Post on 17-Dec-2014
description
PBURSA EFEK INDONESIA
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX))
merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek
Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan
untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek
Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai
beroperasi pada 1 Desember 2007.
BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading
System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan
sebelumnya.[4] Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan
sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.
Bursa Efek Indonesia berpusat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kawasan Niaga
Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkembang seiring bertambahnya usia, dan
keadaan pun semakin menunjukkan bahwa efek/ saham semakin banyak peminatnya, dilihat
dari kapitalisasinya yang terus bertambah dari tahun-tahun sebelumnya. Investasi di pasar
modal diharapkan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Pasar
modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang
(obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham). Dengan menjual saham kepada publik,
perusahaan dapat memperoleh dana dari pasar modal, adapun tujuan penggunaan dananya
yaitu untuk: ekspansi, memperbaiki struktur permodalan, pengalihan pemegang saham
(divestasi) dan lain-lainnya. Investasi di pasar modal memungkinkan para pemodal
mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka.
Seandainya tidak ada pasar modal, maka para pemodal mungkin hanya bisa
menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan (selain alternatif investasi pada real
assets seperti properti dan emas). Di samping itu, investasi pada sekuritas/saham mempunyai
daya tarik lain yaitu pada likuiditasnya. Sehubungan dengan itu maka pasar modal
memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien. Hanya kesempatan-kesempatan
investasi yang menjanjikan keuntungan yang tertinggi (sesuai dengan risikonya) yang
mungkin memperoleh dana.
Sebelum melakukan investasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar hasil
investasi sesuai dengan yang diharapkan, diantaranya:
1. Usia investor dan kapan hasil investasi itu akan dinikmati.2. Jumlah dana yang disediakan, waktu, dan kemampuan yang dimiliki untuk
mengawasi investasi.3. Tingkat imbal hasil (return) yang diharapkan serta risiko yang siap ditanggung oleh
investor. Semakin tinggi hasil yang diharapkan maka semakin tinggi risiko yang akan ditanggung.
Saat ini investasi dalam bentuk portofolio(obligasi, saham, atau surat berharga lainnya) lebih
menarik karena dianggap memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dan relatif tidak
membutuhkan perizinan yang rumit. Investasi portofolio yang paling marak Indonesia selama
kurun waktu 2001 hingga 2008 adalah investasi di pasar modal. Pada tahun 2001, IHSG
berada pada level 470.23 dan pada akhir tahun 2007 berada pada 2745.83 atau naik sebesar
483.93 persen, jika di rata-rata pertahunnya sebesar 69.13 persen.
Berikut ini tabel kinerja BEI selama 3 tahun terakhir
Indikator 2005 2006 2007
IHSG 1162.64 1805.52 2745.83
Kapitalisasi Pasar Rp 801T Rp 1249T Rp 1982T
Transaksi Harian Rp 1.67T Rp 1.84T Rp 4.26T
Volume Harian 1.65M 1.78M 4.26M
Emiten Baru 8 12 24
IPO Rp 3.54T Rp 3.01T Rp 17.18T
Right Issue Rp 10.36T Rp 9.76T Rp 29.8T
Emisi obligasi Rp 8.25T Rp 11.45T Rp 31.28T
NAB Reksadana Rp 29.17T Rp 52.28T Rp 91.5T
Pencatatan dalam BEI
Perubahan Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat
Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan
Ketentuan Umum Pencatatan Efek (Untuk Emiten Obligasi & Sukuk)
Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek (Untuk Emiten Obligasi & Sukuk)
Kewajiban Pelaporan Emiten (Untuk Emiten Obligasi & Sukuk)
Pencatatan Efek Bersifat Utang
Pencatatan Surat Utang Negara (SUN)
Pencatatan Obligasi Daerah
Penggabungan Usaha Atau Peleburan Usaha
Pencatatan Efek Beragun Aset (EBA)
Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham
Di Bursa
Produk Yang biasanya dijual di Bursa Efek :
1. Reksa Dana
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk digunakan
sebagai modal berinvestasi.
2. Saham
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
3. Saham Preferen
Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa.
Artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki karakteristik
saham biasa.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi
pinjaman dengan penerima pinjaman.
5. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah
ditentukan.
6. Right Issue
Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan
emiten.
Yang Terdapat dalam Bursa Efek Indonesia
1. Saham
2. Surat Utang
3. Derivatif
4. Reksadana
5. Syariah
6. Indeks Harga
Ada 2 :
1) Jakarta Islamic Indeks (JII)
2) Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
7. Obligasi