
hamil mengenai pentingnya pelayanan kesehatan untuk dirinya
serta janinnya. Informasi ini dapat diperoleh melalui media cetak
atau elektronik, maupun oleh tenaga kesehatan (Salmah, Ikhsan,
dan Nurlaelah, 2012; Syamsiah dan Pustikasari, 2014).
3. Faktor penguat
a. Dukungan suami / keluarga
Keluarga memiliki peran yang sangat penting sebagai penentu
sikap seorang ibu hamil (Susanti, 2008). Melalui keluarga,
seorang ibu hamil lebih sadar akan pentingnya diri dan janinnya
bagi keluarga, sehingga mendorongnya untuk menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut Dinas Kesehatan tahun
2010, salah satu penyebab kurangnya perawatan kehamilan
seorang ibu hamil adalah karena kurang adanya motivasi dari
keluarga, terutama dari suami (Syamsiah dan Pustikasari, 2014).
b. Petugas kesehatan
Menurut Dinas Kesehatan tahun 2010, kurangnya perawatan pada
masa kehamilan salah satunya disebabkan karena belum
meratanya petugas kesehatan yang ada di daerah sehingga
menurunkan akses ibu hamil untuk dapat memeriksakan
kehamilannya. Selain itu, menurut Salmah (2012) sikap seorang
petugas kesehatan juga memengaruhi frekuensi kunjungan ibu
hamil ke pelayanan ANC. Dalam penelitiannya, didapatkan hasil
bahwa semakin baik sikap petugas kesehatan maka semakin
sering pula seorang ibu hamil mendatangi fasilitas kesehatan
tersebut untuk melakukan pemeriksaan terhadap kehamilannya
(Salmah, Ikhsan, dan Nurlaelah, 2012)
2.2 Psikologi
2.2.1 Pengertian Psikologi
Psikologi secara umum dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang
berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta bagaimana kedua
hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi mental organisme lainnya dan
lingkungan eksternal (Wade dan Tavris, 2008).
2.2.2 Psikologi Ibu Hamil
Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dengan konsepsi atau
pertemuan antara ovum wanita dan sperma dari pria yang kemudian
dilanjutkan dengan proses fertilisasi, nidasi dan implantasi. Masa
kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Departemen Kesehatan RI, 2007).
Masa kehamilan dibagi menjadi 3 trimester atau triwulan. Trimester
pertama dimulai pada usia kehamilan 0 hingga 12 minggu (bulan ke-4),
trimester kedua pada usia kehamilan 13-28 minggu (bulan ke-7), dan
trimester ketiga pada usia kehamilan 28-40 minggu (bulan ke-9)
(Sarminah, 2012).
Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan fisik maupun psikologis
dari ibu, serta perubahan sosial di dalam keluarga dalam persiapan
menyambut anggota keluarga baru. Perubahan psikologis yang terjadi
pada ibu berbeda sesuai dengan usia kehamilan ibu (Departemen
Kesehatan RI, 2007).
1) Trimester pertama
Pada awal kehamilan, hormon progesteron dan esterogen dalam
tubuh akan meningkat. Meningkatnya kedua hormon ini
menyebabkan timbulnya rasa mual dan lemas sehingga ibu merasa
tidak sehat dan membenci kehamilannya. Ibu merasa khawatir dan
takut akan perubahan besar pada dirinya yang dapat mengubah
penampilannya. Sehingga, pada trimester pertama ibu akan selalu
mencari tanda-tanda kehamilan pada dirinya untuk meyakinkan
dirinya memang benar-benar hamil.
Seringkali masalah kejiwaan yang terjadi pada ibu hamil adalah
perasaan takut serta penolakan ibu terhadap kehamilannya, rasa
kecewa, cemas dan sedih. Karena perubahan fisik belum terlalu
terlihat, biasanya seorang ibu merahasiakan kehamilannya dan
mungkin hanya diberitahukan pada orang-orang tertentu saja,
termasuk keluarganya.
2) Trimester kedua
Di trimester kedua, rasa cemas mulai menghilang karena ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi. Ibu sudah dapat
menerima kehamilannya sehingga dapat mengondisikan emosinya
dengan baik. Perut yang belum terlalu besar tidak terlalu menjadi
beban bagi ibu. Di trimester ini ibu sudah dapat merasakan
gerakan janinnya sehingga ibu mulai merasakan kehadiran janinnya
sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri. Pada trimester ini
ibu merasa sehat dan terlepas dari rasa cemas dan tidak nyaman
layaknya pada trimester pertama.
