Post on 07-Feb-2016
description
Analisis dan Kritik Sastra pada Novel Cinta Suci Zahrana dengan Pendekatan Strukturalisme
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
dibuat sebagai tugas mata kuliah Kritik Sastra.
Dalam proses pendalaman materi Kritik Sastra sebagai kajian sajak, tentunya kami
mendapatkan bimbingan, arahan dan saran, untuk itu rasa terima kasih kami sampaikan
kepada:
· Dosen pembimbing Wika Soviana Devi, S.Pd, M.Hum yang telah membimbing kami
dalam pembuatan makalah ini.
· Rekan-rekan Mahasiswa yang telah membantu proses pembuatan makalah ini.
· Pihak yang secara langsung dan tidak langsung membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, kami
mengharapkan kritik dan saran untuk pembuatan makalah yang lebih baik lagi. Demikian
makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun pendengar, dan dapat
menjadi setitik harapan dalam ilmu pengetahuan khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca.
Tegal, Juni 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra adalah ciptaan atau karya hasil dari pemikiran manusia atau imajinasi
manusia. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati dan dikritik baik secara kelebihan atau
kekurangan suatu karya tersebut. Suatu karya harus dikritik agar bisa mengetahui kekurangan
atau kelebihan karya tersebut, tujuan utama kritik sastra adalah mendorong sastrawan agar
bisa mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin, sehingga karyanya mencapai tujuan yang
baik, serta mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya sastra dengan baik.
Novel adalah suatu karya sastra. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah
tulisan berupa karangan prosa yang panjang dan menceritakan sebuah kisah. Novel
merupakan teks fiksi yang lahir dari daya cipta, imajinatif, kreatif, dan eksploratif pengarang
yang dituangkan kedalam sebuah buku dan bisa dinikmati oleh para pembaca.
Usaha untuk dapat memahami karya sastra (termasuk prosa fiksi) diperlukan suatu
pendekatan. Salah satu pendekatan dalam menganalisis prosa fiksi adalah pendekatan
strukturalisme. Novel yang akan saya analisis dengan pendekatan struktural dan saya kritik
adalah Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy. Novel ini merupakan novel
sastra yang memadukan tema cinta dan agama.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat ditarik dari makalah ini adalah :
1. Apa saja macam-macam pendekatan dalam kritik sastra
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan Strukturalisme
3. Bagaimana cara menerapkan pendekatan Strukturalisme pada novel “Cinta Suci Zahrana”
4. Menggungkapkan kritik sastra pada novel “Cinta Suci Zahrana”
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembahasan masalah yang dapat ditarik dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui macam-macam pendekatan dalam kritik sastra
2. Memahami apa yang dimaksud dengan pendekatan Strukturalisme
3. Guna mengetahui cara menerapkan pendekatan Strukturalisme pada novel “Cinta Suci
Zahrana”
4. Agar mengetahui apa kritik sastra yang ada pada novel “Cinta Suci Zahrana”
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-macam Pendekatan dalam Kritik Sastra
1. Pendekatan Mimetik
Adalah pendekatan yang berupaya memahami hubungan karya sastra dengan
realitas/kenyataan (berasal dari kata mimesis (bahasa Yunani) yang berarti tiruan.
2. Pendekatan Ekspresif
Adalah pendekatan yang memfokuskan perhatian pada sastrawan sebagai pencipta atau
pengarang karya sastra.
3. Pendekatan Pragmatik
Adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan
tujuan tertentu kepada para pembaca.
4 . Pendekatan Objektif
Adalah pendekatan yang memandang atau memfokuskan perhatian pada karya itu sendiri.
Karya sastra dianggap sebagai struktur yang otonom dan bebas dari hubungan dengan
realitas, pengarang, dan pembaca,hanya mencangkup unsur intrinsik tanpa ada pembahasan
tentang unsure ekstrinsik.
5.Pendekatan Struktural
Adalah pendekatan yang memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur itu
sendiri.
Pendekatan ini memahami karya sastra secara close reading (membaca karya sastra secara
tertutup tanpa melihat pengarangnya, realitas, dan pembaca).
6. Pendekatan Semiotik
Adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sistem tanda sebagai ilmu tanda,
semiotik secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang (semeion, bahasa Yunani
yang berarti tanda), sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan (Luxemburg,
1984). Manusia selalu berada dalam proses semiosis, yaitu memahami sesuatu yang ada di
sekitar sebagai sistem tanda.
7. Pendekatan Sosiolohi Sastra
Adalah pendekatan teori dan pendekatan terhadap karya sastra yang menghubungkan karya
sastra dengan aspek masyarakat, atau pendekatan ekstrinsik yang lebih menjadikan hal-hal
yang bersifat sosial kemasyarakatan sebagai penjelas fenomena social.
