Post on 16-Jan-2016
Cementing7.1.2. JENIS PENYEMENAN
Berdasarkan alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi dua, yaitu primary
cementing, dan squee-ze cementing.
Primary Cementing
Merupakan penyemenan pertama kali yang dilakukan setelah pipa selubung diturunkan kedalam
sumur.
Penyemenan antara formasi dengan pipa selubung bertujuan untuk :
1. Melindungi formasi yang akan dibor dari formasi sebelumnya dibelakang pipa selubung yang
mungkin bermasalah .
2. Mengisolasi formasi tekanan tinggi dari zona dangkal sebelumnya.
3. Melindungi daerah produksi dari water-bearing sands.
Suspensi semen biasanya ditempatkan dibelakang pipa selubung. Suatu kondisi pemboran
tertentu mungkin mengharuskan untuk penyemenan annulus tanpa penyemenan annulus secara
keseluruhan.
Penyebab yang umum adalah adanya zona lost circulation yang memungkinkan semen
bersirkulasi kembali keatas. Sebab lain yang mungkin adalah kesalahan dalam pembuatan suspensi
semen.
Liner disemen dengan suspensi semen yang lebih ringan daripada rangkaian pipa selubung. Pada
saat liner diturunkan kedalam lubang sumur, suspensi semen harus langsung dipompakan.
Pensirkulasian suspensi semen dengan volume berlebih dapat me-nyebabkan masalah-masalah
pemboran, antara lain :
1. Jika suspensi semen dengan volume berlebih disirkulasikan keatas melalui annulus, mungkin akan
diperlukan waktu tambahan, dimana kemungkinan semen akan mengeras di annulus.
2. Sedangkan jika suspensi semen dengan volume berlebih tersebut sirkulasinya dikembalikan melalui
pipa bor, tekanan hidrostatik dan tekanan friksi pada dudukan pipa selubung akan menyebabkan
terjadinya lost circulation.
Squeeze Cementing
Untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada setelah primary
cementing, dapat dilakukan squeeze cementing.
Aplikasi pokok untuk squeeze cementing antara lain adalah :
1. Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil penyemenan yang
rusak.
2. Mengurangi water-oil ratio, gas-oil ratio dan water-gas ratio
3. Menutup kembali zona produksi yang diperforasi apabila pemboran mengalami kegagalan dalam
mendapatkan minyak.
4. Memperbaiki kebocoran pada pipa selubung
5. Menghentikan lost circulation yang terjadi pada saat pemboran berlangsung
Pertimbangan yang paling penting dalam operasi squeeze cementing adalah teknik penempatan
dan pembuatan suspensi semen yang akan digunakan.
Squeeze cementing juga dapat digunakan untuk menurunkan ratio fluida produksi. Volume gas
yang besar memungkinkan untuk terjadinya pengurangan tekanan reservoir lebih cepat, bersamaan
dengan pembentukan harga pemisah yang berlebih pada fasilitas produksi permukaan oleh volume
air yang besar. Bagian perforasi tertentu mungkin harus ditutup dengan pemompaan suspensi semen,
sehingga volume gas dan air dapat dikurangi dengan penyemenan dibagian atas dan bawah perforasi
secara berurutan
Lost circulation seringkali dapat diatasi dengan squeeze cementing, dengan catatan proses
penyemenan harus sesuai dengan jenis lost circulation yang terjadi.
Ada empat metode squeeze cementing yang saat ini digunakan, yaitu bradenhead methods,
packer squeeze methods, balanced plug methods, dan dump bailer methods.
a. Bradenhead Method
Dalam metode ini drill pipe diturunkan hingga berada tepat diatas perforasi (atau zona) yang akan
mendapatkan squeezed off. Kemudian semen ditempatkan guna menutupi zona tersebut. Pipe rams
lalu ditutup dan diterapkan tekanan hasil perhitungan dari permukaan guna melakukan squeeze off
terhadap perforasi tersebut.
b. Packer Squeeze Method
Pada metode ini retrievable packer atau retainer packer diturunkan hingga berada tepat diatas zoana
yang akan di sqieezed off. Retrievable packer, ditempatkan pada pipa bor. Retainer packer dijalankan
dengan wire line dan diset dengan special setting kit. Jika volume total semen telah di squeezed off,
maka semen berlebih harus dipompakan agar kembali sehingga tidak akan menyemen pipa bor.
c. Hesitation Squeeze
Metode ini secara khusus digunakan pada zona dengan permeabilitas rendah. Sebuah pipa bor
digunakan dalam menempatkan semen sepanjang zone of interest dan bubur semen dipompa dan
dihesitasi.
d. Plugging-back Operation
Operasi ini meliputi penempatan cemen plug sepanjang zona yang akan di plug off.
Plug semen digunakan untuk :
Meninggalkan lower depleted zones.
Plug off atau meninggalkan seluruh sumur atau sebagian dari sebuah open hole.
Memberikan kick of point untuk operasi side track drilling.
Menutup zona lost circulation pada open hole.
e. Balanced Plug Method
Pada metode ini hanya digunakan pipa bor. Pre-flush dipompakan sebelum semen dan lalu diikuti
oleh fluida pembatas (spacer).
Prinsipnya adalah menempatkan kolom semen pada pipa bor yang tingginya harus sama dengan yang
terdapat pada annulus.
7.1.3. METODE PENYEMENAN
Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat dibedaka menjadi dua
jenis, yaitu single stage cementing, dan multy stage cementing.
a. Single Stage Cementing
Single stage cementing umumnya digunakan untuk melakukan penyemenan terhadap pipa konduktor
dan surface. Sejumlah lumpur disiapkan dan dipompakan ke dalam casing.
Perlu dicatat pula bahwa seluruh bagian internal dari peralatan casing, termasuk float shoe, wiper
plug dan lain sebagainya merupakan peralatan yang dengan mudah dapat hancur bila dibor.
b. Multi Stage Cementing
Multi stage cementing diterapkan pada penyemenan rangkaian casing yang panjang khususnya guna :
Mengurangi tekanan total pemompaan .
Mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah sehingga tidak terjadi atau
terbentuk rekahan.
Memungkinkan pemilihan penyemenan daripada formasi.
Memungkinkan penyemenan keseluruhan total panjang casing.
Memastikan penyemenan efektif di sekeliling shoe dari rangkaian casing sebelumnya.
Pada multi stage cementing sebuah stage cementer dipasang pada posisi tertentu pada rangkaian
casing. Posisi stage cementer ditentukan oleh panjang total kolom semen dan kekuatan formasi.
Untuk pekerjaan two-stage cementing, sebuah one-stage cementer digunakan pada rangkaian
casing. Casing lalu diturunkan ke dasar lubang. Kemudian casing disirkulasikan dengan sejumlah
volume sebesar dua kali kapasitas lubang. Tahap pertama penyemenan ditujukan sebagai operasi
tahap tunggal, akan tetapi bagian top kolom semen berakhir tepat dibawah stage cementer.
Tahap kedua diawali dengan menjatuhkan sebuah opening bomb dari permukaan sehingga
memungkinkan untuk jatuh pada opening seat pada stage collar. Saat bomb telah ditempatkan,
tekanan pemompaan sebesar 1200 - 1500 psi diatas tekanan sirkulasi diterapkan pada penyeretan pin
penahan dan memungkinkan sebuah bottom sleeve bergerak turun. Gerakan sleeve akan membuka
terminal, sehingga menetapkan hubungan antara bagian dalam (internal) casing dengan annulus.
Lumpur kemudian disirkulasikan guna mengkondisikan sumur yang ditujukan untuk memulai tahap
kedua.
Volume semen yang diperlukan untuk tahap kedua lalu dipompakan dan diikuti dengan sebuah
closing plug. Bubur semen melewati terminal dari stage cementer dan akan ditempatkan pada annular
area. Jika plug telah mencapai stage cementer maka tekanan sebesar 1500 psi diatas tekanan yang
diperlukan untuk mensirkulasikan semen diterapkan pada closing plug sehingga mendorong upper
sleeve turun dan dengan demikian akan menutup terminal dan menyekat ruang antara casing dengan
annulus. Sehingga dengan demikian keseluruhan rangkaian casing telah disemen.
7.1.4. MEKANIKA PENYEMENAN
Persiapan dan pemompaan bubur semen
Tergantung pada kedalaman lubang dan temperatur dasar lubang yang diperkirakan, additiv
kimia yang ditambahkan untuk mengontrol sifat-sifat semen yang akan dimiliki setelah semen
mengeras.
Bubur semen disiapkan dengan mencampurkan semen kering dengan sebuah water jet. Hasil
campuran diarahkan ke dalam sebuah tangki, dimana akan diuji densitas dan viskositasnya. Bubur
semen kemudian dihisap oleh sebuah pompa tripleks yang kuat dan dipompakan pada tekanan tinggi
sehingga masuk ke dalam casing melalui cementing head.
Cementing head menghubungkan top dari casing dengan unit pompa. Pada alat ini terdapat dua
katup penahan yang berfungsi menahan top dan bottom wiper plugs. Alat ini juga dilengkapi dengan
sebuah manifold yang dapat dihubungkan dengan unit pompa semen atau sebuah pompa rig.
Operasi penyemenan berlanjut dengan membuka katup penahan bottom wiper plugs dan
mengarahkan bubur semen melewati top valve. Kemudian bubur semen akan mendorong bottom
plug masuk ke dalam casing sampai plug mencapai dan duduk diatas float collar. Pemompaan
diteruskan hingga meruntuhkan diafragma sentral pada plug yang akan memungkinkan semen agar
dapat mengalir lewat dan menempati sekeliling casing. Jika volume keseluruhan semen telah
tercampur, maka pemompaan dihentikan dan top wiper plug ditempatkan pada cementing head.
Kemudian lumpur pemboran dipompakan melalui top valve, yang akan mendorong top wiper plug
turun ke dalam casing. Jika top plug telah mencapai bottom plug maka sumur ditutup dan bubur
semen dibiarkan agar mengeras.
7.2. PERALATAN PENYEMENAN
Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen dalam perbandingan tertentu dan
dengan additive tertentu pula. Pendorongan semen dapat dilakukan dengan sistem sirkulasi ke belakang
casing, ditekan masuk ke formasi atau ditempatkan sebagai suatu plug atau sumbat pada lubang yang
tidak merupakan perforasi completion (misalnya disini open hole completion).
Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu peralatan di atas
permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah permukaan.
7.2.1. PERALATAN DI ATAS PERMUKAAN
Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi Cementing unit, Flow line,
dan Cementing head.
A. Cementing Unit
Cementing unit adalah merupakan suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan bubur
semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.
Cementing Unit terdiri dari :
Tanki Semen
Untuk menyimpan semen kering.
Hopper
Untuk mengatur aliran dari semen kering agar merata.
Jet Mixer
Mixer yang umum digunakan sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua aliran yaitu bubur
semen dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir dengan deras dan dapat
menghasilkan turbulensi, yang dapat menghasilkan pencampuran yang baik dan benar-benar homogen.
Densitas slurry dapat diukur dengan mud balance
Motor penggerak pompa dan pompa semen
berfungsi untuk memompa bubur semen.
Jenis-jenis sementing unit :
1. Truck mounted cementing unit
2. Marine cementing unit
3. Skit mounted cementing unit
Mengontrol rate dan tekanan, jenis pompa dapat berupa duplex double acting piston pump dan single acting
triplex plunger pump. Plunger pump lebih umum dipakai karena slurry dapat dikeluarkan dengan rate
yang lebih uniform dan tekanannya lebih besar.
B. Flow Line
Pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan dari cementing unit ke cementing
head.
C. Cementing Head
Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor. Ada dua tipe cementing head, yaitu
:
1. Mac Clatchie Cementing Head
Merupakan type cementing head yang cara penggunaannya pada waktu pemasukan bottom plug dan top plug
dengan jalan membuka dan memasang kembali.
2. Plug Container
Jenis ini tidak praktis dari pada mac clatchie, karena pada plug contanier ini memasangnya top plug dan
bottom plug tidak perlu membukanya, akan tetapi sudah terpasang sebelumnya.