Post on 17-May-2018
TUGAS SATUAN OPERASI DAN PROSES
“Resum Jurnal dan Analisa Mesin Sentrifugasi”
Dosen Pengampu: Arie Febrianto Mulyadi, STP, MP
Oleh:
1. Dian Nur Effendi 125100318113002
2. I Gusti Putu Afif Cahyo Rivanto 125100318113021
3. Novi Puspasari 125100300013001
4. Suci 1251003181130
Telah diposting di:
http://blog.ub.ac.id/effendi01/
http://blog.ub.ac.id/afifcahyorivanto/
https:// blog.ub.ac.id/ novipuspa /
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
A. Resum Jurnal “Aplikasi Respon Getaran untuk Menganalisis Fenomena Kavitasi Pada Instansi Pompa Sentrifugal”
1. ABSTRAK
kavitasi merupakan fenomena perubahan fase uap dari zat cair pada fluida yang
mengalir. Perubahan diakibatkan karena turunnya tekanan maupun naiknya temperatur.
Dapat terjadi di suction pompa, sudu pompa, maupun di saluran pipa. Indikasi kavitasi
adalah timbulnya gelembung-gelembung uap, suara-suara bising dan getaran. Efek kavitasi
pada pompa adalah turunnya unjuk kerja (performance). Akibatnya casing dan sudu
menimbulkan lubang-lubang (pitting) pada dinding casing maupun pada permukaan sudu.
Tujuan penelitian dilakukan dengan mengukur getaran pompa sentrifugal pada
putaran 2600 rpm dan perubahan debit aliran dengan cara variasi perubahan katup di sisi
suction ataupun dis-charge pompa, kemudian dibandingkan dengan kondisi sebelum
terjadi kavitasi. Munculnyafenomena kavitasi ditandai dengan peningkatan frekuensi 3840
Hz menjadi 4316 Hz. Akibat kavitasi akan menimbulkan kerusakan terbesar disisi muka
impeler dan casing ditunjukkan dengan peningkatan amplitudu tertinggi di sisi horisontal
pompa sebesar 92 mV. H
2. Pendahuluan
Yang disebut kavitasi adalah timbulnya gelembung-gelembung dalam aliran fluida
akibat penurunan tekanan pada fluida sehingga tekanan tersebut di bawah tekanan uap
jenuhnya. Proses kavitasi dijelaskan sebagai berikut dimana pompa mengalami tekanan
pada sisi hisap hingga dibawah tekanan uap jenuhnya dan terbentuk gelembung-
gelembung uap, lalu berkembang mengikuti aliran zat cair sampai ketekanan yang lebih
tinggi, kemudian gelembung tersebut akan pecah akibat terkena tekanan disekelilingnya.
Gelembung uap terjadi pada zat cair yang sedang mengalir, baik di dalam pompa maupun
pipa, tempat-tempat yang bertekanan rendah atau yang berkecepatan tinggi didalam aliran
sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Fenomena kavitasi yang terjadi dalam impeler
pompa sentrifugal akan menyebabkan kerusakan-kerusakan mekanis yaitu terjadinya
lubang -lubang yang disebut erosi kavitasi. Selain kerusakan mekanis juga juga akan
mengalami penurunan head (kapasitas dan efisiensi). Gejala uang ditimbulkan diukur
dengan perangkat pengukur getaran (Effendy, 2006). Untuk menganalisis terjadinya
kavitasi maka dibuat suatu rancangan bangunan alat uji kavitasi melalui pengukuran secara
eksperimental dengan variasi debit, variasi penggunaan impeller 3 sudu (impeller dibuat
bopeng bopeng dengan 5 variasi) dan variasi penggunaan impeller.