3) Trimester ketiga
Pada trimester ini ibu merasa lebih waspada dan cemas terhadap
janin yang dikandungnya. Rasa tidak nyaman muncul kembali
akibat semakin membesarnya perut. Bahkan terkadang ibu merasa
dirinya jelek akibat perubahan yang terjadi pada dirinya.
Terkadang ibu merasa khawatir apabila janinnya dapat lahir
sewaktu-waktu. Sehingga ibu lebih waspada terhadap tanda-tanda
persalinan. Perasaan takut akan rasa sakit dan komplikasi yang
dapat terjadi pada saat persalinan mulai timbul. Disamping itu, ibu
merasa sedih karena akan berpisah dengan janinnya dan akan
kehilangan perhatian khusus yang biasa diterimanya selama hamil.
Pada trimester inilah dukungan suami dan keluarga sangat
dibutuhkan oleh seorang ibu hamil. Karena motivasi utama
seorang ibu untuk terus merawat janin yang dikandungnya adalah
untuk kebahagiaan keluarga kecil yang dimilikinya (Departemen
Kesehatan RI, 2007).
2.2.3 Pengaruh Keluarga terhadap Psikologi Ibu Hamil
Kehamilan memengaruhi seluruh anggota keluarga, baik dari keluarga ibu
hamil maupun keluarga suaminya. Sehingga, setiap anggota keluarga
harus dapat beradaptasi. Pada saat anggota keluarga menyadari peran baru
mereka, dapat terjadi konflik dan ketegangan dari diri mereka.
Komunikasi yang efektif antara ibu dan suami serta keluarga, sangat
diperlukan. Komponen terpenting di sekeliling ibu hamil yang dapat
mendukung motivasi seorang ibu hamil untuk menjadi ibu yang baik
adalah ibunya sendiri hingga ibu dapat memiliki reaksi terhadap kehamilan
anaknya, menghargai kemandirian anaknya, keberadannya di masa lampau
dan sekarang, serta keinginan untuk mengenangnya. Reaksi ibu terhadap
anaknya yang hamil penting untuk penerimaannya sebagai seorang nenek
(Susanti, 2008).
Meskipun hubungan ibu hamil dengan ibunya sendiri adalah penting,
tetapi yang terpenting adalah hubungan dengan suami atau ayah dari janin
yang dikandungnya. Seorang wanita yang memiliki hubungan harmonis
dengan suaminya akan mengalami pengaruh emosi dan gejala fisik lebih
sedikit, termasuk komplikasi ketika melahirkan dan menyesuaikan diri
setelah persalinan.
Anggota keluarga yang lain, terutama anak-anak dan kakek atau nenek
harus menyesuaikan diri dengan ibu hamil. Untuk beberapa pasangan,
kehamilan dapat berkembang menjadi krisis yang merupakan gangguan
atau konflik sehingga dapat mengganggu keseimbangan keluarga.
Kelemahan ego, kehilangan pertahanan diri, tidak teratasinya suatu
masalah, dan perubahan hubungan yang mungkin akan terjadi dapat
menimbulkan perilaku maladaptif pada salah satu atau lebih anggota
keluarga sehingga memungkinkan adanya perpecahan keluarga. Namun,
apabila keluarga dapat menangani krisis yang mungkin muncul tersebut,
maka akan terjadi ikatan yang lebih kuat antarkeluarga (Susanti, 2008).
2.3 Dukungan Keluarga
2.3.1 Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggota keluarganya. Anggota keluarga dipandang sebagai
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan keluarganya, dalam
hal ini anggota keluarga merasa diperhatikan oleh keluarganya. Sehingga,
keluarga selalu siap dalam memberikan pertolongan dan bantuan kapanpun
saat diperlukan (Murniasih dan Rahmawati, 2007).
Dukungan keluarga bukan sekedar memberikan bantuan, namun
memandang persepsi penerima terhadap makna dari bantuan yang
diberikan tersebut. Dukungan dapat berupa dorongan berupa bantuan,
perhatian, penghargaan, atau kepedulian yang didapat satu kelompok
individu yang terkait oleh ikatan perkawinan atau darah secara khusus
(Pratiwi, 2011).
