Post on 16-Jun-2019
BUPATI PASER
PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PAJAK DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PASER,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka penerapan sistem pengendalian internalatas penerimaan pajak daerah Kabupaten Paser, diperlukanadanya pengaturan tentang Standar Operasional Prosedur( SOP ) penerimaan pajak daerah sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudhuruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Paser tentangStandar Operasional Prosedur Pajak Daerah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang PenetapanUndang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentangPembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagaiUndang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1953 Nomor 72 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentangPerubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerahdan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 130 Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2007 tentang PerubahanNama Kabupaten Pasir menjadi Kabupaten Paser ProvinsiKalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4760);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2013 tentang PerubahanNama Ibu Kota Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur dariTanah Grogot menjadi Tana Paser (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2013 Nomor 7, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5392);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang JenisPajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan KepalaDaerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179);
10. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah(Lembaran Daerah Kabupaten Paser Tahun 2011 Nomor 2)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran DaerahKabupaten Paser Tahun 2013 Nomor 6).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI PASER TENTANG STANDAR OPERASIONALPROSEDUR PAJAK DAERAH
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Paser.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai
unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.3. Bupati adalah Bupati Paser.4. Dinas adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang sesuai tugas dan fungsinya
melalukan pemungutan Pajak Daerah.5. Kepala Dinas adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang sesuai tugas
dan fungsinya melalukan pemungutan Pajak Daerah.6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Paser.7. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik
yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya,Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapunFirma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan,Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik atau Organisasi yang sejenis,Lembaga, Badan Usaha Tetap dan Bentuk Badan Lainnya.
8. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di Bidang Perpajakan Daerahsesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
9. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepadaDaerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksaberdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secaralangsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnyakemakmuran rakyat.
10. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan Pajak.11. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajibanperpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakandaerah.
12. Standar Operasional Prosedur Pajak Daerah , yang disingkat SOP Pajak Daerahadalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai denganfungsi dan alat penilaian kinerja intansi pemerintah berdasarkan indicator-indikator teknis administrative procedural sesuai dengan tata kerja, prosedurkerja dan system kerja pada unit organisasi yang bersangkutan.
13. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lainyang diatur dengan Peraturan Kepala Daerah paling lama 3 (tiga) bulankalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor,dan melaporkan pajak yang terutang.
14. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender, kecualibila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahunkalender.
15. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalamMasa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
16. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan dataobjek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusiyang terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada WajibPajak atau Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.
17. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalahsurat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungandan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atauharta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan daerah.
18. Surat Pemberitahuan Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat SPOP, adalahsurat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data subjek dan objekPajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan sesuai denagn ketentuanPeraturan Perundang – undangan Perpajakan Daerah.
19. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah buktipembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakanformulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempatpembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
20. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah suratketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.
21. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, yang selanjutnya disingkat SPPT, adalahsurat yang digunakan untuk memberitahuan besarnya Pajak Bumi dan Bangunanperdesaan dan perkotaan yang terutang kepada wajib pajak.
22. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnya disingkatSKPDKB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokokpajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,besarnya sanksi administratif, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
23. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnyadisingkat SKPDKBT, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahanatas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
24. Surat Ketetatap Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disningkat SKPDLB,adalah surat ketetapan pajak yang menetukan kelebihan pajak yang telahditetapkan.
25. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN, adalahsurat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnyadengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
26. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDLB,adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaranpajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atauseharusnya tidak terutang.
27. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD, adalah suratuntuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif berupa bungadan/atau denda.
28. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkankesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapanketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerahyang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat KetetapanPajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat KetetapanPajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil,Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, SuratKeputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan.
29. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadapSurat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, SuratKetetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah KurangBayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan PajakDaerah Lebih Bayar, atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihakketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.
30. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadapSurat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
31. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untukmengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahanbarang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupaneraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.
32. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesionalberdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhankewajiban perpajakan daerah dan retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalamrangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakandaerah dan retribusi daerah.
33. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi adalahserangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari sertamengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta menemukantersangkanya.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) SOP Pajak Daerah mencakup seluruh rangkaian proses yang dilakukan dalammenerima, menatausahakan, dan melaporkan penerimaan pajak daerah.
(2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a. tata cara Pendaftaran dan Pendataan Pajak Daerah;b. tata cara Penetapan Pajak Daerah;c. tata cara Pemungutan Pajak Daerah;
d. tata cara Penagihan Pajak Daerah;e. tata cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Daerah;f. tata cara Pembukuan dan Pelaporan Pajak Daerah;g. tata cara Penggunaan SKPD;h. tata cara pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Pajak Daerah;i. tata cara Keberatan dan Banding Pajak Daerah;j. tata cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan
Penghapusan, Pengurangan sanksi administarif Pajak Daerah;dank. tata cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Daerah.
Pasal 3(1) SOP Pajak Daerah merupakan pedoman bagi seluruh aparat pemerintah
penyelenggara pemungutan pajak daerah.
(2) Prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, b, c, d, e, f, g,h, i, j, dan k dalam bentuk bagan alur tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II,Lampiran III, Lampiran IV, Lampiran V, Lampiran VI, Lampiran VII, LampiranVIII, Lampiran IX, Lampiran X, dan Lampiran XI, yang merupakan bagian yangtidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupatiini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Paser.
Ditetapkan di Tana Paserpada tanggal 1 Oktober 2013
BUPATI PASER,ttd
H. M. RIDWAN SUWIDI
Diundangkan di Tana Paserpada tanggal 2 Oktober 2013
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PASERttd
H. HELMY LATHYF
BERITA DAERAH KABUPATEN PASER TAHUN 2013 NOMOR 194Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata cara Pendaftaran dan Pendataan Pajak Daerah
Wajib PajakDPPKAD
Bidang Pendapatan( Pelayanan )
DPPKADKepala Dinas
Jika salah /kurang
Mulai
MelakukanPendaftaran Pajak
Daerah
Mengisi BlangkoFormulir Pendaftaran
Pajak Daerah
MemperbaikiBlangko Formuir
Pendaftaran PajakDaerah
MenerimaPendaftaran Pajak
Daerah
Menyerahkan BlangkoFormulir Pendaftaran
Pajak Daerah
Memeriksa
Blangko Formulir
Pendaftaran
Pajak Daerah
Mencatat dan
mendaftar dalam
buku induk wajib
pajak
Menerbitkan SuratPengukuhan WajibPajak dan NPWPD
Selesai
TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENDATAAN PAJAK DAERAH
1. Wajib pajak melakukan pendaftaran ke DPPAD Kabupatan Paser
2. DPPKAD Kabupaten Paser, Bidang Pendapatan menyampaikan blanko formulirpendaftaran wajib pajak.
3. Wajib pajak mengisi formulir pendaftran dengan lengkap, jelas dan benar, sertamenyampaikan formulir yang telah diisi dan ditandatangani ke Bidang Pendapatan.
4. DPPKAD, Bidang Pendapatan mencatat dan mendaftar dalam daftar induk wajib pajakberdasarkan nomor urut, yang digunakan sebagai Nomor Pokok Wajib PajakDaerah ( NPWPD). Jangka waktu : 30” (tiga puluh) menit
5. Kepala DPPKAD Kabupaten Paser an. Bupati Paser menerbitkan Surat Pengukuhan WajibPajak Daerah dan Kartu NPWPD untuk wajib pajak. Jangka waktu 1-2 (satu-dua) hari
BUPATI PASER,
ttd
H.M. RIDWAN SUWIDI
Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata cara Penetapan Pajak Daerah
Wajib PajakDPPKAD
Bidang Pendapatan( Petugas )
DPPKADBidang Pendapatan( Sie. Penerimaan )
Petugas Pengarsip / Data
Mengisi BlangkoSPTPD
Memeriksa
Blangko
SPTPD
Menerbitkan SKPD /SSPD
Selesai
MemperbaikiBlangko SPTPD
Menerima SKPD /SSPD
Mulai
Menyerahkan BlangkoSPTPD
MenyerahkanBlangko SPTPD
Menerima SKPD / SSPD
Menerima SKPD /SSPD
Memeriksa
Blangko
SPTPD
MenghitungBesaran Pajak
Terhutang
Mengarsipkan SKPD/ SSPD
TATA CARA PENETAPAN PAJAK DAERAH
1. Setiap awal bulan pada minggu pertama, petugas pada Bidang Pendapatanmenyampaikan blanko Surat Pemberitahunan Pajak Daerah terutang ( SPTPD ) atauSurat Ketetapan Pajak Daerah ( SKPD ) ke setiap wajib pajak yang terdaftar.