Gambar 1. Kerusakan sudu pompa akibat erosi kavitasi
Beberapa ilmuwan meliputi Avellan, Karassik, Josefberg, Alfayes dan Taufik
melakukan penelitian tentang kavitasi maka hasil dari penelitian tersebut menyatakan
bahwa kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap didalam cairan
yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh cairan
pada suhu tertentu. Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus
yang sangat singkat. sistem deteksi dini dalam memprediksi umur pompa akibat kavitasi
mengatakan bahwa dalam peristiwa kavitasi bagian yang paling parah terkena akibat
kavitasi tersebut adalah impeler dan prediksi umur pompa juga ditandai dengan
peningkatan amplitudu pompa.
Pompa sentrifugal bekerja karena ada pengaruh input daya yang kemudian dapat
menggerakkan sudu-sudu. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari
tengah impeler keluar melalui saluran sudu- sudu. Disini head tekanan zat cair menjadi
lebih tinggi. Demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena zat cair mengalami
percepatan. Zat cair yang keluar impeler ditampung oleh saluran berbentuk volut (spiral) di
keliling impeler disalurkan keluar pompa melalui nosel. Di dalam nosel ini sebagian head
kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan. Jadi impeler pompa berfungsi memberikan
kerja kepada zat cair sehingga energi yang dikandungnya bertambah besar. Selisih energi
per satuan berat atau head total zat cair antara flens isap dan flens.
Fenomena kavitasi terjadi apabila NPSH pada pompa inlet berada di bawah
tekanan penguapan fluidanya. Pada pompa sentrifugal, kavitasi terjadi apabila tekanan
NPSHA (net positive suction head available) mengalami penurunan di bawah NPSHR(net
positive suction head required).
3. Desain Eksprimen
Desain eksperimen ini adalah membuat instansi penggunaan pompa eksperimen
pada kondisi kavisati dan penambahaan variasi debit, variasi impeller (bopeng-bopeng)
sertavariasi jumlah sudu pada impeller terhadap perubahan respon getaran pompa
sentrifugasi.
Gambaran umum desain eksperimen tentang kavitasi dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat instalasi pengujian pompa serta penempatan alat ukur pada sisi isap dan sisi
tekan.
2. Mempersiapkan fluida air di tangki hisap sebagai bahan utama pengamatan serta
mengatur sistem keluar air agar tidak berpengaruh pada pola aliran yang dihisap.
3. Memvariasikan debit air dengan tujuh variasi debit berbeda.
4. Mengukur getaran pompa sisi vertikal ataupun horisontal, kemudian merekam besarnya
getaran.
5. Besarnya getaran yang ditimbulkan akibat kavitasi dapat dilihat pada layar monitor
Signal Analyser Unit, yang kemudian dapat dianalisa nilai angka kavitasi berada pada
frekuensi tertentu.
6. Hasil akhir dari pengukuran getaran dapat diplot, yang akan diperoleh grafik nilai
frekuensi antara lain : frekuensi putaran motor, frekuensi pompa tanpa beban aliran,
frekuensi pompa antara sebelum dan setelah terjadi kavitasi.
4. Pelaksanaan Eksperimen
Pelaksaan eksperimen ini dimulai dengan perakitan pompa sentrifugasi yang digunakan
sebagai indikasi awal bahwa pompa mengalami kavitasi (Jika terjadi penurunan tekanan
mulai muncul gelembung uap).
Langkah berikutnya adalah dengan penambahan parameter ukuran (manometer,
rotameter, termometer, dll). Dan mempersiapkan perangkat pengukur getaran untuk
mengurangi kebocoran diwaktu pelaksanaan eksperimen. Selanjutnya pemasangan
tranduser pada dinding pompa dipilih pada permukaan yang rata sehingga getaran dapat
terekam dengan baik. Pemasangan tranduser dipasang pasa sisi vertikal dan sisi horizontal.
Adapun proses pengambilan data sebagai berikut :
1. Memastikan bahwa seluruh saluran yang akan dilewati fluida telah terbuka, dengan
membuka penuh katup pada seluruh saluran sirkulasi.
2. Menghidupkan motor sekaligus mengatur putaran motor dengan menggunakan
perbandingan diameter.
