Post on 16-Nov-2021
i
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
ii
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
iii
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
i
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya, kami mampu menyelesaikan
Laporan Kinerja tahun 2020 ini dengan
tepat waktu Berdasarkan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah serta
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah mewajibkan bagi
instansi pemerintah untuk menyusun
laporan kinerja setiap tahun.
Laporan kinerja yang telah kami susun ini
menyajikan capaian kinerja Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat dengan merefleksikan
renstra tahun 2020-2024 serta rencana
target kinerja yang telah ditetapkan dalam
perjanjian kinerja. Perlu kami sampaikan
bahwa pada tahun ini kami telah
menetapkan 4 (empat) sasaran kegiatan
dengan 6 (enam) indikator kinerja kegiatan
dalam Perjanjian Kinerja Direktur
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat tahun 2020 sebagaimana
tersusun juga melalui aplikasi e-kinerja
kemdikbud. Pada tahun 2020 ini juga
merupakan periode awal dari pelaksanaan
kinerja sebagaimana tertuang dalam
rencana strategis tahun 2020-2024. Dapat
dikatakan bahwa pada tahun 2020
pencapaian keenam indikator kinerja
kegiatan merupakan titik tolak dalam tren
pencapaian target jangka menengah di
dalam renstra.
Mewabahnya covid-19 tidak serta merta
produktivitas dan capaian kinerja melalui
berbagai kegiatan yang diselenggarakan
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan Masyarakat Adat terhenti. Pada
masa pandemi ini direktorat memiliki
beberapa fokus pencapaian kinerja tahun
2020, yaitu penyediaan layanan advokasi
kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
masyarakat adat, penyusunan rancangan
peraturan presiden mengenai pembinaan
kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
masyarakat adat, serta kegiatan
internalisasi dan pemberdayaan
penghayat kepercayaan dan masyarakat
adat yang berkaitan dengan pemanfaatan
berbagai objek pemajuan kebudayaan
milik penghayat kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan masyarakat adat dalam
menghadpi pandemi. Secara umum pada
tahun 2020 di tengah gelombang pandemi
global Covid-19, Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
telah dapat dikatakan berhasil dalam
melaksanakan mayoritas rencana
kinerjanya sebagaimana tertuang dalam
perjanjian kinerja direktur.
ii
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Melalui laporan kinerja ini, diharapkan
dapat memberikan gambaran objektif
tentang kinerja yang dihasilkan Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat pada tahun 2020.
Semoga laporan kinerja ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi
perencanaan program/kegiatan dan
anggaran, perumusan kebijakan bidang
pendidikan dan kebudayaan serta
peningkatan kinerja ditahun mendatang.
Diharapkan pula melalui penyusunan
laporan kinerja ini mendorong adanya
perbaikan yang terus-menerus dalam
implementasi siklus SAKIP, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengukuran,
pelaporan.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan kinerja Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat pada tahun 2020.
Jakarta, 29 Januari 2021
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Sjamsul Hadi, S.H., M.M
iii
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. iii
IKHTISAR EKSEKUTIF…………………………………………………..………...... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Gambaran Umum .................................................................................... 2
B. Dasar Hukum…………………………………………………….................... 5
C. Tugas dan Fungsi serta Struktur Organisasi ……………………………… 7
D. Isu-Isu Strategis/Permasalahan ............................................................... 8
BAB II PERENCANAAN KINERJA …………………………………………………. 10
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………………………………………………… 16
A. Capaian Kinerja ....................................................................................... 17
B. Realisasi Anggaran .................................................................................. 64
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………. 69
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………. 73
iv
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
IKHTISAR EKSEKUTIF
Pelaporan kinerja sebagai bagian dari rangkaian siklus SAKIP berperan penting dalam
menyajikan akuntabilitas kepada publik mengenai hasil perencanaan, pengukuran dan
evaluasi kinerja. Laporan kinerja Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat tahun 2020 menyajikan tingkat pencapaian empat sasaran kegiatan dengan
enam indikator kinerja kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2020.
Tingkat ketercapaian dan ketidakcapaian indikator beserta berbagai tren pencapaiannya
setiap tahun lebih detail diuraikan pada Bab III.
Sebelumnya Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat telah
menyusun Rencana Kinerja Tahunan yang berisi rencana program dan kegiatan dengan
menyertakan 4 (empat) Sasaran Kegiatan (SK) dan 6 (enam) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
program teknis serta ditambah dengan 1 (satu) SK dan 1 (satu) IKK dukungan manajemen
yang kesemuanya digunakan sebagai basis pengukuran kinerja. Jika dilihat dari realisasi
kinerja dari keenam indikator tersebut, empat menunjukkan capaian kinerja sangat baik
(85%≤capaian<100%), bahkan terdapat 2 indikator mampu melebihi target 100%.
Kriteria sangat baik dicapai melalui realisasi SK Mmeningkatnya materi pembelajaran budaya
dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah dengan IKK jumlah materi pembelajaran
budaya dan penguatan karakter yang terintergrasi di sekolah. Dari 3 (tiga) materi
pembelajaran, telah disusun 3 (tiga) materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter
pada tahun anggaran 2020 atau dengan kata lain tercapai 100% target yang ditetapkan.
Begitu juga dengan realisasi SK meningkatnya partisipasi perempuan dalam kegiatan-
kegiatan pelestarian dan pemajuan budaya dengan IKK pertama, perempuan pelaku budaya
yang mendapatkan sertifikasi dan peningkatan kompetensi dan IKK kedua, persentase
perempuan yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan pemajuan kebudayaan. Kedua capaian
indicator dari sasaran tersebut bahkan melampaui target yang ditetapkan yaitu >100%, yakni
sebesar 104% capaian untuk perempuan pelaku budaya dan juga 146,33% untuk persentase
partisipasi perempuan.
Capaian yang optimal juga diraih oleh SK meningkatnya jumlah wilayah adat yang
dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan dengan IKK pertama, jumlah
wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi bersama pemajuan kebudayaan
serta IKK kedua, jumlah organisasi kepercayaan dan komunitas adat yang mendapatkan
dukungan kelembagaan. Tingkat realisasi kedua indicator tersebut sesuai dengan target atau
ketercapaiannya sejumlah 100% dari yang telah ditetapkan.
v
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Kriteria sangat baik juga dicapai pada SK meningkatnya jumlah tenaga penggerak/penggiat
budaya tingkat Desa dengan IKK jumlah tenaga penggerak/penggiat budaya tingkat Desa.
Meskipun tingkat ketercapaian indikatornya mencapai 98,59% dari jumlah tenaga penggiat
budaya yang ditetapkan di dalam renstra, capaian ini juga masih tergolong kategori sangat
baik.
Selain realisasi empat SK dan enam IKK tersebut, terdapat IKK yang mendukung sasaran
meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan ditjen kebudayaan dengan indicator
predikat SAKIP setiap satker minimal BB. Pada tahun 2020 ini skor SAKIP direktorat
mencapai 83,27 dengan predikat nilai A. Dengan demikian capaian indikator ini juga
melampaui indicator yang telah ditetapkan Direktorat Jenderal Kebudayaan. Berikut capaian
IKK dari program teknis Direktorat Kepercayaan dan Masyarakat Adat.
capaian <100% (1), capaian =100% (3), capaian >100% (2)
Anggaran Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat untuk tahun
2020 adalah sebesar Rp 27.599.666.000,- dan capaian kinerja keuangannya dapat
dikategorikan sangat baik (85%≤capaian<100%) dengan jumlah serapan Rp 25.067.019.037
,- atau sebesar 90,60%.
vi
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Beberapa permasalahan/kedala utama yang dihadapi dalam upaya pencapaian target antara
lain:
1. Pandemi covid-19 yang melanda tanah air sejak triwulan I tahun 2020
2. Perubahan desain perencanaan pelaksanaan hampir seluruh kegiatan akibat pandemi baik
dalam waktu, format, tempat, stakeholder dan penerima manfaat
3. Perubahan organisasi dan tata kelola melalui pemangkasan level jabatan struktural
menuntut adaptasi terhadap perubahan pola kerja baru yang mengoptimalkan jabatan
fungsional, dalam hal ini pamong budaya
4. Perubahan Nomenklatur dalam organisasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
khususnya di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan menyebabkan terlambatnya
pagu definitif dalam DIPA rev-1, sehingga sebagian besar kegiatan mengalami
keterlambatan waktu pelaksanaan karena baru bisa berjalan setelah bulan Mei 2020
Beberapa langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Direktorat untuk mengatasi kendala
tersebut diantaranya:
1. Menyusun manajemen risiko pelaksanaan kegiatan di tengah pandemi untuk memetakan
tingkat risiko dari masing-masing kegiatan
2. Fokus pada pemenuhan capaian target yang telah dituangkan dalam perjanjian kinerja
3. Menyiapkan konsep alternatif pelaksanaan kegiatan di tengah pandemi baik secara luring
maupun daring
4. Membuat jadwal kegiatan ataupun lini masa dalam penyiapan hingga pelaksanaan
kegiatan.
Kinerja Keuangan Direktorat Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Masyarakat Adat
90,60%
vii
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
5. Koordinasi yang intensif secara virtual dengan semua pemangku kegiatan terkait dalam
penyiapan program dan kegiatan
6. Menyusun sistem kerja baru melalui pembentukan kelompok-kelompok kerja guna
mendukung pelaksanaan tugas direktorat.
1
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
2
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
A. GAMBARAN UMUM
Indonesia merupakan negara super power dalam soal kebudayaan. Kondisi geofisik negara
kita sebagai negara kepulauan telah memberikan berkah sekaligus kekuatan yang membuat
bangsa ini besar. Kekayaan ragam latar belakang budaya masyarakatnya secara jelas dapat
di lihat dari jumlah kelompok masyarakat adat dan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan
YME. Kekuatan dalam bentuk masyarakat multikultural tersebut merupakan potensi besar
yang dimiliki oleh negara ini karena tidak semua negara memiliki potensi kekayaan budaya
yang besar seperti kita miliki.
Baik penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat telah lama
berkontribusi dalam pelestarian kebudayaan milik bangsa. Pascareformasi khususnya
dengan adanya amandemen konstitusi pada pasal 18 B ayat 2, “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.” Pada pasal 29 disebutkan
juga bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Hadirnya
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat diharapkan memperkuat
jaminan eksistensi kedua kelompok tersebut dalam mengimplementasikan amanat konstitusi.
Selain itu, keberadaan kedua subjek tersebut memainkan peran penting dalam kerja
pemajuan kebudayaan.
Lahirnya undang-undang No. 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan yang berisikan
perubahan tata kelola dalam merealisasikan amanat konstitusi pasal 32 ayat 1 untuk
memajukan kebudayaan memberikan ruang yang luas bagi penghayat kepercayaan dan
masyarakat adat untuk terus berkontribusi bagi untuk bangsa. Dalam perjalanan sejarahnya
sendiri, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat sendiri beberapa
kali mengalami perubahan organisasi seperti dalam deskripsi berikut:
o 1975 berdasarkan instruksi Menteri Agama Nomor 13 tahun 1975, Pembinaan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang maha Esa pada awalnya berada di bawah
kewenangan Departemen Agama dan berada pada bagian Pengawasan Aliran
Kerokhanian di Sekretariat Kantor Wilayah Departemen Agama. Berdasarkan instruksi
Menteri Agama Nomor 13 tahun 1975 dialihkan pada Sub Bagian Umum dan Tata Usaha
yang diserahi tugas oleh kepala kantor dalam menyelenggarakan tugas pengawasan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
o 1978 Berdasarkan GBHN 1978 Kepercayaan terhadap Tuhan YME dinyatakan bukan
sebagai agama melainkan bagian dari kebudayaan. GBHN 1978 tersebut menjadi
landasan bahwa Pengawasan atau Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa tidak lagi berada di Departemen Agama dan dikuatkan dengan Instruksi Menteri
Agama Nomor 4 tahun 1978 tanggal 11 April 1978 tentang kebijakan mengenai aliran-
aliran kepercayaan tidak lagi menjadi urusan seluruh jajaran di Departemen Agama.
Mengacu pada Pidato Kenegaraan Presiden tanggal 16 Agustus 1978 di depan Sidang
MPR yang menyatakan bahwa Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan
bagian dari kekayaan kebudayaan maka nomenklatur yang berwenang untuk melakukan
pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1978 tanggal 31 Agustus 1978 di
lingkup Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ditambahkan satu wadah baru di
Direktorat Jenderal Kebudayaan yaitu Direktorat Pembinaan Penghayatan Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Direktorat baru ini selanjutnya berdasarkan Keppres No.
40 tahun 1978 diubah menjadi Direktorat Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
o 1999 Pada tahun 1999, terjadi perubahan nomenklatur di Departemen Pendidikan
Nasional yang membawa perubahan pada penempatan bidang Penghayat Kepercayaan
di bawah tanggung jawab Direktorat Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Departemen Pendidikan Nasional.
o 2001 Pada tahun 2001, unit Kebudayaan yang semula berada dalam Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan termasuk kedua direktorat itu direstrukturisasi digabung ke
dalam Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Pada tahun 2002 pelayanan bidang
Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan oleh Direktorat
Tradisi dan Kepercayaan, Badan Pengembangan Pariwisata. Kemudian Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata berubah nomenklatur menjadi Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata dengan tugas dan fungsi merumuskan kebijakan. Dalam pelaksanaan
operasionalnya berada di bawah Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata.
o 2003 Pada tahun 2003 Urusan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berada di
bawah Asisten Deputi Urusan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Deputi
Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
o 2006 Pada tahun 2006 terjadi perubahan nomenklatur pada Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata sehingga pelayanan bidang Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
ditangani oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Direktorat ini
4
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
berada di bawah Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film, Kementerian kebudayaan
dan Pariwisata.
o 2012 Pada tahun 2012, terjadi perubahan nomenklatur yang berdampak pada bidang
kebudayaan yang direintegrasikan ke dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Perubahan itu membawa konsekuensi perubahan kelembagaan, yaitu penggabungan dua
direktorat menjadi Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan Tradisi, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Perubahan ini menunjukkan terjadinya perubahan paradigma pemerintah
yang menempatkan fungsi sebagai pelayanan dalam pelestarian kebudayaan yang
menjadikan kebudayaan sebagai arus utama dalam pembangunan pendidikan di
Indonesia. Pendidikan sejatinya adalah proses pembudayaan yang dilembagakan dalam
pranata keluarga, masyarakat, dan sekolah. Keluarga sebagai lembaga pendidikan
pertama dan utama.
o 2015 Pada tahun 2015, Direktorat Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Tradisi berubah menjadi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan Tradisi yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Perubahan ini diikuti dengan perubahan nomenklatur pada
eselon II dan pada level Subdirektorat.
o 2017 Pada tahun 2017, merupakan momentum perbaikan tata kelola bidang kebudayaan
dengan disahkannya UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Melalui empat
pilar mulai dari pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan terhadap
sepuluh objek pemajuan kebudayaan (OPK) upaya pemajuan tersebut dilaksanakan.
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi sendiri memainkan peran
signifikan dalam pemajuan OPK karena hampir seluruh pengelolaan OPK berada dalam
ranah tugas dan fungsi di bidang Tradisi.
o 2019 Pada tahun 2019, terbit aturan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No
45 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kelola di Lingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Terjadi perubahan nomenklatur satker pusat di lingkungan Direktorat
Jenderal Kebudayaan di mana sebagian satker mengikuti perubahan tata kelola pemajuan
kebudayaan. Perubahan nomenklatur tersebut juga terjadi pada Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Tradisi menjadi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan Masyarakat Adat.
Sesuai dengan nomenklatur direktoratnya maka arah kebijakan Direktorat Kepercayaan
Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat harus memperhatikan dua subjek utama yaitu:
5
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
(1) Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan (2) Masyarakat Adat. Kepercayaan terhadap
Tuhan YME sendiri adalah pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan
YME berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketaqwaan terhadap Tuhan
YME serta pengamalan budi luhur yang ajarannya bersumber dari kearifan lokal bangsa
Indonesia. Sedangkan Masyarakat Adat adalah komunitas-komunitas yang hidup
berdasarkan asal-usul leluhur secara turun temurun di atas suatu wilayah adat, yang memiliki
kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya, yang diatur oleh hukum
adat dan lembaga adat yang mengelola keberlangsungan kehidupan masyarakatnya.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum dibentuknya Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat
Adat adalah:
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 18 ayat (2) “Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia”;
2. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 29 ayat (2) “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agama dan kepercayaannya itu”;
3. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 32 ayat (1) “Negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”;
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2019 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
42/40 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan;
8. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
43 dan 41 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelayanan kepada Penghayat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelestarian Tradisi;
6
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Pendikdikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dasar hukum penyusunan laporan kinerja antara lain:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
3. PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kemendikbud;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024.
