Post on 28-May-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR
LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VII
SMP NEGERI I BENDOSARI SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
ARI SUTRISNO
X4606029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
TAKTIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR
LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VII
SMP NEGERI I BENDOSARI SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
ARI SUTRISNO
X4606029
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesahatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Sunardi, M.Kes Waluyo, S. Pd, M.OrNIP.19581121 199003 1 004 NIP.19720617 199802 1 001
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Sunardi, M.Kes Waluyo, S. Pd, M.OrNIP.19581121 199003 1 004 NIP.19720617 199802 1 001
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Sunardi, M.Kes Waluyo, S. Pd, M.OrNIP.19581121 199003 1 004 NIP.19720617 199802 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari :Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. Waluyo, M.Or
Sekretaris : Pomo Warih Adi, S.Pd, M.Or
Anggota I : Drs. H. Sunardi, M.Kes
Anggota II : Waluyo, S.Pd, M.Or
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si
NIP 19660415 199103 1 002
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari :Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. Waluyo, M.Or
Sekretaris : Pomo Warih Adi, S.Pd, M.Or
Anggota I : Drs. H. Sunardi, M.Kes
Anggota II : Waluyo, S.Pd, M.Or
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si
NIP 19660415 199103 1 002
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari :Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. Waluyo, M.Or
Sekretaris : Pomo Warih Adi, S.Pd, M.Or
Anggota I : Drs. H. Sunardi, M.Kes
Anggota II : Waluyo, S.Pd, M.Or
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si
NIP 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Ari Sutrisno. PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARANPENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJARLOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIISMP NEGERI 1 BENDOSARI 2011/2012. Skripsi, Surakarta: FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan efektifitaspembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompatjauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari SukoharjoTahun Pelajaran 2011/2012. (2) Pendekatan pembelajaran lebih efektif antaramenggunakan pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauhgaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari SukoharjoTahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian iniadalah siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran2011/2012 berjumlah 134 siswa yang terbagi dalam tujuh kelas. Teknikpengambilan sampel menggunakan metode proporsional random sampling,dengan mengambil 30% dari jumlah populasi tiap kelasnya, sehingga besarnyasampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa. Teknikpengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan lompatjauh gaya jongkok. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada tarafsignifikansi 5 %.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1)Ada perbedaan efektifitas yang signifikan antara pembelajaran denganmenggunakan pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil belajar jauh gayajongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo TahunPelajaran 2011/2012. (thitung 2,436 > ttabel 5% 2,086). (2) Pembelajaran lompat jauhdengan menggunakan pandekatan taktis lebih efektif dari pada pembelajarandengan menggunakan paendekatan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gayajongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo TahunPelajaran 2011/2012. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat parlakuan denganmenggunakan pendekatan taktis) memiliki persentase peningkatan 13,68% lebihbesar dari pada kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan denganmenggunakan pendekatan teknis) yaitu sebesar 8,30%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Ari Sutrisno. DIFFERENT APPROACHES TO LEARNINGEFFECTIVENESS OF TACTICAL AND TECHNICAL STUDY OF STYLE squatLong Jump CLASS VII SON ON STUDENT AFFAIRS 1 Bendosari SMP2011/2012. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University ofSurakarta of March, in January 2012.
The purpose of this study was to determine: (1) difference in the effectivenessof learning with tactical and technical approach to the learning outcomes in the long jumpsquat style men's class VII student SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Lessons Year2011/2012. (2) more effective approach to learning the technical and tactical approach tothe learning outcomes in the long jump squat style men's class VII student SMP Negeri 1Bendosari Sukoharjo Lessons Year 2011/2012.
This study uses an experimental method. The study population was the son of aclass VII student SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Year Lessons 2011/2012 amountedto 134 students divided into seven classes. Sampling technique using proportional randomsampling method, by taking 30% of the total population of each class, so the sample sizeused in this study were 40 students. Data collection techniques used are test andmeasurement capabilities of the long jump squat style. Data analysis techniques used bythe t test at a significance level of 5%.
Based on the research results can be obtained the following conclusions: (1)There are significant differences between the learning effectiveness using tactical andtechnical approach to learning the results of far-style squat on class VII student son SMPNegeri 1 Bendosari Sukoharjo Lessons Year 2011/2012. (Tcount 2.436> TTable 5%2.086). (2) Learning the long jump with tactical pandekatan more effective than learningby using technical paendekatan of learning outcomes in the long jump squat style men'sclass VII student SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Lessons Year 2011/2012. Group 1(group receiving parlakuan using tactical approaches) have an increased percentage of13.68% greater than in group 2 (group treated with the technical approach) that is equal to8.30%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
( QS; Al- Insyroh, 94: 5)
Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti
takkan berhasil jika tidak mencoba. Dan kegagalan adalah kesuksesan
yang tertunda.
( Beverly Sills)
Setiap manusia harus mempunyai prinsip, prinsip itulah yang akan
membawa kita kepada kesuksesan kelak. Asalkan prinsip itu sesuai Al-
Quran dan Hadist.
( Penulis )
Hadapi semua ini dengan tenang, sabar, semangat, ikhlas serta selalu
tawakal kepada Allah SWT.
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
\ Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu Tercinta
Kakak-kakak ku tersayang
Sahabatku, yang selalu memberi
semangat dan motivasi
Rekan-rekan penjaskesrek
angkatan ‘06
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telahmelimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisanskripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapiberkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Olehkarena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yangterhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, MM., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Waluyo, S Pd M. Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Sunardi, M. Kes., sebagai pembimbing I yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Waluyo, S. Pd, M. Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo yang telah memberikan
ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo yang telah bersedia
menjadi sampel penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga semua amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Januari 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................................... i
PENGAJUAN ............................................................................................... ii
PERSETUJUAN ........................................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................ iv
ABSTRAK ....... ............................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .... .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ....... ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........ ......................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
F. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 7A. Tinjauan Pustaka................................................................................ 7
1. Pembelajaran ................................................................................. 7
a. Pengertian Pembelajaran ............................................................ 7
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ..................................................... 8
c. Ciri-Ciri Pembelajaran ............................................................... 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
d. Ciri-Ciri Perubahan Akibat Belajar ............................................ 17
2. Lompat Jauh .................................................................................. 20
a. Lompat Jauh Gaya Jongkok ....................................................... 20
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya
Jongkok..................................................................................... 21
c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok............................................ 21
3. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan
Pendekatan Teknis ......................................................................... 27
a. Difinisi Pembelajaran dengan Pendekatan teknis ........................ 27
b. Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok
dengan Pendekatan Teknis......................................................... 28
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok
dengan Pendekatan Teknis......................................................... 29
4. Pembelajaran lompat Jauh Gaya Jongkok dengan
Pendekatan Taktis.......................................................................... 30
a. Difinisi Pembelajaran dengan Pendekatan Taktis ....................... 30
b. Pelaksanaan pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan
Pendekatan Taktis ..................................................................... 31
c. Kelebihan dan kelemahan PembelajaranLompat Jauh Gaya Jongkok
dengan Pendekatan Taktis ......................................................... 31
B. Kerangka Pemikiran........................................................................... 34
C. Perumusan Hipotesis.......................................................................... 36
BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ 37
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 37
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 37
2. Waktu Penelitian ........................................................................... 37
B. Metode Penelitian .............................................................................. 37
1. Metode Eksperimen ...................................................................... 37
2. Rancangan Penelitian ................................................................... 37
C. Variabel Penelitian............................................................................. 39
D. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
1. Pendekatan Taktis......................................................................... 39
2. Pendekatan Teknis........................................................................ 39
3. Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok ..................................... 40
E. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................... 40
1. Populasi ....................................................................................... 40
2. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 40
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 41
G. Teknik Analisis Data......................................................................... 41
1. Mencari Reliabilitas ..................................................................... 41
2. Uji Persyaratan Analisis ............................................................... 41
3. Uji Perbedaan............................................................................... 43
BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................... 44A. Deskripsi Data .......... ......................................................................... 44
B. Mencari Reliabilitas ........................................................................... 45
C. Pengujian Persyaratan analisis....... .................................................... 45
1. Uji Normalitas ............................................................................... 45
2. Uji Homogenitas ................. .......................................................... 46
D. Hasil Analisis Data ............. ............................................................... 47
E. Pengujian Hipotesis ........... ................................................................ 49
1. Perbedaan Efektifitas Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Dengan
Pendekatan Taktis Dan Teknis Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh
Gaya Jongkok ............ .................................................................. 49
2. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Pendekatan Taktis
Lebih Efektif Terhadap Peningkatan hasil Belajar Lompat Jauh Gaya
Jongkok ........ ............................................................................... 50
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................ 51A. Simpulan ...... ..................................................................................... 51
B. Implikasi ............................................................................................ 51
C. Saran ........ ......................................................................................... 52
Daftar Pustaka ............................................................................................... 53
Lampiran ....................................................................................................... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat Jauh....................................................... 23
Gambar 2. Tumpuan Dalam Lompat Jauh...................................................... 24
Gambar 3. Sikap Melayang di Udara ............................................................. 25
Gambar 4. Teknik Pendaratan Lompat Jauh ................................................... 26
Gambar 5. Rancangan Penelitian .................................................................. 37
Gambar 6. Pembagian Kelompok Dalam Eksperimen ................................... 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Proporsional Random Sampling....................................................... 40
Tabel 2. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kesegaran Jasmani
pada Kelompok 1 dan Kelompok 2..................................................... 44
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas....................................................... 45
Tabel 4. Tabel Range Kategori Reliabilitas .................................................... 45
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data............................................. 46
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ......................................... 46
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara Kelompok 1
dan Kelompok 2 ................................................................................. 47
Tabel 8. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir Kelompok 1
dan Kelompok 2 ............................................................................... 47
Tabel 9. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Persentase Peningkatan
Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2................................................ 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes .......................................................... 55
Lampiran 2. Program Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok DenganPendekatan Taktis ..................................................................... 56
Lampiran 3. Program Pembelajan Lompat Jauh Gaya Jongkok DenganPendekatan Teknis .................................................................... 58
Lampiran 4. Jadwal Treatmen........................................................................ 60
Lampiran 5. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok 61
Lampiran 6. Reliabilitas Tes Awal ................................................................ 62
Lampiran 7. Pembagian Kelompok Berdasarkan Hasil Tes Awal................... 65
Lampiran 8. Data Hasil Tes Akhir Lompat Jauh Gaya Jongkok ..................... 68
Lampiran 9. Reliabilitas Tes Akhir ............................................................... 69
Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Tes ............................................................. 72
Lampiran 11. Uji Normalitas Data ................................................................ 75
Lampiran 12. Uji Homogenitas Data ............................................................. 79
Lampiran 13. Uji Perbedaan ........................................................................ 83
Lampiran 14. Perhitungan Persentase Peningkatan ........................................ 85
Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian .......................................................... 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan kemampuan motorik, pengetahuan dan kecerdasan emosi.
Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan
individu secara menyeluruh, artinya cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada
aspek jasmani saja tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya diajarkan
beberapa macam cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum pendidikan
jasmani. Salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani
adalah atletik. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang
diajarkan dari sekolah tingkat paling rendah (SD) bahkan Perguruan Tinggi (PT).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran atletik, seorang guru pendidikan
jasmani dan kesehatan, harus memperhatikan perkembangan, karakteristik,
kemampuan dan kegemaran anak serta tujuan yang harus dicapai. Cabang
olahraga atletik di dalamnya terdiri dari empat nomor utama yaitu, jalan, lari,
lompat dan lempar atau tolak. Dari setiap nomor tersebut di dalamnya terdapat
beberapa nomor yang dilombakan. Untuk nomor lari terdiri atas: lari jarak
pendek, jarak menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari sambung, dan
lari cross county. Nomor lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat
jangkit, lompat tinggi galah, sedangkan nomor lempar meliputi lempar cakram,
lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil.
Berkaitan dengan nomor-nomor atletik, penelitian ini akan mengkaji dan
meneliti nomor lompat khususnya lompat jauh gaya jongkok. Lompat jauh gaya
jongkok merupakan suatu rangkaian gerakan yang diawali dengan berlari,
menumpu untuk menolak, melayang di udara dengan sikap jongkok dan mendarat
sejauh-jauhnya. Menurut Aip Syarifudin (1992: 90) bahwa lompat jauh adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya
membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang di
lakukan dengan cepat dan dengan jalan tolakan pada satu kaki untuk mencapai
jarak yang sejauh-jauhnya. Upaya membelajarkan lompat jauh gaya jongkok pada
siswa sekolah perlu diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Hal ini
karena, para siswa pada umumnya belum menguasai teknik lompat jauh gaya
jongkok, bahkan para siswa kurang senang dengan pembelajaran atletik.
Anak tidak pada tempatnya bila mereka dilatih untuk mencapai prestasi
tinggi dalam olahraga tetapi sebaliknya mereka harus dibimbing sesuai dengan
kemampuannya. Seperti yang dikemukakan Djumidar (2007: 11.31) “dalam
pengajaran pendidikan jasmani di sekolah harus disesuaikan dengan tingkat
kemampuan siswa baik ditinjau dari segi fisik maupun ditinjau dari segi mental”.
Berdasarkan observasi dibeberapa SMP di kecamatan Bendosari
kabupaten Sukoharjo, dapat diketahui bahwa masih banyak guru pendidikan
jasmani kesehatan dan rekreasi di dalam pembelajaran atletik cenderung pada
penguasaan teknik dan prestasi, sehingga banyak siswa SMP yang tidak berminat
atau tidak tertarik pada cabang olahraga atletik tersebut. Akibat tidak berminat
dan kurang tertarik banyak siswa enggan untuk mengikuti tambahan atau
ekstrakurikuler pada cabang ini.
Pada umumnya ada dua konsep pendekatan yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, yaitu pendekatan teknis dan pendekatan
taktis. Pendekatan teknis merupakan sistem pendekatan pembelajaran secara
tradisional, dimana untuk mempelajari suatu teknik harus dilakukan secara
berulang-ulang hingga menguasainya secara otomatis, akan tetapi dalam
pelaksanaannya siswa belum mengalami situasi yang sebenarnya. Pada
pendekatan ini karena pembelajarannya yang monoton atau kurang inovatif yang
dirasa menjenuhkan dan membosankan bagi siswa. Sedangkan menurut Danu
Hoedaya (2001: 17) yang dimaksud dengan pendekatan taktis adalah untuk
meningkatkan ketrampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari
kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik dasar ke dalam bentuk
permainan yang sebenarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pendekatan taktis adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau
situasi bermain, pada umumnya siswa menginginkan proses pembelajaran yang
menyenangkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, para siswa kurang
antusias terhadap proses pembelajaran yang berbelit-belit dan membosankan.
Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat dihadapkan pada situasi
yang dapat memberikan tantangan untuk melompat, misal dengan mengggunakan
peralatan seperti: tali, kotak, dan ban sepeda. Dengan menggunakan sarana seperti
ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa untuk melompat.Dari kedua
konsep pendekatan pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan
yang belum diketahui pendekatan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap
hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas bahwa
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan pendekatan taktis dan
teknis mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Dari kedua
pendekatan pembelajaran lompat jauh tersebut belum diketahui bagaimana
pengaruhnya terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa, maka
perlu dikaji dan diteliti baik secara teori maupun praktek melalui metode
eksperimen.
Siswa SMP Negeri 1 Bendosari adalah subjek penelitian yang di gunakan
dalam penelitian ini. Pada dasarnya pembelajaran lompat jauh berjalan dengan
lancar, namun karena jam pelajaran yang tersedia terbatas sehingga siswa kurang
mendalami pembelajaran lompat jauh yang diberikan, serta siswa kurang
bersungguh-sungguh selama pelajaran sedang berlangsung yang akhirnya
berdampak pada rendahnya kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa.
Penguasaan teknik lompat jauh yang kurang baik, karena banyak terjadi
kesalahan pada gaya dan saat pendaratan, lompatan yang kurang maksimal dan
akhirnya berakibat pada pencapaian lompatan yang kurang memuaskan dan hasil
tidak seperti yang diharapkan, sehingga diperlukan jam tambahan dan pendekatan
pembelajaran dengan konsep yang sesuai untuk dapat meningkatkan penguasaan
lompat jauh gaya jongkok pada siswa agar tercapai hasil belajar lompat jauh
secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Permasalahan yang dikemukakan di atas melatar belakangi penelitian ini
yang berjudul “Perbedaan Efektifitas Pembelajaran dengan Pendekatan Taktis dan
Teknis Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putra
Kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Hasil Belajar lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas VII SMP Negeri 1
Bendosari tahun pelajaran 2011/2012 belum tercapai secara optimal.
2. Teknik lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas VII SMP Negeri 1
Bendosari tahun pelajaran 2011/2012 masih kurang dan perlu ditingkatkan.
3. Faktor-faktor yang mendukung pencapaian hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari tahun pelajaran
2011/2012dikembangkan.
4. Belum di ketahui efektifitas pendekatan pembelajaran taktis terhadap hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok.
5. Belum di ketahui efektifitas pendekatan pembelajaran teknik terhadap hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok.
6. Jam pelajaran Pendidikan Jasmani sangat terbatas.
C. Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian menjadi jelas, maka masalah penelitian ini
di batasi sebagai berikut :
1. Efektifitas pembelajaran lompat jauh menggunakan pendekatan pembelajaran
taktis terhadap hasil belajar lompat jauh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Efektifitas pembelajaran lompat jauh menggunakan pendekatan teknis
terhadap kemampuan lompat jauh.
3. Hasil belajar lompat jauh pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1
Bendosari.
D. Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka masalah yang ada dapat di rumuskan dalam
pernyataan sebagai berikut :
1. Adakah perbedaan efektifitas pembelajaran lompat jauh menggunakan
pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari tahun pelajaran
2011/2012?
2. Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran lompat jauh menggunakan
pendekatan pembelajaran taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh
gaya jongkok pada siswa putra SMP Negeri 1 Bendosari tahun pelajaran
2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan efektifitas pendekatan pembelajaran teknis dan taktis terhadap
hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP
Negeri 1 Bendosari tahun pelajaran 2011/2012.
2. Pendekatan pembelajaran yang lebih efektif antara menggunakan pendekatan
taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa
putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, di harapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi guru pendidikan jasmani Sekolah Menengah Pertama, dapat digunakan
untuk menambah pengetahuan mengenai bentuk pendekatan pembelajaran
lompat jauh yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan lompat jauh
gaya jongkok pada siswa kelas VII SMP.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani SMP, guna
menyusun program pembelajaran yang sesuai dalam upaya meningkatkan
kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VII SMP.
3. Dapat digunakan sebagai informasi mengenai bentuk pendekatan
pembelajaran yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan lompat
jauh gaya jongkok yaitu dengan menggunakan pendetan taktis dan teknis bagi
siswa kelas VII SMP.
4. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang karya ilmiah untuk
dikembangkan lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di lakukan antara guru dan
siswa. Guru sebagai pemberi pelajaran, sedangkan siswa sebagai penerima
pelajaran. Berkaitan denagan pembelajaran H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto
dan Sutijan. (1998: 32) menyatakan, “pembelajaran atau instruction/ intructional
atau pengajaran merupakan usaha sadar dan di sengaja oleh guru membuat siswa
belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan
belajar mengajar”. Menurut Sukintaka (2004: 55) bahwa,”pembelajaran
mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada
peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik
mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pembelajaran yang di kemukakan dua ahli
tersebut dapat di simpulkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran terjadi tiga
kejadian secara bersama yaitu: (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini
guru, (2) pihak lain yang menerima yaitu, peserta didik atau siswa, dan (3) tujuan
yaitu perubahan yang lebih baik pada siswa. Adapun yang di maksud dengan 3
komponen tersebut menurut H.J.Gino dkk.,(1998: 30) sebagai berikut:
1) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajarmengajar, katalisator belajar mengajar,dan peraaana lainnya yangmemungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
2) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, danpenyimpan isi pelajaran yang di butuhkan untuk mencapai tujuan.
3) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkanterjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahanperilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan afektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Istilah pembelajaran atau pengajaran sama juga dengan proses belajar
mengajar (PBM), yaitu proses kegiatan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan,
dan pengavaluasian program pengajaran yang elibatkan peran serta guru, siswa,
dan komponen lainnya. Djago Tarigan (1990: 38) menyatakan, “adapun yang
dimaksud dengan komponen tersebut antara lain:
a. Guru, adalah pihak yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar. Sebagai mediator antara siswa dengan materi dan peranan lain yang
memungkinkan terjadinya suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif.
b. Siswa, adalah pihak yang bertindak sebagai penerima, pencari, dan penyimpan
materi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
c. Tujuan, adalah pernyataan tentang perubahan tingkah laku yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Perubahan
tingkah laku ini mencakup perubahan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
d. Meteri pelajaran, merupakan segala bentuk informasi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
e. Metode, yakni cara yang digunakan untuk memberi kesemptan pada siswa
untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan.
f. Media, Yakni alat atau bahan yang digunakan untuk menyampaikan materi
atau informasi kepada siswa.
g. Evaluasi, adalah suatu cara yang digunakan untuk menilai proses dan hasil
belajar siswa.
Salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
yakni tujuan, karena semua komponen dalam sistem pembelajaran dilaksanakan
pencapaian tujuan belajar. Menurut Bloom yang dikutip Hanik Liskustyawati
(2006: 26), membagi tujuan belajar menjadi tiga, yaitu:
a. Kawasan Kemampuan Kognitif
Kemanpuan kognitif meliputi enam tingkatan, yaitu:
1) Pengetahuan, yang meliputi:Pengetahuan akan hal khusus, Kejadian
khusus, Tentang cara dan alat, arah dan urutan, penggolongan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kategori, kriteria, metodologi, serta pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi.
2) Pemahaman, yang meliputi: terjemahan, penafsiran, dan perhitungan atau
ramalan.
3) Analisis, yang meliputi: analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis
prinsip-prinsip organisasional.
4) Sintesis, yang meliputi: hasil komunikasi, hasil dari rencana atau
rangkaian kegiatan yang diusulkan, dan asal mula dari rangkaian
hubungan abstrak.
5) Evaluasi, yang meliputi: pertimbangan mengenai kejadian internal dan
pertimbangan mengenai kriteria eksternal.
b. Kawasan Kemampuan Afektif
1) Menerima, menyangkut minat siswa terhadap sesuatu, misalnya menerima
pelajaran gerak dasar yang ditandai dengan minat atau perhatian positif
yang dimiliki siswa terhadap pembelajaran gerak dasar.
2) Responding, artinya ikut berpartisipasi secara aktif dalam suatu kegiatan,
misalnya dalam kegiatan olahraga.
3) Menaruh penghargaan, pada tingkat ini siswa mampu memberikan
panilaian terhadap geraknan yang akan atau sudah dilakukan.
4) Mengorganisasikan sistem nilai, kemampuan tertinggi dalam kawasan
afektif yaitu mengkarakterisasikan nilai-nilai, maksudnya nilai itu sudah
menjadi karakterisasi yang siap untuk menjadi tingkah laku seseorang.
c. Kawasan Kemampuan Psikomotorik
1) Persepsi, yaitu proses kesadaran akan perubahan setelah keaktifan alat
indera. Persepsi meliputi: stimulasi, menyentuh bentuk sesuatu, merasakan
ssesuatu, membau dan memegang, serta mendiskriminasi tanda-tanda.
2) Kesiapan, yaitu kemampuan membedakan persepsi yang masuk. Kesiapan
meliputi: kesiapan mental, fisik dan emosional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3) Respon Terpimpin, yaitu kemampuan mencatat dan membuat laporan.
Respon Terpimpin meliputi: imitasi, trial and error, mengikuti, serta
mengadakan eksperimen.
4) Mekanisme, yaitu penggunaan skill dalam aktifitas kompleks. Mekanisme
meliputi: memilih, merencanakan, melatih, serta merangkaikan.
5) Respon yang kompleks, yaitu penggunaan skill untuk profesi serta
melaporkan atau menjelaskan.
Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, jika siswa dapat
berinteraksi dengan guru dan bahan pelajaran di tempat tertentu yang telah di atur
dengan rangka tercapainya tujuan. Agar tujuan pembelajaran dapat di capai maka
perlu di buat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran
merupakan rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok
secara rinci yang membuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator
pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap
pokok mata pelajaran.
b. Prinsip –Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu keterampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang di kutip H.J.
Gino dkk (1998: 51) bahwa,“Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai
jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendekatan mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus di terapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Dimyati dan Mudjiyono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran
meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran
meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan serta perbedaan
individual. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, maka prinsip-prinsip
pembelajaran tersebut harus di terapkan dalam pembelajaran dengan baik dan
benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut di uraikan
secara singkat sebagai berikut:
1) Perhatian dan motivasi belajar
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk (1998: 52) menyatakan, “Perhatian
siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar, belajar dengan
penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang di pelajari akan terkesan lebih
mendalam dan tahan lama pada ingatan”.
Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Apabila pelajaran yang di terima siswa di rasakan sebagai kebutuhan,
maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan
yang dimaksud motivasi menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006: 42) adalah,
“Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktifitas seseorang”. Dengan
motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.
Belajar yang di lakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil
belajar yang optimal.
2) Keaktifan Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa di tuntut untuk selalu aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan
belajarnya secara efektif siswa di tuntut untuk aktif secara fisik, intelektual dan
emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.
Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
belajar, boleh di katakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena
belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin
seorang belajar”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam
bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang di pelajari siswa.
Menurut S. Nasution (1988: 93) yang di kutip H.J.Gino dkk. (1998: 52-53)
macam- macam keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral
activities, listening activities, drawing activities, motor actifities, mental activities,
emotional activities”.
Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak
terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung
keaktifan mental dan di sertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat
di lakukan bermacam- macam keaktifan.
3) Keterlibatan Langsung Siswa
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses
belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ-
organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang di
perolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab
pengalaman-pengalaman yang di peroleh itulah yang menentukan kualitas
perubahan tingkahlaku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi
perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar
adalah hasil dari pengalaman yang di peroleh sendiri, bukan pengalaman yang di
dapat oleh orang lain. Oleh karena itu kualitas hasil belajar berbeda-beda antara
siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang di peroleh dan
kondisi serta kemampuan setiap siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4) Pengulangan Belajar
Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan
melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan
akan di kuasai dengan baik. Menurut Davies (1987: 32) yang di kutip Dimyati dan
Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah
memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah
pengulangan masih di perlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan
Suharno HP. (1993: 22) berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan
unsur gerak fisik, teknik, taktik dan ketrampilan yang benar atlit harus melakukan
latihan berulang- ulang denagn frekuensi sebanyak- banyaknya secara kontinyu”.
Mengulang materi pelajaran atau suatu ketrampilan adalah sangat
penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka
gerakan ketrampilan dapat di kuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan
yang di kuasai dengan baik, maka gerakan yang di lakukan lebih efektif dan
efisien.
5) Tantangan
Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam
pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk
memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat
Gino dkk (1998: 54) bahwa, “Materi yang di pelajari oleh siswa harus mempunyai
sifat merangsang atau menantang. Artinya materi tersebut mengandung banyak
masalah-masalah yang merangsang untuk di pecahkan. Apabila siswa dapat
mengatasi masalah yang di hadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”.
Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat
penting. Dengan adanya tantangan yang harus di hadapi atau di pecahkan siswa
dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk
memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang di
pelajarinya maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar
yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
6) Balikan Dan Penguatan
Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri
siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan
meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan
siswa yang baik, di beri balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian
yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu
tanda persetujuan guru terhadap tingkahlaku siswa. Namun demikian, penguatan
ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
7) Perbedaan Individu
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu
dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau
kecepatannya masing- masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa
lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi
dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran
yang di terapkan, direncanakan, dan di laksanakan berdasarkan karakteristik dan
kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka
seorang guru harus memperhatikan perbedaan setiap diri individu dan dalam
membelajarkannya harus di sesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing
individu.
c. Ciri – Ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi
atau pengetahuan seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam
pembelajaran terdapat ciri – ciri tertentu.
Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru
mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan
belajar dapat tercapai. Menurut H.J. Gino dkk, (1998: 36) menyatakan, “Ciri-ciri
pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa yaitu (1).motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4)
suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri
pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar, alat
bantu belajar, suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran
tersebut harus di perhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-
ciri pembelajaran di jelaskan sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat
melakukan tugas pembelajaran, maka perlu di lakukan upaya untuk menemukan
sebab-sebabnya, dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas
ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu di beri rangsangan agar
tumbuh motivasi pada dirinya.
