Dasar Seni Rupa dan Desain

Post on 02-Feb-2016

277 views 82 download

description

Seni Rupa

Transcript of Dasar Seni Rupa dan Desain

Irma Damajanti, M.Sn.

irmadamajanti23@gmail.com

TPB FSRD ITB

2013

DASAR SENI RUPA DAN DESAIN

Memberikan pengetahuan dan pemahaman

tentang konsep dan prinsip-prinsip dasar seni rupa dan desain.

Seni, Desain, dan Kriya

Persepsi terhadap alam semesta, bumi, alam,

dan umat manusia diekspresikan dalam

kebudayaan serta artefak seni, desain, dan kriya.

Manusia selalu ingin mencari jawaban atas seluruh fenomena yang diilhat dan dialaminya

Pencarian jawaban tersebut muncul dalam berbagai bentuk dan media ekspresi,

sejak jaman pra sejarah hingga kini

Pencarian jawaban tersebut muncul dalam berbagai bentuk dan media ekspresi,

sejak jaman pra sejarah hingga kini

Seni adalah upaya “penciptaan-kembali” dunia dalam pikiran

manusia sebagai individu (re-creation of the world in human mind)

...sehingga karya seni dapat berbeda satu sama lain karena pikiran manusia pun

berbeda satu sama lain

Contoh:

Bagaimana manusia menetapkan “proporsi ideal” dalam pembuatan patung

Proporsi patung

Masa Pra-Sejarah

Proporsi patung

Jaman Mesir Kuno

Proporsi patung

Jaman Yunani

Part of How Art Made the World

(BBC Knowledge)

Poin utama: upaya manusia di zaman Yunani Kuno untuk menemukan sosok

manusia yang “sempurna”

Keberadaan obyek / artifak seni rupa dan

desain dapat menjadi petunjuk sejauh mana

masyarakat memahami suatu pengetahuan;

menerapkan sistem, etika, dan nilai

(berperilaku); serta melakukan komunikasi

“…artifacts are the evidence of belief systems – values, ideas, attitudes, and social

assumption – of particular community or society across time” (Schlereth, 1982)

Obyek/Artifak berperan sebagai pemberi identitas, petunjuk atas sistem nilai-kehidupan sosial-kepercayaan suatu masyarakat

Obyek/Artifak berperan

sebagai pemberi

identitas, petunjuk atas

sistem hidup,

komunikasi, dan

berperilaku

Obyek/artifak SRD digunakan untuk mengakomodasi nilai-nilai

kepercayaan dan keyakinan

Obyek/Artifak SRD

meng-akomodasi

identitas

“keterbedaan”

gender

Obyek/Artifak SRD mengakomodasi “keterbedaan” identitas suku, etnis

Obyek/Artifak SRD mengakomodasi “keterbedaan” identitas status sosial

Obyek/artifak SRD mengakomodasi kebutuhan kejiwaan: konsep keindahan,

keteraturan, etika, dan nilai kehidupan

Obyek/artifak SRD mengakomodasi keterbedaan identitas kultural dan wilayah geografikal

Kalimantan

Sulawesi

Sumatera

Igloo (masyarakat inuit): adaptasi dalam lingkungan es, dingin,

basah

Tenda (masyarakat baduwi): adaptasi dalam lingkungan berpasir,

kering, panas

Aktivitas maupun kebutuhan hidup

manusia yang sama dapat direspon

dalam bentukan obyek/artifak yang

berlainan,

bergantung dari cara pandang, interaksi

serta proses pemaknaan obyek/artifak

Perlengkapan minum teh - Arab

Perlengkapan minum teh - Jepang

Perlengkapan minum teh - Inggris

Perlengkapan minum teh – Jawa (Indonesia)

Makanan “bertipe” sama (mie, soba, spaghetti, pasta) direspon oleh bentukan obyek/artifak yang berbeda

Bahkan pada masyarakat yang

tinggal relatif “berdekatan”,

obyek/artifak SRD yang dihasilkan

bisa sangat berlainan

Batik Tasik Batik Garut

Batik Cirebon

Perbedaan yang terjadi tidak hanya

pada sifat interaksi fisikal / riil

tetapi juga dimungkinkan pada sifat

interaksi yang bersifat perseptual /

virtual

Contoh: gagasan tentang etika, ruang komunikasi, ruang

interaksi sosial, gagasan tentang keindahan/kecantikan,

dsb

Gagasan untuk menunjukkan keterpisahan ruang

luar-dalam (:: private-public) dapat diwujudkan

secara berbeda

Gagasan tentang “keindahan”

atau kecantikan merupakan

aspek budaya yang bersifat

perseptual

Setiap obyek/artifak (senirupa dan

desain) tidak pernah benar-benar

“terpisah” dengan konteks budaya dari

individu/masyarakat yang “membuat”

maupun yang “menggunakannya”

Big, Complete, Instant (US Products) vs Small, Detailed, Purposeful (Japanese Products)

Simple natural motifs vs Detailed batik motifs Simple-raw food vs Completely-cooked food

Mengapa obyek seni,

desain, dan kriya harus

terlihat atraktif/menarik?

Secara natural (instingtif, biologikal) manusia

cenderung memilih sesuatu yang secara visual

“menarik, atraktif”

Secara psikologikal (perseptual, behavioral) manusia

cenderung menyukai/memilih sesuatu yang secara visual

“menarik, atraktif”

Secara psikologikal (perseptual, behavioral) manusia

cenderung menyukai/memilih sesuatu yang secara visual

“menarik, atraktif”

Bangunan Abu Dhabi

(Concept by Zaha Hadid)

Lemon Juicer

(Phillipe Starck)

Radio kayu Magno

(Singgih S / Temanggung)

Secara natural dan psikologis, manusia

menyukai “keindahan”: sesuatu yang

terlihat menarik, teratur, nyaman,

sesuai, enak, sehat, dsb