Post on 06-Aug-2015
Neutron Porosity dan Density Logging
Pengukuran Neutron Porosity pada evaluasi formasi ditujukan untuk
mengukur indeks hydrogen yang terdapat pada formasi batuan. Indeks
hydrogen didefinsikan sebagai rasio dari konsentrasi atom hydrogen setiap
cm kubik batuan terhadap kandungan air murni pada suhu 75oF. Jadi,
Neutron Porosity log tidaklah mengukur porositas sesungguhnya dari batuan,
melainkan yang diukur adalah kandungan hidrogen yang terdapat pada pori-
pori batuan. Secara sederhana, semakin berpori batuan semakin banyak
kandungan hydrogen dan semakin tinggi indeks hydrogen. Sehingga, shale
yang banyak mengandung hydrogen dapat ditafsirkan memiliki porositas
yang tinggi pula.
Untuk mengantisipasi uncertainty tersebut, maka pada praktiknya,
interpretasi porositas dapat dilakukan dengan mengelaborasikan log density
logging.
Density logging sendiri dilakukan untuk mengukur densitas batuan
disepanjang lubang bor,. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan
dari matrix batuan dan fluida yang terdapat pada pori. Prinsip kerja alatnya
adalah dengan emisi sumber radioaktif. Semakin padat batuan semakin sulit
sinar radioaktif tersebut ter-emisi dan semakin sedikit emisi radioaktif yang
terhitung oleh penerima (counter).
Gambar dibawah ini menunjukkan teknik interpretasi porositas dan
litologi dari data density log (RHOB) dan neutron porosity (NPHI) . Pada
contoh dibawah, jika kita memiliki data dengan NPHI=15% dan RHOB=2.4
g/cc maka porositas yang sesungguhnya adalah 18% dan batuannya berupa
SS (Sandstone).
Courtesy Schlumberger
Penggabungan neutron porosity dan density porosity log sangat
bermanfaat untuk mendeteksi zona gas dalam reservoir. Zona gas
ditunjukkan dengan ‘cross-over’ antara neutron dan density. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:
Courtesy Geomore
Pada gambar di atas terlihat pada zona reservoir (low gamma ray),
terdapat ‘cross-over’ antara density dan neutron., dalam hal ini neutron
porosity lebih rendah dari density porosity.
Reference: John T. Dewan, "Open-Hole Nuclear Logging - State of the Art" -
SPWLA Twenty-Seventh Annual Logging Symposium, June 9-13 1986.
Density log
Awalnya penggunaan log ini dipakai dalam industri explorasi
minyak sebagai alat bantu interpretasi porositas. Kemudian dalam
explorasi batubara malah dikembangkan menjadi unsur utama dalam
identifikasi ketebalan bahkan qualitas seam batubara. Dimana rapat
masa batubara sangat khas yang hampir hanya setengah kali rapat
masa batuan lain pada umumnya. Lebih extrem lagi dalam aplikasinya
pada idustri batubara karena sifat fisik ini (rapat masa) hampir linier
dengan kandungan abu sehingga pemakaian log ini akan memberikan
gambaran khas bagi tiap daerah dengan karakteristik lingkungan
pengendapannya
Dalam operasinya logging rapat masa dilakukan dengan
mengukur sinar g yang ditembakan dari sumber melewati dan
dipantulkan formasi batuan kemudian direkam kembali oleh dua
detector yang ditempatkan dalam satu `probe' dengan jarak satu
sama lain diatur sedemikan rupa. Kedua detector 'short' dan `long
space' diamankan dari pengaruh sinar g yang datang langsung dari
sumber radiasi. Sehingga yang terekam oleh kedua detector hanya
sinar yang telah melewati formasi saja. Dalam hal ini efek pemendaran
sinar radiasi seperti ditentukan dalam efek pemendaran Compton.
Dimana menurutnya, jumlah sinar yang terpendarkan sebanding
dengan jumlah electron per satuan volume. Jumlah electron dalam
suatu unsur adalah equivalent dengan jumlah proton (nomor atom Z).
Untuk kemudian seperti kita ketahui bahwa nomor atom adalah
proporsional dengan nomor masa (A) yang untuk selanjutnya
proporsional dengan rapat masa. Seperti diketahui pula bahwa secara
umum perbandingan antara nomor atom (Z) terhadap nomor masa (A)
selalu mendekati harga 0.5 kecuali untuk unsur hydrogen yang
mendekati 1. Dari sini akan sampai pada permasalahan bagi lapisan
yang banyak mengandung hydrogen seperti halnya batubara dan air
yang akan menggiring pada kesalahan aparansi. Sehingga untuk
memperkecil kesalahan tersebut, alat harus sering dikalibrasi dengan
menggunakan aluminium yang perbandingan Z/A = 0.5.
Dalam hal formasi yang mengandung hydrogen secara menyolok
sehingga nilai Z/A menjauh dari nilai 0.5, koreksi sangat diperlukan
untuk mengeliminir efek tersebut (factor koreksi ini tidak diuraikan
panjang lebar di sini karena hanya menyangkut pekerjaan logging
engineer yang bertanggung jawab pada acurasi grafik yang
dihasilkannya). Tapi secara selintas dapat disinggung sebagai berikut :
Batubara dimana perbandingan Z/A bervariasi antara 0.51
sampai 0.54 (naik seiring dengan kenaikan kandungan hydrogen.
Untuk mengilustrasikannya katakanlah batubara dengan kadar
hydrogen 6%. Dalam hal ini Z/A bisa diprediksikan dengan rumus sbb :
Z/A = 0.5(1 - H) + 1 x H
Dimana H adalah kandungan hydrogen dalam decimal sehingga
persamaan di atas menjadi :
= 0.5(1 - 0.06) + 1 x 0.06 = 0.53
Well-Log Data
Pembahasan mengenai beberapa konsep well logging telah dijelaskan
pada artikel Gamma Ray, Resistivity, Neutron Porosity dan Density Logging.
Untuk keperluan studi dan penelitian, well log data dapat anda peroleh di
sini, yang dipublikasikan oleh Department of the Interior U.S. Geological
Survey untuk 14 Wildcat Wells di Alaska.
Ke-14 data well tersebut memiliki data log dengan format LAS yang
anda dapat buka dengan text editor biasa seperti notepad, nedit atau gedit.
Berikut adalah contoh well-log untuk Tulageak-1 (klik untuk memperbesar):
Data well-log dengan format LAS dapat ditampilkan dengan software
gratis dengan platform Windows seperti LASReader atau dengan software
gratis lainnya seperti octave atau gnuplot.