7
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
C. TUGAS DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tugas Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, pendataan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat,
serta urusan ketatausahaan Direktorat. Untuk melaksanakan tugas tersebut Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan Masyarakat Adat;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan Masyarakat Adat;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat;
5. Pelaksanaan pendataan di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan masyarakat adat;
6. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembinaan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat, dan;
7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.
Secara struktural untuk mengikuti arahan Bapak Presiden RI mengenai pemangkasan
eselonisasi melalui PermenPAN-RB 28/2019 dan mengimplementasikan Permendikbud
45/2019, Direktur dibantu oleh seorang Kasubbag Tata Usaha. Guna merealisasikan tugas-
fungsi, serta program dan kegiatan Direktur dibantu oleh Jabatan Fungsional (JF) Pamong
Budaya, Perencana dan Pranata Komputer. Saat ini direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan Masyarakat Adat memiliki jumlah pegawai sebanyak 74 orang yang komposisinya
terdiri dari 54 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 20 orang Pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri (PPNPN). Dari jumlah tersebut, 14 orang di antaranya merupakan pejabat
fungsional. Orginasasi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
dipimpin oleh seorang Direktur yang merupakan pejabat eselon II. Berikut struktur organisasi
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat sesuai Permendikbud
Nomor 45 Tahun 2019:
8
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Struktur Organisasi Direktorat Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Masyarakat Adat
D. ISU-ISU STRATEGIS/PERMASALAHAN
Sebagai upaya membentuk insan dan ekosistem kebudayaan khususnya kepercayaan dan
masyarakat adat, maka permasalahan-permasalahan mengenai kepercayaan dan
masyarakat adat harus dapat diselesaikan dengan baik. Direktorat Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Masyarakat Adat sendiri telah mengidentifikasi isu-isu
strategis/permasalahan yang dihadapi. Beberapa isu strategis/permasalahan yang menjadi
perhatian antara lain:
1. Penanganan permasalahan kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
membutuhkan koordinasi lintas sektoral sehingga dibutuhkan sinergi bersama antar
kementerian/lembaga terkait;
2. Pemenuhan hak-hak sipil dan hak berkebudayaan kelompok penghayat kepercayaan
dan masyarakat adat belum dapat sepenuhnya mengikuti amanat konstitusi;
3. Masih bermunculannya berbagai kasus diskriminasi, persekusi bahkan tindak kekerasan
bagi penghayat kepercayaan dan masyarakat adat di berbagai daerah;
4. Kurangnya data komunitas adat khususnya mengenai lokus atau persebarannya di
Indonesia yang dibutuhkan dalam upaya pemberdayaan, pembinaan, dan pelayanan
kepada komunitas adat belum optimal;
5. Belum tersusunnya data terpadu mengenai OPK (objek pemajuan kebudayaan) yang
dikelola oleh masyarakat adat dan kepercayaan terhadap tuhan YME sebagai basis data
potensi yang dikelola untuk pemberdayaan;
6. Masih minimnya data Objek Pemajuan Kebudayaan sehingga berbagai upaya
pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan dalam upaya pemajuan kebudayaan
belum berjalan secara optimal;
7. Belum optimalnya pendataan serta pelayanan bagi peserta didik penghayat
kepercayaan, hal ini berkaitan dengan terbitnya Permendikbud nomor 27 tahun 2016
Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan Masyarakat Adat
Kasubag Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional
9
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada satuan
pendidikan;
8. Belum optimalnya pendataan dan pelayanan bagi penghayat kepercayaan terhadap
Tuhan YME khususnya bagi penghayat perorangan dan organisasi penghayat yang
belum terdaftar di Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat,
hal ini berkaitan dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang mengakui status penghayat
kepercayaan dalam kartu identitas kependudukan;
9. Koordinasi dan perhatian dari OPD di daerah khususnya di bidang kepercayaan dan
masyarakat adat belum optimal, terutama dalam tindak lanjut pelestarian tradisi secara
berkesinambungan pascapelaksanaan kegiatan.
10
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
11
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Bab II
Perencanaan Kinerja
Dalam rangka mendukung pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam Permendikbud No 22 Tahun 2020, yaitu
meningkatnya pemajuan dan pelestarian bahasa dan kebudayaan, serta Tiga Sasaran
Program Direktorat Jenderal Kebudayaan yaitu:
1. Terwujudnya pelindungan Warisan Budaya yang memperkaya kebudayaan
nasional
2. Terwujudnya Keragaman Ekspresi Budaya untuk Memperkuat Kebudayaan
yang Inklusif
3. Terwujudnya peningkatan mutu pengelolaan kebudayaan.
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat menetapkan target
tahunan yang telah tertuang pada Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Kebudayaan 2020 s.d 2024 dan telah diderivasikan melalui penyusunan
Perjanjian Kinerja tahun 2020. Perubahan nomenklatur organisasi menjadi Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat menyebabkan adanya perubahan
dalam proses perencanaan yang selanjutnya turut mengubah perjanjian kinerja. Ditambah
lagi dengan pandemi Covid-19 yang melanda tanah air sejak Maret 2020 juga telah
mendorong menyebabkan beberapa kali terjadi revisi anggaran. Jelasnya, realokasi anggaran
untuk penanganan pandemi serta pengalihan anggaran untuk program prioritas Direktorat
Jenderal Kebudayaan menjadi alasan bagi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat untuk beberapa kali perjanjian kinerja.
Perjanjian kinerja dilakukan pada awal tahun anggaran maka target dan alokasi anggaran
yang tercantum pada DIPA pertama. Revisi perjanjian kinerja dilakukan perubahan
nomenklatur organisasi menjadi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat. Penyesuaian ini hanya merelokasi anggaran dan tidak merevisi target
sebagaimana sesuai dengan perencanaan tahap awal. Dalam perjalanannya target dan
alokasi yang tercantum dalam perjanjian kinerja mengalami penyesuaian karena kebijakan
refocusing anggaran. Adapun perjanjian kinerja Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan Masyarakat Adat tahun 2020 adalah sebagai berikut:
12
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target
1 Meningkatnya jumlah
materi pembelajaran
budaya dan penguatan
karakter yang
terintegrasi di sekolah
1.1 Jumlah materi pembelajaran
budaya dan penguatan
karakter yang terintegrasi di
Sekolah
Materi
Pembeajaran
3
2 Meningkatnya
partisipasi perempuan
dalam kegiatan-
kegiatan pelestarian dan
pemajuan budaya
2.1 Jumlah perempuan pelaku
budaya yang memperoleh
peningkatan kapasitas dan
sertifikasi
Orang 300
2.2 Persentase perempuan yang
terlibat dalam kegiatan-
kegiatan pelestarian dan
pemajuan budaya
Persentase 25
3 Meningkatnya jumlah
wilayah adat yang
dikembangkan menjadi
ruang interaksi
pemajuan kebudayaan
3.1 jumlah wilayah adat yang
dikembangkan menjadi ruang
interaksi pemajuan
kebudayaan
Wilayah Adat 3
3.2 Jumlah komunitas adat dan
penghayat kepercayaan yang
memperoleh dukungan
kelembagaan
Komunitas 25
4 Meningkatnya jumlah
tenaga
penggerak/penggiat
budaya tingkat desa
4.1 Jumlah tenaga
penggerak/penggiat budaya
tingkat desa
Orang 359
Dikarenakan optimalisasi anggaran untuk penanganan pandemi covid-19, maka perjanjian
kinerja juga mengalami perubahan pada bulan April. Kebijakan refocusing anggaran di
Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tahun bulan Juni tahun 2020 menyebabkan adanya
kembali pengalihan anggaran untuk kegiatan prioritas di Direktorat Jenderal Kebudayaan
seperti Pekan Kebudayaan Nasional (PKN). Penambahan target diberikan kepada komponen
kegiatan Ekspresi dan Ketahanan Budaya Kepercayaan dan Masyarakat Adat karena di
dalamnya terdapat pendukungan PKN melalui kompetisi permainan tradisional. Perubahan
13
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
target ini telah melalui melalui proses trilateral meeting untuk mendapatkan persetujuan dari
Biro perenanaan Kemdikbud Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan
Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). Adapun derivasi Sasaran Kegiatan dan indikator kinerja
kegiatan ke dalam komponen kegiatan-kegiatan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan Masyarakat Adat adalah sebagai berikut:
No Sasaran Kegiatan
(SK)
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Target
1
Meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah
Jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di Sekolah
3 Materi
1 Publikasi Tayangan Media Cetak dan
Elektronik
1
2 Mimbar Kepercayaan terhadap Tuhan YME -
3 Layanan Pendidikan Masyarakat Adat 1
4 Review Terminologi dalam Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
-
5 Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap
Tuhan YME pada Aplikasi E Raport
1
6 Pendataan Masyarakat Adat -
7 Validasi Data Organisasi Kepercayaan
terhadap Tuhan YME
-
2 Meningkatnya partisipasi perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan budaya
Perempuan Pelaku Budaya Yang Memperoleh Peningkatan Kapasitas Dan Sertifikasi
300 Orang
1 Peningkatan Kompetensi Penyuluh
Kepercayaan terhadap Tuhan YME terhadap
Bahan Ajar dan Buku Teks
250
2 Sarasehan Pemuda Penghayat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME
50
Persentase perempuan yang terlibat dalam
kegiatan-kegiatan pelestarian dan
pemajuan budaya
30 %
3 Meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
Jumlah Komunitas Adat dan Penghayat
Kepercayaan yang Memperoleh Dukungan
Kelembagaan
25
komunitas
1 Sosialisasi Peraturan Perundangan
Kepercayaan terhadap Tuhan YME
-
2 Sarasehan Masyarakat Adat 5
3 Upacara Satu Suro dan Ruwatan 15
4 Pemberian Penghargaan Tokoh dan
Organisasi Penghayat dan Masyarakat adat
-
5 Ekspresi dan Ketahanan Budaya Spiritual 5
14
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
No Sasaran Kegiatan
(SK)
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Target
Jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
3 wilayah
adat
1 Pemberdayaan Potensi Masyarakat Adat 3 wilayah
adat
2 Advokasi Kepercayaan dan Masyarakat Adat 1 layanan
3 Advokasi Masyarakat Adat 1 layanan
4 Penyusunan NSPK Pembinaan Kepercayaan
terhadap Tuhan YME
1 NSPK
5 Penyusunan NSPK Pelaporan Tindak
Persekusi dan Diskriminasi bidang Masyarakat
Adat
1 NSPK
4 Meningkatnya jumlah
tenaga
penggerak/penggiat
budaya tingkat Desa
Meningkatnya Jumlah Tenaga Penggerak/Penggiat Budaya Tingkat Desa
359 orang
Penggiat budaya 359
Meningkatnya Tata
Kelola Satuan Kerja di
Lingkungan Ditjen
Kebudayaan
Rata-rata predikat SAKIP satker minimal BB BB
Layanan Internal (overhead)
1 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen
Satker
2 Penyusunan Rencana Program dan Anggaran
3 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
4 Layanan Ketatausahaan
Layanan Perkantoran
5 Gaji dan Tunjangan
6 Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Rencana Kerja Tahun 2020
15
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
16
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
17
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
Setiap target kinerja yang telah ditetapkan baik dalam perjanjian kinerja maupun rencana
kinerja tahunan perlu diketahui tingkat pencapaiannya pada akhir tahun anggaran. Sesuai
target yang telah ditetapkan, meskipun pada tahun 2020 dibayangi oleh pandemi global
Covid-19, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat sangat
berupaya mencapai target yang telah ditetapkan tersebut di atas sebagai upaya memajukan
kebudayaan dan juga pertanggungjawaban penggunaan anggaran. Pada tahun ini juga
merupakan periode awal dalam implementasi Renstra Direktorat Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Masyarakat Adat tahun 2020-2024. Periode ini merupakan pencapaian awal
dari Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan dan akan dijadikan sebagai patokan
awal dalam pemenuhan target akhir di tahun 2024
Guna mengetahui tingkat ketercapaian (keberhasilan/kegagalan) dari setiap target kinerja
yang ditetapkan di dalam renstra dan RKT serta sebagai bahan evaluasi kinerja, diperlukan
uraian dan analisis capaian kinerja yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut
ini disajikan uraian tingkat ketercapaian dari seluruh sasaran kegiatan beserta indikator
kinerjanya serta realisasi anggaran yang digunakan dalam upaya pencapaian target kinerja
tersebut.
A. CAPAIAN KINERJA
Sesuai dengan perjanjian kerja dan rencana kinerja tahun 2020, Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat menetapkan empat sasaran kegiatan dengan
enam indikator kinerja untuk dicapai. Berikut tingkat ketercapaian dari sasaran kegiatan
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat selama tahun 2020.
Sasaran kegiatan meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter
yang terintegrasi di sekolah ditetapkan guna melihat sejauh mana upaya-upaya yang telah
Sasaran Kegiatan I : Meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah
Indikator Kinerja:
I.1 Jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di
Sekolah
18
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
dilakukan oleh direktorat dalam rangka menyiapkan bahan pembelajaran budaya maupun
penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah. Sasaran kegiatan ini ditetapkan untuk
mendukung terwujudnya tujuan strategis (1) Terinternalisasinya nilai-nilai budaya
kepercayaan dan masyarakat adat melalui materi pembelajaran warisan budaya di sekolah,
(2) Terinternalisasinya kekayaan ragam budaya bangsa melalui pengenalan budaya
kepercayaan dan masyarakat adat melalui materi pembelajaran budaya di sekolah, dan (3)
Terlaksananya proses penguatan karakter melalui penanaman nilai budaya kepercayaan dan
masyarakat adat di sekolah.
Sasaran kegiatan meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter
yang terintegrasi di sekolah memiliki satu indikator kinerja kegiatan dan ukuran
keberhasilannya dihitung dari jumlah materi pembelajaran. Adapun tren target dan pecapaian
sasaran kegiatan ini di dalam renstra adalah sebagai berikut:
Sasaran Kegatan
Indikator Kinerja
Kegiatan
Target dan Realisasi
meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi
Target
dan
Realisasi
2020
Target
dan
Realisasi
2021
Target
dan
Realisasi
2022
Target
dan
Realisasi
2023
Target
dan
Realisasi
2024
Jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di Sekolah
3 3 3 0 3 0 3 0 3 0
19
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
3 3 3 3 33
0 0 0 0
0
1
2
3
2020 2021 2022 2023 2024
Tren Capaian IKK I.1
Target Materi Pembelajaran
IKK I.1: Jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di
Sekolah
Realisasi 2020
Tahun 2020 Target Akhir Renstra 2024
% Capaian Realisasi terhadap Target Akhir Renstra 2024
Target Realisasi %
100% 3 3 100% 100% 20 %
Capaian dalam menyediakan materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang
terintegrasi di sekolah pada tahun 2020 dikategorikan sangat baik, mengingat dari tiga materi
pembelajaran yang ditargetkan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat telah menyediakan tiga materi pembelajaran budaya. Pencapaian target
tersebut didukung oleh delapan komponen kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat yaitu:
1. Publikasi Tayangan Media Cetak dan Elektronik
Publikasi kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat adalah kegiatan
penyebarluasan informasi tentang kegiatan, kebijakan, informasi, dan hal-hal lain yang perlu
diketahui oleh masyarakat melalui berbagai media masa. Ada beberapa kegiatan yang
direncanakan diantaranya adalah:
1. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan media pembelajaran sebagai pembentukan
karakter peserta didik, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat
Adat pada tahun 2020 ini sedang menyusun media film animasi sebagai bahan
pembelajaran yang terintegrasi di sekolah. Materi pembelajaran tersebut merupakan
pengembangan dari penyusunan buku Seri Pengenalan Budaya Nusantara yang
20
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
berisikan upacara adat dan cerita rakyat. Pada tahun ini terdapat 3 materi pembelajaran
yang disusun yakni:
1. Video animasi pembelajaran cerita rakyat Kebo Iwa dari Bali;
2. Video animasi pembelajaran tradisi Pacu Jalur dari Riau;
3. Video animasi pembelajaran tradisi Tarawangsa dari Jawa Barat.
2. Selain menyebarluaskan informasi kepercayaan dan masyarakat adat melalui media
video animasi pembelajaran, media radio juga menjadi salah satu saluran informasi.