8. Pendekatan Resepsi Sastra
Adalah pendekatan memahami dan menilai karya sastra berdasarkan tanggapan para pembaca
terhadap karya sastra tertentu, tanggapan bisa secara aktif atau pasif.
9. Pendekatan Psikologi Sastra
Adalah pendekatan studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi, psikologi
seni, studi proses kreatif, studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya
sastra (menginterpretasikan dan menilai karya sastra dengan psikologi) mempelajari dampak
sastra pada pembaca (sosiologi pembaca).
10. Pendekatan Moral
Adalah pendekatan yang bertolak dari dasar pemikiran bahwa karya sastra dapat menjadi
media yang paling efektif untuk membina moral dan kepribadian suatu kelompok
masyarakat.
11. Pendekatan Feminisme
Adalah pendekatan Pendekatan yang mendasarkan pada pandangan feminisme yang
menginginkan adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan.
2.2 Pendekatan Strukturalisme
Teori strukturalisme yang dipakai pada pembahasan kali ini, dalam karya Saussure
secara berurutan karya para penulis aliran Praha, strukturalisme muncul sebagai pendekatan
terhadap linguistik. Namun dalam bentuk teori sosial, strukturalisme paling tepat
didefinisikan sebagai penerapan model-model linguistik yang dipengaruhi oleh linguistik
struktural untuk menjabarkan fenomena sosial dan kultural.
Dalam wacana ilmu-ilmu sosial, strukturalisme merupakan penerapan analisis bahasa
ke wilayah sosial. Realitas sosial adalah teks atau bahasa dan bahasa selalu memiliki dua sisi,
bahasa sebagai parole (tuturan percakapan lisan sebagai sisi eksekutif bahasa) dan sebagai
langue (sistem tanda atau tata bahasa), dan sebagai “tanda” (sign), dalam bahasa ada dua
aspek: “penanda” (signifier) dan “petanda” (signified). Semenjak strukturalisme inilah
muncul pendapat bahwa bahasa sebagai sistem tanda bersifat arbiter.
Percampuran antara ilmu sosial dan ilmu bahasa telah melahirkan perspektif baru
yang membuka jalan bagi perkembangan kedua bidang ilmu tersebut. Ilmu bahasa semakin
berkembang berkat penemuan-penemuan dalam bidang antropologi. Demikian juga yang
terjadi pada ilmu sosial atau antropologi yang perkembangannya banyak dipengaruhi oleh
para ahli bidang linguistik.
2.3 Pendekatan Strukturalisme pada novel “Cinta Suci Zahrana”
Sinopsis Cinta Suci Zahrana
Zahrana adalah sosok wanita yang sempurna, cantik dan pandai dalam pendidikan.
Zahrana menjadi terkenal karena karya tulisnya yang dimuat di jurnal RMIT Melbourne, dia
mendapat penghargaan dari Thinghua University. Sebuah Universitas ternama di China.
Ditengah kesuksesannya, zahrana sedang merasa dilema, apakah dia harus melanjutkan
pendidikannya atau malah menikah. Orang tuanya cemas lantaran Zahrana belum juga
menikah di usiannya yang memasuki kepala tiga. Walau banyak laki-laki yang melamarnya,
namun Zahrana kerap menolaknya.
Disinilah terjadi konflik batin, antara menuruti keinginan orang tua atau mengejar
cita-cita. Sampai akhirnya Zahran lebih memilih untuk mengajar di Universitas di Semarang,
dengan alasan tidak ingin jauh dari orang tua. Zahrana juga memilih untuk mengalah dengan
tidak menerima tawaran beasiswa S3 di negeri China. Orang tua Zahrana selalu berharap agar
Zahrana cepat menikah dan memiliki keturunan, orang tuanya khawatir tidak sempat
menyaksikan Zahrana bersuami dan menimang cucu. Zahrana berfikir bahwa menikah hanya
menunda-nunda kesuksesannya dan bisa menghalangi prestasinya.
Puncak konfliknya, Zahrana dilamar oleh atasannya sendiri, dengan tegas Zahrana
menolak lamaran itu karena dirasa atasannya itu tidak memiliki ahlak dan moral yang baik,
disamping itu atasannya sudah kepala lima dan memiliki sifat yang tidak baik. Akibat
penolakan lamaran itu, Zahrana di ancam akan dipecat. Tetapi Zahrana memilih untuk
mengundurkan diri terlebih dahulu dan memilih mengajar di sebuah sekolah kejuruan teknik.
Setelah kejadian tersebut, Zahrana berfikir bahwa dia memang harus segera menikah.