2. Wajib pajak menerima dan segera mengisi SPTPD atau SKPD yang disampaikanpetugas pajak dengan benar dan lengkap serta ditandatangani selambat-lambatnya15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa pajak.
3. Petugas pajak menerima SPTPD atau SKPD yang sudah diisi dan ditandatangani olehwajib pajak kepada Bidang Pendapatan - DPPKAD Kabupaten Paser, dan menelitikebenaran dan kelengkapan isian SPTPD.
4. Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaan menghitung besarnya pajak yang terutangsesuai peraturan yang berlaku.
5. Untuk Wajib pajak yang menjampaiakan SPTPD maka Bidang Pendapatan Cq. SeksiPenerimaan menerbitkan Surat Ketatapan Pajak Daerah selambatnya 1 (satu) minggusetelah berakhirnya masa pajak.
6. SKPD dicetak dalam rangkap 3 dengan distribusi :
a. Lembar ke-1 untuk Wajib pajakb. Lembar ke-2 untuk Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaanc. Lembar ke-3 untuk Bendahara Penerimaan DPPKAD
BUPATI PASER,
ttd
H.M. RIDWAN SUWIDI
Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata cara Pemungutan Pajak Daerah
Petugas Pajak Penyampaian SKPD DPPKADBidang Pendapatan( Sie. Penerimaan)
DPPKADBend. Penerimaan
Lembar 3
Menyampaikan
SKPD/SSPD ke
WP
Menyerahkan
SKPD / SSPD
ke WP
Mulai
Penandatanganan
SKPD / SSPD
MenerimaSKPD/ SSPD
Menerima SKPD/SSPD
Menyerahkan SKPD /
SSPD
Mengarsipkan berkasSKPD/SSPD
MelakukanPemungutan
Pajak
Mengarsip
kan SKPD /
SSPD
Mengarsipkanberkas SKPD / SSPD
PengarsipanSKPD/ SSPD
Menyerahkan
SKPD / SSPD
Ke Petugas
Menyerahkan
SKPD / SSPD
PengarsipanSKPD/SSPD
Mengarsipkan SKPD/
SSPD
Selesai
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH
1. Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaan SKPD yang sudah ditandatangani kepadapetugas pajak untuk disampaikan kepada wajib pajak.
2. Berdasarkan SKPD yang diterima petugas pemungut, petugas pemungutmenyampaikan kemasing – masing wajib pajak untuk melakukan pembayaran.
3. Pembayaran oleh Wajib pajak atas SKPD yang disampaikan dilakukan oleh Wajib pajakmelalui Bendahara Penerimaan pada DPPKAD atau melalui petugas pajak yangdisetorkan ke Bendahara Penerimaan pada DPPKAD.
4. Wajib pajak akan menerima Bukti Pembayaran sebagai tanda bukti pembayaran pajakdaerah.
5. Bukti pembayaran dibuat dalam rangkap 3, dengan distribusi :a. Lembar ke-1 untuk Wajib pajakb. Lembar ke-2 untuk Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaanc. Lembar ke-3 untuk Bendahara Penerimaan / arsip
BUPATI PASER,
ttd
H.M. RIDWAN SUWIDISalinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata cara Penagihan Pajak Daerah
DPPKADKepala Dinas Wajib Pajak
DPPKADBidang Pendapatan
Mulai
Atas SPTPDMenerbitkan
STPD
MenerbitkanSurat Teguran
MenerbitkanSurat Tagihan
dan Denda Adm
MenerbitkanSurat Penyitaan
Menyerahkan /
menerima
SPTPD/ SKPD
Menerima
surat
teguran
Menerima
Surat Tagihan
dan Denda
Adm
MelakukanPenagihan Pajakdengan SKPDKB
dan denda adm.
