Post on 05-Mar-2018
BUPATI BADUNG
PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR 56 TAHUN 2011
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS
SARBAGITA DI KABUPATEN BADUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BADUNG,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
angkutan umum trayek pengumpan di Kabupaten Badung yang
mendukung trayek utama Trans Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar
dan Tabanan), telah ditetapkan jaringan trayek angkutan umum di
Kabupaten Badung;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimal
Angkutan Umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita di Kabupaten
Badung;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan Penumpang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1964 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 2720);
3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1964 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2721);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 1Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang – undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
7. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
- 2 -
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang –
undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang –
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang – undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pengolahan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL
ANGKUTAN UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI
KABUPATEN BADUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Standar Pelayanan Minimal Angkutan Umum Trayek Pengumpan Trans
Sarbagita ini, yang dimaksud dengan :
1. Bupati adalah Bupati Badung, sebagai penanggung jawab kebijakan
pelaksanaan trayek pengumpan di wilayah masing-masing yang menjadi
satu kesatuan sistem Angkutan Umum Trans Sarbagita.
2. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika adalah Dinas pada Pemerintah
Kabupaten Badung yang membidangi perhubungan, dipimpin oleh
Kepala Dinas, sebagai Pembina Teknis Angkutan Umum trayek pengumpan
pada wilayah masing-masing, sebagai bagian dari sistem angkutan umum
Trans Sarbagita.
3. Sarbagita adalah suatu wilayah di provinsi Bali, mencakup wilayah Kota
Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan.
4. Pengelola Trayek Pengumpan Trans Sarbagita adalah unit kerja, yang dibentuk
dan bertanggung jawab terhadap Pengelolaan Angkutan Umum Trayek
Pengumpan Trans Sarbagita.
5. Trans Sarbagita adalah sistem angkutan umum massal berbasis angkutan jalan
pada jaringan trayek tetap dan teratur di wilayah Sarbagita.
6. Sistem Pembelian Layanan (Buy The Service) adalah sejumlah pembayaran yang
diberikan kepada Operator angkutan umum untuk melaksanakan pemberian
layanan angkutan penumpang, berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
(SPM), dan Standar Operasi Prosedur (SOP) yang ditetapkan.
7. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan
orang dengan mobil bus atau non bus, yang mempunyai asal-tujuan
perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap.Jaringan Trayek adalah
kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan
angkutan orang dalam trayek.
- 3 -
8. Rute adalah lintasan ruas jalan yang ditetapkan untuk dilalui kendaraan
umum mulai dari start awal sampai tujuan akhir dan kembali ke start
awal.
9. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk
dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun
tidak langsung.
10. Kendaraan Umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita adalah kendaraan bus atau
non bus umum yang ditetapkan untuk pelayanan jasa angkutan orang pada
trayek pengumpan Trans Sarbagita.
11. Trayek Pengumpan Trans Sarbagita adalah lintasan rute yang ditetapkan untuk
dilalui kendaraan umum trayek pengumpan Trans Sarbagita.
12. Trayek Utama adalah lintasan rute trayek lintas kabupaten/kota dari tempat
start awal sampai tujuan akhir PP untuk pelayanan angkutan orang
berbasis asal-tujuan tetap, dengan jarak tertentu yang telah ditetapkan.
13. Koridor adalah istilah yang digunakan sebagai nama lain dari Trayek
Utama.
14. Trayek Pengumpan adalah lintasan rute yang ditetapkan secara memutar,
berfungsi untuk mendukung Trayek Utama Trans Sarbagita.
15. Bus Besar adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas lebih dari 28 seat
dengan ukuran dan jarak antar seat normal termasuk seat pengemudi
dengan panjang kendaraan lebih dari 9 meter.
16. Bus Sedang adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 16 s/d 28 seat
dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal termasuk tempat duduk
pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 6,5 sampai dengan 9
meter.
17. Bus Kecil yang selanjutnya disebut Minibus adalah kendaraan bermotor
dengan kapasitas 9 s/d 16 dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk
normal termasuk seat pengemudi dengan panjang kendaraan 4 – 6,5 meter.
18. Mobil Penumpang Umum yang selanjutnya disebut Microlet adalah setiap
kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 seat termasuk
seat pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan
bagasi.Spesifikasi Kendaraan adalah dokumen spesifikasi rancang bangun
kendaraan yang telah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung sebagai kendaraan
umum trayek pengumpan Trans Sarbagita sebagaimana tersebut
dalam lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Standar
Pelayanan Minimal ini. Kendaraan Laik Jalan adalah kendaraan umum
angkutan orang yang telah memenuhi persyaratan laik jalan dan
dinyatakan dengan bukti lulus uji berupa buku uji kendaraan. Kendaraan
Siap Operasi adalah kendaraan umum yang siap dioperasikan pada Trayek
Pengumpan. Kendaraan Operasi adalah kendaraan umum yang dioperasikan
pada Trayek Pengumpan. Jadwal Operasi Kendaraan adalah pengaturan waktu
keberangkatan kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita
selama beroperasi dalam trayek sejak dari lokasi pemberangkatan awal,
lokasi persinggahan sampai akhir perjalanan. Round Trip adalah perjalanan
pergi dan pulang Kendaraan Umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita
yang dihitung dari lokasi pemberangkatan awal hingga kembali ke lokasi
pemberangkatan awal (tidak termasuk perjalanan dari Pool menuju
Trayek Pengumpan Trans Sarbagita dan sebaliknya). Headway selisih
waktu keberangkatan antara kendaraan satu dengan kendaraan
berikutnya yang diatur pada terminal/ halte pemberangkatan awal .
Kapasitas adalah daya angkut kendaraan dihitung berdasarkan jumlah seat
penumpang dalam satuan orang.Kecepatan Maksimum adalah batas
tertinggi kecepatan kendaraan Umum Trayek Pengumpan Trans
Sarbagita yang diperbolehkan. Kilometer Tempuh adalah jumlah jarak
tempuh produksi (isi) ditambah jumlah jarak tempuh empty
(kosong), digunakan satuan kilometer. Kilometer Kosong adalah jarak
- 4 -
tempuh kosong kendaraan, dihitung dari jumlah jarak tempuh dalam
kilometer mulai dari pool hingga lokasi awal pemberangkatan dan
sebaliknya pada periode waktu tertentu dengan satuan kendaraan
kilometer. Kilometer Produksi adalah jarak tempuh isi, dihitung dari
jumlah jarak tempuh saat melayani rute trayek, sejak lokasi awal
pemberangkatan hingga lokasi akhir pemberangkatan dan sebaliknya
pada periode waktu tertentu digunakan satuan kendaraan-kilometer
per rit atau hari, minggu, bulan, tahun. Lalu Lintas Normal adalah kondisi
lalu lintas didalam dan diluar Trayek Pengumpan Trans Sarbagita yang
berpengaruh langsung terhadap operasi Angkutan Umum Trans Sarbagita
sesuai karakteristik umum lalu lintas di suatu wilayah. Operasi Kendaraan
adalah pengoperasian kendaraan angkutan umum Trayek Pengumpan
Trans Sarbagita untuk mengangkut penumpang. Waktu Operasi adalah waktu
yang ditetapkan untuk melakukan kegiatan pelayanan sejak
pemberangkatan awal sampai dengan pemberangkatan akhir dalam satu
hari. Waktu Istirahat adalah waktu diantara waktu operasi yang dibebaskan
dari kegiatan pelayanan.