Dialog dengan RRI masih menjadi pilihan karena jangkauan siarnya yang luas dan juga
masih akrab bagi kelompok penghayat kepercayaan dan masyarakat adat untuk
mendapatkan informasi. Pada tahun 2020 ini diselenggarakan lima kali dialog radio
dengan tema:
1. Permainan dan olah raga tradisional di tengah pandemi dengan narasumber Zaini
Alif tanggal 17 September 2020;
2. Layanan Pendidikan bagi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME tanggal
30 September 2020;
3. Program Revitalisasi Desa Adat Pascabencana di Desa Adat Ngella, Ende tanggal
5 Juli 2020;
4. Program Revitalisasi Desa Adat Pascabencana di Desa Adat Guru Sina, Ngada
tanggal 12 Juli 2020;
5. Program Revitalisasi Desa Adat Pascabencana di Desa Adat Sinar Resmi,
Sukabumi tanggal 19 Juli 2020.
3. Pada tahun 2020 ini Direktorat mengadakan kompetisi festival video kreatif Komunitas
Budaya dan Desa Adat. Peserta festival ini adalah para penerima bantuan pemerintah
RDA sejak tahun 2013 dan FKBM sejak tahun 2012. Perlombaan festival video kreatif ini
berhasil menghimpun sebanya 361 peserta dengan bentuk vlog, video dokumenter,
kompilasi dsb. Terdapat empat apresiasi dalam kompetisi tersebut yakni:
1. Apresiasi pemanfaatan video yang dimenangkan oleh Lembaga Pranata Adat
Karang Bajo, NTB.
2. Apresiasi pemanfaatan video inspiratif terbaik yang dimenangkan oleh Desa
Pakraman Tegallinggah, Bali
3. Apresiasi pemberdayaan budaya berkelanjutan yang dimenangkan oleh Lembaga
Seni Sanggar Pucok Beulon, Aceh dan
21
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
4. Apresiasi video kreatif terbaik yang dimenangkan oleh Sanggar Seni IRIANI Abepura
dari Papua
4. Pada tahun 2020 Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat juga
melaksanakan pencetakan terhadap 2 judul buku
yaitu:
1. Album Budaya Puri di Pulau Bali
2. Membangun Manusia Seutuhnya terhadap
Evolusi Spiritual
2. Mimbar Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat
Mimbar kepercayaan dan masyarakat adat ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi
kepada masyarakat luas tentang Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
masyarakat adat melalui media
televisi. Dalam perencanaannya
bentuk pelaksanaan kegiatan ini
berupa dialog dengan
narasumber langsung dari
penghayat kepercayaan dan
masyarakat adat membahas
informasi-informasi yang aktual
atau sebagai media pemecahan
masalah dari suatu kasus
penghayat kepercayaan dan
masyarakat adat yang sedang
terjadi. Dalam pelaksanaannya
pandemi Covid-19 menyebabkan
kegiatan ini mengalami relokasi
anggaran sehingga pelaksanaannya diubah menjadi penyusunan film dokumenter yang
22
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
mengangkat isu permasalahan seputar masyarakat adat dan penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan YME. Hasil penyusunan film dokumenter juga akan dikemas lagi menjadi
suatu informasi kepada publik melalui berbagai media mainstream maupun media alternatif.
Pada tahun 2020 ini disusun lima film dokumenter kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat yaitu:
1. Kasepuhan Sinar Resmi, Leuit dan Varietas Padi;
2. Pemanfaatan Teknologi dan Pelestarian Kearifan Lokal di Kasepuhan Cipta Gelar;
3. Hak Sipil Penghayat Kepercayaan;
4. Eksistensi Generasi Muda Penghayat Kepercayaan;
5. Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME.
3. Layanan Pendidikan Masyarakat Adat
Program ini terlaksana dalam rangka memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat adat.
Selama ini terdapat beragam pranata pendidikan adat yang berperan untuk menanamkan
kembali kearifan lokal sebagai sarana penguatan nilai budaya kepada generasi muda. Adanya
layanan pendidikan
masyarakat adat yang
bersifat kontekstual
diharapkan mampu
mendorong berbagai
pranata pendidikan
adat merevitalisasi
adat-istiadat dan
budaya mereka. Selain
itu, salah satu
pendekatan layanan
pendidikan masyarakat
juga dilaksanakan
melalui fasilitasi kebutuhan masyarakat adat melalui pemberian layanan pendidikan
keaksaraan serta pendidikan kesetaraan baik paket A untuk kesetaraan setingkat SD, paket
B untuk kesetraan setingkat SMP, dan paket C untuk kesetaraan setingkat SMA. Fasilitasi
tersebut bertujuan agar masyarakat adat memiliki legalitas produk pendidikan yang diakui
oleh pemerintah. Saat ini berbagai stakeholder dalam internal kementerian pendidikan dan
kebudayaan serta Kementerian dan lembaga lainnya berupaya untuk bersinergi dalam
penyiapan peta jalan rencana kerja pendidikan bagi masyarakat adat. Kegiatan ini diharapkan
23
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
mampu memfasilitasi berbagai kebutuhan penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat
adat. Direktorat Kepercayaan dan Masyarakat Adat ke depannya juga memiliki beberapa
program utk mendukung realisasi hadirnya layanan pendidikan bagi masyarakat adat, yaitu
pengembangan model sekolah adat dan juga peningkatan kompetensi fasilitator masyarakat
adat. Pada tahun ini kegiatan layanan Pendidikan masyarakat adat menghasilkan output peta
jalan layanan Pendidikan bagi masyarakat adat. Adapun pelaksanaan kegiatan layanan
Pendidikan masyarakat adat pada tahun ini menyelenggarakan
- Webinar Peran Pranata Pendidikan Adat dalam Menghadapi Covid-19 tanggal 19 Mei
2020 yang diikuti 500 peserta dengan pemangku kepentingan dari Sokola Institut,
AMAN, KKI Warsi, Ditjen Kebudayaan dan Puskurbel Kemdikbud;
- Rapat internal kemdikbud mengenai penyempurnaan peta layanan pendidikan
masyarakat adat melalui zoom meeting tanggal 27 Juli 2020 dengan melibatkan
PDSPK, Direktorat SD, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus,
Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Setditjen Kebudayaan,
Puskurbel Balitbang Kemdikbud, Puslitjak Balitbang Kemdikbud, Ditjen Guru dan
Tenaga Kependidikan, Biro Hukum Kemdikbud, Kemdagri dan LIPI;
- Rapat penyusunan peta jalan layanan pendidikan masyarakat adat tanggal 17 s.d 19
November 2020 di Jakarta yang diikuti oleh akademisi dari UNM, LIPI, Puslitjak, Dit
Pend Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Biro Perencanaan, Puskurbuk, Puslitjak,
Puspeka, Pusdatin, Dit PPKLK dan Setditjen Kebudayaan.
5. Review Terminologi Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Salah satu peran dan fungsi dari Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mah Esa adalah
berkaitan dengan implementasi nilai–nilai luhur budaya spiritual penghayat kepercayaan
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antar sesama manusia, serta
hubungan manusia dengan alam sekitar. Harmonisasi tentang pemahaman terkait penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara tidak langsung akan berdampak posistif
terhadap perkembangan kehidupan berkeragaman di negeri ini. Sehingga potensi-potensi
konflik yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan akan bisa tereleminasi dengan sendirinya.
24
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Salah satu cara untuk merealisasikan hal tersebut di atas diperlukan satu pemahaman yang
komprehenshif terkait kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rangka inilah
perlu adanya Perumusan
Terminologi dalam
Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
dan Masyarakat Adat.
Terminologi ini nantinya
akan digunakan sebagai
dasar dalam pembuatan
kebijakan dan program
kegiatan di Direktorat
Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Masyarakat Adat. Diharapkan kegiatan ini dapat menjaga pelestarian nilai-
nilai ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sampai dengan akhir tahun 2020 kegiatan Review Terminologi Kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan Masyarakat Adat sudah menjalankan beberapa tahapan seperti:
- Diskusi Kelompok Terpumpun I: Rabu, 17 Juni 2020, kegiatan dilakukan secara daring
dengan narasumber dari Mahkamah Konstitusi, UIN Jakarta, KLHK, PSHK, AMAN,
Universitas Brawijaya;
- Diskusi Kelompok Terpumpun II: Rabu, 1 Juli 2020, kegiatan dilakukan secara daring
dengan narasumber dari IAIN Tulung Agung, Puanhayati, ANBTI, Komnas
Perempuan, Perempuan AMAN, Kemitraan dan Kemenpar;
- Diskusi Kelompok Terpumpun III: Selasa, 21 Juli 2020, kegiatan dilakukan secara
daring melalui Zoom Meeting dengan narasumber dari ICRS UGM, MLKI, FH UGM,
IPB;
- Webinar Perumusan Hasil FGD pada tanggal Selasa, 25 Agustus 2020, kegiatan
dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting dengan narasumber dari Satu Nama,
CRCS;
- Finalisasi Rumusan Terminologi tanggal Rabu s.d. Jumat, 14 s.d. 16 Oktober 2020 di
Yogyakarta.
25
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
6. Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada Aplikasi E-Raport
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 27 Tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Satuan Pendidikan. Lahirnya peraturan
ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan pendidikan bagi peserta didik penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan dapat menghilangkan
diskriminasi yang selama ini terjadi.
Salah satu diskriminasi yang terjadi
adalah tidak diberikannya nilai
Pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan
YME kepada peserta didik penghayat
karena tidak tersedianya kolom
kepercayaan pada aplikasi e rapor. E
Raport adalah perangkat lunak berbasis
web untuk menyusun Laporan capaian
kompetensi peserta didik oleh tingkat
satuan Pendidikan. Berdasarkan hal
tersebut, Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat memandang perlu untuk memasukan
Kurikulum penghayat kepercayaan dalam aplikasi E-Rapor, Perlu adanya revisi
Permendikbud No 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah, Permendikbud No 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMP/Madrasah
Tsanawiyah, Permendikbud No 59 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 SMA/Madrasah
Aliyah, Permendikbud No 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMK/Madrasah Aliyah
Kejuruan. Sebagai optimalisasi pelayanan terhadap peserta didik penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan YME. Pandemi Covid-19 pada yang mulai melanda semenjak triwulan I
menyebabkan hampir keseluruhan program dan kegiatan mengalami perubahan format
pelaksanaan. Tidak terkecuali dengan kegiatan Layanan Pendidikan Kepercayaan,
perubahan format daring juga menjadi alternatif pilihan pelaksanaan. Pokja Kepercayaan
terhadap Tuhan YME selaku penanggungjawab kegiatan bekerjasama dengan MLKI untuk
menyelenggarakan webinar-webinar tematik. Webinar tematik tersebut diselenggarakan
dengan mengangkat isu-isu kepercayaan dan juga diskusi daring terkait dengan Pendidikan
Kepercayaan terhadap Tuhan YME. Rangkaian kegiatan yang dijalankan tahun ini yakni:
- Rapat koordinasi dengan Biro Hukum terkait rencana penerapan kolom nilai
kepercayaan pada aplikasi e-rapor tanggal 24 Februari 2020;
26
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
- Webinar Spiritualitas Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai bagian solusi
spiritual bangsa dalam menyikapi COVID-19;
- Webinar Spiritualitas Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai bagian solusi
spiritual bangsa dalam menyikapi COVID-19 Senin, 18 Mei 2020 dengan
narasumber dari MLKI budayawan, Ditjen Kebudayawan dan akademisi;
- Webinar “Memperkokoh Ketegaran Spiritual dalam Jiwa Pancasila Untuk
Membangun Kerukunan Dalam tanggal 5 Juni 2020 dengan narasumber dari
akademisi, budayawan, MLKI dan gerakan masyarakat sipil;
- Webinar Tantangan Penyluh Kepercayaan dalam Menghadapi Tahun Ajaran Baru
dan Menyikapi Kenormalan Baru tanggal 25 Juni 2020;
- Evaluasi Kegiatan Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada
aplikasi e-rapor pada tanggal 23 Desember 2020 di Jakarta.
6. Pendataan Masyarakat Adat
Sebagaimana amanat Permendikbud No 46 tahun 2019 direktorat memiliki tugas
melaksanakan pendataan dan dokumentasi di bidang pembinaan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat adat. Kegiatan pendataan masyarakat adat bertujuan
untuk memutakhirkan data-data
komunitas adat dan meninjau
kembali eksistensinya untuk
kepentingan pemajuan
kebudayaan nasional. Kegiatan
ini diharapkan mampu
memberikan gambaran
mengenai situasi dan kondisi
komunitas adat serta berlakunya
tradisi, nilai-nilai dan norma-
norma adat yang dimilikinya
sebagai warisan budaya bangsa.
Selain itu, validasi data komunitas adat sangatlah penting untuk melihat secara diakronik
perubahan yang terjadi di masyarakat adat. Dengan penambahan data ini diharapkan
direktorat mempunyai data persebaran komunitas adat beserta lokusnya di Indonesia
sehingga nantinya akan memudahkan untuk memberikan perlindungan, pengembangan,
pemanfaatan, dan pembinaan komunitas adat. Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak
perencanaan mengenai persiapan dan pelaksanaan kegiatan pendataan masyarakat adat
berubah total. Pada tahun 2020 metode pelaksanaan kegiatan pendataan komunitas adat
27
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
dibagi menjadi tujuh region yakni, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara
dan Bali, Maluku dan Jawa dengan peserta adalah anggota dari pengurus Aliansi Masyarakat
Adat Nusantara (AMAN) di daerah yang akan bertugas menjadi petugas pendataan. Mereka
diberi pembekalan di setiap region secara daring mengenai metode pengumpulan data dan
mengisi data komunitas adat melalui sistem pendataan kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan Tradisi (Sidakerta). Kegiatan pengumpulan data lapangannya sendiri dilaksanakan pada
bulan Oktober sampai dengan Desember 2020. Sampai dengan akhir Desember tahun 2020
kelompok kerja masyarakat adat bersama dengan AMAN telah melakukan pendataan dengan
pengumpulan 150 data komunitas adat dari berbagai wilayah di Indonesia.
7. Validasi Data Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Pendataan organisasi penghayat sudah dilakukan sejak tahun 1980-an dengan mencatat
organisasi kepercayaan yang tersebar diberbagai wilayah di Indonesia dengan mengacu
kepada standar operasional prosedur saat itu. Dari hasil pendataan ini diketahui data tentang
jumlah organisasi, sebaran, anggota, pengurus, program kerja, dan jumlah pemuka
penghayat. Penandaan terhadap
organisasi kepercayaan dengan
penerbitan Tanda Inventarisai
Organisasi Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Selanjutnya proses
penerbitan Tanda Inventarisasi
dilakukan dengan proses analisis
terhadap kelengkapan
persyaratan organisasi yang
mengajukan diri sebagai
organisasi kepercayaan. Pada
tahun 2014 telah dilakukan
reinventarisasi organisasi kepercayaan dengan mendata ulang jumlah dan data organisasi
kepercayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang tinggi akan data
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diperlukan sebuah pendataan ulang yang
bersifat terstruktur dan sistematis dengan mengacu kepada sistem baru dalam proses
pendataan organisasi tersebut, yaitu data yang valid yang berbentuk digital tentang
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan untuk memudahkan
penyimpanan dan penyebarluasan data. Digitalisasi data Tanda Inventarisasi Organisasi
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dipandang akan efektif dan efisien dalam
28
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
pengelolaan dan penyimpanan data organisasi kepercayaan terhadap di masa mendatang.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan data yang paling
mutakhir Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada tahun 2020
kelompok kerja kepercayaan terhadap Tuhan YME berhasil memvalidasi keberadaan 190
organisasi kepercayaan terhadap Tuhan YME di berbagai wilayah di Indonesia baik tingkat
pusat maupun daerah.
