Post on 05-Jul-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KANDANGWANGI KECAMATAN
WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010/2011
oleh Sri Subiyakti
NIM.X4709151
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KANDANGWANGI KECAMATAN
WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010/2011
oleh Sri Subiyakti
NIM.X4709151
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Jamani
Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Skripsi Ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan di terima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana Pendidikan
Hari :
Tanggal : Juni 2011
Tim Penguji Skripi
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs, Sunardi.M.Kes .........................
Sekretaris : Drs, Wahyu Sulistyo .........................
Anggota I : Drs, Agustiyanto, M. Pd .........................
Anggota II : Slamrt Riyadi, S.Pd.M.or .........................
Disahkan oleh
Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Sri Subiyakti. PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KANDANGWANGI TAHUN PELAJARAN 2010/2011,Skripsi Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta, Juni 2011
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : Berdasarkan rumusan tersebut di atas, untuk mengetahui peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok melalui model pembelajaran bermain pada siswa kelas IV SDN 3 Kandangwangi UPT Dindikpora Kecamatan Wanadadi.
Penelitian ini menggunakan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui model bermain. Pembelajaran ini menggunakan metode peragaan, subyek penelitian seluruh siswa kelas IV SD Negeri 3 Kandangwangi Tahun ajaran 2010/2011.
Data penelitian ini berupa hasil kemampuan siswa yang meliputi dari studi awal,kemudian siklus I Dan Siklus II,Dimana pada studi awal diperoleh siswa yang memenuhi KKM berjumlah 7,dan yang belum memenuhi berjumlah 11 dengan nilai rata rata 58,1 atau 38,8 % yang tuntas dan 61,2 % yang belum tuntas jumlah KKM yang harus ditempuh 67,kemudian hasil siklus I memperoleh nilai rata rata 64,8 yang tuntas berjumlah 11 atau 61,2 %,sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 7 atau 38,9 %, kemudian hasil pada siklus ke II mencapai nilai rata rata 71,5 siswa yang tuntas berjumlah 16 atau 88,8 % sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 2 atau 11,2 % serta penilaian siswa terhadap pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui model bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Motto
1. Jadilah manusia yang terbaik,yaitu manusia yang bermanfaat bagi
orang lain ( Al hadis )
2. Ikhlas adalah ruhnya ibadah, maka ibadah yang tidak disertai
ikhlas adalah perbuatan sia sia ( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Suami tercinta dan keempat anaku
2. Rekan rekan guru penjaskes
3. Teman teman seperjuangan PPKHB UNS Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,atas segala limpahan
kasih dan sayang-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.Tugas
akhir dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
Melalui Model Pembelajaran Bermain” yang dimaksudkan untuk mengetahui
sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
Tugas akhir ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari
berbagai pihak,khususnya pembimbing.Oleh sebab itu,pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ketua Prodi, Bapak Drs H.Sunardi M.Kes. Penasehat akademik dan Ketua
Program Penjaskesrek yang membantu penyelesaian tugas akhir ini.
2. Bapak Drs,Agustiyanto,M.Pd dan Slamet Riyadi,S.Pd.M.or, selaku Dosen
Pembimbing penyusunan Penelitian Tindakan Kelas
3. Kepala SD N 3 Kandangwangi, yang telah memberikan izin penelitian ini
4. Bapak Saldi, S. Pd. MM, selaku guru pamong yang telah membantu
penelitian ini
5. Suamiku yang selalu memberikan semangat
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini,yang tidak dapat
disebutkan satu persatu
.Akhirnya penulis berharap semoga penelitian tindakan ini
dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.................................
Lampiran 2. Angket Pendapat Siswa.....................................................
Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Angket................................................
Lampiran 4. Lembar Pengamatan..........................................................
Lampiran 5. Lembar Pengamatan Siklus 1............................................
Lampiran 6. Lembar Pengamatan Siklus 2...
Lampiran 7. Daftar nilai studi awal.........................................
Lampiran 7. Daftar Nilai Siklus 1.........................................................
Lampiran 8. Daftar Nilai Siklus 2.........................................................
Lampiran 9. Absen Siswa SD Negeri 3.................................................
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian.........................................................
Lampiran 11. Foto Kegiatan Belajar Mengajar.....................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
\
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
PENGAJUAN SKRIPSI. .........................................................................
PERSETUJUAN. ....................................................................................
PENGESAHAN. .....................................................................................
ABSTRAK ...............................................................................................
MOTTO ....................................................................................................
PERSEMBAHAN. ...................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................
DAFTAR ISI. ........................................................................................
DAFTAR TABEL. ..................................................................................
DAFTAR GAMBAR. ..............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Lompat jauh
a. Pengertian Lompat Jauh
b. Tehnik Dasar Lompat Jauh
c. Gaya Lompat Jauh
6
7
10
2. Pembelajaran Lompat Jauh
a. Pengertian Pembelajaran
b. Macam Macam Pembelajaran
12
13
3. Model Pembelajaran Lompat Jauh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Pengartian Model Pembelajaran 14
4. Bermain
a. Pengertian Bermain
b. Manfaat Bermain
c. Karakteristik Bermain
14
15
15
B. Kerangka Berfikir 17
C. Hipotesis
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian 20
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas 21
C. Subyek Penelitian 22
D. Sumber Data 22
E. Tehnik dan Pengumpulan Data 22
F. Analisa Data 23
G. Prosedur Penelitian 24
H. Proses Penelitian 25
1. Rancangan siklus 1 25
2. Rancangan Siklus 2 28
3. Perencanaan Tindakan 28
4. Pelaksanaan 29
5. Pengumpulan data 31
6. Analisis Data dan Refleksi 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripi Data 32
B. Pembahasan 46
BAB V. KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan 49
B. Implikasi 49
C. Saran 49
DAFTAR PUSTAKA 51
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi pada dasarnya merupakan
bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
pelaksanaan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi harus diarahkan pada
pencapaian tujuan tersebut. Tujuan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas
jasmani dan olah raga.
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi merupakan media untuk
mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan
penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial),
serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi memiliki peran yang sangat
penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu
proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat
langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain,
dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus
membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan
strategi permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur
kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian
teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial.
Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan
didakdik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan
pengajaran. Melalui Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi diharapkan
siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan
pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan
memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Bermacam-macam materi pembelajaran penjaskesrek di sekolah dasar
tidak semuanya menarik untuk dipelajari oleh siswa tingkat sekolah dasar yang
ada dalam tahap perkembangan awal. Materi pembelajarn atletik seperti lari,
lempar dan lompat adalah bagian dari beberapa materi yang kurang diminati
oleh siswa.
Materi lompat jauh yang peneliti ajarkan pada siswa di sekolah kondisi
minat siswa juga rendah, rendahnya minat siswa dapat dilihat dari beberapa
faktor, seperti anak merasa jemu karena kami dalam kegiatan belejar langsung
menuju ke bak lompat, merasa bosan, karena hanya menunggu anak kapan
melakukan giliran melompat, kurang semangat,tidak ada keseriusan, Maka dari
itu peneliti ingin mencoba melakukan lompat jauh dengan menggunakan model
pembelajaran bermain ternyata dengan model tersebut anak merasa senang, dan
bersemangat,serius,tidak merasa bosan.dan anak ingin mencoba melakukan
aktivitas.
Pada saat peneliti harus mengajarkan berbagai macam gaya dalam
lompat jauh, seperti gaya jongkok, , siswa benar-benar tidak tertarik, maka
peneliti harus menggunaka berbagai cara agar materi tersebut menarik bagi
siswa, cara-cara yang lazim dislkukan oleh pendidik pada umumnya adalah
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan
sesuai dengan kondisi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Usaha seriuas yang dilakukan peneliti tampaknya belum bisa membawa
minat siswa lebih besar lagi, hal ini dapat dilihat dari hasil sekolah mengikuti
kegiatan even olah raga ditingkat kecamatan yang belum dapat mengukir
prestasi baik.