19. Pelayanan adalah pelayanan dibidang angkutan umum di wilayah
Sarbagita.
20. Standar Pelayanan adalah parameter pelayanan prima yang digunakan
dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa dalam aspek
sarana, operasional, waktu, kehandalan, ketersediaan permintaan,
kenyamanan keselamatan dan keamanan.
21. Keadaan Darurat atau Emergency adalah situasi dan kondisi pada wilayah,
trayek maupun kendaraan sedemikian rupa, sehingga atas
pertimbangan keamanan dan keselamatan serta usul Pengelola melalui
Kepala Dinas, Bupati menyatakan untuk tidak mengoperasikan kendaraan
umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita karena ada huru-hara, bencana
alam, demonstrasi, dan lainnya .
22. Pelayanan Khusus adalah pengoperasian Kendaraan Umum untuk
melayani pengguna jasa kategori VIP (Very Important Person ) ,
yaitu Rombongan, Tamu Pemerintah Daerah.
23. Ticket adalah alat pengganti uang pembayaran bagi penumpang
Trayek Pengumpan Trans Sarbagita berupa Karcis dan/ atau Smart
Card.Sistem Ticketing adalah sistem pembayaran yang ditetapkan dalam
pengoperasian Angkutan Umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita.
Penjualan Ticket adalah tempat-tempat yang ditetapkan oleh Pengelola,
dimana calon penumpang dapat memperoleh Ticket Trans
Sarbagita. Agent Tunggal Pemegang Merk yang selanjutnya disebut ATPM adalah
perusahaan dan/atau badan hukum lain yang memiliki hak usaha
penyaluran atau pendistribusian dan perawatan terhadap suatu merk
dagang kendaraan bermotor beserta kelengkapan / suku cadangnya.
Workshop atau bengkel resmi adalah bengkel kendaraan yang ditunjuk oleh
ATPM untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan kendaraan merk
tertentu. Rencana Pemeliharaan dan Perawatan adalah pola pemeliharaan dan
perawatan kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita
yang terencana di Bengkel Resmi, berdasarkan standar yang berlaku di
ATPM. Pengawas adalah orang yang direkrut dan diangkat oleh
Pengelola dan bertugas memeriksa kendaraan umum Trayek
Pengumpan Trans Sarbagita serta mengawasi Petugas Pencatat.
Petugas Pencatat adalah orang yang direkrut dan diangkat oleh
Pengelola untuk bertugas, mengendalikan time table dan headway
kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita serta mencatat jumlah
penumpang yang ada. Pool Kendaraan adalah tempat yang dilengkapi
fasilitas pemeliharaan, perawatan kendaraan, ruang kantor dan
fasilitas lainnya yang ditetapkan Pengelola untuk menampung
kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita. Halte / Shelter
- 5 -
adalah bangunan/ fasilitas yang dirancang khusus untuk
pemberhentian kendaraan umum, tempat tunggu penumpang dan naik-
turun penumpang Trayek Pengumpan Trans Sarbagita. Lokasi Pemberangkatan
adalah tempat start awal beroperasinya kendaraan umum Trayek
Pengumpan Trans Sarbagita pada trayek/rute yang ditetapkan.
Lokasi Pemulangan adalah tempat akhir beroperasinya kendaraan
umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita pada trayek /rute
yang ditetapkan. Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang diakibatkan
oleh ketidak sengajaan atau lalai dengan melibatkan pemakai j a l an
d an / a t au t an p a p emak a i j a l an yan g mengakibatkan meninggal
dunia atau luka dan kerugian material sesuai Pasal 93 PP No.43
Tahun 1993 tentang Sarana Prasarana dan Lalulintas Jalan.
24. Pelanggaran adalah suatu tindakan penyimpangan dari Standar Pelayanan
Minimal, yang dikategorikan dalam Pelanggaran Ringan, Pelanggaran
Sedang dan Pelanggaran Berat. Pelanggaran Ringan adalah suatu pelanggaran
yang dilakukan oleh operator, pengawas dan petugas pencatat yang
dikenakan sanksi administrasi berupa Surat Peringatan Pertama (SP-1) dan
Surat Peringatan Kedua (SP-2). Pelanggaran Sedang adalah suatu pelanggaran
yang dilakukan oleh operator, pengawas dan petugas pencatat yang
dikenakan sanksi administratif berupa Surat Peringatan Ketiga (SP-3)
berupa Pembebasan Tugas Sementara/ Skors. Pelanggaran Berat adalah
pelanggaran yang dilakukan oleh operator, pengawas dan petugas pencatat
yang dikenakan sanksi administratif berupa Surat Pemberhentian Dengan
Tidak Hormat. Rencana Operasi adalah pola, prosedur dan mekanisme yang
ditetapkan sebagai acuan pengoperasian kendaraan umum Trayek
Pengumpan Trans Sarbagita, dan pelayanan penumpang dengan
memperhatikan aspek :
Keamanan dan keselamatan kendaraan yang laik jalan, laik operasi dan
laik pandang.
Kehandalan operasi mencakup kesiapan jumlah kebutuhan kendaraan,
jadwal perjalanan, headway, kepastian perjalanan.
Aspek sarana yaitu penyiapan kendaraan umum laik jalan, laik operasi
dan laik pandang.
Aspek permintaan yaitu menetapkan sistem split-system jumlah
armada operasi yang disesuaikan fluktuasi permintaan angkutan
pada waktu puncak dan off- peak.
Aspek kenyamanan yaitu wujud kenyamanan penumpang/ pelanggan
melalui prioritas pelayanan dengan indikator faktor muat 70 % .
Aspek rasio pengemudi-kendaraan yaitu menetapkan dan
mengendalikan jumlah kebutuhan pengemudi dengan rasio/perbandingan
1 kendaraan umum operasi per hari membutuhkan 2,1 orang.
BAB II
STANDAR OPERASI
Pasal 2
Standar Operasi yang diterapkan dalam Standar Pelayanan Minimal meliputi jaringan
trayek, standar halte/shelter atau bus stop, standar kendaraan, standar operasi dan
rencana operasi.
