Post on 22-May-2021
14
CHAPTER II
TRANSLATION AND ITS SOURCE TEXT
A. TARGET TEXT
[1] Jon Snow membaca keseluruhan isi surat itu sampai tiap-tiap kata mulai
buram dan berlarian kesana kemari. Aku tidak bisa menandatangani surat ini. Aku
tidak akan melakukannya.
[2] Dia hampir membakar surat itu sesaat setelah selesai membacanya. Sebagai
pengganti seteguk bir, dia mengambil segelas teh yang tersisa saat makan
malamnya yang sunyi. Aku harus mendandatangani surat ini. Mereka memilih ku
untuk menjadi Komandan mereka. The Wall adalah milikku, dan sama halnya
dengan The Watch. Para Night’s Watch tidak berhak ikut campur.
[3] Kelegaan muncul ketika Dolorous Edd Tollett membuka pintu untuk
mengatakan pada Jon bahwa Gilly sedang sendirian. Seketika Jon menyimpan
surat dari Maester Aemon. “Aku ingin menemuinya.” Sesuatu yang Ia takutkan.
“Cari Sam. Aku akan bicara dengannya setelah itu.”
[4] “Dia akan kemari dengan beberapa buku. Septonku yang terdahulu pernah
berkata bahwa buku-buku adalah pembicaraan orang mati. Orang yang sudah mati
seharusnya selalu tetap diam, seperti yang aku katakan. Tidak satu orang pun mau
mendengarkan ocehan orang mati.” Dolorous Edd berlalu sambil bergumam
tentang cacing dan laba-laba.
[5] Ketika Gilly memasuki ruangan, dia langsung berlutut di hadapan Jon. Jon
berjalan mendekatinya dan mengangkatnya. “Kau tak perlu berlutut padaku. Hal
itu hanya untuk para raja.” Meskipun Gilly adalah seorang istri dan ibu, dia tetap
tampak seperti anak-anak bagi Jon, wanita kecil yang ramping terbalut dalam
salah satu mantel tua milik Sam. Mantel itu sangat besar bagi Gilly sehingga
15
sepertinya dia dapat menyembunyikan beberapa anak perempuan lainnya di
bawah lipatan mantel itu. “Apakah kedua bayi sehat?” tanya Jon.
[6] Gadis Wildling itu tersenyum dengan malu-malu di bawah topi runcingnya.
“Ya, Tuanku. Aku merasa takut tidak akan memiliki cukup ASI untuk mereka,
tetapi semakin banyak mereka menyusu, semakin banyak ASI yang kumiliki.
Mereka berdua kuat.”
[7] “Aku ingin mengatakan hal yang sangat berat padamu.” Dia hampir saja
berpikir untuk bertanya, tetapi seketika itu juga dia mengubah pemikirannya untuk
tidak perlu melakukan itu.
[8] “Apakah ini tentang Mance? Val memohon pada sang raja untuk
melepaskannya. Dia berkata bahwa dia tidak akan membiarkan orang rendahan
menikahinya dan tidak akan menggorok leher Mance andai saja Mance bisa
hidup. Lord O’Bones, dialah yang dilepaskan. Craster selalu bersumpah akan
membunuhnya jika dia menampakkan wajahnya. Mance tidak pernah setengah-
setengah dalam melakukan apapun.
[9] Yang dilakukan Mance adalah menyerang kerajaan yang dia sendiri telah
bersumpah untuk melindunginya. “Mance memang sepaham dengan kita, Gilly.
Kemudian dia mengganti jubahnya, menikahi Dalla, dan memahkotai dirinya
sendiri sebagai King-Beyond-The-Wall. Hidupnya ada ditangan raja sekarang.
Bukan dia yang kita bicarakan. Ini tentang anaknya, anak laki-laki Dalla.”
[10] “Putra Dalla?” Suaranya gemetar. “Dia tidak pernah melanggar peraturan,
Tuanku. Dia tidur, menangis dan menyusu, itu saja; dia tidak pernah menyakiti
siapapun. Jangan biarkan dia membakarnya. Selamatkan dia, tolong.”
[11] “Hanya kamu yang bisa menolongnya, Gilly.” Jon memberitahukannya cara
untuk menyelamatkan bayi itu.
[12] Wanita lain akan menertawakan, mengutuk, dan menyumpahinya masuk ke
tujuh neraka. Wanita lain akan memarahi, menampar, menendang, dan menggaruk
16
matanya dengan kuku-kukunya. Wanita lain akan menentang apapun yang
dikatakannya.
[13] Gilly menggelengkan kepalanya. “Tidak. Kumohon, jangan.” Gilly
menggelengkan kepalanya. “Tidak. Kumohon, jangan.”
[14] Si gagak mengulangi perkataan Gilly. “Tidak,” dan kemudian sang gagak
berteriak. “Menolak, dan anak itu akan terbakar. Tidak besok, ataupun lusa… tapi
secepatnya, kapanpun saat Melisandre ingin membangunkan naga atau
membesarkan angin atau mengerjakan mantra lain yang membutuhkan darah
seorang raja. Mance akan menjadi abu dan tulang setelah itu, jadi dia akan
membakar anak laki-laki Mance kedalam api, dan Stannis tidak mampu
melarangnya. Jika kamu tidak membawa anak laki-laki itu pergi, dia akan
membakarnya.”
[15] “Aku akan pergi,” jawab Dalla. “Aku akan membawanya, aku kan membawa
kedua bayi itu, bayi Dalla dan bayiku.” Air mata mengalir di pipinya. Jika lilin
tidak membuat air mata itu berkilauan, Jon tidak akan pernah tahu bahwa dia
sedang menangis. Istri-istri Craster pasti sudah mengajarkan anak-anak
perempuan mereka untuk menumpahkan air mata mereka ke bantal. Mungkin
mereka pergi keluar untuk menangis, jauh dari kepalan-kepalan tangan Craster.
[16] Jon mendekatkan tangannya ke gagang pedangnya. “Jika kamu membawa
kedua anak itu, prajurit sang ratu akan mengejarmu dan menyeretmu kembali.
Anak laki-laki itu akan tetap dibakar … bersama denganmu.” Jika aku
menghiburnya, dia akan berpikir bahwa air mata dapat meluluhkanku. Dia harus
menyadari bahwa aku tidak akan terpengaruh. “Kau hanya akan membawa satu
anak laki-laki, yaitu putra Dalla.”
[17] “Seorang ibu tidak bisa meninggalkan putranya, atau dia akan dikutuk
selamanya. Putra Dalla bukan putraku. Aku dan Sam telah menyelamatkan
bayiku. Tolong. Kumohon, Tuanku. Kami menyelamatkannya dari kedinginan.”
17
[18] “Orang-orang berkata bahwa seseorang yang mati karena kedinginan akan
mengalami proses kematian yang tenang. Sedangkan, api … kau lihat lilin itu,
Gilly?”
[19] Gilly menatap lilin itu. “Ya.”
[20] “Sentuhlah. Letakkan tanganmu di atas api itu.”
[21] Mata coklatnya yang besar semakin membesar. Gilly tidak bergerak.
“Lakukan.” Bunuh anak laki-laki dalam dirimu. “Sekarang.”
[22] Sambil gemetar, gadis itu mengulurkan tangannya, meletakkannya di atas api
yang menjilat-jilat.
[23] “Turunkan tangamu. Biarkan api itu menciummu.”
[24] Gilly merendahkan tangannya. Sedikit demi sedikit. Ketika api itu menjilat
tangannya, dengan cepat Gilly menarik tangannya dan mulai menangis.
[25] “Api adalah cara yang kejam untuk mati. Dalla mati untuk memberikan
kehidupan bagi anaknya, tapi kau yang telah merawat dan memberikan kasih
sayang untuk bayi Dalla. Kau telah menyelamatkan bayimu dari es, sekarang
selamatkan putra Dalla dari api.”
[26] “Tapi kemudian mereka akan membakar bayiku. Si wanita merah. Jika dia
tidak bisa memiliki putra Dalla, dia akan membakar putraku.”
[27] “Putramu tidak memiliki darah raja. Melisandre tidak mendapatkan apapun
dengan membakarnya. Stannis menginginkan para Free Folk berjuang untuknya,
dia tidak mungkin membakar seseorang yang tidak bersalah tanpa alasan yang
tepat. Putramu akan baik-baik saja. Aku akan mencarikan ibu susu untukknya dan
dia akan tumbuh di sini di Castle Black di bawah perlindunganku. Dia akan
belajar memburu, berkuda, dan bertarung dengan pedang, kapak dan busur
panah.Dan aku juga akan melihatnya belajar membaca dan menulis.” Sam akan
menyukai hal itu. “Dan ketika dia sudah cukup dewasa, dia akan memahami
18
tentang siapa dirinya yang sesungguhnya. Dia akan diberi kebebasan untuk
mencarimu jika itu yang ia inginkan.”
[28] “Kau akan bangga padanya.” Gilly menghapus air matanya dengan tanganya
yg kecil dan pucat. “Tidak, aku tidak bisa.”
[29] Hilangkan sifat kekanak-kanakanmu, pikir Jon. “Kau bisa. Tetapi satu hal
yang bisa kupastikan, apabila mereka membakar anak Dalla, anakmu pun juga
akan mati.”
[30] “Mati,” jerit gagak milik Old Bear. “Mati, mati, mati.”
[31] Gadis itu hanya bisa duduk dan terbungkuk, menatap lilin, dan air mata
terlihat berkilauan di matanya. Akhirnya Jon berkata, “Kau boleh pergi. Tak perlu
membicarakan hal ini, tapi aku ingin melihatmu siap untuk pergi sejam sebelum
matahari terbit. Anak buahku akan menjemputmu.”
[32] Gilly beranjak dari kursinya. Pucat dan tanpa mengatakan satu patah katapun,
ia pergi dari hadapan Jon tanpa menoleh ke arahnya. Jon mendengar langkah
kakinya yang sangat cepat melewati gudang persenjataan. Dia terdengar seperti
berlari.
[33] Ketika Jon akan menutup pintu, dia melihat Ghost sedang berbaring di dekat
paron sambil menggerogoti tulang lembu. Direwolf yang besar dan putih itu
menengadah ke arah Jon yang menghampirinya. “Seperti di masa lalu, bukan?”
Jon kembali ke kursinya untuk membaca surat dari Maester Aemon sekali lagi.
[34] Samwell Tarly muncul beberapa saat kemudian, sambil membawa setumpuk
buku. Tak lama ketika dia masuk, gagak milik Mormont terbang menghampirinya
untuk mendapatkan biji jagung. Sam mencoba untuk menuruti gagak itu dan
menawarkan beberapa biji yang ada di kantongnya. Gagak itu pun mencoba untuk
mematuk biji-biji itu dengan paruhnya. Sam memekik kaget, burung gagak itu
pun terbang dan biji jagung bertebaran dimana-mana. “Apakah bedebah itu
melukaimu?” Tanya Jon.
19
[35] Dengan hati-hati Sam melepaskan sarung tangannya. “Ya. Tanganku
berdarah.”
[36] “Kita semua menumpahkah darah demi The Watch. Gunakan sarumg tangan
yang lebih tebal.” Jon menarik kursi dengan kakinya.”Duduk, dan lihatlah ini.”
Jon memberikan surat itu kepada Sam.
[37] “Apa ini?”
[38] “Surat perlindungan”
[39] Sam membaca surat itu perlahan. “Surat untuk Raja Tommen?”
[40] “Di Winterfell, Tommen bertarung dengan saudaraku, Bran, dengan
menggunakan pedang kayu,” kata Jon sembari mengingat masa lalu. “Dia
memakai banyak sekali bantalan pelindung sehingga dia terlihat seperti orang
bodoh. Bran mengalahkannya.” Jon berjalan ke jendela dan membukanya. Udara
di luar terasa dingin dan menyegarkan, meskipun langit terlihat mendung. “Tapi
Bran sudah mati, dan Tommen si gendut bermuka merah muda itu duduk di tahta
Iron Throne, dengan sebuah mahkota mendekap di antara rambut emasnya yang
keriting.
[41] Sam menunjukkan tatapan yang aneh ketika mendengarkan pembicaraan Jon,
dan sesaat dia terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Tetapi dia memilih untuk
tidak mengatakannya dan kembali ke surat itu. “Kau belum menandatangani surat
ini.”
[42] Jon menggelengkan kepalanya. “Old Bear memohon bantuan dari Iron
Throne ratusan kali. Mereka mengirimkan Janos Slynt. Tak ada satu surat pun
yang akan membuat Lannisters memperlakukan kita secara baik. Tak sekalipun
mereka mendengar kita telah membantu Stannis.”