Berikut adalah contoh cara menampilkan dan memanipulasi Tulageak-
1 well log data dengan octave atau matlab. Dengan Text editor bukalah
TL1.LAS sehingga anda memperoleh penampilan seperti di bawah ini:
Baris 1 s/d 35 merupakan LAS header yang berisikan informasi
mengenai data ini i.e. kolom pertama merupakan measured depth dengan
satuan ft, kolom kedua merupakan data Spontaneous Potential (MV), dst.
Perhatikan pada tabel tersebut terdapat angka -999.00000, angka ini
merupakan null value yang artinya tidak ada informasi pengukuran.
Pada terminal Linux, gunakan perintah sed untuk mengganti nilai -999.0000
dengan NaN (Not a Numeric).
sed -e 's/-999.00000/NaN/g' TL1.LAS > TL1_edit.LAS
Lalu gunakan kode berikut untuk membaca dan menampilkan. Download
function hdrload.m terlebih dahulu.
clear; clc[h, d] = hdrload('TL1_edit.LAS');%plot gammaraysubplot(1,4,1);plot(d(:,3),d(:,1),'r'); set (gca (), 'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');axis([min(d(:,3)) max(d(:,3)) min(d(:,1)) max(d(:,1))]);xlabel('GR(API)');ylabel('Measured Depth(ft)');
%plot LLDsubplot(1,4,2);semilogx(d(:,6),d(:,1),'m'); set (gca (),'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');axis([min(d(:,6)) max(d(:,6)) min(d(:,1)) max(d(:,1))]);xlabel('LLD(ohmM)');
%plot densitysubplot(1,4,3);plot(d(:,8),d(:,1),'b'); set (gca (), 'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');axis([min(d(:,8)) max(d(:,8)) min(d(:,1)) max(d(:,1))]);xlabel('Density(g/cc)');
%plot sonicsubplot(1,4,4);plot(d(:,10),d(:,1),'g');set (gca (), 'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');axis([min(d(:,10)) max(d(:,10)) min(d(:,1)) max(d(:,1))]);xlabel('Sonic(us/ft)');
Perhatikan manipulasi NaN values sebelum diterapkan whittf.
figure;sonic=d(:,10);depth=d(:,1);loc=find(isnan(sonic) == 0);sonic=sonic(loc);depth=depth(loc);plot(sonic,depth,'g',whittf(sonic,10^3),depth,'r',whittf(sonic,10^9),depth,'b'); legend('original','smooth-10^3','smooth-10^9')set (gca (), 'ydir', 'reverse', 'xdir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');axis([min(sonic) max(sonic) min(depth) max(depth)]);xlabel('Sonic(us/ft)');ylabel('Measured Depth(ft)');
Di bawah ini saya melakukan despike untuk data sonic dan density, konversi
data sonic menjadi kecepatan serta kedalaman dari feet ke meter dan lalu
menyimpannya dalam format ascii.
%sonicsonic=d(:,10);depth=d(:,1);loc_sonic=find(isnan(sonic) == 0);sonic_edited=whittf((1000000./(3.28084.*sonic(loc_sonic))),10^4);depth_sonic=depth(loc_sonic)./3.28084;subplot(1,2,1)plot(sonic_edited,depth_sonic);set (gca (), 'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');xlabel('Velocity(m/s)');ylabel('Measured Depth(m)');
%%%densitydensity=d(:,8);depth=d(:,1);loc_density=find(isnan(density) == 0);density_edited=whittf(density(loc_density),10^4);depth_density=depth(loc_density)./3.28084;subplot(1,2,2)plot(density_edited,depth_density);set (gca (), 'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');xlabel('density(g/cc)');ylabel('Measured Depth(m)');
dvfile=[depth_sonic,sonic_edited];drfile=[depth_density,density_edited];
save dvfile.asc dvfile -asciisave drfile.asc drfile -ascii
Konversi ascii ke binary, dan membuat seismogram sintetik dengan Seismic Unix.a2b n1=2 < dvfile.asc > dvfile.bina2b n1=2 < drfile.asc > drfile.bin
suwellrf dvfile=dvfile.bin drfile=drfile.bin ntr=100 nval=7591 | suxwigb &
Analisa Penilaian Formasi (Analisa Logging)
Secara umum, analisa log dibedakan atas tiga kompenen, berupa Log
Lithologi, Log Resistivity dan Log Porosity. Log Lithologi antara lain Gamma
Ray (GR) Log dan Spontaneous Potential (SP) Log. Untuk Log Resistivity
diantaranya adalah Induction Log, Short Normal Log, Microlog, Lateral Log
dan MSFL. Sedangkan untuk Log Porosity terdiri dari Neutron Log dan Sonic
Log.
Pada prakteknya di lapangan tidak semua jenis log diatas dapat
dilakukan. Hal ini mengingat biaya (cost) yang besar untuk tiap jenis log
sehingga hanya digunakan beberapa jenis log tertentu dan kecenderungan
untuk mengkombinasikan beberapa jenis log (combination log) dan ini yang
biasa digunakan.
Beberapa analisa jenis log yang umum digunakan antara lain Analisa
Spontaneous Potential (SP) Log, Analisa Log Induksi, dan Analisa Log
Radioaktif yang terdiri dari Gamma Ray Log, Neutron Log, dan Formation
Density Log.
Analisa Sponteneous Potential Log (SP) Log
Pada sumur yang mempunyai kandungan hidrokarbon perlu dilakukan
logging dengan berbagai jenis alat log. Log tersebut dapat berupa Log
Listrik, Log Radioaktif serta berbagai jenis log lainnya. Tahap pertama dalam
analisa log adalah mengenal lapisan permeable dan serpih yang non
permeable. Log yang digunakan adalah Spontaneous Potential (SP) Log. Log
SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di
permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor
yang bergerak naik turun, pada sebuah lubang sumur yang terdiri dari
lapisan permeable dan non permeable. Secara alamiah karena perbedaan
kandungan garam air, arus listrik hanya dapat mengalir di sekeliling
perbatasan formasi di dalam lubang bor. Pada lapisan serpih yang tidak
terdapat aliran listrik, potensialnya adalah konstan dengan kata lain
pembacaan log SP nya rata.
Analisa Log Induksi
Log induksi digunakan untuk mendeteksi konduktivitas formasi yang
selanjutnya dikonversi dalam satuan resistivity. Pengukuran dengan log
induksi banyak menggunakan parameter dan korelasi grafik. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang valid sehingga mempermudah
analisa.