Akhirnya dia meminta saran pada pemimpin pesantren yang masih bersaudara dengan lina,
sahabatnya. Zahrana dipertemukan dengan seorang pemuda yang dari segi pekerjaan biasa-
biasa saja. Pemuda itu seorang duda tanpa anak dan masih muda, dan dia adalah penjual
krupuk keliling, dan Zahrana merasa cocok dan dia memantapkan hati untuk
menyempurnakan ibadahnya melalui jalan menikah.
Zahrana merasa senang karena sebentar lagi dia akan menikah, dia akan memiliki
seorang suami yang begitu shalih, namun kebahagiaan itu sirna begitu saja saat zahrana
menerima kabar bahwa calon suaminya meninggal tertabrak kereta api. Zahrana sangat sedih
dan terpukul dengan kepergiaan calon suaminya, beberapa hari dia dirawat di rumah sakit, di
rumah sakit itu Zahrana bertemu dengan seorang dokter yang ternyata adalah ibunya hasan,
mahasisiwa yang dulu di bimbing skripsinya. Kedatangan dokter tersebut memberi semangat
kepada Zahrana.
Beberapa hari kemudian, ibu hasan datang kerumah Zahrana, beliau berniat untuk
melamar zahrana untuk putranya hasan. Zahrana tidak menyangka akan kabar tersebut, dia
sedikit ragu menerima kabar tersebut. Dikarenakan hasan adalah mahasiswanya dan dia jauh
lebih muda dari zahrana, akhirnya zahrana menerima lamaran tersebut dengan syarat
pernikahan dilaksanakan malam ini juga setelah shalat terawih di masjid dekat rumah
zahrana, dan hasan menerima syarat tersebut. Pernikahan pun dilaksanakan setelah shalat
terawih dan disaksikan oleh para jamaah shalat terawih. Akhirnya Zahran menyempurnakan
agamanya dan hidup bahagia bersama hasan setelah menikah.
Unsur Intrinsik :
Tema
Dalam novel ini, kang abik menganggat tema tentang cinta.
Penokohan
1. Dewi Zahrana
Zahrana adalah tokoh utama dalam cerita ini, dia seorang wanita yang cantik, pintar, baik,
dan taat beragama. Dia selalu mendapatkan penghargaan atas prestasi yang diraihnya, tipe
wanita yang mementingkan pendidikan. Sampai-sampai dia menunda-nunda untuk menikah
di usiannya yang sudah kepala tiga, terkadang dia egois dan tidak memikirkan kebahagiaan
orang tuanya. Ia memilih untuk tidak menikah dulu karena dia berfikir kalau menikah dulu
konsentrasinnya akan terganggu.
2. Pak Karman
Dia adalah sosok yang antagonis, tidak bermoral dan licik. Suka bermain wanita, pendendam
dan sadis. Dia memanfaatkan kedudukannya sebagai rektor untuk melamar Zahrana dan
mengancamnya.
3. Pak Munajat
Beliau adalah ayah Zahrana, seorang bapak yang baik hati, taat beragama, wataknya agak
keras dan tegas namun baik hati. Sayang pada Zahrana dan beliau mengingingkan Zahrana
menikah sebelum beliau meninggal.
4. Bu Nuriyah
Beliau adalah ibu Zahrana, begitu sayang pada Zahrana. Apapun dilakukan demi kebahagiaan
anaknya, seorang wanita yang patuh pada perintah suami, begitu lemah lembut dan tidak
tegaan.
5. Lina
Adalah sahabat baik Zahrana sejak SMA, sahabat yang baik pada Zahrana. Selalu ada disaat
Zahrana sedih atau senang. Tempat berbagi yang bisa memberikan solusi yang dewasa untuk
Zahrana, dan seorang wanita yang begitu agamis. Taat beragama dan selalu bisa lebih dewasa
dari Zahrana.
6. Nina
Adalah mahasiswa yang cantik dan pintar, sangat aktif dan lincah. Dia adalah saudaranya
Hasan, dia juga yang mengenalkan Hasan kepada Zahrana untuk menjadi pemimbing skripsi
Hasan.
7. Hasan
Adalah seorang pria yang tampan, pintar dan baik, dia adalah mahasiswa yang dibimbing
skripsinya oleh Zahrana. Namun akhirnya dia tertarik pada Zahrana dan menikahi Zahrana.
8. Bu Merlin
Adalah salah satu orang yang dihormati Zahrana, dia adalah asisiten Pak Karman. Dan Bu
Merlin adalah orang yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Alur
Alur pada novel ini adalah maju mundur. Pada bagian pertam menceritakan tentang
penghargaan yang akan diraih Zahrana, lalu selanjutnya menceritakan tentang prestasi-
prestasi Zahrana dimasa lalu. Dan menceritakan tentang perjodohan-perjodohan yang
dilakukan orang tua Zahrana dan Lina. Lalu selanjutnya bercerita tentang perjalannan hidup
Zahrana dalam menemukan Jodohnya.