Kendala dalam Pencapaian Sasaran Kegiatan I beserta Rekomendasinya
Salah satu kendala utama dalam pencapaian IKK jumlah materi pembelajaran budaya dan
penguatan karakter yang terintegrasi dengan satuan pendidikan pada tahun 2020 ini adalah
banyak output dokumen publikasi kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat
yang diproduksi pada tahun ini belum mengarah pada upaya pengarusutamaan pemajuan
kebudayaan melalui pendidikan sebagaimana amanat pasal 7 Undang-Undang Pemajuan
Kebudayaan. Dokumen publikasi kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat
yang dihasilkan pada tahun ini lebih banyak menyasar untuk menginternalisasi masyarakat
umum. Diharapkan pada tahun selanjutnya rincian output kegiatan yang disusun sebaiknya
langsung mengarah pada pemenuhan indicator dengan satuan materi pembelajaran
sebagaimana tertuang pada renstra.
Sasaran kegiatan meningkatnya peran perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan
pemajuan budaya memiliki tujuan strategis yakni (1) Mendorong adanya partisipasi aktif
perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan kebudayaan (2)
Menempatkan perempuan pada posisi strategis dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan
pemajuan kebudayaan dan (3) Menguatkan peran perempuan pelaku kebudayaan dalam
kegiatan-kegiatan pemajuan kebudayaan
Sasaran ini memiliki indikator pertama yaitu jumlah perempuan pelaku kebudayaan yang
memperoleh peningkatan kapasitas dan sertifikasi. Pemberian sertifikasi dan peningkatan
Sasaran Kegiatan II:
Meningkatnya Peran Perempuan dalam Kegiatan-Kegiatan Pelestarian dan Pemajuan
Budaya
Indikator Kinerja II.1:
Jumlah Perempuan Pelaku Kebudayaan yang memperoleh peningkatan kapasitas dan
sertifikasi
29
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
kapasitas yang diberikan kepada perempuan pelaku budaya terlaksana melalui kegiatan-
kegiatan yang ditujukan bagi generasi muda penghayat kepercayaan serta penyuluh
kepercayaan terhadap Tuhan YME. Adapun target dan pencapaian sasaran kegiatan dengan
indikator kinerja kegiatan tersebut di dalam renstra tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
Sasaran Kegatan II
Indikator Kinerja
Kegiatan II.I
Realisasi per Tahun
Meningkatnya Peran Perempuan dalam Kegiatan-Kegiatan Pelestarian dan Pemajuan Budaya
Target
dan
Realisasi
2020
Target
dan
Realisasi
2021
Target
dan
Realisasi
2022
Target
dan
Realisasi
2023
Target
dan
Realisasi
2024
Jumlah Perempuan Pelaku Kebudayaan yang memperoleh peningkatan kapasitas dan sertifikasi
300 312 500 0 700 0 900 0 1000 0
300
500
700
9001000
312
0 0 0 0
0
200
400
600
800
1000
1200
2020 2021 2022 2023 2024
Tren Capaian IKK II.1
Target Perempuan Pelaku Budaya
30
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
IKK II.1: Jumlah Perempuan Pelaku Kebudayaan yang memperoleh peningkatan kapasitas
dan sertifikasi
Realisasi 2020
Tahun 2020 Target Akhir Renstra 2024
% Capaian Realisasi terhadap Target Akhir Renstra 2024
Target Realisasi %
104% 300 312 104% 100% 9,17 %
Pemenuhan capaian indikator Jumlah Perempuan Pelaku Budaya yang memperoleh
Sertifikasi dan peningkatan kapasitas pada tahun 2020 ini berhasil memenuhi capaian target
sebanyak 312 orang perempuan pelaku budaya. Adapun pencapaian target IKK Jumlah
Perempuan Pelaku Budaya yang memperoleh sertifikasi dan peningkatan kapasitas, dipenuhi
melalui komponen kegiatan-kegiatan berikut:
1. Sarasehan Pemuda Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME
Pemuda penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mempunyai fungsi yang
sama seperti generasi muda pada umumnya, yaitu sebagai sumber insani penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan
pembangunan nasional.
Sehingga mereka
diharapkan mampu
membawa bangsa ini
semakin maju ke depan,
sehingga tidak
ketinggalan dengan
bangsa-bangsa lain.
Oleh karena itu, pemuda
penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai pelestari kebudayaan dibidang budaya spiritual juga
harus berjuang untuk dapat mengikuti perkembangan jaman yang semakin pesat agar tidak
tertinggal, serta dapat mempertahankan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur.
Dalam menjalankan fungsi dan peranannya sebagai pengemban cita-cita luhur, maka
kemampuan sumber daya dan peran serta generasi muda penghayat kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa diharapkan dapat lebih bersemangat, lebih maju dan mandiri dalam
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepercayaan melalui organisasinya masing-masing
ditengah-tengah bangsa yang sedang menghadapi era milenial saat ini, serta semakin nyata
dalam mengaktualisasikan perannya di dalam membangun bangsa sesuai dengan tuntutan
31
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
jaman. Untuk itu, para generasi muda penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, tentunya harus diberdayakan agar berpartisipasi aktif melalui pengamalan ajaran
kepercayaan dengan cara menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Pada tahun 2020
dalam rangka mendukung pencapaian indikator jumlah perempuan pelaku kebudayaan yang
memperoleh peningkatan kapasitas dan kompetensi, kelompok kerja Kepercayaan terhadap
Tuhan YME menyelenggarakan beberapa kegiatan dengan melibatkan perempuan
penghayat kepercayaan seperti:
- Webinar “Peran Pemuda Penghayat Kepercayaan di Masyarakat dalam Implementasi
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Menyikapi Covid-19” yang diikuti oleh 300 peserta dengan
pemangku kepentingan sebagai narasumber dari Gemapakti, MLKI, Lakpesdam PB
NU dan Akademisi bidang Kebudayaan yang dilaksanakan tanggal 20 Mei 2020;
- Webinar “Peran Pemuda Penghayat dalam Kerangka Pelestarian Tradisi” dengan
narasumber dari MLKI, Gema Pakti dan Budayawan tanggal 16 Juni 2020; yang diikuti
oleh 40 orang perempuan penghayat kepercayaan;
- Webinar "Kebangkitan Perempuan Penghayat dalam Ekonomi Kreatif" dengan
melibatkan narasumber dari Puan Hayati, Staf Ahli Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif,
Wirausahawan tanggal 15 Juli 2020 yang diikuti oleh 35 orang perempuan penghayat
kepercayaan;
- Webinar "Kekuatan dan Kontribusi Perempuan Penghayat bagi Pelestarian Nilai
Spiritual dan Pemajuan Kebudayaan" dengan Narasumber dari Keraton Kasunanan
Surakarta, Setditjen Kebudayaan, Puan Hayati, ICRP dan akademisi tanggal 29 Juli
2020 dengan jumlah peserta 28 orang perempuan pelaku budaya;
- Webinar "Peran Media dan teknologi dalam Penguatan Eksistensi Penghayat" Rabu 19
Agustus 2020 dengan narasumber yang berasal dari Gemapakti, Akademisi,
Kemkominfo dengan jumlah peserta 35 orang perempuan pelaku budaya;
- Webinar Puanhayati III "Peran Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan
YME yang berwawasan Global yang melibatkan 35 peserta perempuan pelaku budaya;
- Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat bekerjasama dengan
organisasi puanhayati yang melibatkan 25 orang perempuan penghayat kepercayaan
yang diselenggarakan di Manado tanggal 26 s.d 28 November 2020;
- Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat bekerjasama dengan
organisasi puanhayati yang melibatkan 25 orang penghayat perempuan yang
diselenggarakan di Makasar tanggal 1 s.d 3 Desember 2020;
- Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat bekerjasama dengan
organisasi puanhayati yang melibatkan 25 orang penghayat perempuan yang
diselenggarakan di Makasar tanggal 2 s.d 4 Desember 2020
32
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
2. Peningkatan Kompetensi Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan YME terhadap
Bahan Ajar dan Buku Teks
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menjawab permasalahan kebutuhan pesera
didik dari kelompok Penghayat Kepercayaan dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan nomor 27 tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
Pada Satuan
Pendidikan. Dengan
diundangkannya
Permendikbud tersebut
maka peserta didik
kepercayaan terhadap
Tuhan YME akan
mendapatkan haknya
yaitu memperoleh
layanan pendidikan di
Sekolah. Dalam mengimplementasikan Permendikbud tersebut direktorat perlu menyusun
komponen yang menunjang serta mendukung, baik dengan kurikulum maupun tenaga
pendidik. Mengingat pandemi melanda negara pada awal tahun ini pelaksanaan kegiatan
paya penguatan kapasitas penyuluh dalam rangka mendukung layanan pendidikan
kepercayaan terhadap Tuhan YME
- Pelaksanaan Workshop Virtual Penyuluh Kepercayaan tingkat Terampil tanggal
20-25 September yang diikuti oleh penyuluh kepercayaan dari Aceh, Sumatera
Utara, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY,
Jawa Timur, Kalimantan Selatan, NTT, Sulawesi Barat dengan jumlah peserta
sebanyak 56 orang perempuan penyuluh penghayat kepercayaan;
- Pelaksanaan Bimtek Penyuluh Tingkat Terampil di Semarang, tanggal 13 s.d 16
Desember 2020 di Semarang yang diikuti oleh 32 orang penyuluh kepercayaan
dengan 8 orang di antaranya merupakan penyuluh perempuan terhadap Tuhan
YME
33
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Sasaran kegiatan meningkatnya peran perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan
pemajuan budaya memiliki indikator kedua yaitu persentase perempuan yang terlibat dalam
kegiatan pelestaran dan pemajuan kebudayaan. Pada tahun 2020 ini target yang dicanangkan
sebesar 30% peserta perempuan dari berbagai kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan
kebudayaan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat. Berikut capaian sasaran kegiatan dengan indikator kinerja kegiatan tersebut
di dalam renstra direktorat:
Sasaran Kegatan II
Indikator Kinerja
Kegiatan 2
Target Renstra dan Realisasi per Tahun
Meningkatnya Peran Perempuan dalam Kegiatan-Kegiatan Pelestarian dan Pemajuan Budaya
Target
dan
Realisasi
2020
Target
dan
Realisasi
2021
Target
dan
Realisasi
2022
Target
dan
Realisasi
2023
Target
dan
Realisasi
2024
Persentase
perempuan
yang terlibat
dalam
kegiatan
pelestarian
dan
pemajuan
kebudayaan
30 43,9 35 0 40 0 45 0 50 0
Indikator Kinerja 2.2:
Presentase perempuan yang terlibat dalam kegiatan pelestaran dan pemajuan kebudayaan
34
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
IKK II.2: Persentase perempuan yang terlibat dalam kegiatan pelestarian dan pemajuan
kebudayaan
Realisasi 2020
Tahun 2020 Target Akhir Renstra 2024
% Capaian Realisasi terhadap Target Akhir Renstra 2024
Target Realisasi %
146,33 % 30% 43,9% 146,33% 100% 23,17 %
Pemenuhan capaian indikator persentase perempuan yang terlibat dalam kegiatan
pelestarian dan pemajuan kebudayaan pada tahun 2020 ini berhasil melampaui capaian
target yang telah ditetapkan yakni sebesar 43,9% partisipasi perempuan. Pencapaian target
IKK jumlah perempuan pelaku budaya yang memperoleh sertifikasi dan peningkatan
kapasitas, dipenuhi melalui komponen kegiatan-kegiatan berikut:
30%35%
40%45%
50%
43.90%
0 0 0 0
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
2020 2021 2022 2023 2024
Tren Capaian IKK II.2
Target Persentase Perempuan
35
No Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan
Jumlah Peserta
Peserta Perempuan
Peserta Laki-Laki
Persentase
1 Webinar Peran Pranata Pendidikan Adat dalam Menghadapi Covid-19
19 Mei 2020 Virtual Meeting 421 232 189 55.11%
2 Webinar Spiritualitas Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai bagian solusi spiritual bangsa dalam menyikapi COVID-19
18 Mei 2020 Virtual Meeting 141 63 78 44.68%
3 Webinar Peran Pemuda Penghayat dalam implementasi kearifan lokal menyikapi Covid-19
20 Mei 2020 Virtual Meeting 229 87 142 37.99%
4 Webinar “Memperkokoh Ketegaran Spiritual dalam Jiwa Pancasila Untuk Membangun Kerukunan dan Kebudayaan
5 Juni 2020 Virtual Meeting
226 94 132 41.59%
36
5 Webinar "Peran Masyarakat Adat dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Serta Strategi Menuju Kenormalan Baru"
11 Juni 2020 Virtual Meeting 390 175 215 44.87%
6 Webinar Peran Pemuda Penghayat dalam Kerangka Pelestarian Tradisi
16 Juni 2020 Virtual Meeting 232 92 140 39.66%
7 Pelaksanaan malam Anggoro Kasih I 22 Juni 2020 Virtual Meeting 59 18 41 30.51%
8 Webinar Optimalisasi Ruang Publik Sebagai Tempat Ekspresi Budaya Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
15 Juni 2020 Virtual Meeting 317 150 167 47.32%
9 Diskusi Daring Peluang dan Tantangan Para Penyuluh Kepercayaan dalam Menghadapi tahun ajaran baru
23 Juli 2020 Virtual Meeting 52 24 28 46.15%
37
10 Webinar Pemuda Adat dalam Konteks Pemajuan Kebudayaan
16 Juli 2020 Virtual Meeting 62 25 37 40.32%
11 Webinar "Kebangkitan Wirausaha dan Ekonomi Kreatif Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dalam memasuki New Normal"
15 Juli 2020 Virtual Meeting 73 47 26 64.38%
12 Webinar kearifan lokal dan ketahanan pangan 22 Juli 2020 Virtual Meeting 130 77 53 59.23%
13 Pelaksanaan malam anggoro kasih dengan tema "Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME di Era Modernisasi dan Globalisasi"
27 Juli 2020 Virtual Meeting 57 18 39 31.58%
14 Webinar "Kekuatan dan Kontribusi Perempuan Penghayat bagi Pelestarian Nilai Spiritual dan Pemajuan Kebudayaan"
29 Juli 2020 Virtual Meeting 79 54 25 68.35%
15 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Komunitas Adat untuk Zona Sulawesi
25 Agustus 2020
Virtual Meeting 21 10 11 47.62%
16 Pelaksanaan webinar Masyarakat Adat dan Semarak Kemerdekaan
18 Agustus 2020
Virtual Meeting 62 25 37 40.32%
38
17 Pelaksanaan webinar "Peran Media dan teknologi dalam Penguatan Eksistensi Penghayat"
19 Agustus 2020
Virtual Meeting 59 30 29 50.85%
18 Pelaksanaan Diskusi Daring Makna Sura dan Spiritual Bangsa
18 Agustus 2020
Virtual Meeting 74 24 50 32.43%
19 Webinar strategi Korea dan Indonesia dalam menghadapi pandemic
12 Agustus 2020
Virtual Meeting 307 149 158 48.53%
20 Webinar Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional, Kreasi Di Tengah Pandemi
17 Agustus 2020
Virtual Meeting 235 99 136 42.13%
21 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Komunitas Adat untuk Zona Nusa Tenggara dan Bali
7 September 2020
Virtual Meeting 40 15 25 37.50%
22 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Komunitas Adat untuk Zona Maluku
19 September 2020
Virtual Meeting 19 12 7 63.16%
39
23 Workshop Virtual Penguatan Kapasitas Penyuluh Kepercayaan
20 s.d 25 September
Virtual Meeting 156 69 87 44.23%
24 Pemberdayaan Masyarakat Adat melalui Workshop Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengobatan Tradisional
14 s.d 16 September
Gowa, Sulawesi Selatan
82 13 69 15.85%
25 Perlombaan video kompetisi permainan tradisional dalam rangka pelaksanaan PKN
Oktober 2020 Virtual Competition
5975 2555 3420 42.76%
26 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Komunitas Adat untuk Zona Jawa
8 Oktober 2020
Virtual Meeting 40 15 25 37.50%
27 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Komunitas Adat untuk Zona Kalimantan
26 Oktober 2020
Virtual Meeting 19 8 11 42.11%
40
28 Pelaksanaan Webinar Membangun Pengetahuan Inklusi Masyarakat Adat
27 Oktober 2020
Virtual Meeting 85 38 47 44.71%
29 Pelaksanaan workshop pemberdayaan masyarakat adat di dua desa di Kabupaten Merangin
15 s.d 31 Oktober 2020
Merangin, Jambi
80 40 40 50.00%
30 Pelaksanaan Malam Anggoro Kasih ke III dengan tema "Memahami Nilai-Nilai Budaya Spiritual Ketuhanan YME sebagai Nilai Yang terkandung dalam Pancasila"
5 Oktober 2020
Virtual Meeting 69 31 38 44.93%
31 Dialog Budaya Komunitas Adat Kampung Pulo 19 Oktober 2020
Garut, Jawa Barat
130 28 102 21.54%
32 Pembekalan Metode Pengumpulan Data Masyarakat Adat untuk Zona Papua
11 November 2020
Virtual Meeting 17 8 9 47.06%
33 FGD Finalisasi Peta Jalan Layanan Pendidikan Masyarakat Adat
17 s.d 19 November
2020
Jakarta 55 20 35 36.36%
41
34 Bincang Penyuluh Kepercayaan III "Inspirasi Keteladanan Tokoh Kepercayaan terhadap Tuhan YME
19 November 2020
Virtual Meeting 68 35 33 51.47%
35 Webianar Puanhayati III "Peran Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME yang berwawasan Global
10 November 2020
Virtual Meeting 40 35 5 87.50%
36 Sarasehan dan Ruwat Nagari dalam rangka purnama sidi
21 s.d 23 November
2020
Jember, Jawa Timur
150 64 86 42.67%
37 Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME
26 s.d 28 November
2020
Manado, Sulawesi Utara
25 25 25 100.00%
38 Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME
1 s.d 3 Desember
2020
Makassar, Sulawesi Selatan
25 25 0 100.00%
39 Workshop Pemberdayaan Peran Perempuan Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME
2 s.d 4 Desember
2020
Bandar Lampung, Lampung
25 25 0 100.00%
42
40 Kolaborasi dan Sinergi dengan NGO atau CSO dalam rangka ekspresi dan kearifan budaya
15 s.d 17 Desember
2020
Yogyakarta 50 23 27 46.00%
41 Penguatan kompetensi penyuluh dalam rangka Layanan Pendidikan Kepercayaan thd Tuhan YME
13 s.d 16 Desember
2020
Semarang, Jawa Tengah
32 14 18 43.75%
42 FGD Mencari bentuk jejaring sosial suku Ato, Bana, Lake dan Sanak
10 s.d 14 Desember
2020
Timor Tengah Utara, NTT
61 8 53 13.11%
Total 10469 4599 5895 43.93%
43
Kendala dalam Pencapaian Sasaran Kegiatan II beserta Rekomendasinya
Kendala dalam pemenuhan indikator jumlah perempuan pelaku budaya yang mendapatkan
sertifikasi atau peningkatan kompetensi adalah kedua komponen tidak spesifik memiliki output
perempuan pelaku budaya. Baik komponen kegiatan sarasehan pemuda penghayat
kepercayaan dan kegiatan peningkatan kompetensi penyuluh kepercayaan tingkat terampil,
merupakan kegiatan yang ditujukan tanpa memandang gender tertentu. Meskipun demikian,
kedua kegiatan ini mampu melampaui target IKK karena mampu mendukung pemberian
sertifikasi atau peningkatan kompetensi bagi para perempuan. Dalam desain perencanaan
kegiatan ke depannya perlu disusun output tersediri perempuan pelaku budaya yang
disertifikasi atau ditingkatkan kompetensinya dengan komponen kegiatan yang spesifik
menyasar partisipasi perempuan.