Selesai
MembayarPajak
MembayarPajak
MembayarPajak dan
Denda Adm.
MelakukanPenagihan Pajak
TATA CARA PENAGIHAN PAJAK DAERAH
1. Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaan menerima SPTPD yang sudah diisi denganbenar oleh Wajib pajak
2. Berdasarkan SPTDP yang diterima Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaanmenghitung besaran pajak yang terutang berdasarkan tarif yang berlaku untukpenerbitan SKPD.
3. Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaan / Seksi Perimbangan / Seksi Penyuluhanmenandatangan Surat Ketetapan Pajak Daerah ( SKPD ) duntuk disampaikan kepadaWajib pajak.
4. Jika Wajib pajak tidak membayar dalam jangka waktu yang ditentukan, DPPKAD akanmengeluarkan surat teguran / surat peringatan kepada wajib pajak
5. Jika Wajib pajak membayar berdasarkan SKPDKB maka akan ditambahkan dengandenda administrasi 2% setiap bulannya
6. SKPD dicetak dalam rangkap 3 dengan distribusi :a. Lembar ke-1 untuk Wajib pajakb. Lembar ke-2 untuk Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaanc. Lembar ke-3 untuk Bendahara Penerimaan DPPKAD
7. Bidang Pendapatan melalui petugas pajak melakukan penagihan pajak atas SKPD yangtelah diterbitkan.
BUPATI PASER,
ttd
H.M.RIDWAN SUWIDI
Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN V : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Daerah;
Wajib Pajak DPPKADPetugas Pajak
DPPKADBend. Penerimaan / Bank
DPPKADSei. Penerimaan
Menyerahkan
SKPD / SSPD
ke WPMembuat Bukti
Penerimaan
Menerima BuktiPembayaran
Membayar PajakDaerah Menyerahkan
Bukti Penerimaan
ke WP
Pengarsipan
Bukti
Pembayaran
D
Mengarsip
kan buktipembayaran
MenyerakanSKPD / SSPD /
SKPDKB
Menerima SKPD /
SSPD / SKPDKBMulai
MenyerahkanSKPD / SSPD /
SKPDKB
Menyetor keKas Daerah
Menyetor keKas Daerah
Menerima Bukti
Pembayaran
Menyerahkan
BuktiPenerimaan
Arsip
SKPD/SSPD
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH
1. Wajib pajak berdasarkan SKPD/SKPDKB/SSPD melakukan pembayaran ke Kas Daerahmelalui Bendahara Penerimaan / Bank penerima setoran pajak / dan atau Petugas pajakyang ditunjuk oleh Kepala DPPKAD paling lama 30 hari sejak SKPD diterima oleh Wajibpajak.
2. Bendahara penerimaan DPPKAD/ Bank/ dan atau petugas pajak berdasarkan SKPDmembuatkan Bukti Penerimaan / Nota Kredit / Surat Tanda Setoran sebagai buktipembayaran dan penyetoran pajak telah dilaksanakan oleh Wajib pajak.
3. Bendahara peneriaan DPPKAD / petugas pajak yang menerima setoran pajak daerahharus menyetorkan penerimaaanya ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam danatau paling lama 6 (enam) hari kerja bagi tempat yang jauh jaraknya dari Kas Daerah(yang disesuaikan dengan peraturan)
4. Bukti penerimaan dibuat 3 (tiga) rangkap dengan distribusi sebagai berikut :a. Lembar ke-1 untuk Wajib pajakb. Lembar ke-2 untuk Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaanc. Lembar ke-3 untuk Bendahara Penerimaan / Arsip
5. Bendahara Penerimaan mencatat bukti penerimaan atas setoran pajak kedalam bukupembantu per jenis penerimaaan / kedalam system pengelolaan keuangan daerah.
