Post on 01-Feb-2016
description
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : UPTD Saigon Kec. Pontianak TimurNo Berkas : 01No. Rekam Medis : Pasien ke- : 1Data Administrasi Tanggal : Senin, 9 Februari 2015Diisi oleh : Peni
Pasien KeteranganNama Ny. MwUmur/Tanggal Lahir 42 (18-10-1972)Alamat Perum IV, Gg.
Semandang 2 No. 36 RT/RW 004/009 Kel. Saigon
Jenis Kelamin PerempuanAgama IslamPendidikan SD Pekerjaan Ibu Rumah TanggaStatus Perkawinan MenikahKedatangan yang ke: I
Rujukan dari klinik / dokter lain /datang sendiriKegawatan / tenangKunjungan pertama kali / kontrol / rutinSendiri / diantar oleh Tetangga
Telah diobati sebelumnya
Ya / Tidak Diagnosis sebelumnya : DMObat yang telah diminum : Glibenclamid 1x1
Alergi obat Ya / Tidak Bila ya, macam obatnya:Sistem Pembayaran Bayar sendiri / asuransi /
jamkeskin/ BPJS
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
Data Pelayanan
Anamnesis (subjektif)
(dilakukan secara; alloanamnesis / autoanamnesis dengan pasien)
A. Alasan kedatangan / keluhan utama (termasuk keluhan yang masih dirasakan
pada kunjungan ulangan, harapan kekhawatiran, persepsi pasien mengenai
keluhan / pemyakit):
Nyeri perut
B. Keluhan lain / tambahan
Mual, perut kembung, cepat merasa kenyang, , sering merasa haus, sering
merasa lapar dan sering BAK pada malam hari.
C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang
(uraikan sejak timbul hingga berkembangnya penyakit, obat-obatan yang
telah diminum, pelayanan kesehatan yang telah diperoleh termasuk sikap
dan perilaku pasien, keluarga, lingkungan terhadap masalah yang ada)
± 12 tahun yang lalu, OS mengeluh nyeri perut, nyeri dirasakan di daerah
perut bagian atas, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, nyeri
disertai rasa mual, dan perut kembung. Keluhan tersebut diperberat ketika
selesai makan. OS berobat ke dokter di Rumah Sakit Arab Saudi,
dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan hasil GDP 180 mg/dl,
sehingga didiagnosis n kencing manis. Menurut dokter disana keluhan
yang dirasakn pasien merupakan akibat dari kadar gulanya yang tinggi. OS
diberi obat untuk menurunkan kadar gula darahnya, namun OS tidak
melanjutkan pengobatan setelah obatnya habis.
± 4 tahun yang lalu, OS mengeluh mudah lelah dan lemas. nyeri perut, mual
dan perut kembung kadang-kadang masih dirasakan, OS juga masih sering
merasa lapar, sering haus dan sering BAK (> 4/malam hari), walaupun
sering lapar namun setiap kali makan OS cepat merasa kenyang,
penurunan berat badan (-). OS berobat ke dokter praktek di Pontianak,
dilakukan pemeriks aan darah, didapatkan hasil GDS : > 500 mg/dl. Oleh
dokter, diberikan 1 macam obat (glibenclamid) yang diminum 1x/hari dan
metformin yang diminum 2x/hari. OS disarankan berobat teratur serta
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
harus melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur. Semenjak itu,
pasien rutin kontrol penyakit kencing manisnya ke dokter.
± sejak 1 minggu yang lalu, OS mengeluh nyeri perut. Nyeri dirasakan di
perut bagian atas, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan setiap saat,
nyeri diperberat oleh makan, nyeri disertai rasa mual dan perut kembung.,
kadang-kadang disertai.muntah, walaupun cepat merasa kenyang namun
pasien tetap sering merasa lapar. rasa panas di dada (-), demam (-), BAB
(+) warna kuning, BAK (+) lancar, warna kuning jernih, > 4x/malam.
Penglihatan kabur (-), kaki kesemutan (-).
D. Riwayat penyakit keluarga
(uraikan penyakit yang ada pada keluarga baik yang sama, berbeda, maupun
yang tidak berhubungan dengan masalah yang ada saat ini, termasuk
bagaimana cara anggota keluarga tersebut menghadapinya)
Ibu pasien menderita penyakit asma, riwayat penyakit ayah pasien tidak
diketahui. Saudara perempuan pertama OS menderita penyakit diabetes
melitus dan asma. Saudara laki-laki kedua OS menderita penyakit tekanan
darah tinggi. Kedua kakaknya tersebut berobat secara teratur.