Sasaran Kegiatan Meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang
interaksi pemajuan kebudayaan memiliki tujuan strategis yakni (1) Penyediaan Ruang Kultural
Ekspresi Budaya Tradisional yang Mendukung Penyelenggaraan Upacara Adat dalam
Lingkup Rumah Tangga (2) Pemberdayaan Masyarakat Adat dalam rangka pengembangan
wilayah adat menjadi ruang interaksi bersama masyarakat adat dan (3) Penyediaan layanan
advokasi Bagi tersedianya ruang kultural masyarakat adat dan penghayat kepercayaan yang
dikembangkan menjadi ruang interaksi inklusif dalam pemajuan kebudayaan
Sasaran ini memiliki indikator pertama yakni jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi
ruang interaksi pemajuan kebudayaan. Adapun entri poin pengembangan wilayah adat
menjadi ruang interaksi bersama dalam pemajuan kebudayaan dilaksanakan melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat adat. Melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat adat
diharapkan masyarakat akan semakin berdaya secara ekonomi dan budayanya sehingga
ruang-ruang kultural ekspresi budaya tradisional ataupun wilayah adat mereka dapat semakin
berkembang
Sasaran Kegiatan III: Meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
Indikator Kinerja:
III.1. Jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan
kebudayaan
44
Direktorat telah menetapkan target sasaran kegiatan dengan indicator kinerja kegiatan
tersebut pada renstra direktorat tahun 2020-2024. Berikut disajikan tren target dan
pencapaiannya:
Sasaran Kegatan
Indikator Kinerja
Kegiatan
Target Renstra dan Realisasi per Tahun
Meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
Target
dan
Realisasi
2020
Target
dan
Realisasi
2021
Target
dan
Realisasi
2022
Target
dan
Realisasi
2023
Target
dan
Realisasi
2024
Jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
3 3 5 0 7 0 10 0 12 0
IKK III.1: Jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
Realisasi 2020
Tahun 2020 Target Akhir Renstra 2024
% Capaian Realisasi terhadap Target Akhir Renstra 2024
Target Realisasi %
100% 3 3 100% 100% 8,1 %
3
5
7
10
12
3
0 0 0 0
0123456789
10111213
2020 2021 2022 2023 2024
Tren Capaian IKK III.1
Target Wilayah Adat
45
Capaian dalam menyiapkan jumlah wilayah adat yang dikembangkan bersama menjadi ruang
interaksi pemajuan kebudayaan pada tahun 2020 dikategorikan sangat baik, mengingat dari
tiga wilayah adat yang ditargetkan, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat telah menyiapkan tiga wilayah adat. Pencapaian target indikator tersebut
didukung oleh lima komponen kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat yaitu:
1. Pemberdayaan Potensi Masyarakat Adat
Menurut data yang dihimpun oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), di Indonesia
ada sekitar 2349 komunitas masyarakat adat yang keberadaannya tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Mereka memiliki nilai-nilai budaya yang luhur dan membangun karakter bangsa.
Namun di satu sisi eksistensi mereka menghadapi berbagai tantangan tidak hanya dalam
pelestarian atau
keberlangsungan budayanya
karena masyarakat adat
biasanya juga terisolasi secara
geografis. Selain itu mereka
juga mengalami masalah
mendasar dalam pemenuhan
hak-hak sipil. Masyarakat adat
juga memiliki cara pandang dan
system nilai yang berbeda
dalam berbagai hal. Dalam
konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia, kondisi masyarakat yang sangat majemuk (plural society) sebagaimana
tersebut di atas merupakan salah satu ciri yang dapat dibanggakan oleh bangsa Indonesia,
akan tetapi apabila tidak dikelola dengan baik sesungguhnya dapat menjadi sumber
disintegrasi bangsa. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan upaya pemberdayaan
masyarakat adat dengan inklusi sosial dengan keterlibatan masyarakat adat secara aktif,
partisipatif dan berkesinambungan. Dalam pemberdayaan ini akan melibatkan berbagai unsur
secara bersama yang memiliki komitmen untuk memberdayakan masyarakat adat baik dari
LSM penggiat masyarakat adat, pemerintah daerah dan lembaga adat itu sendiri. Seperti telah
sedikit dijelaskan di atas upaya pemberdayaan pada komunitas adat ini memiliki tujuan untuk
mengembangkankan ruang kultural yang dimanfaatkan sebagai tempat interaksi bersama
upaya pemajuan kebudayaan. Dengan menyasar pada pemberdayaan objek pemajuan
46
kebudayaan, seperti pengetahuan tradisional untuk dikembangkan potensi sosio-
ekonomisnya, pada tahun 2020 Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME
menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan masyarakat adat dalam rangka pengembangan
wilayah adat yang dijadikan ruang interaksi bersama pemajuan kebudayaan di wilayah:
1. Komunitas Adat Pattalasang di Desa Pao, Gowa Sulawesi Selatan tanggal 14-16
September 2020
2. Desa Adat Beringin Tinggi, Merangin, Jambi tanggal 15-30 Oktober 2020
3. Desa Adat Jungkat, Merangin, Jambi tanggal 15-30 Oktober 2020
2. Advokasi Masyarakat Adat
Keberadaan masyarakat adat sebagai bagian dari warga negara dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam perjalanan
bangsa Indonesia. Pengakuan dan penghormatan negara terhadap eksistensi masyarakat
adat tertuang dalam konstitusi, tepatnya pada pasal 18B ayat kedua. Negara memberikan
kesempatan kepada
masyarakat adat
untuk aktif dalam
menjaga hak-hak
tradisionalnya. Oleh
karenanya
keberadaan pranata
adat menjadi vital
dalam upaya
menjaga adat istiadat.
Namun, dalam
perjalanannya
pelayanan negara
belum maksimal dalam kerangka pengelolaan budaya dan konflik yang terjadi di masyarakat
adat, seperti Pendidikan, sulit melaksanaan budaya lokal yang terkadang mendapat stigma
negatif dari masyarakat sekitarnya dan sebagainya padahal kadang kala budaya tersebut
apabila dilihat dari nilainya memiliki nilai yang cukup tinggi dalam pengelolaan lingkungan
hidupnya ataupun hubungan dengan Tuhan-Nya. Oleh karena itu, seiring dengan masih
banyaknya konflik yang terjadi dan belum mendapatkan pelayanan yang maksimal maka
pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Kebudayaan, pada tahun ini menyusun sistem advokasi bagi masyarakat adat. Sistem
advokasi dilakukan melalui pembentukan secretariat bersama lintas K/L dan forum
47
komunikasi masyarakat adat serta terjun langsung ke lapangan jika terjadi kasus-kasus yang
melibatkan masyarakat adat khususnya yang terkait dengan hak-hak sipil mereka. Pada tahun
2020 ini direktorat juga melaksanakan advokasi melalui visitasi lapangan guna penanganan
masalah Masyarakat Adat Cigugur, Kuningan pada bulan Juni 2020 dan juga masyarakat adat
Badui, Lebak pada bulan Juli 2020.
3. Advokasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME
Kehidupan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, namun di dalam kehidupan faktual di
tengah-tengah masyarakat, pelayanan terhadap hak-hak dasar kehidupan penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merasa belum maksimal. Perlakuan
diskriminatif yang dirasakan penghayat kepercayaan biasanya terkait dengan pelaksanaan
hak-hak sipil, seperti: pelayanan pencatatan
perkawinan, pendirian sasana sarasehan,
pengisian kolom agama di KTP, proses
pemakaman dan penyelesaian perselisihan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan c.q.
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan Masyarakat Adat dalam beberapa
kasus juga mendapatkan laporan bahwa
penghayat kepercayaan masih dipersulit di dalam
mendapatkan layanan pendidikan. Oleh karena
itu, seiring tuntutan para penghayat kepercayaan
akan hak-hak sipil yang belum mereka dapatkan
dan masih adanya diskriminasi terhadap warga
penghayat, maka pemerintah melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, mengadakan advokasi bagi penghayat kepercayaan,
terutama yang berkaitan dengan pelayanan pemenuhan hak-hak sipil dan hak berbudaya
penghayat kepercayaan. Selain melakukan visitasi lapangan dalam penyediaan layanan
advokasi organisasi kepercayaan terhadap Tuhan YME Marapu, Sumba Timur, pada tahun
ini direktorat juga menyediakan layanan sistematis mengenai advokasi kepercayaan terhadap
Tuhan YME melalui sekretariat bersama lintas Kementerian/Lembaga.
48
4. Penyusunan NSPK Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Masyarakat Adat
Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat seperti yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dalam Pasal 170 mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat.
Penyusunan NSPK Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Masyarakat Adat menjadi sebuah kewajiban untuk dilaksanakan oleh Direktorat Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat. Sebagaimana di atur dalam lampiran
v Undang-Undang nomor
23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah,
urusan pembinaan
kepercayaan terhadap
Tuhan YME merupakan
kewenangan milik
pemerintah pusat.
Berkaitan dengan adanya
pembagian urusan
kewenangan tersebut,
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat merasa perlu untuk
menyusun suatu norma mengenai pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan YME. Pada
tahun 2020, di tengah semakin mewabahnya pandemi covid-19, direktorat mulai menyiapkan
adanya rancangan peraturan presiden pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
Sampai dengan akhir tahun 2020 pokja kepercayaan terhadap Tuhan YME telah
menyelesaikan naskah akademis rancangan peraturan presiden tentang pembinaan
kepercayaan terhadap Tuhan YME serta draft rancangan peraturannya.
49
5. Penyusunan NSPK Pelaporan Tindak Persekusi dan Diskriminasi Bidang
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota. Sebagaimana
tercantum dalam pasal 2 ayat 4 bahwa kebudayaan termasuk dalam 31 (tiga puluh satu)
bidang urusan pemerintahan. Ditekankan kembali pada pasal 7 ayat 2 bahwa kebudayaan
adalah urusan wajib. Direktorat
Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan Masyarakat
Adat seperti yang tercantum
dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 45
Tahun 2019 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
dalam Pasal 171 mempunyai
fungsi melaksanakan
penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
masyarakat adat. Penyusunan NSPK Pelaporan Tindak Persekusi dan Diskriminasi Bidang
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat menjadi sebuah
kewajiban untuk dilaksanakan oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan Masyarakat Adat untuk memenuhi kebutuhan norma mengenai Pelaporan Tindak
Persekusi dan Diskriminasi. Pada tahun 2020, di tengah semakin mewabahnya pandemi
covid-19, direktorat telah menyiapkan adanya rancangan peraturan presiden pembinaan
masyarakat adat. Sampai dengan akhir tahun 2020 kelompok kerja masyarakat adat telah
menyelesaikan naskah akademis dan draft rancangan peraturan presiden tentang pembinaan
masyarakat adat.
50
Sasaran Kegiatan Meningkatnya Jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang
interaksi pemajuan kebudayaan memiliki IKK kedua yaitu Jumlah komunitas adat dan
penghayat kepercayaan yang memperoleh dukungan kelembagaan. Adapun dukungan
kelembagaan yang diberikan oleh direktorat tidak melalui dukungan kelembagaan langsung
berupa materi, melainkan dukungan bagi aktualisasi yang dapat membantu dalam
mengekspresikan tradisi milik organisasi kepercayaan dan lembaga adat. Pada tahun 2020,
dukungan kelembagaan terhadap organisasi kepercayaan dan komunitas adat dilaksanakan
melalui kegiatan-kegiatan seperti upacara adat satu suro, sarasehan masyarakat adat
kegiatan ekspresi dan ketahanan budaya spiritual, sosialisasi kepercayaan terhadap Tuhan
YME. Diharapkan melalui adanya dukungan kelembagaan berupa wahana untuk
mengaktualisasikan ekspresi budaya tradisional mereka sehingga dapat membantu dalam
menjalankan hak berbudaya milik mereka.
