Post on 25-Apr-2018
CAPITA SELECTA
OTORITAS JASA KEUANGAN
Rifki Ismal
Islamic Banking Branch Manage Course
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)
Jakarta, 23 November 2013
1
Penerapan Otoritas Jasa Keuangan
di Negara-Negara Maju
2
OJK DI NEGARA-NEGARA MAJU
3
OJK pernah diterapkan oleh Inggris, Islandia, Swedia,
Korea, Jerman dan Jepang
Tujuannya agar pengawasan dan pengaturan sektor
keuangan menjadi lebih terintegrasi, terpusat dan
independen
OJK di negara-negara tersebut gagal beroperasi dan
fungsinya dikembalikan kepada Bank Sentral
Financial Service Authority (FSA) di Inggris mengatur
dan mengawasi LK di pasar modal, perbankan bahkan
asuransi. FSA ditutup 16 Juni 2010 oleh George
Osborne (Chancellor of the Exchequer).
Sebab utama kegagalan FSA: (a) lemahnya internal
FSA dan, (b) lemahnya koordinasi dengan bank sentral
dan kementerian keuangan
SEBAB KEGAGALAN FSA
4
FSA cenderung reaktif (bukan proaktif) dan kurang
menanggapi signal risiko di bank.
FSA juga terlalu berfokus kepada customer protection
dan kondisi individual perbankan. Padahal, sistem
perbankan dan stabilitas keuangan tidak terlepas
kaitannya dengan micro prudential (kewenangan FSA)
dan macro prudential (kewenangan bank sentral).
Kapabilitas staf FSA kurang mumpuni di bidangnya dan
gagal menciptakan: (i) kepercayaan pasar; (ii) stabilitas
keuangan; (iii) perlindungan konsumen dan; (iv)
minimalisasi kejahatan keuangan
Walaupun sudah ada Tripartit Agreement antara FSA,
Bank of England dan kementerian keuangan Inggris
(HM Treasury), koordinasi tetap sulit dilaksanakan
OJK di Indonesia
5
PENTINGNYA OJK
6
OJK akan mengawasi, memeriksa dan mengatur dana
sebesar Rp8000-Rp9000 triliun di lembaga keuangan
bank dan non bank termasuk pasar keuangan
OJK akan menjembatani kebutuhan pendanaan
perekonomian baik dari swasta maupun pemerintah
Bekerjasama dengan otoritas fiskal dan moneter, OJK
penyedia dana utama pembangunan dan menentukan
keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia
Otoritas keuangan yang membawahi semua institusi
syariah (LKB syariah, LKNB syariah dan pasar
keuangan syariah)
Pengembangan LKB syariah dan LKNB syariah di Bank
Indonesia dan Pemerintah pindah ke OJK
EKONOMI INDONESIA & OTORITAS KEUANGAN
7
CONDUCT
STRUCTURE
PERFORMANCE
Pasar Keuangan
Non Bank
Perekonomian
Indonesia
Struktur Ekonomi: Sisi
Produksi
Pencapaian Visi dan Misi Pembangunan
Ekonomi Indonesia
Struktur Ekonomi:
Sisi Permintaan
Otoritas Jasa
Keuangan (OJK)
Perbankan
O
t
o
r
i
t
a
s
F
i
s
k
a
l
O
t
o
r
i
t
a
s
M
o
n
e
t
e
r
Financial Service Authority (OJK)
8
Otoritas Fiskal
Pemerintah
Otoritas Jasa Keuangan
Pembangunan Ekonomi
Indonesia
Bank Indonesia
PerbankanLembaga Keuangan
Non BankPasar Keuangan
Otoritas Sektor
Keuangan
Otoritas Moneter
Coordination Among 3 Authorities
9
OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS MONETER OTORITAS FISKAL
Bank Syariah
Bank Infrastruktur
BPR Perbankan Pendidikan
BPRS Kesehatan
Dana Pensiun Sosial
Pegadaian
Asuransi Non Bank Sektor Produktif Pemetaan
Reksadana Industri per wilayah
Multifinance Agriculture per proyek
Perdagangan per tenor
Pasar Obligasi per skala usaha
Pasar saham
Proyek Swasta
Pasar
Keuangan
Proyek
Pemerintah
Obligasi
Korporasi
Proyek-proyek
pemerintahBank Indonesia
Aktifitas Ekonomi
Obligasi
pemerintah
Unit Usaha
Syariah
LKNB syariah
aliran dana
aliran dana
OTORITAS JASA KEUANGAN
10
Issues OJK BI Implikasi
Perizinan Dilakukan oleh
OJK
Dialihkan dari BI
ke OJKSistem, SDM,
mekanisme, dll
Pengaturan OJK melakukan
microprudential
BI melakukan
macroprudentialBatasan harus
jelas
Pengawasan Dilakukan oleh
OJK
Dialihkan dari BI
ke OJKSistem, SDM,
mekanisme, dll
Sistem
Informasi
BI, selfcreation,
inter institutions
Tetap milik BI +
share with OJKSDM, IT,
koordinasi
Pengembangan
produk, edukasi
Dilakukan oleh
OJK
Tidak di BI lagi Harus ada
koordinasi
Penelitian Dilakukan oleh
OJK
Bukan di BI
(secara mikro)Harus ada joint
research +
koordinasi
SYARAT SUKSES OJK
11
Kordinasi kebijakan internal dan eksternal. Ini penting
agar tercipta sinkronisasi dan kesatuan arah kebijakan
sektor keuangan baik antar sub sektor keuangan di
OJK maupun dengan kebijakan
moneter/macroprudential oleh Bank Indonesia dan
kebijakan fiskal oleh pemerintah
Efisiensi akan mewujudkan operasional OJK yang
efisien dari sisi biaya operasi, struktur birokrasi,
komunikasi dan informasi dan aspek-aspek lainnya
Optimalisasi fungsi sektor keuangan untuk
kesejahteraan rakyat termasuk perlindungan nasabah.