Pasal 3
Jaringan Trayek Angkutan Umum Trans Sarbagita terdiri atas :
a. Trayek Utama
Trayek angkutan orang dengan menggunakan jenis kendaraan
- 6 -
umum Bus Besar atau Bus Sedang pada rute trayek lintas
kabupaten/ kota di wilayah Sarbagita, yang ditetapkan oleh
Gubernur Bali.
b. Trayek Cabang
Trayek angkutan orang dengan menggunakan jenis kendaraan
umum Bus Kecil pada rute trayek lintas kabupaten / kota di
wilayah Sarbagita, yang ditetapkan oleh Gubernur Bali.
c. Trayek Pengumpan
Trayek angkutan orang dengan menggunakan jenis kendaraan
umum Bus Kecil atau Mobil Penumpang Umum pada rute trayek
dalam kabupaten/ kota di wilayah Sarbagita yang ditetapkan oleh
Bupati.
d. Lintasan Operasi Kendaraan
Lintasan kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita
berupa bus kecil dan/atau mobil penumpang umum, dioperasikan
secara mix traffic dengan sistem prioritas (bus priority) pada rute
trayek-trayek yang ditetapkan. Jaringan Trayek Angkutan Umum Di
Kabupaten Badung sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan
Lampiran II Peraturan ini.
Pasal 4
(1) Halte/shelter yang dibangun harus dilengkapi bangunan dan identitas
berupa nama dan/ atau nomor halte, papan informasi trayek/time table,
rambu petunjuk kurangi kecepatan, bus berhenti/stop, marka bus stop,
marka bus priority, zebracross, kotak saran/ pengaduan, tempat duduk,
lampu penerangan, tempat sampah dan fasilitas penyandang cacat;
(2) Bangunan halte Permanen maupun Portable, didesign sistem terbuka,
dengan ketentuan bangunan halte sebagai berikut :
a. bangunan halte untuk bus kecil, didesign dengan tinggi lantai 60
cm dari muka jalan atau sama dengan tinggi lantai pintu bus kecil
dan di bangun sepanjang rute trayek pengumpan pada lokasi yang
ditetapkan;
b. lokasi halte untuk bus berhenti, naik/ turun penumpang bus kecil
dan/atau mobil penumpang umum, dibangun pada trayek
pengumpan yaitu pada lokasi koneksitas antar rute trayek utama
dan trayek cabang dan atau trayek pengumpan; dan
c. bangunan halte dilengkapi dengan relling pembatas penumpang
dengan bus.
(3) Pada rute trayek cabang dan trayek pengumpan, harus disediakan Bus
Stop dan dilengkapi identitas berupa nama atau nomor lokasi bus stop,
rambu petunjuk dan papan informasi trayek;
(4) Jarak lokasi halte atau Bus Stop, yang akan dibangun harus memenuhi
syarat keamanan, keselamatan dan ditetapkan sebagai berikut :
a. Jarak antara lokasi halte satu dengan halte berikutnya atau lokasi
halte dengan lokasi bus stop sepanjang rute trayek minimal 300
meter;
b. Jarak halte atau bus stop dengan fasilitas penyeberangan pejalan
kaki maksimal 100 meter;
c. Jarak halte sebelum persimpangan jalan minimal 50 meter atau
setelah persimpangan jalan minimal 20 meter atau disesuaikan
dengan panjang antrian.
Pasal 5
Kendaraan umum yang dioperasikan untuk pelayanan angkutan umum Trayek
Pengumpan Trans Sarbagita terdiri dari jenis kendaraan bus kecil dan/ atau
- 7 -
mobil penumpang umum, sesuai dengan lintasan trayek yang ditetapkan,
dengan standar kendaraan sebagai berikut :
a . Persyaratan Umum
Penampilan kendaraan dalam keadaan bersih dan laik pandang,
baik bagian Exterior maupun Interior, meliputi:
1. Exterior
a) bodi kendaraan dalam kondisi baik tanpa kerusakan, cat tidak
rusak atau pudar;
b) kaca pintu, jendela kendaraan dalam kondisi baik, bersih,
tidak retak/ pecah;
c) identitas, stiker / tanda/ tulisan pada bodi kendaraan terlihat
jelas, dan harus dipasang dengan baik, meliputi :
1) tanda nomor kendaraan bermotor (plat nomor);
2) tanda uji kendaraan bermotor (plat dan stieker uji);
3) tanda nama operator (nama perusahaan/ operator);
4) tanda urut kendaraan (nomor bodi);
5) tanda informasi trayek (papan trayek);
6) tanda informasi pengaduan.
d) pintu utama dan pintu darurat, panil dan cat dalam
kondisi baik tidak rusak;
e) papan trayek, mudah terlihat, terbaca dan dipasang dengan
baik pada bagian depan dan belakang kendaraan;
2. Interior
a) kabin, dalam kondisi baik tanpa kerusakan dan bersih;
b) dapat dilengkapi dengan alat pendingin (AC) serta
musik/audio visual untuk penumpang;
c) jok, dalam kondisi baik tanpa kerusakan, bersih, kuat,
ada jok khusus diffable, jok tertentu yang dilengkapi safety
belt;
d) handle, pegangan/ hand grip untuk penumpang berdiri dan
pipa tiang harus terpasang kuat dan dalam kondisi baik;
e) partisi, papan pembatas penumpang dengan pintu dalam
kondisi baik.
f) informasi Tanda / stiker, alat petunjuk / larangan untuk
penumpang terpasang / melekat dengan baik. meliputi :
1) larangan makan, minum, dan merokok;
2) larangan menyentuh, menggunakan alat emergency yang
terpasang pada kendaraan kecuali dalam kondisi darurat;
3) petunjuk letak jendela darurat dan pintu darurat;
4) petunjuk upaya penyelamatan dalam kondisi darurat
dalam kendaraan (cara membuka pintu / jendela darurat
cara menggunakan pemadam api / palu pemecah kaca);
5) petunjuk membuang sampah dikotak sampah dalam
kendaraan;
6) himbauan prioritas tempat duduk untuk penumpang
lanjut usia, ibu hamil dan penyandang cacat;
7) himbauan tidak membawa makanan/minuman yang
menimbulkan gangguan bau menyengat kecuali
telah dikemas / dibungkus sedemikian rupa agar tidak bau;
b. Persyaratan Teknis
Kendaraan yang akan dioperasikan harus memenuhi persyaratan
keamanan dan keselamatan, meliputi :
1. Telah dilakukan uji kelaikan teknis setiap 6 (enam) bulan sekali;
2. Memenuhi persyaratan kelaikan teknis dan laik jalan; dan
3. Menjalani pemeliharaan berkala sesuai standar ATPM.
- 8 -
Pasal 6
(1) Kendaraan umum yang akan dioperasikan wajib memiliki
perlengkapan Standar Karoseri dengan kondisi baik dan berfungsi
baik sebagai berikut :
a. alat pemadam api ringan ( APAR ) berfungsi dengan baik
dan masa pakai masih memenuhi ketentuan;
b. palu pemecah kaca;
c. ban cadangan;
d. indikator kondisi baik dan berfungsi dengan semestinya:
1) Pengukur putaran (rpm) dan temperatur (C º);
2) Pengukur kecepatan kendaraan (speedometer);
3) Penunjuk fungsi lampu-lampu.
e. alat pendingin udara (AC) pada kondisi kapasitas maksimal
kendaraan, kestabilan temperatur t sebesar 10º C ;
f. kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan/P3K .