2.3.2 Fungsi Dukungan Keluarga
Terdapat empat tipe dukungan keluarga menurut Friedman (2010), bentuk
dukungan kelurga yang dimaksud yaitu:
1. Dukungan emosional (emotional support)
Keluarga berperan sebagai tempat yang aman dan damai untuk
beristirahat dan menenangkan pikiran. Dukungan ini meliputi
perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia
mendengarkan keluh kesah seorang individu. Individu yang
menghadapi persoalan atau masalah akan merasa terbantu saat
keluarga selalu sedia mendengarkan dan memperhatikan masalah yang
dihadapi individu tersebut.
2. Dukungan penilaian
Keluarga bertindak sebagai penengah dan fasilitator dalam pemecahan
sebuah masalah. Dukungan dan perhatian yang diberikan keluarga
merupakan bentuk penghargaan positif yang diberikan kepada seorang
individu.
3. Dukungan instrumental (instrumental support)
Keluarga berperan sebagai sumber pertolongan dalam hal pengawasan
terhadap kebutuhan seorang individu. Keluarga mencarikan solusi
yang dapat menolong individu agar masalahnya dapat terpecahkan.
Dukungan yang diberikan berupa pemberian bantuan secara langsung,
seperti bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas
tertentu.
4. Dukungan informasional (informational support)
Keluarga berperan sebagai pemberi dan penyebar informasi. Bentuk
dukungan bersifat informasi dan dapat berupa saran, pengarahan dan
umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan. Bantuan
informasi dari keluarga diharapkan dapat memberi informasi
mengenai persoalan-persoalan yang dihadapinya.
2.3.3 Bentuk Dukungan Keluarga
Bentuk atau jenis dukungan keluarga berdasarkan teori Gallo dan Reichel
(1998), yang disebutkan dalam penelitian Indriyani (2013), yaitu:
1. Dukungan Fisiologis
Dukungan fisiologis merupakan dukungan yang dilakukan dalam
bentuk pertolongan mendasar dalam aktifitas sehari-hari. Hal ini
meliputi menyiapkan makanan, memperhatikan gizi, mandi, toileting,
membantu kegiatan fisik sesuai kemampuan, merawat bila ada yang
sakit, dan lain-lain.
2. Dukungan Psikologis
Dukungan psikologis ditunjukkan dengan memberikan perhatian dan
kasih sayang terhadap anggota keluarga, memberikan rasa aman,
membantu menyadari dan memahami identitas anggota keluarga
lainnya. Dalam hal ini termasuk meluangkan waktu untuk sekedar
bercakap-cakap agar tercipta komunikasi yang baik serta melakukan
diskusi dan bertukar pendapat dengan anggota keluarga.
3. Dukungan Sosial
Dukungan sosial merupakan dukungan yang diberikan dengan cara
menyarankan dan mendukung anggota keluarga untuk dapat
bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini meliputi menyarankan untuk
mengikuti kegiatan spiritual kelompok (pengajian), mengikuti
perkumpulan antarrumah tangga (arisan), memberikan kesempatan
untuk memilih fasilitas kesehatan sesuai dengan keinginan sendiri,
menjaga agar tetap berinteraksi dengan orang lain dan membantu
dalam memperhatikan norma-norma yang berlaku di masyarakat
(Indriyani, 2013)
2.3.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Dukungan Keluarga
Terdapat faktor-faktor yang dapat memengaruhi dukungan keluarga
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnawan (2009), yaitu :
1. Faktor internal
a. Tahap perkembangan
Usia seseorang dapat memengaruhi pengaruh terhadap makna
sebuah dukungan dari keluarganya. Setiap rentang usia memiliki
pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
terjadi pada keluarganya secara berbeda-beda.
b. Pendidikan dan tingkat pengetahuan
Latar belakang pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman masa
lalu akan membentuk cara berpikir seseorang, termasuk
keyakinan akan pentingnya dukungan keluarga.
c. Faktor emosi
Emosi dapat memengaruhi seorang individu dalam memberikan
respon dukungan. Keadaan emosi seseorang yang sedang tidak
baik dapat melakukan hal yang mengkhawatirkan, namun berbeda
saat emosinya stabil, individu akan lebih tenang dalam
menanggapi.
d. Aspek spiritual
Nilai dan keyakinan sesorang dalam menjalai hubungan dengan
keluarga, teman dan kemampuannya mencari arti hidup.