Latar / setting
Tempat :
1. Kampus
2. Rumah
3. Tsinghua University
4. Daerah sekitar Solo
5. Rumah Sakit
6. Cina
Waktu :
1. Pagi
2. Siang
3. Sore hari
4. Malam hari
Suasana :
1. Sedih
2. Senang
3. Penuh dendam
4. Mendebarkan
Sudut Pandang
Menggunakan sudut pandang orang ketiga, terlihat dari penggunaan kata dia sebagai kata
pengganti.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang disampaikan kang abik mudah dimengerti, kata-kata yang begitu indah dan
menyentuh hati. Kang abik mampu menghipnotis pembaca dengan ikut merasakan kejadian
di novel tersebut, mampu menginspirasi pembaca dengan cerita novel tersebut. Kadang ada
kalimat yang menggunakan majas hiperbola dan tetap berlandasan pada ilmu pengetahuan
dan nilai-nilai agama.
Amanat
Amanat yang disampaikan dalam novel ini agar kita tidak terlalu mengejar kebahagiaan
dunia, hanya memikirkan gelar, popularitas dan harta. Karna sesungguhnya hal tersebut tidak
penting dimata Tuhan. Kita tidak boleh menunda-nunda pernikahan, karena pernikahan
adalah suatu ibadah, dan harus mencari seorang pendamping yang bukan hanya kaya saja
yang diutamakan, tetapi harus baik agamanya, akhlaknya, dan moralnya. Mengajari kita
sebagai pembaca untuk tidak egois dan mementingkan diri sendiri, mau memahami keinginan
orang tua tanpa menyakiti mereka. Mengajari untuk bersabar dan tetap berikhtiyar dijalan
Allah.
Unsur Ekstrinsik :
Sejarah Pengarang
Habiburrahman El Shirazy adalah seorang novelis yang hebat, biasa dikenal dengan
nama Kang Abik. Pria kelahiran Semarang, 30 September 1976. Kang abik bukan hanya
seorang penulis, dia juga seorang dai, penyair yang terkenal sampai diluar negeri. Nama
Kang Abik mulai melambung ketika karya novelnya yang berjudul “Ayat-ayat Cinta” tampil
di layar kaca.
Memulai pendidikan menengahnya di MTS Futuhiyyah I Mranggen sambil belajar kitab
kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan KH. Abdul
Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota Budaya Surakarta untuk belajar di
Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu
melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fak.Ushuluddin, Jurusan Hadis, Universitas Al-
Ashar, Cairo dan selesai pada tahun 1999. Telah merampungkan Postgraduate
Diploma(Pg.D) 52 di The Institute for Islamie Studies in Cairo yang didirikan oleh imam Al-
Baiquri (2001). Profil diri dan karyanya pernah menghiasi beberapa Koran dan majalah, baik
lokal maupun nasional seperti Solo Pos, Republika Anninda, Saksi, Sabilli, Muslimah, dll.
Karya-karyanya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat. Karya-
karyanay sangat baik dan penuh dengan pesan moral dan agama, banyak novel-novel karya
yang kang abik yang best seller. Bebrapa novel karya kang abik adalah Ayat-Ayat Cinta
(telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV,
2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta
Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta
(2007). Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di
Yerussalem, Mahkota Cinta dan Nyanyian Cinta.
3.1 Kritik Satra Novel Cinta Suci Zahrana
Banyak pesan moral yang terdapat pada novel ini, dimana kita bisa belajar arti
kesabaran pada diri Zahrana, dimana selalu ada kebahagiaan bagi orang-orang yang sabar.
Walau Pak Karman selalu jahat pada Zahrana, tetapi Zahrana tetap sabar dan yakin bahwa
Tuhan akan membalas kejahatan Pak Karman. Dan mengajari kita untuk tidak terlalu
mengejar harta, jabatan jika semua itu didapatkan dengan mengorbankan kebahagiaan orang
tua. Niat Zahrana memang baik untuk membahagiakan orang tuannya, hanya mungkin cara
Zahrana salah, dia berfikir bahwa dengan semua prestasi dan terkenalnya Zahrana karena
kepandaiannya akan membuat orang tuanya bahagia.
Padahal orang tuannya hanya ingin melihat Zahrana menikah diumurnya yang sudah
tidak muda. Kisah cinta Zahran yang penuh pengorbanan dan kesabarannya dalam
menemukan jodoh yang baik dimata keluarga dan di mata Allah, sampai akhirnya bertemu
Hasan. Pengarang mampu mengemas cerita yang sederhana menjadi begitu mempesona dan
mengharukan, denagn menyelipkan ilmu-ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang bermanfaat
bagi para pembaca, dan dapat menginspirasi pembaca. Sebuah novel yang bagus, karena
buku yang bagus adalah buku yang bermanfaat bagi pembacanya.