Beberapa faktor dapat menjadi penyebab di lapangan, dimana ada
dalam masa transisi perubahan kurikulum dari kurikulum 1994 menjadi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang semula Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi dan kesehatan dengan alokasi waktu 2 jam per minggu
@ 35 menit, sekarang Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi dengan
alokasi waktu 3 jam per minggu @ 35 menit, masih banyak kendala dalam
menerapkan kurikulum tersebut. Hal ini disebabkan karena belum adanya
sosialisasi secara menyeluruh di Jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah
Raga sehingga masih banyak perbedaan penafsiran tentang Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi terutama dalam kegiatan belajar mengajar, Kalau dulu
mengutamakan prestasi, untuk sekarang penjaskesnya.Selain dari pada itu,juga
ada faktor lain diantaranya adalah : Guru kurang kreatif dan inofatif,dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani,sehingga anak kurang tertarik dan cepat
bosan dengan pelajaran pendidikan jasmani,kemudian juga tingkat kesegaran
jasmani rendah,dan yang paling utama hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
belum maksimal
Sesuai dengan karakteristik siswa SD, usia 7 – 12 tahun kebanyakan
dari mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu
mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan
memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut
seluruh aspek perkembangan manusia baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif
mengalami perubahan. Perubahan yang paling mencolok adalah pertumbuhan
dan perkembangan fisik dan psikologis.
Agar standar kompetensi pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, model pembelajaran
bermain
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul
Peningkatkan kemampuan Lompat jauh melalui Model Pembelajaran Bermain
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Kandangwangi UPT Dindikpora Kecamatan
Wanadadi Tahun Pelajaran 2010-2011
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah kemampuan lompat jauh gaya
jongkok pada siswa IV SDN 3 kandangwangi dapat ditingkatkan melalui model
pembelajaran bermain?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : Berdasarkan
rumusan tersebut di atas, untuk mengetahui peningkatan kemampuan lompat
jauh gaya jongkok melalui model pembelajaran bermain pada siswa kelas IV
SDN 3 Kandangwangi UPT Dindikpora Kecamatan Wanadadi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
yaitu :
1. Guru
Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model
pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran
2. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak
variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain
3. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk
mengembangkan model pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Lompat jauh
a. Pengertian lompat jauh
Lompat jauh adalah atletik (lintasan dan lapangan) peristiwa di mana
atlet menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan dalam upaya
untuk melompat jauh dari take-off point mungkin. (Jonath U. Haag E and
Krempel R. 1987) Ada pula juga yang mengartikan:Lompat jauh adalah
Ketrampilan gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lainya dengan satu
kali tolakan kedepan sejauh mungkin untuk memperoleh hasil yang
maksimal (Hans Katzengoner,1996 )
Ada empat komponen utama lompat jauh: Lari Awalan, Tumpuan
atau tolakkan, Sikap di udara dan mendarat. Kecepatan di run-up, atau
pendekatan, dan yang tinggi melompat dari papan adalah dasar-dasar
keberhasilan. Karena kecepatan adalah faktor yang penting dari pendekatan,
tidaklah mengherankan bahwa banyak juga jumper lama bersaing dengan
sukses di sprint. Sebuah contoh klasik dari lompat jauh ini / sprint
penggandaan adalah pertunjukan oleh Carl Lewis
Lompat jauh termasuk dalam salah satu cabang atletik untuk nomor
lompat. Lompat jauh ini adalah olahraga yang menggabungkan kecepatan
(speed), kekuatan (stenght), kelenturan (flexibility), daya tahan (endurance),
dan ketepatan (acuration) dalam upaya untuk memperoleh jarak lompatan
sejauh-jauhnya. Para peneliti membuktikan bahwa suatu prestasi atletik
lompat jauh bergantung pada kecepatan daripada awalan atau ancang-
ancang. Oleh karena itu, di samping memiliki kemampuan sprint yang baik
juga harus didukung dengan kemampuan dari tolakan kaki atau tumpuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dalam lompat jauh, ada beberapa gaya yang biasa diperagakan para
pelompat, di antaranya gaya jongkok, gaya menggantung atau gaya lenting,
dan gaya jalan di udara. Dalam hal melakukan teknik lompat jauh, seperti
awalan, menumpu, melayang, dan mendarat, ketiga gaya ini pada prinsipnya
sama saja. Namun, perbedaan dari ketiga gaya ini dapat dilihat dari kondisi
sikap tubuh pelompat pada saat melayang di udara.
b. Tehnik Lompat Jauh
1) Teknik Awalan
Awalan atau ancang-ancang dilakukan untuk mendapat kecepatan
yang tinggi pada waktu akan melompat. Jarak ancang-ancang tergantung
kematangan dan kemampuan berakselerasi dengan kecepatanya. Teknik
ini harus dilakukan dengan berlari secepat mungkin dari jarak 40-45 m
pada sebuah lintasan.
2) Teknik Menumpu
Menumpu merupakan gerakan yang penting untuk menentukan hasil
lompatan yang sempurrna. Dalam teknik ini pelompat melakukan tolakan
pada papan tumpuan menggunakan kaki yang terkuat dengan mengubah
kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal.
Sewaktu menumpu, posisi badan tidak boleh terlalu condong.
Tumpuan harus kuat, cepat, dan aktif. Keseimbangan badan juga harus
diperhatikan agar tidak goyang. Gerakan ayunan lengan sangat
membantu menambah ketinggian serta menjaga keseimbangan badan.
3) Teknik Melayang
Gerakan melayang dilakukan setelah meninggalkan balok tumpuan.
Pada saat melakukan gerakan melayang, keseimbangan badan harus
terjaga. Ayunan kedua tangan bisa membantu keseimbangan. Teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
melayang dapat dilakukan dengan sikap jongkok atau sikap bergantung.
Dalam sikap jongkok, saat menumpu, kaki ayun mengangkat lutut
setinggi-tingginya, disusul oleh kaki tumpu. Kemudian sebelum
mendarat, kedua kaki dibawa ke arah depan.
Sementara dalam sikap bergantung, kaki ayun dibiarkan tergantung
lurus pada waktu menumpu. Tubuh diusahakan tegak, disusul oleh kaki
tumpu dengan lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke depan. Lalu,
kedua lengan direntangkan ke atas.
4) Teknik Mendarat
Dalam teknik ini, pelompat harus berupaya mendatat dengan sebaik
mungkin. Jangan sampai badan atau lengan jatuh ke belakang.
Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan posisi kedua tumit kaki dan
kedua kaki agak rapat. Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus
dilakukan dengan dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat
adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan, diikuti dengan dorongan
pinggul ke depan. Sehingga, badan tidak cenderung jatuh ke belakang
yang bisa berakibat merugikan si pelompat itu sendiri. oleh DELTA
FORCE
5) Pendekatan/Awalan
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk secara bertahap dengan
mempercepat kecepatan maksimum lepas landas dikontrol. Faktor yang
paling penting untuk jarak yang ditempuh oleh sebuah objek adalah
kecepatan pada lepas landas – baik kecepatan dan sudut. Elite jumper
biasanya meninggalkan tanah pada sudut dua puluh derajat atau kurang;
Oleh karena itu, lebih bermanfaat bagi seorang pelompat untuk berfokus
pada komponen kecepatan melompat. Semakin besar kecepatan lepas
landas, semakin lama lintasan pusat massa akan. Pentingnya suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kecepatan lepas landas merupakan faktor dalam keberhasilan pelari
dalam acara ini.
Panjang pendekatan jarak biasanya konsisten untuk seorang atlet.
Pendekatan dapat bervariasi antara 12 dan 19 langkah di tingkat pemula
dan menengah, sementara di tingkat elite mereka lebih dekat dengan
antara 20 dan 22 langkah. Jarak yang tepat dan jumlah langkah-langkah
dalam pendekatan tergantung pada pengalaman jumper, teknik berlari
cepat, dan tingkat pengkondisian. Konsistensi dalam pendekatan sangat
penting karena merupakan pesaing tujuan untuk selalu dekat ke bagian
depan papan takeoff mungkin tanpa menyeberangi garis dengan setiap
bagian dari kaki.