3. Pengaturan tekanan di pipa tekan dilakukan dengan menutup secara pelahan-lahan.
4. Baca seluruh alat ukur yang tersedia sebagai hasil output. Pembacaan hasil debit dapat
dilakukan dengan membaca pada rotameter. Dan getaran direkam dengan tape recorder
yang kemudian ditampilkan berupa grafik.
5. Pengambilan data getaran yang direkam dicatat harga amplitudonya.
6. Hasil perekaman getaran dilakukan berulang-ulang dan disesuaikan dengan data yang
sudah dicatat dan di analisis.
7. Langkah berikutnya denga menutup secara perlahan-lahan katub isap dari tangki hisap
sampai didapatkan nilai kecepatan aliran dengan mengatur besarnya debit aliran sesuai
yang diharapkan.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengukuran respon sinyal (spektrum) getaran pada pompa dibagi menjadi
beberapa fase, antara lain fase inception cavitation, constans cavitation, maximum
cavitation dan choked cavitation. Agar dapat mendefinisikan kavitasi pompa pada tiap-tiap
fase pengukuran maka proses analisis memerlukan acuan. Parameter untuk menentukan
acuan adalah hasil pengukuran dari spektrum yang memiliki perbedaan secara umum
dengan hasil
pengukuran fase yang lain. Hasil perbandingan didapatkan bahwa fase inception
cavitation merupakan acuan pembanding terhadap hasil pengukuran yang lain. Perhitungan
frekuensi alami pada masingmasing input getaran juga perlu dilakukan untuk mengetahui
letak frekuensi imbalance dan dan karakteristik frekuensi aliran.
a. Analisi Hasil Spektrum Frekuensi
Pada awal penganalisaan data pada pompa sentrifugal perlu diperhatikan bahwa
berada pada satu kedudukan dengan motor dan dihubungkan dengan perantara pulley dan
belt maka untuk analisa awal diperlukan analisa getaran. Hasil pengukuran dengan respon
getaran didapatkan hasil berikut :
Pada gambar 10. menunjukkan adanya input getaran pada rentang 2000-4000 Hz
baik pada sisi vertikal maupun horizontal, dengan amplitudu tertinggi berada pada
frekuensi 3000 Hz, jika dibandingkan dengan gambar 9, maka terjadi peningkatan
frekuensi ditunjukkan dengan pergeseran letak puncak amplitudunya yaitu dari 2000 Hz
menjadi 3000 Hz, yang diduga kuat berasal frekuensi aliran.
b. Perhitungan Nilai NPSH Instalasi (yang tersedia)
Grafik hubungan nilai NPSHA terhadap debit aliran pada variasi katup hisap.
Untuk variasi hisap berbalik dengan variasi tekanan, jika dilihat dari grafik dapat
dijelaskan bahwa dengan pertambahan putaran motor nilai NPSH justru semakin turun
tetapi berpengaruh terhadap perubahan debit terhadap penurunan NPSHnya. Jadi faktor
yang dominan untuk menentukan kavitasi adalah peningkatan debit aliran atau kecepatan
alirannya.
Tabel 1. Hasil perhitungan dan pengukuran untuk putaran 2600 variasi tekan.
debit(GPM) V(m/dt) T Pvp(N/m2) ρ vp(N/m2) p in(N/m2)
p out(N/m2)
16 1.992852 28.2 3851.2 996.56 -
35907.84 14709.9
15 1.868299 28.25 3862 996.575 -31918.08
24516.5
14 1.743746 28.4 3894.4 996.62 -29258.24
29419.8
13 1.619192 28.5 3916 996.65 -26066.432
34323.1
11 1.370086 28.6 3937.6 996.68 -
21810.688 39226.4
H tot NPSH tsd kecspes σ Frek,terukur RMS accH Frek,terukur
RMSaccV
8.3393272 8.4807708 2104.7 1.016961 4.032 23.4 3904 2.63
8.5806829 8.5528313 1980.547 0.996754 4.084 22 3.904 2.2
8.4703361 8.6213791 1938.316 1.017832 4.112 18.3 3920 1.9
8.3316602 8.6850788 1898.897 1.042419 4.11 17.7 3904 1.58
7.8216402 8.8082215 1860.629 1.126135 4.213 7.35 3.856 1.37
c. Perbandingan spektrum pada hasil pengukuran dengan variasi debit
Dari hasil pengukuran dan perhitungan data awal yang kemudian diperoleh
bilangan kavitasi dan beberapa terhadap fungsi pengukuran yang lain.