Analisa Log Radioaktif
1. Gamma Ray Log
- Untuk membedakan lapisan-lapisa shale dan non shale pada sumur-sumur
open hole atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak.
- Sebagai pengganti SP Log untuk maksud-maksud pendeteksian lapisan
permeable, karena untuk formasi yang tidak terlalu resistif hasil SP Log tidak
terlalu akurat
- Untuk mengetahui korelasi batuan dan prosentase kandungan shale pada
lapisan permeable
- Mendeteksi mineral-mineral radioaktif
- Menentukan kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air (water plugging)
2. Neutron Log
- Untuk menentukan total porosity
- Mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan porosity
tool lainnya seperti Density Log)
- Penentuan korelasi batuan
3. Formation Density Log
- Untuk mengukur porositas batuan
- Mengidentifikasi mineral batuan
- Mengevaluasi shally sand dan lithologi yang kompak
- Log ini juga dapat digunakan sebagai indikasi adanya gas
Gamma Ray Log merupakan rekaman tingkat radioaktivitas alami yang
terjadi karena tiga unsur yaitu Uranium (U), Thorium (Th) dan Potasium (K)
yang dipancarkan oleh batuan. Pemancaran yang terus menerus terdiri dari
semburan pendek tenaga tinggi sinar gamma yang mampu menembus
batuan sehingga dapat dideteksi oleh detektor.
Sinar gamma sangat efektif dalam membedakan lapisan permeable dan non
permeable karena unsur-unsur radioaktif cenderung berpusat di dalam
serpih yang non permeable dan tidak banyak terdapat dalam batuan
karbonat atau pasir yang secara umum besifat permeable. Kadangkala
lumpur bor mengandung sejumlah unsur Potasium karena zat Potassium
Chloride ditambahkan kedalam lumpur untuk mencegah pembengkakan
serpih. Radioaktivitas dari lumpur akan mempengaruhi pembacaan Log
Gamma Ray berupa tingkatan latar belakang radiasi yang tinggi.
Analisa Log Kombinasi
Log kombinasi diaplikasikan untuk semua junis log sebelumnya seperti
Log Listrik, Log Induksi dan Log Radioaktif untuk mendapatkan kepastian
jenis formasi beserta kandungan formasi tersebut.
Kombinasi log yang sering digunakan dua jenis log yaitu Log Listrik dan Log
Radioaktif. Log Listrik yang dimaksudkan adalah SP Log dan Log Induksi
untuk Short Normal Log. Sedangkan Log Radioaktif yang dimaksud adalah
Gamma Ray (GR) Log, Neutron Log dan Formation Density Log (FDL). Dari
analisa Log Kombinasi ini dapat ditentukan kandungan HC dari formasi pada
interval kedalaman tertentu.
Interpretasi log dilakukan untuk mengetahui harga Rw dan Sw serta
menentukan lithologi batuannya. Interpretasi ini dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif.
Interpretasi kualitatif meliputi penentuan lapisan permeable, penentuan
batas lapisan dan penentuan zona interest. Log yang digunakan berupa SP
Log, GR Log dan Resistivity Log. Sementara interpretasi kuantitatif meliputi
penentuan porositas dan saturasi air (Sw). Jenis Log yang digunakan Neutron
Log, Density Log, Sonic Log dan Resistivity Log. Adapun kondisi interpretasi
yang dilakukan berupa Clean Formation (quick look) dan Shally Sand
Formation (detailed).
Pengukuran dengan SP Log dilakukan untuk menentukan Vclay
sehingga dapat diketahui jenis fluida yang terdapat dalam formasi yang
dianalisa serta kandungan batuan dan kondisi dari kedalaman formasi
tersebut.
Pada GR Log didapatkan suatu kurva yang menunjukkan besarnya
intensits radioaktif yang ada dalam formasi. Dengan menarik garis GR yang
mempunyai harga minimum dan harga maksimum pada penampang log
maka kurva GR yang jatuh diantara kedua lapisan kurva tersebut merupakan
indikasi adanya lapisan shale.
Pada Neutron Log, bila konsentrasi hidrogen didalam formasi besar
maka semua partikel neutron akan mengalami penurunan energi serta
tertangkap tidak jauh dari sumber radioaktifnya. Hal yang perlu
digarisbawahi bahwa neuton hidrogen tidak mewakili porositas batuan
karena penentuannya didasarkan pada konsentrasi hidrogen. Neutron tidak
dapat membedakan antara atom hidrogen bebas dengan atom hidrogen
yang secara kimia terikat dengan mineral batuan, akibatnya pada formasi lempung
yang banyak mengandung atom-atom hidrogen didalam susunan molekulnya seolah-olah
mempunyai porositas tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kurva Neutron Log adalah
shale atau clay dimana semakin besar konsentrasinya dalm lapisan
permeable akan memperbesar harga porositas batuan. Kekompakan batuan
juga akan mempengaruhi defleksi kurva Neutron Log dimana semakin
kompak batuan tersebut maka harga porositas batuan akan menurun dan
kandungan fluida yang ada dalam batuan apabila mengandung minyak dan
gas maka akan mempunyai harga porositas yang relatif kecil, sedangkan air
asin atau air tawar akan memberikan harga porositas neutron yang
mendekati harga porositas sebenarnya.
Density Log menunjukkan besarnya densitas lapisan yang ditembus
oleh lubang bor sehingga berhubungan dengan porositas batuan. Besar
kecilnya density juga dipengaruhi oleh kekompakan batuan dengan derajat
kekompakan yang variatif, dimana semakin kompak batuan maka porositas
batuan tersebut akan semakin kecil. Pada batuan yang sangat kompak,
harga porositasnya mendekati harga nol sehingga densitasnya mendekati
densitas matrik.
Kombinasi Log digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan
untuk mengevaluasi formasi serta menentukan potential productivity yang
dikandungnya. Pada kombinasi log antara Neutron Log dan Density Log
maka akan terdapat tampilan Log Density yang dari kiri ke kanan satuannya
semakin besar sedangkan Neutron Log dari kiri ke kanan satuan
porositasnya semakin kecil sehingga dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
1) Lapisan shale akan memberikan separasi negatif berdasar harga densitas
yang besar pada Density Log dan harga porositas neutron yang besar pada
Neutron Log.