Berikut tren target dan capaian sasaran kegiatan dengan indikator kinerja kegiatan tersebut
di dalam renstra direktorat 2020-2024:
Sasaran Kegatan
Indikator Kinerja Kegiatan
Target berdasarkan Renstra dan
Realisasi per tahun
Meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
2020 2021 2022 2023 2024
Jumlah komunitas adat dan penghayat kepercayaan yang memperoleh dukungan kelembagaan
25 25 30 0 35 0 40 0 50 0
Indikator Kinerja Kegiatan III.2
Jumlah komunitas adat dan penghayat kepercayaan yang memperoleh dukungan
kelembagaan
51
2530
3540
50
25
0 0 0 0
0
10
20
30
40
50
60
2020 2021 2022 2023 2024
Tren Capaian IKK 3.2
Target Lembaga Adat
IKK III.2: Jumlah komunitas adat dan penghayat kepercayaan yang memperoleh dukungan kelembagaan
Pada tahun 2020, meskipun kondisi pandemi covid-19 tengah berlangsung, Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat berhasil memenuhi capaian target
dukungan kelembagaan bagi organisasi kepercayaan dan lembaga adat sebanyak 25 (dua
puluh lima) komunitas. Pencapaian target IKK jumlah komunitas adat dan organisasi
kepercayaan yang mendapatkan dukungan kelembagaan, dipenuhi melalui komponen lima
kegiatan berikut:
1. Upacara Satu Suro dan Ruwatan
Masyarakat Jawa masih memegang teguh ajaran yang diwarisi oleh para leluhurnya. Salah
satu ajaran yang masih dilakukan adalah menjalankan tradisi malam satu Suro yaitu malam
tahun baru dalam kalender Jawa yang dianggap sakral. Malam satu Suro sangat lekat dengan
iring-iringan rombongan masyarakat atau yang biasa kita sebut kirab yang disertai dengan
membawa hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng
Realisasi 2020
Tahun 2020 Target Akhir Renstra 2024
% Capaian Realisasi terhadap Target Akhir Renstra 2024
Target Realisasi %
100% 25 25 100% 100% 13,8 %
52
serta benda pusaka. Selain itu ada juga malam Purnomo Suro yang merupakan salah satu
malam dalam bulan suro (Bulan Muharam dalam penanggalan Islam) tepatnya hari ke 15
pada bulan tersebut
dengan posisi bulan
yang sempurna
sinarnya. Malam
Purnomo Sidi
biasanya dibarengi
dengan ruwatan dan
pagelaran wayang
semalam suntuk
dengan lakok-lakon
yang memberikan
keterangan
keberadaan sang pencipta dengan mahluknya dengan memberikan nilai-nilai Eling dan
Waspodo dalam mengarungi kehidupan ini untuk mencapai manunggaling kawula gusti.
Selain dua perayaan akbar penghayat kepercayaan tersebut, dukungan kelembagaan yang
dihadirkan direktorat juga dibarikan melalui kegiatan anggoro kasih yang merupakan refleksi
spiritual peribadatan penghayat kepercayaan yang diadakan pada malam purnama setiap
bulannya. Mewabahnya Covid-19 tidak serta merta menyebabkan ritual kolektif kelompok
penghayat Kepercayaan menjadi terhenti. Aktualisasi spiritualitas melalui ritual justru semakin
menguat sebagai upaya pengusir pageblug. Bentuk ritus hanya beralih tidak dapat
dilaksanakan secara komunal akan tetapi berlangsung secara daring dengan media virtual.
Perubahan metode pelaksanaan kegiatan secara daring tidak hanya berimplikasi pada
pelaksanaan pertemuan secara tatap muka namun bagaimana merefleksikan spiritualitas
dalam hening secara virtual.
Pelaksanaan pemberian dukungan kelembagaan melalui kegiatan anggoro kasih, upacara
adat satu suro dan Purnomo suro dilakukan dengan cara memberikan fasilitasi bagi beberapa
organisasi kepercayaan terhadap Tuhan YME untuk mengemukakan ataupun menyampaikan
ajaran mereka dalam forum daring ataupun luring sebagai berikut:
- Pelaksanaan malam Anggoro Kasih I dengan tema Nilai-Nilai Luhur Kepercayaan
terhadap Tuhan YME tanggal 22 Juni 2020 via Webinar yang diikuti oleh organisasi
dari MLKI, Aghnesti Sampuraning Kautaman, Kakadhangan Wringin Seto;
- Pelaksanaan malam Anggoro Kasih II dengan tema "Organisasi Kepercayaan
terhadap Tuhan YME di Era Modernisasi dan Globalisasi" tanggal 27 Juli 2020 via
Webinar yang diikuti oleh organisasi dari Punguan Parmalim, Marganing Kamulyan,
53
Perjalanan, PRKJ dan Puan Hayati;
- Pelaksanaan webinar Satu Suro dengan tema "Makna Sura dalam Spiritual Bangsa"
tanggal 18 Agustus 2020 yang dilaksanakan dengan mengundang narasumber dari
organisasi MLKI, Persada, Budaya Pasundan;
- Pelaksanaan malam Anggoro Kasih III dengan tema "Memahami Nilai-Nilai Budaya
Spiritual Ketuhanan YME sebagai Nilai Yang terkandung dalam Pancasila" tanggal 5
Oktober 2020 via Webinar yang diikuti oleh organisasi dari Aji Dipa, Mapurondo dan
Rukun Warga;
- Pelaksanaan Sarasehan Ruwatan Nagari dalam rangka pelaksanaan Purnomo Sidi
tanggal 21-23 November 2020 yang diselenggarakan dengan mengundang organisasi
dari Persada, Ilmu Sejati, MLKI Jawa Timur dan Kerohanian Sapto Darm
2. Ekspresi dan Ketahanan Budaya Spiritual
Nilai-nilai budaya spiritual dan kearifan local tidak hanya menjadi identitas suatu bangsa tapi
didalamnya banyak terdapat nilai-nilai positif yang berfungsi untuk membentuk karakter
seseorang. Salah satunya adalah nilai budaya yang mengandung nilai–nilai luhur dalam
menjalani kehidupan terdapat dalam ajaran kepercayaan terhadap Tuhan YME dan kearifan-
kearifan local yang dimiliki oleh masyarakat adat. Selain itu, Penghayat kepercayaan dan
masyarakat adat sejak dahulu memiliki ekspresi budaya yang didalamnya terkandung nilai-
nilai luhur yang telah diwariskan secara turun temurun. Ekspesi budaya ini perlu digali kembali
dan ditampilkan agar masyarakat
umum mengenal keberadaan
penghayat kepercayaan dan
masyarakat adat serta mengetahui
nilai-nilai luhur yang mereka miliki.
Pada tahun 2020 ini kegiatan ekspresi
dan ketahanan budaya spiritual
diselenggarakan melalui dua tiga
metode, pertama adalah melalui
webinar seputar ekspresi dan
ketahanan budaya spiritual yang diadakan sebanyak tiga kali dan kedua adalah penyediaan
ruang ekspresi kebudayaan melalui Pekan Kebudayaan Nasional (PKN). Penyelenggaran
PKN ditahun kedua ini, Direktorat bekerjasama dengan KPOTI mendapat tugas untuk
menyelenggarakan lomba kompetisi daring dan lomba video permainan rakyat dan olahraga
tradisional serta pameran pengobatan tradisional. Perubahan format kompetisi dari luring
menjadi daring menyebabkan antusiasme peserta jauh membludak dibanding dengan yang
54
diharapkan. Tercatat kompetisi virtual dan lomba daring dalam gelaran PKN tahun ini
melibatkan 5975 orang. Guna menguatkan ketahanan ekspresi dan kearifan lokal, pada akhir
tahun diselenggarakan sinergi kolaborasi dengan berbagai stakeholder kegiatan. Berikut
adalah rangkaian kegiatan Ekspresi dan Ketahanan Budaya Spiritual tahun 2020:
- Webinar “Optimalisasi Ruang Publik Sebagai Tempat Ekspresi Budaya Kepercayaan
Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat” tanggal 15 Juni 2020 dengan narasumber
dari YPK-Donders, Bupati Banyuwangi dan antropolog UGM;
- Webinar “Kearifan Lokal dan Ketahanan Pangan” tanggal 7 Juli 2020 dengan
Narasumber dari Staf Ahli Presiden, MLKI, AMAN dan antropolog UI;
- Webinar “Strategi Korea dan Indonesia dalam Menghadapi Pandemi” tanggal 12 Agustus
2020 dengan narasumber dari akademisi UI dan influencer media social;
- Webinar “Peran Komunitas dalam Pemajuan Kebudayaan di Tengah Pandemi” tanggal
19 September yang diikuti oleh Komunitas seperti KPOTI, Perempuan Berkebaya, Purna
Paskibraka dan Komunitas Musik;
- Pelaksanaan PKN melalui Perlombaan Congklak virtual tanggal 24-26 Oktober 2020;
- Penjurian Kompetisi Video Permainan Rakyat dan Olah Raga Tradisional di Bandung 26-
28. Oktober 2020 dengan melibatkan 30 orang dari praktisi ahli permainan dan olahraga
tradisional, budayawan, akademisi;
- Penyusunan kompilasi video virtual permainan rakyat dan olahraga tradisional di
Bandung tanggal 28-30 Oktober 2020;
- Pelaksanaan Dialog Ketahanan dan Ekspresi Budaya Spiritual di Banyuwangi tanggal 19-
21 November 2020 dengan melibatkan stakeholder dari MLKI organisasi perjalanan
seperti MLKI, Puan Hayati, Sapto Darmo, Sumarah dan Ilmu sejati;
- FGD sinergi serta kolaborasi antar stakeholder dalam rangka Ketahanan ekspresi dan
kearifan lokal di Yogyakarta tanggal 15-17 Desember 2020 dengam melibatkan berbagai
- CSO/NGO penggiat kepercayaan dan masyarakat adat,
55
3. Sarasehan Masyarakat Adat
Kebudayaan mempunyai peran dalam proses historis pembentukan Indonesia. Indonesia
merupakan komitmen dari beraneka ragam kebudayaan—termasuk masyarakat adat di
dalamnya—untuk bersedia bersatu bernaung di bawah satu negara-kebangsaan yang
berbentuk satu republik satu kesatuan. Kebudayaan tersebut tidak musnah dengan
terbentuknya sebuah negara, namun dalam satu ikatan besar berbagai kebudayaan ini terus
hidup merepresentasikan kebhinekaan Indonesia. Oleh sebab itu, kebudayaan milik
masyarakat adat
merupakan salah satu
elemen penting dalam
pembangunan sebuah
bangsa. Negara memiliki
kewajiban untuk
melindungi,
memberdayakan,
mengoptimalkan peran
dan fungsi strategis
mereka dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara, serta
mendorong pengembangannya. Terkait dengan hal tersebut negara merasa berkepentingan
untuk menyelenggarakan sarasehan masyarakat adat, sebagai wahana dalam menjaring
aspirasi kebutuhan masyarakat adat. Sama seperti dengan kegiatan lain pada umumnya,
pandemi covid-19 menyebabkan pengemasan pelaksanaan kegiatan berlangsung dalam
media daring. Pelaksanaan webinar-webinar tematik terkait isu masyarakat adat menjadi
pilihan. Webinar-webinar tersebut merupakan webinar pengantar dan berseri untuk menuju
ke sarasehan masyarakat adat yang akan dilaksnakan dengan melibatkan semua stakeholder
masyarakat adat.
- Pelaksanaan Webinar Peran Masyarakat Adat dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
Serta Strategi Menuju Kenormalan Baru tanggal 11 Juni 2020 dengan Melibatkan instansi
seperti LIPI, AMAN, Masyarakat Adat Kasepuhan Pasir Eurih, Masyarakat Adat Luwu dan
Suku Anak Dalam;
- Pelaksanaan Webinar Pemuda Adat dalam Konteks Pemajuan Kebudayaan dengan
narasumber dari LIPI, BPAN dan Puslitjak Kemdikbud tanggal 16 Juli 2020;
- Pelaksanaan webinar “Masyarakat Adat dan Semarak Kemerdekaan” dengan
narasumber dari RKI (Rumah Karya Indonesia) dan AMAN yang diselenggarakan pada
tanggal 18 Agustus 2020;
56
- Webinar Serial Diskusi Terpumpun "Membangun Pengetahuan Inklusi" Masyarakat Adat.
tanggal 27 Oktober 2020 dengan pembicara dari PPMAN, Kemendagri, Kemitraan, FISIP
UI, IPDN, Komnas HAM, FEMA IPB;
- FGD Sinergi Sekolah Lapang Kearifan Lokal Lintas Kementerian/Lembaga yang
diselenggarakan pada tanggal 27 s.d 29 Desember 2020 dengan mengundang instansi
dari DPR-RI Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Desa PDTT, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian
PAN-RB, BPIP, Pemkab Garut dan Pemkab Tasikmalaya.
3. Sosialisasi Peraturan Perundangan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME
Kehidupan penghayat kepercayaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
bangsa Indonesia. Pengakuan terhadap eksistensi kepercayaan terhadap Tuhan YME
sebenarnya telah tertuang jelas di dalam konstitusi, namun di dalam kehidupan faktual di
tengah-tengah masyarakat, pelayanan terhadap kehidupan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa merasa belum maksimal. Pemerintah sendiri telah melahirkan beberapa
peraturan perundangan untuk mengatur kehidupan penghayat kepercayaan, antara lain:
- Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang telah
diubah dengan;
- Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23
tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan;
- Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
Nomor 43 dan 41 tahun 2009 tentang Pedoman Pelayanan kepada Penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 77 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Pembinaan Lembaga Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Lembaga Adat;
- Peraturan Memteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27 Tahun 2016 Tentang Layanan
Pendidikan Penghayat Kepercayaan.
57
Lahirnya peraturan perundangan ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan dapat menghilangkan diskriminasi yang
selama ini terjadi. Dari produk undang-undang tersebut pelaksanaan hak-hak sipil
kepercayaan nampak telah terfasilitasi dengan baik, namun pemerintah daerah dan
masyarakat masih banyak yang belum mengetahui dan memahami, sementara penghayat
kepercayaan masih mendapati perlakuan diskriminatif dari oknum tertentu.
Berdasarkan hal tersebut,
Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan Masyarakat
Adat memandang perlu
untuk mengadakan
sosialisasi peraturan
perundangan ini agar
pemerintah daerah dan
masyarakat mengetahui
tentang keberadaan
penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME serta hak-hak sipil mereka yang harus
terpenuhi dan terlayani. Pada tahun 2020 ini Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan Masyarakat Adat juga melakukan perubahan pola sosialisasi dari awalnya melakukan
sosialisasi dalam bentuk tatap muka menjadi penyusunan konten digital animasi sosialisasi
kepercayaan terhadap Tuhan YME. Pelaksanaan sosialisasi kepercayaan terhadap Tuhan
YME secara tatap muka langsung juga diadakan di Kabupaten Buru, Maluku dari tanggal 8—
9 Desember 2020 dengan melibatkan masyarakat, BPNB Maluku, Dinas Kebudayaan dan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Kabupaten Buru. Dalam pelaksanaannya sosialisasi ini
juga memberikan dukungan kelembagaan dalam bentuk mendorong terbentuknya satu
organisasi kepercayaan terhadap Tuhan YME baru yaitu Florin Bupolo di Kabupaten Buru.
58
5. Pemberian Penghargaan Tokoh dan Organisasi Penghayat dan Masyarakat adat
Dalam rangka pemberian apresiasi positif Pemerintah kepada para pelaku seni budaya di
tanah air, Pemerintah melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat
Adat melaksanakan kegiatan pemberian Penghargaan Kebudayaan. Kegiatan ini merupakan
kegiatan Pemberian Apresiasi dari Pemerintah kepada Individu atau Kelompok, Organisasi
serta Pemerintah Daerah yang berdedikasi terhadap Kebudayaan. Sejak tahun 2007,
pemerintah saat itu melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai instansi yang
menaungi bidang kebudayaan, telah mengadakan kegiatan Penghargaan Kebudayaan.
Kegiatan ini merupakan pemberian penghargaan kepada pihak-pihak yang dinilai berjasa dan
berdedikasi tinggi dalam melestarikan, memanfaatkan dan mengembangkan nilai-nilai luhur
kebudayaan Nusantara. Adapun Penghargaan yang akan diberikan kepada orang-orang yang
memiliki prestasi tersebut adalah Penghargaaan Kebudayaan dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berwenang untuk
memberikan penghargaan kepada orang atau sekelompok orang Pemerintah Daerah,
Perseorangan Asing, Komunitas yang memiliki dedikasi terhadap kebudayaan nasional
khususnya dalam bidang Kepercayaan Thd Tuhan YME dan Masyarakat Adat yang dianggap
sebagai Pelopor, Pencipta, Pembaru dan Pelestari. Mengingat pandemi covid-19 yang
melanda tanah air
pelaksanaan
pemberian
penghargaan tokoh
dan organisasi
penghayat dan
masyarakat adat
belum dapat
dilaksanaan. Pada
tahun 2020,
pelaksanaan kegiatan ini terlaksana melalui rapat-rapat penyempurnaan petunjuk teknis
pemberian penghargaan bagi tokoh dan organisasi kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat dengan melibatkan Seketariat Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat
Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Akademisi, MLKI dan AMAN.