(2) Kendaraan yang akan dioperasikan wajib dipasang perlengkapan
tambahan khusus sebagai berikut:
a. alat pengukur kilometer tempuh (odometer) berfungsi baik dan
di tera secara berkala sesuai ketentuan yang ditetapkan instansi
berwenang;
b. pintu penumpang utama adalah pintu lipat untuk bus kecil dan
mobil penumpang umum.
Pasal 7
Standar operasi diberlakukan untuk operator, pengemudi beserta awak
kendaraan, ticketing, dan bengkel.
Pasal 8
Dokumen standar yang wajib dimiliki dan / atau dikuasai oleh Operator
kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita adalah sebagai
berikut :
a. akte Pendirian Perusahaan telah berbadan hukum atau Koperasi;
b. Izin Usaha Angkutan / IUA dari Kabupaten;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan / Koperasi;
d. memiliki dan atau menguasai minimal 5 (lima) kendaraan umum laik
jalan, laik pandang dan laik operasi, dengan bukti dokumen kendaraan
mencakup :
1. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK);
2. polis Asuransi Kendaraan yang terbaru;
3. dokumen manual kendaraan, panduan perawatan dan spesifikasi
setiap kendaraan;
4. dokumen panduan peralatan, perlengkapan, fasilitas bengkel
sesuai standar ATPM untuk setiap kendaraan
e. memiliki dokumen investasi mencakup :
a. sarana, prasarana (bengkel), peralatan, perlengkapan dan
kendaraan yang menunjang kegiatan operasi pada rute trayek
yang akan dilaksanakan;
b. daftar nilai aset investasi untuk menunjang operasi rute trayek
yang akan dilaksanakan, yang dinilai oleh Penilai Aset
Independen berdasarkan metode Nilai Perolehan;
f. memiliki / menguasai pengemudi / awak kendaraan umum dengan
jumlah minimal 2,1(dua koma satu) kali jumlah kendaraan yang
beroperasi dengan kualifikasi sesuai Standar Pelayanan Minimal yang
ditetapkan.
- 9 -
Pasal 9
Standar Pengemudi dan awak kendaraan umum, sebagai berikut :
a. Pengemudi
1. usia antara 21 (dua puluh satu) tahun sampai dengan 50 (lima
puluh) tahun;
2. tinggi badan minimal 160 (seratus enam puluh) cm untuk pria, dan
155(seratus lima puluh lima) cm untuk wanita;
3. sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna;
4. bisa berbahasa Bali, bahasa Indonesia dan diutamakan yang bisa
bahasa Inggris;
5. tidak minum minuman yang mengandung alkohol, obat bius,
narkotika maupun obat-obatan terlarang lainnya;
6. berkelakuan baik, sopan, ramah;
7. tidak merokok selama menjalankan tugas pelayanan;
8. memiliki pengetahuan dasar teknik kendaraan bermotor;
9. memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) klasifikasi Golongan A-
Umum dan / atau Golongan B untuk Bus Kecil / mobil
penumpang umum;
10. memakai pakaian seragam lengkap dengan identitas sesuai yang
ditetapkan; dan
11. mematuhi dan melaksanakan aturan tata tertib dan disiplin jam
kerja sesuai standar operasi yang ditetapkan.
b. Awak kendaraan umum
1. usia antara 18 (delapan belas) tahun sampai dengan 50 (lima
puluh) tahun;
2. tinggi badan Minimal 160 (seratus enam puluh) cm untuk pria,
dan 155 (seratus lima puluh lima) untuk wanita;
3. sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna;
4. bisa berbahasa Bali, bahasa Indonesia dan diutamakan yang bisa
bahasa Inggris.
5. tidak minum minuman yang mengandung alkohol, obat bius,
narkotika maupun obat-obatan terlarang lainnya;
6. berkelakuan baik, sopan dan ramah;
7. tidak merokok selama menjalankan tugas pelayanan;
8. memiliki pengetahuan dasar teknik kendaraan bermotor;
9. memakai pakaian seragam lengkap dengan identitas sesuai yang
ditetapkan; dan
10. mematuhi dan melaksanakan aturan tata tertib dan disiplin jam
kerja sesuai standar operasi yang ditetapkan.
Pasal 10
Standar Ticket, sebagai berikut :
a. bentuk ticket dicetak dalam bentuk Smart-Card dan/atau Karcis
dengan Besaran Tarif untuk umum / pegawai dan pelajar /
mahasiswa;
b. masa berlaku ticket untuk sekali pakai dan dapat dilaksanakan
dengan cara berlangganan mingguan atau bulanan;
c. ticket dapat dibeli pada saat akan naik kendaraan, di kantor, halte/
terminal, mall, sekolah dan tempat lain yang ditunjuk dan ditetapkan
oleh Pengelola yang diinformasikan melalui Layanan Informasi
Trans Sarbagita.
- 10 -
Pasal 11
Untuk menjaga akuntabilitas kinerja kendaraan sesuai standar pelayanan
yang ditetapkan, Operator wajib menyediakan tempat dan fasilitas
pemeliharaan dan perawatan (bengkel / workshop) kendaraan dengan
standar operasi sebagai berikut :
a. memiliki Izin Mendirikan Bangun Bangunan (IMB / IMBB) Bengkel/
Workshop dengan bukti Surat Keterangan Domisili, Ijin Tempat
Usaha (SITU), Izin Gangguan/HO dan rekomendasi dampak lalu
lintas dan dampak lingkungan terkait dengan penggunaan peralatan
kompresor, hidrolik, pembuangan limbah;
b. pembagian Area Kegiatan bengkel minimal, mencakup :
1. area/ ruang administrasi meliputi ruang penerimaan laporan
Pengemudi (technical advisor), ruang pekerja bengkel dan ruang
kepala bengkel (workshop manager/technical manager) ;
2. area parkir ( parking pool );
3. area hanggar ( stall ) minimal dapaat menampung 10 % (sepuluh
persen) jumlah armada, meliputi stall perbaikan, stall body repair,
stall cuci kendaraan, stall final inspection;
4. area / ruang penunjang kerja meliputi gudang suku cadang
(sparepart room), gudang bahan/ material, ruang perbaikan,
ruang peralatan (tools/special service tools), ruang kompresor,
gudang bengkel untuk barang bekas;
5. area /ruang sosial meliputi ruang pertemuan, kamar kecil/kamar
mandi, ruang ganti/ istirahat petugas mekanik, ruang makan,
ruang/tempat suci/ibadah.