BAB III
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari hasil pembahasan diatas, disimpulkan bahwa Zahrana adalah seoarang wanita yang baik,
penuh kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup, dan mau bekerja keras untuk mengejar
cita-cita. Banyak konflik yang bisa kita ambil hikmahnya dari novel ini. Sebuah novel yang
menakjubkan dan banyak pesan moral yang bisa kita dapatkan dari novel ini.
KRITIK SASTRA NOVEL "LASKAR PELANGI"
FENOMENA PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCILOleh : Rika Kumala Sari
“Karya sastra adalah anak kehidupan kreatif seorang penulis dan mengungkapkan
pribadi pengarang” (Selden, 1985: 52). “Sastra lahir oleh dorongan manusia untuk
mengungkapkan diri, tentang masalah manusia, kemanusiaan, dan semesta (Semi, 1993: 1).
Sastra adalah sesuatu yang mengacu pada milik atau berkaitan dengan sastra (himpunan
pengetahuan yang berkaitan dengan menulis dan membaca dengan baik, atau seni puisi,
retorika dan tata bahasa). Sebuah karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan
komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering
menceritakan sebuah kisah , baik dalam atau ketiga orang pertama, dengan plot dan melalui
penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka.
Karya sastra terbagi atas tiga yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi yaitu seni tertulis
dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya. Menurut Dresden puisi adalah sebuah dunia dalam kata. Isi yang terkandung di
dalam puisi merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang
membentuk sebuah dunia bernama puisi. Prosa terbagi dua yaitu novel dan cerpen. Kata
novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”. Novel
adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Pada umumnya, di dalam sebuah novel
memuat tentang problem kehidupan masyarakat yang digambarkan oleh pengarang melalui
tokoh dan penkohan serta setting yang sengaja dipilih pengarang untuk mewakili idenya
dalam gambarannya terhadap pandangan dalam kehidupan yang dialami yang diapresiasikan
dalam wujud tulisan. Novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan
sifat setiap pelaku.
Cerpen merupakan karangan yang singkat, sederhana, dan masalahnya juga tunggal.
Biasanya, cerpen dapat dibaca dalam sekali kesempatan. Dalam Ramadansyah (2010: 92)
cerpen merupakan cerita rekaan yang menganggap unsur-unsur karya sastra lebih padat,
ringkas dan langsung menghadirkan konflik pada tokohnya dan memaksanya berhadapan
dengan penyelesaian. Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra. Dalam drama,
penulis ingin menyampaikan pesan melalui akting dan dialog. Sehingga para penonton diajak
untuk seolah-olah ikut menyaksikan dan merasakan kehidupan dan kejadian dalam
masyarakat. Drama adalah bentuk karangan yang berpijak pada dua cabang kesenian, yakni
seni sastra dan seni pentas sehingga drama dibagi dua, yaitu drama dalam bentuk naskah
tertulis dan drama yang dipentaskan
Disini saya akan mengkritik sebuah karya sastra yang tergolong kedalam prosa yaitu
novel. Novel yang akan saya kritik disini yaitu novel yang berjudul Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata. Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata merupakan novel terlaris dalam
sejarah kesusasteraan Indonesia. Novel ini mengangkat tema semangat pendidikan anak-anak
Belitong di era tahun 70-an, yang diilhami dari kisah nyata penulisnya. Novel Laskar Pelangi
Ini adalah kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau Belitong, Sumatera. Sebelum
saya melakukan kritikan terhadap novel Laskar Pelangi, saya akan menganalisis novel
tersebut terlebih dahulu. Unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi ini
adalah sebagai berikut;
1. Tema
Novel laskar pelangi ini bertemakan pendidikan. Namun tema pendidikan ini diselingi
oleh kisah persahabatan yang erat antara anggota ‘Laskar Pelangi’. Tema pendidikan ini
dipadu dengan tema ekonomi. Namun, tema pendidikanlah yang lebih menonjol pada novel
Laskar Pelangi ini.
2. Alur
Alur laskar pelangi bisa dikatakan tersusun sangat rapi dan maju kedepan, peristiwa-
peristiwa disusun secara kronologis berdasarkan waktu kejadiannya, akan tetapi tidak jarang
ada terjadi pengulangan kembali (Flashback) untuk memperjelas permasalahan pokoknya.