Optimalisasi fungsi sektor keuangan dilakukan untuk
meningkatkan peran lembaga keuangan bank dan non
bank di dalam perekonomian Indonesia.
OJK dan Perbankan
Syariah Indonesia
12
Peran perbankan Indonesia belum optimal dalam mendukung
sektor riil. Credit to GDP ratio masih yang terendah di ASEAN yaitu
antara 26%-32% hampir sama dengan Philippines dan Brunei.
Thailand dan Singapore memiliki rasio di atas 100% dan Malaysia
memiliki ratio antara 96% sampai 112%.
Artinya, sektor keuangan khususnya perbankan di Indonesia masih
memiliki peluang yang sangat luas untuk berkembang. Kebutuhan
tenaga kerja juga sangat besar.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Indonesia Singapore Malaysia Phillipines Brunei Thailand
2008
2009
2010
2011
%
2008 2009 2010 2011
Indonesia 26.60 27.70 29.10 31.70
Singapore 106.70 109.90 100.00 112.60
Malaysia 96.70 111.60 110.70 112.20
Phillipines 29.10 29.20 29.60 31.80
Brunei 35.20 44.50 40.90 31.80
Thailand 113.00 116.40 123.90 140.10
PERAN PERBANKAN DALAM EKONOMI
Sumber: world bank report 2012
KARAKTER PERBANKAN SYARIAH INDONESIA
Sharia Based with Selected Sharia Compliance contracts.
Real sectors oriented (around 80% financing for SMEs).
Domestic Orientation (strong domestic demand, market share is still 3.8%)
Coopetion with Conventional Banks
An independent National Sharia Board and Fatwa Issuance
Comprehensive structure of Islamic bank and non bank Financial Institutions
Social Driven Islamic Banking Development
More than 200 million are Moslem Population and Support Islamic Banks
Retail Banking instead of Investment Banking
A High Annual Growth of Islamic Banking Industry (+/- 40% per year).
An Average of 101% Financing to Deposit Ratio in the last 2 Decades
An Increasing Trend of Investment Based Financing
Robust Domestic Economy (Less Affected by Global Financial Crisis)
Supportive Social and Political Situation
15
PERBANKAN SYARIAH INDONESIA
• Pertumbuhan tahunan perbankan syariah Indonesia per
Agustus 2013 cukup tinggi yaitu 38% (yoy) sedangkan tahun
2012 masih 34% (yoy).
• Terdapat 11 BUS, 24 UUS dan 160 BPRS dengan lebih dari
2900 kantor di seluruh Indonesia.
• Kontribusi bagi perekonomian (sektor riil) dilihat dari rasio
pembiayaan terhadap total simpanan (FDR) yaitu 101%
selama 12 tahun terakhir (2001- Juli 2013) dengan kredit
macet (NPF) di bawah 3% dua tahun terakhir, NPF Mei, Juni,
Juli dan Agustus 2013 hanya 2,92%; 2,64%; 2,75% dan
2,8%.
• Total aset per Agutus 2013 mencapai Rp227 triliun, total
pembiayaan Rp177 triliun dan total DPK Rp171 triliun.
Pangsa pasar per Agustus tercatat 4,9% diharapkan akhir
tahun sudah lebih dari 5%.
