Post on 02-Oct-2021
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI
SEKSI PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI
LATAR BELAKANG
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang sudah dicanangkan oleh
Presiden RI melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2017 merupakan sebuah upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Germas merupakan langkah promotif
dan preventif dalam menekan angka kesakitan dan angka kematian dalam rangka
mencapai Program Indonesia Sehat di tahun 2025.
Kabupaten Boyolali menindaklanjuti hal tersebut dengan diterbitkannya
Perbup Nomor 36 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di
Kabupaten Boyolali. Pelaksanaan Germas ini juga bertujuan untuk mencapai visi
misi Bupati Boyolali tahun 2021-2026 yaitu Melangkah Bersama Menata Bersama
Penuh Totalitas (Metal).
Pelaksanaan Germas perlu dilakukan secara menyeluruh oleh semua
komponen masyarakat. Rukun Tetangga (RT) yang merupakan komponen terkecil
dalam kelompok masyarakat. Rukun Tetangga (RT) memiliki peluang yang sangat
besar untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena dengan
terbentuknya Rukun Tetangga (RT) yang sehat maka akan membentuk Desa Sehat,
Kecamatan Sehat. Adanya Kecamatan Sehat akan membentuk Kabupaten Sehat
yang akhirnya dapat memenuhi capaian Program Indonesia Sehat.
Dalam mengimplementasikan Germas di Kabupaten Boyolali, maka
dibentuklah inovasi Kampung Germas. Kampung Germas Boyolali merupakan
bentuk upaya pemberdayaan masyarakat yang memberikan gambaran kepada
masyarakat tentang penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Penggerakan masyarakat di Kampung Germas dapat dimulai di wilayah yang
terkecil yaitu tingkat RT.
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan salah
satu fasilitas untuk penerapan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kampung
Germas. UKBM yang selama ini ada di tingkat desa dapat dibentuk di setiap RT
secara terpadu agar semua masyarakat dapat menjangkau pos pelayanan kesehatan
dengan lebih mudah. Dengan adanya pelaksanaan UKBM yang terpadu di tingkat
RT maka masyarakat secara tidak langsung juga ikut mendukung pembentukan
Kampung Germas yang ada di Kabupaten Boyolali.
DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573).
b. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Pembagian Urusan
Antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan
Terpadu.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
f. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat.
g. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 35 Tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat di Provinsi Jawa Tengah.
h. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 36 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat di Kabupaten Boyolali.
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman
Umumn Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
j. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni
2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu.
1) Mendekatkan pelayanan kesehatan dasar ke unit masyarakat terkecil
(tingkat RT)
2) Menjaring masalah kesehatan yang ada di tingkat RT untuk dapat
ditindaklanjut langsung dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.
Masyarakat tingkat RT dengan kelompok umur Bayi, Balita, Ibu Hamil,
Wanita Usia Subur (WUS), Pasangan Usia Subur (PUS), Remaja (10-18 tahun),
Usia Produktif (19-59 tahun), dan Lansia (> 60 tahun)
Sekretariat Pos Kesehatan RT ditentukan oleh Ketua RT atau Ketua Pos
Kesehatan RT.
Kegiatan Pos Kesehatan RT dapat dilaksanakan di rumah Ketua RT atau Ketua
Kader Pos Kesehatan RT atau tempat umum yang disepakati warga masyarakat
(Balai RT, dsb).
Kegiatan dilaksanakan satu kali dalam 1 bulan
Jadwal ditentukan dengan kesepakatan warga masyarakat
Pos Kesehatan RT (Posyandu Smart and Healthy) merupakan integrasi dari
berbagai pos program kesehatan diantaranya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(Germas), Posyandu Balita, Posyandu Remaja, Posyandu Lansia dan Posbindu
Penyakit Tidak Menular yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa/
Lurah dengan tetap menjalankan fungsi dari masing-masing pos program
kesehatan.
- .
Pelaksanaan Kegiatan
Pos Kesehatan RT bisa dijadwalkan sebagai kegiatan mandiri atau dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan kemasyarakatan lainnya seperti rapat PKK, Dasa
Wisma, Karang Taruna, Pengajian, Arisan, dan lain-lain.
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan sasaran yang ada di wilayah RT.
Sarana yang diperlukan, seperti tensimeter, timbangan dan lain-lain, dapat
menggunakan peralatan UKBM yang sudah berjalan sebelumnya
Kepala Desa/ Lurah membentuk Pos Kesehatan RT yang dipusatkan di
setiap RT dengan dukungan kebijakan (SK), Sumber Daya Masyarakat
(SDM) dan sarana prasarana.