[43] “Hanya untuk mempertahankan Wall, tidak dalam pemberontakannya. Itulah
yang tertulis di sini.”
20
[44] “Perbedaan mungkin mampu membebaskan Lord Tywin.” Jon mengambil
surat itu kembali. “Mengapa sekarang dia ingin menolong kita? Dia tidak pernah
melakukan itu sebelumnya.”
[45] “Nah, dia tidak akan ingin ini terlihat seperti Stannis bergerak untuk
mempertahankan kerajaan sedangkan Raja Tommen sedang bermain dengan
mainannya. Hal itu akan menjadi suatu cemoohan di House Lannister.”
[46] “Kematian dan kehancuran yang ingin aku berikan ke House Lannister,
bukan cemoohan.” Jon membaca kalimat dari surat itu. “Night’s Watch tidak ikut
campur dalam perang Seven Kingdoms. Kita telah bersumpah untuk kerajaan, dan
kerajaan itu sekarang berada dalam resiko yang mengerikan. Stannis Baratheon
membantu kita melawan musuh-musuh kita yang ada di luar Wall, walaupun kita
bukan anak buahnya ...”
[47] Sam menggeliat di kursinya. “Kita bukan anak buahnya, kan?”
[48] “Aku memberikan Stannis makanan, tempat perlindungan, dan juga
Nightfort, ditambah lagi aku memberikan ijin untuk menempatkan beberapa free
folk di Gift. Itu saja.”
[49] “Lord Tywin akan berkata itu berlebihan.”
[50] “Stannis berkata itu tidak cukup. Semakin banyak yang kau berikan pada
seorang raja, semakin banyak pula yang dia inginkan. Kita sedang berjalan di
jembatan es dengan jurang di kedua sisinya. Menyenangkan satu raja adalah hal
yang cukup sulit dilakukan. Menyenangkan dua raja adalah sesuatu yang sangat
sulit untuk diwujudkan.”
[51] “Ya,tetapi ... Jika Lannisters akan membujuk dan Lord Tywing memutuskan
bahwa kita mengkhianati raja dengan menolong Stannis, maka itu berarti akhir
dari Night’s Watch. Tyrells mendukungnya, dengan seluuh kekuatan Highgarden.
Dan dia telah mengalahkan Lord Stannis di Blackwater.”
21
[52] “Blackwater hanyalah satu perang. Robb memenangkan seluruh
pertempurannya dan dia tetap saja kehilangan kepalanya. Jika Stannis mampu
mendapatkan daerah utara ...”
[53] Sam yang ragu-ragu pun akhirnya berkata, “Lannisters memiliki anak buah di
daerah utara, Lord Bolton dan anak haramnya.”
[54] “Stannis memiliki Karstarks. Jika dia mampu memenangkan White Harbor
...”
[55] “Jika,” Sam menegaskan. “Jika tidak ... tuanku, bahkan selembar surat
perlindungan lebih baik daripada tidak sama sekali.”
[56] “Aku rasa juga begitu.” Sam sama halnya seperti Aemon. Bagaimanapun
juga dia berharap bahwa Sam Tarly akan melihat hal ini secara berbeda. Ini
hanyalah tinta dan kertas. Jon meletakkan surat itu, mengambil pena dan
menandatanganinya. “Ambilkan segel surat.” Sebelum aku berubah pikiran. Sam
dengan cepat menuruti perintah Jon. Jon memberikan cap pimpinan dan
memberikan surat itu pada Sam. “Berikan surat ini pada Maester Aemon saat kau
pergi, dan katakan padanya untuk mengirimkan ini melalui burung ke King’s
Landing.”
[57] “Akan kulakukan.” Sam terdengar lega. “Tuanku, jika aku boleh bertanya ...
aku melihat Gilly keluar dari ruanganmu. Dia terlihat seperti akan menangis.”
[58] “Val mengutusya untuk membela Mance sekali lagi,” Jon berbohong, dan
untuk beberapa saat mereka membicarakan Mance, Stannis, Melisande dari
Asshai sampai akhirnya gagak memakan biji jagungnya yang terakhir dan
berteriak, “Darah.”
[59] “Aku mengirim Gilly pergi,” Kata Jon. “Dia dan putranya. Kita harus
mendapatkan wanita yang dapat menyusui saudara laki-lakinya.”
[60] “Kau dapat memberikan susu kambing sampai kau mendapatkan wanita yang
dapat menyusuinya. Susu kambing lebih baik bagi bayi ketimbang susu sapi.”
22
Membicarakan tentang buah dada secara terang-terangan membuat Sam merasa
tidak nyaman, dan tiba-tiba dia membicarakan tentang sejarah dan seorang
pemimpin yang mati beberapa ratus tahun yang lalu. Jon memotong
pembicarannya dan berkata, “Katakan padaku sesuatu yang lebih berguna.
Beritahu aku tentang musuh kita.”
[61] “Others.” Sam menggigit bibirnya. “Mereka disebutkan dalam sejarah,
namun tidak sebanyak yang kupikirkan. Sejarah yang telah kutemukan dan ku
baca, itulah. Banyak yang belum kutemukan, sudah kuduga. Beberapa buku lama
sudah hancur. Halamannya hancur saat kupegang. Dan buku-buku yang sudah
sangat tua ... mereka juga sama saja atau mereka terkubur di suatu tempat yang
belum aku cari atau ... Ya, mungkin tidak pernah ada buku tentang mereka. Buku
sejarah yang paling tua menuliskan tentang apa yang terjadi setelah para Andals
datang ke Westeros. Orang-orang jaman dulu hanya meninggalkan bagi kita
tulisan rahasia di atas batu, jadi segala sesuatu yang kita pikir kita ketahui tentang
Age of Heroes, Dawn Age, dan Long Night datang dari beberapa tulisan yang
ditulis oleh ratusan septon ratusan tahun kemudian. Ada beberapa archmaester di
Citadel yang mempertanyakan semua hal itu. Buku-buku sejarah tua itu banyak
berisi tentang raja-raja yang memerintah ratusan tahun, dan tentang para ksatria
yang berkeliling ratusan tahun sebelum mereka akhirnya disebut sebagai ksatria.
Kau tahu tentang banyak kisah, Brandon si Pendiri, Symeon Star-Eyes, Night’s
King ... kami tahu bahwa kau adalah pemimpin Night’s Watch ke 198, tetapi
sesuai dengan daftar tua yang aku temukan menunjukkan bahwa sudah ada 674
pimpinan, yang menunjukkan bahwa ini sudah tertulis selama–“
[62] “Jaman dahulu,” Jon menyela. “Bagaimana dengan Others?”
[63] “Aku menemukan kata dragonglass. Dulu, anak-anak dari hutan terbiasa
untuk memberikan ratusan pisau obsidian kepada Night’s Watch setiap tahunnya,
saat masa Age of Heroes. Others datang ketika hawa terasa dingin, kebanyakan
cerita juga berkata seperti itu. Atau, keadaan akan menjadi dingin ketika mereka
datang. Terkadang mereka muncul saat badai salju dan menghilang ketika langit
23
menjadi cerah. Mereka bersembunyi dari cahaya matahari dan muncul ketika
malam ... atau kegelapan akan datang ketika mereka muncul. Beberapa cerita
mengatakan bahwa mereka menunggangi bangkai dari hewan yang sudah mati.
Beruang, direwolf, mamot, kuda. Hal itu tidak masalah, selama hewan-hewan itu
mati. Yang membunuh Small Paul menunggangi kuda yang sudah mati, jadi kisah
itu benar adanya. Beberapa juga membicarakan tentang laba-laba es raksasa. Aku
tak tahu raksasa jenis apa mereka itu. Orang-orang yang kalah dalam perang
melawan Others harus dibakar, atau mereka akan bangkit dari kematian dan
menjad budak Others.”
[64] “Kita sudah tahu semua itu. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara melawan
mereka?”
[65] “Baju baja milik Others tahan terhadap serangan jenis pedang pada
umumnya, jika cerita-cerita itu dapat dipercaya, dan pedang mereka pun sangat
dingin sehingga dapat menghancurkan besi. Meskipun api dapat mengalahkan
mereka, mereka dengan mudah diserang oleh osidian. Aku menemukan satu buku
tentang Long Night yang mengatakan bahwa ksatria yang terakhir mengalahkan
Others dengan pedang dragonsteel. Sepertinya mereka tak bisa menandingi
kekuatan pedang itu.”
[66] “Dragonsteel?” Kata yang baru bagi Jon. “Valyrian Steel?”
[67] “Aku pun juga berpikir begitu di awal.”
[68] “Jadi, jika aku bisa meyakinkan para pimpinan di Seven Kingdoms untuk
memberikan pedang Valyrian pada kita, keadaan bisa diselamatkan? Hal itu
tidaklah sulit.” Hal itu lebih mudah dilakukan daripada meminta mereka untuk
memberikan uang dan istana. Dia memberikan tawa yang getir. “Apakah kamu
sudah mengetahui siapakah para Others itu, darimana mereka datang, dan apakah
yang mereka inginkan?”
24
[69] “Belum, tuanku, mungkin karena aku membaca buku yang salah. Masih ada
ratusan buku yang belum aku baca. Berikan tambahan waktu untukku dan aku
akan mencari apapun yang harus kita ketahui.”
[70] “Tak ada waktu lagi. Kau harus mengemasi barang-barangmu, Sam. Kau
akan pergi bersama Gilly.”
[71] “Pergi?” Sam tercengang dengan mulutnya terbuka lebar, seakan-akan dia
tidak mengerti arti dari kata itu. “Aku pergi? Ke Eastwatch, tuanku? Atau ...
kemana aku ...”
[72] “Oldtown.”
[73] “Oldtown?” pekik Sam. “Dengan Aemon.”
[74] “Aemon? Maester Aemon? Tapi ... dia sudah berumur 102 tahun, tuanku, dia
tidak bisa ... kau mengirim aku dan dia? Lalu siapa yang akan merawat para
gagak? Jika ada yang sakit atau terluka, siapa ...”
[75] “Clydas. Dia sudah bersama dengan Aemon selama bertahun-tahun.”
[76] “Clydas hanyalah seorang pelayan, dan penglihatannya juga sudah mulai
memburuk. Kau membutuhkan seorang maester. Maester Aemon sangat rapuh,
perjalanan laut ... mungkin ... dia sudah tua, dan...”
[77] “Hidupnya akan dalam bahaya. Aku sadar akan hal itu, Sam, tetapi bahaya
itu lebih besar di sini. Stannis tahu siapa Aemon itu. Jika wanita merah itu
membutuhkan darah raja untuk sihirnya ...”
[78] “Oh.” Pipi Sam mulai memerah. “Dareon akan ikut denganmu ke Eastwatch.
Aku berharap bujukannya mampu memberikan beberapa anak buah bagi kita di
daerah selatan. Blackbird akan mengantarmu ke Bravoos. Dari sana, kamu akan
mengatur perjalananmu sendiri menuju Oldtown. Jika kamu masih bermaksud
untuk mengakui anak Gilly sebagai anak harammu, kirim dia dan anaknya ke
Horn Hill. Jika tidak, Aemon akan menempatkannya di tempat para pelayan di
Citadel.”
25
[79] “A-a-anak haramku. Ya, aku ... ibuku dan saudara-saudara perempuanku
akan membantu Gilly mengurus anaknya. Dareon dapat menemuinya di Oldtown
sama seperti aku. Aku sedang ... aku telah berlatih di tempat memanah setiap sore
bersama Ulmer, seperti yang kau perintahkan ... kecuali ketika kau menyuruhku
menuju bunker, karena kau menyuruhku untuk mencari tahu tentang para Others.
Busur yang panjang membuat pundakku sakit dan membuat jari-jariku melepuh.”
Sam menunjukkan tangannya pada Jon. “Meskipun begitu aku masih sanggup
melakukannya. Panahku sudah sering mengenai sasaran, tetapi aku masih tetap
pemanah terburuk yang pernah memakai busur. Tetapi aku suka kisah hidup
Ulmer. Seseorang harus menuliskannya dalam sebuah buku.”
[80] “Lakukanlah itu. Mereka memiliki kertas dan tinta di Citadel, dan juga busur
panah. Aku berharap kamu melanjutkan latihanmu. Sam, Night’s Watch memiliki
banyak anak buah yang mampu melepaskan anak panah, tetapi hanya sedikit yang
mampu membaca dan menulis. Aku membutuhkanmu sebagai maesterku yang
baru.”
[81] “Tuanku, aku ... pekerjaanku disini, buku-buku ...”
[82] “... akan ada di sini saat kau kembali kepada kami.”
[83] Sam memegang tenggorokannya. “Tuanku, di Citadel ... mereka mebedah
mayat di sana. Aku tak dapat mengenakan rantai.”
[84] “Kau bisa. Dan kau akan. Maester Aemon sudah tua dan buta. Kekuatan
tubuhnya sudah memudar. Siapa yang akan menggantikannya ketika dia mati?
Maester Mullin di Shaodow Tower lebih pintar bertarung dibandingkan membaca,
dan Maester Harmune di Eastwatch adalah seorang pemabuk.”
[85] “Jika kau meminta lebih banyak maester ke Citadel ...”
[86] “Aku bermaksud begitu. Kita akan membutuhkan setiap orang.
Bagaimanapun juga Aemon Targaryen tak mudah untuk digantikan.” Ini tak
berjalan seperti yang kuharapkan. Dia tahu bahwa bicara dengan Gilly akan sulit,
tetapi dia berpikir bahwa Sam akan senang menukarkan suasana yang penuh
26
bahaya di Wall dengan suasana hangat di Oldtown. “Aku yakin hal ini
menyenangkan bagimu,” katanya dengan wajah yang bingung. “Ada banyak buku
di Citadel yang tak seorangpun dapat berharap untuk membacanya. Kau akan
melakukannya dengan baik, Sam. Aku tahu kau bisa.”
[87] “Tidak. Aku dapat membaca buku-buku itu, tetapi ... seorang m-maester
harus bisa menjadi tabib dan d-darah membuatku pingsan.” Tangannya gemetar
untuk menunjukkan ketakutannya. “Aku ini Sam si Penakut, bukan Sam si
Pembunuh.”
[88] “Takut? Tentang apa? Cercaan dari orang-orang tua? Sam, kau telah melihat
pasukan mayat hidup datang dan mengerumuni Fist, segerombolan mayat hidup
dengan tangan hitam dan mata biru terang. Kau telah melenyapkan satu Other.”
[89] “D-d-d-dragonglass lah yang melakukan itu, bukan aku.”
[90] “Diam.” Jon membentak. Setelah Gilly, Jon tidak lagi memiliki kesabaran
untuk menghadapi ketakutan seorang anak gendut. “Kau berbohong, membuat
rencana dan berkomplot untuk menjadikanku seorang pemimpin. Kau akan
mematuhiku. Kau akan pergi ke Citadel dan belajar untuk mendapatkan rantai,
dan jika kau harus membedah mayat, lakukan. Seidaknya di Oldtown mayat-
mayat itu tidak akan keberatan.”
[91] “Tuanku, a-a-ayahku, Lord Randyll, dia, dia, dia, dia, dia ... kehidupan
seorang maester adalah kehidupan sebagai budak. Tak ada satu orang anakpun di
House Tarly yang pernah memakai rantai. Orang-orang Horn Hill tidak
menyembah dan berkelahi untuk pemimpin yang remeh. Jon, aku tidak dapat
membantah ayahku.”
[92] Hilangkan sifat kekanak-kanakan dalam dirimu. Pikir Jon. Yang ada di dalam
dirimu dan dirinya. Bunuh keduanya, dasar anak haram. “Kau tak memiliki ayah.
Hanya saudara-saudara laki-laki. Hanya kita. Hidupmu adalah milik Night’s
Watch, jadi pergilah dan kemasi baju-bajumu dan apapun yang ingin kau bawa ke
Oldtown. Pergilah satu jam sebelum matahari terbit. Dan satu perintah lagi. Mulai
27
dari hari ini dan seterusnya, kau tidak akan memanggil dirimu sendiri pengecut.
Kau telah banyak mengalami hal-hal yang kebanyakan orang tidak mengalaminya
setahun ini. Kau bisa menghadapi Citadel tetapi kau akan menghadapinya sebagai
saudara setia Night’s Watch. Aku tidak bisa memerintahkanmu untuk menjadi
berani, tapi aku bisa memerintahkanmu untuk menyembunyikan ketakutanmu.
Kau telah bersumpah, Sam. Ingat?”
[93] “Aku … Akan kucoba.”
[94] “Kau tidak akan mencoba. Kau akan patuh.”
[95] “Patuh.” Burung gagak milik Mormont mengepakkan sayap hitamnya yang
besar.
[96] Sam terlihat terkulai. “Sesuai dengan perintah tuan. Apakah … apakah
Maester Aemon tahu?”
[97] “Ideku adalah idenya juga.” Jon membukakan pintu untuk Sam. “Tak perlu
ada perpisahan. Lebih baik sedikit orang yang tahu tentang hal ini. Sejam sebelum
matahari terbit, di lichyard.”
[98] Sam mengambil langkah seribu sama seperti yang Gilly lakukan.
[99] Jon merasa lelah. Aku butuh tidur. Ia terjaga hampir semalaman untuk
meneliti peta-peta, menulis surat-surat, dan membuat beberapa rencana dengan
Maester Aemon. Bahkan setelah dia merebahkan badannya di tempat tidur, dia
tidak dengan mudah tertidur. Dia tahu apa yang akan dia hadapi hari ini, dan
dengan gelisah ia teringat kata-kata terakhir Maester Aemon. “Perkenankan aku
memberikan tuanku nasihat yang terakhir,” kata pria tua itu, “nasihat yang sama
seperti yang kuberikan pada saudaraku ketika kami terpisah untuk yang terakhir
kalinya. Dia berumur 33 tahun ketika Dewan Tinggi memilihnya untuk menjaga
Iron Throne. Meskipun seorang pria membesarkan beberapa anak laki-lakinya,
tetaplah masih ada sifat kekanak-kanakan dalam dirinya. Egg memiliki sifat yang
polos, sifat manis yang kami semua sukai. Hilangkan sifat kekanak-kanakan
dalam dirimu, kataku padanya di hari keberangkatanku menuju Wall. Mereka
28
membutuhkan seorang pria untuk memerintah. Seorang Aegon, bukan Egg.
Hilangkan sifat kekanak-kanakanmu dan bersikap dewasalah.” Pria itu memahami
raut muka Jon. “Umurmu jauh lebih muda dari Egg saat itu, dan bebanmu adalah
sesuatu yang kejam, aku takut. Kau akan merasakan sedikit kegembiraan dalam
kepemimpinanmu, tapi aku berpikir bahwa kau punya kekuatan dalam dirimu
untuk melakukan hal-hal yang harus dilakukan. Bunuh sifat kekanak-kanakan itu,
Jon Snow. Musim dingin hampir datang. Hilangkan sifat kekanakan-kanakanmu
dan bersikap dewasalah”
[100] Jon mengenakkan mantelnya dan melangkah keluar. Dia mengelilingi
Castle Black setiap hari, mengunjungi anak buah yang berjaga-jaga dan
mendengar laporan dari mereka secara langsung, melihat Ulmer dan anak-anak
buahnya di belakang tempat panahan, bicara dengan orang-orang yang serupa
dengan anak buah raja dan ratu, berjalan di puncak es Wall untuk melihat hutan.
Ghost berjalan perlahan mengikutinya, bayangan putih berada di sampingnya.
[101] Kedge Whiteye sudah tinggal di Wall sebelum Jon datang. Kedge sudah
melihat 40 har-hari yang aneh, dan 30 hari aneh itu terjadi di Wll. Mata kirinya
buta, dan mata kanannya terlihat kejam. Di hutan, dia adalah salah satu prajurit
yang hebat dengan kapak dan garron, sama seperti prajurit lainnya di Watch,
tetapi dia tidak memiliki hubungan yang baik dengan prajurit lainnya. “Hari yang
sepi,” katanya pada Jon. “Tak ada yang dapat dilaporkan, kecuali prajurit-prajurit
yang salah jalan.”
[102] “Prajurit-prajurit yang salah jalan?” Tanya Jon.
[103] Kedge menyeringai. “sepasang ksatria. Lewat satu jam yang lalu, ke arah
selatan sepanjang kingsroad. Ketika Dywen melihat mereka pergi, dia berkata
bahwa orang-orang selatan yang bodoh itu menuju ke jalan yang salah.”
[104] “Oh, begitu,” kata Jon.
[105] Jon mendapatkan lebih banyak informasi dari Dwyen saat si pengawas
hutan tua itu sedang menyantap makanannya di barak. “Ya, tuanku. Aku melihat
29
mereka. Horpe dan Massey, itulah mereka. Mereka berkata bahwa Stannis
mengirim mereka pergi, tetapi tak menyebutkan kemana, untuk apa, atau kapan
mereka akan kembali.”
[106] Ser Richard Horpe dan Ser Justin Massey adalah anak buah ratu, dan
memiliki kedudukan yang tinggi di dewan kerajaan. Sepasang pengembara akan
melayani Stannis apabila dia menyuruh mereka untuk mengintai, pikir Jon, tetapi
ksatria-ksatria lebih cocok sebagai pengantar pesan atau sebagai utusan. Cotter
Pyke telah mengirim pesan dari Eastwatch bahwa Onion Lord dan Salladhor Saan
telah berlayar ke White Harbor untuk berdiskusi dengan Lord Manderly. Jadi hal
yang wajar jika Stannis mengirimkan utusan lain. Dia bukanlah orang yang sabar.
[107] Apakah para prajurit yang salah jalan itu akan kembali adalah pertanyaan
yang lain. Mungkin mereka adalah para ksatria, tapi mereka tak tahu daerah utara.
Ada beberapa pengintai di sepanjang kingsroad, dan tak semuanya dapat bersikap
ramah. Meskipun begitu, hal itu bukannlah urusan Jon. Biarlah Stannis memiliki
rahasia. Para dewa tahu aku pun juga memiliki rahasia.
[108] Ghost tertidur di kaki tempat tidur malam itu, dan sesaat Jon tidak bermimpi
bahwa dia adalah seekor serigala. Lagipula, dia tertidur dengan perasaan gelisah,
berguling kesana kemari sebelum akhirnya bermimpi buruk. Gilly ada dalam
mimpinya, menangis, memohon dengan sangat padanya untuk meninggalkan
bayi-bayinya sendiri, tetapi dia mengambil bayi-bayi itu dari tangan Gilly dan
mencabut kepala mereka, kemudian menukar kepala mereka dan menyuruh Gilly
untuk menjahitnya kembali.
[109] Ketika dia bangun, dia melihat Edd Tollett samar-samar di kegelapan kamar
tidurnya. “Tuanku? Sudah waktunya. Waktu para serigala. Kau memerintahkan
untuk dibangunkan.”
[110] “Bawakan aku sesuatu yang panas.” Jon keluar dari selimutnya.
[111] Edd kembali beberapa saat kemudian, sudah berpakaian dan memberikan
cangkir yang beruap pada Jon. Jon berharap itu adalah anggur panas, dan dia
30
terkejut saat mengetahui bahwa itu adalah sup, kaldu dengan aroma daun bawang
dan tomat, tetapi tak ada sayur-sayuran di dalamnya. Baunya lebih kuat di dalam
mimpi serigalaku, pikir Jon, dan juga rasa makanan lebih terasa. Ghost lebih
hidup dibandingkan aku. Dia meninggalkan gelas kosong di tempat kerjanya.
[112] Kegs sudah berada di depan pintu Jon pagi ini. “Aku ingin bicara dengan
Bedwyck dan Janos Slynt,” kata Jon padanya. “Pastikan mereka ada di sini saat
matahari terbit.”
[113] Di luar langit masih gelap dan tenang. Dingin, tapi bukan dingin yang
berbahaya. Belum. Akan lebih hangat ketika matahari terbit. Jika para dewa
berbaik hati, hujan akan turun di Wall. Ketika mereka sampai di lichyard, para
pasukan sudah berbaris. Jon telah memberikan perintah pengawalan pada Black
Jack, dengan ratusan prajurit di bawah kepemimpinannya, dan dua kereta kuda.
Yang satu penuh dengan peti-peti dan karung-karung, perbekalan untuk
perjalanan. Dan yang satu lagi memiliki atap kuat yang terbuat dari kulit yang
direbus untuk menghindarkan angin kencang. Maester Aemon duduk di belakang,
merapatkan diri dengan kulit beruang yang membuatnya terlihat kecil seperti
anak-anak. Sam dan Gilly berdiri di dekatnya. Mata Gilly terlihat merah dan
bengkak, tetapi bayi laki-laki itu dalam gendongannya, dipegangnya dengan erat.
Apakah itu anaknya atau Dalla, Jon tak dapat memastikannya. Jon hanya beberapa
kali saja melihat kedua bayi itu. Anak Gilly lebih tua, anak Dalla lebih kuat, tetapi
keduanya memiliki umur dan ukuran yang hampir sama sehingga membuat
mereka sangat sulit dibedakan apalagi bagi orang yang jarang bertemu keduanya.
[114] “Lord Snow,” Maester Aemon memanggilnya, “Aku meninggalkan sebuah
buku untukmu di kamarku. Jade Compendium. Buku itu ditulis oleh penjelajah
Volantene, Colloquo Votar, yang sudah melakukan perjalanan ke daerah timur
dan sudah mendatangi semua negeri di Jade Sea. Ada sebuah bagian yang
mungkin menarik bagimu. Aku sudah menyuruh Clydas menandainya untukmu.”
[115] “Kupastikan aku akan membacanya.”
31
[116] Maester Aemon mengusap hidungya. “Pengetahuan adalah senjata, Jon.
Persenjatai dirimu dengan baik sebelum kau terlibat dalam perang.”
[117] “Akan kulakukan.” Jon merasakan sesuatu yang basah dan dingin
menyentuh wajahnya. Ketika dia melihat ke atas, dilihatnya bahwa salju telah
turun. Pertanda buruk. Dia mengalihkan pandangannya ke Black Jack Bulwer.
“Gunakan waktu sebaik mungkin, tapi jangan mengambil resiko yang bodoh. Kau
membawa orang tua dan bayi yang masih menyusu. Pastikan bahwa mereka tetap
hangat dan mendapatkan makanan yang cukup.”
[118] “Pastikan dirimu juga begitu, tuanku.” Gilly berhenti sejenak sebelum
menaiki kereta kuda. “Lakukan hal yang sama pada bayi yang satunya. Carikan
wanita yang dapat menyusuinya, seperti yang kau katakan. Kau berjanji padaku
untuk melakukannya. Anak laki-laki itu … putra Dalla … si pangeran kecil,
maksudku … carilah wanita yang tepat, sehingga dia bisa tumbuh besar dan kuat.”
[119] “Kau dapat memegang janjiku.”
[120] “Jangan menamainya. Jangan lakukan itu sampai dia telah berumur dua
tahun. Itu adalah sebuah kesialan jika memberi nama saat mereka masih menyusu.
Gagak-gagakmu mungkin takkan mengetahui hal itu, tapi itu benar terjadi.”
[121] “Seperti yang anda perintahkan, nyonya.”
[122] “Jangan panggil aku seperti itu. Aku adalah seorang ibu bukan seorang
nyonya. Aku adalah istri dan anak perempuan Craster, dan seorang ibu.” Dia
memberikan bayi itu pada Dolorous Edd saat dia menaiki kereta kuda dan
menutupi dirinya dengan mantel bulu. Saat Edd memberikan kembali anak itu
pada Gilly, dia langsung menyusuinya. Sam mengalihkan pandangannya dengan
muka yang memerah, dan menaiki kuda betinanya. “Ayo lakukan ini,” perintah
Black Jack Bulwer sambil menggunakan cambuknya. Kereta kuda itupun berjalan
maju.
[123] Sam tertinggal sesaat. “Baiklah,” katanya, “selamat tinggal.”
32
[124] “Selamat tinggal juga, Sam.” kata Dolorous Edd. “Kapalmu tidak akan
tenggelam, aku tidak berpikir begitu. Kapal-kapal hanya akan tenggelam jika ku
naiki.”
[125] Jon seketika mengingat sesuatu. “Pertama kali aku bertemu Gilly, dia
ditahan di balik ruang penyimpanan milik Craster, gadis kurus berambut hitam
dengan perutnya yang besar, terlihat ketakutan saat melihat Ghost. Ghost
menemukannya di antara kelinci-kelincinya, dan menurutku Gilly takut apabila
Ghost akan merobeknya dan melahap bayinya … tapi seharusnya bukan serigala
yang harus dia takuti, iya kan?”
[126] “Dia memiliki lebih banyak keberanian daripada yang ia tahu,” kata Sam.
“Begitu juga denganmu, Sam. Cepatlah, hati-hati di jalan, dan jagalah dia dan
Aemon serta anaknya.” Aliran air yang dingin mengingatkan Jon pada hari disaat
dia mengucapkan selamat tinggal pada Robb di Winterfell, tak pernah sekalipun
terpikirkan bahwa itu adalah terakhir kalinya. “Dan pakailah kerudungmu. Salju
mencair di rambutmu.”
[127] Seiring berjalannya waktu, pasukan kecil itu mulai terlihat berkurang di
kejauhan, langit timur telah beralih dari hitam menjadi abu-abu dan salju mulai
turun dengan lebat. “Giant akan menunggu perintah dari tuanku,” kata Dolorous
Edd mengingatkannya. “Begitu juga dengan Janost Slynt.”
[128] “Baiklah.” Jon Snow menatap Wall, menjulang tinggi di atas mereka seperti
jurang es yang terjal. Ratusan perkumpulan hingga akhir, dan 700 kaki tingginya.
Kekuatan dari Wall adalah ketinggiannya; panjang dari Wall adalah
kelemahannya. Jon mengingat sesuatu yang ayahnya pernah katakan. Sebuah
tembok akan kuat apabila orang-orang di baliknya juga kuat. Orang-orang di
Night’s Watch adalah orang-orang yang cukup berani, tapi jumlah mereka lebih
sedikit untuk tugas yang harus mereka hadapi.
[129] Giant menunggu di gudang persenjataan. Nama aslinya adalah Bedwyck.
Tingginya lima kaki dan dia adalah orang terkecil di Nigth’s Watch. Jon langsung
bicara pada intinya. “Kita butuh lebih banyak pengintai di sepanjang Wall. Way-
33
castles adalah tempat para patrol kita bisa keluar dari kedinginan dan
mendapatkan makanan hangat serta kuda yang baru. Aku menempatkan sebuah
pasukan di Icemark dan memberikan komando padamu.”
[130] Giant memasukkan ujung jarinya yang kecil ke dalam telinganya untuk
membersihkan lilin. “Komando? Saya? Tuanku tahu bahwa saya hanyalah
seorang petani yang menyewakan ladangnya yang masuk ke Wall tanpa ijin?”
[131] “Kau telah menjadi seorang prajurit sejak lama. Kau telah menyelamatkan
Fist of the First Men dan Kastil Craster, dan kembali untuk menceritakan itu
semua. Orang-orang yang lebih muda menghargaimu.”
[132] Pria kecil itu tertawa. “Hanya orang-orang kerdil yang akan menghargai
saya. Aku tak bisa membaca, tuanku. Akan jadi hari yang besar ketika saya bisa
menulis nama saya sendiri.”
[133] “Aku sudah mengirimkan lebih banyak maester ke Oldtown. Kau akan
memiliki dua gagak yang dapat kau pakai saat keadaan mendesak. Jika tidak,
kirimkan para penunggang. Sampai kita memiliki lebih banyak maester dan
burung, aku bermaksud untuk mendirikan barisan menara mercusuar di sepanjang
puncak Wall.”
[134] “Dan berapa jumlah orang bodoh yang akan kuberikan komando?”
[135] “20, dari Watch,” kata Jon, “dan setengah dari anak buah Stannis.” Tua,
hijau, atau terluka. “Mereka mungkin bukan anak-buah terbaiknya, dan tak
satupun akan menjadi bagian dari kita, tapi mereka akan patuh. Pergunakan
mereka sebaik yang kau bisa. Empat orang dari perkumpulan kita yang kukirim
bersamamu akan menjadi anak buah Kinglanders dan mereka datang ke Wall
bersama Lord Slynt. Amati gerak-gerik mereka dan perhatikan para pendaki dan
yang lainnya.”
[136] “Kami dapat berjaga-jaga, tuanku, tetapi jika banyak pendaki yang
mencapai puncak Wall, 30 anak buah mungkin tak akan cukup untuk
menyingkirkan mereka.”
34
[137] 300 orang pun mungkin takkan cukup. Jon menyimpan keragu-raguan itu
untuk dirinya sendiri. Hal itu benar bahwa para pendaki sangat rentan selagi
mereka dalam pendakian. Batu-batu, tombak dan lemparan api belangga bisa saja
dilemparkan pada mereka, dan yang bisa mereka lakukan adalah menempel
dengan putus asa ke es. Terkadang Wall sendiri seperti menggoncangkan mereka,
seperti anjing yang mengggoncangkan kutu dari badannya. Jon telah melihatnya
sendiri, ketika serpihan es di bawah Jarl, kekasih Val, retak dan membawanya
pada kematian.
[138] Jika para pendaki mencapai puncak Wall dengan tidak terdeteksi,
bagaimanapun juga segala sesuatunya akan berubah. Dengan memberi mereka
waktu, mereka akan mengukir tumpuan kaki untuk mereka sendiri di atas sana,
kemudian membangun benteng-benteng untuk mereka dan menjatuhkan tali dan
tangga untuk ribuan pendaki lainnya agar bisa menyusul mereka. Begitulah cara
Raymun Redbeard melakukannya, Raymun adalah orang yang telah menjadi
King-Beyond-the-Wall pada zaman kakek dari kakeknya. Jack Musgood lah yang
menjadi pemimpin saat itu. Jolly Jack adalah sebutannya sebelum Redbeard
datang ke daerah utara; Sleepy Jack, adalah sebutannya selamanya. Sekumpulan
pelayan Raymun telah mati di tepi laut Long Lake, tertangkap oleh Lord Willam
dari Winterfell dan Drunken Giant, Harmond Umber. Si janggut merah telah di
bunuh oleh Artos si Kepala Batu, adik laki-laki Lord WIillam. Para Watch datang
terlambat untuk bertarung dengan para wildlings, tetapi datang tepat waktu untuk
menguburkan mereka, tugas yang diberikan oleh Artos Stark dalam
kemarahannya karena dia berdukacita atas mayat adiknya yang tanpa kepala.
[139] Jon tidak mau diingat sebagai Sleepy Jon Snow. “30 anak buah akan
memiliki kesempatan yang lebih baik daripada tidak ada sama sekali,” katanya
pada Giant.
[140] “Sangat betul,” kata pria kecil itu. “Kemudian apakah hanya Icemark, atau
tuanku akan membuka benteng lainnya juga?”
35
[141] “Aku bermaksud untuk mengasramakan mereka semua, pada waktunya,”
kata Jon, “tapi untuk saat ini, hanya Icemark dan Greyguard.”
[142] “Dan sudahkan tuanku memutuskan siapa yang akan memberikan komando
di Greyguard?”
[143] “Janos Slynt,” kata Jon. Kuharap para dewa menyelamatkan kita.
“seseorang tidak berkembang untuk memerintahkan jubah-jubah emas tanpa
kemampuan. Slynt terlahir sebagai anak seorang pemotong daging. Dia adalah
kapten Iron Gate ketika Manly Stokeworth mati, dan Jon Arryn membesarkannya
serta mempercayakan penjagaan King’s Landing di tangannya. Lord Janos tidak
bisa bersikap bodoh seperti kelihatannya. Dan aku ingin dia jauh dari Alliser
Thorne.
[144] “Mungkin begitu,” kata Giant, “tapi aku akan tetap mengirimnya ke dapur
untuk membantu Three-Finger Hobb memotong lobak.”
[145] Jika aku melakukan hal itu, aku tidak akan pernah berani memakan lobak
lainnya.
[146] Setengah hari telah berlalu sebelum Lord Janos melapor seperti yang
diperintahkan. Jon sedang membersihkan Longclaw. Beberapa orang akan
memberikan tigas itu pada pelayan atau pengawal, tetapi Lord Eddard telah
mengajarkan putra-putranya untuk mengurus senajata masing-masing. Ketika
Kegs dan Dolorous Edd datang bersama Slynt, Jon mengucapkan terimakasih
pada mereka dan mempersilahkan Lord Janos duduk.
[147] Dia melakukannya walaupun dengan sikap yang buruk, menyilangkan
tangannya, muka yang cemebrut, dan mengabaikan besi yang telanjang di tangan
pemimpinnya. Jon menggosokkan kain yang dilapisi minyak pada pedangnya,
sambil menontong drama cahaya pagi di riak-riak, memikirkan betapa mudahnya
pedang itu akan membelah kulit dan urat untuk memisahkan kepala jelek Slynt
dari tubuhnya. Semua kejahatan yang dilakukan seseorang akan dihapuskan ketika
dia mengabdi bagi Castle Black, begitu juga dengan para pengikutnya, tapi hal
36
yang sulit bagi Jon untuk menganggap Janos Slynt sebagai saudara. Ada masalah
di antara kita. Orang ini membantu membunuh ayahku dan melakukan sebaik
yang dia bisa untuk membunuhku juga.
[148] “Lord Janos.” Jon menyarungkan pedangnya. “Aku memberimu perintah
atas Greyguard.”
[149] Slynt terlihat kaget. “Greyguard … Greyguard adalah tempat dimana kau
mendaki Wall bersama teman-teman wildling mu …”
[150] “Itu dulu. Tak dapat disangkal bahwa benteng itu berada dalam keadaan
yang memprihantinkan. Kau akan memperbaikinya sebisa mungkin. Mulailah
dengan membersihkan hutan. Ambillah beberapa batu dari bangunan yang telah
jatuh untuk memperbaiki yang masih ada.” Pekerjaan ini akan berat dan kejam,
mungkin dia harus mengatakannya. Kau akan tidur di batu, sehingga terlalu lelah
untuk mengeluh atau bersengkokol, dan segera kau akan lupa bagaimana rasanya
kehangatan, tetapi kau akan ingat bagaimana rasanya menjadi seorang pria. “Kau
akan memiliki 30 anak buah, sepuluh dari sini, sepuluh dari Shadow Tower, dan
sepuluh lagi dipinjamkan oleh Raja Stannis.”
[151] Wajah Slynt memerah. Rahangnya gemetar penuh makna. “Kau pikir aku
tak bisa melihat apa yang sedang kau lakukan? Janos Slynt bukanlah orang yang
dapat ditipu dengan mudah. Aku telah ditugaskan sebagai penjaga King’s Landing
ketika kau masih mengotori bajumu. Simpanlah kehancuranmu, anak haram.”
[152] Aku memberikan mu kesempatan, tuanku. Ini lebih dari yang pernah kau
berikan pada ayahku. “Kau tak memahami perkataanku, tuanku,” kata Jon. “Itu
adalah perintah, bukan penawaran. Ada 40 perkumpulan di Greyguard. Kemasi
senjata-senjata dan pelindung baja mu, ucapkan perpisahan, dan bersiaplah untuk
berangkat saat matahri terbit besok.”
[153] “Tidak.” Lord Janos berdiri tiba-tiba sehingga menjatuhkan kursinya. “Aku
takkan pergi menuju kedinginan dan kematian tanpa perlawanan. Tak ada satupun
anak haram pengkhianat yang dapat memberikan perintah pada Janos Slynt! Aku
37
di sini dengan teman temanku, kuperingatkan kau. Di sini, dan di King’s Landing
juga. Aku adalah Lord atas Harrenhal! Berikanlah kegagalanmu itu pada orang
buta dan bodoh yang mendukungmu, aku tak akan melakukannya. Kau dengan
aku, anak muda? Aku tak akan melakukannya!”
[154] “Kau akan.”
[155] Slynt tidak berkenan untuk menjawab hal itu, tetapi dia menendang kursi
dan pergi.
[156] Dia masih menganggapku sebagai anak-anak, pikir Jon, anak baru yang
dapat ditakuti dengan kata-kata kemarahan. Jon hanya bisa berharap istirahatnya
malam ini mampu memberikan akal sehat bagi Lord Janos.
[157] Hari esok membuktikan bahwa harapan itu hanyalah sia-sia.
[158] Jon mendapati Slynt sedang makan di ruang bersama. Ser Allise Thorne
bersama dia, dan juga beberapa sahabat mereka. Mereka tertawa tentang sesuatu
ketika Jon menuruni anak tangga bersama Iron Emmett dan Dolorous Edd, dan
Mully, Horse, Red Jack Crabb, Rusty Flowers, juga Owen the Oaf berada di
belakang mereka. Three-Finger Hobb sedang menyendok bubur dari pancinya.
Anak buah raja dan ratu, serta para saudara-saudara Castle Black duduk di meja
terpisah, beberapa makan bubur dari mangkok-mangkok mereka, beberapa
mengisi perut dengan roti bakar dan daging. Jon melihat Pyp dan Grenn berada di
satu meja, Bowen Marsh di meja yang lain. Udara berbau asap dan minyak lemak,
serta gemerimang pisau dan sending bergema di langit-langit.
[159] Semua suara itu pun diam sesaat. “Lord Janos,” kata Jon, “aku akan
memberikan kesempatan terakhir. Letakkan sendok itu dan pergilah ke kandang
kuda. Aku telah mempersiapkan kudamu. Ini adalah perjalanan yang panjang dan
berat menuju Greyguard.”
[160] “Kalau begitu sebaiknya kau yang pergi, nak.” Slynt tertawa dan meludahi
mangkoknya. “Menurutku, Greyguard adalah tempat yang baik bagi orang
38
sepertimu. Jauh dari orang-orang saleh yang baik. Tanda seekor binatang ada
padamu, anak haram.”
[161] “Kau menolak untuk mematuhi perintahku?”
[162] “Kau bisa memberikan perintah itu pada pantat anak harammu,” kata Slynt
sembari rahangnya bergetar.
[163] Alliser Thorne tersenyum kecil, matanya yang hitam terpaku menatap Jon.
Di meja lainnya, Godry si Giantslayer mulai tertawa.
[164] “Sesuai keinginanmu.” Jon mengangguk pada Iron Emmett. “Bawa Lord
Janos ke Wall—“
[165] —dan kurung dia dalam penjara es, dia berpikir untuk mengatakan itu. Satu
atau sepuluh hari terkekang dalam es akan membuatnya menggigil dan demam
kemudian dia akan memohon untuk dibebaskan, Jon tak ragu akan hal itu. Dan
sesaat setelah dia keluar, dia dan Thorne akan mulai untuk bersengkokol lagi.
[166] —dan ikat dia pada kudanya, dia berpikir untuk mengatakan itu. Jika Slynt
tak ingin pergi ke Greyguard sebagai pemimpin, dia dapat pergi sebagai juru
masak.
[167] “—dan gantung dia,” Jon menyelesaikan kata-katanya.
[168] Wajah Janos Slynt putih pucat seperti susu. Sendok pun terjatuh dari
tangannya. Edd dan Emmet masuk ke dalam ruangan, langkah kaki mereka
berbunyi di lantai batu itu. Bowen Marsh membuka mulutnya dan seketika
menutupnya karena tak satupun kata keluar. Ser Alliser Thorne meraih gagang
pedangnya. Lakukanlah, pikir Jon. Longclaw tergantung di punggungnya.
Tunjukkan pedangmu. Berikan aku alasan untuk melakukan hal yang sama.
[169] Setengah dari orang-orang yang ada di ruangan itupun berdiri. Para ksatria
Southron dan anak buah yang setia pada Raja Stannis atau pada si wanita merah
ataupun pada keduanya, dan para saudara Night’s Watch. Beberapa telah memilih
Jon sebagai pemimpin. Lainnya telah memilih Bowen Marsh, Ser Denys Mal-
39
lister, Cotter Pyke … dan beberapa memilih Janos Slynt. Seingatku, ratusan dari
mereka. Jon bertanya-tanya berapa orang dari mereka yang ada di dalam penjara
saat ini. Untuk sesaat dunia seimbang pada ujung pedang.
[170] Alliser Thorne menarik tangannya dari pedang dan menyingkir untuk
membiarkan Edd Tollet lewat.
[171] Dolorous Edd memegang satu lengan Slynt dan satunya lagi dipegangi oleh
Iron Emmett. Bersama mereka menyeret Slynt dari bangkunya. “Tidak,” Lord
Janos meronta-ronta, sehingga bubur yang tersisa di mulutnya keluar kemana-
mana. “Tidak, lepaskan aku. Dia hanyalah anak-anak, seorang anak haram.
Ayahnya adalah pengkhianat. Tanda seekor hewan ada padanya, dan serigala pun
bersamanya … Lepaskan aku! Kau akan menyesali hari dimana kau meletakkan
tanganmu pada Janos Slynt. Aku punya banyak teman di King’s Landing.
Kuperingatkan kau—“ Slynt masih meronta saat mereka setengah mengiring dan
setengah menyeretnya menaiki tangga.
[172] Jon keluar mengikuti mereka. Di belakangnya, sebuah sel telah
dikosongkan. Di dalam kurungan itu, Slynt lepas dari pegangan dan mencoba
untuk melawan, tapi Iron Emmett menangkapnya, menggenggam lehernya dan
menghantamkannya pada besi-besi kurungan sehingga dia berhenti melawan. Dan
akhirnya seluruh penghuni Castle Black keluar untuk menyaksikkan yang terjadi.
Bahkan Val juga melihat dari jendelanya, rambut panjang emasnya dikepang dan
tersampir di pundaknya. Stannis berdiri di tangga di King’s Tower, dikelilingi
oleh para ksatrianya.
[173] “Jika anak itu berpikir dapat menakutiku, dia salah,” mereka mendengar
perkataan Lord Janos. “Dia takkan berani menggantungku. Janos Slynt memiliki
banyak teman, teman-teman yang penting, kau lihat saja …” Angin
menerbangkan lanjutan kata-katanya.
[174] Ini salah, pikir Jon. “Berhenti.”
[175] Emmett menoleh sambil mengerutkan dahi. “Tuanku?”
40
[176] “Aku tidak akan menggantungnya,” kata Jon. “Bawa dia kesini.”
[177] “Oh, sang Seven menyelamatkan kita,” dia mendengar Bowen Marsh
berkata dengan lega.
[178] Lord Janos Slynt tersenyum dan senyumannya itu seperti manisnya mentega
yang anyir. Dan Jon pun berkata, “Edd, ambilkan aku sebuah balok,” dan dia
mengeluarkan Longclaw.
[179] Sesegera mungkin sebuah balok untuk memotong sudah didapatkan, Lord
Janos pun di tarik kembali dari tempat hukum gantung dan Iron Emmett
menyeretnya. “Tidak,” Slynt menangis saat Emmett menariknya melewati
lapangan. “Lepaskan aku … kau tak bisa … saat Tywin Mannister dengar tentang
hal ini, kau akan menyesalinya—“
[180] Emmett menendang kakinya. Dolorous Edd menginjak punggung Slynt agar
dia tetap berlutut saat Emmett meletakkan kepalanya di atas balok. “Hal ini akan
lebih mudah apabila kau tak banyak bergerak,” kata Jon Snow padanya.
“Meskipun kau mencoba menghindari pedangku, kau akan tetap saja mati, tapi
kematianmu akan terlihat lebih jelek. Renggangkan lehermu, tuanku.” Matahari
yang pucat terpancar di pedangnya ketika Jon mendekap gagang pedang itu
dengan kedua tangannya dan kemudian mengangkatnya tinggi. “Jika kau punya
kata-kata terakhir, ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakannya,” katanya
dan dia mengharapkan kata-kata kutukan akan keluar dari mulut Slynt.
[181] Janos Slynt memutar lehernya untuk menatap Jon. “Kumohon, tuanku.
Ampuni aku. Aku akan … aku akan pergi, aku akan, aku …”
[182] Tidak, pikir Jon. Kau telah menutup pintu itu. Longclaw pun akhirnya turun
dan memenggal kepala Slynt. “Bolehkah kuambil sepatu bootnya untukku?”
Tanya Owen the Oaf, saat kepala Janos Slynt menggelinding di tanah yang
berlumpur. “Sepertinya itu baru. Dilapisi dengan bulu-bulu.”
[183] Jon memandang sekilas pada Stannis. Untuk sesaat mata mereka bertemu.
Kemudian raja itu mengangguk dan kembali ke dalam menaranya.
41
B. SOURCE TEXT
[1] Jon Snow read the letter over until the words began to blur and run together. I
cannot sign this. I will not sign this.
[2] He almost burned the parchment then and there. Instead he took a sip of ale,
the dregs of the half cup that remained from his solitary supper the night before. I
have to sign it. They chose me to be their lord commander. The Wall is mine, and
the Watch as well. The Night’s Watch takes no part.
[3] It was a relief when Dolorous Edd Tollett opened the door to tell him that
Gilly was without. Jon set Maester Aemon’s letter aside. “I will see her.” He
dreaded this. “Find Sam for me. I will want to speak with him next.”
[4] “He’ll be down with the books. My old septon used to say that books are dead
men talking. Dead men should keep quiet, is what I say. No one wants to hear a
dead man’s yabber.” Dolorous Edd went off muttering of worms and spiders.
[5] When Gilly entered, she went at once to her knees. Jon came around the table
and drew her to her feet. “You don’t need to take a knee for me. That’s just for
kings.” Though a wife and mother, Gilly still seemed half a child to him, a slender
little thing wrapped up in one of Sam’s old cloaks. The cloak was so big on her
that she could have hidden several other girls beneath its folds. “The babes are
well?” he asked her.
[6] The wildling girl smiled timidly from under her cowl. “Yes, m’lord. I was
scared I wouldn’t have milk enough for both, but the more they suck, the more I
have. They’re strong.”
[7] “I have something hard to tell you.” He almost said ask, but caught himself at
the last instant.
[8] “Is it Mance? Val begged the king to spare him. She said she’d let some
kneeler marry her and never slit his throat if only Mance could live. That Lord
42
o’Bones, he’s to be spared. Craster always swore he’d kill him if he ever showed
his face about the keep. Mance never did half the things he done.”
[9] All Mance ever did was lead an army down upon the realm he once swore to
protect. “Mance said our words, Gilly. Then he turned his cloak, wed Dalla, and
crowned himself King-Beyond-the-Wall. His life is in the king’s hands now. It’s
not him we need to talk about. It’s his son. Dalla’s boy.”
[10] “The babe?” Her voice trembled. “He never broke no oath, m’lord. He sleeps
and cries and sucks, is all; he’s never done no harm to no one. Don’t let her burn
him. Save him, please.”
[11] “Only you can do that, Gilly.” Jon told her how.
[12] Another woman would have shrieked at him, cursed him, damned him down
to seven hells. Another woman might have flown at him in rage, slapped him,
kicked him, raked at his eyes with her nails. Another woman might have thrown
her defiance in his teeth.
[13] Gilly shook her head. “No. Please, no.”
[14] The raven picked up the word. “No,” it screamed. “Refuse, and the boy will
burn. Not on the morrow, nor the day after … but soon, whenever Melisandre
needs to wake a dragon or raise a wind or work some other spell requiring king’s
blood. Mance will be ash and bone by then, so she will claim his son for the fire,
and Stannis will not deny her. If you do not take the boy away, she will burn
him.”
[15] “I’ll go,” said Gilly. “I’ll take him, I’ll take the both o’ them, Dalla’s boy and
mine.” Tears rolled down her cheeks. If not for the way the candle made them
glisten, Jon might never have known that she was weeping. Craster’s wives would
have taught their daughters to shed their tears into a pillow. Perhaps they went
outside to weep, well away from Craster’s fists.
43
[16] Jon closed the fingers of his sword hand. “Take both boys and the queen’s
men will ride after you and drag you back. The boy will still burn … and you with
him.” If I comfort her, she may think that tears can move me. She has to realize
that I will not yield. “You’ll take one boy, and that one Dalla’s.”
[17] “A mother can’t leave her son, or else she’s cursed forever. Not a son. We
saved him, Sam and me. Please. Please, m’lord. We saved him from the cold.”
[18] “Men say that freezing to death is almost peaceful. Fire, though … do you
see the candle, Gilly?”
[19] She looked at the flame. “Yes.”
[20] “Touch it. Put your hand over the flame.”
[21] Her big brown eyes grew bigger still. She did not move. “Do it.” Kill the boy.
“Now.” Trembling, the girl reached out her hand, held it well above the flickering
candle flame.
[22] “Down. Let it kiss you.”
[23] Gilly lowered her hand. An inch. Another. When the flame licked her flesh,
she snatched her hand back and began to sob.
[24] “Fire is a cruel way to die. Dalla died to give this child life, but you have
nourished him, cherished him. You saved your own boy from the ice. Now save
hers from the fire.”
[25] “They’ll burn my babe, then. The red woman. If she can’t have Dalla’s, she’ll
burn mine.”
[26] “Your son has no king’s blood. Melisandre gains nothing by giving him to
the fire. Stannis wants the free folk to fight for him, he will not burn an innocent
without good cause. [27] Your boy will be safe. I will find a wet nurse for him
and he’ll be raised here at Castle Black under my protection. He’ll learn to hunt
and ride, to fight with sword and axe and bow. I’ll even see that he is taught to
44
read and write.” Sam would like that. “And when he is old enough, he will learn
the truth of who he is. He’ll be free to seek you out if that is what he wants.”
[28] “You will make a crow of him.” She wiped at her tears with the back of a
small pale hand. “I won’t. I won’t.”
[29] Kill the boy, thought Jon. “You will. Else I promise you, the day that they
burn Dalla’s boy, yours will die as well.”
[30] “Die,” shrieked the Old Bear’s raven. “Die, die, die.”
[31] The girl sat hunched and shrunken, staring at the candle flame, tears
glistening in her eyes. Finally Jon said, “You have my leave to go. Do not speak
of this, but see that you are ready to depart an hour before first light. My men will
come for you.”
[32] Gilly got to her feet. Pale and wordless, she departed, with never a look back
at him. Jon heard her footsteps as she rushed through the armory. She was almost
running.
[33] When he went to close the door, Jon saw that Ghost was stretched out
beneath the anvil, gnawing on the bone of an ox. The big white direwolf looked
up at his approach. “Past time that you were back.” He returned to his chair, to
read over Maester Aemon’s letter once again.
[34] Samwell Tarly turned up a few moments later, clutching a stack of books. No
sooner had he entered than Mormont’s raven flew at him demanding corn. Sam
did his best to oblige, offering some kernels from the sack beside the door. The
raven did its best to peck through his palm. Sam yowled, the bird flapped off, corn
scattered. “Did that wretch break the skin?” Jon asked.
[35] Sam gingerly removed his glove. “He did. I’m bleeding.”
[36] “We all shed our blood for the Watch. Wear thicker gloves.” Jon shoved a
chair toward him with a foot. “Sit, and have a look at this.” He handed Sam the
parchment.
45
[37] “What is it?”
[38] “A paper shield.”
[39] Sam read it slowly. “A letter to King Tommen?”
[40] “At Winterfell, Tommen fought my brother Bran with wooden swords,” Jon
said, remembering. “He wore so much padding he looked like a stuffed goose.
Bran knocked him to the ground.” He went to the window and threw the shutters
open. The air outside was cold and bracing, though the sky was a dull grey. “Yet
Bran’s dead, and pudgy pink-faced Tommen is sitting on the Iron Throne, with a
crown nestled amongst his golden curls.”
[41] That got an odd look from Sam, and for a moment he looked as if he wanted
to say something. Instead he swallowed and turned back to the parchment. “You
haven’t signed the letter.”
[42] Jon shook his head. “The Old Bear begged the Iron Throne for help a
hundred times. They sent him Janos Slynt. No letter will make the Lannisters love
us better. Not once they hear that we’ve been helping Stannis.”
[43] “Only to defend the Wall, not in his rebellion. That’s what it says here.”
[44] “The distinction may escape Lord Tywin.” Jon snatched the letter back.
“Why would he help us now? He never did before.”
[45] “Well, he will not want it said that Stannis rode to the defense of the realm
whilst King Tommen was playing with his toys. That would bring scorn down
upon House Lannister.”
[46] “It’s death and destruction I want to bring down upon House Lannister, not
scorn.” Jon read from the letter. “The Night’s Watch takes no part in the wars of
the Seven Kingdoms. Our oaths are sworn to the realm, and the realm now stands
in dire peril. Stannis Baratheon aids us against our foes from beyond the Wall,
though we are not his men …”
46
[47] Sam squirmed in his seat. “Well, we’re not. Are we?”
[48] “I gave Stannis food, shelter, and the Nightfort, plus leave to settle some free
folk in the Gift. That’s all.”
[49] “Lord Tywin will say it was too much.”
[50] “Stannis says it’s not enough. The more you give a king, the more he wants.
We are walking on a bridge of ice with an abyss on either side. Pleasing one king
is difficult enough. Pleasing two is hardly possible.”
[51] “Yes, but … if the Lannisters should prevail and Lord Tywin decides that we
betrayed the king by aiding Stannis, it could mean the end of the Night’s Watch.
He has the Tyrells behind him, with all the strength of Highgarden. And he did
defeat Lord Stannis on the Blackwater.”
[52] “The Blackwater was one battle. Robb won all his battles and still lost his
head. If Stannis can raise the north …”
[53] Sam hesitated, then said, “The Lannisters have northmen of their own. Lord
Bolton and his bastard.”
[54] “Stannis has the Karstarks. If he can win White Harbor …”
[55] “If,” Sam stressed. “If not … my lord, even a paper shield is better than
none.”
[56] “I suppose so.” Him and Aemon both. Somehow he had hoped that Sam
Tarly might see it differently. It is only ink and parchment. Resigned, he grabbed
the quill and signed. “Get the sealing wax.” Before I change my mind. Sam
hastened to obey. Jon fixed the lord commander’s seal and handed him the letter.
“Take this to Maester Aemon when you leave, and tell him to dispatch a bird to
King’s Landing.”
[57] “I will.” Sam sounded relieved. “My lord, if I might ask … I saw Gilly
leaving. She was almost crying”.
47
[58] “Val sent her to plead for Mance again,” Jon lied, and they talked for a while
of Mance and Stannis and Melisandre of Asshai, until the raven ate the last corn
kernel and screamed, “Blood.”
[59] “I am sending Gilly away,” Jon said. “Her and the boy. We will need to find
another wet nurse for his milk brother.”
[60] “Goat’s milk might serve, until you do. It’s better for a babe than cow’s
milk.” Talking about breasts plainly made Sam uncomfortable, and suddenly he
began to speak of history, and boy commanders who had lived and died hundreds
of years ago. Jon cut him off with, “Tell me something useful. Tell me of our
enemy.”
[61] “The Others.” Sam licked his lips. “They are mentioned in the annals, though
not as often as I would have thought. The annals I’ve found and looked at, that is.
There’s more I haven’t found, I know. Some of the older books are falling to
pieces. The pages crumble when I try and turn them. And the really old books …
either they have crumbled all away or they are buried somewhere that I haven’t
looked yet or … well, it could be that there are no such books and never were. The
oldest histories we have were written after the Andals came to Westeros. The First
Men only left us runes on rocks, so everything we think we know about the Age
of Heroes and the Dawn Age and the Long Night comes from accounts set down
by septons thousands of years later. There are archmaesters at the Citadel who
question all of it. Those old histories are full of kings who reigned for hundreds of
years, and knights riding around a thousand years before there were knights. You
know the tales, Brandon the Builder, Symeon Star-Eyes, Night’s King … we say
that you’re the nine-hundred-and-ninety-eighth Lord Commander of the Night’s
Watch, but the oldest list I’ve found shows six hundred seventy-four commanders,
which suggests that it was written during—”
[62] “Long ago,” Jon broke in. “What about the Others?”
[63] “I found mention of dragonglass. The children of the forest used to give the
Night’s Watch a hundred obsidian daggers every year, during the Age of Heroes.
48
The Others come when it is cold, most of the tales agree. Or else it gets cold when
they come. Sometimes they appear during snowstorms and melt away when the
skies clear. They hide from the light of the sun and emerge by night … or else
night falls when they emerge. Some stories speak of them riding the corpses of
dead animals. Bears, direwolves, mammoths, horses, it makes no matter, so long
as the beast is dead. The one that killed Small Paul was riding a dead horse, so
that part’s plainly true. Some accounts speak of giant ice spiders too. I don’t know
what those are. Men who fall in battle against the Others must be burned, or else
the dead will rise again as their thralls.”
[64] “We knew all this. The question is, how do we fight them?”
[65] “The armor of the Others is proof against most ordinary blades, if the tales
can be believed, and their own swords are so cold they shatter steel. Fire will
dismay them, though, and they are vulnerable to obsidian. I found one account of
the Long Night that spoke of the last hero slaying Others with a blade of
dragonsteel. Supposedly they could not stand against it.”
[66] “Dragonsteel?” The term was new to Jon. “Valyrian steel?”
[67] “That was my first thought as well.”
[68] “So if I can just convince the lords of the Seven Kingdoms to give us their
Valyrian blades, all is saved? That won’t be hard.” No harder than asking them to
give up their coin and castles. He gave a bitter laugh. “Did you find who the
Others are, where they come from, what they want?”
[69] “Not yet, my lord, but it may be that I’ve just been reading the wrong books.
There are hundreds I have not looked at yet. Give me more time and I will find
whatever there is to be found.”
[70] “There is no more time. You need to get your things together, Sam. You’re
going with Gilly.”
49
[71] “Going?” Sam gaped at him openmouthed, as if he did not understand the
meaning of the word. “I’m going? To Eastwatch, my lord? Or … where am I …”
[72] “Oldtown.”
[73] “Oldtown?” Sam repeated, in a high-pitched squeak. “Aemon as well.”
[74] “Aemon? Maester Aemon? But … he’s one hundred and two years old, my
lord, he can’t … you’re sending him and me? Who will tend the ravens? If there’s
sick or wounded, who …”
[75] “Clydas. He’s been with Aemon for years.”
[76] “Clydas is only a steward, and his eyes are going bad. You need a maester.
Maester Aemon is so frail, a sea voyage … it might … he’s old, and …”
[77] “His life will be at risk. I am aware of that, Sam, but the risk is greater here.
Stannis knows who Aemon is. If the red woman requires king’s blood for her
spells …”
[78] “Oh.” Sam’s fat cheeks seemed to drain of color. “Dareon will join you at
Eastwatch. My hope is that his songs will win some men for us in the south. The
Blackbird will deliver you to Braavos. From there, you’ll arrange your own
passage to Oldtown. If you still mean to claim Gilly’s babe as your bastard, send
her and the child on to Horn Hill. Elsewise, Aemon will find a servant’s place for
her at the Citadel.”
[79] “My b-b-bastard. Yes, I … my mother and my sisters will help Gilly with the
child. Dareon could see her to Oldtown just as well as me. I’m … I’ve been
working at my archery every afternoon with Ulmer, as you commanded … well,
except when I’m in the vaults, but you told me to find out about the Others. The
longbow makes my shoulders ache and raises blisters on my fingers.” He showed
Jon his hand. “I still do it, though. I can hit the target more often than not now, but
I’m still the worst archer who ever bent a bow. I like Ulmer’s stories, though.
Someone needs to write them down and put them in a book.”
50
[80] “You do it. They have parchment and ink at the Citadel, as well as longbows.
I will expect you to continue with your practice. Sam, the Night’s Watch has
hundreds of men who can loose an arrow, but only a handful who can read or
write. I need you to become my new maester.”
[81] “My lord, I … my work is here, the books …”
[82] “… will be here when you return to us.”
[83] Sam put a hand to his throat. “My lord, the Citadel … they make you cut up
corpses there. I cannot wear a chain.”
[84] “You can. You will. Maester Aemon is old and blind. His strength is leaving
him. Who will take his place when he dies? Maester Mullin at the Shadow Tower
is more fighter than scholar, and Maester Harmune of Eastwatch is drunk more
than he’s sober.”
[85] “If you ask the Citadel for more maesters …”
[86] “I mean to. We’ll have need of every one. Aemon Targaryen is not so easily
replaced, however.” This is not going as I had hoped. He had known Gilly would
be hard, but he had assumed Sam would be glad to trade the dangers of the Wall
for the warmth of Oldtown. “I was certain this would please you,” he said,
puzzled. “There are so many books at the Citadel that no man can hope to read
them all. You would do well there, Sam. I know you would.”
[87] “No. I could read the books, but … a m-maester must be a healer and b-b-
blood makes me faint.” His hand shook, to prove the truth of that. “I’m Sam the
Scared, not Sam the Slayer.”
[88] “Scared? Of what? The chidings of old men? Sam, you saw the wights come
swarming up the Fist, a tide of living dead men with black hands and bright blue
eyes. You slew an Other.”
[89] “It was the d-d-d-dragonglass, not me.”
51
[90] “Be quiet,” Jon snapped. After Gilly, he had no patience for the fat boy’s
fears. “You lied and schemed and plotted to make me lord commander. You will
obey me. You’ll go to the Citadel and forge a chain, and if you have to cut up
corpses, so be it. At least in Oldtown the corpses won’t object.”
[91] “My lord, my f-f-f-father, Lord Randyll, he, he, he, he, he … the life of a
maester is a life of servitude. No son of House Tarly will ever wear a chain. The
men of Horn Hill do not bow and scrape to petty lords. Jon, I cannot disobey my
father.”
[92] Kill the boy, Jon thought. The boy in you, and the one in him. Kill the both of
them, you bloody bastard. “You have no father. Only brothers. Only us. Your life
belongs to the Night’s Watch, so go and stuff your small-clothes into a sack, along
with anything else you care to take to Oldtown. You leave an hour before sunrise.
And here’s another order. From this day forth, you will not call yourself a craven.
You’ve faced more things this past year than most men face in a lifetime. You can
face the Citadel, but you’ll face it as a Sworn Brother of the Night’s Watch. I
can’t command you to be brave, but I can command you to hide your fears. You
said the words, Sam. Remember?”
[93] “I … I’ll try.”
[94] “You won’t try. You will obey.”
[95] “Obey.” Mormont’s raven flapped its great black wings.
[96] Sam seemed to sag. “As my lord commands. Does … does Maester Aemon
know?”
[97] “It was as much his idea as mine.” Jon opened the door for him. “No
farewells. The fewer folk who know of this, the better. An hour before first light,
by the lichyard.”
[98] Sam fled from him just as Gilly had.
52
[99] Jon was tired. I need sleep. He had been up half the night poring over maps,
writing letters, and making plans with Maester Aemon. Even after stumbling into
his narrow bed, rest had not come easily. He knew what he would face today, and
found himself tossing restlessly as he brooded on Maester Aemon’s final words.
“Allow me to give my lord one last piece of counsel,” the old man had said, “the
same counsel that I once gave my brother when we parted for the last time. He
was three-and-thirty when the Great Council chose him to mount the Iron Throne.
A man grown with sons of his own, yet in some ways still a boy. Egg had an
innocence to him, a sweetness we all loved. Kill the boy within you, I told him the
day I took ship for the Wall. It takes a man to rule. An Aegon, not an Egg. Kill the
boy and let the man be born.” The old man felt Jon’s face. “You are half the age
that Egg was, and your own burden is a crueler one, I fear. You will have little joy
of your command, but I think you have the strength in you to do the things that
must be done. Kill the boy, Jon Snow. Winter is almost upon us. Kill the boy and
let the man be born.”
[100] Jon donned his cloak and strode outside. He made the rounds of Castle
Black each day, visiting the men on watch and hearing their reports first hand,
watching Ulmer and his charges at the archery butts, talking with king’s men and
queen’s men alike, walking the ice atop the Wall to have a look at the forest.
Ghost padded after him, a white shadow at his side.
[101] Kedge Whiteye had the Wall when Jon made his ascent. Kedge had seen
forty-odd namedays, thirty of them on the Wall. His left eye was blind, his right
eye mean. In the wild, alone with axe and garron, he was as good a ranger as any
in the Watch, but he had never gotten on well with the other men. “A quiet day,”
he told Jon. “Nothing to report, except the wrong-way rangers.”
[102] “The wrong-way rangers?” Jon asked.
[103] Kedge grinned. “A pair of knights. Went riding off an hour ago, south along
the kingsroad. When Dywen saw them buggering off, he said the southron fools
were riding the wrong way.”
53
[104] “I see,” said Jon.
[105] He found out more from Dywen himself, as the old forester sucked down a
bowl of barley broth in the barracks. “Aye, m’lord, I saw them. Horpe and
Massey, it were. Claimed Stannis sent ’em out, but never said where or what for
or when they would be back.”
[106] Ser Richard Horpe and Ser Justin Massey were both queen’s men, and high
in the king’s councils. A pair of common freeriders would have served if all that
Stannis had in mind was scouting, Jon Snow reflected, but knights are better
suited to act as messengers or envoys. Cotter Pyke had sent word from Eastwatch
that the Onion Lord and Salladhor Saan had set sail for White Harbor to treat with
Lord Manderly. It made sense that Stannis would send out other envoys. His
Grace was not a patient man.
[107] Whether the wrong-way rangers would return was another question. Knights
they might be, but they did not know the north. There will be eyes along the
kingsroad, not all of them friendly. It was none of Jon’s concern, though. Let
Stannis have his secrets. The gods know that I have mine.
[108] Ghost slept at the foot of the bed that night, and for once Jon did not dream
he was a wolf. Even so, he slept fitfully, tossing for hours before sliding down
into a nightmare. Gilly was in it, weeping, pleading with him to leave her babes
alone, but he ripped the children from her arms and hacked their heads off, then
swapped the heads around and told her to sew them back in place.
[109] When he woke, he found Edd Tollett looming over him in the darkness of
his bedchamber.
[110] “M’lord? It is time. The hour of the wolf. You left orders to be woken.”
“Bring me something hot.” Jon threw off his blankets.
[111] Edd was back by the time that he had dressed, pressing a steaming cup into
his hands. Jon expected hot mulled wine, and was surprised to find that it was
soup, a thin broth that smelled of leeks and carrots but seemed to have no leeks or
54
carrots in it. The smells are stronger in my wolf dreams, he reflected, and food
tastes richer too. Ghost is more alive than I am. He left the empty cup upon the
forge.
[112] Kegs was on his door this morning. “I will want to speak with Bedwyck
and with Janos Slynt,” Jon told him. “Have them both here at first light.”
[113] Outside the world was black and still. Cold, but not dangerously cold. Not
yet. It will be warmer when the sun comes up. If the gods are good, the Wall may
weep. When they reached the lichyard, the column had already formed up. Jon
had given Black Jack Bulwer command of the escort, with a dozen mounted
rangers under him, and two wayns. One was piled high with chests and crates and
sacks, provisions for the journey. The other had a stiff roof of boiled leather to
keep the wind off. Maester Aemon was seated in the back of it, huddled in a
bearskin that made him look as small as a child. Sam and Gilly stood nearby. Her
eyes were red and puffy, but the boy was in her arms, bundled tight. Whether it
was her boy or Dalla’s he could not be sure. He had only seen the two together a
few times. Gilly’s boy was older, Dalla’s more robust, but they were close enough
in age and size so that no one who did not know them well would be able to easily
tell one from the other.
[114] “Lord Snow,” Maester Aemon called out, “I left a book for you in my
chambers. The Jade Compendium. It was written by the Volantene adventurer
Colloquo Votar, who traveled to the east and visited all the lands of the Jade Sea.
There is a passage you may find of interest. I’ve told Clydas to mark it for you.”
[115] “I’ll be sure to read it.”
[116] Maester Aemon wiped his nose. “Knowledge is a weapon, Jon. Arm
yourself well before you ride forth to battle.”
[117] “I will.” Jon felt something wet and cold upon his face. When he raised his
eyes, he saw that it was snowing. A bad omen. He turned to Black Jack Bulwer.
55
“Make as good a time as you can, but take no foolish risks. You have an old man
and a suckling babe with you. See that you keep them warm and well fed.”
[118] “You do the same, m’lord.” Gilly did not seem in any haste to climb into the
wayn. “You do the same for t’other. Find another wet nurse, like you said. You
promised me you would. The boy … Dalla’s boy … the little prince, I mean …
you find him some good woman, so he grows up big and strong.”
[119] “You have my word.”
[120] “Don’t you name him. Don’t you do that, till he’s past two years. It’s ill
luck to name them when they’re still on the breast. You crows may not know that,
but it’s true.”
[121] “As you command, my lady.”
[122] “Don’t you call me that. I’m a mother, not a lady. I’m Craster’s wife and
Craster’s daughter, and a mother.” She gave the babe to Dolorous Edd as she
climbed into the wayn and covered herself with furs. When Edd gave her back the
child, Gilly put him to her breast. Sam turned away from the sight, red-faced, and
heaved himself up onto his mare. “Let’s do this,” commanded Black Jack Bulwer,
snapping his whip. The wayns rolled forward.
[123] Sam lingered a moment. “Well,” he said, “farewell.”
[124] “And to you, Sam,” said Dolorous Edd. “Your boat’s not like to sink, I
don’t think. Boats only sink when I’m aboard.”
[125] Jon was remembering. “The first time I saw Gilly she was pressed back
against the wall of Craster’s Keep, this skinny darkhaired girl with her big belly,
cringing away from Ghost. He had gotten in among her rabbits, and I think she
was frightened that he would tear her open and devour the babe … but it was not
the wolf she should have been afraid of, was it?”
[126] “She has more courage than she knows,” said Sam. “So do you, Sam. Have
a swift, safe voyage, and take care of her and Aemon and the child.” The cold
56
trickles on his face reminded Jon of the day he’d bid farewell to Robb at
Winterfell, never knowing that it was for the last time. “And pull your hood up.
The snowflakes are melting in your hair.”
[127] By the time the little column had dwindled in the distance, the eastern sky
had gone from black to grey and the snow was falling heavily. “Giant will be
waiting on the lord commander’s pleasure,” Dolorous Edd reminded him. “Janos
Slynt as well.”
[128] “Yes.” Jon Snow glanced up at the Wall, towering over them like a cliff of
ice. A hundred leagues from end to end, and seven hundred feet high. The strength
of the Wall was its height; the length of the Wall was its weakness. Jon
remembered something his father had said once. A wall is only as strong as the
men who stand behind it. The men of the Night’s Watch were brave enough, but
they were far too few for the task that confronted them.
[129] Giant was waiting in the armory. His real name was Bedwyck. At a hair and
a half over five feet he was the smallest man in the Night’s Watch. Jon came
directly to the point. “We need more eyes along the Wall. Way-castles where our
patrols can get out of the cold and find hot food and a fresh mount. I am putting a
garrison in Icemark and giving you command of it.”
[130] Giant put the tip of his little finger in his ear to clean out the wax.
“Command? Me? M’lord knows I’m just a crofter’s get, on the Wall for
poaching?”
[131] “You’ve been a ranger for a dozen years. You survived the Fist of the First
Men and Craster’s Keep, and came back to tell the tale. The younger men look up
to you.”
[132] The small man laughed. “Only dwarfs look up to me. I don’t read, my lord.
On a good day I can write my name.”
57
[133] “I’ve sent to Oldtown for more maesters. You’ll have two ravens for when
your need is urgent. When it’s not, send riders. Until we have more maesters and
more birds, I mean to establish a line of beacon towers along the top of the Wall.”
[134] “And how many poor fools will I be commanding?”
[135] “Twenty, from the Watch,” said Jon, “and half as many men from Stannis.”
Old, green, or wounded. “They won’t be his best men, and none will take the
black, but they’ll obey. Make what use of them you can. Four of the brothers I’m
sending with you will be Kingslanders who came to the Wall with Lord Slynt.
Keep one eye on that lot and watch for climbers with the other.”
[136] “We can watch, m’lord, but if enough climbers gain the top o’ the Wall,
thirty men won’t be enough to throw them off.”
[137] Three hundred might not be enough. Jon kept that doubt to himself. It was
true that climbers were desperately vulnerable whilst on the ascent. Stones and
spears and pots of burning pitch could be rained down on them from above, and
all they could do was cling desperately to the ice. Sometimes the Wall itself
seemed to shake them off, as a dog might shake off fleas. Jon had seen that for
himself, when a sheet of ice cracked beneath Val’s lover Jarl, sending him to his
death.
[138] If the climbers reached the top of the Wall undetected, however, everything
changed. Given time, they could carve out a toehold for themselves up there,
throwing up ramparts of their own and dropping ropes and ladders for thousands
more to clamber over after them. That was how Raymun Redbeard had done it,
Raymun who had been King-Beyond-the-Wall in the days of his grandfather’s
grandfather. Jack Musgood had been the lord commander in those days. Jolly
Jack, he was called before Redbeard came down upon the north; Sleepy Jack,
forever after. Raymun’s host had met a bloody end on the shores of Long Lake,
caught between Lord Willam of Winterfell and the Drunken Giant, Harmond
Umber. Red-beard had been slain by Artos the Implacable, Lord Willam’s
younger brother. The Watch arrived too late to fight the wildlings, but in time to
58
bury them, the task that Artos Stark assigned them in his wroth as he grieved
above the headless corpse of his fallen brother.
[139] Jon did not intend to be remembered as Sleepy Jon Snow. “Thirty men will
stand a better chance than none,” he told Giant.
[140] “True enough,” the small man said. “Is it just to be Icemark, then, or will
m’lord be opening t’other forts as well?”
[141] “I mean to garrison all of them, in time,” said Jon, “but for the moment, it
will just be Icemark and Greyguard.”
[142] “And has m’lord decided who’s to command at Greyguard?”
[143] “Janos Slynt,” said Jon. Gods save us. “A man does not rise to command of
the gold cloaks without ability. Slynt was born a butcher’s son. He was captain of
the Iron Gate when Manly Stokeworth died, and Jon Arryn raised him up and put
the defense of King’s Landing into his hands. Lord Janos cannot be as great a fool
as he seems.” And I want him well away from Alliser Thorne.
[144] “Might be that’s so,” said Giant, “but I’d still send him to the kitchens to
help Three-Finger Hobb cut up the turnips.”
[145] If I did, I’d never dare to eat another turnip.
[146] Half the morning passed before Lord Janos reported as commanded. Jon
was cleaning Longclaw. Some men would have given that task to a steward or a
squire, but Lord Eddard had taught his sons to care for their own weapons. When
Kegs and Dolorous Edd arrived with Slynt, Jon thanked them and bid Lord Janos
sit.
[147] That he did, albeit with poor grace, crossing his arms, scowling, and
ignoring the naked steel in his lord commander’s hands. Jon slid the oilcloth down
his bastard sword, watching the play of morning light across the ripples, thinking
how easily the blade would slide through skin and fat and sinew to part Slynt’s
ugly head from his body. All of a man’s crimes were wiped away when he took
59
the black, and all of his allegiances as well, yet he found it hard to think of Janos
Slynt as a brother. There is blood between us. This man helped slay my father and
did his best to have me killed as well.
[148] “Lord Janos.” Jon sheathed his sword. “I am giving you command of
Greyguard.”
[149] That took Slynt aback. “Greyguard … Greyguard was where you climbed
the Wall with your wildling friends …”
[150] “It was. The fort is in a sorry state, admittedly. You will restore it as best
you can. Start by clearing back the forest. Steal stones from the structures that
have collapsed to repair those still standing.” The work will be hard and brutal, he
might have added. You’ll sleep on stone, too exhausted to complain or plot, and
soon you’ll forget what it was like to be warm, but you might remember what it
was to be a man. “You will have thirty men. Ten from here, ten from the Shadow
Tower, and ten lent to us by King Stannis.”
[151] Slynt’s face had turned the color of a prune. His meaty jowls began to
quiver. “Do you think I cannot see what you are doing? Janos Slynt is not a man
to be gulled so easily. I was charged with the defense of King’s Landing when
you were soiling your swaddling clothes. Keep your ruin, bastard.”
[152] I am giving you a chance, my lord. It is more than you ever gave my father.
“You mistake me, my lord,” Jon said. “That was a command, not an offer. It is
forty leagues to Greyguard. Pack up your arms and armor, say your farewells, and
be ready to depart at first light on the morrow.”
[153] “No.” Lord Janos lurched to his feet, sending his chair crashing over
backwards. “I will not go meekly off to freeze and die. No traitor’s bastard gives
commands to Janos Slynt! I am not without friends, I warn you. Here, and in
King’s Landing too. I was the Lord of Harrenhal! Give your ruin to one of the
blind fools who cast a stone for you, I will not have it. Do you hear me, boy? I
will not have it!”
60
[154] “You will.”
[155] Slynt did not deign to answer that, but he kicked the chair aside as he
departed.
[156] He still sees me as a boy, Jon thought, a green boy, to be cowed by angry
words. He could only hope that a night’s sleep would bring Lord Janos to his
senses.
[157] The next morning proved that hope was vain.
[158] Jon found Slynt breaking his fast in the common room. Ser Alliser Thorne
was with him, and several of their cronies. They were laughing about something
when Jon came down the steps with Iron Emmett and Dolorous Edd, and behind
them Mully, Horse, Red Jack Crabb, Rusty Flowers, and Owen the Oaf. Three-
Finger Hobb was ladling out porridge from his kettle. Queen’s men, king’s men,
and black brothers sat at their separate tables, some bent over bowls of porridge,
others filling their bellies with fried bread and bacon. Jon saw Pyp and Grenn at
one table, Bowen Marsh at another. The air smelled of smoke and grease, and the
clatter of knives and spoons echoed off the vaulted ceiling.
[159] All the voices died at once. “Lord Janos,” Jon said, “I will give you one last
chance. Put down that spoon and get to the stables. I have had your horse saddled
and bridled. It is a long, hard road to Greyguard.”
[160] “Then you had best be on your way, boy.” Slynt laughed, dribbling porridge
down his chest. “Greyguard’s a good place for the likes of you, I’m thinking. Well
away from decent godly folk. The mark of the beast is on you, bastard.”
[161] “You are refusing to obey my order?”
[162] “You can stick your order up your bastard’s arse,” said Slynt, his jowls
quivering.
[163] Alliser Thorne smiled a thin smile, his black eyes fixed on Jon. At another
table, Godry the Giantslayer began to laugh.
61
[164] “As you will.” Jon nodded to Iron Emmett. “Please take Lord Janos to the
Wall—”
[165] —and confine him to an ice cell, he might have said. A day or ten cramped
up inside the ice would leave him shivering and feverish and begging for release,
Jon did not doubt. And the moment he is out, he and Thorne will begin to plot
again.
[166] —and tie him to his horse, he might have said. If Slynt did not wish to go to
Greyguard as its commander, he could go as its cook. It will only be a matter of
time until he deserts, then. And how many others will he take with him?
[167] “—and hang him,” Jon finished.
[168] Janos Slynt’s face went as white as milk. The spoon slipped from his
fingers. Edd and Emmett crossed the room, their footsteps ringing on the stone
floor. Bowen Marsh’s mouth opened and closed though no words came out. Ser
Alliser Thorne reached for his sword hilt. Go on, Jon thought. Longclaw was
slung across his back. Show your steel. Give me cause to do the same.
[169] Half the men in the hall were on their feet. Southron knights and men-at-
arms, loyal to King Stannis or the red woman or both, and Sworn Brothers of the
Night’s Watch. S ome had chosen Jon to be their lord commander. Others had cast
their stones for Bowen Marsh, Ser Denys Mal-lister, Cotter Pyke … and some for
Janos Slynt. Hundreds of them, as I recall. Jon wondered how many of those men
were in the cellar right now. For a moment the world balanced on a sword’s edge.
[170] Alliser Thorne took his hand from his sword and stepped aside to let Edd
Tollett pass.
[171] Dolorous Edd took hold of Slynt by one arm, Iron Emmett by the other.
Together they hauled him from the bench. “No,” Lord Janos protested, flecks of
porridge spraying from his lips. “No, unhand me. He’s just a boy, a bastard. His
father was a traitor. The mark of the beast is on him, that wolf of his … Let go of
me! You will rue the day you laid hands on Janos Slynt. I have friends in King’s
62
Landing. I warn you—” He was still protesting as they half-marched, half-dragged
him up the steps.
[172] Jon followed them outside. Behind him, the cellar emptied. At the cage,
Slynt wrenched loose for a moment and tried to make a fight of it, but Iron
Emmett caught him by the throat and slammed him back against the iron bars
until he desisted. By then all of Castle Black had come outside to watch. Even Val
was at her window, her long golden braid across one shoulder. Stannis stood on
the steps of the King’s Tower, surrounded by his knights.
[173] “If the boy thinks that he can frighten me, he is mistaken,” they heard Lord
Janos said. “He would not dare to hang me. Janos Slynt has friends, important
friends, you’ll see …” The wind whipped away the rest of his words.
[174] This is wrong, Jon thought. “Stop.”
[175] Emmett turned back, frowning. “My lord?”
[176] “I will not hang him,” said Jon. “Bring him here.”
[177] “Oh, Seven save us,” he heard Bowen Marsh cry out.
[178] The smile that Lord Janos Slynt smiled then had all the sweetness of rancid
butter. Until Jon said, “Edd, fetch me a block,” and unsheathed Longclaw.
[179] By the time a suitable chopping block was found, Lord Janos had retreated
into the winch cage, but Iron Emmett went in after him and dragged him out.
“No,” Slynt cried, as Emmett half-shoved and half-pulled him across the yard.
“Unhand me … you cannot … when Tywin Lannister hears of this, you will all
rue—”
[180] Emmett kicked his legs out from under him. Dolorous Edd planted a foot on
his back to keep him on his knees as Emmett shoved the block beneath his head.
“This will go easier if you stay still,” Jon Snow promised him. “Move to avoid the
cut, and you will still die, but your dying will be uglier. Stretch out your neck, my
lord.” The pale morning sunlight ran up and down his blade as Jon clasped the hilt
63
of the bastard sword with both hands and raised it high. “If you have any last
words, now is the time to speak them,” he said, expecting one last curse.
[181] Janos Slynt twisted his neck around to stare up at him. “Please, my lord.
Mercy. I’ll … I’ll go, I will, I …”
[182] No, thought Jon. You closed that door. Longclaw descended. “Can I have
his boots?” asked Owen the Oaf, as Janos Slynt’s head went rolling across the
muddy ground. “They’re almost new, those boots. Lined with fur.”
[183] Jon glanced back at Stannis. For an instant their eyes met. Then the king
nodded and went back inside his tower.