National
Sharia Board
National
Islamic
Arbitrage
Board
Indonesian Institute of Accountants
Certification Institutions for Microfinance Professionals
BANK
INDONESIA
Fatwas
Regulations:
licensing &
supervision
Capicity Building
TA, advocacy &
Participation in Policy
Dialogue
Statement of
Financial
Accounting
Standard
Dispute
Mediation
A wholesale Apex for
Financing MSMEs
Projects
Certification for
BoD
Deposit
Insurance
Corporation
INFRASTRUKTUR BANK SYARIAH
Otoritas Jasa Keuangan
17
Domestik dan international:
Penduduk muslim terbesar di dunia (227 juta) dengan middle class level yang cukup besar;
Kekayaan alam melimpah, permintaan domestik tinggi dan stabilitas perekonomian yang relatif cukup baik;
Dukungan masyarakat, pemerintah, regulator dan ulama bagi pengembangan lembaga keuangan syariah;
Peluang pembiayaan proyek-proyek pemerintah (MP3EI) dan pembiayaan korporasi.
Rencana pengelolaan 100% dana haji di bank syariah, konversi bank umum menjadi bank syariah, batas waktu UUS menjadi BUS tahun 2023 dan penanaman dana asing.
Ekspansi bisnis di pasar bebas ASEAN (MEA 2015-2020).
POTENSI PENGEMBANGAN
18
Retail Konsumtif
Retail Produktif (SMEs)
Corporate
Government
Unbankable(micro)
Bisnis Model
Investment Banking Development/
Infrastructure Banking Special Purpose Banking
for Hajj Agriculture Banking
Infrastructure Banking Corporate/Wholesale
Banking Investment Banking
Commercial Banking Retail Business Banking
Consumer Banking Retail Banking
Micro Banking Branchless Banking
Community Banking (for women)
Potensial Market
• Sektor usaha di Indonesia diidominasi UMKM dg pangsa 99.9% (53.823.732 unit)
• Pangsa Kredit Perbankan ke sektor UMKM 20.7% (481.2 T)
• 50% populasi dewasa belum memiliki akses finansial formal
• Total penyaluran dana KUR Pemerintah 2011 20 T(2011)
• Target populasi Buruh Migran domestik & internasional dan masyarakat terpencil
• Dana Haji Daftar tunggu Calon Haji mencapai sekitar 1 juta orang (Mei 2012). Potensi dana haji sekitar Rp 25 T, 19%
dikelola bank syariah (4,5 T). • Dana pembangunan infrastruktur yang disalurkan melalui
Kementerian Pekerjaan Umum Rp 75,15 triliun• Kebutuhan dana pembangunan infrastruktur untuk mendukung
MP3EI sd 2025 sebesar Rp 1.923 triliun• Sektor Pertambangan 150 T
• Pembiayaan IDB untuk swasta dalam negeri senilai US$1,1 miliar hingga 2014.
• High net worth individual (HNWI) Indonesia Oktober 2011 mencapai 112 ribu orang (Credit Suisse Research
Institute)• Investor lokal di Indonesia (Juni 2012) sebanyak 363.094
orang atau 0,2 persen dari total penduduk Indonesia
Middle Class meningkat GDP meningkat, angka kemiskinan menurun, konsumsi masy meningkat Nasabah Mass Affluent dengan Layanan 24/7
Peningkatan kelas menengah 9 juta jiwa/tahun+baglock perumahan 13,6 juta unit
Total kebutuhan rumah per tahun bisa mencapai 2,6 juta rumah (REI)
Proyeksi penjualan mobil tahun 2012 mencapai 875,000 unit (GAIKINDO)
POTENSI PENGEMBANGAN PASAR
OUTLOOK PERBANKAN SYARIAH 2013