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu
dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka
tersebut. Jadi motivasi dapat di rangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu
tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat di
katakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang di kehendaki oleh siswa dapat
tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi
belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip
dan konsep yang di perlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan
yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang
daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri
siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang di hadapai dalam
pembelajaran.
3) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat-alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran
adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar
materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.
Apabila pengajaran di sampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka
siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
4) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik,
apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping
itu juga adanya kegairahan dan kegembiraan belajar suasana belajar mengajar
akan berlangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan denagan karakteristik
siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi
juga memiliki kesamaan yantu memiliki langkah-langkah perkembangan dan
memiliki potensi yang perlu di aktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan
kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam
proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan
dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan
sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.
d. Ciri – Ciri Perubahan Akibat Belajar
Setiap kegiatan belajar akan terjadi perubahan pada diri siswa. Pada
umumnya perubahan akibat belajar akan bersifat permanen. Sugiyanto (1998 :
268) menyatakan, “Perubahan yang bisa terjadi dari proses belajar bisa bertahan
dalam jangka waktu relatif lama, maksudnya perubahan itu tidak langsung hilang
sesudah kegiatan selesai di lakukan”. Sedangkan perubahan tingkah laku akibat
dari belajar menurut Slameto (1995: 3-4) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Perubahan terjadi secara sadar.2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.4) Perubahan belajar bukan bersifat sementara.5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Pendapat tersebut menunjukan bahwa, ciri-ciri perubahan akibat belajar
terdiri dari enam macam yaitu, terjadi secara sadar, bersifat kontinyu, bersifat
positif dan aktif, tidak bersifat sementara, bertujuan atau terarah dan mencakup
seluruh aspek tingkah laku. Secara singkat ciri-ciri perubahan akibat belajar di
uraikan secara singkat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Perubahan Terjadi Secara Sadar
Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau
sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam
dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya
bertambah, kebiasaannya bertambah. Rusli Lutan (1988 :103) menyatakan,
“Perubahan perilaku motorik berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari
latihan dan pengalaman. Hal ini perlu di pertegas untuk membedakan perubahan
yang terjadi karena faktor kematangan dan pertumbuhan”.
Pendapat tersebut menunjukan bahwa perubahan yang terjadi akibat dari
belajar harus di sadari betul oleh siswa, ia mampu merasakan perubahan-
perubahan yang nyata pada dirinya di bandingkan dengan sebelumnya.
Seyogyanya perubahan yang terjadi harus lebih baik dari sebelumnya, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Kontinyu dan Fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi pada diri siswa berlangsung
secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses
belajar berikutnya. Misalnya jika siswa belajar lari cepat, maka ia akan mengalami
perubahan dari larinya lambat menjadi larinya lebih cepat. Perubahan itu
berlangsung terus menerus hingga kecepatan lari menjadi baik dengan melakukan
latihan secara terus menerus.
3) Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif
Hasil kegiatan belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari yang sebelumnya. Dengan demikian
semakin banyak usaha belajar semakin banyak dan semakin baik perubahan yang
di peroleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan
kemampuan menguasai suatu keterampilan karena usaha seseorang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
bersangkutan. Sedangkan perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang
terjadi dengan sendirinya, karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar.
4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang bersifat sementara atau tenporer terjadi hanya untuk
beberapa saat saja, seperti berkeringat, lelah dan lain sebainya, tidak dapat di
golongkan sebagai perubahan akibat belajar. Perubahan yang terjadi akibat proses
belajar bersifat menetap atau permanen. Rusli Lutan (1988: 104) menyatakan,
“Ciri dari belajar motorik adalah relatif permanen. Hasil belajar itu relatif bertahan
hingga waktu relatif lama”.
Pendapat tersebut menunjukan bahwa, perubahan tingkah laku yang
terjadi setelah belajar akan bersifat menetap atau permanen. Misalnya kemampuan
siswa melakukan tendangan tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan
semakin berkembang jika terus di pergunakan atau berlatih secara teratur.
Memang sukar untuk menjawab, berapa lama hasil belajar itu akan melekat.
Meskipun sukar di tetapkan secara kuantitatif, apakah selama satu bulan,
bertahun-tahun atau hanya dua atau tiga hari. Untuk kebutuhan analisis dapat di
tegaskan bahwa, belajar akan menghasilkan beberapa efek yang melekat.
5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan di capai.
Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar di
sadari. Misalnya siswa belajar lari cepat, sebelumnya sudah menetapkan apa yang
mungkin dapat di capai dengan belajar lari cepat atau tingkat kecakapan yang
akan di capainnya. Dengan demikian perbuatan belajar yang di lakukan senantiasa
terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan yang di peroleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara keseluruhan
dan sikap keterampilan, pengetahuan dan lain sebagainya. Sebagai contoh belajar
lari cepat, maka perubahan yang paling nampak adalah dalam kemampuan lari
cepat. Akan tetapi ia akan mengalami perubahan- perubahan lainnya seperti
pemahaman teknik lari cepat yang benar, cita-cita untuk menjadi atlet lari cepat,
dan lain sebagainya. Jadi aspek perubahan yang satu berhubungan erat denagan
aspek lainnya.
2. Lompat Jauh
a. Lompat Jauh Gaya Jongkok
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga
atletik. Lompat jauh merupakan salah satu gerakan melompat mengangkat kaki ke
atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara
(melayang di udara) yang di lakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan
tolakan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Dalam lompat jauh
terdapat 3 macam gaya yaitu gaya jongkok, gaya menggantung dan gaya berjalan
di udara.
Lompat jauh gaya jongkok di sebut juga gaya duduk di udara (sit down
in the air). Dikatakan gaya jongkok karena gerakan yang di lakukan pada saat
melayang di udara membentuk gerakan seperti orang jongkok atau duduk.
Gerakan jongkok atau duduk ini terlihat sangat membungkukkan badan dan kedua
lutut di tekuk, kedua tangan di depan. Untuk menghindari kesalahan pada saat
mendarat, maka di ikuti dengan menjatuhkan badan ke depan.
Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah di
lakukan terutama pada anak-anak sekolah. Aip Syarifuddin (1992: 93)
menyatakan bahwa, “lompat jauh gaya jongkok, pada umumnya di lakukan anak-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
anak sekolah, karena di anggap gaya yang paling mudah untuk di pelajari”. Hal
ini di sebabkan karena lompat jauh gaya jongkok tidak banyak gerakan yang harus
di lakukan pada saat melayang di udara di bandingkan dengan gaya yang lainnya.
Konsentrasi atlet yang perlu di perhatikan pada gaya jongkok terletak pada
membungkukkan badan dan menekuk kedua lutut dan menjulurkan kedua kaki ke
depan dan kedua lengan tetap ke depan untuk mendarat.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya
Jongkok
Keberhasilan untuk melompat sejauh-jauhnya di pengarui oleh banyak
faktor. Tamsir Riyadi (1985: 95) menyatakan bahwa, “unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh
meliputi daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelemahan, kelentukan, koordinasi dan
keseimbangan”. Menurut Jonath U., Haag E. Dan Krempel R. (1987: 196)
persyaratan yang harus di penuhi pelompat jauh yaitu “faktor- faktor fisik yaitu
kecepatan, tenaga loncat, keindahan gerak khusus, ketangkasan dan rasa irama,
Faktor teknik yang meliputi ancang-ancang, lepas tapak tahap melayang dan
pendaratan”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, untuk mencapai
prestasi lompat jauh dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik dan faktor teknik.
Ditinjau dari kondisi fisik, komponen fisik yang dapat mempengaruhi pencapaian
prestasi lompat jauh antara lain: daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan,
kelentukan, koordinasi. Sedangkan dari teknik melompat meliputi awalan,
tolakan, melayang di udara dan pendaratan. Hasil belajar yang tinggi dapat
dicapai, jika unsur-unsur fisik yang terlibat dikerahkan pada teknik yang benar.
c. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok
Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut adanya perbaikan dan
pengembangan unsur teknik untuk mencapai tujuannya. Teknik merupakan suatu
proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang
memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan.
Teknik lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus di
kuasai oleh seorang atlit pelompat. Teknik lompat jauh terdiri dari beberapa
bagian yang dalam pelaksanaanya harus di rangkaikan secara baik dan harmonis.
Soegito (1992: 55) menyatakan bahwa, “faktor-faktor yang sangat menentukan
untuk mencapai prestasi lompat jauh jauh adalah awalan, tumpuan, lompatan, saat
melayang, dan pendaratan”. Untuk lebih jelasnya teknik dalam lompat jauh dapat
di uraikan sebagai berikut:
1) Awalan
Awalan merupakan tahap pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan
adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan
membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar
merupakan prasyarat yang harus di penuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan
yang sejauh-jauhnya.