c. memiliki tenaga kerja bengkel, minimal mencakup :
a. kepala bengkel minimal : 1 (satu) orang/bengkel;
b. kepala mekanik (technical advisor) 1 (satu) orang/40 (empat
puluh) kendaraan;
c. ketua regu mekanik : 1 (satu) orang/ 20 (dua puluh) mechanic;
d. petugas mekanik /mechanic and body repair 1(satu) orang/4
(empat) kendaraan;
e. petugas administrasi : 1 (satu) orang / bengkel;
f. petugas suku cadang, tool spart : 1 (satu) orang/ bengkel.
d. peralatan dan perlengkapan bengkel, minimal mencakup :
a. peralatan kerja mencakup Mechanic tools, Master Tolls,
measurement tools, special service tools;
b. perlengkapan kerja meliputi washing and cleaning, lubricating,
tire and whell repair, engine and component repair, air supply,
miscellanous, safety, mobil kerja dan mobil Derek;
e. operator mengupayakan atau bekerjasama dengan bengkel/ workshop
kendaraan yang memiliki suku cadang dan bahan material yang
direkomendasikan ATPM .
f. untuk menjamin kinerja kesiapan operasi kendaraan sesuai standar
pelayanan, maka Operator wajib menyampaikan rencana
pemeliharaan dan perawatan terhadap semua kendaraan.
Pasal 12
(1) Waktu Operasi Kendaraan Umum Trayek Pengumpan Trans
Sarbagita pada masing-masing rute trayek, ditetapkan mulai
pukul 05.00 wita sampai dengan pukul 21.00 wita;
(2) Kesiapan Operasi kendaraan, pada lokasi pemberangkatan pertama
masing-masing rute trayek, ditetapkan 15 (lima belas) menit sebelum
jadwal jadwal operasi;
- 11 -
(3) Jadwal keberangkatan pertama kendaraan dari lokasi awal
pemberangkatan pada masing-masing rute trayek adalah pukul 05:00
wita dan disusul kendaraan berikutnya, sesuai jadwal keberangkatan
yang ditetapkan;
(4) Waktu keberangkatan antar kendaraan (headway) pada masing-
masing rute trayek, ditetapkan rata-rata 15 (lima belas) menit
disesuaikan dengan pengaturan tarik ulur/split operasi;
(5) Kecepatan tempuh kendaraan yang diijinkan selama ber operasi
dalam rute trayek pada kondisi normal, ditetapkan terendah 18
(delapan belas) km/jam dan tertinggi 40 (empat puluh) km/jam;
(6) Kepulangan kendaraan dari halte/ tempat terakhir rute trayek,
menuju ke pool kendaraan adalah pukul 21:00 wita;
(7) Kendaraan umum yang telah beroperasi dan akan dipulangkan ke Pool
harus dalam kondisi siap bahan bakar untuk pengoperasian hari
berikutnya serta bukti serah terima kendaraan sesuai ketentuan
administrasi yang ditetapkan.
Pasal 13
Penghentian operasi kendaraan umum, dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Pengawas dapat menghentikan dan memulangkan kendaraan yang
sedang beroperasi apabila dianggap tidak memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam (SPM).
b. Penghentian operasi kendaraan umum dilaksanakan dengan
tatacara sebagai berikut :
1. kendaraan diberhentikan pada Halte / Terminal atau tempat
yang ditunjuk untuk dilakukan pencatatan kilometer tempuh;
2. kendaraan umum dipulangkan sesuai ketentuan jadwal rutin,
Pengawas dan Petugas Pencatat mengisi Berita Acara 01
Pengurangan/Penambahan Kendaraan Umum operasi
sebagaimana tercantum lampiran III peraturan ini;
3. kendaraan umum dipulangkan tidak sesuai ketentuan jadwal
rutin, Pengawas dan Petugas Pencatat mengisi Berita Acara 02
Penghentian Kendaraan Umum Operasi sebagaimana tercantum
dalam lampiran IV peraturan ini;
4. kendaraan umum dipulangkan karena pelanggaran standar
pelayanan, petugas lapangan mengisi berita acara 03 bukti
penindakan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam
lampiran–lampiran peraturan ini;
5. berita Acara penghentian operasi kendaraan sekurang -
kurangnya memuat :
a) hari, tanggal, jam penghentian/pemulangan kendaraan;
b) nomor bodi kendaraan umum yang dipulangkan;
c) nomor Plat Kendaraan (TNKB);
d) kilometer pada odometer / speedometer kendaraan umum
pada saat dipulangkan;
e) identitas Pengemudi dan Awak Kendaraan Umum yang
dipulangkan;
f) alasan penghentian/ pemulangan operasi kendaraan umum,
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) penghentian operasi di karenakan pelanggaran Standard
Operation Procedure (SOP), Operator wajib
mengganti dan bertanggung jawab terhadap
kelangsungan pelayanan penumpang;
2) penghentian operasi dikarenakan pelanggaran Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Pengemudi, Operator wajib
- 12 -
memberikan sanksi kepada Pengemudi dan
bertanggung jawab terhadap kelangsungan pelayanan
penumpang.
BAB III
STANDAR PELAYANAN
Pasal 14
Standar pelayanan yang diterapkan dalam Standar Pelayanan Minimal meliputi
penyediaan angkutan, halte/bus stop, operator, tempat penjualan ticket, tempat
pengaduan/saran, kewajiban pengemudi dan penanganan kecelakaan.
Pasal 15
(1) Pengelola Trayek Pengumpan Trans Sarbagita, dalam penyediaan
kendaraan umum dapat melalui bantuan Pemerintah, Pemerintah
Daerah (provinsi / kabupaten / kota) dan/atau pihak ketiga melalui
proses perjanjian kerjasama pengangkutan sesuai peraturan
perundang-undangan;
(2) Pengelola dan Operator dalam melaksanakan proses perjanjian
kerjasama pengangkutan, wajib mematuhi dan melaksanakan
Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan.
Pasal 16
(1) Pengelola wajib menyediakan halte/bus stop sesuai spesifikasi teknis
dan lokasi yang telah ditetapkan disepanjang rute trayek, untuk
pemberhentian kendaraan, penumpang menunggu, dan naik-turun
penumpang, serta alih moda angkutan;
(2) Pengadaan Halte/ Bus Stop oleh Pengelola Trayek Pengumpan Trans
Sarbagita, dapat dilakukan melalui bantuan Pemerintah dan
Pemerintah Provinsi dan / atau melalui bantuan / kerjasama Swasta.
Pasal 17
Operator kendaraan umum yang dapat bekerjasama dengan Pengelola
Trayek Pengumpan Trans Sarbagita, harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Umum
1. memiliki Akte Pendirian Perusahaan yang berbadan hukum
atau Koperasi;
2. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan atau
Koperasi;
b. Khusus
1. memiliki Izin Usaha Angkutan dari Kabupaten/Kota;
2. memiliki/menguasai kendaraan umum sejumlah yang ditetapkan
untuk koridor/ trayek bersangkutan dengan kendaraan laik operasi
sesuai yang ditetapkan dalam SPM;
3. memiliki/ menguasai atau pernyataan kesanggupan menyediakan
pengemudi dengan klasifikasi Golongan B1-Umum, SIM B dan /
atau golongan A-Umum.