2. Faktor eksternal
a. Menerapkan fungsi keluarga
Hal ini mencakup sejauh mana keluarga berpengaruh terhadap
anggota keluarga lain yang mengalami masalah kesehatan serta
sejauh mana bantuan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarganya.
b. Faktor sosial ekonomi
Setiap individu membutukan dukungan terhadap kelompok sosial
untuk memengaruhi keyakinan akan kesehatannya dan cara
pelaksanaannya. Selain itu, individu dengan tingkat ekonomi
diatas rata-rata akan lebih cepat tanggap terhadap masalah
kesehatan yang sedang dihadapi keluarganya.
c. Latar belakang budaya
Latar belakang budaya memengaruhi nilai, keyakinan dan
kebiasaan individu dalam memberikan dukungan dan cara
mengatasi masalah kesehatan (Purnawan dan Rahayu, 2009).
Kelengkapan Kunjungan Antenatal
Care (ANC) Ibu Pada Saat Hamil
Faktor-faktor yang Memengaruhi Kunjungan ANC
2.4 Kerangka Teori
Keterangan : : yang diteliti dalam penelitian ini
: tidak diteliti dalam penelitian ini
Bold : variabel dalam penelitian
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian.
(Modifikasi dari Green, 1984; Purnawan dan Rahayu, 2009, dan Susanti, 2009)
Faktor Penguat
Dukungan Suami
Dukungan Keluarga
Dukungan Tenaga
Kesehatan
Faktor Predsposisi
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Paritas Pengetahuan
Sikap
Faktor Pemungkin
Penghasilan Keluarga
Jarak Tempat Tiggal
Media Informasi
Fasilitas Kesehatan
Dukungan Keluarga
Psikologis Ibu Hamil
Faktor-faktor yang
memengaruhi
dukungan keluarga :
Faktor Internal
1. Tahap
perkembangan
2. Pendidikan atau
Tingkat
Pengetahuan
3. Faktor Emosi
4. Aspek Spiritual
Faktor Eksternal
1. Menerapkan fungsi
keluarga
2. Faktor Sosial
Ekonomi
3. Latar Belakang
Budaya
Kelengkapan Kunjungan Antenatal
Care (ANC) Ibu di Puskesmas
Sukamaju
Bandar Lampung
Dukungan Keluarga
2.5 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
2.6 Hipotesis
Berdasarkan uraian teori yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan
kelengkapan kunjungan antenatal care (ANC) ibu di Puskesmas
Sukamaju Bandar Lampung.
H1: Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan
kunjungan antenatal care (ANC) ibu di Puskesmas Sukamaju
Bandar Lampung
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode case control yaitu suatu
penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko
dipelajari dengan pendekatan retrospective. Sedangkan, studi penelitian yang
digunakan adalah comparational study yaitu penelitian dengan menggunakan
metode studi perbandingan yang dilakukan dengan cara membandingkan
persamaan dan perbedaan sebagai fenomena untuk mencari faktor-faktor apa,
atau situasi bagaimana yang menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu
(Notoatmodjo, 2015).
Studi kasus kontrol dilakukan dengan mengidentifikasi kelompok kasus dan
kelompok kontrol, kemudian secara retrospektif diteliti apakah kasus dan
kontrol terpapar faktor risiko yang dimaksud atau tidak. Dalam penelitian ini,
status kelengkapan kunjungan ANC diidentifikasi pada saat ini, kemudian
faktor dukungan keluarga diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu
yang lalu.
3.2 Tempat dan Waktu
3.2.1 Tempat
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sukamaju Bandar
Lampung.
3.2.2 Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2017.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau
objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya
(Notoatmodjo, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil trimester III dan ibu yang sudah melahirkan dalam periode waktu
tertentu sampai jumlah minimal sampel tercukupi yang berada di wilayah
Puskesmas Sukamaju Bandar Lampung.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2015). Sampel dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol.