BUPATI PASER,
ttd
H.M.RIDWAN SUWIDISalinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN VI : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata Cara Pembukuan dan Pelaporan Pajak Daerah
DPPKADBend. Penerimaan/ Bank
DPPKADBidang Pendapatan
( Petugas Pelaporan )
DPPKADKepala Dinas
Mulai
Melakukanpembukuan atas
setoran WP
Membuat laporanpeneriman pajaksesuai jenis pajak
Menerima laporanatas penerimaan oleh
Bend. / Bank
Menyusun laporanpenerimaan Pajak
Daerah
Memeriksapembukuan dan
laporan Pajak
Daerah
Menerima LaporanPerkembangan
Penerimaan Pajaksetiap bulan
TATA CARA PEMBUKUAN DAN PELAPORAN PAJAK DAERAH
1. Bendahara penerimaan DPPKAD / Bank penerima setoran pajak wajib melaksanakanpembukuan dan pelaporan atas penerimaan pajak daerah.
2. Berdasarkan Bukti penerimaan / Nota Kredit Bendahara Penerimaan / Bank penerimasetoran pajak melakukan pencatatan kedalam sistem pengelolaan keuangan daerahsebagai bagian dalam laporan pendapatan daerah
3. Pencatatan pembukuan berdasarkan jenis penerimaan pajak daerah dan membuatlaporan penerimaan pajak daerah setiap bulannya.
4. Bendahara penerimaan DPPKAD membuat laporan penerimaan pajak daerah dandilaporkan kepada kepala DPPKAD Cq. Bidang Pendapatan paling lambat setiap tanggal10 bulan berikutnya.
BUPATI PASER,
ttd
H.M.RIDWAN SUWIDI
Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN VII : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata cara Penggunaan SKPD
Wajib PajakDPPKAD
Petugas Penyampai SKPDDPPKAD
Sie. Penerimaan
Mulai
MenerimaPengantar / advisteknis / SPTPD
Menghitungbesaran pajak
yang terhutang
Menerbitkan SKPD/ SSPD
MengarsipkanSPTPD / SKPD
Selesai
Melakukanpenyampaian
SKPD
Menerima SKPD
Menyerahkan SKPD keWP
Menyerahkan SKPDKBke WP
Mengarsipkan
SPTPD / SKPD
Membayar Pajak
Mengarsipkan
SPTPD / SKPD
Petugas Arsip
TATA CARA PENGGUNAAN SKPD
1. DPPKAD – Bidang Pendapatan menerima SPTPD / surat rekomendasi / advis teknis /pengatar dari Satuan Kerja Perangkat Daerah teknis tentang kewajiban pajak Wajibpajak.
2. Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaan menghitung besaran pajak yang terhutangdengan menerbitkan SKPD
3. SKPD dicetak dalam 3 (tiga) rangkap dengan distribusi :a. Lembar ke-1 untuk Wajib pajakb. Lembar ke-2 untuk Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaanc. Lembar ke-3 untuk Bendahara Penerimaan / Arsip
4. Bidang Pendapatan Cq. Seksi Penerimaan menyerahkan SKPD kepada Wajib pajak untukmelakukan pembayaran ke Kas Daerah melalui Bendahara Penerimaan.
BUPATI PASER,
ttd
H.M.RIDWAN SUWIDI
Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN VIII : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata Cara Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Pajak Daerah
Wajib PajakDPPKAD
Bidang PendapatanDPPKAD
Kepala Dinas
Jika salah / kurang
Atas Nama Bupati :Mulai
Mengajukan permohonan
pengurangan, keringanan
dan pembebasan pajak
Mengisi blangko formulir
permohonan pengurangan,keringanan dan
pembebasan pajak
Memperbaiki permohonan
pengurangan, keringanan
dan pembebasan pajak
Menerima surat
keputusan pengurangan,
keringanan dan
pembebasan pajak
Menerima permohonan
pengurangan, keringanan dan
pembebasan pajak
Menyerahkan blangko formulirpermohonan pengurangan,
keringanan dan pembebasan
pajak
Membuat beritaacara
pemeriksaan
Mencetak Surat Keputusanpengurangan, keringanandan pembebasan pajak
(baik diterima atau ditolak)
Menerbitkan SuratKeputusan pengurangan,
keringanan danpembebasan pajak
Memeriksa
permohonan
pengurangan,
keringanan dan
pembebasan pajak
Selesai
TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN PAJAK DAERAH
1. Wajib pajak mengajukan permohonan pengurangan, keringanan dan atau pembebasanpada kepada Bupati Paser melalui DPPKAD dengan kelengkapan data yang benar.
