Post on 21-Aug-2015
BIROKRASI MENURUT MAX WEBER
Kelompok 5
o Ilham Candra
o Ika Sri Wardani
o Afifah Dhaniyah
o Winny Aditiya Dewi
o Nanda Sakinah
o Desita Ayu
o Event Simbolon
.
BIROKRASI MENURUT MAX
WEBER
.
• Birokrasi itu berasal dari kata "Bureaucratie" yang berasal dari
bahasa Perancis, terdiri dari kata "Bureau" yang artinya Meja Tulis
dan "Cratein" yang artinya Kekuasaan.
• Jadi secara terminologi Birokrasi adalah kekuasaan berada pada
orang-orang di belakang meja atau kekuasaan yang dijalankan
oleh para pejabat / Birokrat. Pejabat atau birokrat disini adalah
orang-orang yang menjalankan tugas dan wewenang sesuai
dengan aturan didalam organisasi.
Birokrasi
Birokrasi Menurut Max Weber
Weber memusatkan perhatian pada pertanyaan, “Mengapa orang
merasa wajib untuk mematuhi perintah ?”
Fokus ini merupakan salah satu bagian dari penekanan Weber
terhadap organisasi kemasyarakatan sebagai keseluruhan dan
peranan negara pada khususnya.
Ia mengatakan bahwa kepercayaan bawahan terhadap legitimasi
akan menghasilkan kestabilan pola kepatuhan dan perbedaan
sumber perintah dalam sistem organisasi.
Tiga Tipe Ideal dari Otoritas Menurut Max Weber:
1. Otoritas Tradisional
Otoritas tradisional meletakkan dasar-dasar legitimasi pada pola pengawasan
sebagaimana di berlakukan dimasa lampau dan yang kini masih berlaku.
2. Otoritas Kharismatik
Otoritas ini timbul karena terjadi penghambaan pada individu yang memiliki
hal-hal yang tidak biasa. Individu yang dipatuhi tersebut misalnya mempunyai
sikap heroik, ciri dan sifat pribadi lainnya yang amat menonjol. Pemimpin seperti
selalu dipatuhi oleh para pengikutnya yang dipandang dapat memimpin kearah
pencapaian tujuan. Para pengikut mematuhinya, karena penghambaan diri, bukan
karena hukum yang memaksa untuk patuh.
Lanjutan..
3. Otoritas Legal-Rasional
Otoritas ini didasarkan atas aturan yang bersifat
tidak pribadi impersonal yang ditetapkan secara legal.
Kesetiaan atau kepatuhan adalah manakala seseorang
melaksanakan otoritas kantornya hanya dengan loyalitas
formal dan pimpinannya dan hanya dalam jangkauan
otoritas kantornya. Otoritas legal-raisonal memang
didasarkan atas aturan-aturan yang pasti. Aturan bisa
saja terdapat perubahan untuk dapat mengikuti
perubahan yang terjadi didalam lingkungannya secara
sistematis, dan mengandung perkiraan masa
mendatang.
8 Karakteristik Struktural Organisasi Birokrasi Menurut Weber:
1. Aturan-aturan yang disahkan, regulasi, dan prosedur yang distandarkan dan arah
tindakan anggota organisasi dalam pencapaian tugas organisasi. Weber
menggambarkan pengembangan rangkaian kaidah dan panduan spesifik untuk
merencanakan tugas dan aktivitas organisasi.
2. Spesialisasi peran anggota organisasi memberikan peluang kepada divisi pekerja
untuk menyederhanakan aktivitas pekerja dalam menyelesaikan tugas yang rumit.
3. Hirarki otoritas organisasi formal dan legitimasi peran kekuasaan anggota
organisasi didasarkan pada keahlian pemegang jabatan secara individu,
membantu mengarahkan hubungan intra personal di antara anggota organisasi
guna menyelesaikan tugas-tugas organisasi.
Lanjutan..
4. Pekerjaan personil berkualitas didasarkan pada kemampuan teknik yang dimiliki dan kemampuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan.
5. Mampu tukar personil dalam peran organisasi yang memungkinkan aktivitas organisasi dapat diselesaikan oleh individu yang berbeda. Mampu tukar ini menekankan pentingnya tugas organisasi yang relatif untuk dibandingkan dengan anggota organisasi tertentu yang melaksanakan tugasnya-tugasnya.
6. Impersonality dan profesionalisme dalam hubungan intra personil di antara anggota organisasi mengarahkan individu ke dalam kinerja tugas organisasi. Menurut prinsipnya, anggota organisasi harus berkonsentrasi pada tujuan organisasi dan mengutamakan tujuan dan kebutuhan sendiri.
Lanjutan 7. Uraian tugas yang terperinci harus diberikan kepada semua anggota organisasi.
