Post on 20-Dec-2015
description
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Belajar
Menurut Oemar ( 2001 : 27 ) belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu pengetahuan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan belajar merupakan hasil dari
sebuah pengalaman.
Selaras dengan pengertian di atas Aunurrahman ( 2009 : 38 )
berpendapat bahwa belajar adalah proses orang memperoleh berbagai
kecakapan, keterampilan, dan sikap. Pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan yang
sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.
Selanjutnya menurut Muhibbin ( 2002 : 67 ) berpendapat bahwa
belajar mengandung pengertian secara kuantitatif dan kualitatif. Secara
kuantitatif belajar mengandung pengertian kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak –
banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa
banyaknya materi yang dikuasai siswa. Kemudian pengertian belajar
secara kualitatif adalah proses memperoleh arti –arti dan pemahaman –
pemahaman serta cara – cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa,
belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan
tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah – masalah yang
kini dan nanti dihadapi siswa.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan segala sesuatu yang dialami, yang sebelumnya tidak
mengetahui apa yang terjadi menjadi mengetahui dan memperoleh arti –
arti dari pemahaman tersebut.
2. Pembelajaran
Menurut Baharuddin ( 2007 : 16 ) pembelajaran adalah
serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar.
Proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan
tidak dapat diamati. Oleh karena itu pembelajaran tidak dapat diamati,
hanya bisa diamati jika ada perubahan perilaku. Kemudian ada faktor –
faktor yang mempengaruhi pembelajaran tersebut, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor – faktor yang berasal
dari diri individu, faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan
psikologis.
1) Faktor Fisiologis.
` Faktor fisiologis adalah faktor – faktor yang
berhubungan dengan fisik individu. Faktor ini dibedakan
menjadi dua macam. Pertama, yaitu keadaan tonus jasmani.
Keadaan tonus jasmani yaitu keadaan yang mempengaruhi
kondisi fisik seseorang. Kondisi fisik seseorang sangat
berpengaruh aktivitas seseorang. Cara untuk menjaga
kesehatan tonus jasmani adalah: 1) menjaga pola makan
yang sehat dengan memperhatikan nutrisi yang masuk ke
dalam tubuh, karena jika kekurangan nutrisi akan
mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk,
sehingga tidak ada gairah untuk belajar; 2) rajin
berolahraga agar tubuh selalu selalu bugar dan sehat; 3)
istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/ fisiologis. Selama
proses belajar berlangsung, peran fungsi pada tubuh
manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama
pancaindera. Pancaindera yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah proses belajar pula. Pancaindera yang
berguna umtuk aktivitas belajar yakni mata dan telinga.
2) Faktor psikologis.
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi
proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat,
sikap dan bakat.
- Kecerdasan siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemampuan psiko – fisik dalam mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang
tepat.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang
paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat
intelegensi seorang individu, semakin besar peluang
individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit
individu tersebut mencapai kesuksesan belajar.
Penggolongan tingkat intelegensi berdasarkan tes Stanford
– Binet yang telah direvisi oleh Terman dan Meirill
sebagai berikut.
Tingkat Kecerdasan ( IQ ) Klasifikasi
140 – 169 Amat superior
120 – 139 Superior
110 – 119 Rata - rata tinggi.
90 – 109 Rata – rata
80 – 89 Batas lemah mental
70 – 79 Batas lemah mental
20 – 69 Lemah mental
- Motivasi
Motivasi adalah