Penanggungjawab
Ketua RT
Ketua
Ketua atau anggota TP PKK
RT
Anggota/ Kader
Ketua Dasa Wisma/ Anggota masyarakat yang berprofesi kesehatan dan Ketua atau anggota karang taruna
(Bayi dan balita, usia 0 bulan s.d 59 bulan, BUMIL, PUS, WUS)
(Kelompok usia produktif, 15-59 tahun)
(Kelompok usia 10-18 tahun)
(Semua komponen masyarakat)
Pos Kesehatan RT diselenggarakan dari kegiatan-kegiatan Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular),
Posyandu Balita, Posyandu Remaja, Posyandu Lansia, Implementasi Germas dengan Indikator A-L,
dan Pemantauan Penyakit/ Masalah Kesehatan lainnya..
(Kelompok usia > 60 tahun)
Pos Kesehatan RT digerakkan oleh Kader Pos Kesehatan RT dengan bimbingan teknis dari Bidan Desa, Puskesmas dan Sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Pos Kesehatan RT jumlah kader adalah 2-5 orang. Dalam pelaksanaannya Pos Kesehatan RT tetap memberlakukan protokol kesehatan. - Bila 5 UKBM diselenggarakan beda hari pada Pos Kesehatan RT, maka pelaksanaannya dapat
mengikuti langkah-langkah yang sudah berjalan pada masing-masing UKBM. - Bila 5 UKBM diselenggarakan dalam satu hari pada Pos Kesehatan RT, maka dapat diberlakukan
pembagian jam/ shift untuk masing-masing UKBM dengan mengikuti langkah seperti di bawah ini.
PENDAFTARAN a. Pengisian daftar hadir b. Pemilahan sasaran dengan terpilah UKBM menggunakan Kartu berwarna
PENCATATAN Kader melakukan pencatatan hasil pengukuran ke dalam buku register dan
Buku / Kartu Pemantauan Kesehatan
PEMANTAUAN STATUS KESEHATAN
Kader melakukan pengukuran (Penimbangan Berat Badan (BB), Pengukuran Tinggi Badan (TB), Pengukuran Tekanan darah (TD), Lingkar Lengan Atas (LILA), Lingkar Perut, Laborat sederhana).
PELAYANAN Pelayanan kesehatan diberikan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan kesehatan masing-masing warga masyarakat, berupa rujukan dari kader ke tenaga kesehatan (apabila saat pelayanan tidak didampingi tenaga kesehatan/ Bidan Desa).
KONSELING DAN EDUKASI Konseling dan Edukasi diberikan sesuai kebutuhan dan permasalahan
kesehatan yang dialami masing-masing warga masyarakat.
Pencatatan dilakukan oleh Kader Pos Kesehatan RT, segera setelah kegiatan dilaksanakan. Pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan:
- Format baku sesuai dengan Sistem Informasi Posyandu (SIP) - Format baku sesuai pelaporan Posbindu PTM - Format baku sesuai pelaporan Posyandu Lansia - Format baku lain sesuai dengan UKBM yang akan dilaksanakan kegiatannya dengan
memperhatikan sasaran yang ada.
Keberhasilan dapat dilihat dari indikator Sumber Daya Manusia (SDM), Pelaksanaan Kegiatan, Hasil yang Dicapai dan Dampaknya. 1) Indikator Sumber Daya Manusia a) Jumlah kader dalam Pos Kesehatan RT b) Kader yang telah mendapatkan pelatihan 2) Indikator Pelaksanaan Kegiatan a) Tersedianya tempat untuk melaksanakan kegiatan Pos Kesehatan RT b) Tersedianya sarana dan prasarana kegiatan Pos Kesehatan RT c) Terlaksananya kegiatan di Pos Kesehatan RT e) Tersedianya buku/kartu pemantauan Pos Kesehatan RT. f) Adanya dokumentasi kegiatan dalam bentuk buku register atau buku pencatatan g) Tersedianya Petunjuk Teknis Pos Kesehatan RT 3) Indikator Hasil yang Dicapai a) Semua masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan di Pos Kesehatan RT b) Semua masyarakat yang memiliki masalah kesehatan telah tertangani c) Tersedianya pelaporan dan pencatatan Pos Kesehatan RT 4) Indikator Dampak a) Cakupan indikator Indonesia Sehat terpenuhi