Gambar 14. Spektrum frekuensi pompa pada 2600 rpm pada sisi horisontal
Dari gambar 14 rentang frekuensi pompa sisi harisontal dengan putaran 2600 rpm,
kavitasi pompa terdeteksi pada 3000-5000Hz. Rentang frekuensi yang diperoleh berada
pada 4000 Hz dengan debit aliran terkecil dan 4316 Hz pada debit 15 GPM.Besarnya
intensitas kavitasi pada sisi vertikal terukur lebih kecil dari pada pada saat pengukuran
posisi horisontal, ditandai dengan kenaikan amplitudo.Semakin banyak gelembung uap
yang muncul pada sisi discharge akan menunjukkan intensitas kavitasi pada pompa
meningkat dengan disertai suara bising.Hal ini memberikan gambaran secara jelas bahwa
diduga peningkatan frekuensi kavitasi terjadi karena putaran pompa yang semakin tinggi
dan secara empiris bahwa fase kavitasi pompa sentrifugal pada penelitian ini masih berada
pada daerah yang aman dari serangan fenomena kavitasi sehingga belum terjadi
peningkatan frekuensi secara signifikan.
6. KESIMPULAN
a. Peningkatan kecepatan pompa dankecepatan aliran mengakibatkan semakin
turunnya tekanan aliran disisi isap pompa. Intensitas kavitasi terukur pada respon
getaran dengan rentang frekuensi 3800–4500 Hz.
b. Perbandingan intensitas getaran yangtimbul pada sisi horisontal lebih tinggi
daripada sisi vertikal. Sehingga prediksi kerusakan terbesar akibat kavitasiadalah
bagian sisi muka impeler dan muka casing pompa.
c. Getaran karena imbalance terletak padafrekuensi yang lebih kecil dibanding
frekuensi pada kavitasi pompa.
d. Modifikasi pada kerusakan impeler ternyata mempengaruhi besarnya getaran pada
pompa. Frekuensi terukur yang sebelumya berada pada rentang 3800- menjadi
4300 Hz menurun yaitu frekuensi berada kurang dari 4000 Hz ditambah dengan
munculnya amplitudo pada frekuensi sekitar 1000 Hz yang muncul secara
kontinyu.
e. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa akibat erosi kavitasi
menyebabkan getaran pompa menjadi lebih besar, karena dengan erosi kavitasi
dapat memicu munculnya getaran-getaran baru yang berasal dari pengaruh
turbulensi yang besar.
B. Mesin Sentrifugasi
Komponen-komponen utama dalam mesin sentrifugasi adalah sebagai berikut :
(1). Impeller
Impeller merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk aliran
fluida yang sudah terpasang. Impeler biasanya terbuat dari perunggu,
polikarbonat, besi tuang atau stainless steel, namun bahan-bahan lain juga
digunakan. Sebagaimana kinerja pompa tergantung pada jenis impelernya, maka
penting untuk memilih rancangan yang cocok dan mendapatkan impeler dalam kondisi
yang baik. Jumlah impeler menentukan jumlah tahapan pompa. Pompa satu tahap
memiliki satu impeler dan sangat cocok untuk layanan head (=tekanan) rendah.