Awalan lompat jauh di lakukan dengan berlari-lari secepatnya sebelum
salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan. Jess Jarver (1999: 34)
menyatakan, “Maksud berlari sebelum melompat ini adalah untuk meningkatkan
kecepatan horisontal secara maximum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu take
of “. Jarak awalan tidak perlu terlalu jauh, tetapi sebagai mana pelari mendapatkan
kecepatan tertinggi sebelum salah satu kaki menolak. Jarak awalan tersebut antara
30-35 meter”. Berkaitan dengan awalan lompat jauh Tamsir Riyadi (1985: 95)
menyatakan:
Jarak awalan tergantung dari masing–masing atlet. Bagi pelompat yangjarak relatif pendek salah satu mencapai kecepatan maksimal (full speed)maka jarak awalan cukup dekat/pendek saja (sekitar 30-35 m atau kurangdari itu ). Sedangkan dalam atlet lain dalam jarak relatif jauh baru mencapaikecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi sekitar 40-45meter atau lebih dari itu. Bagi pemula sudah barang tentu jarak awalan lebihpendek dari ancer- ancer tersebut”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Jarak awalan lompat jauh tidak ada aturan khusus, namun bersifat
individual tergantung dari masing-masing pelompat. Kecepatan awalan harus
sudah di capai tiga atau empat langkah sebelum balok tumpuan. Tiga atau empat
langkah terakhir sebelum menumpu tersebut di maksudkan untuk mengontrol saat
menolak di balok tumpuan.
Awalan lompat jauh di lakukan dengan harmonis, lancar dan dengan di
lakukan dengan kecepatan yang tinggi, tanpa ada gangguan langkah yang terkecil
atau di perlebar untuk memperoleh kecepatan bertumpu pada balok tumpuan.
Menurut Aip Syarifuddin (1992: 91) bahwa,“Untuk menjaga kemungkinan pada
waktu melakukan awalan itu tidak cocok, atau tidak ketepatan antara awalan dan
tolakan, biasanya pelompat membuat dua buah tanda (chermark) antara
permulaan akan memulai melakukan awalan dengan papan tolakan”. Untuk lebih
jelasnya berikut ini di sajikan ilustrasi pemberian tanda untuk membuat
cherkmark untuk ketepatan tumpuan sebagai berikut:
Bak Pasir
Tanda Tanda
pertama kedua Papan tolak
Gambar 1. Ilustrasi Awalan Lompat Jauh
(Aip Syarifuddin, 1992:91)
2) Tumpuan
Tumpuan merupakan perubahan gerak horisontal ke gerak vertikal yang
di lakukan secara cepat. Tumpuan di lakukan dengan cara yaitu, sebelumnya
pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya
pada langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di
udara. Tolakan di lakukan dengan cara menjejakkan salah satu kaki untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
menumpu tanpa langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke
depan atas yang lebih besar. Jess Jarver (1999: 35) menyatakan, “Maksud dari
take off adalah merubah gerakan lari menjadi suatu lompatan, dengan melakukan
lompatan tegak lurus, sambil mempertahankan kecepatan horisontal semaksimal
mungkin”. Lompatan di lakukan dengan mencondongkan badan kedepan
membuat sudut lebih kurang 450 dan sambil mempertahankan kecepatan saat
badan dalam posisi horisontal.
Daya dorong kedepan dan ke atas dapat di peroleh secara maksimal
dengan menggunakan kaki tumpu yang paling kuat. Ketepatan melakukan
tumpuan akan menunjang keberhasilan lompatan. Kesalahan menumpu (melewati
balok tumpuan), lompatan di nyatakan gagal atau diskualifikasi. Sedangkan jika
penempatan kaki tumpu berada jauh sebelum balok tumpuan akan sangat
merugikan terhadap pencapaian jarak lompatan. Menurut Tamsir Riyadi (1985:
96) teknik menumpu pada lompat jauh sebagai berikut:
1) Tolakan di lakukan dengan kaki yang terkuat.2) Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang (jangan
berlebihan) untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih baik.3) Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan.4) Saat bertumpu kedua lengan ikut serta di ayunkan ke depan atas,
pandangan kee depan atas (jangan melihat ke bawah).5) Pada kaki ayun (kanan) di angkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi
lutut di tekuk.
Berikut ini di sajikan ilustrasi gerakan menumpu untuk menolak sebagai
berikut:
Gambar 2. Tumpuan Dalam Lompat Jauh
(Soegito, 1992: 38)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3) Melayang Di Udara
Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan
kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan
tolakan, badan si pelompat di pengaruhi oleh suatu kekuatan yang di sebut “daya
penarik bumi”. Daya penarik bumi itu bertitik tangkap pada suatu titik yang di
sebut dengan titik berat badan (T.BB./center of gravity). Titik berat badan ini
letaknya kira-kira pada si pinggang pelompat sedikit di bawah pusar agak ke
belakang.
Salah satu usaha untuk mengatasi daya tarik bumi tersebut yaitu harus
melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya di sertai dengan ayunan kaki dengan
kedua tangan ke arah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan
yang di lakukan, maka akan semakin lebih lama dapat membawa titik berat badan
melayang ke udara. Dengan demikian akan dapat melompat lebih tinggi dan lebih
jauh, karena kedua kecepatan itu akan mendapatkan perpaduan (resultante) yang
menentukan lintasan gerak dari titik berat badan tersebut. Hal yang perlu di
perhatikan pada saat melayang di udara yaitu menjaga keseimbangan tubuh,
sehingga akan membantu pendaratan. Jonath et al. (1987: 200) menyatakan, “Pada
fase melayang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mempersiapkan
pendaratan”.
Berikut ini di sajikan ilustrasi gerakan melayang di udara lompat jauh
gaya jongkok sebagai berikut :
Gambar 3. Sikap Melayang di Udara
(Aip Syarifuddin, 1992: 93)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4) Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat
jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang di capai dalam lompat jauh. Mendarat
dengan sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus di
pahami oleh pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir duduk dan kaki
lurus ke depan merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai menyentuh
pasir, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan,
sehingga badan bagian atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan.
Menurut Soegito (1992: 41) teknik pendaratan sebagai berikut:
1) Pada saat badan akan jatuh ke pasir lakukan pendaratan sebagai berikut:a) Luruskan kedua kaki ke depanb) Rapatkan kedua kaki sejajar .c) Bungkukkan badan ke depan.d) Ayunkan kedua tangan ke depan.e) Berat badan di bawa ke depan.
2) Pada saat jatuh di pasir atau mendarat:a) Usahakan jatuh pada ujung kaki rapat/ sejajarb) Segera lipat kedua lutut.c) Bawa dagu ke dada sambil mengayun ke dua tangan ke bawah arah
belakang.Berikut ini di sajikan ilustrasi teknik gerakan mendarat lompat jauh gaya
jongkok sebagai berikut:
Gambar 4. Teknik Pendaratan Lompat Jauh
(Soegito, 1992: 42)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Pendekatan Teknis
Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa dalam proses
belajar dan guru yang memberikan materi pembelajaran (mengajar). Mengajar
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pengajar untuk memberikan
perubahan kepada siswa. Rusli Lutan (1988: 36) mengajar adalah “seperankat
kegiatan sangaja oleh seseorang yang memiliki pengetahuan atau ketrampilan
yang lebih dari pada yang diajar”.
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang
memiliki pengetahuan atau kerampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk
memberikan suatu pengertian, kecakapan, atau ketangkasan. Kegiatan mengajar
meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau
ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan menghubungkanya dengan
subjek yang sedang belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal
dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang tepat.
a. Definisi Pendekatan Pembelajaran teknis
Menurut Dekdikbud (1990: 180) “pendekatan dapat diartikan sebagai
proses, perbuatan atau cara untuk nendekati sesuatu. Sedangkan pembelajaran
merupakan kegiatan yang menjaga dan mendorong tercapainya tujuan
pengajaran”. Denagn demikian pembelajaran merupakan suatu proses membuat
orang belajar atau memanipulasi lingkungan sehingga memberikan kemudahan
kepada orang lain untuk belajar. Pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan
belajar dan perilaku siswa agar siswa aktif melakukaan tugas belajar sehingga
dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.
Pendekatan teknis merupakan suatu model pendekatan pembelajaran
secara tradisional. Pendekatan teknis ini merupakan cara belajar dimana untuk
mempelajari suatu teknik cabang olahraga dilakukan secara berulang-ulang
hingga menguasai gerakan yang otomatis. Menurut pendapat Wahjoedi (1999:
122) menyatakan bahwa “pendekatan pembelajaran teknis adalah cara
pembelajaran teknik yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk tata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
urutan pelaksanaan yang tetap sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya”.
Menurut Amung Ma’mun dan Toto Subroto (2001: 7) bahwa “pendekatan
tradisional atau teknik adalah cara belajar yang lebih menekankan komponen-
komponen teknik”. Pendapat lain dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 15)
“pembelajaran dengan pendekatan teknik menekankan pada pengusaan
ketrampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga”.
Berdasar pendapat diatas menunjukan bahwa, pendekatan pembelajaran
teknik hanya menekankan pada pengusaan teknik suatu cabang olahraga agar
siswa memiliki keterampilan teknik yang memadai. Akan tetapi siswa belum
mengalami atau menemui situasi yang sebenarnya dari teknik yang dipelajari
dalam situasi pertandingan yang sebenarnya. Siswa tidak menjumpai atau tidak
pernah mendapat rintangan dari siswa lain dalam pelaksanaan teknik sebagaimana
yang terjadi dalam pertandingan lompat jauh yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan
Pendekatan Teknis
Pembelajaran lompt jauh dengan pendekatan teknis adalah cara belajar
dimana guru menyampaikan teknik gerakan lompat jauh gaya jongkok dan
selanjutnya memberikan contoh atau demonstrasi agar siswa mengetahui konsep
gerakan teknik lompat jauh gaya jongkok yang benar. Setelah guru memberikan
contoh gerakan lompat jauh gaya jongkok, selanjutnya menyusun organisasi
pembelajaran yang baik agar siswa dapat melakukan tugas ajar dengan baik dan
semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama.
Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan
teknis ini keaktifan siswa melakukan tugas ajar sangat dituntut agar teknik yang
dipelajari dapat dikuasai dengan baik. Suatu teknik akan dapat dikuasai siswa
dengan baik apabila siswa melakukannya secara terus menerus dan berulang-
ulang. Keaktifan siswa sangat dituntut dalam pembelajaran ini. Guru bertugas
mengarahkan pengusaan gerak, melakukan koreksi dan evaluasi setiap terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kesalahan teknik. Kesalahan teknik yang dibiarkan akan terjadi pola gerakan
teknik yang salah.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lompat Jauh gaya Jongkok
dengan Pendekatan Teknis
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan teknis
adalah cara pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dalam pelaksanaannya
siswa melaksanakan gerakan lompat jaug gaya jongkok secara berulanu-ulang
dengan teknik yang benar. Pendekatan teknis ini menekankan pada pengusaan
teknik lompat jauh gaya jongkok yang benar.
Bertolak dari hal tersebut, pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
dengan pandekatan teknis, pembelajaran ini dapat diidentifikasikan kelebiha dan
kelemahannya. Kelebihan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan
pendekatan teknis antara lain :
1) Siswa dapat memahami, mengerti, menguasi teknik lompat jauh gaya
jongkok dengan baik dan benar.
2) Kesalahan teknik dapat dicermati oleh guru lebih dini, guru dapat
dengan segera mengevaluasi kesalahan.
3) Dapat meminimalkan kesalah teknik lompat jauh gaya jongkok.
Sedangkan kelemahan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok denagn
pendekatan teknis antar lain :
1) Hasrat gerak siswa tidak dapat terpenuhi sehingga siswa akan cepat
bosan, karena siswa mengulang gerakan yang sama secara terus-
menerus.
2) Pendekatan teknis ini kurang memberikan tantanga karena siswa
tidak mengalami situasi yang sebenarnya.
3) Penguasaan teknik yang baisk dan benar belum menjamin prestasi
yang optimal, karena dipengaruhi banyak faktor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4. Pembelajaran Lompat Jauh dengan Pendekatan Taktis
a. Definisi Pendekatan Taktis
Merencanakan pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk berlatih
dan bermain serta menikmati pembeljaran merupakan tugas seorang pengajar.
Para siswa menginginkan suasana pembelajaran yang mengasikan,
menggairahkan dan juga sebagai sarana untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Umumnya para siswa kurang menyukai penjelasan yang berbelit-belit dan bertele-
tele, atau atau berbaris dalam waktu terlalu lama untuk memperoleh giliran
melakukan suatu teknik lompat jauh gaya jongkok. Hal-hal semacam ini dirasakan
sanagat membosankan bagi siswa.
Pendekatn taktis merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaannya
dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. Menurut Wahjoedi (1999: 121)
pendekatan taktis (bermain) adalah ”pembelajaran yang diberikan dalam bentuk
atau situasi permainan”. Menurut Amung Ma’mun dan Toto Subroto (2001: 7)
menyatakan “pendekatan taktis dalam permainan adalah untuk meningkatkan
kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat
sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya”. Pendapat
lain dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 17) “pengajaran melalui pendekatan
taktis adalah meningkatkan tampilan bermain siswa, dengan melibatkan
kombinasi dari kesadarn taktis dan penerapan ketermpilan teknik dasar kedalam
bentuk yang sebenarnya”.
Pendekatan taktis dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami
konsep bermain. Misal untuk lompat jauh gaya jongkok yang harus di ajarkan
adalah konsep latihan melompat dengan pemainan, bukan mengajarkan lompat
jauh gaya jongkok tingkat tinggi yang sulit dilakukan oleh siswa. Melalui
pendekatan taktis diharapkan membawa motivasi dan pemahaman siswa terhadap
konsep bermain yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan dalam
lompat jauh gaya jongkok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan
Pendekatan Taktis
Pembelajaran lompat jauh gaya jngkok dengan pendekatan taktis yang
dimaksud adalah cara belajar lompat jauh yang dilakukan dalam bentuk
permainan sederhana. Menurut Yudha M Saputra (2001: 122) bahwa sebenarnya
tidaklah sulit untuk mendorong siswa SD untuk melakukan lompatan. Seringkali
sekedar tanda-tanda di tanah dan garis-garis pola di lantai, cukup untuk
memberikan rangsangan.
Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat dihadapkan
pada situasi yang dapat memberikan tantangan untuk melompat, misal dengan
mengggunakan peralatan seperti: tali, kotak, dan ban sepeda. Dengan
menggunakan sarana seperti ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa
untuk melompat.
Pelaksanaan lompat jauh dengan pendekatan taktis antara lain dengan
memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, misal: siswa
melakukan lompatan pada kardus atau simpai yang dibentuk seperti huruf, siswa
melakukan lompatan pada tali atau parit yang ada di sekolahan. Dengan demikian
pembelajaran lompat jauh akan menjadi lebih menarik dan efektif bagi siswa.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok
dengan Pendekatan Taktis
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan taktis
menuntut kreativitas siswa untuk berfikir dan memahami teknik lompat jauh.
Dalam hal ini siswa berperan penting untuk mengambil keputusan yang tepat
sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam melakukan lompat juah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Perlu disaari bahwa setiap bentuk pembelajaran tentu memiliki kelebihan
dan kelemahan. Bertolak dari pengertian pendekatan taktis diatas, pembelajaran
memiliki kelebihan antara lain:
1. Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan
meningkatkan motivasi.
2. Dengan bermain berarti siswa aktif bergerak sehingga dapat meningkatkan
kesegaran jasmani siswa.
3. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkat kemampuan
lompat lompat jauh gaya jongkok.
4. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya, sendiri selama proses
mengajar.
Sedangkan kelemahan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan
pendekatan taktis antara lain:
1. Penguasaan teknik gerakan kurang kerena siswa tidak diberikan latihan teknik
lompat jauh gaya jongkok secara khusus.
2. Guru akan mengalami kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik yang
dilakukan siswa.
d. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Taktis
Pada dasarnya pendekatan taktis merupakan cara belajar yang dalam
pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. M. Furqon. H
(2006: 4-5) ”menyatakan pengaruh bermain terhadap perkembangan anak yaitu”:
1. Pengembangan ketrampilan gerak bermain berisi berbagai keterampilan gerak,
mulai dari keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan
gerak yang kompleks. Anak perlu belajar keterampilan gerak dasar seperti: lari,
lompat, loncat, berbelok, menendang dan melempar. Jika anak memiiki
keterampilan gerak dasar yang baik. Selanjutnya anak memiliki landasan untuk
mengembangkan keterampilan gerak yang kompleks. Oleh karena itu, dengan
bermain akan memberikan perkembangan keterampilan gerak bagi anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Perkembangan fisik dan kesegaran jasmani bermain penting bagi anak untuk
mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuh, termasuk
mengembangkan daya tahan kardiovaskuler. Bermain juga berfungsi sebagai
penyaluran tenaga yang berlebih, bila tidak tersalurkan akan menyebabkan
anak tegang, gelisah dan lain-lain.
3. Dorongan berkomunikasi di dalam suasana bermain, memberikan peluang anak
untuk berkomunikasi dengan teman bermainnya. Disamping itu, agar anak
dapat bermain dengan baik, anak secara tidak langsung belajar berkomunikasi
dan sebaliknya anak harus belajar berkomunikasi agar dapat saling memahami
dan dipahami di antara teman bermain.
4. Penyaluran energi emosional yang terpendam bermain merupakan wahana
yang baik bagi anak untuk menyalurkan ketegangan yang disebabkan
lingkungan terhadap aktivitas anak.
5. Penyaluran kebutuhan dan keinginan kebutuhan dan keinginan yang tidak
terpenuhi dengan cara lain atau aktivitas lain seringkali dapat terpenuhi dengan
bermain. Misal, anak yang tidak mendapatkan kesempatan dalam peran
tertentu seringkali dapat mendapatkan peran tertentu dalam bermain.
6. Sumber belajar bermain dapat dikatakan sebagai bentuk miniatur dari
kehidupan masyarakat. Dengan bermain berarti anak dapat memperoleh
kesempatan untuk mempelajari berbagai hal, bahkan banyak pelajaran dan
pengalaman dapat diperoleh melalui bermain daripada rumah atau di sekolah.
7. Rangsangan kreativitas melalui eksperimen dan eksplorasi dalam bermain, anak
akan menemukan sesuatu dan terbiasa menghadapi berbagai persoalan dalam
bermain untuk dipecahkan. Suasana dan kebiasaan ini biasanya akan
memberikan transfer nilai kedalam situasi lain, sehingga anak terbiasa untuk
kreatif dalam menghadapi dan memecahkan persoalan.
8. Perkembangan wawasan diri dengan bermain anak mengetahui tingkat
kemampuannya dibandingkan dengan teman bermainnya. Kondisi ini
memungkinkan anak untuk mengembangkan konsep diri secara lebih nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
9. Belajar bermasyarakat dengan bermain bersama teman-teman lain, anak belajar
tentang bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana`menghadapi
dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan sosial tersebut.
10. Perkembangan kepribadian melalui bermain anak terbiasa dengan aturan-
aturan yang lebih disepakati dalam bermain, seperti larangan–larangan yang
harus ditaati, disiplin, sportivitas, kerjasama, menghargai teman lain, jujur dan
lain-lain, secara tidak langsung kondisi tersebut membentuk kepribadian anak.
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat disimpulkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Efektifitas pembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis terhadap hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok.