2) Lapisan hidrokarbon akan memberikan separasi positif dimana kurva
Density Log akan cenderung mempunyai defleksi ke kiri dan Neutron Log
cenderung mempunyai defleksi ke kanan.
3) Lapisan air asin atau air tawar akan memberikan separasi positif sehingga
untuk dapat membedakan antara separasi positif pada lapisan air dengan
lapisan hidrokarbon maka jalan terbaik adalah dengan melihat kurva
Resistivity Log dan SP Log.
Logging dan Jeni-jenisnya
LOGGING
Proses perekaman data bawah permukaan dengan energi listrik yang
diturunkan ke dalam sumur kemudian mengangkatnya dengan kecepatan
konstan kemudian mencatat hasil pengukuran yang berupa defleksi-defleksi
pada suatu chart. Untuk mendapatkan data yang akurat maka logging
dilakukan beberapa kali perekaman dengan kombinasi alat yang berbeda.
Tipe Logging:
1. Open Hole Logging, untuk mengetahui data-data bawah permukaan.
2. Cased Hole Logging, untuk mengetahui kualitas semen.
3. Perforated and Production Logging.
Jenis Logging
No. Jenis Log Macam-macam Log Fungsi
1. Log
Permeable
a. Log Spontaneous
Potential
1. Identifikasi lapisan-lapisan
permeabel
2. Mencari batas-batas lapisan
permeabel dan korelasi
antar sumur berdasarkan
batasan lapisan itu.
3. Menentukan nilai resistivitas
air formasi, Rw
4. Memberikan indikasi
kualitatif lapisan serpih
b. Log GR (Gamma Ray) 1. Evaluasi kandungan serpih
2. Menentukan lapisan
permeabel
3. Evaluasi biji mineral yang
radioaktif
4. Evaluasi lapisan mineral
yang bukan radioaktif
5. Korelasi log pada sumur
berselubung
6. Korelasi antar sumur
2. Log Resistivitya. Log Induction 1. Mengukur conductivitas
batuan Dalam kumparan
transmitter dialirkan arus
bolak balik berfrekwensi tinggi
dengan amplituda konstan
yang akan menimbulkan
medan magnet dalam batuan.
2. Medan magnet ini
menimbulkan arus Eddy atau
arus Foucault
b. Log Lateral direkayasa untuk mengukur
resistivitas batuan yang dibor
dengan salt mud atau lumpur
yang sangat konduktif serta
dipakai untuk mendeteksi zona–
zona yang mengandung
hidrokarbon.
3. Log Porosity a. Log Density 1. Alat density mengukur berat
jenis batuan.
2. Bersama log lain misalnya log
neutron, lithologi batuan dan
tipe fluida yang dikandung
batuan dapat ditentukan.
3. Log density dapat
membedakan minyak dari
gas.
4. Alat density yang modern juga mengukur PEF (photoelectric effect) yang berguna untuk menentukan lithologi batuan, Log density juga dipakai untuk menentukan Vclay
b. Log Neutron 1. Alat neutron dipakai untuk
menentukan primary porosity
batuan, yaitu ruang pori-pori
batuan yang terisi air, minyak
bumi atau gas.
2. Bersama log lain misalnya
density, dapat menentukan
jenis batuan/lithologi serta
type fluida yang mengisi pori-
pori batuan.
c. Log Sonic 1. Untuk menentukan sonic
porosity (Fs)
2. Untuk menentukan volume of
clay (Vs)
3. Bersama log lain untuk
menentukan litologi
4. Time-depth relationship
5. Menentukan reflection
coefficients
6. Mechanical properties
7. Menentukan kualitas semen CBL-VD
GEOFISIKA
Metode geofisika sudah dipergunakan dalam investigasi pengeboran,
yaitu teknik elektroda yang digunakan juga pada eksplorasi pada
permukaan. Bermacam alat dan dan teknik, didesain secara khusus sesuai
dengan tempat pengeboran yang bervariasi, dan digunakan dalam
eksplorasi, mengindentifikasi formasi geologi dan formasi fluida, serta
korelasi antar lubang.
Sejak 1928, ketika Scllumberger bersaudara pertama kali membuat
alat ukur listrik di Perancis, geofisika well loging telah mnjadi standard
operasi pada eksplorasi minyak. Korelasi dan evaluasi dan kemampuan
produksi dan formasi reservoir biasanya merupakan objek yang dicari.
Well logging tidak digunakan secara ekstensive dalam pencarian
mineral logam untuk beberapa alasan tertentu. Lubang yang berukuran kecil
obtained dengan pemboran intan, secara umum kurang dan 1-3 diameter
dan sumur minyak, memaksakan pembatasan pada peralatan. Stuktur
geologi yang kompleks terjadi di daerah mineral, dibandingkan opada
formasi sedimen yang relatif seragam yang berasosiasi dengan minyak,
membuat pengidentifiakasian dan pengkorelasian bertambah sulit.
Pada umumnya, obyek utama dari well logging dalam peminyakan
adalah untuk mengidentifikasi potensi dan batuan reservoir, menentukan
porositas, permeabilitas dan tempat fluida. Porositas adalah porsi fraksional
dan volume batuan yang ditempati oleh ruang pod-pod, seringkali
dinyatakan dalam persen. Porositas dan batuan reservoir biasanya memiliki
rentang 30% sampai 10%, meskipun batuan yang memiliki porositas lebih
kecil terkadang dapat menjadi reservoir hidrokarbon. Hasil dari porositas,
luas, dan ketebalan dan reservoir yaitu dapat memberikan jumlah
kandungan fluida. Porositas dapat ditentukan dari resistivity, acoustic
velocity, density dan log neutron.
Pada kebanyakan reservoir, ruang pori yang terisi oleh fluida hanya
setengah yang disebut sebagai hydrocarbon saturation. Dimana air
merupakan fluida yang lain yang ada, air saturation ditambah dengan
hydrocarbon saturation sama dengan satu. Water saturation didapat dan
pengukuran resistivity menggunakan rumusan Archie. Hasil dan pengukuran
tadi menampakkan perbedaan formasi yang akan menentukan produksi
hydrokarbon.
Selain porositas, sifat penting lain yaitu permeabilitas. Satuannya
adalah darcy dimana satu darcy artinya permeabilitas akan melewatkan 1
mi/s fluida dan satu centipoise viskositas sampai satu sentimeter persegi
pada tekanan 1 Atm. Commercial reservoir biasanya memilki rentang dan
darcy-milidancy, permeabilitas ditentukan dengan menggunakan aturan
empiris log.
