Civil Society

Post on 01-Jul-2015

206 views 0 download

Transcript of Civil Society

Civil Society(Masyarakat Sipil)

Pertemuan ke-12 MK Sosiologi PolitikAkhmad Satori, S.IP., M.S.I

Pendahuluan Civil Society merupakan salah satu kunci isu

dalam sosiologi politik, ketika dikaitkan dengan masalah hubungan negara. Civil society merupakan metamorposa masyarakat yang independent dalam berinteraksi dengan negara.

Civil Society kemudian dialih bahasakan menjadi masyarakat sipil (Hikam),masyarakat warga (Rasyid),masyarakat madani (Ibrahim dan Madjid) dan koorporatisme masyarakat (Surabakti). Perbedaan tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan pendekatan dalam pengertiannya dan kondisi sosial politik masyarakat.

Sejarah dan Perkembangannya Tradisi Eropa awal abad ke-18, pengertian civil

society di anggap sama dengan pengertian negara (the state). JJ Rousseau : societes civile; memahaminya sebagai negara yang mana salah satu fungsinya adalah menjamin hak milik, kehidupan, dan kebebasan para anggotannya.

Paruh kedua abad ke-18, terminologi ini mengalami pergeseran makna. Negara (the state) dan civil society kemudian dimengerti sebagai sebuah entitas yang berbeda.

Perkembangan.. Perubahan radikal: civil society lebih ditekankan

pada aspek kemandirian dan perbedaan posisinya sedemikian rupa sehingga menjadi antitesis dari state (negara).

Perkembangan civil society melahirkan banyak varian-varian sudut pandang, salah satunya memandang konvigurasi posisi civil society seperti vertikal, negara berada diatas, kehidupan alami di bawah, sedangkam masyarakat sipil berada di tengah.

Masyarakat sipil merupakan suatu ruang partisipasi masyarakat dalam perkumpulan-perkumpulan sukarela..

Definisi Civil Society

MasyarakatSipil

Tocqouvillian

Hegel Marxian

Hegelian Marxian

Aliran Hegelian Marxian mememandang civil society menekankan nilai utama adanya kelas menengah di sektor ekonomi.

Bagi Hegelian civil society tidak bisa dibiarkan tanpa terkontrol dan justru memerlukan berbagai macam aturan dan pembatasan –pembatasan serta penyatuan dengan negara lewat kontrol hukum, administratif dan politik.

Alexis de’Tocqueville Alexis de’Tocqueville: mengkritik aliran Hegel

Marxian yang memberikan posisi unggul terhadap negara, Tocquevillian (aliran Tocqueville) mengembalikan dimensi kemandirian dan pluralitas civil society, kekuatan politik dan civil society –lah yang menjadikan demokrasi di amerika mempunyai daya tahan.

Dengan terwujudnya pluralitas, kemandirian dan kapasitas politik di dalam civil society , maka negara akam mampu mengimbangi dan mengontrol kekuasaan.

Tocqueville… Menurut Tocqueville masyarakat sipil selalu

mengandaikan suatu interaksi terbuka antara asosiasi-asosiasi independen yang ada dalam ruang publik untuk melakukan dialog dan mencari kesepakatan.

Kekuatan politik dan masyarakat sipil yang menjadikan demokrasi di Amerika mempunyai daya tahan.

Pluralitas, kemandirian dan kapasitas politik dalam masyarakat sipil, maka warga negara akan mampu mengimbangi dan mengontrol kekuasaan negara.

Definisi lain..

Gellner (1995), menyebut civil society sebagai satu set institusi-institusi non pemerintah yang beragam yang cukup kuat untuk memberi keseimbangan pada negara, pada saat yang sama tidak menghalangi negara untuk mengisi peranannya sebagai penjaga perdamaian dan arbitrator antara kepentingan-kepentingan utama, bisa menghalangi/ mencegah negara mendomenasi dan mengecilkan masyarakat.

Civil society dapat berbentuk atau mewujud menjadi lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi sosial dan keagamaan.

Identifikasi Masyarakat sipil Partisipatif, masyarakat sipil tidak akan

menyerahkan seluruh nasibnya kepada negara Otonom, mempunyai karakter mandiri, yaitu dalam

mengembangkan dirinya tidak tergantung dan tidak menunggu bantuan negara.

Tidak bebas nilai, yaitu memiliki keterkaitan terhadap nilai-nilai, yang merupakan kesepakatan hasil musyawarah dan demokratis.

Bukan bagian dari sistem dominatif Termanifestasikan dalam organisasi.

Civil society dan Demokrasi Civil society memberikan kontribusi bagi tumbuhnya

demokrasi (diamond) Pertama, Menyediakan wahana sumber daya politik,

ekonomi, kebudayaan dan moral untuk menjaga dan mengawasi negara

Kedua, Beragam dan pluralnya masyarakat dengan berbagai kepentingan, yang apabila diorganisir dan terkelola dengan baik maka akan menjadi besar dan penting bagi kompetensi dan persaingan

Ketiga, mejaga stabilitas negara dalam arti mengontrol peranan negara

Keempat, Memperkaya peranan-peranan partai politik dalam hal partisipasi politik, meningkatkan efektifitas politik dan meningkatkan kesadaran kewarganegaraan

Kelima, Sebagai wadah bagi seleksi dan lahirnya para pimpinan politik yang baru

Keenam, Menghalangi dominasi rezim otoriter Civil society ibarat methapor rumah persemaian

bagi prnsip-prinsip demokrasi, sehingga keberadaan civil society di alam negara menjadi penting untuk mempercepat proses demokratisasi

Elemen-elemen civil society

Kelas Menengah (middle class) Organisasi Sosial Keagamaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Media (Pers) Cendekiawan (Intelektual) Mahasiswa Dll.

Bahan Bacaan

Hikam, Muhammad A.S., 1996, Demokrasi dan Civil Society, Penerbit LP3ES: Jakarta

Haryadi dan Ahmad Rofik, 2007, Negara dan Masyarakat Sipil, Hand out: Ilmu Politik Unsoed.

Suryadi, Budi, Sosiologi Politik; Sejarah, Definisi dan Perkembangan Konsep, IRCiSoD, Yogyakarta.

Dll.