3. Latar
Latar terbagi atas tiga yaitu latar waktu, tempat, dan suasana. a. Latar Tempat, latar
tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di sebuah sekolah bernama SD
Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur,
Sumatera Selatan. Namun, ada pula yang latarnya adalah di rumah, pohon, gua, tepi pantai,
pasar dan lain-lain tapi masih di kawasan Belitong. b. Latar Waktu, dikarenakan novel
“Laskar Pelangi” ini merupakan novel yang menceritakan kisah nyata meski ada bumbu
imajinasi, maka latar waktu yang disampaikan pun jelas yaitu terjadi pada tahun 1970-an. c.
Latar Suasana, latar suasana yang ada dalam novel ini beragam dikarenakan konflik-konfik
yang muncul juga beragam. Ada kalanya senang, sedih, hingga cemas. Berikut beberapa
penggalan kisah yang menjelaskan suasana dalam novel.
a) Suasana Sedih
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana sedih ialah saat Ikal,
teman-temannya dan Bu Muslimah berpisah dari Lintang yang memutuskan berhenti sekolah
karena harus mengurusi keluarga yang ditinggal mati ayahnya.
b) Suasana Senang
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana senang ialah saat tim
cerdas cermat SD Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan.
c) Suasana Cemas
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana cemas ialah saat Pak
Harfan, Bu Muslimah dan calon murid SD Muhammadiyah beserta orang tuanya menunggu
untuk menggenapkan calon siswa yang mendaftar agar sekolah tidak ditutup.
4. Tokoh/penokohan
Para tokoh yang berperan dalam novel Laskar Pelangi ini adalah:
a) Ikal
Ikal atau yang di dalam novel ini berperan sebagai ‘aku’ merupakan tokoh utama. Ikal
adalah salah seorang anggota ‘Laskar Pelangi’. Di sekolah ia termasuk murid yang lumayan
pandai, namun kepandaiannya masih di bawah dari temannya yaitu Lintang. Ia selalu berada
di peringkat kedua di sekolah setelah Lintang. Ikal termasuk orang yang tidak mudah putus
asa, selalu bersemangat melakukan hal yang ia sukai dan tegar. Ikal begitu menyukai dunia
sastra terutama puisi. Dalam novel ini, Ikal diceritakan menyukai seorang gadis keturunan
Tionghoa bernama A Ling. Ia sering sekali mengirimkan puisi tentang luapan perasaannya
kepada A Ling.
b) Taprani
Taprani merupakan sosok yang tampan, rapi, perfeksionis, lumayan pintar, bicara
seperlunya (pendiam), santun, sangat berbakti kepada orang tua dan manja. Ia bercita-cita
menjadi guru di daerah terpencil untuk memajukan pendidikan orang melayu pedalaman.
Taprani selalu diperhatikan ibunya. Apa pun yang akan dilakukannya harus selalu diketahui
ibunya. Ia sangat tergantung pada ibunya.
c) Sahara
Sahara merupakan satu-satunya murid perempuan yang bersekolah di SD
Muhammadiyah. Tubuhnya ramping dan selalu berjilbab rapi. Di sekolah ia termasuk murid
yang pintar. Meski pun ia adalah sosok yang perhatian, namun ia termasuk tipe orang yang
temperamental, ketus, skeptis, susah diyakinkan dan tidak mudah terkesan. Sahara Sangat
menjujung tinggi nilai kejujuran. Ia paling tidak suka berbohong. Dalam novel ini dicritakan
bahwa ia bertengkar dengan A Kiong yang tidak pernah sependapat atau satu pemikiran
dengannya.
d) A Kiong
A Kiong adalah satu-satunya murid keturunan Tionghoa yang bersekolah di SD
Muhammadiyah. Sifatnya begitu polos dan selalu mempercayai apa yang dikatakan Mahar. Ia
selalu menjadi pendukung sekaligus pengikut setia Mahar. A Kiong memiliki rasa
persahabatan yang tinggi dan suka menolong. Ia sering kali bertengkar dengan Sahara.
e) Harun
Harun yang sudah mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada usia lima
belas tahun ini mengidap keterbelakangan mental. Sifatnya santun, pendiam, dan murah
senyum. Laki-laki yang memiliki model rambut seperti Chairil Anwar ini hobi sekali
mengunyah permen asam jawa. Ia pun selalu berpakaian rapi. Di kelas, ia sama sekali tidak
bisa menangkap pelajaran membaca atau pun menulis. Ia pun sering kali bercerita tentang
kucing belang tiganya yang melahirkan tiga anak yang juga bebelang tiga secara berulang-
ulang.
f) Borek
Borek memilki tubuh yang tinggi tinggi dan besar. Ia sangat terobsesi dengan body
building dan tergila-gila dengan citra cowok macho.
g) Syahdan
Karakter Syahdan tidak begitu menonjol dalam novel ini. Ia adalah salah satu anggota
‘Laskar Pelangi’ yang selalu setia menemani Ikal membeli kapur tulis di took Sinar Harapan
milik orang tua A Ling. Syahdan merupakan saksi cinta pertama Ikal kepada A Ling. Ia
memiliki cita-cita sebagai aktor.
h) Kucai
Kucai adalah salah satu anggota ‘Laskar Pelangi’ yang diamanahi sebagai ketua kelas.