4. memiliki pool atau pernyataan kesanggupan menyediakan pool
kendaraan;
5. memiliki atau pernyataan kesanggupan kerjasama pemeliharaan /
perawatan kendaraan;
- 13 -
6. memiliki atau pernyataan kesanggupan, komitmen melaksanakan
kerja sama pengangkutan sesuai standar operasi yang ditetapkan
Pasal 18
Pengelola wajib menyediakan tempat penjualan Ticket pada lokasi
pemberangkatan dan / atau tempat lain yang mudah dijangkau pengguna jasa
trayek pengumpan Trans Sarbagita.
Pasal 19
Pengelola dan atau Operator wajib menyediakan tempat layanan pengaduan /
saran selama waktu operasi, baik secara on-line maupun
konvensional, dan wajib merespon dengan cara :
a. Menindak lanjuti pengaduan dan saran masyarakat sebagai bahan
perbaikan pelayanan kepada masyarakat;dan
b. Menyampaikan laporan tindak lanjut pengaduan dan saran yang
disampaikan masyarakat kepada Bupati melalui Kepala Dinas dan
pihak lain yang terkait.
Pasal 20
Kewajiban pengemudi dan awak kendaraan, meliputi sebagai berikut :
a. menyiapkan operasi kendaraan pada lokasi/ halte pemberangkatan
pertama paling lambat 15 (lima belas) menit sebelum jadwal operasi;
b. memastikan perlengkapan K-3 telah tersedia di dalam kendaraan
telah disosialisasikan, terinformasikan dan dilaksanakan dengan baik
dalam pelaksanaan operasi;
c. mematuhi jadwal operasi dan rute perjalanan sesuai rute trayek yang
ditetapkan;
d. mencatat kilometer awal dan akhir operasi kendaraan pada Kartu
Pengawasan Operasi Kendaraan sesuai rute trayek dan jam kerja
yang ditetapkan;
e. menghentikan kendaraan pada posisi pintu utama Bus berada tepat di
depan halte pada jarak 10-15 cm dari tepi halte;
f. memberikan informasi / pelayanan naik-turun penumpang di halte
pada rute trayek sesuai standar operasi yang ditetapkan;
g. mengatur/mengawasi/ melayani ticket penumpang di dalam
kendaraan;
h. mencatat jumlah penumpang naik-turun di setiap halte dan trip
perjalanan pada rute trayek yang ditetapkan;
i. mengawasi keamanan dan keselamatan penumpang di dalam
kendaraan;
j. memperhatikan keamanan kendaraan dan keselamatan penumpang
maupun keselamatan pengguna jalan lainnya;
k. menghentikan kendaraan pada lokasi pengawasan rute perjalanan
kendaraan yang ditetapkan;
l. bertanggungjawab terhadap keamanan kendaraan yang di kemudikan;
m. menandatangani berita acara serah terima tugas dan / atau berita acara
penghentian purna operasi kendaraan dan / atau akibat kelalaian dan /
atau akibat pelanggaran SOP dan SPM oleh Pengemudi / Operator;
n. membuat laporan rekapitulasi jumlah kilometer operasi kendaraan,
jumlah penumpang dan jumlah penjualan / sisa karcis pada setiap
akhir/purna tugas;
o. dalam hal Pengawas dan Petugas Pencatat menghentikan operasi
kendaraan yang dikemudikan, pengemudi wajib menghentikan
kendaraannya pada lokasi yang telah ditetapkan, kecuali dalam
- 14 -
kondisi darurat Pengawas dan Petugas Pencatat dapat menunjuk
lokasi yang aman guna pencatatan;
Pasal 21
Larangan pengemudi dan awak kendaraan, meliputi sebagai berikut :
a. melanggar lampu lalu lintas diluar prosedur yang ditetapkan;
b. mengemudikan kendaraan melebihi kecepatan yang diijinkan yaitu
maksimal 40 km/jam dalam kota dan 50 km/jam untuk luar kota;
c. melakukan pengereman/Deselerasi secara mendadak, kecuali dalam
keadaan darurat;
d. mengemudikan kendaraan umum dengan mengabaikan faktor
keselamatan;
e. mengemudikan kendaraan umum terlalu dekat dengan kendaraan
didepannya, kecuali keadaan lalu lintas yang tidak memungkinkan;
f. mengemudikan kendaraan umum pada malam hari tanpa
menyalakan lampu penerangan (di dalam dan di luar);
g. mengoperasikan kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans
Sarbagita diluar trayek yang ditetapkan, kecuali dalam keadaan
darurat atas persetujuan Pengarah Pengelola / Kepala Dinas;
h. menerima uang pembayaran tarif dari penumpang di dalam kendaraan,
tanpa memberikan bukti ticket / karcis yang sah kepada penumpang;
i. membantu / mengijinkan penumpang tanpa ticket/ karcis di dalam
kendaraan yang sedang beroperasi melayani rute trayek yang
ditetapkan (kecuali dalam kegiatan sosialisasi angkutan umum);
j. menambah/mengurangi catatan kilometer operasi kendaraan dan atau
jumlah penumpang untuk keuntungan sendiri maupun orang lain.
Pasal 22
Dalam hal terjadi kecelakaan dalam pengoperasian Kendaraan Umum
Trayek Pengumpan Trans Sarbagita, yang mengakibatkan luka atau
meninggal dunia pada Pihak Ketiga, maka :
a. penanganan kecelakaan mengacu kepada Prosedur Penyidikan
Perkara Kecelakaan resmi oleh Kepolisian Republik Indonesia;
b. pada saat terjadi kecelakaan, Pengemudi wajib melakukan
tindakan :
1. segera menghentikan, kecuali dalam keadaan memaksa untuk
alasan keselamatan;
2. melaporkan kepada Operator dan Pengawas dan/atau Petugas
Pencatat;
3. bekerja sama dengan satuan pengamanan dan petugas lain yang
berwenang untuk memeriksa kondisi korban dan membuat laporan
kecelakaan;
c. Melaporkan kejadian kecelakaan kepada Pengelola dalam
waktu selambat-lambatnya 1x 12 jam (satu kali dua belas jam),
mencakup data :
1. jumlah korban;
2. identitas lengkap korban (nama lengkap, jenis kelamin, alamat, nomor
telephone/e-mail korban/keluarga/kerabat dekat korban;
3. jenis kecelakaan;
4. deskripsi lengkap/ kronologis kejadian kecelakaan dan kondisi
korban kecelakaan.
d. Operator wajib untuk memberikan bantuan kemanusiaan
kepada Korban Kecelakaan sebagai berikut :
1. biaya pengobatan untuk yang luka – luka;
- 15 -
2. biaya pemakaman untuk yang meninggal dunia
3. Membantu korban/ahli waris mendapatkan hak atas Santunan
Asuransi sesuai Undang-Undang Nomor 33 Tahun1964 tentang
dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dan Undang-
Undang No. 34 Tahun 1964 tentang dana kecelakaan lalu lintas
jalan.