± 10 tahun lalu, saudara laki-laki ketiga pasien meninggal dunia karena sakit.
Penyakit kakaknya tersebut tidak diketahui dengan jelas karena tidak pernah
dibawa berobat ke sarana kesehatan.
E. Riwayat penyakit dahulu
(baik yang sama maupun yang berbeda dengan penyakit sekarang, riwayat
pengobatan dan pelayanan kesehatan yang pernah diperoleh termasuk
pencegahan spesifik yang telah diterima
Riwayat maag, riwayat darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, asam
urat tinggi, dan asma disangkal
F. Riwayat kebiasaan
Merokok (-), Minum kopi (-), minum teh(+) kadang-kadang, Alkohol (-),
tidak pernah berolahraga, makan ±4-5x/hari
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
G. Riwayat Sosial Ekonomi
OS adalah ibu rumah tangga, suami OS bekerja wiraswasta sebagai peternak
bibit ikan, pasien adalah istri kedua. Hubungan OS dengan istri pertama dan
tetangga sekitar rumah baik. Pendapatan keluarga dianggap cukup.
Pengobatan pasien ditanggung oleh pasien sendiri.
Pemeriksaan Fisik (objektif)
A. Keadaan Umum d an Tanda-Tanda Vital Termasuk Status Gizi
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Suhu : 36,2 C
Tekanan darah : 110/80 mmHg Berat Badan : 68,5 Kg
Frek. Nadi : 84x/menit Tinggi Badan :155cm
Frek. Nafas : 20x/menit Status Gizi :28,5(overweight)
B. Status Generalis
Kulit : warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
THT : deviasi septum (-), sekret (-), darah (-)
Paru
Inspeksi : statis : simetris, dinamis : simetrisPalpasi : FT simetrisPerkusi : Sonor di seluruh lapang paruAuskultasi : SND vesikuler, Ronki (-/-), Wheezing (-)Jantung
Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat Palpasi : ictus kordis teraba di SIC 5 linea midclavicula sinistraPerkusi : apeks : SIC 5 linea midclavicula sinistra
Batas kanan : SIC 3 linea parasternal dekstra Auskultasi : BJ I/II tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)Abdomen
Inspeksi : buncit, venektasi (-)Auskultasi : BU (+) 5x/menit, bruit (-), borborigmi (-)Palpasi : soepel, NT (+) di epigastrium, hepar-lien tidak terabaPerkusi : timpani di seluruh kuadran, shifting dullness (-)Punggung : deformitas (-), nyeri ketok CVA (-/-)
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
Ekstremitas: CRT < 2’, clubbing finger (-), ulkus (-), pulsasi a. dorsalis pedis dekstra dan sinistra (+)
Status neurologis : refleks fisiologis ¿, refleks patologis (-/-)
Motorik : 5 555 55 555 555 55 55
Sensibilitas terhadap raba, nyeri dan suhu ¿
C. Status Lokalis dan Pemeriksaan Penunjang
Status lokalis: Abdomen Inspeksi: buncit, venektasi (-)Auskultasi: BU (+) 5x/menit, bruit (-), borborigmi (-)Palpasi : soepel, NT (+) di epigastrium, hepar-lien tidak terabaPerkus: timpani di seluruh kuadran, shifting dullness (-)
Pemeriksaan Penunjang: GDS: 264 mg/dl
Sketsa Anatomis dan Patologis:
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
Pengkajian Masalah Kesehatan Pasien
Susunlah kerangka konseptual yang menggambarkan adanya kaitan antara
temuan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, masalah adanya faktor internal
dan eksternal pada pasien yang mempengaruhi penyakit dan merupakan alasan
untuk pembinaan keluarga dan kunjungan rumah
Faktor internal :Usiagenetik
Faktor eksternal Kebiasaan makanAktivitas fisik
Keluhan:Nyeri ulu hati disertai mualCepat merasa laparSering merasa hausSering BAK pada malam hari, > 4x/malam
Pemeriksaan Fisik:Abdomen Inspeksi: buncit, venektasi (-)Auskultasi: BU (+) 5x/menit, bruit (-), borborigmi (-)Palpasi : soepel, NT (+) di epigastrium, hepar-lien tidak terabaPerkusi: timpani di seluruh kuadran, shifting dullness (-)
Diagnosis:Gastroparesis Diabetik +
DM tipe 2
Tata Laksana:Non medikamentosa: Memberikan inforasi mengenai Diabetes Melitus, mulai dari penyebab, faktor risiko, gejala,
pencegahan, dan komplikasi. Edukasi tentang pentingnya berolahraga teratur, minimal 3-4 x/hari selama ± 30 menit Selalu menggunakan alas kaki yang lembut dan tidak lembab Selalu gunakan alas kaki saat beraktifitas fisik di luar rumah Makan teratur dengan memperhatikan 3J (jumlah, jam , jenis) Kotrol gula darah setiap bulan Menyarankan untuk menurunkan berat badan sesuai berat badan ideal
Medikamentosa : Domperidone 2 x 10 mg Glibenclamid 1 x 5 mg P.C Metformin 3 x 500 mg
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
Diagnostik Holistik ( assessment)
Aspek personal (alasan kedatangan, harapan, dan kekhawatiran)
Pasien datang ke UPTD Saigon untuk mendapatkan pengobatan nyeri
perutnya. OS berharap dapat sembuh sehingga dapat beraktivitas seperti biasa
lagi. OS juga khawatir komplikasi yang dapat terjadi karena penyakitnya,
seperti ulkus diabetik.