Sampel yang diambil merupakan populasi yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi dibawah ini:
1. Kriteria Inklusi
a. Kriteria inklusi kasus
1. Bersedia menjadi responden;
2. Ibu hamil trimester III atau ibu yang sudah melahirkan
dalam periode waktu tertentu sampai jumlah minimal
sampel tercukupi dengan kunjungan ANC kurang dari 4
kali;
3. Terdaftar sebagai peserta fasilitas kesehatan tingkat pertama
untuk melakukan ANC di Puskesmas Sukamaju Bandar
Lampung.
b. Kriteria inklusi kontrol
1. Bersedia menjadi responden;
2. Ibu hamil trimester III atau ibu yang sudah melahirkan
dalam periode waktu tertentu sampai jumlah minimal
sampel tercukupi dengan kunjungan ANC lebih dari atau
sama dengan 4 kali;
3. Terdaftar sebagai peserta fasilitas kesehatan tingkat pertama
untuk melakukan ANC di Puskesmas Sukamaju Bandar
Lampung.
2. Kriteria eksklusi
1. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian;
2. Ibu yang sudah tidak berada dalam wilayah kerja Puskesmas
Sukamaju Bandar Lampung atau sudah pindah.
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara
purposive sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan atas
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-
sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2015).
Penetapan jumlah sampel menggunakan teknik total sampling. Total
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Teknik sampling ini digunakan
karena jumlah populasi yang memenuhi kriteria inklusi kurang dari 100
sampel (Sugiyono, 2012). Jumlah populasi kasus ibu hamil TM III yang
memenuhi kriteria inklusi pada periode Oktober-November adalah 13
kasus. Sehingga perlu ditambahkan populasi ibu yang sudah melahirkan
dalam periode waktu tertentu sampai jumlah minimal sampel terpenuhi,
yaitu 30 sampel. Maka, sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian
ini adalah 60 sampel. Dengan 30 sampel berperan sebagai kasus (case)
dan 30 sampel berperan sebagai kontrol (control).
3.4 Identifikasi Variabel
3.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah dukungan keluarga terhadap ibu pada saat hamil yang diberi
simbol X.
3.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah kelengkapan kunjungan ANC ibu pada saat hamil
yang diberi simbol Y.
Gambar 3. Paradigma Penelitian
Keterangan:
X : Variabel dukungan keluarga
Y : Variabel kelengkapan kunjungan antenatal care (ANC) ibu pada
saat hamil
: Garis Korelasi Sederhana
X Y
3.5 Definisi Operasional
Tabel 2. Definisi Operasional Penelitian.
Variabel Definisi Skala Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Dukungan
Keluarga
Sikap, tindakan
dan penerimaan
keluarga terhadap
anggota
keluarganya.
(Murniasih &
Rahmawati, 2007)
Ordinal Kuesioner
Angket
(Pengisian
sendiri oleh
responden
atau
pengisian
terbimbing
tergantung
keinginan
responden)
1. Tidak Baik
(skor < median)
2. Baik
(skor ≥ median)
(Santoso, 2003)
Kelengkapan
kunjungan
ANC
Pemeriksaan
antenatal pada ibu
hamil dan
pelayanan
terhadap ibu
hamil sesuai
standar yaitu
paling sedikit 4
(empat) kali
kunjungan selama
masa kehamilan
(K1-K4)
(Departemen
Kesehatan RI,
2007)
Ordinal
Data
sekunder
Lembar
observasi
(pengisian
oleh peneliti
berdasarkan
kartu ibu
atau buku
KIA)
1. Tidak Lengkap
(ANC < 4)
2. Lengkap
(ANC ≥ 4)
(Departemen
Kesehatan RI,
2007)
3.6 Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data yang dimaksud yaitu:
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber
pertama yaitu ibu yang memenuhi kriteria inklusi. Pada penelitian ini data
primer yang digunakan berupa kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh
responden. Kuesioner yang digunakan bertujuan untuk memperoleh data
mengenai dukungan keluarga terhadap kehamilannya.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam dokumen-dokumen.
Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah data kunjungan
ANC ibu hamil yang ada di Puskesmas Sukamaju Bandar Lampung (Kartu
Ibu) dan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang dimiliki oleh setiap
ibu.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, lengkap, lebih cermat, dan sistematis sehingga mudah diolah.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
dan data lain yang perlu diambil dari data sekunder. Kuesioner yang
digunakan merupakan kuesioner dukungan keluarga terhadap frekuensi
kunjungan ANC yang disusun oleh Dewi (2014) dan telah digunakan dalam
penelitiannya.
Adapun instrumen data primer berupa kuesioner yang digunakan terdiri dari:
1. Kuesioner 1
Kuesioner berisi gambaran umum responden, meliputi nama, usia,
pendidikan, pekerjaan, riwayat kehamilan, dan jenis pelayanan kesehatan
yang digunakan.