Identifikasi formasi dan korelasi antar sumur bor sering dilakukan,
sebagai determinasi porositas dan penentuan permeabiitas. Formasi tertentu
akan menunjukkan kurva log dan pola distinctive yang membuat korelasi
yang mungkin tidak hanya litologi utama tapi banyak titik pada forrnasi itu
sendiri. Sesar dan ketidakselanasan dapat ditentukan lokasinya secara pasti
dengan memperhatikan bagian yang hilang atau diduplikasikan pada satu
sumur dibandingkan dengan sumur lain di dekatnya. Detail detail stratigrafi yang sering
kali dikerjakan dengan cara mengobservasi pola dan variasi sistematik dalam bentuk log.
Analisis korelasi well log dan pembentukan evaluasi dilakukan dengan
menggunakan sinar gamma, potensi spontan, resisitvity, kaliper, sonik,
neutron dan log densitas. Bagian atas waduk didefinisikan menggunakan
pendekatan stratigrafi. Penanda tempat tidur stratigrafi digunakan untuk
menggambarkan interval parameter (reservoir pasir) dari log dan berkorelasi
di lapangan.
Logging sinar gamma
Log sinar gamma pertama di aplikasikan di sumur minyak pada tahun
1939 yang digunakan kusus untuk menetukan lokasi dan korelasi formasi
pada sumur dimana log electric digunakan. Didalam log sinar gamma pada
batuan sedimen umumnya merefleksikan serpih Karena unsur radio aktif
cenderung berkonsentrasi pada lempung dan serpih. Meskipun secara
essensial log bekerja dengan maksud yang sama seperti log SP dan
umumnya berhubungan dengan log SP. Log ini juga digunakan untuk
menempatkan log SP pada formasi yang sangat resistif atau hanya sedikit
perbedaan lumpur dan salinitas lumpur dan air bisa melewati bidang kosong
dan lubang berisi.
Pengaruh lubang bor mempunyai arti kecil dalam log sinar gamma (y)
dan bisa dikoreksi. Permukaaan antara daerah tandus yang berdekatan dan
lapisan radioaktif dapat dapat ditentukan lokasinya secara akurat pada
defleksi ½ maksimum ketika lapisan masili tebal (>6 ft) .Untuk daerah tipis ,
pusatnya dapat diambil sebagai defleksi puncak atau ujung . Resolusi terbaik
didapatkan dengan detektor rendah kususnya untuk lapisan tipis.
Resistivitas Logging.
`Tiga pengukuran penting yang dilakukan pada pengerjaan minyak
untuk menghubungkan resistivitas dan batuan yaitu resistivitas dan fluida
pada rongga batuan, porositas dan banyaknya air pada rongga. Metode
dasar dari logging resistivitas sama dengan yang digunakan pada resistivitas
permukaan. Biasanya arus searah atau arus rendah digunakan di antara
eletroda arus dan potensial diukur diantara dua atau lebih elektoda
potensial.
Instrumen ml memberikan energi pada sekelilngnya dengan induksi,
sebagaimana dalam efek elektromagnetik (EM). Hal ml pertama
diaplikasikan tahun 1948 pada pengeboran sumur yang menggunakan oil-
based muds beresistivitas tinggi.
Medan EM dihasilkan dengan mentransmisikan kumparan yang terinduksi
oleh arus Eddy yang mengalir dekat dengan fonnasi konduktif pada pusat
loop bagian axis lubang tersebut. Arus Eddy menggerakkan EM sekunder
yang menginduksi voltase/tegangan pada kumparan penerima (receiver
coil); tegangan ml kemudian dikuatkan, dikoreksi dan ditransmisikan melalui
kabel. Beberapa tipe kompensasi (~ 7.4.7) hams digunakan untuk
meniinimalisir kopeling/perangkai langsung dan medan utama ke kumparan
penerima. Sinyal log induksi adalah proporsional pada konduktivitas formasi
tersebut (dibandingkan resistivitasnya).
Resistfiity logging sudah tidak digunakan lagi selain hubungannya
dengan IP logging juga pada percobaan akademik. Mungkin hanya beberapa
sistem elektroda, seperti elektroda tunggal atau focused two-electrode dan
log induksi (induction log), yang dapat berguna dalam pencarian mineral.
Dikarenakan struktur pada area mineral lebih kompleks, interpretasi secara
qualitatif yang mungkin dapat dilakukan. Sehingga diharapkan dapat
menemukan zona berkonduktivitas tinggi dan mungkin membantu dalam
mengidentifikasj dan mengorelasikannya.
Density Log (Log kepadatan)
Ketika pertama di kenalkan pada tahun 1953. Log kepadatan atau log
gamma-gamma dikabarkan sebagai tambahan sebagai prospect gravitasi
dengan mengukur kepadatan saja. Sebagaimana hasilnya tercermin dalam
pengamatan formasi .karena kepadatan berhubungan sekali dengan
porositas.
Peralatan harus disesuaikan dengan intensitas sumber , sensitivitas
detector , kekentalan lumpur dan diameter lubang . Log lengkungan lubang
adalah hasil pembantu. Sejak peralatan rendah lapisan yang berdekatan
atau ketebalan lapisan sedikit terjadi efek distorsi. kecepatan logging juga
harus diatur dalam dalam hubungan dengan konstanta waktu peralatan
untuk menghindani terjadi distorsi gans atau kehilangan sensitivitas.
Sonde (alat) logging kepadatan pengganti terbaru, yang menggunakan
2 detektor pada spasi yang berbeda dan sumbernya. Spasi yang terendah
lebih banyak diakibatkan karena lumpur dan perbedaan dalam pembacaan
antana 2 detektor yang digunakan untuk membetulkan kepadatan ,
ketebalan batang atau bekas lumpur.
Log kepadatan banyak memberikan respon pada kepadatan elektron di
formasi unsur-unsur yang banyak mempengaruhi ¼ atau kurang dari
elektron per unit berat atom Hidrogen adalah pengecualian dan beberapa
unsur yang lam yang menyimpang secara jelas dan rasional . Alat-alat
kepadatan biasanya disesuaikan dengan batu gampimg yang terisi air tawar
karena diberikan untuk memberikan kepadatan dalam batu pasir, dolomit,
dan substansi-substansi lain seperti batu garam, Anhidrit, Gypsum,
batubara ,dan gas.