Aspek klinik (diagnosis kerja / diagnosis banding dan diagnosis okupasi (bila
ada) cantumkan kode penyakit menurut ICPC-2 pada setiap masalah,
termasuk analisis lingkungan)
Gastroparesis Diabetik(D87)
DM tipe 2(T90)
Overweight (T83)
Aspek resiko internal (merupakan faktor-faktor internal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien)
Faktor usia dan genetik
Aspek resiko eksternal (merupakan faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Kebiasaan makan dan aktivitas fisik
Aspek psikososial keluarga (merupakan faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi masalah kesehatan pasien):
Os adalah istri kedua, pernikahan ini disetujui istri pertama karena pernikahan
mereka tidak dikaruniai keturunan. Hubungan os dengan istri pertama baik.
Keluarga ini jarang berkumpul bersama karena suami bekerja diluar kota dan
suami pasien terkadang pulang ke rumah istri pertama di sintang. Keluarga ini
berkumpul hanya ± 2 minggu/bulan. saat tidak berada di rumah, suaminya
selalu menelpon OS dan anaknya ± 6x/hari.
Derajat fungsional : 1 / 2 / 3 / 4 / 5
Rencana Penatalaksanaan Pasien ( planning )
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
No Kegiatan sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Keterangan
1. Aspek personal Menjelaskan kepada
OS bahwa diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang tidak bisa sembuh namun dapat dikontrol untuk mengurangi gejala dan mencegah terjadinya kompilkasi
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa penyakit pasien tidak menular, namun anak dengan orangtua DM memiliki faktor risiko untuk memiliki penyakit yang sama lebih besar jika dibandingkan dengan orangtua tanpa DM
Pasien
Pasien Dan suami
Kunjungan I
Kunjungan I
OS mengerti mengenai panyakit kencing manis yang dialami, meliputi, penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala, pengobatan serta komplikasi DM
pasien dan suami dapat mengerti mengenai faktor risiko penyakit DM dan dapat melakukan pencegahan sejak dini
No Kegiatan sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Keterangan
2. Aspek klinik Memberitahu pasien
agar minum obat secara teratur
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga dengan minum obat teratur dapat mengurangi
Pasien
Pasien dan suami
Setiap kunjungan rumah
Pasien minum obat teratur
GDS terkontrol < 200 g/dl
Berat badan pasien dapat turun perlahan ke berat badan idealnya
BB ideal
pasien :
49.5 Kg -
60.5 Kg
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
terjadinya komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit pasien
Meganjurkan pasien untuk menurunkan berat badannya
Pasien
3. Aspek resiko internal Menganjurkan
pasien untuk menjaga pola makan teratur dengan pola 3J(jam,jumlah,jenis)
Menganjurkan pasien untuk berolah raga fisik minimal 3-4 x/seminggu selama ± 30 menit
Mengajurkan pasien untuk selalu menggunakan alas kaki ketika hendak melakukan aktivitas fisik di luar rumah seperti jalan santai.