Kendala dalam Pencapaian Sasaran Kegiatan III beserta Rekomendasinya
Secara umum pencapaian sasaran kegiatan meningkatnya jumlah wilayah adat yang
dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan telah terlaksana melalui
pemenuhan indikator yang ditetapkan. Pemenuhan indikator seperti wilayah adat yang
dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan sudah dapat dilaksanakan
59
pada tahun 2020, akan tetapi perlu dilaksanakan upaya monitoring dan evaluasi
pengembangan manfaat dari kegiatan secara berkesinambungan di tahun-tahun selanjutnya
agar tercipta manfaat terus-menerus bagi masyarakat adat.
Selain itu, pemenuhan indikator komunitas atau organisasi kepercayaan yang mendapatkan
dukungan kelembagaan juga telah sudah dapat dilaksanakan pada tahun 2020. akan Perlu
dilaksanakan upaya monitoring dan evaluasi terhadap komunitas adat atau organisasi
kepercayaan pada tahun-tahun selanjutnya agar dukungan wadah aktualisasi tersebut
semakin dapat dioptimalkan sehingga membawa manfaat berkesinambungan, terutama
dalam pelaksanaan hak berkebudayaan. Upaya monitoring dan evaluasi sebagai
pengejawentahan tugas dan fungsi direktorat dapat dioptimalkan terhadap pencapaian
sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam renstra, sehingga raihan outcome dalam
pencapaian IKK tersebut dapat terwujud.
Sasaran Kegiatan Meningkatnya jumlah tenaga penggerak/penggiat budaya tingkat Desa
memiliki tujuan yakni (1) Penyebarluasan informasi mengenai Pelestarian Cagar Budaya dan
Pemajuan Kebudayaan (2) Pendampingan Komunitas Budaya dan masyarakat di
Kabupaten/Kota dalam upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan
kebudayaan (3) Menguatkan peran masyarakat dan komunitas-komunitas dalam kegiatan-
kegiatan pemajuan kebudayaan
Sasaran ini memiliki indikator pertama yaitu Jumlah tenaga penggerak/ penggiat budaya
tingkat. Pencapaian sasaran kegiatan dengan indikator kinerja kegiatan tersebut beserta
sasarannya dalam renstra tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
Sasaran Kegatan 4
Indikator Kinerja
Kegiatan 4.1
Target dan Realisasi per Tahun
Meningkatnya
jumlah tenaga
penggerak/pen
2020 2021 2022 2023 2024
Jumlah tenaga
penggerak/
359 352 370 0 370 0 370 0 370 0
Sasaran Kegiatan IV: Meningkatnya jumlah tenaga penggerak/penggiat budaya tingkat Desa
Indikator Kinerja IV.1:
Jumlah tenaga penggerak/ penggiat budaya tingkat Desa
60
ggiat budaya
tingkat Desa
penggiat
budaya tingkat
Desa
IKK IV.1: Jumlah tenaga penggerak/ penggiat budaya tingkat Desa
Realisasi 2020
Tahun 2020 Target Akhir Renstra 2024
% Capaian Realisasi terhadap Target Akhir Renstra 2024
Target Realisasi %
98,59 % 359 352 98 % 100% 19,14 %
Pencapaian indicator kinerja jumlah tenaga penggerak atau penggiat budaya tingkat desa
didukung oleh komponen kegiatan sebagai berikut:
Penggiat Budaya
Dalam upaya melestarikan dan memajukan potensi budaya di berbagai kabupaten/kota di
seluruh wilayah Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayan dan jajarannya yang mempunyai tugas pokok melestarikan dan memajukan
kebudayaan Indonesia, telah melakukan sejumlah program untuk melestarikan potensi
budaya serta membangkitkan komunitas-komunitas budaya, sekolah, dan pelaku budaya.
Keberadaan suatu program di tengah-tengah masyarakat seyogyanya dilandaskan pada
permasalahan yang ada di masyarakat, sejauh mana program tersebut relevan dengan apa
359 370 370 370 370352
0 0 0 0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2020 2021 2022 2023 2024
Tren Capaian IKK IV.1
Target Penggiat Budaya
61
yang terjadi dan berkembang di masyarakat, maka hal ini menunjukkan seberapa penting
keberadaan program tersebut. Dalam kaitan dengan urgensi program Pemajuan Kebudayaan
di tengah-tengah masyarakat Indonesia, setidaknya terkait dengan tiga permasalahan, yaitu:
peningkatan akses, potensi budaya bangsa Indonesia yang beragam dan banyak jumlahnya,
serta pembangunan kebudayaan dan dinamika kebangsaan. Namun disadari sepenuhnya
bahwa upaya yang telah dilakukan itu terasa belum maksimal menyentuh ke masyarakat
mengingat berbagai
keterbatasan, khususnya
dalam hal
penyebarluasan
informasi hingga ke
seluruh pelosok tanah
air. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka salah
satu upaya yang
dilakukan untuk
mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan merekrut Penggiat Budaya. Pada tahun 2020 kendala mewabahnya
covid-19 menyebabkan pelaksanaan penggiat budaya hanya dilaksanakan sampai pada
rekrutmen tenaga penggiat budaya dan pembekalan teknis tenaga penggiat budaya. Dari
target yang ditetapkan sebanyak 359 orang tenaga penggiat budaya, dicapai 352 orang
penggiat budaya dari berbagai kabupaten dan kota
Kendala dalam Pencapaian Sasaran Kegiatan V dan Rekomendasinya
Pandemi covid-19 menyebabkan kegiatan penggiat budaya tahun 2020 hanya sampai pada
tahapan rekrutmen dan pembekalan bagi tenaga penggiat budaya, tidak sampai penerjunan
tenaga penggiat budaya ke masyarakat. Tidak tercapainya target penggiat budaya
diakibatkan oleh mundurnya 7 orang tenaga penggiat budaya. Dalam sistem rekrutmen
selanjutnya sebaiknya panitia seleksi dan rekrutmen, menyiapkan cadangan berdasarkan
ranking yang tepat. Fungsi penggiat budaya cadangan diadakan sebagai bentuk antisipasi
jika terdapat peserta yang telah direkrut mengundurkan diri
62
Sasaran kegiatan meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan ditjen kebudayaan
merupakan indikator milik direktorat jenderal kebudayaan yang pelaksanaannya didukung
oleh belanja dukungan manajemen yang dialokasikan kepada setiap satuan kerja di
lingkungan ditjen kebudayaan. Sasaran kegiatan ini ditetapkan untuk mendukung terwujudnya
tujuan pada setiap satuan kerja yakni (1) Perbaikan skor predikat SAKIP pada satuan kerja
dalam hal ini termasuk Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyaraka Adat;
(2) Perbaikan manajemen berbasis pada akuntabilitas kinerja dan produktivitas layanan
internal satuan kerja (3) Memperkuat implementasi siklus SAKIP yang dilaksanakan oleh
satker
Indikator meningkatnya tata Kelola satuan kerja di lingkungan direktorat jenderal kebudayaan
memiliki indikator Rata-rata predikat pada setiap satker minimal BB sebagaimana telah
ditetapkan dalam renstra direktorat jenderal kebudayaan tahun 2020-2024. Ukuran
keberhasilannya dihitung dari berapa skor dan predikat SAKIP untuk masing-masing satker.
Pada tahun 2020, Direktorat Kepercayaan terahadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat,
meskipun tidak signifikan, berhasil meningkatkan skor SAKIP dari 83,19 pada tahun 2019
menjadi 83,27. Secara dua tahun berturut-turut predikat SAKIP direktorat mendapat predikat
A. Predikat A yang diperoleh pada tahun 2020 ini melalampaui target yang ditetapkan oleh
Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan. Berikut target dan pencapaian indikator dalam
renstra direktorat jenderal kebudayaan:
Sasaran Kegiatan V:
Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di Lingkungan Ditjen Kebudayaan
Indikator Kinerja V.1:
Rata-rata predikat SAKIP satker minimal BB
63
Sasaran Kegatan
Indikator Kinerja
Kegiatan
Target dan Realisasi per Tahun
Meningkatnya
Tata Kelola
Satuan Kerja di
Lingkungan
Ditjen
Kebudayaan
IKK 2020 2021 2022 2023 2024
Rata-rata
predikat
SAKIP
satker
minimal BB
BB A BB - A - A - A -
Pencapaian nilai predikat SAKIP A yang diperoleh direktorat pada tahun 2020 ini tersebut
sangat didukung oleh enam komponen kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat yaitu:
1. Layanan Internal
Layanan internal Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
terlaksana melalui pengadaan barang-barang belanja modal dalam bentuk pengadaan
perangkat pengolah data dan meubelair. Pengadaan yang disebutkan terakhir tersebut
berkaitan dengan proses renovasi kantor direktorat di Gedung E lantai 10
2. Penyusunan Rencana dan Program
Penyusunan rencana program direktorat dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan
direktorat dapat terlaksana secara terkoordinasi dengan baik. Penyusunan rencana
program Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat digunakan sebagai
dasar acuan pelaksanaan kegiatan agar tepat sasaran. Kegiatan penyusunan rencana
program dan anggaran pada tahun 2020 ini meliputi: penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP), Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/ Lembaga
(RKA-KL), serta pendukungan kegiatan kebudayaan dialog komunitas adat kampung pulo
di Garut dan FGD Mencari bentuk jejaring sosial suku Ato, Bana, Lake dan Sanak di NTT
3. Pelaksanaan Pematauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program direktorat dimaksudkan agar
pelaksanaan kegiatan direktorat termonitor dengan baik. Evaluasi hasil pemantauan ini
nantinya dapat digunakan sebagai dasar pemecahan masalah yang terjadi serta acuan
bagi perencanaan program kegiatan dan anggaran agar tepat sasaran di tahun
mendatang. Pada tahun 2020 Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
64
Masyarakat Adat melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan sejumlah
bantuan pemerintah yaitu fasilitasi komunitas budaya di masyarakat dan revitalisasi desa
adat tahun 2016-2019 yang mengalami permasalahan di beberapa daerah seperti di
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, NTT, dan
Papua. Selain itu pelaksanaan evaluasi rutin seperti Evaluasi kegiatan Semester I,
penyusunan dokumen pendukung SAKIP, evaluasi kegiatan akhir tahun, dan penyusunan
Laporan Kinerja
4. Pelayanan Umum dan Pelayanan Rumah Tangga
Sebuah institusi atau lembaga pemerintahan akan berjalan dengan baik jika didukung
dengan berbagai faktor, salah satu faktor penting dalam menjalankan lembaga tersebut
adalah tersedianya layanan perkantoran yang mengarah pada peningkatan kualitas
pelayanan prima sebuah institusi. Dengan terlaksananya layanan ketatausahaan
diharapkan pelaksanaan tugas pokok Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat dapat berjalan sebagaimana mestinya terutama untuk kegiatan rutin yang
dilaksanakan setiap bulan.
5. Gaji dan Tunjangan
Layanan Perkantoran adalah suatu proses yang terdapat pada semua unit yang
dilaksanakan secara rutin dan berkala. Salah satu kegiatannya yaitu pembayaran gaji dan
tunjangan yang meliputi: belanja gaji pokok PNS, tunjangan suami/istri PNS, tunjangan
anak PNS, tunjangan struktural PNS, tunjangan beras, uang makan PNS, dan tunjangan
umum PNS. Selain gaji dan tunjangan PNS, anggaran belanja pegawai juga dialokasikan
untuk pembayaran gaji pegawai pemerintah non PNS (PPNPN)
6. Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Operasional dan pemeliharaan perkantoran juga merupakan kegiatan rutin yang
dilaksanakan setiap bulan meliputi: belanja keperluan perkantoran, honor operasional
satauan kerja, belanja persediaan barang konsumsi, pemeliharaan peralatan dan mesin,
dan lain-lain.
B. REALISASI ANGGARAN
Guna membiayai pencapaian target kinerja tahun 2020, Direktorat Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Masyarakat Adat pada awalnya sesuai dengan perjanjian kinerja
memperoleh pagu anggaran sebesar 93.183.876.000 (Sembilan Puluh Tiga Milyar Seratus
65
Delapan Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu). Saat revisi DIPA yang
pertama akibat perubahan nomenklatur organisasi menjadi Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, terdapat perubahan tugas dan fungsi yang
menyebabkan adanya perubahan usulan komponen kegiatan baru dan output baru. Revisi
DIPA pertama tersebut juga sekaligus dilakukan bersama dengan pemotongan pagu untuk
penanganan pandemi covid-19 sehingga total anggaran menjadi 29.666.599.000. (Dua
puluh sembian milyar enam ratus enam puluh enam juta lima ratus sembilan puluh
sembilan ribu rupiah). Pada bulan Oktober tahun 2020 kembali diadakan refocusing
anggaran untuk kegiatan prioritas seperti Pekan Kebudayaan Nasional, sehingga pagu
akhir Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat adalah sebesar
27.666.599.000 (Dua puluh tujuh milyar enam ratus enam puluh enam juta lima ratus
sembilan puluh sembilan juta rupiah). Pagu anggaran tersebut dialokasikan pada tujuh
indikator kinerja kegiatan yang alokasi anggaran untuk masing-masingnya beserta
perubahannnya adalah sebagai berikut:
No Indikator Kinerja Kegiatan Anggaran Awal
Anggaran Perubahan
1 Jumlah materi pembelajaran budaya dan
penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah 6.201.259 6.201.259
2 Jumlah perempuan pelaku budaya yang
memperoleh peningkatan kapasitas dan
sertifikasi
1.586.868 1.789.868.
3 Persentase perempuan yang terlibat dalam
kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan
budaya*
- -
4 Jumlah wilayah adat yang dikembangkan
menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan 2.445.587 2.445.587
5 Jumlah komunitas adat dan penghayat
kepercayaan yang memperoleh dukungan
kelembagaan
6.459.836 4.058.836
6 Jumlah tenaga penggerak/penggiat budaya
tingkat Desa** - -
7 Rata-rata predikat SAKIP satker minimal BB 12.973.049 13.171.049
Total 29.666.599 27.666.599
Alokasi Anggaran per IKK tahun 2020 dan perubahannya (dalam 1000)
* Indikator Kinerja Kegiatan tidak menggunakan anggaran
** Pelaksanaan kegiatan menggunakan anggaran sekretariat direktorat jenderal kebudayaan
66
Realisasi capaian anggaran pada tiap IKK adalah sebagai berikut:
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Anggaran Realisasi (% pagu)
Meningkatnya jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah
Jumlah materi pembelajaran budaya dan penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah
6.201.259 5.762.250,82 20,8%
Meningkatnya partisipasi perempuan dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan kebudayaan
Jumlah perempuan pelaku budaya yang memperoleh peningkatan kapasitas dan sertifikasi
1.789.868. 1.680.324,29
6,1%
Persentase perempuan yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan pelestarian dan pemajuan budaya
- -
Meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
Jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
2.445.587 2.274.136,99 12,8%
Jumlah komunitas adat dan penghayat kepercayaan yang memperoleh dukungan kelembagaan
4.058.836
3.536.663,99
8,2%
67
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Anggaran Realisasi (% pagu)
Meningkatnya jumlah tenaga penggerak/penggiat budaya tingkat desa
Jumlah tenaga penggerak/penggiat budaya tingkat Desa
- - -
Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan ditjen kebudayaan
Rata-rata predikat SAKIP satker minimal BB
13.171.049 11.813.642,9 42,6%
Total 27.666.599 25.067.019,03 90,6%
Realisasi Anggaran per IKK tahun 2020 (dalam 1000)
Dari total pagu anggaran senilai Rp 27.666.599.000,- (Dua puluh tujuh milyar enam ratus
enam puluh enam juta lima ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah) telah berhasil
dibelanjakan sebesar Rp 25.067.019.037,- (Dua puluh lima milyar enam puluh tujuh juta
sembilan belas ribu tiga puluh tujuh rupiah) atau sebesar 90,60%.