2. DPPKAD menerima surat permohonan pengurangan, keringanan dan atau pembebasanpajak.
3. DPPKAD melakukan pemeriksaan sederhana atas permohonan pengurangan, keringanandan atau pembebasan pajak yang hasilnya akan dituangkan dalam berita acarapemeriksaan.
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan permohonan pengurangan, keringanan dan ataupembebasan pajak , Bupati Paser melalui DPPKAD akan mengabulkan atau menolakpermohonan dengan menerbitkan surat Keputusan Bupati Paser.
5. DPPKAD menyampaikan Surat Keputusan Bupati Paser tersebut (4) kepada Wajib pajak
6. Wajib pajak berdasarkan Surat Keputusan tersebut melaksanakan kewajibannya.
BUPATI PASER,
ttd
H.M.RIDWAN SUWIDI
Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN IX : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata Cara Keberatan dan Banding Pajak Daerah
Wajib Pajak DPPKAD Pengadilan Pajak
Jika salah / kurang
Mulai
Mengajukan permohonankeberatan pajak
Mengisi blangko formulir
permohonan keberatan
Memperbaiki permohonankeberatan pajak
Menerima surat
keputusan keberatan
pajak
Menerima permohonan
keberatan pajak
Menyerahkan blangko formulir
permohonan keberatan pajak
Memeriksa
permohonan
keberatanpajak
Menerbitkan surat
keputusan keberatan pajak
( baik diterima /ditolak
Mengajukan Permohonan
Banding atas keberatan
pajak
Menerimapermohonan banding
atas keberatan pajak
Selesai
TATA CARA KEBERATAN DAN BANDING PAJAK DAERAH
1. Wajib pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), / Surat Ketetapan PajakDaerah Kurang Bayar (SKPDKB), / Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) mengajukanpermohonan keberatan kepada Bupati Paser melalui DPPKAD dengan kelengkapan datayang benar.
2. DPPKAD menerima surat permohonan keberatan dari wajib pajak.
3. DPPKAD melakukan pemeriksaan sederhana atas permohonan keberatan yang hasilnyaakan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan.
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan permohonan keberatan, Bupati Paser melalui DPPKADakan mengabulkan atau menolak permohonan dengan menerbitkan surat KeputusanBupati Paser.
5. DPPKAD menyampaikan Surat Keputusan Bupati Paser tersebut (4) kepada Wajib pajak
6. Wajib pajak berdasarkan Surat Keputusan tersebut melaksanakan kewajibannya.
7. Wajib pajak dapat mengajukan banding atas surat keputusan mengenai keberatan yangditetapkan Bupati Paser.
BUPATI PASER,
ttd
H.M.RIDWAN SUWIDI
Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN X : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan,Pengurangan sanksi administarif Pajak Daerah
Wajib Pajak DPPKAD
Jika salah / kurang
Jika diterima
Mulai
Mengajukan permohonan pembetulan,
pembatalan, pengurangan ketetapan danpenghapusan atau pengurangan sanksi
administratif
Mengisi blangko formulir permohonan
pembetulan, pembatalan, pengurangan
ketetapan dan penghapusan ataupengurangan sanksi administratif
Memperbaiki permohonan pembetulan,
pembatalan, pengurangan ketetapan dan
penghapusan atau pengurangan sanksi
administratif
Menerima surat keputusan pembetulan,
pembatalan, pengurangan ketetapan dan
penghapusan atau pengurangan sanksi
administratif
Menerima permohonan pembetulan,
pembatalan, pengurangan ketetapan dan
penghapusan atau pengurangan sanksi
administratif
Menyerahkan blangko formulir permohonan
pembetulan, pembatalan, pengurangan
ketetapan dan penghapusan atau
pengurangan sanksi administratif
Memeriksa permohonan
pembetulan, pembatalan,
pengurangan ketetapan
dan penghapusan atau
pengurangan sanksi
administratif
Menerbitkan surat keputusan pembetulan,pembatalan, pengurangan ketetapan dan
penghapusan atau pengurangan sanksi
administratif
Selesai
TATA CARA PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DANPENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRATIF PAJAK DAERAH.