Pekerja harus mempunyai pemahaman yang jelas tentang keinginan
perusahaan dari kinerja yang mereka lakukan.
8. Rasionalitas dan predictability dalam aktivitas organisasi dan pencapaian
tujuan organisasi membantu meningkatkan stabilitas organisasi. Menurut
prinsip dasarnya, organisasi harus dijalankan dengan kaidah dan panduan
pemangkasan yang logis dan bisa diprediksikan.
Menurut Weber, jika kedelapan karakteristik di atas diaplikasikan ke dalam
Birokrasi maka Birokrasi tersebut dapat dikatakan legal-rasional. Legal oleh sebab
tunduk pada aturan-aturan tertulis dan dapat disimak oleh siapa pun juga. Rasional
artinya dapat dipahami, dipelajari, dan jelas penjelasan sebab-akibatnya.
Ciri-ciri Birokrasi Menurut Max Weber:
1. Jabatan administratif yang terorganisasi/tersusun secara hirarkis.
2. Setiap jabatan mempunyai wilayah kompetensinya sendiri.
3. Pegawai negeri ditentukan, tidak dipilih, berdasarkan pada kualifikasi teknik
yang ditunjukan dengan ijazah atau ujian.
4. Pegawai negeri menerima gaji tetap sesuai dengan pangkat atau kedudukannya.
5. Pekerjaan merupakan karir yang terbatas, atau pada pokoknya, pekerjaannya
sebagai pegawai negeri.
6. Para pejabat tidak memiliki kantor sendiri.
7. Para pejabat sebagai subjek untuk mengontrol dan mendisiplinkan.
8. Promosi didasarkan pada pertimbangan kemampuan yang melebihi rata-rata.
Batasan Kekuasaan MenurutMax Weber:
• Kolegialitas
Suatu prinsip pelibatan orang lain dalam pengambilan suatu
keputusan. Weber mengakui bahwa dalam birokrasi, satu atasan
mengambil satu keputusan sendiri. Namun, prinsip kolegialitas
dapat saja diterapkan guna mencegah korupsi kekuasaan.
• Pemisahan Kekuasaan
Pembagian tanggung jawab terhadap fungsi yang sama antara dua
badan atau lebih. Misalnya, untuk menyepakati anggaran negara,
perlu keputusan bersama antara badan DPR dan Presiden.
Lanjutan..
• Administrasi Amatir
yaitu dibutuhkan tatkala pemerintah tidak mampu membayar orang-
orang untuk mengerjakan tugas birokrasi. Misalnya, tatkala KPU
(birokrasi negara Indonesia) “kerepotan” menghitung surat suara bagi
tiap TPS.
• Demokrasi Langsung
adalah berguna dalam membuat orang bertanggungjawab kepada suatu
majelis. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia, meski merupakan prerogatif
Presiden guna mengangkatnya, terlebih dahulu harus di-fit and proper-
test oleh DPR. Ini berguna agar Gubernur BI yang diangkat merasa
bertanggung jawab kepada rakyat secara keseluruhan.
Lanjutan..
• Representasi
adalah seorang pejabat yang diangkat mewakili para pemilihnya. Dalam
kinerja birokrasi, partai-partai politik dapat diandalkan dalam mengawasi
kinerja pejabat dan staf birokrasi. Ini akibat pengertian tak langsung
bahwa anggota DPR dari partai politik mewakili rakyat pemilih mereka.
Dalam pandangan Weber, jika suatu organisasi memiliki dasar-dasar
berupa prinsip-prinsip sebagaimana dikemukakan tersebut di atas, maka
organisasi tersebut akan dapat mengatasi ketidakefisienan dan
ketidakpraktisan yang sangat tipikal yang ditemukan pada banyak
organisasi pada masa itu
Kelebihan Birokrasi Weber1. Agar Fokus, Birokrasi harus dicerna sebagai satu fenomena sosiologis.
Dan birokrasi sebaiknya dipandang sebagai buah dari proses
rasionalisasi.
2. Birokrasi adalah salah satu bentuk dari organisasi, yang diangkat atas
dasar alasan keunggulan teknis, di mana organisasi tersebut
memerlukan koordinasi yang ketat, karena melibatkan begitu banyak
orang dengan keahlian-keahlian yang sangat bercorak ragam.
3. Ada tiga kecenderungan dalam merumuskan atau mendefinisikan
birokrasi, yakni: pendekatan struktural, pendekatan behavioral (perilaku)
dan pendekatan pencapaian tujuan dari Max Weber
Kelemahan Birokrasi Weberian:
1. Penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara
fungsional
2. Terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan
hirarki
3. Kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan
organisasi
4. Berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasi
5. Hierarki otoritas yang formal cenderung kaku.
.
TERIMA KASIH