Pendekatan yang tidak konsisten adalah masalah umum dalam acara
ini. Akibatnya pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para atlet sekitar
6-8 kali per melompat sesi (lihat Pelatihan di bawah).
6) Dua yang terakhir langkah
Tujuan dari dua langkah terakhir adalah untuk mempersiapkan tubuh
untuk lepas landas sambil melestarikan kecepatan sebanyak mungkin.
Kedua dari belakang (kedua dari terakhir) langkahnya lebih panjang
daripada langkah terakhir. Pesaing mulai nya rendah pusat gravitasi
untuk mempersiapkan tubuh untuk dorongan vertikal. Langkah terakhir
lebih pendek karena tubuh mulai menaikkan pusat gravitasi dalam
persiapan untuk tinggal landas. Dua langkah yang terakhir sangat penting
karena menentukan kecepatan dengan pesaing yang akan memasuki
melompat – semakin besar kecepatan, semakin baik melompat
7) Lepas landas/Tumpuan/Tolakkan
Tujuan dari lepas landas adalah untuk menciptakan dorongan
vertikal melalui atlet pusat gravitasi tetap menjaga keseimbangan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kontrol. Tahap ini adalah salah satu bagian paling teknis dari lompat
jauh. Jumper harus sadar untuk menempatkan kaki datar di tanah, karena
baik melompat dari tumit atau jari-jari kaki mempengaruhi negatif
melompat. Lepas landas dari tumit-papan pertama memiliki efek
pengereman, yang menurunkan kecepatan dan strain sendi. Melompat
turun dari jari-jari kaki berkurang stabilitas, menempatkan risiko kaki di
tekuk atau runtuh dari bawah pelompat. Sementara penempatan
berkonsentrasi pada kaki, sang atlet juga harus bekerja untuk
mempertahankan posisi tubuh yang tepat, menjaga badan tegak dan
bergerak ke depan dan pinggul hingga mencapai jarak maksimum dari
papan kontak ke rilis kaki.
c. Gaya dalam Lompat Jauh
Ada 3 macam gaya melayang di udara pada saat melakukan lompat
jauh yaitu :
1) Gaya Jongkok
Gambar 1
Gaya jongkok merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh, Mengapa
di sebut gaya jongkok? Karena gerak sikap badan sewaktu berada
diudara,menyerupai sikap seseorang yang sedang berjongkok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Gaya Menggantung
Gaya menggantung ( Gaya Schepper ) merupakan salah satu gaya
dalam lompat jauh.Mengapa disebut gaya menggantung?karena gerak
dan sikap badan diudara,menyerupai orang yang sedang menggantung
atau melenting ke belakang
3) Gaya Berjalan Diudara ( walking in the air )
Gambar 2
3) Gaya berjalan diudara
Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya dalam lompat
jauh.Mengapa disebut gaya berjalan diudara? Karena gerak dan sikap
badan diudara menyerupai orang yang sedang berjalan
Gambar 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Pembelajaran Lompat Jauh
1) Pengertian Pembelajaran
Syaiful Sagala dalam bukunya Konsep dan Makna Pembelajaran.
Menyebutkan pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Pembelajaran adalah membangun pengalaman belajar siswa dengan
berbagai keterampilan proses sehingga mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baru. http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2073898- . Sementara menurut Dr. Oemar Hamalik
dalam buku yang berjudul belajar dan pembelajaran menyebytkan
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajara. Manusia terlibat
dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya.
Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur. Fasilitas dan
perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual,
komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktek, belajar ujian dan sebagainya.
Behavioristik Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah
laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus).
Kognitif Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami. Gestalt
Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi
pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah
mengorganisasikannya (mengaturnya) menjadi suatu pola gestalt (pola
bermakna). Humanistik Pembelajaran adalah memberikan kebebasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kepada siswauntuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya
sesuai dengan minat dan kemampuannya. (Darsono Max, 2000: 24)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan
proses interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk
melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa kearah yang lebih baik
untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
e. Macam-macam Model Pembelajaran
1) Model Pembelajaran Langsung
a) Pengertian Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang
lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi
pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar.
b) Macam-Macam Pembelajaran Langsung
Adapun macam-macam pembelajaran langsung antara lain :
2) Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan
dari seorang kepada sejumlah pendengar.
3) Praktek dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa
agar dapat menghitung dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan
mengerjakan soal.
4) Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip
dengan ceramah, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.
5) Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip
dengan ceramah dan ekspositori, hanya saja frekuensi pembicara/guru
lebih sedikit dan siswa lebih banyak dilibatkan.
6) Questioner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
7) Mencongak
2. Model Pembelajaran Lompat Jauh
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model
pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh
strategi atau metode pembelajaran :
1) Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3) Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model
pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai.
3. Bermain
a. Pengertian bermain
Bermain (play) mengacu pada beberapa teori bermain yang
dikemukakan para ahli. Pengertian bermain tak dapat dilepaskan dari
sudut pandang teori yang mendasari fungsinya. Dari sejumlah teori
yang ada dapat dikemukakan tujuh pandangan utama, yaitu : (1) teori
surplus energi, (2) teori relaksasi, (3) teori preparasi, (4) teori
rekapitulasi, (5) teori perkembangan (6) teori penyaluran
sosioemosional, dan (7) teori kognitif ( Seto, 2004: 56; Soemitro,
1997: 10).
Bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk
bekerja kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka
mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi
merupakan kebutuhan anak seperti hanya makanan, cinta kasih
(Soetjiningsih, 1995). Tentang bermain, Hurlock (1999) menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan
tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kategori bermain dibagi
menjadi dua yaitu bermain aktif dan pasif (Hurlock, 1999):
b. Manfaat bermain
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh seorang anak melalui
bermain antara lain (Zaviera, 2008):
1) Aspek fisik, dengan mendapat kesempatan untuk melakukan
kegiatan yang banyak melibatkan gerakan – gerakan tubuh, akan
membuat tubuh anak menjadi sehat.
2) Aspek perkembangan motor kasar dan halus, hal ini untuk
meningkatkan ketrampilan anak.
3) Aspek sosial, anak belajar berpisah dengan ibu dan pengasuh. Anak
belajar menjalin hubungan dengan teman sebaya, belajar berbagi
hak, mempertahankan hubungan, perkembangan bahasa, dan
bermain peran sosial.
c. Karakteristik Kegiatan Bermain
Perbedaan antara bermain dan bermain tidak terletak pada
jenis kegiatan (apa) yang dilakukan, tetapi lebih pada (bagaimana)
sikap individu melakukannya.
Beberapa karakteristik kegiatan bermain sebagai berikut.
1) Bermain dilakukan karena kesukarelaan, bukan paksaan.
2) Bermain merupakan kegiatan untuk dinikmati. Itu sebabnya
bermain selalu menyenangkan, mengasyikan, dan
menggairahkan.
3) Tanpa iming-iming apa pun, kegiatan bermain itu sendiri sudah
menyenangkan,
4) Dalam bermain, aktivitas lebih penting daripada tujuan. Tujuan
bermain adalah aktivitas itu sendiri.
5) Bermain menuntut partisipasi aktif, secara fisik atau pun mental.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
6) Bermain itu bebas, bahkan tidak harus selaras dengan
kenyataan. Individu bebas membuat aturan sendiri dan
mengoprasikan fantasi.
7) Dalam bermain individu bertingkah laku secara spontan, sesuai
dengan yang diinginkan saat itu.
8) Makna dan kesenangan bermain sepenuhnya ditentukan si
pelaku.
Dengan demikian pengertian bermain didefinisikan oleh
Seto (2004)sebagai suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan
spontan dan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik,
melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan yang sistematik
dengan hal di luar bermain (seperti perkembangan kreativitas
sebagai kemampuan kognitif) dan merupakan interaksi antara
anak dengan lingkungannya serta memungkinkan anak
melakukan adaptasi dengan lingkungannya itu.