2. Kuesioner 2:
Kuesioner berisi pernyataan untuk mengukur dukungan keluarga.
Pernyataan kuesioner dukungan keluarga disusun oleh Dewi (2014) yang
menyesuaikan teori Gallo dan Reichel (1998) mengenai jenis-jenis
dukungan keluarga. Dewi (2014) menyesuaikan pernyataan kuesioner
sehingga dapat diterapkan pada ibu hamil. Kuesioner terdiri dari 45
pernyataan dengan skala Likert sebagai skala ukurnya.
Dalam penelitian kuantitatif data dalam penelitian ini harus diubah
menjadi angka-angka yaitu dengan penskoran. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif dapat berupa kata-kata antara lain: selalu,
sering, jarang, dan tidak pernah. Skor setiap alternatif jawaban yang
diberikan oleh responden pada pertanyaan positif (+) dan pernyataan (-)
adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban.
Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-)
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Jarang 2 Jarang 3
Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4
3. Kuesioner 3:
Kuesioner berisi pertanyaan untuk mengukur kelengkapan kunjungan
ANC yang didasari oleh WHO dan Departemen Kesehatan RI mengenai
rekomendasi frekuensi kunjungan ANC. Kuesioner terdiri dari 1
pertanyaan dengan skala Gutmann sebagai skala ukurnya. Adapun
penilaian skornya adalah: Ya = skor 2; Tidak = skor 1. Analisis penilaian
skornya yakni dikategorikan lengkap apabila jumlah kunjungan minimal
empat kali dan tidak lengkap apabila kunjungan kurang dari empat kali
selama masa kehamilan.
Sedangkan, data sekunder yang digunakan berupa lembar observasi yang
akan dilengkapi oleh peneliti. Adapun pengisian lembar observasi
disesuaikan dengan buku KIA milik responden.
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen
No. Variabel
Penelitian Indikator
Nomor
Positif Negatif
1. Variabel Bebas
Dukungan Keluarga
Dukungan Fisiologis 14, 19, 22, 25,
27, 30, 32, 34,
37
6, 9, 11,
12, 40, 43
Dukungan Psikologis 1, 5, 8, 10, 16,
18, 21, 24, 31,
33
3, 13, 29,
36, 39
Dukungan Sosial 2, 4, 7, 15, 23,
35, 38, 41, 42,
45
17, 20, 26,
28 44
2. Variabel Terikat
Kelengkapan ANC
Lengkap ( ≥ 4 kali) Kuesioner 3 dan Buku KIA
Tidak Lengkap (< 4 kali)
3.7.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner dukungan keluarga yang digunakan dalam penelitian ini sudah
melalui uji validitas dan reliabilitas pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Mutiara Sari Dewi (2014).
1. Hasil uji validitas
Uji validitas instrumen ini menggunakan rumus Pearson Product
Moment dengan bantuan software SPSS. Uji validitas dilakukan pada
30 responden (n=30). Sehingga, dapat dikatakan valid apabila nilai r
hitung >r tabel dan tidak valid apabila nilai r hitung <r tabel.
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen kuesioner dukungan
keluarga yang dilakukan oleh Dewi (2014), dari 45 pernyataan yang
diujikan didapatkan 17 pernyataan valid dan 28 pernyataan tidak
valid. Sementara untuk 28 pernyataan yang dinyatakan tidak valid
oleh sistem dimodifikasi oleh Dewi (2014) dan diuji kembali
validitasnya menggunakan uji content validity oleh para ahli.
2. Hasil uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan setelah mengukur validitas kuesioner. Uji
reliabilitas instrumen ini menggunakan bantuan software alpha
cronbach, yaitu sebuah indikator dari konstitensi internal atau
homogenitas dari suatu skala. Suatu instrumen dikatakan reliabel
apabila nilai reliabilitasnya >0,6. Berdasarkan hasil uji reliabilitas
instrumen kuesioner dukungan keluarga yang dilakukan oleh Dewi
(2014) didapatkan hasil 0,667 sehingga instrumen dapat dikatan
reliabel.
3.8 Alur Penelitian
Gambar 4. Alur Penelitian.