Ia sempat frustrasi ketika menjadi ketua kelas karena kesulitan dalam mengatur teman-
temannya. Meski begitu, laki-laki yang menderita rabun jauh ini selalu terpilih menjadi ketua
kelas dan pada akhirnya ia menerima keputusan itu. Anak yang banyak bicara dan susah
diatur ini berbakat menjadi seorang politikus.
i) Lintang
Lintang merupakan anak yang paling jenius dan gigih di antara teman-temannya.
Meski pun jarak rumahnya dari sekolah sangat jauh (80 km), ia tetap semangat untuk pergi ke
sekolah dan menjadi anak yang paling pagi datang. Setiap berangkat sekolah, ia harus melalui
jalan yang merupakan tempat buaya tinggal. Ayahnya adalah seorang nelayan miskin yang
bertanggung jawab menafkahi empat belas nyawa yang tinggal di rumahnya. Di sekolah,
Lintang begitu serius belajar dan aktif. Otaknya yang jenius dan cermat membawa tim SD
Muhammadiyah menjadi pemenang dalam lomba cerdas cermat. Lintang sangat suka
membaca dan mempelajari berbagai ilmu penngetahuan. Lintang pun tak segan membagi
ilmunya kepada teman-temannya. Idenya sangat kreatif. Lucunya, kelihaiannya dalam
berpikir tidak dibarengi dengan tulisan tangan yang indah.
j) Mahar
Mahar memiliki bakat dalam bidang seni, baik itu menyanyi, melukis, seni rupa dan
lain sebagainya. Pemikirannya imajinatif dan kreatif. Anak tampan ini termasuk orang yang
menggemari dongeng-dongeng yang tak masuk akal (mungkin karena ia terlalu imajinatif).
Mahar sering kali diejek dan ditertawakan teman-temannya karena pemikirannya dianggap
aneh.
k) Bu Muslimah
Wanita bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari ini adalah guru di SD
Muhammadiyah. Ia sangat gigih dalam mengajar meski pun gajinya belum dibayar. Ia sangat
berdedikasi terhadap dunia pendidikan dan dengan segenap jiwa mengajar murid-murid di
SD Muhammadiyah. Wanita cantik yang menyukai bunga ini memiliki pendirian yang
progresif dan terbuka terhadap ide-ide baru. Ia termasuk orang yang sabar dan baik hati.
l) Pak Harfan
Pria bernama lengkap K.A Harfan Efendy Noor ini menjabat sebagai kepala SD
Muhammadiyah. Bersama Bu Muslimah, ia tetap mempertahankan sekolah yang hamper
ditutup karena kekurangan siswa. Pak Harfan juga memiliki dedikasi tinggi terhadap
pendidikan.
m) A Ling
Gadis keturunan Tiongoa ini merupakan cinta pertama Ikal. Ia memiliki tubuh yang
ramping dan tinggi. Anak dari pemilik toko Sinar Harapan ini ternyata juga menyukai Ikal.
Namun sayangnya ia pindah ke Jakarta.
n) Flo
Ia merupakan murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboi yang berasal dari
keluarga kaya ini merupakan tokoh terakhir yang muncul sebagai anggota ‘Laskar Pelangi’.
5. Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang pertama
karena penceritaan penulis menggunakan kata “aku”. Tokoh aku di sini paling dominan dan
tokoh aku merupakan tokoh utama.
6. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam Laskar Pelangi mampu menimbulkan suasana yang
beragam. Gaya yang digunakan sangat menarik karena penggunaan metafora dan deskripsi
hampir dapat ditemukan pada setiap bab. Pemilihan gaya bahasa, kata, dan penataan kalimat
sehubungan dengan makna dan suasana menimbulkan efek yang beragam. Pengarang lebih
memilih penggunaan gaya bahasa itu karena, pengarang ingin berusaha meyakinkan,
berusaha memahami kondisi yang terjadi. Gaya bahasa itu telah berhasil menggambarkan
watak, setting, serta alur dengan begitu kuat. Contoh pelukisan suasana di dalam laskar
pelangi bisa dilihat pada bab 7 hal 49-51.
7. Amanat
Banyak amanat yang disampaikan penulis untuk pembaca pada novel Laskar Pelangi ini.