EVALUASI FORMASI
a. Mud Logging
Mud logging sering disebut juga logging hidrokarbon atau logging
formasi secara fisik, termasuk monitoring dan mencatat berbagai data yang
berhubungan dengan sumur bor dan proses pemboran. Mud logging
termasuk analisis gas dan cutting dengan menggunakan informasi pemboran
untuk menciptakan suatu catatan evaluasi formasi yang menerus sewaktu
sumur sedang dibor. Peralatan dan pelayanan dari mudlogging dapat
bervariasi dari monitoring yang sederhana samapai modeling computer yang
terintegrasi daripada lingkungan wellsite dan sumur pemboran (borehole).
b. Well logging:
- Open hole logging
Open hole logging dipakai untuk mengetahui keadaan formasi di
bawah permukaan. Logging dilakukan sebelum dilakukannya pemasangan
casing pada lubang bor. Atribut formasi yang umum yang mungkin diketahui
yaitu:
1. Kapasitas simpan (storage capacity) dari formasi, dimana normalnya
termasuk porositas dan kejenuhan fluida
2. Sifat dari fluida, termasuk densitas, gas oil ratio, API gravity, resistivitas air
dan kegaraman, suhu dan tekanan
3. Seting geologi, dimana termasuk kemiringan stratigrafi atau struktur,
karakteristik fasies, dan heterogenitas dari reservoar
- Case hole logging
Case hole logging merupakan proses logging yang dilakukan setelah
dilakukan pemasangan casing pada lubang bor. Terdapat beberapa alasan
mengapa case hole logging dilakukan:
1. Sebagai pengukuran tambahan dari pengukuran yang dilakukan pada open
hole. Sangatlah penting untuk melakukan pengukuran tambahan ini
dikarenakan kondisi sumur yang memungkinkan ketidakakuratan data open
hole, atau adanya pengukuran yang tak semestinya pada beberapa zona
saat open hole
2. Untuk memonitor perubahan yang terjadi pada formasi yang terjadi pada
saat terakhir casing telah dipasang. Selama masa hidup suatu sumur,
perubahan saturasi dari ruang pori oleh minyak, gas atau air dapat
dipengaruhi oleh adanya proses produksi. Ketika perubahan ini terjadi,
evaluasi dari sebab perubahan ini mungkin diperlukan untuk merancang
strategi recovery daripada hidrokarbon
3. Untuk menyediakan kedalaman referensi antara pengukuran open hole dan
case hole
c. Proses pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan memasukkan alat berupa
sonde atau elektroda yang dimasukkan ke dalam lubang sumur
dengan menggunakan kabel elektrik. Instrumen yang ditempatkan di
dalam kendaraan khusus akan mencatat electrical properties dari
batuan dan fluida yang dilewati oleh sonde bersamaan ketika sonde
tersebut ditarik dari bawah ke atas.
d. Basic well log analysis
d.1 Radioactive log
d.1.1. Gamma ray log
Gamma ray log mengukur emisi dari gamma ray alam pada
berbagai lapisan pada sumur pemboran. Pengukuran ini berhubungan
dengan kandungan isotop radiogenic dari potassium, uranium dan
thorium. Elemen tersebut (terutama potassium) sangat umum dijumpai
pada mineral clay dan beberapa jenis evaporit. Pada suatu lapisan
klastik terrigenous, log akan menunjukkan “cleanness” (kurangnya
clay) atau “shaliness” (radioaktivitas tinggi pada skala API) daripada
batuan. Dikarenakan karakteristiknya, maka log gamma ray akan
menunjukkan suatu suksesi yang sama antara lapisan pasir dan
lapisan karbonat.
Perlu ditekankan disini bahwa pembacaan gamma ray bukan
fungsi dari ukuran butir atau kandungan karbonat, tetapi akan
berhubungan dengan banyaknya kandungan shale. Membedakan
litologi seperti batupasir, konglomerat, dolomit atau batugamping lebih
baik jika dilakukan kalibrasi dengan satu atau lebih macam log yang
lain atau dengan core dan cutting. Log ini umumnya berada di sebelah
kiri kolom kedalaman dalam satuan API units. Log SP dan log sinar gamma
terutama digunakan untuk membedakan antara batuan reservoar dan non
reservoar. Selain itu juga penting di dalam pekerjaan korelasi dan evaluasi
kandungan seprih di dalam suatu formasi.
d.1.2 Density Log
Log densitas mengukur densitas semu formasi menggunakan sumber
radioaktif yang ditembakkan ke formasi dengan sinar gamma yang tinggi
dan mengukur jumlah sinar gamma rendah yang kembali ke detektor.
d.1.3 Neutron Log
Log neutron mengukur hydrogen index formasi menggunakan sumber
neutron radioaktif yang ditembakkan ke formasi deengan neutron yang
cepta. Neutron bertumbukan dengan atom dari formasi, mentransfer energi
melalui tumbukan. Transfer energi yang paling efisien adalah dengan atom
hydrogen karena massa hydrogen diperkirakan sama dengan massa
neutron. Gas mempunyai hydrogen index yang rendah dibandingkan air,
sehingga menyebabkan alat akan mencatat porositas
yang rendah pada formasi yang mengandung gas. Jika digunakan bersama
log densitas, akan sangat gampang untuk mengidentifikasi interval formasi
yang mengandung gas.
d.2 Electric log
d.2.1. Resistivity Log
Resistivity log atau log tahanan jenis/resistivitas akan mengukur
tahanan dari fluida dalam pori-pori batuan terhadap aliran elektrik. Aliran
elektrik ini ditransmisikan secara langsung kepada batuan melalui elektroda
jauh ke dalam formasi. Istilah “dalam” disini berarti arah horizontal dari
lubang bor. Resistivitas pada kedalaman yang berbeda akan diukur oleh
berbagai panjang alat yang bervariasi. Beberapa kurva
resistivitas biasaya ditampilkan pada satu track saja.