Dalam pengertian bermain ada perkecualian. Kita kenal juga
berbagai permainan (games) yang berorientasi pada tujuan
(kalah atau menang) dan menawarkan imbalan ekstrinsik (pujian
orang tua, kekaguman, teman, piala, dsb) Namun demikian,
permainan kalah menang ini pun tergolong kategori bermain.
Permainan adalah bentuk paling matang dari bentuk bermain,
yaitu bentuk bermain sensori motor, bermain fisik, dan bermain
simbolik. Permainan beraneka ragam, dari yang sangat
sederhana hingga yang sangat rumit. Permainan mempunyai
aturan dan menuntut partisipasi minimal dua orang anak.
Permainan juga bersifat kompetitif, artinya ada pihak yang kalah
dan ada yang menang, dan kemenangan itu diperebutkan.
Permainan mempersyaratkan interaksi sosial. Untuk terlibat
secara efektif dalam sebuah permainan, anak perlu memahami
konsep-konsep seperti berbagi, menunggu giliran, bermain jujur,
menang dan kalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
A. Kerangka Berfikir
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan banyak sekali hal-hal
yang dapat mempengaruhi prestasi lompat jauh seseorang, salah
satunya yaitu melalui aktifitas jasmani yaitu bermain. Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi dapat digunakan sebagai bentuk
kegiatan siswa dalam upaya menjaga dan sekaligus meningkatkan
kemampuan lompat jauh. Dengan mempertimbangkan karakter dan
perkembangan siswa guru harus dapat merencanakan dengan
matang proses pembelajaran. Dalam membuat perencanaan
tersebut guru bisa menggunakan pendekatan, teknik, metode
ataupun model pembelajaran. (yang ada gambarnya,yangada
kondisi awal Secara sederhana,kerangka pemikiran dari peneliti
ini dapat di gambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Kondisi awal
Guru kurang kreatif dan inofatif dalam KBM penjas
a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pembelajaran penjas
b. Tingkat kesegaran jasamani rendah
c. Yang paling utama hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
Tindakan Menerqpkqn model
pembelajaran dengan bermain
Siklus I : Guru dan peneliti menyusun bentuk
pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan dasar lompat
jauh gaya jongkok melalui pembelajaran
bermain
Kondisi akhir Melalui model pembelajaran bermain dapat meningkatkan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok
Siklus II :
Upaya perbaikan dari siklus pertama sehingga
meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok
melalui model pembelajaran bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut diatas,
diajukan hipotetis tindakan sebagai berikut: “ Melalui model
pembelajaran bermain diduga dapat meningkatkan kemempuan
lompat jauh gaya jongkok siswa SD Negeri 3 Kandangwangi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II bulan Maret s/d April
tahun pelajaran 2010/2011. Pemilihan waktu tersebut disesuaikan dengan
bahan kajian yang ada pada kurikulum.
Tabel 1.Rincian Kegiatan Waktu dan jenis Kegiatan Peneliti
No Rincian Kegiatan 2010/2011
Mrt Aprl Me Juni Juli
1 Perencanaan
a. Observasi V
b. Identifikasi Masalah V
c. Penentuan Tindakan V
d. Pengajuan Judul V
e. Penyusunan Proposal V V
f. Pengajuan izin penelitian
2 Pelaksanaan
a. Seminar Proposal V V
b. Pengmpulan data penelitian V V V
3 Penyusunan Laporan
a. Penulisan Laporan V
b. Ujian PTK
V
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri 3
Kandangwangi Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara.
Dipilihnya tempat dan kelas tersebut karena alasan sebagai berikut.
a. Peneliti adalah guru Penjasorkes SD Negeri 3 Kandangwangi ,
sehingga akan memperlancar kegiatan tersebut.
b. Lingkungan yang sangat mendukung, berupa halaman yang luas terbuat
dengan fasilitas lapangan lompat jauh dan bola voli, dekat dari jalan
raya sehingga kegiatan (khususnya simulasi) dapat dilakukan di dalam
ruang kelas.
c. Kepala Sekolah sebagai penentu kebijakan telah memberi ijin untuk
dilaksanakannya penelitian ini, bahkan berkenan juga sebagai observer
3. Siklus PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) akan direncanakan dalam
beberapa siklus untuk melihat peningkatan hasil lompat jauh gaya jongkok
dalam penjaskes dengan penerapan bermain.
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
dilaksanakan dan dibuat berbagai input instrumen yang akan di kenakan
untuk memberikan perlakuandalam PTK, yaitu:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Dengan kompetensi dasar mempraktekan gerakan lompat jauh dengan
menggunakan peraturan peraturan yang sesungguhnya serta nilai
kerjasama, kejujuran, semangat dan percaya diri
2. Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa berupa
ceklist dan lembar evaluasi
3. Dalam persiapan juga akan diurutkan siswa sesuai absen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV
SD Negeri 3 Kandangwangi Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara
tahun pelajaran 2010/2011. Kelas ini memiliki siswa sejumlah 20 orang,
terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan.
Variabel/Faktor penelitian yang menjadi sasaran adalah:
a. Kemampuan lompat jauh siswa
b. Model pembelajaran bermain.
D. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) ini adalah sebagai
berikut :
1. Siswa. Untuk mendapatkan data tentang lompat jauh gaya jongkok
dengan menggunakan model pembelajaran bermain pada siswa kelas IV
SD Negeri 3 Kandangwangi
2. Guru sebagai kolaborator,untuk melihat tingkat keberhasilan model
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di Sd Negeri 3 Kandangwangi
Kecamatan Wanadadi,Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2010/2011
E. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini terdiri dari : tes dan Observasi
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lompat jauh
gaya jongkok
2. Observasi , dipergunakan sebagai tehnik untuk mengumpulkan data
tentang aktivitas siswa dan Guru selama kegiatan belajar mengajar
dengan model pembelajaran bermain
Sedangkan alat pengumpulan data yang di gunakan penelitian sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Tabel 2. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
No Sumber
Data Jenis Data
Tehnik
Pengumpulan Instrumen
1 Siswa
Hasil kemampuan
lompat jauh gaya
jongkok
Tes praktek
Tes kemampuan
lompat jauh gaya
jongkok
2 Siswa
Kemampuan
melakukan rangkaian
gerakan lompat jauh
gaya jongkok
Praktek dan
unjuk kerja
Melalui lembar
observasi
F. Analisa Data
Data yang di kumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tehnik
prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran.
1. Hasil ketrampilan lompat jauh : dengan menganalisis nilai rata rata tes
lompat jauh.Kemudian dikategorikan dalam klasiikasi skor yang telah
di tentukan
2. Kemampuan melakukan gerakan lompat jauh: dengan menganalisis
gerakan lompat jauh.Kemudian di kategorikan dalam klasifikasi skor
yang telah di tentukan
Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka yang di peroleh saat
unjuk kerja lompat jauh gaya jongkok.Data yang di kumpulkan pada
setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
G. Prosedur Penelitian
Langkah pertama menetukan judul yang dalam penelitian,yaitu
judul penelitian tindakan kelas.Langkah selanjutnya menentukan
banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus.Dalam penelitian tindakan
kelas ini,peneliti akan melakukan tindakan tindakan yang dalam
pelaksanaanya berlangsung terus menerus dan tindakan tindakan akan
dilaksanakan dalam siklus yang peneliti barikan pada siswa yang di
jadikan subyek penelitian
Adapun langkah langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya
adalah di laksanakan secara partisipati atau kolaborasi ( guru,dosen dengan
tim lainya )bekerja sama mulai dari tahap orientasi di lanjutkan penyusunan
rencana tindakan,di lanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus
pertama.Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada
langkah rekletif dan evaluasi atas kegiatan yang di lakukan pada siklus
pertama,untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi,koreksi,atau
pembetulan,atau penyempurnaan pada siklus kedua dan seterusnya
Menurut Carr & Kemmis (Mc. Niff,1991.P.2) prosedur penelitian
meliputi:
1. Mengidentifikasi permasalahan umum
2. Mengadakan pengeekan di lapangan
3. Membuat perencanaan umum
4. Mengembangkan tindakan pertama
5. Mengobservasi,mengamati,mendiskusikan tindakan pertama
6. Refleksi,evaluasi dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan
peningkatan pada siklus kedua berikutnya
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang di harapkan,prosedur
penelitian ini meliputi tahap tahap sebagai berikut:
a. Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang di lakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah
mengobservasi sekolah yang akan di jadikan tempat penelitian
b. Tahap seleksi informan, menyiapkan instrumen dan alat .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
1) Menetukan subyek penelitian
2) Menyiapkan alat dan instrumen peneliti dan evaluasi
c. Tahap pengumpulan data dan instrument.
Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang:
1) Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok
2) Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
3) Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
4) Alat bantu pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran
6) Semangat dan ke aktifan siswa
d. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis yang di gunakan penelitian adalah
deskriptif kualitatif. Teknik analisis tersebut di lakukan karena
sebagian besar data yang di kumpulkan berupa uraian diskriptif
tentang perkembangan proses pembelajaran,yaitu partisipasi siswa
dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan tehnik lompat jauh
gaya jongkok
e. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua
kegiatan dari awal survei sampai dengan menganalisis data yang
dilakukan pada waktu penelitian.
H. Proses Penelitian
1. Rancangan siklus 1
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun skenerio pembelajaran
terdiri dari:
1. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam
pembelajaran penjasorkes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
( treatmen ) yang di terapkan dalam PTK,yaitu pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok
3. Menyusun instrument yang di gunakan dalam siklus
PTK,penilaian lompat jauh gaya jongkok
4. Menyiapkan media yang di perlukan untuk membantu
pengajaran
5. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan,kegiatan yang di lakukan adalah
melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah
langkah kegiatan antara lain:
1. Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya
jongkok
2. Melakukan pemanasan
3. Membentuk barisan dalam proses pembelajaran
4. Melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok
a. Cara melopat ke depan tidak menggunakan awalan dengan
melompati dardus
b. Cara melompat kedepan tidak menggunakan awalan dengan
meraih bola yang digantung
c. Sikap melakukan awalan
d. Sikap saat melayang di udara
e. Sikap pada waktu mendarat
5. Penilaian di laksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung
6. Melakukan pendinginan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
7. Menarik kesimpulan
Gambar 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan di lakukan terhadap : (1 ) Hasil kemampuan lompat
jauh gaya jongkok, (2) Kemempuan melakukan rangkaian gerakan
lmpat ajuh gaya jongkok, (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak
tindakan perbaikan yang di laksanakan serta kriteria dan rencana
bagi siklus tindakan berikutnya
Prosentase Indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel
berikut:
Tabel 5. Prosentase Tarjet Capaian
Aspek yang diukur
Prosentase Tarjet Pencapaian
Cara Mengukur Kondisi
awal Siklus I Siklus
II Hasil kemampuan
lompat ajuh gaya
jongkok 38,8 % 61,2 %
Diamati pada saat
Guru memberikan
meteri lompat jauh
gaya jongkok pada
awal pembelajaran
2. Rancangan siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru menyusun skenerio pembelajaran
terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk
mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa
dalam pembelajaran penjasorkes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada
tindakan ( treatmen ) yang di terapkan dalam PTK,yaitu
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
3) Menyusun instrument yang di gunakan dalam siklus
PTK,penilaian lompat jauh gaya jongkok
4) Menyiapkan media yang di perlukan untuk membantu
pengajaran
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan,kegiatan yang di lakukan adalah
melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan
langkah langkah kegiatan antara lain:
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya
jongkok
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk barisan dalam proses pembelajaran
4) Melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok
5) Cara melopat ke depan tidak menggunakan awalan dengan
melompati 2 gardus
6) Cara melompat kedepan tidak menggunakan awalan
dengan meraih bola yang digantung
7) Sikap melakukan awalan
8) Sikap saat melayang di udara
9) Sikap pada waktu mendarat
10) Menarik Kesimpulan
11) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung
12) Melakukan pendinginan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c. Tindakan
Pengamatan di lakukan terhadap : (1 ) Hasil kemampuan
lompat jauh gaya jongkok, (2) Kemempuan melakukan rangkaian
gerakan lmpat ajuh gaya jongkok, (3) Aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis
terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan
dampak tindakan perbaikan yang di laksanakan serta kriteria dan
rencana bagi siklus tindakan berikutnya
Prosentase Indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel
berikut:
Tabel 5. Prosentase Tarjet Capaian
Aspek yang diukur
Prosentase Tarjet Pencapaian
Cara Mengukur Kondisi
awal Siklus I Siklus
II Hasil kemampuan
lompat jauh gaya
jongkok 38,8 % 61,2 % 88,8
%
Diamati pada sat
Guru memberikan
meteri lompat jauh
gaya jongkok pada
awal pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data
1. Kondisi Studi Awal
Kondisi awal pada tahun pelajaran 2010/2011 rata rata hasil
ulangan belum mencapai 67.Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok siswa belum disukai siswa dikarenakan
pembelajaranya masih monoton
Penelitian tindakan kelas ini berdasarkan jmlah pertemuan atau
tatap muka dalam pembelajaran, dan mengutamakan kemampuan dan hasil
kemajuan siswa setelah siswa mendapatkan tindakan, dalam hal ini
pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok melalui model pembelajaran bermain.Pembelajaran melalui
model pembelajaran bermain ini sistimatikanya secara umum terdiri dari
pendahuluan meliputi membariskan siswa,apersepsi,menyampaikan materi
dan memimpin pemanasan.Berikutnya adalah kegiatan inti,kegiatan inti
dalam penelitian ini terdiri dari permainan dan teknik melompat.Terahir
adalah penutup.yang terdiri dari membariskan siswa,evaluasi
pembelajaran,doa dan pembubaran.
Penyampaian materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
melalui model pembelajaran bermain dengan cara guru menyampaikan
atau menjelaskan materi sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran,siswa mendengarkan, memahami, kemudian
mempraktekan.Koreksi atas kesalahan siswa dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung.Pemberian materi dilakukan oleh peneliti,guru
bertugas sebagai pengamat ( observer ) pembelajaran dan dibantu oleh
critical friend . Data observer digunakan sebagai evaluasi kegiatan belajar
mengajar antara peneliti,guru dan teman yang tidak berkepentingan
dengan penelitian. Kekurangan di siklus pertama akan lebih di cermati
sehingga tidak akan muncul lagi. Pada kondisi awal di peroleh nilai rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
rata 58,1 ( lima puluh delapan koma satu ) Untuk lebih jelasnya dapat di
simak melalui tabel di bawah ini
Tabel 1. Daftar Nilai Hasil Tes Studi Awal
Nilai Studi awal Keterangan Jumlah Nilai 1046 Nilai rata rata 58,1 Nilai tertinggi 75 Nilai terendah 60 Jumlah tuntas 7 38,8% Jumlah belum tuntas
11 61,2 %
Tabel 2. Prosentase Studi Awal
Keterangan :
Hasil evaluasi pada kondisi awal menunjukan bahwa perolehan nilai
tertinggi 75 ( tujuh puluh lima ) dan terendah 60 ( enam puluh ) sehingga rata rata
nilai 58.1 (lima puluh delapan koma satu )
Perolehan hasil evaluasi yang masih dibawah KKM menggambarkan
belum maksimal,karena cara penyampaian materi,anak kurang kreatif,sehingga
perlu ditambah dengan pembelajaran bermain
2. Diskripsi Hasil Siklus I pertemuan 1
a. Perencanaan tidakan
Perencanaan di awali dengan berkonsultasi dengan guru penjas.