Pasien
Pasien
Pasien
Setiap kunjungan rumah
Setiap kunjungan rumah
Kunjungan I
Pasien dapat menerapkan pola makan 3 J
Pasien rutin melakukan olahraga setiap hari
Pasien dapat selalu menggunakan alas kaki sehingga dapat menghindari terjadinya luka yang sukar sembuh
4. Aspek psikososial keluarga dan lingkungan
Mejelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa penyakit pasien memerlukan
Pasien dan suami
Setiap kunjungan
Kelurga (suami) mengerti dan mau memotivasi pasien untuk pengobatan pasien
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
dukungan keluarga dalam proses pengobatan
Persetujuan I: Dokter PJ klinik
dr. insanul kamilah
Tindak Lanjut dan Hasil Intervensi
Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistik dan rencana lanjutan
Kedatangan pertamasenin, 9 Februari 2015S : nyeri ulu hati (+), perut kembung
(+),BAK sering (> 4 x/malam hari, sering merasa lapar
O : TD : 120/70 mmHg HR : 82x/menit, kuat angkat,
regular RR : 18x/menit Abdomen: Nyeri tekan epigastrium
GDS : 264 g/dlP : gastroparesis Diabetik + DM tipe
2
Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya:Intervensi :Non farmakologis : Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakit
yang pasien alami. Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang pasien
alami merupakan penyakit yang menahun dan butuh pengobatan terus menerus.
Memberikan motivasi kepada pasien agar berobat dan melakukan pengecekan gula darah secara teratur setiap bulan.
Menganjurkan pasien untuk menerapkan pola makan 3J (jumlah, jenis dan jam) sesuai kebutuhan kalori harian.
Menganjurkan pasien untuk berolahraga teratur setiap hari, minimal seminggu 3-4 kali selama ± 30 menit. olahraga yang disarankan seperti jalan santai, jogging ataupun bersepeda.
Menganjurkan pasien untuk menurunkan berat badan perlahan sesuai berat badan ideal.
Farmakologis : Glibenclamid 1 x 5 mg p.c Metformin 3 x 500 mg Domperidone 2 x 10 mg
Rencana lanjutan :Mengevaluasi hasil intervensi pada kunjungan pertama
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
Melakukan intervensi pada hasil evaluasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan
Tindak lanjut Irabu, 11 Februari 2015S : nyeri ulu hati (+) berkurang, perut
kembung (+) berkurang, BAK sering (> 4 x/malam hari, sering merasa lapar
O : TD : 110/70 mmHg HR : 86x/menit, kuat angkat,
regular RR : 18x/menit Abdomen: Nyeri tekan epigastrium(-)
GDS : 187 g/dlP : gastroparesis Diabetik + DM tipe 2
Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya:Evaluasi : Pasien mau melakukan pemeriksaan gula darah di sarana
kesehatan terdekat. Pasien minum obat secara teratur Pasien mengatur pola makannya sesuai kebutuhan kalori
harian Pasien melakukan senam aerobik setiap hariIntervensi :Non farmakologis : Mengurangi makanan yang manis-manis dan berlemak. Menganjurkan untuk menggunakan alas kaki yang lembut
dan menghindari alas kaki yang dapat membuat kaki luka Mengingatkan pasien untuk mengatur pola makan dan
berolahraga teratur Mengingatkan pasien untuk minum obat secara teratur
Farmakologis : Glibenclamid 1 x 5 mg p.c Metformin 3 x 500 mg Domperidone 2 x 10 mg
Rencana lanjutan :Mengevaluasi hasil intervensi pada kunjungan keduaMelakukan intervensi pada hasil evaluasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan
Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistik dan rencana lanjutan
Tindak lanjut IIminggu, 15 Februari 2015S : nyeri ulu hati (+) berkurang, perut
kembung (+), BAK sering (> 4 x/malam hari, sering merasa lapar
O : TD : 110/80 mmHg HR : 86x/menit, kuat angkat,
regular RR : 20x/menit Abdomen: Nyeri tekan epigastrium
GDP : 248 g/dlP : gastroparesis Diabetik + DM tipe 2
Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya:Evaluasi : Pasien tidak menggunakan gula pada air teh yang setiap
pagi dikonsumsi oleh pasien Pasien sering merasa lapar sehingga pasien makan
melebihi kalori hariannya Pasien sudah mengganti alas kakinya dengan bahan yang
lebih lembut pasien melakukan senam aerobik dan terkadang jogging
pagi bersama anaknyaIntervensi :Non farmakologis : mengingatkan pasien mengenai komplikasi penyakit DM
apabila gula darahnya tidak terkontrol mengingatkan pasien untuk mengatur pola makan sesuai
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
kebutuhan kalori harian mengingatkan psien untuk minum obat dan berolahraga
teratur
Farmakologis : Glibenclamid 1 x 5 mg p.c Metformin 3 x 500 mg Domperidone 2 x 10 mg
Rencan a lanjutan : Mengevaluasi hasil intervensi pada kunjungan ketiga Melakukan intervensi pada hasil evaluasi yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan
Tindak lanjut IIIKamis, 19 Februari 2015S : nyeri ulu hati (-) berkurang, perut
kembung (+) berkurang, BAK sering (> 4 x/malam hari, sering merasa lapar
O : TD : 120/70 mmHg HR : 82x/menit, kuat angkat,
regular RR : 18x/menit Abdomen: Nyeri tekan epigastrium(-)
GDP : 170 g/dlP : gastroparesis Diabetik + DM tipe 2
Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya:Evaluasi :
Pasien masih makan melebihi jumlah kebutuhan kalori hariannya
Pasien minum obat dan berolahraga (jogging pagi) setiap hari
Intervensi :Non farmakologis : Mengingatkan pasien untuk mengatur pola makan sesuai
jumlah kebutuhan kalori harian untuk menghindari naiknya gula darah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi.