Estimasi DPK
Estimasi Pembiayaan
Estimasi total Aset
NPF 0
500,000,000
1,000,000,000
1,500,000,000
2,000,000,000
2,500,000,000
3,000,000,000
3,500,000,000
4,000,000,000
4,500,000,000
5,000,000,000
Jan-1
1
Feb-1
1
Mar-1
1
Apr-1
1
May-1
1
Jun-1
1
Jul-1
1
Aug-1
1
Sep-1
1
Oct-1
1
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan-1
2
Feb-1
2
Mar-1
2
Apr-1
2
May-1
2
Jun-1
2
Jul-1
2
Aug-1
2
Sep-1
2
Oct-1
2
Nov-1
2
Dec-1
2
Jan-1
3
Feb-1
3
Mar-1
3
Apr-1
3
May-1
3
Jun-1
3
Jul-1
3
Aug-1
3
Sep-1
3
Oct-1
3
Nov-1
3
Dec-1
3
80,000,000
130,000,000
180,000,000
230,000,000
280,000,000
330,000,000
Asset CB (actual)
Asset CB (moderate)
Asset IB (actual)Asset IB (pesimist)
Asset IB (moderate)
Asset IB (optimist)
actual
estimation
0
50,000,000
100,000,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
Jan-11F
eb-11
Mar-11
Apr-11
May-11
Jun-11Jul-11
Aug-11
Sep-11
Oct-11
Nov-11
Dec-11
Jan-12
Feb-12
Mar-12
Apr-12
May-12
Jun-12
Jul-12A
ug-12
Sep-12
Oct-12
Nov-12
Dec-12
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Jun-13Jul-13
Aug-13
Sep-13
Oct-13
Nov-13
Dec-13
DPK IB (actual)
DPK IB (pesimist)DPK IB (moderate)
DPK IB (optimist)
actual
estimation
actual
60,000,000
80,000,000
100,000,000
120,000,000
140,000,000
160,000,000
180,000,000
200,000,000
220,000,000
Jan-11F
eb-11
Mar-11
Apr-11
May-11
Jun-11Jul-11
Aug-11
Sep-11
Oct-11
Nov-11
Dec-11
Jan-12
Feb-12
Mar-12
Apr-12
May-12
Jun-12
Jul-12A
ug-12
Sep-12
Oct-12
Nov-12
Dec-12
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Jun-13Jul-13
Aug-13
Sep-13
Oct-13
Nov-13
Dec-13
Financing IB (actual)
Financing IB (pesimist)Financing IB (moderate)
Financing IB (optimist)
actual
estimation
actual
Total Aset Total DPK Total Pembiayaan
Pesimis 213.75 174.43 180.30
Moderat 237.50 183.61 189.79
Optimis 261.25 193.67 199.28
Pesimis 255.21 209.66 216.72
Moderat 283.57 220.69 228.13
Optimis 311.92 232.82 239.54
SkenarioAkhir 2013
Akhir 2014
ESTIMASI JUMLAH NASABAH BANK SYARIAH
Asumsi-asumsi Proyeksi Jumlah Nasabah
•Pertambahan jumlah DPK 2012-2020.
•Pertambahan jumlah BUS sd 2020.
•Proyeksi di-drive oleh pola historical.
•Industri mendekati maturity stage di th 2020 (slower pattern).
9
14
20
24
28
32
0
5
10
15
20
25
30
35
Dec 2010 Dec 2012 Dec 2014 Dec 2016 Dec 2018 Dec 2020
Jumlah Nasabah
Required Actions
•Integrated socialization
•Product inovation, penambahan fasilitas dan jaringan.
•Robust funding dan financing strategies dari bank syariah.
Dec 2010 9 155
Dec 2012 14 251
Dec 2014 20 357
Dec 2016 24 445
Dec 2018 28 519
Dec 2020 32 575
* juta nasabah, **miliar Rp
Jumlah
Nasabah*
Biaya
promosi**
ESTIMASI PEMBIAYAAN SMEs
Asumsi-asumsi Proyeksi Pembiayaan SMEs
•70%-80% pembiayaan BS adalah ke SMEs.
•Modal SMEs minimal Rp500.000.
•Proyeksi total asset BS 2012-2020.
•Jumlah minimal tenaga kerja SMEs adalah 5 orang.
Required Actions
•Kerjasama dengan Depnakertrans
•Kerjasama dengan Depkop dan lembaga pemerintah terkait.
•Robust funding dan financing strategies dari bank syariah.