Yang diantaranya yaitu:
1) Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa);
2) Jauhi sifat pesimis;
3) Sebagai guru haruslah dengan ikhlas mengajar dan berdedikasi tinggi terhadap pendidikan.
Selain unsur-unsur intrinsik yang mempengaruhi novel ini ada juga unsur-unsur
ekstrinsik yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi ini yaitu sebagai berikut:
1. Latar Belakang Tempat Tinggal
Lingkungan tempat tinggal pengarang mempengaruhi psikologi penulisan novel.
Apalagi novel “Laskar Pelangi” merupakan adaptasi dari cerita nyata yang dialami oleh
pengarang langsung. Letak tempat tinggal pengarang yang jauh berada di Desa Gantung,
Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan ternyata benar-benar dijadikannya
latar tempat bagi penulisan novelnya.
2. Latar Belakang Sosial dan Budaya
Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang
bertempat tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dan
komunitas pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakang sosial.
Dimana interaksi antara kedua komunitas ini memang ada dan saling ketergantungan.
Komunitas buruh tambang memerlukan uang untuk melanjutkan kehidupan, sedang
komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang untuk menjalankan usaha
mereka.
3. Latar Belakang Religi (agama)
Latar belakang religi atau agama si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin
dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Nuansa keislamannya begitu kental. Dalam beberapa
penggalan cerita, pengarang sering kali menyelipkan pelajaran-pelajaran mengenai
keislaman.
4. Latar Belakang Ekonomi
Sebagian masyarakat Belitong mengabdikan dirinya pada perusahaan-perusahaan
timah. Digambarkan dalam novel bahwa Belitong adalah pulau yang kaya akan sumber daya
alam. Namun tidak semua masyarakat Belitong bisa menikmati hasil bumi itu. PN
memonopoli hasil produksi, sementara masyarakat termarginalkan di tanah mereka sendiri.
Latar belakang ekonomi dalam novel ini diambil dari kacamata masyarakat Belitong
kebanyakan yang tingkat ekonominya masih rendah. Padahal sumber daya alamnya tinggi.
5. Latar Belakang Pendidikan
Dalam novel ini terkandung banyak sekali nilai-nilai edukasi yang disampaikan
pengarang. Pengarang tidak hanya bercerita, tapi juga menyajikan berbagai ilmu pengetahuan
yang diselipkan di antara ceritanya. Begitu banyak cabang ilmu pengetahuan yang diselipkan
antara lain seperti sains (fisika, kimia, biologi, astronomi). Pengarang gemar sekali
memasukkan istilah-istilah asing ilmu pengetahuan yang tertuang dalam cerita. Ini
menandakan bahwa pengarangnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
Setelah melakukan analisis pada novel Laskar Pelangi maka dapat dilakukan penilaian
yaitu tentang kelemahan dan kelebihan pada novel tersebut. Kelemahan yang terdapat pada
novel ini yaitu kelemahan penting yang harus diwaspadai oleh para pembaca adalah ide
tentang teori kreasionisme (penciptaan). Ide teori kreasionisme (penciptaan) merupakan
kebalikan dari teori Evolusionisme. Ide itu sungguh antik karena meski demikian minim
bukti tetapi pemujanya demikian militan. Mereka diamini oleh kelompok-kelompok puritan
religius yang merasa terancam oleh keberadaan teori Evolusi. Kemudian, bahasa yang
digunakan tetap bahasa Indonesia tetapi tidak jarang kita jumpai bahasa daerah yang dimana
tempat kejadiannya adalah Belitung, yaitu pulau terpencil yang ada di Sumatra. Sehingga
mungkin sedikit membingungkan pembaca. Walaupun novel ini mempunyai kelemahan
tetapi novel ini juga memiliki kelebihan yaitu novel ini benar benar memberikan inspirasi
bagi siapa saja yang ingin sukses dan berhasil dan novel ini bagus dibaca oleh para remaja.
Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain
harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca. Karena dalam penceritaan isi
novel tidak berbelit-belit. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan
yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah tokoh utama buku ini.
Novel Laskar Pelangi ini menunjukan bahwa mimpi, semangat dan niat yang kuat
dapat mengalahkan apapun cobaan dalam hidup ini. Terbukti pada perjuangan 10 anak-anak
Indonesia yang tinggal di daerah yang terpencil dan mungkin luput dari pengelihatan kita
tetapi mereka membuktikan bahwa situasi mereka di waktu itu tidak akan menghalangi
mereka menggapai impian mereka. Sehingga novel ini dapat menginspirasi dan memberikan
letupan semangat gairah hidup untuk tetap berani bermimpi dan berusaha keras mewujudkan
impian setelah membaca novel ini.