BAB IV
STANDAR PELAPORAN
Pasal 23
Untuk menjamin efisiensi dan efektifitas kinerja operasional Trayek
Pengumpan Trans Sarbagita, maka mekanisme pelaporan ditetapkan
sebagai berikut :
a. Laporan Harian
Operator menyampaikan laporan produktivitas kendaraan yang di
tandatangani Pengemudi, diketahui Petugas Pencatat, dan disetujui
Pengawas kepada Pengarah Pengelola Trans Sarbagita up.
Koordinator Pengelola selambat-lambatnya pukul 22.00 pada hari
bersangkutan.
b. Laporan Mingguan.
Koordinator Pengelola melakukan inventarisasi, evaluasi, dan
menyusun laporan mingguan produktivitas kendaraan, disetujui dan
ditandatangani Pengarah Pengelola Trayek Pengumpan Trans
Sarbagita selambat-lambatnya pada hari Senin minggu berikutnya.
c. Laporan Bulanan.
1. Operator menyampaikan laporan rekapitulasi produktivitas
kendaraan kepada Pengarah Pengelola Trayek Pengumpan Trans
Sarbagita, untuk pengajuan permintaan pembayaran, dengan
melampirkan bukti-bukti laporan produktivitas harian selama
bulan bersangkutan.
2. Anggota bidang Administrasi dan Teknis Pengelola menyusun
laporan bulanan produktivitas kendaraan berdasarkan laporan
rekapitulasi mingguan.
3. Anggota bidang Keuangan, melakukan verifikasi data laporan
pengajuan pembayaran, dan laporan bulanan produktivitas
kendaraan, sebelum mendapat persetujuan Pengarah Pengelola
Trayek Pengumpan Trans Sarbagita sebagai bahan laporan
kepada Bupati melalui Kepala Dinas
Pasal 24
Operator wajib menyiapkan data dan informasi dengan sistem
komputerisasi sesuai Standar Operasi terkait dengan :
a. jumlah Armada sesuai spesifikasi yang ditetapkan dalam Kontrak;
b. jumlah dan Identitas Pengemudi dan Awak Kendaraan Umum;
c. jadwal rencana operasi armada dan penugasan harian Pengemudi
dan Awak Kendaraan Umum pada masing-masing rute trayek yang
ditetapkan dalam Kontrak/ Perjanjian Kerjasama;
d. jadwal rencana pemeliharaan/ perawatan armada;
e. data catatan pengaduan dan tindak lanjut perbaikan pelayanan;
f. data catatan kejadian kecelakaan dan pelanggaran Pengemudi
sesuai yang ditetapkan dalam Standar Operasi.
- 16 -
BAB V
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 25
Jenis pelanggaran terhadap Standar Pelayanan Minimal dikatagorikan
menjadi 3 (tiga) katagori yaitu :
1) Pelanggaran Ringan.
Perilaku indisipliner Operator, Pengemudi, Awak Kendaraan Umum,
Pengawas dan/atau Petugas Pencatat dengan sanksi Peringatan Lisan
sebanyak-banyaknya 3 kali sampai dengan Pemberian Surat Peringatan
Pertama (SP1);
2) Pelanggaran Sedang.
Perilaku Operator, Pengemudi, Awak Kendaraan Umum, Pengawas
dan/atau Petugas Pencatat melakukan kelalaian / kesalahan yang
menimbulkan sanksi pengurangan kilometer tempuh, dengan tanda
bukti pemberian Surat Peringatan Kedua (SP2) serta Surat Peringatan
Ketiga (SP3).
3) Pelanggaran Berat.
Perilaku Operator, Pengemudi, Awak Kendaraan Umum, Pengawas
dan/atau Petugas Pencatat melakukan kelalaian / kesalahan yang
mengakibatkan penumpang pada rute trayek yang telah ditetapkan,
dalam keadaan normal tidak dapat terlayani, dengan tanda bukti
pemberian Surat Pemberhentian dengan tidak hormat dan Surat
Pemutusan Hubungan Kerja.
- 17 -
BAB VI
PENUTUP
Pasal 26
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Badung.
Ditetapkan di Mangupura
pada tanggal 15 September 2011
BUPATI BADUNG,
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG
Diundangkan di Mangupura
pada tanggal 15 September 2011
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG,
ttd.
KOMPYANG R. SWANDIKA
BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2011 NOMOR 46
- 18 -
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR : 56 TAHUN 2011
TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011
TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN
UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA
DI KABUPATEN BADUNG
JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA
DI KABUPATEN BADUNG, JARAK (KM) DAN KEBUTUHAN KENDARAAN
Nomor
Kode
Trayek
Jarak
Km
Kebutuhan
Kendaraan
1 Mengwi-Mambal-Jagapati PP 31.80 6
2 Mengwi-Darmasaba-Mambal-Penarungan PP 22.37 5
3 Mengwi-Puspem- Dalung - Canggu PP 28.42 6
4 Mengwi-Blahkiuh-Sangeh PP 31.52 6
5 Munggu-Kerobokan-Sentral Parkir Kuta PP 30.68 6
6 Sentral Parkir-Pantai Kuta PP 10.00 50
7 GWK-Tanjung Benoa PP 33.80 8
8 Kelan-Kedonganan-Uluwatu PP 23.20 6
BUPATI BADUNG,
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG
- 19 -
LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR : 56 TAHUN 2011
TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011
TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN
UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA
DI KABUPATEN BADUNG
Peta Jaringan Trayek Angkutan Umum di Kabupaten Badung
BUPATI BADUNG,
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG
a. Mengwi-Mambal-Jagapati
b. Mengwi-Darmasaba-Mambal-Penarungan
c. Mengwi-Puspem-Dalung-Canggu
d. Mengwi-Blahkiuh-Sangeh
e. Sentral Parkir Kuta-Kerobokan-Munggu
f. Sentral Parkir Kuta - Pantai Kuta
g. Jimbaran-GWK-Tanjung Benoa
h. Tuban-GWK-Uluwatu
- 20 -
LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR : 56 TAHUN 2011
TANGGAL :15 SEPTEMBER 2011
TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM
TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI
KABUPATEN BADUNG
BERITA ACARA 01
JADWAL OPERASI TUNTAS DILAKSANAKAN
Pada hari ini, ………………., tanggal …..bulan………. …. Tahun 20…, kami yang bertanda
tangan dibawah ini, telah menghentikan operasi kendaraan dengan penjelasan sebagai berikut :
Trayek : ………………………………………………………
Nomor Body kendaraan : ………………………………………………………
Nomor Polisi Kendaraan : ………………………………………………………
Jam Mulai Operasi : ………………………………………………………
Posisi BBM Awal Operasi : ………………………………………………………
Jam Pemulangan : ………………………………………………………
Posisi BBM Akhir Operasi : ………………………………………………………
Kilometer pada hari/tanggal pemulangan
Kilometer awal/ kosong (di Pool kend) : ……………………………………..