Konsultasi ini meliputi penentuan waktu tindakan,kelas yang di gunakan
untuk penelitian,perencanaan tindakan ( materi dan bermain ) dan
pembuatan RPP.Penentuan waktu tindakan ini kaitanya dengan
pelaksanaan tindakan,diperoleh kesepakatan pelaksanaan tindakan pada
hari Senin,tanggal 4 April 2011,Langkah kelanjutanya menentukan kelas
61,2
38,8
0
10
20
30
40
50
60
70
studi awal
belum tuntas
tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
yang diberi tindakan,diperoleh kesepakatan dengan guru kelas yang mau
digunakan, yaitu kelas IV ini kaitanya dengan jadwal pembelajaran.
Langkah selanjutnya adalah penentuan permainan yang akan di
gunakan dan materi pembelajaran.Pemilihan permainan yang di gunakan
di sesuaiakan dengan alat dan fasilitas sekolah. Penentuan meteri
bersumber pada buku referensi . Setelah itu pembuatan RPP ( Rencana
Peleksanaan Pembelajaran )yang memuat perencanaan pembelajaran
yang akan di laksanakan. Persiapan yang terakhir mempersiapkan alat
alat yang akan di gunakan dalam pembelajaran.antera lain yaitu : balon,
gardus,rool meter,cangkul.
b. Tindakan
Siswa melakukan pemanasan Setelah pemanasan guru menjelaskan
meteri.Penjelasan materi lompat jauh gaya jongkok melalui model
pembelajaran bermain,
Kegiatan inti selama 50 menit
Proses pembelajaranya dengan melelui model
pembelajaran bermain.Setiap siswa melekukan lompat jauh gaya
jongkok dengan hasil sebagian besar belum memenuhi KKM
Sehingga nanti akan dilanjutkan pada siklus II
c. Refleksi
Langkah selanjutnya setelah dilakukan observasi adalah
refleksi dari tindakan yang dilakukan.Hambatan hambatan atau
kendala yangdi temukan dalam proses pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok melalui. model pembelajaran bermain yang banyak
dialami oleh siswa adalah pada kesalahan pada saat awalan pada
waktu meraih balon yang digantung dan bembelajaran bermainya
sebaiknya ditambah.Hambatan hambatan tersebut diatasi oleh Guru
selama proses pembelajaran berlangsung.Yaitu dengan cara
melakukan koreksi terhadap siswa yan kesulitan dalam melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
latihan atau gerakan.Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib
guru selalu memberikan teguran dan bimingan.
Untuk mengurangi hambatan hambatan ya muncul pada sat
tindakan yang perama,peneliti merencanakan tindakan kedua
diutamakan pada teknik awalan dan alat pembelajaran bermainya
ditambah.Pendalaman teknik awalan pada bermain meraih balon
yang digantung sikap awalan lebih ditegaskan sehingga gerakanya
akan benar.Untuk teknik awalan mayoritas sudah paham,namun
masih ada yang melakukan kesalahan,jadi di siklus kedua nanti
masih akan diulang.
1. Diskripsi Siklus Ke I Pertemuan Ke 2
a. Perencanaan di siklus kedua ini diawali,dengan materi yang
akan di laksanakan.Materi yang akan dilaksanakan ini
kaitanya dengan pembelajaran model bermain yang akan
dilakukan dan tehnik yang akan dilakukan.Dari hasil refleksi
di siklus pertama diketahui bahwa guru yang kurang
menekankan cara awalan dalam bermain meraih balon yang
digantung,Khususnya pada sikap awal , awalan dan pada saat
meraih balon yang digantung,jadi pada siklus kedua ini lebih
ditekankan pada pada hal tersebut dan ditambah melompati
dus satu,supaya permainan yang dilaksanakan lebih
bermanfaat di siklus kedua ini.Kaitanya dengan materi pada
teknik ke II,masih ada yang kesulitan,jadi pada siklus kedua
ini teknik ke II awalan masih diulang,selanjutnya masuk
keteknik selanjutnya
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan kedua ini pada hari senin,tanggal
11-April 2011.Pembelajaranya dimulai pada pukul 07.05
WIB.Hal ini dakarenakan berganti pakain dulu.Setelah keluar
ke halaman siswa langsung berbaris,guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
membariskan,menghitung,persensi dan memimpn
berdoa.Siswa dibariskan empat saf, siswa putra disebelah
kanan putri. Setelah itu guru menghitung jumlah siswa yang
mengikuti pembelajaranya dari jumlah 18 siswa ternyata
semua dapat mengikuti pemelajaranya Setelah itu guru
memimpin pemanasan strecing dan dilanjutkan
permainan,seperti pada siklus pertama.Kemudian guru
menjelaskan tentang pemainan yang akan dilakukan dan
teknik yang akan dilaksanakan.
Penjelasan guru mengenai permainan di titik beratkan
pada sikap tumpuan.Baik dari sikap awalan ke sikap tumpuan
,ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki kesalahan pada
tindakan pertama.Setelah itu guru menjelaskan tentang cara
kita menumpu yang diawali dengan melompati gardus yang
tumpuanya menggunakan dua kaki.Siswa memperhatikan guru
dalam memberikan penjelasan.Waktu tang dugunakan dari
membariskan sampai pemanasan memakan waktu 10 menit.
Permainan yang kedua,pelaksanaan tidak jauh berbeda
dengan yang pertama,hanya saja permainan yang pertama di
tambah
c. Observasi
Suasana kelas terlihat aktif,keaktifan ini terlihat pada
saat siswa mengikuti permainan ( bermain ) sampai ke
pembelajaran teknik.Siswa juga memperhatikan guru dengan
seksama,ketika guru menjelaskan,memberi contoh dan ketika
guru memberikan koreksi.Namun ada juga siswa yang kurang
antusias dalam mengikuti pembelajaran,tapi dapat diatasi oleh
guru dengan memberi perhatian pada siswa yang lebih.
Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung,sudah tergambar bahwa dengan adanya
pembelajaran model bermain siswa lebih bersemangat ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
mengikuti pembelajaranya.Selain itu siswa terlihat lebih siap
dalam mengikuti pembelajaran.Hal ini terlihat ketika guru
memberikan tugas tugas,siswa berebut untuk
melaksanakan,baik itu dalam permainan dan pada
pembelajaran teknik.Kesalahan kesalahan uang dilakukan
siswa pada saat melompat dengan gaya jongkok juga sudah
berkurang,sehingga pembelajaran lebih baik dari pada siklus
yang pertama
d. Refleksi
Proses pembelajaran pendidikan jasmani ( lompat jauh
gaya jongkok) yang berlangsung ditemukan hambatan
hambatan yang dialami oleh siswa.Hambatan tersebut
diantaranya pada teknik menumpu dan saat melayang
diudara.Tetapi hambatan hambatan tersebut dapat diatasi oleh
guru selama selama proses pembelajaran berlangsung,dengan
cara memberikan koreksi atas kesalahan siswa dan
memberikan contoh gerakan yang benar.Hambatan yang lainya
Kesalahan yang masih sering terjadi pada gerakan atau
teknik keseluruhan,siswa masih ada yang kesulitan dalam
melakukan teknik keseluruhan.Kesalahan siswa pada lompat
jauh gaya jongkok masih belum terlihat atau belum
benar.Untuk mengatasi hal tersebut,peneliti merencanakan
siklus ketiga.Pada siklus ketiga, setelah permainan berlangsung
ke teknik berikutnya yaitu saat melayang diudara dan
dilanjutkan pada saat mendarat,Setelah itu dilanjutkan dengan
penilaian guru yang bersangkutan untuk mengetahui hasil
pembelajaran.