Pompa dua tahap memiliki dua impeler yang terpasang secara seri untuk layanan
head sedang. Pompa multi-tahap memiliki tiga impeler atau lebih terpasang seri
untuk layanan head yang tinggi. Impeler dapat digolongkan atas dasar:
1. Arah utama aliran dari sumbu putaran: aliran radial, aliran aksial, aliran
campuran
2. Jenis hisapan: hisapan tunggal dan hisapan ganda
3. Bentuk atau konstruksi mekanis
Macam-macam jenis impeller adalah sebagai berikut:
a. Impeller yang tertutup
Impeler yang tertutup memiliki baling-baling yang ditutupi oleh mantel
(penutup) pada kedua sisinya. Biasanya digunakan untuk pompa air, dimana
baling-baling seluruhnya mengurung air. Hal ini mencegah perpindahan air
dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan, yang akan mengurangi efisiensi
pompa. Dalam rangka untuk memisahkan ruang pembuangan dari ruang
penghisapan, diperlukan sebuah sambungan yang bergerak diantara impeler dan
wadah pompa. Penyambungan ini dilakukan oleh cincin yang dipasang diatas
bagian penutup impeler atau dibagian dalam permukaan silinder wadah pompa.
Kerugian dari impeler tertutup ini adalah resiko yang tinggi terhadap rintangan.
b. Impeler terbuka dan semi terbuka.
Memudahkan dalam pemeriksaan impeller. kemungkinan tersumbatnya
kecil. Akan tetapi utnuk menghindari terjadinya penyumbatan melalui
resirkulasi internal, volute atau back-plate pompa harus diatur secara manual
untuk mendapatkan setelan impeler yang benar.
c. Impeler pompa berpusar/vortex
Impeller ini cocok untuk bahan-bahan padat dan “berserabut” akan tetapi
pompa ini 50% kuran efisien dari rancangan yang konvensional.
(2). Kasing pompa
Fungsi utama kasing adalah menutup impeler pada penghisapan dan
pengiriman pada ujung dan sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada ujung
penghisapan dapat sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan pada ujung
pengiriman dapat dua puluh kali tekanan atmosfir pada pompa satu tahap.
Untuk pompa multi- tahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi. kasing
dirancang untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk menjamin batas
keamanan yang cukup. Fungsi kasing yang kedua adalah memberikan media
pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan impeler. Oleh karena itu
kasing pompa harus dirancang untuk:
o Memberikan kemudahan mengakses ke seluruh bagian pompa untuk
pemeriksaa, perawatan dan perbaikan.
o Membuat wadah anti bocor dengan memberikan kotak penjejal
o Menghubungkan pipa-pipa hisapan dan pengiriman ke flens secara langsung
o Mudah dipasang dengan mudah ke mesin penggerak (motor listrik) tanpa
kehilangan daya.
(3). Back Plate
Back plate terbuat dari logam dimana dengan kasing pompa membentuk kamar
cairan untuk fluida untuk dijadikan tekanan.
(4). Mechanical Seal
Koneksi antara batang motor shaft/pompa dan selubung pompa dilindungi oleh
suatu segel mekanik
(5). Shroud and Legs
Kebanyakan jenis pompa di coba dengan shourd dan legs yang dapat disetel.
Shroud dibatasi untuk meredam suara gaduh dan melindungi motor dari
kerusakan
(6). Pump Shaft
Kebanyakan pompa mempunyai batang potongan yang ditempatkan dibatang
motor untuk menggabungkan tekanan, menghapuskan penggunaan keyways.
Perakitan batang potongan dapat didesain secara sederhana, sekalipun begitu
masih menjamin pengarahan metode untuk mengurangi suara gaduh dan getaran.
Untuk pompa sentrifugal multi-stage panjang batang pompa akan berbeda
tergantung dari banyaknya pendorong yang digunakan.
Prinsip Kerja Mesin Sentrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai sebuah impeller (baling-baling) untuk
mengangkat zat cairan dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Daya
dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutarkan impeller di dalam zat
cair. Maka zat cair yang ada didalam impeller, oleh dorongan sudu-sudu dapat berputar.
Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller ke luar
melalui saluran diantara sudu-sudu. Disini head tekanan zat cair menjadi lebih
tinggi. Demikian pula head kecepatannya menjadi lebih tinggi karena mengalami
percepatan. Zat cair yang keluar melalui 5 impeller ditampung oleh saluran berbentuk
volut (spiral) dikelilingi impeller dan disalurkan keluar pompa melalui nosel.
Didalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan. Jadi
impeller pompa berfungsi memberikan kerja pada zat cair sehingga nergy yang
dikandungnya menjadi lebih besar. Selisih nergy per satuan berat atau head total zat cair
antara flens isap dan flens keluar disebut head total pompa. Dari uraian diatas jelas
bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah energy mekanik dalam bentuk kerja poros
menjadi enrgi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan perubahan head tekanan , head
kecepatan dan head potensial pada zat cair yang mengalir secara continue. Pada keliling
luar kipas, zat cair mengalir dalam rumah pompa dengan tekanan dan kecepatan
tertentu. Dalam rumah pompa ini zat cair disalurkan sedemikian rupa, sehingga
terdapat perubahan kecepatan ke dalam tekanan yang sempurna. Oleh karena ini,
kolom zat cair dalam saluran kempa digerakkan. Zat cair ini bergerak dalam aliran
yang tak terputus-putus dari saluran isap melalui pompa ke saluran kempa.
Sistem Proteksi Pompa Sentrifugal
Agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat prosedur proteksi standar yang
diterapkan pada pompa sentrifugal. Beberapa standar minimum paling tidak terdiri
dari:
1. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluaran pompa dilengkapi dengan check valve
yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah, searah dengan arah aliran keluaran
pompa.
2. Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch low, flow
switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang pada sistem pompa
untuk menghindari overload.
3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu kinerja dan
berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan untuk menghindari
vibrasi berlebihan ialah vibration switch dan vibration monitor.
4. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch high (PSH), flow
switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi dengan control valve dipasang
pada sistem pompa untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya
minimum flow.
5. Proteksi terhadap low NPSH available. Apabila pompa tidak memiliki NPSHa yang
cukup, aliran keluaran pompa tidak akan mengalir dan fluida terakumulasi dalam pompa.
Beberapa peralatan safety yang ditambahkan pada sistem pompa ialah level switch low
(LSL) dan pressure switch low (PSL).
Penggunaan Pompa Sentrifugal
Dalam kehidupan sehari-hari pompa sentrifugal banyak memberikan
berbagai manfaat besar bagi manusia, terutama pada bidang industri. Secara umum
pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat ke
tempat yang lainnya Berikut ini beberapa contoh lain pemanfaatan pompa sentrifugal,
diantaranya:
a) Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam
fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi
sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal.
b) Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
memeperlancar proses kerja di kapal.
c) Pompa sentrifugal WARMAN dirancang khusus untuk memompakan lumpur,
bahan kimia, dan semua larutan cair yang bercampur dengan partikel padat.
d) Pompa sentrifugal dan reciprocating RUHRUMPEN untuk berbagai jenis
aplikasi, seperti: industri proses, perkapalan, dock & lepas pantai, oil & gas
dan aplikasi umum lainnya.
Penggunaan Pompa Sentrifugal
Dalam kehidupan sehari-hari pompa sentrifugal banyak memberikan berbagai manfaat besar bagi manusia, terutama pada bidang industri. Secara umum pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat ke tempat yang lainnya Berikut ini beberapa contoh lain pemanfaatan pompa sentrifugal, diantaranya:
a) Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal.
b) Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk memeperlancar proses kerja di kapal.
c) Pompa sentrifugal WARMAN dirancang khusus untuk memompakan lumpur, bahan kimia, dan semua larutan cair yang bercampur dengan partikel padat.
d) Pompa sentrifugal dan reciprocating RUHRUMPEN untuk berbagai jenis aplikasi, seperti: industri proses, perkapalan, dock & lepas pantai, oil & gas dan aplikasi umum lainnya.