1. Wajib pajak berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), / Surat KetetapanPajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), / Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)mengajukan permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan danpenghapusan atau pengurangan sanksi administratif pajak daerah kepada BupatiPaser melalui DPPKAD dengan kelengkapan data yang benar.
2. DPPKAD menerima surat permohonan pembetulan, pembatalan, penguranganketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administratif pajak dari wajibpajak.
3. DPPKAD melakukan pemeriksaan sederhana atas permohonan pembetulan,pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksiadministratif pajak yang hasilnya akan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan.
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan permohonan pembetulan, pembatalan, penguranganketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administratif pajak, BupatiPaser melalui DPPKAD akan mengabulkan atau menolak permohonan denganmenerbitkan surat Keputusan Bupati Paser.
5. DPPKAD menyampaikan Surat Keputusan Bupati Paser tersebut (4) kepada Wajibpajak
6. Wajib pajak berdasarkan Surat Keputusan tersebut melaksanakan kewajibannya.
BUPATI PASER,
ttd
H.M.RIDWAN SUWIDI
Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
LAMPIRAN XI : PERATURAN BUPATI PASERNOMOR 38 TAHUN 2013TANGGAL 1 OKTOBER 2013
Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Daerah
Wajib Pajak DPPKAD
Jika salah / kurang
Jika diterima
Mulai
Mengajukan permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak
Mengisi blangko formulir permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajak
Memperbaiki permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak
Menerima surat keputusan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak
Menerima permohonan pengembaliankelebihan pembayaran pajak
Menyerahkan blangko formulir permohonanpengembalian kelebihan pembayaran pajak
Memeriksa
permohonan
pengembalian
kelebihan
pembayaran pajak
Menerbitkan surat keputusanpengembalian kelebihan pembayaran pajak
Selesai
MenerbitkanSKPDLB/SKPDN/
SKPDKB
TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DAERAH.
1. Wajib pajak yang telah menyetorkan pajaknya, berdasarkan Bukti pembayaran dapatmengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak daerah kepadaBupati Paser melalui DPPKAD dengan didukung kelengkapan data yang benar.
2. DPPKAD menerima surat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajakdari wajib pajak.
3. DPPKAD melakukan pemeriksaan sederhana atas permohonan pengembaliankelebihan pembayaran pajak dari wajib pajak yang hasilnya akan dituangkan dalamberita acara pemeriksaan.
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan permohonan pengembalian kelebihan pembayaranpajak, Bupati Paser melalui DPPKAD akan mengabulkan atau menolak permohonandengan menerbitkan surat Keputusan Bupati Paser.
5. DPPKAD menyampaikan Surat Keputusan Bupati Paser tersebut (4) kepada Wajibpajak.
6. Bupati Paser melalui DPPKAD menerbitkan Surat Ketatapan Pajak Daerah Lebih Bayar( SKPDLB )
7. DPPKAD berdasarkan SKPDLB menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak( SPMKP ) ke rekening bank Wajib pajak
8. Wajib pajak berdasarkan Surat Keputusan tersebut melaksanakan kewajibannya.
BUPATI PASER,
ttd
H.M.RIDWAN SUWIDI
Salinan sesuai dengan aslinyaKepala Bagian Hukum Setda Kab.Paser,
H. Suwardi, SH, M. SiPembina Tingkat INIP. 19620424 199303 1 011
.
NO. NAMA JABATAN PARAF
1. H. Andi Azis Kasubbag. Produk Hukum Daerah
2. H. Suwardi Kepala Bagian Hukum
3. H. Heriansyah Idris Asisten Tata Pemerintahan
4. H. Helmy Lathyf Sekretaris Daerah