Alokasi waktu sudah cukup tepat atau efektif,dari
kegiatan pendahuluan sampai penutup cukup efektif.Dalam
siklus pertama pembelajaran dimulai pukul 07.00 untuk siklus
kedua ini pembelajaranya juga dimulai pada pukul 07.00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Hasil Belajar
Hasil yang di capai siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
pada siklus 1,sudah menunjukan kemajuan,hal ini dapat dilihat
dari hasil kemampuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
Siswa sudah menunjukan keaktifan yang cukup tinggi, dalam
lompat jauh gaya jongkok
Tabel perolehan nilai siswa kelas IV setelah mengikuti pembelajaran pada
siklus I
Tabel 3 Hasil tes pada siklus I
Nilai Studi Awal Siklus I
Belum tuntas 11 siswa atau 61,2 % 7 siswa atau 38,8 %
Tuntas 7 siswa atau 38,8 % 11 siswa atau 61,2 %
Rata rata 58,1 64,8
Grafik Perolehan Hasil Siklus I
38,8
61,2
0
10
20
30
40
50
60
70
belmtuntas
tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3. Diskripsi Siklus ke II Pertemuan Ke I
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus kedua diawali dengan penentuan
pada waktu tindakan kelas,diperoleh kesepakatan untuk
melaksanakan siklus ketiga ini paga hari senin tanggal 18 April
2011.Setelah menentukan waktu tindakan dilanjutkan dengan
materi dan pelaksanaan pengambilan nilai pada pertemuan yang ke
4 nanti
a. Tindakan
Pelaksanaan tindakan ketiga dilaksanakan pada hari senin
tanggal 18 April 2011.Proses pembelajaran dilaksanakan pada pukul
07.00 WIB,sampai pukul 08.10 WIB,di halaman SD Negeri 3
Kandangwangi Pelaksanaan tindakan ketiga ini menggunakan model
pembelajaran bermain yaitu: Meraih balon yang digantung,kemudian
melompat kedepan dengan melompati dus satu,dan melompat kedepan
dengan melompati dus dua.Pembelajaran pendidikan jasmani dimulai
pukl 07.00 WIB.Diawali dengan guru mengumpulkan siswa atau
membariskan siswa.Setelah berbaris guru menghitung jumlah
siswa,persensi,dan memimpin doa. Setelah itu dilanjutkan
dengan penjelasan materi.Kaitanya dengan gerakan yang di mulai dari
sikap awalan,kemudian tumpuhan.terus sikap badan pada waktu diudara
dan yang terakhir nanti sikap mendarat yang akan di praktikan dan
pengambilan nilai yang terakhir pada siklus atau putaran ke IV. Siswa
yang tadinya tidak bisa mengangkat tubuh dengan adanya bermain
meraih balon,akhirnya siswa terlihat lebih bersemangat lagi.
Kegiatan selanjutnya adalah siswandisuruh melompat menurut
absen dari gerakan awalan tumpuan,mendarat.
b. Observasi.
Suasana kelas terlihat aktif,keaktifan ini terlihat pada saat siswa
mengikuti games ( bermain ),sampai ke pembelajaran teknik.Siswa juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
memperhatikan guru dengan saksama,ketika guru
menjelaskan,memberikan contoh dan ketika guru memberikan koreksi.
Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
sudah tergambar bahwa dengan adanya model pembelajaran
bermain,siswa lebih bersemangat ketika mengikuti pembelajaran,selain
itu siswa terlihat lebih siap dalam mengikuti pembelajaran.Hal ini
terlihat ketika guru memberikan tugas tugas,siswa berebut untuk
melaksanakan,baik itu dalam permainan dan pada pembelajaran
teknik.Kesalahan kesalahan yang dilakukan siswa pada siswa melompat
dengan gaya jongkok sudah berkurang,sehingga pembelajaran lebih
baik dari siklus sebelumnya
c. Refleksi
Proses pembelajaran pendidikan jasmani ( lompat jauh )yang
berlangsung ditemukan hambatan hambatan yang dialami oleh
siswa.Hambatan tersebut diantaranya pada teknik saat melayang
diudara.dari hambatan tersebut dapat diatasi oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung,dengan cara memberikan koreksi atas
kesalahan siswa dan memberikan contoh lompatan yang
benar.Hambatan yang lainya terkait dengan siswa yang kurang aktif
atau malas,guru memberikan perhatian yan lebih,namun jumlahnya
tidak terlalu banyak masih dalam batas kewajaran,dan semuanya ini
bisa diatasi
Alokasi waktu sudah cukup tepat atau efektif,dari kegiatan
pendahuluan sampai penutup cukup efektif
4. Hasil Belajar
Hasil yang dicapai siswa dalam peleksanaan pembelajaran pada
siklus I sudah menunjukan kemajuan,hal ini dapat dilihat dari hasil
kemampuan lompat jauh gaya jongkok setelah melakukan
pembelajaran melelui model bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
5. Siklus Ke II Pertemuan ke 4
a. Perencanaan
Perencanaan dalam siklus keempat diawali dengan
penentuan waktu tindakan kelas.diperoleh kesepakatan untuk
melaksanakan siklus keempat ini pada hari senin tanggal 27.April
2011.Setelah menentukan waktu tindakan selanjutnya
berkonsultasi dengan guru penjas kaitanya dengan materi dan
pelaksanaan pengambilan nilai.Penentuan materi pembelajaran
baik dari permainan dan materi yang akan dilaksanakan.Setelah itu
pelaksanan penilain,penilaian dilakukan oleh guru penjas.
Selanjutnya adalah pembuatan angket,pembuatan angket tanggapan
siswa tentang pembelajaran lompat jauh dengan model
pembelajaran bermain.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan keempat dilaksanakan pada hari
selasa,tanggal 27 April 2011.Proses pembelajaran dilaksanakan
pada pukul 07.00 WIB.sampai pukul 08.10 WIB.Di halaman
sekolah SD Negeri 3 Kandangwangi.Pelaksanaan tindakan
keempat menggunakan alat 4 balon yang digantung,kemudan dus
satu,dan menggunakan dus ditumpuk 2 sebagai sasaran
permainan.Pembelajaran pendidikan jasmani dimulai pukul 07.00
WIB diawali dengan guru mengumpulkan siswa atu membariskan
siswa. dilanjutkan dengan menanyakan siswa yang tidak masuk
atau tidak mengikuti pelajaran.dari jumlah 18 siswa seluruhnya
dapat mengikuti pembelajaran
Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi,kaitanya
dengan gerakan lompat jauh gaya jongkok dan pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
nilai.Waktu yang diperlukan dari membariskan siswa sampai
penjelasan materi kurang lebih lima menit.Setelah itu dilanjutkan
Kegiatan selanjutnya adalah pendalaman materi,lompat
jauh gaya jongkok yang dimulai dari awalan ,tumpuan,saat
melayang diudara,dan dilanjutkan dengan gerakan mendarat.Guru
memberikan contoh semua gerakan yang dimulai dari gerakan
awalan,tumpuan,saat melayang diudara.dan pada waktu
mendarat.Siswa melakukan satu persatu sesuai dengan urut
absen.Siswa dalam mendengarkan,melihat contoh garakan dan
melaksanakan tugas yang di berikan oleh guru,terlihat serius dan
bersemangat ketika melaksanakan tugas yang diberikan dari
guru.Alokasi waktu yang diperlukan kurang lebih 10 menit,dalam
rentang waktu ini para siswa cukup banyak melakukan atau
mendapat kesempatan selanjutnya adalah penlaian.
Penilaian dilakukan oleh guru penjas,dalam penilaian siswa
mendapat dua kali kesempatan.Guru memanggil semua siswa
sejumlah 18 siswa untuk melaksanakan tes, ini berdasarkan urut
absen,nomor urut absen mulai dari nomor urut absen yang paling
kecil.dalam pelaksanaan siswa melakukan gerakan lompat jauh gaya
jongkok sesuai dengan materi yang telah diajarkan.Nilai yang
diberikan sebagai nilai akhir yaitu nilai yang terbaik dari dua kali
kesempatan.
c. Refleksi
Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi,maka langkah
selanjutnya adalah refleksi dari tindakan yang telah dilakukan.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi
lompat jauh gaya jongkok yang berlangsung ditemukan kesalahan
kesalahan yang dilakukan siswa, antara lain siswa putri yang
kurang mampu melaksnakan tes.walaupun demikian dalam
melaksanakan tes tersebut siswa putri sungguh sungguh dan penuh
semangat dalam melaksanakan tes.Keadaan yang tidak jauh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
berbeda,siswa putra yang mampu malakukan tes dengan baik atau
mampu melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok dengan
benar. Terlihat berlomba lomba untuk menentukan siapa yang
terbaik. Dari hasil evaluasi atau tes tersebut dapat dinyatakan
bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat dan tidak perlu lagi
dilakukan tindakan .