Log resistivitas digunakan untuk evaluasi fluida di dalam formasi. Alat
ini juga dapat digunakan untuk indentifikasi batubara (tahanan tinggi). Pada
sumur-sumur tua dimana hanya sedikit jenis log yang digunakan, log
resisitivitas sangat berguna untuk picking bagian top dan bottom dari
formasi, dan untuk korelasi sumur. Batuan berpori yang dijenuhi freshwater
mempunyai resistivitas tinggi, oleh karena itu log ini dapat digunakan untuk
memisahkan shale dari batupasir dan batugamping berpori. Batuan yang
kering dan hidrokarbon merupakan konduktor yang jelek kecuali klorit, grafit,
dan sulfide yang mengandung unsur logam. Ketika suatu formasi dibor,
maka air pemboran akan masuk ke dalam formasi dari dinding lubang bor
sehingga membentuk tiga zona yaitu zona terinvasi (flushed zone), zona
transisi (transisition zone) dan zona yang tak terinvasi air lumpur pemboran
(uninvaded zone). Log tahanan jenis ada dua macam yaitu dual laterolog-
Rxo log dan dual induction-spherically focused log. Kedua macam log
tahanan jenis ini mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengetahui
tahanan jenis darui formasi.
d.2.2. Log SP (Spontaneous Potential)
Log SP merupakan hasil dari pengukuran beda potensial arus searah
antara elektroda di dalam lubang bor dengan elektroda di permukaan. Beda
potensial inilah yang kemudian direkam dalam bentuk log. Untuk lebih
memahami proses pengukuran beda potensial sehingga dihasilkan log SP,
maka dapat dipahami mengenai aliran arus SP di
dalam formasi yang diukur. Log ini selalu diletakkan di sebelah kiri kolom
kedalaman
bersama-sama dengan log GR. Satuannya yaitu milivolt (mV). Log SP terdiri
atas garis dasar yang agak lurus dengan puncak-puncak (peaks) yang
berarah ke kiri. Garis dasar ini menunjukkan lapisan-lapisan impermeable
sedangkan puncak-puncaknya berhadapan dengan lapisan permeable.
Log SP hanya dapat menunjukkan lapisan permeable, namun tidak
dapat mengukur harga absolut dari permeabilitas maupun porositas dari
suatu formasi. Log SP sangat dipengaruhi oleh bebeapa parameter seperti
resistivitas formasi dan air lumpur pemboran, ketebalan formasi dan
parameter yang lain.
d.3Sonic log
Log sonik mengukur kecepatan gelombang suara di dalam batuan.
Kecepatan ini tergantung pada
1) litologi
2) jumlah ruang pori yang saling berhubungan
3) Jenis fluida yang ada dalam pori. Log ini sangat berguna untuk memisahkan
lapisan dengan kecepatan yang sangat rendah seperti batubara atau poorly
cemented sandstone
d.4 Repeat Formation Tester, Side Wall Core, Dipmeter, dll
d.4.1. Repeat formation tester
Side wall core telah dikembangkan untuk mendapatkan data core yang
diambil setelah sumur telah dibor dan dilakukan logging. Alat dapat secara
tepat diletakkan pada zona yang ingin diteliti menggunakan referensi log
gamma atau SP sebagai petunjuk. Sidewall core adalah suatu alat yang
efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang formasi. Namun
bagaimana pun, side wall core tidak dapat digunakan sebagai pengganti dari
core dikarenakan sampling yang tidak kontinyu dalam menjadi mis-
interpretasi pada sekuen geologi.
d.4.2. Dipmeter
Dipmeter adalah alat logging yang digunakan untuk mengukur arah
dan besarnya kemiringan lapisan yang melalui lubang bor. Sebelum adanya
dipmeter, arah dan besarnya kemiringan lapisan diperoleh dari formasi
bagian atas pada tiga lubang bor yang berbeda. Dari data yang didapat, arah
dan besarnya kemiringan dapat ditentukan. Sedangkan dengan dipmeter,
besar dan arah kemiringan formasi diperoleh dari satu
lubang bor saja. Informasi dipmeter ini berguna didalam menentukan
kemungkinan adanya struktur geologi, menentukan arah pemboran
selanjutnya, memperkirakan adanya reservoar, ketidaselarasan dan
informasi stratigrafi. Semua informasi ini diperlukan oleh geologi
perminyakan di dalam mengembangkan lapangannya.
e. Analisis kualitatif
Wireline log merupakan data yang sangat penting di dunia
perminyakan. Hal ini dikarenakan melalui data wireline log dapat diketahui
sifat petrofisika yang meliputi porositas dan kejenuhan air dari batuan yang
ditembus oleh lubang bor. Sifat petrofisika batuan ini dapat digunakan untuk
mengetahui besarnya kandungan hidrokarbon pada batuan reservoar di
bawah permukaan. Karena peranannya yang sangat penting ini
menyebabkan wireline log mengalami perkembangan yang sangat cepat
baik teknologi ataupun jenisnya. Analisa kualitatif adalah termasuk:
- Interpretasi litologi
Interpretasi litologi umumnya dilakukan menggunakan log gamma ray.
Untuk analisis tingkat lanjut, maka bermacam-macam jenis log yang lain
dapat digunakan untuk mendukung interpretasi litologi, seperti log SP, log
tahanan jenis, log sonik, dan log densitas.
- Interpretasi fluida reservoar
Untuk melakukan interpretasi fluida, log yang dapat digunakan secara
efektif adalah log tahanan jenis. Log ini secara langsung akan mengukur
tahanan jenis daripada fluida yang berada di dalam pori batuan. Dengan
mengetahui nilai daripada tahanan itu, maka fluida reservoar dapat
diinterpretasi. Beberapa jenis log lain juga dapat dipakai untuk mendukung
interpretasi, misalnya seperti log sonik.
- Interpretasi GOC, GWC dan OWC
Untuk melakukan interpretasi GOC, GWC dan OWC maka diperlukan
beberapa jenis log secara bersama, yaitu log GR, log tahanan jenis, log sonik
dan log densitas.
f. Evaluasi formasi
Evaluasi formasi adalah studi tentang karakteristik lubang sumur dan
reservoar, utamanya berdasarkan log yang dijalankan pada sumur tersebut.
g. Analisis kuantitatif
Analisa log kuantitatif membedakan antara clean formation dan shaly
formation. Shaly formation membutuhkan perlakukan yang berbeda di dalam
penghitungan sifat petrofisikanya. Hal ini dikarenakan hadirnya serpih
(shale) yang cukup tinggi di dalam batuan reservoar. Hasil studi berbagai
cekungan di dunia menunjukkan bahwa serpih terutama terdiri atas 50%
lempung (clay) sedangkan sisanya 25% silika, 10% feldspar, 10% karbonat,
3% oksida besi, 1% bahan organik dan 1% mineral lain (Dewan, 1983).
Peralatan logging di dalam melakukan pengukuran akan merespon formasi
yang mempunyai ketebalan vertikal minimal 2-4 feet. Hal ini mengakibatkan
ketiga jenis bentuk serpih ini tidak dapat dibedakan oleh peralatan logging.