Peneliti ini bertitiktolak pada menurunnya minat siswa SMP terhadap
olahraga atletik yang diduga diakibatkan oleh pembelajaran dengan pendekatan
teknis yang dirasa tidak cocok dengan karakteristik siswa SMP. Karena surutnya
perhatian siswa pada olahraga atletik tersebut peneliti ingin meneliti perbedaan
pembelajaran dengan pendekatan taktis dan pendekatan teknis.
Didalam pembelajaran pendekatan taktis semua materi pelajaran
disampaikan dalam bentuk bermain, dengan aktivitas bermain dengan sendirinya
anak akan berminat terhadap olahraga atletik nomor lompat jauh gaya jongkok
yang ditandai dengan rasa tertarik, senang terhadap kegiatan tersebut. Rasa senang
terhadap kegiatan bermain tersebut dapat mengakibatkan pemusatan yang tidak
sengaja pada kegiatan ini, selanjutnya siswa akan mempunyai keinginan untuk
terlibat dalam aktivitas tersebut. Karena senang dengan kegitan bermain yang
dilakukan anak akan terpacu untuk mengaktualisasikan potensi aktivitasnya yang
berbentuk gerak, sikap, dan perilakunya.
Situasi ini akan membawa dampak kemungkinan perubahan terhadap
semua aspek pribadi anak yang terdiri dari fisik, psikis, sosial, dan rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
berketuhanan. Pembelajaran pendekatan teknis lompat jauh gaya jongkok
merupakan cara penyampaian materipelajaran atletik yang berorentasi pada
teknik-teknik lompat jauah gaya jongkok. Bentuk penyajian yang berorentasi pada
teknik untuk mencapai prestasi bagi anak-anak ini, kurang memiliki daya tarik
dan cenderung membosankan. Hal ini menjadi sangat buruk dengan anak-anak,
karena perhatiannya berjangkauan pendek dan mengganggu tingkat pertumbuhan
dan perkembangan fisik. Didalam pembelajaran dengan pendekatan teknis anak
diberikan teknik-teknik lompatan saja, selain kurang menarik bagi siswa juga
siswa cepat bosan terhadap model penerapan dalam pembelajaran tersebut dan
biasanya jadi malas atau bahkan tidak mau melakukan kegiatan tersebut dan bisa
mengakibatkan menjadi salah satu faktor penyebab minimnya peningkatan
kemampuan siswa.
Berdasarkan hal tersebut sudah jelas bahwa pembelajaran dengan
pendekatan taktis dan teknis mempunyai penekanan tersendiri yang berbeda.
Karakteristik perlakuan dalam proses belajar mengajar akan mengakibatkan
pengaruh terhap kemampuan lompat jauh. Pengaruh perlakuan yang diberikan
dalam proses belajar mengajar akan menimbulkan respon terhadap hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok.
2. Pembelajaran dengan pendekatan taktis lebih efektif dari pada pembelajaran
dengan pendekatan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok.
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan teknis
merupakan pembelajaran yang mengacu pada pola gerakan lompat jauh yang
sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena siswa diharukan untuk mengulang-
ulang gerakan lompat jauh secara terus menerus dengan menekankan pada teknik
gerakan yang benar. Sedangkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan
pendekatan taktis merupakan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Dengan
demikian siswa tidak merasa bosan terhadap kegiatan belajar serta tujuan
pembelajaran tetap tercapai. Jadi pembelajaran dengan pendekatan taktis lebih
baik pengaruhnya dari padal pembelajaran denagn pandekatan teknis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Melalui aktivitas bermain didalam pembelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan khususnya nomor lompat jauh gaya jongkok, seharusnya siswa putara
kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012
mengalami peningkatan hasil kemampuan jauh gaya jongkok.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan efektifitas pembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis
terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII
SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
2. Pembelajaran dengan pendekatan taktis lebih efektif dari pada pembelajaran
dengan pendekatan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo tahun
pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan lompat jauh SMP Negeri 1Bendosari, Sukoharjo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan (enam minggu)
dengan tiga kali latihan dalam satu minggu. Penelitian dilaksanakan dari bulan
September 2011 sampai November 2011.
B. Metode Penelitian
1. Metode Eksperimen
Jenis Penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Dalam hal ini
Sugiyanto (1995: 21) menyatakan, “tujuan penelitian eksperimental adalah untuk
meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab
akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelompok
eksperimen yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang
tidak diberi perlakuan atau diberi perlakuan yang berbeda”.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah ”Pretest-Posttest Design”.
Gambar untuk rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
KE I Treatment A Posstest
S Pretest MSOP
KE II Treatment B Posstest
Keterangan :
S : Subject
Pretest : Tes awal kemempuan lompat jauh gaya jongkok
MSOP : Matched Subject Ordinal Pairing
KE1 : Kelompok 1
KE2 : Kelompok 2
Treatment A : Pembelajaran dengan pendekatan taktis
Treatment B : Pembelajaran denagan pendekatan teknis
Posttest : Tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok
Untuk penelitian dengan menggunakan pembagian kelompok eksperimen
yang didasarkan pada tes awal kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Setelah
hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara
dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian
kedua kelompok tersebut sebelum diberikan perlakuan merupakan kelompok yang
sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh
pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini
dengan cara ordinal pairing. Adapun pembagian kelompok secara ordinal pairing
adalah sebagai berikut :
1 2
4 3
5 6
8 7
9 10 dan seterusnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
C. Variabel Penelitian
Sesuai dengan penelitian ini, penelitian ini terdiri dari dua variabel.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah :
a. Pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan taktis.
b. Pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan teknis.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan lompat jauh gaya jongkok.
D. Definisi Operasional Variabel
1. Pendekatan Taktis
Pendekatan taktis dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami
konsep bermain. Misal untuk lompat jauh gaya jongkok yang harus di ajarkan
adalah konsep latihan melompat dengan pemainan, bukan mengajarkan lompat
jauh gaya jongkok tingkat tinggi yang sulit dilakukan oleh siswa. Pelaksanaan
lompat jauh dengan pendekatan taktis antara lain dengan memberikan
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, misal: siswa melakukan lompatan
pada kardus atau simpai yang dibentuk seperti huruf, siswa melakukan lompatan
pada tali atau parit yang ada di sekolahan
2. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis merupakan suatu model pendekatan pembelajaran
secara tradisional. Pendekatan teknis ini merupakan cara belajar dimana untuk
mempelajari suatu teknik cabang olahraga dilakukan secara berulang-ulang
hingga menguasai gerakan yang otomatis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
Kemampuan lompat jauh gaya jongkok merupakan kemampuan siswa
yang akan dicapai dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok berdasarkan
dengan alat ukur yang digunakan untuk mengukur lompat jauh gaya jongkok.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VII SMP Negeri 1
Bendosari, Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 134 siswa yang
terbagi dalam 7 kelas.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random
sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 120) bahwa, ”apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-
15%, 20%-25%, atau lebih”.
Untuk menentukan besarnya sampel yaitu diambil 30% dari jumlah
populasi tiap kelasnya. Untuk lebih jelasnya teknik pengambilan sampel secara
proporsional random sampling sebagai berikut:
No Kelas Populasi Sampel1 VIIA 20 x 30% = 6,0 62 VIIB 18 x 30% = 5,4 53 VIIC 22 x 30% = 6,6 74 VIID 18 x 30% = 5,4 55 VIIE 19 x 30% = 5,7 66 VIIF 18 x 30% = 5,4 57 VIIG 19 x 30% = 5,7 6
Jumlah sampel 134 40
Berdasarkan teknik pengambilan sampel proporsional random sampling,
besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran.
Kemampuan lompat jauh gaya jongkok diperoleh melalui tes dan pengukuran
lompat jauh gaya jongkok dari Tamsir Riyadi (1985: 70). Petunjuk pelaksanaan
tes terlampir.
Teknik Analisis Data
1. Mencari Reliabilitas
Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan uji
reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas, dengan rumus sebagai berikut:
R =
Keterangan :
R = Koefisien reliabilitas
= Jumlah rata-rata dalam kelompok
= Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam kelompok ini meliputi
normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat penelitian
sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode
Lilliefors dari Sudjana (1996: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1) Pengamatan , , dijadikan bilangan baku ,……. dengan
menggunakan rumus:
zi =
Keterangan :
= Dari variabel masing-masing sampel
X = Rata-rata
S = Simpangan Baku
2) Untuk tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F = P
3) Selanjutnya dihitung proporsi , , …… yang lebih kecil atau sama
dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh S .