Dec-12 133.48 267 1,335
Dec-14 189.92 380 1,899
Dec-16 236.31 473 2,363
Dec-18 275.65 551 2,756
Dec-20 305.25 610 3,052
Pembiayaan SMEs
(triliun Rp)
Usaha SMEs
(unit)
SDM SMEs
(orang)
OJK dan Keuangan
Syariah Indonesia
22
Sumber: Presentasi OJK di FREKS UIN Jakarta 2013
Industri Keuangan
Syariah
DSN-MUI
Otoritas Jasa
Keuangan
Bank Indonesia
Kementerian Keuangan
(DJPU & DJP)
Kementerian Koperasi dan
UKM
Fatwa
Perbankan Syariah
Koperasi &
Baitul Maal
wa Tamwil
(BMT)
Pasar Modal dan
IKNB Syariah
SBSN - Surat
Berharga Syariah
Negara
RUANG LINGKUP KEUANGAN SYARIAH
Sumber: Presentasi OJK di FREKS UIN Jakarta 2013
Bank
Syariah
Asuransi
Syariah
Pasar
Modal
1992 1997 2000 2004 2006 2008
2012 2013
1st Reksa Dana Syariah
Danareksa Syariah
Berimbang
1st Bank Syariah
Bank Muamalat
1st Asuransi Syariah
Asuransi Takaful Keluarga
2nd Bank Syariah
Bank Syariah Mandiri
Syariah Office
Channeling
Daftar Efek
Syariah (DES)
Pembiayaa
n Syariah
1st Reasuransi Syariah
ReINDO Syariah
Regulasi Pasar
Modal Syariah
ETF Syariah
Syariah
Premier
ETF JII
1st PP Syariah
Amanah Finance
1st Sukuk Korporasi
Mudharabah Indosat
Jakarta Islamic
Index (JII)
1994 1999 2002 2005 2007 2011
Regulasi terkait Uang
Muka Pembiayaan
Konsumen
UU Perbankan Syariah
UU No.21 Tahun 2008
Regulasi terkait
Asuransi & Reasuransi
Syariah
UU Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN)
UU No.19 Tahun 2008
Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI)
Sharia Online Trading
IPOT Syariah
1st Sukuk Negara
IFR0001 & IFR0002
PENCAPAIAN KEUANGAN SYARIAH
Sumber: Presentasi OJK di FREKS UIN Jakarta 2013
(Triliun Rp)
Jenis/Tahun 2009 2010 2011 2012 Q3 2013MARKET
SHARE
Perbankan
Syariah66,09 97,52 145,47 174,09 223,50** 4,80%
Asuransi Syariah 4,8 6,97 9,15 13,1 14,97* 2,40%
Pembiayaan
Syariah0,64 2,36 3,62 22,66 27,54* 8,27%
Saham Syariah n.a n.a 1.968,10 2.451,33 2.475,36 58,22%
Sukuk Korporasi 7,02 7,82 7,92 9,79 11,41 3,26%
Reksa Dana
Syariah4,63 5,23 5,56 8,05 9,35 4,94%
Sukuk Negara 20,32 44,34 77,73 124,36 147,80 10,23%
* Per Juni 2013
** Per Agustus 2013
ASSET KEUANGAN SYARIAH
Sumber: Presentasi OJK di FREKS UIN Jakarta 2013
Tantangan:
Tingkat pemahaman pelaku pasar dan masyarakat terhadap keuangan
syariah
Tingkat jumlah dan kompetensi SDM dalam keuangan syariah
Harmonisasi regulasi di Industri Keuangan Syariah
Potensi:
Perkembangan industri keuangan syariah yang semakin meningkat
Potensi pemodal meningkat seiring dengan meningkatnya masyarakat
ekonomi kelas menengah
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih menunjukan tren positif
TANTANGAN KEUANGAN SYARIAH
Sumber: Presentasi OJK di FREKS UIN Jakarta 2013
Pengembangan Kerangka
Regulasi yang bersinergi
dan menciptakan iklim
kondusif
Pengupayaan kesetaraan
(level playing field)
Sosialisasi dan Edukasi
terencana dan
berkelanjutan
Pengembangan Sumber
Daya Manusia
Pengembangan dan
inovasi produk dengan
prinsip dan nilai syariah
STRATEGI PENGEMBANGAN KEUANGAN SYARIAH
Sumber: Presentasi OJK di FREKS UIN Jakarta 2013
Kontribusi pada strategi percepatanpembangunan ekonomi nasional
Menangkap potensi dan pertumbuhanmasyarakat ekonomi menengah danperekonomian menengah atas
Membuka/memberi akses bagipengembangan perekonomian menengahkecil dan seluruh segmen masyarakat
PERAN KEUANGAN SYARIAH KE DEPAN
Sumber: Presentasi OJK di FREKS UIN Jakarta 2013
29
Terima kasih
Rifki Ismal is both a
central banker and lecturer. He earned
bachelor degree in economics from University
of Indonesia (FEUI), master in economics from
University of Michigan, ann arbor (USA) and
PhD in Islamic economics and Finance from
Durham University (England). An Associate
Professor in Islamic Banking and Finance is from the Australian
Government (Australian Center for Islamic Financial Studies) in 2012.
Currently, he works in the Department of Islamic banking – Bank
Indonesia and teaches in more than 15 universities in Indonesia
excluding MSc Islamic finance – Strasbrough University (France),
MSc Islamic finance and law – Singapore Management University.
Lastly, he has published more than thirty papers in international
journals and a book titling Islamic Banking in Indonesia: New
Perspective in Monetary and Finance (John Wiley and Sons, March
2013)
SHORT BIO