Penghitungan sifat petrofisika batuan reservoar dapat dilakukan tanpa
memperhatikan ketiga jenis bentuk serpih ini.
Analisis log secara kuantitatif mempunyai tujuan yaitu menghitung
porositas efektif (Φe ) dan kejenuhan air (Sw) pada suatu batuan reservoar
yang mengandung hidrokarbon. Kedua parameter ini sangat penting di
dalam meng-estimasi cadangan hidrokarbon yang ada di dalam batuan
reservoar tersebut. Di dalam menghitung kejenuhan air (Sw) parameter yang
harus dicari terlebih dahulu adalah tahanan jenis air formasi (Rw) dan
tahanan jenis foramsi (Rt).
- Perhitungan porositas
Porositas (Φ) meruipakan fraksi ruang pori yang berada pada suatu
batuan. Porositas efektif merupakan fraksi ruang pori yang saling
berhubungan yang terdapat pada suatu batuan. Porositas ini ditunjukkan
sebagai suatu fraksi bulk volume dari suatu batuan, jadi selalu mempunyai
harga antara 0 dan 1. Porositas biasa dinyatakan dalam persentase atau
porosity unit (PU), misalnya suatu batuan yang mempunyai porositas 25%
dapat dinyatakan dalam 25 PU Log untuk mengukur porositas yang utama
adalah densitas, neutron, sonik dan Rxo (Heysse, 1991).
Alat untuk mengukur porositasini sangat sensitif terhadap matrik
batuan dan fluida yang berada di dalam pori. Log-log di atas tidak dapat
megukur porositas sesungguhnya dari batuan. Log-log ini hanya mengukur
parameter tertentu yang kemudian digunakan untuk mengukur porositas.
Di dalam penghitungan porositas, beberapa asumsi digunakan yaitu tentang
matrik dan fluida. Selain itu, pengukuran porositas dilakukan pada zona
terinvasi. Hal ini nantinya akan mempengaruhi harga porositas yang
didapatkan.
Log densitas mengukur bulk density (ρb), parameter ini digunakan
untuk menghitung porositas setelah diasumsikan densitas matrik (ρma) dan
densitas fluida (ρf). Rumus yang digunakan adalah: ΦD = ρma – ρb/ ρma –
ρf Log neutron akan sangat dipengaruhi oleh jumlah hidrohgen di dalam
formasi, selain itu juga dipengaruhi batuan, salinitas, suhu fluida dan
tekanan formasi. Setelah mengasumsi hal ini, maka ΦN dapat diketahui
dengan membaca pada log. Cara menghitung porositas yang sering
digunakan adalah dengan menggunkan kombinasi antara log
densitas dan log neutron. Untuk shaly formation, penambahan serpih akan
mengurangi
porositas dari batuan (Heyse, 1991). Kombinasi dari log neutron dan log
densitas dapat digunakan untuk mengoreksi porositas pada shally formation
yang dipengaruhi serpih, yaitu dengan menggunakan rumus:
Φe = ΦNsh.ΦD-ΦDsh.ΦN/ ΦNsh-ΦDsh
Demikian juga untuk menghitung harga Vsh digunakan rumus
Vsh = ΦN – ΦD/ ΦNsh – ΦDsh
- Perhitungan volume lempung reservoar
- Perhitungan kejenuhan air dan minyak
Kejenuhan air (Sw) didefinisikan sebagai fraksi dari pori batuan yang
mengandung atau diisi oleh air. Bulk volume dari air merupakan hasil kali
dari Φ dan Sw sementara bulk volume dari hidrokarrbon adalah Φ(1- Sw).
Harga Sw dapat dihitung dengan berbagai metode:
o Clean sand formation
o Shaly sand formation
h. MWD (Measurement While Drilling) dan LWD (Logging While Drilling)
Teknologi MWD memberikan evaluasi bawah permukaan yang meliputi
sinar gamma (GR), tahanan jenis, dan porositas ketika pemboran
sedang berlangsung. Teknologi MWD yang didapat ketika sedang
melakukan pemboran ini umumnya digunakan sebagai data tambahan
atau untuk menggantikan data log untuk evaluasi formasi atau korelasi
geologi pada daerah dengan resiko yang tinggi atau ongkos operasi
yang besar.
Evaluasi formasi
Evaluasi formasi dengan menggunakan MWD mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan log konvensional, yaitu:
- Karena pengukuran MWD dilakukan segera setelah interval yang
dipenetrasi oleh bit, efek dari invasi fluida dapat dikurangi. Dengan
berkurangnya efek dari invasi fluida ini, maka evaluasi karakteristik
suatu formasi yang kritis akan dapat dicapai.
- Dalam suatu directional well dimana sudut dari lubang bor dapat
berdeviasi sampai 80° dari vertikal, log konvesional sangat sulit dan
mahal untuk dapat dijalankan. Dalam kasus yang demikian, maka data
MWD akan menyediakan satu-satunya catatan permanen daripada
lubang sumur. Log MWD juga menyediakan ‘asuransi’ dalam satu
kasus dimana suatu sumur harus ditinggal karena alasan-alasan
teknis.
- Jarak tiap elektroda dan juga rerata penetrasi yang lebih lambat
daripada alat MWD akan memberikan suatu angka sample per feet
yang lebih besar. Naiknya densitas sampel sering mengakibatkan
resolusi yang lebih baik pada lapisan batuan yang tipis, terutama
untuk peralatan resistivitas. Dikarenakan kecepatan logging
tergantung pada rate of penetration, maka pemboran dapat dikontrol
melalui zona tujuan untuk mencapai resolusi yang maksimum.
Korelasi geologi
Sebelum adanya MWD, plot waktu pemboran dan plot dari rate of
penetration digunakan untuk korelasi geologi ketika pemboran masih
dalam proses. Plot ini sulit untuk digunakan, terutama untuk suatu
area yang kompleks, dikarenakan rate of penetration dapat dikontrol
secara mekanis. Dengan MWD berupa gamma ray atau tahanan jenis,
korelasi dengan sumur-sumur offset dapat dilakukan dengan lebih
terpercaya. MWD telah sukses digunakan sebagai alat korelasi dengan
menyediakan beberapa fungsi:
1. Penentuan untuk tempat coring dilakukan
2. Pemilihan casing yang optimum dan kedalaman total pemboran
3. Penentuan titik kick off untuk sumur-sumur sidetrack
4. Membantu dalam ‘mengendalikan’ sumur-sumur mempunyai deeviasi
yang tinggi atau sumur horizontal