Maka S =
4) Hitung selisih F - S kemudian ditentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini Lo.
b) Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang
lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (1982: 386)
rumusnya adalah:
=
Keterangan :
= Derajat kebebasan KE1 dan KE2
= Standart deviasi KE1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
= Standart deviasi KE2
3. Uji Perbedaan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Perbedaan dari
Sutrisno Hadi (1995 : 457) sebagai berikut:
t =
Keterangan :
t = Nilai uji Perbedaan
Md = Mean Perbedaan dari pasangan
= Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean Perbedaan
N = Jumlah pasangan
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut:
=
Keterangan :
D = Perbedaan masing-masing subjek
N = Jumlah pasangan
Prosentase peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok antara
penedekatan taktis dan pendekatan teknis rumus sebagai berikut:
Prosentase peningkatan =
Mean different = Mean posttest – mean pretest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Gambaran data penelitian secara keseluruhan disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Diskripsi Data Hasil Penelitian
Kelompok Tes JumlahSampel
NilaiTertinggi
NilaiTerrendah
Rata-rata
StandarDeviasi
1
TesAwal
20 395 243 331,20 38,74
TesAkhir
20 445 285 376,50 43,38
2
TesAwal
20 392 248 330,65 37,36
TesAkhir
20 424 283 358,10 38,44
Gambar 9. Histogram Perbedaan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1dan Kelompok 2
300310320330340350360370380
Tes Awal Tes Akhir
Kelompok 1
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Gambaran data penelitian secara keseluruhan disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Diskripsi Data Hasil Penelitian
Kelompok Tes JumlahSampel
NilaiTertinggi
NilaiTerrendah
Rata-rata
StandarDeviasi
1
TesAwal
20 395 243 331,20 38,74
TesAkhir
20 445 285 376,50 43,38
2
TesAwal
20 392 248 330,65 37,36
TesAkhir
20 424 283 358,10 38,44
Gambar 9. Histogram Perbedaan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1dan Kelompok 2
Tes Akhir Tes Awal Tes Akhir
Kelompok 1 Kelompok 2
Rata-rata
Rata-rata
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Gambaran data penelitian secara keseluruhan disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Diskripsi Data Hasil Penelitian
Kelompok Tes JumlahSampel
NilaiTertinggi
NilaiTerrendah
Rata-rata
StandarDeviasi
1
TesAwal
20 395 243 331,20 38,74
TesAkhir
20 445 285 376,50 43,38
2
TesAwal
20 392 248 330,65 37,36
TesAkhir
20 424 283 358,10 38,44
Gambar 9. Histogram Perbedaan Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1dan Kelompok 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
B. Mencari Reliabilitas
Agar data yang dianalisis adalah hasil suatu tes pengukuran yang baik,
maka perlu uji reliabilitas. Adapun hasil perhitungan reliabilitas tes dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Tes Reliabilitas
Tes Nilai Reliabilitas KategoriAwal 0,890 TinggiAkhir 0,854 Tinggi
Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes, digunakan tabel
koefisien korelasi dari Book Walter dalam Mulyono B (2007: 49) seperti dibawah
ini:
Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas
Kategori Reliabilitas
Tinggi sekali 0,900 - 1,000
Tinggi 0,800 - 0,890
Cukup 0,600 - 0,790
Kurang 0,400 - 0,590
Tidak Signifikan 0,000 - 0,390
C. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan
analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan liliefors. Hasil uji
normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan
kelompok 2 adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kel. TesJumlahSampel
StandarDeviasi
Rata-rata L0 Ltabel Keterangan
1Awal 20 38,744 331,20 0,0638 0,1981 NormalAkhir 20 43,375 376,50 0,0912 0,1981 Normal
2Awal 20 37,358 330,65 0,0596 0,1981 NormalAkhir 20 38,441 358,10 0,0671 0,1981 Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh nilai Lhitung
pada tes awal kelompok 1, tes awal kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes
akhir kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5%. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1, tes awal
kelompok 2, tes akhir kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2 berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari
kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka
apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut
disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara
kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
Tes Fhitung Ftabel KeteranganAwal 1,08 2,17 HomogenAkhir 1,27 2,17 Homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan, diperoleh nilai Fhitung
dari tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%.
Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok
2 memiliki varians yang homogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
D. Hasil Analisis Data
Uji perbedaan dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan
(treatment). Tujuannya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
antara kelompok 1 dan kelompok 2. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan
kelompok 2 sebelum dan sesudah diberi perlakuan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dankelompok 2 Sebelum Diberi Perlakuan
Kelompok Jumlah Sampel Rata-rata thitung ttabel Keterangan1 20 331,200
0,571 2,086 Tidak Ada Perbedaan2 20 330,650
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara
kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung sebesar 0,571 dan ttabel dengan
taraf signifikansi 5% dan n = 20 sebesar 2,086.
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 danKelompok 2 Setelah Diberi perlakuan.
Kelompok Jumlah Sampel Rata-rata thitung ttabel Keterangan1 20 376,500
2,436 2,086 Ada Perbedaan2 20 358,100
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok
2 setelah diberi perlakuan diperoleh nilai thitung sebesar 2,4436 dan ttabel dengan
taraf signifikansi 5% dan n = 20 sebesar 2,086.
Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki persentase
peningkatan yang lebih baik dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan
persentase peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan
kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 8. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan PersentasePeningkatan Antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.
KelompokJumlahSampel
MeanPretest
MeanPostest
MeanDifferent
PersentasePeningkatan
1 20 331,20 376,50 45,30 13,68%2 20 330,65 358,10 27,45 8,30%
Gambar 10. Histogram Perbedaan Persentase Peningkatan Antara Kelompok 1dan Kelompok 2
Gambar 11. Grafik Peningkatan Kelompok 1 dan Kelompok 2
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
14.00%
16.00%
Kelompok 1 Kelompok 2
Persentase Peningkatan
Persentase Peningkatan
300.00
310.00
320.00
330.00
340.00
350.00
360.00
370.00
380.00
Mean Pretest Mean Postest
Kelompok 1
Kelompok 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Berdasarkan hasil perhitungan prosentase peningkatan, diketahui bahwa
kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 13,68%. Sedangkan kelompok 2
memiliki peningkatan sebesar 8,30%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kelompok 1 memiliki prosentase peningkatan yang lebih tinggi dari pada
kelompok 2.
E. Pengujian Hipotesis
1. Perbedaan Efektifitas Pembelajaran Lompat Jauh dengan
Pendekatan Taktis dan Teknis Terhahap Hasil Belajar Lompat Jauh
Gaya Jongkok
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir
lompat jauh gaya jongkok antara kelompok 1 yang diberi pembelajaran
dengan pendekatan taktis dan kelompok 2 yang diberi pembelajaran dengan
model pendekatan teknis, diperoleh nilai thitung sebesar 2,436 dan t tabel pada
taraf signifikansi 5% dan n = 20 sebesar 2,086 yang berarti terdapat perbedaan
antara kelompok 1 yang diberi pembelajaran dengan pendekatan taktis dan
kelompok 2 yang diberi pembelajaran dengan pendekatan teknis. Perbedaan
hasil tersebut karena penggunaan pandekatan pembelajaran lompat jauh
tersebut memiliki karaktetistik yang berbeda. Pembelajaran lompat jauh
dengan pendekatan taktis merupakan strategi pendekatan pembelajaran lompat
jauh, dimana siswa seperti mempraktekkan gerakan lompat jauh gaya jongkok
yang sebenarnya dengan cara yang menarik dan menyenangkan, sedangkan
pembelajaran lompat juah dengan pendekatan teknis siswa juga terlibat dalam
gerakan pembelajaran yang dilakukan secara berulang-ulang. Pembelajaran
tersebut memberikan rangsangan kepada sistem saraf, sehingga terjadi
otomatisasi gerakan. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada perbedaan
efektifitas model pembelajaran dengan pendekatan taktis dan teknis terhadap
hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP
Negeri 1 Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012, dapat diterima
kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Pendekatan
Taktis Lebih Efektif Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Lompat
Jauh gaya Jongkok
Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok, kelompok 1 yang diberi pembelajaran dengan
model pendekatan taktis memilki peningkatan sebesar 13,68% sedangkan
kelompok 2 yang diberi pembelajaran dengan model pendekatan teknis
memiliki peningkatan sebesar 8,30%. Maka diketahui kelompok 1 yang diberi
pembelajaran dengan pendekatan taktis memiliki persentase peningkatan hasil
belajar lompat jauh yang lebih besar daripada kelompok 2 yang diberi
pembelajaran dengan pendekatan teknis. Dalam pembelajaran pendekatan
taktis semua materi pembelajaran disampaikan dalam bentuk bermain, dengan
aktifitas bermain dengan sendirinya anak akan berminat terhadap olahraga
atletik nomor lompat jauh gaya jongkok yang ditandai dengan rasa tertarik,
senang terhadap kegiatan tersebut. Rasa senang terhadap kegiatan bermain
tersebut dapat mengakibatkan pemusatan yang tidak sengaja pada kegiatan ini,
selanjutnya siswa akan mempunyai keinginan untuk terlibat dalam aktifitas
tersebut. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan model pembelajaran
dengan pendekatan taktis mempunyai efektifitas yang lebih baik dari pada
model pembelajaran dengan pendekatan teknis terhadap hasil belajar lompat
jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari
Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012, dapat diterima kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 51
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis data yang telah dilakukan
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan efektifitas pembelajaran yang signifikan antara pendekatan
taktis dan teknis terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa
putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo tahun pelajaran
2011/2012. (thitung 2,436 > ttabel 5% 2,086).
2. Pembelajaran dengan pendekatan taktis mempunyai efektifitas yang lebih baik
dari pada pembelajaran dengan pendekatan teknis terhadap hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Bendosari
Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012. (kelompok 1 yang diberi pembelajaran
dengan model pendekatan taktis memiliki peningkatan hasil belajar lompat
jauh gaya jongkok sebesar 13,68%, sedangkan kelompok 2 yang diberi
pembelajaran dengan model pendekatan teknis memiliki peningkatan hasil
belajar lompat jauh gaya jongkok sebesar 8,30%).
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok dengan pendekatan taktis memiliki peningkatan yang lebih baik
terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Implikasi teoritik dari hasil
penelitian ini adalah setiap penggunan pendekatan pembelajaran memiliki
efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan hasil belajar lompat juah gaya
jongkok. Oleh karena itu, dalam memberikan pembelajaran yang bartujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok, harus
menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian ini juga dapat
dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih penggunaan pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
pembelajaran yang tepat, khususnya untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh
gaya jongkok.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan lompat juah gaya jongkok, guru penjasorkes
dapat menggunakan pembelajaran pendekatan taktis maupun dengan
pendekatan teknis.
2. Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok ,
perlu diperbanyak dengan memberikan sarana maupun prasarana dengan
pendekata taktis atau bermain.