Sedangkan grafik daya serap tahun anggaran 2020 pada tujuh IKK (enam IKK program teknis
dan satu IKK dukungan manajemen) adalah sebagai berikut:
Efisiensi Anggaran
Pandemi global Covid-19 yang turut melanda bangsa ini sejak bulan Maret tahun 2020
menyebabkan hampir seluruh kegiatan mengalami pergeseran waktu. Perubahan metode
pelaksanaan kegiatan sebagai bentuk adaptasi dari mulai mewabahnya covid-19
menyebabkan banyak kegiatan diselenggarakan dengan metode daring. Pelaksanaan
kegiatan secara daring pada satu sisi menyebabkan banyaknya pengalihan belanja anggaran
68
terutama belanja perjalanan dinas. Anggaran hasil efisiensi sebesar Rp 2.000.000.000,- (dua
milyar rupiah) dialihkan melalui secretariat direktorat jenderal kebudayaan untuk
melaksanakan kegiatan prioritas Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2020 yaitu Pekan
Kebudayaan Nasional yang diselenggarakan secara daring pada bulan Oktober.
Bentuk efisiensi lainnya adalah pandemi telah mengubah format pelaksanaan kegiatan secara
daring sehingga banyak kegiatan-kegiatan direktorat yang diselenggarakan melalui meeting
virtual, webinar ataupun diskusi daring. Penggunaan teknologi virtual mampu mengefisienkan
perjalan dinas sehingga banyak penambahan kegiatan-kegiatan dengan format on-line.
Penambahan kegiatan secara daring inilah yang mampu mengundang banyak kalangan
masyarakat untuk mengakses informasi-informasi seputar kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan Masyarakat Adat. Saat pemerintah menerapkan pembatasan social berskala besar, pada
tahun 2020 Direktorat KMA banyak mengadakan webinar, rapat virtual, diskusi daring yang
efektif dapat menghadirkan peserta dengan jumlah banyak.
69
BAB IV
PENUTUP
70
Rp27,666,599,000
Rp25,067,019,037
1 2
Capaian Kinerja Keuangan
Bab IV
Penutup
Meskipun pandemi covid-19 melanda semenjak akhir triwulan I tahun 2020, Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat tetap berhasil melaksanakan
keseluruhan kegiatan untuk mendukung pencapaian target Indikator Kinerja yang ditetapkan.
Berikut ulasan ringkas melalui grafis pencapian indikator kinerja dan kinerja keuangannya.
Dari hasil evaluasi kinerja tahun 2020 beberapa hal yang perlu mendapat perhatian—karena
nampaknya pada setahun atau dua tahun mendatang Indonesia masih belum mengatasi
permasalahan pandemi Covid-19 secara tuntas—antara lain:
1. Perubahan desain perencanaan pelaksanaan hampir seluruh kegiatan akibat pandemi baik
dari segi waktu, format, tempat, stakeholder dan penerima manfaat
2. Perubahan organisasi dan tata kelola melalui pemangkasan level jabatan struktural
menuntut adaptasi terhadap perubahan pola kerja baru yang mengoptimalkan jabatan
fungsional
3. Perubahan Nomenklatur dalam organisasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
khususnya di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan menyebabkan terlambatnya
pagu definitif dalam DIPA rev-1, sehingga sebagian besar kegiatan mengalami
keterlambatan waktu pelaksanaan karena baru bisa berjalan
4. Lokus pelaksanaan kegiatan umumnya berada di zona merah pandemi yang berdampak
pada:
a. Pelaksanaan ritual KMA yang diselenggarakan secara kolektif dalam
lingkup komunitas belum bisa diselenggarakan
b. Penundaan pelaksanaan upacara-upacara adat KMA
90,6%
71
c. Kegiatan validasi data KMA yang dapat terlaksana dengan metode
observasi lapangan
d. Visitasi lapangan dengan tujuan pendokumentasian dan publikasi KMA
belum berjalan optimal
e. Kegiatan-kegiatan sertifikasi yang memprasyaratkan pertemuan tatap
muka tidak dapat dilaksanakan
Beberapa langkah-langkah antisipatif yang telah dilakukan oleh direktorat untuk mengatasi
kendala tersebut diantaranya:
1. Fokus pada pencapaian output pada RKA dan IKK pada renstra
2. Menyusun manajemen risiko pelaksanaan program dan kegiatan di tengah pandemi
3. Kolaborasi dengan CSO/NGO, komunitas-komunitas untuk menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan lapangan serta koordinasi untuk menghire pihak ketiga dalam beberapa
pelaksanaan kegiatan
4. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan lapangan dilaksanakan secara selektif pada zona
atau wilayah-wilayah tertentu
5. Koordinasi yang intensif secara virtual dengan stakeholder kegiatan
6. Penyelenggaraan upacara adat seperti anggoro kasih dan satu suro secara on line serta
kegiatan lain seperti webinar dan diskusi daring
7. Penyelenggaraan upacara adat seperti anggoro kasih dan satu suro secara on line serta
kegiatan lain seperti webinar dan diskusi daring
8. Penyusunan time line pelaksanaan kegiatan melalui break down target perhari untuk bulan
November dan Desember
Langkah strategis yang dalam rangka perbaikan manajemen berbasis kinerja guna mencapai
sasaran dalam renstra antara lain:
1. Memperkuat sistem advokasi kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat
Adat secara terpadu lintas K/L dalam rangka mendukung pencapaian sasaran
kegiatan meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang
interaksi bersama pemajuan kebudayaan
2. Menyusun strategi pemberdayaan KMA pada tingkat nasional mengingat terbatasnya
anggaran, serta wilayah/tempat yang dipilih dalam pelaksanaan kegiatan dan
mendorongnya untuk diimplementasikan oleh K/L terkait dan juga pemerintah daerah
3. Menyusun strategi pengintegrasian materi pembelajaran budaya dan penguatan
karakter KMA ke dalam satuan pendidikan melalui kerja sama dengan lintas utama di
72
lingkungan kemdikbud serta bagaimana skema penerapannya oleh OPD bidang
pendidikan
4. Menguatkan tata kelola organisasi guna menunjang pelaksanaan reformasi birokrasi
serta sistem kinerja organisasi yang berbasis pada akuntabilitas dalam siklus SAKIP
73
LAMPIRAN
74
75
Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan
YME & Masyarakat Adat
76
77
Rencana Kerja Tahunan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
PROGRAM SASARAN
KEGIATAN (SK) INDIKATOR
KINERJA KEGIATAN (IKK)
KODE OUTPUT/SUB
OUTPUT/KOMPONEN SATUAN VOL ANGGARAN
REVISI ANGGARAN
Target Renstra
Program Pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan
Meningkatnya Jumlah Materi Pembelajaran Budaya dan Penguatan Karakter yang Terintegrasi di Sekolah
Jumlah Materi Pembelajaran Budaya dan Penguatan Karakter yang Terintegrasi di Sekolah
5184.016. 002
Naskah bidang Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat yang Tersusun
Materi Pelajaran
5 6,201,259 6,201,259
016.002.001 Naskah Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat yang Tersusun
100 Publikasi Tayangan Media Cetak dan Elektronik
1 2,072,887 2,086,462
101 Mimbar Kepercayaan terhadap Tuhan YME
- 1,054,094 1,054,094
016.002.002 Naskah Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
100 Layanan Pendidikan Masyarakat Adat
1 356,796 356,796
78
PROGRAM
SASARAN KEGIATAN (SK)
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN (IKK) KODE
OUTPUT/SUB OUTPUT/KOMPONEN
SATUAN VOL ANGGARAN REVISI
ANGGARAN
Target Renstra
101 Review Terminologi dalam Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
- 351,223 528,370
102 Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada Aplikasi E Raport
1 490,457 299,735
5184.003.001
Pendataan Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
Data 2 1,875,802 1,875,802
100 Pendataan Masyarakat Adat
1 915,892 915,892
101 Validasi Data Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME
1 959,910 959,910
Meningkatnya Jumlah Lembaga Budaya yang Memperoleh Layanan Pembinaan
Perempuan Pelaku Budaya Yang Memperoleh Peningkatan Kapasitas Dan Sertifikasi
5184.xxx Orang 300 1,586,868 1,789,868
100 Peningkatan Kompetensi Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan YME
50 817,289 1,025,289
79
PROGRAM
SASARAN KEGIATAN (SK)
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN (IKK) KODE
OUTPUT/SUB OUTPUT/KOMPONEN
SATUAN VOL ANGGARAN REVISI
ANGGARAN
Target Renstra
terhadap Bahan Ajar dan Buku Teks
101
Sarasehan Pemuda Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME
250 769,579 764,579
Meningkatnya jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
Jumlah Komunitas Adat dan Penghayat Kepercayaan yang Memperoleh Dukungan Kelembagaan
Lembaga/Komunitas
25 6,459,836 4,058,836
100 Sosialisasi Peraturan Perundangan Kepercayaan terhadap Tuhan YME
1 747,736 575,925
101 Sarasehan Masyarakat Adat
4 151,990 258,990
102 Upacara Satu Suro dan Ruwatan
10 396,683 306,890
80
PROGRAM
SASARAN KEGIATAN (SK)
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN (IKK) KODE
OUTPUT/SUB OUTPUT/KOMPONEN
SATUAN VOL ANGGARAN REVISI
ANGGARAN
Target Renstra
103 Pemberian Penghargaan Tokoh dan Organisasi Penghayat dan Masyarakat adat
- 218,990 218,990
103 Ekspresi dan Ketahanan Budaya Spiritual
10 4,944,437 2,698,041
Jumlah wilayah adat yang dikembangkan menjadi ruang interaksi pemajuan kebudayaan
Wilayah Adat
3 2,445,587
2,445,587
101 Pemberdayaan Potensi Masyarakat Adat
3 838,586 838,586
5184.005 Advokasi Kepercayaan dan Masyarakat Adat
Layanan 2
100 Advokasi Masyarakat Adat 1 212,366 232,366
101 Advokasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME
1 994,269 974,269
5184.017.001
NSPK Bidang Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat yang Disusun
NSPK 2
81
PROGRAM
SASARAN KEGIATAN (SK)
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN (IKK) KODE
OUTPUT/SUB OUTPUT/KOMPONEN
SATUAN VOL ANGGARAN REVISI
ANGGARAN
Target Renstra
101 Penyusunan NSPK Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan YME
1 202,678 202,678
102 Penyusunan NSPK Pelaporan Tindak Persekusi dan Diskriminasi bidang Masyarakat Adat
1 197,688 197,688
5184.951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Layanan 1 778,964 976,964
Meningkatnya Tata Kelola Satuan Kerja di Lingkungan Ditjen Kebudayaan
100 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
1 778,964 976,964
5184.970 Layanan Dukungan Manajemen Satker
Layanan 1 5,310,024 5,310,024
051 Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran
1 1,224,317 1,213,529
FGD Penyusunan Bahan Rencana dan Program
125,128 125,128
Penyusunan RKP 57,760 57,760
Koordinasi dan Sosialisasi Program Direktorat
31,085 31,085
Review Renstra 244,995 244,995
Penyusunan Renja K/L, dan RKAK/L
190,587 190,587
82
PROGRAM
SASARAN KEGIATAN (SK)
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN (IKK) KODE
OUTPUT/SUB OUTPUT/KOMPONEN
SATUAN VOL ANGGARAN REVISI
ANGGARAN
Target Renstra
Pendukungan Kegiatan Kebudayaan
755,691 755,691
Pengelolaan Data Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
238,235 238,235
052 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
1 734,713 1,081,967
Pemantauan Kegiatan 2020 dan Banpem 2019
474,234 474,234
Penyusunan LAKIP 111,370 111,370
Evaluasi Kegiatan Semester I dan Tahunan
338,125 338,125
055 Pelayanan Umum, Pelayanan Rumah Tangga, dan Perlengkapan
1 3,350,994 3,014,528
Sosialisasi OTK, Jabfung dan Penghitungan Kinerja
240,120 240,120
Visioning Pegawai 559,840 559,840
Pembinaan Disiplin Pegawai
34,020 34,020
Penyusunan LPJ, LK, dan Rekonsiliasi SAKPA, Persediaan serta BMN
275,560 275,560
83
PROGRAM
SASARAN KEGIATAN (SK)
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN (IKK) KODE
OUTPUT/SUB OUTPUT/KOMPONEN
SATUAN VOL ANGGARAN REVISI
ANGGARAN
Target Renstra
Pengiriman Buku Bidang Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat
302,400 302,400
Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan YME
1,058,400 1,058,400
Layanan Umum/Rumah Tangga/Perlengkapan
164,000 164,000
Pengelolaan Arsip 104,874 104,874
Advokasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME
3,600 3,600
5184.994 Layanan Perkantoran Layanan 1 6,884,061 6,884,061
Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Layanan 4,099,935 4,099,935
Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
Layanan 2,784,126 2,784,126
TOTAL
29,666,599
27,666,599
84
Lampiran 3 Pernyataan telah direviu
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
Kompleks Kemendikbud Gedung E Lantai 10, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta
Telepon & Faksimile (021) 5725045, 5725044 Posel
direktoratkma@gmail.com
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN MASYARAKAT ADAT
TAHUN ANGGARAN 2020
Kami telah mereviu laporan kinerja Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Masyarakat Adat tahun anggaran tahun 2020 sesuai pedoman reviu atas laporan kinerja.
Substansi informasi yang dimuat dalam laporan kinerja menjadi tanggungjawab manajemen
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara
akurat, andal, dan valid. Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang
menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam
laporan kinerja ini.
Jakarta, 27 Januari 2020
Ketua Tim Reviu Laporan Kinerja
Endah Budi Heryani, S.S., M.M
NIP. 197804162005022001
85
Check list reviu Laporan Kinerja
Komponen Pernyataan Check list
Format 1. Laporan Kinerja telah menyajikan data penting unit kerja 1.√
2. Laporan Kinerja telah menyajikan informasi target kinerja 2. √
3. Laporan Kinerja telah menyajikan capaian kinerja yang
memadai
3. √
4. Telah menyajikan lampiran yang mendukung informasi
pada badan laporan
4. √
5. Telah menyajikan upaya perbaikan ke depan 5. √
6. Telah menyajikan akuntabilitas keuangan 6. √
Mekanisme
penyusunan
1. Laporan Kinerja disusun oleh unit kerja yang memiliki tugas
dan fungsi menyusun Laporan Kinerja
1. √
2. √
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
2. Informasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja telah
didukung dengan data yang memadai
3. Telah terdapat mekanisme penyampaian data dan informasi
dari unit kerja ke unit penyusun Laporan Kinerja
4. Telah ditetapkan penanggungjawab pengumpulan
data/informasi dari setiap unit kerja
5. Analisis dalam Laporan Kinerja telah diketahui oleh unit
kerja terkait
6. Data/informasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja
telah diyakini keandalannya
7. Laporan Kinerja bulanan merupakan gabungan partisipasi
dari dibawahnya
Substansi 1. Tujuan/sasaran dalam Laporan Kinerja telah sesuai dengan
tujuan/sasaran dalam perjanjian kinerja
1. √
2. √ 2. Tujuan/sasaran dalam Laporan Kinerja telah selaras
dengan rencana stategis
86
3. Jika butir 1 dan 2 jawabannya tidak, maka terdapat
penjelasan yang memadai
3. √
4. √
5. √
6. √
7. √
8. √
9. √
4. Tujuan/sasaran dalam Laporan Kinerja telah sesuai dengan
tujuan/sasaran dalam indikator kinerja
5. Tujuan/sasaran dalam Laporan Kinerja telah sesuai dengan
tujuan/sasaran dalam indikator kinerja utama
6. Jika butir 4 dan 5 jawabannya tidak, maka terdapat
penjelasan yang memadai
7. Telah terdapat perbandingan data kinerja dengan tahun
lalu, standar nasional dan sebagainya yang bermanfaat
8. IKU dan IK telah cukup mengukur tujuan/sasaran
9. Jika butir 8 jawabannya tidak, maka terdapat penjelasan