Mengajarkan dan memberikan poster mengenai diet diabetes melitus
Mengingatkan paien untuk minum obat dan berolahraga secara teratur
Farmakologis : Glibenclamid 1 x 5 mg p.c Metformin 3 x 500 mg Domperidone 2 x 10 mg
Rencana lanjutan: Mengevaluasi hasil intervensi pada kunjungan
keempat Melakukan intervensi pada hasil evaluasi yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan
Tindak lanjut IVRabu , 25 Februari 2015S : nyeri ulu hati (-), perut kembung
(-), BAK sering (> 4 x/malam
Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya:Evaluasi : Pasien makan sesuai jumlah kebutuhan kalori harian Pasien teratur minum obat dan berolahraga
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
hari, sering merasa laparO : TD : 120/70 mmHg HR : 82x/menit, kuat angkat,
regular RR : 18x/menit GDS : 216 g/dlP : gastroparesis Diabetik + DM tipe 2
Intervensi :Non farmakologis : Mengingatkan pasien untuk mengatur pola makan sesuai
jumlah kebutuhan kalori harian dan menggunakan poster yang diberikan untuk menjadi panduan diet DM pasien
Mengingatkan paien untuk minum obat dan berolahraga secara teratur
Farmakologis : Glibenclamid 1 x 5 mg p.c Metformin 3 x 500 mg
Rencana lanjutan: Mengevaluasi hasil intervensi pada kunjungan keempat Melakukan intervensi pada hasil evaluasi yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan
Persetujuan II: Dokter PJ klinik
dr. insanul kamilah
Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien dalam Binaan Pertama(Keadaan kesehatan pasien pada saat berakhirnya pembinaan pertama, faktor-faktor pendukung dan penghambat kesembuhan pasien, indikator keberhasilan, serta rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya)
Diagnosis holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
Pasien optimis dapat mengontrol gula darahnya dengan minum obat secara
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
BERKAS PASIEN
teratur sehingga dapat menghindari komplikasi dan mengurangi keluhan yang dirasakannya.
Aspek klinis : gastroparesis diabetik
Diabetes melitus tipe 2
Overweight
Aspek risiko internal : pasien berusaha mengatur pola makan, minum obat dan berolahraga secara teratur
Aspek psikososial : keluarga (suami) mendukung pengobatan pasien dengan selalu mengingaatkan pasien untuk mengatur pola makan, minum obat dan berolahraga secara teratur
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
Pasien mau menerima saran dan mau berusaha untuk melakukan saran dari
pembina
Pasien mengerti akan penyakitnya, hal ini terlihat dari keteraturan pasien
minum obat dan olahraga, pasien juga mau berusaha untuk menaturr pola
makan sesuai kebutuhan kalori hariannya.
Keluarga pasien (suami) mau mengawasi dan mendukung pasien untuk minum
obat,mengatur pola makan dan mengingatkan untuk berolahraga teratur
Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan pasien
Pasien terkadang masih makan melebihi jumlah kebutuhan kalori harian
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya
Menganjurkan pasien untuk dapat meneruskan hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian penyakit pasien yang telah berjalan dengan cukup baik
Menganjurkan pasien untuk dapat melakukan pola diet sesuai kebutuhan kalori harian dengan bantuan poster yang diberikan agar gula darahnya dapat dikontrol sehingga mengurangi risiko terjadinya komplikasi