3. Hasil belajar.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hasil yang dicapai siswa
sudah cukup memuaskan,hal ini dapat dilihat hasil kemampuan dan
nilai lompat jauh gaya jongkok
Hasil pada penilaian tersebut tertera pada tabel berikut:
Tabel 4. Hasil tes pada siklus I dan Siklus II
Nilai Siklus I Siklus II
Belum tuntas 7 siswa atau 38,8 % 2 siswa atau 11,2 %
Tuntas 11 siswa atau 61,2 % 16 siswa atau 88,8 %
Rata rata 64,8 11,2 %
Tabel 5. Daftar nilai hasil tes dari Studi Awal,Siklus I,Siklus II
Nilai Studi awal Siklus I Siklus II
Belum
tuntas 11 siswa,atau 61,2 % 7 siswa atau 38,8 % 2 siswa atau 11,2 %
Tuntas 7 siswa atau 38,8 % 11 siswa atau 61,2
% 16 siswa atau 88,8 %
Rata
rata 58,1 64,8 11,2 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 3 diatas pada studi awal keberhasilan hanya 38.8 %,nilai rata
rata hanya 58,1,Pada siklus I meningkat menjadi 61,1%,dengan nilai rata
rata 64.8,sedang pada siklus II peningkatan sangat menggembirakan baik
tingkat ketuntasan maupun nilai,yaitu 88.8% dengan nilai rata rata
71,5.Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Setelah penilaian selesai,kemudian guru membariskan
Siswa,menghitung,selanjutnya doa dan pembubaran.Pembelajaran
berakhir pukul 08.10 WIB.
B. Pembahasan
B. Analisis Data dan Pembahasan
Peneliti tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat
jauh gaya jongkok dengan melalui model bermain dapat
meningkatkan semangat siswa,keaktifan siswa, kegembiraan siswa
dan susunan kelaspun menjadi lebih baik,sehingga tujuan
pembelajaran pun akan mudah tercapai dengan optimal.Dalam hal
ini penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran ( lompat jauh
gaya jongkok )
61,2
38,8
11,2
38,8
61,2
88,8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
studi awal siklus I siklus II
belum tuntas
tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Pemberian permainan dalam pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok ini sebagai variasi dari pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok,namuntidak mengurangi nilai niali yang terkandung
dalam pembelajaran seperti rasa percaya diri,tanggung
jawab,keseriusan dan yang lainya.Permainan dalam hal ini sebagai
pendekatan kearah teknik atau mendukung teknik yang akan
dilaksanakan ( lompat jauh gaya jongkok ).Sehingga lompat jauh
dapat menjadi alat gerak atau memacu siswa untuk bergerak dapat
optimal,bukan sebaliknya siswa menjadi malas begitu melihat atau
melaksanakan pembelajaran dengan materi lompat jauh gaya
jongkok
Tabel 1 menunjukan nilai kemampuan siswa dalam
melaksanakan pembelajaran studi awal lompat jauh gaya
jongkok.Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata rata untuk
siswa putra dan siswa putri masih di bawah KKM ,sedangkan batas
nilai ketuntasan dalam pembelajaran adalah 67
Tabel 2 menunjukan hasil tes lompat jauh gaya jongkok
pada siklus ke I dan nilai hasil tes lompat jauh gaya jongkok.
Tabel 3 menunjukan hasil tes lompat jauh gaya jongkok
pada siklus ke II
Tabel 4 menunjukan hasil tes lompat jauh gaya jongkok
dari studi awal kemudiab Siklus I dan siklus II
Berdasarkan tabel diatas,dapat dilihat perbandinganya
antara pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan melelui
model pembelajaran bermain,dan tidak menggunakan model
pembelajaran bermain,tabel I di atas menunjukan nilai pada studi
awal pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok permainanya
belum maksimal, sedangkan pada siklus I bulan april 2011
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan model bermain
lebih kelihatan hsilnya yang cukup meningkat.., sedangkan pada
siklus II bulan april 2011 pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dengan model bermain lebih kelihatan hsilnya yang cukup
bagus,.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa dalam penguasaan materi dalam hal ini lompat jauh gaya
jongkok mengalami peningkatan setelah mendapatkan model
pembelajaran bermain dari sebelum pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok tanpa model pembelajaran bermain.
Pembelajaran pendidikan jasmani secara umum tidak hanya
mengacu pada nilai semata,tetapi yang paling penting proses
pembelajaranya.Dalam proses pembelajaran ini guru harus
membuat siswa kemampuanya harue meningkat ,senang dan
aktif,dalam mengikuti pembelajaran,sehingga kebugaran dan
kesehatan siswa dapat meningkat.Berdasarkan proses pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok melalui model bermain berhasil.
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan melalui
model bermain mendapatkan tanggapan yang baik dari siswa,ini
tergambar dari hasil nilai lompat jauh dengan melalui model
pembelajaran bermain.Alasan terbanyak adalah permainan yang
digunakan sebagai pendekatan pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok menarik.Alasan berikutnya adalah pembelajaran lebih
bervariasi,sehingga tidak membosankan.Urutan
berikutnya,beralasan bahwa penyampai materi oleh guru cukup
jelas.Alasan keempat terbanyak yaitu,siswa tidak kesulitan dalam
mengikuti permainan.Alasan kelima terbanyak yaitu,siswa tidak
terlalu kesulitan dalam belajar teknik.Alasan keenam yaitu,tes yang
diujikan sesuai dengan materi yang telah diajarkan.Sedankan
urutan ketujuh beralasan bahwa,suasan di lapangan menyenangkan
dan penguasaan materi oleh guru cukup baik.
Pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat
jauh gaya jongkok dengan melalui model bermain.dibandingkan
pembelajaran nomor atletik lainya,siswa menyatakan senang alasan
terbanyak yaitun pembelajaran lebih menarik karena adanya unsur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
permainan didalamnya.Alasan lainya siswa tidak merasa kesulitan
dalam belajar teknik dan tidak merasa bosan.
Pendapat dan harapan siswa tentang pembelajaran
pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh gaya jongkok
melalui model bermain,siswa lebih senang dengan pembelajaran
dengan yang ada unsur bermainya,pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok melalui model bermain,lebih mudah dipahami,penjelasan
guru cukup jelas dan siswa merasa dapat melaksanakan tes dengan
baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan melalui
model pembelajaran bermain,siswa dapat meningkatkan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok
.
B. Implikasi
Hasil penelitian yang diperoleh ini menjadi implikasi bagi
perkembangan pengajaran pendidikan jasmani sekolah seko lah pada
umumnya dan hususnya di SD Negeri 3 Kandangwangi. Guru Pendidikan
Jasmani dapat menerapkan pembelajaran atletik dengan materi lompat
jauh gaya jongkok melalui model pembelajaran bermain. Model
pembelajaran bermain ini dapat juga dapat digunakan untuk pembelajaran
atletik cabang dan nomor lainya,sebagai variasi dari pembelajaran dan
daya tarik terhadap materi, sehingga siswa tidak jenuh atau malas dengan
pembelajaran atletik.
C. Saran
Berikut saran saran yang digunakan sebagai bahan pertimbaangan
untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dalam hal ini untuk
cabang atletik,an yang tara lain:
1. Bagi Sekolah
Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran ditangkap,atau
dilengkapi,sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik
dan siswa dapat menerima materi dengan optimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Bagi Guru
Sebaiknya pembelajaran atletik dalam penyampaian materinya
ditambah dengan permainan, permainan yang mengarahpada tehnik
atau materi yang akan dilaksanakan
3. Bagi Siswa
Bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran,sehingga pembelajaran
yang diikuti akan lebih bermanfaat