Kilometer awal operasi (halte awal) : ……………………………………..
Kilometer saat pemulangan /halte akhir : ……………………………………..
Kilometer akhir/ kosong (di Pool kend) : ……………………………………..
Nama Pengemudi : ………………………………………
Nama Awak Kendaraan Umum : ………………………………………
Alasan pemulangan : Jadwal Operasi Tuntas Dilaksanakan
Mangupura, 20….
Pengawas Awak Kendaraan Umum Pengemudi
(……………………..) (……………………..) ( ……………………..)
BUPATI BADUNG,
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG
- 21 -
LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR : 56 TAHUN 2011
TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011
TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN
UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA
DI KABUPATEN BADUNG
BERITA ACARA 02
TENTANG PELANGGARAN SOP
Pada hari ini, ………………., tanggal …..bulan………. …. Tahun 20…, kami yang bertanda
tangan dibawah ini, telah menghentikan operasi kendaraan dengan penjelasan sebagai berikut :
Trayek : ………………………………………………………
Nomor Body kendaraan : ………………………………………………………
Nomor Polisi Kendaraan : ………………………………………………………
Jam Mulai Operasi : ………………………………………………………
Posisi BBM Awal Operasi : ………………………………………………………
Jam Pemulangan : ………………………………………………………
Posisi BBM Akhir Operasi : ………………………………………………………
Kilometer pada hari/tanggal pemulangan
Kilometer awal/ kosong (di pool kend) : ……………………………………..
Kilometer awal operasi (halte awal) : ……………………………………..
Kilometer saat pemulangan : ……………………………………..
Nama Pengemudi : ……………………………………..
Nama Awak Kendaraan Umum : ……………………………………..
Alasan pemulangan : Pelanggaran SOP
Jenis Pelanggaran : ………………………………………………………….
Kendaraan Pengganti Nomor Body kendaraan : ………………………………………………………
Nomor Polisi Kendaraan : ………………………………………………………
Jam Mulai Operasi : ………………………………………………………
Posisi BBM Awal Operasi : ………………………………………………………
Kilometer awal operasi : ……………………………………..
Kilometer saat pemulangan : ……………………………………..
Kilometer akhir/ kosong (di pool kend) : ……………………………………..
Nama Pengemudi : ……………………………………..
Nama Awak Kendaraan Umum : ……………………………………..
Mangupura, 20….
Pengawas Awak Kendaraan Umum Pengemudi
(……………………..) (……………………..) ( ……………………..)
BUPATI BADUNG,
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG
- 22 -
LAMPIRAN V : PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR : 56 TAHUN 2011
TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011
TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM
TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI
KABUPATEN BADUNG
BERITA ACARA 03
TENTANG PELANGGARAN SPM
Pada hari ini, ………………., tanggal …..bulan………. …. Tahun 20…, kami yang bertanda
tangan dibawah ini, telah menghentikan operasi kendaraan dengan penjelasan sebagai berikut :
Trayek : ………………………………………………………
Nomor Body kendaraan : ………………………………………………………
Nomor Polisi Kendaraan : ………………………………………………………
Jam Mulai Operasi : ………………………………………………………
Posisi BBM Awal Operasi : ………………………………………………………
Jam Pemulangan : ………………………………………………………
Posisi BBM Akhir Operasi : ………………………………………………………
Kilometer pada hari/tanggal pemulangan
Kilometer awal/ kosong (di pool kend) : ……………………………………..
Kilometer awal operasi (halte awal) : ……………………………………..
Kilometer saat pemulangan : ……………………………………..
Kilometer akhir/ kosong (di pool kend) : ……………………………………..
Nama Pengemudi : ……………………………………..
Nama Awak Kendaraan Umum : ……………………………………..
Alasan pemulangan : Pelanggaran SPM
Jenis Pelanggaran : ………………………………………………………….
Mangupura, 20….
Pengawas Awak Kendaraan Umum Pengemudi
(……………………..) (……………………..) ( ……………………..)
BUPATI BADUNG,
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG
- 23 -
LAMPIRAN VI : PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR : 56 TAHUN 2011
TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011
TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM
TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI
KABUPATEN BADUNG
CONTOH PERHITUNGAN JADWAL (TIME TABLE) PERJALANAN KENDARAAN TRAYEK GWK –
TANJUNG BENOA PP
Rute : GWK – Tanjung Benoa PP
Jarak : 33,80 Km (PP)
Waktu perjalanan per roundtrip (PP) 100 menit
Kecepatan rata-rata : 20 Km/Jam
Headway Keberangkatan rata-rata = 15 menit
Lama singgah di Halte max : 60 detik
Waktu Operasi : 16 jam/hari (jam 05.00 s.d 21.00)
Bus ke Berangkat dari Tiba di Berangkat dari Datang di
Tanjung Benoa GWK GWK Tanjung Benoa
1 05.00 05.50
2 05.00 05.50
3 05.15 06.05
4 05.15 06.05
5 05.30 06.20
6 05.30 06.20
7 05.45 06.35
8 05.45 06.35
2 06.00 06.50
1 06.00 06.50
4 06.15 07.05
3 06.15 07.05
6 06.30 07.20
5 06.30 07.20
8 06.45 07.35
7 06.45 07.35
1 07.00 07.50
2 07.00 07.50
3 07.15 08.05
4 07.15 08.05
5 07.30 08.20
6 07.30 08.20
7 Dst..
BUPATI BADUNG,
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG
- 24 -
LAMPIRAN VII : PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR : 56 TAHUN 2011
TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011
TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM
TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI
KABUPATEN BADUNG
CONTOH PERHITUNGAN JADWAL (TIME TABLE) PERJALANAN KENDARAAN
TRAYEK KEDONGANAN – ULUWATU PP Rute : Kedonganan - Uluwatu PP
Jarak : 23,20 Km (PP)
Waktu perjalalan per roundtrip (PP) 70 menit
Kecepatan rata-rata : 20 Km/Jam
Headway Keberangkatan rata-rata = 15 menit
Lama singgah di Halte max : 60 detik
Waktu Operasi : 16 jam/hari (jam 05.00 s.d 21.00)
Bus ke Berangkat dari Tiba di Berangkat dari Datang di
Kedonganan Uluwatu Uluwatu Kedonganan
1 05.00 05.35
2 05.00 05.35
3 05.15 05.50
4 05.15 05.50
5 05.30 06.05
6 05.30 06.05
2 05.45 06.20
1 05.45 06.20
4 06.00 06.35
3 06.00 06.35
6 06.15 06.50
5 06.15 06.50
1 06.30 07.05
2 06.30 07.05
3 06.45 07.20
4 06.45 07.20
5 07.00 07.35
6 07.00 07.35
2 07.15 07.50
1 07.15 07.50
4 07.30 08.05
3 07.30 08.05
6 Dst ..
BUPATI BADUNG,
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG