Post on 27-Oct-2020
1
DAFTAR PUSTAKA
Literatur
Abdulsyani, Sosiologi Kriminalitas, Remadya Karya, CV Bandung, 1987
Abdul Karim Nasution, Masalah Hukum Pembuktian Dalam Proses Pidana, Korp Kejaksaan Republik Indonesia, Jakarta, 1975
Adami Chazawi, Kejahatan terhadap Tubuh dan Nyawa, Universitas Brawijaya, Fakultas Hukum, Bagian Hukum Pidana, 1999.
Andi Hamzah, Sistem Pidana Dan Pemidanaan Indonesia, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1993
Bambang Waluyo, Sistem Pembuktian Dalam Peradilan Indonesia, Sinar Garafika, 1992
Bismar Siregar, Tentang Pemberian Pidana, Kertas kerja Simposium Pembaharuan Hukum Pidana Nasional, Bandung, 1984, BPHN, Dep. Kehakiman, 1980
Djoko Prakoso, Masalah Pemberian Pidana Dalam Teori dan Praktek, Alumni, Bandung, 1978
--------, Alat Bukti dan Kekuatan Pembuktian Dalam Proses Pidana, Liberty, Yogyakarta, 1988
G.W. Bawengan, Masalah Kejahatan Dengan Sebab dan Akibatnya, Pradnya Paramita, Jakarta, 1977
Hari Seharaji, Pokok-pokok Kriminologi, Bina Aksara, 1980
H. Muchsin, Hakim Agung, Etika Profesi Kode Etik Hakim, Kuliah Umum, Fakultas Hukum, Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, Mei,2008
Hurwit Stephan, Kriminologi, Saduran Ny. L. Moelyatno, Bina Aksara, Jakarta, 1982
Imran Marta Saputra,, Asas-asas Kriminologi, Alumni, Bandung, 1973
Ismail Saleh, Kedudukan Hakim Pegawai Negeri dan Penegak Hukum, Varia peradilan, No. 53 Tahun V, Februari, 1990
2
Masruchin Ruba'i, Hukum pidana 1, Tampa Penerbit, 1985
Muladi dan Nawawi, Bardata., teori dan Kebijaksanaan Pidana, Alumni, Bandung, 1984
Oemar Seno Adji., Hukum Hakim Pidana, Erlangga, Jakarta, 1984
R. Soesilo, Kriminologi Pengetahuan tentang Sebab-sebab Kejahatan, Saduran Soedjono Dirdjosisworo, Alumni, Bandung, 1970
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1977
----------, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1981
----------, Hukum Pidana Rid 1A, Fakultas Hukum, UNDID, Semarang, 1971
Sudikno Mertokusumo, Mengenat Hukum, Yogyakarta, 1985
Soerjono Soekamto, Metode Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 1984
Tim Pengkaji Hukum Pidana, BPHN, Konsep Rancangan KUHP, 1999 Wahyu Afandi., Hakim dan Hukum Dalam Praktek, Alumni, Bandung, 1978
Yudowidagdo Hendrastanto, et al., Kapita Selekta Hukum Acara Pidana di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1987
3
PERTIMBANGAN HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA YANG MENIMBULKAN DISPARITAS DALAM
PERKARA PEMBUNUHAN BERENCANA
T E S I S
Oleh :
MOCHAMAD TAFKIRNIM : 12108047
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUMUNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA2009
4
PERTIMBANGAN HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA YANG MENIMBULKAN DISPARITAS DALAM
PERKARA PEMBUNUHAN BERENCANA
TELAH DISETUJUIPADA TANGGAL............................
Oleh
Pembimbing I
Soemali, SH.,M.H
MengetahuiKetua Program Studi Magister Ilmu Hukum
Program PascasarjanaUniversitas Narotama Surabaya
Dr. Maarten L Souhoka, SH., M.S.
ii
5
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
alas berkah, rahmat dan hidayah-Nya, serta Salawat dan Salam kepada
Rasullullah saw, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul "PERTIMBANGAN HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN
PIDANA YANG MENIMBULKAN DISPARITAS DALAM
PERKARA PEMBUNUHAN BERENCANA”. tesis ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Pascasarjana Strata S2 Magister Ilmu Hukum di Universitas Narotama
Surabaya.
Penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat :
1. Yth. Ibu Ir. Hj. Iswachyu Daniarti DS, Ketua Umum Yayasan
Pawiyatan Gita Paria Universitas Narotama Surabaya.
2. Yth. Bapak H.R. Djoko Soemadijo, SH selaku Rektor Universitas
Narotama Surabaya.
3. Yth. Bapak Dr. Maarten L Souhoka, SH., M.S. selaku Ketua
Program Magister Ilmu Hukum Universitas Narotama Surabaya dan
selaku dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis.
4. Yth Bapak-bapak dan Ibu Dosen Penguji Universitas Narotama
Surabaya.
iii
6
5. Para Dosen dan segenap Civitas Akademika Universitas Narotama
Surabaya.
6. Istri dan anak-anaku tercita yang memberi dorongan dan semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari, bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran
yang konstruktif guna menyempurnakan tugas-tugas dimasa datang.
Dan penulis berharap tesis ini bermanfaat baik bagi penulis sendiri dan
pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi lingkungan yustisial
khususnya bagi Pengadilan Negeri Malang.
Oktober 2009
Penulis
iv
7
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................... i
Halaman Pengesahan .................................................................. ii
Kata Pengantar .......................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................. v
Daftar Tabel .. ............................................................................ vii
Abstraksi ... .............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................... 5
C. Tujuan Penelitian......................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
E. Tinjauan Pustaka …………………………………………… 6
F. Metode Penelitian ........................................................ 9
G. Sistematika Penulisan ................................................. 11
BAB II : PERTIMBANGAN HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN
PIDANA YANG MENIMBULKAN DISPARITAS DALAM
PERKARA,PEMBUNUHANBERENCANA ................................ 13
A. Sistem Pemidanaan Dalam Hukum Pidana ...................... 13
B. Pertimbangan Hakim Menjatuhkan Putusan Pidana yang
menimbulkan Disparitas Pembunuhan Berencana .......................... 18
v
8
BAB III :PENGARUH ALAT-ALAT BUKTI TERHADAP
KEYAKINAN HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN
PIDANA YANG MENIMBULKAN DISPARITAS
DALAM PERKARA PEMBUNUHAN BERENCANA ...53
A. Alat-alat Bukti Berdasarkan KUHAP
…………………………53
a. Keterangan Saksi ………………………....…………………53
b. Keterangan Ahli 54
c. Surat ………………………………………………………… ............. 55
d. Petunjuk ……………………………………………………............... 56
e. Keterangan Terdakwa ……………………………………. ............... 57
B. Kebebasan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Pidana … ......58
C. Pengaruh Alat-alat Bukti Berdasarkan KUHAP Keyakinan Hakim
dasar Pertimbangan Hakim Menjatuhkan Putusan Pidana Yang
Menimbulkan Disparitas Dalam Perkara Pembunuhan
Berencana .................................................................................... 63
BAB IV: PENUTUP................................................................... 71
A. Kesimpulan ................................................................. 71
B. Saran .......................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 75
vi
9
10
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1 Jenis tindak pidana pembunuhan.......................... 20
Tabel 2 Putusan Pengadilan dalam perkara pembunuhanberencana Bulan Mei 2007-Mei 2008 .................. 21
Tabel 3: Lamanya putusan pidana pembunuhan berencana BulanMei 2007-Mei 2008 ............................................
22
vii
11
ABSTRAKSI
PERTIMBANGAN HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN PIDANA YANG MENIMBULKAN DISPARITAS DALAM PERKARA
PEMBUNUHAN BERENCANA.
Oleh : Mochamad Tafkir, Nim : 12108047, Program Pascasarjana, Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Narotama Surabaya, Pembimbing : Soemali,SH.,M.H.
Pembunuhan berencana sesuai pada Pasal 340 KUHP merupakan jenis tindak pidana pembunuhan dengan ancaman paling lama 20 tahun. Dalam putusan hakim terhadap tindak pidana pembunuhan berencana kadang menjadi pemasalahan khususnya dalam hal penjatuhan putusan pidana. Hakim terkadang dalam menjatuhkan putusan lebih maksimal atau lebih minimal yang notabene memberatkan atau bahkan meringankan terpidana.Pemeriksaan sidang pengadilan ini menjadi dasar pertimbangan bagi hakim untuk mengambil keputusan dalam perkara pidana. Sistem pembuktian yang terdapat dalam KUHAP pada dasarnya menyatakan bahwa seorang terdakwa hanya dapat dijatuhi hukuman atas dasar pembuktian yang sah. Adapun alat - alat bukti yang sah dalam Pasal 184 KUHAP terdiri dari keterangan saksi, keterangan ahli, surat petunjuk dan keterangan terdakwa.Sebagai dasar pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara, selain sistem pembuktian yang sah harus disertai dengan keyakinan hakim. Penghukuman yang didasarkan pada keyakinan semata akan melahirkan putusan-putusan yang otoriter, sedangkan putusan yang semata-mata didasarkan pada bukti-bukti, akan melahirkan putusan yang kaku, dimana satu hal yang sudah jelas bahwa kedua – duanya akan mengakibatkan ketidakadilan yang mendasar. Pengertian disparitas atau keanekaraganan putusan, dimana pengertian Disparitas pidana (Disparity of Sentencing) yang dimaksud adalah penerapan hukum pidana, yang tidak sania terhadap tindak pidana yang sama. Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana yang menimbulkan disparitas dalam perkara pembunuhan berencana pada dasarnya didasari pada ketentuan-ketentuan nonnatif dan juga diluar ketentuan-ketentuan normatif, seperti pernah tidaknya terdakwa dipidana dalam kasus yang sama yaitu Pasal 340 KUHP, faktor-faktor intern dan ekstern, dilihat dari berat ringannya tindak pidana yang dilakukan, serta dari sisi korban dan terdakwanya. Dari hal yang telah disebutkan diatas tersebut masih ada hal lain yang sangat penting yaitu kondisi daerah dimana korban dan terdakwa bertempat tinggal atau tempat teriadinya perkara (tempos delicty), pengaruh perbuatan tersebut terhadap masyarakat sekitarnya.
Alat-alat bukti dalam sistem pembuktian berdasarkan KUHAP sangatAlat bukti yang paling sering digunakan oleh hakim yaitu keterangan saksi, keterangan terdakwa serta alat bukti yang berupa surat yang berbentuk Visum et Repertum berpengaruh terhadap keyakinan hakim dalam memutus perkara pidana khususnya dalam perkara pembunuhan berencana, yakni selain menentukan bersalah tidaknya seorang terdakwa, juga menentukan berat ringannya pidana yang dijatuhkan oleh hakim.. Sedangkan alat bukti keterangan ahli dan petunjuk hanya digunakan hakim apabila alat bukti keterangan saksi. Alat-alat bukti tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama dapat dipergunakan untuk menetapkan keyakinan hakim, sejauh mereka dapat disesuaikan satu sama lain. Tidak ada alat bukti yang diakui oleh Undang-Undang kecuali kelima alat bukti tersebut.
viii