Pembuatan proposal penelitian Tahap Persiapan
Mengunjungi responden
yang berperan sebagai case
Tahap Pelaksanaan
Meminta persetujuan responden (informed consent)
Pengisian kuesioner oleh responden
Pengisian lembar observasi kunjungan ANC oleh
peneliti (mengacu pada Buku KIA responden)
Analisis data dengan software statistik Tahap Pengolahan Data
Perizinan penelitian ke kantor Kesbangpol Kota
Bandar Lampung
Perizinan dan pengambilan data di Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung
Penelitian pendahuluan di Puskesmas Sukamaju
Bandar Lampung
Seminar proposal penelitian
Mengunjungi responden yang
berperan sebagai control
Mengajukan perizinan etik penelitian
Seminar hasil penelitian
3.9 Pengolahan dan Analisis Data
3.9.1. Pengolahan Data
Data yang telah didapat dari proses pengumpulan data primer dan
sekunder, kemudian data diolah menggunakan aplikasi statistik dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Editing, pemeriksaan kuesioner atau formulir yang masuk untuk
memeriksa apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah jelas,
relevan, dan lengkap.
b. Coding, perubahan bentuk data ke bentuk yang lebih ringkas dengan
menggunakan kode-kode.
c. Data entry, memasukkan data ke dalam program komputer.
d. Tabulasi, pengelompokkan data dalam bentuk tabel menurut sifat-
sifatnya.
3.9.2. Analisis data
a. Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis variabel bebas
ataupun variabel terikat sehingga diperoleh distribusi dan frekuensi
dari masing-masing variabel tersebut. Pada analisis univariat juga
dilakukan analisis deskriptif yang bertujuan untuk membuat
gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai
distribusi dukungan keluarga terhadap kepatuhan ibu pada saat hamil
dalam melakukan kunjungan ANC (Siswanto, Susila, dan Suyanto,
2013). Analisis univariat yang dijelaskan adalah gambaran umum
responden seperti usia ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan, masalah
kesehatan selama hamil, jenis pelayanan kesehatan, gambaran
anggota keluarga yang mengantar kunjungan, gambaran dukungan
keluarga dan kelengkapan kunjungan ANC ibu dengan presentase
dan tabel distribusi.
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan
antara dua variabel. Dalam penelitian ini analisis bivariat digunakan
untuk menguji dua variabel, yaitu variabel dukungan keluarga
sebagai variabel independen/bebas dengan variabel kelengkapan
kunjungan ANC sebagai variabel dependen/terikat. Uji hipotesis
yang digunakan adalah chi square. Namun, apabila data tidak
memenuhi syarat uji chi square, maka peneliti dapat menggunakan
uji fisher sebagai uji alternatifnya (Dahlan, 2015). Adapun syarat uji
chi square adalah tidak ada atau maksimal 20% dari jumlah sel yang
mempunyai nilai expected kurang dari 5. Apabila syarat tersebut
tidak terpenuhi maka uji alternatif untuk analis tabel 2x2 uji
hipotesis komparatif kategorik tidak berpasangan adalah uji fisher.
Adapun interpretasi uji chi square dan uji fisher sama, yaitu apabila
p value <0,05 maka Ho ditolak, dan apabila p value >0,05 maka Ho
diterima (Dahlan, 2015).
Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai besar risiko (Odds
Ratio/OR) paparan terhadap kasus dengan menggunakan tabel 2x2
sebagai berikut:
Tabel 5. Nilai Besar Risiko (Odds Ratio/OR) Paparan Terhadap Kasus.
Paparan
Kelompok
Total ANC tidak
lengkap
ANC
lengkap
Dukungan Keluarga
Tidak Baik
a b a + b
Dukungan Keluarga
Baik
c d c + d
Total + + + + +
Besar nilai odds ratio dinyatakan dengan rumus OR=ad/bc, dengan
confidence interval (CI) 95%. Hasil interpretasi nilai OR adalah
sebagai berikut:
a. Apabila OR>1 CI 95% tidak mencakup nilai 1, menunjukkan
bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor risiko.
b. Apabila OR>1 CI 95% mencakup nilai 1, menunjukkan bahwa
faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko.
c. Apabila OR<1 CI 95% tidak mencakup nilai 1, menunjukkan
bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor protektif.
3.10 Etika Penelitian
Penelitian ini telah melalui uji kelulusan etik dengan nomor
387/UN26.8/DL/2017 oleh komisi etik penelitian Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung untuk mendapatkan persetujuan etik.