C. Aplikasi Mesin-mesin Sentrifugasi pada Perusahaan
Berikut merupakan contoh-contoh perusahaan yang menggunakan mesin
sentrifugasi pada proses produksi:
1. PT. Indo Murni Dairy Industry Pandaan, Pasuruan
PT. Indo Murni Dairy Industry (IMDI) merupakan perusahaan atau industry yang
bergerak pada pengolahan susu. Pada perusahaan ini, salah satu alat yang digunakan
untuk mendukung proses produksi adalah pompa sentrifugal yang berfungsi
memindahkan susu dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh perputaran baling-
baling. Jenis proses produksi yang dilakukan di PT. IMDI adalah proses produksi terus-
menerus (Continuous process), yaitu berdasarkan urutan proses produksinya dan sistem
penyusunan alat berdasarkan atas pengerjaannya. Proses sentrifugasi terjadi pada proses
penyaringan setelah susu mengalami standarisasi. Penyaringan ini ditujukan untuk
memisahkan susu dari kotoran atau benda asing yang tidak dikehendaki. Susu yang
telah disaring selanjutnya akan mengalami proses pasteurisasi dan homogenisasi.
2. PTP Nusantara XI (Persero) PG.Pradjekan Bondowoso
Pada perusahaan PTP Nusantara XI (Persero) PG.Pradjekan Bondowoso, salah
satu alat yang digunakan pada proses produksi adalah sentrifuge. Alat tersebut
berfungsi untuk memisahkan Kristal gula dengan larutannya. Alat sentrifuge ini
digunakan pada tahap stasiun putaran pada tahap produksi. Sistem putaran yang
digunakan adalah dua jenis putaran yang berbeda yaitu HGC (High Grade Centrifuge)
yang memiliki sistem discontinue dan LGC (Low Grade Centrifuge) dengan sistem
continue.
3. PT PG. Kebon Agung Malang
Dalam pembuatan gula pada pabrik ini dilakukan beberapa tahap dan banyak
menggunakan alat- alat untuk membantu pada proses pembuatannya. Misalnya pada
proses stasiun pemutaran menggunakan alat sebagai berikut:
Continue Centrifugal atau High Grade Centrifuge yang berguna untuk memisahkan
kristal gula dengan stroopnya secara terus menerus.
Discontinue Centrifugal yang berguna untuk memisahkan kristal gula dengan
stroopnya secara terus menerus.
Pada proses pemutaran mempunyai fungsi untuk memisahkan kristal gula dari
larutannya atau sirupnya sehingga diperoleh kristal gula. Kristal ini disaring melalui alat
penyaring yang berputar dengan kecepatan tertentu untuk memindahkan antara bentuk
kristal SHS, larutan gula dan tetes. Larutan gula diolah kembali untuk membentuk
kristal SHS, disaring lebih lanjut dan didinginkan di talang goyang, sedangkan tetes
yang merupakan hasil samping melalui pipa masuk ke tangki tetes.
DAFTAR PUSTAKA
Haikal, M. Irvan. 2013. Laporan Praktek Kerja Lapang: Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Produksi Gula pada PTP Nusantara XI (Persero) PG. Pradjekan Bondowoso.
Malang: Universitas Brawijaya
Hermansyah, Dhany. 2006. Laporan Praktek Kerja Lapang: Manajemen Tenaga Kerja di
PT PG. Kebon Agung Malang. Malang: Universitas Brawijaya
Suwanah. 2003. Laporan Praktek Kerja Lapang: Pengendalian Mutu Susu Supplier dengan
Cappucino Test di PT. Indo Murni Dairy Industry (IMDI) Pandaan – Pasuruan.
Malang: Universitas Brawijaya
Wijianto dan Marwan E. 2010. Aplikasi Respons Getaran untuk Menganalisis Fenomena
Kavitasi Pada Instalasi Pompa Sentrifugal. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi,
Vol. 11, No. 2, (191 – 206).
Daftar Pustaka Dari Internet :
Wordpress. 2013. Sejarah dan Perkembangan Pompa Sentrifugal. Diakses pada tanggal 24 Juni 2014 pukul 11.30 http://pacotekindoservice.wordpress.com/2013/06/14/sejarah-dan-perkembangan-pompa-sentrifugal/