Catalitik reforming proses

Post on 11-Apr-2017

960 views 0 download

Transcript of Catalitik reforming proses

CATALYTIC REFORMING PROCESS

PEMBAHASAN

PENDAHULUAN

CHEMICAL REACTION

VARIABLE OPERATION

REFORMING PROCESS

PENDAHULUAN

PENGERTIANCatalytic reforming adalah proses dimana komponen minyak ringan atau naphta yang diperoleh dari proses distilasi dilewatkan pada katalis yang mengandung platina pada temperatur tinggi dengan tekanan antara 50-500 psig dengan tujuan untuk meningkatkan angka oktan dari minyak umpan.

TUJUANTujuan Catalytic Reforming

Process adalah : memproduksi aromatic dari

naphthene dan paraffin. menaikkan nilai oktan produk

platformate

UMPAN DAN PRODUK1. Feed ( umpan )

heavy naphtha yang berasal dari unit naphtha hydrotreating yang telah mengalami treating berkualitas rendah( 70 - 150ᵒC)

2. Produk ( hasil )a. high octane motor gasolin component (HOMC) dengan RONC 90-100b. LPG dan hidrogen

REAKSI PADA CATALYTIC REFORMING PROCESS :

1. Dehidrogenasi Naphthene

2. Isomerisasi paraffin

3. Dehydrocyclization Paraffin

4. Hydrocracking

REFORMING PROSES

Diagram alir Catalitic Reforming Process

JENIS-JENIS CATALYTIC REFORMING PROCESS :

Semi-RegeneratifProses katalitik reformasi

semiregenerative biasanya memiliki tiga atau empat reaktor secara seri dengan sistem katalis tetap tidur dan beroperasi secara terus menerus (panjang siklus) dari enam bulan sampai satu tahun.

Parameter proses utama reformasi unit operasi lebih jenis semi-regeneratif adalah sebagai berikut:

tekanan - dari 1,3 sampai 3,0 MPa; Suhu dari 480 sampai dengan 530 o

C; angka oktan (RON) - dari 94 sampai

dengan 100; reformate hasil - dari 80 hingga 88

wt. %. Siklus layanan katalis adalah 1-3

tahun.

1. Aliran Proses Semi-Regenerative Catalytic Reforming

(FixedBed Catalytic Reforming)

Cyclic-RegeneratifSelain reaktor reformasi katalitik,

proses regenerasi siklik memiliki reaktor ayunan tambahan, yang digunakan ketika fixed-bed katalis dari salah satu reaktor biasa membutuhkan regenerasi.

Beroperasi pada tekanan rendah (-200 psig) memungkinkan proses regenerasi siklik untuk mencapai hasil yang lebih tinggi dan reformate produksi hidrogen.

Tipe kedua proses - siklik - diterapkan sebagian besar di kilang Amerika Serikat dan ditandai oleh kondisi proses yang lebih kaku.

(tekanan - 0,9-2,1 MPa, suhu - 505-550 o C) dan, sebagai akibatnya, oleh

siklus jasa kecil (40-5 hari). Nomor reformate oktan (RON) adalah 95-

103. Katalis dapat bertahan hingga 600 regenerasi sampai kelelahan penuh.

Proses Exxon (sekitar 100 unit) dan Ultraforming Powerforming oleh Amoco Oil Co (~ 150 unit) baik merujuk pada jenis siklik.

Diagram Alir Cyclic-Regeneratif

Continous-RegeneratifKekurangan dalam regenerasi siklik reforming diselesaikan oleh tekanan rendah (50 psig) proses regenerasi terus menerus, yang ditandai dengan aktivitas katalis yang tinggi dengan persyaratan katalis berkurang, menghasilkan reformate lebih seragam konten aromatik yang lebih tinggi dan kemurnian hidrogen tinggi. Jenis proses menggunakan desain reaktor bergerak-tempat tidur, di mana reaktor ditumpuk.

Proses ini adalah yang paling progresif karena memungkinkan beroperasi dalam kondisi Thermodynamical terbaik .

(tekanan - 0,35-0,9 MPa, suhu - sampai dengan 550 o C) tanpa

mematikan alat. untuk regenerasi (MTBF adalah

sampai dengan 3 tahun dan lebih). pencapaian reformate maksimum

angka oktan (RON = 102-104).

2. Aliran Proses Catalytic Reforming-Continuous Catalytic

Regeneration/CCR

CCR PLATFORMING VSFIXED BED PLATFORMING

CATALYST POISON (Racun Katalis) : Sulfur

Konsentrasi sulfur maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Biasanya diusahakan kandungan sulfur dalam umpan naphtha sebesar 0,1-0,2 wt-ppm untuk menjamin stabilitas dan selektivitas katalis yang maksimum.

NitrogenKonsentrasi nitrogen maksimum

yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Kandungan nitrogen dalam umpan naphtha akan menyebabkan terbentuknya deposit ammonium chloride pada permukaan katalis.

AirKandungan air dalam recycle gas

sebesar 30 mol-ppm sudah menunjukkan excessive water, dissolved oxygen, atau combined oxygen di unit catalytic reforming. Tingkat moisture di atas level ini dapat menyebabkan reaksi hydrocracking yang excessive dan juga dapat menyebabkan coke laydown. Lebih lanjut lagi, kondisi ini akan menyebabkan chloride ter-strip dari katalis, sehingga mengganggu kesetimbangan H2O/Cl dan menyebabkan reaksi menjadi terganggu.

MetalKarena efek reaksi irreversible,

maka kontaminasi metal ke dalam katalis catalytic reforming sama sekali tidak dibolehkan, sehingga umpan catalytic reformer tidak boleh mengandung metal sedikit pun.

COMPARISON OF RCC REFORMING PROCESS NAD SEMI-REGENERATED REFORMING

PROCESS

VARIABLE OPERASI

Catalyst TypeTipe katalis berpengaruh terhadap

operasi catalytic reforming terutama dalam hal basic catalyst formulation (metal-acid loading), chloride level, platinum level, dan activator level.

Temperatur ReaksiCatalytic reformer reactor catalyst bed

temperature merupakan parameter utama yang digunakan untuk mengendalikan operasi agar produk dapat sesuai dengan spesifikasi. Temperatur yang digunakan yaitu 405-525 C. namun pada temperatur di atas 560 oC dapat menyebabkan reaksi thermal yang akan mengurangi reformate dan hydrogen yield serta meningkatkan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis.

Temperatur reactor dapat didefinisikan menjadi 2 macam, yaitu :

• Weighted Average Inlet Temperature (WAIT), yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali temperature inlet bed).

• Weighted Average Bed Temperature (WABT), yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali rata-rata temperatur inlet dan outlet).

Dari kedua macam definisi tersebut di atas, WAIT paling sering digunakan dalam perhitungan karena kemudahan perhitungan, walaupun WABT sebenarnya adalah ukuran yang lebih baik dari kondisi reaksi dan temperatur katalis rata-rata.

Space VelocitySpace velocity merupakan ukuran jumlah naphtha yang diproses untuk jumlah katalis yang tertentu selama waktu tertentu. Jika volume umpan naphtha per jam dan volume katalis yang digunakan, istilah yang digunakan adalah Liquid Hourly Space Velocity (LHSV). Sedangkan jika berat umpan naphtha per jam dan berat katalis yang digunakan, maka istilah yang digunakan adalah Weight Hourly Space Velocity (WHSV).

Tekanan Tekanan akan mempengaruhi

kecepatan reaksi dan juga mempengaruhi yield dan stabilitas katalis. Naiknya tekanan pada reaktor akan berakibat meningkatnya reaksi hydrocracking dan menurunnya reaksi aromatisasi. Sebaliknya jika tekanan operasi menurun akan mengakibatkan naiknya produk cairan karena berkurangnya reaksi hydrocracking, selain itu produksi hidrogen dan kemurnian hidrogen akan meningkat tetapi disisi lain akan meningkatkan karbon yang menempel pada permukaan katalis.

H2/HC ratioH2/HC ratio dapat diartikan sebagai

perbandingan mole hidrogen recycle gas dengan mole feed yang diolah. Hidrogen recycle gas digunakan untuk mencegah pembentukan karbon di permukaan katalis. H2/HC ratio meningkat akan membuat naphta yang melewati reaktor lebih cepat dan panas akan lebih banyak untuk reaksi yang membutuhkan panas.

Untuk mencegah rusaknya katalis H2/HC ratio harus dipertahankan diatas minimum yang diizinkan. Menaikkan H2/HC ratio tergantung kemampuan peralatan sedangkan menurunkannya akan berakibat pembentukan karbon di katalis akan lebih cepat

VIDEO CRP :

TERIMA KASIH